• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. BINA PERTIWI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. BINA PERTIWI JAKARTA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user LAPORAN MAGANG

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI

PT. BINA PERTIWI JAKARTA

Dwi Setiyaningsih R.0009035

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

(2)

commit to user ii

(3)

commit to user iii

(4)

commit to user iv

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Puja dan puji syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Umum degan judul :

“MAGANG TENTANG KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN DI PT. BINA PERTIWI JAKARTA” akhirnya dapat terselesaikan Laporan Magang ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan pendidikan yang penulis tempuh di Progran D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari betul bahwa penulisan Laporan Umum ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai macam pihak. Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. PD-KR-FINASIM selaku dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM. M. Kes, Selaku Ketua Program Studi Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS,PKK, Sp.Ok selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Seviana Rinawati.SKM Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

5. Ibu Reni Wijayanti, dr. M.Sc, selaku penguji yang telah memberikan saran perbaikan dalam penyusunan laporan ini.

6. Bapak M. Ruslan. H , selaku Human Resources Development Head PT. Bina Pertiwi Jakarta yang telah memberi kesempatan penulis agar dapat melaksanakan program magang.

7. Ibu Dyah Rahmadani, selaku Human Resources Development PT. Bina Pertiwi Jakarta yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam pengajuan proposal magang.

8. Bapak Adhi Handoyo, selaku ESR Officer PT. Bina Pertiwi Jakarta yang telah memberikan spirit, bimbingan, ilmu dan waktu luangnya kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

9. Ibu Hasriyani, selaku ESR Staff PT. Bina Pertiwi Jakarta, terimakasih atas segala ilmu, masukan dan saran yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Ngadimin selaku GA (General Afair) PT. Bina Pertiwi Jakarta yang telah memperhatikan dan memberi arahan penulis selama penulis melaksanakan magang.

11. Bapak-Ibu staff dan karyawan PT. Bina Pertiwi yang telah memberikan bantuan dan arahan selama pelaksanaan magang.

12. Bapak Margono, Ibu Suyami, Kakakku Dyah dan adikku Bella yang tercinta terima kasih atas dukungan moril, materil dan do’a yang dipanjatkan serta dorongan semangat luar biasa untuk kesuksesan penulis.

13. Teman magangku Dwi Wulan W. terimakasih atas kerjasama dan kebersamaan serta perhatian selama di Jakarta.

(5)

commit to user v

14. Teman-teman yang selalu menemani penulis saat penulis kuliah, Betti Novitasari, Arinda Ratna sari, terima kasih selama ini mau berteman dengan penulis.

15. Kakak-kakak alumni Program D III Hiperkes yang telah memberi masukan.

16. Teman-Teman Hiperkes dan Keselamatan Kerja Angkatan 2009 yang selalu memberi masukan

17. Serta Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amiin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surakarta, Maret 2012 Penulis

Dwi Setiyaningsih

(6)

commit to user vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Magang ... 3

C. Manfaat Magang ... 4

BAB II. METODE PENGAMBILAN DATA ... 5

A. Persiapan ... 5

B. Lokasi ... 5

C. Pelaksanaan ... 5

D. Sumber Data ... 6

E. Teknik Pengumpulan Data ... 6

BAB III. HASIL MAGANG ... 8

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 8

B. Layanan Jasa ... 10

C. Higiene Perusahaan ... 14

D. Kesehatan Kerja ... 22

E. Keselamatan Kerja ... 26

F. Ergonomi ... 34

G. Manajemen K3L ... 37

(7)

commit to user vii

H. Lingkungan ... 39

BAB IV. PEMBAHASAN... 42

A. Higiene Perusahaan ... 42

B. Kesehatan Kerja ... 49

C. Keselamatan Kerja ... 53

D. Ergonomi ... 59

E. Manajemen K3 ... 61

F. Lingkungan ... 63

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN

(8)

commit to user viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan ... 16 Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu ... 19 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kelembaban ... 19

(9)

commit to user ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi ESR-GA ... 10 Gambar 2. Bagan Kegiatan Operasional ... 11

(10)

commit to user x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Bina Pertiwi Jakarta Lampiran 2 Hasil Pengukuran Penerangan Pada Malam Hari Lampiran 3 Struktur Organisasi Task Force

(11)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini industri mempunyai peran yang sangat penting dalam roda perekonomian di Indonesia. Seiring dengan perkembangan industri tersebut perlu adanya manajemen dan sumber daya yang bagus. Dalam hal ini manajemen dan implementasi dari kesehatan dan keselamatan kerja sangatlah berperan penting untuk diwujudkan karena disemua tempat sudah pasti terdapat bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan- tindakan pencegahan untuk melindungi tenaga kerja dan lingkungan dari efek negatife yang mungkin timbul dari kegiatan industri.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, suatu industri pasti terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja merupakan kombinasi dari berbagai faktor.

Penyebab tak langsung terjadinya sebagian besar kecelakaan dan penyakit tersebut disebabkan oleh perbuatan tak aman (Unsafe action) dan kondisi tak aman (Unsafe condition).

Salah satu perkembangan teknologi yang berperan besar dalam menggeser peradapan manusia menuju zaman modern sekarang ini adalah

(12)

commit to user

teknologi Alat Berat. Teknologi alat berat berperan dalam banyak bidang kehidupan, setiap aktifitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan, serta melalui tahap-tahap proses memiliki risiko bahaya dengan tingkat risiko yang berbeda-beda yang memungkinkan terjadi kecelakaan kerja.

Bagian K3 mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan kerja yang aman, sehat dan selamat. Akan tetapi semua itu tidak akan berjalan sukses tanpa adanya dukungan dan keikutsertaan dari seluruh pekerja maupun pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Bagian K3 sendiri hanya sebagai penunjang atau fasilisator dalam upaya mengurangi tingkat risiko sampai pada derajat nol (zero acident).

Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dinyatakan dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu pada pasal 86 dan pasal 87. Pasal 86, menetapkan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan atas moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Pasal 87 menyebutkan setiap perusahaan harus menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, untuk diintregasikan dalam sistem manajemen umum perusahaan. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud akan diatur dalam peraturan pemerintah.

PT. Bina Pertiwi adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan peralatan permesinan untuk pertanian dan perindustrian. Bina Pertiwi (BP)

(13)

commit to user

adalah anak perusahaan dan sepenuhnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk. PT. Bina Pertiwi merupakan distributor alat berat dimana perusahaan mendatangkan barang kemudian akan dipasarkan. Selain bergerak dalam bidang penjualan perusahaan juga menyewakan alat-alat berat. Barang yang dipasarkan oleh PT. Bina Pertiwi didatangkan dari Jepang (komatsu Jepang).

Perusahaan melakukan beberapa modifikasi dan pengecekan fungsi dari barang yang akan dijual kepada customer.

B. Tujuan Magang

Tujuan pelaksanaan magang yang dilakukan penulis di PT. Bina Pertiwi Jakarta adalah:

1. Mendiskripsikan dan menganalisa pelaksanaan Higiene Perusahaan.

2. Mendiskripsikan dan menganalisa pelaksanaan Kesehatan Kerja.

3. Mendiskripsikan dan menganalisa pelaksanaan Keselamatan Kerja.

4. Mendiskripsikan dan menganalisa pelaksanaan Ergonomi.

5. Mendiskripsikan dan menganalisa proses dan pelaksanaan Manajemen K3L.

6. Mendiskripsikan dan menganalisa Pengelolaan Lingkungan.

(14)

commit to user C. Manfaat Magang

Diadakannya kegiatan magang di PT. Bina Pertiwi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan tentang ilmu Hiperkes dan Keselamatan Kerja ditempat kerja.

b. Menjadi wahana latihan kerja dalam bidang Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

c. Menganalisa penerapan ilmu Hiperkes dan Keselamatan Kerja diperusahaan.

2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pembekalan pengetahuan dibangku perkuliahan.

3. Bagi Perusahaan

Sebagai pembanding terhadap upaya penanganan kesehatan dan keselamatan kerja dan penerapan Higiene Perusahaan, Ergonomi dan lingkungan sehingga efisiensi dan efektifitas perusahaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

(15)

commit to user BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi pengajuan permohonan magang dan proposal pelaksanaan magang yang ditunjukkan kepada HRD perusahaan yang akan dijadikan tempat magang yaitu PT. Bina Pertiwi Jakarta.

Disamping itu persiapan juga dilakukan dengan mempelajari kepustakaan yang berhubungan dengan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

B. Lokasi

Pelaksanaan magang dilakukan di PT. Bina Pertiwi yang terletak di Jalan Raya Bekasi Km 22, Cakung, Jakarta Timur

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilaksanakan mulai dari 01 Februari 2012 sampai 31 Maret 2012 dengan hari kerja Senin sampai Jumat. Hari Senin sampai Kamis dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 16.30 WIB, khusus untuk hari Jumat dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Dalam pelaksanaan magang , mahasiswa mengikuti program-program kerja ESR.

(16)

commit to user D. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer ini diperoleh dari observasi lapangan, identifikasi tempat kerja, wawancara serta diskusi dengan karyawan PT. Bina Pertiwi Jakarta yang terkait dengan kegiatan magang.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku literature,data dari ESR perusahaan, laporan penelitian serta standard peraturan yang ada kaitannya dengan kegiatan magang.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Lapangan

Kegiatan observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap penerapan dan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), sekaligus survey ke lapangan untuk mengetahui sistem operasional perusahaan, serta mencari potensi dan faktor bahaya yang ada ditempat kerja dan implementasi Sistem Manajemen K3 di perusahaan.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab atau dialog dengan departemen terkait yaitu :

EHS, operator maupun orang yang dianggap dapat memberikan informasi.

(17)

commit to user 3. Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan Hiperkes K3.

4. Studi Kepustakaan

Membaca buku-buku kepustakaan, laporan penelitian yang sudah ada, mempelajari dokumen-dokumen perusahaan dan sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan topik magang sebagai bahan referensi.

(18)

commit to user BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan

PT. Bina Pertiwi adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan peralatan permesinan untuk pertanian dan perindustrian. Bina Pertiwi (BP) adalah anak perusahaan dan sepenuhnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk. Bina Pertiwi didirikan pada tanggal 15 November 1976 dan mulai fokus pada penjualan peralatan mesin dan industri pertanian. Saat ini, Bina pertiwi memfokuskan diri untuk memberikan solusi untuk tiga pilar bisnis:

Pertanian, Material Handling dan Mesin Umum.

PT Bina Pertiwi dikelola oleh tim manajemen yang solid dan karyawan yang kompeten serta didukung oleh kantor perwakilan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia untuk memungkinkan pelanggan mendapatkan pelayanan pendukung yang nyata, termasuk layanan pengiriman yang cepat, sumber daya manusia yang trampil dan telah mendapatkan pelatihan teknik.

PT. Bina Pertiwi memiliki komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan perangkat keras dan infrastruktur perangkat lunak, dan mengamankan solusi standar yang tinggi untuk industri. Solusi yang sangat baik dan inovatif Operasional akan selalu menjadi inti dari inisiatif Bina Pertiwi untuk memberikan solusi yang optimal kepada pelanggan.

(19)

commit to user

PT Bina Pertiwi mempunyai Visi menjadi perusahaan yang dapat terbaik dalam memberikan solusi di bidang Pertanian, meterial Handling dan General Engine dan alat barat. Untuk misi dari PT Bina Pertiwi sendiri adalah memberikan solusi yang terbaik kepada pelanggan untuk mencapai kapasitas produksi yang optimal, memberikan lingkungan yang terbaik bagi pengembangan sumber daya manusia untuk meraih pencapaian tertinggi, memberikan nilai tambah yang tinggi kepada seluruh pihak yang berkepentingan.

PT. Bina Pertiwi berkomitmen untuk selalu menjalin hubungan yang sinergis dengan semua pihak yang terkait guna pencapaian seluruh target perusahaan. PT. Bina Pertiwi menempatkan karyawan sebagai aset perusahaan terbesar dan bersama-sama dengan supplier, pihak distributor dan pemasaran yang terlibat dalam setiap pelaksanaan kegiatan produksi.

Orang-orang terbaik PT. Bina Pertiwi akan mendedikasikan dirinya guna memberikan pelayanan dan solusi yang tepat sesuai dengan permintaan dan keinginan dari pelanggan mulai dari Aceh sampai ke pelosok Jaya Pura bahkan merambah wilayah Timur Leste. Kontak cabang dari PT. Bina Pertiwi sendiri tersebar dalam beberapa wilayah seperti:

Aceh, Medan, Pekan baru, Padang, Palembang, Jambi, Tanjung Enim, Pangkal pinang, Lampung, Banjarmasin, Balekpapan, Samarinda, Pontianak, Tarakan, Tanjung Redeb, Bendili, Bengalon, Sangata, Bontang, Adaro, Batu Kajang, Sampit, Senakin, Jakarta, Bandung, Semarang,

(20)

commit to user

Surabaya, Manado, Palu, Ujung Pandang, Sorowako, Luwuk, Kendari, Sorong, Jayapura, Timur Leste, dan banyak lainnya.

Pusat dari PT. Bina Pertiwi sendiri terletak di kawasan PPI cakung, Jakarta Timur di wilayah bersama milik PT United Tractors Tbk. PT. Bina Pertiwi pertiwi selalu menawarkan pelayanan terbaik mulai dari sebelum, selama dan periode setelah pembeli.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Bina Pertiwi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut adalah struktur untuk bagian HSE pada khususnya.

Gambar 1. Struktur Organisasi ESR-GA PT Bina Pertiwi Jakarta Sumber : PT. Bina Pertiwi, 2012

B. Layanan Jasa

PT Bina Pertiwi tidak hanya menjual produk, tetapi juga menawarkan servis yang baik mulai dari sebelum, selama, dan setelah pembelian. PT Bina Pertiwi juga melakukan analisis, pemeriksaan untuk semua yang dibutuhkan pelanggan dengan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kebutuhan dari pelanggan. Adapun fasilitas dan aktivitas yang ada di PT. Bina Pertiwi antara lain sebagai berikut:

EHS (Enveronment Healt and Safety)

GA (General Afair) ESR (environment social responsibility)

ESR-GA (environment social responsibility-General Afair)

ESR (environment social responsibility)

(21)

commit to user 1. Kegiatan Operasional

Gambar 2. Bagan kegiatan operasional PT. Bina Pertiwi Jakarta Sumber: PT. Bina Pertiwi, 2012

Marketing division adalah penghubung antara Komatsu Jepang (Principal) dengan PT Bina Pertiwi. Dimana Marketing division memesan barang yang akan dijual ditahun depan (pemesanan barang dilakukan 1 tahun sebelum pemasaran). Setelah menerima pesanan dari marketing division kemudian principal (komatsu Jepang) mengirimkan barang sesuai dengan pesanan kepada marketing devision yang kemudian disalurkan kepada sales. Dimana sales tersebut menawarkan barang yang ada kepada customer. Barang yang dikirim oleh komatsu Jepang tersebut akan mengalami proses perakitan tambahan sesuai dengan permintaan pembeli, proses perakitan itu sendiri dilakukan oleh produck support. Perakitan PRINCIPAL

MARKETING DIVISION

SALES

CUSTOMER

PRODUCT SUPPORT SUPPORT & ADMIN

FUNCTION HRGA & ESR FINANCE &

ACCOUNTING INFORMATION TECHNOLOGY

KETERANGAN

PARTIES OUTSIDE THECOMPANY THE MAINACTIVITY

SUPPORTING ACTIVITY

(22)

commit to user

barang dapat disesuaikan dengan permintaan customer secara khusus maupun sesuai dengan standar dari PT Bina Pertiwi sendiri.

Apabila barang yang dibutuhkan atau dipesan oleh customer tidak ada stok maka maka akan dikembalikan lagi kepada Busdev dan marketing untuk kembali dipesankan kepada principal dan kemudian sales akan kembali menghubungi customer apabila barang tersebut ada dan siap dikirim. Selain itu seluruh alur tersebut juga berhubungan dengan bagian GA (bagian penyedia fasilitas sarana dan prasaraan penunjang produksi), ESR (bagian kesehatan dan keselamatan kerja) terutama pada bagian product support dan marketing division. Untuk tugas dari marketing division yang berhubungan dengan ESR dan GA terutama lebih pada hal projek baru dan bisnis baru.

2. Kegiatan Repair/Maintenance (Perbaikan dan Perawatan)

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang dibidang penjualan peralatan permesinan untuk pertanian dan perindustrian. PT. Bina Pertiwi memenuhi orientasi jasa pelayanan perawatan, perbaikan produk dari perusahaan itu sendiri. Dalam melakukan proses perawatan dan perbaikan PT. Bina Pertiwi mengunakan sistem kanibal. Dimana sistem kanibal tersebut berupaya memanfaatkan kembali bahan-bahan dari produk yang sudah tidak digunakan.

3. Kegiatan Pengembangan

Kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh PT. Bina Pertiwi sepenuhnya diserahkan kepada pihak PT. United Tractors selaku pemilik

(23)

commit to user

lahan dan selaku pemimpin cabang jadi semua kegiatan pengembangan merupakan program dari PT. United Tractors.

4. Bea Cukai

Barang yang dipasarkan oleh PT. Bina Pertiwi didatangkan atau dikirim dari Jepang secara otomatis berkaitan dengan perijinan atau bea cukai. Bea cukai itu sendiri mayoritas ditanggung oleh Principal (Komatsu Jepang) dalam pengawasan PT. Bina Pertiwi mulai dari Jepang sampai di pelabuhan Tanjung Priok.

5. Klinik

Guna menunjang terciptanya lingkungan kerja yang sehat PT. Bina Pertiwi menyediakan pelayanan kesehatan berupa klinik perusahaan.

Klinik perusahaan itu sendiri merupakan klinik milik bersama yang terletak di kawasan PT. United Tractors.

6. Bussines Support Service

Untuk menunjang kegiatan klien dan karyawan yang ada di PT. Bina Pertiwi disediakan sarana penunjang antara lain:

a. Transportasi.

b. Ruang pertemuan.

c. Mesin foto copy.

d. Pemesanan hotel.

e. Penyediaan makan.

f. Dan lain-lain.

(24)

commit to user C. Higiene Perusahaan

1. Kebersihan Dalam Perusahaan

Kebersihan di PT. Bina Pertiwi tidak ada pemantauan khusus dari pihak yang terkait. Dimana bagian kebersihan kantor dipercayakan kepada petugas kebersihan yang ada, mereka setiap saat membersihkan lantai maupun toilet apabila terlihat ada kotoran. Pada bagian workshop kebersihan merupakan tanggung jawab mekanik sendiri dan untuk area luar sudah ada petugas kebersihan sendiri dibawah pengawasan PT. United Tractors selaku pemilik lahan. Perusahaan juga menyediakan tempat sampah untuk setiap area kerja sesuai kebutuhan. Tempat sampah yang disedikan dibagi menjadi 3 yaitu tempat sampah untuk bahan organik, Anorganik, dan sampah B3. Selain kebersihan dari tempat kerja itu sendiri perusahaan juga memperhatian untuk kebersihan makanan dari jasa boga yang ditunjuk perusahaan sebagai penyedia makan siang. Jasa boga yang dapat memasuki perusahaan harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:

harus punya SIUP (Surat Ijin Usaha Perseorangan), mempunyai sertifikat higiene makanan dari Departemen Kesehatan, mempunyai CV yang jelas dan sah, lulus pemeriksaan awal dari pihak PT. United Tractors.

2. Faktor Bahaya

Dalam pemantauan faktor bahaya PT. Bina Pertiwi menerapkan sistem penangulangan atau pengendalian. Dimana PT. Bina Pertiwi akan melakukan tindakan apabila mendapatkan keluhan dari pekerja karena pengaruh dari lingkungan kerja. Selain keluhan langsung dari pekerja PT.

(25)

commit to user

Bina Pertiwi juga melakukan pemantauan risiko kerja melalui daftar hadir atau absensi dari pekerja itu sendiri. Pemantauan yang sudah dilakukan oleh PT. Bina Pertiwi untuk saat ini adalah:

a. Faktor Fisik

Untuk pengukuran faktor fisik yang ada di PT. Bina Pertiwi antara lain sebagai berikut:

1) Kebisingan

PT. Bina Pertiwi Jakarta belum dilakukan pengukuran kebisingan diarea kerja. Sumber kebisingan di PT. Bina Pertiwi bersumber dari beberapa aktifitas kerja yang dilakukan terutama pada kegiatan Test Load Genset, selain itu kebisingan juga tibul dari sumber lain seperti pengoprasian forklift, penggunaan compact driil dan lain-lain.

2) Getaran

Sumber getaran yang timbul pada aktifitas kerja di PT. Bina Pertiwi bersumber dari penggunaan alat kerja seperti forklift, Compact drill dan lain-lain. PT. Bina Pertiwi sendiri belum melakukan pengukuran paparan getaran yang ada. Paparan getaran yang ada memang tidak terlalu besar sehingga dirasa masih aman, terbukti belum pernah ada keluhan dari pekerja yang bersumber dari paparan getaran yang ada.

(26)

commit to user 3) Penerangan

Penerangan untuk pekerjaan di workshop menggunakan penerangan alami dan penerangan buatan. Pekerjaan yang dilakukan di kantor seperti aktivitas menulis, mengetik, dan berdiskusi dengan penerangan buatan menggunakan lampu TL sebagai sumber cahaya. Penerangan yang berhubungan langsung dengan tenaga kerja adalah penerangan pada siang hari karena di PT. Bina Pertiwi tidak memberlakukan shift kerja malam kecuali pada saat kerja lembur.

Untuk mengetahui tingkat penerangan di seluruh area kerja berikut adalah hasil dari pengukuran intensitas penerangan di PT.

Bina Pertiwi pada siang hari. Untuk hasil pengukuran penerangan pada malam hari dapat dilihat dalam lampiran 2.

Tabel 1 hasil pengukuran intensitas penerangan

No Titik Pengukuran Waktu (WIB) Hasil (Lux) NAB Analisa

Day Shift (Sumber alami-buatan)

1 Part Distribution 102 10.15-11.30 125 Min 100 ≥ NAB

2 Part Distribution 104 10.15-11.30 186 Min 100 ≥ NAB

3 Part Distribution 106 10.15-11.30 75 Min 100 < NAB

4 Part Distribution 108 10.15-11.30 50 Min 100 < NAB

5 Part Distribution 110 10.15-11.30 62 Min 100 < NAB

6 Part Distribution 112 10.15-11.30 248 Min 100 ≥ NAB

7 Part Distribution 114 10.15-11.30 108 Min 100 ≥ NAB

8 Part Distribution 116 10.15-11.30 92 Min 100 < NAB

9 Part Distribution 118 10.15-11.30 57 Min 100 < NAB

Sambungan Bersambung

(27)

commit to user

10 Part Distribution 120 10.15-11.30 76 Min 100 < NAB

11 Part Distribution 401 10.15-11.30 136 Min 100 ≥ NAB

12 Part Distribution 402 10.15-11.30 215 Min 100 ≥ NAB

13 Part Distribution 403 10.15-11.30 681 Min 100 ≥ NAB

14 Part Distribution 404 10.15-11.30 667 Min 100 ≥ NAB

15 Part Distribution 405 10.15-11.30 532 Min 100 ≥ NAB

16 Part Distribution 406 10.15-11.30 630 Min 100 ≥ NAB

17 Part Distribution 407 10.15-11.30 329 Min 100 ≥ NAB

18 Part Distribution 306 10.15-11.30 304 Min 100 ≥ NAB

19 Part Distribution 305 10.15-11.30 286 Min 100 ≥ NAB

20 Office werehouse 10.15-11.30 224 Min 100 ≥ NAB

21 Barang Delivery 10.15-11.30 1101 Min 100 ≥ NAB

22 Barang Datang 10.15-11.30 687 Min 100 ≥ NAB

23 Predel Area 1 10.15-11.30 906 Min 100 ≥ NAB

24 Predel Area 3 10.15-11.30 288 Min 100 ≥ NAB

25 Predel Area 5 10.15-11.30 666 Min 100 ≥ NAB

26 Predel Area 7 10.15-11.30 720 Min 100 ≥ NAB

27 Predel Area 9 10.15-11.30 683 Min 100 ≥ NAB

28 Predel Area 11 10.15-11.30 603 Min 100 ≥ NAB

29 Predel Area 13 10.15-11.30 530 Min 100 ≥ NAB

30 Rental Forklift 1 10.15-11.30 4007 Min 100 ≥ NAB

31 Rental Forklift 2 10.15-11.30 4690 Min 100 ≥ NAB

32 Rental Forklift 3 10.15-11.30 4339 Min 100 ≥ NAB

33 Workshop TC 1 10.15-11.30 1830 Min 100 ≥ NAB

34 Workshop TC 2 10.15-11.30 2000 Min 100 ≥ NAB

35 Workshop TC 3 10.15-11.30 1248 Min 100 ≥ NAB

bersambung

(28)

commit to user

36 Workshop TC 4 10.15-11.30 629 Min 100 ≥ NAB

37 Workshop TC 5 10.15-11.30 879 Min 100 ≥ NAB

38 Workshop TC 6 10.15-11.30 846 Min 100 ≥ NAB

39 Workshop TC 7 10.15-11.30 1631 Min 100 ≥ NAB

40 Workshop TC 8 10.15-11.30 792 Min 100 ≥ NAB

41 Workshop TC 9 10.15-11.30 653 Min 100 ≥ NAB

42 Workshop TC 10 10.15-11.30 1206 Min 100 ≥ NAB

43 Rental Genset 1 10.15-11.30 4082 Min 100 ≥ NAB

44 Rental Genset 2 10.15-11.30 4377 Min 100 ≥ NAB

45 Rental Genset 3 10.15-11.30 4646 Min 100 ≥ NAB

46 Rental Genset 4 10.15-11.30 5237 Min 100 ≥ NAB

47 Rental Genset 5 10.15-11.30 5374 Min 100 ≥ NAB

48 Rental Genset 6 10.15-11.30 5859 Min 100 ≥ NAB

49 Rental Genset 7 10.15-11.30 5453 Min 100 ≥ NAB

50 Outdoor 1 10.15-11.30 >20000 Min 100 ≥ NAB

51 Outdoor 2 10.15-11.30 >20000 Min 100 ≥ NAB

52 Outdoor 3 10.15-11.30 >20000 Min 100 ≥ NAB

Sumber : PT. Bina Pertiwi, 2012 4) Iklim kerja

Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara dan kelembapan dimana faktor tersebut berhubungan dengan produksi panas oleh tubuh yang biasa kita kenal dengan istilah tekanan panas. Apabila tekanan yang diterima oleh tubuh tidak sesuai maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kondisi fisik tubuh manusia.

Untuk itu PT. Bina Pertiwi memperhatiakan benar tentang kondisi

(29)

commit to user

iklim kerja yang ada diarea perusahaan guna menunjang produktivitas pekerja.

Dalam melakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara diarea kerja PT. Bina Pertiwi bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu Prodia Occupational Health Institute melalui pengukuran Air Standard Quality Regulation.

Berikut ini adalah hasil dari pengukuran Suhu dan Kelembaban di PT. Bina Pertiwi disemua bagian sesuai dengan Standar Kualitas Udara Peraturan Permenkes Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002:

Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu

No Lokasi Waktu Hasil ( C ) NAB Analisa (WIB)

Day Shift

1. Parts Distribution Centre 11:55 33.0 18-28 > NAB 2. Unit Forklift Stock 11:45 32.9 18-28 > NAB 3. Predel Genset 11:35 32.5 18-28 > NAB

4. Work Shop TC 11:28 32.4 18-28 > NAB

Sumber : PT. Bina Pertiwi, 2012

Tabel 3. Hasil pengukuran Kelembaban

No Lokasi Waktu Hasil ( % ) NAB Analisa (WIB)

Day Shift

1. Parts Distribution Centre 11:55 60.5 40-60 > NAB 2. Unit Forklift Stock 11:45 59.0 40-60 ≤ NAB 3. Predel Genset 11:35 59.9 40-60 ≤ NAB 4. Work Shop TC 11:28 60.3 40-60 > NAB

Sumber : PT. Bina Pertiwi, 2012

(30)

commit to user b. Faktor Biologi

Tempat kerja PT. Bina Pertiwi tidal lepas dari adanya potensi bahaya yang berasal dari lingkungan maupun perseorangan. Misalnya terdapat beberapa titik yang berpotensi sebagai tempat berkembangnya nyamuk seperti di tempat saluran air, virus, bakteri, jamur yang berasal dari tingkat kebersihan perorangan.

c. Faktor kimia 1) Debu

Makin tinggi kadar debu di udara makin besar risiko terpapar debu dan makin besar pula risiko terganggu fungsi parunya. Di PT. Bina Pertiwi sendiri untuk paparan debu berasal dari kendaraan yang melintasi area perusahaan dan dari adanya area pembangunan gedung. Untuk pengukuran debu sendiri PT. Bina Pertiwi belum melakukan pengukuran karena dirasa kadar debu yang ada masih dibawah NAB dimana diambil kesimpulan tersebut karena belum pernah ada keluhan dari pekerja yang disebabkan karena paparan debu ditempat kerja. Selain itu dari pihak PT. United tractors sendiri telah melakukan uji emisi untuk kendaraan-kendaraan yang memasuki wilayah industri PT. United Tractors dan akan memberikan peringatan kepada pemilik kendaraan apabila tidak lulus dalam uji emisi dan melarang kendaraan tersebut memasuki area industri apabila tidak dilakukan perbaikan.

(31)

commit to user 2) Bahan Kimia

Dalam keseluruhan proses produksi yang ada di PT. Bina pertiwi tidak banyak menggunakan bahan-bahan kimia. Bahan kimia yang ada disana yang mempunyai risiko terbesar adalah penggunaan accuzurr atau air aki. Penggunaan accuzurr disini apabila mengenai kulit pekerja akan mengakibatkan iritasi kulit karena PH dari accuzurr adalah 3. Dimana iritasi kulit yang terjadi seperti gatal-gatal. Namun penggunaan accuzurr itu sendiri hanya untuk forklip battery yang baru.

c. Faktor Psikologi

Hubungan kerja antar karyawan atau antara bawahan dengan atasan terjalin sangat baik, Terlihat hubungan antar karyawan sangat harmonis dan sangat terjalin erat hubungan kekeluargaannya. Dalam upaya mempererat hubungan kerja PT. Bina Pertiwi mempunyai kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan bersama antara lain: Family gathering dimana dalam program tersebut melibatkan seluruh karyawan dan seluruh anggota keluarganya untuk rekreasi. Pada bulan Ramadhan diadakan acara buka bersama bagi seluruh karyawan.

Selain itu juga diadakan pertemuan pencapaian tiap semester maupun pencapaian akhir tahun dimana didalamnya diadakan evaluasi mengenai pemenuhan target perusahaan.

(32)

commit to user D. Kesehatan Kerja

1. Pelayanan Kesehatan

Bantuan pengobatan adalah bantuan pemeliharaan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada pekerja dan keluarga pekerja. Bantuan pengobatan untuk keluarga pekerja berlaku untuk tenaga kerja yang mempunyai masa kerja minimal satu bulan. Jenis pelayanan yang ditanggung perusahaan antara lain: Rontggen, USG, rawat jalan, pengobatan penyakit kronis, imunisasi, perawatan gigi, bantuan kacamata, dan lain-lain.

a. Klinik kesehatan

Dalam upaya memberikan fasilitas pelayanan kesehatan untuk karyawan PT. Bina Pertiwi menyediakan klinik perusahaan. Klinik perusahaan tersebut merupakan klinik milik bersama yang berada dikawasan PT. United Tractors. Didalam klinik tersebut pelayanan kesehatan dilakukan hanya pada jam dan hari kerja, yaitu hari senin sampai jumat pada pukul08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.

b. Kotak P3K

PT. Bina Pertiwi menyedikan kotak P3K diarea kantor dan workshop. Kotak P3K tersebut diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh karyawan. Kotak P3K tersebut berisikan obat-obatan umum yang tidak membutuhkan resep dokter, obat untuk luka bakar, obat untuk luka memar, obat untuk luka gores ( obat merah, kain kasa, plaster luka dan lain-lain).

(33)

commit to user c. Pelatihan P3K

Selain menyediakan kotak P3K perusahaan juga memberikan fasilitasi untuk karyawan dengan mengikut sertakan dalam pelatihan P3K. pelatihan P3K yang diberikan meliputi cara pertolongan pertama pada korban luka, pendarahan, patah tulang, pingsan, cara pengangkatan korban dan cara memberikan informasi bila terjadi kecelakaan. Pelatihan P3K tersebut telah dijadwalkan oleh perusahaan, yang dilaksanakan satu tahun sekali yang dilakukan oleh personil dari PT. United Tractors yang sudah mempunyai sertifikat dari Depnakertrans. Selain pelatihan guna menunjang kegiatan P3K PT. Bina Pertiwi juga melakukan kegiatan berupa simulasi dan lomba PPGD (Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat) bekerjasama dengan PT. United Tractors.

d. Pemeriksaan Kesehatan

PT. Bina Pertiwi telah melakukan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan. Pemeriksaan tersebut meliputi:

1) Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan awal dilakukan sebelum tenaga kerja ditempatkan ditempat kerja. Pemeriksaan awal kesehatan meliputi: pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urine, pemeriksaan fisik (meliputi:

pemeriksaan mata, THT, berat badan, tinggi badan, gigi), pemeriksaan Rontgen atau radiologi.

(34)

commit to user 2) Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan berkala dilakukan minimal satu tahun sekali dan biasanya dilakukan pada pertengahan tahun yaitu bulan juni.

Pemeriksaan berkala ini meliputi: pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urine, pemeriksaan fisik (meliputi: pemeriksaan mata, THT, berat badan, tinggi badan, gigi), pemeriksaan Rontgen atau radiologi.

3) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus dilakukan untuk karyawan pada bagian mekanik. Pemeriksaan khusus yang dilakukan oleh PT. Bina Pertiwi meliputi: pemeriksaan Spirometri, Audiometri, dan pemeriksaan EKG (Elektro Kardio Gram). Pemeriksaan khusus ini dilakukan setiap tahun biasanya dilakukan pada bulan Juni.

e. Rumah sakit rujukan

Selain pelayanan kesehatan di Klinik perusahaan PT. Bina Pertiwi juga telah bekerjasama dengan beberapa rumah sakit antara lain: Rs.

Islam, Rs. Persahabatan, Rs. Mangun Cipto. Namun selain rumah sakit yang ditunjuk karyawan juga boleh ke rumah sakit lain yang terdekat tetapi harus membawa surat keterangan yang isinya menerangkan bahwa pasien merupakan karyawan dari PT. Bina Pertiwi. Untuk biaya rumah sakit itu sendiri seratus persen ditanggung oleh perusahaan dengan cara memperlihatkan bukti pembayaran yang sah.

(35)

commit to user f. Jamsostek

Perusahaan mendaftarkan semua pekerja menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Program jamsostek tersebut meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT). Untuk jamsostek tersebut hanya berlaku bagi tenaga kerja saja, namun untuk jaminan kesehatan berlaku bagi tenaga kerja beserta keluarga. Keluarga dari pekerja yang turut serta dalam jaminan kesehatan adalah Istri tunggal atau suami yang sah, anak sampai dengan anak ke-3 ditanggung perusahaan seratus persen, sedangkan untuk anak ke-4 delapan puluh lima persen, anak ke-5 dan seterusnya tujuh puluh lima persen.

g. Gizi kerja

Guna pemenuhan kebutuhan kalori dari karyawan PT. Bina Pertiwi memberikan fasilitas makan siang dari perusahaan yang dipercayakan kepada penyedia jasa boga yang telah ditunjuk. Untuk makanan yang disajikan telah melewati pemeriksaan terlebih dahulu oleh pihak PT.

United Tractors maupun dari pihak Bina Pertiwi itu sendiri dimana harus memenuhi beberapa kriteria seperti: rendah garam, tidak mengandung MSG, rendah minyak, rendah santan. Selain itu guna peningkatan kinerja PT. Bina Pertiwi juga menyediakan menu tambahan untuk pekerja dibagian workshop berupa minuman sehat seperti susu dan sari kacang hijau. Selain dari makanan PT. Bina Pertiwi juga mempunyai program senam pagi yang dilakukan pada hari kamis. PT. Bina Pertiwi tidak

(36)

commit to user

mempunyai ahli Gizi sehingga belum dilakukan perhitungan pengukuran nilai gizi dibanding dengan kebutuhan kalori yang dibutuhkan pekerja.

2. Personil

Untuk penanganan masalah kesehatan PT. Bina Pertiwi menyediakan Dokter yang bekerja di klinik kawasan PT. United Tractors yang telah mengikuti pelatihan Hiperkes dan sudah memiliki Sertifikat dari pelatihan tersebut. Dalam klinik perusahaan terdapat empat dokter, dimana dua dokter merupakan dokter Utama dan dua lainnya sebagai dokter pengganti.

E. Keselamatan Kerja 1. Potensi Bahaya

Potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja PT. Bina Pertiwi jakarta antara lain:

a. Kebakaran

Potensi kebakaran dapat terjadi disemua area kerja terutama di area workshop, office. Potensi bahaya yang dapat timbul antara lain karena:

1) Penggunaan bahan mudah terbakar seperti solar dan oli yang digunakan di PT. Bina Pertiwi.

2) Kebocoran oli atau solar pada unit saat operasi.

3) Sambaran Petir pada saat musim hujan.

4) Konsleting listrik.

5) Konsleting alat elektronik yang ada dibawah AC karena tetesan air.

Upaya pengendalian yang telah dilakukan perusahaan adalah pemasangan Apar, smoke detektor, Alarm kebakaran pada semua area

(37)

commit to user

tempat kerja yang berpotensi terjadinya bahaya kebakaran separti office, workshop dan unit kerja lainnya

b. Tersengat Listrik

Potensi tersengat listrik dapat terjadi di semua area kerja baik office maupun workshop. Penggunaan listrik tegangan tingggi di PT. Bina Pertiwi berpotensi menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan akibat kontak dengan arus listrik di tempat kerja seperti pada saat pengelasan, penggunaan gerindra, mesin bor, panel. Potensi tersengat listrik juga harus diwaspadai dalam penggunaan alat elektronik komputer, printer, mesin fotocopy dan lain-lain.

Upaya pengendalian yang telah dilakukan perusahaan untuk menghindari bahaya listrik dengan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri, mengisolasi sumber bahaya listrik, memberi tanda bahaya untuk aliran listrik yang berbahaya dan melakukan inspeksi keselamatan listrik secara rutin.

c. Bahaya Kejatuhan, Terbentur dan Terpukul Benda-Benda

Potensi bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul benda-banda biasanya terjadi pada pekerja workshop dan predel yang selalu berhubungan dengan alat kerja dan unit kerja. Upaya yang telah dilakukan perusahaan dalam mencegah terjadinya bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul benda-benda adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan Alat Pelindung Diri berupa (safety helmet, safety shoes) dan pemasangan tanda bahaya pada area kerja.

(38)

commit to user d. BahayaTabrakan dan Tertabrak Unit

Bahaya tabrakan dan tertabrak unit ini berpotensi terjadi diarea workshop maupun area sekitar tempat penyimpanan barang. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk menghindari terjadinya bahaya tertabrak maupun tabrakan anatar unit tersebut dengan cara mawajibkan semua operator alat berat harus mempunyai SIO (surat Ijin Operasional).

e. Bahaya Terpeleset dan Terjatuh

Bahaya terpeleset atau terjatuh ini disebabkan oleh suatu kondisi yang tidak aman, terdapat ceceran air, oli maupun karena faktor lingkungan. Area kerja yang berpotensi bahaya tersebut adalah area worksop, office, predel. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencegah terjadinya bahaya terpeleset dan terjatuh adalah dengan penerapan house keeping untuk menata area kerja. Selain itu juga memberikan instruksi kepada pekerja apabila terdapat ceceran oli maupun air untuk segera membersihkannya.

2. Sistem Keselamatan Kerja

Upaya keselamatan kerja yang telah dilakukan oleh PT. Bina Pertiwi antara lain adalah:

a. Pemasangan rambu-rambu di area PT. Bina Pertiwi sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja tersebut dengan pemasangan di tempat kerja yang mudah dilihat dengan warna yang mudah terlihat serta tulisan yang jelas. Rambu-rambu tersebur berupa

(39)

commit to user

larangan dan himbauan misalnya terdapat larangan untuk mentaati rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan aturan perusahaan.

b. Safety sign (rambu- rambu K3) dipasang disetiap lokasi: misalnya diarea workshop dipasang rambu- rambu tentang kewajiban memakai APD, untuk dijalan dipasang rambu- rambu tentang batas kecepatan maksimal untuk kendaraan bermotor, rambu dilarang merokok dan lainnya poster- poster tentang K3 juga terdapat di area kerja.

c. Semua operator alat berat harus memiliki surat ijin pengoperasian alat atau kendaraan agar dapat bekerja di area PT. Bina Pertiwi seperti SIO dan SIM untuk pengendara kendaraan.

d. Pengelolaan dan pengendalian peralatan alat berat yang berupa pengecekan sebelum kerja dan larangan pengoprasian alat berat tanpa mempunyai surat ijin kendaraan atau SIO

e. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Dalam setiap aktivitas yang ada di PT. Bina Pertiwi menggunakan SOP agar ada acuan dasar sebelum semua pekerjaan dilakukan oleh karyawan yang ada di PT. Bina Pertiwi.

3. Alat Pelindung Diri

Semua karyawan yang bekerja telah mendapatkan sosialisasi tentang HIRA sehingga mereka mengerti akan risiko bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan mereka sehingga mereka mengerti APD apa yang mereka butuhkan.

(40)

commit to user

Perusahaan memberikan alat pelindung diri yang diwajibkan kepada seluruh karyawan, dan meminjamkan alat pelindung diri untuk tamu dan vendor yang berada di wilayah PT. Bina Pertiwi. Untuk karyawan yang bekerja di luar office maka perusahaan menyediakan perlengkapan kerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang ada sebagai berikut:

a. Safety Helmet

Safety helmet harus dipakai oleh setiap orang (karyawan, On the Job Training,tamu,Vendor) yang masuk atau bekerja di area workshop atau sedang melakukan pekerjaan konstruksi. Fungsi dari safety helmet ini adalah untuk melindungi kepala dari jatuhan benda atau benturan dengan benda lain waktu kerja. Safety helmet ini termasuk didalamnya semua bagian yang diperlukan sesuai fungsinya termasuk tali pengikat, untuk melindungi bagian atas kepala pemakai dari benturan, pertikel melayang, sengatan listrik atau kombinasi darinya. Jenis-jenis safety helmet yang disediakan adalah:

1) Safety helmet warna putih digunakan oleh Visitor dan staff PT.

Bina Pertiwi selain mekanik.

2) Safety helmet warna kuning digunakan oleh Mekanik PT. Bina Pertiwi.

b. Safety Shoes

Untuk mencegah kecelakaan dan luka pada kaki yang disebabkan oleh bermacam-macam kejadian seperti selip, tegang pada otot, terluka

(41)

commit to user

oleh benda tajam,kejatuhan benda berat, tersengat listrik, ataupun terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia maka setiap orang yang bekerja dan berjalan di area workshop, predel diwajibkan memakai safety shoes. Sepatu ini harus memenuhi persyaratan antara lain mempunyai penutup jari-jari dari besi yang dapat menahan tekanan benda-benda berat.

c. Pelindung Mata (Safety glass)

Alat pelindung mata yang disediakan perusahaan digunakan untuk pekerja yang pekerjaannya diluar ruangan seperti operator forklift guna melindungi dari debu dan paparan sinar matahari.

d. Pelindung telinga (Ear plug/ear muff)

Pelindung telinga berupa ear plug atau ear muff herus dipakai oleh pekerja bilamana berada di lokasi dengan tingkat kebisingan tinggi dengan durasi tertentu. Sumber bising yang paling tinggi yaitu pada area pengetesan genset.

e. Kacamata Las dengan Pelindung Muka (Face Shield)

Karyawan yang terpapar radiasi seperti welding harus menggunakan kacamata las dengan pelindung muka (face shield).

f. Pelindung Tangan

Pelindung tangan atau sarung tangan dibuat dari bermacam-macam bahan yang diperuntukkan aplikasi yang berbeda. Pemakaian sarung tangan diperlukan apabila terdeteksi adanya indikasi yang membahayakan terhadap tangan atau kulit pada tangan. Bahaya tersebut

(42)

commit to user

kemungkinan disebabkan olleh benda tajam, benda yang mudah mengikis, benda yang mudah menusuk,bahan kimia yang mudah terbakar atau benda yang mempunyai temperatur melebihi daya dari tangan baik terlalu panas maupun terlalu dingin. PT. Bina Pertiwi sendiri penggunaan sarung tangan pada bagian mekanik yang sedang bekerja berhubungan dengan oli dan pada bagian pengepakan, sesuai kebutuhan pekerja.

g. Body Harness

Sabuk pengaman harus dipakai setiap waktu pada saat bekerja pada posisi yang tetap, diatas ketinggian 1,8 meter atau lebih dari permukaan tanah atau lantai. Ketika memakai sabuk pengaman, tali harus dikaitkan pada titik kait yang kuat dan berada di atas pinggang.

h. Pelindung Pernapasan

Untuk pelindung pernafasan PT. Bina Pertiwi menyediakan masker biasa dimana pekerja dapat memintanya ke bagian ESR sesuai dengan kebutuhan dari pekerjaannya.

4. Upaya Penanggulangan Kebakaran

Untuk menanggulangi bahaya kebakaran di PT. Bina Pertiwi menyediakan bermacam-macam sarana atau fasilitas pemadam kebakaran diantaranya:

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Pemasangan Apar di PT. Bina Pertiwi dilakukan dengan ketinggian Apar dari lantai 1meter dan jarak antara satu Apar dengan yang lain

(43)

commit to user

kurang lebih 15 meter disetiap bangunan. Alat pemadam api ringan yang ada di PT. Bina Pertiwi adalah Apar serbuk dengan berat 4,5 kg.

b. Smoke detector dan Alarm system

Pemasangan alat pendeteksi dini yang dalam ruangan seperti kantor dengan menggunakan smoke detector yang berada di langit-langit bangunan dan fire alarm system, sedang untuk di open yard dan workshop belum ada smoke detector dan alarm system.

c. Hydrant

Di PT. Bina Pertiwi telah dipasangi Hydrant namun hydrant tersebut merupakan milik PT. United Tractors jadi digunakan untuk kawasan. Pemeriksaan maupun suplai air yang dibutuhkan merupakan tanggung jawab dari PT. United Tractors itu sendiri.

d. Regu Pemadam Kebakaran

Untuk menangani keadaan darurat yang mungkin terjadi di PT.

Bina Pertiwi menyusun prosedur dan membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat (TKTD). Keadaan darurat ini meliputi kebakaran, gempa bumi, banjir, tumpahan bahan kimia, keracunan masal dan huru-hara. Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat mendapatkan pelatihan yang memadai untuk menunjang ketrampilannya. Terdapat sarana pendukung seperti sistem komunikasi, alarm kebakaran, APAR, jalur evakuasi, dan muster point.

(44)

commit to user F. ERGONOMI

Penerapan ergonomi perusahaan secara garis besar meliputi jam kerja, sikap kerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja. Dalam hal ini ergonomi didukung oleh sistem house keeping (ketatarapihan) yang ada diperusahaan.

Pelaksanaan ergonomi kerja yang ada di PT. Bina Pertiwi yaitu:

1. Jam Kerja

Hari kerja efektif di PT. Bina Pertiwi secara umum adalah 5 hari kerja per Minggu, dari hari Senin sampai dengan Jumat. Waktu dan jam kerja normal adalah 8 jam sehari dan 40 jam seminggu, dimulai dari jam 07.30-16.30 WIB untuk hari Senin sampai Kamis, khusus untuk hari Jumat dimulai pukul 07.30-17.00 WIB. Waktu istirahat diberikan pada jam 12.00-13.00 WIB pada hari Senin sampai Kamis,khusus untuk hari Jumat waktu istirahat dimulai jam 11.30 sampai 12.00 WIB.

Untuk waktu kerja lembur dilakukan pekerja secara suka rela kecuali dalam hal :

a. Keadaan darurat atau bila ada pekerjaan-pekerjaan yang jika tidak segera diselesaikan akan membahayakan keselamatan dan kesehatan yang lain.

b. Ada pekerjaan yang bertumpuk dan harus diselesaikan dengan segera dan bila ditunda dapat mengganggu kelancaran kegiatan perusahaan.

Dalam melaksanakan kerja lembur harus sepengetahuan dari atasan dengan keluarnya surat perintah lembur (SPL).

(45)

commit to user 2. Sikap Kerja

Berbagai sikap kerja yang ditemukan di PT. Bina Pertiwi berdasarkan area kerjanya secara umum adalah:

Sikap kerja yang ditemukan untuk karyawan bagian office adalah sikap kerja dominan duduk, selain itu juga ditemukan pada operator alat berat. Akan tetapi dalam hal ini perusahaan telah menyediakan tempat duduk yang digunakan di kantor sudah sesuai dengan antropometri tubuh tenaga kerja dan dinamis yang bisa diatur tinggi rendahnya dan bisa untuk memutar.

Sikap kerja untuk bagian workshop adalah sikap kerja berdiri, membungkuk, berjongkok maupun duduk, karena pada bagian workshop pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan perawatan dan perbaikan produk sehingga posisi kerjanya tidak tetap.

Selain itu juga ditemukan sikap kerja statis yaitu sikap kerja berdiri dan berpindah. Sikap kerja ini terlihat pada pekerjaan tukang kebun,security yang bertugas memantau keamanan lingkungan.

3. Peralatan kerja

PT. Bina Pertiwi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat berat dimana didalamnya dilakukan kegiatan perawatan dan perbaikan jadi kegiatan oprasionalnya lebih banyak bagian perbengkelan, dimana pekerjaan perakitan tersebut menggunakan sistem manual handling jadi peralatan yang digunakanpun hanya peralatan ringan seperti obeng, impact drill,dan lain-lain. Untuk alat angkut sendiri

(46)

commit to user

karena PT. Bina Pertiwi merupakan distributor alat berat sehingga mempunyai banyak forklift yang juga digunakan sebagai alat angkut.

Selain itu juga terdapat troli dorong untuk mempermudah pemindahan barang diarea office maupun area lain.

4. Lingkungan Kerja

Di dalam ruangan telah disediakan AC maupun ventilasi yang memadai, sementara untuk bangunan beratap tidak terpengaruh dengan musim baik pada saat musin hujan maupun kemarau. Untuk tempat penyimpanan produk bekas yang masih dipakai onderdilnya masih kurang rapi, karena terlihat barang berserakan dan tidak diberi rantai pembatas maupun keterangan. Selain itu penataan produk siap jual tidak sesuai dengan jenisnya karena tempat yang kurang luas dan mengalami overload .

G. Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PT. Bina Pertiwi (BP) sebagai distributor alat mesin pertanian, forklift, generating set, dan produk terkait lainnya, penjualan suku cadang, pelayanan jasa servis serta penyediaan jasa penyewaan , dalam menjalankan kegiatan usahanya senantiasa berupaya memperhatikan aspek ekonomi, sosial, lingkungan,kesehatan dan keselamatan kerja untuk menjaga bisnis yang berkelanjutan.

Guna mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi persyaratan ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan perundangan

(47)

commit to user

yang ada. Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas. Pentaatan terhadap paraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi integritas merupakan hal yang terus dilakukan di PT. Bina Pertiwi.

1. Kebijakan Manajemen K3

Manajemen bertekad untuk dapat memenuhi seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku serta secara konsisten melaksanakan Astra Green Company dan Astra Friendly Company maka manajemen menetapkan kebijakan ESR sebagai berikut:

a. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan yang berlaku

b. Mencegah setiap kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja

c. Melaksanakan kriteria Astra Green Company dan Astra Friendly Company (AGC dan AFC) dan menjalankan audit guna mengevaluasi pemenuhan aspek ESR dengan target peringkat Hijau untuk AGC &

AFC bintang 3 pada akhir tahun 2011

d. Melaksanakan program sosial untuk masyarakat disekitar lingkungan perusahaan.

e. Menerapkan program peningkatan kesadaran terhadap aspek ESR secara konsisten dan berkesinambungan.

(48)

commit to user 2. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab K3L

PT. Bina Pertiwi belum mempunyai ahli K3 umum maka didalamnya belum terbentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), namun pada bulan Maret tahun 2012 ini EHS ( Environment Health and Safety) telah diikutsertakan training K3 umum dan segera melakukan pembentukan P2K3. Panitia yang telah terbentuk adalah struktur organisasi dan penunjukan task force pengamanan dalam sektor XIII Area PT. Bina Pertiwi dapat dilihat pada lampiran 4. Selain itu PT.

Bina Pertiwi telah mempunyai struktur organisasi ESR (environment social responsibility) yang fungsinya sama dengan P2K3.

3. Tujuan, Sasaran dan Program K3L Perusahaan

Penetapan tujuan, sasaran dan program K3L PT. Bina Pertiwi memprioritaskan asas pencegahan dari bahaya yang ditimbulkan, jika tidak dilaksanakan akan berpotensi menimbulkan penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan.

4. Audit Internal

PT. Bina Pertiwi telah melakukan audit Internal terhadap implementasi K3L dilakukan oleh tim auditor dari PT. United Tractors secara berkala dua kali dalam satu tahun untuk memastikan bahwa sistem manajemen yang ada telah bekerja sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab masing- masing. Audit internal diterapkan secara independen, obyektif dan terdokumentasi. PT. Bina Pertiwi belum melaksanakan audit Eksternal karena PT. Bina Pertiwi sedang dalam proses pembentukan tim P2K3

(49)

commit to user 5. Perbaikan Berkelanjutan

PT. Bina Pertiwi menerapkan program perbaikan berkelanjutan untuk menunjang penerapan K3L kearah yang lebih baik program-program tersebut fasilitas yang dibutuhkan dalam pemenuhan aspek K3L yang dibutuhkan. PT. Bina Pertiwi memberikan apresiasi untuk pencapaian nihil kecelakaan kerja yang mengakibatkan hari hilang, kerugian properti dan pencemaran lingkungan.

H. Lingkungan

PT. Bina Pertiwi melakukan pengelolaan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari setiap kegiatan oprasional yaitu dengan melakukan identifikasi semua aspek dan dampak lingkungan, melakukan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan baik padat, cair, gas maupun limbah B3, menyediakan tempat sampah untuk masing-masing limbah.

Dalam hal penanganan, penyimpanan dan pembuangan limbah PT. Bina Pertiwi memilahnya sebagai berikut:

1. Limbah Padat Domestik

Limbah padat umumnya berupa kertas, plastik, tisue, daun-daunan.

Limbah tersebut setiap harinya dikumpulkan pada bak sampah dan diangkut oleh petugas pengelola sampah kawasan United Tractor dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir oleh dinas kebersihan kota Jakarta. Untuk area workshop selain sampah berupa kertas dan plastik terdapat pula limbah berupa kayu, besi dan baja tersebut dikumpulkan di tempat tersendiri dan dikelompokkan sesuai dengan

(50)

commit to user

jenisnya, kemudian dikumpulkan dan dijual kembali kepada pihak ke tiga (pengepul barang bekas).

2. Limbah Padat B3

Limbah padat yang terkontaminasi B3 atau limbah padat B3 seperti kain majun dan sarung tangan terkontaminasi, kaleng bekas, botol tinta akan dikumpulkan khusus B3 dan dikelola oleh pihak ketiga yang telah mempunyai sertifikat dari BAPELDA. Khusus untuk bekas Toner limbah dikembalikan kepada supplier.

3. Limbah Gas

Limbah gas yang dihasilkan dari proses operasional PT. Bina Pertiwi berasal dari pengetesan genset. Namun genset yang dimaksud disini adalah genset baru sehingga emisi gas yang dihasilkanpun masih dibawah baku mutu. Dalam hal ini perusahaan telah membuat cerobong pembuangan gas pada ruang test load genset.

4. Limbah Cair Domestik

PT. Bina Pertiwi belum mempunyai Instalasi pengolahan limbah sehingga limbah cair domestik keseluruhan dibuang dalam septictank.

5. Limbah Cair B3

Limbah cair B3 yang ada di PT. Bina Pertiwi adalah Oli bekas. Oli bekas tersebut dikumpulkan pada drum yang telah disiapkan. Oli-oli bekas tersebut kemudian akan diangkut oleh pihak ke tiga untuk diolah

(51)

commit to user

kembali dimana pihak K3 tersebut harus mempunyai sertifikat ijin dari BAPELDA.

(52)

commit to user BAB IV

PEMBAHASAN

A. Higiene Perusahaan 1. Kebersihan Perusahaan

Dalam Peraturan Menteri Perburuhan no.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja telah dijelaskn dalam pasal 3 yang berbunyi:

1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan perluasan.

2. Jalan di halaman tidak boleh berdebu.

3. Untuk keperluan aliran air (riolering) harus cukup saluran yang kuat dan bersih. Saluran air yang melintasi halaman harus tertutup.

4. Sampah dan bahan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup.

5. Pada waktunya sampah itu harus dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman.

6. Tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain.

Dalam pelaksanaan menjaga kebersihan PT. Bina Pertiwi sudah sesuai dengan peraturan diatas. Disana kebersihan lingkungan sangat terjaga dimana petugas kebersihan selalu membersihkan lantai maupun

(53)

commit to user

halaman apabila nampak ada kotoran. Selain itu di PT. Bina Pertiwi telah disediakan tempat sampah yang sesuai dengan jenis- jenis sampah yang ada dan di ketempat pembuangan yang aman. Selain itu tempat pembuangan sampah juga dibersihkan dan dipungut oleh petugas setiap harinya untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir sehingga kecil kemungkinan untuk menjadi tempat sarang lalat ataupun serangga lainnya.

Untuk kebersihan toilet sendiri sudah sesuai dengan Kepmenkes No.

1405/MENKES/SK/XI Tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Selain itu toilet juga dibersihkan lebih dari empat kali dalam sehari. Kakus yang tersedia juga berbahan yang mudah dibersihkan dan tidak berbau dan tidak terdapat lalat maupun serangga lainnya.

Selain itu upaya pengawasan dan pengendalian terhadap lingkungan kerja yang dilakukan oleh PT. Bina Pertiwi dilaksanakan oleh cleaning service dan ESR dan GA Departement secara rutin. Hal ini telah sesuai dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.

Dalam pelaksanaan menjaga kebersihan jasa boga PT. Bina Pertiwi bekerja sama dengan PT. United Tractors dalam menjaga kebersihan makanan yang disajikan. Kebersihan jasa boga itu sendiri telah sesuai dengan Kepmenkes No.715/MENKES/SK/V/Tahun 2003 tentang persyaratan Higiene Sanitasi jasa boga.

(54)

commit to user 2. Faktor Bahaya

Berdasarkan hasil identifikasi di PT. Bina Pertiwi terdapat beberapa faktor bahaya, dan berikut adalah hasil analisa dari masing-masing faktor bahaya:

a. Faktor Fisik 1) Kebisingan

PT. Bina Pertiwi Jakarta belum dilakukan pengukuran kebisingan diarea kerja. Sumber kebisingan di PT. Bina Pertiwi bersumber dari beberapa aktifitas kerja yang dilakukan terutama pada kegiatan Test Load Genset,selain itu kebisingan juga timbul dari sumber lain seperti pengoprasian forklift, penggunaan compact driil dan lain-lain.

Walaupun PT. Bina Pertiwi belum melakukan pengukuran kebisingan namun telah melakukan beberapa pengendalian.

Langkah pengendalian yang dilakukan adalah mewajibkan karyawannya agar menggunakan APD ditempat kerja terutama pada aktifitas test load Genset yang berupa eur plug, eur muff.

Selain itu juga memasang peredam bising pada dinding-dinding ruangan berupa penempelan busa guna mencegah paparan bising menyebar sampai luar ruangan. Pemenuhan peraturan perundangan dengan memberikan alat pelindung diri secara cuma-cuma sesuai undang-undang No. 1 Tahun 1970 Bab X Kewajiban Pengurus Pasal 14c, pengurus diwajibkan ”Menyediakan cuma-cuma, semua

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan ..........................................
Gambar 1. Struktur Organisasi ESR-GA ........................................................
Gambar 1. Struktur Organisasi ESR-GA PT Bina Pertiwi Jakarta  Sumber : PT. Bina Pertiwi, 2012
Gambar 2. Bagan kegiatan operasional PT. Bina Pertiwi Jakarta  Sumber: PT. Bina Pertiwi, 2012
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bapak Slamet, Bapak Ridwan, Bapak Irfan, Bapak Abdul, Bapak Febri, Bapak Indradi, Bapak Ainur, Bapak Rahmat, Bapak Andi, Bapak April, Bapak Ainur, Bapak Gilang, Ibu

Penulisan laporan ini dalam rangka Tugas Akhir serta salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja,

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan informasi dan masukan dalam upaya peningkatan kinerja keuangannya dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk

PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Surakarta

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta penyusunan

Pengendalian yang dilakukan PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta untuk menambah intensitas penerangan dengan menggunakan lampu sorot dan penggunaan head lamp. Penerangan

Dalam pelaksanaan produksi tenaga kerja membutuhkan penerangan yang cukup yaitu 300 lux untuk standar penerangan di PT Petrokimia Gresik, dengan adanya pembagian

3 Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a Mencegah dan mengurangi