• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia permasalahan gizi mempunyai dampak yang serius bagi kualitas sumber daya manusia (SDM). Contoh permasalahan gizi yang masih banyak terjadi di masyarakat yaitu stunting. Menurut kemenkes tahun 2016 dalam (Nurbaiti et al., 2019) stunting adalah kondisi tidak ada kesesuaian tinggi badan anak dengan umurnya, hal ini bisa terjadi karena kekurangan gizi kronik sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Indonesia sehat merupakan salah satu program dari Kemenkes dalam upaya pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan.

Kemenkes terfokus pada penurunan prevalensi balita pendek sebagai upaya pembangunan kesehatan dalam peningkatan status gizi di Indonesia.

Prevalensi balita stunting yang terjadi di dunia pada tahun 2017 sebanyak 151 juta (22%), Indonesia menduduki urutan ke-3 di kawasan Asia Tenggara sebanyak (36,4%) (WHO, 2018). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, di Indonesia angka stunting mencapai 12.780 jiwa (42,6 %), sedangkan WHO sendiri mempunyai batasan untuk angka stunting yaitu < 20% (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2019 pemerintah Indonesia mempunyai target penurunan angka stunting pada anak dibawah dua tahun (baduta) yaitu 28%. Namun, di tahun 2018 prevalensi stunting pada anak dibawah dua tahun masih 30,8% dimana Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ketujuh terbanyak yang mengalami kejadian stunting. Hasil dari PSG tahun 2018 angka kejadian stunting di Jawa Timur sebanyak 26,7% dengan kategori pendek dan sangat pendek (Nurbaiti et al., 2019). Sementara itu, data jumlah stunting di Kota Malang pada tahun 2020 yaitu dengan jumlah persentase stunting sebanyak 16,5%

(Dinkes Kota Malang, 2020).

Penyebab terjadinya stunting karena tidak tercukupinya gizi kronis di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang menyebabkan perkembangan anak mengalami gangguan. Periode emas 1000 hpk tidak bisa digantikan karena kebutuhan gizi pada

(2)

2 anak harus tercukupi agar perilaku dan otak anak dapat berkembang optimal dan normal (Trihono et al., 2015). Disaat seorang ibu pada waktu remajanya kekurangan nutrisi, bahkan dimasa kehamilan, dan laktasi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Stunting harus dicegah lebih awal dengan cara lebih memperhatikan kesehatan saat remaja terutama calon ibu. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan calon ibu sudah siap dalam menghadapi 1000 hpk (Kementerian Kesehatan, 2016). Remaja putri yang mengalami anemia mengakibatkan terjadinya masalah pada kesehatan seperti masalah kesuburan, penyakit tidak menular, dan produktivitas. Remaja putri yang mengalami anemia mempunyai risiko menjadi wanita usia subur yang anemia akan menjadi ibu hamil yang anemia. Hal tersebut kemungkinan berakibat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan stunting.

Remaja putri yang mengalami anemia disebabkan gaya hidup yang kurang sehat. Dari Riskesdas menunjukan pada tahun 2018, sekitar 65% remaja tidak sarapan, 97%

kurang mengkonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik dan mengkonsumsi gula, garam serta lemak yang berlebihan. Dari data tersebut maka diperlukan kecukupan gizi pada remaja putri agar saat dia dewasa dan mengandung tidak mengalami kekurangan gizi. Jadi, remaja putri harus mempunyai asupan gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dapat membantu remaja putri agar mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. (Dewi, 2014: 95).

Pola makan adalah salah satu penyebab yang bisa mempengaruhi status gizi.

Pola makan yang benar yaitu berpedoman pada Gizi Seimbang. Pedoman Gizi Seimbang yaitu mengkonsumsi makanan sehari-hari dengan kandungan zat gizi yang sesuai dengan keperluan seseorang atau sekelompok umur. Setiap mengkonsumsi makanan perlu memperhatikan prinsip 4 pilar seperti anekaragam pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan secara teratur agar mempertahankan berat badan normal (Kemenkes RI, 2014). Sedangkan remaja putri masih banyak yang tidak memperhatikan 4 pilar tersebut. Dapat dilihat dari hasil mini riset yang kami lakukan yaitu 75,7 % remaja putri jarang makan 3 kali sehari; 64,9%

jarang sarapan dan 5,4% tidak pernah sarapan; 78,4% jarang berolahraga dan 10,8%

tidak pernah berolahraga; 62,2% selalu tidur larut malam; 64,9% jarang mengkonsumsi

(3)

3 buah-buahan; 54,1% jarang mengkonsumsi sayuran bahkan 8,1% tidak pernah mengkonsumsi sayuran; 45,9% selalu mengkonsumsi makanan siap saji; dan 32,4%

selalu mengkonsumsi kopi. Stunting dapat dicegah lebih awal dengan cara memberikan edukasi tentang cara memperbaiki status gizi pada remaja putri karena pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi perilakunya dalam sehari-hari. Edukasi dapat dilakukan dengan promosi kesehatan. Salah satu cara mewujudkan promosi kesehatan yaitu dengan Iklan Layanan Masyarakat (ILM).

Berdasarkan penjelasan di atas klien meminta untuk membuat iklan layanan masyarakat tentang kampanye cegah stunting pada remaja putri. Iklan layanan masyarakat bertujuan agar memberikan informasi, mempengaruhi khalayak untuk orientasi sosial. Keuntungan social dari iklan layanan masyarakat yaitu munculnya kesadaran sikap, wawasan dan perubahan perilaku masyarakat terhadap informasi yang diiklankan. Keuntungan bagi Lembaga yang memasang iklan yaitu agar mendapatkan citra baik dari masyarakat atau stakeholders yang mendengarnya (Mukaromah et al., 2018). Jadi, diharapkan pesan yang kreatif dari iklan layanan masyarakat ini dapat mempersuasi target secara lebih tepat dan cepat (Nisa, 2015).

Agar produksi iklan layanan masyarakat ini dapat berjalan maka dibentuknya tim produksi, yang mana terdiri dari 3 peran yaitu sutradara, Director of Photography dan editor. Pada pembuatan iklan layanan masyarakat ini penulis berperan sebagai sutradara, maka penulis mempunyai tanggung jawab penuh dalam proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi karena sutradara merupakan pemimpin dalam produksi.

Semua fase tersebut harus berada dibawah pengawasan sutradara. Setiap fase sutradara dituntut untuk memberikan gagasan agar terjalin tim yang solid. Selain itu, sutradara dalam produksi juga harus menyiapkan beberapa ide karena jika suatu hal yang tidak terduga yang bisa menghambat proses pembuatan iklan layanan masyarakat. Selain itu, dalam membuat iklan layanan masyarakat tidak akan terlepas dari peran tim produksi, salah satunya peran dari sutradara agar dapat membuat iklan layanan masyarakat yang ideal. Sehingga memunculkan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana peran sutradara dalam produksi iklan layanan masyarakat tentang kampanye cegah stunting pada remaja putri?”.

(4)

4 B. Tujuan

Laporan tugas akhir karya iklan layanan masyarakat ini bertujuan untuk menjelaskan setiap tugas dan peran yang dimiliki sutradara saat menjalankan seluruh proses produksi iklan layanan masyarakat tentang kampanye cegah stunting pada remaja putri.

C. Manfaat 1. Untuk Penulis

Memenuhi syarat nilai tugas akhir karya Iklan Layanan Masyarakat.

2. Untuk Institusi Pendidikan

Diharapkan tugas akhir karya ini bisa dijadikan referensi untuk mahasiswa lain yang ingin membuat Iklan Layanan Masyarakat.

3. Untuk Masyarakat

● Dapat mengetahui proses pembuatan Iklan Layanan Masyarakat.

● Iklan ini diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat khususnya remaja putri dapat mengerti akan pentingnya kecukupan gizi. Sehingga terciptanya generasi muda yang sehat untuk mempersiapkan kelahiran generasi baru yang sehat pula.

D. Tinjauan Pustaka

D.1 Iklan Layanan Masyarakat D.1.1 Iklan

Dalam kehidupan milenial seperti saat ini, media audio visual menjadi salah satu cara efisien untuk mengirimkan informasi kepada khalayak banyak. Sebuah video bisa menjadi media yang baik untuk dapat diterima pesannya kepada masyarakat umum. Iklan adalah contoh dari penggunaan video atau audio visual untuk menyebarkan informasi. Perusahaan memanfaatkan iklan sebagai salah satu teknik promosi yang paling umum untuk mempromosikan produk mereka. Iklan merupakan komunikasi tidak langsung yang berisi informasi terkait keutamaan dan manfaat suatu produk yang sudah diatur sehingga menciptakan sensasi yang menyenangkan lalu membujuk seseorang untuk membelinya (Sri Hastuti, 2013). Iklan menjadi salah satu

(5)

5 cara komunikasi jarak jauh atau komunikasi yang mencakup khalayak banyak.

Menjelaskan produk menjadi salah satu kerja sebuah iklan, oleh karena itu iklan menjadi sebuah cara promosi yang memiliki target dan memiliki teknik tertentu agar dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Iklan bukan hanya tentang menjelaskan produk, seperti Iklan Komersial yang mempromosikan produk agar nilai jualnya meningkat, tetapi Iklan bisa dijadikan sebagai cara mengedukasi yaitu dengan menggunakan Iklan Layanan Masyarakat.

D.1.2 Iklan Layanan Masyarakat

Pada kehidupan ini masyarakat juga membutuhkan sebuah informasi yang mengedukasi agar apa yang dilakukan kedepannya bisa menjadi lebih baik, yaitu dengan media seperti Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Menurut Pujianto (2013), iklan layanan masyarakat merupakan iklan untuk menyebarkan informasi, mempersuasi, bahkan mendidik masyarakat yang bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat daripada keuntungan finansial. Manfaat sosial meliputi pengembangan pengetahuan baru, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku dalam menanggapi masalah yang dinyatakan, yang semuanya sangat penting untuk kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan (Nisa, 2015). Menurut Kamus Istilah Iklan Indonesia iklan layanan masyarakat merupakan sejenis iklan yang diproduksi oleh pemerintah, organisasi, ataupun lembaga komersial atau non-komersial agar mencapai tujuan sosial dan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Rudianto et al., 2018). Dalam hal ini Iklan Layanan Masyarakat menjadi sebuah media atau cara untuk merubah pemikiran penontonnya agar teredukasi dengan tujuan utama merubah perilaku penontonnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Iklan Layanan Masyarakat adalah media untuk melakukan Komunikasi Massa dengan cara membuat video Audio Visual yang berisi pesan-pesan edukasi yang bertujuan merubah perilaku. Target dari Iklan Layanan Masyarakat juga berbeda-beda dari setiap pembuat Iklan tersebut, tetapi target yang dituju di harapkan dapat tersampaikan dengan jelas oleh masyarakat atau khalayak banyak. Iklan Layanan Masyarakat dapat di publish di media internet seperti Youtube, Instagram, Facebook

(6)

6 dan lainnya sesuai dengan target utama yang dituju dari setiap Iklan Layanan Masyarakat tersebut. Iklan Layanan Masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila penonton Iklan Layanan Masyarakat bisa merubah perspektifnya sesuai dengan pesan- pesan yang ada dan mendapat perhatian khalayak. Kekuatan iklan dapat diukur dengan cara dilihat dari jumlah keterbacaan, tingkat pemahaman audiens, dan potensi iklan untuk memengaruhi perilaku. Jadi, jika suatu iklan dengan rating audiens yang tinggi maka semakin efektif pula iklan tersebut (Durianto et al., 2010)

Iklan Layanan Masyarakat digunakan di negara-negara industri untuk mengatasi masalah seperti mengubah perilaku masyarakat atau mengubah cita-cita.

Upaya untuk mengorganisir solidaritas komunal dalam menanggapi kesulitan yang mereka hadapi, khususnya situasi yang dapat membahayakan kohesi komunitas dan kehidupan pada umumnya. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini juga efektif untuk meningkatkan kesadaran, sikap maupun perilaku masyarakat terhadap suatu masalah yang sedang dipasarkan. Biro Iklan Intervista adalah yang pertama di Indonesia yang menggunakan iklan layanan masyarakat. Intervisa membuat iklan layanan masyarakat pada tahun 1968 untuk mengatasi masalah petasan (Rhenald, 2007).

D.1.3 Tahapan Produksi ILM

Dalam buku Konsep dan Aplikasi Manajemen Periklanan Rhenald Kasali (1995), tahapan produksi iklan layanan masyarakat tidak berbeda dengan iklan biasa.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

• Mengidentifikasi Masalah

Sebelum membuat iklan layanan masyarakat, hal yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi masalah, pemilihan dan analisa kelompok target, menganalisa kebutuhan, suasana sosiologis dan psikologis. Selain itu hal yang perlu dilakukan yaitu melihat bahasa, jalan pikirannya, maupun simbol yang berkaitan dengan masalah yang akan diangkat.

• Tentukan Tujuan

Menentukan tujuan khusus iklan mengenai apa yang diharapkan.

Tujuan yang dimaksud yaitu penambahan jumlah yang dilayani hingga

(7)

7 peningkatan kesadaran masyarakat terhadap adanya organisasi ataupun program khusus.

• Tentukan Tema

Tema iklan merupakan topik utama atau selling points yang hendak dicapai dalam iklan. Suatu tema iklan harus berfokus pada suatu topik atau program. Penulisan pasar sering diperlukan untuk mengidentifikasi topik tersebut.

• Menentukan Anggaran

Menentukan anggaran iklan yang dibutuhkan untuk kampanye selama periode tertentu.

• Perencanaan Media

Perencanaan media harus mecnakup beberapa hal seperti identifikasi media yang dipakai, menentukan media yang sesuai dan bisa dipakai, dan menentukan waktu atau frekuensi penyiaran.

D.2 Sutradara

Seorang sutradara disebut sebagai pemimpin. Sutradara merencanakan, memutuskan, mewujudkan, mengarahkan, dan bertanggung jawab. Sutradara tidak diangkat, tetapi mengangkat dirinya sendiri dengan dasar pertimbangan kemauan dan kemampuan (Tommy F. Awuy, 1999). Sutradara menurut Nugroho (2014) adalah pemimpin tertinggi yang boleh juga disebut dengan komandan. Adapun menurut Naratama (2018) Direktor merupakan orang yang bertanggung jawab pada kualitas gambar (film) yang terlihat dilayar yangmana didalamnya direktur berperan dalam mengontrol penampilan pemeran, teknik sinematik, kredibilitas dan kontinuitas cerita dengan elemen dramatik pada produksinya.

Sutradara wajib mempunyai modal seperti berikut (Fitriyan G. Dennis, 2008):

1. Leadership (Kepemimpinan)

Sutradara adalah orang yang paling bertanggungjawab pada sebuah karya produksi film/ televisi/ iklan/ dokumenter, maka sutradara harus mempunyai jiwa kepemimpinan agar dapat mengkoordinasikan proses dari semua tim produksi.

(8)

8 2. Imajinasi kreatif

Sutradara harus memiliki kemampuan berimajinasi yang kreatif, instan, maupun inovatif. Daya imajinasi kreatif bisa didapatkan dari kepekaan mengenai rasa seni artistik dalam melihat karakter, warna, bentuk dan komposisi sampai bahasa fiksi yang ada disekitarnya

3. Fiction Freak

Modal kuat untuk menjadi sutradara adalah suka membaca novel, menonton film, menciptakan lagu, membuat puisi, memainkan alat musik, dan berbagai hobi lainnya dalam dunia fiksi karena dunia penyutradaraan berkaitan dengan dunia penciptaan.

4. Berjiwa Petualang

Sutrada harus mempunyai jiwa petualang sebab tantangan dalam produksi film atau iklan berbeda-beda, sehingga sutradara harus mempunyai jiwa petualang.

5. Wawasan dan pengetahuan

Sutradara dituntut memiliki pengetahuan yang luas, seperti tentang, sejarah televisi, sejarah film, analisis media, sistem penyiaran, komunikasi massa, sosiologi, pemasaran, serta iklan televisi.

6. Berani menghadapi tantangan deadline

Sutradara harus mempunyai jiwa yang berani karena apabila sudah dikejar deadline maka sutradara justru harus semakin kreatif.

D.3 Remaja Putri

D.3.1 Definisi Remaja Putri

Remaja putri adalah individu yang mengalami pertumbuhan seperti muncul ciri-ciri seks sekunder dan primer, tercapainya fertilitas dan perubahan emosional, fisiologi serta psikologi. Pertumbuhan yang terjadi saat mereka berpindah dari masa anak-anak ke masa dewasa. Perubahan fisiologi ditandai dengan berfungsinya organ reproduksi seperti menstruasi (Rohan & Siyito, 2013). Remaja putri merupakan individu dengan usia 15 tahun sampai dengan 23 tahun. Masa remaja juga dapat dikatakan masa perubahan yang mencakup perubahan sikap dan fisik (Pratiwi, 2012).

(9)

9 D.3.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Putri

Perkembangan remaja putri berdasarkan Hurlock (2012) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perubahan Tubuh Saat Masa Puber a. Perubahan Ukuran Tubuh

Perubahan fisik primer ketika masa puber yaitu perubahan ukuran tubuh (tinggi dan berat badan). Anak perempuan umumnya mengalami rata-rata peningkatan per tahun (tahun sebelum haid) yaitu sebesar 3 inci, namun peningkatan ini mampu juga mencapai 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid terjadi peningkatan rata-rata yaitu 2,5 inci. Jadi total peningkatan selama dua tahun sebelum haid yaitu 5,5 inci dan setelah haid terjadi tingkat pertumbuhan akan mengalami penurunan sampai kira-kira 1 inci dalam setahun dan berhenti saat berusia sekitar 18 tahun. Penambahan berat badan anak perempuan + dalam 1 tahun yakni rata-rata sekitar 10 Kg.

b. Perubahan Proporsi Tubuh

Sebelum mengalami puber terjadi perubahan proporsi tubuh pada daerah tertentu terlampau kecil, sedangkan saat sudah mulai puber perubahan proporsi tubuh menjadi lebih besar sebab kematangan terjadi lebih cepat dari daerah tubuh lain. Contohnya badan yang kurus mulai mengalami pelebaran di bagian pinggul dan bahu.

2. Akibat Perubahan Remaja Putri Pada Masa Puber b. Akibat terhadap keadaan fisik

Perubahan pertumbuhan yang pesat sering disertai dengan kelesuan, kelelahan, dan gejala buruk yang lain. Biasanya mengalami permasalahan pencernaan dan nafsu makan yang kurang baik. Anak prapuber juga mengalami gangguan perubahan kelenjar yang mengakibatkan terganggunya fungsi pencernaan. Pada masa ini sering mengalami anemia karena disebabkan oleh kebiasaan makan yang buruk sehingga mengakibatkan semakin bertambahnya kelesuan dan kelelahan.

(10)

10 c. Akibat pada sikap dan perilaku

Anak perempuan mengalami pubertas lebih dini daripada anak laki-laki, mereka menunjukkan indikator perilaku yang mengganggu lebih awal. Perilaku perempuan lebih cepat stabil daripada laki-laki, dan mereka melanjutkan perilaku pra-pubertas mereka.

D.4 Stunting

Stunting adalah suatu keadaan dimana status gizi seseorang ditentukan oleh z- score tinggi badan (TB) untuk usia (U) sebesar <-2 SD. Indeks TB/U adalah pengukuran antropometrik yang mengukur riwayat status gizi dan dikaitkan dengan faktor lingkungan dan sosial ekonomi. Status gizi pendek dan sangat pendek ditetapkan dengan SK Menteri Kesehatan berdasarkan indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang disamakan dengan kata stunting (pendek) dan tinggi badan menurut umur (TB/U). stunting parah (sangat pendek).

Dampak defisit nutrisi pada tinggi badan dapat diamati dalam kurun waktu yang lama (Senbanjo et al, 2011). Menurut The World Organization (2018) mengklaim bahwa pada tahun 2017 sebesar 151 juta (22%) balita di dunia mengalami stunting, Indonesia sendiri menempati urutan ketiga di kawasan Asia Tenggara sebanyak (36,4%).

Berdasarkan hasil Riskesdas (2018), Indonesia mencapai angka stunting sebanyak 12.780 jiwa (42,6 %). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa agka stunting di Indonesia masih tergolong besar, sedangkan WHO sudah menetapkan batasan untuk angka stunting yaitu < 20% saja (Kemenkes RI, 2018).

Stunting yaitu gejala kekurangan gizi kronis yang dikarenakan kurangnya interaksi antara berbagai faktor risiko yang telah berlangsung setidaknya selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (Hpk) (WHO & UNICEF, 2015). Tindakan pencegahan harus dimulai pada usia muda, dengan fokus pada kesehatan remaja terutama wanita hamil.

Karena stunting bukan hanya masalah bagi anak-anak yang tidak cukup makan.

Stunting harus dicegah mulai dengan memastikan ibu hamil sudah siap menghadapi 1000 hpk. Stunting berdampak pada perkembangan anak yang berlangsung hingga mencapai usia dewasa. Anak stunting memiliki peluang kematian lebih tinggi

(11)

11 dibandingkan anak yang tumbuh normal, perkembangan fisik dan mentalnya lambat, kemampuan kognitif dan psikososialnya buruk, serta berisiko mengalami obesitas dan penyakit tidak menular termasuk hipertensi dan diabetes saat dewasa (Kemenkes, 2016). Program pencegahan stunting dimaksudkan untuk melibatkan seluruh masyarakat, namun istilah stunting serta faktor risiko dan konsekuensinya belum dipahami secara umum.

E. REVIEW KARYA SEJENIS

E.1 Iklan Layanan Masyarakat Guna Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Metakan Pendapat Di Media Sosial Secara Bijak

Iklan ini disusun oleh Nadia Budiani Arini dengan prasyarat sebagai laporan tugas akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual S-1 Fakultas Ilmu Komputer Dian Nuswantoro. Perbedaan karya ini dengan karya kami selaku pembuat karya yaitu terletak pada tema dan platform yang digunakan. Media utama yang dipakai seperti infografis dalam bentuk motion grafis, menampilkan informasi yang bersifat edukatif.

Tidak hanya itu karya ini juga menggunakan banner, spanduk, stiker, merchandise dan halaman web sebagai media pendukung dari iklan layanan masyarakat ini. iklan ini berfokus kepada penggunaan internet tidak hanya berdampak positif tetapi juga bisa berdampak negatif. Kasus yang jadi sorotan publik saat ini adalah mengutarakan pendapat seperti ujaran kebencian dalam media social. Sampel target audiens penulis yaitu target primer pria dan wanita berumur 18-35 tahun dari kalangan ekonomi menengah yang sering menggunakan media social. Geografis yang dituju yaitu masyarakat kota semarang dan psikografis yang disasar yaitu pria dan wanita narsis yang mementingkan eksistensi. Perilaku target yaitu memiliki sifat ceroboh dan emosional.

F. Metode

F.1 Metode Pengumpulan Data a) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana responden diberikan serangkaian pertanyaan tertulis untuk dijawab, yang bisa diberikan

(12)

12 secara langsung, melalui surat, atau melalui internet. Kuesioner tertutup dan terbuka adalah dua jenis kuesioner. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang telah diisi sebelumnya dengan jawaban, sehingga responden dapat dengan mudah memilih dan menanggapi. Pengambilan data berlokasikan di Kota Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini dikarenakan masih banyak anak yang mengalami stunting.

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data yang dipakai untuk menulis laporan akhir iklan layanan masyarakat ini diperoleh melalui pendataan yang berisikan tentang pravelensi stunting di Kota Malang. Pendataan tersebut telah dicatat oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Malang pada tahun 2020.

Hasil Analisa dari data yang sudah dikumpulkan oleh penulis remaja putri masih banyak yang tidak memperhatikan prinsip 4 pilar seperti anekaragam pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan secara teratur. Dapat disimpulkan dari hasil mini riset yang penulis lakukan adalah remaja putri banyak yang tidak memperhatikan pola makan, pola tidur, olahraga yg teratur serta asupan yang harus diperhatikan seperti sayuran-sayuran dan mengurangi konsumsi makanan siap saji maupun kopi.

F. 2 Metode Produksi Tugas Akhir Karya

Dalam produksi ini penulis berperan sebagai seorang sutradara. Sutradara bertugas mulai dari pengembangan ide kreatif cerita, membuat naskah, penentuan calon pemain utama dan sutradara bertanggung jawab dalam mengarahkan pemain agar tampil sesuai dengan skenario, hunting location, dan hingga keperencanaan jadwal shooting. Pembuatan pada iklan layanan masyarakat ini akan diolah berbentuk audio visual yang berdurasikan sekitar 1-3 menit. Menurut (Morissan, 2015:314) mengatakan bahwa, “Sutradara merupakan orang yang mempunyai tanggungjawab menerjemahkan setiap kata yang tertulis (skrip) menjadi audio maupun visual tertentu.

Sutradara berperan memvisualkan konsep naskah yang abstrak kemudian dirubah menjadi bentuk yang nyata”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penulis

(13)

13 sebagai sutradara terlibat dalam berbagai proses seperti pembuatan konsep kreatif hingga konsep teknis agar tercapai keberhasilan dalam produksi iklan layanan masyarakat yang akan dilaksanakan pada tahap nantinya.

F. 2. 1 Menentukan tema dan ide cerita

Dalam menentukan tema ataupun ide cerita, hal pertama yang penulis lakukan adalah mengidentifikasi kebiasaan masyarakat atau perubahan nilai-nilai yang terjadi terhadap masalah yang dihadapi seperti kondisi yang dapat mengancam keselarasan dan kehidupan. Kemudian penulis melakukan riset ke Dinas Kesehatan Kota Malang untuk melihat dan memperoleh data mengenai kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan menjadi masalah di masyarakat di Kota Malang. Berdasarkan data yang ditemukan menunjukan bahwa masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat yaitu banyaknya angka kejadian stunting yang terjadi di Kota Malang dan remaja putri masih tidak peduli akan pentingnya kecukupan gizi yang akan mengakibatkan stunting pada anak nantinya. Jadi, penulis tertarik untuk membuat Iklan Layanan Masyarakat dengan tema “Peran Penting Remaja Putri dalam Mencegah Stunting”.

F.2.2 Menulis naskah cerita

Sebelum memulai penulisan naskah cerita penulis terlebih dahulu melakukan mini riset dengan menyebarkan kuesioner kepada remaja putri yang berusia 15 - 23 tahun yang berada di Malang. Setelah mendapatkan data dari hasil mini riset kemudian penulis menyimpulkan bahwa remaja putri memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang pentingnya keseimbangan gizi, tetapi remaja putri masih banyak yang belum mengaplikasikan pengetahuan tentang keseimbangan gizi dalam kesehariannya.

Selanjutnya penulis mencari referensi video Iklan Layanan Masyarakat melalui media YouTube dan mencari jurnal yang sesuai dengan tema Iklan Layanan Masyarakat yang akan dibuat. Kemudian penulis menggabungkan hasil dari diskusi kelompok untuk penulisan naskah cerita.

(14)

14 F.2.3 Single Minded Proposition

“Hari ini Untuk Masa Depan”

F.2.4 Media

Gambar 1.1 Instagram Dinas Kesehatan Kota Malang

Gambar 1. 2 Youtube Dinas Kesehatan Kota Malang

F.2.5 Mandatories

Gambar 1.3 Logo Universitas Muhammadiyah Malang

Gambar 1.4 Logo Dinas Kesehatan Kota Malang

Gambar 1.5 Logo Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

(15)

15 F.2.6 Storyboard

Naskah cerita yang telah dibuat sutradara lalu dikembangkan dengan sketsa kasar yang menjadi komponen dari visualisasi media utama dan pendukung yang dibuat oleh DOP (director of photography) dengan koordinasi sutradara. Storyboard dibuat dengan menggambar sketsa sesuai adegan yang sudah ditentukan di dalam naskah cerita. Dalam menggambar storyboard ini juga memperhatikan sudut pengambilan gambar oleh kamera. Kemudian ditambahkan keterangan dalam setiap adegan. ditambahkan juga penjelasan mengenai sudut, pergerakan, dan tipe pengambilan gambar.

F.2.7 Observasi Lokasi Syuting

Observasi lokasi syuting rencananya akan dilakukan pada bulan Juli 2021, sesuai dengan konsep dan storyboard yang sudah dibuat.

F.2.8 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu:

Tabel I. 1 Alat dan bahan yang digunakan

F.2.9 Budgeting

Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat dengan biaya mandiri. Total budget yang dikeluarkan berkisar Rp.2.473.000,-.

No. Item Jumlah

1. Kamera Sony A7 ii 2

2. Lensa 85mm 1

3. Lensa 24mm 1

4. Baterai NPFW 50 4

5. Zhiyun Crane Plus 1

6 Tripod 2

7. Portable Led 120 1

8. Reflector 1

9. Monitor Lut 7S 1

10. Clip on Saramoni Wireless 1

11. Baterai Alkaline 1

12. Spidol 1

13. Clapper 1

(16)

16 F.2.10 Penjadwalan

Tabel I. 2 Timeline

No. Jenis Pekerjaan

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

1 Menentukan Isu

2. Revisi Isu 3. Riset 4. Treatment 5. Shooting 6. Editing

7. Laporan Akhir 8. Presentasi

Gambar

Gambar 1.1 Instagram Dinas Kesehatan Kota Malang
Tabel I. 1 Alat dan bahan yang digunakan
Tabel I. 2 Timeline

Referensi