• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mushannaf Ibnu Abi Syaibah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Mushannaf Ibnu Abi Syaibah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

121 Mushannaf Ibnu Abi Syaibah

Oleh:

Tafsil Saifuddin Ahmad Dosen STIT Jembrana

Abstraksi

Para ahli hadis bersepakat bahwa Ibnu Abi Syaibah adalah satu figur yang dapat dipercaya serta memiliki kemampuan pengetahuan yang luas. Banyak ulama`-ulama` besar yang memuji terhadap Abu Bakar bin Abi Syaibah, terutama pada kekuatan hafalan Ibnu Abi Syaibah yang menjadikannya menonjol dibandingkan dengan ahli hadis semasanya. Kitab

"Mushannaf" yang dikaji dalam tulisan ini merupakan karya monumentalnya mengenai ensiklopedi hadis dan atsar. Bisa dikatakan, kitab "Mushannaf " sebagai karya masterpriece Ibnu Abi Syaibah yang masih tersisa sampai saat ini.

Kata Kunci: Ibnu Abi Syaibah, Hadits, Mushannaf Pendahuluan

Nama Ibnu Abi Syaibah tidak setenar Imam Bukhari, Muslim dan sejumlah Ahli Hadis yang menulis kitab Sunan dan musnad lainnya. Jarang sekali orang berbicara mengenai Ibnu Abi Syaibah maupun Mus}annaf-nya. Padahal, di masanya, beliau adalah salah seorang ulama ahli hadis, ahli fiqh, penghafal al- Qur‘an, sejarawan dan ahli tafsir Kufah yang sangat disegani.

Banyak di kalangan ahli hadis yang memuji kekuatan hafalan dan keluasan pengetahuan yang dimiliknya. Tak urung, Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Nasa‘i sejumlah nama-nama besar dari kalangan Muhaddisin meriwayat hadis melalui dirinya, bahkan Bukhari dan Muslim, dua orang yang bergelar syaikha>ni dalam disiplin Ilmu Hadis juga menerima sejumlah hadis yang diriwayatkannya.

Jika Bukhari meriwayatkan hanya 30 Hadis darinya, maka Muslim meriwayatkan sejumlah 1.540 hadis120. Disamping itu, Ibnu Abi Syaibah terhitung ulama' yang produktif menulis.

Beberapa karyanya di bidang fiqh, tafsir dan hadis sempat mendapatkan perhatian banyak kalangan, terutama kitab

"Mus}annaf"-nya. Namun sekali lagi, sungguh amat disayangkan

120 Al-Asqalani, Ibnu Hajar (773 H-852 H), Tahdzib al-Tahdzib, Juz VI, h. 4

(2)

122 jika kemudian nama besar Ibnu Abi Syaibah dan kitab karya- karya-nya yang sangat berharga itu ditinggalkan begitu saja.

Dalam tulisan ini, penulis akan memfokuskan kajian pada dua pembahasan. Yang pertama adalah pembahasan mengenai Biografi Ibnu Abi Syaibah yang meliputi; 1) nama dan keluarga, 2) Karir keilmuan Ibnu Syaibah 3) guru dan murid-muridnya, 4) komentar ulama terhadap dirinya, 5) akhir hayatnya serta 6) karya-karyanya. Sementara pembahasan kedua akan diarahkan pada upaya memperkenalkan karya masterpriece Abi Syaibah.

Pembahasan ini meliputi; 1) Definisi Mushannaf, 2) Motivasi penulisan, 3) Metodologi, 4) Sistematika, 5) Kritiknya terhadap Abu Hanifah, dan 6) Penutup.

Biografi Ibnu Abi Syaibah

Nama asli Abu Bakar bin Abi Syaibah adalah Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim bin Usman al-Abasi. Ia dilahirkan di Kufah pada tahun 159 H121. Namun sebutan (laqab) Abu Bakar bin Abi Syaibah kemudian menjadi lebih populer ketimbang nama aslinya. Nama Abu Syaibah sendiri sebenarnya bukanlah nama ayah dari Abu Bakar, akan tetapi nama julukan dari Ibrahim bin Usman al-Abasi yang tidak lain adalah kakek Abu Bakar sendiri122.

Kendati sejauh ini penulis belum mendapatkan informasi yang memadai tentang masa kecil Abu Bakar bin Abu Syaibah namun jika dilihat dari silsilahnya, maka tampak jelas bahwa Ibnu Abi Syaibah terlahir dari keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan, khususnya di bidang hadis. Hal ini dapat dilihat dari demikian populernya keluarga Abu Syaibah di kalangan ahli hadis di masanya.

Abu Syaibah, kakek Abu Bakar bin Abi Syaibah, di zamannya dikenal luas sebagai seorang ulama yang mempunyai kapasitas pengetahuan dan integritas kepribadian. Mengenai hal ini, Yazid bin Harun123 berkomentar bahwa ia tidak pernah

121 Al-Rib`i, Muhammad bin Abdullah (298-397 H), Maulid al-Ulama` wa Wafayatihim, Juz I, h. 371; Lihat juga: al-Baghdadi, Abu Bakar Ahmad bin Ali (w.463 H), Tarikh Baghdad, Juz X, h. 6.671

122 Abu Zur‘ah (194-264 H), Su‟alat al-Bardza‟i, Juz I, h. 598

123 Dijuluki juga dengan Abu Khalid al-Salami al-Kufi. Seorang ahli hadis terpercaya yang berdomisili di kota Kufah. Meninggal dunia di masa pemerintahan al-Ma‘mun

(3)

123 menjumpai seorang hakim yang menetapkan hukum di tengah- tengah manusia seadil Abu Syaibah124. Orang tua Abu Bakar bin Abu Syaibah sendiri, Muhammad bin Ibrahim merupakan seorang Hakim yang dapat dipercaya dalam meriwayatkan hadis125. Sementara Usman bin Muhammad bin Ibrahim bin Abi Syaibah126 adalah orang yang termasyhur kuat hafalannya127.

Dari beberapa informasi ini, tampak bahwa sejatinya Abu Bakar bin Abi Syaibah dilahirkan di lingkungan keluarga yang memiliki kepedulian terhadap ilmu keislaman, khususnya di bidang fiqh dan hadis. Tidak heran jika kemudian Abu Bakar bin Abi Syaibah tumbuh dan berkembang sebagai seorang ulama`

besar, mewarisi darah ke-ulama-an keluarga Abu Syaibah.

Karir Keilmuan Ibnu Abi Syaibah

Karir keilmuan Abu Bakar bin Abi Syaibah dimulai sejak kecil. Disamping belajar dari dalam lingkungan keluarganya sendiri, Abu Bakar bin Abi Syaibah sudah berguru ilmu hadis kepada sejumlah ahli Hadis yang berada di Kufah. Di kota kelahirannya ini ia belajar kepada sejumlah ulama besar ahli hadis seperti sejumlah ulama besar hadis yang memiliki integritas kepribadian dan keilmuan seperti Syarik128, Ibnu al-Mubarak129, Abu al-Ahwash130 dan sejumlah ulama lainnya.

tahun 206 H di usianya yang ke-88. Lihat: Muhammad bin Ahmad al-Dzahabi, Siyar al- A`lam al- Nubala‟, Juz IX, h. 183

124 Yahya bin Ma‘in (158-233 H), Tarikh Ibnu Ma‟in (Riwayat al-Dauri), Juz III, h.

523

125 Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Taqrib al-Tahdzib, Juz I, h. 465

126 Saudara Abu bakar bin Abi Syaibah, dijuluki juga dengan Ibnu Abi Syaibah seperti Abu Bakar bin Abi Syaibah. meninggal dunia pada tahun 239 H. Lihat:

Muhammad bin Thahir, Tadzkira al-Huffazh, Juz II, h. 444

127Al-Asqalani, h. 386

128 Dijuluki juga dengan Abu `Abdillah al-Nakha`i al-Kufi. Beliau seorang Hakim sekaligus ulama` besar hadis yang berdomisili di kota Kuffah,. wafat pada tahun 177 H di usianya yang ke- 82. Lihat: Muhammad bin Thahir, (448-507 H), Tadzkira al-Huffazh,, Juz I, h. 232

129 Dijuluki juga dengan Ibnu Mubarak sedangkan nama lengkapnya sendiri adalah Abdullah bin al-Mubarak bin Wadhih. Seorang Ulama` besar di bidang Fiqh yang sekaligus perawi hadis yang dapat dipercaya`. Meninggal dunia pada tahun 181 H. di usianya yang ke-63. As-Suyuthi, Abd al-Rahman bin Abi Bakr (849-911 H), Thabaqat al- Huffazh, h. 124

130 Nama lengkapnya Abu al-Ahwash, Salam bin Salim al-Hanafi. Beliau adalah seorang Ulama‘ besar hadis yang berdomisili di Kufah. Terkenal taat dalam beribadah dan menghafal sekitar 4000 hadis Nabi. Wafat pada tahun 179 H. Muhammad bin Thahir, h. 250

(4)

124 Namun kegemarannya menimba ilmu dan mencari hadis membuat dirinya tidak merasa cukup dengan hanya menimba Ilmu dari para ahli hadis yang ada di kota Kufah. Oleh karena itu, dalam riwayat Abu Bakar bin Abi Syaibah pun kemudian melakukan perjalan ke Bashrah untuk menimba ilmu dan menulis setiap riwayat hadis yang diterimanya dari guru-gurunya di Bashrah.131

Sepulangnya dari Bashrah Abu Bakar bin Abi Syaibah kemudian mengajarkan ilmu hadis. Ia juga sempat mengajar hadis di Baghdad, ibu kota khilafah Abbasiyah. Bahkan dalam Tarikh Baghdad Abu Bakar bin Abi Syaibah sempat mendapatkan sokongan finansial dari khilafah Abbasiyah untuk memerangi faham Mu`tazilah dan Jahmiyah. Tepatnya pada tahun 234 H., Abu bakar bin Abi Syaibah dan saudaranya, Usman bin Abi Syaibah, pernah ditunjuk oleh Mutawakkil

‗Alallah untuk membacakan hadis-hadis nabi yang isinya dapat digunakan untuk memerangi faham Mu`tazilah di masjid Rafashah. Di masjid ini ia berdakwah di hadapan tiga puluh ribu umat Islam132.

Walaupun terdapat sumber sejarah yang menyatakan bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah meninggal dunia di tahun 234 H namun Tarikh Baghdad menilai tahun 235 H lebih akurat dijadikan sebagai tahun wafatnya Abu Bakar. Tepatnya, Abu Bakar meninggal Kufah pada malam Kamis (akhir waktu `Isya‘) bulan Muharram tahun 235 H133.

Guru-guru dan Murid-muridnya

Adapun sejumlah nama guru-guru Abi Syaibah, baik yang disebutkan oleh ahli sejarah maupun ahli hadis, antara lain;

Syarik bin Abdullah, Abu al-Ahwash, Salam bin Salim, Sufyan bin Uyainah134, Amr bin Ubaid135, Hasyim136, Abd Allah bin

131 Az-Zuhri, Muhammad bin Sa`id bin Muni` (w. 230 H), Kitab al-Thabaqat al- Kabir, h. 553

132 Lihat: al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Juz X, h. 67

133 Al-Baghdadi, h. 71

134 Dijuluki juga dengan Abu Muhammad sedangkan nama lengkapnya adalah Sufyan bin `Uyainah bin Abi `Imran, Maymun al-Hilali al-Kufi. Seorang Ulama Ahli hadis yang berdomisili di kota Kufah dan meninggal dunia di Mekkah pada awal Rajab tahun 179 H. Abd al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyuthi,h. 119

135 Nama lengkapnya Amr bin Ubaid bin Bab al-Bashri. Perawi hadis di kota Bashrah pengikut faham Qadariyah. Tidak diterima riwayatnya oleh kalangan

(5)

125 Mubarak, Hafsh bin Ghiyats137, Ubbad bin al-Awwam138, Abd Allah bin Idris139, Abu Usamah140, Abd Allah bin Namir141, Abu Khalid al-Ahmar142, Husain bin Ali al-Ju`fi143, Muhammad bin Basyar144, Abd al-rahman al-Maharibi145, Muhammad bin Fadhil146, Waki`147, Abu Na`im148, Yahya bin Sa`id al-

Muhaddisin. Meninggal dunia 142 H. Lihat: al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Juz VIII, h.

62-64

136 Dijuluki juga dengan Abu Mu`awiyah sedangkan nama lengkapnya adalah Hasyim bin Basyir bin al-Qasim al-Wasithi. Seorang Ulama` penghafal al-Qur‘an dan Ahli Hadis yang dilahirkan pada 104 H dan meninggal dunia pada tahun 183 H.

Llihat: al-Suyuthi, Thabaqat al-Huffazh, h. 112

137 Dijuluki juga dengan Abu Umar al-Nakha`i al-Kufi. Seorang Ulama` Ahli Fiqh dan Hadis yang pernah menjadi Qadhi di kota Baghdad dan Kufah. Dilahirkan pada tahun 117 H dan meninggal dunia pada tahun 194 H. Muhammad bin Thahir, h. 298

138 Nama lengkapnya Ubbad bin Awwam bin Musa bin Abdullah bin Mundzir.

Guru ulama` hadis yang terpercaya riwayatnya. Lahir pada tahun 118 dan meninggal dunia pada tahun 185 H. Al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Juz V, h. 86

139 Nama Lengkapnya Abdullah bin Idris bin Yazid bin Abd al-Rahman bin Aswad al-Audi. Ulama‘ ahli hadis yang berdomisili di Kufah. Dilahirkan pada tahun 111 H dan meninggal pada tahun 129 H. Lihat al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, h. 127

140 Nama aslinya adalah Hammad bin Usamah bin Zayd al-Qursyi al-Kufi. Seorang Ulama ahli hadis keturunan Bani Hasyim dan menulis 100.000 hadis. Meninggal dunia pada bulan Syawal tahun 201 di usianya yang ke-80. Lihat: al-Suyuthi, Thabaqat al-Huffazh, h. 140

141 Seorang Ulama` Ahli hadis yang berdomisili di kota Kufah. Meninggal dunia pada tahun 199 H. Lihat: al-Rib`i, Maulid `Ulama wa Wafatihim, Juz II, h. 445

142 Nama aslinya Sulaiman bin Hayyan al-Azadi. Ulama besar hadis di Kufah, riwayatnya dapat dipercaya. Meninggal dunia pada tahun 189 H. Lihat: al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz IX, h. 21

143 Dijuluki juga dengan Abu `Ali al-Ja`fi sedangkan nama lengkapnya adalah Husain bin `Ali bin Walid al-Ja`fi. Seorang ulama besar Kufah yang meriwayatkan lebih dari 10.000 hadis. Meninggal dunia pada tahun 203 di usianya yang ke-84.

Muhammad bin Thahir, Tadzkira al-Huffazh, Juz I, h. 349

144 Dijuluki juga dengan Abu `Abdillah al-`Abadi al-Kufi. Seorang perawi hadis yang terpercaya. Meninggal dunia pada tahun 203 H. Lihat: al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz IX, h. 266

145 Dijuluki juga dengan Abu Muhammad sedangkan nama lengkapnya adalah Abdur al-Rahman bin Muhammad bin Ziyad al-Kufi. Seorang ulama` ahli hadis yang berdomisili di kota Kufah. Meninggal dunia pada tahun 195 H. (lihat al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz IX, h. 138

146 Nama lengkapnya Muhammad bin Fadhil bin Ghazwan al-Kufi. Seorang ulama ahli hadis di kota Kufah yang produktif menulis kitab. Meninggal dunia pada tahun 195 H. Lihat: al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz IX, h. 173-175

147 Nama lengkapnya Waki` bin Jarrah, ulama` besar hadis dan fiqh yang berdomisili di kota Kufah. Lahir pada tahun 129 H dan meninggal dunia pada hari

`Asyura` tahun 197 H. Muhammad bin Thahir, h. 306-309

(6)

126 Qaththan149 dan Abd al-Rahman bin Mahdi150.151. Namun jika dilihat dari sejumlah riwayat yang terdapat di dalam kitab Mushannaf, Sa`id al-Liham menetapkan beberapa nama yang dapat dipastikan juga sebagai guru Abu Syaibah. Beberapa nama tersebut adalah; A`masy152, Ibnu `Ulyah, Marwan bin Mu`awiyah153, Ishaq bin Sulaiman154 dan Ali bin Mushir155.156

Sementara sejumlah nama yang sempat menimba ilmu pengetahuan dari Abu Bakar bin Abi Syaibah atau meriwayatkan hadis dan atsar darinya, antara lain; Ahmad bin Hanbal157, Abdullah bin Ahmad158, Abbas bin Muhammad al-Dauri159,

148 Nama aslinya Fadhl bin Amr bin Hammad bin Zuhair bin Dirham al-Taimi.

Ulama besar hadis di kota Kufah. Riwayatnya dapat dipercaya. Meninggal dunia pada tahun 219 H. Lihat: al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz X, h. 142-151

149 Seorang ulama besar Bashrah dengan gelar Amir al-Mu`minin di bidang hadis.

Dilahirkan pada tahun 120 H. Al-Dzahabi, Juz IX, h. 183

150 Nama lengkapnya Abd al-Rahman bin Mahdi bin Hisan bin`Abd al-Rahman al-

`Anbari al-Bashri. Salah seorang Ahli hadis terkemuka di Bashrah dilahirkan pada tahun 135 H dan meninggal dunia pada tahun 198 H. Abu Zahu, al-Hadis wa al- Muhaddisun, h. 294-295

151 Al-Baghdadi, Juz X, h. 66; Al-Asqalani, Taqrib al-Tahdzib, Juz I h. 465; al-Qusyairi, Muslim bin al-Hajjaj (w. 206 H), al-Kuna wa al-Asma‟, Juz I, h. 129

152 Nama lengkapnya Sulaiman bin Mahran. Ulama besar ahli hadis di Kufah.

Meninggal dunia pada tahun 148 H. Al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz VI, h.

248

153 Nama lengkapnya adalah Marwan bin Mu`awiyah bin Harits bin Asma‘ al-Fazari al-Kufi. Seorang Ulama Ahli Hadis dan penghafal al-Qur‘an yang berdomisili di kota Kufah. Wafat pada tahun 193 H. Al-Suyuthi (849-911 H), Thabaqat al-Huffazh, h. 129

154 Ishaq bin Sulaiman al-Razi adalah seorang ulama besar hadis di kota Kufah.

Lihat: Yusuf bin al-Zaki (654-742H), Tahdizib al-Kamal, Juz II, h. 429

155 Dijuluki juga dengan Abu al-Hasan al-Qursyi, seorang sekaligus Ulama` Ahli Fiqh dan hadis yang berdomisi di kota Kufah. Pernah ditugaskan menjadi Qadhi di Armenia dan wafat di Kufah pada tahun 189 H. Muhammad bin Thahir, h. 291

156 Lihat: Sa`id al-Liham dalam pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah fi Ahadits wa al-Atsar (Beirut: Dar al-Fikr,1989) Juz I, h. 5

157 Dijuluki juga dengan Abu `Abdillah sedangkan nama lengkapnya sendiri adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad al-Syaibani. Seorang ulama`

besar Hadis, pengarang kitab Sunan Ahmad. Dilahirkan pada tahun 164 H dan meninggal dunia pada hari Jum`at tanggal 12 Rabi` al-Awwal tahun 241 H di usianya yang ke-77. Muhammad bin Thahir, Juz II, h. 432

158 Salah seorang putera dari Ahmad bin Hanbal, dijuluki juga dengan Abu Abd al- Rahman. Dilahirkan pada tahun 213 H dan meninggal pada tahun 290 H. Al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Juz V, h. 124

159 Nama lengkapnya Abbas bin Muhammad bin Hatim bin Waqid al-Dauri.

Ulama` hadis yang berdomisili di kota Baghdad, dipercaya riwayatnya. Meninggal dunia pada tahun 271 di usianya yang ke-88. Al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, h. 113

(7)

127 Ya`qub bin Syaibah160, Muhammad bin Ubaidillah bin al- Munadi161, Muhammad bin Ibrahim162, Ibrahim al-Harabi163, Muhammad bin Ishaq al-Shaghani164, Hasan bin Ali al- Ma`mari165, Muhammad bin Abdus bin Kamil166, Musa bin Ishaq al-Anshari167, Muhammad bin Muhammad al-Baghindi168, Abu al- Qasim al-Baghawi169, Muhammad bin Isma`il al-Bukhari170, Muslim171, Abu Dawud172, Ibnu Majah173, Abu Bakar bin Abi

`Ashim174, dan lain-lain175.

160 Nama lengkapnya Ya`qub bin Syaibah bin Shilat bin `Ushfur al-Bashri. Seorang Ulama` ahli hadis di kota Bashrah, pengarang Musnad al-Kabir. Meninggal dunia pada bulan Rabi` al-Awal tahun 262 H. Muhammad bin Thahir, Juz II, h. 578

161 Seorang ulama ahli hadis yang berdomisili di kota Baghdad. Meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun 272 H di usianya yang ke-104. Al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib, Juz IX, h. 290

162 Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ibrahim bin Sa`id al-Busyanji. Ulama Aahli hadis yang produktif mengarang kitab. Dilahirkan pada tahun 204 H. dan meninggal dunia di Nisabur pada tahun 290 H. Muhammad bin Thahir, Juz II, h. 657- 659

163 Seorang ahli hadis Baghdad. Meninggal dunia pada tahun 285 H. Al-Rib`i, Maulid `Ulama wa Wafayatihim, Juz II, h. 611

164 Dijuluki juga dengan Abu Bakar al-Shaghani. Seorang ulama hadis yang berdomisili di Baghdad, riwayatnya dapat dipercaya. Meninggal dunia pada tahun 270 H. Al-Asqalani, Juz IX, h. 32

165 Dijuluki juga dengan Abu Ali sedangkan nama lengkapnya Hasan bin Ali bin Syabhib al-Baghdadi. Seorang ulama ahli hadis yang berdomisili di kota Baghdad.

Meninggal dunia pada bulan Muharram tahun 295 H. Al-Suyuthi, Thabaqat al-Huffazh, h. 295

166 Wafat tahun 260 H. Lihat: al-Dzahabi, Siyar a`lam al-Nubala, Juz XIII, h. 64

167 Ulama besar di Nisabur menghafal 300.000 hadis. Meninggal dunia pada tahun 297 H. Al-Dzahabi, h. 580-581

168 Dijuluki juga dengan Abu Bakar sedangkan nama lengkapnya Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman bin Harits al-Wasithi al-Baghdadi. Seorang Ulama besar sekaligus ahli hadis Iraq. Pertamakali belajar hadis pada tahun 227 H dan meninggal dunia pada bulan Dzu al-Hijjah tahun 312 H. Muhammad bin Thahir, Juz II, h. 737

169 Nama aslinya Abdullah bin Muhammad bin Abd al-Aziz bin al-Marzaban bin Sabur. Pengarang kitab Tafsir al-Baghawi. Meninggal dunia pada tahun 203 H. Lihat:

Ibrahim bin Muhammad, al-Muqshid al-Arsyad fi Dzikri Ashhab Imam Ahmad, Juz II, h. 50

170 Dijuluki juga dengan Abu Abdullah, lengkapnya sendiri adalah Isma`il bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Ju`fi al-Bukhari. Pengarang kitab Shahih Bukhari. Lahir di Bukhara, Uzbekistan pada tahun 194 H meninggal dunia di Khartanak pada 256 H. Suryadilaga, Studi Kitab Hadis, h. 45-47; Muhammad Abu Shuhbah, Fi Riha‟ib al-Sunnah al-Kutub al-Sittah, h. 2

171 Nama lengkapnya Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Nisaburi, pengarang kitab Shahih Muslim. Dilahirkan di Nisabur pada tahun 204 H dan meninggal dunia di Nisabur pada tahun 261 H. Abu Zahu, al-Hadis wa al-Muhaddisun, h. 356-357

(8)

128 Komentar Para Ulama

Pada umumnya, para ahli hadis bersepakat bahwa Ibn Abi Syaibah adalah satu dari sekian figur yang dapat dipercaya serta memiliki kemampuan pengetahuan yang luas. Banyak ulama`- ulama` besar yang memuji terhadap Abu Bakar bin Abi Syaibah, terutama pada kekuatan hafalan Ibnu Abi Syaibah yang menjadikannya menonjol dibandingkan dengan ahli hadis semasanya.

Mengenai kekuatan hafalan Ibnu Abi Syaibah tersebut dapat dilihat dalam sebuah sejumlah riwayat yang ditulis oleh Ibnu Hajar al-‗Asqalani. Adapun kutipan lengkap riwayat tersebut sebagaimana berikut:

اك ي ان ايكباىبواع سانعان انبواتاأساي حيجاواي عانباد ح او و اوطخباياواب ت اىفاتادجواو انواىلعاول ح ا واو فا دص ان كا ان وايع فياوام شىان او ساو وانظ ا ن واو جداواث دحباحورانعاثدحو ا وواو اك ي ان اته ساىت ايكب بواتاأساو ام شىا بواي ذ الَايكبا بو انبو ١٤ م اوان اظ حواذئ ا وواةنسا

176

“Muhammad bin Umar al-Jurjani berkata: Aku pernah bertanya kepada Ma‟in tentang penerimaan riwayat (sima‟) Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Syarik dan ia membenarkannya. Ma‟in berkata : “aku mendapatkan kitab ditulis dengan tulisan (khath) Abu Bakar bin Abi Syaibah yang menerangkan ruh dengan menggunakan hadis mengenai Dajjal. Waktu itu kami menyangka bahwa ia (Abu Bakar bin Abi Syaibah) menerima hadis tersebut dari Hisyam al-Rifa‟i akan tetapi ia sama sekali tidak menyebutkan nama Abu Hisyam sehingga aku pun bertanya kepadanya kapan ia

172 Pengarang Sunan Abu Dawud. Nama lengkapnya Sulaiman bin Asy`ats bin Ishaq al-Asadi al-Sijistani. Dilahirkan pada tahun 202 H dan meninggal dunia di bashrah pada tahun 275 H. Abu Zahu, h. 359-360

173 Nama aslinya Muhamad bin Yazid al-Quzwini bin Majah al-Rib`i, Penulis kitab Sunan Ibn Majah. Dilahirkan pada 209 H dan meninggal dunia pada paruh akhir bulan ramadhan tahun 273 H. Muhammad bin Thahir, h. 636

174 Abu Bakar bin Khalid bin Arfathah al-Adzri al-Qadha`i. Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Tahdzib al-Tahdzib, Juz XII, h. 28

175 Al-Baghdadi, Juz X, h. 66; Al-Asqalani, Taqrib al-Tahdzib, Juz I, h. 465

176 Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Juz VI, h. 6

(9)

129 mendengar hadis tesebut dari Syarik. Abu Bakar bin Abi Syaibah menjawab: “Aku mendengarnya ketika aku berusia 14 tahun dan sampai saat ini aku masih mengingatnya”.

Dalam riwayat lain, sejumlah ahli hadis memberikan pujian terhadap Abu Bakar bin Abi Syaibah karena kekuatan hafalannya ini. Misalnya, Abu Zur`ah177, termasuk orang yang mengakui kekuatan hafalan Abu Bakar bin Abi Syaibah. Suatu ketika ia berkata: "Aku belum pernah melihat orang yang lebih kuat hafalannya ketimbang Abu Bakar bin Abi Syaibah"178. Kendati dengan bahasa yang berbeda, Abu Ubaid dan Abu Qasim179 dan 180 bahwa:

"Ilmu hadis bermuara pada empat orang; pertama, Abu Bakar bin Abu Syaibah adalah yang paling kuat hafalannya, Ahmad bin Hanbal yang paling menguasai ilmu fiqh, Ibnu Ma`in181 yang paling banyak mengumpulkan hadis dan Ibnu al-Madani182 yang paling pintar183. Di tempat lain Shalih bin Muhammad184 berkata:

Orang yang paling alim di dalam hadis dan cacat-cacat-nya adalah `Ali bin Madani sedangkan yang paling baik hafalannya adalah Abu Bakar bin Abi Syaibah.185

Namun demikian, bukan berarti Ibnu Abi Syaibah terlepas sepenuhnya dari kritik. Dalam sebuah riwayat yang dikutip al-

177 Nama lengkapnya Ubaidillah bin Abd al-Karim bin Yazid al-Qursyi. Seorang Ahli hadis yang menghafal 10.000 hadis. Meninggal dunia di akhir tahun 264 H.

Muhammad bin Thahir, h. 558

178 Sa`id al-Liham, dalam pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, h. 5

179 Abul Qasim ath-Thabarany, nama sebenarnya adalah Abu Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabarany, seorang hafidh yang terkenal di abad keempat hijriyah. Beliau menyusun 3 buah Mu‘jam yaitu : Al-kabi‘r, Ash-Shagi‘r dan Al-Ausath, beliau wafat tahun 360 H. Al-Zahrani, Tadwin al-Sunnah al-Nabawiyah, h. 170

180 Nama Aslinya al-Qasim bin salam al-Baghdadi. Ulama besar Baghdad, yang kreatif menulis dan pernah menjabat sebagai hakim. Meninggal dunia ketika menunaikan ibadah haji di Mekah pada tahun 224 H. Lihat: al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib, Juz VIII, h. 283-284

181 Ulama` besar ilmu hadis di Kufah, meninggal dunia di kota Madinah pada tahun 233 H dan dimakamkan di Baqi`. Abu Zahu, h. 244

182 Salah seorang ulama` besar hadis yang terpercaya. Meninggal dunia pada tahun 234 H. Abu Zahu, h. 344

183 Yahya bin Ma‘in, Tarikh Ibnu Ma‟in (Riwayat al-Dauri), Juz III, h. 523

184 Nama lengkapnya Shalih bin Muhammad bin Yahya bin Sa`id al-Qaththan.

Cucu dari salah seorang guru Ibnu Abi Syaibah, Yahya bin Sa`id al-Qaththan. Al- Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Juz IV, h. 352

185 Sa`id al-Lihan, dalam pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, h. 5

(10)

130 Baghdadi, suatu ketika Maymuni186 pernah membuat pernyataan yang intinya menilai bahwa Ibnu Abi Syaibah adalah seseorang yang banyak melakukan kesalahan. Berikut kutipan lengkap perkataan Maymuni tersebut.

ا بواو ان عانعاو اةب اىبوانبوالجراو فاو فاو لتخوا ئ ا وي وذ اللهودبع ا- البنحانباد حواىن ا–

او اش وايظ واوذاىفاةب اىبوانبواعد

وئظخاةي اللهوادبعا بواد ي اهي غ

187 ا

"Suatu ketika kami memperselisihkan satu perkara tentang hadis kemudian seorang laki-laki mengomentari perselisihan tersebut dengan riwayat Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Affan kemudian Abu Abdillah" (Ahmad bin Hanbal) berkata: "Tinggalkan Ibnu Abi Syaibah dalam hal ini dan lihatlah apa yang dikatakannya selain hal tersebut! Maksud Abu Abdillah bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah banyak melakukan kesalahan".

Menanggapi pernyataan Maymuni di atas, al-Baghdadi menganalisa bahwa perkataan Imam Hambali di atas tidak bermaksud menuduh Abu Bakar bin Abi Syaibah banyak melakukan kesalahan sebagaimana yang disalahpahami Maymuni.

Akan tetapi Ahmad bin Hanbal berkata demikian karena Hadis yang diriwayat Abu Bakar bin Abi Syaibah tersebut sudah diketahuinya dan ia ingin mengambil pelajaran dari perbedaan tersebut188.

Karya Intelektual Ibnu Abi Syaibah

Sebagai ulama' yang memiliki kapasitas pengetahuan yang luas, Ibnu Abi Syaibah menulis sejumlah karya dari berbagai jenis ilmu pengetahuan. Al-Baghdadi, umpamanya, meriwayatkan bahwa selama hidupnya Abu Bakar bin Abi Syaibah menulis

186 Dijuluki juga dengan Abu Hasan sedangkan nama aslinya Abd al-Mulk bin Abd al-Hamid bin Syaikh al-Jazirah Maimun. Seorang ahli hadis dan fiqh, murid dari Imam Ahmad bin Hanbal. Meninggal dunia pada tahun 274 H. Al-Dzahabi, Siyar al-A`lam al- Nubala‟, Juz XIII, h. 89-90

187 Al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Juz X, h. 68

188 Al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Juz X, Loc. Cit

(11)

131 sejumlah kitab yang terdiri dari kitab Musnad, kitab Hukum dan kitab Tafsir189.

Namun sayang, tidak banyak informasi mengenai jumlah kitab yang disusun oleh Abu bakar bin Abi Syaibah dan judul kitab-kitab tersebut. Bahkan Sa`id al-Liham, ketika memberikan pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah pun tidak menyebutkan judul dari kitab-kitab yang dikarang oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah. Di dalam pengantarnya tersebut Sa`id al- Liham hanya menukil dua riwayat yang dapat diajukan sebagai bukti bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah memiliki sejumlah karya namun tidak menyebutkan judul masing-masing kitab tersebut kecuali Mushannaf Ibnu Abi Syaibah. Kedua riwayat tersebut antara lain; Riwayat pertama, Khatib pernah berkata: "Ibnu Abi Syaibah adalah orang yang dapat dipercaya dan kuat hafalannya. Ia mengarang kitab mushannaf, kitab musnad, kitab hukum, dan kitab tafsir". Riwayat kedua, Ibnu Nadim pernah berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar bin Abi Syaibah termasuk ahli hadis yang produktif menulis, salah satu kitabnya adalah kitab al-Sunan dalam ilmu Fiqh"190.

Namun terlepas dari keterbatasan informasi tersebut, diantara seluruh karya-karyanya, kitab "Mushannaf" yang dikaji dalam tulisan ini merupakan karya monumentalnya mengenai ensiklopedi hadis dan atsar. Bisa dikatakan, kitab "Mushannaf "

sebagai karya masterpriece Ibnu Abi Syaibah yang masih tersisa sampai saat ini.

Mushannaf Ibn Abi Syaibah Definisi Mushannaf

Secara etimologi mushannaf adalah berasal dari akar kata al-Shanfu (فنصلا) yang berarti bagian (برضلا و عونلا). Bentuk jama`-nya adalah Ashnaf (فانصا) dan Shunuf (فونص). Sementara kata Shannafahu (افینصت هفنص) berarti menjadikannya beberapa bagian dan membedakan bagian yang satu dengan bagian yang lainnya191. Namun di kalangan ahli hadis terdapat empat pendapat

189 Al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Juz X, h. 66

190 Al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Juz X, Loc. Cit

191 Al-Fairuzabadi, Muhammad bin Ya`qub (729-817H), al-Qamus al-Muhith, Juz II, h. 1104

(12)

132 mengenai definisi kitab Mushannaf. Keempat pendapat tersebut antara lain:

Definisi pertama, Mushannaf merupakan:

ةاودعاطيشباملسواو لعاللهواىلصاللهواو سراىاواةع في اواث د حلَوال ن ةي خلَواو وور 192

ا

“kitab yang memuat hadis-hadis marfu`dengan syarat `adalah rawi terakhir"

Definisi kedua;

ااان ب تاوواةب حصاواهوورا املسواو لعاللهواىلصاواواو سياوار ثوال ن ن ب تاوانعان ب تاواي ب اواةب حصاوانع 193

ا

“Kitab yang memuat atsar Rasulullah seperti periwayatan para sahabat, periwayatan tabi`in dari sahabat dan periwayatan tabi` al-tabi`in dari tabi`in”

Definisi ketiga;

لض اوواو ل اوواعط ن اووالسي اوال ن اا194

“kitab yang memuat hadis mursal, munqothi`, ma`lul dan ma`dhul”;

Definisi Keempat;

اواوذىاز جأان او واهي غباو ان واي أباو ان او واوسكعوايأياوال ن اود ؤ ا اوت نص اىفافنص اوا ح صاذخت انوانوداكاذوا اكوذ يخواتىذ اا ضر اووا ىذ ا ا195

“kitab yang memuat beberapa pendapat sejumlah orang yang berbeda sementara sang penulis bersikap obyektif dalam kitab tersebut, tidak memihak atau menentang pendapat atau madzhab tertentu”

192 Sa`id al-Liham, dalam pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Juz I, h. 8

193 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

194 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

195 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

(13)

133 Definisi Kelima,

او فاد ت اوواو ودا هتجوا ه فاطسب ايخوا ب ت افنص اوا ح صاصصخ اد و ايكباىب او د حلَا جي اد سلَو ا196

“terkadang (mushannaf diartikan sebagai kitab yang) khusus memuat ijtihad sang penulis atau kitab yang mengumpulkan sanad-sanad sebagai rujukan hadis-hadis sang penulis kitab seperti halnya Mushannaf Ibnu Abi Syaibah197”.

Dari penjelasan ini tampak jelas bahwa Sa`id al-Liham sudah memberikan batasan definisi yang lebih dekat dengan kitab Mushannaf bin Abi Syaibah, yakni definisi kelima. Dimana dalam definisi tersebut, kitab Mushannaf memuat ijtihad sang penulis dan sanad-sanad hadis yang dijadikan sebagai rujukan.

Motivasi Penulisan Mushannaf

Tidak ada informasi yang cukup akurat mengenai alasan mendasar Ibnu Abi Syaibah menulis kitab Mushannaf-nya. Akan tetapi menurut analisa Sa'id al-Liham, kemungkinan besar beragamnya corak orientasi fiqh di masa itu merupakan salah satu motivator Ibnu Abi Syaibah untuk menulis Mushannafnya198. Artinya, Ibnu Syaibah sebagai seorang figur ulama hadis sekaligus ulama‘ fiqh ngin memberikan batasan- batasan hukum yang tegas sesuai dengan hadis-hadis dan atsar yang dipandangnya dapat dipertanggungjawabkan untuk dijadikan landasan hukum. Dengan kata lain, Ibnu Abi Syaibah ingin menyajikan satu karya yang memuat tentang ensiklopedi hadis dan atsar yang membahas mengenai masalah-masalah hukum.

Oleh karena itu, bukan hal yang mengherankan jika kemudian dalam bagian terakhir Mushannaf-nya, Ibnu Abi Syaibah juga menulis bab khusus tentang pandangan Abu Hanifah yang ketika itu menjadi diskursus aktual di kalangan para ulama`. Dalam bab yang berjudul al-Radd `Ala Abi Hanifah ini berisi tentang penolakannya terhadap pandangan Abu

196 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

197 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

198 Sa`id al-Liham, h. 9

(14)

134 Hanifah yang dianggapnya sudah melenceng dari nash hadis dan atsar.

Metodologi

Ibnu Abi Syaibah sebenarnya tidak banyak memberikan kritik terhadap hadis-hadis yang diterimanya dari guru-gurunya.

Dalam memandang mana hadis atau atsar yang pantas untuk dimasukkannya ke dalam Mushannaf-nya, Ibnu Abi Syaibah lebih bertumpu pada kriteria tsiqah dan `adalah menurut subyektifitas dirinya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sa`id al-Liham, bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah memiliki pandangan bahwa seluruh Tabi` al-Tabi`in semuanya dipandang adil (`udul)199. Oleh karena itu ia tidak melakukan kritik terhadap mereka dan tidak menentukan kualitas hadis-hadis mereka dengan hukum-hukum tertentu200.

Namun sikap Ibnu Abi Syaibah yang relatif longgar dalam mengkritik Tabi` al-Tabi`in ini jangan serta merta dipandang sebagai kelemahan metodologi Ibn Abi Syaibah di bidang ilmu hadis, karena ada beberapa faktor historis yang seharusnya juga diketahui terkait dengan tradisi penulisan hadis di masa itu.

Sejumlah Literatur Ilmu hadis menyebutkan bahwa di abad pertama dan kedua hijriyah metode kritik hadis dan rawi belum terbangun secara mapan. Baru setelah generasi Bukhari dan Muslim, metodologi penilaian hadis dan rawi semakin menemukan bentuknya201.

Sistematika

Sebagaimana laiknya kitab mushannaf lainnya, kitab Mushannaf Abu Bakar bin Abi Syaibah disusun berdasarkan bab- bab fiqh yang dimulai dari kitab al-Thaharah dan diakhiri kitab al- Jamal (wa al-Shiffin wa al-Khawarij) . Untuk lebih rinci, berikut disertakan tabel seluruh kitab yang ada dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah.

Adapun rujukan yang digunakan penulis adalah kitab

"Mushannaf Ibnu Abi Syaibah fi al-Ahadits wa al-Atsar" yang diterbitkan oleh penerbit Dar al-Fikr, Beirut pada tahun 1988 dalam delapan jilid kitab dan satu kitab fihris.

199 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

200 Sa`id al-Liham, h. 8-9

201 Sa`id al-Liham, h. 4-10

(15)

135

Nomor Jilid Nama BAB

Jilid I

Jilid II

Jilid III

Jilid IV

Jilid V

Jilid VI

Jilid VII

Kitab al-Thaharah

Kitab al-Adzan wa al-Iqamah Kitab al-Shalat

Kitab al-Jum'ah Kitab Shalat `Idaini Kitab Shalat Tathawwu`

Kitab al-Shiyam Kitab al-Zakat Kitab Jana'iz Kitab al-Nikah

Kitab al-Ayman wa al-Nudzur wa al- Kaffarat

Kitab Thalaq Kitab al-Hajj Kitab al-Jihad Kitab al-Shaid

Kitab al-Buyu` wa al-Aqdhiyyah Kitab al-Thib

Kitab al-Asyrabah Kitab al-Aqiqah Kitab al-Ath`amah Kitab al-Libas wa al-Zinah Kitab al-Adab

Kitab al-Diyat Kitab al-Hudud

Kitab Aqdhiyat Rasul Allah Kitab al-Du`a'

Kitab Fadha'il al-Qur'an Kitab al-Iman wa al-Ru`ya Kitab al-Umara`

Kitab al-Washaya Kitab al-Ghara'idh Kitab al-Fadha'il Kitab al-Jihad

(16)

136 Jilid VIII

Kitab al-Ta'rikh Kitab al-Jannah Kitab Dzikr al-Nar

Kitab Dzikr Rahmah Allah Kitab al-Zuhd

Kitab al-Awa'il

Kitab al-Radd `Ala Abi Hanifah Kitab al-Maghazi

Kitab al-Fitan

Kitab al-Jamal (wa Shiffin wa al- Khawarij)

Karakteristik Mushannaf Ibn Abi Syaibah

Mushannaf Ibnu Abi Syaibah memiliki karakteristik yang khusus dan patut diperhatikan oleh setiap pembaca yang ingin membaca kitab ini. Beberapa karakteristik tersebut terjadi karena orientasi fiqhiyah dan metodologi Ibnu Abi Syaibah yang longgar terhadap riwayat hadis yang diterimanya dari tabi` al-tabi`in dan tabi`in. Beberapa karekteristik tersebut antara lain:

1) Terdapat beberapa pendapat dan atsar yang berbeda dalam satu masalah, bahkan terkadang bertentangan satu sama lain202. Namun demikian, hal-hal yang bersifat kontradiktif tersebut bukan berarti Abu Bakar bin Abi Syaibah tidak memiliki konsistensi dalam ber-hujjah. Akan tetapi memang terkadang Abu Bakar bin Abi Syaibah menegaskan posisinya dalam satu pendapat dan terkadang hanya menukil saja pendapat sejumlah ulama yang dianggapnya layak tanpa memberikan penilaian lebih lanjut.

2) Terkadang Ibnu Abi Syaibah memasukkan pandangan- pandangan fiqhiyah ke dalam Mushannaf-nya yang dianggapnya secara pribadi sudah memenuhi standard shahih, tsiqah dan `adil.

3) Setiap riwayat yang berasal dari guru-gurunya yang menurutnya tsiqah maka ia mendahuluinya dengan kalimat akhbarahu atau anba'ahu. Terkadang ia juga menyebutkan hadis tanpa didahului kalimat akhbarahu atau anba'ahu. Jika dia telah menerima hadis langsung dari gurunya, baik dengan cara sima`, qira`ah ataupun ijazah maka ia tidak

202 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

(17)

137 menggunakan kalimat haddasana, akhbarana dan anba'ana;

seolah-olah ia menerima hadis melalui kitab gurunya atau mushaf dari tabi`in.203.

4) Terdapat bab khusus yang menolak pandangan hukum Abu Hanifah. Salah satu hal yang membuatnya menolak pandangan-pandangan hukum Abu Hanifah karena ia memandang terdapat perbedaan yang signifikan antara pandangan hukum Abu Hanifah dengan hadis-hadis Rasulullah. Dalam menolak pandangan Abu Hanifah, Ibnu Abi Syaibah biasanya menulis pandangan hukum Abu Hanifah kemudian menolaknya dengan sejumlah hadis yang dipandangnya bertentangan dengan pendapat Abu Hanifah tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut ditulis salah satu contoh penolakan Ibnu Abi Syaibah terhadap Abu Hanifah sebagaimana yang yang terdapat dalam kitab Mushannaf-nya.

ا هفاةأي اوواجوزاواو لعاىضوي ا او انسحاوانعاوي عانعاص حا نثدح الجياواو لعاجوزت ا اى دأا انسحاواتاأساو ان عانبوانعاء اوا نثدايه انعاة أانبال ع سإانعان سانعاع وا نثدحاا ىذان اةو انزواو انعان سانعاع وا نثدحااويه ان اط سبات ضرا ااو ا س اوانباد س او او اي ل باوانبوانعاي ئ طاواةي غ اوانباكل اوادبعانعاي خاواي ع او سرا او ا او اةلح انه دصاء سناواو آوااملسواو لعاللهواىلصاايبناو الَاو اااة نحا بأاي ذوامى لىأاو لعاىضوي ا او امهن باقئلا اوا فاللهو انباس أانعاز ز اوادبعانعام شىا نثدحاامىورداةيشعان ال أاىلعا هجوزت ا اواال فاو ا هجوز واة صاقتعأااملسواو لعاللهواىلصاايبناوانأاكا ال ع سإانبام حا نثدحاا ه ودصا ه تعال جا هس ا ه دصأاو ا ه دصأ ال جواهداوامأالجياواقتعأاء انإايلعاو او او بأانعاد ح انباي جانع ا س اوانباد ساو او اد سانباى ح انعاة سأا بأا نثدحا ىيه ا ه تع اي ذواوااوزئ جاكاذات أرا ودصا هااكاذال جواهداوامأاوأاو د اواقتعأان يه بالَإاز ج الَاو اة نحا بأانأ ا204

203 Sa`id al-Liham, Loc. Cit.

204 Ibnu Abi Syaibah, Abdullah bin Muhammad, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Juz VIII, h. 432

(18)

138 Dari kutipan di atas dapat dilihat bagaimana Ibnu Abi Syaibah sebenarnya menyepakati kewajiban mahar sebagai syarat sah perkawinan. Dari riwayat-riwayat yang disampaikannya tampak ia memaknai mahar sebagai sesuatu yang disetujui oleh kedua calon suami istri yang bisa jadi berbentuk materi atau non- materi. Sangkalannya terhadap pendapat Abu Hanifah karena Abu Hanifah dinilainya terlalu materialistis dalam mendefinisikan mahar (harus berwujud materi).

Penutup

Dari seluruh uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagaimana berikut:

1) Bahwa sosok Ibnu Abi Syaibah merupakan satu dari sejumlah Ahli Hadis yang memiliki intergitas kepribadian tinggi di bidang Hadis dan Fiqh. Kendati terdapat beberapa ulama‘

yang memandangnya banyak berbuat kesalahan akan tetapi dengan penerimaan Bukhari dan Muslim atas riwayat yang disampaikannya maka seluruh prasangka minus atas Ibnu Abi Syaibah sudah terbantah dengan sendirinya.

2) Walaupun Ibnu Abi Syaibah secara pribadi memiliki integritas yang tinggi akan tetapi bukan berarti seluruh riwayat hadis yang ada di dalam kitab Mushannafnya secara otomatis bisa disebut Shahih. Banyak di antara riwayat hadis Ibnu Abi Syaibah yang secara kualitas lemah karena secara historis metodologi kritik sanad dan matan baru mencapai bentuknya pada generasi Bukhari sehingga kelemahan dalam hadis yang terdapat dalam Mushannaf tidak bisa dipikulkan kepada Ibnu Abi Syaibah.

3) Penolakan Ibnu Abi Syaibah terhadap Abu Hanifah harus dipahami murni sebagai ijtihad pribadi Ibnu Abi Syaibah di bidang fiqh, bukan penolakan terhadap integritas kepribadian maupun kapasitas keilmuan Imam Abu Hanifah. Dari sisi lain, penolakannnya terhadap pandangan hukum Abu Hanifah ini dapat juga diartikan sebagai posisi Ibnu Syaibah sebagai seorang ahli hukum Islam yang berdiri di barisan Ahli al-Hadis, bukan di barisan Ahl Ra`y dalam disiplin ilmu fiqh.

Daftar Pustaka

(19)

139 Abu Bakar bin Abi Syaibah, Abdullah bin Muhammad, Mushannaf Ibnu

Abi Syaibah, (Beirut: Dar al-Fikr,1989)

Abu Zahu, al-Hadis wa al-Muhaddisun,(Mesir: Mathba`ah Mishra Syirkah Musahamah, t.th)

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Taqrib al-Tahdzib, (Yordan: Maktabat al-Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Tahdzib al-Tahdzib, Yordan: maktabah al- Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Al-Baghdadi, Abu Bakar Ahmad bin Ali (w.463 H), Tarikh Baghdad, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.)

al-Dzahabi,Muhammad bin Ahmad, Siyar al-A`lam al- Nubala‟ (Yordan:

al-Maktabat al-Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Al-Fairuzabadi, Muhammad bin Ya`qub, al-Qamus al-Muhith, (Libanon:

Dar Ihya‘ Turats al-`Arabi, 2000)

Al-Qusyairi, Muslim bin al-Hajjaj, al-Kuna wa al-Asma‟, (Yordan: al- Maktabat al-Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Al-Rib`i, Muhammad bin Abdullah, Maulid al-Ulama` wa wafayatihim, (Yordan: al-Maktabat al-Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999) Al-Suyuthi, Abd al-Rahman bin Abi Bakr, Thabaqat al-Huffazh (Yordan:

al-Maktabat al-Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Al-Syahrastani, Abi Fath Muhammad Abd al-Karim ibn Abi bakar, al- Milal wa al-Nihal (Libanon: Dar al-Fikr, 2002) Cetakan kedua al-Zahrani, Tadwin al-Sunnah al-Nabawiyah, (Madinah: Mathba`ah al-

Munawwarah, t.th)

Al-Zuhri, Muhammad bin Sa`id (w. 230 H), Kitab al-Thabaqat al-Kabir, (Kairo: Maktabah al-Khanji, 2001)

Ibrahim bin Muhammad, al-Muqshid al-Arsyad fi Dzikri Ashhab Imam Ahmad, (Yordan: al-Maktabah al-Alfiyah, 1999)

Muhammad Abu Shuhbah, Fi Riha‟ib al-Sunnah al-Kutub al-Sittah (http:

Majma` al-Buhus al-Islamiyah, 1969)

Muhammad bin Thahir, Tadzkira al-Huffazh, (Yordan: al-Maktabah al- Alfiyah li Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Sa`id al-Liham, Pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah fi Ahadits wa al-Atsar, (Beirut: Dar al-Fikr,1989)

Suryadilaga, Alfatih, Studi Kitab Hadis (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2003)

Yahya bin Ma‘in, Tarikh Ibnu Ma‟in: Riwayat al-Dauri, (Yordan: al- Maktabat al-Alfiyah li al-Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

Yusuf bin al-Zaki, Tahdizib al-Kamal (Yordan: al-Maktabat al-Alfiyah li al- Sunnah al-Nabawiyah, 1999)

(20)

140

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, pemerintah Desa Jlumpang mengawali perencanaan pengelolaan keuangan desa dengan pembutan Rencana Pembangunan Jangka

Banyak orang yang telah membuat bahasa pemodelan pembangunan perangkat lunak sesuai dengan teknologi pemrograman yang berkembang pada saat itu, misalnya yang sempat

Bộ phận cắt tiếp xúc với dây dẫn “có điện” có thể khiến các bộ phận kim loại bị hở của dụng cụ máy “có điện” và làm cho người vận hành bị điện giật.. Cầm

Penelitian ini menggunakan Metode Neural Network Back Propagation, dengan data training (100 data) yang terdiri atas variable predictor (penutupan IHSG, kurs nilai

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan menginterpretasikan angka ketercapaian indikator kapitasi berbasis komitmen pelayanan dan

Anda telah mendapatkan hak penuh untuk membagikan E book Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya ini secara gratis!!.. Silakan

Dengan tujuan pengadaan air untuk air minum dan air irigasi serta untuk pemeliharaan sungai, maka Sungai Ayung dipilih untuk pengembangan sungai dari sumber daya air yang layak

Dengan memanfaatkan beberapa bagian (pair) dari kabel jaringan yang tidak digunakan dalam proses pengaliran data dari sumber input ke proses output dapat dimanfaatkan untuk