PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI
METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN PENGGUNAAN
MEDIA GRAFIS PADA MATERI PEDOSFER KELAS X-1
SMA SWASTA CERDAS MURNI KABUPATEN
DELI SERDANG T.P 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RIA MARITO PULUNGAN NIM. 3103131059
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v ABSTRAK
Ria Marito Pulungan, NIM 3103131059. Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok Dengan Penggunaan Media Grafis Pada Materi Pedosfer Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang T.P 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan : (1) Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang T.P 2013/2014, dan (2) Hasil belajar siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang T.P 2013/2014.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Kabupaten Deli Serdang. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 yang terdiri dari 38 siswa dengan objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) teknik komunikasi tidak langsung dan (2) observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok
Dengan Penggunaan Media Grafis Pada Materi Pedosfer Di Kelas X-1 SMA
Swasta Cerdas Murni T.P 2013/2014”. Adapun tujuan skripsi ini sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
kekurangan dan rintangan disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan beserta stafnya.
2. Bapak Dr. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak Drs.W Lumbantoruan, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Geografi
4. Ibu Dra.Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Bapak Drs.Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan sekaligus
sebagai Dosen Penguji Utama yang telah banyak membimbing penulis
selama perkuliahan.
7. Ibu Dra.Marlinang Sitompul, M.Pd dan Bapak Drs.Ali Nurman, M.Si selaku
dosen penguji.
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak membekali penulis dengan
ilmu ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan.
9. Bapak H Siagian, selaku staf administrasi yang telah banyak membantu
iv
10. Teristimewa kepada kedua orang tua yang penulis sayangi, Ayahanda A
Pulungan dan Ibunda R Siregar. Dan seluruh keluarga yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis.
11. Bapak Asmaruddin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Cerdas Murni
yang memberikan izin penelitian di sekolah tersebut.
12. Bapak Abdul Agus Nasution, S.Pd selaku guru geografi di SMA Swasta
Cerdas Murni yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan
penelitian ini.
13. Kepada teman-teman mahasiswa seperjuangan di Jurusan Pendidikan
Geografi maupun diluar Jurusan Pendidikan Geografi, khususnya kelas C
Reguler 2010 yang sangat penulis sayangi.
14. Kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis yang namanya tidak bisa ditulis satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca
khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
Medan, Maret 2014
Penulis
Ria Marito Pulungan
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………...…... ii
KATA PENGANTAR.....………... iii
ABSTRAK……….……….………...v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…...….………... vi
DAFTAR ISI…...……….………...vii
DAFTAR TABEL……….……….………...………....ix
DAFTAR GAMBAR……….……...……...x
DAFTAR LAMPIRAN………..…...xi
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A.Latar Belakang.………...…………...………. 1
B.Identifikasi Masalah.………...………….. 4
C.Batasan Masalah..……...……… ……...… 4
D.Rumusan Masalah.…...………….………... 4
E. Tujuan Penelitian...………....… ……….... 5
F. Manfaat Penelitian……….…………... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 6
A.Kerangka Teori...………...…………...6
B.Penelitian Yang Relevan...……….………... 24
C.Kerangka Berfikir....………....….…....26
D.Hipotesis Tindakan...………...…... 28
BAB III. METODE PENELITIAN... 29
A.Lokasi Penelitian...………...………….... 29
B.Subjek dan Objek Penelitian...……...……...…………...…… 29
C.Variabel Penelitian...……….………..….. 29
D.Definisi Operasional………...………... 30
E. Jenis Penelitian.. ……….………...………... 31
F. Prosedur Penelitian………...…….………... 32
G.Teknik Pengumpulan Data.……..……...………...35
viii
BAB IV. DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 40
A.Kondisi Fisik... 40
B.Kondisi Non Fisik...……...…………...46
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 50
A.Hasil Penelitian…...………….…………... 50
B.Pembahasan. …………..……….………... 67
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 71
A.Kesimpulan...………...……. 71
B.Saran...………..……... 71
DAFTAR PUSTAKA...……….………... 72
ix
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Grafis... 19
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I... 33
3. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II... 34
4. Indikator Aktivitas Siswa... 35
5. Ranah Kognitif Nilai... 36
6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Swasta Cerdas Murni... 44
7. Fasilitas Belajar Geografi SMA Swasta Cerdas Murni... 46
8. Guru Mata Pelajaran di SMA Swasta Cerdas Murni... 47
9. Jumlah Siswa di SMA Swasta Cerdas Murni... 48
10.Frekuensi Nilai Postest Siklus I... 54
11.Frekuensi Nilai LKS Pada Siklus I... 54
12.Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus I... 55
13.Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I... 55
14.Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 57
15.Frekuensi Nilai Postest Siklus II... 63
16.Frekuensi Nilai LKS Siklus II...63
17.Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus II... 63
18.Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II... 64
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Profil Tanah... 21
2. Tanah Andosol... 21
3. Tanah Organosol... 22
4. Tanah Gambut... 23
5. Tanah Podsol... 23
6. Tanah Terarosa...24
7. Skema Kerangka Berfikir Penelitian... 27
8. Siklus Tindakan Kelas... 32
9. SMA Swasta Cerdas Murni... 40
10.Denah SMA Swasta Cerdas Murni... 41
11.Peta Administrasi Kecamatan Percut Sei Tuan... 42
12.Peta Administrasi Kabupaten Deli Serdang... 43
13.Laboraturium Komputer SMA Swasta Cerdas Murni... 45
14.Perpustakaan SMA Swasta Cerdas Murni... 45
15.Struktur Organisasi SMA Swasta Cerdas Murni... 49
16.Guru Sedang Menyampaikan Materi Kepada Siswa... 52
17.Siswa Sedang Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi... 53
18.Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I... 56
19.Grafik Aktivitas Siswa Siklus I...57
20.Guru Sedang Menjelaskan Materi Pelajaran...60
21.Siswa Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi... 61
22.Siswa Sedang Mengajukan Pertanyaan dan Pendapat... 61
23.Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II... 64
24.Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus II... 65
25.Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa...66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Dalam proses
pembelajaran didunia pendidikan kemampuan guru dalam memilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar penguasaan metode tidak harus sama untuk semua materi. Dengan
demikian metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan kompetensi yang
dipelajari oleh peserta didik. Namun pada kenyataannya masih banyak tenaga
pendidik yang tidak menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Sehingga
proses pembelajaran yang terjadi dikelas terlihat pasif, aktivitas dan kreatifitas
siswa tidak dikembangkan secara baik, siswa menjadi kurang tertarik dalam
pembalajaran. Oleh karena itu dibutuhkan metode-metode dan strategi
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Pelajaran geografi merupakan pelajaran yang tidak sulit, jika siswa
menemukan ketertarikan pada mata pelajaran ini. Tetapi pada kenyataannya,
banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran geografi, karena pembelajaran yang
terkesan membosankan. Perlu dilakukan suatu metode atau sistem belajar yang
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, selain itu perlu juga
2
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Swasta
Cerdas Murni dan hasil wawancara dengan guru bidang studi geografi yaitu bapak
Abdul Agus Nasution,S.Pd mengatakan bahwa terdapat beberapa masalah yang
terdapat dalam proses pembelajaran geografi dikelas yaitu, siswa kurang aktif
dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah dan masih kurangnya
penggunaan metode pembelajaran yang sesuai.
Permasalahan pembelajaran tersebut tentunya akan berimbas terhadap
nilai-nilai yang diperoleh siswa. Nilai KKM untuk mata pelajaran geografi pada
materi pedosfer yang ditetapkan disekolah ini cukup tinggi, yaitu ≥75, dan pada
kelas X semester II Tahun Ajaran 2012/2013 sekitar 60% siswa yang memenuhi
KKM dari total siswa 38 siswa, sementara ketuntasan klasikal yang ditetapkan
sekolah adalah 85%.
Berdasarkan karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah dan
lingkungan sekolah maka dari itu perlu ada usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode
pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk
tujuan tersebut dalam penelitian ini diterapkan metode diskusi kelompok dengan
penggunaan media grafis. Dengan penerapan metode ini diharapkan siswa mampu
untuk berpikir kritis dalam memecahkan berbagai permasalahan yang terkait
dengan mata pelajaran geografi yang membutuhkan pemikiran kritis dalam
menganalisa permasalahan yang sedang terjadi saat ini serta membantu siswa
menjadi pelajar yang mandiri dan memberikan ketertarikan pada siswa untuk
3
Metode diskusi kelompok merupakan suatu cara dalam pembelajaran yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota
kelompoknya akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiran
masing-masing serta berbagai informasi guna pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan dan kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka
didepan kelas. Metode pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif
kepada siswa dan suatu pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk
belajar bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, berfikir kritis, dan
mandiri.
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan
melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis
biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dan media grafis dalam
materi pedosfer diharapkan dapat memberikan ketertarikan siswa untuk mengikuti
pembelajaran, situasi belajar yang lebih efektif bagi siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran, lebih mandiri dan percaya diri dan menimbulkan
keberanian pada siswa dalam memberikan pendapat untuk memecahkan masalah
dan mempresentasikan didepan kelas hasil dari diskusinya dengan menggunakan
media. Dengan demikian, situasi seperti itu akan dapat menciptakan proses belajar
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat identifikasikan
pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengembangan metode pembelajaran pada materi pedosfer dan
metode pembelajaran diskusi kelompok dengan media grafis belum pernah di
terapkan pada materi pedosfer pada pelajaran geografi.
2. Siswa kurang menguasai dan mengingat setiap materi yang di sampaikan oleh
guru dan aktivitas siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa yang rendah karena kegiatan pembelajaran yang pasif.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, yang menjadi batasan masalah pada
penelitian ini adalah yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
materi pedosfer melalui penerapan metode diskusi kelompok dengan media grafis
dikelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka yang akan menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media
grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pedosfer di
5
2. Apakah penerapan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media
grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pedosfer di kelas
X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media
grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pedosfer di
kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.
2. Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media
grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pedosfer di kelas
X-1 SMA Swasta Cerdas Murni.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Siswa mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X-1
SMA Swasta Cerdas Murni pada pelajaran geografi materi pedosfer.
2. Bagi Pendidik dan Sekolah
Diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan untuk mengetahui penggunaan
metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mempraktikkan teori yang diperoleh selama
perkuliahan dengan kenyataan sehari-hari.
4. Bagi Universitas
Sebagai masukan untuk lembaga pendidik agar senantiasa menggunakan
50
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan di SMA Swasta Cerdas Murni ini menerapkan
metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada
materi pedosfer di kelas X-1 semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penerapan
metode pembelajaran tersebut dilaksanakan selama 2 minggu dengan alokasi
waktu selama 2x45 menit dalam 1 pertemuan. Dalam penelitian ini terdapat dua
siklus, yaitu siklus I pada minggu pertama dan siklus II pada minggu kedua.
Adapun tahapan-tahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pratindakan
Pelaksanan pratindakan yang dilakukan adalah kegiatan observasi ke
sekolah, pengurusan izin pelaksanaan penelitian, uji validitas soal yang
dilaksanakan serta melakukan wawancara dengan guru bidang studi geografi
(Bapak Abdul Agus Nasution, S.Pd) untuk mengetahui permasalahan dan kendala
yang dihadapi selama proses pembelajaran. Dari permasalahan yang diperoleh
peneliti bersama guru berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan
menggunakan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis.
Pemilihan metode pembelajaran dan media grafis ini diharapkan dapat
51
2. Perencanaan Siklus I a. Perencanaan
Sejalan dengan hasil yang ditemukan pada tahap pratindakan maka
peneliti dan guru mempersiapkan beberapa hal yakni : (1) menyusun kegiatan
pembelajaran sesuai dengan metode diskusi kelompok dengan penggunaan
dengan media grafis, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kepada siswa
berjalan secara optimal. (2) menyiapkan media dan perangkat pembelajaran. (3)
menyiapkan soal postest dan lembar kerja siswa (4) menyiapkan lembar observasi
aktivitas dan hasil belajar siswa dan membentuk kelompok-kelompok diskusi.
b. Tindakan
Tindakan merupakan penerapan dari tindakan perencanaan yang telah
dibuat. Adapun kegiatan pembelajaran dalam 1 kali pertemuan adalah 2 x 45
menit. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru dan peneliti melakukan beberapa
hal :
1. Pada tahap ini guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan pada siklus I. Pada saat pembukaan dalam kegiatan
pembelajaran guru memberikan salam pembuka dan apersepsi kepada siswa
yakni dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Guru
menjelaskan secara singkat mengenai rangkaian kegiatan pembelajaran. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas secara
52
Gambar 16. Guru menyampaikan materi di SMA Cerdas Murni Tahun 2014
2. Pada kegiatan inti guru menampilkan topik materi yang dibahas yang terkait
dengan submateri yang sedang dipelajari. Adapun sub-sub topik
pembelajaran dibagi sesuai dengan kelompok-kelompok diskusi siswa.
Kemudian masing kelompok membahas sub-topik materi
masing-masing.
3. Setelah topik telah terbagi kepada siswa, maka siswa mendiskusikan materi
mereka masing-masing yakni siswa mendiskusikan materi yang telah didapat
dengan kelompoknya masing masing.
4. Setelah kelompok menyepakati rencana diskusi, maka kelompok menerapkan
rencana yang telah disepakati ditunjukkan dengan aktivitas-aktivitas siswa
dalam kelompok termasuk pemilihan ketua kelompok, penulis, mencari
sumber belajar dan sebagainya.
5. Siswa kemudian menganalisis hasil-hasil yang mereka temukan dengan
mendiskusikan, menyatukan pendapat, dan pemahaman dalam kelompok
53
Gambar 17. Siswa Sedang Berdiskusi dan Mempresentasikan Materi di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
6. Dengan tetap dibimbing oleh guru, setelah siswa selesai berdiskusi,
masing-masing kelompok secara bergantian melakukan presentasi hasil yang mereka
temukan dari proses diskusi sebelumnya. Dalam kegiatan presentasi juga
dibuka saling diskusi antar kelompok. Sehingga antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya saling dapat bertukar pendapat, bertukar pertanyaan, kritik,
dan masukan.
7. Selama pelaksanaan proses pembelajaran peneliti mengamati aktivitas
pembelajaran dengan melihat aktivitas siswa secara individual.
8. Setelah presentasi siswa, guru melakukan evaluasi terhadap tiap-tiap
kelompok siswa, memberi masukan kepada siswa yang masih kurang dalam
presentasinya, meluruskan kembali hasil diskusi. Kemudian guru
menyimpulkan hasil pembelajaran. Diakhir pertemuan, guru memberikan test.
9. Selama proses pembelajaran guru berusaha membangun suasana belajar yang
menyenangkan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyatakan pendapatnya tentang materi pedosfer sesuai dengan metode
diskusi kelompok dimana siswa lebih berperan aktif dalam proses
54
Hasil postest yang dilakukan memperlihatkan kemampuan siswa dalam
memahami materi pelajaran. Ketuntasan individual siswa pada siklus I dapat
dilihat dari nilai LKS, postest, dan tugas kelompok siswa pada siklus I. Berikut ini
disajikan data nilai postest, LKS dan tugas kelompok siswa siklus I.
Tabel 10. Frekuensi Nilai Postest Pada Siklus I
No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1.
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa nilai terendah postest I yaitu 60 yang
berarti jumlah soal postest yang benar hanya 8 soal. Jumlah siswa yang mencapai
nilai tersebut sebanyak 2 orang siswa. Nilai tertinggi postest I yaitu 100 yang
berarti mampu menjawab semua soal sebanyak 1 orang siswa.
Tabel 11. Frekuensi Nilai LKS Pada Siklus I
No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1.
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Data tabel 11 menunjukkan bahwa nilai terendah siswa pada LKS siklus I
adalah 60 yang dicapai oleh 1 orang siswa. Nilai tertinggi LKS siklus I adalah 95
55
Tabel 12. Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus I
No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1.
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Data tabel 12 menunjukkan bahwa nilai terendah laporan kelompok siklus
I adalah 75 yang diperoleh oleh 12 orang siswa. Dan nilai tertingi 90 yang
diperoleh oleh 7 orang siswa.
Selanjutnya, nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus I diperoleh dari
nilai postest I, nilai LKS I, dan tugas kelompok I dibagi 3. Siswa yang mencapai
tingkat ketuntasan hasil belajar secara individu hanya 27 orang siswa yang mana
telah mencapai nilai KKM ≥75 untuk lebih jelasnya lihat lampiran 17.
Berdasarkan lampiran 17 menunjukkan secara klasikal ketuntasan hasil belajar
siswa mencapai 71%, ini dapat dikatakan belum mencapai tingkat ketuntasan hasil
belajar karena ketuntasan klasikal yang dituntut adalah 85%. Berikut ini disajikan
tabel dan grafik ketuntasan hasil belajar siswa siklus I.
Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Ketuntasan Belajar Siswa
Kategori Jumlah Siswa Presentase (%)
< 75
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Untuk dapat mempermudah dalam melihat hasil ketuntasan hasil belajar
56
Gambar 18. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Berdasarkan gambar 18, ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai
pada siklus I karena kelas dapat dikatakan tuntas dalam belajar jika presentase
ketuntasan klasikal telah mencapai minimal 85% dari seluruh siswa yang
mencapai nilai KKM ≥75. Dengan demikian, hasil belajar siswa perlu
ditingkatkan lagi dengan melanjutkan penelitian ke siklus II.
c. Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung observer melakukan
pengamatan terhadap aktivitas siswa dibantu oleh dua rekan mahasiswa yaitu Eka
Sri Dewianti dan Fitri Amelia Ritonga dengan menggunakan lembar observasi.
Sebelum proses pengamatan dilakukan peneliti bersama pengamat telah
menyatukan persepsi dalam pemberikan skor penelitian terhadap setiap aspek
yang akan diamati. Adapun jenis aktivitas yang diamati adalah (1)
memperhatikan, (2) bertanya, (3) mengajukan pendapat dan (4) merumuskan (5)
kerjasama masing-masing aspek yang diberikan nilai 1-3.
Tuntas 71% Tidak Tuntas
29%
57
Tabel 14. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
N o
Aspek Yang Dinilai Skor Nilai Jumlah Rata
-rata %
Sumber : Data Primer Olahan, 2014 Keterangan : F= frekuensi, SN=skor nilai.
Untuk dapat mempermudah dalam melihat hasil ketuntasan aktivitas siswa siklus I
secara visual dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 19. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I Kelas X-I SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Berdasarkan tabel 14 dan gambar 19 menunjukkan bahwa hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I terdapat 3 aktivitas belajar yang
tergolong baik, dan 2 aktivitas belajar yang tergolong cukup. Aktivitas belajar
yang tergolong baik adalah memperhatikan media ajar dengan rata-rata 2,65
(88,3%), menganalisis 2,55 (85%), dan kerjasama 2,13 (71%). Dan aktivitas
belajar yang tergolong cukup adalah bertanya dan mengajukan pendapat, dengan
masing-masing memiliki rata-rata 1,94 (64,7%) dan 1,78(59,3%). Rata-rata
aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 2,21 (baik) dengan ketuntasan 73,66%
(lampiran 18). Berdasarkan pengamatan, peneliti melihat bahwa kekurangan
aktivitas belajar siswa yang disebabkan : (1) masih ada siswa yang memperikan
Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama
58
respon negatif seperti adanya perasaan takut dan malu dalam memberikan
jawaban atas pertanyaan yang diberikan. (2) masih adanya siswa yang malas.
d. Refleksi
Hasil refleksi peneliti, tim observer dan guru dalam siklus I adalah masih
ditemukannya permasalahan dalam pembelajaran seperti : (1) siswa kurang aktif
didalam pembelajaran (2) masih ada siswa yang merasa malu atau takut dalam
mengeluarkan pertanyaan maupun pendapatnya didalam kelas (3) guru terlalu
lama menjelaskan materi tidak sesuai dengan rancangan waktu pada RPP
sehingga alokasi waktu bagi siswa untuk berdiskusi menjadi lebih sempit (4) hasil
belajar siswa belum mencapai ketuntasan klasikal 85% dan masih banyak siswa
yang belum mencapai KKM >75. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian
lanjutan ke siklus berikutnya, yaitu siklus II.
3. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan
Sejalan dengan hasil yang ditemukan pada hasil refleksi siklus I peneliti
dan guru mempersiapkan beberapa hal yang akan dilakukan pada siklus ke II yaitu
(1) menyusun kembali rencana pembelajaran (RPP) sesuai perbaikan. (2)
penggunaan waktu oleh guru dalam penyampaian materi harus sesuai dengan RPP
(3) guru kembali mengingatkan siswa dengan memotivasi akan memberikan nilai
lebih kepada siswa yang aktif memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan
(4) guru lebih memotivasi siswa dalam mengintruksikan materi yang akan
didiskusikan agar siswa lebih bertangung jawab dalam kelompok dalam
59
mengawasi siswa agar lebih aktif dan disiplin. Presentase hasil ketuntasan hasil
belajar siswa yang dilakukan pada siklus I belum mencapai KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah karena itu perlu dilakukan perbaikan.
b. Tindakan
Berdasarkan permasalahan yang ada pada siklus I, maka pada siklus ke II
ini dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada siklus ke II
diambil langkah-langkah berikut :
1. Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) siklus II.
2. Pada saat pembukaan dalam kegiatan pembelajara guru lebih memberikan
penguatan, keyakinan, dan motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif dan
kreatif dalam pembelajaran dan memberikan nilai lebih kepada siswa yang
aktif agar siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pada kegiatan ini guru menjelaskan tujuan dan materi pembelajarana secara
ringkas. Kemudian guru menampilkan topik materi pembelajaran yang akan
dibahas dengan media grafis dan kemudian membagi sub-sub materi kepada
siswa untuk didiskusikan.
4. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan tugas masing-masing, setiap
kelompok melaksanakan rencana diskusi mereka masing-masing yakni
mendiskusikan materi yang diberikan guru. Siswa kemudian melakukan
implementasi terhadap rencana yang telah didiskusikan dengan menggunakan
60
tiap orang dalam kelompok seperti menulis, membaca, mencari sumber
pembelajaran, dan sebagainya.
5. Siswa kemudian menganalisis hasil-hasil yang mereka temukan dan
menyatukan pendapat dengan kelompoknya. Kemudian dengan bimbingan
guru masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
kedepan kelas. Dalam tahap ini tingkat keaktifan siswa semakin meningkat.
6. Setelah presentasi guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi dan
presentasi siswa. Guru melakukan konfirmasi meluruskan hasil diskusi dan
membuat kesimpulan.
7. Pada tahap penutup, guru memberikan test kepada siswa untuk mengetahui
hasil belajar siswa.
Pada tahap ini, rencana tentang materi pedosfer pada bagian sub materi
jenis tanah dan persebaran tanah di Indonesia yang telah disusun berdasarkan
tahap perencanaan, dilaksanakan selama 2x45 menit. Pada siklus ke II ini siswa
dapat lebih memahami materi dengan lebih baik.
61
Pada siklus ke II ini siswa lebih memperhatikan pembelajaran dengan
serius. Hampir semua perhatian siswa tertuju pada penjelasan yang disampaikan
oleh guru, ini disebabkan siswa sudah diberikan tugas untuk mencari bahan
sumber belajar yang berkaitan dengan materi pedosfer khususnya yang berkenaan
dengan jenis tanah dan persebaran tanah di Indonesia.
Gambar 22. Siwa Sedang Mengajukan Pertanyaan dan Pendapat Tentang Materi di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Walaupun ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan, tetapi ini sudah
menunjukan peningkatan aktivitas siswa dalam hal memperhatikan dan siswa
yang kurang memperhatikan tersebut juga tidak menggangu siswa yang lain.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
62
Pada siklus II ini banyak siswa yang lebih aktif dengan bertanya,
mengajukan pendapat serta permasalahan yang timbul sehari-harinya yang
berkaitan dengan materi pedosfer khususnya jenis tanah dan persebaran tanah di
Indonesia.
Dalam siklus ke II dilakukan kegiatan pembelajaran yang lebih intensif,
sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran
guru memberikan LKS dan tugas kelompok untuk didiskusikan siswa dengan
kelompoknya, setelah pembelajaran berakhir selanjutnya dilakukan tes hasil
belajar yaitu dengan postes untuk mengetahui penguasaan siswa mengenai materi
pedosfer. Dapat dikatakan pada siklus ke II ini terdapat perubahan yang terjadi
pada beberapa aspek aktivitas yaitu meliputi memperhatikan, bertanya,
mengajukan pendapat, menganalisis dan kerjasama.
Hasil belajar siswa diperoleh dengan menggabungkan nilai LKS, nilai
tugas kelompok siswa, dan nilai postest dan kemudian dibagi tiga atau rata-rata
dari nilai LKS, tugas kelompok siswa dan postest. Hasil dari rata-rata inilah yang
dijadikan sebagai nilai individu siswa. Nilai dari LKS, tugas kelompok siswa dan
postes ini merupakan alat ukur dalam penentuan seberapa besar pemahaman dan
pengetahuan siswa dalam mengenai materi yang berkaitan dengan materi
pedosfer.
Dari nilai ini lah dapat diketahui seberapa besar dan seberapa jauh
pemahaman, sehingga dapat lebih ditingkatkan lagi jika terdapat
kekurangan-kekurangan dari pemahaman siswa tersebut. Nilai hasil belajar siswa siklus II
63
Tabel 15. Frekuensi Nilai Postest Pada Siklus II
No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1.
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Pada tabel 15 menunjukkan bahwa nilai terendah postest II yaitu 73 yang
berarti jumlah soal postest yang benar 11 soal meningkat dari sebelumnya yang
menunjukan nilai terendah 60. Jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut
sebanyak 10 orang siswa. Nilai tertinggi postest I yaitu 100 yang berarti mampu
menjawab semua soal sebanyak 6 orang siswa.
Tabel 16. Frekuensi Nilai LKS Pada Siklus II
No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1.
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Data tabel 16 menunjukkan bahwa nilai terendah siswa pada LKS siklus II
adalah 75 yang dicapai sebanyak 9 orang siswa. Nilai tertinggi LKS siklus II
adalah 90 yang dicapai oleh 7 orang siswa.
Tabel 17. Frekuensi Nilai Laporan Kelompok Siswa Siklus II
No Nilai Frekwensi (Siswa) Presentase (%) 1.
64
Data tabel 17 menunjukkan bahwa nilai terendah laporan kelompok siklus
II adalah 75 yang diperoleh oleh 13 orang siswa. Dan nilai tertingi 90 yang
diperoleh oleh 7 orang siswa.
Tabel 18. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Ketuntasan Belajar Siswa
Kategori Jumlah Siswa Presentase (%)
< 75
≥ 75 Tidak Tuntas Tuntas
4 34
11% 89%
Jumlah 38 100%
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Selanjutnya, nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus II diperoleh dari
nilai LKS II, nilai post test II, dan tugas kelompok II dibagi 3 (lihat lampiran 19).
Berikut ini disajikan grafik ketuntasan hasil belajar siswa siklus II.
Gambar 23. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Berdasarkan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, ketuntasan hasil
belajar siswa mencapai 89% yang berarti secara klasikal dinyatakan tuntas. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap ketuntasan hasil
belajar siswa sebesar 18% dengan ketuntasan siklus I sebesar 71% dan siklus II
sebesar 89%.
c. Observasi
Observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini dilakukan oleh 3 orang
observer termasuk peneliti untuk mengamati aktivitas siswa yang dilakukan pada
Tuntas 89% Tidak Tuntas
11%
65
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar siswa
dapat dilihat pada tabel 19 dan gambar 24 berikut ini :
Tabel 19. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek Yang Dinilai Skor Nilai Jumlah Rat
a
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Keterangan : F= frekuensi, SN=skor nilai.
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas belajar
siswa pada siklus II semua menunjukkan kategori aktivitas baik. Rata-rata
aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah 2,6 (baik) dengan jumlah 86,6%
(lampiran 20).
Gambar 24. Grafik Aktivitas Siswa Pada Siklus II di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Berdasarkan gambar 24 menunjukkan bahwa aktivitas-aktivitas siswa pada
siklus II ini telah dikategorikan baik meningkat dari siklus sebelumnya.
0%
Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama
66
d. Refeksi
Pelaksanaan siklus II merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan siklus I
yang memberikan peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Selama
berlangsungnya pelaksanaan siklus II, jumlah siswa pada aktivitas
memperhatikan, bertanya, mengajukan pendapat, menganalisis, dan kerja sama
mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut
dapat terjadi karena guru melaksanakan beberapa tindakan sebagai cara untuk
mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I. Beberapa tindakan tersebut
merupakan saran dan perbaikan dari peneliti dan observer seperti yang telah
dijelaskan pada perencanaan siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai
89% secara klasikal. Dengan demikian pelaksanaan penelitian berakhir pada
siklus II karena ≥85% siswa tuntas belajar dengan nilai KKM ≥75.
Gambar 25. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Berdasarkan Gambar 25 menunjukkan grafik peningkatan aktivitas belajar
siswa bahwa terjadi peningkatan nilai setiap aktivitas siswa sehingga pada siklus
ke II semua aktivitas dapat dikategorikan baik. Seperti aktivitas memperhatikan
yang mengalami peningkatan dari 88% di siklus pertama meningkat menjadi 97%
di siklus kedua, aktivitas bertanya meningkat dari 65% di siklus pertama
Memperhatikan Bertanya Presentasi Menganalisis Kerjasama
88%
65% 59%
85%
71% 97%
73% 83%
90% 90%
67
meningkat menjadi 73% di siklus kedua, aktivitas presentasi mengalami
peningkatan dari 59% di siklus pertama meningkat menjadi 83% di siklus kedua.
Aktivitas menganalisis meningkat dari 85% di siklus pertama meningkat menjadi
90% di siklus kedua dan aktivitas kerja sama meningkat dari 71% di siklus
pertama meningkat menjadi 90% di siklus kedua.
Gambar 26. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni Tahun 2014.
Berdasarkan gambar 26 menunjukkan grafik peningkatan hasil belajar
siswa di kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni yang mengalami peningkatan
disetiap siklusnya. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18% dari siklus
pertama ke siklus kedua. Dan pada siklus kedua hasil belajar siswa telah tuntas
secara klasikal.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa perbaikan
pembelajaran pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I membawa
perubahan yang baik, baik dari kesiapan belajarnya, keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar yang ditunjukkan siswa
Siklus I Siklus II
71% 89%
68
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar yang ditunjukkan
siswa melalui tes yang telah diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I mengenai materi pedosfer
dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan media grafis menunjukkan
rata-rata aktivitas belajar siswa belum tercapai dengan baik. Namun pada siklus II
menunjukkan adanya peningkatan baik aktivitas maupun ketuntasan hasil belajar.
1. Aktivitas Belajar Siswa di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni
Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 13% dari 73,6% di siklus I menjadi 86,6% di siklus II. Peningkatan
tersebut terjadi pada kelima aktivitas yang diamati dalam penelitian ini. Aktivitas
memperhatikan media ajar mengalami peningkatan sebesar 8,3%. Aktivitas
bertanya mengalami peningkatan sebesar 8,6% dikategorikan cukup di siklus I
dan menjadi dikategorikan baik di siklus II. Aktivitas mengajukan pendapat
mengalami peningkatan sebesar 24% dikategorikan cukup pada siklus I dan
meningkat menjadi dikategorikan baik pada siklus II. Aktivitas menganalisis
mengalami peningkatan sebesar 5%. Aktivitas kerjasama mengalami peningkatan
sebesar 19%. Dengan demikian diperoleh rata-rata seluruh aktivitas sebesar 2,6
atau dikategorikan baik, meningkat dari aktivitas sebelumnya di siklus I sebesar
2,2.
Peningkatan kelima aktivitas belajar dalam penelitian ini dapat terjadi karena
guru memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum memulai pelaksanaan
tindakan pada siklus II. Motivasi tersebut berupa pemberian nilai kepada siswa
69
pembelajaran dikelas. Selain itu, guru menyesuaikan waktunya untuk menjelaskan
materi sehingga untuk mendapatkan materi yang lebih jelas dan lengkap, siswa
akan lebih termotivasi untuk menyiapkan materi pembelajaran sendiri. Guru dan
ketiga observer termasuk peneliti memberikan bimbingan berupa pengawasan
pada saat siswa saling berdiskusi dengan kelompok mereka masing-masing
sehingga pada saat diskusi, siswa lebih fokus terhadap pembelajaran.
Sebagaimana yang dituliskan oleh Ahmadi (2004) sebagai pengelolaan kelas,
seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar
dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap
anak dapat belajar secara efektif dan efisien. Lebih lanjut, Slameto (2010) yang
mengatakan, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan dan meniru. Belajar akan lebih efektif, apabila si pembelajar
(siswa) melakukannya dalam suasana yang menyenangkan dan menghayati objek
pembelajaran secara langsung.
2. Hasil Belajar Siswa Di Kelas X-1 SMA Swasta Cerdas Murni
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis
pada materi pedosfer dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I
mencapai ketuntasan 71% atau 27 siswa dari total 38 siswa, dan yang tidak tuntas
sebanyak 11 siswa atau 29%. Pada siklus II, ketuntasan mencapai 89% atau 34
70
Adanya peningkatan hasil belajar tersebut dapat terjadi karena proses belajar
yang lebih baik pada siklus II. Aktivitas guru yang lebih baik dari siklus I
dikarenakan adanya diskusi dan saran atau perbaikan yang diberikan oleh
observer kepada guru berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus I,
sehingga aktivitas praktek metode pembelajaran diskusi kelompok berjalan
dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin (2009) mengemukakan hasil
belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan belajarnya, terampil dalam
mengerjakan tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran. Upaya
optimalisasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan dengan merancang dan
mengajukan berbagai alternatif pemecahan sesuai hasil identifikasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan. Upaya tersebut dapat berupa
perbaikan (remedi) untuk menghilangkan kegagalan dan berupa pemantapan atas
72
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
Badriyah. 2011. Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Berbantu Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Asy-Syarifah Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. IKIP PGRI Semarang.
E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1984. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.
Gatot Harmanto. Geografi Bilingual Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Yrama Widya.
http://ahli-definisi.blogspot.com/2011/definisi-hasil-belajar.html (Diakses 22-11-2013)
http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok (Diakses Februari 2014)
http://irpan1990.wordpress.com/2011/08/11/metode-pembelajaran-diskusi-kelompok
http://wikipedia.com/media-grafis.html (Diakses pada 22 november 2013)
Khumaidah. 2011. Efektifitas Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernaan Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Nova A.BN. 2012. Upaya Menigkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Dengan Metode Diskusi Kelompok Dan Media Audio Visual Pada Materi Perairan Laut Kelas X Di SMA Swasta Yapim Biru-Biru T.A 2011/2012. Medan: Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Medan.
Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung. Rosda.
Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Bumi Aksara