• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SHOW NOT TELL TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 123 INPRES UJUNG LAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SHOW NOT TELL TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 123 INPRES UJUNG LAU"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SHOW NOT TELL TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 123 INPRES UJUNG LAU SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh: NURFITRI RAMDANI 10540 8967 13. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2017/2018. i.

(2) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp (0411)-860132, 90221 Makassar. HALAMAN PENGESAHAN Nama. : NURFITRI RAMDANI. NIM. : 10540 8967 13. Jurusan. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Judul Skripsi. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Pengaruh Model Pembelajaran. Show. Not. Tell. terhadap Kemampuan Menentukan Pokok Pikiran Paragraf Siswa Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Makassar, Juli 2017 Disetujui Oleh : Pembimbing I. Pembimbing II. Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. Mengetahui,. Dekan FKIP Unismuh Makassar. Ketua Prodi PGSD. Erwin Akib, S.Pd. M.Pd., PhD NBM: 860 934. Sulfasyah, S.Pd., MA., Ph.D NBM: 970 635. ii.

(3) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp (0411)-860132, 90221 Makassar PERSETUJUAN PEMBIMBING Nama NIM Jurusan Fakultas. : : : :. Judul Skripsi. NURFITRI RAMDANI 10540 8967 13 Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar : Pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau.. Setelah diperiksa dan diteliti ulang , skripsi ini dinyatakan telah layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar,. Juli 2017. Disetujui Oleh : Pembimbing I. Pembimbing II. Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. Mengetahui,. Dekan FKIP Unismuh Makassar. Ketua Prodi PGSD. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. NBM: 858 625. iii. Sulfasyah, MA., Ph.D NBM: 970 635.

(4) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp (0411)-860132, 90221 Makassar SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama. : NURFITRI RAMDANI. NIM. : 10540 8967 13. Jurusan. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Judul Skripsi. : Pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa Kelas V SD No. 123 Inpres Ujung Lau.. Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan kepada Tim penguji adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan atau dibuatkan oleh orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.. Makassar,. Juli 2017. Yang membuat pernyataan. NURFITRI RAMDANI NIM : 10540 8967 13. iv.

(5) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp (0411)-860132, 90221 Makassar SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas. : NURFITRI RAMDANI : 10540 8967 13 : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Judul Skripsi. : Pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau.. Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya menyusunnya sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun. 2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas. 3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam menyusun skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran. Makassar,. Juli 2017. Yang membuat perjanjian. NURFITRI RAMDANI NIM: 10540 8967 13. v.

(6) MOTO DAN PERSEMBAHAN beli masa depan anda dengan ilmu. Dan bekerjalah dalam perusahaan yang bernama “belajar” agar anda mendapat gaji berupa ilmu yang melimpah.. belajar akan memberikan anda pemahaman baru, sehingga anda bisa menghadapi tantangan baru yang membentang di depan……… Untuk ibu: Semoga setiap air mata yang jatuh dari matamu atas segala kepentinganku, menjadi sungai untukmu di surga nanti…. Untuk ayah: Semoga seluruh peluh dan tetesan keringat yang kau keluarkan dalam perjuanganmu mencari nafkah untuk kami senantiasa berkah dan dibalas dengan SURGA …... Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orang tua, Olehnya itu:. Kupersembahkan Karya Sederhana ini, Buat Keluarga besarku, Terkhusus Ayah dan Ibuku, serta Sahabat-sahabatku.. vi.

(7) KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wata’ala pencipta alam semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga salawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridho-Nya hingga diakhir zaman. Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Show Not Tell terhadap Kemampuan Menentukan PokokPikiran Pragraf Siswa Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Berbekal dari kekuatan dan ridho dari Allah swt semata, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Oleh sebab itu hanya dari pertolongan Allah swt, yang hadir lewat uluran tangan serta dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasih yang tiada terhingga atas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.. viii.

(8) Penulis menyadari bahwa selama menjadi mahasiswa jurusan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar 2013/2014 hingga sekarang ini, telah banyak memperoleh bantuan moril maupun materil dari semua pihak hingga studi penulis dapat selesai. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat ananda haturkan kepada Ayahanda Dg, Nojeng dan Ibunda Nursiah atas pengorbanan, kesabaran, do’a, cinta dan kasih sayang, yang tak pernah terputus tercurah sejak penulis berada dalam kandungan, detik ini hingga kapanpun. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada Dr. A. Sukri Syamsuri. M. Hum pembimbing 1 yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal dan sampai pada selesainya skripsi ini. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum pembimbing II yang juga telah meluangkan banyak waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan semangat disela-sela kesibukannya, sejak penyusunan proposal dan sampai pada penyelesaian dalam menyusun skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar. Erwin Akib, S.Pd., Ph.D Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Sulfasyah, S.Pd., MA., Ph.D. dan Fitriani Saleh, S.Pd., M.Pd., Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu memberikan izin kepada penulis skripsi sehingga penulis skripsi ix.

(9) ini berjalan lancar. Dra. Hj. Muliati Samad, M.Si Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester awal hingga penulis menyelesaikan studinya di perguruan tinggi ini. ABD. Rahim, A. Ma., Kepala SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau yang telah memberikan izin penulis mengadakan penelitian sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Syahiruddin, S. Pd Guru kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau yang telah memberikan izin melakukan penelitian di kelas V. dan keluarga besarku, atas dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini. Dari awal penulis memasuki dunia kampus sampai pada selesainya skripsi ini. Berkat semua itu penulis mampu mengarungi hidup dengan penuh semangat, dan harapan untuk mencapai masa depan. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa PGSD angkatan 2013 khususnya kelas O, terimah kasih atas segala bantuan dan kebersamaannya selama ini. Untuk semuanya yang tidak bisa kusebut satu persatu, yang telah menoreh kenangan yang terbingkai indah dalam hidup penulis, semoga rasa yang telah kita bagi selama ini akan tetap terpatri dalam hati untuk bekal dalam memaknai ciri hidup dan kehidupan.. x.

(10) Akhirnya kepada Allah swt jualah penulis memohon, semoga pihak yang telah ikut membantu dalam upaya penyusunan skripsi ini diberikan pahala yang setimpal Amin. Billahi fisabilil haq pastabiqul khaerat Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Makassar,. Juli 2017. Penulis. NURFITRI RAMDANI Nim: 10540 8967 13. xi.

(11) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv SURAT PERJANJIAN .............................................................................................v MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi ABSTRAK ...............................................................................................................vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................................xii DAFTAR TABEL................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah .........................................................................................4 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................5 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ..............................................................................................7 1. Penelitian yang Relevan..........................................................................7 2. Pembelajaran Pokok Pikiran Paragrf ......................................................8 3. Pengertian Model Pembelajaran ............................................................10 4. Model Pembelajaran Show Not Tell.......................................................12. xii.

(12) B. Kerangka pikir .............................................................................................13 C. Hipotesis ......................................................................................................15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian..........................................................................16 B. Populasi dan sampel.....................................................................................18 C. Variabel Penelitian.......................................................................................19 D. Definisi Operasional Variabel......................................................................21 E. Instrument Penelitian ...................................................................................22 F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................23 G. Teknik Analisis Data....................................................................................24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................29 B. Pembahasan..................................................................................................42 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ......................................................................................................45 B. Saran ............................................................................................................46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP. xiii.

(13) DAFTAR TABEL. Nomor. Judul. Halaman. Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri No. 1243 Inpres Ujung Lau. 19. Tabel 3.2. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. 25. Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test. 29. Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest. 30. Tabel 4.3. Tingkat Penguasaan Materi Pretest. 31. Tabel 4.4. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. 32. Tabel 4.5. Skor Nilai Post-Test. 33. Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test. 34. Tabel 4.7. Tingkat Penguasaan Materi Post-test. 35. Tabel 4.8. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. 36. Tabel 4.9. Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid. 37. Tabel 4.10. Analisis skor Pre-test dan Post-test. 39. xiv.

(14) DAFTAR GAMBAR Gambar. Halaman. Gambar 2.1. Kerangka pikir. 14. Gambar 3.1. Desain Penelitian one group pre test-post test design. 17. Gambar 3.2. Pengaruh antar variabel X dan Y. 20. xv.

(15) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran. bahasa. Indonesia. diarahkan. untuk. meningkatkan. kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan bangsa Indonesai. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Bidang studi Bahasa Indonesia memilki empat kompetensi yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu kompetensi dalam bidang studi Bahasa Indonesia merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk menopang tiga kompetensi lainnya. Oleh karena itu, para ahli berusaha menciptakan beberapa cara membaca untuk membantu pembaca dalam memahami teks. Sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat muncullah membaca cepat yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam menentukan pokok pikiran sebuah paragraf. Namun dalam penggunaan membaca cepat diperlukan proses berpikir untuk mencapai simpulan atau sering disebut dengan penalaran. Simpulan tersebut tercapai apabila adanya kemampuan menghubungkan fakta-fakta yang telah dirumuskan. Oleh karena itu,. 1.

(16) 2. penalaran sangat mempengaruhi dalam penggunaan membaca cepat untuk menentukan pokok pikiran sebuah paragraf. Pada umumnya paragraf yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran paragraf dengan membaca cepat berupa teks nonsastra. Salah satu jenis teks nonsatra seperti argumentasi merupakan paragraf yang sering digunakan dalam hal tersebut. Jenis paragraf ini sering digunakan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak dengan melakukan perubahan yang sesuai apa yang diinginkan penulis. Namun untuk mengerti tujuan penulisan paragraf ini pembaca harus mampu menemukan pokok pikiran dari paragraf tersebut. Menentukan pokok pikiran paragraf. dengan menggunakan membaca. cepat sudah termasuk dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa yang disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD kelas V. Akan tetapi, dalam kenyataannya siswa kurang mampu mentukan ide pokok paragraf dengan menggunakan membaca cepat. Dengan kata lain kemampuan siswa dalam menentukan pokok pikiran paragraf relatif rendah. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena pemahaman membaca cepat masih rendah. Atau bisa jadi kemampuan membaca cepat sudah dikuasai, tetapi tidak memiliki proses berpikir yang baik. Sedangkan dalam penggunaan membaca cepat dibutuhkan proses berpikir yang dapat menghubungkan fakta-fakta yang diketahui kepada suatu kesimpulan atau sering disebut proses bernalar sehingga dapat diperoleh tujuan dalam menetukan pokok pikiran paragraf..

(17) 3. Sebuah paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik dalam sebuah paragraf dapat juga disebut dengan pokok pikiran. Untuk menjelaskan satu pikiran utama maka dalam sebuah paragraf terdapat beberapa pikiran penjelas. Dengan kata lain dalam satu paragraf terdiri dari pikiran utama dalam sebuah paragraf dituangkan kedalam kalimat utama. Dalam menetukan pokok pikiran setiap paragraf peserta didik sebaiknya mengetahui apa yang dimaksud dengan paragraf, ciri-ciri paragraf dan rangka atau srtuktur paragraf terlebih dahulu. Dengan memahami teori paragraf, maka peserta didik mampu menentukan pokok pikiran setiap paragraf dalam wacana. Salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan Show Not Tell adalah untuk mempercepat pengembangan gagasan pada proses menentukan pokok pikiran dalam paragraf. Melalui model ini mau tidak mau, semua siswa ikut serta dalam pembelajaran secara aktif (Hernawo, 2003:19). Melalui pendekatan Show Not Tell dalam pembelajaran menentukan pokok pikiran dalam paragraf diharapkan mampu membawa siswa ke dalam situasi dan konteks berbahasa yang sesungguhnya sehingga menentukan pokok pikiran dalam paragraf mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan efektif. Yang tidak kalah penting, para siswa juga mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, mampu menghargai dan bangga menggunakan.

(18) 4. bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, serta mampu memahami bahasa Indonesia dan mnggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang di atas, maka calon peneliti merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan mengenai pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Sebagai model pembelajaran yang sesuai digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar dan alasan memilih sekolah ini adalah didasari dengan pertimbangan bahwa disekolah tersebut belum pernah ada penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan penerapan model pembelajaran Show Not Tell pada pembelajaran bahasa Indonesia (pokok pikiran dalam paragraf), diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian yang dirumuskan yaitu:”Apakah ada pengaruh model pembelajaran Show Not Tell yang signifikan terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragarf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau?”.

(19) 5. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Show Not Tell yang signifikan terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau.. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Bagi pemerintah, bisa dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia b. Bagi lembaga pendidikan, dijadikan sebagai sarana pendukung pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, penggunaan model pembelajaran Show Not Tell ini sangat diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas bagi peserta didik dan juga pemahaman peserta didik sehingga terbentuk proses pembelajaran yang diinginkan atau tercapainya proses kegiatan belajar mengajar yang diharapkan. b. Bagi siswa, memberikan pengetahuan, semangat, dorongan serta solusi untuk belajar lebih giat atau lebih aktif lagi dalam setiap mempelajari materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa terfokus pada pelajaran yang diajarkan oleh guru..

(20) 6. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik kepada sekolah itu dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya sekolah tersebut. d. Bagi. peneliti,. menambah. pengetahuan. atau. wawasan. dalam. penggunaan model pembelajaran Show Not Tell sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan, latihan dan pengembangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. e. Bagi pembaca, dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya peneliti-peneliti yang relevan..

(21) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Khairil (2013) yang berjudul pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 3 Model Takalar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indoneisa yang diperoleh siswa pada kelompok yang menerapkan pembelajaran Show Not Tell lebih tinggi dari pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada kelompok yang menerapkan pembelajaran yang biasa dilakukan guru bagi siswa kelas X SMA Negeri 3 Model Takalar. Hal tersebut dibuktikan dari hasil t-test dengan taraf signifikansi 5% (derajat kepercayaaan 95%) diperoleh t hitung (2,997) > t tabel (1,679). Hasil belajar bahasa Indonesia yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelompok kontrol, ditunjukkan dari mean hasil belajar yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu 79,13 dan mean hasil belajar yang diperoleh kelompok kontrol yaitu 68,80.. 7.

(22) 8. 2. Pembelajaran Pokok Pikiran Paragraf Pada pembelajaran Bahasa Indonesia guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yaitu tentang pokok pikiran suatu teks bacaan. Sebenarnya pokok pikiran yang terdapat dalam paragraf sering juga disebut gagasan utama. Disetiap paragraf terdiri atas satu pokok pikiran. Untuk itu, guru perlu menyusun bahan ajar yang sesuai agar hasil belajar siswa yang diperoleh sesuai harapan. Pokok pikiran paragraf adalah ide yang mendasari disusunnya sebuah paragraf. Pokok pikiran kemudian dikembangkan lagi dengan kalimat yang lebih detail yang disebut ide pendukung/penjelas sehingga paragraf yang tersusun menjadi utuh. Pokok pikiran paragraf adalah jiwa dari tiap paragraf atau inti dari apa yang dibahas didalam sebuah paragraf. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut pokok pikiran adalah gagasan pokok atau gagasan utama. Didalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Sementara itu, kita juga sering mendengar istilah kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama/pokok pikiran. Paragraf dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Paragraf Deduktif Pengertian deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada diawal paragraf. Contoh paragraf deduktif: Meningkatnya kesejahteraan suatu keluarga berkaitan erat dengan besarnya jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung oleh pencari.

(23) 9. nafkah. Keluarga dengan anak banyak, sedangkan pencari nafkah hanyalah sang ayah tentu akan menimbulkan kesulitan dibidang ekonomi. Dapat disarankan agar dalam keluarga seperti itu, sang ibupun ikut bekerja, atau anak-anaknya kuliah sambil bekerja. Paragraf Deduktif: Meningkatnya kesejahteraan suatu keluarga berkaitan erat dengan besarnya jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung oleh pencari nafkah. b. Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya yang berada pada akhir paragraf. Kalimat itu biasanya merupakan kesimpulan dari gagasan penjelas yang diuraikan sebelumnya. Contoh paragraf induktif: 1) Tumbuhan memerlukan air untuk hidup, begitu juga manusia. Air digunakan untuk minum, mandi, dan memasak. Tumbuhan memerlukan air untuk tumbuh dan berkembangbiak. Dapat dibayangkan jika tumbuhan dan manusia kekurangan air perkembangan hidupnya tidak akan sempurna. Dengan demikian, nyatalah betapa pentingnya air bagi manusia dan tumbuhan. Paragraf Induktif: Dengan demikian, nyatalah betapa pentingnya air bagi manusia dan tumbuhan. 2) Siswa yang rajin belajar, masih dapat ditemukan dimana-mana didalam kota, dipinggir kota, dan didesa. Siswa yang berprestasi tinggi cukup banyak dan dapat ditemukan dimana-mana juga, tidak sedikit diantara.

(24) 10. mereka yang mampu perhatikan dan peduli dengan keadaan lingkungan. Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan. Paragraf Induktif: Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan. 3. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran,. tahap-tahap. dalam. kegiatan. pembelajaran,. lingkungan. pembelajaran, dan pengelolaan kelas Arends (dalam Trianto 2013:51). Arends (dalam Trianto 2013:54), memilih istilah model pembelajaran berdasarkan dua alasan penting yaitu pertama istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Kedua model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar dikelas, atau praktek mengawasi anak-anak. Seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil (dalam Trianto 2013:3) bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dipergunakan sebagai upaya dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat.

(25) 11. pembelajaran termasuk didalamnya buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah: (1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya; (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Kardi dan Nur (dalam Trianto 2013:5). Menurut Johnson (dalam Trianto 2013:5), untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berfikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik (Trianto, 2013:2)..

(26) 12. 4. Model Pembelajaran Show Not Tell a. Pengertian Show Not Tell Show Not Tell yang berarti “menunjukkan bukan memberitahukan” merupakan bagian dari model pembelajaran Quantum Learning. Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya Suggestology atau Suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, serta setiap detil apapun dapat memberikan sugesti positif atau negatif. Secara teknis, Show Not Tell dilakukan dengan beberapa fase. Diawali dengan tahap persiapan yaitu siswa menuangkan ide, pikiran dan perasaannya dengan menulis ide-ide yang ada dengan cepat. Gagasan hasil menulis cepat kemudian dikembangkan dalam draft kasar. Dalam draft kasar ini siswa diharuskan menggunakan kalimat-kalimat menunjukkan (bukan memberitahukan). Fase berikutnya adalah berbagi. Setiap siswa membaca silang dengan siswa lain. Hal ini berguna untuk memberikan masukan akan draft kasar. Adanya masukan dan pendapat dari siswa lain akan. diperbaiki. dalam. fase. berikutnya.. Setelah. itu. melakukan. penyuntingan terhadap ejaan dan kalimat yang terasa janggal. Penulisan kembali merupakan fase selanjutnya sebelum melakukan evaluasi untuk memastikan telah selesainya apa yang ingin ditulis..

(27) 13. b. Kelebihan dan Kekurangan Show Not Tell Kelebihan dari Show Not Tell adalah pola putaran penulisan yang dapat memberikan informasi dari pembaca dalam fase berbagi. Selain itu bisa meminimalkan kesalahan yang muncul dalam penulisan. Kesalahan disini berupa ejaan, kepaduan paragraf dan srtuktur ide yang akan diungkapkan. Maka dengan menerapkan teknik ini siswa diharapkan mampu menemukan pokok pikiran dalam paragraf. Kekurangan dari Show Not Tell adalah ini sedikit akan membingungkan karena banyaknya tahapan yang harus dilalui. Akan tetapi setelah mendapatkan perlakuan, tentu siswa akan terbiasa menggunakan Show Not Tell.. B. Kerangka Pikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil suatu pemikiran sebagai berikut: Dalam proses pembelajaran setiap guru diharapkan mampu memahami dan mengerti keadaan anak didiknya agar dapat memilih metode atau model pebelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dan hasil belajar yang diperoleh siswa mencapai taraf optimal. Salah satu metode atau model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah model pembelajaran Show Not Tell. Setiap guru pelajaran Bahasa Indonesia disekolah dasar tentu mengiginkan agar semua siswa dapat menguasai materi pembelajaran sehingga memiliki hasil.

(28) 14. belajar yang baik. Akan tetapi keinginan atau harapan tersebut harus diikuti dengan kreativitas guru, diantaranya menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran, dan karakteristik siswa sehingga semua siswa dapat mengikuti pelajaran. Kerangka pikir pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau.. Pokok Pikiran Paragraf. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell. Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell Tidak Berpengaruh. Berpengaruh. Temuan. Gambar 2.1 Kerangka Pikir.

(29) 15. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir dalam penelitian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ada pengaruh model pembelajaran Show Not Tell yang signifikan terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau..

(30) BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Desain Penelitian Suatu kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai tujuan penelitian yaitu dapat memecahkan permasalahan dalam suatu penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2016:6) bahwa “untuk menemukan data valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangakan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Metode penelitian memiliki pengaruh besar terhadap kualitas suatu penelitian, sehingga semakin tepat penggunaan metode penelitian maka semakin berhasil penelitian yang dilaksanakan. Seorang peneliti haruslah mampu menggunakan metode penelitian yang tepat agar peneliti yang iya laksanakan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa kegiatan dalam suatu metode penelitian. Kegiatan tersebut adalah menentukan jenis dan desain penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” Sugiyono, (2016:. 16.

(31) 17. 107). Dengan demikian, tujuan penelitian eksperimen sejalan dengan tujuan penelitian yang akan dilaksankan oleh peneliti yaitu untuk mencari pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. 2. Desai Penelitian Penelitian eksperimen dibagi menjadi empat jenis penelitian. Keempat jenis penelitian itu adalah “pre-eksperimental design, true eksperimental design, factorial design dan quasi experimental design”. Sugiyono (2016:109-114). Peneliti menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental design dengan jenis one group pre test-post test design. Desain ini melakukan dua kali pengukuran terhadap hasil belajar tentang materi pokok pikiran dalam paragraf. Pengukuran pertama (pre test) dilakukan untuk melihat kondisi sampel sebelum diberikan perlakuan, yaitu tingkat hasil belajar tentang materi pokok pikiran dalam paragraf siswa kelas V sebelum diterapkan model pembelajaran teknik Show Not Tell dan pengukuran kedua (post test) dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil belajar tentang materi pokok pikiran dalam paragraf siswa kelas V setelah diterapkan model pembelajaran Show Not Tell oleh peneliti. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:. O1. X. O2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pre Test-Post Test Design.

(32) 18. Keterangan: O1:Pre test, untuk mengukur tingkat hasil belajar tentang materi pokok pikiran dalam paragraf siswa kelas V pada pelajaran Bahasa Indonesia sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran Show Not Tell. X: Treatment, pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah ditetapkan model pembelajaran Show Not Tell O2: Post test, untuk mengukur tingkat hasil belajar tentang materi pokok pikiran dalam paragraf yang dimiliki siswa kelas V setelah diterapkan model pembelajaran Show Not Tell. Dengan demikian, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dengan menggunakan instrumen yang sama yaitu menentukan pokok pikiran daalm paragraf (Sugiyono, 2016: 110-111). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memberikan dua kali tes, yaitu pre test (sebelum eksperimen) dan pos test (setelah eksperimen).. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:117). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu..

(33) 19. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau dengan jumlah populasi sebanyak 26 murid.. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau No.. Kelas. Laki-Laki. Perempuan. Jumlah. 1.. V. 6. 20. 26. Sumber: (Penilaian belajar siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau) 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016:118). Sampel peneliti harus jelas dan teknik pengambilaan sampel peneliti harus diungkapkan untuk menggambarkan bahwa sampel yang dipilih mewakili karakteristik dari populasi. Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 26 siswa, siswa laki-laki 6 orang dan siswa perempuan 20 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas V SD Negeri No 123 Inpres Ujung Lau.. C. Variabel Penelitian Secara teoritis, variabel dapat didefenisikan sebagai “atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain” Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono 2016:60). Atribut tersebut memiliki variasi antara obyek yang satu dengan yang lainnya. Variabel diartikan pula oleh kerlinger (1973) sebagaimana dikutip oleh.

(34) 20. Sugiyono (2016:61) sebagai “kontraks atau sifat yang akan dipelajari”. Sifat karakteristik dan atribut tersebut memiliki variasi yang bermacam antara obyek yang satu dengan yang lainnya. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan “variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono 2016:61). Oleh karena itu, variabel ini dapat dikatakan sebagai variabel bebas (X). Adapun variabel dependen merupakan “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2016:61). Variabel ini juga disebut sebagai variabel terikat (Y) dimana perubahan variabel ini disebabkan oleh variabel indevenden. Vaiabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Show Not Tell, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menentukan pokok pikiran dalam paragraf pada pembelajaran bahasa Indonesia. Pengaruh antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:. X. Y. Gambar 3.2 Pengaruh antara Variabel X dan Y Keterangan: X: Penerapan model pembelajaran Show Not Tell Y: Kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf pada pembelajaran bahasa Indonesia..

(35) 21. Berdasarkan gambar 1.3 dapat dideskripsikan bahwa pengaruh antar variabel X penerapan model pembelajaran Show Not Tell berpengaruh terhadap variabel Y yaitu kemampuan menentukan pokok pikiran dalam paragraf pada pelajaran bahasa Indonesia.. D. Definisi Operasional Variabel Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefenisikan sebagai berikut: 1.. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran,. tahap-tahap. dalam. kegiatan. pembelajaran,. lingkungan. pembelajaran, dan pengelolaan kelas. 2.. Show Not Tell adalah untuk mempercepat pengembangan gagasan pada proses menentukan pokok pikiran. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu.. 3.. Pokok pikiran paragraf adalah ide yang mendasari disusunnya sebuah paragraf. Pokok pikiran kemudian dikembangkan lagi dengan kalimat yang lebih detail yang disebut ide pendukung/penjelas sehingga paragraf yang tersusun menjadi utuh. Pokok pikiran paragraf adalah jiwa dari tiap paragraf atau inti dari apa yang dibahas didalam sebuah paragraf. Istilah lain yang.

(36) 22. digunakan untuk menyebut pokok pikiran adalah gagasan pokok atau gagasan utama.. E. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data, digunakan beberapa instrumen sebagai berikut: 1.. Observasi Instrumen ini dirancang oleh peneliti untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas murid selama pembelajaran. Observasi atau pengamatan merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang lingkungan yang akan diteliti.. 2.. Tes Hasil Belajar Tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu siswa ditugasi menjawab soal yang diberikan oleh guru.. 3.. Dokumen Dokumen adalah informasi yang disimpan baik yang bersifat surat-surat, daftar hadir siswa, foto, nilai siswa, dan sebagainya sebagai bahan dokumen. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data-data dan menjadi bukti teori yang relevan mengenai kegiatan guru, siswa dan peneliti pada saat proses penelitian berlangsung..

(37) 23. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala hasil belajar tentang materi pokok pikiran dalam paragraf dan observasi. 1. Tes Sugiono (2016; 194) mengemukakan bahwa “tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar murid, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pengajaran”. Oleh karena itu, teknik tes dipilih untuk mengukur hasil belajar kognitif murid dalam hal menentukan pokok paragraf paragraf. ada beberapa tes yang dilakukan yaitu tes awal dan tes akhir. Adapun langkah-langkah data yang di lakukan sebagai berikut: a) Tes awal (pre-test). Tes awal dilakukan sebelum treatment, pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran teknik Show Not Tell. b) Treatment (pemberian perlakuan). Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran teknik Show Not Tell pada pembelajaran Bahasa Indonesia. c) Tes akhir (pos- test). Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui pengaruh penggunakan model pembelajaran teknik Show Not Tell..

(38) 24. 2. Observasi Untuk metode observasi peneliti menggunakan observasi langsung dalam daftar cek (check list). Alasannya karena ingin memperoleh data secara langsung dari subyek penelitian melalui aspek yang diamati. Disamping itu, observasi juga tepat dalam menilai keterampilan berbicara murid. Selain itu daftar cek yang digunakan juga berisi aspek-aspek yang terdapat dalam situasi, perilaku maupun kegiatan individu yang sedang menjadi fokus penelitian atau yang sedang diamati. Observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan yang terdapat dalam situasi atau pada perilaku ataupun kegiatan yang sedang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung.. G.. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan. digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan, “apakah ada perbedaan nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Posttest”. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkahlangkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:.

(39) 25. 1. Analisis Data Statistik Deskriptif Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut: a. Rata-rata (Mean) ̅ =. ∑. (Sugiyono. 2016) b. Persentase (%) nilai rata-rata =. x 100%. Keterangan: P = Angka persentase f = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya sampel responden. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri 124 Ujung Lau.. Tabel 3.2. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tingkat Penguasaan No.. Kategori Hasil Belajar (%). 1.. 0 – 54. Sangat Rendah. 2.. 55 – 64. Rendah.

(40) 26. 3.. 65 – 79. Sedang. 4.. 80 – 89. Tinggi. 5.. 90 – 100. Sangat Tinggi. Sumber: (Penilaian belajar siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau) 2. Analisis Data Statistik Inferensial Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut :. t =. √. ∑. (Sugiyono. 2016) Keterangan: Md. = Mean dari perbedaan pretest dan posttest. X1. = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest). X2. = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest). D. = Deviasi masing-masing subyek. ∑. = Jumlah kuadrat deviasi. N. = Subjek pada sampel. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a.. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus: Md =. ∑.

(41) 27. Keterangan: Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest = Jumlah dari gain (posttest – pretest) N = Subyek pada sampel. b.. Mencari harga “ ∑. ” dengan menggunakan rumus:. ∑. =∑. ∑. Keterangan : ∑. = Jumlah kuadrat deviasi = Jumlah dari gain (posttest – pretest). N c.. = Subyek pada sampel. Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus: t =. √. ∑. Keterangan: Md. = Mean dari perbedaan pretest dan posttest. X1. = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest). X2. = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest). D. = Deviasi masing-masing subyek. ∑. = Jumlah kuadrat deviasi. N. = Subjek pada sampel.

(42) 28. d.. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian signifikan : 1) Jika t. Hitung. > t. maka Ho ditolak dan. Tabel. H1 diterima, berarti. penggunaan model pembelajaran Show Not Tell berpengaruh terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragarf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. 2) Jika t. Hitung. < t. Tabel. maka Ho diterima, berarti penggunaan model. pembelajaran Show Not Tell tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pada. mata. pelajaran. bahasa. Indonesia. tentang. kemampuan. menentukan pokok pikiran paragarf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Menentukan harga t. Tabel. dengan Mencari t. Tabel. menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan . e.. Membuat kesimpulan apakah penggunaan model pembelajaran Show Not Tell berpengaruh terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau..

(43) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Pretest Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau mulai tanggal 17 Juli – 27 Juli 2017, maka diperoleh data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa berupa nilai dari kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Data hasil belajar kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau dapat diketahui sebagai berikut :. Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test No. Nama Murid. Nilai. 1. WAHYUDIN. 50. 2. ASRUL. 65. 3. RESKI AGUSTIN. 60. 4. NUR IBRA. 55. 5. SYAHRUL. 60. 6. YULIANA. 75. 7. RATU RAMADANI. 80. 8. UNI SAPIRA. 70. 9. MELATI MULSAN. 50. 10. NURPADILAH BASRI. 70. 29.

(44) 30. 11. NUR ELISA. 65. 12. NUR LAILATUL FITRIANI. 35. 13. RISNA. 55. 14. WARDA TULIANTI. F. 40. 15. LENNI WATI SAYYE. 45. 16. HASNIAH. 40. 17. NURHIKMAH SYAM. 55. 18. RASTIKA. 70. 19. KURNIATI. 50. 20. KRISTINA. 55. 21. ARISKA. 70. 22. REGITA CAHYANI. 70. 23. UMROH APRILIA. 55. 24. MUH. ASWAR. 70. 25. WANDA WAHIDA. 70. 26. NUR KHOLILA. 70. Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari murid kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau dapat dilihat melalui tabel: Tabel 4.2. Perhitungan untuk Mencari Mean ( Rata – Rata ) Nilai Pretest X. F. F.X. 35. 1. 35. 40. 2. 80. 1. 45. 45.

(45) 31. 50. 3. 150. 55. 5. 165. 60. 2. 120. 65. 4. 260. 70. 6. 420. 75. 1. 75. 80. 1. 80. Jumlah. 26. 1430. Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari ∑. = 1430, sedangkan. nilai dari N sendiri adalah 26. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :. ̅. =. ∑. Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau sebelum menggunakan model pembelajaran Show Not Tell yaitu 55. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3. Tingkat Penguasaan Materi Pretest No.. Interval. Frekuensi Persentase (%). Kategori hasil belajar. 1. 0-34. 0. Sangat Rendah. 0.

(46) 32. 2. 35 – 54. 7. 26.92. Rendah. 3. 55-64. 7. 26,92. Sedang. 4. 65-84. 12. 46.15. Tinggi. 5. 85-100. 0. 0. Sangat Tinggi. Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 0%, rendah 26.92%, sedang 26.92%, tinggi 46.15% dan sangat tingggi berada pada presentase 0%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran bahasa Indonesia sebelum menggunakan model pembelajaran Show Not Tell tergolong rendah. Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Skor. Kategorisasi. Frekuensi. %. 0 ≤ × < 65. Tidak tuntas. 18. 69.23. 65 ≤ × ≤ 100. Tuntas. 8. 30.77. Jumlah. 100. Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (65). 75%, sehingga dapat disimpulkan. bahwa hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung.

(47) 33. Lau. Belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana murid yang tuntas hanya 30.77%. 75%.. 2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini : Data hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau setelah menggunakan model pembelajaran Show Not Tell:. Tabel 4.5 Skor Nilai Post-Test No. Nama Murid. Nilai. 1. WAHYUDIN. 70. 2. ASRUL. 85. 3. RESKI AGUSTIN. 80. 4. NUR IBRA. 70. 5. SYAHRUL. 75. 6. YULIANA. 90. 7. RATU RAMADANI. 90. 8. UNI SAPIRA. 85. 9. MELATI MULSAN. 70. 10. NURPADILAH BASRI. 80. 11. NUR ELISA. 80. 12. NUR LAILATUL FITRIANI. 60.

(48) 34. 13. RISNA. 75. 14. WARDA TULIANTI. F. 65. 15. LENNI WATI SAYYE. 70. 16. HASNIAH. 60. 17. NURHIKMAH SYAM. 70. 18. RASTIKA. 80. 19. KURNIATI. 70. 20. KRISTINA. 75. 21. ARISKA. 75. 22. REGITA CAHYANI. 70. 23. UMROH APRLIA. 70. 24. MUH. ASWAR. 85. 25. WANDA WAHIDA. 80. 26. NUR KHOLILA. 85. Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau: Tabel 4.6. Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Post-Tes X. F. F.X. 60. 2. 120. 65. 1. 65. 70. 8. 560. 75. 4. 300. 80. 5. 400. 85. 5. 340. 90. 1. 180. Jumlah. 26. 1965.

(49) 35. Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑. =. 1965 dan nilai dari N sendiri adalah 26. Kemudian dapat diperoleh nilai ratarata (mean) sebagai berikut :. ̅ =. ∑. = 75,57. Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau setelah menggunakan model pembelajaran Show Not Tell yaitu 75,57 dari skor ideal 100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut :. Tabel 4.7. Tingkat Penguasaan Materi Post-test No. 1 2 3 4 5. Interval. Frekuensi. Persentase (%). Kategori hasil belajar. 0-34. -. 0,00. Sangat rendah. 35-54. -. 0.00. Rendah. 55-64. 2. 7.69. Sedang. 65-84. 18. 69.23. Tinggi. 85-100. 6. 23.07. Sangat tinggi. 26. 100. Jumlah.

(50) 36. Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 23.07%, tinggi 69.23%, sedang 7.69%, rendah 0.00%, dan sangat rendah berada pada 0,00%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran bahasa Indonesia setelah menggunakan model pembelajaran teknik Show Not Tell tergolong tinggi. Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Skor. Kategorisasi. Frekuensi. %. 0 ≤ × < 65. Tidak tuntas. 3. 11.54. 65 ≤ × ≤ 100. Tuntas. 23. 88.46. 26. 100. Jumlah. Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (65). 75%, sehingga dapat disimpulkan. bahwa hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana murid yang tuntas adalah 88.46%.. 75%..

(51) 37. 3. Deskripsi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau selama Menggunakan Model Pembelajaran Shoe Not Tell Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Show Not Tell selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid. No.. Aktivitas Murid. 1.. Murid yang hadir pada saat pembelajaran Murid yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi. Murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi. Murid yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan. Murid yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Murid yang mengajukan diri untuk membaca didepan kelas. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7. 8. Murid yang mengerjakan soal dengan benar Murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran Rata-rata. Jumlah Murid yang Aktif pada Pertemuan ke1 2 3 4 5. P R E T E S T. Ratarata. %. Kategori. 26. 26. 26. 26. 100. aktif. 5. 3. 1. 3. 11.53. tidak aktif. 21. 23. 25. 23. 88.46. aktif. 19. 73.07. aktif. 18.66. 71.76. Aktif. 22. 84.61. Aktif. P O S T T E S T. 11. 20. 26. 12. 19. 25. 14. 26. 26. 18. 26. 26. 23.3. 89.61. Aktif. 13. 26. 26. 21.6. 83.07. Aktif. 19.57. 75.26. Aktif.

(52) 38. Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III menunjukkan bahwa : a. Persentase kehadiran murid sebesar 100% b. Persentase murid yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi 11.53% c. Persentase murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi 88.46% d. Persentase murid yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan 73.07% e. Persentase murid yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 71.76% f. Persentase murid yang mengajukan diri untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh temannya 84.61% g. Persentase murid yang mengerjakan soal dengan benar 89.61% h. Persentase murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran 83.07% Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pelaksanaan bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Show Not Tell yaitu 75.26%. Sesuai dengan kriteria aktivitas murid yang telah ditentukan peneliti yaitu murid dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif 75% baik untuk aktivitas murid perindikator maupun rata-rata aktivitas murid, dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 75.26% sehingga dapat disimpulkan.

(53) 39. bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia telah mencapai kriteria aktif. 4. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Show Not Tell terhadap Kemampuan Menentukan Pokok Pikiran Paragraf Siswa Kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “penggunaan model pembelajaran Show Not Tell memiliki pengaruh terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau”. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t. Tabel 4.10 Analisis Skor Pre-test dan Post-test. No. X1 (Pre-test). X2 (Post-test). d = X2 - X1. d². 1. 50. 75. 25. 625. 2. 65. 85. 20. 400. 3. 60. 85. 25. 625. 4. 55. 70. 15. 225. 5. 60. 70. 10. 100. 6. 75. 85. 10. 100. 7. 80. 100. 20. 400. 8. 70. 90. 20. 400. 9. 50. 80. 30. 900. 10. 70. 90. 20. 400. 11. 65. 90. 25. 625. 12. 35. 60. 25. 625. 13. 55. 85. 30. 900.

(54) 40. 14. 40. 85. 45. 2025. 15. 45. 85. 40. 1600. 16. 40. 90. 50. 2500. 17. 55. 80. 25. 625. 18. 70. 90. 20. 400. 19. 50. 85. 35. 1225. 20. 55. 70. 15. 225. 21. 65. 85. 20. 400. 22. 65. 80. 15. 225. 23. 55. 80. 25. 625. 24. 70. 90. 20. 400. 25. 75. 90. 15. 225. 26. 75. 90 2.165. 15. 225. 615. 17.025. Jmlh. 1.550. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus: Md =. ∑. = 23.65 2. Mencari harga “∑ ∑. ” dengan menggunakan rumus: =∑. ∑.

(55) 41. = = 2477,11 3. Menentukan harga t Hitung t. = √. t. ∑. = √. t. = √. t. =. t. =. t. = 12.12. √. 4. Menentukan harga t Tabel Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan 0,05 =. = 26 – 1 = 25 maka diperoleh t. 3,735 Setelah diperoleh tHitung=12,12. dan tTabel = 3,735 maka diperoleh. tHitung > tTabel atau 12,15 > 3,735. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran.

(56) 42. Show Not Tell berpengaruh terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf murid. B. Pembahasan Model pembelajaran Show Not Tell yang berarti “menunjukkan bukan memberitahukan” merupakan bagian dari model pembelajaran Quantum Learning. Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya Suggestology atau Suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, serta setiap detil apapun dapat memberikan sugesti positif atau negatif. Dari hasil pengelolaan data diatas dapat dianalisa bahwa model pembelajaran Show Not Tell mempunyai pengaruh yang positif terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji t, diketahui bahwa nilai thitung = 12,12. Dengan frekuensi (dk) sebesar 26 - 1 = 25, pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh ttabel = 3,735. Oleh karena thitung. ttabel pada taraf signifikansi 0,05,. maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1) diterima yang berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Show Not Tell mempengaruhi kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil pengujian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya adalah hasil penelitian Muhammad Khairil tahun 2013 yang.

(57) 43. mengatakan bahwa terdapat peningkatan terhadap keaktifan belajar menulis karangan dengan menggunakan model pembelajaran Show Not Tell. Semakin aktif murid maka akan semakin tinggi hasil belajar murid. Dalam penerapan model ini dapat membangkitkan minat dan motivasi murid untuk belajar maka semakin tinggi motivasi murid maka semakin tinggi prestasi belajar murid terutama dalam kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf. Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia, sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada murid dimana pada awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid yang melakukan kegiatan lain atau bersikap cuek selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama murid yang melakukan kegiatan lain sebanyak 5 orang, sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 1 murid yang melakukan kegiatan lain pada saat guru menjelaskan materi. Pada awal pertemuan, hanya sedikit murid yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Akan tetapi sejalan dengan digunakannya model pembelajaran Show Not Tell murid mulai aktif pada setiap pertemuan. Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk menanggapi jawaban dari murid lain sehingga murid yang lain ikut termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran.

(58) 44. yang menyenangkan membuat murid tidak lagi keluar masuk pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan itu model pembelajaran Show Not Tell merupakan suatu model pembelajaran untuk mempercepat pengembangan gagasan. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu. Model pembelajaran ini juga membuat peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Show Not Tell berpengaruh terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau..

(59) BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau yang mengkaji tentang kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf , maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujug Lau sebelum penerapan model pembelajaran Show Not Tell dikategori rendah. Hal ini ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu sangat rendah dan sangat tinggi berada pada persentase 0,00%, rendah 26,92%, sedang 26,92%, tinggi 46,15. dan sangat tinggi berada pada persentase. 0,00 . 2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau setelah penerapan model pembelajaran Show Not Tell dikategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar murid yaitu dikategorikan sangat tinggi yaitu 23,07 , tinggi 69,23. sedang 7,69 , rendah 0,00 , dan. sangat rendah berada pada 0,00 . Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Show Not Tell efektif dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau.. 45.

(60) 46. B. Saran Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran Show Not Tell yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri No. 123 Ujung Lau, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1.. Kepada para pendidik khususnya guru SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau, disarankan untuk menggunakan model pembelajaran Show Not Tell dalam pembelajarannya agar dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.. 2.. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran Show Not Tell ini pada mata pelajaran lain demi tercapainya tujuan yang diharapkan.. 3.. Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan model pembelajaran ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses..

(61) DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi. (1991), Ilmu Pendidikan. Jakarta: rineka Cipta Arends. 2013. Belajar Untuk Mengajar, Learning to Teach. Jakarta: Salemba Humanika. Hamalik. (2006), Teknologi dalam Pendidikan. Bandung: Yayasan Al Madani Terpadu. Mahfuddin. 2008. Belajar dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Tidak diterbitkan. Munadi. 2012. Media Pembelajaran, sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Slameto. (1988), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Slameto. (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar., Sinar Baru Bandung Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta. Tim. Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Skripsi.Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.. Penulisan. Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inivatif, Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto, Dkk. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi aksara. Uno. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wahidmurni, dkk. 2010, Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera. Warsito. 2006, Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta. Depdiknas..

(62) LAMPIRAN III DAFTAR HADIR SISWA KELAS V SD NEGERI No. 123 INPRES UJUNG LAU NO.. NAMA MURID. L/P. PERTEMUAN. 1. 2. 3. 4. KET. 5. 1. WAHYUDIN. L. √. √. √. √. √. 2. ASRUL. L. √. √. √. √. √. RESKI AGUSTIN. L. √. √. √. √. √. NUR IBRA. L. √. √. √. √. √. SYAHRIL. L. √. √. √. √. √. YULIANA. P. √. √. √. √. √. RATU RAMADANI. P. √. √. √. √. √. UNI SAPIRA. P. √. √. √. √. √. MELATI MULSAN. P. √. √. √. √. √. NURPADILAH BASRI. P. √. √. √. √. √. NUR ELISA. P. √. √. √. √. √. P. √. √. √. √. √. P. √. √. √. √. √. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. NUR LAILATUL 12. 13. FITRIANI RISNA.

(63) WARDA JULIANTI. F. P. √. √. √. √. √. LENNIWATI SAYYE. P. √. √. √. √. √. HASNIAH. P. √. √. √. √. √. NURHIKMAH SYAM. P. √. √. √. √. √. RASTIKA. P. √. √. √. √. √. KURNIATI. P. √. √. √. √. √. KRISTINA. P. √. √. √. √. √. 21. ARISKA. P. √. √. √. √. √. 22. REGITA CAHYANI. P. √. √. √. √. √. 23. UMROH APRILIA. P. √. √. √. √. √. 24. MUH. ASWAR. L. √. √. √. √. √. 25. WANDA WAHIDA. P. √. √. √. √. √. 26. NUR KHOLILA. P. √. √. √. √. √. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Ket:. a s i. : Alfa (tanpa pemberitahuan) : Sakit : Izin. Laki-laki. = 6orang. Perempuan. = 20 orang +. Jumlah siswa = 26 orang Pangkep, 24 Juli 2017 Peneliti. NURFITRI RAMDANI NIM. 10540 8966 13.

(64) LAMPIRAN I NILAI PRETEST KELAS V SD NEGERI No. 123 INPRES UJUNG LAU. No. Nama Murid. Nilai. 1. WAHYUDIN. 50. 2. ASRUL. 65. 3. RESKI AGUSTIN. 60. 4. NUR IBRA. 55. 5. FSYAHRIL. 60. 6. YULIANA. 75. 7. RATU RAMADANI. 80. 8. UNI SAPIRFA. 70. 9. MELATI MULSAN. 50. 10. NURPADILAH BASRI. 70. 11. NUR ELISA. 65. 12. NUR LAILATUL FITRIANI. 35. 13. RISNA. 55. 14. WARDA JULIANTI. F. 40. 15. LENNI WATI SAYYE. 45. 16. HASNIAH. 40. 17. NURHIKMAH SYAM. 55. 18. RASTIKA. 70. 19. KURNIATI. 50. 20. KRISTINA. 55.

(65) 21. ARISKA. 65. 22. REGITA CAHYANI. 65. 23. UMROH APRILIA. 55. 24. MUH. ASWAR. 70. 25. WANDA WAHIDA. 75. 26. NUR KHOLILA. 75.

(66) LAMPIRAN II NILAI POSTTEST KELAS V SD NEGERI No. 123 INPRES UJUNG LAU. No. Nama Murid. Nilai. 1. WAHYUDIN. 75. 2. ASRUL. 85. 3. RESKI AGUSTIN. 85. 4. NUR IBRA. 70. 5. SYAHRIL. 70. 6. YULIANA. 85. 7. RATU RAMADANI. 100. 8. UNI SAPIRA. 90. 9. MELATI MULSAN. 80. 10. NURPADILAH BASRI. 90. 11. NUR ELISA. 90. 12. NUR LAILATUL FITRIANI. 60. 13. RISNA. 85. 14. WARDA JULIANTI. F. 85. 15. LENNI WATI SAYYE. 85. 16. HASNIAH. 90. 17. NURHIKMAH SYAM. 80. 18. RASTIKA. 90. 19. KURNIATI. 85. 20. KRISTINA. 70. 21. ARISKA. 85.

(67) 22. REGITA CAHYANI. 80. 23. UMROH APRILIA. 80. 24. MUH. ASWAR. 90. 25. WANDA WAHIDA. 90. 26. NUR KHOLILA. 90.

(68) LAMPIRAN IV HASIL ANALISIS DATA OBSERVASI AKTIVITAS MURID. No.. Aktivitas Murid. 1.. Murid yang hadir pada saat pembelajaran Murid yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi. Murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi. Murid yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan. Murid yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Murid yang mengajukan diri untuk membaca didepan kelas. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7. 8. Murid yang mengerjakan soal dengan benar Murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran Rata-rata. Jumlah Murid yang Aktif pada Pertemuan ke1 2 3 4 5. P R E T E S T. Ratarata. %. Kategori. 26. 26. 26. 26. 100. aktif. 5. 3. 1. 3. 11.53. tidak aktif. 21. 23. 25. 23. 88.46. aktif. 19. 73.07. aktif. 18.66. 71.76. Aktif. 22. 84.61. Aktif. P O S T T E S T. 11. 20. 26. 12. 19. 25. 14. 26. 26. 18. 26. 26. 23.3. 89.61. Aktif. 13. 26. 26. 21.6. 83.07. Aktif. 19.57. 75.26. Aktif.

(69) LAMPIRAN V DOKUMENTASI.

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75) LAMPIRAN I JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN KELAS V SDN No. 123 INPRES UJUNG LAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017. No. Hari/Tanggal. Alokasi Waktu 08.00 – Sampai. 1.. Senin, 17 Juli 2017. 2.. Kamis, 20 Juli 2017. 3.. Sabtu, 22 Juli 2017. 2 × 35 Menit. 4.. Senin,24 Juli 2017. 2 × 35 Menit. 5.. Selasa,25 Juli 2017. 2 × 35 Menit. 6.. Rabu, 26 Juli 2017. 2 × 35 Menit. 7.. Kamis, 27 Juli 2017. 2 × 35 Menit. selesai. Kegiatan Persuratan Kesekolah. 08.00 – Sampai selesai. Observasi. Pretest Mengajar menggunakan teknik show not tell Mengajar menggunakan teknik show not tell Mengajar menggunakan teknik show not tell Posttest. Takalar,…………..2017. Kepala Sekolah SDN 248 Laikang. Guru Kelas. ABD. RAHIM, A.Ma. Pd NIP: 19631231 198411 1 079. SYAHIRUDDIN, S.Pd NIP : 19700921 199803 1006.

(76) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SHOW NOT TELL TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 123 INPRES UJUNG LAU. JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh: NURITRI RAMDANI 10540 8967 13. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2017/2018.

(77) PERSETUJUAN Jurnal Skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SHOW NOT TELL TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 123 INPRES UJUNG LAU” yang disusun oleh Nurfitri Ramdani, NIM 10540 8967 13 ini telah disetujui oleh pembimbing.. Makassar, Juli 2017 Pembimbing. Dr. A. Sukri Syamsuri., M.Hum.

(78) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SHOW NOT TELL TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 123 INPRES UJUNG LAU Nurfitri Ramdani FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar Email: pittofitri72@gmail.com Abstrak: Pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh model. pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragarf siswa kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri No 123 Inpres Ujung Lau yang berjumlah 26 murid. Teknik pengumpulan data meliputi tes dan observasi. Analisis data terdiri dari Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial atau uji T. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran Show Not Tell terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau dengan nilai t Hitung yang diperoleh 12,12 dengan frekuensi db = 26-1= 25, pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh t Table = 3,735 Jadi, t Hitung > t tabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1) diterima. Nilai diambil dari kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Show Not Tell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai pengaruh dari pada sebelum menggunakan model pembelajaran Show Not Tell. Kata kunci: Kemampuan menentukan pokok pikiran paragraf. Abstract: The influence of learning model show not tell on the ability to determine the student paragraph mind of class V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. The main problem in this reseach is whether there is influence of learning model Show Not Tell on the ability to determine the student paragraph mind of class V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. This study aims to determaine the influence of learning model show not tell on the ability to determine the student paragraph mind of class V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau. This study used a quantitative approach to the type of experimental research. The population in this study were class student V SD Negeri No. 123 Inpres Ujung Lau which amounted to 26 student. Data collection techniques include testsand observations. Analysis of data from descriptive statistics and inferential statistics or t-tests. Teh results of this study indicate that there is a significant influence on the.

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan dan perancangan Yogyakarta Basketball Arena di Kabupaten Sleman dimaksud sebagai fasilitas yang mewadahi segala aktivitas yang berhubungan dengan olahraga

Meskipun begitu/ Fatah mengakui/ fatwa yang sebenarnya masih ditujukan untuk kalangan internalnya ini/ akan diberlakukan secara bertahap/ dan tidak harus berhenti

Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan

Hasil uji ahli tentang kegunaan Aplikasi Kartu Pribadi Siswa dengan metode diskusi dalam grup disimpulkan bahwa Aplikasi Kartu Pribadi Siswa berguna dan

28 Sebelum penetapan Afrika Selatan sebagai anggota resmi BRICS adanya kesepakatan antara kedua belah pihak tentang keangotaan Afrika Selatan, sebelumnya, tidak

[r]

Ruang lingkup mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi ini meliputi: konsep dasar dan masalah ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk

 Peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya.