• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONSEP LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI LYLY SRI INTAN SIAGIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KONSEP LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI LYLY SRI INTAN SIAGIAN"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat – Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh

LYLY SRI INTAN SIAGIAN 170403168

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 2 1

(2)
(3)
(4)

Judul : ANALISIS KONSEP LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI DEPARTEMEN TEKNIK INDUTRI

Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2021

Lyly Sri Intan Siagian NIM. 17403168

(5)

masuk 2017 dan 2018 belum mencapai standar BAN-PT. Permasalahan ini akan diselesaikan dengan konsep lean six sigma untuk meningkatkan mutu lulusan di Departemen Teknik Industri. Capaian lulusan dapat diukur berdasarkan IPK, masa studi, waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama, kesesuaian bidang pekerjaan dengan bidang keilmuan dan evaluasi lulusan oleh pihak pengguna lulusan. Tahapan penelitian dimulai dari tahap define yaitu mendapatkan prioritas permasalahan di program sarjana berupa masa studi tahun masuk 2016 dan waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama tahun masuk 2015 dan 2016 yang belum memenuhi standar BAN-PT. Sedangkan permasalahan di program magister berupa masa studi tahun masuk 2017 dan 2018 belum memenuhi standar BAN-PT.

Ditahap measure dilakukan pengukuran tingkat sigma, dan didapatkan tingkat sigma tertinggi yakni waktu tunggu program sarjana tahun masuk 2016 dengan 3,09 sigma dan masa studi program magister tahun masuk 2017 dengan 2,06 sigma. Pada tahap analyze diidentifikasi kegiatan non value added pada program sarjana yaitu delays (waiting time) berupa menunggu pengumuman pembekalan TA dan process berupa meregistrasikan fokus kajian TA serta diidentifikasi akar permasalahan dengan menggunakan cause effect diagram dan five why sehingga didapatkan salah satu akar permasalahan program sarjana yakni mahasiswa kesulitan mencari objek penelitian dan kurangnya kompetensi dibidang hard skill. Sedangkan salah satu akar permasalahan program magister adalah mahasiswa tidak dapat membagi waktu. Pada tahap improve diberikan salah satu usulan alternatif program sarjana berupa departemen memberikan rekomendasi objek penelitian dan memfasilitasi pelatihan bersetifikasi. Sedangkan salah satu usulan alternatif program magister berupa membuat jadwal bimbingan secara berkala. Ditahap control dilakukan pertimbangan melakukan usulan alternatif dalam tahap improve untuk dimasukan kedalam angket sebagai evaluasi secara rutin.

Kata Kunci : Mutu Lulusan, Lean Six Sigma, DMAIC

(6)

the master's program in 2017 and 2018 has not reached the BAN-PT standard. The define stage, which is getting priority problems in the undergraduate program in the form of a 2016 entry year study period and waiting time in 2015 and 2016 entry years that do not meet BAN-PT standards. Meanwhile, problems in the master's program in the form of study periods for the 2017 and 2018 entry years have not met the BAN-PT standards. Measuring stage, sigma level measurements were carried out, and the highest sigma level was obtained, namely the waiting time for the 2016 entry year undergraduate program with 3.09 sigma and the 2017 entry year master program study period with 2.06 sigma. Analysis stage, non-value-added activities were identified in the undergraduate, namely delays in the form of waiting for the announcement of the TA debriefing and the process in the form of registering the focus of the TA study and identifying the root of the problem using cause-effect diagrams and five whys so that one of the root problems of the undergraduate program was identified, namely students have difficulty finding the object of research and lack of competence in the field of hard skills. Meanwhile, one of the root problems of the master's program is students cannot divide their time.

Improvement stage, one of the proposed alternative undergraduate programs is given in the form of a department providing recommendations for research objects and facilitating certified training. Meanwhile, one of the alternative proposals for the master's program is to make a regular guidance schedule. Control stage, consideration carried out alternative proposals in improvement stage to included in the questionnaire as routine evaluation.

Key Words: Graduate Quality, Lean Six Sigma, DMAIC

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.

Tugas sarjana merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul” Analisis Konsep Lean Six Sigma untuk Meningkatkan Mutu Lulusan di Departemen Teknik Industri”.

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS,

MEDAN, JULI 2021 LYLY SRI INTAN SIAGIAN

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas hikmat dan kebijaksanaan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Penulisan Tugas Sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM sebagai Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

2. Bapak Buchari, ST, M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitia pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.

3. Ibu Dr. Ir. Juliza Hidayati MT selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan kesediaan waktu maupun bimbingan, arahan, saran, semangat dan masukan yang membangun untuk penulis.

4. Ibu Indah Rizkya Tarigan, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesediaan waktu maupun bimbingan, arahan, saran, semangat dan masukan yang membangun untuk penulis.

5. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Kepala Laboratorium Pengukuran dan Statistik serta Dosen Pembanding I Penulis yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana.

(9)

6. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

7. Kak Nori, Bu Esterlina, Bu Lince, Kak Neneng, Kak Rahma, Bang Awal, Bang Sapta, Bang Nurmansyah, dan Kak Mia, sebagai staf pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, atas bantuannya selama perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perngurusan administrasi.

8. Orang tua tercinta yang telah memberi kepercayaan kepada penulis untuk menempuh pendidikan sarjana dan menjadi alasan untuk penulis dapat bertahan sampai sejauh ini.

9. Abang Partahi Halomoan Siagian, Kakak Yusniar Siagian, Kakak March Cahaya Siagian dan Adik Vivi Dania Tara Siagian yang selalu mendukung dan mengajarkan kepada penulis bahwa penulis tidak sendiri di dunia ini.

10. Abang dan Kakak asisten Laboratorium Pengukuran dan Statistik, yaitu Asisten LPS 2015, Kak Feby, Kak Elvira, Kak Inggrid, Kak Nurul, Bang Tommy, Bang Wan, Bang Faisal, dan Bang Winston. Asisten LPS 2016, Kak Dinda, Kak Sara, Kak Afrianti, Bang Richard dan Bang Michael yang bersedia menjadi objek penelitian dan selalu membantu penulis dalam pengumpulan data.

11. Asisten LPS 2017, Latifa Putri Radiansyah, Miftah Safira, Christine Junika, Marcelina Esterlita, Muhammad Afif, Jamichael Damanik, dan Fernando. Adik- adik Asisten LPS 2018, Annisa, Jamiatul, Natasya, Melania, William, Raymond dan Aqshal. Serta Adik-adik Asisten LPS 2019 yang telah menjadi rekan kerja STATIN MENYAPA terbaik kepada penulis.

(10)

12. Sobat PUNGS terkasih Adolf Jaya Sebastian Lubis, Agnes Aneni Tefila Purba, Deborah Audrey Simatupang, Kelvin, Marsinta Goktua Sihite, dan Samuel Gleneasi Siallagan, yang telah menjadi kelompok belajar penulis selama 8 semester serta telah ikut campur dalam perkuliahan penulis.

13. Keluaga Grace, Fransiska, Aura, Jenmasri, Harry, Boby, David, Aldi, Daniel, SPECTRO dan IKASMADA Medan yang banyak memberikan perkembangan mindset serta telah membuktikan bahwa High School Never End.

14. Teman-teman penulis di Departemen Teknik Industri, khususnya teman angkatan 2017 (ATLANTIS) yaitu Kelas E 2017, Susan Chintya Sitorus, dan Andrew Budi Herialdi, serta yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian laporan tugas sarjana ini.

Medan, Juli 2021 Lyly Sri Intan Siagian

(11)

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-7 1.3. Tujuan Penelitian ... I-7 1.4. Manfaat Penelitian ... I-8 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-8

(12)

x

II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1. Konsep Kualitas ... II-1 2.1.1. Kualitas ... II-1 2.1.2. Pengendalian Kualitas ... II-2 2.2. Konsep Kualitas Jasa ... II-2 2.3. Penilaian Mutu Lulusan ... II-3 2.3.1. Badan Akreditasi Nasional ... II-3 2.3.1.1. Kriteria dan Elemen Pendidikan ... II-4 2.3.1.2. Luaran Dharma Pendidikan ... II-5 2.3.1.3. Kesesuaian Bidang Pekerjaan dengan

Bidang Keilmuan ... II-6 2.3.1.4. Evaluasi Employer (Pengguna Lulusan) II-8 2.3.2. Standar Nasional Perguruan Tinggi ... II-9 2.3.2.1. Nomor 3 Tahun 2020 ... II-9 2.3.2.2. Nomor 149 Tahun 2019 ... II-11 2.3.2.3. Nomor 49 Tahun 2014 ... II-12 2.4. Konsep Dasar Lean ... II-13 2.4.1. Definisi Lean ... II-13

(13)

xi

2.4.2. Prinsip Lean Service ... II-14 2.4.3. Jenis-Jenis Pemborosan (Waste)... II-14 2.5. Konsep Six Sigma ... II-16 2.6. Konsep Lean Six sigma ... II-18 2.7. Metodologi DMAIC dalam Six sigma ... II-19 2.7.1. Define ... II-19 2.7.2. Measure ... II-21 2.7.3. Analyze ... II-22 2.7.3.1. Cause and Effect Diagram ... II-21 2.7.3.2. Diagram 5 Whys ... II-25 2.7.4 Improve ... II-26 2.7.5 Control ... II-26 2.8. Kerangka Konseptual ... II-27 2.9. Penelitian Terdahulu ... II-27

III METODOLOGI PENELITIAN ... III-1 3.1. Jenis Penelitian ... III-1 3.2. Lokasi dan Waktu Penilaian ... III-1

(14)

xii

3.3. Objek Penelitian ... III-1 3.4. Variabel Penelitian ... III-2 3.5. Definisi Operasional... III-3 3.6. Tahapan Penelitian ... III-4 3.7. Metodologi Pengumpulan Data ... III-6 3.8. Populasi ... III-6 3.9. Teknik Sampling ... III-7 3.10. Ukuran Sampel ... III-7 3.10.1. Metode Slovin ... III-7 3.10.2. Metode Gay ... III-8 3.11. Metodologi Pengolahan Data ... III-9

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... IV-1 4.1. Pengumpulan Data ... IV-1 4.1.1. Data Masa Studi dan Indeks Prestasi ... IV-1 4.1.2. Tracer Study ... IV-1 4.1.3. Pengguna Lulusan (User) ... IV-2 4.1.4. Akar Penyebab Permasalahan dan Alternatif

Solusi ... IV-2 4.2. Tahap Define ... IV-3

(15)

xiii

4.2.1. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Sarjana IV-3 4.2.2. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Magister IV-5 4.2.3. Waktu Tunggu dan Kesesuaian Bidang

Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan Program

Sarjana ... IV-7 4.2.4. Profil Lulusan Program Sarjana yang Melanjutkan

Pendidikan Program Magister ... IV-14 4.2.5. Waktu Tunggu dan Kesesuaian Bidang

Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan Program

Magister ... IV-15 4.2.6. Evaluasi Employer Program Sarjana ... IV-20 4.2.7. Evaluasi Employer Program Magister ... IV-23 4.3. Tahap Measure ... IV-25 4.3.1. Uji Validitas ... IV-25 4.3.2. Uji Reliabilitas ... IV-26 4.3.3. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Sarjana IV-26 4.3.3.1. F l o w c h a r t ... IV-26 4.3.3.2. Elemen Kegiatan Masa Studi Program

Sarjana ... IV-29 4.3.3.3. Tingkat Sigma ... IV-30

(16)

xiv

4.3.4. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Magister IV-32 4.3.4.1. Flowchart ... IV-32 4.3.4.2. Elemen Kegiatan Masa Studi Program

Magister ... IV-33 4.3.4.3. T i n g k a t S i g m a ... IV-34 4.2.5. W a k t u T u n g g u dan Kesesuaian Bidang

Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan Sarjana .... IV-36 4.2.5.1. Diagram ... IV-36 4.2.5.2. Tingkat Sigma ... IV-38 4.3. Tahap Analyze ... IV-40 4.3.1. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Sarjana IV-40 4.3.1.1. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) IV-40 4.3.1.2. Diagram Five Whys ... IV-42 4.3.2. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Magister IV-44 4.3.2.1. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) IV-44 4.3.2.2. Diagram Five Whys ... IV-46 4.3.3. Waktu Tunggu dan Kesesuaian Bidang Pekerjaan IV-48 4.3.3.1. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) IV-48 4.3.3.2. Diagram Five Whys ... IV-50 4.4. Tahap Improve ... IV-51

(17)

xv

4.4.1 Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Sarjana IV-51 4.4.2. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Magister IV-52 4.4.3. Waktu Tunggu dan Kesesuaian Bidang Pekerjaan IV-53 4.5. Tahap Control ... IV-53

V ANALISIS PEMBAHASAN MASALAH ... V-1 5.1. Analisis Tahap Define ... V-1

5.1.1. Masa Studi dan Indeks Prestasi Program Sarjana

dan Program Magister ... V-1 5.1.2. Waktu Tunggu dan Kesesuaian Bidang Pekerjaan

Program Sarjana ... V-2 5.1.2.1. Waktu Tunggu Lulusan ... V-2 5.1.2.2. Kesesuaian Bidang Pekerjaan dengan

Bidang Keilmuan ... V-3 5.1.3. Evaluasi Employer ... V-6 5.2. Analisis Tahap Measure ... V-9 5.2.1. Masa Studi ... V-9 5.2.2. Waktu Tunggu ... V-9 5.3. Analisis Tahap Analyze ... V-10 5.3.1. Analisis Fishbone Diagram ... V-10

(18)

xvi

5.3.2. Analisis Five Why ... V-11 5.4. Analisis Tahap Improve ... V-11 5.5. Analisis Tahap Control ... V-12

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... VI-1 6.1. Kesimpulan ... VI-1 6.2. Saran ... VI-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(19)

1.1. Persentase Kelulusan Program Sarjana... I-4 1.2. Persentase Kelulusan Program Magister ... I-5 2.1 Work Area (2012) ... II-7 2.2 Work Area (2017) ... II-8 2.3 Jenis-jenis Pemborosan ... II-15 2.4. Level Sigma ... II-18 2.5. Fokus Lean dan Six Sigma ... II-19 2.6. Penelitian Terdahulu ... II-28 3.1 Definisi Operasional ... III-3 3.2. Sampel Setiap Tahun Masuk ... III-8 4.1 Jumlah Mahasiswa dan Jumlah Lulusan Program Sarjana

Teknik Industri ... IV-3 4.2. Persentase Lulusan Tepat Waktu Program Sarjana ... IV-4 4.3. R a t a – R a t a I P K d a n R a t a-Rata Masa Studi

Program Sarjana ... IV-4 4.4. Jumlah Mahasiswa dan Jumlah Lulusan Program Magister

Teknik Industri ... IV-5 4.5. Persentase Lulusan Tepat Waktu Program Magister .. IV-6

(20)

xviii

4.6. Rata - Rata IPK dan Rata – Rata Masa Studi

Program Magister ... IV-6 4.7. Kondisi dan Profil Lulusan berdasarkan Waktu

Tunggu Mendapatkan Pekerjaan Pertama Program Sarjana .. IV-8 4.8. Profil Lulusan Sarjana Berdasarkan 13 Work Area ... IV-9 4.9. Profil Lulusan Sarjana Berdasarkan 11 Work Area ... IV-11 4.10. Kesesuaian Bidang Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan

Sarjana ... IV-12 4.11. Lulusan Program Sarjana Teknik Industri yang melanjutkan

Pendidikan Program Magsiter ... IV-14 4.12. Kondisi dan Profil Lulusan berdasarkan Waktu

Tunggu Mendapatkan Pekerjaan Pertama Program Magister IV-15 4.13. Profil Lulusan Magister Berdasarkan 13 Work Area ... IV-16 4.14. Profil Lulusan Magister Berdasarkan 11 Work Area ... IV-18 4.15. Kesesuaian Bidang Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan

Magister ... IV-19 4.16. Hasil Evaluasi Kemampuan Lulusan Sarjana oleh

Pengguna (Employer) ... IV-21 4.17. Hasil Evaluasi Kemampuan Lulusan Magister oleh

Pengguna (Employer) ... IV-23

(21)

xix

4.18. Tabel Uji Validitas ... IV-25 4.19. Elemen Kegiatan Masa Studi Program Sarjana ... IV-30 4.20. Level Sigma Masa Studi Program Sarjana ... IV-32 4.21. Elemen Kegiatan Masa Studi Program Magister ... IV-34 4.22. Level Sigma Masa Studi Program Magister ... IV-36 4.23. Level Sigma Waktu Tunggu ... IV-39 4.24. Diagram Five Why Masa Studi β‰₯ 4,5 Tahun ... IV-43 4.25. Pemborosan Masa Studi β‰₯ 4,5 Tahun ... IV-44 4.26. Diagram Five Why Masa Studi β‰₯ 2,5 Tahun ... IV-47 4.27. Diagram Five Why Waktu Tunggu ≀ 6 bulan ... IV-51 4.28. Alternatif Solusi Akar Permasalahan Masa Studi ... IV-52 4.29. Alternatif Solusi Akar Permasalahan ... IV-52 4.30. Alternatif Solusi Akar Permasalahan Waktu Tunggu ... IV-53 5.1 Rata-Rata IPK dan Masa Studi Program Studi... V-2 5.2. Rata-Rata Waktu Tunggu Lulusan ... V-3 5.3. Profil Lulusan Sarjana Berdasarkan 11 Work Area ... V-4 5.4. Profil Lulusan Magister Berdasarkan 11 Work Area ... V-5 5.5. Evaluasi Employer Lulusan Program Sarjana ... V-6 5.6. Evaluasi Employer Lulusan Program Magister ... V-7

(22)

xx

5.7. Level Sigma Masa Studi ... V-9 5.8. Level Sigma Waktu Tunggu ... V-9 5.9. Penyebab Mutu Lulusan Tidak Ideal ... V-10 5.10. Diagram Five Why Mutu Lulusan Tidak Ideal ... V-11 5.11 Alternatif Solusi Akar Permasalahan... V-12

(23)

2.1. Cause and Effect Diagram ... II-23 2.2. Kerangka Konseptual ... II-27 3.1. Tahapan Penelitian ... III-5 4.1. 13 Work Area Program Sarjana ... IV-10 4.2. 11 Work Area Program Sarjana ... IV-12 4.3. Kesesuaian Bidang Pekerjaan Sarjana ... IV-13 4.4. 13 Work Area Program Magister ... IV-17 4.5. 11 Work Area Program Magister ... IV-19 4.6. Kesesuaian Bidang Pekerjaan Magister ... IV-20 4.7. Hasil Evaluasi Kemampuan Lulusan oleh Pengguna

(Employer) Program Sarjana ... IV-22 4.8. Hasil Evaluasi Kemampuan Lulusan oleh Pengguna

(Employer) Program Magister ... IV-24 4.9. Flowchart Masa Studi Program Sarjana ... IV-27 4.10. Flowchart Masa Studi Program Magister ... IV-33 4.11. Diagram Waktu Tunggu Tahun Masuk 2015 ... IV-37 4.12. Diagram Waktu Tunggu Tahun Masuk 2016 ... IV-37

(24)

xxii

4.13. Diagram Sebab Akibat Masa Studi β‰₯ 4,5 Tahun ... IV-41 4.14. Diagram Sebab Akibat Masa Studi β‰₯ 2,5 Tahun ... IV-45 4.15. Diagram Sebab Akibat Waktu Tunggu ≀ 6 Bulan ... IV-49 5.1. Work area Program Sarjana ... V-4 5.2. Work Area Program Magister ... V-5 5.3 Hasil Evaluasi Kemmpuan Lulusan oleh Pengguna

(Employer) Program Sarjana ... V-7 5.4 Hasil Evaluasi Kemmpuan Lulusan oleh Pengguna

(Employer) Program Magister ... V-8

(25)

I-1 1.1. Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah salah satu organisasi jasa yang mengalami perubahan secara fundamental. Perguruan tinggi harus selalu melakukan perubahan menuju perbaikan pendidikan yang lebih maju, mandiri dan berkualitas sesuai dengan tuntutan lingkungan global yang selalu berubah (Almana et al., 2018).

Perguruan tinggi diharapkan mampu menunjukan eksistensinya dalam menciptakan lulusan yang kompetitif dan inovatif. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada perguruan tinggi yang bermutu, dan perguruan tinggi yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu pula (Bendriyanti, 2015).

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah bagian integral dari lembaga pendidikan tinggi nasional dengan status PTN-BH. Dalam persaingan global, USU meningkatkan produk jasa pendidikan formal dan Pendidikan non-formal.

Pendidikan non formal berupa hasil-hasil penelitian, pengabdian masyarakat, informasi-informasi penting dan terkini, yang akan dikemas dalam situs dunia maya yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Hal inilah yang disediakan oleh USU sebagai satu dari beberapa bentuk lain pendidikan non-formal bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan (USU, 2019).

Program Studi Teknik Industri USU dibawah naungan Fakultas Teknik terdiri dari Program Studi Sarjana Teknik Industri dan Program Studi Magister Teknik Industri. Program Studi Sarjana Teknik Industri memiliki visi ialah menjadi

(26)

dan instalasi sistem terpadu yang mampu bersaing secara global. Salah satu misi dari program sarjana adalah menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang bermutu tinggi untuk menghasilkan lulusan yang menjunjung tinggi etika profesi dan handal dalam perancangan, perbaikan dan instalasi sistem terpadu sesuai dengan kebutuhan dunia Industri manufakturing dan jasa dalam era persaingan global. Program Studi Magister Teknik Industri memiliki visi menjadi program studi magister Teknik Industri yang memiliki mutu tinggi dalam rekayasa produktivitas di bidang manufakturing dan jasa dan unggul dalam bersaing secara regional dan global. Mengembangkan secara berkelanjutan sistem organisasi, kurikulum dan manajemen proses belajar mengajar program studi magister teknik Industri sehingga efektif dalam menciptakan lulusan yang inovatif dan berdaya saing global adalah salah satu misi dari program studi magister Teknik Industri (USU, 2019).

Program studi diharapkan mampu menghasilkan output berupa lulusan dengan mutu yang melampaui standar. Mutu lulusan adalah muara dari proses penyelenggaraan pendidikan yang dapat menentukan keberlangsungan suatu institusi pendidikan dalam jangka waktu yang panjang. Mutu lulusan yang baik akan meningkatkan permintaan para pemangku kepentingan dalam merekrut tenaga kerja dari institusi yang bersangkutan. Maka dari itu diperlukan proses penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan produktif dan perbaikan mutu secara terus menerus (LPM, 2008).

(27)

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun (2020) tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menentukan mutu lulusan dapat diukur dari standar penilaian pembelajaran yang merupakan hasil dari indeks prestasi dan predikat kelulusan serta berdasarkan standar mutu lulusan yang dinilai dari kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014, mutu lulusan dapat diukur dari capaian pembelajaran lulusan yaitu masa studi mahasiswa dalam menempuh beban belajar minimum. Indikator kinerja utama perguruan tinggi negeri dan lembaga layanan pendidikan tinggi di lingkungan kementerian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi tahun 2019 juga menetapkan mutu lulusan diukur dari indikator persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja. Standar mutu sistem penjaminan mutu USU menetapkan standar penilaian pembelajaran pada pasal 19 dengan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa kelulusan mahasiswa meliputi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan lama masa studi (USU, 2019).

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) adalah badan akreditasi yang memperoleh wewenang dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk menilai kelayakan dan mutu program studi. Salah satu kriteria dan elemen penilaian yang ditetapkan oleh BAN- PT adalah kriteria luaran dan capaian tridharma. Data dan analisis meliputi aspek capaian pembelajaran lulusan berdasarkan rata-rata IPK lulusan, rata-rata masa studi, persentase kelulusan tepat waktu, waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan

(28)

pekerjaan pertama dan evaluasi lulusan oleh pihak pengguna lulusan (evaluasi employer) (BAN-PT, 2018).

Penjaminan mutu Universitas Sumatera Utara (USU) dinilai oleh Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPME adalah kegiatan sistemik penilaian kelayakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai akuntabilitas publik. Sistem akreditasi adalah salah satu cara penilaian perguruan tinggi di Indonesia sebagai tolak ukur mutu bagi semua program studi yang menyelenggarakan program professional maupun akademik (Saputro et. al, 2012). Program sarjana Teknik Industri akreditasi A sampai pada 10 Oktober 2022 dengan nomor SK 0093/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2017 sedangkan program magister Teknik Industri akreditasi B sampai pada 13 Maret 2023 dengan nomor SK 766/SK/BAN- PT/Akred/M/III/2018 (USU, 2019).

Berdasarkan indikator yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian di Program Studi Sarjana Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penilaian mutu lulusan berdasarkan rata-rata persentase kelulusan program sarjana tahun masuk 2015 dan 2016 yang telah direkapitulasi pada tanggal 18 Mei 2021 dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Persentase Kelulusan Program Sarjana

No Tahun Masuk Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 2015 52 63,41% 30 36,59%

2 2016 41 49,40% 42 50,60%

Total 93 72

Sumber: Pengumpulan Data

(29)

masuk 2015 terdapat 52 lulusan dan 2016 terdapat 41 lulusan dengan standar masa studi tepat waktu berdasarkan BAN-PT. Persentase kelulusan mahasiswa tahun masuk 2015 sebesar 63,41% sedangkan mahasiswa tahun masuk 2016 sebesar 49,40%. Berdasarkan persentase ini dapat dianalisis bahwa persentase kelulusan mengalami penurunan dan belum memenuhi ukuran tertinggi dari BAN-PT.

Program sarjana, Departemen Teknik Industri memiliki kegiatan pemborosan berupa adanya kegiatan yang tidak bernilai tambah (non value added activity). Jenis kegiatan non value added activity yaitu kegiatan Delays (Waiting Time) dan Process. Kegiatan ini menyebabkan ketidakefisienan dalam waktu untuk menyelesaikan masa studi tepat waktu.

Berdasarkan indikator yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian di Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penilaian mutu lulusan berupa rata- rata persentase kelulusan program magister tahun masuk 2017 dan 2018 dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Persentase Kelulusan Program Magister

No Tahun Masuk Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 2017 2 13,33% 13 86,67%

2 2018 0 0 10 100%

Total 2 23

Sumber: Pengumpulan Data

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa lulusan program magister pada tahun masuk 2017 terdapat 2 lulusan dengan masa studi tepat waktu sesuai dengan

(30)

masuk 2017 sebesar 13,33% dan tahun masuk 2018 (0%). Berdasarkan persentase ini dapat dianalisis bahwa persentase kelulusan belum memenuhi ukuran tertinggi yang telah ditetapkan oleh BAN-PT.

Rata – rata persentase kelulusan yang berada dibawah 50% belum memenuhi ukuran tertinggi dari BAN-PT. Hal ini akan mempengaruhi akreditasi dari program studi. Peningkatan persentase kelulusan merupakan bagian dari aspek mutu lulusan, sehingga perlu dilakukan analisis mutu lulusan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lulusan antara lain, faktor tujuan, motivasi, faktor pendidik, faktor mahasiswa dan faktor lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu penelitian ini akan membahas mengenai 3 titik berat penilaian, yaitu capaian pembelajaran lulusan yang diukur berdasarkan rata-rata IPK lulusan, rata-rata masa studi atau persentase kelulusan tepat waktu. Penelusuran lulusan (tracer study) berupa waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama dan persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dengan bidang keilmuan. Serta evaluasi lulusan oleh pengguna lulusan (evaluasi employer).

Pendekatan Lean Six Sigma digunakan untuk meningkatkan mutu institusi pendidikan yang berfokus pada mutu lulusan sebagai output (Tijow, 2015). Lean Six Sigma merupakan penggabungan antara konsep lean dari manajemen Toyota dan konsep six sigma dari manajemen Motorola. Perbaikan sistem kualitas dilakukan dengan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dan mengurangi variasi pada proses (Darwati et al., 2015). Dalam teori Lean Six Sigma lulusan yang

(31)

defect dengan tingkat keberhasilan 99,96% (Pande et al., 2003).

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dilakukan karena persentase kelulusan tahun masuk 2015 dan 2016 program sarjana mengalami penurunan dan belum memenuhi ukuran tertinggi penilaian akreditasi serta lulusan tahun masuk 2017 dan 2018 program magister di Teknik Industri juga belum memenuhi ukuran tertinggi penilaian akreditasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis untuk mendapatkan akar penyebab masalah dan memberikan usulan perbaikan sebagai strategi meningkatkan mutu lulusan dengan menggunakan analisis konsep Lean Six Sigma.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan akar penyebab masalah serta memberikan usulan perbaikan sebagai strategi untuk meningkatkan mutu lulusan dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma.

Tujuan khusus dari Penelitian ini adalah:

1. Menentukan rata-rata masa studi dan rata-rata indeks prestasi lulusan program sarjana dan program magister.

(32)

kesesuaian bidang pekerjaan dengan bidang keilmuan lulusan program sarjana dan program magister.

3. Mengevalusi lulusan oleh pihak pengguna lulusan (evaluasi employer) program sarjana dan magister.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu :

1. Bagi pihak program sarjana dan program magister dapat memperoleh masukan mengenai akar penyebab masalah mutu lulusan sehingga dapat melakukan tindakan perbaikan sebagai strategi untuk meningkatkan mutu lulusan dari hasil penelitian yang diperoleh.

2. Bagi mahasiswa dapat menjadi lulusan yang bermutu serta dapat memahami konsep Lean Six Sigma.

3. Bagi pihak lain untuk menambah pengetahuan terhadap konsep Lean Six Sigma dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(33)

2015 dan 2016 serta program magister Teknik Industri tahun masuk 2017 dan 2018.

2. Sumber data diperoleh berdasarkan data yang diambil dari SIA Teknik Industri.

3. Penelitian ini hanya melibatkan 3 titik berat penilaian yaitu capaian pembelajaran lulusan, penelusuran lulusan (tracer study), dan evaluasi lulusan oleh pihak pengguna lulusan (evaluasi employer).

4. Variabel yang digunakan antara lain Masa Studi, Indeks Prestasi Kumulatif, Waktu Tunggu untuk Mendapatkan Pekerjaan Pertama, Kesesuaian Bidang Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan, Evaluasi lulusan oleh pihak pengguna lulusan (evaluasi employer).

5. Metode penelitian yang dipakai adalah metode Lean Six Sigma.

Asumsi-asumsi yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari sumber yang valid.

2. Data yang diambil mewakili keseluruhan mahasiswa Program Sarjana Tahun Masuk 2015 dan 2016 serta Program Magister Tahun Masuk 2017 dan 2018, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

(34)

II-1 2.1. Konsep Kualitas

2.1.1. Kualitas

Kualitas adalah kepuasan akan produk atau layanan yang dinilai sangat baik serta mampu memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Kualitas merupakan ukuran seberapa mampu suatu barang atau jasa memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan standar tertentu. Standar kualitas berkaitan dengan kinerja, kesesuaian, keandalan, daya tahan, pelayanan, umpan balik, nilai estetika, dan reputasi. Standar ini dapat digunakan untuk menentukan nilai dari suatu kualitas produk atau layanan (Besterfield, 1998).

Menurut Montgomery (2009) kualitas menjadi salah satu faktor keputusan konsumen yang paling penting dalam pemilihan di antara produk dan layanan yang sedang bersaing. Fenomena ini melingkupi konsumen individu, organisasi industri, toko ritel, bank atau lembaga keuangan, atau program pertahanan militer. Hal ini menyebabkan pemahaman dan peningkatan kualitas merupakan faktor kunci menuju kesuksesan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan daya saing. Ada pengembalian investasi yang substansial dari peningkatan kualitas dan dari penggunaan kualitas yang berhasil sebagai bagian integral dari strategi bisnis secara keseluruhan.

(35)

2.1.2. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan penggunaan teknik untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari suatu produk atau jasa. Hal ini melibatkan atau mengintegrasikan teknik dan kegiatan sebagai berikut:

1. Spesifikasi apa yang diperlukan

2. Desain produk atau layanan untuk memenuhi spesifikasi

3. Produksi dan pemasangan untuk memenuhi kegunaan spesifikasi 4. Inspeksi untuk menentukan kesesuaian dengan spesifikasi

5. Tinjauan penggunaan untuk memberikan informasi untuk perbaikan spesifikasi jika dibutuhkan.

Tujuan dari pengendalian kualitas untuk menyelidiki dengan cepat sebab- sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Pada akhirnya tujuan dari pengendalian kualitas adalah pengurangan variabilitas produk (Besterfield, 1998).

2.2. Konsep Kualitas Jasa

Jasa adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ada 2 faktor yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan (perceived service). Apabila perceived service sesuai dengan expected service, maka kualitas jasa tersebut akan

(36)

dianggap baik atau positif. Jika perceived service melebihi expected service, maka kualitas jasa dianggap sebagai kualitas ideal. Begitu pula jika perceived service lebih jelek dibandingkan excepted service, maka kualitas jasa dianggap negatif atau buruk. Maka dari itu, baik buruknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten (Tjiptono dan Chandra, 2016).

2.3. Penilaian Mutu Lulusan 2.3.1 Badan Akreditasi Nasional

Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi. Tujuan dilakukannya akreditasi adalah:

1. Menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi berdasarkan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

2. Menjamin mutu Program Studi dan Perguruan Tinggi secara eksternal baik di bidang akademik maupun non-akademik untuk melindungi kepentingan mahasiswa dan masyarakat.

Akreditasi dilakukan untuk Program Studi dan Perguruan Tinggi berdasarkan adanya interaksi antar standar di dalam Standar Pendidikan Tinggi yaitu Standar Nasional Pendidikan Tinggi ditambah Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan Perguruan Tinggi. Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi dilakukan dengan menggunakan instrumen akreditasi (BAN-PT, 2019)

(37)

2.3.1.1.Kriteria dan Elemen Pendidikan

BAN-PT (2019) menetapkan fokus penilaian ke dalam kriteria yang berdasarkan pada SN-DIKTI dan peraturan regulasi yang relevan. Kriteria penilaian akreditasi diharapkan mampu menjadi daya dorong untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu berkelanjutan. Kriteria akreditasi merupakan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh Perguruan Tinggi yang terdiri dari indikator kunci yaitu:

1. Penyajian data dan informasi mengenai kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan Perguruan Tinggi, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi;

2. Evaluasi dan penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan Perguruan Tinggi;

3. Penetapan kelayakan Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan program- programnya; dan

4. Perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu Perguruan Tinggi.

Kriteria akreditasi Perguruan Tinggi membahas mengenai komitmen Perguruan Tinggi terhadap pengembangan kapasitas institusional (institutional capacity) dan peningkatan efektivitas program pendidikan (educational effectiveness), juga implementasi dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan yang dikelompokkan ke dalam 9 kriteria akreditasi sebagai berikut.

1. Kriteria 1 Visi, Misi, Tujuan dan Strategi

2. Kriteria 2 Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama 3. Kriteria 3 Mahasiswa

4. Kriteria 4 Sumber Daya Manusia

5. Kriteria 5 Keuangan, Sarana dan Prasarana

(38)

6. Kriteria 6 Pendidikan 7. Kriteria 7 Penelitian

8. Kriteria 8 Pengabdian kepada Masyarakat 9. Kriteria 9 Luaran dan Capaian Tridharma

2.3.1.2.Luaran Dharma Pendidikan

Kinerja dharma pendidikan diukur menurut keberadaan dan implementasi sistem yang menghasilkan data luaran dan capaian pendidikan yang sahih, mencakup metode yang digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran lulusan, prestasi mahasiswa, efektivitas dan produktivitas pendidikan, daya saing lulusan, serta kinerja lulusan. Deskripsi luaran dharma pendidikan diawali berupa uraian mengenai analisis pemenuhan capaian pembelajaran lulusan yang dilakukan oleh UPPS dan program studi, mencakup aspek kebermanfaatan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan capaian pembelajaran lulusan secara berkelanjutan.

Data dan analisis yang disampaikan meliputi aspek:

1. Capaian pembelajaran lulusan yang diukur berdasarkan rata-rata IPK lulusan 2. Capaian prestasi mahasiswa:

a. bidang akademik b. bidang non akademik.

3. Efektivitas dan produktivitas pendidikan:

a. Rata-rata masa studi

b. Persentase kelulusan tepat waktu c. Persentase keberhasilan studi

(39)

4. Daya saing lulusan:

a. Deskripsi mengenai pelaksanaan studi penelusuran lulusan (tracer study) mencakup aspek organisasi, metodologi, instrumen, penilaian, evaluasi, dan pemanfaatan hasil studi.

b. Waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama atau berwirausaha pada bidang kerja/usaha yang relevan dengan bidang program studi.

c. Persentase kesesuaian bidang kerja lulusan saat mendapatkan pekerjaan pertama.

5. Kinerja lulusan:

a. Deskripsi mengenai pelaksanaan studi penelusuran lulusan (tracer study) terhadap pengguna lulusan, mencakup aspek organisasi, metodologi, instrumen, penilaian, evaluasi, dan pemanfaatan hasil studi.

b. Tempat kerja lulusan: tingkat/ukuran tempat kerja/berwirausaha lulusan.

c. Tingkat kepuasan pengguna lulusan pada aspek etika, keahlian pada bidang ilmu, kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi informasi, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, dan pengembangan. (BAN-PT, 2019).

2.3.1.3.Kesesuaian Bidang Pekerjaan dengan Bidang Keilmuan

Kesesuaian bidang pekerjaan dengan bidang keilmuan adalah area kerja lulusan sejalan dengan mata kuliah keilmuan Teknik Industri. Pemilihan wilayah kerja merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia begitu pula

(40)

dengan mahasiswa Teknik Industri. Menurut Rouyendegh (2012) lulusan Teknik Industri dapat diklasifikasikan berdasarkan 13 Work Area yang terdiri dari:

Tabel 2.1. Work Area (2012)

No Work Area Kriteria

1 Human Resources Pengembangan pelatihan dan karir untuk meningkatkan efektivitas individu, kelompok, dan organisasi (Irmawati, 2015).

2 Logistic Management

Merencanakan, mengimplementasikan, dan mengendalikan aliran dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi terkait secara efisien, efektif, dari titik asal hingga titik konsumsi (Wurjaningrum, 2015).

3 Production Planning

Proses perencanaan dan pengendalian arus produksi untuk dicapainya penghematan dalam biaya bahan, pemanfaatan sumber daya baik fasilitas, tenaga kerja atau waktu yang optimal untuk tercapainya keuntungan yang optimal

4 Ergonomics and Process Design

Perancangan tentang penggunaan alat yang tepat dan sistem kesehatan yang mencegah stres dan cedera (Lima, et al., 2017).

5 Statistics

Pengumpulan, penyusunan, penganalisisan dan penafsiran data dalam bentuk angka untuk tujuan pembuatan suatu keputusan yang lebih baik di dalam menghadapi ketidakpastian (Ananda, 2019).

6 Management and Organization

Pengembangan antara Manusia, Pekerjaan, sistem, tujuan dari organisasi, teknologi yang diterapkan, dan budaya organisasi

7 Computer Programming

Proses penulisan, pengujian, debugging/pemecahan masalah, dan pemeliharaan kode sumber program computer

8 Simulation Meniru proses nyata yang disebut sistem dengan sebuah model untuk memahami bagaimana sistem tersebut bekerja

9 Facility Planning

Desain, tata letak, lokasi dan akomodasi orang, mesin, dan kegiatan dari sistem atau manufaktur jasa yang menyangkut lingkungan atau tempat yang bersifat fisik

10 Project Management

Penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik untuk kegiatan proyek untuk memenuhi persyaratan proyek (Lima, et al., 2017).

11 Operation Research

Pengoptimasian sehingga diperoleh solusi optimal. Kemudian solusi optimal yang didapat tersebut digunakan untuk pembuatan keputusan 12 Quality

Management

Memaksimalkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan (Lima, et al., 2017).

13 Supply Chain Management

Desain, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas rantai pasokan dengan tujuan menciptakan nilai bagi perusahaan industri dan jasa (Lima, et al., 2017).

Sedangkan berdasarkan penelitian dari Lima, et al (2017) membahas mengenai pekerjaan teknik dan manajemen industri sebagai bidang teknik yang terkait dengan desain, peningkatan, dan manajemen sistem yang disusun oleh

(41)

orang, material, peralatan, sumber daya keuangan, informasi, dan energi yang menghasilkan produk dan layanan. Bidang pekerjaan pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi:

Tabel 2.2 Work Area (2017)

Work Area Kriteria

1 Automation Memecahkan masalah, memperbaiki, dan memelihara peralatan industri otomatis

2 Economics Engineering

Menganalisis ekonomi dari berbagai alternatif, menganalisis biaya industri dan terlibat dalam manajemen keuangan organisasi

3

Ergonomics and Human

Factors

Pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen lain dari suatu sistem, yang menerapkan teori, prinsip, data, untuk mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan

4 Supply Chain Management

Desain, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas rantai pasokan dengan tujuan menciptakan nilai bersih bagi perusahaan industri dan jasa

5 Maintenance Perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan korektif, pemeliharaan preventif, dan peningkatan berkelanjutan organisasi bisnis industri dan jasa

6 Industrial Optimization

Membuat adanya hubungan antara matematika, teknik dan manajemen, menggunakan penelitian operasi, heuristik atau simulasi, untuk mencapai solusi terbaik

7 Product Design

Konversi kebutuhan atau inovasi menjadi produk, proses, atau layanan yang memenuhi harapan perusahaan dan pelanggan dan menerjemahkan seperangkat persyaratan fungsional ke dalam produk, proses, atau layanan operasional

8 Production Management

Peningkatan sistem produksi dan kegiatan perencanaan produksi dan kegiatan pengendalian untuk penggunaan yang efisien dan efektif dari sistem produksi tersebut

9 Project Management

Penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik untuk kegiatan proyek untuk memenuhi persyaratan proyek

10 Quality Memaksimalkan kualitas proses itu sendiri dan produk yang dihasilkannya

11 Marketing Desain, penetapan harga, promosi, dan distribusi barang untuk menciptakan transaksi dengan bisnis dan konsumen

2.3.1.4.Evaluasi Employer (Pengguna Lulusan)

Berisi deskripsi mengenai pengukuran kepuasan pengguna lulusan dan mitra kerja terhadap kinerja lulusan yang akan menilai 7 aspek kemampuan pada

(42)

lulusan program sarjana yaitu: (1) Integritas (Etika dan Moral), (2) Keahlian Berdasarkan Bidang Ilmu (Profesionalisme), (3) Bahasa Inggris, (4) Penggunaan Teknologi Informasi, (5) Komunikasi, (6) Kerjasama dalam Tim dan (7) Pengembangan Diri.

Sedangkan pengukuran kepuasan pengguna lulusan dan mitra kerja terhadap kinerja lulusan yang akan menilai 9 aspek kemampuan pada lulusan program magister adalah: (1) Integritas (Etika dan Moral), (2) Keahlian Berdasarkan Bidang Ilmu (Profesionalisme), (3) Keluasan Wawasan Antar Disiplin Ilmu, (4) Kepemimpinan, (5) Kerjasama dalam Tim (6) Bahasa Asing (7) Komunikasi, (8) Penggunaan Teknologi Informasi dan (9) Pengembangan Diri (BAN-PT, 2019).

2.3.2. Standar Nasional Perguruan Tinggi 2.3.2.1.Nomor 3 Tahun 2020

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 mengenai Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada pasal 27 menjabarkan penilaian mutu lulusan sebagai berikut:

1. Mahasiswa program diploma dan program sarjana dinyatakan lulus apabila telah berhasil menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh Program Studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol).

(43)

2. Kelulusan mahasiswa dari program diploma dan program sarjana dapat diberikan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria, sebagai berikut:

a. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol nol);

b. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau

c. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol).

3. Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh Program Studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol nol).

4. Kelulusan mahasiswa dari program profesi, program spesialis, program magister, program magister terapan, program doktor, program doktor terapan, dapat diberikan predikat memuaskan, sangat memuaskan, dan pujian dengan kriteria, sebagai berikut:

(44)

a. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol nol) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol);

b. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,51 (tiga koma lima satu) sampai dengan 3,75 (tiga koma tujuh lima); atau

c. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,75 (tiga koma tujuh lima).

2.3.2.2.Nomor 149 Tahun 2019

Keputusan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Nomor 142/M/Kpt/2019 mengenai Perguruan Tinggi Negeri Dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Tahun 2019. Pada lampiran 1 Indikator kinerja utama perguruan tinggi negeri badan hukum menetapkan indikator kinerja persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja. Definisi dari indikator ini adalah Persentase lulusan langsung bekerja merupakan indikator untuk mengukur mutu lulusan yang memperoleh pekerjaan dengan masa tunggu kurang 6 bulan berdasarkan Laporan Tracer Study (TS) Perguruan Tinggi terhadap lulusan yang lulus 2 (dua) tahun sebelum pelaksanaan Tracer Study.

(45)

2.3.2.3.Nomor 49 Tahun 2014

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 mengenai Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada bagian keempat yaitu Standar Proses Pembelajaran. Standar proses pembelajaran adalah kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Pasal 17 menjabarkan yaitu:

1. Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas) sks per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per hari atau 54 (lima puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) sks per semester.

2.

Untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan, mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit:

a. 36 sks untuk program diploma satu;

b. 72 sks untuk program diploma dua;

c. 108 sks untuk program diploma tiga;

d. 144 sks untuk program diploma empat dan program sarjana;

e. 36 sks untuk program profesi;

f. 72 sks untuk program magister, magister terapan, dan spesialis satu; dan g. 72 sks untuk program doktor, doktor terapan, dan spesialis dua.

3. Masa studi terpakai bagi mahasiswa dengan beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:

a. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program diploma satu;

b. 2 (dua) sampai 3 (tiga) tahun untuk program diploma dua;

(46)

c. 3 (tiga) sampai 4 (empat) tahun untuk program diploma tiga;

d. 4 (empat) sampai 5 (lima) tahun untuk program diploma empat dan program sarjana;

e. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat;

f. 1,5 (satu koma lima) sampai 4 (empat) tahun untuk program magister, program magister terapan, dan program spesialis satu setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat; dan

g. paling sedikit 3 (tiga) tahun untuk program doktor, program doktor terapan, dan program spesialis dua.

2.4. Konsep Dasar Lean 2.4.1. Definisi Lean

Lean merupakan suatu upaya terus menerus (continuous improvement efforts) untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) barang dan atau jasa untuk memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Lean meminimasi penggunaan sumber-sumber daya melalui upaya perbaikan dan peningkatan terus-menerus yang berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value-adding activities) dalam desain, produksi dan supply chain management yang berkaitan langsung dengan pelanggan (Gaspersz, 2008)

Menurut George (2003) Lean adalah sekumpulan prinsip untuk mempercepat kecepatan pada semua proses. Lean berfokus untuk:

(47)

1. Memaksimalkan kecepatan proses,

2. Alat untuk menganalisis aliran proses dan waktu tunda di setiap aktivitas, 3. Mengurangi non value added untuk menghilangkan akar penyebab dari

aktivitas non value added serta

4. Menyediakan cara untuk mengukur dan menghilangkan biaya kompleksitas.

2.4.2. Prinsip Lean Service

Prinsip lean service pada non-manufakturing yaitu:

1. Spesifikasi secara tepat nilai produk yang diinginkan oleh pelanggan.

2. Identifikasi value stream untuk setiap proses jasa

3. Melakukan eliminasi semua pemborosan yang terdapat dalam aliran proses jasa (Moments of Truth) agar nilai mengalir tanpa hambatan.

4. Menetapkan sistem anti kesalahan (Mistake-proof system) dari semua proses jasa untuk menghindari pemborosan dan penundaan.

5. Mengejar keunggulan untuk mencapai kesempurnaan (zero mistake) melalui peningkatan terus menerus secara radikal (Gaspersz, 2008).

2.4.3. Jenis-Jenis Pemborosan (Waste)

Pemborosan merupakan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non-value added activities) yang dikenal sebagai β€œdelapan pemborosan”. Delapan pemborosan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.

(48)

Tabel 2. 3 Jenis-Jenis Pemborosan/Waste

No. Waste Akar Penyebab

1. Delays (waiting time):

keterlambatan yang tampak melalui orang-orang yang sedang menunggu mesin, peralatan, bahan baku, suppliers, perawatan/pemeliharaan (maintenance), atau mesin-mesin yang sedang menunggu perawatan, orang-orang, bahan baku, peralatan, dan lain-lain.

- Inkonsistensi metode kerja - Waktu penggantian produk

yang panjang (long changeover times).

2. Transportation:

memindahkan material atau orang dalam jarak yang sangat jauh dari satu proses ke proses berikut yang dapat mengakibatkan waktu penanganan material bertambah.

- Tata letak yang jelek (poor layout)

- Ketiadaan koordinasi dalam proses

- Poor housekeeping

- Lokasi penyimpanan material yang banyak dan saling berjauhan.

3. Defective Products:

memproduksi komponen cacat atau yang memerlukan perbaikan.

Perbaikan atau pengerjaan ulang, scrap, memproduksi barang pengganti, dan inspeksi berarti tambahan penanganan, biaya, waktu dan upaya yang sia-sia.

- Incapable processes. - Insufficient planning

- Ketiadaan prosedur-prosedur operasi standar (SOP).

4.

Over Production:

Memproduksi lebih daripada kebutuhan pelanggan internal dan eksternal, atau memproduksi lebih cepat atau lebih awal daripada waktu kebutuhan pelanggan internal dan eksternal.

- Ketiadaan komunikasi

- Sistem balas dan penghargaan yang tidak tepat

- Hanya berfokus pada kesibukan kerja bukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan internal dan eksternal

4. Process:

Mencakup proses-proses tambahan atau aktivitas kerja yang tidak perlu atau tidak efisien.

- Ketidaktepatan penggunaan peralatan

- Pemeliharaan peralatan yang jelek (poor tooling maintenance) - Gagal mengkombinasi operasi-

operasi kerja

- Proses kerja dibuat serial padahal proses-proses itu tidak saling tergantung satu sama lain yang seyogianya dapat dibuat paralel.

(49)

Tabel 2. 3 Jenis-Jenis Pemborosan/Waste (Lanjutan)

No. Waste Akar Penyebab

5. Inventories:

Pada dasarnya menyembunyikan masalah dan menimbulkan aktivitas penanganan tambahan yang seharusnya tidak diperlukan.

Inventories juga mengakibatkan extra paperwork, extra space, dan extra cost.

- Peralatan yang tidak handal (unrealible equipment)

- Aliran kerja yang tidak seimbang - Pemasok yang tidak kapabel - Peramalan kebutuhan yang tidak

akurat

- Ukuran batch yang besar

- Long change-overtime(waktu pergantian yang panjang).

6. Motion/ Movement:

Tiap gerakan karyawan yang mubajir saat melakukan pekerjaannya seperti mencari, meraih atau menumpuk komponen, alat dan lain sebagainya.

Berjalan juga merupakan pemborosan.

- Organisasi tempat kerja yang jelek (poor work place organization) - Tata letak yang jelek (poorlayout) - Metode kerja yang tidak konsisten - Poor machine design.

8. Defective Design:

Desain yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, penambahan features yang tidak perlu.

- Lack of customer input indesign - Overdesign

Sumber :Vincent Gaspersz, The Executive Guide to Implementing Lean Six sigma

Salah satu proses dalam pendekatan lean ialah identifikasi aktivitas – aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan mana yang tidak memberikan nilai tambah. Aktivitas - aktivitas Lean Thinking diuraikan sebagai berikut:

1. Value added adalah aktivitas yang memberikan nilai terhadap produk dan pelanggan sehingga aktivitas ini harus selalu ditingkatkan.

2. Necessary non value added adalah aktivitas yang masih diperlukan dalam proses produksi seperti inspeksi dan pemindahan tetapi tidak memberikan nilai terhadap produk.

(50)

3. Non value added adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk dan harus diminimasi atau dihilangkan dari dalam proses produksi Gaspersz (2008).

2.5. Konsep Six Sigma

Menurut Gaspersz (2008) six sigma adalah suatu tindakan upaya terus- menerus (Continuous improvement efforts) untuk menurunkan variasi dari proses agar dapat meningkatkan kapabilitas proses dalam menghasilkan produk (barang/jasa) yang bebas kesalahan (zero defect) serta memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Six sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem bisnis dan industri tentang bagaimana proses transaksi produk antara pemasok dengan pelanggan menjadi lebih baik. Apabila produk (barang/jasa) diproses pada tingkat kinerja kualitas (kapabilitas proses), perusahaan boleh mengharapkan 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan (DPMO) atau mengharapkan bahwa 99,99966 persen dari apa yang diharapkan oleh pelanggan akan ada dalam produk (barang/jasa).

Six sigma bertujuan untuk mengurangi cacat atau mendekati zero defect.

Sigma atau standar deviasi berguna untuk memberi tahu seberapa banyak variabilitas yang ada dalam sekelompok item/populasi. Semakin banyak variasi, semakin besar pula standar deviasi nya, oleh karena itu tujuan six sigma adalah untuk mengurangi variasi dengan mencapai standar deviasi yang sangat kecil pada hampir semua produk atau layanan. Maka hal ini semakin memenuhi atau

(51)

melampaui harapan pelanggan (Pande et al., 2002). Berikut level sigma dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4 Level Sigma Sigma Cacat dalam

Persentase

Cacat dalam Sejuta Kesempatan (DPMO)

1 69% 691.462

2 31% 308.538

3 6,7% 66.807

4 0,62% 6.210

5 0,023% 233

6 0,00034% 3.4

Sumber : Pande et al., (2002)

2.6. Konsep Lean Six Sigma

Lean six sigma merupakan kombinasi antara Lean dan Six sigma yang akan didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistematis dan sistemis. Lean dan Six sigma mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas- aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities).

2. Melalui peningkatan terus-menerus radikal untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma (kapabilitas proses 6 sigma)

3. Mengalirkan produk (material, work in process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal 4. Mengejar keunggulan dan kesempurnaan hanya dengan memproduksi 3,4 kecacatan untuk setiap satu juta kesempatan atau operasi (3,4 DPMO) (Gaspersz, 2008).

Fokus dari Lean dan Six sigma dapat dilihat pada Tabel 2.5.

(52)

Tabel 2. 5 Fokus Lean dan Six Sigma

Fokus Lean Fokus Six sigma

Pemborosan material, waktu, aktivitas, dll Variasi proses Menyeimbangkan aliran dalam proses (value

stream)

Identifikasi akar-akar penyebab dari masalah Reduksi Cycle Time Menciptakan output proses yang seragam

bebas cacat Sangat penting untuk meningkatkan

produktivitas

Sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas proses

Sumber :Vincent Gaspersz, The Executive Guide to Implementing Lean Six sigma

2.7. Metodologi DMAIC dalam Six Sigma

Six sigma adalah sebuah konsep dan strategi yang diharapkan mampu mengurangi tingkat cacat (defect) termasuk melakukan penghematan terhadap nilai.

Langkah-langkah penyelesaian permasalah dengan menggunakan metode six sigma adalah D-M-A-I-C (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control) akan diuraikan sebagai berikut:

1. Define. Pada langkah ini melakukan pengidentifikasian masalah. Produk atau layanan akan ditingkatkan kapabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara internal dan eksternal.

2. Measure. Melakukan pengukuran dan memahami kondisi proses kerja saat ini.

Kemudian mengidentifikasi critical to quality (CTQ) dan cacat yang akan dikembangkan melalui analisis serta potensi terjadinya kegagalan akan diidentifikasi dengan baik.

3. Analyze. Melakukan analisis dengan uji statistik, mengidentifikasi akar penyebab masalah, dan menentukan faktor utama yang mempengaruhi kecacatan.

(53)

4. Improve. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengembangkan, memilih dan memberikan solusi terbaik berdasarkan hasil analisis.

5. Control. Merancang upaya perbaikan dan mengimplementasikan perubahan sesuai dengan hasil analisis improve. Pada tahap ini dilakukan pemantauan pada proses untuk melihat perubahan yang dihasilkan dan penyesuaian terhadap usulan improve (Purba dan Aisyah, 2017)

2.7.1. Define

Voice of customer adalah strategi dan sistem untuk terus-menerus menelusuri dan memperbarui persyaratan pelanggan, aktivitas pesaing, perubahan pasar, dan sebagainya. Deskripsi mengenai standar kinerja spesifik yang dapat diukur untuk setiap output, sebagaimana ditentukan oleh pelanggan. Faktor-faktor kunci dari voice of customer adalah:

1. Membuat voice of customer menjadi usaha terus menerus.

2. Menentukan dengan tepat siapa yang menjadi pelanggan.

3. Menggunakan banyak metode

4. Mencari data spesifik dan memperhatikan tren 5. Mencari serta menggunakan informasi yang ada

6. Memulai dengan tujuan yang realistis (Pande et al., 2002).

(54)

2.7.2 Measure

Perhitungan DPMO dan Tingkat Sigma untuk data atribut dapat dilakukan sesuai langkah-langkah perhitungan berikut ini Pande (2009) :

1. Defect Per Unit (DPU). Ukuran ini merefleksikan jumlah rata-rata dari cacat, semua jenis, terhadap jumlah total unit dari unit yang dijadikan sampel.

DPU = 𝐷

π‘ˆ

Dimana:

D = Jumlah defective atau jumlah kecacatan yang terjadi dalam proses produksi U = Jumlah unit yang diperiksa

2. Defect Per Opportunity (DPO). Menunjukkan proporsi cacat atas jumlah total peluang dalam sebuah kelompok.

DPU = 𝐷

π‘ˆ π‘₯ 𝑂𝑃

Dimana:

OP (Opportunity) = Karakteristik yang berpotensi untuk menjadi cacat

2. Defect Per Million Opportunities (DPMO). DPMO mengindikasikan berapa banyak cacat akan muncul jika ada satu juta peluang.

DPMO = 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑑𝑠 π‘₯ 1.000.000 𝐼𝑛𝑠𝑝𝑒𝑐𝑑𝑒𝑑 π‘₯ 𝐢𝑇𝑄 π‘ƒπ‘œπ‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Žπ‘™

3. Mengkonversikan nilai DPMO dengan cara interpolasi menggunakan Tabel konversi sigma.

(DPMO–X1)*(X-Y1) = (X2-DPMO)*( Y2-X) Keterangan :

X1 = Nilai interval bawah DPMO pada tabel konversi sigma X2 = Nilai interval atas DPMO pada tabel konversi sigma

(55)

X1 = Nilai interval atas tingkat sigma pada tabel konversi sigma X1 = Nilai interval bawah tingkat sigma pada tabel konversi sigma X = Tingkat Sigma

5. Perhitungan tingkat Sigma dapat dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel yaitu dengan menggunakan formula berikut ini:

NORMSINV (1-DPMO/1000000) + 1,5

2.7.3 Analyze

2.7.3.1. Cause Effect Diagram

Cause Effect Diagram adalah diagram yang dikenal dengan istilah diagram tulang ikan (fish bone diagram) yang diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof.

Kaoru Ishikawa (Tokyo University) tahun 1943. Diagram ini bermanfaat untuk menganalisis dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualitas output kerja. Dalam hal ini metode sumbang saran (brainstorming method) akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja secara detail (Besterfield, 1998). Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada lima faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan yakni manusia (Man), metode kerja (Work Method), mesin atau peralatan kerja lainnya (Machine/Equipment), bahan-bahan baku (Raw Material) dan lingkungan kerja (Work Environment). Cause and effect diagram dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar

Gambar 2. 1 Cause and Effect Diagram
Gambar 2. 2 Kerangka Konseptual
Gambar 3. 1 Tahapan Penelitian
Gambar 4.1 13 Work Area Program Sarjana
+7

Referensi

Dokumen terkait