Tesis
Model Pendidikan Karakter
Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama
Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan
T.P 2012/2013
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH :
Tina Sheba Cornelia Sitompul Nim : 810 618 2017
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Tesis
Model Pendidikan Karakter
Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama
Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan
T.P 2012/2013
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH :
Tina Sheba Cornelia Sitompul Nim : 810 618 2017
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii ABSTRAK
Tina Sheba Cornelia Sitompul (2013). Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P 2012/2013.
i KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul
“Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah
Pertama Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P 2012/2013”.
Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam
menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dari para Dosen
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur PPs
Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan
penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.Si, dan Bapak Dr. Hidayat, M.Si, selaku
Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan
waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis
selama penulisan tesis ini.
3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar
PPs Negeri Medan yang telah banyak membantu dalam memberikan
arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs
Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis dalam penulisan
ii 5. Putra selaku pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri
Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga
penyelesaian tesis.
6. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana di
Universitas Negeri Medan yang banyak membantu sejak dalam
perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan
dalam penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang terbaik atas bantuan
dan bimbingan yang diberikan. Dengan penuh harapan kiranya tesis ini
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya. Amin.
Medan, Maret 2013 Penulis,
v
2.4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ... 28
vi
3.4. Teknik Analisis Data ... 68
3.5. Keabsahan Data ... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70
4.1. Hasil Penelitian ... 70
4.1.1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 70
4.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Serta Format Penilaian ... 76
4.1.3. Model Pendidikan Karakter ... 84
4.2. Pembahasan ... 92
4.2.1. Pembahasaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 92
4.2.2. Pembahasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 113
4.2.3. Pembahasan Model Pendidikan Karakter ... 117
4.2.4. Dokumentasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PKn ... 121
4.2.5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 128
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 151
5.1. Simpulan ... 151
5.2. Saran ... 152
ix DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Tuhan Pada SMPN 37 Medan ... 129
Tabel 4.2 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Diri Sendiri Pada SMPN 37 Medan ... 131
Tabel 4.3 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Sesama Pada SMPN 37 Medan ... 134
Tabel 4.4 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Negara Pada SMPN 37 Medan ... 136
Tabel 4.5 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Alam Pada SMPN 37 Medan ... 138
Tabel 4.6 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Tuhan Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 140
Tabel 4.7 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Diri Sendiri Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 142
Tabel 4.8 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Sesama Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 144
Tabel 4.9 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
Dengan Negara Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 146
Tabel 4.10 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya
vii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Karakter Lickona ... 9
Gambar 2.2 Koherensi Karakter dalam Psikososial ... 12
Gambar 2.3 Pendekatan Komprehensif Pendidikan Karakter (Lickona:1991) .. 15
Gambar 2.4 Pembentukan Karakter ... 17
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Pendidikan Karakter pada PKn ... 63
Gambar 4.1 Diagram Interaksi Komponen Pendekatan Karakter ... 84
Gambar 4.2 Isi Pendidikan Karakter ... 86
Gambar 4.3 Metode Pendidikan Karakter ... 87
Gambar 4.4 Peneliti Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Pengisian Angket Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 121
Gambar 4.5 Guru PKn Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Hak Azasi Manusia (HAM) dan Nilai-Nilai Karakter ... 122
Gambar 4.6 Suasana Diskusi Kelompok Belajar Siswa ... 123
Gambar 4.7 Kegiatan Siswa di Kantin Sekolah ... 124
Gambar 4.8 Peneliti Melakukan Wawancara kepada Guru PKn Terkait Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 125
Gambar 4.9 Guru PKn Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Pengisian Angket Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 126
Gambar 4.10 Kegiatan Siswa-Siswa yang Tidak Menunjukkan Karakter yang Baik ... 127
Gambar 4.11 Kegiatan Siswa-Siswa yang Menunjukkan Karakter yang Baik ... 128
Gambar 4.12 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Tuhan pada SMPN 37 Medan ... 130
Gambar 4.13 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Diri Sendiri pada SMPN 37 Medan ... 132
Gambar 4.14 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Sesama pada SMPN 37 Medan ... 135
viii Hubungannya dengan Negara pada SMPN 37 Medan ... 137
Gambar 4.16 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Hubungannya dengan Alam pada SMPN 37 Medan ... 139
Gambar 4.17 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Hubungannya dengan Tuhan pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 141
Gambar 4.18 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Hubungannya dengan Diri Sendiri pada SMP Budi Murni 1 Medan 143
Gambar 4.19 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Hubungannya dengan Sesama pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 145
Gambar 4.20 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Hubungannya dengan Negara pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 147
Gambar 4.21 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang amat
kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya
karakter berbangsa di tanah air dapat disebabkan lemahnya pendidikan karakter
dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan. Disamping itu, lemahnya implementasi
nilai-nilai berkarakter dilembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan
ditambah arus globalisasi telah mengaburkan kaidah-kaidah karakter budaya
bangsa yang sesungguhnya bernilai tinggi. Menurunnya pendidikan karakter
dalam praktik kehidupan sekolah mengakibatkan sejumlah perilaku negatif yang
amat merisaukan masyarakat yang berakibat merusak kehidupan berbangsa.
Hasil penelitian di negara-negara Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan
Korea bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis
berdampak positif pada pencapaian akademis sekolah. Sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan merupakan small community, (suatu masyarakat dalam skala
kecil), hendaknya menjadi tempat yang dapat membentuk karakter berkualitas,
memberikan pengetahuan dan pengalaman menarik bagi siswa. Oleh karena itu,
setiap sekolah perlu mulai memikirkan bagaimana mewujudkan pendidikan
karakter melalui pendidikan kewarganegaraan, agar anak didik betul-betul dapat
mempraktikkan norma dan tata nilai yang sesuai dengan agama dan budaya
bangsa kita sejak dini. Upaya yang dapat dilaksanakan saat ini adalah menerapkan
dan melaksanakan pendidikan karakter, dan melatih siswa memiliki tata krama,
2 mencakup tata krama, dan tata tertib sekolah sebagaimana yang berlaku sekarang
ini.
Kondisi masih jauhnya bangsa ini dari cita-cita yang dituju terlihat dari
merosotnya karakter yang dimiliki bangsa Indonesia. Perilaku dan tindakan yang
kurang atau bahkan tidak berkarakter, telah menjerat semua komponen bangsa
mulai dari lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif hingga masyarakat awam. Pada
masa sekarang ini, sifat-sifat kepahlawanan, perilaku mengutamakan kepentingan
masyarakat luas dan mempertahankan keutuhan bangsa seringkali bergeser ke
arah sifat-sifat yang mementingkan kepentingan individu dan kelompok.
Akibatnya, berlangsung kekeliruan orientasi yang merusak tatanan kehidupan
berbangsa di negara ini.
Menteri Pendidikan Nasional RI, Muhammad Nuh (Balitbangsu, 2011:99)
menegaskan bahwa pendidikan budaya karakter bangsa perlu dimasukkan dalam
kebijakan pembangunan pendidikan nasional, karena tatakrama, etika dan
kreatifitas lulusan dianggap menurun dan menjadi keluhan masyarakat.
Secara konseptual Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional dengan jelas menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, kecerdasan ahlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya.
Persoalan belum terealisasinya amanat Undang-Undang Sisdiknas dalam
3 sistem dan model implementasi pendidikan karakter. Implementasi pendidikan
karakter tidak efektif dalam membentuk karakter anak didik. Artinya, pendidikan
yang mengedepankan nilai dan hasil belajar siswa, baik secara makro maupun
mikro belum mampu mencapai hakikatnya yang paling esensial yaitu
pembentukan karakter. Satuan pendidikan formal, nonformal dan informal
ataupun pendidikan di sekolah dan di luar sekolah belum mampu
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kehidupan bermasyarakat dan
dalam proses alih generasi.
Untuk merealisasikan karakter mulia dalam kehidupan setiap orang, maka
pembudayaan karakter mulia menjadi suatu hal yang niscaya. Di sekolah atau
lembaga pendidikan, upaya ini dilakukan melalui mata pelajaran pendidikan
akhlak, pendidikan moral, pendidikan etika, atau pendidikan karakter. Di
Indonesia misi pendidikan karakter diemban oleh dua mata pelajaran, yakni
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Objek materi PKn adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara,
yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa
dan negara. Objek formal PKn adalah hubungan antara warga negara dengan
negara dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. PKn (Kewiraan) dapat
disejajarkan dengan civics education yang dikenal diberbagai negara. Secara
bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan
4 PKn sebagai pendidikan nilai dapat membantu para siswa memilih sistem
nilai yang dipilihnya dan mengembangkan aspek afektif yang akan ditampilkan
dalam perilakunya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka guru PKn dituntut
untuk memahami pendidikan karakter dan memiliki banyak wawasan tentang
pentingnya pendidikan karakter, mampu mengajar dan menerapkan pendidikan
karakter melalui mata pelajaran PKn dengan efektif. Namun mata pelajaran ini
nampaknya belum dianggap mampu mengantarkan peserta didik memiliki akhlak
mulia seperti yang diharapkan.
Hasil penelitian Balitbangsu (2011:129) bahwa masih banyak
kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pelajardi Kota Medan. Salah satu wujud dari
kenakalan pelajar adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja.
Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh pelajar di bawah usia 17 tahun sangat
beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial. Bentuk kenakalan
pelajar tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan
kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan
kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti; pembunuhan,
perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan
tindak kekerasan lainnya.
Misalnya untuk penyalahgunaan narkoba, Pol. Nurdin Usman (Balitbangsu,
2011: 123) mengungkapkan, kasus penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara
dari tahun ke tahun terus menunjukkan grafik menaik. Kejahatan-kejahatan ini
dapat dilihat dari lima segi: pertama, meningkatnya sikap dekadensi moral mereka
5 sesama; keempat terhadap lingkungan dan kelima terhadap alam. Masalah
karakter yang buruk ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam
kehidupan generasi bangsa khususnya, dan tata kehidupan sosial masyarakat pada
umumnya.
Sejalan dengan permasalahan di atas, SMPN 37 Medan dan SMP Budi
Murni 1 Medan sangat mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah.
Hal ini dapat dilihat pada visi misi kedua sekolah yaitu: “unggul dalam prestasi,
beriman dan berbudaya” dan “pembentukan manusia muda yang berkarakter dan
cinta belajar”.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menilai bahwa pendidikan karakter
sangat penting untuk membendung persoalan itu semua, khususnya pendidikan
yang mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter. Oleh karenanya, model
pendidikan karakter khususnya di SMP Negeri 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan
sebagai locus penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut dan hasilnya diharapkan dapat
menjadi tolak ukur bagi pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah di kota
Medan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka peneliti mengidentifikasi masalah pada:
1. Kurangnya pemahaman guru PKn tentang pendidikan karakter, penerapan
pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran PKn di SMPN 37
Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.
6 3. Kurangnya penerapan pendidikan karakter melalui pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
4. Belum berkembangnya karakter siswa di dalam proses pembelajaran.
5. Kurangnya kreativitas guru dalam merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran yang berkarakter.
1.3. Fokus Penelitian
Dari identifikasi masalah diatas, maka fokus penelitian adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas
VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan ?
2. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian
siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan
pendidikan karakter melalui pelajaran PKn?
3. Model pendidikan karakter seperti apakah yang sesuai terhadap pelajaran
PKn di SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan?
1.4. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan pertanyaan peneliti di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di
kelas VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.
2. Mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian
siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan
7 3. Merancang model pendidikan karakter terhadap pelajaran PKn di SMPN 37
Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti tentang
pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn.
2. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk menambah pengetahuan tentang
pendidikan karakter sehingga menjadikan siswa menjadi siswa yang
berkarakter baik.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya untuk membantu memperbaiki
karakter siswa dan penerapan pelaksanaan pendidikan karakter khususnya
pada pembelajaranPKn.
4. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi sekolah untuk mengatasi masalah
pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn dalam meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan.
135 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis data penelitan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMPN
37 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 10 nilai-nilai pendidikan karakter
yang telah diterapkan, yaitu: religius, jujur, rasa ingin tahu, toleransi,
semangat kebangsaan, gemar membaca, disiplin, peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggungjawab.
Pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas
VIIA SMP Budi Murni 1 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 9 nilai-nilai
pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, demokrasi, jujur,
rasa ingin tahu, cinta damai, toleransi, semangat kebangsaan, gemar
membaca, dan cinta tanah air.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Format Penilaian guru PKn
dari kedua sekolah yang mengajar di kelas VIIA SMPN 37 Medan dan SMP
Budi Murni 1 Medan belum menggambarkan RPP dan Format Penilaian
berkarakter. Komponen RPP yang dijadikan penilaian pada penelitian ini
adalah SK/KD, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar,
dan format penilaian. RPP dan Format Penilaian yang disusun kedua guru
136 3. Model Pendidikan Karakter yang ditawarkan kepada kedua sekolah adalah
Model Pendidikan dengan menggunakan pendekatan norma. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada Model Pendidikan karakter dengan menggunakan
pendekatan norma adalah adanya tujuan pendidikan karakter, isi pendidikan
karakter, metode pendidikan karakter, alat pendidikan, lingkungan
pendidikan, peserta didik, dan pendidik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter, guru PKn berperan aktif
baik diluar maupun dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru PKn harus
mengintegrasikan nilai-nilai karakter siswa yang diharapkan kedalam materi
PKn. Contoh konkrit yang dapat dilakukan guru adalah menyusun perangkat
pembelajaran seperti: RPP berkarakter, buku/bahan ajar yang diadaptasi
dengan nilai karakter siswa.
2. Nilai-nilai pendidikan karakter tidak saja hanya diterapkan oleh guru-guru
PKn dan agama, namun juga harus semua guru-guru mata pelajaran.
3. Perlu dilakukan sosialisasi pada semua guru bidang studi tentang pelaksanaan
pendidikan karakter.
137 DAFTAR PUSTAKA
Balitbangsu. 2011. Kajian Pengembangan Sekolah Unggulan Berbasis Pendidikan Karakter di Sumatera Utara. (studi Kasus di Kota Medan.
Barr, Barrt, Shermis. 1978. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Garamedia.
Berkowitz, M. 2004. Research Based Character Education. American Academy of Political and Social Science Journal, 59 (1), 72- 97.
Benninga, J, Berkowitz, M, Kuehn, P., & Smith, K. 2006. Character and Academics: What Good Schools Do. Phi Delta Kappan.
Bogdan. 2007. Pengantar metode Penelitian Kualitatif (terjemahan A Khozin Afandi). Surabaya: Usaha Nasional.
Bruce M.W, Philip H.P. & Kerstin, H., 2007. Does Active Learning Enhance Learner Outcomes? Evidence from Discussion Participation in Online Classes. Journal of Political Science Education, 3.
Bunyamin, Sapriya. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofis & Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Chreshore. 1986. Civics Political. New York.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Djahiri, A. Kosasih. 1995. .Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Surakarta: LPMP.
Gillies, R., 2006. Teacher and student verbal behaviours during cooperative and small - group learning. British Journal of Educational Psychology ,76.
138 Hendrojuwono, W., 2008. Menciptakan Trasformasional dalam Membangun Karakter Bangsa. Makalah Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Perkembangan.
Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open
University Press.
Johnson, E. B. 2002. Contextual teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar MengajarMengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.
Johnson & Johnson. 2001. Impact of Group Processing on Achievment in Cooperative Group. The Journal of Social Psychology. 130.
Jones. H.J., David B. E & Joyce, M. A. 2008. Friends, Classmates, and Selfregulated learning: discussions with peers inside and outside the classroom. Metacognition Learning journal , 3.
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, Bruce. 1992. Models of Teaching, Allyn and Bacon, Boston.
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta.
Kusumah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lickona. 1997. Education for Character. New York, Bantam Books.
Lickona. 1997. Journal of Education. The Teacher’s role in character education.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Do Teach Respect and Responsibility. Brantam Book: New York.
Megawangi. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta. Rineka Cipta.
Megawangi, R, Dona, R, Yulisinta F & Wahyu, F. 2007. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Cimanggis; Indonesia Heritage Foundation.
Mudjiman, H. 2008. Belajar Mandiri. Cetakan 2 Surakarta. LPP UNS.
139 Nurhadi, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang.: Universitas Negeri Malang.
Ormrod, J. E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners (fourth edition). New Jersey: Pearson Education inc.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Peter, H. 2000. Active Learning. Handbook for Farmacy Educators. by The Haworth Press, Inc.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta.
Raka, Gede. 2007. Pendidikan Membangun Karakter, Makalah, Orasi Perguruan Taman Siswa, Bandung 10 Februari 2007.
Ruminiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung.
Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Slavin. 1991. Educational Psychology Theory Into Practice. Edisi 6. Boston: Allyn & Bacon.
Slavin, R. 2000. Educational Psychology: Theory into Practice. Prentice Hall: Ennelwood.
Somantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan.
Sukandi, U., Karim S., Belen S., Maskur. 2001. Belajar aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagaimana. Jakarta. The British Council Prima Centra Indonesia.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Soemantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
140 Taylor, S.J & Bogdan, R. 1995. Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: University of Chicago Press.
Trigwell, K. 2005. Teaching–research relations,cross-disciplinary collegiality and student learning. Higher Education Journal 49.
Unimed, Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi. Medan, PPs Unimed.
Winataputra, Udin. 1994. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.