STUDI TENTANG JARINGAN DAN PENGELOLAAN
IRIGASI DI DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN
TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN
SKRIPSI
Diajukan Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
ELFRINA F HUTAGAOL
NIM. 309131017
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi
ABSTRAK
Elfrina Feronika Hutagaol. NIM.309131017. Studi Tentang Jaringan Dan
Pengelolaan Irigasi Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kondisi jaringan irigasi, 2) kondisi debit air irigasi, dan 3) pengelolaan irigasi di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Pasir pada tahun 2013. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian padi sawah yang menggunakan air jaringan irigasi yakni 210 Ha. Data dikumpulkan dengan teknik komunikasi langsung (wawancara) dan observasi lapangan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Studi Tentang Jaringan Irigasi Dan Pengelolaan Irigasi di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Untuk itu dengan segala keterbukaan penulis menerima saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini dapat disusun dan terlaksana berkat bantuan, arahan, nasehat, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, baik dukungan moril dan materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta stafnya
2. Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan selaku Dosen Pembimbig Skripsi yang telah sabar meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan banyak masukan kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
4. Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi telah yang banyak memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Geografi yang telah banyak membekali penulis dengan segudang ilmu pada saat di bangku perkuliahan.
iv
7. Kepala Desa Tanjung Pasir Magdalena Tambunan yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
8. Teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak T Hutagaol dan Ibu R. Butar-butar atas segala doa, kasih sayang serta semangat yang tidak pernah lelah membantu baik moril maupun materil kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Kakak dan adik-adikku tercinta, Ellys R Hutagaol, Noverika R Hutagaol, Horas G M Hutagaol, Yuni R Hutagaol dan seluruh keluarga besar Hutagaol dan Butar-butar selalu mendoakan dan memberikan motivasi, kepada penulis.
10.Richan M. Sigalingging yang senantiasa memberi semangat dan dukungan untuk segala hal. Dan Iin S H Sihaloho sebagai adik dan sahabat, terimakasih buat semuanya
11.KTB Meva for Cha (Novita, Juni, Lucy, Lini, Dina, dan Sonty) yang selalu sabar mendengar setiap sharing dan mendoakanku dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Noviana Tarigan, Juli Sinaga, Eriska Sigalingging dan Lidia Girsang, terimakasih buat semangat dan pengertiannya.
13.Teman-teman seperjuangan di kelas A Reguler 09 (Mardi, Noverita, Olotci, Noviana, Lini, Herdina, Lidia, Sonty, Zetto, Yanti, Seventina,dkk) dan seluruh mahasiswa Jurusan Geografi Stambuk 2009, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
14.Teman-teman PPLT SMA Negeri 3 Pematang Siantar yang memberikan semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tiada yang dapat penulis berikan selain doa kepada Tuhan semoga semakin diberkati. Pada akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna khusunya bagi mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, Desember 2013 Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35
viii
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berfikir ... 34
2. Peta Kabupaten Simalungun ... 39
3. Peta Kecamatan Tanah Jawa ... 40
4. Peta Desa Tanjung Pasir ... 41
5. Peta Jaringan Irigasi ... 54
6. Kondisi Bangunan Utama Yang Permanen ... 55
7. Proses Pengukuran Kecepatan Debit Air Irigasi ... 59
8. Saluran Sekunder Yang Dipenuhi Sampah ... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam
tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain
bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, pertanian juga merupakan
sector andalan penyumbang devisa Negara dari sector non migas. Besarnya
kesempatan kerja yang diserap dan besarnya jumlah penduduk yang masih
bergantung pada sector ini masih perlu ditingkatkan (Noor,1996).
Air adalah syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Air
dapat datang dari hujan atau harus melalui pengairan yang diatur manusia.
Keduanya harus disesuaikan agar tanaman benar-benar mendapatkan air
secukupnya, tidak kurang tapi tidak terlalu banyak. Yang dimaksud pengairan
sebenarnya meliputi pengaturan kebutuhan air bagi tanaman didalamnya termasuk
juga drainase. Pengairan sering disebut irigasi, yang terdiri dari irigasi teknis,
setengah teknis, dan irigasi sederhana (Mubyarto,1985).
Sejarah irigasi di Indonesia dibagi kedalam 3 periode. Pertama masa
sebelum penjajahan yaitu mereka mengatur sendiri kehidupan bersama dan selain
pemilik, mereka sepenuhnya berkuasa atas jaringan irigasinya. Kedua masa
penjajahan yaitu mereka tergantung pada keputusan yang dibuat petugas Dinas
Pengairan. Ketiga masa kemerdekaan yaitu segala keputusan operasi dan
pemeliharaan, termasuk pembagian air diambil melalui rapat secara demokratis
2
Kebijakan pengelolaan irigasi yang selama ini hanya ditangani pemerintah
pada awalnya dapat memberikan dampak yang cukup baik, hal ini dapat dilihat
dengan tercapainya swasembada pangan, khususnya beras pada tahun 1984.
Namun sangat disayangkan bahwa keberhasilan tersebut tidak berkelanjutan
karena banyaknya fungsi prasarana irigasi baik dari segi kuantitas, kualitas
maupun fungsinya yang banyak mengalami penurunan yang akibat banyaknya
jaringan irigasi banyak mengalami degradasi.
Usaha peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi, pada
dasarnya dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain ekstensifikasi,
intensifikasi dan rehabilitasi, namun upaya tersebut memerlukan waktu yang
panjang. Menurut Saptana, dkk., (2001), dalam jangka pendek pilihan yang layak
untuk meningkatkan produktivitas usahatani adalah melalui intensifikasi dengan
meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya. Pada usahatani padi sawah
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dapat dilakukan salah satunya melalui
alokasi air irigasi secara efektif dan efisien.
Pada lahan sawah, perlu dilakukan alokasi sumber daya air (irigasi) terkait
dengan kinerja pengelolaan air irigasi pada level usahatani yang masih jauh dari
optimal, bahkan cenderung masih boros, sementara itu kehilangan air yang terjadi
di saluran irigasi juga sulit di tekan. Pada penelitian Saptana dkk (2001) terungkap
bahwa salah satu simpul kritis dalam pengelolaan air irigasi mencakup 8 aspek,
salah satunya adalah sistem jaringan irigasi.
Keberadaan jaringan irigasi dalam hubungannya dengan upaya
peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya padi sawah telah menjadi
3
baik teknis maupun sosial ekonomi dan kelembagaan. Pentingnya jaringan irigasi
ini ditunjukkan pula dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP), antara lain PP
No 77/2001 yang diperbaharui dengan PP. No.20 /2006 Tentang Irigasi.
Irigasi dengan sistem-sistemnya mempunyai peranan yang sangat besar
dalam usaha tani atau produksi tanaman padi, bahkan menurut Suzanna (1995) “
Penyebab utama merosotnya produksi beras di Indonesia yang sebahagian besar
berasal dari Jawa adalah rusaknya jaringan – jaringan irigasi. Selain itu
keberadaan irigasi akan dapat menguntungkan tapi dapat juga merugikan para
petani, yaitu akan sangat tergantung pada pengelolaan irigasi.
Sejak akhir tahun enam puluhan, sejumlah penelitian telah dilaksanakan
untuk mendukung pembangunan irigasi di Indonesia, baik penelitian teknis
maupun sosial ekonomi. Salah satunya adalah penelitian tentang peranan
masyarakat dalam pembangunan irigasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
pembangunan irigasi, masyarakat sebagai sumber daya lokal bekerja sama dengan
pemerintah untuk turut mengelola sumber daya alam, tetapi pemerintah juga harus
mempuyai “aturan main” yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pembangunan. Dengan demikian kedudukan dan peranan masyarakat dalam
perudang-undangan pembangunan irigasi menjadi penting untuk dikaji (Suzanne,
1995).
Sistem jaringan irigasi di Sumut saat ini masih butuh banyak perluasan,
guna menunjang produktivitas hasil pertanian nantinya. Sebanyak 30% dari total
irigasi di Provinsi Sumatra Utara rusak dan tidak bisa digunakan mengairi sawah
petani, sehingga menurunkan produksi padi dari provinsi ini. Kondisi ini
4
ditargetkan sebesar 10 juta ton pada 2014 karena sebagian produksi diharapkan
disumbang oleh Provinsi Sumatra Utara. Dan pada saat ini, ada sekitar 350.000
hektare irigasi di Sumut dan hanya berfungsi sebanyak 70%.
Kabupaten Simalungun dengan luas wilayah 4.386,60 Km2, mayoritas
penduduk memiliki mata pencaharian utama dari usaha tani. Secara geografis
terbagi dua wilayah, yaitu Kabupaten Simalungun bagian atas dengan potensi
dominan lahan kering yang difungsikan untuk usaha tani palawija, sayuran dan
hortikultura, sedangkan Kabupaten Simalungun bagian bawah potensi dominan
merupakn lahan sawah yang difungsikan untuk usaha padi sawah, namun ada juga
lahan kering unttuk usaha tani palawija, sayuran dan perkebunan.
Kecamatan Tanah Jawa yang berada di Kabupaten Simalungun merupakan
wilayah agraris. Dimana dalam wilayah ini masih banyak terdapat penduduk yang
matapencahariannya merupakan petani. Di wilayah ini masih banyak dijumpai
areal pertanian/persawahan, yang ditanami padi, jagung dan digunakan sebagai
tempat budidaya ikan. Usaha tani di Kecamatan Tanah Jawa juga mengunakan
sistem pengairan irigasi.
Desa Tanjung Pasir juga merupakan areal persawahan yang menggunakan
sistem pengairan irigasi. Dimana lebih dari 50% desa ini merupakan areal
persawahan, yang digunakan untuk menanam padi dan budidaya ikan. Sistem
pengairan irigasi yang digunakan merupakan irigasi teknis yang dianggap maju
dan sudah mampu mengatasi masalah pengairan di Desa Tanjung Pasir. Namun
di desa ini sering terjadi masalah yang membuat para petani merasa dirugikan.
Dimana pembagian air sering terlihat tidak baik. Sehingga menyebabkan
5
inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji tentang irigasi di Desa Tanjung
Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan maka
masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :1) Produksi padi yang
menurun, 2) Pengelolaan air irigasi, 3) Jaringan irigasi yang sudah mulai tidak
berfungsi dengan baik, 4) Debit air.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka
penelitian dibatasi hanya pada masalah yang mengkaji tentang jaringan irigasi,
debit air dan pengelolaan air irigasi di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah
Jawa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka rumusan masalah maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah jaringan irigasi telah menjangkau seluruh areal persawahan di Desa
Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa?
2. Apakah debit air telah memenuhi kebutuhan air pada areal persawahan di
Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa?
3. Bagaimana pengelolaan irigasi (pengadaan air, pengaliran air, dan pembagian
air beradasarkan kebutuhan air) di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah
Jawa?
E. Tujuan Penelitian
6
1. Mengetahui jaringan irigasi yang menjangkau areal persawahan di Desa
Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa
2. Mengetahui debit air yang telah memenuhi kebutuhan air pada areal
persawahan di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa
3. Mengetahui pengelolaan irigasi (pengadaan air, pengaliran air, dan
pembagian air beradasarkan kebutuhan air) di Desa Tanjung Pasir Kecamatan
Tanah Jawa
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu:
1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah setempat untuk mengetahui kondisi
cakupan jaringan irigasi yang menjangkau areal persawahan irigasi di Desa
Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa.
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah setempat untuk mengetahui kondisi
debit air yang memenuhi kebutuhan air areal pertanian sawah irigasi di Desa
Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa.
3. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah setempat untuk mengetahui
pengelolaan air irigasi di daerah areal pertanian sawah irigasi di Desa
Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa.
4. Bagi peneliti, sebagai sumber informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang kondisi pengairan irigasi di daerah areal
pertanian sawah irigasi di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa.
5. Sebagai informasi dan pengetahuan kepada para pembaca dan mahasiswa,
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpukan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan kondisi jaringan irigasi di Desa Tanjung Pasir mendapatkan
penilaian sebesar 70% yang tergolong dalam kategori cukup (kurang baik) dan
jaringan irigasi tidak mampu mencapai petak sawah secara keseluruhan.
2. Kondisi debit air di Desa Tanjung Pasir masih kurang cukup untuk mengairi
seluruh petak sawah yang ada di Desa Tanjung Pasir pada periode pertumbuhan
dan mengalami kelebihan air pada periode panen
3. Pengelolaan irigasi di Desa anjung Pasir sering mengalami kendala dalam hal:
pengadaan air belum berjalan dengan baik, dilihat pada musim kemarau masih
kurang baik, pengaliran air yang belum berjalan lancar, pembagian air kurang
merata. Hal ini terjadi disebabkan oleh saluran irigasi yang mulai rusak, sampah
rumah tangga yang dibuang ke saluran air irigasi yang menyebabkan
tersumbatnya laju air, dan pembagian air yang masih individual sehingga air
hanya mampu mengairi petak sawah yang dekat dengan saluran irigasi saja,
sedangkan yang jauh akan kesuitan untuk mendapatkan air.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatasa maka saran dirumuskan sebagai berikut:
1. Melihat kondisi jaringan irigasi yang masih kurang baik, seharusnya
78
2. Diperlukan adanya pengelolaan air yang benar dan efektif agar masalah
kekurangan air dapat terencana. Dan pintu air agar lebih digunakan fungsinya
agar air tidak mengalami kelebihan.
3. Partisipasi petani dalam menjaga, merawat, serta memelihara jaringan irigasi dan
melakukan gotong royong dengan rutin guna menghindari kerusakan-kerusakan
jaringan irigasi, sehingga seluruh petani dapat mengairi seluruh sawah dengan
79
DAFTAR PUSTAKA
Ambler, J.S. 1990. Irigasi di Indonesia: Dinamika Kelembagaan Petani.Jakarta: LP3ES. Direktorat Pengelolaan Air. 2009. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Partsipatif. Jakarta: Departemen Pertanian.
Erianto, Feri.2007.Pengelolaan Irigasi di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi
Kabupaten Asahan. Skripsi (tidak diterbitkan).Medan: Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Ermiyati. 1999. Analisa Kwalitas Saluran Petak Tersier Pada Irigasi Sungai Ular
Deli Serdang, (Online), (http://02-Pengelolaanirigasi.pdf, diakses
09.Mei 2013)
Ganda R, Koesoemah.1981. Irigasi. Bandung: Penerbit Sumur
HR,Sugeng.2001. Bercocok Tanam Padi.Jakarta. Semarang: Aneka Ilmu.
Kartasapoetra, A.G dan Sutedjo, Mul Mulyani.1994.Teknologi Pengairan
Pertanian (Irigasi). Jakarta: Bumi Aksara.
Kodoatie, Robert. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi
Ningsih, R. (2010). Pengelolahan Irigasi Pertanian Padi Sawah di Desa
Serbajadi Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang.Skiripsi (tidak diterbitkan).
Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Pakpahan, A. 1991. Kerangka Analitik Untuk Penelitian Rekayasa Sosial:
Persepektif Ekonomi Intitusi.Prosiding Evolusi Kelembagaan
Pedesaan. Bogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pasandaran, Efendi dan Taylor, Donald C.1994. Irigasi (Perencanaan dan
Pengelolaan). Jakarta: Gramedia.
Rosalina, Nensi.1992. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga.
Sitorus, Santun R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito
Soekirno.1973. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung: Bina Cipta
Sukadi. 2000. Makalah Pengelolaan Air Irigasi Melalui Pemberdayaan dan
Partisipasi Masyarakat Petani. Bandung: Fakultas Pendidikan
80
Suyono, Sasrodarsono. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita
Soewarno .1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai. Bandung: PT.Nova