• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dwi Luhur Ibnu Saputra, Herlan Martono, Ajrieh Setyawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dwi Luhur Ibnu Saputra, Herlan Martono, Ajrieh Setyawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SIMULASI DARI PRESSURIZED WATER REACTOR DENGAN AMONIUM ZEOLIT SECARA KONTINYU

DAN IMOBILISASI ZEOLIT JENUH MENGGUNAKAN POLIMER POLIESTER

Dwi Luhur Ibnu Saputra, Herlan Martono, Ajrieh Setyawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif – BATAN

ABSTRAK.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SIMULASI DARI PRESSURIZED WATER REACTOR DENGAN AMONIUM ZEOLIT SECARA KONTINYU DAN IMOBILISASI RESIN JENUH MENGGUNAKAN POLIMER POLIESTER. Telah dipelajari pengolahan limbah cair simulasi dari Pressurized Water Reactor dengan amonium zeolit secara kontinyu dan imobilisasi hasil olahan menggunakan polimer poliester tak jenuh untuk meningkatkan aspek keselamatan dan mengurangi biaya pengelolaannya. Zeolit yang digunakan berasal dari Lampung. Limbah cair simulasi yang digunakan mengandung Cs , Sr, dan Co berturut-turut 240, 70, dan 50 ppm. Penyerapan nuklida oleh 1 gram zeolit murni dan 1 gram amonium zeolit masing-masing dilakukan secara kontinyu dalam kolom.panjang 40 cm dan diameter 0,89 cm dengan laju alir 1 ml/menit dan variasi waktu operasi. Kapasitas serap zeolit murni adalah 79,2 mg Cs, 23,1 mg Sr, dan 16,5 mg Co per 1 gram zeolit murni. Kapasitas serap amonium zeolit adalah 165,6 mg Cs, 48,3 mg Sr, dan 34,5 mg Co per 1 gram amonium zeolit. Amonium zeolit jenuh diimobilisasi dengan polimer poliester tak jenuh. Berdasarkan densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan, maka hasil terbaik blok polimer-limbah adalah pada kandungan limbah 25 %.

Pada kondisi tersebut blok polimer-limbah densitasnya 1,225 g/cm3, kuat tekan 4,0 kN/cm2, laju pelindihan Cs 3,87 x 10-4 g/(cm2.hari) dan Sr 2,05 x 10-4g/(cm2.hari), sedangkan untuk Co tidak terdeteksi.

Kata kunci : zeolit, limbah cair simulasi, polimer poliester tak jenuh, amonium zeolit.

ABSTRACT.

TREATMENT OF SIMULATED LIQUID WASTE ARISING OF PRESSURIZED WATER REACTOR USING ZEOLITE AMMONIUM BY CONTINUE AND PRODUCT IMMOBILIZATION USING UNSATURATED POLYESTER POLYMER. Treatment of simulated liquid waste arising of Pressurized Water Reactor by NH4– zeolite continuosly and product immobilization using unsaturated polyester polymer for increasing safety aspect and decreasing management cost have been studied. Zeolit was used coming from Lampung. Simulated liquid waste is contain of Cs, Sr, and Co are 240, 70, and 50 ppm respectively. The adsorpsion of nuclides by 1 gram pure zeolite and 1 gram zeolite ammonium was conducted respectively in the glass column 40 cm in length and 0.89 in diameter with flow rate 1 ml/minute and variation of operasion time. Adsorpsion capacity of pure zeolite is 79.2 mg Cs, 23.1 mg Sr, and 16.5 mg Co per 1 gram of pure zeolite. Adsorption capacity zeolite ammonium are 165.6 mg Cs, 48.3 mg Sr, and 34.5 mg Co per 1 gram zeolite ammonium. Saturated zeolite ammonium was immobilized by unsaturated polyester polymer. Based on density, compression strength, and leaching rate, then the best product waste-polymer is at waste loading 25 %. At these conditions waste-polymer block have density, compression strength, and leaching rate of Cs and Sr are 1.225 g/cm3, 4.0 kN/cm2, 3.87 x 10-4and 2.05 x 10-4g/(cm2day) respectively, but leaching rate for Co is not detection.

Keywords : zeolite, simulated waste, unsaturated polyester polymer, zeolite ammonium,

PENDAHULUAN

Pada pengoperasian reaktor daya jenis Pressurized Water Reactor (PWR) ditimbulkan limbah cair pendingin reaktor yang mengandung radionuklida hasil belah dominan yaitu Cs137, Sr90, dan Co601]. Limbah pendingin reaktor perlu pengelolaan yang baik agar tidak menimbulkan dampak radiologi bagi pekerja, masyarakat, dan lingkungan. Berrdasarkan Keputusan Kepala Bapeten No. 02/Ka. Bapeten/V-99 tentang tingkat radioaktivitas di lingkungan, maka konsentrasi radionuklida tertinggi dalam air di lingkungan untuk Cs1372,189 x 10-7 mg/L, Sr90 7,62 x 10-7 mg/L, dan Co60 4,72 x 10-8 mg/L. Konsentrasi nuklida hasil olahan diharapkan dibawah nilai batas yang diijinkan.

Pengolahan limbah menggunakan evaporator untuk reduksi volume limbah cair sangat mahal karena energi panas mahal, sedangkan imobilisasi dengan semen volumenya sangat besar, sehingga biaya transportasi, dan penyimpanan mahal. Zeolit dapat digunakan untuk reduksi volume limbah radioaktif cair, karena mempunyai kemampuan sebagai penukar ion, adsorpsi, dan penyaring molekul. Reduksi volume limbah radioaktif cair menggunakan zeolit lebih sederhana dan energi yang diperlukan jauh lebih kecil dibanding evaporator. Untuk meningkatkan efisiensi penyerapan, maka zeolit akan dimodifikasi menjadi amonium zeolit[2]. Setelah amonium zeolit jenuh dengan nuklida Cs, Co, dan Sr maka amonium zeolit diimobilisasi dengan polimer poliester tak jenuh.

Polimer poliester tak jenuh dipilih untuk imobilisasi limbah karena kuat tekannya tinggi

(2)

imobilisasi zeolit jenuh nuklida Cs, Co, dan Sr dengan variasi kandungan persen berat zeolit jenuh (limbah) ditentukan densitas, kuat tekan, dan laju pelindihannya. Polimer kandungan limbahnya relatif lebih besar dibanding semen, reduksi volumenya lebih besar, laju pelindihannya lebih kecil, ketahanan dalam jangka lama lebih besar dibanding semen, sehingga aspek keselamatannya lebih tinggi dan biaya pengelolaannya diharapkan lebih rendah.

Pada penelitian ini digunakan limbah simulasi yang mengandung Cs, Co, dan Sr. Proses penyerapan Cs, Co, dan Sr dilakukan dengan kolom yang berisi amonium zeolit yang dialiri limbah simulasi. Variabel yang dipelajari adalah waktu operasi. Imobilisasi limbah amonium zeolit jenuh dengan polimer poliester tak jenuh dilakukan pada suhu kamar, sehingga proses sederhana. Pengolahan limbah pendingin reaktor dengan amonium zeolit dan polimer poliester tak jenuh diharapkan dapat sebagai pendamping atau alternatif pengolahan yang dilakukan di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR) pada saat ini.

METODE Bahan

Zeolit alam Lampung, air bebas mineral, metil iodida, amonium klorida, cesium klorida, strontium nitrat, kobalt nitrat heksa hidrat (Co(NO3)2.6H2O), natrium klorida jenuh, perak nitrat yang semua dalam kemurnian tinggi, ADHP (ammonium dihydrogen phosphate), KCl dalam kemurnian tinggi, katalis methyl ethyl ketone peroxyde (MEKPO), polimer poliester tak jenuh.

Alat

Timbangan elektrik, jangka sorong, alat kuat tekan Paul Weber, alat uji lindih (ekstraksi Soxhlet), oven, furnace, laboratory test sieve, desikator, atomic absorption spectrometer (AAS).

Cara Kerja

Pembuatan zeolit murni[4].

Zeolit alam Lampung diayak dengan ukuran butir 40 – 60 mesh. Zeolit seberat 125 g direfluks dengan 750 ml air bebas mineral selama 3 x 8 jam pada suhu 80C untuk memisahkan garam terlarut. Setiap 8 jam air bebas mineral diganti yang baru. Zeolit dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 3 jam. Zeolit dipisahkan dari partikel atau mineral bebas dengan memasukkan zeolit kedalam larutan metil iodida (CH3I). Zeolit yang bebas dari partikel berat seperti silikat akan mengapung di bagian atas metil iodida. Zeolit dipisahkan dari mineral berat, sehingga diperoleh zeolit murni yang masih dalam bentuk multi kation. Zeolit murni disimpan dalam desikator yang mengandung NaCl jenuh selama 7 hari.

Pembuatan amonium zeolit (NH4- zeolit)[5].

Zeolit murni yang diperoleh direfluks dengan 400 ml NH4Cl jenuh pada suhu 80 C, selama 3 x 8 jam. Zeolit dicuci dengan air bebas mineral, sampai filtrat bebas dari ion Cl. Jika tidak terjadi endapan dalam filtrat saat dilarutkan AgNO31 %, menunjukkan filtrat bebas ion Cl.

Zeolit dikeringkan dalam oven pada suhu 70C, selama 3 jam. Amonium zeolit yang terbentuk diletakkan dalam desikator yang berisi NaCl selama 7 hari.

Pembuatan limbah simulasi.

Limbah pendingin pressurized water reactor (PWR) simulasi, dibuat dengan melarutkan CsCl 0,3040 g, Sr(NO3)2 0,1691 g, dan Co(NO3)2.H2O 0,2469 g, dengan melarutkan bahan tersebut kedalam 1 L air bebas mineral, sehingga diperoleh konsentrasi Cs, Sr, dan Co berturut- turut adalah 240, 70, dan 50 mg/L.

Penyerapan nuklida dalam limbah simulasi oleh zeolit murni dan amonium zeolit.

Kolom yang berisi zeolit murni, atau NH4–zeolit sebanyak 1 g dialiri limbah simulasi dengan laju alir 1 mL/menit, sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 1. Beningan diambil pada waktu tertentu, kemudian dianalisis menggunakan AAS untuk mengetahui kandungan Cs, Sr, dan Co. Dari hasil analisis dapat ditentukan grafik konsentrasi Cs, Sr, dan Co sebagai fungsi waktu operasi. Dari grafik dapat ditentukan kapasitas serap zeolit murni dan amonium zeolit.

(3)

Gambar 1. Skema rangkaian alat penelitian Imobilisasi amonium zeolit.

Amonium zeolit yang jenuh nuklida limbah pendingin reaktor simulasi, kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven pada 100 C. Imobilisasi dilakukan dengan mencampur amonium zeolit jenuh dengan poliester tak jenuh, dengan kandungan limbah 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 % berat. Sebagai katalis digunakan MEKPO dengan perbandingan 1 kg poliester untuk 5 mL MEKPO, sesuai petunjuk penggunaannya.. Komposisi campuran amonium zeolit jenuh, dan poliester tak jenuh ditentukan dengan variasi kandungan limbah 0, 10, 20, 30, 40, 50 % berat.

Pencampuran dilakukan dalam tabung reaksi dengan waktu curing (pengeringan) selama 24 jam.

Polimer-limbah yang telah kering dipotong-potong untuk ditentukan densitas, kuat tekan dan laju pelindihannya. Densitas ditentukan dengan menimbang polimer-limbah dibagi volume polimer- limbah yang berbentuk silinder. Kuat tekan ditentukan dengan alat Paul Weber dengan menekan contoh polimer-limbah yang berbentuk silinder sampai pecah. Laju pelindihan ditentukan dengan alat Soxhlet pada 100C, 1 atm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hubungan waktu operasi terhadap konsentrasi Cs, Sr, dan Co dalam efluen pada penyerapan limbah simulasi oleh zeolit murni ditunjukkan pada Gambar 2, dan penyerapan oleh amonium zeolit ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 2. Hubungan waktu operasi terhadap konsentrasi cesium, strontium, dan kobalt dalam efluen pada penyerapan oleh zeolit murni.

0,0000 50,0000 100,0000 150,0000 200,0000 250,0000 300,0000

0 10 20 30 56 96 146 176 196 216

Konsentrasi Cesium, Stronsium, dan Kobalt (mg/L)

Waktu Operasi (jam)

Cesium Stronsium Kobalt

(4)

Dari Gambar 2, nampak bahwa pada keadaan awal nuklida cesium, stronsium, dan kobalt terserap semua. Hal ini karena pada keadaan awal resin masih baru sehingga kapasitas serapnya besar, dan kandungan nuklida dalam efluen masih nol atau tidak terdeteksi. Hal ini terjadi sampai waktu 20 jam atau volume efluen 20 x 60 menit x 1mL/menit = 1200 mL atau 1,2 L tiap g zeolit murni. Makin lama waktu operasi, zeolit murni makin jenuh sehingga dalam efluen makin bertambah konsentrasi cesium, strontium, dan kobalt. Untuk Cs, zeolit murni jenuh pada konsentrasi efluen 240 mg/L, yaitu pada saat konsentrasinya sama dengan konsentrasi umpan pada waktu operasi selama 200 jam. Untuk Sr zeolit murni jenuh pada konsentrasi efluen 70 mg/L, yaitu pada saat konsentrasinya sama dengan konsentrasi umpan pada waktu operasi selama 130 jam. Untuk Co, zeolit murni jenuh pada konsentrasi efluen 50 mg/L, yaitu pada saat konsentrasinya sama dengan konsentrasi umpan pada waktu operasi selama 210 jam. Jadi pada operasi penyerapan limbah pendingin reaktor oleh zeolit murni, maka operasi dihentikan pada saat operasi selama 20 jam. Pada saat itu efluen belum mengandung nuklida Cs, Sr, maupun Co.

Zeolit murni menyerap Cs sebanyak 20 x 60 menit x 1 mL/menit x 240 mg/L = 288 mg, Sr 84 mg, dan Co 60 mg per 1 g zeolit.

Gambar 3. Hubungan waktu operasi terhadap konsentrasi cesium, strontium, dan kobalt dalam efluen pada penyerapan oleh amonium zeolit.

Dari Gambar 3, nampak bahwa pada keadaan awal nuklida cesium, stronsium, dan kobalt terserap semua. Hal ini karena pada keadaan awal resin masih baru sehingga nuklida cesium, stronsium, dan kobalt yang melewati resin terserap semua. Hal ini nampak dari kandungan nuklida dalam efluen masih nol atau tidak terdeteksi. Kondisi tersebut terjadi sampai waktu operasi selama 4 jam. Amonium zeolit menyerap Cs sebanyak 4 x 60 menit x 1 mL/menit x 240 mg/L = 57,6 mg, Sr 16,8 mg, dan Co 12 mg per g amonium zeolit. Makin lama waktu operasi amonium zeolit makin jenuh, sehingga dalam efluen makin bertambah konsentrasi cesium, strontium, dan kobalt. Untuk Cs, zeolit murni jenuh pada konsentrasi efluen 240 mg/L, yaitu pada saat konsentrasinya sama dengan konsentrasi umpan pada waktu operasi selama 10 jam. Untuk Sr amonium zeolit jenuh pada konsentrasi efluen 70 mg/L, yaitu pada saat konsentrasinya sama dengan konsentrasi umpan pada waktu operasi selama 5,5 jam. Untuk Co, zeolit murni jenuh pada konsentrasi efluen 50 mg/L, yaitu pada saat konsentrasinya sama dengan konsentrasi umpan pada waktu operasi selama 5,25 jam. Jadi pada operasi penyerapan limbah pendingin reaktor oleh amonium zeolit, maka operasi dihentikan pada saat operasi selama 4 jam. Pada saat itu efluen belum mengandung nuklida Cs, Sr, maupun Co. Penyerapan Cs, Sr, dan Co dengan amonim zeolit lebih cepat dibanding dengan zeolit murni. Hal ini karena zeolit murni masih dalam bentuk multi kation, sedangkan amonium zeolit dalam bentuk uni kation[6].

Limbah pendingin reaktor yang mengandung cesium, stronsium, dan kobalt diserap oleh amonium zeolit selama operasi sampai 4 jam. Pada kondisi itu air pendingin reaktor tidak mengandung Cs, Sr, dan Co dan dapat dimanfaatkan lagi sebagai pendingin reaktor.

Hasil imobilisasi amonium zeolit jenuh dengan polimer poliester tak jenuh berupa blok polimer-limbah. Hubungan kandungan limbah terhadap densitas limbah ditunjukkan pada Gambar

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Konsentrasi Cesium, Stronsium, dan Kobalt (mg/L)

Waktu Operasi (jam)

Cesium Stronsium Kobalt

(5)

besar. Hal ini karena makin besar kandungan limbah, maka persentase unsur-unsur dengan massa yang lebih besar bertambah, sehingga densitasnya bertambah.

Gambar 4. Hubungan antara kandungan limbah dengan densitas polimer-limbah.

Hubungan kandungan limbah dengan kuat tekan blok polimer limbah ditunjukkan pada Gambar 5. Dari Gambar 5, dapat dilihat bahwa kuat tekan blok polimer-limbah naik pada kandungan limbah 10 %, kemudian kenaikan kandungan limbah menurunkan kuat tekannya. Hal ini karena terjadi pembentukan komposit yang sinergis pada komposisi kandungan limbah 10 %.

Pada komposisi kandungan limbah yang makin besar, meningkatnya bahan rapuh (amonium zeolit) mengakibatkan polimer-limbah yang terjadi makin rapuh sehingga kuat tekannya menurun[7].

Gambar 5. Hubungan kandungan limbah dengan kuat tekan blok polimer-limbah.

Laju pelindihan ditentukan dengan alat Soxhlet menggunakan air pelindih pada suhu 100

C, 1 atm. Hubungan kandungan limbah terhadap laju pelindihan Cs ditunjukkan pada Gambar 6 dan untuk laju pelindihan Co pada Gambar 7. Makin tinggi kandungan limbah, maka makin tinggi pula laju pelindihannya. Hal ini terjadi karena makin tinggi kandungan limbah berarti makin tinggi perbedaan konsentrasi unsur-unsur dalam polimer-limbah dan air pelindih, sehingga gaya dorong terjadinya difusi unsur-unsur dari blok polimer-limbah ke air pelindih makin besar. Laju pelindihan Cs > Sr > Co, hal ini karena setiap unsur mempunyai perilaku laju pelindihan, pelepasan unsur dalam waktu tertentu adalah Cs > Sr > Co > Sb > Mn > Pu > Eu > Cm > Ce[8].

1,0000 1,1000 1,2000 1,3000 1,4000 1,5000

0 10 20 30 40 50

Densitas (g/cm3)

Waste Loading (%)

0,0000 1,0000 2,0000 3,0000 4,0000 5,0000 6,0000

0 10 20 30 40 50

Kuat Tekan (kN/cm2)

Kandungan limbah (%)

(6)

0,000000 0,000200 0,000400 0,000600 0,000800 0,001000

0 10 20 30 40 50

Laju Pelindihan Cesium (g/cm2 hari)

Kandungan limbah (%)

Gambar 6. Hubungan kandungan limbah dengan laju pelindihan cesium

Gambar 7. Hubungan antara kandungan limbah dengan laju pelindihan strontium.

Laju pelindihan Co dari polimer-limbah ke air pelindih tidak terdeteksi. Berdasarkan densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan nuklida dari blok polimer-limbah ke air pelindih, maka dipilih hasil relatif baik untuk blok polimer-limbah dengan kandungan limbah 25 %. Pada kondisi tersebut blok polimer-limbah densitas 1,225 g/cm3, kuat tekan 4,0 kN/cm2, laju pelindihan Cs 3,87 x 10-4dan Sr 2,05 x 10-4g/(cm2.hari). Harga kuat tekan 4,0 kN/cm2telah memenuhi standar IAEA yaitu 3,727 – 4,119 kN/cm2[9]. Laju pelindihan Cs 3,87 x 10-4 dan Sr 2,05 x 10-4 g/(cm2,hari) relatif sangat kecil dibandingkan semen yaitu 10-1– 10-3g/(cm2.hari). Demikian pula harga kuat tekan blok polimer-limbah lebih besar daripada standar IAEA semen 2,50 kN/cm2. Polimer reduksi volumenya lebih tinggi dibanding semen.

Berdasarkan uraian diatas maka penggunaan polimer untuk imobilisasi limbah meningkatkan aspek keselamatan, karena laju pelindihannya jauh lebih kecil dan kuat tekannya lebih tinggi[10]. Demikian pula kandungan limbah yang tinggi, reduksi volume yang tinggi menghemat biaya proses, pengangkutan, penyimpanan, dan disposal.

0,000000 0,000100 0,000200 0,000300 0,000400 0,000500

0 10 20 30 40 50

Laju Pelindihan Stronsium (g/cm2hari)

Kandungan limbah (%)

(7)

KESIMPULAN

Penyerapan zeolit murni terhadap nuklida air pendingin reaktor yang relatif baik adalah selama 20 jam operasi. Selama operasi tersebut Cs, Sr, dan Co yang terserap berturut-turut 79,2, 23,1, dan 16,5 mg per 1 g zeolit murni. Penyerapan amonium zeolit terhadap nuklida air pendingin reaktor yang relatif baik adalah selama 4 jam operasi. Selama operasi tersebut Cs, Sr, dan Co yang terserap berturut-turut 165,6, 48,3, dan 34,5 mg per 1 gram amonium zeolit. Secara kinetika reaksi amonium zeolit lebih baik, karena kation yang dipertukarkan lebih uniform dan exchangeable, sedangkan berdasarkan kapasitas serap zeolit murni lebih baik

Berdasarkan densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan nuklida dari blok polimer-limbah ke air pelindih, maka dipilih hasil terbaik untuk blok polimer-limbah dengan kandungan limbah 25 %.

Pada kondisi tersebut blok polimer-limbah densitas 1,225 g/cm3, kuat tekan 4,0 kN/cm2, laju pelindihan Cs 3,87 x 10-4dan Co tidak terdeteksi Harga kuat tekan 4,0 kN/cm2telah memenuhi standar IAEA yaitu 3,727 – 4,119 kN/cm2. Laju pelindihan Cs 3,87 x 10-4 dan Sr 2,05 x 10-4 g/(cm2.hari) relatif sangat kecil dibandingkan semen yaitu 10-1– 10-3g/(cm2.hari). Demikian pula harga kuat tekan blok polimer-limbah lebih besar daripada standar IAEA semen 2,50 kN/cm2. Pengolahan dengan polimer meningkatkan aspek keselamatan dan menurunkan biaya pengelolaan.

DAFTAR PUSTAKA.

1. S. MIYAZAKI, et al, Japan’s Experiences in The Fundamental Management of Radioactives Waste, The Kansai Electric Power Co, Inc, BATAN – JEPIC Seminar, Jakarta,

1996.

2. TSITSISHVILI et all, Natural Zeolite, 1stpublished, Ellis Horwood Limited, West Sussex, England, 1992.

3. AISYAH, dkk, Pengolahan Limbah Cair Dari Instalasi Radiometalurgi Secara Penyerapan dan Kondisioning. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VII, Kerjasama Pusat Teknologi Limbah Radioaktif – BATAN dan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Taknologi – RISTEK, Tangerang Selatan, 2006.

4. LAS THAMZIL, Pemanfaatan Mineral Zeolit Untuk Pengolahan Limbah, Laporan Riset Unggulan Terpadu, PTPLR – BATAN, Tangerang, 1997.

5. WIDHYANTI K, Pengolahan Limbah Cair Transuranium Pelarut Bekas Simulasi Dengan Amonium Zeolit dan Imobilisasi Dengan Polimer Epoksi, Teknik Lingkungan UNDIP, Semarang, 2011.

6. LAS THAMZIL, Pemanfaatan Mineral Zeolit untuk Pengolahan Limbah, Riset Unggulan Terpadu (RUT), BATAN, Serpong, 1997.

7. FIRDA RAYYEN, Imobilisasi Zeolit Bekas Sebagai Penyerap Limbah Rafinat Dari Produksi Molibdenum 99 Dengan Polimer, Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.

8. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Chemical Durability and Related Properties of Solidified High Level Waste Form, Technical Report Series No. 257, IAEA, Vienna, 1985.

9. AISYAH, Pengaruh Keasaman dan Kandungan Limbah pada Imobilisasi Limbah TRU dari Instalasi Radiometalurgi dengan Polimer, Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, Serpong, 2004.

10. MARTONO H, Penerapan Vitrifikasi dan Polimerisasi Pada Pengolahan Limbah Cair Aktivitas Rendah Dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Prosiding Nasional XII, Kimia Dalam Pembangunan, Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia, Yogyakarta, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Disarankan agar bagi keluarga lain yang mengalami kendala dalam memberikan pemahaman kepada anak mengenai dampak penggunaan situs jejaring sosial facebook, setelah mengetahui

Selain itu, pada penelitian kali ini hanya digunakan satu faktor, yaitu sikap terbuka atau self disclosure, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat digunakan lebih dari

Remunerasi juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat turnover. Untuk itu, Perusahaan senantiasa meninjau besaran remunerasi secara berkala. Perusahaan

83 CV. MAHERA Desa Kaduara Timur, Kec. Sumenep SKP 84 PT. MEGA MARINE PRIDE No. MULTI INDOTAMA Jl. Tambak Langon Indah 1/1, Surabaya Kota Surabaya SKP 86 PT. MULTI PRAWN

Pada elemen saluran, peneliti mengusulkan untuk membuat website Kuma Suki, karena dengan menggunakan website konsumen dapat terhubung langsung dengan Kuma Suki

Pandemi COVID-19 telah memunculkan peran penting masyarakat sipil dalam rangka mendukung pemerintah merespon bencana nasional dan global ini. Kepemimpinan nasional dan negara

Dasar hukum yang digunakan Dewan Syariah Nasional selain al-Qur'an juga Hadist tentang pertukaran jual emas dengan emas dan perak dengan perak, salah satu hadits

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut; (1) karakteristik pekerjaan berpengaruh langsung positif terhadap kinerja, (2)