HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN HASIL
BELAJAR TEKNIK PENGELASAN DENGAN MINAT
BERWIRUSAHA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KENDERAAN RINGAN DI SMK NEGERI 2 BINJAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh:
ANTO PARULIAN SIMORANGKIR
NIM. 509121005
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
Anto Parulian Simorangkir. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Hasil
Belajar Teknik Pengelasan dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Kenderaan Ringan di SMK Negeri 2 Binjai. Skripsi. Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara kecerdasan emosional dan hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas X program keahlian teknik kenderaan ringan di SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015. Metode Penelitian bersifat deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X program keahlian teknik kenderaan ringan di SMK Negeri 2 Binjai yang terdiri dari 2 Kelas yaitu kelas X TKR A dan X TKR B berjumlah 45 orang. Dalam hal ini, sampel penelitian ditentukan dengan tabel Krejci dan Morgan yang mana sampel yang di ambil adalah berjumlah 40 orang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket untuk kecerdasan emosional dan minat berwirausaha sedangkan untuk hasil belajar teknik pengelasan menggunakan dokumentasi. Jumlah instrument kecerdasan emosional dan minat berwirausaha sebanyak 30 pernyataan. Pada angket kecerdasan emosional terdapat 25 pernyataan yang dinyatakan valid dengan reliabilitas 0,911 tergolong sangat tinggi, sedangkan pada minat berwirausaha terdapat 28 pernyataan yang dinyatakan valid dengan reliabilitas 0,939 tergolong sangat tinggi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment, analisis korelasi parsial dan analisis korelasi ganda pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kecerdasan emosional dengan minat berwirausaha (r = 0,445) dan terdapat hubungan yang positif dan berarti antara hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha (r = 0,436) serta ditemukan terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kecerdasan emosional dan hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha (r = 0,595). Koefisien determinasi antara variabel kecerdasan emosional dengan minat berwirausaha sebesar 0,1986 dan koefisien determinasi antara hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha sebesar 0,1901 serta koefisien determinasi antara kecerdasan emosional dan hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha sebesar 0,3545. Ringkasan hasil analisis regresi tersebut sebagai berikut : Fh = 10,160 harga Ft = 1,64 pada
taraf signifikansi 5%, sehingga Fh > Ft (10,160 > 1,64). Bahwa persamaan regresi
Y = 31,77 + 0,39X1 + 0,38X2 dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik
kesimpulan mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dan hasil belajar teknik pengelasan dengan minat berwirausaha.
ABSTRACT
Anto Parulian Simorangkir. The Relationship Between Emotional Question And
Learning Independence Of Teknik Pengelasan With Interest In Entrepreneurship In Class X Programs And Teknik Kenderaan Ringan Skills In The Binjai Vocational High Scholl. Skripsi. Enginering Fakulty State University Of Medan.
2015.
This study aims to determine the relationship between emotional question and learning independence of teknik pengelasan with interest in entrepreneurship in class X programs and teknik kenderaan ringan skills in the Binjai Vocational High Scholl Year 2014/2015 . The research method was descriptive correlational . The population was all students of class X programs engineering expertise and technology in the Teladan Vocational High Scholl field consisting of one class is a class X TKR and numbered 45 people . In this case , the sample is determined by Krejci and Morgan table where the sample was taken is about 40 people . The data was collected by using a questionnaire to learn independence and interest in entrepreneurship while to learn the results of teknik pengelasan using documentation. Total instrument emotional question and interest in entrepreneurship as much as 30 statements on the questionnaire contained 25 statements independent learning which is valid with very high reliability 0.909 classified . While the interest in entrepreneurship there are 28 statements were declared invalid by 0.936 as very high reliability . The data analysis technique used is the product moment correlation analysis , partial correlation analysis and multiple correlation analysis at significance level of 5 % . Based on the analysis of the data shows that there is a positive relationship between emotional question with interest in entrepreneurship (r = 0.445) and there is a positive and significant relationship learning outcomes of teknik pengelasan with interest in entrepreneurship (r = 0.436) and found there is a positive and significant relationship between emotional question and learning outcomes of teknik pengelasan with interest in entrepreneurship (r = 0.595) . The coefficient of determination between the outcome variable emotional question with interest in entrepreneurship by 0,1986, and the coefficient of determination between learning outcomes of teknik pengelasan with in entrepreneurship by 0,1901, interest in entrepreneurship and determination koefisiean between learning outcomes and emotional question teknik pengelasan with interest in entrepreneurship by 0,3545 . Summary results of the regression analysis are as follows : Fb = 10,160 price Ft = 1.64 at the 5 % significance level , so that Fb > Ft ( 10,160 > 1.64 ) . That the regression equation Y = 31.77 + 0.39 X1 + 0.38 X2 can be justified to draw conclusions about the relationship between emosional question and learning independence teknik pengelasan with interest in entrepreneurship .
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional dan Hasil Belajar Teknik Pengelasan dengan Minat Berwirausaha
Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Kenderaan Ringan di SMK Negeri 2
Binjai Tahun Ajaran 2014/2015”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menambah salah satu syarat mutlak
memperoleh gelar Sarjana Kependidikan bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan maupun
tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian besar harapan
harapan penulis agar hasil studi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membacanya.Selama perkuliahan sampai dengan tersusunnya skripsi ini, penulis
banyak sekali menerima dukungan moril, materi dan spiritual yang tidak ternilai
harganya. Kiranya bantuan, masukan dan saran yang diberikan akan dibalas
Tuhan Yang Maha Esa dengan kebajikan yang berlipat ganda.
Rasa terima kasih tiada terhingga penulis ungkapkan kepada bapak Dr.
Saut Purba, M.Pd sebagai Pembimbing, yang telah begitu banyak memberikan
arahan dan bimbingan serta masukan dengan penuh kesabaran dalam rangka
menyelesaikan proposal penelitian ini. Begitu juga rasa terima kasih penulis
sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Benjamin Situmorang, M.Pd, bapak Ir.
Riski Elpari Siregar, MT., dan bapak Janter P Simanjuntak ST., MT., Ph.D
sebagai narasumber yang begitu banyak memberikan arahan dan masukan serta
bimbingan. Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
beserta jajarannya.
3. Bapak Slamat Riyadi, ST.MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin.
4. Bapak Janter P.Simanjuntak, ST., MT., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin.
5. Bapak dan Ibu dosen Teknik Mesin yang telah membimbing penulis
selama perkuliahan.
6. Terima kasih kepada kedua orang tua saya A. Simorangkir dan (+) R. Br.
Harianja yang telah banyak membantu dalam memberi kasih sayang,
motivasi dan do’a yang tulus selama perkuliahan hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
7. Kepada kakak saya tersayang Tiurma. H Simorangkir, abang Ipar S.
Parapat dan bere Ivan Pernando Parapat
8. Istri tersayang Ratna Dewi br. Ginting dan anakku Rapael Simorangkir
yang telah banyak berdoa da memberikan motivasi kepada penulis
hinggga selesainya penulisan skripsi ini.
9. Kepada mami T.M Br Barus, bg Firman G, Kak Yanti dan bg Mamat
10.Teman-teman senasip dan seperjuangan di kota medan Norensen E,
Frengky N, Pangidoan S.Pd, Rinaldo S.Pd, Bisuk S.Pd, Norensen A.Md
dan teman-teman angkatan 2009 semuanya serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan
perhatian selama perkuliahan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 11
3. Hakikat Hasil Belajar Teknik Pengelasan ... 31
B. Kerangka Berfikir ... 35
1. Hubungan antara Hasil Belajar Teknik Pengelasan dengan Minat Berwirausaha ... 35
C. Pengajuan Hipotesis ... 38
D. Penelitian Yang Relevan...39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
B. Populasi Dan Sampel ... 40
1.Populasi ... 40
2.Sampel ... 41
C. Metode Penelitian ... 42
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 43
1. Variabel Penelitian...43
2. Devenisi Operasional...44
E. Teknik Pengumpulan Data ... 44
F. Instrumen Penelitian ... 45
G. Uji coba instrumen ... 47
1.Uji Validitas Angket ... 47
a.Validitas Angket Kecerdasan Emosional ... 47
b.Validitas Angket Minat Berwirausaha ... 48
2. Uji Reliabilitas Angket ... 48
a.Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional ... 48
b.Reliabilitas Angket Minat Berwirausaha ... 48
H. Teknik Analisis Data Penelitian ... 49
1. Deskripsi Data Penelitian ... 49
2.Uji Kecenderungan Variabel Penelitian ... 49
3.Uji Persyaratan Analisis ... 50
b.Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi ... 51
4.Pengujian Hipotesis ... 52
a.Analisa Koefesien Korelasi Jenjang Nihil Variabel Penelitian ... 52
b.Korelasi parsial ... 52
c.Perhitungan koefesien korelasi ganda ... 53
d.Kontribusi Antar Variabel ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 56
A. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 56
1.Kecerdasan Emosional (X1)... 56
2.Hasil Belajar Teknik Pengelasan (X2) ... 57
3.Minat Berwirausaha (Y) ... 58
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 59
1.Kecerdasan Emosional (X1)... 59
2.Hasil Belajar Teknik Pengelasan (X2) ... 60
3.Minat Berwirausaha (Y) ... 61
C. Uji Prasyarat Analisis ... 62
1.Uji Normalitas ... 62
2.Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 63
D. Pengujian Hipotesis ... 66
1. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kecerdasan Emosional dengan Minat Berwirausaha…….………67
2. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Hasil Belajar Teknik Pengelasan dengan Minat Berwirausaha………68
E. Temuan Penelitian ... 70
F. Pembahasan Penelitian ... 71
G. Keterbatasan Penelitian ... 73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Implikasi ... 76
C. Saran ... 77
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Siswa tingkat 1 ... 40
Tabel 2. Kisi-kisi angket Kecerdasan Emosional ... 46
Tabel 3. Kisi-kisi angket minat berwirausaha. ... 47
Tabel 4. Tingkat Kecendrungan Data Kecerdasan Emosional... 60
Tabel 5. Tingkat Kecendrungan Data Hasil Belajar Teknik Pengelasan ... 60
Tabel 6. Tingkat Kecenderungan Data Minat Berwirausaha ... 61
Tabel 7. Ringkasan Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 62
Tabel 8. Ringkasan ANAVA Untuk Persamaan Regresi Y dengan (X1) ... 63
Tabel 9. Ringkasan ANAVA Untuk Persamaan Regresi Y dengan (X2) ... 64
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Paradigma Penelitian ... 43
Gambar 2. Histogram Skor Variabel Kecerdasann Emosional (X1) ... 57
Gambar 3. Histogram Skor Variabel Hasil Belajar Teknik Pengelasan (X2) . 58
Gambar 4. Histogram Skor Variabel Minat Berwirausaha (Y)... 59
Gambar 5. Gambaran Umum Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Angket Kecerdasan Emosional ... 81
Lampiran 2. Data Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional ... 85
Lampiran 3. Perhitungan Validitas Angket Kecerdasan Emosional ... 87
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional ... 89
Lampiran 5. Angket Minat Berwirausaha ... 91
Lampiran 6. Data Uji Coba Instumen Minat Berwirusaha ... 94
Lampiran 7. Perhitungan ValiditasAngket Minat Berwirausaha ... 96
Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Berwirausaha ... 98
Lampiran 9. Data Penelitian ... 100
Lampiran 10. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Median, Modus, SD ... 102
Lampiran 11. Identifikasi Tingkat Kecenderungan ... 110
Lampiran 12. Uji Normalitas sebaran data ... 113
Lampiran 13. Perhitungan Pers Regresi, Uji Kelinineran Y VS X1.. ... 116
Lampiran 14. Perhitungan PersRegresi, Uji Kelinineran Y VS X2 ... 122
Lampiran 15. Perhitungan Reg Ganda, Uji Kelinieran, dan keberartian ... 128
Lampiran 16. Perhitungan Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 131
Lampiran 17. Perhitungan Uji Keberartian dan Korelasi ganda ... 134
Lampiran 18. Perhitungan Korelasi Parsial Dan Uji Keberartian ... 135
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan
banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia
usaha. Salah satu masalah yang muncul dalam era globalisasi dan industrialisasi
dewasa ini di Indonesia adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Orang yang
mencari pekerjaan lebih banyak daripada orang yang dibutuhkan untuk bekerja di
tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak
mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Bertambahnya jumlah lulusan setiap
tahunnya juga akan menambah jumlah orang yang mencari pekerjaan, akibatnya
jumlah pengangguran semakin besar yang berdampak pada kondisi perekonomian
di Indonesia. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan yang mengurangi
jumlah pekerjanya sehingga pengangguran pun semakin bertambah. Apabila
lulusan mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
(berwirausaha) yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki, maka tidak perlu mengandalkan pekerjaaan dari orang yang lain atau
bekerja pada instansi pemerintah.
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini sangat signifikan
manusia (SDM) yang berkualitas serta mampu bersaing dan beradaptasi dengan
laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk mensukseskan
pembangunan khususnya di dunia Industri. Sebagaimana terdapat dalam Undang
– Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003 Bab I pasal 1 menyatakan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara,”
Dengan demikian, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
yang dapat berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.
Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
menghasilkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing
yang tinggi serta mampu mengikuti perkembangan zaman, hal ini sejalan dengan
tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3
menyatakan:
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan menengah kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan tingkat menengah sesuai dengan
bidangnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dan penjelasan Pasal 15 tahun 2003
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan merupakan salah satu sub sistem pendidikan dalam
sistem pendidikan nasional. Pendidikan kejuruan dapat dilaksanakan di
lingkungan persekolahan, pendidikan luar sekolah, maupun pelatihan-pelatihan
kerja industri. Pendidikan kejuruan pada lingkungan persekolahan dilaksanakan
melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan misi
pengembangan Dikmenjur (2001); Pertama, mengembangkan sistem pendidikan
dan pelatihan menengah kejuruan yang adaptif, fleksibel, dan berwawasan global.
Kedua, mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan menengah kejuruan yang
berwawasan mutu dan keunggulan, profesional dan berorientasi masa depan.
Ketiga, mewujudkan pelayanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah dan
masyarakat. Keempat, mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma
dan nilai budaya bangsa Indonesia.
Pendidikan kejuruan memiliki tujuan institusional untuk menciptakan
berfungsi untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan tingkat
menengah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Lulusan SMK termotifasi
untuk bekerja di industri sebagai tenaga kerja menengah, di samping itu juga
keterbatasan penerimaan pegawai negeri mengakibatkan lulusan SMK termotifasi
untuk bekerja di industri sebagai teknisi menengah.
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 15, Sekolah Menegah Kejuruan
(SMK) sebagi bagian dari pendidikan menegah di dalam Sistem Pendidikan
Nasional mempunyai tujuan khusus sebagi berikut :
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih
dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuaan, teknologi, dan seni,
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Memberikan peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.
Berdasarkan tujuan SMK di atas dapat dikatakan bahwa lulusan SMK
supaya dapat mandiri dengan penerapan ilmu yang diperolehnya sesuai dengan
bidang nya di lapangan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK
diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan disekolah
maupun di luar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang
dipelajari.
Agar para lulusan dapat memilik kualifikasi sesuai dengan tujuan SMK di
atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan yang tertuang
dalam berbagai materi diklat pada mata diklat yang dipelajari. Tidak hanya harus
terampil dalam bekerja, lulusan SMK juga dituntut agar mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri atau yang sering disebut berwirausaha, namun tujuan
ini belum sepenuhnya tercapai.
Namun pada kenyataannya bahwa lulusan SMK masih banyak yang belum
bekerja. Ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena sempitnya
lowongan pekerjaan dan ketidaksiapan dari pada lulusan SMK itu sendiri. Para
siswa lulusan SMK di Indonesia pada umumnya masih banyak mengharapkan
pekerjaan yang bersifat halus, misalnya bekerja di kantor pemerintahan maupun
swasta. Sebagai tenaga kerja mereka umumnya kurang memiliki minat dalam hal
berwirausaha dan cenderung takut mengambil resiko.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) jumlah
pengangguran usia muda di Indonesia mencapai 19,9 persen dengan rincian 50
persen adalah lulusan SD dan SMP, 30% lulusan SMA/SMK, dan 20% lulusan
perguruan tinggi, padahal jumlah wirausahawan di Indonesia masih jauh dari yang
negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahaan sebanyak 2 %
dari jumlah penduduknya (Alma 2011:4). Jadi jika negara kita memiliki jumlah
penduduk 250 juta jiwa, maka wirausahaanya harus kurang lebih sebanyak 5 juta
jiwa.
Namun kenyataannya, sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
bulan Februari 2014 tercatat jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 119,4
juta orang, bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding bulan Agustus tahun 2013
sebesar 116,5 juta orang. BPS juga mencatat pengangguran terbuka Indonesia
pada Agustus 2013 didominasi oleh lulusan SMA dan SMK. Angka
pengangguran yang terjadi pada lulusan SMK disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu menyempitnya lapangan pekerjaan, minimnya kesiapan dan kompetensi
keahlian yang mereka miliki.
Hal ini juga terlihat jelas pada siswa SMK N 2 Binjai program keahlian
Teknik Kenderaan Ringan berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis,
dimana dari hasil wawancara langsung dengan Pembantu Kepala Sekolah bidang
Kurikulum (PKS I),Ketua Program Keahlian Teknik Kenderaan Ringan dan
beberapa guru yang mengajar pada Program Teknik Kenderaan Ringan yang
dilakukan pada tanggal 23 Januari 2014 menyatakan bahwa jumlah siswa alumni
SMK Negeri 2 Binjai bidang keahlian Teknik Kenderaan Ringan yang
menciptakan lapangan kerja sendiri selama tiga tahun terakhir hanya 9 orang dari
315 jumlah tamatan atau rata – rata hanya 3%, itupun karena mereka melanjutkan
jejak orang tuanya. Sementara yang melanjut ke perguruan tinggi sekitar 37 orang,
dari pada membuka lapangan pekerjaan sendiri, padahal jumlah lapangan
pekerjaan di Indonesia masih sangat sedikit mengingat jumlah wirausahawan yang
tidak mencapai jumlah yang diharapkan. Untuk itu minat berwirausaha siswa
SMK Negeri 2 Binjai perlu dikembangkan agar mengurangi ketergantungan
alumni SMK Negeri 2 Binjai menjadi pekerja.
Ada banyak faktor – faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa
diantaranya adalah kecerdasan emosional dan hasil belajar siswa tersebut. Untuk
meningkatkan minat berwirausaha seorang siswa, seharusnya lulusan SMK
diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan sehingga dapat memenuhi
persyaratan jabatan dalam bidang industri, serta mampu berusaha sendiri dalam
membuka lapangan pekerjaan baru guna meningkatkan produksi dan perluasan
kesempatan kerja sehingga pendidikan kejuruan tidak bisa dipisahkan dari
masalah aset pembuka lapangan kerja baru. Untuk memecahkan permasalahan
tentang lapangan pekerjaan, salah satu alternatif yang dianggap terbaik adalah
membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan cara berwirausaha. Dalam hal inilah,
lulusan SMK dituntut untuk dapat mengimplementasikan pengetahuan tentang
kewirausahaan yang didapat dari sekolah di lingkungan masyarakat. Usaha yang
akan dijalani tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung dengan
kemampuan yang dimiliki.
Pemilihan suatu usaha disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki
seorang wirausahawan agar usahanya dapat berjalan dengan baik. Sebagai contoh,
kemampuan yang dimiliki seorang wirausahawan adalah mengelas, usaha yang
punkarena jasa yang ditawarkan merupakan kebutuhan banyak kalangan, modal
atau biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar, juga resiko usaha relatif kecil dan
keterampilan yang dibutuhkan juga ada di dalam kurikulum Sekolah menengah
Kejuruan (SMK). Seorang wirausaha juga harus memiliki kecerdasan dan sifat
mandiri, agar permasalahan yang timbul dalam usahanya dapat diatasi sendiri dan
tidak bergantung pada orang lain.
Kelemahan sumber daya lulusan SMK sebagian besar dikarenakan
kurangnya penguasaan kompetensi dan sub kompetensi yang diberikan di SMK.
Adapun mata diklat di SMK dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu: mata
diklat normatif, mata diklat adaptif, dan mata diklat produktif. Dari ketiga mata
diklat ini mata diklat adaptif merupakan mata diklat pendukung untuk mata diklat
produktif dan di antara mata diklat Produktif inilah terdapat mata diklat Teknik
Pengelasan .
Teknik Pengelasan merupakan salah satu mata diklat yang sangat potensial
dalam dunia industri maupun dalam bidang wirausaha, dengan mempelajari mata
diklat ini, diharapkan siswa SMK mampu melaksanakan prosedur pengelasan,
pematrian dan pemotongan dengan panas.
Kemampuan dan keterampilan mengelas siswa SMK Negeri 2 Binjai
sekarang ini memang jauh dari yang diharapan, dimana yang menjadi petunjuk
bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah apabila Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)-nya dapat tercapai, namun pada kenyataannya hasil
belajar Teknik Pengelasan siswa SMK Negeri 2 Binjai dapat dikatakan rendah
tidaknya hasil yang dikerjakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
kelengkapan fasilitas pengelasan, pemahaman dan keterampilan mengelas, minat
dan kecerdasan seorang siswa.
Walaupun telah lama disadari bahwa belajar memerlukan keterlibatan secara
aktif orang yang belajar namun kenyataannya masih menunjukan kecenderungan
yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adanya kecenderungan
meminimalkan peran dan keterlibatan siswa, dominasi guru dalam proses
pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak pasif, mereka lebih banyak
menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan, keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan. Sehingga untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tersebut tentunya
dipengaruhi oleh kecerdasan emosional siswa itu sendiri. Dalam menguasai mata
diklat adaptif maupun mata diklat produktif perlu diketahui bahwa kemampuan
mengelola emosi (soft Skill) siswa juga berperan penting. Bagian yang masuk
kedalam Soft Skill diantaranya adalah kecerdasan emosional, kejujuran, tanggung
jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan beradaptasi,
kemampuan berkomunikasi dan lain-lain. Dalam belajar siswa tidak boleh merasa
terbeban dengan mata diklat yang diikutinya, karena hal ini akan membuat siswa
malas belajar. Dengan kecerdasan emosional yang baik siswa akan mampu
mengendalikan diri sehingga terhindar dari perasaan terbeban, stress dan sifat tak
acuh. Rendahnya tingkat kecerdasan emosional, tidak hanya membawa petaka
bagi dirinya sendiri, tetapi juga sangat membahayakan orang lain dan
(TKR) yang diperoleh selama di bangku sekolah merupakan modal dasar yang
dapat digunakan untuk berwirausaha. Pengetahuan, keterampilan, pengalaman
kerja industri serta kemampuan kerja yang dimiliki oleh siswa TKR dapat
mendorong tumbuhnya minat untuk berwirausaha. Minat berwirausaha akan
menjadikan seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha
dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat tidak dibawa sejak lahir
tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar Teknik Pengelasan Dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada program
diklat Teknik Pengelasan. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses
belajar mengajar seperti siswa, guru, sarana dan prasarana, media dan masih
banyak komponen lainnya.
Dari banyaknya masalah-masalah yang berhubungan dengan hasil belajar,
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar Teknik Pengelasan
Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai?
2. Bagaimana keadaan hasil belajar Teknik Pengelasan Siswa Kelas X Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai ?
3. Apakah siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai
memiliki minat berwirausaha?
4. Apakah tingkat kecerdasan emosional mempengaruhi minat berwirausaha ?
5. Apakah Hasil Belajar Teknik Pengelasan mempengaruhi minat berwirausaha
Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai?
6. Apakah kecerdasan emosional dan hasil belajar Teknik Pengelasan
mempunyai hubungan dengan minat berwirausaha?
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa SMK Negeri
2 Binjai, baik yang berasal dari diri siswa sendiri (Internal) maupun dari luar diri
siswa (eksternal). Namun dalam penelitian ini permasalahan dibatasi dengan
masalah yang menyangkut faktor internal dari siswa dan dari sekian banyak faktor
internal yang ada penulis mengambil dua faktor tersebut, yaitu kecerdasan
emosional siswa dan minat berwirausaha. Sedangkan hasil belajar dimaksud
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kecerdasan
emosional dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara hasil belajar Teknik
Pengelasan dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kecerdasan
emosional dan hasil belajar Teknik Pengelasan secara bersama-sama dengan
minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan
Ringan SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Besarnya hubungan antara kecerdasan emosional dengan minat berwirausaha
siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2
Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Besarnya hubungan antara hasil belajar Teknik Pengelasan dengan minat
berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK
3. Besarnya hubungan antara kecerdasan emosional dan hasil belajar Teknik
Pengelasan secara bersama-sama dengan minat berwirausaha siswa kelas X
program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai Tahun
Ajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini akan
memberikan manfaat berupa :
a. Manfaat secara teoritis
1. Memberi informasi tentang hubungan kecerdasan emosional dan hasil belajar
Teknik Pengelasan secara bersama-sama dengan minat berwirausaha siswa
kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Binjai
Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat Teknik Pengelasan
khususnya guru SMK Negeri 2 Binjai guna peningkatan hasil belajar Teknik
Pengelasan dan minat berwirausaha siswa.
3. Sebagai bahan masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun
menjadi guru khususnya pada bidang keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
b. Praktis
1. Manfaat Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan minat
berwirausaha, khususnya pada siswa kelas X program keahlian Teknik
Kenderaan Ringan SMK Negeri 2 Binjai
3. Sebagai masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat
disimpulkan:
1. Siswa kelas X program keahlian teknik kenderaan ringan di SMK Negeri 2
Binjai 2014/2015 memiliki kecerdasan emosional dengan kategori cukup.
2. Siswa kelas X program keahlian teknik kenderaan ringan di SMK Negeri 2
Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 memiliki Hasil Belajar Teknik Pengelasan
dengan kategori kurang.
3. Siswa kelas X program keahlian teknik kenderaan ringan di SMK Negeri 2
Binjai Tahun Ajaran 2014/2015 memiliki Minat berwirausaha dengan
kategori cukup.
4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kecerdasan Emosional
siswa dengan minat berwirausaha siswa Kelas X program keahlian teknik
kenderaan ringan di SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
5. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Hasil belajar Teknkik
Pengelasan dengan minat berwirausaha Siswa Kelas X program keahlian
teknik kenderaan ringan di SMK Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara
Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar Teknik Pengelasan dengan minat
berwirausaha Siswa Kelas X program keahlian teknik kenderaan ringan di
B. Implikasi
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di atas maka dapat dibuat
implikasi penelitian. Perlu diupayakan peningkatan hasil belajar dan kecerdasan
emosional untuk meningkatkan minat berwirausaha .
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka kecerdasan emosional perlu
diasah dan ditekankan untuk siswa dalam meningkatkan minat berwirausaha.
Bagaimanapun kecerdasan emosional berpengaruh dalam belajar, Sebagai
implikasinya, dimana siswa yang tinggi tingkat kecerdasan emosionalnya
akan menumbuhkan minat berwirausaha.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka hasil belajar teknik pengelasan
perlu ditekankan untuk siswa dalam minat berwirausaha. Bagaimanapun
penguasaan teorinya berpengaruh dalam belajar, Sebagai implikasinya, jika
hasil belajar teknik pengelasan tinggi akan meningkatkan minat
berwirausahanya.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka hal ini menggambarkan lebih jauh
bahwa kecerdasan emosional dan hasil belajar teknik pengelasan mempunyai
hubungan dengan minat berwirausaha. Untuk itu perlu pertimbangan kepada
pengelola SMK untuk menggunakan kecerdasan emosional dan hasil belajar
teknik pengelasan pada peserta didik untuk meningkatkan minat
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, implikasi penelitian maka dapat dibuat saran
penelitian:
1. Dengan ditemukannya tingkat kecerdasan emosional siswa yang cenderung
kurang, maka disarankan untuk lebih mengasah kembali nilai kecerdasan
emosional, peningkatan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya
memberikan motivasi kepada siswa, memberikan tes kecerdasan emosional
untuk lebih bersaing serta mengubah metode pengajaran yang lebih kreatif bagi
guru bidang studi teknik kenderaan ringan.
2. Dengan ditemukannya hasil belajar siswa yang cukup, maka disarankan untuk
perlu ditingkatkan kembali, peningkatan ini dapat dilakukan dengan
melengkapi fasilitas bengkel las, menjalin kerjasama dengan perusahaan di
bidang pengelasan, dan menumbuhkan kesadaran bahwa menguasai pelajaran
teknik pengelasan sangat penting.
3. Dengan ditemukannya minat berwirausaha siswa yang cukup, maka disarankan
untuk perlu ditingkatkan kembali, peningkatan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, sesuai dengan penelitian ini, untuk meningkatkan minat
berwirausaha siswa maka kecerdasan emosional serta hasil belajar teknik
pengelasan siswa perlu ditingkatkan dibarengi dengan motivasi kepada siswa
agar minat berwirausaha ini tidak hanya di pahami namun juga untuk
diaplikasikan.
4. Perlu kiranya penelitian yang lebih lanjut dan lebih mendalam untuk mencari
mendapatkan variabel yang lebih mendominasi serta untuk mendapatkan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chobib. 2004. Evaluasi Hasil Belqjar. Bandung :Tarsito.
Departemen P dan K. 1999. Kurikulum SMKJurusan Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta: Depdikbud.
Djamarah. 2003. Psikologi Belqjar. Jakarta: Bina Aksara.
GBHN 1999. Tap MPR RI No. IV/1999, Visi Misi GBHN. Jakarta: Depdikbud.
Gie, The Lie. 2004. Cora Belqjar Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar. 2003. Metode Belqjar dan Kesulitan-kesulitan Belqjar. Bandung: Tarsito.
Handoko. 2002. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.
Hasan. 2004. Hubungan Motivasi. IKIP Semarang.
Natawijaya, Rochman. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Pangidoan. (2014). Hubungan antara hasil belajar teknologi mekanik dan kemandirian belajar terhadap minat berwirausaha. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Medan, Medan.
Rinaldo Malau. (2013). Hubungan antara kecerdasan emosional (s0ft skill) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menggambar teknik. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Medan, Medan.
Saphiro, Lawrence E. 2008. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia.
Sardiman, A.M. 2003, Strategi Belqjar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiono. 2006. Metode Penelitian, Jakarta ; Gramedia.
Sukardi, Ketu Dewa. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan Belqjar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.
Usman. 2006. Motivasi dalam Bekerja, Jakarta: CV. Raja Grafindo Persada.