• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MEDAN."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

MEIRA ANGGI PRATIWI NAINGGOLAN NIM. 8106132011

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIMED

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Meira Anggi Pratiwi Nainggolan. 8106132011. Hubungan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan kemampuan manajemen kepala sekolah dengan Keefektifan sekolah, (2) hubungan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah (3) hubungan antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah.

Populasi penelitian adalah Kepala Sekolah SMP di Kota Medan sebanyak 366 orang. Sampel penelitian sejumlah 92 orang yang diambil dengan menggunakan pengambilan sampel menurut Arikunto. Metode penelitian adalah kuantitatif jenis deskriptif studi korelasional. Instrumen pengumpulan untuk variabel Keefektifan sekolah dan iklim sekolah menggunakan angket dan variabel kemampuan manajemen kepala sekolah menggunakan tes.

Sebelum instrumen penelitian dipakai untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus product

moment dan validitas tes digunakan korelasi biserial. Uji reliabilitas angket

digunakan rumus Alpha Cronbach dan tes digunakan rumus KR-21. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana dan korelasi ganda.

Hasil dari penelitian ini disajikan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan kemampuan kepala sekolah dengan Keefektifan sekolah dengan koefisien korelasi ry1 = 0,48. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kemampuan manajemen kepala sekolah terhadap Keefektifan sekolah sebesar 19,88%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah dengan koefisien korelasi ry2 = 0,46. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel iklim sekolah terhadap Keefektifan sekolah sebesar 19,12% dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah dengan koefisien korelasi R = 0,62 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,39.

(6)

ABSTRACT

Nainggolan, Meira Anggi Pratiwi. 8106132011. The Relationship of Principal’s Management Capability and School Climate with Effectiveness of Private Secondary School in Medan City. Thesis. Pascasarjana. State University of Medan, 2013.

The purpose of this study was to determine (1) the relationship of

Principal’s Management Capability with Effectiveness of Private Secondary School, (2) the relationship of School Climate with Effectiveness of Private Secondary School, (3) the relationship between Principal’s Management Capability and School Climate with Effectiveness of Private Secondary School.

The Subject of this research were principals of Private Secondary Schools in Medan City, with the total of 366 teachers and 92 of them were taken as sample. Quantitative research method is the kind of descriptive research with correlative study. Instruments used were questionnaires for getting the data of School Climate, and school effectiveness and also used test for getting the data of

principal’s management capability. The instrument were first tried. And then the analysis of instruments were used validity and realibility test. Questionnaires validity test used product moment and reliability used alpha formula. validity test used Biserial correlation and reliability used KR-21. Techniques of data analysis using correlation and simple and multiple regression techniques.

The results of this study presented: (1) there was a positive and significant

Principal’s Management Capability with Effectiveness of Private Secondary School with correlation coefficient ry1 = 0,48. Contribution given by the variable

Principal’s Management Capability with Effectiveness of Private Secondary School is 19,88%, (2) there was a positive and significant relationship School Climate with Effectiveness of Private Secondary School with correlation coefficient ry2 = 0,46. Contribution given by the variable School Climate with

Effectiveness of Private Secondary School is 19,12%, and (3) there was a positive and significant relationship between Principal’s Management Capability and School Climate with Effectiveness of Private Secondary School with a correlation coefficient (R) is 0,62 and coefficient of determination R2 is 0,38.

Based on research results obtained suggested in this study: The principal can actualize school climate conducively that is to the entire school community has good spirit to work. Principal want to open theirself and be willing to follow educational seminars, training, education forums, and has willingness to know and find for the education information that they need for development, principal can manage all the school’s resources smartly and wisdomly, put attention about

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH S.W.T yang selalu

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik. Tesis berjudul “Hubungan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan

menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Tuhan Yang

Maha Esa, Amin. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan masukan yang berarti dalam penyusunan

tesis ini.

2. Dr. Irsan, M.Pd, M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,

saran, gagasan, masukan yang sangat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd dan Dr. Arif

Rahman, M.Pd selaku narasumber yang sangat banyak memberikan masukan

dan saran sehingga banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

5. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang

dapat digunakan untuk penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Drs. M. Abduh Siregar yang telah banyak memberikan bantuan dalam

memfasilitasi penulis melakukan kegiatan penelitian di lapangan.

7. Semua kepala sekolah di SMP Kota Medan yang telah memfasilitasi penulis

(8)

8. Seluruh kepala sekolah, staff pengajar dan karyawan Yayasan Perguruan BM

Sukma atas dukungan yang diberikan kepada penulis.

9. Papa dan Mama tersayang yang telah mendidik, membesarkan dan selalu

memberikan kasih sayang yang tidak terhingga, motivasi serta doa bagi

penulis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.

10.Suamiku tercinta, Taufan yang selalu setia dan penuh kesabaran mendampingi

penulis dalam suka dan duka serta telah banyak berkorban waktu, selalu

memberikan semangat, perhatian, dan masukan sehingga penulis bisa

menyelesaikan studi S2 ini.

11.Anak bunda tersayang, Addid Mazra Raiys. Semoga kelak Addid menjadi

anak yang dapat membanggakan orang tua dan keluarga serta dapat meraih

pendidikan setinggi-tingginya.

12.Keluarga besar mertuaku yang telah memberikan dukungan, spesial untuk Ibu

dan Bapak di Griya.

13.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Unimed khususnya mahasiswa

Administrasi Pendidikan angkatan XVIII B yang telah memberi motivasi dan

konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan sampai selesainya

penulisan tesis ini. Spesial untuk sahabat-sahat baikku Valent, Sevianna

Siahaan, Tutik Sugesti, Sariati Silitonga, Vera Natalia dan Bapak Kamilin.

14.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Tuhan

Yang Maha Esa membalas semua kebaikannya, Amin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kota Medan.

Medan, 05 September 2013 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16

A. Kajian Teoretis ... 16

1. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dengan Keefektifan Sekolah ... 60

2. Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah ... 62

3. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah ... 63

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83

2. Uji Tingkat Kecenderungan Data Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 90

5. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Ganda ... 97

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 98 Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 118

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Tingkat Kemajuan Pendidikan Pada Tingkat SMP di Kota

Medan ... 6

2.1 Faktor -Faktor Keefektifan Sekolah ... 26

3.1 Populasi Kepala Sekolah SMP di Kota Medan ... 67

3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 70

3.3 Kisi-kisi Instrumen Iklim Sekolah dan Keefektifan Sekolah ... 71

3.4 Jumlah Butir Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah Setelah Uji Coba ... 76

3.5 Jumlah Butir Iklim Sekolah dan Keefektifan Sekolah Setelah Uji Coba ... 76

3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 77

4.1 Ringkasan Deskriptif Data Dari Setiap Variabel Penelitian ... 83

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Keefektifan Sekolah ... 83

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 85

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Sekolah ... 87

4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Sekolah (Y) ... 90

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah (X1) ... 91

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Sekolah (X2) ... 92

4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 93

4.9 Rangkuman ANAVA Persamaan Regresi Y Atas X1 ... 94

4.10 Rangkuman ANAVA Uji Persamaan Regresi Y Atas X2 ... 95

4.11 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ... 96

4.12 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1 dengan X2 ... 97

4.13 Rangkuman ANAVA Regresi Ganda ... 98

4.14 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel X1 dengan Y ... 99

(12)

4.16 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel X2

dengan Y ... 100

4.17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial X2 dengan Y ... 101

4.18 Rangkuman Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Efektivitas Sekolah ... 31

Gambar 2.2 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Input ... 32

Gambar 2.3 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Proses ... 33

Gambar 2.4 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Output ... 33

Gambar 2.5 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Outcomes ... 35

Gambar 2.6 Fungsi Manajemen dan Keefektifan ... 40

Gambar 2.7 Paradigma Penelitian ... 64

Gambar 4.1 Histogram Variabel Keefektifan Sekolah ... 85

Gambar 4.2 Histogram Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 87

Gambar 4.3 Histogram Variabel Iklim Sekolah ... 89

Gambar 4.4 Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 102

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Angkat Keefektifan Sekolah ... 132

2. Instrumen Tes Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 135

3. Angket Iklim Sekolah ... 147

4. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 149

5. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Keefektifan Sekolah ... 150

6. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Iklim Sekolah ... 151

7. Perhitungan Validitas ... 152

8. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 157

9. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Iklim Sekolah ... 158

10. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Keefektifan Sekolah ... 159

11. Perhitungan Uji Reliabilitas ... 160

12. Data Penelitian ... 169

13. Statistik Deskriptif Variabel Keefektifan Sekolah ... 175

14. Statistik Deskriptif Variabel Kemampuan Manajemen Sekolah ... 178

15. Statistik Deskriptif Variabel Iklim Sekolah ... 181

16. Uji Tingkat Kecenderungan Data ... 184

17. Perhitungan Uji Normalitas ... 189

18. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi ... 197

19. Perhitungan Uji Homogenitas ... 209

20. Perhitungan Uji Independensi ... 216

21. Uji Keberartian Persamaan Regresi Ganda Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2) dengan Keefektifan Sekolah (Y) ... 218

22. Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 222

23. Perhitungan Korelasi Parsial ... 224

24. Perhitungan Korelasi Ganda dan Uji Keberartian Korelasi Ganda ... 226

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,

melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik

yang mampu menjawab tantangan yang berkembang sangat cepat dan pesat.

Berbagai tulisan di media masa baik cetak maupun noncetak mengisyaratkan

bahwa secara keseluruhan, mutu SDM Indonesia saat ini masih tertinggal dan

berada di belakang SDM negara-negara maju dan negara-negara tetangga, seperti

Malaysia dan Thailand. Menurut Brighthouse, J & Woods, D (1999:21) kenyataan

ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan

melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem

pendidikan nasional.

Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

(sekolah) dewasa ini adalah bagaimana mengelola sebuah sekolah agar lebih

efektif dan efisien dalam menggunakan sumber dayanya sebagai upaya

penjaminan kepuasan masyarakat yang menjadi pelanggannya, sebab pendidikan

mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia. Kesadaran akan

pentingnya pendidikan sebagai proses mencerdaskan bangsa telah mendorong

masyarakat untuk melakukan perbaikan mutu yang erat kaitannya dengan

keefektifan sekolah.

(16)

2

Keefektifan penyelenggaraan sebuah sekolah mengandung makna bahwa

segala bentuk maupun aktivitas yang dilakukan oleh sekolah mempunyai efek

atau dampak signifikan bagi terwujudnya suatu tujuan pendidikan yang

diharapkan. Tujuan pendidikan tersebut menjadi pedoman bagi sekolah agar

mempersiapkan lulusan sekolah yang memiliki pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, sikap dan nilai moral serta kepribadian yang tidak hanya berguna

bagi masyarakat, tetapi juga bagi bangsa dan negara.

Sekolah yang dikelola secara efektif tentunya akan menghasilkan lulusan

bermutu. Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara

operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan

sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut

menurut norma atau standar yang berlaku. Oleh karena itu, mutu pendidikan

berhubungan erat dengan keefektifan sekolah. Sekolah diharapkan dapat

menciptakan lulusan pendidikan yang berkualitas. Sekolah sebagai sebuah sistem

yang memiliki tujuan, sudah seharusnya sekolah menghasilkan lulusan yang dapat

dijamin kepastiannya. Lulusan dari suatu sekolah tersebut pada umumnya diukur

dari tingkat kinerja, tidak lepas dari sumber daya manusianya, bagaimana para

sumber daya manusia yang ada didalamnya menjalankan aktivitas proses

penyelenggaraan pendidikan. Kinerja sekolah tersebut adalah pencapaian atau

prestasi sekolah yang dihasilkan melalui berbagai sumber daya sekolah, baik

(17)

3

Agar keluaran sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan

perubahan dan tantangan yang berkembang begitu cepat dan pesat tersebut,

pemerintah mengeluarkan sebuah gagasan tentang manajemen pendidikan yang

berbasis sekolah (school based management) yang memberikan ruang yang luas

bagi sekolah dan masyarakat untuk menentukan program dan rencana

pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.

Sejalan dengan gagasan desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka

fungsi-fungsi pengelolaan sekolah perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat

berjalan secara efektif untuk menghasilkan lulusan bermutu yang diharapkan oleh

masyarakat dan bangsa.

Dengan adanya tuntutan masyarakat akan kebutuhan pendidikan bermutu

sudah menjadi suatu keharusan bagi sekolah untuk mengelola program

pendidikannya secara baik. Kinerja sekolah yang tidak baik, dianggap masyarakat

tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka sekolah seperti itu dianggap tidak memiliki

daya saing yang tinggi. Dampaknya adalah banyak sekolah yang dulunya besar

akhirnya tutup, meskipun sekolah-sekolah tersebut telah lama beroperasi namun

sulit untuk berkembang dan lambat laun ditinggalkan oleh masyarakat

penggunanya.

Terkait dengan hal di atas, keefektifan sekolah menjadi sangat penting

untuk dikaji dan diteliti, karena sekolah yang efektif akan berimplikasi pada

lulusan pendidikan yang diharapkan. Sekolah yang dikelola dengan baik (efektif)

(18)

4

pembelajaran, model dan metode pembelajaran guru, kurikulum, layanan

administrasi pendidikan dan layanan pimpinan terhadap guru serta siswa.

Berbicara lebih jauh tentang keefektifan sekolah, maka dalam latar

belakang penelitian ini perlu dahulu diketahui bagaimana sebenarnya ciri-ciri

sekolah yang efektif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Peter Mortimore

(1991:96) bahwa sekolah yang efektif dicirikan sebagai : (1) sekolah memiliki visi

dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten, (2) lingkungan sekolah yang

baik, dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan staf, (3)

kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, (4) penghargaan bagi guru dan staf serta

siswa yang berperstasi, (5) pendelegasian wewenang yang jelas, (6) dukungan

masyarakat sekitar, (7) sekolah mempunyai rancangan program yang jelas, (8)

sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri, (9) pelajar diberi tanggung jawab,

(10) guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif, (11) evaluasi yang

berkelanjutan, (12) kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama

lain, dan (13) melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan

anak-anaknya. Menurut David dan Thomas (1989:12) ciri utama sekolah efektif

adalah (1) kepemimpinan (instruksional) yang kuat, (2)harapan yang tinggi

terhadap prestasi siswa, (3) adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman,

(4)menekankan pada ketrampilan dasar, (5) pemantauan secara kontinyu terhadap

kemajuan siswa, dan (6) terumuskan tujuan sekolah secara jelas.

Pendapat mengenai ciri-ciri sebuah sekolah efektif selanjutnya

dikemukakan oleh Townsend (1994:36) yang menyatakan bahwa ciri-ciri sebuah

(19)

5

tinggi, (2) kepemimpinan yang kuat, (3) pengambilan keputusan yang tepat, (4)

adanya keterlibatan stakeholder pendidikan, (5) alokasi dan pemanfaatan sumber

daya yang tepat, (6) adanya kurikulum dan target pencapaian, (7) komunikasi

sekolah dengan baik yang berkepentingan, dan (8) adanya evaluasi dan monitor

terhadap proses, serta (9) lingkungan dan iklim yang kondusif. Pendapat

berikutnya masih mengenai ciri-ciri sekolah efektif menurut Scheeren (2000:7)

bahwa sekolah yang efektif dicirikan atas : (1) pembelajaran yang diberikan

sangat efektif, (2) manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, baik

dan akuntabilitas, (3) iklim yang teratur dan menyenangkan, (4) hasil belajar yang

memuaskan, (5) layanan yang memuaskan, (6) adanya evaluasi belajar secara

konsisten dan (7) revisi dan pengembangan perencanaan sekolah dan kurikulum

yang secara terus menerus dan berkelanjutan.

Bertitik tolak dari teori diatas tentang ciri-ciri sekolah efektif, maka pada

penelitian ini peneliti melihat ciri-ciri sekolah efektif dengan merangkum

persamaan pendapat para ahli, diantaranya yaitu : (1) terdapat kepemimpinan dan

manajemen yang baik, (2) menggambarkan lingkungan dan iklim sekolah yang

disiplin, kondusif, menyenangkan dan teratur, (3) terdapat kurikulum yang

terancang dan terintegrasi, (4) alokasi dan pemanfaatan sumber daya yang tepat,

(5) adanya keterlibatan orangtua maupun masyarakat, (6) adanya evaluasi

terhadap proses pembelajaran, dan (7) hasil belajar dan prestasi akedemik siswa

yang tinggi.

Berdasarkan studi pendahuluan pada beberapa Sekolah Menengah Pertama

(20)

6

diketahui bahwa keefektifan sekolah di beberapa SMP di Kota Medan masih

kurang dari yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari output sekolahnya sebagai

hasil keluaran sekolah yang diindikasikan berdasarkan data yang diperoleh

mengenai kemajuan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan

yang dapat dilihat dari tingkat kelulusan UN (Ujian Nasional) dalam jangka waktu

2 tahun terakhir yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1. Data Tingkat Kemajuan Pendidikan Pada Tingkat SMP di Kota Medan

Angka Perolehan T.A.2010/2011 T.A. 2011/2012

Rata-rata Nilai UN 8,50 8,25

Angka Tidak Lulus 0,12% 0,29%

Angka Lulusan 99,88% 99,71%

Jumlah Sekolah 166 166

Data: Dinas Pendidikan Kota Medan

Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Medan seyogyanya

menjadi barometer pendidikan di provinsi tersebut. Namun, Medan justru menjadi

kota peringkat kedua untuk siswa tingkat SMP yang tidak lulus. Sebanyak 121

atau 0,29 persen siswa jenjang SMP/MTs/SMP Terbuka di Medan dinyatakan

tidak lulus UN tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan data dari Dinas

Pendidikan Sumut, Medan menjadi kota kedua dengan tingkat ketidaklulusan

terbanyak, yakni 121 orang atau 0,29 persen. Peringkat satu dengan jumlah siswa

tidak lulus ditempati Binjai dengan 20 siswa atau 0,36 persen, sedangkan di

peringkat tiga ada Kabupaten Nias Selatan dengan siswa tidak lulus mencapai 15

orang atau 0,28 persen. Di Medan sendiri, dari 121 sisa tersebut, sebanyak 101

orang merupakan siswa SMP, 10 orang jenjang MTs, dan 10 orang jenjang SMP

(21)

7

Di sisi lain, tingkat kelulusan UN jenjang SMP sederajat di Medan

mencapai 41.225 orang atau 99,71 persen dari jumlah peserta UN 41.346 orang.

Berdasarkan nilai rata-rata, Medan menempati peringkat delapan dengan nilai

rata 8,25. Satu peringkat dibawah Kabupaten Nias Barat yang nilai

rata-ratanya 8,28. Berdasarkan nilai rata-rata, peringkat satu diraih Kota Tanjung

Balai dengan 8,61, kemudian Pematang Siantar dengan 8,50, Padang Sidimpuan

dengan 8,44, Kabupaten Langkat 8,38, dan Kabupaten Asahan dengan 8,33.

Untuk jenjang SMP, tingkat kelulusan mencapai 99,88%, jenjang MTs mencapai

99,86 persen, dan jenjang SMP Terbuka mencapai 98,40%, untuk nilai rata-rata

UN SMP/MTs/SMP Terbuka tahun ini mencapai 8,13 atau mengalami

peningkatan dibandingkan tahun lalu. Secara nasional, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah mengumumkan hasil Ujian Nasional (UN)

jenjang SMP. Tercatat 3.681.920 siswa (99,57 persen) berhasil lulus UN. Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, masih

ada 15.945 siswa (0,43 persen) tidak lulus UN. Angka tersebut berasal dari

3.726.872 siswa yang secara sah mengikuti UN.

Berdasarkan data persentase dari tingkat kelulusan siswa SMP diatas,

maka permasalahan mutu yang menyerang seluruh sektor menimbulkan

pertanyaan akan keefektifan kinerja sekolah selaku penyelenggara pendidikan

formal. Apalagi salah satu indikator dalam menilai keefektifan kinerja sekolah

dilihat dari prestasi siswa pada Ujian Nasional. Penilaian kemampuan siswa pada

nilai akhir Ujian Nasional menambah beban sekolah dalam upaya peningkatan

(22)

8

kepala sekolah dalam melakukan tindakan manajemen yang baik, meliputi :

perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengontrolan sekolah sehingga

tujuan dan target sekolah dapat tercapai, dimana manajemen merupakan salah satu

faktor keefektifan sekolah.

Pada sekolah efektif tidak hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi

dalam belajar yang dapat mengembangkan diri, siswa yang memiliki

intelektualitas yang biasa pun dapat mengembangkan dirinya sejauh mungkin,

apalagi biasa dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru masuk

sekolah. Mortimore (1991:145) mendefinisikan sekolah efektif sebagai ”one in

which students progress further than might be expected from a consideration of

intake”. Disamping perhatian masalah pada nilai ujian nasional, selanjutnya dalam

observasi awal penelitian ditemukan sebuah catatan tentang layanan penunjang

siswa belajar seperti ekstrakurikuler, perpustakaan sarana-prasarana, labotatorium,

wi-fi, yang menjadi indikator yang turut menentukan efektifitas belajar belum

dilaksanakan dengan maksimal. Penggunaan layanan penunjang siswa belajar ini

seperti hanya merupakan perhiasan bagi daya magnet sekolah tersebut melengkapi

fasilitas belajar di muka umum, namun pada kenyataannya layanan ini jarang

menjadi tempat untuk menambah ilmu dan kreativitas siswa di sekolah, dimana

belajar bukan konsep independent yang hanya dilakukan oleh siswa secara

sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai daya dukung

yang lain. Dengan demikian efektifitas belajar bukan hanya menilai hasil belajar

(23)

9

Pada catatan berikutnya permasalahan yang ditemukan pada kegiatan

observasi awal di beberapa SMP di kota Medan pada khususnya bahwa sekolah

secara keseluruhan hanya melihat aspek intelektualitas siswa pada penguasaan

tingkat intelektual yang tercermin dari hasil nilai Ujian Akhir Nasional (UAN),

tanpa dapat mengukur hasil belajar siswa dalam kepribadian secara utuh yaitu

penilaian sikap yang sampai saat ini belum dilakukan di sekolah-sekolah.

Keberhasilan dari nilai Ujian Akhir Nasional sekolah jarang diikuti dengan

keberhasilan sekolah membentuk kepribadian yang terbaik bagi siswanya, sekolah

cenderung mengabaikan dan bekerja sekedarnya untuk membentuk siswanya

menjadi pribadi yang berkualitas, baik bagi diri siswa itu sendiri dalam

pergaulannya sehari-hari antar teman seangkatannya maupun dalam kehidupan

bermasyarakat, hal ini dibuktikan beberapa tahun terakhir ini semakin banyaknya

tingkat perkelahian dan tindakan tawuran di lingkungan sekolah baik untuk

sekolah tingkat dasar maupun menengah, dimana hal ini sejalan menurut

pendapat Cheng (1996:81) yang mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah

yang memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsinya secara maksimal

sebagai salah satunya dalam fungsi kemanusiaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul tentang :

“Hubungan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah

Terhadap Keefektifan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Medan”. Atas

(24)

10

mempengaruhi keefektifan sekolah dan kajian untuk melihat seberapa besar

faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan sekolah tersebut.

B.Identifikasi Masalah

Dalam konteks manajemen sekolah, semua kegiatan sekolah harus dikelola

dengan memanfaatkan semua sumber daya (resources) baik sumber daya

manusia, material, dan dana dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara efektif

dan efisien. Keefektifan pencapaian tujuan berarti pembelajaran dan aktivitas di

sekolah yang bermuara pada pengajaran dan pembelajaran yang menghasilkan

murid berprestasi tinggi dan lulusan yang bermutu. Kekompleksitas masalah

keefektifan sekolah meliputi banyak hal terutama menyangkut faktor-faktor yang

berhubungan dengan keefektifan sekolah, upaya penerapan dan

pengembangannya, dan hal lainnya. Keefektifan suatu lembaga pendidikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal.

Faktor internal termasuk di dalamnya dari segi sumber daya manusia yang

merupakan aktor penting dalam penyelenggaraan sekolah, salah satunya yakni

kualitas kepala sekolah. Kepala sekolah yang mampu mengelola sekolah dengan

manajemen yang fungsional oleh kepala sekolah dengan memfungsikan secara

bersama staf dan guru-guru dalam bekerja dalam mencapai tujuan sekolah

sehingga terwujud pula keefektifan sekolah. Adapun tujuan sekolah dirumuskan

dari visi dan misi sekolah yang dibuat bersama oleh kepala sekolah, guru-guru,

pegawai, dewan sekolah, orang tua murid, dan masyarakat. Peran dari kepala

(25)

11

manajemen yakni merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan.

Selain faktor Sumber Daya Manusia, faktor internal lainnya yakni: iklim

sekolah juga sangat penting dalam mewujudkan keefektifan sekolah. Iklim

sekolah yang sehat, tidak kaku, sejuk tanpa tekanan dan kondusif dalam seluruh

proses pengajaran atau maupun kegiatan sekolah lainnya. Iklim sekolah yang baik

merupakan salah satu dari karakteristik sekolah yang efektif. Iklim sekolah yang

baik tersebut adalah iklim atau suasana kondusif yang tercipta didalam sekolah

akibat dari pengaruh perilaku komponen sekolah dalam interaksi belajar mengajar

maupun manajerial. Iklim sekolah yang diharapkan bersifat kondusif bagi sekolah

yang efektif adalah bersifat terbuka, kekeluargaan, komunikatif, memiliki

otonomi, aman, tentram, tertib aturan dan disiplin. Peran kepala sekolah sangat

strategis dan lingkungan kerja yang kondusif sangat penting dalam menciptakan

sekolah yang efektif, yaitu melalui pengelolaan semua program sekolah dengan

cara merencanakan, membina, mengendalikan dan mengembangkan

penyelenggaraan di sekolah dengan nuansa dan suasana yang menyenangkan dan

menentramkan yang menjadi tolak ukur keefektifan sekolah tersebut.

Kepala sekolah sekolah sebagai manajer di tingkat satuan pendidikan

diharapkan dapat menciptakan situasi yang kondusif. Dengan kemampuan

manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah yang kondusif diharapkan tercapai

(26)

12

C. Batasan Masalah

Ciri-ciri sekolah efektif menurut Scheeren (2000:7) bahwa sekolah yang

efektif dicirikan atas: (1) pembelajaran yang diberikan sangat efektif, (2)

manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, baik dan akuntabilitas,

(3) iklim yang teratur dan menyenangkan, (4) hasil belajar yang memuaskan, (5)

layanan yang memuaskan, (6) adanya evaluasi belajar secara konsisten dan (7)

revisi dan pengembangan perencanaan sekolah dan kurikulum yang secara terus

menerus dan berkelanjutan. Kemudian ada juga beberapa faktor lainnya yang juga

mempengaruhi keefektifan sekolah antara lain: 1) pembelajaran yang diberikan

sangat efektif, (2) manajemen kepala sekolah yang kuat, baik dan akuntabilitas,

(3) iklim sekolah yang teratur dan menyenangkan, (4) hasil belajar yang

memuaskan, (5) layanan yang memuaskan, (6) adanya evaluasi belajar secara

konsisten dan (7) revisi dan pengembangan perencanaan sekolah dan kurikulum

yang secara terus menerus dan berkelanjutan. (Scheeren (2000:7). Mengingat

faktor-faktor yang berhubungan dengan keefektifan sangat banyak, maka pada

penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti dibatasi hanya pada 2 variabel

yang diduga memiliki hubungan yang lebih dominan dengan keefektifan sekolah

yakni kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai variabel bebas pertama (X1)

dan iklim sekolah sebagai variabel bebas kedua (X2). Sedangkan variabel terikat

adalah keefektifan sekolah (Y).

Penelitian ini juga dibatasi dalam hal untuk mengetahui besarnya hubungan

kemampuan manajemen kepala sekolah (X1) dan iklim sekolah (X2) dengan

(27)

13

terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat bernilai positif atau

sebaliknya. Penelitian ini juga dibatasi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota

Medan dengan kepala sekolah sebagai subjeknya.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan

manajemen kepala sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Kota Medan?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim

sekolah dengan keefektifan keefektifan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di Kota Medan?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara

bersama-sama antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah

dengan keefektifan keefektifan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota

Medan?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

mengetahui :

1. Hubungan kemampuan manajemen kepala sekolah dengan keefektifan

(28)

14

2. Hubungan iklim sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di Kota Medan.

3. Hubungan antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim

sekolah secara bersama-sama dengan keefektifan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi:

1. Secara Teoritis

Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengembangan teori

mengenai keefektifan sekolah, kemampuan manajemen kepala sekolah, dan

iklim sekolah.

2. Secara Praktis

a. Masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan maupun pihak-pihak

yang berkepentingan dalam pengembangan jenjang karier dan pembinaan

kepala sekolah untuk memperdalam serta meningkatkan kemampuan

manajemen bagi kepala sekolah agar pengelolaan sekolah sehingga SMP

di kota Medan berhasil mewujudkan keefektifan sekolah.

b. Masukan bagi para kepala sekolah SMP di Kota Medan akan pentingnya

kemampuan manajemen dalam perannya sebagai pemimpin sekolah serta

perwujudan iklim sekolah dalam menciptakan sekolah yang efektif dan

(29)

15

c. Bahan perbandingan bagi para mahasiswa yang akan melakukan riset

dengan variabel yang sama pada permasalahan dan waktu yang berbeda.

d. Sebagai masukan bagi penelitian yang relevan di kemudian hari dan dapat

dikembangkan dengan variabel-variabel yang berbeda yang juga

(30)

117

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka

dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan kemampuan manajemen kepala

sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

ini berarti makin baik kemampuan manajemen yang dimiliki kepala sekolah

maka makin tinggi pula keefektifan sekolah tersebut. Kemampuan manajemen

kepala sekolah memberikan sumbangan efektif yang berarti terhadap

keefektifan sekolah sebesar 19,88%.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan iklim sekolah dengan keefektifan

Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal ini berarti makin baik iklim

sekolah maka makin tinggi pula keefektifan sekolah tersebut. Iklim sekolah

memberikan sumbangan efektif yang berarti terhadap keefektifan sekolah

sebesar 19,12%.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajemen

kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama-sama dengan keefektifan

Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal ini berarti makin baik

kemampuan manajemen yang dimiliki kepala sekolah dan iklim sekolah maka

makin tinggi pula keefektifan sekolah tersebut. Kemampuan manajemen

kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama akan memberikan

sumbangan efektif yang berarti terhadap keefektifan sekolah sebesar 39%.

(31)

118

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimplan penelitian, yakni:

1. Upaya Peningkatan Keefektifan Sekolah Melalui Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

peningkatan keefektifan sekolah adalah dengan meningkatkan kemampuan

manajemen kepala sekolah sehingga dengan semakin mampunya kepala sekolah

dalam melakukan fungsi manajemen sekolah maka dapat tercapai keefektifan

sekolah.

Kemampuan manajemen kepala sekolah dapat ditingkatkan dengan

mengikuti seminar dan pelatihan pendidikan untuk kepala sekolah khususnya

berkaitan dengan manajemen sekolah. Dinas pendidikan Kota Medan harus

menyediakan dan menyelenggarakan seminar maupun pelatihan (workshop) yang

tepat dan berkualitas bagi kepala sekolah mengenai fungsi manajemen di sekolah

sehingga kepala sekolah memperoleh pengetahuan dan melatih kemampuannya

melaksanakan kegiatan manajemen di sekolah. Selain itu, upaya lainnya yakni

program penyeleksian pemilihan dan pengangkatan kepala sekolah harus dibenahi

dan diperbaharui menjadi lebih ketat, terpercaya, dan terawasi dengan

memberikan serangkaian pengujian dan tes yang reliabel bukan saja menguji dari

segi intelektualitas tapi dari semua aspek yang penting bagi seseorang dalam

memimpin sekolah sehingga kepala sekolah yang terpilih benar-benar dinyatakan

qualified dan berkompeten untuk memimpin suatu sekolah.

Upaya lainnya yakni mengadakan dan mengikuti kegiatan diskusi atau

(32)

119

pengetahuan, informasi, pengalaman, dan saling memberikan masukan dalam

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam aktivitas manajemen sekolah.

Kepala sekolah juga berupaya untuk tidak pernah berhenti mengembangkan dan

melengkapi dirinya dengan berbagai informasi dan pengetahuan tentang sekolah

dan manajemen dari berbagai sumber misalnya jurnal, buku-buku, koran, maupun

media elektronik. Dinas pendidikan juga perlu melaksanakan secara berkala

evaluasi terhadap hasil kerja kepala sekolah sehingga dapat mendorong kepala

sekolah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan

sebaik-baiknya. Beberapa upaya lainnya adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan merencanakan

Perencanaan menyangkut juga apa saja strategi yang digunakan sekolah

dalam menjalankan segala hal yang sudah direncanakan untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang sudah sekolah tetapkan. Oleh karena itu, kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan bagaimana menyusun perencanaan

yang baik dan tepat, apa saja strategi yang akan digunakan, dan bagaimana

implementasi strategi yang sudah ditetapkan sehingga berjalan efektif.

Dengan banyak membaca buku manajemen dan mempelajari mengenai

perencanaan yang baik dan tepat sasaran adalah salah satu upaya yang bisa

dilakukan kepala sekolah. Memahami situasi sekolah dan para anggotanya.

Selain itu, bersedia mencari informasi yang berguna untuk meningkatkan

kemampuan perencanaan, tidak malu untuk berdiskusi dengan siapapun

mengenai sekolah, serta bersedia untuk mengikuti kegiatan pelatihan

berkaitan dengan perencanaan sekolah. Kepala sekolah juga perlu

(33)

120

memahami benar apa yang menjadi SWOT sekolah, dan memiliki visi

yang baik untuk masa depan sekolah.

b. Meningkatkan kemampuan mengelola

Kemampuan mengelola ini sangat penting sehingga semua sumber daya

bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan saling bekerjasama. Kepala

sekolah harus membekali dirinya dengan pemahaman yang benar dan baik

mengenai segala hal mengenai sekolah sehingga dapat mengetahui

input-input apa saja yang ada di sekolah, bagaimana mengelolanya, dan target

apa yang akan diupayakan tercapai. Apabila kepala sekolah sudah paham

benar apa saja yang mau dilakukan, maka kepala sekolah dapat bertindak

dan mengelola segala hal yang berkaitan dengan sekolah. Kepala sekolah

juga harus mengetahui dengan benar siapa-siapa saja guru dan warga

sekolah yang bekerja sama dengannya di sekolah. Kepala sekolah harus

mampu membagi tugas dengan tepat terhadap guru sehingga semua

anggota dapat bekerja dapat mengetahui arahan dan tugasnya

masing-masing. Kepala sekolah harus berfikir kreatif, cerdas, cermat, dan tepat

sehingga dapat memaksimalkan dengan baik segala sumber daya sekolah

sesuai dengan sasaran sekolah. Selain itu, visi dan misi sekolah harus

melekat kuat di pikiran kepala sekolah sehingga menjadi arahan dan

pedoman kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan sebaik-baiknya.

c. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan

Pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang tinggi akan mendukung

kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan. Kemampuan berfikir yang

(34)

121

karena sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat mengambil

keputusan yang tepat dalam situasi apapun. Pengambilan keputusan

merupakan salah satu kegiatan yang vital bagi seorang kepala sekolah.

Apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka akan

menganggu proses sekolah. Rajin mengikuti seminar ataupun pelatihan

akan sangat membantu membangun pemikiran dan logika kepala sekolah.

Interaksi dan komunikasi yang baik dengan sesama anggota sekolah

terutama guru dapat memberikan masukan yang baik dalam pikiran kepala

sekolah sehingga dapat memberikan pertimbangan yang penting karena

keputusan yang akan dihasilkan akan berdampak bagi semua warga

sekolah maupun bagi pihak di luar sekolah. Pengenalan karakter dan

potensi serta kemampuan anggotanya dapat memberikan informasik bagi

kepala sekolah untuk dapat membangun team work yang solid. Kepala

sekolah juga perlu membuka diri untuk menerima saran dan kritik (open

minded) sebagai bahan masukan untuk intropeksi diri.

d. Kemampuan mengendalikan dan evaluasi

Kepala sekolah perlu banyak mempelajari dari berbagai sumber mengenai

teknik kendali dan evaluasi sekolah yang benar-benar sesuai dan tepat bagi

sekolah. Pengendalian dan evaluasi sangat penting sehingga kepala

sekolah dapat mengetahui sejauh mana sekolah dijalankan dan apakah

segala hal yang sudah dilaksanakan berlangsung baik dan sesuai dengan

yang diharapkan. Kepala sekolah juga harus menampilkan ketegasan dan

wibawa yang baik terutama dalam pengawasan. Kepala sekolah harus

(35)

122

sekolahnya, mampu mengevaluasi sekolah dan memberikan solusi serta

bimbingan kepada guru dan warga sekolah lainnya.

2. Upaya Peningkatan Keefektifan Sekolah Melalui Iklim Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

peningkatan keefektifan sekolah adalah dengan mewujudkan iklim sekolah yang

terbuka, kondusif, dinamis, dan menyenangkan sehingga seluruh warga sekolah

terutama kepala sekolah dan guru merasa nyaman, senang, betah, bahkan

termotivasi untuk bekerja baik karena seluruh anggota sekolah mendukung kerja

berprestasi. Dengan demikian, tujuan dan sasaran sekolah dapat tercapai yakni

keefektifan sekolah dapat terwujud. Kepala sekolah perlu berorientasi kepada

guru dengan memperhatikan kepentingan dan keinginan guru. Perlunya

diupayakan untuk menciptakan rasa persaudaraan di sekolah akan membentuk

rasa saling memiliki, menyayangi, dan pengertian layaknya sebagai keluarga besar

sekolah. Kepala sekolah harus dengan arif dan penuh kekeluargaan mengayomi

anggotanya dan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggotanya.

Selanjutnya, terbentuknya suasana persaudaraan di sekolah akan dapat

menciptakan rasa tanggung jawab kepala sekolah, guru, maupun anggota sekolah

lainnya karena kepentingan dan keberhasilan sekolah menjadi keberhasilan

seluruh anggota. Adanya rasa tanggung jawab menyebabkan seluruh anggota

sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, dan warga lainnya melakukan

pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Keefektifan sekolah juga dapat ditingkatkan

apabila standar pelayanan sekolah ditingkatkan sehingga warga sekolah dan

masyarakat sekitar juga merasa nyaman dan senang berada di sekolah dan siswa

(36)

123

standar dan harapan tentang kualitas pekerjaan juga perlu ditingkatkan. Kepala

sekolah diupayakan untuk dapat memberikan pengarahan yang jelas bagi guru

mengenai tugas dan tanggung jawabnya, bersedia untuk memberikan bimbingan

langsung, terbuka untuk menerima masukan dan pertanyaan guru serta dapat

memberikan motivasi yang dapat memberikan semangat kerja bagi guru dan

warga lainnya. Warga sekolah bersedia memperbaharui perilaku dan tindakan

yang dianggap kurang baik sesuai dengan masukan yang diberikan oleh warga

sekolah.

Pemberian penghargaan maupun sanksi juga perlu dilakukan sehingga

menjadi salah satu bentuk feedback bagi guru dan warga sekolah lainnya terhadap

perilaku dan tindakannya di sekolah. Memberikan penghargaan kepada guru yang

bekerja dengan hasil maksimal sehingga guru semakin terdorong untuk bekerja

sesuai standar bahkan melebihi standar, dan semakin berlomba-lomba untuk

mengembangkan dirinya. Hal tersebut akan memberikan perasaan menghargai dan

menjunjung tinggi kebiasaan untuk bekerja optimal dan berprestasi sehingga

warga sekolah juga terdorong berprestasi karena mereka tahu bahwa pekerjaan

mereka dihargai dan diberikan apresiasi oleh sekolah.

Demikian juga sebaliknya, perilaku yang tidak memberikan faedah yang

baik bagi sekolah bahkan perilaku yang tidak mendidik, indisipliner, dan tidak

memberikan panutan yang baik diberikan teguran atau sanksi yakni menunjukkan

sikap disiplin dan bertindak tegas apabila ada guru yang tidak disiplin seperti telat

datang ke sekolah, telat masuk ke kelas, pulang tidak sesuai dengan waktunya,

(37)

124

Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan

iklim sekolah dengan misalnya: Struktur organisasi yang terbuka dan

mempertimbangkan aspirasi guru yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah,

kebijakan dan praktik kepemimpinan kepala sekolah yang tepat akan

menimbulkan iklim yang menyenangkan, menerapkan iklim sekolahyang

terbuka, transparan, melibatkan semua guru dalam pembuatan keputusan, serta

adanya saling menghargai. Selain itu, pemberikan kebebasan yang bertanggung

jawab kepada guru untuk melakukan pekerjaan sebagai guru dengan memberikan

peraturan yang tidak kaku namun bisa fleksibel akan membuat guru merasa tidak

dikekang oleh sekolah dan dapat bekerja dengan baik.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya

yaitu mewujudkan kerjasama efektif warga sekolah baik dengan guru, siswa

maupun masyarakat, berkomunikasi terbuka dan saling menghargai dan

memberikan ruang yang seluas-luasnya berdiskusi dan berdialog untuk dapat

memberikan masukan yang membangun. Kepala sekolah perlu memberikan

kepercayaan dan tanggung jawab kepada guru untuk melaksanakan atau

mengelola tugasnya berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh guru dan jangan

membebani kerja yang lebih besar atau diluar tanggungjawabnya. Kepala sekolah

juga perlu mencerminkan kepedulian kepada guru dengan mengadakan program

pengendalian atau pengawasan yang efektif dan bersifat konstruktif bagi guru.

Orientasi pada kesatuan visi terwujud dalam sikap menghargai musyawarah

sehingga dapat menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bersama, saling

(38)

125

3. Upaya Peningkatan Keefektifan Sekolah Melalui Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah

Upaya meningkatkan keefektifan sekolah adalah dengan meningkatkan

kemampuan manajemen kepala sekolah yang baik dan iklim sekolah. Dengan

dukungan kedua faktor tersebut, keefektifan sekolah akan dapat ditingkatkan

karena kemampuan manajemen kepala sekolah tidak dengan sendirinya akan

meningkatkan keefektifan sekolah, melainkan harus juga diikuti adanya

terciptanya iklim sekolah.

Upaya yang dapat dilakukan misalnya kepala sekolah untuk berperilaku

jujur dan adil dalam menetapkan pembagian tugas kepada guru dan pegawai

lainnya sesuai dengan kualifikasinya. Perlunya bersikap arif dan bijaksana dalam

pengelolaan sumber daya sekolah dengan peka terhadap lingkungan dan

kebutuhan warga sekolah. Kemudian mewujudkan iklim sekolah seperti kebiasaan

dalam berperilaku untuk berdisiplin, situasi sekolah juga diciptakan dalam

suasana kondusif dan kekeluargaan. Keterbukaan kepala sekolah dengan guru

juga perlu diterapkan sehingga kepala sekolah dan guru bisa saling memberikan

masukan dan saling berdiskusi. Peraturan yang ada di sekolah juga harus fleksibel

atau tidak kaku sehingga dapat memberikan ruang guru dan kepala sekolah untuk

bekerja dengan baik. Memberikan bantuan apabila ada warga sekolah dilanda

kesulitan, maupun menghadiri acara yang diselenggarakan warga sekolah..

Selain itu, kepala sekolah juga melibatkan guru dan pegawai lainnya

dalam pengambilan keputusan yang menyangkut tentang kemajuan sekolah

sehingga timbul rasa kepemilikan terhadap sekolah. Kepala sekolah juga

(39)

126

melakukan yang terbaik bagi kemajuan sekolah sehingga timbul komitmen

individu masing-masing. Kepala sekolah harus berupaya mewujudkan pelayanan

sekolah yang terbaik yang dapat dinikmati bukan hanya untuk warga sekolah

tetapi juga bagi orang tua dan masyarakat dengan menyediakan fasilitas yang

lengkap khususnya fasilitas pembelajaran. Fasilitas yang tersedia di sekolah

dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menyediakan fasilitas yang menunjang

terwujudnya layanan sekolah yang maksimal. Demikian juga berupaya

memberikan fasilitas untuk mendukung peningkatan pengembangan guru dalam

hal pengajaran maupun pengambilan keputusan.

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil

penelitian ini adalah:

1. Kepada Kepala Sekolah:

a) Sebaiknya aktif dalam mengikuti forum ilmiah mengenai manajemen

sekolah sehingga dapat mengasah pemikiran yang cerdas agar nantinya

mampu mengambil keputusan dengan tepat.

b) Bersedia bertukar pikiran dan berdiskusi dengan dewan guru, warga

sekolah, dan masyarakat sehingga dapat memperoleh informasi dan

masukan dalam bertindak dan mengambil keputusan.

c) Menyediakan waktu khusus untuk melakukan bimbingan langsung

kepada guru yang mempunyai masalah terhadap tugasnya.

d) Sebaiknya membiasakan diri gemar membaca buku, mencari informasi

(40)

127

e) Bersedia mengikuti seminar pendidikan, pelatihan mengenai

manajemen maupun peningkatan kemampuan, aktif dalam kegiatan

forum ilmiah dan rajin mencari informasi untuk pengembangan

dirinya.

f) Sebaiknya kepala sekolah juga memantau informasi mengenai isu

pendidikan yang terjadi dan berupaya mencari solusi yang terbaik bagi

permasalahan pendidikan maupun masalah yang dihadapi sekolah.

g) Sebaiknya menunjukkan kepedulian terhadap semua anggota dengan

bersedia mendengarkan dan memberikan solusi pada masalah yang

dialami anggota dan saling membantu.

h) Membiasakan diri untuk hidup bertanggung jawab, jujur, datang lebih

awal dan pulang lebih lama sehingga memberikan teladan yang baik

bagi warga sekolah lainnya.

i) Sebaiknya, kepala sekolah memberikan sosialisasi kepada guru dan

pegawai lainnya tentang layanan sekolah yang berkualitas.

j) Melibatkan guru dalam pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan kepentingan sekolah.

k) Senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan yang tepat guna bagi

guru berkaitan dengan sekolah dan pembelajaran.

l) Memberikan kesempatan bagi guru mengikuti lokakarya pendidikan

maupun program-program pendidikan lainnya demi peningkatan

kreativitas guru dalam mengajar. Juga memberikan juga pelatihan bagi

(41)

128

2. Disarankan kepada Dinas Pendidikan kota Medan untuk:

a) Secara berkala mengadakan seminar atau workshop pendidikan yang

berkaitan dengan bagaimana menjalankan fungsi manajemen sekolah

yang efektif dengan mengundang pakar pendidikan dan manajemen

b) Memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh kepala sekolah

dalam mengikuti penddikan, pelatihan atau seminar.

c) Pemberian penghargaan bagi kepala sekolah yang berprestasi dan

berhasil meningkatkan keefektifan sekolah juga perlu dilaksanakan

sehingga menjadi dorongan bagi kepala sekolah menetapkan standar

kinerja yang lebih baik yang diterapkannya di sekolah.

d) Hendaknya memberikan anjuran dan dorongan kepada kepala sekolah

untuk tetap melaksanakan standar kinerja yang setiap harinya harus

semakin baik, sehingga kepala sekolah tidak merasa bahwa

pekerjaannya hanya sekedar selesai saja tanpa memperhatikan standar

yang telah ditetapkan.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya

yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan

(42)

129

DAFTAR PUSTAKA

Alma, R. A (2002). The End of Globalization. Random Haose.http://www.Globalization.org/Alma (2 Juli 2002).

American Association for the Advancement (2006) School Organization.

http://www.aaas.org/American Association (10 Mei 2006).

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_________________ . (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Asmani, A. (2009). Pengelolaan Manajemen Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.

Chung , W dan Megginson, (1981). Organizational Behavior. Singapore: Prantice Hill.

Coleman, M dan Glover, D. (2010). Educational Leadership and Management. New York: Mc Graw Hill

Colquitt, LePine, & Wesson (2009). Organizational Behavior. New York: Harper and Row

Davis, K dan Newstrom (1995). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Fattah, Nanang (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Fullan, M. (1999). The Chalenge of School Change. Australia: Hawker Brownlow

Gamble, Paul dan Blackwell, John. (2002). Knowledge Management : A State of

the Art Guide. London: Kogan Page

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H., dan Konopaske, R. (1995).

Organizations : behavior, Structure, Processes. 11th Edition. New York: McGraw-Hill Irwin

Gupta et al (2004). Entrepreneur Leadership. www.leadershippreviw.org. (11 September 2004).

(43)

130

Ivancevich et al (2005). Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Lunenburg, F.C dan Orstein, A.C. (2005). Educational Administration Concepts

and Practice. Third Edition. Belmont, CA : Wadsworth Thomson

Learning.

McLeod dan Scell. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba.

McShane dan Glinow (2007). Organizational Behavior: Essentials. New York: McGraw Hill.

Michael, Amstrong. (2002). How to be a Better Manager. London: Kogan Page

Movist, Louise. (2003). The Competency Dimension of Leaders. New Jersey: Linkoping University.

Muljani A. Nurhadi. (1993). Pendidikan dan Pembangunan Era Industrialisasi. Pidato Dies disampaikan pada Upacara Dies Natalis XXVIII IKIP Muhammadiyah Yogyakarta 19 Nopember 1993.

Mullins, B. (2005). Organizational Behavior. San Fransisco: Jossey-Bass

Nelson dan Quick (2006). Organizational Behavior. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Komariah, Aan. (2005). Visionary Leadership. Jakarta: Bumi Aksara.

Rivai, F dan Munir. (2009). Education Management. Jakarta: Rajawali Pers.

Robbins, Stephen P dan Judge. (2007). Essential of Organizational Behavior. San Diego: Prentice Hall Inc.

Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. (2007) Manajemen. Jilid 1 dan 2 Edisi kedelapan. Jakarta. PT Indeks.

Robbins, Stephen P. (2001). Organization Theory Structure, Design and

Application. London: Prentice-Hall International, Inc.

Ruky, Rahman. (2006). Penilaian Kinerja Organsasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.

(44)

131

Schermerhorn et al (2002). Organizational Behavior. New York: John Wiley

Siagian, S.P. (1992). Organisasi Kepemimpinan dan perilaku Administrasi, Jakarta:Gunung Agung.

Slocum, John W dan Hellriegel, Don. (2009). Principles of Organizational Behavior. Ohio: South-Western.

Spencer, L.M dan S.M. Spencer (1993). Competence at Work: Model for Superior

Performance. New York: Wiley.

Stoner. J.AF, Freeman, RE, & Gilbert. D. (1995). Manajemen. Jakarta: PT. Indeks.

Sudjana. (2002). Metode Statistika.Bandung:Tarsito

Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra. (2010) Administrasi Pendidikan. Jakarta : Aditama

Surapranata, Sumarna. (2005). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi

Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tola, B dan Furqon. (2006). Pengembangan Model Pengukuran Sekolah Efektif. Makalah Hasil Penelitian.

Usman, Husaini. (2007) Manajemen, teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. (2008). Pengantar Statistika. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.

Wibisono (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.

William, Chuck (2005) Manajemen. Jakarta: Salemba.

Yukl, Garry (2005). Leadership and Organization. London: Prentice-Hall

Gambar

Tabel 1.1 Data Tingkat Kemajuan Pendidikan Pada Tingkat SMP di Kota
Tabel 1.1. Data Tingkat Kemajuan Pendidikan Pada Tingkat SMP  di Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan 1emuan dalam penelitian ini, maka implikasinya adalah untuk meningkatkan kinerja guru SMA Negeri Medan, kepala sekolah dapat mengusahakannya melalui

proses kepemimpinan kepala sekolah hendaknya diarahkan pada penciptaan iklim sekolah yang kondusif agar dapat menumbuhkem- bangkan kinerja mengajar guru dan kualitas

17 Kepala sekolah Anda dapat menyampaikan tentang berbagai inovasi dan kebijakan baru dalam pendidikan kepada seluruh warga sekolah, misalnya tentang life skill , Manajemen

Kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, sebanyak 88% (58 orang) kepala sekolah dianggap

Menengah Kejuruan di Kota Bandung dalam mewujudkan iklim sekolah yang kondusif, sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru secara optimal, (2)

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG KONDUSIF DI SEKOLAHg. OLEH

Menengah Kejuruan di Kota Bandung dalam mewujudkan iklim sekolah yang kondusif, sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru secara optimal, (2)

Fokus Penelitian 1 Peran Kepala Sekolah sebagai pendidik; menciptakan iklim sekolah yang kondusif, dan memberikan dorongan dan nasehat kepada warga sekolah; 2 Peran kepala sekolah