• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Studi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Studi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH

TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH

(Studi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

EKA NOVIANTO NIM. 1009534

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd.

NIP. 19600810 198603 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nur Aedi, M.Pd.

NIP. 19720528 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Saud, Ph.D.

(3)

SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH

TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH

(Studi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon)

Oleh Eka Novianto S.Pd. UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana UPI

© Eka Novianto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS

SEKOLAH

(Studi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon) Eka Novianto (1009534)

Dalam upaya meningkatkan produktivitasnya sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu menciptakan rekayasa masa depan yang unggul, menjadi penentu arah organisasi sekolahnya, mengetahui prioritas, serta mampu menjadi pelatih dan pembimbing profesional bagi personel lainnya guna terwujud profesionalisme dalam bekerja. Iklim sekolah perlu dijaga dengan baik agar setiap warga sekolah dapat melaksanakan perannya dengan nyaman sehingga produktivitas sekolah dapat tercapai dengan baik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, 2) Bagaimana gambaran iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, 3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, 4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?, 5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?, 6) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 91 responden guru Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di Kota Cirebon. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah: 1) Perhitungan rata-rata variabel, 2) Uji normalitas, 3) Analisis korelasi, 4) Analisis regresi.

Hasil penelitian pada variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah memiliki kriteria baik, variabel iklim organisasi sekolah memiliki kriteria sangat baik, dan variabel produktivitas sekolah memiliki kriteria baik. Pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah berkorelasi sedang dan signifikan dengan hasil persamaan regresinya linier. Pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat dan signifikan dengan hasil persamaan regresinya linier. Pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat dan signifikan dengan hasil persamaan regresinya linier.

Bagi para kepala sekolah disarankan untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam mensosialisasikan, membuat ukuran ketercapaian dari sosialisasi visinya tersebut, serta meningkatkan iklim sekolah yang baik. Bagi guru disarankan agar saling membantu sesama guru, menggunakan waktu secara efisien, terlibat aktif di komite secara sukarela, serta menjaga iklim sekolah agar tercipta iklim yang sehat dan terbuka.

(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF VISIONARY LEADERSHIP PRINCIPAL AND SCHOOL CLIMATE TO SCHOOL PRODUCTIVITY

(Studies in Secondary School in the Cirebon City) Eka Novianto (1009534)

In an effort to increase school productivity is influenced by several factors, of which the principal visionary leadership and school organizational climate. A school principal must be able to create the future of engineering excellence, the school determines the direction of the organization, knowing the priority, and be able to become a professional coach and mentor for other personnel in order to manifest professionalism in work . School climate needs to be maintained properly so that every citizen can exercise its role school comfortably so that productivity can be achieved with good schools .

The problems of this research are: 1) How to picture visionary leadership at the junior high school principal in the Cirebon City?, 2) How does the climate picture in junior high school in the Cirebon City?, 3) Describing productivity in junior high school in the Cirebon City?, 4) how much influence the visionary leadership of junior high school principal in the Cirebon City on the productivity of school?, 5) how much influence organizational climate in Cirebon city junior high school on productivity?, 6) how much influence does the principal visionary leadership and organizational climate junior high school in the Cirebon City to productivity school?.

The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach . The sample used in this study amounted to 91 junior high school teacher respondents spread across Cirebon. Data processing techniques used are: 1) The calculation of the average variable, 2) test for normality, 3) correlation analysis, 4) regression analysis.

The results of research on the principal visionary leadership variables have good criteria, school organizational climate variables have a very good criterion, and the criterion variable schools productivity has good. The influence of the principal visionary leadership in Cirebon on school productivity were significantly correlated with the results of the linear regression equation. Influence of school organizational climate on the school productivityl strongly and significantly correlated with the results of the linear regression equation. The influence of visionary leadership principals and school organizational climate on the school productivity are significantly correlated with the results of the linear regression equation.

For principals are advised to increase their ability to socialize , make the size of the achievement from the vision of socialization, as well as improve the school climate is good. For teachers suggested that teachers help each other, using time efficiently, actively involved in the committee voluntarily, and maintain a school climate in order to create a healthy climate and open.

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

E. Sistematika Penyusunan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13

A. Produktifitas Sekolah ... 13

1. Produktifitas dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Sekolah ... 16

(7)

1. Variabel X1 ... 71

2. Variabel X2 ... 73

3. Variabel Y ... 74

H. Teknik Analisis Data ... 75

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 75

2. Uji Persyaratan Analisis ... 76

I. Analisis Data Untuk Pengujian Hipotesis ... 76

1. Analisis Korelasi ... 76

2. Analisis Regresi... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Hasil Penelitian ... 79

1. Gambaran Variabel Penelitian ... 79

2. Uji Normalitas ... 88

3. Uji Hipotesis ... 90

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

1. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah SMP di Kota Cirebon ... 97

2. Gambaran Iklim Organisasi Sekolah pada SMP di Kota Cirebon.. ... 99

3. Gambaran Produktivitas Sekolah pada SMP di Kota Cirebon .... 101

4. Pengaruh Variabel Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah (X1) terhadap Produktivitas sekolah (Y) di Kota Cirebon ... 102

5. Pengaruh Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Produktivitas Sekolah (Y) di Kota Cirebon ... 105

6. Pengaruh VariabelKepemimpinan Visioner Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Produktivitas Sekolah (Y ) ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Penelitian 2. Instrumen Penelitian

3. Hasil Analisis Data Statistik SPSS 4. Surat menyurat

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah untuk meningkatkan produktivitas pendidikan. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional diharapkan mampu mencetak manusia yang beriman dan bertaqwa yang memiliki intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.

Pada era desentralisasi pendidikan yang dimulai pada tahun 2001 lahir harapan baru akan adanya peningkatan kualitas organisasi pendidikan sampai ke tataran sekolah. Sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan, kualitas pendidikan dapat dilihat dari kualitas sekolah. Kualitas pendidikan dapat meningkat jika kualitas sekolah meningkat. Peningkatan kualitas sekolah merupakan wujud dari adanya produktivitas sekolah. Produktivitas sekolah merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses perencanaan, penataan, dan pendayagunaan sumber daya yang ada di sekolah guna tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Ukuran produtivitas sekolah tidak hanya diartikan sebagai perbandingan antara masukan dengan keluaran dalam periode tertentu, tetapi sekolah yang produktif juga harus memperhatikan kualitas produksinya, dalam hal ini kualitas siswanya. Produktivitas merupakan rasio input-output dalam periode tertentu dengan mempertimbangkan kualitas.

(9)

dengan pernyataan tersebut, Wibowo (Wahyudi, 2009:84) menyatakan bahwa organisasi pendidikan yang tidak memproduksi barang, melainkan memberikan pelayanan jasa pendidikan, memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas atau mutu lulusan yang dilihat, baik dari segi akademik maupun non-akademik.

Peningkatan produktivitas sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya peran kepala sekolah, masyarakat, guru, dan organisasi sekolah tersebut. Sekolah perlu dikelola dengan baik dalam upaya peningkatan produktivitasnya sehingga mampu menghasilkan lulusan yang bermutu sehingga memiliki daya saing tinggi. Pengelolaan sekolah tersebut berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dalam menggerakkan sendi-sendi organisasi agar tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai secara maksimal. Kepala sekolah harus memiliki pandangan jauh ke depan dan harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sehingga mampu menyiasati langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut.

Kepala sekolah merupakan tenaga profesional yang harus terdidik dan terlatih secara akademik dan profesional. Davis, G.A. & Thomas, M.A. (Wahyudi, 2009:63) menyatakan bahwa kepala sekolah yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin sekolah, (2) memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, (3) mempunyai keterampilan sosial, (4) profesional dan kompeten dalam bidang tugasnya. Seseorang yang diangkat menjadi kepala sekolah harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan keketentuan yang berlaku untuk menduduki jabatan tersebut.

Danumihardja (2001:39) menyatakan bahwa kepala sekolah yang profesional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya-upaya yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalismenya, yaitu dengan meningkatkan kreativitas, motivasi, kinerja, dan produktivitas kerjanya sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

(10)

kepemimpinan, (2) mempunyai harapan yang tinggi terhadap sekolah, (3) mampu mendayagunakan sumber daya sekolah, (4) profesional dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah yang profesional harus mampu menunjukkan motivasi dan kinerja yang tinggi sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja yang berdampak pada produktivitas sekolahya. Kepala sekolah yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi cenderung memiliki etos kerja yang tinggi. Tingginya etos kerja yang dimiliki merupakan suatu upaya dalam rangka pencapaian tujuan yang dirumuskan dalam bentuk visi dan misi kepemimpinannya. Mulyasa (2006:39) menyatakan bahwa kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah juga berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Iklim sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan suasana belajar yang kondusif akan mampu menciptakan sekolah menjadi produktif.

Setiap sekolah membutuhkan kondisi yang kondusif, aman, dan nyaman agar mampu menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut tentunya hubungan yang harmonis harus senantiasa terjalin dengan baik, baik secara intern maupun ekstern. Hubungan intern diartikan sebagai hubungan antara warga sekolah dengan warga sekolah, sedangkan hubungan ekstern diartikan sebagai hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat.

(11)

sebagai pemimpin harus mampu menggerakkan berbagai komponen sekolah dengan visinya tersebut sehingga sekolah yang dipimpinnya menjadi produktif. Iklim sekolah diharapkan dapat menjadi kondusif sehingga produktivitas di sekolah dapat meningkat.

Berdasarkan kajian pendahuluan, masih ditemukan beberapa kepala sekolah yang hanya melanjutkan hal-hal yang diwariskan oleh kepala sekolah sebelumnya. Namun demikian, setiap kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Cirebon memiliki cara beragam dalam menerapkan kepemimpinannya demi mewujudkan sekolah yang produktif. Cara yang beragam tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain latar belakang pendidikan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman aktualisasi, dan sosialisasi.

Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan senantiasa memiliki iklim yang kondusif sehingga mampu menciptakan keharmonisan antar elemen sekolah. Jika keharmonisan terjalin, maka kenyamanan dalam melakukan berbagai aktivitas dapat dirasakan dan produktivitas sekolah akan meningkat tanpa terganggu oleh suasana yang kurang kondusif. Sekolah sebagai organisasi pendidikan diharapkan senantiasa peka terhadap kondisi yang ada di sekitarnya. Hal tersebut perlu dilakukan agar sekolah tetap mampu mempertahankan eksistensinya, bahkan dapat meningkatan produktivitas yang berujung kepada peningkatan kualitas pendidikan di sekolahnya.

Saat ini sekolah dihadapkan kepada berbagai persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah guna menciptakan sekolah yang produktif. Hal tersebut juga terjadi di SMP di Kota Cirebon. Seiring perkembangan zaman, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang meningkat senantiasa membayangi sekolah.

(12)

Temuan data di Kota Cirebon yang bersumber dari renstra pendidikan Kota Cirebon tahun 2009-2013 bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cirebon didongkrak dari tiga bidang, yaitu Indeks Pendidikan (IP), Indeks Kesehatan (IK), dan Indeks Daya Beli (IDB). Sejak otonomi daerah diberlakukan, IPM di Kota Cirebon dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada akhir tahun 2006 IPM Kota Cirebon berada pada kisaran 76,50 sedikit lebih baik dibanding kabupaten lain yang berada di wilayah III Cirebon. Hal ini wajar terjadi karena penduduk Kota Cirebon relatif sedikit, namun memiliki potensi dan sumber daya yang lebih baik.

Sebagai gambaran yang berkaitan dengan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama, Angka Partisipasi pada SMP di Kota Cirebon digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Angka Partisipasi Sekolah pada SMP di Kota Cirebon

Tahun APK APM

2006/2007 141,71% 92,08%

2007/2008 196,54% 92,38%

2008/2009 131,02% 93,67%

Data tersebut menunjukkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP pada tahun 2006/2007 berjumlah 141, 71%, pada tahun 2007/2008 berjumlah 196,54%, dan pada tahun 2008/2009 berjumlah 131,02%. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP pada tahun 2006/2007 berjumlah 92,08%, pada tahun 2007/2008 berjumlah 92.38%, dan pada tahun 2008/2009 berjumlah 93,67%. Angka Melanjutkan Sekolah SMP pada tahun berjumlah 99,90% dan pada tahun 2007/2008 berjumlah 99,92%. Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa Angka Partisipasi Murni pada SMP di Kota Cirebon dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

(13)

(APS) pada SMP di Kota Cirebon dari tahun 2006-2009 mengalami penurunan yang cukup sugnifikan. Pada Angka Mengulang bersifat fluktuatif, dari 58 siswa pada tahun 2006/2007 menjadi 50 siswa pada tahun 2007/2008, sedangkan pada tahun 2008/2009 mengalami peningkatan menjadi 63 siswa.

Berdasarkan data dari Litbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam dari http://litbang.kemdikbud.go.id, nilai ujian nasional siswa SMP di Kota Cirebon pada tahun 2011/2012 jika dibandingkan dengan kabupaten/ kota lain yang berada di wilayah III Cirebon berada pada peringkat pertama. Data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.2

Data Rata-rata Jumlah Nilai UN Tahun 2011/2012

No. Kota/Kabupaten Rata-rata Jumlah Nilai UN

1. Kota Cirebon 31,235

2. Kabupaten Indramayu 31,040

3. Kabupaten Majalengka 28,605

4. Kabupaten Cirebon 29,535

5. Kabupaten Kuningan 28,670

Data tersebut menunjukkan pada tahun pelajaran 2011/2012 Kota Cirebon menduduki peringkat yang sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang berada di sekitar Kota Cirebon. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi akademik siswa SMP di Kota Cirebon jika dilihat dari nilai Ujian Nasional sedikit lebih baik dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di sekitar Kota Cirebon.

Berdasarkan data dari Badan Akreditas Propinsi Sekolah/Madrasah Propinsi Jawa Barat yang diambil dari

http://www.ban-sm.or.id/provinsi/jawa-barat/akreditasi, dengan rentang penetapan tahun 2006-2012 dapat diketahui

(14)

Tabel 1.3

Data tersebut menunjukkan persentase sekolah di Kota Cirebon yang memperoleh nilai akreditasi A memiliki persentase yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain yang berada di sekitar Kota Cirebon. Dari 40 SMP di Kota Cirebon, sebanyak 26 SMP terakreditasi A dengan rata-rata nilai 85,37 dan persentase sebesar 65%. Dari 172 SMP di Kabupaten Indramayu, sebanyak 94 SMP terakreditasi A dengan rata-rata nilai 84,70 dan persentase 54,65%. Dari 92 SMP di Kabupaten Majalengka, sebanyak 55 SMP terakreditasi A dengan rata-rata nilai 84,42 dan persentase 59,78%. Dari 158 SMP di Kabupaten Cirebon, sebanyak 74 SMP terakreditasi A dengan rata-rata nilai 83,03 dan persentase 46,83%. Dari 91 SMP di Kabupaten Kuningan, sebanyak 50 SMP terakreditasi A dengan rata-rata nilai 85,18 dan persentase 55,55%.

Dari data-data yang telah disajikan, Kota Cirebon sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang berada di sekitarnya dalam konteks pendidikan. Permasalahan dalam peningkatan kualitas pendidikan di Kota Cirebon yang dilihat dari aspek produktivitas sekolah tidak bisa dilihat secara parsial, namun saling terkait dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat berjalan dengan baik jika elemen-elemen yang terlibat dalam sistem tersebut mampu menjalankan fungsinya masing-masing secara optimal.

(15)

peningkatan kualitas sekolahnya. Apakah kepala sekolah memiliki pemikiran jauh ke depan dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang? Apakah kondisi sekolah mendukung terhadap peningkatan kualitas pendidikan sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi?

Berkaitan dengan fenomena-fenomena tersebut, penyusun ingin mengkaji hal tersebut lebih dalam melalui sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Sekolah”.

B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

Mali dalam Engkoswara (2011: 42) mengemukakan produktivitas pendidikan pada level kedua dipengaruhui oleh beberapa variabel sebagai berikut:

Penelitian ini difokuskan kepada tiga variabel utama, yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim organisasi, dan produktivitas sekolah. Kepemimpinan visioner kepala sekolah diteliti karena seorang kepala sekolah harus seseorang yang visioner, yang memiliki pandangan jauh ke depan sehingga mampu memprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pada era persaingan global seperti sekarang, terutama dengan adanya berbagai perkembangan yang sangat pesat yang terjadi di Kota Cirebon saat ini, kehadiran seorang kepala sekolah yang visioner sangat diperlukan. Kepemimpinan visioner kepala sekolah harus melekat pada diri setiap kepala

Produktivitas Sekolah Kepemimpinan

Pengalaman

Iklim

Insentif Jadwal

Struktur Organisasi Teknologi

(16)

sekolah dalam menjalankan kepemimpinan di organisasi sekolah yang dipimpinnya. Kepemimpinan visioner kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon.

Variabel iklim organisasi dalam penelitian ini diteliti karena penulis memandang bahwa sekolah perlu ditunjang oleh iklim yang kondusif untuk mewujudkan sekolah yang produktif. Dalam penelitian ini, iklim organisasi sekolah difokuskan kepada permasalahan dalam kondisi lingkungan sekolah dan kondisi hubungan antarindividu lingkungan sekolah, khususnya pada SMP di Kota Cirebon. Variabel produktivitas sekolah difokuskan kepada berbagai permasalahan mengenai fungsi administrasi, perubahan perilaku, dan sisi keuntungan yang diperoleh siswa SMP di Kota Cirebon.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon?

2. Bagaimana gambaran iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon?

3. Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon? 4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota

Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?

5. Seberapa besar pengaruh iklim organisasi SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?

6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

(17)

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan gambaran secara empiris mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: a. Gambaran deskriptif tentang kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota

Cirebon.

b. Gambaran deskriptif tentang iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon.

c. Gambaran deskriptif tentang produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon.

d. Besarnya pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah.

e. Besarnya pengaruh iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah.

f. Besarnya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas pada SMP di Kota Cirebon.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Memperkaya pengetahuan dalam bidang administrasi pendidikan, khususnya mengenai kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim organisasi sekolah, dan produktivitas sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan.

(18)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Mengimbau warga sekolah agar senantiasa menjaga kondusivitas iklim organisasi sekolah guna meningkatkan produktivitas sekolahnya.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan bahwa untuk meningkatkan produktivitas sekolah sekolah harus dipimpin oleh kepala sekolah yang memiliki visi dan misi yang jelas serta iklim organisasi yang kondusif.

c. Memberikan informasi bagi kepala sekolah, khususnya kepala SMP di Kota Cirebon, bahwa kepemimpinan visioner dan iklim organisasi di sekolahnya memiliki pengaruh terhadap produktivitas sekolah.

d. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah agar dalam menjalankan kepemimpinannya senantiasa memiliki visi dan misi yang jelas sehingga mampu meningkatkan produktivitas sekolahnya.

E. SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Sistematika penyusunan dalam penelitian ini disesuaikan dengan panduan penyusunan karya ilmiah UPI tahun 2012 yang terdiri atas lima bab yang diuraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan: (1) latar belakang masalah, (2)

identifikasi dan perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) sistematika penyusunan.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Penelitian. Bab ini membahas beberapa teori yang berkaitan dengan judul

penelitian, yaitu teori produktivitas sekolah, teori kepemimpinan visioner, iklim organisasi, dan produktivitas sekolah. Bab ini juga menguraikan kerangka pikir penelitian, asumsi dasar, dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini menguraikan metodologi dari

(19)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan: 1)

Hasil penelitian, meliputi deskripsi setiap variabel penelitian, uji normalitas, dan hasil uji hipotesis, 2) Pembahasan penelitian, menguraikan beberapa temuan dari hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini menguraikan kesimpulan yang

(20)

Eka Novianto, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI, POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Kota Cirebon. Secara khusus, lokasi penelitian ini sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Sekolah (Studi pada Sekolah

Menengah Pertama di Kota Cirebon)“. Berdasarkan judul tersebut, yang menjadi wilayah penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Cirebon.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Hal ini berarti bahwa populasi merupakan objek dari penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dan dijadikan sumber data dari penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP di Kota Cirebon, baik negeri maupun swasta.

Terdapat dua alasan Kota Cirebon dijadikan lokasi penelitian ini. Alasan pertama karena penulis bekerja di lingkungan pendidikan yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Alasan kedua karena jika dibandingkan dengan kabupaten lain di wilayah Cirebon, jika dilihat dari aspek pendidikan, khususnya pada tingkat SMP, Kota Cirebon memiliki prestasi sedikit lebih baik. Hal tersebut dapat terlihat dari data-data yang disajikan dalam latar belakang penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP di Kota Cirebon yang berstatus PNS dan non-PNS sebanyak 1129 orang.

(21)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportionate random sampling, artinya sampel penelitian diambil secara acak dan proporsional dari seluruh populasi (guru) yang berada pada setiap SMP. Dalam memberikan kemudahan proses pengambilan sampel dengan menentukan besarnya ukuran sampel, penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, dkk, 2008:44), sebagai berikut:

n = __N___

Presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0.1

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh sampel sebanyak 91 orang. Perhitungan distribusi sampel setiap sekolah dilakukan setelah mengetahui sampel total sebesar 91 dengan menggunakan rumus turunan sebagai berikut:

ni = _Ni___ x n

jumlah sampel menurut stratum jumlah sampel seluruhnya jumlah populasi menurut stratum jumlah populasi seluruh

Perhitungan dengan menggunakan rumus turunan tersebut diperoleh data sampel setiap sekolah sebagai berikut:

No. Nama SMP di Kota Cirebon Populasi

(total Jumlah Guru) Sampel

1. SMP Negeri 1 Cirebon 45 4

2. SMP Negeri 2 Cirebon 37 3

(22)

Eka Novianto, 2014

4. SMP Negeri 4 Cirebon 43 3

5. SMP Negeri 5 Cirebon 44 4

6. SMP Negeri 6 Cirebon 53 4

7. SMP Negeri 7 Cirebon 43 3

8. SMP Negeri 8 Cirebon 42 3

9. SMP Negeri 9 Cirebon 49 4

10. SMP Negeri 10 Cirebon 42 3

11. SMP Negeri 11 Cirebon 44 4

12. SMP Negeri 12 Cirebon 42 3

13. SMP Negeri 13 Cirebon 47 4

14. SMP Negeri 14 Cirebon 39 3

15. SMP Negeri 15 Cirebon 41 3

16. SMP Negeri 16 Cirebon 49 4

17. SMP Negeri 17 Cirebon 46 4

18. SMP Negeri 18 Cirebon 38 3

19. SMP Muhammadiyah 1 18 1

20. SMP Widya Utama 19 2

21. SMP Budiarti 17 1

22. SMP Putra Nirmala 14 1

23. SMP Sunan Kalijaga 16 1

24. SMP Veteran 10 1

25. SMP Nurrussidiq 8 1

26. SMP Advent 14 1

27. SMP Al-Irsyad 12 1

(23)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas

29. SMP Harapan Kita 12 1

30. SMP Wahidin 28 2

31. SMP Santa Maria 27 2

32. SMP Taman Siswa 10 1

33. SMP Budaya 8 1

34. SMP Islam Al-Azhar 25 2

35. SMP Kartika XIX-4 8 1

36. SMP Kristen 1 BPK Penabur 38 3

37. SMP Sekar Kemuning 12 1

38. SMP Inklusi Sada Ibu 6 0

39. SMP Geeta School 20 2

40. SMP Pelita Bangsa 10 1

Jumlah 1129 91

Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Sampel

B. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang didasarkan kepada paradigma positivistik yang berlandaskan kepada asumsi mengenai objek secara empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2011: 12). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung.

(24)

Eka Novianto, 2014

pengaruh antara berbagai variabel. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif melalui pengukuran secara statistik terhadap variabel penelitian, yaitu kepemimpinan visioner (X1), iklim organisasi (X2), dan produktivitas sekolah (Y).

Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat serta gambaran korelasi dari variabel penelitian, yaitu kepemimpinan visioner (X1), iklim organisasi (X2), produktivitas sekolah (Y) di lingkungan SMP di Kota Cirebon.

C. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan pola pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen penelitian. Faktor kepemimpinan visioner dan iklim organisasi sebagai variabel independen, sedangkan produktivitas sekolah sebagai variabel dependen, yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Pola Dasar Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan korelasi antara tiga variabel utama, dengan kepemimpinan visioner dan iklim organisasi sebagai variabel bebas, sedangkan produktivitas sekolah sebagai variabel terikat.

( X1)

Kepemimpinan Visioner

( X2)

Iklim Organisasi Sekolah

(Y)

(25)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas

IDENTIFIKASI MASALAH

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN PUSTAKA MERUMUSKAN

HIPOTESIS

MENENTUKAN POPULASI DAN

SAMPEL PENYUSUNAN

KISI-KISI DAN INSTRUMEN

ANALISIS DATA MERUMUSKAN

MASALAH

MENENTUKAN WILAYAH PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

TEMUAN PENELITIAN

PEMBAHASAN PENELITIAN

KORELASI

(26)

Eka Novianto, 2014

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini diawali dari penentuan wilayah penelitian, yang dilanjutkan dengan identifikasi berbagai permasalahan yang dapat diteliti sehingga muncul tiga variabel penelitian, yaitu kepemimpinan visioner, iklim organisasi, dan produktivitas sekolah. Setelah menemukan masalah kemudian dilakukan perumusan masalah, kajian pustaka mengenai setiap teori yang akan dikaji, merumuskan hipotesa, dan menentukan sampel penelitian.

Penyusunan kisi-kisi penelitian dan instrumen penelitian menjadi langkah yang penting dalam menentukan arah dari penggalian data penelitian. Setelah instrumen disusun kemudian dilakukan pengumpulan data, yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

Analisis data dilakukan untuk mengolah data yang sudah terkumpul untuk dijadikan temuan penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sehingga ditemukan hasil penelitian untuk dibahas dan disimpulkan dalam penelitian.

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pengaruh

(27)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas 2. Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan, merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/mentransformasikan, dan meng-implementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel (Komariah, 2010:82). Kepemimpinan visioner kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah yang futuristik, artinya kepala sekolah tersebut memiliki pandangan jauh ke depan dan yang diaktualisasikan melalui kemampuannya dalam merumuskan visi, menciptakan visi, mengkomunikasikan visi, mensosiali-sasikan visi, mentransformasikan visi, dan mengimplementasikan visi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon.

3. Iklim Organisasi

Iklim organisasi sekolah dapat dilihat dari berbagai sudut; tiga persepektif yang umum digunakan adalah keterbukaan perilaku, kesehatan pengaruh antarpribadi, dan humanisme dalam ideologi pengendalian siswa (Wayne K. Hoy, 2001:189).

Iklim organisasi sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keter-bukaan perilaku warga sekolah, adanya kesehatan pengaruh antarpribadi warga sekolah, dan humanisme guru dalam ideologi pengendalian siswa pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon.

4. Produktivitas Sekolah

(28)

Eka Novianto, 2014

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas sekolah adalah (1)

The administration production function (fungsi produksi administrasi), yaitu berjalannya fungsi administrasi yang memfokuskan definisi produktivitas kepada tatanan lembaga dalam mekanisme kepemimpinan dan manajemen yang memberikan perhatian kepada kepuasan pelanggan, terutama peran kepala sekolah dalam memberikan pelayanan terhadap customer (pelanggan), (2) The psychologyst’s production function (fungsi produksi psikologi), yaitu menitikberatkan produktivitas kepada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil belajar, (3) The economist’s production function (fungsi produksi ekonomi), yaitu mengukur produktivitas dari sisi keuntungan yang diperoleh siswa setelah melakukan pengorbanan waktu, tenaga, uang, dan yang lainnya, Thomas J. Allan (Komariah, 2010).

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuisioner. Kuisioner bertujuan untuk menjaring data tentang kepemimpinan visioner, iklim organisasi, dan produktivitas sekolah. Langkah pertama dalam menyusun kuisioner adalah melakukan pengembangan kisi-kisi penelitian yang terdiri atas penentuan variabel penelitian, kemudian diuraikan dalam sub variabel penelitian hingga uraian dari indikator. Dengan demikian, jenis instrumen yang digunakan adalah kuisioner berbentuk pernyataan yang dianggap mampu mewakili data yang diinginkan. Pemberian instrumen penelitian kepada setiap populasi berbeda, tergantung keterkaitan dan keterikatan dengan variabel atau indikator yang dibutuhkan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian

VARIABEL DIMENSI SUB INDIKATOR NO

ITEM

(29)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas

VARIABEL DIMENSI SUB INDIKATOR NO

ITEM VISIONER ( )

(Komariah, 2010: 82)

merumuskan visi masalah yang ber-kenaan dengan pe-rumusan visi

Membangun parti-sipasi seluruh kom-ponen sekolah dalam kegairahan dan ko-mitmen,

(30)

Eka Novianto, 2014

VARIABEL DIMENSI SUB INDIKATOR NO

ITEM visi pada masyarakat

Mengkomunikasikan

visi pada pemerintah 14 4. Kemampuan

mensosialisasikan visi

Perencanaan

sosialisasi visi 15 Teknik sosialisasi

visi 16

Tingkat ketercapaian sosialisasi visi 17 5. Kemampuan

ruh komponen seko-lah dalam mencapai

(31)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas

VARIABEL DIMENSI SUB INDIKATOR NO

ITEM

2. Kesehatan Iklim Organisasi

Level Institusi 9 Level manajerial 10

11 Bersikap hati-hati 18 Bersikap sportif 19 Menunjukkan rasa

(32)

Eka Novianto, 2014

VARIABEL DIMENSI SUB INDIKATOR NO

ITEM Berprilaku baik 21 PRODUKTIVITAS

SEKOLAH (Y)

Thomas J. Allan (Komariah, 2010)

1. The administration production function dapat dirasakan se-cara langsung oleh seperti yang dijanji-kan (Reliability)

Fungsi psikologi yang

Perubahan perilaku siswa, hasil dari peoses belajar

(33)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas

VARIABEL DIMENSI SUB INDIKATOR NO

ITEM menitikberatkan

produktivitas kepada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil belajar

Prestasi akademik 18

19 20 21

Prestasi non akademik 22

23 24 25

F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

1. Penentuan Alat Pengumpulan Data

(34)

Eka Novianto, 2014

tersedia. Skala dalam kuesioner ini adalah : SL/Selalu, SR/ Sering, KK / kadang-kadang, JR / Jarang dan TP / Tidak Pernah

Pengukuran dilakukan dengan meminta responden untuk memilih salah satu respon/jawaban yang disediakan. Skor jawaban mempunyai bobot terbalik, yakni : untuk jawaban 1 memiliki bobot 5, jawaban 2 memiliki bobot 4, jawaban 3 memiliki bobot 3, dan seterusnya.

2. Uji Instrumen

Ketika instrumen berbentuk kuesioner telah selesai langkah selanjutnya adalah dilakukan beberapa pengujian terhasap instrumen tersebut. Pengukuran tersebut dilakukan dengan analisis validitas dan uji reliabilitas. Kedua pengujian tersebut digunakan untuk menentukan apakah tingkat keterpercayaan dan juga tingkat keajegan instrumen tersebut dapat teruji

a. Uji Validitas

Riduwan (2009:73) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Menurut Sugiyono (2011) Uji validitas adalah “Suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian”

(35)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Dalam uji validitas ini digunakan uji t-test terhadap skor kelompok tinggi dan skor kelompok rendah,, yaitu diambil 27% dari masing-masing kelompok sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) yaitu, untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan ahli maka selanjutnya dinyatakan dan dianalisa dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan mencari daya pembeda skor setiap item dari kelompok yang membedakan jawaban tinggi dengan jawaban rendah. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok rendah 27% dari sampel uji coba.

Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan Pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2009 :75) rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya responden X = skor tiap item angket Y = skor total angket

Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji t , dengan rumus :

2 butir angket tersebut dikatakan valid.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

(36)

Eka Novianto, 2014

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

Uji reabilitas tes dilakukan untuk mendapatkan tingkat tetepatan (tingkat atau konsitensi) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan, yakni sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Mengenai reliabilitas, untuk

mengukur reliabilitas angket, digunakan rumus Cronbach Alpha :

(Arikunto, 2003) Keterangan :

r11 = reliabilitas angket yang dicari n = banyaknya item dalam angket

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas ini digunakan tolak ukur dari Guilford. (Ruseffendi, 1994 :144), yaitu :

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi (r) Interpretasi 2

Jumlah varians skor tiap item

(37)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas 0,00 ≤ r < 0,20 instrument yang disusun. Yaitu :

Tingginya koefisien korelasi (mendekati angka 1) menunjukkan kuesioner yang diujicobakan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpul data penelitian.

G. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Variabel X1

Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel X1 seluruh itemnya valid dan juga tingkat reliabilitasnya adalah reliabel dengan nilai reliabilitas 0,897 dengan memakai pengolahan data SPSS (lihat lampiran). Dengan hasil split half coeficient atau r hitung = 0,897 sedangkan r tabel = dk (n-2) atau 32-2 = 30 dikomunikasikan dengan tabel r didapat 0,361 artinya bahwa r hitung > r tabel atau 0,897 > 0,361 artinya reliabel.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen X1

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

(38)

Eka Novianto, 2014

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

2 0.729 6.02 1,697 Valid

3 0.748 6.38 1,697 Valid

4 0.786 7.19 1,697 Valid

5 0.557 3.79 1,697 Valid

6 0.770 6.83 1,697 Valid

7 0.627 4.55 1,697 Valid

8 0.467 2.99 1,697 Valid

9 0.592 4.16 1,697 Valid

10 0.524 3.48 1,697 Valid

11 0.630 4.59 1,697 Valid

12 0.441 2.78 1,697 Valid

13 0.412 2.56 1,697 Valid

14 0.528 3.52 1,697 Valid

15 0.727 5.99 1,697 Valid

16 0.637 4.67 1,697 Valid

17 0.755 6.51 1,697 Valid

18 0.680 5.25 1,697 Valid

19 0.594 4.18 1,697 Valid

20 0.723 5.92 1,697 Valid

21 0.740 6.22 1,697 Valid

22 0.741 6.24 1,697 Valid

23 0.843 8.87 1,697 Valid

24 0.801 7.57 1,697 Valid

25 0.597 4.21 1,697 Valid

26 0.677 5.20 1,697 Valid

2. Variabel X2

Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel X2 semua itemnya valid dan juga tingkat reliabilitasnya adalah 0,840 maka dengan memakai pengolahan data SPSS (lihat lampiran). Dengan hasil split half

(39)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas dikomunikasikan dengan tabel r didapat 0,361 artinya bahwa r hitung > r tabel atau 0,840 > 0,361 artinya reliabel.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen X2

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

1 0.501 3.27 1,697 Valid

2 0.596 4.20 1,697 Valid

3 0.589 4.12 1,697 Valid

4 0.424 2.65 1,697 Valid

5 0.438 2.76 1,697 Valid

6 0.512 3.37 1,697 Valid

7 0.484 3.13 1,697 Valid

8 0.582 4.05 1,697 Valid

9 0.621 4.48 1,697 Valid

10 0.707 5.66 1,697 Valid

11 0.742 6.26 1,697 Valid

12 0.633 4.63 1,697 Valid

13 0.456 3.46 1,697 Valid

14 0.712 5.74 1,697 Valid

15 0.603 4.28 1,697 Valid

16 0.569 3.91 1,697 Valid

17 0.595 4.19 1,697 Valid

18 0.65 4.84 1,697 Valid

19 0.605 4.30 1,697 Valid

20 0.668 5.08 1,697 Valid

21 0.492 3.20 1,697 Valid

3. Variabel Y

(40)

Eka Novianto, 2014

atau r hitung = 0,792 sedangkan r tabel = dk (n-2) atau 32-2 = 30 dikomunikasikan dengan tabel r didapat 0,361 artinya bahwa r hitung > r tabel atau 0,792 > 0,361 artinya reliabel.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Y

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

1 0.504 3.30 1,697 Valid

2 0.679 5.23 1,697 Valid

3 0.684 5.30 1,697 Valid

4 0.63 4.59 1,697 Valid

5 0.529 3.53 1,697 Valid

6 0.521 3.45 1,697 Valid

7 0.368 2.24 1,697 Valid

8 0.45 2.85 1,697 Valid

9 0.616 4.42 1,697 Valid

10 0.566 3.88 1,697 Valid

11 0.626 4.54 1,697 Valid

12 0.437 2.75 1,697 Valid

13 0.681 5.26 1,697 Valid

14 0.458 2.91 1,697 Valid

15 0.544 3.67 1,697 Valid

16 0.613 4.39 1,697 Valid

17 0.462 2.95 1,697 Valid

18 0.625 4.53 1,697 Valid

19 0.584 4.07 1,697 Valid

20 0.32 1.91 1,697 Valid

21 0.497 3.24 1,697 Valid

22 0.511 3.36 1,697 Valid

23 0.531 3.54 1,697 Valid

24 0.497 3.24 1,697 Valid

(41)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas

n X

M

K R n T n

I  ( ) ( )

H. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data menggunakan SPSS 17 hal ini digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai maising-masing variabel penelitian. Melalui statistik deskriptif ini, akan disajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, grafik garis maupun batang, penjelasan kelompok melalui mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan standar deviasi terhadap semua variabel dan sub variabee penelitian. Perhitungan deskriptif yang digunakan adalah rata-rata hitung (arimatic mean) dengan rumus:

Keterangan: M = Mean.

 = Jumlah.

X = Skor-skor dalam suatu distribusi. n = Jumlah unit-unit skor.

Penentuan klasifikasi skor jawaban responden yang disusun berdasarkan skala instrumen dengan rumus:

Keterangan:

(42)

Eka Novianto, 2014

 = Kemungkinan skor jawaban (probabilitas). T = Skor jawaban tinggi.

R = Skor jawaban rendah. K = Jumlah kelas interval. 2. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis bertujuan mengetahui sebaran data apakah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal, serta uji linieritas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar dari alpha 5%, maka menunjukkan distribusi data normal.

I. ANALISIS DATA UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menemukan hubungan antara variabel X dan Y (Sudjana, 2005:368). Rumus yang digunakan dalam korelasi product moment yaitu:

 

(43)

Eka Novianto, 2014

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi menggunakan SPSS 17. Setelah diperoleh data korelasi, langkah selanjutnya adalah mencari signifikansi. Menghitung keberartian koefisien korelasi (tingkat signifikansi) dengan menggunakan rumus:

2 1

2

r n r t

  

Keterangan :

t = nilai t yang dicari r = koefisien korelasi n = banyaknya data

Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel dengan dk = n – 2 pada taraf atau tingkat kepercayaan yang dipilih, dalam hal ini adalah tingkat kepercayaan 95%. Apabila t hitung > t table, maka dapat disimpulkan hipotesis diterima atau dengan kata lain hipotesis nol ditolak.

Kemudian menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang dikemukakan Subino (1982: 66) adalah sebagai berikut:

Kurang dari 0,020 : Hubungan dianggap tidak ada Antara 0,20 – 0,40 : Hubungan ada tetapi rendah Antara 0,41 – 0,70 : Hubungan cukup

Antara 0,71 – 0,90 : Hubungan tinggi

Antara 0,91 – 1,00 : Hubungan sangat tinggi

Langkah selanjutnya adalah dengan mencari determinasi. Dimaksudkan untuk menyatakan besarnya presentase variabel yang satu turut ditentukan oleh variabel yang lain (Subino, 1982: 63) dengan rumus sebagai berikut:

KD = (r)2x100%

(44)

Eka Novianto, 2014

Regresi berganda digunakan dikarenakan variabel bebasnya memiliki dua variabel yaitu : kepemimpinan visoner X1 dan Iklim orgnisasi X2. Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga dan seterusnya variabel bebas (X1 , X2) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

y = a + b1x1 + b2x2 Keterangan :

y : Produktivitas Sekolah

x1 : Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah x2 : Iklim Organisasi Sekolah

b1 : Pengaruh x1 terhadap y jika x2 konstan b2 : Pengaruh x2 terhadap y jika x1 konstan

(45)

Eka Novianto, 2014

A. KESIMPULAN

Gambaran umum dari kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon sudah baik. Hal ini berarti bahwa kepala SMP di Kota Cirebon memiliki kemampuan merumuskan visi, menciptakan visi, mengkomunikasi visi, mensosialisasikan visi, mentransformasikan visi, dan mengimplementasikan visi. Sub variabel tertinggi dari kepemimpinan visioner adalah kemampuan menciptakan visi dan sub variabel yang terendah adalah kemampuan mensosialisasikan visi.

Gambaran iklim organisasi SMP di lingkungan Kota Cirebon secara umum sudah baik. Hal ini terlihat dari a climate of organizational openness (iklim keterbukaan organisasi), a climate of organizational health (iklim kesehatan organisasi), dan a climate of citizenship (iklim kemasyarakatan) yang telah tercipta dengan baik. Sub variabel tertinggi dari iklim organisasi adalah a climate

of organizational openness (iklim keterbukaan organisasi) dan sub variabel yang

terendah adalah a climate of citizenship (iklim kemasyarakatan).

Gambaran produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon sudah baik. Hal ini terlihat dari the administration production function (fungsi produksi administrasi), the psychologyst’s production function (fungsi produksi

psikologi), dan the economist’s production function (fungsi produksi ekonomi)

yang telah berjalan dengan baik. Sub variabel tertinggi dari produktivitas sekolah adalah the administration production function (fungsi produksi administrasi) dan sub variabel yang terendah adalah the economist’s production function (fungsi

produksi ekonomi).

(46)

pengaruh yang kuat terhadap produktivitas sekolah.

Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon adalah kuat. Hal ini menunjukkan kepemimpinan visioner dan iklim organisasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap produktivitas sekolah.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang ditujukan:

1. Bagi kepala sekolah:

a. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan kepala sekolah dalam mensosialisasikan visi masih rendah dibandingkan dengan kemampuan lainnya sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam mensosialisasikan visi. Peningkatan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan perencanaan sosialisasi visi, teknik sosialisasi, dan membuat ukuran ketercapaian dari sosialisasi visi tersebut. b. Berdasarkan hasil penelitian, dimensi terendah dalam variabel iklim

organisasi adalah dimensi a climate of citizenship (iklim kemsyarakatan). Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan kepala sekolah mampu mendorong terciptanya iklim sekolah yang baik melalui pengarahan pada guru-guru untuk dapat berperilaku dengan cara yang bermanfaat bagi organisasi sekolah.

2. Bagi guru:

(47)

Eka Novianto, 2014

dibandingkan dengan variabel kepemimpinan. Oleh karena itu, seluruh komponen sekolah, khususnya guru-guru SMP di Kota Cirebon, diharapkan senantiasa menjaga stabilitas dan kondusivitas iklim sekolah agar mampu menciptakan iklim sekolah yang sehat, terbuka, dan kondusif.

3. Bagi peneliti berikutnya

(48)

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Asadollah, at. al. (2012). To Examine Female Coaches’ Success: Focusing On The

Impact Of Leadership Style.European Journal Of Scientific Research Vol.72

No.2.

Athleen M, Brown., Vincent A, Anfara. (2003). Paving The Way For Change:

Visionary Leadership In Action At The Middle Level. NASSP Bulletin vol. 87

no. 635 June 2003.

Backhouse, Roger E. & Medema, Steven G. (2009). Retrospectives On the Definition

of Economics. Journal of Economic Persepectives-Volume 23,

Number-1-Winter 2009.

Brief. (2004). School Climate and Learning. Journal (31). December 2004 (1-10). Christianingsih, Endah. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Visioner dan Kinerja

Dosen terhadap Produktivitas Pendidikan Tinggi. Bandung: Jurnal

Administrasin Pendidikan.

Dale. (2002). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Kepemimpinan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Danumihardja, M. (2001). “Peran Guru sebagai Inovator”. Jurnal Formasi. 5 (3). David A Waldman, at.al. (2006). Cultural And Leadership Predictors Of Corporate

Social Responsibility Values Of Top Management: A Globe Study Of 15

Countries. Journal Of International Business Studies.

Engkoswara., Komariah, Aan. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnelly, James H. (2000).

Organizations: Behavior, Structure, Processes. Boston: Irwin McGraw-Hill.

(49)

Administration. Mc Graw Hill. New York.

Hasibuan, M. (2003). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Wayne K., Miskey, Cecil G. (2008). Educational Administration. McGraw Hill: New York.

Hoxby, C.M. (2002). School Choice and School Productivity. Stanford University:

National Bureau of Economic Research (NBER). NBER Working Paper No.

W8873.

Ibukun, Oyewole., Abe. (2011). Personality Characteristics And Principal

Leadership Effectiveness In Ekiti State, Nigeria.International Journal of

Leadership Studies vol. 6 (2011:249).

Killeen Kieran M. (2012). Educational Productivity and Opportunities to Learn: An

overview of concepts and discussion points. Journal Issue Brief Vol 2, No 3.

University of Vermont James M. Jeffords Center.

Kirkpatrick, Shelley a. (2004). Encyclopedia Of Leadership. Sage Publication. Komariah, Aan., Triatna, Cepi. (2010). Visionary Leaderhip. Jakarta: Bumi Aksara. Lehr, Camilla A. (2004). Positive School Climate: Information For

Educators.Bethesda: National Association Of School Psychologists.

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif an

Menyenangkan ) Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nanus, Burt. (2001). Kepemimpinan Visioner. Jakarta: Prehalindo.

Northouse, P.G. (2003). Leadership Theory and Practice. Fourth Edition.London: Sage Publication.

(50)

Leadership Effectiveness In Ekiti State, Nigeria. International Review of

Business Research Papers vol. 4 no. 5 October-November 2008.

Razak, Ahmad Zubaidi Abdul. (2006). Ciri Iklim Sekolah Berkesan: Implikasinya Terhadap Motivasi Pembelajaran.Jurnal Pendidikan 31.

Riduwan, dkk. (2009). Metode & Tehnik Menyusun Proposal Penekitian. Bandung: Alfabeta.

Robbins, S.P. (2001). Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo. Safaria, Triantoro. (2004). Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sagala, Saiful. (2009). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

--- (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Sedarmayanti. (2005). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Sergiovanni, Thomas J., et al. (2008). Educational Governance And Administration:

Sixth Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Sinungan, Muchdarsyah. (2009). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandug: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. Syed Irshad Ali .et. al. (2011). Evaluation Of Performance In Manufacturing

Organization Through Productivity And Quality.African Journal Of Business

(51)

Of School Climate And Willingness To Intervene In A Peer’s Dangerous Plan.

Journal Of Educational Psychology 2009, vol. 101, no. 1, 219–232.

Thorndike, Edward L. (2012). The Contribution of Psychology to Education. The

Journal of Educational Psychology 1, 5-12: Columbia: Columbia

Unversity.

Timpe, A Dale. (2002). Seri Manajemen Sumberdaya Manusia: Produktivitas. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tim Dosen Adpen UPI. (2011). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Turney C., et. al. (1992). Educational Management Roles and Task: The School

Manager. Allen & Unwin Pty. Ltd. North Sidney-Australia.

U.S. Departement of Education. (2012). Understanding the Implication of Online

Learning for Educational Productivity. Washington, D.C: U.S. Departement

of Education.

Usman, Husaini. (2010). Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Yaverbaum, E., Sherman, E. (2008). Everthing Leadership Book. Second Edition. Avon, Massachusetts: Adams Media.

Yulk, Gary. (2009). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran

(Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Wibowo, Udik Budi. (2011). Teori Kepemimpinan: Makalah Pembekalan Ujian

Dinas Tahun 2011 BKD Kota Yogyakarta. BKD Kota Yogyakarta: Tidak

Diterbitkan.

Gambar

Tabel 1.1 Angka Partisipasi Sekolah pada SMP di Kota Cirebon
Tabel 1.2 Data Rata-rata Jumlah Nilai UN Tahun 2011/2012
Tabel 1.3 Data Akreditasi SMP
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

perbedaan yang bermakna antara hasil pengukuran SFAR subyek pada kelompok. kasus dan kelompok kontrol dengan nilai

Pengaruh Visionary dan Budaya Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah, Disertasi, Bandung : Program Pascasarjana UPI.. Komariah Aan, Triatna

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko usaha bank (Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Net Interest Margin) berpengaruh

Susan Stainback dalam Sugiyono (2011:244) mmenyatakan bahwa “Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami

Terima kasih atas dukungan dan doa yang kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan semoga kita sukses semua dan dapat berkumpul kembali..

BENTUK-BENTUK PERJUANGAN TOKOH UTAMA MENGEJAR IMPIAN DALAM NOVEL BIRU KARYA AGNES JESSICA: KAJIAN PSIKOLOGI.. SASTRA Oleh Bima