• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII SMPN 37 DAN SMP BUDI MURNI 1 MEDAN T.P 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII SMPN 37 DAN SMP BUDI MURNI 1 MEDAN T.P 2012/2013."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Tesis

Model Pendidikan Karakter

Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama

Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan

T.P 2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH :

Tina Sheba Cornelia Sitompul Nim : 810 618 2017

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Tesis

Model Pendidikan Karakter

Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama

Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan

T.P 2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH :

Tina Sheba Cornelia Sitompul Nim : 810 618 2017

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

iii ABSTRAK

Tina Sheba Cornelia Sitompul (2013). Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P 2012/2013.

(7)

(8)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya

sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul

“Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah

Pertama Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P 2012/2013”.

Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dari para Dosen

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur PPs

Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan

penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.Si, dan Bapak Dr. Hidayat, M.Si, selaku

Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan

waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis

selama penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar

PPs Negeri Medan yang telah banyak membantu dalam memberikan

arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs

Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis dalam penulisan

(9)

ii 5. Putra selaku pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri

Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga

penyelesaian tesis.

6. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana di

Universitas Negeri Medan yang banyak membantu sejak dalam

perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan

dalam penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang terbaik atas bantuan

dan bimbingan yang diberikan. Dengan penuh harapan kiranya tesis ini

bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya. Amin.

Medan, Maret 2013 Penulis,

(10)

v

2.4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ... 28

(11)

vi

3.4. Teknik Analisis Data ... 68

3.5. Keabsahan Data ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1. Hasil Penelitian ... 70

4.1.1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 70

4.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Serta Format Penilaian ... 76

4.1.3. Model Pendidikan Karakter ... 84

4.2. Pembahasan ... 92

4.2.1. Pembahasaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 92

4.2.2. Pembahasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 113

4.2.3. Pembahasan Model Pendidikan Karakter ... 117

4.2.4. Dokumentasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PKn ... 121

4.2.5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 151

5.1. Simpulan ... 151

5.2. Saran ... 152

(12)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Tuhan Pada SMPN 37 Medan ... 129

Tabel 4.2 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Diri Sendiri Pada SMPN 37 Medan ... 131

Tabel 4.3 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Sesama Pada SMPN 37 Medan ... 134

Tabel 4.4 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Negara Pada SMPN 37 Medan ... 136

Tabel 4.5 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Alam Pada SMPN 37 Medan ... 138

Tabel 4.6 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Tuhan Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 140

Tabel 4.7 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Diri Sendiri Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 142

Tabel 4.8 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Sesama Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 144

Tabel 4.9 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Negara Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 146

Tabel 4.10 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

(13)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Karakter Lickona ... 9

Gambar 2.2 Koherensi Karakter dalam Psikososial ... 12

Gambar 2.3 Pendekatan Komprehensif Pendidikan Karakter (Lickona:1991) .. 15

Gambar 2.4 Pembentukan Karakter ... 17

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Pendidikan Karakter pada PKn ... 63

Gambar 4.1 Diagram Interaksi Komponen Pendekatan Karakter ... 84

Gambar 4.2 Isi Pendidikan Karakter ... 86

Gambar 4.3 Metode Pendidikan Karakter ... 87

Gambar 4.4 Peneliti Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Pengisian Angket Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 121

Gambar 4.5 Guru PKn Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Hak Azasi Manusia (HAM) dan Nilai-Nilai Karakter ... 122

Gambar 4.6 Suasana Diskusi Kelompok Belajar Siswa ... 123

Gambar 4.7 Kegiatan Siswa di Kantin Sekolah ... 124

Gambar 4.8 Peneliti Melakukan Wawancara kepada Guru PKn Terkait Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 125

Gambar 4.9 Guru PKn Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Pengisian Angket Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 126

Gambar 4.10 Kegiatan Siswa-Siswa yang Tidak Menunjukkan Karakter yang Baik ... 127

Gambar 4.11 Kegiatan Siswa-Siswa yang Menunjukkan Karakter yang Baik ... 128

Gambar 4.12 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Tuhan pada SMPN 37 Medan ... 130

Gambar 4.13 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Diri Sendiri pada SMPN 37 Medan ... 132

Gambar 4.14 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Sesama pada SMPN 37 Medan ... 135

(14)

viii Hubungannya dengan Negara pada SMPN 37 Medan ... 137

Gambar 4.16 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Alam pada SMPN 37 Medan ... 139

Gambar 4.17 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Tuhan pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 141

Gambar 4.18 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Diri Sendiri pada SMP Budi Murni 1 Medan 143

Gambar 4.19 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Sesama pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 145

Gambar 4.20 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Negara pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 147

Gambar 4.21 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang amat

kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya

karakter berbangsa di tanah air dapat disebabkan lemahnya pendidikan karakter

dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan. Disamping itu, lemahnya implementasi

nilai-nilai berkarakter dilembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan

ditambah arus globalisasi telah mengaburkan kaidah-kaidah karakter budaya

bangsa yang sesungguhnya bernilai tinggi. Menurunnya pendidikan karakter

dalam praktik kehidupan sekolah mengakibatkan sejumlah perilaku negatif yang

amat merisaukan masyarakat yang berakibat merusak kehidupan berbangsa.

Hasil penelitian di negara-negara Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan

Korea bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis

berdampak positif pada pencapaian akademis sekolah. Sekolah sebagai suatu

lembaga pendidikan merupakan small community, (suatu masyarakat dalam skala

kecil), hendaknya menjadi tempat yang dapat membentuk karakter berkualitas,

memberikan pengetahuan dan pengalaman menarik bagi siswa. Oleh karena itu,

setiap sekolah perlu mulai memikirkan bagaimana mewujudkan pendidikan

karakter melalui pendidikan kewarganegaraan, agar anak didik betul-betul dapat

mempraktikkan norma dan tata nilai yang sesuai dengan agama dan budaya

bangsa kita sejak dini. Upaya yang dapat dilaksanakan saat ini adalah menerapkan

dan melaksanakan pendidikan karakter, dan melatih siswa memiliki tata krama,

(16)

2 mencakup tata krama, dan tata tertib sekolah sebagaimana yang berlaku sekarang

ini.

Kondisi masih jauhnya bangsa ini dari cita-cita yang dituju terlihat dari

merosotnya karakter yang dimiliki bangsa Indonesia. Perilaku dan tindakan yang

kurang atau bahkan tidak berkarakter, telah menjerat semua komponen bangsa

mulai dari lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif hingga masyarakat awam. Pada

masa sekarang ini, sifat-sifat kepahlawanan, perilaku mengutamakan kepentingan

masyarakat luas dan mempertahankan keutuhan bangsa seringkali bergeser ke

arah sifat-sifat yang mementingkan kepentingan individu dan kelompok.

Akibatnya, berlangsung kekeliruan orientasi yang merusak tatanan kehidupan

berbangsa di negara ini.

Menteri Pendidikan Nasional RI, Muhammad Nuh (Balitbangsu, 2011:99)

menegaskan bahwa pendidikan budaya karakter bangsa perlu dimasukkan dalam

kebijakan pembangunan pendidikan nasional, karena tatakrama, etika dan

kreatifitas lulusan dianggap menurun dan menjadi keluhan masyarakat.

Secara konseptual Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim

Pendidikan Nasional dengan jelas menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan, kecerdasan ahlak mulia serta keterampilan

yang diperlukan dirinya.

Persoalan belum terealisasinya amanat Undang-Undang Sisdiknas dalam

(17)

3 sistem dan model implementasi pendidikan karakter. Implementasi pendidikan

karakter tidak efektif dalam membentuk karakter anak didik. Artinya, pendidikan

yang mengedepankan nilai dan hasil belajar siswa, baik secara makro maupun

mikro belum mampu mencapai hakikatnya yang paling esensial yaitu

pembentukan karakter. Satuan pendidikan formal, nonformal dan informal

ataupun pendidikan di sekolah dan di luar sekolah belum mampu

mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kehidupan bermasyarakat dan

dalam proses alih generasi.

Untuk merealisasikan karakter mulia dalam kehidupan setiap orang, maka

pembudayaan karakter mulia menjadi suatu hal yang niscaya. Di sekolah atau

lembaga pendidikan, upaya ini dilakukan melalui mata pelajaran pendidikan

akhlak, pendidikan moral, pendidikan etika, atau pendidikan karakter. Di

Indonesia misi pendidikan karakter diemban oleh dua mata pelajaran, yakni

Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Objek materi PKn adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara,

yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa

dan negara. Objek formal PKn adalah hubungan antara warga negara dengan

negara dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. PKn (Kewiraan) dapat

disejajarkan dengan civics education yang dikenal diberbagai negara. Secara

bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan

(18)

4 PKn sebagai pendidikan nilai dapat membantu para siswa memilih sistem

nilai yang dipilihnya dan mengembangkan aspek afektif yang akan ditampilkan

dalam perilakunya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka guru PKn dituntut

untuk memahami pendidikan karakter dan memiliki banyak wawasan tentang

pentingnya pendidikan karakter, mampu mengajar dan menerapkan pendidikan

karakter melalui mata pelajaran PKn dengan efektif. Namun mata pelajaran ini

nampaknya belum dianggap mampu mengantarkan peserta didik memiliki akhlak

mulia seperti yang diharapkan.

Hasil penelitian Balitbangsu (2011:129) bahwa masih banyak

kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pelajardi Kota Medan. Salah satu wujud dari

kenakalan pelajar adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja.

Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh pelajar di bawah usia 17 tahun sangat

beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial. Bentuk kenakalan

pelajar tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan

kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan

kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti; pembunuhan,

perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan

tindak kekerasan lainnya.

Misalnya untuk penyalahgunaan narkoba, Pol. Nurdin Usman (Balitbangsu,

2011: 123) mengungkapkan, kasus penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara

dari tahun ke tahun terus menunjukkan grafik menaik. Kejahatan-kejahatan ini

dapat dilihat dari lima segi: pertama, meningkatnya sikap dekadensi moral mereka

(19)

5 sesama; keempat terhadap lingkungan dan kelima terhadap alam. Masalah

karakter yang buruk ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam

kehidupan generasi bangsa khususnya, dan tata kehidupan sosial masyarakat pada

umumnya.

Sejalan dengan permasalahan di atas, SMPN 37 Medan dan SMP Budi

Murni 1 Medan sangat mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah.

Hal ini dapat dilihat pada visi misi kedua sekolah yaitu: “unggul dalam prestasi,

beriman dan berbudaya” dan “pembentukan manusia muda yang berkarakter dan

cinta belajar”.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menilai bahwa pendidikan karakter

sangat penting untuk membendung persoalan itu semua, khususnya pendidikan

yang mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter. Oleh karenanya, model

pendidikan karakter khususnya di SMP Negeri 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan

sebagai locus penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut dan hasilnya diharapkan dapat

menjadi tolak ukur bagi pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah di kota

Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka peneliti mengidentifikasi masalah pada:

1. Kurangnya pemahaman guru PKn tentang pendidikan karakter, penerapan

pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran PKn di SMPN 37

Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.

(20)

6 3. Kurangnya penerapan pendidikan karakter melalui pelajaran pendidikan

kewarganegaraan.

4. Belum berkembangnya karakter siswa di dalam proses pembelajaran.

5. Kurangnya kreativitas guru dalam merancang rencana pelaksanaan

pembelajaran yang berkarakter.

1.3. Fokus Penelitian

Dari identifikasi masalah diatas, maka fokus penelitian adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas

VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan ?

2. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian

siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan

pendidikan karakter melalui pelajaran PKn?

3. Model pendidikan karakter seperti apakah yang sesuai terhadap pelajaran

PKn di SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pertanyaan peneliti di atas, tujuan penelitian ini adalah

untuk :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di

kelas VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.

2. Mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian

siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan

(21)

7 3. Merancang model pendidikan karakter terhadap pelajaran PKn di SMPN 37

Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti tentang

pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn.

2. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk menambah pengetahuan tentang

pendidikan karakter sehingga menjadikan siswa menjadi siswa yang

berkarakter baik.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya untuk membantu memperbaiki

karakter siswa dan penerapan pelaksanaan pendidikan karakter khususnya

pada pembelajaranPKn.

4. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi sekolah untuk mengatasi masalah

pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn dalam meningkatkan

mutu dan kualitas pendidikan.

(22)

135 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data penelitan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMPN

37 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 10 nilai-nilai pendidikan karakter

yang telah diterapkan, yaitu: religius, jujur, rasa ingin tahu, toleransi,

semangat kebangsaan, gemar membaca, disiplin, peduli lingkungan, peduli

sosial, tanggungjawab.

Pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas

VIIA SMP Budi Murni 1 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 9 nilai-nilai

pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, demokrasi, jujur,

rasa ingin tahu, cinta damai, toleransi, semangat kebangsaan, gemar

membaca, dan cinta tanah air.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Format Penilaian guru PKn

dari kedua sekolah yang mengajar di kelas VIIA SMPN 37 Medan dan SMP

Budi Murni 1 Medan belum menggambarkan RPP dan Format Penilaian

berkarakter. Komponen RPP yang dijadikan penilaian pada penelitian ini

adalah SK/KD, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar,

dan format penilaian. RPP dan Format Penilaian yang disusun kedua guru

(23)

136 3. Model Pendidikan Karakter yang ditawarkan kepada kedua sekolah adalah

Model Pendidikan dengan menggunakan pendekatan norma. Hal-hal yang

perlu diperhatikan pada Model Pendidikan karakter dengan menggunakan

pendekatan norma adalah adanya tujuan pendidikan karakter, isi pendidikan

karakter, metode pendidikan karakter, alat pendidikan, lingkungan

pendidikan, peserta didik, dan pendidik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter, guru PKn berperan aktif

baik diluar maupun dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru PKn harus

mengintegrasikan nilai-nilai karakter siswa yang diharapkan kedalam materi

PKn. Contoh konkrit yang dapat dilakukan guru adalah menyusun perangkat

pembelajaran seperti: RPP berkarakter, buku/bahan ajar yang diadaptasi

dengan nilai karakter siswa.

2. Nilai-nilai pendidikan karakter tidak saja hanya diterapkan oleh guru-guru

PKn dan agama, namun juga harus semua guru-guru mata pelajaran.

3. Perlu dilakukan sosialisasi pada semua guru bidang studi tentang pelaksanaan

pendidikan karakter.

(24)

137 DAFTAR PUSTAKA

Balitbangsu. 2011. Kajian Pengembangan Sekolah Unggulan Berbasis Pendidikan Karakter di Sumatera Utara. (studi Kasus di Kota Medan.

Barr, Barrt, Shermis. 1978. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Garamedia.

Berkowitz, M. 2004. Research Based Character Education. American Academy of Political and Social Science Journal, 59 (1), 72- 97.

Benninga, J, Berkowitz, M, Kuehn, P., & Smith, K. 2006. Character and Academics: What Good Schools Do. Phi Delta Kappan.

Bogdan. 2007. Pengantar metode Penelitian Kualitatif (terjemahan A Khozin Afandi). Surabaya: Usaha Nasional.

Bruce M.W, Philip H.P. & Kerstin, H., 2007. Does Active Learning Enhance Learner Outcomes? Evidence from Discussion Participation in Online Classes. Journal of Political Science Education, 3.

Bunyamin, Sapriya. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofis & Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Chreshore. 1986. Civics Political. New York.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Djahiri, A. Kosasih. 1995. .Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Surakarta: LPMP.

Gillies, R., 2006. Teacher and student verbal behaviours during cooperative and small - group learning. British Journal of Educational Psychology ,76.

(25)

138 Hendrojuwono, W., 2008. Menciptakan Trasformasional dalam Membangun Karakter Bangsa. Makalah Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Perkembangan.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open

University Press.

Johnson, E. B. 2002. Contextual teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar MengajarMengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Johnson & Johnson. 2001. Impact of Group Processing on Achievment in Cooperative Group. The Journal of Social Psychology. 130.

Jones. H.J., David B. E & Joyce, M. A. 2008. Friends, Classmates, and Selfregulated learning: discussions with peers inside and outside the classroom. Metacognition Learning journal , 3.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, Bruce. 1992. Models of Teaching, Allyn and Bacon, Boston.

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta.

Kusumah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lickona. 1997. Education for Character. New York, Bantam Books.

Lickona. 1997. Journal of Education. The Teacher’s role in character education.

Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Do Teach Respect and Responsibility. Brantam Book: New York.

Megawangi. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta. Rineka Cipta.

Megawangi, R, Dona, R, Yulisinta F & Wahyu, F. 2007. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Cimanggis; Indonesia Heritage Foundation.

Mudjiman, H. 2008. Belajar Mandiri. Cetakan 2 Surakarta. LPP UNS.

(26)

139 Nurhadi, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang.: Universitas Negeri Malang.

Ormrod, J. E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners (fourth edition). New Jersey: Pearson Education inc.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.

Peter, H. 2000. Active Learning. Handbook for Farmacy Educators. by The Haworth Press, Inc.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta.

Raka, Gede. 2007. Pendidikan Membangun Karakter, Makalah, Orasi Perguruan Taman Siswa, Bandung 10 Februari 2007.

Ruminiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung.

Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Slavin. 1991. Educational Psychology Theory Into Practice. Edisi 6. Boston: Allyn & Bacon.

Slavin, R. 2000. Educational Psychology: Theory into Practice. Prentice Hall: Ennelwood.

Somantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan.

Sukandi, U., Karim S., Belen S., Maskur. 2001. Belajar aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagaimana. Jakarta. The British Council Prima Centra Indonesia.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Soemantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

(27)

140 Taylor, S.J & Bogdan, R. 1995. Basic principles of curriculum and instruction.

Chicago: University of Chicago Press.

Trigwell, K. 2005. Teaching–research relations,cross-disciplinary collegiality and student learning. Higher Education Journal 49.

Unimed, Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi. Medan, PPs Unimed.

Winataputra, Udin. 1994. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Tabel 4.1   Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Gambar 4.16  Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilasanakan di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, untuk menduga bobot hidup pada kambing kacang dengan menggunakan ukuran linier tubuh (lingkar dada

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melihat dar hasil perhitungan rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas maka penggunaan modal pada

Selanjutnya, kelompok kontrol normal dan negatif tetap diberi pakan standar dan diet tinggi lemak sedangkan kelompok dosis 1 dan dosis 2 diberi diet tinggi lemak beserta

rekam medis pasien yang masih aktif digunakan dalam pelayanan pasien. Dokumen rekam medis in-aktif ialah dokumen rekam medis pasien yang. sudah tidak digunakan

mengeraiui keadm kanar alau loons dalam keadad lmu alau ridar... Ol€h sebab itu pcnulh rqpansgitunluk mcngeDbangkd atatybs lclah ada &sebut dens nolakukan

Hif ẓ h ul Qur’an (menghafal Al- Qur‟an) merupakan upaya untuk mengakrabkan orang-orang yang beriman dengan kitab sucinya, sehingga tidak buta terhadap kitab

[r]

BAB II KONSEP DASAR BIMBINGAN BAGI PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA BERBASIS NILAI SOLAT.... Indikator Disiplin Siswa