• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHO."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN

TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Anisa Mutmainah Nim. 3103122003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Anisa Mutmainah : 3103122003, Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor, Progam Studi Pendidikam Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini mengenai Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan punk, eksistensi punk, simbol atau makna yang terkandung dalam atribut-atribut yang dipakai punker, kepribadian sebenarnya seorang punker, dan faktor pendorong seseorang menjadi punker yang ada di daerah Medan Johor.

Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, melalui wawancara dan studi pustaka. Data-data dari hasil penelitian ini di dukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.

Mengenai Eksistensi Komunitas Punk sudah sangat baik di Medan terutama didaerah Titi Kuning Kecamatan Medan Johor komunitas punk didaerah ini rupanya tetap menjnjung tinggi motto hidup anak punk diseluruh dunia yaitu DIY yang memiliki kepanjangan arti “Do It Yourself”. Arti dari motto itu bukan hanya mengerjakan semuanya sendiri dalam artian mandiri atau kebebasan, tapi lebih luas ke arti memiliki kebebasan dalam berpelilaku tapi memiliki tanggung jawab. Rasa tanggung jawab di sini diartikan sebagai tanggung jawab untuk persatuan semua golongan anak punk dan tidak membuatnya terkotak-kotak karena perbedaan. Semua setara dan tidak ada yang membedakan mereka satu sama lainnya.

(6)

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah

memberiakan kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis serta kekuatan untuk

menyelesaikan skripsi : Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning

Kecamatan Medan Johor. Penyelesaian ini tidak terlepas bantuan dari berbagai

pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis dalam

hal ini mengucapkan terima kasih banyak dan kerendahan hati kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan beserta kepada Purek 1, Purek 2, Purek 3, Purek 4.

2. Bapak Dr. Restu,M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta PD 1, PD

2, PD 3.

3. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi.

4. Bapak Drs.Tumpal Simarmata,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang memberikan arahan serta masukkan yang begitu banyak sampai

penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra.Nurjannah,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Penguji I, Ibu Supsiloani,M.Si sebagai penguji II, serta Bapak Drs.Waston

Malau sebagai penguji III.

6. Serta ucapan terima kasih jug kepada seluruh dosen-dosen pendidikan

Antropologi UNIMED diantaranya adalah Prof. Dr.Bungarab Antonius

Simanjuntak, Dr. Phill Ichwan Azhari MS, Drs. Payerli Pasribu,M.Si,

Sulian Ekomila, S.Sos MSp, Murni Eva Marlina Rumapea,M.Si,

Rosramadhana Nasution,M.Si, Muhammad Iqbal S.Sos, Onggal

(7)

iii

semangat serta motivasi, petunjuk dan juga telah memberikan banyak

sumber dan refrensi sehingga terselesaikannya skripsi ini walaupun

didalamnya masih terdapat kekurangan pada penulisannya.

7. Kepada ibu saya, Ibunda Jelita tercinta yang senantiasa memberikan

semangat, mencurahkan rasa sayang, didikan, materi serta doa yang tak

henti-hentinya kepada penulisan dan kepada ayahanda Almarhum Ismail

yang telah tenang disisi Allah.

8. Kepada adik saya adinda Furkan Fahmi, yang banyak membantu

pembuatan skripsi selam penelitian mengantar penulis kemana saja untuk

bertemu komunitas Punk.

9. Kepada sahabat saya Nurdesiana Nasution yang senantiasa membantu saya

dalam penelitian, dan tak henti-hentinya memberikan semangat kepada

saya. Serta kepada sahabat saya Novita Anggraini Siregar dan Syarifah

yang telah memberi saya dukungan dan semangat kepada saya.

10.Kepada seluruh informan yang telah memberikan data dan informasi

kepada penulis, Tulank, Yoga(Ogex), Ilham(Ebot), Basri(Batok), Aam,

Randa Ananda, yang telah bersedia menjadi tempat bertanya dan menggali

informasi tentang punk di kota Medan dan Sekitar Titi Kuning Kecamatan

Medan Johor.

11.Kepada sahabat-sahabat saya selama berjuang di Universitas Negeri

Medan Fakultas Ilmu Sosial Prodi Pendidikan Antropologi Fira Gustina,

Irma Ries Verany, Sri Wahyuni, Winda Fitria, Siti Fadhila yang selama 4

(8)

iv

12.Kepada keluarga besar antropologi angkatan 2010 yang sudah lama

bersama-sama dengan peneliti menimba ilmu yaitu kurang lebih 4 tahun.

Terimakasih buat semua kenangannya selama ini. Semoga kita dapat

meraih apa yang kita cita-citakan selalu berusaha untuk berikan yang

terbaik.

13.Kepada kak Ayu Febraiani yang telah membantu pada setiap urusan

administrasi yang diperlukan peneliti.

14.Dan kepada semua pihak-pihak yg telah membantu dalam pembuatan

skripsi dan penelitian ini, yang mungkin terlupakan oleh peneliti dan tidak

dapat di tulis satu persatu.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah

diberikan oleh semua pihak, semoga Allah akan membalasnya dengan limpahan

rahmat kepada kita semua.

Medan, 8 Juli 2014

Peneliti,

(9)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Pembatasan Masalah ... 5

2.1.2.Punk sebagai subkultur ... 9

2.2. Kajian Pustaka ... 11

2.3. Kerangka Teori ... 13

2.3.1. Teori kepribadian ... 13

2.3.2. Komunitas ... 14

2.3.3. Gaya Hidup (Life Style) ... 15

2.3.4. Teori Interaksionalisme simbolik ... 19

2.4. Kerangka Berfikir ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Penentuan Informan ... 23

3.3.1. Objek Penelitian ... 23

3.3.2. subjek penelitian ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 24

(10)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 26

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

4.1.1. Sejarah Kecamatan Medan Johor ... 26

4.1.2. Lokasi Kecamatan Medan Johor ... 27

4.1.3. Kependudukan Kecamatan Medan Johor ... 28

4.1.4. Kelurahan Titi Kuning ... 31

4.2. Sejarah Punk di Dunia ... 34

4.2.1. Gaya Dan Hidup Ideologi ... 35

4.2.2. Punk Dan Anarkisme ... 37

4.3. Sejarah Masuknya Punk di Indonesia... 39

4.4. Hasil Penelitian ... 40

4.4.1. Keeksistensian Punk di Medan ... 40

4.4.2. Keeksistensian Punk di Titi Kuning ... 46

4.4.3.Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Ikut dalam KomunitasPunk ... 48

4.4.4. Keterkaitan Punk dengan Teori-teori yang dipakai ... 50

A. Proses Terbentuknya Komunitas Punk Melalui Penajaman Teori Kepribadian, Interaksi Sosial Dan Pembentukan Kelompok/Komunitas Sosial ... 54

B. Proses Terbentuknya Komunitas Punk Melalui Penajaman Teori Lifestyle/Gaya Hidup ... 61

C. Proses Terbentuknya Komunitas Punk Melalui Penajaman Teori Interaksionisme Simbolik ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(11)
(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas wilayah dan jumlah penduduk

di Kecamatan Medan Johor …... 29

2. Data Kependudukan Berdasarkan

Suku di Kecamatan Medan Johor ... 30

3. Data Penduduk Menurut Agama

di Kecamatan Medan Johor ... 30

4. Data Penduduk Menurut Mata

Pencaharian di Kecamatan Medan Johor ... 31

5. Data Penduduk Menurut Status

Kewarganegaraan di Kecamatan Medan Johor ... 31

6. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin

di Kecamatan Medan Johor ... 31

7. Jumlah Penduduk di Kelurahan Titi Kuning ... 32

8. Jumlah Penduduk Menurut Agama

di Kelurahan Titi Kuning ... 33

9. Komposisi mata pencaharian penduduk

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

orang menyebut mereka aneh. Mereka berdiri dipersimpangan lampu merah

membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai Punker yang

mengikuti aliran bebas berekspresi dan berkreasi tanpa harus mengganggu orang

lain.

Diketahui masa remaja adalah masa yang sangat rentan terhadap

pergaulan-pergaulan yang dapat menjerumuskan para remaja kedalam pergaulan

yang salah, sebab kita ketahui masa remaja adalah masa seseorang meninggalkan

tahap kehidupan masa kanak-kanaknya untuk menuju kemasa berikutnya yang

disebut kedewasaan. Masa remaja adalah masa dimana seorang anak belum

mendapatkan pegangan yang kuat secara rohani dan jasmani, sedangkan

kepribadiannya sedang mengalami pembentukan.

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan

konstribusi dalam pembentukkan kepribadian yang sangat besar bagi tumbuh

kembangnya anak sehingga remaja dapat mencapai tingkat kedewasaan, dengan

kata lain bahwa anak-anak akan ideal perkembangan jasmani dan rohaninya

tumbuh bersama keluarga mereka yang harmonis.

Pada kenyataannya tidak semua keluarga dapat memenuhi kebutuhan

hidup. perubahan sosial, ekonomi dan budaya sangat berpengaruh terhadap

kesejahteraan keluarga, keharmonisan keluarga kadang terusik oleh perubahan

(14)

2

sosial, ekonomi, dan budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan

terkadang dapat menghepaskan keluarga kedalam jurang kemiskinan.

Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada gaya hidup masyarakat

terutama pada masyarakat perkotaan. Di kota besar seperti Medan, sekarang ini

bermunculan sekelompok remaja yang mempunyai gaya hidup yang sangat

menyimpang dari norma-norma masyarakat disekitarnya, satu diantaranya

sekelompok remaja itu disebut dengan Punker. Gaya hidup punk ialah gaya hidup

yang tidak sama dengan gaya hidup lainnya, gaya hidup berkembang sesuai

dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan

sesuatu yang diri dari hal yang membuat mereka tidak bebas. Sekelompok punk

ini membentuk komunitas kecil disetiap persimpangan jalan di kota medan

mereka menjadikan punk sebagai budaya/sub budaya yang meraka anut.

Gaya hidup bebas yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan.

sekelompok anak muda bergaya hidup punk dikarenakan adanya suatu gejala

perasaan yang tidak puas. Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas

pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan

pengekangan dari masyarakat, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan

hidup sesuai dengan keinginannya.

Di dalam setiap diri anggota komunitas punk mengalir semangat bahwa

punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari

keyakinan we can do it our selve yang berarti kemandirian dalam setiap tindakan

atau usaha apapun yang dilakukannya. Prinsip DIY (do it yourself) yang berarti

(15)

3

kota Medan. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui

lirik-lirik lagu yang mereka ciptakan bercerita tentang masalah politik, lingkungan

hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama, dan selalu

berhubungan dengan semangat individual dalam komunitasnya.

Gaya punk bukan hanya gaya hidup, sekelompok anak muda ini

mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan yang lainnya. Mereka mempunyai

ciri-ciri khas rambut yang kerap disebut Mohawk (gaya rambut yang bercirikan

sisi bagian kanan dan kiri kepala dipotong tipis, rambut bagian belakang kepala

dibentuk lancip dibawahnya, bagian tengah depan sampai belakang dibiarkan

panjang, dan apabila dilihat dari samping akan berbentuk seperti kipas), berdiri

kaku, berwarna-warni. Belum lagi seperangkat atribut lainnya seperti rantai,

gembok, peniti, kalung spike yang dihiasi dengan paku yang terdapat

disekelilingnya menghiasi pakaian mereka terkesan urakan dan liar bagi sebagian

orang apalagi orang awam. Bahkan tak jarang ada perasaan enggan dan takut

untuk bertegur sapa dengan komunitas anak-anak muda tersebut di karenakan

penampilan mereka yang menyeramkan.

Dalam menjalankan hidupnya, punk sangatlah memegang teguh gaya

hidup kolektif. Semua untuk satu, satu untuk semua. Sehingga dapat dikatakan

solidaritas hidup mereka didalam kelompoknya sangat tinggi. Berkumpul atau

sering disebut nongkrong merupakan aktivitas wajib mereka yang seolah tak perlu

ada aturan yang baku dalam menjalankannya. Hidup berkelompok dan tinggal

dijalan tanpa tempat tinggal tetap merupakan salah satu bentuk perlawanan

(16)

4

Di kota Medan khususnya di daeran Titi Kuning kecamatan Medan johor

anak punk sering berada di persimpangan lampu merah Titi Kuning mereka juga

mencari nafkah dipinggir jalan bukan hanya sekedar ngumpul-ngumpul saja tetapi

mereka mengamen untuk mendapatkan uang. Sehingga sering membuat

masyarakat resah dan takut dengan adanya keberadaan anak punk.

Di daerah Titi kuning kecamatan medan johor keberadaan komunitas punk

sampai saat ini masih dianggap sebagai masalah sosial bagi sebagian masyarakat.

Penampilan anak punk yang identik dengan pakaian berwarna hitam dan terkesan

jorok membuat masyarakat melihat mereka seperti brandalan yang tidak memiliki

aturan berkumpul di persimpangan jalan dan melakukan aktivitas seperti

layangnya anak jalanan seperti mengamen bagi sebagian orang merupakan sesuatu

yang merusak pandangan. Bahkan tak jarang kerena perilaku ugal-ugalan para

anak punk membuat aparat melakukan penangkapan terhadap mereka. Padahal

dibalik sepengetahuan sebagian orang, anak punk tak hanya merupakan kelompok

yang bebas dan tidak memiliki aturan.

Para punk didaerah Titi Kuning kecamatan Medan Johor sering melakukan

kegiatan-kegiatan rutin dan terencana yang bersifat positif seperti diskusi yang

mana pada saat diskusi tersebut mereka akan membicarakan perkembangan setiap

scene (kelompok kecil bagian dari komunitas punk dalam satu kota), menanam

pohon dan bergotong royong membersihkan sampah disekitaran tempat mereka

berkumpul di daerah lampu merah Titi Kuning dan sekitarnya, membuat acara

musik punk yang terselenggara tanpa menggunakan sponsor atau bantuan dari

(17)

baju-5

baju hasil dari sablonan mereka dan atribut punk lainnya yg dijual di sebuah toko

kecil yg disebut dengan distro yang menjadi tren remaja sekarang.

Dari uraian latar belakang diatas, penulis berkeinginan untuk

melaksanakan penelitian dengan judul :“Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan

Titi Kuning Kecamatan Medan Johor”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan tersebut dijabarkan

kedalam beberapa pernyataan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Para remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup.

2. Gaya hidup para remaja menjadikan jalanan-jalanan kota untuk tempat

berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas.

3. Masyarakat hanya memandang punk dari segi negatif sebagai pembuat

rusuh, urakan, berandalan, masyarakat tidak mencoba untuk mengetahui

sisi lain dari kehidupan anak bahwasanya mereka juga sering melakukan

kegiatan positif.

4. Eksistensi komunitas punk dalam kegiatan sehari-hari ketika berkumpul.

1.3.Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah maka penulis

membatasi masalah yang akan diteliti pada ““Eksistensi Komunitas Punk di

(18)

6

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa yang menyebabkan seorang remaja memutuskan untuk menjadi

seorang punk?

2. Mengapa remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup?

3. Bagaimana sisi kehidupan punk ketika berkumpul dengan komunitasnya?

4. Bagaimana pendapat para punk tentang masyarakat yang memandang

mereka sebagai pembuat anarkis dan pembuat rusuh ?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penyebab seorang remaja memutuskan dirinya menjadi punk.

2. Untuk mengetahui tujuan remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup .

3. Untuk mengetahui sisi lain dari kehidupan punk ketika berkumpul dengan

komunitasnya.

4. Untuk mengetahui pandangan para punk tentang masyarakat yang

memandang mereka sebagai pembuat anarkis dam pembuat rusuh.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini

adalah:

1. Sebagai penelitian lanjutan terhadap realitas sosial gaya hidup dan

(19)

7

2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui apa alasan para remaja menjadikan

punk sebagai gaya hidup yang tren.

3. Mengetahui kahidupan anak punk yang sebenarnya bukan hanya dari

cerita-cerita dan wacana-wacana yang ada.

4. Pembaca dan penulis dapat mengetahui pandangan masyarakat terhadap

anak-anak punk dan pandangan anak punk terhadap masyarakat yang

(20)

71

 Dalam proses pembentukan suatu komunitas atau kelompok sosial

khususnya komunitas punk memang tidak terlepas dari aspek individu

sebagai identitas yang mempunyai kepribadian, tingkah laku, berinteraksi

dan menjalani proses pembentukan komunitas. Hal ini dipertajam dengan

menganalisis menggunakan beberapa teori Psikologi-Sosial. Yang

akhirnya memperkuat hipotesis bahwa komunitas punk sebagai

representasi konstruk psikologi sosial. Dalam komunitas punk terdapat

banyak individu yang mempunyai tujuan yang sama. Yang pada awalnya

mereka tidak akan bisa berdiri sendiri dengan ideologi mereka akhirnya

membentuk komunitas sebagai wadah dari ideologi yang mereka bawa.

 Dalam komunitas punk, segala bentuk pemberontakan terdapat di

dalamnya baik secara frontal maupun dengan jalan damai. Dari segala

aspek kehidupan bisa kita lihat, dari kesenian sendiri dapat terlihat jelas

dari segi musik, rupa dan fashion. Masyarakat pada umumnya melihat

negatif tentang komunitas ini, punk sebagai ideologi yang disalah pahami.

Tapi pada kenyataannya komunitas ini masih berbaur di masyarakat dan

memiliki rasa sosial yang tinggi dibuktikan dengan kegiatan sosial yang

(21)

72

pada kemampuannya atau lebih dikenal dengan istilah DIY ( Do It Your

Self ).

 Komunitas punk tidak terlepas dari individu dan individu membutuhkan

wadah atau komunitas sebagai tempat perlindungan, aktualisasi diri dan

pengembangan bakat/minat mereka sebagai punker sejati.

 Dalam pertunjukan musik punk terjadi interaksi simbolik antara sang

kreator atau pencipta dengan penonton dari komunitas punk sendiri dan

penonton masyarakat lainnya. Secara tema besar dalam teori ini tentang

pentingnya makna bagi perilaku manusia, pentingnya konsep mengenai

diri dan hubungan antara individu dan masyarakat melahirkan dua

persepsi yang berbeda. Komunitas punk sebagai penonton memberikan

respon positif terhadap simbol – simbol pada pertunjukan musik punk,

karena di sinilah mereka mengkonfirmasikan konsep diri dan kebebasan

individu mereka pada kelompok individu lain yang memiliki ideologi

yang sama. Sebagai kreator, sang seniman melalui proses aktif – kreatif

menciptakan suatu karya seni berlandaskan ideologi punk dan

menyajikannya kepada penonton sebagai simbol ekspresi terhadap realitas

sosial yang terjadi. Pertunjukan ini juga merupakan pemberontakan

terhadap batasan – batasan sosial yang mereka lalui dalam kehidupan

sehari – hari.

 Pada masyarakat penonton lain, pertunjukan musik seperti ini hanya

sebagai hiburan untuk pemenuhan kebutuhan pikologis mereka. Namun di

(22)

73

muncul terkadang negatif karena dipengaruhi oleh subjektifitas budaya

yang mereka pahami. Mereka tidak mengetahui tentang punk itu sendiri,

ideologi yang dianut oleh komunitas punk. Budaya yang menjadi

kacamata pemaknaan menimbulkan persepsi negatif tentang musik dan

gaya hidup komunitas punk. Ini juga didasari karena sebagian dari

pertunjukan musik punk berakhir dengan kericuhan. Sehingga konsep

interaksi simbolik yang mereka pahami mengenai makna, konsep diri,

kebebasan individu dan batasan sosial hidup komunitas punk.

 Perbedaan nilai yang ada antara subkultur punk dengan masyarakat umum

yang berbudaya arus utama seharusnya dapat lebih diterima sebagai

bentuk budaya yang dilihat secara holistik. Dengan itu maka nilai punk

yang berbeda dapat dipahami oleh masyarakat tanpa menimbulkan

konflik. Dalam hal ini kita harus dapat menghargai budaya Punk namun

kita juga harus menghargai budaya yang berkembang dalam masyarakat

luas. Media juga harus dapat menghargai perbedaan tersebut tanpa

membuat pemberitaan yang dapat memunculkan prasangka dan stereotip

terhadap punk dalam masyarakat. Kita harus bisa meminimalisir konflik

yang dapat terjadi antara masyarakat umum dan masyarakat Punk.

Masing-masing kebudayaan harus arif dalam memandang kebudayaan

lainnya.

 punk Medan tidak hanya berbuat anarki saja. Di balik keanehan mereka,

dapat kita ambil pelajaran bahwa untuk hidup memang harus belajar

(23)

74

5.2. Saran

 jangan melihat bahwa subkultur punk itu selalu identik dengan

keanarkisan dilihat dari segi positifnya bahwa kekeluargaan atau

persaudaraan untuk menjaga keutuhan kelompoknya sangat baik untuk

kita tiru demi menjaga perdamaian diantara kita semua.

 Diharapkan agar setiap anggota komunitas punk Titi Kuning Lebih aktif

dalam mencari/menggali informasi dan mempelajari hal-hal yang

berkaitan dengan budaya pun k. Agar tidak menjadi seorang anggota

komunitas yang hanya sekedar ikut-ikutan saja, namun memiliki

pengetauan dan semangat yang tinggi sesuai dengan budaya dan semangat

pemberontakan punk yang murni. Sehingga setiap anggota dapat

memajukan dan mengembangkan komunitasnya sesuai dengan cita-cita

(24)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, H. 2003. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta : PT. RinekaCipta.

Asri, Gifran Muhammad, 2007. PotretPositif Punk Bandung.

Biro pusatstatistik 1990 Kotamadya Medan dalamAngka. Medan: Biro PusatStatistik.

Daldjoeni, N. 1982. Seluk Beluk Masyarakat Kota.(PuspaRagamSosiologoi Kota). Bandung. Alumni.

Ghufran, M. 2007. Ironi Pembangunan. Jawa Timur: PT. Perca.

Herimanto, Dkk. 2008.Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. BumiAksara .

Julister Gumanto,2012.Identitas Diri Komunitas Punk Medan Amplas Dalam Pespektif Fenomenologi, Universitas Sumatera Utara.

Machan, R. Tibor, 2006. Kebebasan dan Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Martono, John dan Arsita Djumadi. 2009. Punk:Fasyen-Subkultur-Identitas. Yogyakarta: PT.Halilintar.

Marzali, Amri, 2005. Antropologi Dan Pembangunan Indonesia.Jakarta: Kencana.

Moleong L. 1994. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

S. Menno Dan BustmiAlwi, 1994. Antropologi Perkotaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Santoso, Slamet, 2010. Teori-teori psikologi sosial, Bandung: PT. Refika Aditama.

Sarwono, W.Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Schlehe Judith dan Made Pande, 2006. Budaya Barat Dalam Kacamata Timur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shadily, Hasan.1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia.Jakarta : PT. Rineka Cipta.

(25)

76 Sumber Internet:

Mohammed Bintang,warga prihatin kumpulan anak punk di medan.

http://beritasore.com.12 Januari 2012 .

Mohammed Bintang,anak punk bikin resah warga medan.

http://id.berita.yahoo.com/ -141410899.html. 03 Mei 2013.

Bintang Fajar,anak punk di medan kembali resahkan masyarakat http://www.theglobejournal.com/sosial/index.php. 22 November 2013.

www.punkmagazine.com/

www.rollingstone.co.id/

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

International Wildlife Symposium 2016 Bandar Lampung, Indonesia statement is consistent with the statement Hirth (1971), that a general state of green turtle nesting

Rearrange the jumbled words into good

Kelompok Kerja 3 Unit Layanan Pengadaan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun Anggaran 2017 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket

Karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran, maka Panitia Pengadaan menyatakan bahwa lelang Pengadaan Pekerjaan Penataan dan Penyediaan Fasilitas

Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor anggal 30 Agustus 2017 dan Penetapan Pemenang (Pokja) ULPD Kementerian Keuangan Provinsi Kalimantan T. melalui Aplikasi

JAWABLAH DENGAN MELINGKARI JAWABAN A, B, C, ATAU D YANG KAMU ANGGAP PALING BENAR!. Angka yang menempati nilai puluhan ribu pada bilangan 342.576

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pengadaan Jasa Konstruksi Renovasi Gedung Herbarium LIPI TA 2017

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien TB paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Kota Pekalongan dengan dilengkapi kajian