METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Penelitian
Pеnеlitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2013:147) penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data dan analisis data berdasarkan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yang menjelaskan kedudukan masing-masing variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel satu dengan yang lainya (Limandono, 2018).
Sumber data penelitian ini adalah primer. Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari responden yang menjadi sasaran penelitian (Sugiyono, 2013:225). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis terkait dengan topik penelitian yang akan disebarkan kepada responden (Sugiyono, 2013:142). Teknik kuisioner ini cocok apabila jumlah responden cukup besar dan responden yang tersebar di wilayah yang cukup luas (Sugiyono, 2013:142). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner di media sosial Instagram dan Whatsapp. Rentang waktu dalam melakukan pengumpulan data dimulai dari tanggal 31 Agustus 2021 dan selesai pada tanggal 15 Oktober 2021. Dalam jangka waktu tersebut data yang terkumpul sebanyak 318 responden. Dari total 318 responden data yang lolos uji kualitas data sebanyak 251 responden. Pengecekan kualitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menanyakan dua pertanyaan yang tidak berhubungan dengan konsep penelitian, seperti harap memilih Facebook dan harap memilih Chicka Jessica. Hal ini dilakukan sebagai upaya evaluasi konsentrasi responden dalam pengisian kuesioner Dengan dibagikannya kuesioner tersebut, peneliti memeroleh data langsung dari responden yang telah mengisi kuesioner. Data sebanyak 40 responden dilakukan uji prestest menggunakan software SPSS 25 dan data sebanyak 200 diolah menggunakan software SMARTPLS 3.0 pada penelitian ini.
Populasi dan Sampel
Sugiyono (2013:215) mengemukakan populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas, karakteristik tertentu yang sudah ditetapkan dan kemudian akan ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah generasi Y atau generasi milenial dengan usia 19-41 tahun yang telah melakukan pembelian produk sepatu Ventela.
Teknik sampling pada penelitian ini ialah nonprobability sampling.
Nonprobability sampling adalah pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:218). Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan pengambilan sampel yang sesuai kriteria tertentu dalam penelitian. Kriteria sampel pada penelitian ini responden yang termasuk kategori usia generasi milenial 19-41 tahun, merupakan pengguna aktif media sosial Instagram dalam rentang waktu 10 bulan terakhir dan responden yang sudah pernah melakukan pembelian produk sepatu Ventela minimal satu kali dalam rentang waktu sepuluh bulan terakhir. Langkah pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menyebarkan link kuesioner melalui media sosial Instagram dengan menambahkan link kuesioner di bio media sosial Instagram, kemudian menyebarkan melalui Whatsapp untuk meminta partisipasi pengisian kuesioner yang telah memenuhi kriteria sampel pada penelitian ini.
Sugiyono (2013:91) mengemukakan ukuran sampel yang layak pada penelitian yaitu antara 30 sampai dengan 500 sampel. Lebih lanjut Hair et al. (2013) menjelaskan jumlah sampel minimum dalam PLS-SEM adalah 10 kali jumlah 17 indikator. Peneliti lain mengemukakan bahwa sebaiknya ukuran sampel minimum yang digunakan berkisar antara 100-200 (Widodo dan Kurniawati, 2020). Mengacu pada Widodo dan Kurniawati (2020), penelitian ini menetapkan jumlah sampel minimum sebesar 200 responden.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan menggunakan software SPSS 25 dan Smartpls 3.0 for windows untuk mengolah data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner.
Sugiyono (2013:147) menjelaskan analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Tanggapan responden setelah data terkumpul dapat dikategorikan dalam 5 tingkatan sebagai berikut :
Panjang kelas =data terbesar − data terkecil jumlah kelas interval Sumber : Sugiyono (2013)
Perhitungan :
Panjang kelas =5 − 1 5 Panjang kelas = 0,8
Setelah diketahui besarnya interval, selanjutnya dapat diketahui nilai rata- rata (mean) dari kuesioner yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 1. Kategori interval kelas Interval kelas Kategori
1,00 - 1,80 Sangat tidak baik 1,81 - 2,60 Tidak baik 2,61 - 3,40 Cukup baik
3,41 - 4,20 Baik
4,21- 5,00 Sangat baik
Tabel 1 diatas menjelaskan tentang tanggapan responden dikategorikan ke dalam lima tingkatan yakni sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Analisis deskriptif terdiri dari beberapa hal seperti rata-rata (mean), median (Me), modus (Mo), standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, dan jumlah data penelitian. Perhitungan nilai-nilai tersebut didasarkan pada skor masing-masing responden sebelum skor-skor ditransformasikan ke dalam tingkat pengukuran interval. Analisis statistika deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah mean. Mean merupakan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara
menjumlahkan semua nilai yang ada dan membagi total tersebut dengan banyaknya sampel (Sugiyono, 2013:218).
Pengujian statistik pada model path analysis dapat dilakukan menggunakan metode partial least square. Partial Least Square (PLS) merupakan bagian dari Structural Equation Modelling (SEM). Analisis SEM dengan PLS merupakan teknik alternatif pada analisis SEM dimana data yang digunakan tidak harus berdistribusi normal multivariat (Alfa et al. 2017). Model dalam penelitian mengandung higher order model dengan menggunakan pengukuran reflektif dan formatif. Dalam penelitian terdapat dua variabel formatif dan dua variabel refelektif. Pada penelitian ini variabel promosi media sosial Instagram dan social media influencer termasuk dalam konsep yang diukur formatif, sedangkan variabel keputusan pembelian dan kepercayaan konsumen termasuk dalam konsep yang diukur reflektif. Analisis PLS SEM lebih fleksibel karena digunakan karena tidak mensyaratkan berbagai asumsi dalam pengujian konsep reflektif dan formatif (Ghozali dan Latan, 2015). Analisis PLS terdiri dari dua sub model yaitu model struktural (structural model) atau inner model dan model pengukuran (measurement model) atau outer model. Model struktural ini menunjukkan kekuatan estimasi antar konstrak, sedangkan model pengukuran menunjukkan bagaimana indikator merepresentasikan variabel laten untuk diukur (Irwan dan Adam, 2015). Pengujian model meliputi uji validitas dan reliabilitas variabel formatif dan reflektif.
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran Reflektif
Evaluasi pengukuran reflektif digunakan untuk menentukan hubungan antar variabel laten dengan indikator-indikator. Evaluasi model pengukuran reflektif dalam Hair et al. (2013:107) meliputi :
1. Convergent validity, suatu konstruk diukur dengan hasil average variance extracted (AVE). Suatu konstruk dengan niali AVE > 0,50 merupakan hasil convergen validity yang baik.
2. Internal consistency reliability diukur dengan menggunakan cronbach’s alpha (α) dan Composite Reliability (CR). Suatu konstruk dengan nilai cronbach’s alpha dan CR ≥ 0.6 dikatakan memiliki internal consistency reliability.
3. Discriminant validity, diukur dengan menggunakan kriteria dari Fornell dan Lacker diukur dengan akar kuadrat dari nilai AVE tiap konstruk harus lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi antar variabel laten. Selanjutnya, pengujian heterotrait-monotrait ratio (HTMT), suatu konstruk disyaratkan hasil nilai HTMT < 1.
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran Formatif
Evaluasi pengukuran formatif adalah indikator yang dianggap mempengaruhi variabel laten (Irwan dan Adam, 2015). Evaluasi model pengukuran formatif dalam Hair et al. (2013:115) meliputi :
1. Uji Collinearity of indicator, nilai toleransi setiap indikator (VIF) harus < 5 atau lebih rendah dari 5. Suatu konstruk dengan nilai VIF < 5, maka hasil tersebut tidak terjadi kolinearitas.
2. Uji Significance and Relevance of the Formative Indicators, menilai signifikasi dengan melihat hasil nilai outer weight.
Indikator Empirik
Tabel 2 menyajikan definisi operasional dari konsep – konsep dalam penelitian ini.
Penelitian ini memiliki 27 indikator.
Tabel 2. Indikator empirik
Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Sumber
Promosi Media Sosial Instagram
Promosi media sosial adalah strategi perusahaan dalam memperkenalkan produknya melalui media sosial dengan tujuan menjangkau konsumen lebih luas sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian (Pamungkas dan Zuhroh, 2016)
1. Context 2. Communcati
on
3. Collaboratio n
4. Connection
1. Konten yang disajikan
2. Konten promosi 3. Desain pesan 4. Informasi yang
disampaikan 5. Gaya penyampaian
pesan
6. Respon admin 7. Interaksi 8. Keterlibatan 9. Manfaat 10. Hubungan
berkelanjutan 11. Timbal balik
Pamungkas dan Zuhroh (2016), Solis (2010), Syahbani dan Widodo (2017)
Social media influencer
Social media influencer merupakan seseorang yang mempunyai peran besar melalui pendapatnya yang dapat mempengaruhi seseorang keputusan pembelian (Handika dan Darma, 2018)
1. Keterikatan dengan follower 2. Kredibilitas
social media influencer
1. Jumlah follower 2. Konten yang
dibagikan 3. Konten dibuat
memiliki nilai sama dengan target konsumen
4. Social media influencer memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam mengkomunikasika n produk
5. Social media influencer memiliki
kemampuan untuk meyakinkan produknya 6. Social media
influener dapat dipercaya
Maulana et al.
(2020)
Keputusan pembelian
Keputusan pembelian adalah proses aktivitas fisik yang dilakukan individu ketika mengevaluasi, memperoleh dan
menggunakan barang atau jasa (Khuong dan Duyen, 2016)
1. Keyakinan dalam membeli
2. Sesuai dengan keinginan 3. Memiliki
keinginan untuk membeli ulang 4. Memperhatikan
kualitas produk 5. Merekomendasikan
kepada orang lain
Surliana et al.
(2020)
Kepercayaan konsumen
Kepercayaan merupakan sikap seseorang yang menunjukan perasaan suka terhadap suatu produk dan tetapbertahan
menggunakan produk tersebut (Ariyan, 2010)
1. Keyakinan dan kemampuan dalam menyediakan barang yang dibutuhkan 2. Keyakinan
menyediakan barang dengan kualitas tinggi 3. Keyakinan dalam
menepati janji yang dibuat
4. Ketidakraguan terhadap kejujuran oleh pemasar atau perusahaan 5. Keyakinan untuk
selalu
mengutamakan konsumen
Zulfa dan Hidayati (2018)
Spesifikasi Konstruk Formatif dan Reflektif
Penyajian tabel spesifikasi konstruk formatif dan reflektif meliputi konstruk, tipe, kode konstruk dan kode indikator sebagai berikut :
Tabel 3. Spesifikasi konstruk formatif dan reflektif
Konstruk Tipe Kode Konstruk Kode Indikator
Promosi media sosial Formatif PMS
1.Context
2.Communication 3.Collaboration 4.Connection
Formatif Formatif Formatif Formatif
CN CM CL CO
CN1, CN2, CN3, CN4 CM1, CM2 CM3 CL1, CL2, CL3 CO1, CO2 Social Media Influencer Formatif SMI
1.Keterikatan 2.Kredibilitas
Formatif Formatif
KE KR
KE1, KE2, KE3 KR1, KR2, KR3
Keputusan Pembelian Reflektif KPM 1.Keyakinan dalam
membeli
2.Sesuai dengan keinginan
3.Memiliki keinginan pembelian ulang 4.Memperhatikan kualitas produk 5.Merekomendasikan kepada orang lain
Reflektif Reflektif Reflektif Reflektif Reflektif
KPM KPM KPM KPM KPM
KP1 KP2 KP3 K4 KP5
Kepercayaan Konsumen Reflektif KEP
1.Keyakian dan kemampuan dalam menyediakan barang 2.Keyakinan
menyediakan barang kualitas tinggi 3.Keyakinan dalam menepati janji yang dibuat
4.Ketidakraguan terhadap kejujuran perusahaan
5.Keyakinan untuk selalu mengutamakan konsumen
Reflektif
Reflektif
Reflektif
Reflektif
Reflektif
KEP
KEP
KEP
KEP
KEP
K1
K2
K3
K4
K5
Sumber : Data primer tahun 2021