HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
MEIRA ANGGI PRATIWI NAINGGOLAN NIM. 8106132011
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIMED
ABSTRAK
Meira Anggi Pratiwi Nainggolan. 8106132011. Hubungan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan kemampuan manajemen kepala sekolah dengan Keefektifan sekolah, (2) hubungan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah (3) hubungan antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah.
Populasi penelitian adalah Kepala Sekolah SMP di Kota Medan sebanyak 366 orang. Sampel penelitian sejumlah 92 orang yang diambil dengan menggunakan pengambilan sampel menurut Arikunto. Metode penelitian adalah kuantitatif jenis deskriptif studi korelasional. Instrumen pengumpulan untuk variabel Keefektifan sekolah dan iklim sekolah menggunakan angket dan variabel kemampuan manajemen kepala sekolah menggunakan tes.
Sebelum instrumen penelitian dipakai untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus product
moment dan validitas tes digunakan korelasi biserial. Uji reliabilitas angket
digunakan rumus Alpha Cronbach dan tes digunakan rumus KR-21. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana dan korelasi ganda.
Hasil dari penelitian ini disajikan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan kemampuan kepala sekolah dengan Keefektifan sekolah dengan koefisien korelasi ry1 = 0,48. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kemampuan manajemen kepala sekolah terhadap Keefektifan sekolah sebesar 19,88%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah dengan koefisien korelasi ry2 = 0,46. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel iklim sekolah terhadap Keefektifan sekolah sebesar 19,12% dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah dengan Keefektifan sekolah dengan koefisien korelasi R = 0,62 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,39.
ABSTRACT
Nainggolan, Meira Anggi Pratiwi. 8106132011. The Relationship of Principal’s Management Capability and School Climate with Effectiveness of Private Secondary School in Medan City. Thesis. Pascasarjana. State University of Medan, 2013.
The purpose of this study was to determine (1) the relationship of
Principal’s Management Capability with Effectiveness of Private Secondary School, (2) the relationship of School Climate with Effectiveness of Private Secondary School, (3) the relationship between Principal’s Management Capability and School Climate with Effectiveness of Private Secondary School.
The Subject of this research were principals of Private Secondary Schools in Medan City, with the total of 366 teachers and 92 of them were taken as sample. Quantitative research method is the kind of descriptive research with correlative study. Instruments used were questionnaires for getting the data of School Climate, and school effectiveness and also used test for getting the data of
principal’s management capability. The instrument were first tried. And then the analysis of instruments were used validity and realibility test. Questionnaires validity test used product moment and reliability used alpha formula. validity test used Biserial correlation and reliability used KR-21. Techniques of data analysis using correlation and simple and multiple regression techniques.
The results of this study presented: (1) there was a positive and significant
Principal’s Management Capability with Effectiveness of Private Secondary School with correlation coefficient ry1 = 0,48. Contribution given by the variable
Principal’s Management Capability with Effectiveness of Private Secondary School is 19,88%, (2) there was a positive and significant relationship School Climate with Effectiveness of Private Secondary School with correlation coefficient ry2 = 0,46. Contribution given by the variable School Climate with
Effectiveness of Private Secondary School is 19,12%, and (3) there was a positive and significant relationship between Principal’s Management Capability and School Climate with Effectiveness of Private Secondary School with a correlation coefficient (R) is 0,62 and coefficient of determination R2 is 0,38.
Based on research results obtained suggested in this study: The principal can actualize school climate conducively that is to the entire school community has good spirit to work. Principal want to open theirself and be willing to follow educational seminars, training, education forums, and has willingness to know and find for the education information that they need for development, principal can manage all the school’s resources smartly and wisdomly, put attention about
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH S.W.T yang selalu
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tesis berjudul “Hubungan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan
menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Tuhan Yang
Maha Esa, Amin. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan masukan yang berarti dalam penyusunan
tesis ini.
2. Dr. Irsan, M.Pd, M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,
saran, gagasan, masukan yang sangat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd dan Dr. Arif
Rahman, M.Pd selaku narasumber yang sangat banyak memberikan masukan
dan saran sehingga banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
5. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang
dapat digunakan untuk penyelesaian tesis ini.
6. Bapak Drs. M. Abduh Siregar yang telah banyak memberikan bantuan dalam
memfasilitasi penulis melakukan kegiatan penelitian di lapangan.
7. Semua kepala sekolah di SMP Kota Medan yang telah memfasilitasi penulis
8. Seluruh kepala sekolah, staff pengajar dan karyawan Yayasan Perguruan BM
Sukma atas dukungan yang diberikan kepada penulis.
9. Papa dan Mama tersayang yang telah mendidik, membesarkan dan selalu
memberikan kasih sayang yang tidak terhingga, motivasi serta doa bagi
penulis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.
10.Suamiku tercinta, Taufan yang selalu setia dan penuh kesabaran mendampingi
penulis dalam suka dan duka serta telah banyak berkorban waktu, selalu
memberikan semangat, perhatian, dan masukan sehingga penulis bisa
menyelesaikan studi S2 ini.
11.Anak bunda tersayang, Addid Mazra Raiys. Semoga kelak Addid menjadi
anak yang dapat membanggakan orang tua dan keluarga serta dapat meraih
pendidikan setinggi-tingginya.
12.Keluarga besar mertuaku yang telah memberikan dukungan, spesial untuk Ibu
dan Bapak di Griya.
13.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Unimed khususnya mahasiswa
Administrasi Pendidikan angkatan XVIII B yang telah memberi motivasi dan
konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan sampai selesainya
penulisan tesis ini. Spesial untuk sahabat-sahat baikku Valent, Sevianna
Siahaan, Tutik Sugesti, Sariati Silitonga, Vera Natalia dan Bapak Kamilin.
14.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas semua kebaikannya, Amin.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kota Medan.
Medan, 05 September 2013 Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16
A. Kajian Teoretis ... 16
1. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dengan Keefektifan Sekolah ... 60
2. Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah ... 62
3. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Sekolah ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83
2. Uji Tingkat Kecenderungan Data Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 90
5. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Ganda ... 97
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 98 Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 118
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Data Tingkat Kemajuan Pendidikan Pada Tingkat SMP di Kota
Medan ... 6
2.1 Faktor -Faktor Keefektifan Sekolah ... 26
3.1 Populasi Kepala Sekolah SMP di Kota Medan ... 67
3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 70
3.3 Kisi-kisi Instrumen Iklim Sekolah dan Keefektifan Sekolah ... 71
3.4 Jumlah Butir Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah Setelah Uji Coba ... 76
3.5 Jumlah Butir Iklim Sekolah dan Keefektifan Sekolah Setelah Uji Coba ... 76
3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 77
4.1 Ringkasan Deskriptif Data Dari Setiap Variabel Penelitian ... 83
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Keefektifan Sekolah ... 83
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 85
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Sekolah ... 87
4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Sekolah (Y) ... 90
4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah (X1) ... 91
4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Sekolah (X2) ... 92
4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 93
4.9 Rangkuman ANAVA Persamaan Regresi Y Atas X1 ... 94
4.10 Rangkuman ANAVA Uji Persamaan Regresi Y Atas X2 ... 95
4.11 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ... 96
4.12 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1 dengan X2 ... 97
4.13 Rangkuman ANAVA Regresi Ganda ... 98
4.14 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel X1 dengan Y ... 99
4.16 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel X2
dengan Y ... 100
4.17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial X2 dengan Y ... 101
4.18 Rangkuman Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Efektivitas Sekolah ... 31
Gambar 2.2 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Input ... 32
Gambar 2.3 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Proses ... 33
Gambar 2.4 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Output ... 33
Gambar 2.5 Irisan Diagram Lingkaran Indikator Outcomes ... 35
Gambar 2.6 Fungsi Manajemen dan Keefektifan ... 40
Gambar 2.7 Paradigma Penelitian ... 64
Gambar 4.1 Histogram Variabel Keefektifan Sekolah ... 85
Gambar 4.2 Histogram Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 87
Gambar 4.3 Histogram Variabel Iklim Sekolah ... 89
Gambar 4.4 Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 102
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Angkat Keefektifan Sekolah ... 132
2. Instrumen Tes Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 135
3. Angket Iklim Sekolah ... 147
4. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 149
5. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Keefektifan Sekolah ... 150
6. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Iklim Sekolah ... 151
7. Perhitungan Validitas ... 152
8. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah ... 157
9. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Iklim Sekolah ... 158
10. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Keefektifan Sekolah ... 159
11. Perhitungan Uji Reliabilitas ... 160
12. Data Penelitian ... 169
13. Statistik Deskriptif Variabel Keefektifan Sekolah ... 175
14. Statistik Deskriptif Variabel Kemampuan Manajemen Sekolah ... 178
15. Statistik Deskriptif Variabel Iklim Sekolah ... 181
16. Uji Tingkat Kecenderungan Data ... 184
17. Perhitungan Uji Normalitas ... 189
18. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi ... 197
19. Perhitungan Uji Homogenitas ... 209
20. Perhitungan Uji Independensi ... 216
21. Uji Keberartian Persamaan Regresi Ganda Variabel Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2) dengan Keefektifan Sekolah (Y) ... 218
22. Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 222
23. Perhitungan Korelasi Parsial ... 224
24. Perhitungan Korelasi Ganda dan Uji Keberartian Korelasi Ganda ... 226
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,
melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik
yang mampu menjawab tantangan yang berkembang sangat cepat dan pesat.
Berbagai tulisan di media masa baik cetak maupun noncetak mengisyaratkan
bahwa secara keseluruhan, mutu SDM Indonesia saat ini masih tertinggal dan
berada di belakang SDM negara-negara maju dan negara-negara tetangga, seperti
Malaysia dan Thailand. Menurut Brighthouse, J & Woods, D (1999:21) kenyataan
ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan
melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem
pendidikan nasional.
Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan
(sekolah) dewasa ini adalah bagaimana mengelola sebuah sekolah agar lebih
efektif dan efisien dalam menggunakan sumber dayanya sebagai upaya
penjaminan kepuasan masyarakat yang menjadi pelanggannya, sebab pendidikan
mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia. Kesadaran akan
pentingnya pendidikan sebagai proses mencerdaskan bangsa telah mendorong
masyarakat untuk melakukan perbaikan mutu yang erat kaitannya dengan
keefektifan sekolah.
2
Keefektifan penyelenggaraan sebuah sekolah mengandung makna bahwa
segala bentuk maupun aktivitas yang dilakukan oleh sekolah mempunyai efek
atau dampak signifikan bagi terwujudnya suatu tujuan pendidikan yang
diharapkan. Tujuan pendidikan tersebut menjadi pedoman bagi sekolah agar
mempersiapkan lulusan sekolah yang memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, sikap dan nilai moral serta kepribadian yang tidak hanya berguna
bagi masyarakat, tetapi juga bagi bangsa dan negara.
Sekolah yang dikelola secara efektif tentunya akan menghasilkan lulusan
bermutu. Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara
operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan
sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma atau standar yang berlaku. Oleh karena itu, mutu pendidikan
berhubungan erat dengan keefektifan sekolah. Sekolah diharapkan dapat
menciptakan lulusan pendidikan yang berkualitas. Sekolah sebagai sebuah sistem
yang memiliki tujuan, sudah seharusnya sekolah menghasilkan lulusan yang dapat
dijamin kepastiannya. Lulusan dari suatu sekolah tersebut pada umumnya diukur
dari tingkat kinerja, tidak lepas dari sumber daya manusianya, bagaimana para
sumber daya manusia yang ada didalamnya menjalankan aktivitas proses
penyelenggaraan pendidikan. Kinerja sekolah tersebut adalah pencapaian atau
prestasi sekolah yang dihasilkan melalui berbagai sumber daya sekolah, baik
3
Agar keluaran sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan
perubahan dan tantangan yang berkembang begitu cepat dan pesat tersebut,
pemerintah mengeluarkan sebuah gagasan tentang manajemen pendidikan yang
berbasis sekolah (school based management) yang memberikan ruang yang luas
bagi sekolah dan masyarakat untuk menentukan program dan rencana
pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Sejalan dengan gagasan desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka
fungsi-fungsi pengelolaan sekolah perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat
berjalan secara efektif untuk menghasilkan lulusan bermutu yang diharapkan oleh
masyarakat dan bangsa.
Dengan adanya tuntutan masyarakat akan kebutuhan pendidikan bermutu
sudah menjadi suatu keharusan bagi sekolah untuk mengelola program
pendidikannya secara baik. Kinerja sekolah yang tidak baik, dianggap masyarakat
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka sekolah seperti itu dianggap tidak memiliki
daya saing yang tinggi. Dampaknya adalah banyak sekolah yang dulunya besar
akhirnya tutup, meskipun sekolah-sekolah tersebut telah lama beroperasi namun
sulit untuk berkembang dan lambat laun ditinggalkan oleh masyarakat
penggunanya.
Terkait dengan hal di atas, keefektifan sekolah menjadi sangat penting
untuk dikaji dan diteliti, karena sekolah yang efektif akan berimplikasi pada
lulusan pendidikan yang diharapkan. Sekolah yang dikelola dengan baik (efektif)
4
pembelajaran, model dan metode pembelajaran guru, kurikulum, layanan
administrasi pendidikan dan layanan pimpinan terhadap guru serta siswa.
Berbicara lebih jauh tentang keefektifan sekolah, maka dalam latar
belakang penelitian ini perlu dahulu diketahui bagaimana sebenarnya ciri-ciri
sekolah yang efektif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Peter Mortimore
(1991:96) bahwa sekolah yang efektif dicirikan sebagai : (1) sekolah memiliki visi
dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten, (2) lingkungan sekolah yang
baik, dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan staf, (3)
kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, (4) penghargaan bagi guru dan staf serta
siswa yang berperstasi, (5) pendelegasian wewenang yang jelas, (6) dukungan
masyarakat sekitar, (7) sekolah mempunyai rancangan program yang jelas, (8)
sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri, (9) pelajar diberi tanggung jawab,
(10) guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif, (11) evaluasi yang
berkelanjutan, (12) kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama
lain, dan (13) melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan
anak-anaknya. Menurut David dan Thomas (1989:12) ciri utama sekolah efektif
adalah (1) kepemimpinan (instruksional) yang kuat, (2)harapan yang tinggi
terhadap prestasi siswa, (3) adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman,
(4)menekankan pada ketrampilan dasar, (5) pemantauan secara kontinyu terhadap
kemajuan siswa, dan (6) terumuskan tujuan sekolah secara jelas.
Pendapat mengenai ciri-ciri sebuah sekolah efektif selanjutnya
dikemukakan oleh Townsend (1994:36) yang menyatakan bahwa ciri-ciri sebuah
5
tinggi, (2) kepemimpinan yang kuat, (3) pengambilan keputusan yang tepat, (4)
adanya keterlibatan stakeholder pendidikan, (5) alokasi dan pemanfaatan sumber
daya yang tepat, (6) adanya kurikulum dan target pencapaian, (7) komunikasi
sekolah dengan baik yang berkepentingan, dan (8) adanya evaluasi dan monitor
terhadap proses, serta (9) lingkungan dan iklim yang kondusif. Pendapat
berikutnya masih mengenai ciri-ciri sekolah efektif menurut Scheeren (2000:7)
bahwa sekolah yang efektif dicirikan atas : (1) pembelajaran yang diberikan
sangat efektif, (2) manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, baik
dan akuntabilitas, (3) iklim yang teratur dan menyenangkan, (4) hasil belajar yang
memuaskan, (5) layanan yang memuaskan, (6) adanya evaluasi belajar secara
konsisten dan (7) revisi dan pengembangan perencanaan sekolah dan kurikulum
yang secara terus menerus dan berkelanjutan.
Bertitik tolak dari teori diatas tentang ciri-ciri sekolah efektif, maka pada
penelitian ini peneliti melihat ciri-ciri sekolah efektif dengan merangkum
persamaan pendapat para ahli, diantaranya yaitu : (1) terdapat kepemimpinan dan
manajemen yang baik, (2) menggambarkan lingkungan dan iklim sekolah yang
disiplin, kondusif, menyenangkan dan teratur, (3) terdapat kurikulum yang
terancang dan terintegrasi, (4) alokasi dan pemanfaatan sumber daya yang tepat,
(5) adanya keterlibatan orangtua maupun masyarakat, (6) adanya evaluasi
terhadap proses pembelajaran, dan (7) hasil belajar dan prestasi akedemik siswa
yang tinggi.
Berdasarkan studi pendahuluan pada beberapa Sekolah Menengah Pertama
6
diketahui bahwa keefektifan sekolah di beberapa SMP di Kota Medan masih
kurang dari yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari output sekolahnya sebagai
hasil keluaran sekolah yang diindikasikan berdasarkan data yang diperoleh
mengenai kemajuan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan
yang dapat dilihat dari tingkat kelulusan UN (Ujian Nasional) dalam jangka waktu
2 tahun terakhir yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Data Tingkat Kemajuan Pendidikan Pada Tingkat SMP di Kota Medan
Angka Perolehan T.A.2010/2011 T.A. 2011/2012
Rata-rata Nilai UN 8,50 8,25
Angka Tidak Lulus 0,12% 0,29%
Angka Lulusan 99,88% 99,71%
Jumlah Sekolah 166 166
Data: Dinas Pendidikan Kota Medan
Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Medan seyogyanya
menjadi barometer pendidikan di provinsi tersebut. Namun, Medan justru menjadi
kota peringkat kedua untuk siswa tingkat SMP yang tidak lulus. Sebanyak 121
atau 0,29 persen siswa jenjang SMP/MTs/SMP Terbuka di Medan dinyatakan
tidak lulus UN tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan Sumut, Medan menjadi kota kedua dengan tingkat ketidaklulusan
terbanyak, yakni 121 orang atau 0,29 persen. Peringkat satu dengan jumlah siswa
tidak lulus ditempati Binjai dengan 20 siswa atau 0,36 persen, sedangkan di
peringkat tiga ada Kabupaten Nias Selatan dengan siswa tidak lulus mencapai 15
orang atau 0,28 persen. Di Medan sendiri, dari 121 sisa tersebut, sebanyak 101
orang merupakan siswa SMP, 10 orang jenjang MTs, dan 10 orang jenjang SMP
7
Di sisi lain, tingkat kelulusan UN jenjang SMP sederajat di Medan
mencapai 41.225 orang atau 99,71 persen dari jumlah peserta UN 41.346 orang.
Berdasarkan nilai rata-rata, Medan menempati peringkat delapan dengan nilai
rata 8,25. Satu peringkat dibawah Kabupaten Nias Barat yang nilai
rata-ratanya 8,28. Berdasarkan nilai rata-rata, peringkat satu diraih Kota Tanjung
Balai dengan 8,61, kemudian Pematang Siantar dengan 8,50, Padang Sidimpuan
dengan 8,44, Kabupaten Langkat 8,38, dan Kabupaten Asahan dengan 8,33.
Untuk jenjang SMP, tingkat kelulusan mencapai 99,88%, jenjang MTs mencapai
99,86 persen, dan jenjang SMP Terbuka mencapai 98,40%, untuk nilai rata-rata
UN SMP/MTs/SMP Terbuka tahun ini mencapai 8,13 atau mengalami
peningkatan dibandingkan tahun lalu. Secara nasional, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah mengumumkan hasil Ujian Nasional (UN)
jenjang SMP. Tercatat 3.681.920 siswa (99,57 persen) berhasil lulus UN. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, masih
ada 15.945 siswa (0,43 persen) tidak lulus UN. Angka tersebut berasal dari
3.726.872 siswa yang secara sah mengikuti UN.
Berdasarkan data persentase dari tingkat kelulusan siswa SMP diatas,
maka permasalahan mutu yang menyerang seluruh sektor menimbulkan
pertanyaan akan keefektifan kinerja sekolah selaku penyelenggara pendidikan
formal. Apalagi salah satu indikator dalam menilai keefektifan kinerja sekolah
dilihat dari prestasi siswa pada Ujian Nasional. Penilaian kemampuan siswa pada
nilai akhir Ujian Nasional menambah beban sekolah dalam upaya peningkatan
8
kepala sekolah dalam melakukan tindakan manajemen yang baik, meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengontrolan sekolah sehingga
tujuan dan target sekolah dapat tercapai, dimana manajemen merupakan salah satu
faktor keefektifan sekolah.
Pada sekolah efektif tidak hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi
dalam belajar yang dapat mengembangkan diri, siswa yang memiliki
intelektualitas yang biasa pun dapat mengembangkan dirinya sejauh mungkin,
apalagi biasa dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru masuk
sekolah. Mortimore (1991:145) mendefinisikan sekolah efektif sebagai ”one in
which students progress further than might be expected from a consideration of
intake”. Disamping perhatian masalah pada nilai ujian nasional, selanjutnya dalam
observasi awal penelitian ditemukan sebuah catatan tentang layanan penunjang
siswa belajar seperti ekstrakurikuler, perpustakaan sarana-prasarana, labotatorium,
wi-fi, yang menjadi indikator yang turut menentukan efektifitas belajar belum
dilaksanakan dengan maksimal. Penggunaan layanan penunjang siswa belajar ini
seperti hanya merupakan perhiasan bagi daya magnet sekolah tersebut melengkapi
fasilitas belajar di muka umum, namun pada kenyataannya layanan ini jarang
menjadi tempat untuk menambah ilmu dan kreativitas siswa di sekolah, dimana
belajar bukan konsep independent yang hanya dilakukan oleh siswa secara
sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai daya dukung
yang lain. Dengan demikian efektifitas belajar bukan hanya menilai hasil belajar
9
Pada catatan berikutnya permasalahan yang ditemukan pada kegiatan
observasi awal di beberapa SMP di kota Medan pada khususnya bahwa sekolah
secara keseluruhan hanya melihat aspek intelektualitas siswa pada penguasaan
tingkat intelektual yang tercermin dari hasil nilai Ujian Akhir Nasional (UAN),
tanpa dapat mengukur hasil belajar siswa dalam kepribadian secara utuh yaitu
penilaian sikap yang sampai saat ini belum dilakukan di sekolah-sekolah.
Keberhasilan dari nilai Ujian Akhir Nasional sekolah jarang diikuti dengan
keberhasilan sekolah membentuk kepribadian yang terbaik bagi siswanya, sekolah
cenderung mengabaikan dan bekerja sekedarnya untuk membentuk siswanya
menjadi pribadi yang berkualitas, baik bagi diri siswa itu sendiri dalam
pergaulannya sehari-hari antar teman seangkatannya maupun dalam kehidupan
bermasyarakat, hal ini dibuktikan beberapa tahun terakhir ini semakin banyaknya
tingkat perkelahian dan tindakan tawuran di lingkungan sekolah baik untuk
sekolah tingkat dasar maupun menengah, dimana hal ini sejalan menurut
pendapat Cheng (1996:81) yang mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah
yang memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsinya secara maksimal
sebagai salah satunya dalam fungsi kemanusiaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul tentang :
“Hubungan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah
Terhadap Keefektifan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Medan”. Atas
10
mempengaruhi keefektifan sekolah dan kajian untuk melihat seberapa besar
faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan sekolah tersebut.
B.Identifikasi Masalah
Dalam konteks manajemen sekolah, semua kegiatan sekolah harus dikelola
dengan memanfaatkan semua sumber daya (resources) baik sumber daya
manusia, material, dan dana dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara efektif
dan efisien. Keefektifan pencapaian tujuan berarti pembelajaran dan aktivitas di
sekolah yang bermuara pada pengajaran dan pembelajaran yang menghasilkan
murid berprestasi tinggi dan lulusan yang bermutu. Kekompleksitas masalah
keefektifan sekolah meliputi banyak hal terutama menyangkut faktor-faktor yang
berhubungan dengan keefektifan sekolah, upaya penerapan dan
pengembangannya, dan hal lainnya. Keefektifan suatu lembaga pendidikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal.
Faktor internal termasuk di dalamnya dari segi sumber daya manusia yang
merupakan aktor penting dalam penyelenggaraan sekolah, salah satunya yakni
kualitas kepala sekolah. Kepala sekolah yang mampu mengelola sekolah dengan
manajemen yang fungsional oleh kepala sekolah dengan memfungsikan secara
bersama staf dan guru-guru dalam bekerja dalam mencapai tujuan sekolah
sehingga terwujud pula keefektifan sekolah. Adapun tujuan sekolah dirumuskan
dari visi dan misi sekolah yang dibuat bersama oleh kepala sekolah, guru-guru,
pegawai, dewan sekolah, orang tua murid, dan masyarakat. Peran dari kepala
11
manajemen yakni merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan.
Selain faktor Sumber Daya Manusia, faktor internal lainnya yakni: iklim
sekolah juga sangat penting dalam mewujudkan keefektifan sekolah. Iklim
sekolah yang sehat, tidak kaku, sejuk tanpa tekanan dan kondusif dalam seluruh
proses pengajaran atau maupun kegiatan sekolah lainnya. Iklim sekolah yang baik
merupakan salah satu dari karakteristik sekolah yang efektif. Iklim sekolah yang
baik tersebut adalah iklim atau suasana kondusif yang tercipta didalam sekolah
akibat dari pengaruh perilaku komponen sekolah dalam interaksi belajar mengajar
maupun manajerial. Iklim sekolah yang diharapkan bersifat kondusif bagi sekolah
yang efektif adalah bersifat terbuka, kekeluargaan, komunikatif, memiliki
otonomi, aman, tentram, tertib aturan dan disiplin. Peran kepala sekolah sangat
strategis dan lingkungan kerja yang kondusif sangat penting dalam menciptakan
sekolah yang efektif, yaitu melalui pengelolaan semua program sekolah dengan
cara merencanakan, membina, mengendalikan dan mengembangkan
penyelenggaraan di sekolah dengan nuansa dan suasana yang menyenangkan dan
menentramkan yang menjadi tolak ukur keefektifan sekolah tersebut.
Kepala sekolah sekolah sebagai manajer di tingkat satuan pendidikan
diharapkan dapat menciptakan situasi yang kondusif. Dengan kemampuan
manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah yang kondusif diharapkan tercapai
12
C. Batasan Masalah
Ciri-ciri sekolah efektif menurut Scheeren (2000:7) bahwa sekolah yang
efektif dicirikan atas: (1) pembelajaran yang diberikan sangat efektif, (2)
manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, baik dan akuntabilitas,
(3) iklim yang teratur dan menyenangkan, (4) hasil belajar yang memuaskan, (5)
layanan yang memuaskan, (6) adanya evaluasi belajar secara konsisten dan (7)
revisi dan pengembangan perencanaan sekolah dan kurikulum yang secara terus
menerus dan berkelanjutan. Kemudian ada juga beberapa faktor lainnya yang juga
mempengaruhi keefektifan sekolah antara lain: 1) pembelajaran yang diberikan
sangat efektif, (2) manajemen kepala sekolah yang kuat, baik dan akuntabilitas,
(3) iklim sekolah yang teratur dan menyenangkan, (4) hasil belajar yang
memuaskan, (5) layanan yang memuaskan, (6) adanya evaluasi belajar secara
konsisten dan (7) revisi dan pengembangan perencanaan sekolah dan kurikulum
yang secara terus menerus dan berkelanjutan. (Scheeren (2000:7). Mengingat
faktor-faktor yang berhubungan dengan keefektifan sangat banyak, maka pada
penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti dibatasi hanya pada 2 variabel
yang diduga memiliki hubungan yang lebih dominan dengan keefektifan sekolah
yakni kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai variabel bebas pertama (X1)
dan iklim sekolah sebagai variabel bebas kedua (X2). Sedangkan variabel terikat
adalah keefektifan sekolah (Y).
Penelitian ini juga dibatasi dalam hal untuk mengetahui besarnya hubungan
kemampuan manajemen kepala sekolah (X1) dan iklim sekolah (X2) dengan
13
terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat bernilai positif atau
sebaliknya. Penelitian ini juga dibatasi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota
Medan dengan kepala sekolah sebagai subjeknya.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
manajemen kepala sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Kota Medan?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim
sekolah dengan keefektifan keefektifan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di Kota Medan?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara
bersama-sama antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim sekolah
dengan keefektifan keefektifan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota
Medan?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
mengetahui :
1. Hubungan kemampuan manajemen kepala sekolah dengan keefektifan
14
2. Hubungan iklim sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di Kota Medan.
3. Hubungan antara kemampuan manajemen kepala sekolah dan iklim
sekolah secara bersama-sama dengan keefektifan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi:
1. Secara Teoritis
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengembangan teori
mengenai keefektifan sekolah, kemampuan manajemen kepala sekolah, dan
iklim sekolah.
2. Secara Praktis
a. Masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan maupun pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengembangan jenjang karier dan pembinaan
kepala sekolah untuk memperdalam serta meningkatkan kemampuan
manajemen bagi kepala sekolah agar pengelolaan sekolah sehingga SMP
di kota Medan berhasil mewujudkan keefektifan sekolah.
b. Masukan bagi para kepala sekolah SMP di Kota Medan akan pentingnya
kemampuan manajemen dalam perannya sebagai pemimpin sekolah serta
perwujudan iklim sekolah dalam menciptakan sekolah yang efektif dan
15
c. Bahan perbandingan bagi para mahasiswa yang akan melakukan riset
dengan variabel yang sama pada permasalahan dan waktu yang berbeda.
d. Sebagai masukan bagi penelitian yang relevan di kemudian hari dan dapat
dikembangkan dengan variabel-variabel yang berbeda yang juga
117
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan kemampuan manajemen kepala
sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal
ini berarti makin baik kemampuan manajemen yang dimiliki kepala sekolah
maka makin tinggi pula keefektifan sekolah tersebut. Kemampuan manajemen
kepala sekolah memberikan sumbangan efektif yang berarti terhadap
keefektifan sekolah sebesar 19,88%.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan iklim sekolah dengan keefektifan
Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal ini berarti makin baik iklim
sekolah maka makin tinggi pula keefektifan sekolah tersebut. Iklim sekolah
memberikan sumbangan efektif yang berarti terhadap keefektifan sekolah
sebesar 19,12%.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajemen
kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama-sama dengan keefektifan
Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal ini berarti makin baik
kemampuan manajemen yang dimiliki kepala sekolah dan iklim sekolah maka
makin tinggi pula keefektifan sekolah tersebut. Kemampuan manajemen
kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama akan memberikan
sumbangan efektif yang berarti terhadap keefektifan sekolah sebesar 39%.
118
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimplan penelitian, yakni:
1. Upaya Peningkatan Keefektifan Sekolah Melalui Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
peningkatan keefektifan sekolah adalah dengan meningkatkan kemampuan
manajemen kepala sekolah sehingga dengan semakin mampunya kepala sekolah
dalam melakukan fungsi manajemen sekolah maka dapat tercapai keefektifan
sekolah.
Kemampuan manajemen kepala sekolah dapat ditingkatkan dengan
mengikuti seminar dan pelatihan pendidikan untuk kepala sekolah khususnya
berkaitan dengan manajemen sekolah. Dinas pendidikan Kota Medan harus
menyediakan dan menyelenggarakan seminar maupun pelatihan (workshop) yang
tepat dan berkualitas bagi kepala sekolah mengenai fungsi manajemen di sekolah
sehingga kepala sekolah memperoleh pengetahuan dan melatih kemampuannya
melaksanakan kegiatan manajemen di sekolah. Selain itu, upaya lainnya yakni
program penyeleksian pemilihan dan pengangkatan kepala sekolah harus dibenahi
dan diperbaharui menjadi lebih ketat, terpercaya, dan terawasi dengan
memberikan serangkaian pengujian dan tes yang reliabel bukan saja menguji dari
segi intelektualitas tapi dari semua aspek yang penting bagi seseorang dalam
memimpin sekolah sehingga kepala sekolah yang terpilih benar-benar dinyatakan
qualified dan berkompeten untuk memimpin suatu sekolah.
Upaya lainnya yakni mengadakan dan mengikuti kegiatan diskusi atau
119
pengetahuan, informasi, pengalaman, dan saling memberikan masukan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam aktivitas manajemen sekolah.
Kepala sekolah juga berupaya untuk tidak pernah berhenti mengembangkan dan
melengkapi dirinya dengan berbagai informasi dan pengetahuan tentang sekolah
dan manajemen dari berbagai sumber misalnya jurnal, buku-buku, koran, maupun
media elektronik. Dinas pendidikan juga perlu melaksanakan secara berkala
evaluasi terhadap hasil kerja kepala sekolah sehingga dapat mendorong kepala
sekolah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
sebaik-baiknya. Beberapa upaya lainnya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan merencanakan
Perencanaan menyangkut juga apa saja strategi yang digunakan sekolah
dalam menjalankan segala hal yang sudah direncanakan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang sudah sekolah tetapkan. Oleh karena itu, kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan bagaimana menyusun perencanaan
yang baik dan tepat, apa saja strategi yang akan digunakan, dan bagaimana
implementasi strategi yang sudah ditetapkan sehingga berjalan efektif.
Dengan banyak membaca buku manajemen dan mempelajari mengenai
perencanaan yang baik dan tepat sasaran adalah salah satu upaya yang bisa
dilakukan kepala sekolah. Memahami situasi sekolah dan para anggotanya.
Selain itu, bersedia mencari informasi yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan, tidak malu untuk berdiskusi dengan siapapun
mengenai sekolah, serta bersedia untuk mengikuti kegiatan pelatihan
berkaitan dengan perencanaan sekolah. Kepala sekolah juga perlu
120
memahami benar apa yang menjadi SWOT sekolah, dan memiliki visi
yang baik untuk masa depan sekolah.
b. Meningkatkan kemampuan mengelola
Kemampuan mengelola ini sangat penting sehingga semua sumber daya
bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan saling bekerjasama. Kepala
sekolah harus membekali dirinya dengan pemahaman yang benar dan baik
mengenai segala hal mengenai sekolah sehingga dapat mengetahui
input-input apa saja yang ada di sekolah, bagaimana mengelolanya, dan target
apa yang akan diupayakan tercapai. Apabila kepala sekolah sudah paham
benar apa saja yang mau dilakukan, maka kepala sekolah dapat bertindak
dan mengelola segala hal yang berkaitan dengan sekolah. Kepala sekolah
juga harus mengetahui dengan benar siapa-siapa saja guru dan warga
sekolah yang bekerja sama dengannya di sekolah. Kepala sekolah harus
mampu membagi tugas dengan tepat terhadap guru sehingga semua
anggota dapat bekerja dapat mengetahui arahan dan tugasnya
masing-masing. Kepala sekolah harus berfikir kreatif, cerdas, cermat, dan tepat
sehingga dapat memaksimalkan dengan baik segala sumber daya sekolah
sesuai dengan sasaran sekolah. Selain itu, visi dan misi sekolah harus
melekat kuat di pikiran kepala sekolah sehingga menjadi arahan dan
pedoman kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan sebaik-baiknya.
c. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan
Pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang tinggi akan mendukung
kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan. Kemampuan berfikir yang
121
karena sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam situasi apapun. Pengambilan keputusan
merupakan salah satu kegiatan yang vital bagi seorang kepala sekolah.
Apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka akan
menganggu proses sekolah. Rajin mengikuti seminar ataupun pelatihan
akan sangat membantu membangun pemikiran dan logika kepala sekolah.
Interaksi dan komunikasi yang baik dengan sesama anggota sekolah
terutama guru dapat memberikan masukan yang baik dalam pikiran kepala
sekolah sehingga dapat memberikan pertimbangan yang penting karena
keputusan yang akan dihasilkan akan berdampak bagi semua warga
sekolah maupun bagi pihak di luar sekolah. Pengenalan karakter dan
potensi serta kemampuan anggotanya dapat memberikan informasik bagi
kepala sekolah untuk dapat membangun team work yang solid. Kepala
sekolah juga perlu membuka diri untuk menerima saran dan kritik (open
minded) sebagai bahan masukan untuk intropeksi diri.
d. Kemampuan mengendalikan dan evaluasi
Kepala sekolah perlu banyak mempelajari dari berbagai sumber mengenai
teknik kendali dan evaluasi sekolah yang benar-benar sesuai dan tepat bagi
sekolah. Pengendalian dan evaluasi sangat penting sehingga kepala
sekolah dapat mengetahui sejauh mana sekolah dijalankan dan apakah
segala hal yang sudah dilaksanakan berlangsung baik dan sesuai dengan
yang diharapkan. Kepala sekolah juga harus menampilkan ketegasan dan
wibawa yang baik terutama dalam pengawasan. Kepala sekolah harus
122
sekolahnya, mampu mengevaluasi sekolah dan memberikan solusi serta
bimbingan kepada guru dan warga sekolah lainnya.
2. Upaya Peningkatan Keefektifan Sekolah Melalui Iklim Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
peningkatan keefektifan sekolah adalah dengan mewujudkan iklim sekolah yang
terbuka, kondusif, dinamis, dan menyenangkan sehingga seluruh warga sekolah
terutama kepala sekolah dan guru merasa nyaman, senang, betah, bahkan
termotivasi untuk bekerja baik karena seluruh anggota sekolah mendukung kerja
berprestasi. Dengan demikian, tujuan dan sasaran sekolah dapat tercapai yakni
keefektifan sekolah dapat terwujud. Kepala sekolah perlu berorientasi kepada
guru dengan memperhatikan kepentingan dan keinginan guru. Perlunya
diupayakan untuk menciptakan rasa persaudaraan di sekolah akan membentuk
rasa saling memiliki, menyayangi, dan pengertian layaknya sebagai keluarga besar
sekolah. Kepala sekolah harus dengan arif dan penuh kekeluargaan mengayomi
anggotanya dan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggotanya.
Selanjutnya, terbentuknya suasana persaudaraan di sekolah akan dapat
menciptakan rasa tanggung jawab kepala sekolah, guru, maupun anggota sekolah
lainnya karena kepentingan dan keberhasilan sekolah menjadi keberhasilan
seluruh anggota. Adanya rasa tanggung jawab menyebabkan seluruh anggota
sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, dan warga lainnya melakukan
pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Keefektifan sekolah juga dapat ditingkatkan
apabila standar pelayanan sekolah ditingkatkan sehingga warga sekolah dan
masyarakat sekitar juga merasa nyaman dan senang berada di sekolah dan siswa
123
standar dan harapan tentang kualitas pekerjaan juga perlu ditingkatkan. Kepala
sekolah diupayakan untuk dapat memberikan pengarahan yang jelas bagi guru
mengenai tugas dan tanggung jawabnya, bersedia untuk memberikan bimbingan
langsung, terbuka untuk menerima masukan dan pertanyaan guru serta dapat
memberikan motivasi yang dapat memberikan semangat kerja bagi guru dan
warga lainnya. Warga sekolah bersedia memperbaharui perilaku dan tindakan
yang dianggap kurang baik sesuai dengan masukan yang diberikan oleh warga
sekolah.
Pemberian penghargaan maupun sanksi juga perlu dilakukan sehingga
menjadi salah satu bentuk feedback bagi guru dan warga sekolah lainnya terhadap
perilaku dan tindakannya di sekolah. Memberikan penghargaan kepada guru yang
bekerja dengan hasil maksimal sehingga guru semakin terdorong untuk bekerja
sesuai standar bahkan melebihi standar, dan semakin berlomba-lomba untuk
mengembangkan dirinya. Hal tersebut akan memberikan perasaan menghargai dan
menjunjung tinggi kebiasaan untuk bekerja optimal dan berprestasi sehingga
warga sekolah juga terdorong berprestasi karena mereka tahu bahwa pekerjaan
mereka dihargai dan diberikan apresiasi oleh sekolah.
Demikian juga sebaliknya, perilaku yang tidak memberikan faedah yang
baik bagi sekolah bahkan perilaku yang tidak mendidik, indisipliner, dan tidak
memberikan panutan yang baik diberikan teguran atau sanksi yakni menunjukkan
sikap disiplin dan bertindak tegas apabila ada guru yang tidak disiplin seperti telat
datang ke sekolah, telat masuk ke kelas, pulang tidak sesuai dengan waktunya,
124
Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan
iklim sekolah dengan misalnya: Struktur organisasi yang terbuka dan
mempertimbangkan aspirasi guru yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah,
kebijakan dan praktik kepemimpinan kepala sekolah yang tepat akan
menimbulkan iklim yang menyenangkan, menerapkan iklim sekolahyang
terbuka, transparan, melibatkan semua guru dalam pembuatan keputusan, serta
adanya saling menghargai. Selain itu, pemberikan kebebasan yang bertanggung
jawab kepada guru untuk melakukan pekerjaan sebagai guru dengan memberikan
peraturan yang tidak kaku namun bisa fleksibel akan membuat guru merasa tidak
dikekang oleh sekolah dan dapat bekerja dengan baik.
Upaya lainnya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya
yaitu mewujudkan kerjasama efektif warga sekolah baik dengan guru, siswa
maupun masyarakat, berkomunikasi terbuka dan saling menghargai dan
memberikan ruang yang seluas-luasnya berdiskusi dan berdialog untuk dapat
memberikan masukan yang membangun. Kepala sekolah perlu memberikan
kepercayaan dan tanggung jawab kepada guru untuk melaksanakan atau
mengelola tugasnya berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh guru dan jangan
membebani kerja yang lebih besar atau diluar tanggungjawabnya. Kepala sekolah
juga perlu mencerminkan kepedulian kepada guru dengan mengadakan program
pengendalian atau pengawasan yang efektif dan bersifat konstruktif bagi guru.
Orientasi pada kesatuan visi terwujud dalam sikap menghargai musyawarah
sehingga dapat menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bersama, saling
125
3. Upaya Peningkatan Keefektifan Sekolah Melalui Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah
Upaya meningkatkan keefektifan sekolah adalah dengan meningkatkan
kemampuan manajemen kepala sekolah yang baik dan iklim sekolah. Dengan
dukungan kedua faktor tersebut, keefektifan sekolah akan dapat ditingkatkan
karena kemampuan manajemen kepala sekolah tidak dengan sendirinya akan
meningkatkan keefektifan sekolah, melainkan harus juga diikuti adanya
terciptanya iklim sekolah.
Upaya yang dapat dilakukan misalnya kepala sekolah untuk berperilaku
jujur dan adil dalam menetapkan pembagian tugas kepada guru dan pegawai
lainnya sesuai dengan kualifikasinya. Perlunya bersikap arif dan bijaksana dalam
pengelolaan sumber daya sekolah dengan peka terhadap lingkungan dan
kebutuhan warga sekolah. Kemudian mewujudkan iklim sekolah seperti kebiasaan
dalam berperilaku untuk berdisiplin, situasi sekolah juga diciptakan dalam
suasana kondusif dan kekeluargaan. Keterbukaan kepala sekolah dengan guru
juga perlu diterapkan sehingga kepala sekolah dan guru bisa saling memberikan
masukan dan saling berdiskusi. Peraturan yang ada di sekolah juga harus fleksibel
atau tidak kaku sehingga dapat memberikan ruang guru dan kepala sekolah untuk
bekerja dengan baik. Memberikan bantuan apabila ada warga sekolah dilanda
kesulitan, maupun menghadiri acara yang diselenggarakan warga sekolah..
Selain itu, kepala sekolah juga melibatkan guru dan pegawai lainnya
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut tentang kemajuan sekolah
sehingga timbul rasa kepemilikan terhadap sekolah. Kepala sekolah juga
126
melakukan yang terbaik bagi kemajuan sekolah sehingga timbul komitmen
individu masing-masing. Kepala sekolah harus berupaya mewujudkan pelayanan
sekolah yang terbaik yang dapat dinikmati bukan hanya untuk warga sekolah
tetapi juga bagi orang tua dan masyarakat dengan menyediakan fasilitas yang
lengkap khususnya fasilitas pembelajaran. Fasilitas yang tersedia di sekolah
dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menyediakan fasilitas yang menunjang
terwujudnya layanan sekolah yang maksimal. Demikian juga berupaya
memberikan fasilitas untuk mendukung peningkatan pengembangan guru dalam
hal pengajaran maupun pengambilan keputusan.
C. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil
penelitian ini adalah:
1. Kepada Kepala Sekolah:
a) Sebaiknya aktif dalam mengikuti forum ilmiah mengenai manajemen
sekolah sehingga dapat mengasah pemikiran yang cerdas agar nantinya
mampu mengambil keputusan dengan tepat.
b) Bersedia bertukar pikiran dan berdiskusi dengan dewan guru, warga
sekolah, dan masyarakat sehingga dapat memperoleh informasi dan
masukan dalam bertindak dan mengambil keputusan.
c) Menyediakan waktu khusus untuk melakukan bimbingan langsung
kepada guru yang mempunyai masalah terhadap tugasnya.
d) Sebaiknya membiasakan diri gemar membaca buku, mencari informasi
127
e) Bersedia mengikuti seminar pendidikan, pelatihan mengenai
manajemen maupun peningkatan kemampuan, aktif dalam kegiatan
forum ilmiah dan rajin mencari informasi untuk pengembangan
dirinya.
f) Sebaiknya kepala sekolah juga memantau informasi mengenai isu
pendidikan yang terjadi dan berupaya mencari solusi yang terbaik bagi
permasalahan pendidikan maupun masalah yang dihadapi sekolah.
g) Sebaiknya menunjukkan kepedulian terhadap semua anggota dengan
bersedia mendengarkan dan memberikan solusi pada masalah yang
dialami anggota dan saling membantu.
h) Membiasakan diri untuk hidup bertanggung jawab, jujur, datang lebih
awal dan pulang lebih lama sehingga memberikan teladan yang baik
bagi warga sekolah lainnya.
i) Sebaiknya, kepala sekolah memberikan sosialisasi kepada guru dan
pegawai lainnya tentang layanan sekolah yang berkualitas.
j) Melibatkan guru dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kepentingan sekolah.
k) Senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan yang tepat guna bagi
guru berkaitan dengan sekolah dan pembelajaran.
l) Memberikan kesempatan bagi guru mengikuti lokakarya pendidikan
maupun program-program pendidikan lainnya demi peningkatan
kreativitas guru dalam mengajar. Juga memberikan juga pelatihan bagi
128
2. Disarankan kepada Dinas Pendidikan kota Medan untuk:
a) Secara berkala mengadakan seminar atau workshop pendidikan yang
berkaitan dengan bagaimana menjalankan fungsi manajemen sekolah
yang efektif dengan mengundang pakar pendidikan dan manajemen
b) Memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh kepala sekolah
dalam mengikuti penddikan, pelatihan atau seminar.
c) Pemberian penghargaan bagi kepala sekolah yang berprestasi dan
berhasil meningkatkan keefektifan sekolah juga perlu dilaksanakan
sehingga menjadi dorongan bagi kepala sekolah menetapkan standar
kinerja yang lebih baik yang diterapkannya di sekolah.
d) Hendaknya memberikan anjuran dan dorongan kepada kepala sekolah
untuk tetap melaksanakan standar kinerja yang setiap harinya harus
semakin baik, sehingga kepala sekolah tidak merasa bahwa
pekerjaannya hanya sekedar selesai saja tanpa memperhatikan standar
yang telah ditetapkan.
3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya
yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan
129
DAFTAR PUSTAKA
Alma, R. A (2002). The End of Globalization. Random Haose.http://www.Globalization.org/Alma (2 Juli 2002).
American Association for the Advancement (2006) School Organization.
http://www.aaas.org/American Association (10 Mei 2006).
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_________________ . (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Asmani, A. (2009). Pengelolaan Manajemen Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.
Chung , W dan Megginson, (1981). Organizational Behavior. Singapore: Prantice Hill.
Coleman, M dan Glover, D. (2010). Educational Leadership and Management. New York: Mc Graw Hill
Colquitt, LePine, & Wesson (2009). Organizational Behavior. New York: Harper and Row
Davis, K dan Newstrom (1995). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Fattah, Nanang (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Fullan, M. (1999). The Chalenge of School Change. Australia: Hawker Brownlow
Gamble, Paul dan Blackwell, John. (2002). Knowledge Management : A State of
the Art Guide. London: Kogan Page
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H., dan Konopaske, R. (1995).
Organizations : behavior, Structure, Processes. 11th Edition. New York: McGraw-Hill Irwin
Gupta et al (2004). Entrepreneur Leadership. www.leadershippreviw.org. (11 September 2004).
130
Ivancevich et al (2005). Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Lunenburg, F.C dan Orstein, A.C. (2005). Educational Administration Concepts
and Practice. Third Edition. Belmont, CA : Wadsworth Thomson
Learning.
McLeod dan Scell. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba.
McShane dan Glinow (2007). Organizational Behavior: Essentials. New York: McGraw Hill.
Michael, Amstrong. (2002). How to be a Better Manager. London: Kogan Page
Movist, Louise. (2003). The Competency Dimension of Leaders. New Jersey: Linkoping University.
Muljani A. Nurhadi. (1993). Pendidikan dan Pembangunan Era Industrialisasi. Pidato Dies disampaikan pada Upacara Dies Natalis XXVIII IKIP Muhammadiyah Yogyakarta 19 Nopember 1993.
Mullins, B. (2005). Organizational Behavior. San Fransisco: Jossey-Bass
Nelson dan Quick (2006). Organizational Behavior. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Komariah, Aan. (2005). Visionary Leadership. Jakarta: Bumi Aksara.
Rivai, F dan Munir. (2009). Education Management. Jakarta: Rajawali Pers.
Robbins, Stephen P dan Judge. (2007). Essential of Organizational Behavior. San Diego: Prentice Hall Inc.
Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. (2007) Manajemen. Jilid 1 dan 2 Edisi kedelapan. Jakarta. PT Indeks.
Robbins, Stephen P. (2001). Organization Theory Structure, Design and
Application. London: Prentice-Hall International, Inc.
Ruky, Rahman. (2006). Penilaian Kinerja Organsasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.
131
Schermerhorn et al (2002). Organizational Behavior. New York: John Wiley
Siagian, S.P. (1992). Organisasi Kepemimpinan dan perilaku Administrasi, Jakarta:Gunung Agung.
Slocum, John W dan Hellriegel, Don. (2009). Principles of Organizational Behavior. Ohio: South-Western.
Spencer, L.M dan S.M. Spencer (1993). Competence at Work: Model for Superior
Performance. New York: Wiley.
Stoner. J.AF, Freeman, RE, & Gilbert. D. (1995). Manajemen. Jakarta: PT. Indeks.
Sudjana. (2002). Metode Statistika.Bandung:Tarsito
Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra. (2010) Administrasi Pendidikan. Jakarta : Aditama
Surapranata, Sumarna. (2005). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi
Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tola, B dan Furqon. (2006). Pengembangan Model Pengukuran Sekolah Efektif. Makalah Hasil Penelitian.
Usman, Husaini. (2007) Manajemen, teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. (2008). Pengantar Statistika. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
Wibisono (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.
William, Chuck (2005) Manajemen. Jakarta: Salemba.
Yukl, Garry (2005). Leadership and Organization. London: Prentice-Hall