PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK, IMPAK DAN TEKAN KOMPOSIT AMPAS TEBU
DENGAN MATRIKS RESIN EPOKSI
Oleh:
Husaeni R.Rajagukguk NIM 408221027 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Skripsi : Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik Impak dan Tekan Komposit Ampas Tebu dengan Matriks Resin Epoksi
Nama Mahasiswa : Husaeni R.Rajagukguk
NIM : 408221027
Program Studi : Fisika
Jurusan : Fisika
Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi,
Prof.Dr.Mara Bangun Harahap, M.S NIP.19560303 198403 1 003
Mengetahui :
FMIPA UNIMED Jurusan Fisika
Dekan, Ketua,
Prof.Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Dr.Derlina, M.Si
NIP.19590805 198601 1 001 NIP. 19640321 199003 2 001
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK, IMPAK DAN TEKAN KOMPOSIT AMPAS TEBU
DENGAN MATRIKS RESIN EPOKSI
Husaeni R.Rajagukguk (NIM 408221027)
ABSTRAK
Pemanfaatan komposit saat ini semakin berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan impak dan kekuatan tekan komposit serat ampas tebu dengan variasi panjang serat menggunakan resin epoksi.
Pembuatan komposit dilakukan dengan cara hand lay up dengan perlakuan serat ampas tebu direndam air panas selama 2 jam kemudian dijemur. Komposit dibuat menggunakan penguat serat ampas tebu dengan panjang serat 3 cm, 5 cm dan tanpa serat dengan matriks resin epoksi. Kemudian dilakukan pengujian tarik, impak dan tekan untuk komposit dan tanpa serat.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan panjang tertinggi terdapat pada komposit dengan panjang serat 5 cm yaitu sebesar 1,46 mm, nilai regangan tertinggi diperoleh pada serat 5 cm yaitu 2,96%, kekuatan tarik tertinggi dimiliki oleh komposit dengan panjang serat 3 cm yaitu 3,33 MPa. Harga impak tertinggi diperoleh pada serat 3 cm sebesar 21,67 kJ/m2 serta harga tekan tertinggi pada sampel tanpa serat sebesar 51,67 N/mm2.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN` 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 4
1.3 Perumusan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Hipotesis 4
1.6 Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Pengertian Polimer 6
2.2 Material Komposit 6
2.2.1 Defenisi dan Klasifikasi Material Komposit 6
2.2.2 Klasifikasi Komposit 7
2.3 Serat Sebagai Penguat 9
2.3.1 Tanaman Tebu ( Saccharum officinarum ) 11
2.3.2 Botani Tebu 11
2.3.3 Ampas Tebu 12
2.3.4 Kandungan Ampas Tebu 13
2.4 Matriks 14
vii
2.4.2 Termoset Epoksi 16
2.5 Pengujian Sifat-Sifat Papan Partikel 17
2.5.1 Pengujian Sifat Fisis 17
2.5.2 Pengujian Sifat Mekanik 18
2.5.2.1 Pengujian Tarik 18
2.5.2.2 Pengujian Tekan 19
2.5.2.3 Pengujian Impak (Impact Test) 19 2.5.3 Standart Pengujian Sifat-Sifat Papan Partikel 28
BAB III METODE PENELITIAN 29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 29
3.1.1 Tempat Penelitian 29
3.1.2 Waktu Penelitian 29
3.2. Alat dan Bahan 30
3.2.1 Alat 30
3.2.2 Bahan-bahan 31
3.3 Variabel Penelitian 31
3.4 Prosedur Penelitian 32
3.4.1 Persiapan Bahan Baku 32
3.4.2 Pembuatan Papan Komposit Berpenguat Ampas Tebu 32
3.4.3 Pembuatan Sampel 33
3.4.4 Prosedur Pengujian Tarik 34
3.4.5 Prosedur Pengujian Tekan 36
3.4.6 Prosedur Pengujian Impak 37
3.5 Diagram Alir 38
3.6 Teknik Pengumpulan Data 39
3.7 Teknik Analisa Data 39
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1 Hasil Penelitian 42
4.1.1 Pengujian Kekuatan Tarik 42
4.1.2 Pengujian Kekuatan Impak 47
4.1.3 Pengujian Kekuatan Tekan 49
4.2 Pembahasan 51
4.2.1 Uji Kekuatan Tarik 51
4.2.2 Uji Kekuatan Impak 53
4.2.3 Uji Kekuatan Tekan 54
4.3 Teknik Analisis Data Menggunakan ANOVA 55
4.3.1 Uji Kekuatan Tarik 55
4.3.2 Uji Kekuatan Impak 55
4.3.3 Uji Kekuatan Tekan 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57
5.1 Kesimpulan 57
5.2 Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 59
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1.Komposisi Ampas Tebu 13
Tabel 2.2 Komponen kimia serat tebu dan beberapa serat penting lainnya 14 Tabel 2.3 Sifat Mekanis Beberapa Serat Penting 14 Tabel 2.4 Perbandingan Sifat-Sifat Resin Epoksi dan Polyester 17 Tabel 2.5 Ukuran Contoh Uji Pengujian Sifat Fisis-Mekanis Papan Serat
dan Papan Partikel 23
Tabel 2.6 Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dengan
Berbagai Standart 28
Tabel 3.1 Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian 29
Tabel 3.2 Penolong Anova 40
Tabel 3.3 Anova 41
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Komposit Serat Ampas
Tebu Model Acak 43
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kekuatan Impak Komposit Serat Ampas
Tebu Model Acak 47
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan Komposit Serat Ampas
Tebu Model Acak 49
Tabel 4.4 Anova Kekuatan Tarik Komposit Serat Ampas Tebu dengan
Model Acak 55
Tabel 4.5 Anova Kekuatan Impak Komposit Serat Ampas Tebu dengan
Model Acak 56
Tabel 4.6. Anova Kekuatan Tekan Komposit Serat Ampas Tebu dengan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Contoh Dari Material Komposit 7
Gambar 2.2 Skema penyusunan serat 8
Gambar 2.3 Diagram Klasifikasi Bahan Komposit Secara Umum 9 Gambar 2.4 a)Susunan Arah Serat Acak dan b)Susunan Arah Serat Searah 10
Gambar 2.5 Tanaman Tebu 11
Gambar 2.6 Molekul Pada Polimer Termoset Mengalami Cross Lingking 16 Gambar 2.7 Contoh Uji Mekanis Pengujian Lentur Kayu Lapis
Berdasarkan JAS 21 Gambar 2.8 Pengujian Kekuatan Lentur Beban Terpusat 22 Gambar 3.1 Bentuk Sampel Pengujian Kekuatan Tarik dengan
Standart ASTM D-3039 34 Gambar 3.2 Bentuk Sampel Pengujian Tekan dengan Standart 34 Gambar 3.3 Bentuk Sampel Pengujian Impak dengan Standart
ASTM D- 256 34
Gambar 3.4 Alat Pengujian Tarik 35
Gambar 3.5 Alat Pengujian Tekan 36
Gambar 3.6 Alat Pengujian Impak Type CPSA 37
Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian 38
Gambar 4.1 Diagram hubungan Antara Gaya Tarik Maksimum (Fmax)
Terhadap Panjang Serat 44
Gambar 4.2 Diagram Hubungan Antara Perpanjangan Maksimum (Δl)
Terhadap Panjang Serat 44
Gambar 4.3 Diagram Hubungan Antara Tegangan Maksimum (σmax)
Terhadap Panjang Serat 45
Gambar 4.4 Diagram Hubungan Antara Regangan Maksimum (εmax)
Terhadap Panjang Serat 45
Gambar 4.5 Diagram Hubungan Antara Elastisitas (Emax) Terhadap
x
Gambar 4.6 Diagram Hubungan Antara Energi Serap Maksimum (Es)
Terhadap Panjang Serat 48
Gambar 4.7 Diagram Hubungan Antara Kekuatan Impak (I) Terhadap
Panjang Serat 48
Gambar 4.8 Diagram Hubungan Antara Gaya Tekanan Maksimum (Fmax)
Terhadap Panjang Serat 50
Gambar 4.9 Diagram Hubungan Antara Kekuatan Tekan (σ) Terhadap
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Contoh Perhitungan 62
Lampiran 2 Teknik Analisa Data 67
Lampiran 3 Gambar Rangkaian Penelitian 72 Lampiran 4 Surat Persetujuan Dosen Pembimbing 85 Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Universitas Negeri Medan 86 Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ampas tebu atau yang umum disebut bagas diperoleh dari sisa pengolahan tebu (Saccharum officinarum) pada industri gula pasir. Subroto (2006) menyatakan bahwa pada umumnya ampas tebu kering yang dihasilkan dari satu pabrik gula adalah sebanyak 32%, selama ini sebanyak 60% ampas tebu dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas, dan industri jamur, sedangkan 40% ampas tebu belum dimanfaatkan atau mungkin dibuang sehingga menjadi limbah.
Ampas tebu yang belum dimanfaatkan, akan memberikan nilai tambah bagi pabrik gula apabila diolah menjadi produk-produk lain yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Ampas tebu merupakan bahan yang berlignoselulosa sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku pembuatan papan partikel. (Rowell et al. 1997).
Papan partikel adalah suatu produk komposit yang dibuat dengan merekatkan partikel berupa potongan kayu yang kecil atau material lain yang mengandung lignoselulosa sehingga merupakan bahan baku potensial dalam pembuatan papan partikel.
Komposit serat alam seperti serat ampas tebu memiliki keunggulan lain bila dibandingkan dengan serat sintetis, komposit serat alam lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan serat sintetis.
Teknologi pembuatan komposit dari ampas tebu merupakan teknologi pemanfaatan ampas tebu sehingga dapat menghasilkan material baru dan dapat meminimalkan pemakaian kayu yang berasal dari hutan dimana ketersediaannya semakin terbatas. (Malau, 2009).
2
kandungan zat ekstraktif.
Matriks yang digunakan sebagai bahan matriks dalam komposit terbagi menjadi dua bagian yaitu matriks termoset contohnya epoksi dan matriks termoplastik contohnya polipropilena (PP). Dalam penelitian ini digunakan resin epoksi sebagai matriks untuk mengikat fillernya yaitu serat ampas tebu.
Penelitian sebelumnya mengenai “Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengawet
Boraks Terhadap Serat Tebu Sebagai Bahan Komposit”, yang telah dilakukan oleh
Siahaan (2007), diperoleh bahwa kekuatan impak rata-rata untuk konsentrasi boraks 0%, 5%, 10%, dan 15% masing-masing 3447 J/m2, 3589 J/m2, 5384 J/m2, dan 7691 J/m2. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa komposit menggunakan serat tebu sebagai penguat yang diawetkan dengan boraks memiliki kekuatan tarik diatas nilai kekuatan rata-rata komposit tanpa penguat yaitu masing-masing 10,71 MPa. Namun memiliki nilai kekuatan lentur yang rendah yaitu dibawah nilai komposit tanpa penguat 12,61 MPa. Hal ini menunjukkan ternyata komposit dengan serat tebu memiliki kekuatan lentur lebih rendah dari nilai kuat lentur rata-rata tanpa filler.
Menurut Kartini (2002), pada pembuatan komposit bermatriks polyester menggunakan serat pisang dan ijuk, penambahan lapisan serat menurunkan nilai kekuatan tarik komposit, sedangkan untuk komposit bermatriks epoxy dengan penguat serat ijuk diperoleh nilai kekuatan tarik tertinggi sebesar 45,44 MPa pada variasi lamina 3 lapis.
3
matriks epoksi mempunyai keunggulan yaitu memiliki sifat mekanik yang baik, tahan terhadap zat kimia, mudah diproses, bentuk stabil, dapat merekat dengan baik dengan berbagai bahan serat (Hyer, 1998).
Dari hasil penelitian pengaruh panjang serat terhadap sifat mekanis dan fisik komposit berpenguat serat ijuk dengan matriks epoxy yang dilakukan oleh Mahmuda, dkk (2013), diperoleh bahwa komposit epoxy yang diperkuat dengan serat ijuk dengan panjang serat 90 mm memiliki harga tegangan tarik dan regangan tertinggi yaitu 45,05 MPa dan 8,65 %, panjang serat 90 mm lebih kuat tegangan tarik dan regangannya dari pada panjang serat 30 mm dan 60 mm hal ini disebabkan semakin panjang serat di dalam matriks, maka permukaan serat yang menanggung beban yang diberikan oleh matriks menjadi besar, dan begitu juga sebaliknya, pendistribusian serat yang tidak merata menyebabkan kekuatan komposit serat acak lebih rendah daripada epoxy murni.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purboputro (2006), dengan menggunakan serat eceng gondok serta variasi panjang serat 25 mm, 50 mm, dan 100 mm diperoleh bahwa semakin panjang serat maka harga impak akan semakin menurun, karena ikatan antara matriks dan serat semakin kuat sehingga serat akan patah pada garis patahnya. Kekuatan impak maksimum terjadi pada panjang serat 50 mm, dengan kekuatan harga impak 002344.
Penelitian yang telah lalu pada serat eceng gondok dengan komposisi serat eceng gondok tanpa serat dan dengan panjang serat 25 mm, 50 mm, dan 100 mm tanpa perendaman didapatkan hasil bahwa panjang serat eceng gondok yang divariasikan mempengaruhi kekuatan tarik dan kekuatan lentur terhadap komposit serat eceng gondok. Panjang serat eceng gondok yang divariasikan diperkuat resin epoksi berpengaruh terhadap uji tarik dan uji lentur. Dari masing-masing perlakuan pengujian tarik dengan panjang serat 25 mm yang lebih baik didapat, dikarenakan fraksi volume serat lebih sedikit dibandingkan fraksi volume resin. (Hutagalung, 2010).
4
Dari uraian di atas mendorong penulis untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik, Impak Dan Tekan Komposit Ampas Tebu Dengan Matriks Resin Epoksi”.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalah antara lain:
1. Pengujian sifat mekanik yaitu uji kekuatan tarik, uji kekuatan tekan dan uji kekuatan impak.
2. Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat ampas tebu.
3. Bahan yang digunakan adalah Matriks Resin Epoxy sebanyak 50%, dengan perlakuan panjang serat ampas tebu 50 mm, 30 mm dan tanpa serat.
1.3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah panjang serat ampas tebu berpengaruh terhadap hasil uji mekanik komposit?
2. Bagaimana pengaruh serat ampas tebu pada pembuatan komposit?
3. Bagaimana panjang serat ampas tebu bisa mempengaruhi kekuatan mekanik komposit bila dibandingkan dengan sampel tanpa serat.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh panjang serat tebu terhadap hasil uji mekanik komposit.
2. Mengetahui pengaruh serat ampas tebu pada pembuatan komposit.
3. Mengetahui bahwa panjang serat ampas tebu bisa mempengaruhi kekuatan mekanik komposit bila dibandingkan dengan sampel tanpa serat.
1.5 Hipotesis
5
1.6 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan diantaranya adalah:
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 dan mendapatkan gelar sarjana sains.
2. Penulis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterima selama di bangku perkuliahan dalam menambah pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri.
3. Sebagai bahan informasi bagi yang ingin mengembangkan penelitian selanjutnya.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisis data sampel komposit serat ampas tebu dengan model serat acak yang memvariasikan panjang serat 3 cm, 5 cm dan tanpa serat untuk pengujian tarik, impak dan tekan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Panjang serat sangat berpengaruh terhadap hasil uji mekanik pada kekuatan tarik dimana semakin panjang serat maka ikatan antara serat dan matriks semakin kuat, dibandingkan serat pendek, hal ini ditunjukkan pada perubahan panjang komposit panjang serat 5 cm dengan perpanjangan rata-rata sebesar 1,46 mm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh juga nilai regangan yang lebih besar pada panjang serat 5 cm sebesar 2,92 % dan terendah diperoleh sampel tanpa serat sebesar 0,15 %. Sedangkan kekuatan tarik dengan nilai tegangan maksimum rata-rata sebesar 3.00 MPa didapat pada sampel tanpa serat. Besar kekuatan impak maksimum rata-rata sebesar 19,72 kJ/mm2 didapat pada serat 3 cm dan energi serat maksimum rata-rata sebesar 2,37 J. Sedangkan besar kekuatan tekan maksimum rata-rata sebesar 50,56 N/mm2 dan gaya maksimum rata-rata sebesar 7583,33 N diperoleh pada sampel tanpa serat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin panjang serat maka nilai impak semakin menurun. Hal ini disebabkan karena pendistribusian serat kurang merata dan matriks yang tidak dapat menutupi (menyelubungi) serat sehingga menimbulkan gelembung udara di tengah papan komposit, timbul kerapuhan serta menyebabkan mudah patahnya komposit yang mempengaruhi kekuatan mekanik.
58
3. Berdasarkan data yang diperoleh, bila dibandingkan antara perlakuan sampel pada panjang serat 3 cm dan 5 cm dengan sampel tanpa serat maka diperoleh kekuatan tekan yang lebih baik pada sampel tanpa serat yaitu 51,67 N/mm2, sedangkan kekuatan tarik dan impak maksimal terdapat pada komposit dengan panjang serat 3 cm sebesar 3,33 MPa dan 21,67 kJ/m2. Sehingga semakin panjang serat maka harga nilai tekan semakin menurun. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang lebih baik pada komposit serat 3 cm.
5.2 Saran
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh panjang serat terhadap sifat mekanik komposit serat ampas tebu, disarankan :
1. Membuat komposit serat ampas tebu dengan komposisi serat yang berbeda.
2. Agar memperhatikan proses perendaman serat ampas tebu supaya diperoleh hasil yang maksimal, bisa menggunakan NaOH.
3. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya melakukan variasi panjang serat dan ukuran seratnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Antonia, Y., dkk.2006.Komposit Laminat Bambu Serat Woven Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Fiber Glass pada Kulit Kapal. Skripsi. Fakultas
Teknik. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya
Bagir, Achmad dan Pradana, Gigih E. 2010. Pemanfaatan Serat Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Pembuatan Komposit. Universitas Diponegoro.
Semarang
Blog spot. 2012.http://bilangapax.blogspot.com/ [20 September 2013]
Bukit, N. 1988. Beberapa Pengujian Sifat Mekanik Dari Komposit Yang Diperkuat Dengan Serat Gelas. Skripsi FMIPA.USU.Medan
Feldman, D,. dan Hartomo, A.J. 1995. Bahan Polimer Konstruksi Bangunan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Hakim, L. 2002. Pengembangan Teknologi Papan Komposit dari Limbah Batang Pisang Berbagai Variasi Konsentrasi NaOH. Skripsi Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.Bogor.Tidak Dipublikasikan
Haygreen, J.G. And J.L.Bowyer.1996.Hasil Hutan dan Ilmu Kayu (Terjemahan Sujipto, A.H).Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Hull, D. 1992. Introduction to Composit. Canbridge University Press. Canbridge Hutagalung, Siti. N. 2010. Pengaruh Panjang Serat Eceng Gondok Terhadap Uji
Tarik dan Uji Lentur Sebagai Bahan Pendamping Fiber Glass. Skripsi
FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan
Hyer, M.W.1998.Stress Analysis of Fiber-Reinforced Composite Nmaterials. McGraw-Hill. New York
Japanese Standard Association.2003.Japanese Industrial Standard Particleboard. JSA 5908.Japanese Standard Association.Jepang
Keyser, C.A. 1990. Material Science in Engginering. 4th Edition. Charles E Merill Publishing Company. Ohio
60
Kliwon, S.2002.Sifat Papan Partikel dari Kayu Mangium. Buletin Penelitian Hasil Hutan.Vol.20:195-206
Mahmuda, Efri., Savetlana, Shirley dan Sugiyanto.2013. Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berpenguat Serat Ijuk Dengan Matriks Epoxy. Jurnal FEMA. Vol.1(3):79-84
Malau, Krisna M. 2009. Pemanfaatan Ampas Tebu Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan Papan Partikel. Skripsi Fakultas Pertanian. USU. Medan
Maloney, T.M.1977. Modern Particle Board and Dry Process Fiberboard Manufacturing.Miller Freeman Inc.San Fransisco
Mardikanto,T.R.,Lina K., dan Effendi T.B. 2011. Sifat Mekanis Kayu. IPB Press. Bogor
Ningsih, D. Cipta. 2010. Pengaruh Serat Gelas Model Acak dan Teratur terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Ampas Tebu. Skripsi FMIPA. Unimed.
Medan
Penebar Swadaya. 2000. Pembudidayaan Tebu di Lahan Sawah dan Tegalan. Penebar Swadaya.Jakarta
Purboputro, Pramuko. I.2006.Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Impak Komposit Enceng Gondok Dengan Matriks Poliester. Media Mesin. Vol.7(2):70-76
Rowell, R.M., Raymound AY., Judith K.R. 1997. Paper And Composites from Agrobased Resources. CRC Press, Inc: Lewis Publisher
Siahaan, W. A. 2007. Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengawet Boraks Terhadap Serat Tebu Sebagai Bahan Komposit dengan Urea-Formaldehyde.
Skripsi FMIPA. UNIMED. Medan
Sitorus, J. 1996. Komposit Hibrid Serat Panjang Serat Gelas-Ijuk dengan Matriks Polimer. Skripsi FMIPA. USU. Medan
Slamet.2004.Tebu(Saccharumofficiarum)://warintek.Progressio.or.Id/tebu/ perkebunanwarintek/merintisbisnis/progressio.htm [20 Agustus 2012] Steven, M. P. 2001. Kimia Polimer. Pradnaya Paramita. Jakarta
61
Surdia, T., M.S. dan Saito, S. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnaya Paramita. Jakarta
Sutigno, P.1988.Perekat dan Perekatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan Bogor. Bogor
Sutigno, P.1994.Teknologi Papan Partikel. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan Bogor. Bogor