• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL KAOLIN DAN SUHU ADSORPSI SEBAGAI PEMUCAT MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMASI UKURAN PARTIKEL KAOLIN DAN SUHU ADSORPSI SEBAGAI PEMUCAT MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL KAOLIN DAN SUHU ADSORPSI

SEBAGAI PEMUCAT MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO)

Oleh :

Randi Putra

NIM 4103210031

Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL KAOLIN DAN SUHU ADSORPSI SEBAGAI

PEMUCAT MINYAK KELAPA SAWIT MENTAH (CPO)

Randi Putra (NIM 4103210031)

ABSTRAK

Optimasi ukuran partikel kaolin dan suhu adsorpsi sebagai pemucatan minyak kelapa

sawit mentah (CPO) untuk menentukan pada ukuran partikel dan suhu berapa diperoleh hasil

nilai warna minyak kelapa sawit mentah paling rendah dalam proses pemucatan agar diperoleh

keefisienan dalam waktu dan biaya pengolahan minyak kelapa sawit, dan meperoleh kualitas

yang maksimal. Metode yang dilakukan untuk pemucatan warna minyak kelapa sawit mentah

dilakukan dengan metode adsorpsi. Pumucatan dilakukan menggunakan Kaolin yang diaktvasi

secara Fisik dengan cara dipanaskan dalam furnace

pada suhu 750°C selama 3 jam dan secara

Kimia dengan cara kaolin yang telah diaktivasi secara fisik dicampurkan dengan HCl 5M (1

gram Kaolin : 5 ml HCl) ke dalam beaker glass lalu dipanaskan pada suhu 70°C dan dikocok

dengan menggunakan magnetic stirer selama satu jam disaring menggunakan penyaring buchner,

residu yang diperoleh kemudian dikeringkan dioven pada suhu 100°C sampai kering. Proses

pemucatan dilakukan dengan cara melakukakan variasi ukuran kaolin yaitu partikel 60 mesh,

100 mesh, dan 200 mesh dan variasi suhu adsorsorpsi yaitu suhu 40-50

°

C, 70-80

°

C, dan

100-110

°

C. Minyak kelapa sawit yang telah di pucatkan dianalisis menggunakan Lovibond

Tintometer dan Spektronik 20. Hasil analisis menggunakan Lovibond Tintometer menunjukkan

ada pengaruh interaksi antara ukuran partikel dan suhu terhadap pemucatan minyak kelapa sawit

mentah pada taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai rataan warna warna minyak kelapa sawit

mentah paling rendah yaitu pada kondisi ukuran partikel 200 mesh dan kondisi suhu 100-110

º

C,

yang artinya pada ukuran partikel dan suhu tersebut warna warna minyak kelapa sawit mentah

paling pucat. Hasil analisis menggunakan Spektronik 20 ada pengaruh ukuran partikel Kaolin

dan suhu terhadap pemucatan minyak kelapa sawit mentah tetapi tidak ada interaksi antara

ukuran partikel Kaolin dan suhu terhadap pemucatan minyak kelapa sawit mentah.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

v

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

x

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Rumusan Masalah

3

1.3. Batasan Masalah

3

1.4. Tujuan Penelitian

4

1.5. Manfaat Penelitian

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

4

2.1. Tanaman Kelapa Sawit

4

2.2. Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO)

7

2.3. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

8

2.4. Warna dalam Minyak

10

2.4.1. Zat Warna Alamiah

10

2.4.2. Warna Akibat Oksidasi dan Degradasi Komponen Kimia yang

Terdapat dalam Minyak

11

2.5. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit yang Siap Dipasarkan

12

2.6. Adsorpsi

13

2.6.1. Adsorpsi secara Fisika

13

(5)

vi

2.7. Adsorben

14

2.8. Kaolin

14

2.8.1. Karakteristik Kaolin

15

2.8.2. Komposisi Kaolin

17

2.8.3. Kegunaan Kaolin

18

2.9. Bleaching ( pemucatan )

19

2.10. Spektrofotometri

21

2.11. Spektrofotometri UV-Visible

22

2.12. Pengukuran warna

22

2.13. Lovibond Tintometer

22

BAB III. METODE PENELITIAN

24

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

24

3.2. Alat dan Bahan

24

3.2.1. Alat

24

3.2.2. Bahan

24

3.3. Prosedur Kerja

24

3.3.1. Rancangan Percobaan

24

3.3.2 Hipotesis Penelitian

26

3.3.3. Pembuatan larutan HCl 5 M

29

3.3.4. Penentuan Kadar Air

29

3.3.5. Pengaktivan Kaolin

29

3.3.6. Penyiapan Kaolin

29

3.3.7. Proses

Bleaching

CPO

30

3.3.8. Penentuan Panjang gelombang maksimum CPO

30

3.3.9. Pembuatan Kurva Kalibrasi

30

3.3.10. Pengukuran Menggunakan Spekteonik 20

30

3.3.11. Pengukuran warna

31

3.4. Diagram Alir

32

(6)

3.4.2. Proses

Bleaching

CPO

33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

34

4.1. Pengaktivan kaolin

34

4.2. Proses Bleaching Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO)

35

4.3. Hasil Pengukuran Menggunakan Lovibont Tintometer

36

4.4. Pembahasan

37

4.5. Pengolahan Data Statistik

39

4.6. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum CPO

45

4.7. Pembuatan Kurva Kalibrasi

45

4.8. Hasil Pengukuran Menggunakan Spektronik 20

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

53

5.1. Kesimpulan

53

5.2. Saran

54

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi asam lemak dari CPO

9

Tabel 2.2. Komposisi karotenoid

10

Tabel 2.3.Standar Mutu SPB Dan Ordinary 13

Tabel 2.4. Komposisi Kaolin

18

Tabel 3.1. Model Tabel Penelitian

25

Tabel 3.2. Tabel Statistik Penguji

28

Table 4.1. Hasil pengukuran Lovobont Tintometer

37

Table 4.2. Data pengukuran CPO menggunakan Lovibond Tintometer

39

Table 4.3. Daftar Analisis Ragam pengukuran CPO menggunakan Lovibond

Tintometer

39

Table 4.4. Data absorbansi minyak kelapa sawit berbagai konsentrasi

46

Table 4.5. Hasil Pengukuran Menggunakan Spektronik 20

47

Table 4.6. Konsentrasi CPO yang telah dipucatkan

49

Table 4.7. Daftar analisis ragam

50

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tanaman Kelapa Sawit

4

Gambar 2.2. Bagian-Bagian Buah Kelapa Sawit

6

Gambar 2.3. β

-karoten

10

Gambar 2.4. Kaolin

15

Gambar 2.5. Struktur kaolin

17

Gambar 2.6 Lovibond Tintometer

23

Gambar 3.4.1. Pengaktivan Kaolin

32

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan Konsentrasi CPO

57

Lampiran 2. Analisis Data Mengunakan Lovibond Tintometer

59

Lampiran 3. Analisis Data Menggunakan Spektronik 20

64

Lampiran 4. Dokumentasi

68

(10)

1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam yang berpotensi untuk

dikembangkan menjadi berbagai bahan pangan fungsiolnal. Kelapa sawit merupakan

tanaman yang dapat tumbuh baik didaerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000

mm/tahun dan kisaran 22-32°C. Saat ini 5,5 juta Hektar lahan perkebunan kelapa

sawit di Indonesia telah memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dengan

kapasitas minimal 16 juta ton per tahun.

Industri hulu dan hilir pengolahan kelapa sawit di Indonesia merupakan salah

satu industri berbasis perkebunan yang berpotensi sangat besar dan mempunyai posisi

yang strategis (Hariyadi, 2004). Produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia tahun

2013 mencapai 27,7 juta ton naik dari tahun 2012 yang memproduksi CPO (Crude

Palm Oil) sebanyak 26 juta ton. Selama tahun 2009-2013 Produksi CPO miningkat

rata-rata 2,1 juta ton per tahunnya (Direktorat Jenderal Perkebunan). Oleh karena itu,

Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar dalam pengembangan produk

pangan maupun nonpangan yang berbahan dasar minyak kelapa sawit disertai dengan

jaminan mutu dan kualitas terhadap produk minyak dan turunannya tersebut.

Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO) merupakan salah satu bahan baku untuk

industri pangan dan nonpangan, sehingga diperlukan teknik-teknik pemurnian CPO

yang optimal agar diperoleh keefisienan dalam waktu dan biaya pengolahan minyak

kelapa sawit, dan meperoleh kualitas yang maksimal.

(11)

2

dari pemucatan). Dimana BPO yang dihasilkan akan memiliki mutu yang berbeda

jika kita menggunakan jenis bleaching earth yang berbeda dan mutu BPO ini perlu

untuk diperhatikan (Ritonga, 1999).

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh ukuran partikel Bentonit dan

Suhu Adsorpsi Daya Jerap Bentonit dan Aplikasinya pada

Bleaching

CPO. Hasilnya

daya jerap bentonit yang maksimum yaitu pada kondisi ukuran partikel 80-100 mesh

dan pada suhu adsorpsi 70°C. Bentonit yang telah diaktivasi mempunyai daya jerap

hingga tiga kali lebih besar dibandingkan dengan bentonit alam tanpa aktivasi. Pada

proses

bleaching

CPO, bentonit yang diaktivasi secara fisika lebih efektif untuk

menurunkan kadar warna, kadar FFA dan angka peroksida dibandingkan dengan

bentonit yang diaktivasi secara kimia. Berdasarkan data yang didapat, CPO hasil

bleaching

dengan bentonit pada penelitian ini sudah memenuhi standar kualitas CPO

berdasarkan SNI, hanya saja belum dilakukan pengujian untuk spesifikasi kualitas

CPO lainnya seperti kadar air, kadar kotoran, bilangan iodin, karoten dan lain-lain

(Handayani, 2013).

Telah dilakukan penelitian Manfaat dari beberapa jenis Bleaching earth

terhadap warna CPO (Crude Palm Oil). Dalam penelitian ini digunakan Bentonit,

Simnit (Kaolin) dan karbon aktif sebagai bahan penyerap untuk penurunan kadar β

-karoten yang ada pada CPO. Bentonite mempunyai kemampuan untuk menyerap

lebih buruk bila dibandingkan dengan simnit (kaolin), hal ini disebabkan oleh

mudahnya partikel bentonite mengembang apabila terkena air. Akibatnya partikel

tersebut akan lebih besar, partikel yang lebih besar akan memiliki luas permukaan

penyerapan yang lebih kecil dan mengurangi aktivitas tanah pemucat. Demikian

halnya dengan karbon aktif, karena efisiensi adsorbsi arang tergentung dari perbedaan

muatan listrik arang dan zat atau ion yang diserap (Nasution, 2003).

(12)

maksimal. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada pengaruh ukuran partikel

Kaolin dan suhu adsorpsi terhadap terhadap Pemucatan Minyak Kelapa Sawit Mentah

(CPO).

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1.

Apakah ada pengaruh suhu adsorpsi terhadap pemucatan minyak kelapa sawit

mentah (CPO) ?

2.

Apakah ada pengaruh ukuran partikel tehadap pemucatan minyak kelapa sawit

mentah (CPO) ?

3.

Bagaimana hubungan ukuran partikel dan suhu optimum adsorpsi sebagai

pemucatan minyak kelapa sawit mentah (CPO) ?

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penentuan ukuran partikel

suhu optimum kaolin sebagai pemanfaatan pemucatan minyak kelapa sawit mentah

(CPO).

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui pengaruh perbedaan ukuran partikel Kaolin dan perbedaan

suhu adsorpsi pada pemucatan minyak kelapa sawit mentah (CPO).

2.

Menentukan ukuran partikel optimum Kaolin dan suhu optimum adsorpsi

sebagai pemucatan minyak kelapa sawit mentah (CPO).

1.5. Manfaaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1.

Memberikan informasi peamanfaatan kaolin sebagai pemucatan minyak

kelapa sawit mentah (CPO).

2.

Memberikan informasi bagi industri pengolahan minyak kelapa sawit mentah

(CPO).

(13)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari hasil optimasi yang telah dilakukan, diperoleh ada pengaruh ukuran partikel

kaolin terhadap nilai warna yang dihasilakan pada pemucatan Crude Palm Oil.

Ukuran partikel optimum pemucatan Crude Palm Oil berada pada ukuran

partikel 200 mesh. Dapat dilihat pada hasil pengukuran warna menggunkan

lovibond tintometer 321,44 dan analisis menggunakan spektronik 20 terlihat total

absorbanya 3,70.

2. Dari hasil optimasi yang telah dilakukan, diperoleh ada pengaruh suhu terhadap

nilai warna yang dihasilka pada pemucatan Crude Palm Oil. Suhu optimum

pemucatan Crude Palm Oil berada pada suhu 100-110

o

C. Dapat dilihat pada

hasil pengukuran warna menggunkan lovibond tintometer 337,97 dan analisis

menggunakan spektronik 20 terlihat total absorbanya 3,84.

(14)

senyawa bergugus kromofor, sedangkan alat Lovobond tintomer menguukur

kontras warna pada minyak kelapa sawit berdasarkan standart warna pada alat

tersebut.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemucatan CPO perbandingan

Kaolin dan karbon aktif.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai Pengaruh Adsorpsi mengunakan

kaolin terhadap kadar

β

-karoten yang terdapat dalam minyak kelapa sawit

mentah

(15)

55

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R.A (2007

), Sintesis Mono dan Diasilgliserol dari Minyak Inti Sawit dengan

Metode Gliserolisis

. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Basiron, Y (2005).

Palm Oil.

Di dalam: Sahidi F, editor.

Bailey’s Industrial Oil and

Fat Products

: Ed ke-6 Volume ke-2 Edible Oil & Fat Products: Edible Oil.

Distam Propsu (2004),

Komposisi Zeolit Alam Pahae

: www. Dinas Pertambangan

Propsu.

Departemen perindustrian (2007).

Gambaran sekilas industri kelapa sawit:

www.kemenperin.go.id

Emma Zaidar Nasution. 2003

. Manfaat dari beberapa jenis Bleaching Earth

terhadap warna CPO (CRUDE PALM OIL)

. Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus

USU Medan.

Fauzi, Y., Y.E Widyastuti, I. Satyawibawa, dan R.Hartono., (2006),

Kelapa Sawit

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran

,

Panebar Swadaya, Jakarta

Hahn, Harley (1997).

The Internet Complete Reference

, second edition. McGraw-Hill,

California.

Hambburg, 2013,

Market Brief Kelapa sawit dan olahannya

, John Willey & Sons

Inc., Hoboken.

Handayani, Kurnia (2013).

Pengaruh Ukuran Partikel Bentonit dan Suhu Adsorpsi

terhadap Daya Jerap Bentonit dan Aplikasinya pada Bleaching CPO

.

Pekanbaru. Universitas Riau.

(16)

Ketaren, S (1986).

Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan

. Universitas

Indonesia, Jakarta

Kosasih,

K.

(2009).

Danau

Tambang

Kaolin

Belitung

.

http://www.belitungislang.com/index

Ooi CK, Choo YM, Yap SC, dan Ma AN. 1996. Refining red palm oil. Elaeis 8 (1);

June 1996 : 20-28

Pahan, Iyung (2010). Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Pahan, I (2006),

Panduan Lengkap Kelapa Sawit

. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ritonga,Y, M (1999).

Pengaruh Suhu Pemanasan Minyak Kelapa Sawit

. Fakultas

Teknik USU. Medan.

Sunarko (2007).

Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit

.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Vogel (1994). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa P. Hadyana. A dan

(17)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 15 Maret 1992. Ibu bernama

Tio Minar dan Ayah bernama Harman, dan merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 116251 Aek Batu, dan

lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP

Swasta Indonesia Membangun Aek Batu, lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007,

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Kota Pinang, dan lulus pada tahun

2010. Pada tahun 2010 Penulis diterima diperguruan tinggi negeri melalui jalur

SNMPTN di Progam Studi Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Gambar

Gambar 2.1. Tanaman Kelapa Sawit

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kajian QSAR dalam penelitian ini digunakan analisis regresi multilinear dengan data log (1/IC 50 ) sebagai variabel tidak bebas, sedangkan data muatan bersih atom pada

Pada penulisan ilmiah ini akan diterapkan sebuah sistem jaringan area lokal yang diatur oleh kebijakan yang dibuat yang disesuaikan dengan keperluan mengkondisikan lingkungan kerja

45 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 46 Universitas Komputer Indonesia, Bandung 47 Universitas Kristen Duta Wacana, Jogjakarta 48 Universitas Lampung.. 49

Dari steriotipe Etnis Toraja yang sifatnya negatif ada beberapa yang mulai tereproduksi khususnya di Kelurahan Kadia ketika etnis pribumi dan pendatang lainnya menyaksikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sara yang dapat disampaikan dari peneliti adalah : (1) Model pembelajaran kooperatif STAD dapat digunakan

Dalam hadits di atas mengidentikan bahwa orangtua cukup berperan penting sebagi pendidik bagi anaknya. Bahkan dalam persoalan aqidah, orang tualah yang memiliki

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar yaitu Kebijakan Bank Sentral melalui hak oktroinya, pemerintah melalui hak mencetak uang dengan nominal terkecil dan

Yang menarik adalah tingginya target pemerintah dalam mencapai mimpi reformasi birokrasi yang harus dapat tercapai di tahun 2014.. Sebagaimana diketahui pemerintah menetapkan