• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan cara manusia (komunikator untuk menyampaikan suatu pesan kepada manusia lain (komunikan) entah itu berupa pesan yang berbentuk verbal ataupun nonverbal. Komunikator memberikan pesan kepada komunikan melalui media dan menjadi umpan balik yang membuat komunikasi berjalan efektif yang dimana pesan tersebut berupa informasi,pertanyaan, dan perintah.

Menurut G. R. Miller (2001), komunikasi terjadi dalam keadaan yang mana asal pengiriman pesan ke penerima ingin mempengaruhi perilaku dari penerima pesan dengan keadaan sadar. Disisi lain Harold D. Laswell juga mengemukakan sesungguhnya metode terbaik untuk mengilustrasikan komunikasi yaitu melalui cara membalas pertanyaan-pertanyaan berikut, “Who says, what, in which channel, to whom, with, what effect?” (Mulyana, 2007).

Kata komunikasi dib Bahasa Inggris yang disebut communication selaku etimologi ataupun dasar katanya berasal dari bahasa latin communicare dan kata ini berasal dari pada kata communis. Kata communis berarti ‘berbagi’ atau

‘menjadi milik bersama’, yaitu merupakan suatu usaha yang ditunjukan pada persatuan atau kesamaan makna (Hubeis dkk, 2012).

Komunikasi merupakan hubungan kontak dengan sesame manusia, baik antar sesame pribadi ataupun kelompok. pada aktivitas umum, komunikasi disadarai atau enggak tetap menggambarkan bagian dari manusia. Manusia

(2)

11 sejakwal sudah berkomunikasi melalui lingkungannya semenjak mereka lahir.

selanjutnya komunikasi diartikan seperti jalinan kegiatan yang ikatannya melalui hubungan (Widjaja, 2000).

DeVito (2009) berpendapat komunikasi mengarah pada modus bertindak seseorang atau lebih dari satu yang menyampaikan serta memperoleh pesan, terjadi pada suatu situasi esklusif, memiliki kontrol, dan memiliki kesempatan untuk umpan balik (feedback) yang dihasut oleh lingkungan (konteks) dimana komunikasi berjalan.

Menurut seputar pemahaman sebelumnya, maka bisa diartikan jika komunikasi merupakan teknik pengiriman pesan yang dilaksanakan seseorang yang disebut sebagai komunikator kapada penerima pesan yakni komunikan untuk menginformasikan alias mempengaruhi kelakuan, pandangan, atau watak, secara situasional lansung atau tidaklansung di suatu media.

2.1.2 Proses Komunikasi

Berdasarkan paradigma Harold D. Laswell dalam Effendi (2006) membedakan proses komunikasi terdiri melahirkan 2 tahapan, ialah komunikasi secara primer (primary person) dan secara sekunder (secondary person).

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer yaitu teknik penyajian pikiran atau perasaan sesorang akan orang lain melalui menggunakan simbol selaku media. Simbol selaku sarana utama media primer pada proses komunikasi ialah pesan verbal (bahasa) dan pesan nonverbal (gestur, gelagat , gambaran, dan masih banyak lagi) dapat kemudia mampu menafsirkan pikiran atau pandangan komunikator kepada komunikan (Effendi, 2006).

(3)

12 2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder ialah teknik penyajian pesan bagi komunikator ke komunikan melalui media kedua untuk memasukan ikon selaku media pertama. Proses komunikasi secara sekunder memanfaatkan media sebagai sarana. Terbagi menjadi beberapa sarana komunikasi yaitua (surat kabar, televisi, radio dan lain-lain) dan media massa (telepon, surat, megafon dan sebagainya) (Effendi, 2006).

2.1.3 Komunikasi Virtual

Komunikasi virtual ialah salah satu penyebaran pesan lewat media massa, penyebarannya lewat jaringan internet, yang wujud penyampaiannya luas, aktual, interaktif, dan two way communication. Ada sejumlah rancangan dasar yang membentuk segmen dari komunikasi virtual melalui jaringan internet itu sendiri, antara lain:

1. Dunia Maya

Dunia maya atau yang lebih dikenal sebagai cyberspace ialah media elektronik pada jaringan komputer yang sering digunakan untuk kebutuhan komunikasi satu sisi maupun berbalasan secara online. William Gibson mengkalim bahwa dunia maya (cyberspace) merupakan realitas jaringan global yang dibantu oleh komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisial, buatan atau virtual (Severin & Tankard, 2009).

2. Komunitas Maya

Internet mulai berkembang menjadi rumah bagi kelompok-kelompok sosial yang tersegmentasi. Komunitas virtual diwujudkan untuk saling berkintaksi di sela-sela sesama pemakai internet melalui teknologi yang terhubungkan oleh

(4)

13 internet. Komunitas virtual (Virtual Communities) merupakan komunitas yang sering muncul di media sosial dibanding dunia nyata (Severin & Tankard, 2009).

3. Chat Room

fungsi internet memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan cara- cara baru dan menggoda. Ruang obrolan ialah salah satu fungsi yang mengizinkan kita berintraksii langsung dengan orang yang tidak kita kenal.

Bersanaan dengan itu karakteristik yang tidak kalah seperti permainan interaktif multiplayer atau game. Separuh MUD yang dilengkapi bot (fikarakteristik lanjutan) merupakan program komputer yang dipersiapkan agar berjalinan dengan player/pemain dalam berbagai versi, termasuk mengobrol (cahtting) (Severin & Tankard, 2009).

4. Interaktivitas

Beberapa pakar ilmu komputer terkadang memaknai interaktivitas demi interaksi diantara pengguna lewat komputer, seperti permainan atau game interaktif. William, Rice, dan Rogers (1998) memastikan bahwa aktivitas intraksi sepertii drajat dimana menurut cara komunikasi para anggota menguasai otoritas atas kedudukan dan bisa berganti kedudukan, pada diskusi mutual mereka (Severin & Tankard, 2009).

5. Hypertext

Hypertext awalmulanya diperkenalkan oleh Ted Nelson, yang

menunjukann hypertext selaku coretan yang tidak beruntut, di mana pengguna dapat membuat bentuk tulisan baru yang mencerminkan struktur dari sesuatu yang kita tulis. Hypertext memungkinkan pembaca untuk dengan dengan cepat mendapatkan lebih banyak informasi berkenaan dengan topik atau kata kategoris karena teks yang telah diberi fitur (Severin & Tankard, 2009).

(5)

14 6. Multimedia

Multimedia merupakan skema komunikasi yang mengajukan jalinan teks, grafik, suara, video, dan animasi. multimedia serta mememerlukan perlengkapan seperti tool dan koneksi (link) supaya konsumen bisa bernavigasi, menjalin hubungan, berkreasi dan berintraksi dengan mudah dikarenakan adanya sarana berupa fasilitas hypertext di dalamnya

2.2 Pola Komunikasi

2.2.1 Pengertian Pola Komunikasi

Effendi (2003) mengemukakan bahwa Pola Komunikasi adalah teknik yang perhitungkan agar menggantikan realitas saling ketergantungan terhadap factor-faktor yang dicakup dan kesinambungannya agar memudahkan pemahaman yang sistematik dan logis.

Pengertian Pola komunikasi merupakan rupa atau gambara hubungan orang satu dan lainnya yang berkenan mengirim dan menerima pesan melalui cara yang benar agar pesan yang dimaksud bida dimengerti (Djamarah, 2004). Pola komunikasi adalah gambaran biasa dari bara berkomunikasi yang menyertakan hubungan antara satu faktor komunikasi dengan faktor lainnya (Soejanto, 2001).

Pola Komunikasi sendiri ialah model dari proses komunikasi, oleh sebab itu kemudian adanya beraneka ragam model komunikasi dan bagian dari teknik komunikasi, kita bisa menemukan acuan yang cocok untuk mempermudah dipakai saat berkomunikasi. Proses komunikasi membentuk penghubung kegiatan untuk mengirimkan pesan kemudian dapat memperoleh umpan balik dari akseptor pesan. berdasarkan proses komunikasi, akan muncul pola, model, bentuk serta

(6)

15 fragmen-fragmen kecil yang kuat kaitannya dengan proses komunikasi. Proses komunikasi yang telah termasuk di tingkatan tingkatan Pola Komunikasi yang sudah dijelaskan di sini ialah : Pola Komunikasi primer, Pola Komunikasi sekunder, Pola Komunikasi linear, dan Pola Komunikasi sirkular.

2.2.2 Jenis-Jenis Pola Komunikasi

Pola komunikasi dapat dipahami sebagai balasan atas pertanyaan perihal proses komunikasi terjadi di dalam organisasi (Miller, 2003). Sehingga untuk melihat bagaimana pola komunikasi yang dimiliki suatu komunitas, dapat dilihat dari arus dan proses komunikasi yang terjadi di dalamnya. Menurut Pace dan Faules (dalam Mulyana, 2010) terdapat beberapa proses komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi kelompok, yaitu:

2.2.3 Komunikasi keatas (upward communication)

Komunikasi dari bawahan keatasan (supervisior termasuk sistem sarana, kebijakan, mendengarkan keluhan karyawan, dan survei tentang antusias).

Komunikasi keatas pada suatu organisasi bisa dipahami sebagai arus informasi /fakta tingkat rendah ketingkat lebih tinggi, yaitu ketika bawahan mengirimkan informasi dan laporan tentang pekerjaan, serta masalah persoalan-persoalan pekerjaan yang tidak terselesaikan. Adapun sejumlah penjelasan diperlukannya arus komunikasi keatas disandarkan pada hal-hal berikut ini (Mulyana, 2010):

1) Arus informasi ke atas mencadangkan informasi yang berharga bagi pengambilan ketentuan bagi yang menjalankan organisasi serta menjaga urusan lainnya.

(7)

16 2) Komunikasi keatas memperlihatkan kepada penyedia bila waktu yang tepat untuk bawahannya agar siap mendapat segala yang akan diberitahukan padanya.

3) Komunikasi ke atas membolehkan meransang, repetan serta keberatan yang muncul kepermukaan, sehingga fasilitator mengerti apa pun yang menjadi perhatian mereka yang amat dekat dengen oprasi seharusnya.

4) Komunikasi ke atas meningkatkan penghargaan serta disiplin bagi organisasi serta memberikan janji bagi karyawan dengan memastikan, apakah bawahan menangkap arus informasi ke bawah.

5) Komunikasi ke atas mendukungpara karyawan dalam memecahkan masalah pekerjaannya melalui organisasi tersebut.

6) Komunikasi ke atas memungkinkan penyedia untuk memastikan, apa bawahan mengerti tentang segala apa nan diinginkan dari aliran informasi ke bawah.

Komunikasi ke atas menjadi rumit dan memakan waktu dan mungkin hanya segelintir kecil penyedia organisasi yang mengetahui bagaimana mendapatkan informasi dari bawah. Ke atas (dalam Hubeis dkk, 2012) mengemukakan 4 alibi apa sebab komunikasi ke atas terlihat sangat susah, yakni :

1) Kebiasaan para karyawan yang mengunci pemikiran mereka

2) Perasaan bahwa atasan mereka enggak perduli terhadap masalah yang dihadapi karyawan

3) Sedikitnya dorongan komunikasi dari atasan terhadap apa yang dikerjakan karyawan

(8)

17 4) Perasaan bahwa atasan tidak dbisa dikabari dan tidak cekatan pada apa yang

ingin disampaikan oleh bawahan.

2.2.4 Komunikasi kebawah (downward communication)

Komunikasi dari tingkat tinggi ke tingkat rendah dari suatu organisasi membentuk kebijakan perusahaan, penerbitan edaran kedalam, memo, papan buletin, dan rak data. laporan yang disampaikan dari atasan ke bawahan berupa instruksi kerja (job instruction), informasi mengenai peraturan yang berlaku (prosedur dan praktik), penjelasan alasan pemenuhan tugas(job retionnale), motivasi pegawaii untuk bekerja lebih baik (Mulyana, 2010) , yaitu:

1) Informasi tentang cara melaksanakan pekerjaan 2) Informasi tentang alas an untuk melakukan pekerjaan 3) Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi

4) Informasi tentang mengembangkan rasa kewajiban memiliki tugas

2.2.5 Komunikasi horizontal (horizontal communication)

Komunikasi horizontal yaitu merupakan penyajian informasi ditengah rekan kolega di unit kerja yang serupa. Unit kerja menaungi orang- orang yang diposisikan mengikuti kedudukan otoritas yang setara di dalam organisasi serta memiliki atasan yang sama. Tujuan dari komunikasi horizontal yaitu (Mulyana, 2010):

1) Akan mengordinasi penuugasan kerja

2) Bererbagi ilaporan tentang rancangan serta pekerjaan 3) Agar dapat memecahkan masalah

(9)

18 4) Agar mendapatkan pengetahuan bersama

5) Agar mendamaikan perundingan dan menengahiri benturan perbedaan paham

6) Agar meluaskan antar pesona

2.2.6 Komunikasi silang (across communication) atau diagonal

Komunikasi silang adalah tranfer informasi antar rekan rekan yang melompati batasan fungsional (tak berada dalam servis manajemen) dengan orang-orang yang tidak memegang posisi yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Mereka melintasi batas-batas fungsional dan berintraksi melalui individu yang diawasi dan yang mengawasi, tetapi tidak dengan atasan ataupun bawahan.

Komunikasi silang tercipta , berikut penjelasannya (Mulyana, 2010):

1) Perasaan kita, demi memelihara kebersamaan

2) Pemahaman komperhensif (missal,ekspresi berpendapat)

3) Memastikan koordinasi pada beberapa sector(misal, diskusi target) 4) Persatuan yang berhasil

5) lingkungan sehat dan profitable (misalnya, konfirmasi jadwal dan kepastian pertemuan)

2.3 Komunikasi Kelompok

2.3.1 Pengertian Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang terjadi pada beberapa orang di suatu kelompok masyarakat kecil, misalnya seperti ketika rapat, ramah tamahi dan lain-lain. (Ruliana, 2016 : 13) mengemukakan bahwa komunikasi

(10)

19 kelompok merupakan komunikasi yang terjadi antar anggota kelompok yang mempunyai satu keinginan yang sama tidak lain untuk mencapai maksud bersama(adanya saling ketergantungan).

Ada juga yang menyebutkan dalam halkomunikasi kelompok merupakan suatu interaksi seperti bertatap muka antara tiga orang atau lebih sembari dengan tujuan yang telah terlihat, seperti memberi infomasi, mengelola pribadi, memecahkan urusan/permasalahan, sehingga anggota bisa dengan baik mengingat karakter setiap anggota lainnya. Kedua data komunikasi kelompok di atas memiliki karakteristik yang sama, yaitu komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan jadwal kerja spesifik demi sampai kepada tujuan suatu kelompok..

Kelompok ini bisa berupa keluarga, diskusi kelompok, kelompok penyelesai urusan, atau suatu komite yang melakukan pertemuan demi mengambil ketetapan bersama. Dalam komunikasi kelompok, sering menyertakan komunikasi interpersonal, oleh sebab ittu sebagian besar konsep komunikasi antarpribadi juga berlansung bagi komunikasi kelompok. Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok berintaksi secara lansung (face to face);

2. Kelompok mempunya sedikit anggota;

3. Kelompok bekerja pada kepemimpinan seseorang;

4. Kelompok membagikan maksut atau tujuan kesesama anggota;

5. Anggota kelompok mempunya otoritas sesame anggota.

Dikatakan komunikasi kelompok dikarenakan alasan utama teknik/cara komunikasi merupakan pesan yang disampaikan bagi seorang pengajar untuk musyawarah secara luas dengan intraksi secara lansung. Kedua, komunikasi berlangsung terus menerus beserta dapat dibedakan mana sumber dan mana

(11)

20 penerima. keadaan ini membuat komunikasi menjadi mempunyai limit (terbatas), sehingga umpan balik saja tidak bisa bebas di karenakan jumlah waktu yang sedikit dan audiens relatif luas. Ketiga, pesan yang diantarkan direncanakan (disiapkan) dan tidak secara lansung untuk khalayak kategoris (spesifik).

(Nurudin, 2005: 33-34).

Komunikasi kelompok kecil (small group communication) ialah proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berintraksi secara lansung.

Kelompok tersebut para anggotanya saling memberikan reaksi sesame anggota lainnya. Banyak yang menganggap jenis komunikasi ini sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi.

Komunikasi kelompok besar (large group communication) berkebalikan dengan diatas berarti: Dimaksudkan untuk simpati komunikan, Prosesnya berjalan secara linear. Karakteristik salahsatunya berkaitan dengan simpati dari komunikan, bagi perasaaannya atau hatinya. Contoh: rapat besar disebuah lokasi.

2.3.2 Fungsi Komunikasi Kelompok

Fungsi komunikasi kelompok diantaranya adalah:

1. Fungsi pertama dalam kelompok ialah korelasi atau intraksi sosial, dalam artian bagaimana suatu kelompok mampu menjaga, merawat, serta memperkuat korelasi secara sosial di sela-sela sesama anggota sama halnya kelompok yang kebiasaannya memberi kesempatan kepada setiap anggota adar terlibat kegiatan bebas dengan cara yang menyenangkan dan santai.

2. Pendidikan merupakan tugas kedua dari kelompok, yang maknanya bagaimana suatu kelompok bekerja secara terstruktur atau bebas agar

(12)

21 memperoleh serta berbagi wawasan berupa data dan fakta melalui instruksi pendidikan, inilah kebutuhan anggota kelompok itu sendiri, bahkan keperluan masyarakat sendiri bisa terwujudkan.

3. Dalam fungsi persuasi, salah satu anggota berusaha membujuk anggota lainnya untuk melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu. Mereka yang terseret upaya persuasif pada suatu kelompok bakal menanggung bahaya di tolak oleh anggota lainnya. Semisalnya, jika persuasif tersebut bertentangan dengan norma norma yang disepakati kelompok, maka anggota melakukan upaya persuasif itu akan membuat konflik dan membehayakan posisinya sebagai anggota di dalam kelompok.

4. peran kelompok bisa tercerminkan ketika aktivitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pemecah masalah (problem solving) mengacu pada pencarian alternatif ataupun penyilihan yang sebelumnya belum didapati.

Sementara penganmbilan decision making berkaitan dengan ppenentuan di sela-sela dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah menghasilkan bahan entitas baru atau bahan untuk mengambil ketentuan bersama.

5. Terapi merupakan tugas kelima sebuah kelompok. Terapi kelompok mempunyai karakteristik berbeda dengan kelompok lainnya, oleh sebab itu kelompok terapi tidak memiliki tujuan pasti. Tujuan dari kelompok terapi hanyalah mendukung setiap anggota agar melakukan perubahan pada pribadinyadinya. Tentunya, anggota tersebut wajib berinteraksi dengan sesame anggot kelompok untuk menerima keuntungan, tapi usaha utamanya ialah untuk membangun perubahan pada pribadinya, tidak untuk menopangkelompok mencapai kesepakatan. Contoh : pemilik warnet itu sendiri. Dalam komunikasi terapi timbul dari yang namanya pembenaran

(13)

22 ciri (self disclosure) yang berarti di kondisi lingkungan yang menunjang, spara anggota diwajibkan agar berbicara secara terbuka akan masalahyang dimilikinya. Jika muncul masalah antar anggota, pemimpin atau orang yang memberi terapi yang bertugas mengatur dan menanganinya.

2.3.3 Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok

Ada banyak bentuk-bentuk dari komunikasi kelompok. namun disini bakal mengulas tiga gambaran tentang bentuk kelompok diantaranya:

2.3.4 Kelompok Primer dan Sekunder

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2012) menyebutkan bahwasannya kelompok primer merupakan kelompok yang setiap individunya memiliki hubungan dekat, personal, dan saling memahami dari hal kemitraan ataupun kolaborasi. Sedangkan kelompok sekunder merupakan kelompok yang setiap individu didalamnya tidak berhubungan dengan baik, tidak dekat, tidak personal, dan tidak mau memahami satu sama lain.

Jalaluddin Rakhmat memisahkan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya menjadi beberapa bagian yaitu:

1) Keunggulan komunikasi dalam kelompok primer memiliki sifat yang sangat mendalam serta luas, artinya menusuk kedalam karakteristik kita yang amat dirahasiakan dan mengungkap komponen komponen dibalik layar (watak yang ditunjukan dalam waktu tertutup). Meluas, artinya hanya ada sebagian kecil hambatan yang membuktikan ruang lingkup beserta teknik berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi berkarakter sempit dan tertentu.

(14)

23 2) Komunikasi kelompok primer berjiwa personal, sementara itu kelompok

sekunder nonpersonal.

3) Komunikasi kelompok primer lebih menghimpit pada pandangan hubungan dibanding isi, sedangkan kelompok skunderr berkebalikannya.

4) Komunikasi kelompok primer berkehendak melewati batas (ekspresif), sedangkan kelompok sekunder instrumental.

5) Komunikasi kelompok primer bersifat bebas, sedangkan kelompok sekunder resmi.

2.3.5 Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Theodore Newcomb (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2012) memunculkan sebutan membership group dan reference group. Kelompok keanggotaan sendiri merupakan kelompok berisi sekumpulan anggota yang baik secara administratif dan fisik menjadi anggota tersebut. Sedangkan kelompok rujukan merupakan kelompok dimanfaatkan jadi alat ukur (standard) untuk menakar pribadi saat bersikap.

berdasarkan filosofii, kelompok rujukan memiliki tiga tugas: tugas komparatif, tugas normatif, serta tugas perspektif. peneliti menjadikan PUBG Mobile Tarakan sebagai mana kelompok pijakan peneliti, untuk memperkirakan serta menakar suasana serta posisi saya saat ini (tugas komparatif). PUBG Mobile Tarakan mengarahkan saya untuk menjaga nilai nilai berserta cara bersikap yang mesti saya punyai untuk mengarahkan watak saya di dalam kelompok, bersamaan memperlihatkan hal yang mesti saya raih (tugas normatif). Selain itu, PUBG Mobile Tarakan mengajak saya cara melihat atau mengartikan keadaan, merangkap pengalaman, dan menyerukan arti pada berbagai macam tujuan, insiden, dan orang yang saya datangi (fungsi perspektif).

(15)

24 2.3.6 Kelompok Deskriptif dan Kelompok Presikriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2012) memisah jadi 2 kelompok: deskriptif dan peskriptif. deskriptif menentukan pembagian kelompok melalui mengamati cara pembentukan dengan cara alami.

Berdasarkan niat, parameter serta Pola Komunikasi, kelompok deskriptif dibagi jadi tiga :

1) Kelompok tugas;

2) Kelompok pertemuan; dan 3) Kelompok penyadar.

Kelompok tugas ini mempunyai tujuan untuk menyelesaikan masalah, seumpama mempersiapkan sebuah kampanye. Kelompok pertemuan merupakan serangkaian individu yang menganggap diri mereka adalah fokus rancangan pokok.

Melewati wacana, tiap-tiap individu mencoba mencaritahu tentang dirinya lebih banyak melalui diskusi. Kelompok terapi dalam klinik psikiatri merupakan cgambaran kelompok pertemuan. Kelompok penyadar memiliki kewajiban pentinng yaitu untuk melahirkan label sosial politik terkini. Kelompok revolusioner radikal Amerika Serikat, tahun 1960-an memakai cara ini dengan sangat sering.

Kelompok preskriptif, menyasar pada tindakan yang wajib dicapai individu kelompok agar mencapai maksud bersama kelompok. Cragan dan Wright menetapkan enam struktur kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

(16)

25 2.3.7 Model Komunikasi Kelompok

Ketika menunaikan komunikasi organisasi, Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (2008) pada bukunya Human Communication membagi menjadi 3 model pada komunikasi, yakni:

1. Model komunikasi linier (one-way communication)

Pada model ini komunikator mendorongkan suatu dorongan dan komunikan memenuhi tindakan yang diinginkan non seleksi dan interpretasi (Tubbs dan Moss, 2005). Komunikasi yang dilakukan bersifat monolog. Linear mmemiliki makna tegak artinya ekspedisi satu titik ke titik lain secara tegak, artinya pengajuan pesan dari komunikator ke komunikan sebagai titik perhentian (Effendi, 2003).

2. Model komunikasi interaksional

Seperti penuturan semenjak model sebelumnya, ada umpan balik (feedback) pada fase ini. Komunikasi berkarakter dua arah dan terletak percakapan, di mana individu-individunya mempunyai peran ganda, yaitu dia bertindak sebagai komunikator sedangkan yang lain di satu titik bertindak sebagai komunikan (Tubbs dan Moss, 2005).

3. Model komunikasi transaksional

Model ini komunikasi cuman bisa dimengerti ketika situasi hubungan (relationship) diantara dua atau lebih orang. paham ini mengutamakan semua perilaku merupakan komunikatif. Tidak ada yang tidak bisa dikomunikasikan (Tubbs dan Moss, 2005).

(17)

26 2.3.8 Media Sosial Sebagai Media Komunikasi

Media menurut Laughey dalam buku Media Sosial (Nurudin, 2017, p. 08) menyebutkan secara sederhana bahwa media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi sebagaimana devinisi yang selama ini diketahui..

Sedangkan sosial dapat dipahami sebagai suatu perbedaan tapi merupakan satu kesatuan yang dimana terjadinya intraksi antara individu dengan individu lainnya menurut weber dalam buku Media Sosial (Nurudin, 2017, p. 06) kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi sosial.

Jadi dapat diartikan bahwa Media sosial merupakan bentuk intraksi antar sesama manusia melalui suatu media online yang dimana bisa berupa chating dan video call memalui suatu media, Dalam hal ini tentu saja dalam menyampaikan informasi melalui media, perlu adanya komunikasi yang dimana komunikasi yang digunakan adalah komunikasi massa yaitu komunikasi yang dilakukan melalui media massa seperti sekarang. perkembangan teknologi yang semakin pesat tentu saja ini memunculkan berbagai macam aplikasi salah satu aplikasi yang muncul akibat dari perkembangan teknologi adalah Whatsapp. Hampir semua usia dapat mengakses media tersebut mulai dari anak anak hingga orang dewasa, penggunaannya pun bermacam-macam mulai dari mencari informasi maupun mencari eksistensi diri.

WhatsApp sendiri bisa dibilang merupakan Media daring yang dimana media ini dapat membuat penggunanya berpartisipasi dalam jejaring sosial, tentu saja hal ini membuat si pengguna menciptakan atau masuk dalam suatu forum sebagai sarana pergaulan sosial didalam internet. Dengan ini adanya whatsapp sendiri dapat menjadi media yang dapat menjadi penghubung komunikator kepada komunikan secara online entah itu tertulis ataupun dalam bentuk lain seperti gambar dan video, komunikasi yang terjalin dapat disebut juga komunikasi masa.

(18)

27 2.4 WhatsApp

2.4.1 Definisi WhatsApp

WhatsApp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone. secara tugas, WhatsApp agake mendekati aplikasi SMS yang kadang pesannya Anda terima di HP Jaman dulu. Akan tetapi WhatsApp sendiri tidak memakai pulsa dalam mengirim pesan, melainkan memakai data internet. Hal tersebut dapat mempermudah para anggota dalam melakukan intraksi selain cepat dan juga tidak terlalu memakan banyak kuota dalam pemakaiannya.

Biarpun aplikasi pesan instan, ada hal berbeda dari WhatsApp. Itulah mengapa sistem persepsi kontak, verifikasi dan transmisi pesan masih dikerjakan lewat nomor ponsel, email dan nama pengguna sebelum terdaftar. Cara ini berbeda dengan BBM yang menggunakan PIN, ataupun LINE yang selain nomor ponsel juga mendukung email, dan nama pengguna.

Dalam hal ini tentu saja informasi dari pribadi berupa nomor Ponsel para pemain juga merupakan informasi pribadinya, yang dimana akan sangat mudah dan memungkinkan untuk menghubungi dan memberitahu informasi kepada para pemain lainnya yang tercatat dan ikut didalam Grup Whatsapp PUBG Mobile

2.4.2 Fitur-Fitur Unggulan WhatsApp 1. WhatsApp mempunyai beberapa fitur:

2. Mengirim pesan teks

3. Mengirim foto dari galeri ataupun dari kamera 4. Mengirim video

5. Mengirimkan berkas-berkas kantor atau yang lainnya

(19)

28 6. Menelpon melalui suara, termasuk mengirim pesan suara Anda yang

dapat didengarkan oleh penerima setiap saat.

7. Berbagi lokasi memanfaatkan GPS 8. Mengirimkan kartu kontak

WhatsApp saja mengakomodasikan sejumlah emoji begitu pula bagi stiker, WhatsApp terbilang aplikasi sederhana. Berlainan dengan LINE yang pengembangannya luar biasa lebih maju. Di WhatsApp, pemakai bisa mengatur forum profilnya, mencakup nama, foto, status begitu pula sejumlah pengaturan keamanan privat yang menaungi profil serta alat membuat cadangan pesan, merubah no. akun dan transaksi.

2.4.3 Whats App sebagai Instant Messeging

Whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan orang sebagai instant messeging, dikarenakan bahwa Whatsapp sendiri merupakan usatu system yang memanfaatkan jaringan internet dalam mengirimkan pesan dari suatu device ke divice lain . Trisnani (2017 : 12) “Instant Messaging yang sering digunakan. WhatsApp. (WA) paling dominan digunakan pada saat ini, WA telah dimanfaatkan oleh tokoh masyarakat untuk berkomunikasi dalam menyampaikan pesan kepada sasarannya, jadi saat ini meskipun masih berkomunikasi secara tatap muka atau secara langsung (Face to face). Tokoh masyarakat dalam pernyataannya menggunakan WA sebagai media komunikasi dalam menyampaikan pesan, pemberitahuan atau informasi yang disampaikan dalam pesan lebih efektif dan merupakan kepuasan tersendiri karena menggunakan teknologi informasi (WA) lebih cepat informasi yang diterima oleh sasaran”.

(20)

29 Dari jurnal terdahulu menjelaskan bahwa Whatsapp merupakan salah satu media yang paling dominan dan banyak digunakan oleh berbagai macam orang dikarenakan lebih mudah dan lebih effektif dibandingkan media lain. Hal ini disebabkan karena media WhatsApp sendiri merupakan media yang tidak terlalu ribet dalam pembuatan akunnya hanya cukup dengan nomor Hp pribadi kita sudah dapat lansung mengubungi orang tersebut dan dalam segi penyampaian pesan WhatsApp sendiri merupakan salah satu aplikasi yang lebih efektif dalam mengirimkan informasi kepada suatu pihak disbanding aplikasi lain.

2.5 Kajian Teori

2.5.1 Teori Komunikasi Westley dan McLean

Teori komunikasi Westley dan MacLean merupakan teori yang memiliki model yang diperluas dari model Lasswell dan model Shannon and Weaver, yaitu meningkatkan total kejadian, usul, beserta tujuan yang tak ada habisnya, tepatnya model ini tak memilih menurut drajat individu, dapat dijumpai diaktivitas suatu lembaga sosial (kelompok). Oleh sebab itu berdasarkan pandangan Westley tiap- tiap individu, lembaga sosial ataupun sistem memiliki kepentingan buat menyampaikan serta memperoleh pesan selaku media penyesuaian atas area (Mulyana, 2010). Ringkasnya model ini menjelaskan komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa.

gagasan utama yang terliput pada model ini ialah memanifestasikan umpan balik. Bedanya dalam umpan balik ini, yang membuatnya tidak sama ialah komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa. Dalam komunikasi antar pribadi, umpan balik yang diterima mempunyai sifat lansung, sedangkan umpan balik

(21)

30 dalam komunikasi massa mempunyai sifat tertunda. Dalam teori Westley dan MacLean ada lima unsur, ialah: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima dan umpan balik. Adapun model komunikasi pada teori Westley dan MacLean:

Gambar 2.1 Model Komunikasi Westley dan MacLean (Mulyana, 2010:157)

Berdasarkan gambar model komunikasi diatas, dipahami bahwa Sumber (A) memperhatikan suatu objek atau kejadian spesifik pada areanya (X) dan melahirkan pesan perihal yang ia kirimkan untuk penerima (B) menurut waktu penerima mengirimkan umpan balik tentang pesan bagi sumber.

2.5.2 Teori Pemikiran Kelompok (Groupthink)

Teori pemikiran kelompok (Groupthink) dilahirkan daripenganalisisan panjang seorang ilmuwan psikolog dari Universitas Yale bernama Irwin L. Janis.

Janis memakai istilah groupthink agar memperlihatkan satu mode merenung sekelompok orang bersifat ketertarikan/sistematis, ketika upaya berat yang dikerjakan anggota kelompok agar bisa mencapai kesepakatan berasama.

Pemikiran Kelompok (groupthink) diartikan bagaikan sebuah versi pertimbangan yang dipakai bagi individu kelompok ketika perlu sampai pada tujuan bersama, melewati ambisi anggota agar bisa mempertimbangkan rancangan yang ada.

Groupthink bisa diartikan seperi situasi teknik pemungutan putusan yang membuktikan munculnya kemerosotan kemampuan mental, percobaan validitas serta pertimbangan moral diakibatkan tekanan pada kelompok (Mulyana, 2010).

(22)

31 Sebagai model ilmu sosial, groupthink memiliki jangkauan dan berpengaruh yang luas di bidang psikologi sosial, studi ilmu komunikasi, ilmu politik, manajemen, teori organisasi dan perilaku budaya keagamaan (West and Turner, 2008). Janis menerbitkan buku dan studi yang berpengaruh pada tahun 1972 tentang mengevaluasi dan merumuskan model groupthink. Groupthink sebagai sebuah metode peninjauan yang dmanfaatkan anggota kelompok untuk menggapai cita-cita mereka berupa perjanjian melebihi ambisi mereka untuk mengukurserta mengevaluasi segala garis besar gerak-gerik yang ada (West and Turner ,2008).

Adapun sejumlah ciri yang mendapati adanya groupthink dalam di sebuah kelompok (West and Turner, 2008), antara lain:

1. Illusion of invulnerability (anggapan bahwa mereka kebal)

Sebuah kelompok percaya jika ketentuan yang telah pungut tidak lagi perlu diragukan. Kelompok akan mewujudkan optimisme yang angkuh serta bersiap dalam mengambil atau menerima bahaya ancaman yang ekstrim sekalipun.

2. Belief in inherent morality of group (Percaya pada moralitas yang melekat pada kelompok)

Perkara ini cenderung menyebabkan individu di suatu kelompok agar melewatkan akibat-akibat moral serta etika dari ketetapan ketetapan individu kelompok

3. Rasionalisasi kolektif

Upaya-upaya ini juga memacu kelompok agar melewatkan ancaman- ancaman yang andaikata tidak diabaikan membolehkan untuk mendesak

(23)

32 mereka agar memikirkan kembali anggapan-anggapan mereka sebelum menetapkan agar komitmen lagi pada ketetapan serta program di masa lalu.

4. Out group streotypes

Segenap orang menganggap terlalu dungu ataupun terlalu kejam untuk meninjau cara mereka atau berjuang dalam bernegoisasi dengan mereka.

5. Selft-censorship

Anggota-anggota berniat memberantas anomali konsensus serta berjuang untuk mengurangi signifikansi dari kebimbangan anggota serta pendapat yang tidak sama/berbeda pandangan.

6. Illision of unanimity

Adanya self cencorship, para anggota membagikan pemahaman mereka bahwasannya ada unanimious di dalam peninjauan-peninjauan anggota.

Tidak memasukan suara akan dipandang setuju.

7. Dirrect pressure on dissenters

Kepada anggota-anggota yang menciptakan alasan-alasan bertentangan dengan streotype, ilusi, atau kewajiban tim maka diberikan timbalan atau kritik yang merupakan sanksi dari individu yang loyal serta tidak akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

8. Selft appointed mind guards

Para anggota kelompok melindungi anggota lainnya dari informmasi- informasi tidak baik, yang bisa menimbulkan ancaman berupa delusi yang disharring dengan cara bersamaan prihal keampuhan atau moral dari ketetapan tim.

(24)

33 Dugaan dari teori groupthink melibatkan limitasi pada kelompok yang memperkenalkan kohesivitas tinggi, penyelesaian urusan kelompok melahirkan proses yang menyatu, kelompok, dan koalisi kesepakatan kelompok kerapkali berwatak kompleks (Mulyana, 2010). Asumsi tersebut dirasa sesuai dengan hasil observasi pendahuluan pada grup WhatsApp PUBG Mobile Tarakan, bahwasanya mereka mempertimbangkan bahwasannya hubungan mereka dengan anggota lain akrab dan bisa diartikan seperti keeratan didalam kelompok. peristiwa ini yang pendorong hubungan antar korelasi di komunitas ini agar bisa sama-sama berbagi ilmu dan mengembangkan minat mereka dalam bermain PUBG. Selain itu setiap anggota tampak saling bekerjasama untuk menentukan strategi yang tepat untuk bermain dalam tim.

Referensi

Dokumen terkait

 Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer  Tujuan: mengetahui kepekatan urine.  Alat

Berbeda dengan penelitian Habbe dan Hartono (2001) yang menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan penjualan dan laba perusahaan prospector lebih besar dibanding

Bermani Ulu Raya, Perda No.5/2005 Bangun Jaya Menjadi wil.. Bermani Ulu Raya, Perda No.5/2005 Babakan Baru

Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui data sebaran tingkat penguasaan materi Geografi peserta didik SMA di Kota Surakarta berdasarkan nilai

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 036 Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa

Nabire Baru untuk Perkebunan Kelapa Sawit, sesuai Surat Pelepasan Hak Ulayat Adat Masyarakat Hukum Ulayat Adat (Suku Waoha), Kampung Sima Distrik Yaur, Kabupaten Nabire tanggal

Penelitian ini dilakukan untuk menyusun penilaian kinerja pada jabatan Asisten Divisi yang sesuai dan relevan sebagai pedoman untuk melakukan evalusi rutin pada kinerja Asisten