• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBUATAN KERAJINAN KUNINGAN (AKSESORIS PENGANTIN BUGIS PINRANG) PADA MASYARAKAT DESA PANANRANG KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSES PEMBUATAN KERAJINAN KUNINGAN (AKSESORIS PENGANTIN BUGIS PINRANG) PADA MASYARAKAT DESA PANANRANG KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

iii

PROSES PEMBUATAN KERAJINAN KUNINGAN (AKSESORIS PENGANTIN BUGIS PINRANG) PADA MASYARAKAT DESA PANANRANG KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oleh

NURHIDAYA MUKHTAR 10541 00285 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(2)

iii

PROSES PEMBUATAN KERAJINAN KUNINGAN (AKSESORIS PENGANTIN BUGIS PINRANG) PADA MASYARAKAT DESA PANANRANG KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

Oleh

NURHIDAYA MUKHTAR 10541 00285 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(3)

viii

Motto:

Semua Orang Pasti Ingin berhasil, Maka. niat kan dalam hati, berusaha, berdoa dan semangat.

Karya ini kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu Serta saudara dan saudariku yang senantiasa

mengiringi perjalanan hidup Ananda dalam doa yang tiada henti. Semoga Allah Ridha dengan apa yang kita perbuat.

Semangatmu Hari Ini …. Akan Menentukan Keberhasilanmu Hari Ini….

Esok….

Dan Seterusnya

Ayoo….Kamu Pasti Bisa……

(4)

ix ABSTRAK

Nurhidaya Mukhtar. 2010. Proses Pembuatan Kerajinan Kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang) Pada Masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Meisar Ashari dan Pembimbing II Andi Baetal Mukaddas.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses pembuatan kerajinan kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan jelas tentang proses pembuatan kerajinan kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan analisis kualitatif, yakni menggambarkan atau memaparkan secara langsung hasil penelitian yang diperoleh di lapangan apa adanya, sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen yang dalam mengumpulkan data adalah untuk mengetahui dengan jelas proses pembuatan kerajinan kuningan (aksesoris pengantin Bugis Pinrang) di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang dengan teknik wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan kerajinan kuningan (aksesoris pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, terlebih dahulu mempersiapkan kuningan dan batang tembaga kemudian memotong batang tembaga dengan panjang 4 cm, selanjutnya di bakar menggunakan kompor (solder api) sampai lunak, gepengkan dengan menggunakan Pallillu’ (alat penggepeng besi), setelah itu dibentuk bulat-bulatan kecil dengan ukuran 0,5 cm, batang tembaga tersebut dibentuk disusun pada kuningan hingga berbentuk motif bunga untuk aksesoris wanita dan motif burung untuk aksesoris pria agar merekat dengan baik maka tembaga tersebut dibakar menggunakan solder api, aksesoris pengantin ada dua jenis warna yang digunakan yaitu perak dan emas maka aksesoris ini diwarnai menggunakan zat pewarna kimia, aksesoris disikat menggunakan air bersih menghilangkan sisa-sisa pembakaran yang melekat, dan di berikan permata pada tengah bulatan-bulatan yang telah dibuat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan Proses pembuatan aksesoris pengantin pada perajin aksesoris pengantin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, mengambil tembaga dengan 4 millimeter, selanjutnya dibakar dengan menggunakan kompor (solder api) diatas meja kerja yang telah dilapisi dengan tegel agar meja tidak ikut terbakar. Untuk memegang tembaga batang tadi yang dalam keadaan panas digunakan kunci tang. Meratakan tembaga Menggulung tembaga berbentuk bulatanPembentukan model yang diinginkan dari bulatan-bulatan yang telah dibuatPenyepuhan aksesoris dengan menggunakan bahan kimia Menyikat aksesori yang telah melalui tahap penyepuhan Pemasangan permata.

(5)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah Tuhan Yang Maha Mengatur lagi Maha bijaksana, Yang Maha Penyayang lagi Mahadermawan, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekash-nya Muhammad SAW serta keluarga yang mulia, sahabatnya tercinta, dan pengikutnya yang setiahingga ahir zaman memberi rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Proses Pembuatan Kerajinan Kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang) Pada Masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang”

dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan seni rupa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah makassar.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya seiring sujud dan terima kasihku, kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Drs.

Mukhtar, M.Pd dan Ibunda tersayang Dra. Hj Nurhaeni yang tida pernah sedikitpun melewatkan hidupnya untuk mencurahkan fikiran, semangat, kasih sayang dan do’anya yang begitu tulus selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan senantiasa menyertai dengan do’a.

Sepenuhya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas memberi motivasi kepada penulis. Meski dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan

(6)

xi

berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan. Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada: Meisar Ashari, M.Pd.,M.Sn

Dan

Andi Baetal Mukaddas, SPd.,M.Sn

Selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama penyusunan proposal hingga sripsi ini selesai.

Selanjutnya ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Andi Baetal Mukaddas, S.Pd,M.Sn., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar juga sebagai pembimbing II selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Muhammad Thahir, S.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Meisar Ashari, S.Pd.,M.Sn., pembimbing I selama penulisan skripsi ini. yang tak penah bosan mendengar keluh kesah penulis selama ini serta

(7)

xii

banyak memberikan bantuan baik berupa moral maupun moril, do’a, dukungan dan motifasi kepada penulis selama kuliah sampai selesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen Jurusan Pendidika Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah ikhlas memberikan Ilmunya serta membimbing penulis selama ini, semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

7. Kepada Ibu Nintang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.

8. Kepada saudara kandungku tercinta, Muktiali Mukhtar dan Nurhikma Mukhtar terima kasih atas do’a, dukungan dan Semangat tanpa kalian aku tak bisa apa- apa.

9. Kepada Agus Z, dan kakak Romy Dwi Aksanto yang selama ini memberikan semangat tak henti-henti serta membantu dari segala hal, memberi motifasi dan do’a yang tulus.

10. Keluarga besarku yang selama ini menyayangi, mendukung, memotifasi saya untuk menjadi yang terbaik dan kebanggaan keluarga.

11. Rekan serta sahabat, Arfah, Nur amelia, St.Umrah Po’nya Rismayanti Cimpak/Cimpret dan (Empat Sejoli) Novitasari, Suryaningsi, Herma Halim, yang selalu memberi semangat, dukungan serta bantuan sekaligus sebagai keluarga kedua selama penulis kuliah sampai selesai, semoga persahabatan ini abadi untuk selamanya..

(8)

xiii

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 jurusan pendidikan seni rupa, Ticha, Mirza, Andi Sabri, Muhlis, Astutianti, K. Wiwing, Fandi, Ma’ruf, dan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaanya serta saran dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

13. Saudara sepupuku Unny, Enny, Dirman, serta para penghuni The Koss Pinrang. St. Sarma, Evy, Thini, tanpa terkecuali terima kasih atas kebersamaan, dukungan serta motifasi selama ini semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam tulisan ini, semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya.

Wahai Rab kami, terimalah segala usaha kami engkaulah maha mendengar dan maha mengetahui. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang belipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulsan ini, Aaaamin……….

Makassar,… November 2015

Penulis

(9)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL... i

JUDUL……….. ii

HALAMAN JUDUL ... iii

LEMBAR PENGESAHAN…... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING... v

SURAT PERNYATAAN... vi

SURATPERJANJIAN ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. viii

ABSTRAK…………... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI……... xiv

DAFTAR SKEMA……….. xvii

DAFTAR GAMBAR………... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. ; Latar Belakang ……….……. 1

B. Rumus an masalah ………..…. 3

C. Tujuan Penelitian ……… 4

(10)

xv

D. Manfaa

t Hasil Penelitian ……….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR…... 5

A. Kajian

Pustaka ………. 5

1. Pen

dapat tentang proses, pembuatan, kerajinan, kuningan, aksesoris, pengantin, dan bugis.

a. Proses

……… 5

b. Pengert

ian Pembuatan ………. 6

c. Akseso

ris ………... 6

d. Pengan

tin ……….. . 13

e. Adat

Bugis……… 13

f. Kerajin

an Dalam Karya Seni Rupa ……… ………… 14

g. Kuning

an ……… 15

(11)

xvi

h. Bahan

dan Alat untuk membuat aksesoris pengantin ……… 17

2. Penda

pat tentang kualitas, karya dan indikator penilaian.

a. Kualita

s ……… 17

b. Karya

………... 18

c. Indikat

or Penelitian ……… 18

B. Kerang

ka Pikir ……….. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …...……….……… 21

A. Jenis

dan Lokasi Penelitian ………... 21

1. Jenis

Penelitian ………...……… 21

2. Lokasi

Penelitian ………. 21

B. Variabl

e dan Desain Penelitian ………. 22

1. Variab

el Penelitian ……….. 22

(12)

xvii

2.. Desain Penelitian ……….. 23

3. Definis

i Operasional Variabel ……….. 23

4. Objek

Penelitian ……… . 23

5. Teknik

Pengumpulan Data ……… 24

6. Teknik

Analisis Data ……… 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil

Penelitian …………... 29

1. Proses

Pembuatan Aksesoris Pengantin ... 29

2. Kualita

s Hasil Karya ... 43

B. Pemba

hasan ... 44

1. Proses

Pembuatan Aksesoris Pengantin..………... 44 2.

Kualitas Hasil Karya ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

(13)

xviii

A. Kesim

pulan ... 72

B. Saran ……... 73 DAFTAR PUSTAKA……… ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema. 1 Kerangka pikir………... 22

Skema. 2 Desain Penelitian………... 25

Skema. 3 Desain Model Miles dan Hiberman... 28

(14)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 01 Aksesoris Cincin... 7

Gambar. 02 Aksesoris Gelang ... 8

Gambar. 03 Aksesiris Gelang Kaki... 9

Gambar. 04 ` Aksesiris Anting-Anting... 9

Gambar. 05 Aksesoris Giwang... 10

Gambar. 06 Aksesoris Kalung... 10

Gambar. 07 Aksesoris Bros... 11

(15)

xx

Gambar. 08 Aksesoris Jepit Rmbut... 11

Gambar. 09 Aksesoris Jam Tangan... 12

Gambar. 10 Aksesoris Kacamata... 12

Gambar. 02 Peta Lokasi Penelitian... 21

Gambar. 01 Gunting Seng... 28

Gambar. 02 Palu... 28

Gambar. 03 Gas dan Pompa... 29

Gambar. 05 Kunci Tang…... 29

Gambar. 06 Sikat Baja/Sikat Seng... 30

Gambar. 07 Meja Kerja/Meja Kayu... 30

Gambar. 08 Tegel... 31

Gambar. 09 Pallilu/Penggiling... 31

Gambar. 10 Pingset... 32

Gambar. 11 Besi Bulat Ukuran 0,4 mm... 32

Gambar. 12 Baskom………... 33

Gambar. 13 Panci... 33

Gambar. 14 Balok ... 34

Gambar. 24 Hasil Aksesoris Anting Untuk Wanita…... 36

Gambar. 25 Hasil Aksesiris Pinang Goyang Untuk Wanita... 36

Gambar. 26 Hasil Aksesoris India Untuk Wanita... 37

Gambar. 26 Hasil Aksesoris Bando Pattenre Jakka... 37

Gambar. 26 Hasil Aksesoris Mastura... 38

Gambar. 27 Hasil Aksesoris Kalung Untuk Wanita... 38

Gambar. 27 Hasil Aksesoris Sim’Tayya’... 39

(16)

xxi

Gambar. 27 Hasil Aksesoris Pamuniang... 39

Gambar. 28 Hasil Aksesoris Gelang Luar Untuk Wanita... 40

Gambar. 29 Hasil Aksesoris Gelang Dalam Untuk Wanita.... 40

Gambar. 29 Hasil Aksesoris Gelang Sambung... 41

Gambar. 30 Hasil Aksesoris Bunga Sigara... 41

Gambar. 30 Hasil Aksesoris Sarampa... 42

Gambar. 30 Hasil Aksesoris Kalung Untuk Pria... 42

Gambar. 31 Hasil Aksesoris Gelang Untuk Pria... 43

Gambar. 15 Persiapan Tembaga... 47

Gambar. 16 Batang Tembaga... 47

Gambar. 17 Membakar Tembaga... 48

Gambar. 18 Meratakan Tembaga... 48

Gambar. 19 Menggulung Tembaga... 49

Gambar. 20 Pembentukan... 50

Gambar. 21 Penyepuhan... 51

Gambar. 22 Proses Menyikat Aksesoris... 52

Gambar. 23 Pemasangan Permata... 53

Gambar. 37 Hasil Aksesoris... 54

Gambar. 36 Hasil Aksesoris dan Siap Dipasarkan... 55

Gambar. 24 Anting... 57

Gambar. 25 Pinang Goyang... 58

Gambar. 26 Aksesoris India... 59

Gambar. 26 Bando... 60

(17)

xxii

Gambar. 26 Aksesoris Mastura... 61

Gambar. 27 Aksesoris Kalung Besar... 62

Gambar. 27 Sima’ Tayya’... 63

Gambar. 27 Pamuniang... 64

Gambar. 28 Gelang Luar Untuk Wanita... 65

Gambar. 29 Gelang Dalam... 66

Gambar. 29 Gelang Sambung... 67

Gambar. 30 Bunga Sigara ... 68

Gambar. 30 Sarampa’... 69

Gambar. 30 Kalung Untuk Pria... 70

Gambar. 31 Gelang Naga... 71

(18)

1

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sebagai makhluk berbudaya manusia senantiasa menyampaikan perasaan dengan berbagai alat atau media yang ada. Berbagai jenis dan bentuk kesenian tidak lain adalah bentuk pernyataan perasaan manusia melalui berbagai cara dan media yang dipakai. Demikianlah kerajinan yang dilandasi oleh usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apabila didukung oleh perasaan dalam menggunakan bahan dan alat, maka hasilnya merupakan karya seni (Mirnawati, 2013:12).

Pada prinsipnya membuat benda kerajinan merupakan perpaduan antara perajin dan kemampuan menggunakan bahan dan alat, sesuai dengan kepekaan apresiasi dalam menciptakan desain sebagai tuntunan fungsi pakai (Mirnawati 2013:12). Berbicara tentang penggunaan alat dalam membuat kerajinan kuningan, di kabupaten Pinrang Sulawesi selatan tepatnya di Desa Pananrang Kecamattan Mattiro Bulu.

Untuk membuat Aksesoris pengantin, yang bahan baku utamanya menggunakan kuningan. Para pengrajin menggunakan peralatan yang masih tradisional bahkan yang lebih menarik alat tersebut dirakit sendiri. Salah satu alat tradisional yang dirakit sendiri dan digunakan dalam pembuatan aksesoris pengantin ini adalah pallilu (Alat untuk meratakan) alat khusus digunakan untuk menggepeng kuningan yang lunak setelah dibakar dengan menggunakan solder

(19)

2

2

api sehingga mudah diolah dan dibentuk menjadi Aksesoris pengantin (Masuara, 1999:26).

Tidak banyak orang mengetahui tentang proses pembuatan Aksesoris ini dengan Keterampilan dalam mempergunakan bahan kuningan, berarti pula mengenal kuningan tersebut dan cara-cara mengolah dan mengerjakannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kerajinan tradisional dapat menerap tenaga kerja, sehingga pendapatan semakin meningkat serta dapat mengurangi angka pengangguran. Untuk mencapai hasil yang optimal suatu barang kerajinan yang dihasilkan, memerlukan mutu yang lebih baik dan jumlah yang lebih banyak.

Salah satu lapangan kerja yang cukup potensial karena keberadaannya sebagai warisan budaya pada setiap suku bangsa di Indonesia adalah kerajinan tradisional. Pembinaan dan pengembangan kerajinan tradisional tersebut akan memperbesar lapangan kerja dan sekaligus melestarikan warisan budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa timbulnya jalur pemasaran merupakan salah satu pendorong berkembangnya suatu kerajinan tradisional (Mirnawati, 2013:13).

Selain merupakan budaya yang perlu dilestarikan dalam perkembangan kerajinan tradisional sudah banyak mengalami perubahan karena adanya dorongan dalam peningkatan benda-benda kerajinan yang menyangkut proses pembuatan,.

Banyak diantara hasil kerajinan yang memiliki nilai keindahan sebagian telah memasuki pasar sehingga memiliki nilai ekonomi (Mirnawati, 2013:13).

Sulawesi Selatan, ada beberapa daerah pengrajin kuningan (Aksesoris Pengantin) salah satunya adalah Kabupaten Pinrang tepatnya di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu yang terletak dibagian Utara Sulawesi Selatan.

(20)

3

3

Masyarakat setempat menjadikan pembuatan kerajinan aksesoris pengantin sebagai mata pencaharian.

Oleh karena itu penulis akan mengamati proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, dalam rangka memperkenalkan hasil karya kerajinan yang dibuat oleh perajin.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti kegiatan tersebut dengan judul Proses Pembuatan Kerajinan Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang Pada Pengrajin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisikan suatu masalah pokok yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Meskipun disisi lain masih banyak kendala-kendala yang perlu diatasi demi peningkatan mutu dari produk (jasa) yang akan dihasilkan berdasarkan uraian di atas, maka timbul beberapa masalah yang perlu dicari pemecahannya antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembuatan kerajinan kuningan (aksesoris pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang?

2. Bagaimana kualitas karya kerajinan kuningan (aksesoris pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang?

(21)

4

4 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab masalah pokok yang telah dirumuskan di atas. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang proses pembuatan kerajinan (aksesoris pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang yang jelas, terperinci, dan terpercaya.

2. Untuk mengetahui kualitas karya kerajinan kuningan (aksesoris pengantin Bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Untuk mengembangkan kerajinan rakyat Sulawesi Selatan secara turun temurun.

2. Untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas pembuatan kerajinan aksesoris pengantin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

3. Bermanfaat untuk peneliti sebagai referensi dalam proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin di Kabupaten Pinrang, kenyataannya saat ini sangat langkah dibandingkan ilmu pengetahuan lainnya.

4. Sebagai panduan pada kerajinan tradisional daerah khususnya pembuatan aksesoris pengantin di desa Pananrang Kecamatan Mattiro bulu Kabupaten Pinrang.

(22)

5

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Pendapat tentang proses, pembuatan, kerajinan, kuningan, aksesoris, pengantin, bugis.

a. Pengertian Proses

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian proses adalah salah satu urutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu Moeliono (dalam Mirnawati 2013: 17). Masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah suatu rangkaian kegiatan, tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk, Poerwadarminta, (dalam Mirnawati 2013: 17). Dan menurut definisinya proses adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh setiap tahapan itu secara konsisten, maka hasilnya akan mengarah pada apa yang didinginkan.

Jadi proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.

(23)

6

6 b. Pengertian Pembuatan

Yang dimaksud dengan pembuatan adalah cara yang dilakukan dalam menghasilkan sesuatu benda Poerwadarminta (dalam Mirnawati, 2013: 18), maksud pendapat tersebut adalah kegiatan yang sengaja dilakukan untuk menghasilkan sesuatu barang yang menjadi tujuan dari kegiatan itu. Pendapat tersebut ditambahkan lagi pada Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh penyusun terbitan Balai Pustaka Moeliono (dalam Mirnawati, 2013: 18), menyebutkan pengertian pembuatan yakni “proses, pembuatan, cara membuat, biaya pembuatan”.

c. Aksesoris

Menurut Ny. Sunarti Hatmanto mengatakan bahwa “Aksesoris adalah perlengkapan yang terdiri dari barang-barang kecil yang dipakai untuk memenuhi rasa keindahan” (1973: 31). Dalam uraian sebuah buku yang disusun oleh John M.

Echols dan Hassan Shadily, ditemukan bahwa: Aksesoris merupakan barang tambahan atau alat ekstra, ada banyak alat pada mobil itu, peti perkakas/alat, alat rias, dan alat-alat perawatan badan, kaki, tangan. Kemudian lebih dipertegas lagi dalam sebuah buku yang mengatakan bahwa Aksesoris adalah “peralatan atau perlengkapan” (S. Wojowasi, W.J.S. Poerwardaemita dalam Masuara, 1999: 10).

Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa aksesoris adalah benda-benda atau peralatan yang dapat ditata sehinnga melahirkan keindahan, hal ini tentu tidak terlepas dari fungsinya (Aplied Art) selalu pelengkap keindahan/kecantikan pengantin misalnya: seperti perhiasan (anting atau giwang, bros, kalung, bando, gelang), selendang, sabuk, dasi, syal,

(24)

7

7

sarung tangan, sapu tangan, tas, topi, arloji, kecamata, dan pin. Dalam busana tradisionalpun memiliki aksesoris khas yang biasanya di kenakan sebagai perlambang tertentu. Seperti: destar (kain ikat kepala), sindur, tusuk konde, kembang goyang, dan keris. (dalam Masuara, 1999: 09). Beberapa macam dan gambar aksesoris:

1. Cincin (rings)

Menurut, Siswo Prayitno Hadi Podo (2012: 159). Cincin adalah gelang kecil dipakai dijari ada yang berpermata dan ada yang tidak. Jadi, Cincin merupakan perhiasan yang dipakai pada jari tangan. Cincin dipakai baik oleh perempuan ataupun laki-laki. Secara tradisional cincin biasanya dibuat dari logam mulia.

Seperti; emas, perak. Logam lainnya seperti baja anti karat, krom, besi, perunggu, kuningan dan tembaga juga lazim digunakan. Cincin dapat terbentuk polos, berukir, atau bertahtakan intan, permata, atau batu akik. Kini cincin terbuat dari banyak bahan, seperti plastic, kayu, tulang, giok, kaca, karet dan bahan lainnya.

Gambar 01. Aksesoris Cincin

(Sumber: https://BenyaminRizal.wordpress.com/2014/09/01)

(25)

8

8 2. Gelang (bracelets)

Gelang adalah benda yang mempunyai lingkaran dipakai untuk hiasan tangan wanita dan lain-lain (Siswo Prayitno Hadi, 2012: 705).

Gambar 02. Aksesoris Gelang tangan

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

(26)

9

9

Gambar 03. Aksesoris Gelang kaki

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01.

3. Anting-anting

Anting-anting adalah perhiasan telinga yang digantung pada kuping telinga kadang terbuat dari timah dan sebagainya (Siswo Prayitni Hadi, 2012:

20). Jadi. anting biasa dipakai untuk merujuk beberapa jenis perhiasan telinga yang sebenarnya berberda jenis. Anting adalah salah satu perhiasan dan aksesoris.

Gambar 04. Aksesoris Anting-anting

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

(27)

10

10

Gambar 05. Aksesoris Giwang

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

4. Kalung (necklaces)

Kalung merupakan perhiasan yang dipakai pada bagian leher. Ukurannya ada yang menempel pada leher (chocker), pendek (beads), sedang (chain), dan panjang (opera lenghth. (Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Indonesia, 2008: 304)

Gambar 06. Aksesoris Kalung

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

(28)

11

11 5. Jepit rambut/ ikat rambut/ hiasan kerudung

Gambar 07. Aksesoris Bros

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

Gambar 08. Aksesoris Jepit rambut

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

6. Jam tangan atau arloji (watch)

Jam tangan merupakan penunjuk waktu yang dipergunakan di pergelangan tangan manusia. (Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Indonesia, 2008: 304)

(29)

12

12

Gambar 09. Aksesoris Jam tangan

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

7. Kacamata (glasses)

Kacamata merupakan lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak). Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata khusus tiga dimensi. (Andarini Saptika, 2010: 752)

Gambar 010. Aksesoris Kacamata

(Sumber: https://benyaminrizal.wordpress.com/2014/09/01)

(30)

13

13 d. Pengantin

Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia (1982: 731), mengatakan bahwa “pengantin adalah orang yang sedang dikawinkan atau mempelai entah laki-laki ataupun perempuan”.

Dengan mengamati pengertian pengantin diatas maka yang dimaksudkan pengantin disini adalah suatu perkawinan atau orang yang sedang dikawinkan yang duduk diatas suatu pelaminan atau seorang mempelai, baik itu dari mempelai laki-laki ataupun mempelai perempuan.

e. Adat Bugis

“Adat adalah aturan, perbuatan yang lazim diturut atau yang dilakukan sejak dahulu kala, dapat pula diartikan cara, kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan”. (Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988: 5).

Ade’ dalam bahasa (Bugis), ada’ (Makassar) Adeq atau adaq, yang berarti adat. Pangngaderreng, merupakan tumpuan tradisi yang sudah lama ada, yaitu sejak manusia Sulawesi Selatan mulai ada dalam sejarah. dalam sejarah berarti sesuatu yang menjadi tempat berpijak perilaku dan kehidupan masyarakat (Kadir Ahmad 2006: XXI)

Sedangkan bugis merupakan suatu suku yang berada pada daerah di Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Pinrang.

Dengan memperhatikan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian adat bugis adalah merupakan suatu aturan yang dilakukan sejak dahulu kala dan telah menjadi kebiasaan suku bugis dari daerah Sulawesi Selatan.

(31)

14

14 f. Kerajinan dalam karya seni rupa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kerajinan berasal dari kata dasar “rajin” yang berarti selalu berusaha (WJS Poerwadarminta, 1982:

721). Sedangkan menurut Acep Subiaktu dalam Suardi “kerajinan secara khusus berarti kemauan bekerja dengan senang, tekun, teliti, rapi dan bersih untuk mengerjakan pembuatan kerajinan ” (Suardi, 2003: 6). Dan menurut (Oho Garha dan Idris Md, 1977: 9), kerajinan adalah cabang seni rupa yang memproduksi benda pakai yang memiliki unsur dekorasi, unsur dekorasi inilah yang menjadi pembeda benda-benda pakai tergolong kedalam benda seni dari benda-benda lainnya.

Jadi kerajinan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menciptakan atau membuat sesuatau barang yang dilakukan atas dasar keterampilan, cekatan dan cakap.

Seni rupa terapan nusantara yang juga sering disebut dengan istilah Handycraft yang berarti kerajinan tangan. Seni kerajinan termasuk seni rupa terapan (applied art) yang selain mempunyai aspek-aspek keindahan juga menekankan aspek kegunaan atau fungsi praktis. Dalam seni kerajinan, manusia menciptakan karya untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari hari dengan tidak melupakan pertimbangan nilai keindahan. Keindahan sebuah karya kerajinan tidak enak dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai,

(32)

15

15

memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud keindahan.

Hasil kerajinan dengan bahan Kuningan (Aksesoris Pengantin) yang menghasilkan berbgai bentuk dan motif ukiran, pada dasarnya cukup berperan dalam kehidupan para perajin sebagai produsen dan mereka yang meminatinya sebagai konsumen. Fungsi dan peran dalam bidang ekonomi bagi para perajin dapat dilihat bahwa dengan memproduksi Aksesoris Pengantin dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dipihak konsumen akan mendapatkan rasa puas karena memenuhi kebutuhannya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Karya kerajinan memiliki fungsi dan tujuan pembuatan sebagai berikut:

a) Sebagai benda pakai, adalah seni kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

b) Sebagai benda hias, yaitu karya kerajinan yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih mengutamakan aspek keindahan dari pada aspek kegunaan atau segi fungsinya.

c) Sebagai benda mainan, adalah karya kerajinan yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.

g. Kuningan

Menurut Culsum dan Windi (2006: 404) kuningan diartikan sebagai campuran Logam Tembaga (Cu) dan Seng (Zn), sifatnya tidak tembus pandang, dapat menjadi penghantar panas dan listrik, dan liat atau dapat ditarik.

(33)

16

16

Kuningan adalah paduan logam tembaga dengan logam lain menggunakan perbandingan tertentu untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu supaya dapat dipergunakan untuk keperluan yang berbeda. Pada dasarnya logam yang digunakan sebagai campuran adalah seng (Zn) sebanyak 10-50%

selain unsur tembaga. Sifat Kuningan adalah berwarna kekuning-kuningan lebih keras dari tembaga, dapat dituang atau dicetak.

Seng lebih banyak mempengaruhi warna kuningan tersebut. Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi tidak sekuat atau sekeras seperti baja benda ini juga muda diproduksi secara massal dengan mesin.

Kuningan sangat mudah untuk di bentuk kedalam berbagai bentuk, sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam.

Karena sifat-sifat tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk membuat aneka ragam benda, misalnya baling-baling kapal, alat listrik, hiasan logam, pipa, tabung, sekrup, radiator, alat music, aplikasi kapal laut, dan casing cartridge untuk membuat senjata api.

Jadi, berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kuningan adalah campuran logam, yang terdiri atas tembaga (Cu) dan seng (Zn) mempunyai sifat-sifat sebagai penghantar panas dan listrik, keras (tahan terhadap goresan), kenyal (tahan patah bila dibentang), kuat (tahan terhadap benturan), liat (dapat ditarik, dan mempunyai titik lebur tinggi). Sebagai benda yang dijadikan salah satu bahan baku utama untuk membuat suatu karya yang memiliki nilai estetika yang tinggi khususnya pembuatan Aksesoris Pengantin.

(34)

17

17

h. Bahan dan Alat untuk Membuat Aksesoris Pengantin 1) Bahan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian bahan adalah “barang yang akan dibuat menjadi barang lain atau barang untuk diolah melalui proses menjadi barang jadi”. Moeliyono (dalam Masuara, 1998: 65) 2) Alat

Alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”. Moeliyono (dalam Masuara, 1988: 20).

Dari pengertian diatas, maka dapat diuraikan bahwa alat adalah merupakan suatu benda atau perkakas yang dipakai untuk menghasilkan suatu barang.

2. Pendapat tentang Kualitas, Karya dan Indikator Penilaian a. Kualitas

Definisi atau pengertian lain yang diungkapkan oleh para ahli, (Wahyuni Catur Hana, 2015: 4) :

1) Menurut Crosby, (1979). Kualitas adalah barang/jasa yang memenuhi spesifikasi/persyaratan pelanggan.

2) Feigenbaum dalam Susetyo, (2011). Mendefinisikan bahwa kualitas merupakan keseluruhan kerakteristik suatu produk atau jasa mampu memberikan kepuasan pada pelanggan.

3) Juran, (1998). Mengungkapkan bahwa kualitas dapat didefinisikan fitness for use, yaitu kesesuaian antara fungsi dan kebutuhan.

4) Oakland, (2004). Menjelaskan bahwa kualitas merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen (meeting the customer requirements).

(35)

18

18

5) ISO 9000. Kualitas adalah kemampuan dari kesatuan karakteristik produk, sistem atau proses untuk memenuhi persyaratan pelanggan atau pihak terkait yang dinyatakan atau tersirat.

Berbagai pengertian tentang kualitas yang dinyatakan oleh para ahli memberikan suatu kesamaan, yaitu kualitas adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya, suatu barang atau jasa yang dinyatakan berkualitas apabila kerakteristik barang atau jasa tersebut sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

i. Karya

Menurut, Siswo Prayitno Hadi (2012: 419). Karya adalah kerja, perbuatan, buatan, terutama hasil kesenian. Yang berarti bahwa karya merupakan hasil produksi seseorang baik dalam bentuk benda, tuliasan dan lain-lain sebagainya.

j. Indikator Penilaian

Menurut, Monroe Beardsley. Ada tiga ciri yang menjadi sifat-sifat

„membuat karya menjadi (indah)‟ dari benda estetis pada umumnya. Ketiga ciri itu adalah sebagai berikut:

a) Kesatuan (unity)

Berarti benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya.

b) Kerumitan (complexity)

Benda estetis atau karya seni kaya aka nisi dan unsur yang saling berlawanan serta mengandung perbedaan-perbedaan yang halus

c) Kesungguhan (Intensity)

Benda estetis yang baik harus mempunyai kualitas tertentu yang menonjol bukan sekedar sesuatu yang kosong. Kualitas itu tidak menjadi masalah

(36)

19

19

apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan menjadi sesuatu yang intensif atau sungguh- sungguh.

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep yang disebutkan diatas, maka dapatlah dibuat sebuah kerangka atau skema yang dijadikan sebagai kerangka pikir, sebagai berikut:

Proses pembuatan kerajinan Kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang) berlangsung secara bertahap yaitu dimulai dari penyediaan dan pengolahan bahan sampai pada pengerjaannya menjadi benda pakai. Tahap-tahap pengerjaannya ini pada seni kerajinan masih sederhana, alat dan bahannya mudah dijangkau sehingga untuk menghasilkan sebuah benda kerajinan tersebut tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Sejak karya kerajinan menjadi barang dagangan, maka persoalan waktu menjadi penting sehingga diperlukan efesiensi kerja yang teratur berdasarkan pembagian kerja.

Namun dipihak lain, sebagaimana diketahui bahwa tidak ada suatu usaha yang tidak pernah berhadapan dengan suatu kendala, baik yang berasal dari dalam maupun yang berhubungan erat dengan persoalan managerialnya. Salah satu yang dapat dijadikan sebagai faktor penunjang dari kerajinan Kuningan ini yaitu dari segi ekonomis, hasil karya yang dihasilkan bila terjual dapat mendatangkan pendapatan yang cukup besar bagi penjual. Tepatnya dalam segi pemasaran dari kerajinan Kuningan (Aksesoris Pengantin).

(37)

20

20

Adapun skema digambarkan sebagai berikut:

Gambar 01. Skema Kerangka Pikir Kualitas Hasil

Karya

Hasil Penelitian Proses pembuatan kerajinan

kuningan (Aksesoris Pengantin)

Kuningan (Aksesoris Pengantin)

(38)

21

21 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian bersifat deskriptif-kualitatif, pendekatan yang dianggap tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (dalam Mirnawati 2013: 29), kualitatif berupa deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan responden, dokumen, dan lain-lain. Kualitatif bertujuan untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, mengembangkan realitas yang kompleks, memperoleh pemahaman makna, menemukan teori.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang. Hal ini dianggap relevan dengan judul dan tujuan penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Gambar 02. Peta Lokasi Penelitian (Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 8 Juli 2015)

(39)

22

22

Lokasi penelitian ini terletak di Jalan Poros Pinrang-Pare di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, berjarak kurang lebih 15 km dari pusat Kota Pinrang,

Perajin aksesoris pengantin Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang terdiri enam perajin tapi penelti hanya fokus meneliti pada keluarga Bapak Ali Almarhum dan sekarang diambil alih oleh sang istri I Nintang yang beranggotakan sepuluh orang, tapi anaknya juga ikut dalam membantu namun tidak terlalu aktif. Kerajinan aksesoris ini merupakan mata pencahariannya, dan usaha ini sudah berdiri sejak lama sekitar tahun 1968 dan pendiri usaha ini adalah bernama Bapak Ali yang merupakan Keluarga dari salah satu perajin. Kerajinan ini dikembangkan secara turun temurun oleh perajin aksesoris pengantin di Desa Pananrang sampai sekarang, dan para pengrajin yang ada di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni berusaha mengungkapkan dan menggambarkan apa adanya tentang proses pembuatan kerajinan Kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang) Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti tidak membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin di Desa Pananrang Kabupaten Pinrang.

2. Kualitas karya kerajinan aksesoris pengantin di Desa Pananrang

(40)

23

23 2. Desain Penelitian

Skema 02. Desain Penelitian

3. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperoleh gambaran yang jelas untuk variabel yang akan diteliti, maka berikut ini akan dijelaskan defenisi operasional variabel, sebagai berikut :

1. Proses pembuatan Aksesoris Pengantin yaitu tahapan yang dinilai berupa cara kerja, dalam upaya menghasilkan Aksesoris Pengantin yang baik sehingga tercipta kesan keindahan dalam karya tersebut.

2. Kualitas Karya yaitu suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sasaran atau permasalahan yang akan diteliti, adapun objek penelitian ini adalah proses pembuatan Aksesoris Pengantin. Yang diproduksi di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Proses pembuatan kerajinan kuningan

Kualitas Karya Kerajinan Kuningan

Analisis data Kesimpulan

(41)

24

24 5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

1. Penelitian kepustakaan

Dilakukan dengan menelaah berbagai referensi seperti buku-buku dan literatur yang berhubungan untuk dijadikan landasan teori dalam penelitian ini.

2. Penelitian lapangan a. Observasi

Teknik observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek. Dalam penelitian ini, peneliti berharap mendapatkan data mengenai teknik atau cara perajin dalam proses pembuatan Aksesoris Pengantin.

b. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada perajin itu sendiri. Dalam wawancara tersebut peneliti mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya oleh peneliti. Pertanyaan tersebut berhubungan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, kepada perajin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Wawancara dilakukan untuk melengkapi hasil observasi.

c. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk melengkapi perolehan data di lapangan baik pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan pengambilan foto-foto atau gambar sebagai

(42)

25

25

bahan dokumentasi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah format pengamatan dan catatan lapangan.

6. Teknik Analisis Data

Semua data yang berasal dari sumber data dalam penelitian ini adalah subjek yang disebut informan yaitu orang-orang yang memberi informasi atau yang menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka analisis datanya adalah mempergunakan metode kualitatif pula, semua data yang telah terkumpul dianalisis dan disajikan secara deskriptif melalui proses sebagai berikut:

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang berasal dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat rangkuman, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substansi.

Proses analisis data mengenai Proses Pembuatan kerajinan Kuningan Aksesoris Pengantin di Desa Pananrazng Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, dilakukan dengan cara yaitu: bertanya, mempelajari, menelaah data yang bersifat umum yang ada dalam sumber pustaka mengenai pengertian proses, pembuatan dan unsur-unsur yang bzerpengaruh pada pembuatan kerajinan kuningan (Aksesoris Pengantin Bugis Pinrang). Penulis mempelajari dan menelaah data yang berhasil dikumpulkan menjadi rangkuman yang berisi tentang

(43)

26

26

proses pembuatan kerajinan Kuningan Aksesoris Pengantin yang dihasilkan oleh perajin dari Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Setelah data tersebut direduksi, kembali diperiksa kemudian dikonfirmasikan kembali dengan responden untuk memperkuat hasil penelitian.

Skema 03. Model Miles Dan Huberman Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan:

Gambaran/Verifikasi

(44)

27

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin pada pengrajin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang

Proses pembuatan kerajinan kuningan aksesoris pengantin maksudnya suatu rangkaian yang dilakukan oleh pengrajin dalam mewujudkan idea atau gagasan melalui bahan yang telah disediakan sehingga menghasilkan suatu hasil aksesoris pengantin. Dalam pembuatan aksesoris pengantin pengrajin selalu memperhatikan keistimewaan bentuk yang dibuat, ketepatan ukuran, keserasian bentuk garapan, kerapian, kehalusan, dan nilai keindahannya.

Sebelum memulai proses pembuatan aksesoris pengantin terlebih dahulu kita mengetahui dan mengenal alat dan bahan yang digunakan.

Peralatan pada dasarnya merupakan segala perangkat yang digunakan pengrajin dalam memperlancar kegiatan pembuatan aksesoris pengantin.

a. Alat dan Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan aksesoris pengantin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang

1) Alat

Alat sangat penting dalam proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin. Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan aksesoris pengantin antara lain : gunting seng, palu, kompa (pompa patri), kunci tang, sikat

(45)

28

baja/sikat emas, meja kerja, tegel, pallilu (penggiling), pingset, besi bulat ukuran 0,4 mm, baskom, panci dan balok.

Gunting Seng

(Gambar 01, gunting seng)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

Gunting seng berfungsi sebagai alat pemotong batang tembaga, lembaran kuningan atau lembaran tembaga

Palu

(Gambar 02, Palu)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

(46)

29

28

Palu digunakan sebagai alat untuk mencetak Pamuniang (aksesoris selendang wanita), dan untuk mencetak Milli’ (aksesoris selendang pria) dengan cara ditumbuk dengan menggunakan palu.

Kompa (pompa patri)

(Gambar 03 Gas dan Pompa)

Dolumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

Pompa ini terdiri dari: pompa, tabung, apuyer, serta selang, yang digunakan untuk mematri atau melebur kuningan, tembaga, atau perak.

Kunci Tang

(Gambar 05, Kunci tang)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

(47)

30

Kunci tang digunakan sebagai alat untuk memotong, menggulung, atau mementuk aksesoris sesuai dengan apa yang diinginkan.

Sikat Baja/Sikat Emas

(Gambar 06, sikat baja/sikat emas)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

Sikat baja sebagai alat untuk menyikat sisa pembakaran yang melekat pada aksesoris pengantin yang hamper selesai dibuat.

Meja Kerja

(Gambar 07, Meja kerja/meja kayu)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

(48)

31

28

Meja Kerja berfungsi sebagai tempat proses pembuatan sekaligus membakar aksesoris pengantin tersebut.

Tegel

(Gambar 08, Tegel)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

Tegel digunakan sebagai pelapis meja kerja agar menghidari terbakarnya meja kerja dan tempat untuk membakar, membentuk aksesoris pengantin yang diinginkan.

Pallilu (Penggiling)

(Gambar 09, Pallilu/Panggiling)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 29 Oktober 2015

(49)

32

Pallilu: digunakan untuk memipihkan kawat tembaga yang akan dibuat aksesoris pengantin.

Pingset

(Gambar 010. Pingset)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 Oktober 2015

Pinset, digunakan untuk menjepit benda kerja sehingga boleh dikatakan bahwa pinset adalah merupakan alat pokok yang digunakan mulai dari pengolahan bahan baku sampai pada tahap fhinising.

Besi bulat ukuran 0,4 mm

(Gambar 011. Besi berbentuk bulat dengan ukuran besar 0,5 cm) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 Oktober 2015

Besi ukuran 0,4 mm ini digunakan untuk menyempurnakan bulatan kecil yang telah dibuat agar terlihat rapi dengan bulatan yang sempurna.

(50)

33

28 Baskom

(Gambar 012. Baskom)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 Oktober 2015

Bzzzaskom digunakan sebagai wadah untuk air bersih atau air sabun untuk membzzersihkan aksesoris yang telah dibakar agar terlihat bersih dari sisa pembakaran.

Panci

(Gambar 013. Panci)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 Oktober 2015

Panci digunakan sebagai alat untuk memanaskan zat pewarna kimia perak dan kuningan yang berfungsi untuk mewarnai aksesoris pengantin yang hampir jadi atau fhinising.

(51)

34

Balok

(Gambar 014. Balok)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 Oktober 2015

Balok digunakan sebagai alat untuk membantu menekan bulatan sehingga bualat tersebut sempurna dan rapi.

a) Bahan

Bahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu bahan dasar dan bahan jadi. Bahan dasar adalah bahan yang masih asli dari alam sedangkan bahan jadi adalah bahan yang telah diolah oleh bahan kimiawi.

Bahan yang dipakai dalam pembuatan aksesoris pengantin sebagai bahan utama/pokok adalah tembaga, kuningan (sebagai bahan pembentuk aksesoris pengan sedangkan emas dan perak adalah sebagai bahan sepuhan. Untuk bahan tambahan lainnya adalah air kimia, minyak tanah/bensin, air, lem Castol, dan korek api.

(52)

35

28 b. Tahap Pengerjaan Aksesoris Pengantin

Dalam pembuatan kerajinan kuningan (Aksesoris Pengantin) di Desa Pananrang Kecamattan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, yang pertama kali harus diperhatikan adalah persiapan tembaga. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan proses pembuatan aksesoris pengantin Bugis Pinrang adalah:

1) mengambil tembaga dengan 4 millimeter,

2) selanjutnya dibakar dengan menggunakan kompor (solder api) diatas meja kerja yang telah dilapisi dengan tegel agar meja tidak ikut terbakar.

3) Untuk memegang tembaga batang tadi yang dalam keadaan panas digunakan kunci tang.

4) Meratakan tembaka

5) Menggulung tembaga berbentuk bulatan

6) Pembentukan model yang diinginkan dari bulatan-bulatan yang telah dibuat

7) Penyepuhan aksesoris dengan menggunakan bahan kimia 8) Menyikat aksesori yang telah melalui tahap penyepuhan 9) Pemasangan permata

c. Hasil Aksesoris terbagi atas dua bagian, yaitu: aksesoris untuk wanita dan aksesoris untuk pria.

(53)

36

Aksesoris untuk wanita terdiri dari: aksesoris anting, aksesoris pinang goyang, aksesoris India, aksesoris bando (pattenre jakka), aksesoris kalung kecil (Mastura), aksesoris kalung besar (geno kiane), aksesoris sima’

tayya, aksesoris pamuniang, aksesoris gelang luar, aksesoris gelang dalam dan aksesoris gelang sambung.

Aksesoris Anting

(Gambar 024 .Hasil Aksesoris anting untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Toge’ merupakan anting-anting yang terbuat dari bahan emas. Anting- anting ini biasanya tetap menjadi perhiasan khas anak wanita, sehingga mencapai usia remaja.

Aksesoris Pinang goyang

(Gambar 025.Hasil Aksesoris pinang goyang untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06November 2015

(54)

37

28

Bunga sibollo (pinang goyang): sejenis perhiasan yang dikenakan di sanggul (kepala), berbentuk bunga/kembang setangkai. Perhiasan seperti ini biasanya digunakan oleh anak-anak wan ita pada saat usianya mencapai 14-17 tahun.

Aksesoris India

(Gambar 026. Hasil Aksesoris India untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Aksesoris Bando (Pattenre Jakka)

(Gambar 026. Hasil Aksesoris bando (Pattenre Jakka) untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Pattenre Jakka atau semacam mahkota (bando): baik di Daerah Luwu, maupun di Gowa ornament ini dahulunya telah dipergunakan. Tapi di Daerah

(55)

38

Bugis lainnya, ketika model sisirnya memerlukan alat untuk menekan “teppo” “ Jakkana”. Supaya sua’nya tidak mengempes dan tetap berdiri. Maka digunakan pattenre/patteppo jakka.

Aksesoris Kalung Kecil

(Gambar 026. Hasil Aksesoris Mastura untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Mastura atau kalung yang melekat pada leher. Dahulu kalung ini khusus untuk pengantin dari Luwu, tetapi pada saat ini kalung tersebut dapat dipakai oleh pengantin yang berleher jenjang.

Aksesoris Kalung Besar

(Gambar 027.Hasil Aksesoris Kalung untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

(56)

39

28

Geno ma’bule/Geno kiane (Bugis) adalah kalung panjang dengan berbagai macam motif biasanya memakai dua macam (dua untai) secara bersusun.

Aksesoris Sima’ tayya’

(Gambar 027.Hasil Aksesoris Sima’tayya’ untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Sima’ tayya atau Jima’- jima, dilekatkan pada lengan baju. Dahulu, sima’

atau jima’- jima ini mempunyai fungsi sebagai zimat untuk penolak bala.

Aksesoris Pamuniang

(Gambar 027.Hasil Aksesoris Pamuniang digantung di selendang untukwanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

(57)

40

Aksesoris Gelang Luar

(Gambar 028.Hasil Aksesoris gelang luar untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Potto Ulaweng : Jenis gelang ini terbuat dari bahan emas, dikenakan pada pergelasngan tangan.

Aksesoris Gelang Dalam

(Gambar 029.Hasil Aksesoris gelang dalam untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Potto Ulaweng : Jenis gelang ini terbuat dari bahan emas, dikenakan pada pergelangan tangan.

(58)

41

28 Aksesoris Gelang Sambung

(Gambar 029.Hasil Aksesoris gelang sambung untuk wanita) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Gelang sambung: pada dasarnya gelang seperti ini biasanya digunakan untuk anak berusia 05 tahun sampai 13 tahu, lambat laung digunakan untuk penganti wanita dewasa kemudian dikreasikan dengan model dan motif baru.

Aksesoris untuk pria terdiri dari: aksesoris (bunga sigara), aksesoris (sarampa), aksesoris kalung, dan aksesoris gelang (potto naga)

Aksesoris Bunga Sigara

(Gambar 030.Hasil Aksesoris Bunga Sigara untuk pria) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015 Bunga Sigara: aksesoris yang berada tepat pada bagian atas songko pria.

(59)

42

Aksesoris Sarampa

(Gambar 030.Hasil Aksesoris Sarampa untuk pria) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Aksesoris Kalung

(Gambar 030.Hasil Aksesoris kalung untuk pria) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Geno ma’bule/Geno kiane (Bugis) adalah kalung panjang dengan berbagai macam motif biasanya memakai dua macam (dua untai) secara bersusun.

(60)

43

28 Aksesoris Gelang

(Gambar 031.Hasil Aksesoris gelang untuk Pria) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Potto Naga : jenis gelang dari bahan emas berbentuk ular naga potto naga biasa dipakai oleh anak-anak bangsawan pada usia antara 7-10 tahun. Bahkan perhiasan ini seringkali dipakai sampai mereka berusia 17 tahun disaat mana mereka biasanya telah matang untuk berumah tangga.

2. Kualitas hasil karya kerajinan kuningan aksesoris pengantin pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Pemahaman estetika seni rupa dalam bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi seni. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayatan dalam mengahadapi dan menghargai karya seni. Kerumitan yang dialami pengrajin dalam proses pembuatan kerajinan kuningan (aksesoris pengantin bugis Pinrang) pada masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, yaitu pengrajin selalu memperhatikan kualitas karya kerajinan yang dibuat, seperti: Kesatuan, kerumitan dan kesungguhan pengrajin membuat kerajinan tersebut.

a. Kesatuan, pada kerajinan aksesoris pengantin yang dibuat oleh masyarakat Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang tersusun secara

(61)

44

bsaik dan sempurna biasanya terlihat pada hasil akhir pembuatan aksesoris tersebut.

b. Kerumitan, dari 12 jenis aksesoris yang dibuat oleh pengrajin baik untuk Pria atau Wanita setiap aksesoris memiliki kerumitan masing-masing, salah satunya adalah Aksesoris Bando (Pattenre’ Jakka) dimana aksesoris ini memiliki bentuk dan motif yang berbeda.

c. Kesungguhan, terlihat dari hasil aksesoris yang dibuat, pengrajin betul-betul membuat kerajinan dengan baik karena hasil kerajinan yang telah dibuat memiliki nilai keindahan (estetika) dan nilai jual tinggi. Sehingga dapat menghasilkan uang untuk menghidupi para pengrajin aksesoris tersebut.

B. Pembahasan

1. Proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin pada pengrajin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang

Sebelum memulai proses pembuatan aksesoris pengantin terlebih dahulu kita mengetahui dan mengenal alat dan bahan yang digunakan. Peralatan pada dasarnya merupakan segala perangkat yang digunakan pengrajin dalam memperlancar kegiatan pembuatan aksesoris pengantin.

a. Alat dan Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan kuningan aksesoris pengantin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang

Alat sangat penting dalam proses pembuatan kerajinan kuningan aksesoris pengantin.

(62)

45

28

Adapun peralatan yang dipakai adalah peralatan sederhana dan mudah didapat antara lain: Alat pokok antara lain: Gunting seng, palu, kompor (solder api), kunci tang, sikat baja (sikat emas), meja kerja/meja kayu, tegel, (Pallilu’) penggiling emas.

Adapun fungsi alat tersebut adalah:

1) Gunting seng berfungsi sebagai alat untuk memotong kuningan dan tembaga.

2) Palu berfugsi sebagai alat pemukul.

3) Kompor (solder api) berfungsi sebagai alat untuk membakar tembaga dan kuningan.

4) Kunci tang berfungsi sebagai alat pegangan pada alat pembentukan.

5) Sikat baja (sikat emas) digunakan untuk membersihkan aksesoris yang telah dikerjakan setengah jadi dengan penyepuhan pertama (penyepuhan perak) kemudian dicuci didalam air bersih dengan memakai sikat baja.

6) Meja kerja/meja kayu digunakan sebagai tempat pembentukan dan tempat proses pembuatan.

7) Tegel digunakan sebagai alat pelapis meja kerja/meja kayu agar memudahkan proses pembakaran atau pembuatan.

Alat bantu antara lain: Pingset, besi yang berbentuk bulat dengan ukuran besar 0,5 cm, baskom, panci dan balok.

Adapun fungsi alat tersebut adalah:

1) Pingset digunakan sebagai alat bantu untuk menyusun bahan yang telah dibentuk kemudian dibakar dan terbentuk suatu aksesoris.

(63)

46

2) Besi yang berbentuk bulat yang besarnya kira-kira 0,5 mm digunakan untuk memperbaiki bulatan yang telah dibentuk.

3) Baskom digunakan sebagai tempat membersihkan aksesoris yang telah dikerjakan setengah jadi dengan penyepuhan pertama (penyepuhan perak) kemudian dicuci didalam air bersih dengan memakai sikat baja.

4) Panci digunakan sebagai tempat memasak campuran air kimia dengan emas menjadi larutan untuk dipakai menyepuh barang-barang aksesoris pengantin yang telah dihasilkan.

Bahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu bahan dasar dan bahan jadi. Bahan dasar adalah bahan yang masih asli dari alam sedangkan bahan jadi adalah bahan yang telah diolah oleh bahan kimiawi.

Bahan yang dipakai dalam pembuatan aksesoris pengantin sebagai bahan utama/pokok adalah tembaga, kuningan (sebagai bahan pembentuk aksesoris pengantin) sedangkan emas dan perak adalah sebagai bahan sepuhan. Untuk bahan tambahan lainnya adalah air kimia, minyak tanah/bensin, air, lem Castol, dan korek api.

b. Tahap dalam proses pembuatan kerajinan aksesoris pengantin pada perajin di Desa Pananrang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang

Adapun tahapan atau langkah-langkah dalam proses pembuatan kerajinan kuningan aksesoris pengantin pada masyarakat desa Pananrang yaitu persiapan tembaga, pembakaran tembaga, meratakan tembaka, menggulung tembaga berbentuk bulatan, pembentukan model yang diinginkan dari bulatan-bulatan yang telah dibuat, penyepuhan aksesoris dengan menngunakan bahan kimia, menyikat

(64)

47

28

aksesori yang telah melalui tahap penyepuhan, dan pemasangan permata. Dan akan diuraikan sebagai beriukut:

1. Persiapan tembaga

(Gambar 015. Persiapan tembaga yang akan diproses) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 November 2015

(Gambar 016. Batang temzbaga yang akan diproses) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 27 November 2015

Dalam pembuatan kerajinan kuningan (aksesoris pengantin) di desa pananrang kecamattan mattiro bulu kabupaten pinrang, yang pertama kali harus diperhatikan adalah persiapan tembaga. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil tembaga dengan 4 millimeter, selanjutnya dibakar dengan menggunakan kompor (solder api) diatas mejaz kerja yang telah dilapisi dengan tegel agar meja tidak ikut terbakar. Untuk memegang tembaga batang tadi yang

(65)

48

dalam keadaan panas digunakan kunci tang. (zHasil wawancara dengan perajin kuningan (aksesoris pengantin), 06 November 2015).

2. Pembakaran tembaga

(Gambar 017. Membakar tembaga)

Dokumentzasi: Nurhidaya Mukhtar, 5 November 2015

Pembakaran tembaga dilakukan diatas meja kerja/meja kayu dengan menggunakan kompor/solder api kemudian dilapisi dengan tegel agar meja tidak ikut terbaka, pembakaran ini berfungsi agar batang tembaga tersebut lunak dan mudah gepeng, Sehingga mudah dibentuk.

3. Meratakan tembaka

(Gambar 018. Meratakan Tembaga)

Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

(66)

49

28

Pada tahap meratakan tembaga, perajin meratakan tembaga tersebut dengan menggunakan Pallilu (alat untuk meratakan) perlahan-lahan tembaga batangan tersebut pipih.

4. Menggulung tembaga berbentuk bulatan

(Gambar 019. Menggulung tembaga berbentuk bulatan) Dokumentasi: Nurhidaya Mukhtar, 06 November 2015

Tembaga batangan yang sudah diratakan kemudian digulung dengan menggunakan alat bantu dari besi yang berbentuk bulat dengan diameter 0,3 sampai 0,5, kemudian digulung hingga menyerupai per, selanjutnya gulungan yang menyerupai per tadi dipotong-potong hingga membentuk lingkaran. Untuk membentuk gulungan kecil tadi digunakan palu dengan alat bantu pingset, agar supaya gulungan kecil tadi tersambung dengan baik, selanjutnya dibakar kembali.

Dalam hal ini dilakukan pembakaran beberapa kali.

Gambar

Gambar 02. Aksesoris Gelang tangan
Gambar 03. Aksesoris Gelang kaki
Gambar 05. Aksesoris Giwang
Gambar 07. Aksesoris Bros
+5

Referensi

Dokumen terkait