• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar pada kelas VIII semester 2 tahun ajaran 2016/2017. SMP Negeri 1 Kebakkramat terletak di Jalan Raya Solo- Sragen Km 11 Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Alasan dilakukan penelitian di SMP Negeri 1 Kebakkramat adalah daya serap materi geometri yang rendah dibandingkan dengan daya serap materi yang lain. Selain itu, SMP Negeri 1 Kebakkramat belum pernah digunakan untuk penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dengan pendekatan saintifik.

Uji coba instrumen dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jaten yang beralamat di Jalan Raya Solo-Tawangmangu, Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pemilihan SMP Negeri 1 Jaten sebagai objek uji coba instrumen karena materi bangun ruang sisi datar sudah diajarkan di kelas VIII dan mutu di bidang akademis yang dimiliki hampir sama dengan SMP Negeri 1 Kebakkramat karena keduanya memiliki akreditasi A dan termasuk sekolah yang mulai menerapkan Kurikulum 2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 yakni bulan Januari 2017 sampai dengan Juli 2017 dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan pada bula Januari 2017 sampai Maret 2017.

Tahap persiapan ini meliputi:

1) Observasi di sekolah, konsultasi dan pengajuan judul penelitian dan pengajuan proposal penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2017.

(2)

2) Pengajuan surat ijin penelitian dan penyusunan instrumen dilakukan pada bulan Maret 2017.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017. Tahap ini meliputi:

1) Tahap uji coba instrumen angket dan tes prestasi belajar matematika yang dilakukan satu kali pada bulan April.

2) Tahap eksperimen dan pengumpulan data dilakukan dalam 7 kali pertemuan pada bulan April sampai Mei 2017.

c. Tahap Penyelesaian Tahap ini meliputi:

1) Pengolahan data dan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2017.

2) Penyusunan laporan dilakukan pada bulan Juli 2017.

Tabel 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tahun 2017

Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1. Tahap Persiapan

a. Observasi sekolah b. Konsultasi judul c. Pengajuan proposal d. Pengajuan surat ijin

penelitian e. Penyusunan

instrument 2. Tahap Pelaksanaan

a. Uji coba instrumen penelitian

b. Eksperimen dan pengumpulan data 3. Tahap Penyelesaian

a. Pengolahan data b. Penyusunan laporan

(3)

B. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu (quasi experimental research) karena dalam penelitian ini tidak mungkin dapat mengendalikan semua variabel luaran yang relevan yang dapat mempengaruhi variabel terikat kecuali variabel bebas yang diteliti. Budiyono (2017: 101) berpendapat, “tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan (estimasi) bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan.”

Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika sedangkan variabel bebasnya yaitu model pembelajaran dan Adversity Quotient (AQ) siswa. Variabel bebas pertama adalah model pembelajaran kooperatif tipe Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dengan pendekatan saintifik untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung untuk kelas kontrol. Sementara variabel bebas kedua adalah Adversity Quotient (AQ) siswa yang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu siswa dengan AQ rendah, AQ sedang dan AQ tinggi.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorian 2x3 yang digambarkan seperti tabel berikut.

Tabel 3.2. Rancangan Faktorial 2x3 AQ Siswa (B)

Model

Pembelajaran (A)

Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3) AIR dengan pendekatan

saintifik (a1)

(ab)11 (ab)12 (ab)13

Langsung (a2) (ab)21 (ab)22 (ab)23

Keterangan:

A : Model pembelajaran

(4)

B : Adversity Quotient (AQ)

a1 : Model pembelajaran kooperatif tipe AIR dengan pendektan saintifik

a2 : Model pembelajaran langsung b1 : Adversity Quotient (AQ) tinggi b2 : Adversity Quotient (AQ) sedang b3 : Adversity Quotient (AQ) rendah

(ab)11 : Prestasi belajar matematika siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe AIR dengan pendekatan saintifik dan memiliki AQ tinggi

(ab)12 : Prestasi belajar matematika siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe AIR dengan pendekatan saintifik dan memiliki AQ sedang

(ab)13 : Prestasi belajar matematika siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe AIR dengan pendekatan saintifik dan memiliki AQ rendah

(ab)21 : Prestasi belajar matematika siswa yang mendapat model pembelajaran langsung dan memiliki AQ tinggi

(ab)22 : Prestasi belajar matematika siswa yang mendapat model pembelajaran langsung dan memiliki AQ sedang

(ab)23 : Prestasi belajar matematika siswa yang mendapat model pembelajaran langsung dan memiliki AQ rendah

3. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

1) Model Pembelajaran

a) Definisi: model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang berisi prosedur sistematis dalam mengorganisasikan suatu pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar.

(5)

b) Skala pengukuran: Nominal c) Simbol: A

d) Indikator: perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe AIR dengan pendekatan saintifik dan kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung.

2) Adversity Quotient (AQ)

a) Definisi: suatu kecerdasan yang dimiliki siswa dalam menghadapi suatu permasalahan, bagaimana respons atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran di sekolah.

b) Skala pengukuran: skala interval yang diubah ke dalam sakala ordinal yang terdiri dari tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

c) Simbol: B

d) Indikator: skor yang diperoleh dari angket AQ siswa. Skor dengan skala interval tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam skala ordinal.

Bersadarkan kecerdasan AQ, siswa digolongkan menjadi tiga kategori yaitu siswa dengan AQ tinggi, siswa dengan AQ sedang dan siswa dengan AQ rendah. Dalam penelitian ini penggolongan dilakukan dengan menggunakan acuan norma seperti berikut.

i. AQ tinggi, jika ̅

ii. AQ sedang, jika ̅ ̅ iii. AQ rendah, jika ̅

Dengan:

X : skor AQ tiap siswa

̅ : rata-rata dari nilai AQ seleruh sampel : standar deviasi dari seluruh sampel

(6)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

1) Definisi: prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar yang dinyatakan dalam bentuk angka.

2) Skala pengukuran: skala interval

3) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar

4) Simbol: Xijk

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Ary, dkk (Setyosari, 2013: 197), “populasi merupakan kelompok yang lebih besar jumlahnya dan biasanya yang dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian” sedangkan Arikunto (2006: 130) berpendapat, “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 200 siswa yang terbagi ke dalam enam kelas.

2. Sampel

Cohen, dkk (Setyosari, 2013: 196) berpendapat bahwa sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari populasi yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Sejalan dengan pendapat Cohen, menurut Arikunto (2006: 131), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah siswa dari dua kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat, yaitu kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol.

(7)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling karena dari enam kelas VIII yang merupakan populasi diambil dua kelas secara acak. Setiap kelas pada kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat dianggap sebagai sub populasi. Dari enam kelas diambil dua kelas secara acak dengan diundi. Setelah dilakukan pengundian diperoleh kelas eksperimen adalah kelas VIII B dengan jumlah siswa adalah 34 sedangkan kelas kontrol adalah kelas VIII C dengan jumlah siswa 34 kemudian dari kedua kelas tersebut diuji dua kelas tersebut seimbang atau tidak dengan menggunakan uji t.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga metode dalam mengumpulkan data yaitu metode dokumentasi, metode tes dan metode angket.

a. Metode Dokumentasi

Budiyono (2017: 46) berpendapat bahwa dokumen termasuk dalam data sekunder yang seringkali diperlukan oleh peneliti misalkan data mengenai ujian nasional. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yaitu nilai akhir semester 1 mata pelajaran matematika tahun ajaran 2016/2017. Data yang digunakan untuk menguji keseimbangan rataan kondisi awal kelompok eksperimen dan kelompok kotrol.

b. Metode Tes

Penelitian ini menggunakan tes soal pilihan ganda untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar. Arikunto berpendapat, “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (2006: 150).

Tes yang dibuat berisi tentang materi bangun ruang sisi datar. Tes terdiri dari soal-soal yang memuat beberapa pertanyaan yang sesuai

(8)

dengan indikator sebanyak 22 soal dengan 4 alternatif jawaban. Tata cara dalam pemberian skor adalah dengan memberikan skor 1 jika siswa menjawab benar dan skor 0 jika siswa menjawab salah. Soal tersebut diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu 80 menit. Soal tes sebanyak 22 butir tersebut telah mencakup seluruh indikator yang ditentukan dan memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan memiliki tingkat kesukaran sedang. Oleh karena itu, untuk uji coba disusun sebanyak 30 soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.

Langkah-langkah dalam menyusun tes prestasi belajar terdiri dari:

1) Membuat kisi-kisi tes.

2) Menyusun soal-soal tes.

3) Memvalidasi isi butir tes.

4) Merevisi butir tes.

5) Mengadakan uji coba tes.

6) Menguji daya beda dan reliabilitas tes.

7) Menentukan butir tes yang dapat digunakan.

c. Metode Angket

Menurut Arikunto (2006: 151), “dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner”.

Arikunto menambahkan, “angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tetang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (2006: 151).

Metode angket digunakan untuk memperoleh data skor Adversity Quotient (AQ) siswa. Skor AQ siswa diperoleh dari jumlahan skor dari setiap butir. Untuk butir yang mempunyai arah positif, jika jawaban yang dipilih adalah SS maka mendapat skor 4, jika jawaban yang dipilih adalah S maka mendapat skor 3, jika jawaban yang dipilih adalah TS maka mendapat skor 2 dan jika jawaban yang dipilih adalah STS maka mendapat skor 1. Untuk butir yang mempunyai arah negatif, jika jawaban yang dipilih adalah SS maka mendapat skor 1, jika

(9)

jawaban yang dipilih adalah S maka mendapat skor 2, jika jawaban yang dipilih adalah TS maka mendapat skor 3 dan jika jawaban yang dipilih adalah STS maka mendapat skor 4.

Angket dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan skala Likert sejumlah 25 butir angket dengan masing-masing butir terdapat empat pilihan jawaban. Angket tersebut telah mencakup setiap indikator yang ditentukan, banyaknya butir dengan arah positif dan negatif hampir seimbang serta memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas. Oleh karena itu, untuk uji coba disusun sebanyak 35 butir angket dengan empat pilihan jawaban.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk memperoleh data prestasi belajar matematika dan angket yang digunakan untuk memperoleh data mengenai adversity quotient siswa.

1. Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar berupa tes pilihan ganda yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Setelah instrumen tes prestasi belajar disusun kemudian dilakukan uji coba terlebih dahulu. Tujuan dilakukannya uji coba adalah untuk melihat instrumen yang telah disusun tersebut reliabel dan memiliki daya pembeda yang baik atau tidak.

Untuk mendapatkan tes yang benar dan akurat harus memenuhi beberapa syarat diantaranya valid, reliabel, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

a. Uji Validitas Isi

Menurut Budiyono (2017: 67), ”Suatu instrumen disebut valid menurut validitas isi apabila isi instrumen telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur.”

Untuk tes prestasi belajar, supaya tes mempunyai validitas isi, Budiyono (2016: 38) menyarankan untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:

(10)

1) Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai.

2) Titik berat bahan yang diujikan seimbang dengan yang telah diajarkan.

3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal ujian.

Budiyono (2017: 75) menyarankan suatu langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam melakukan validitas isi, yaitu:

1) Mengidentifikasi konstruk (konsep) atau domain yang akan diukur beserta indikator pengukuran.

2) Membuat kisi-kisi berdasarkan domain yanng diukur dan indikator pengukuran.

3) Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi beserta kuncinya.

4) Menentukan ahli-ahli yang relevan dengan variabel yang diukur.

5) Menyediakan tabel atau matriks untuk menilai dan menyediakan tempat untuk memberikan saran perbaikan.

6) Melakukan perbaikan berdasar saran dan mengkonsultasikan kembali kepada ahli.

Budiyono (2017: 67) menyatakan bahwa untuk menilai suatu instrumen memiliki validitas isi dilakukan expert judgement yaitu penilaian yang dilakukan oleh para pakar (subject-master experts), menilai kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur atau tidak. Penilaian selanjutnya adalah relevance settings (penilaian berdasarkan relevansi yaitu menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi-kisi yang ditentukan. Para penilai diberikan suatu rentangan skala tertentu atau disederhanakan dalam dua kategori yaitu sesuai atau tidak sesuai, kemudian ditentukan suatu rating untuk masing-masing klasifikasi kisi-kisi dan masing-masing butir soal.

(11)

b. Uji Daya Beda

Menurut Budiyono (2016: 102) daya pembeda suatu butir soal digunakan untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai sehingga butir soal yang mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa tidak pandai. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

  

 

 

2 2 2 2

xy

Y Y

n X X

n

Y X XY

r n

Keterangan :

rxy : indeks daya pembeda untuk butir ke-i N : banyak subjek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i (dan subyek uji coba) Y : skor total (dari subyek uji coba)

Budiyono (2017: 84) menyatakan bahwa para ahli berpendapat bahwa suatu butir soal mempunyai daya pembeda yang baik jika rxy ≥ 0,3. Hal ini berarti, butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik jika rxy ≥ 0,3 dan jika rxy < 0,3 maka soal dikatakan tidak dapat membedakan mana siswa yang pandai dan mana siswa yang kurang pandai pada instrumen tes prestasi belajar atau kesemua butir soal tidak mengukur hal yang sama.

c. Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012: 223) berpendapat, bahwa bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukaran dan cara menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut.

P dengan

P = indeks tingkat kesukaran

(12)

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta didik pesert test

Klasifikasi indeks kesukaran yang sering diikuti menurut Arikunto (2012: 225) adalah sebagai berikut:

1) Soal dengan 0 P < 0,30 adalah soal sukar 2) Soal dengan 0,30 P 0,70 adalah soal sedang 3) Soal dengan 0,70 < P 1,00 adalah soal mudah

Dengan ketentuan bila jawaban benar skornya adalah 1 dan bila jawaban salah skornya adalah 0. Budiyono (2017: 82) berpendapat bahwa butir soal yang dianggap baik dari sisi tingkat kesulitannya apabila 0,30 P 0,70.

d. Uji Reliabilitas

Budiyono (2017: 78) yang menyatakan bahwa “suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan.” Pada penelitian ini tes prestasi belajar yang digunakan adalah tes pilihan ganda, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Untuk menghitung koefisien reliabilitas pada instrumen yang dikhotomus seperti ini, Budiyono (2017:53) berpendapat bahwa rumus yang dapat digunakan adalah rumus dari Kuder-Richardson (KR–20) sepertiberikut:

Keterangan:

: koefisien reliabilitas instrumen : banyaknya instrumen

: proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i : 1–pi , i =1,2,3...n

: variansi skor total

(Budiyono, 2017: 80)





 



 

 

2 t

i i 2

t

11 s

q p s

1 n r n

r11

n pi

qi 2

st

(13)

Budiyono (2017: 81) menyatakan jika nilai koefisien reliabilitas instrumen sama atau lebih dari 0,7, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel.

2. Angket Adversity Quotient (AQ) Siswa

Adversity Quotient diukur dengan angket skala Likert. Angket ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Setelah instrumen angket disusun kemudian dilakukan uji coba terlebih dahulu. Tujuan dilakukannya uji coba adalah untuk melihat instrumen yang telah disusun tersebut reliabel dan memiliki konsistensi internal yang baik atau tidak. Untuk mendapatkan angket yang benar dan akurat harus memenuhi beberapa syarat diantaranya valid, reliabel, dan konsistensi internal yang baik.

a. Validitas Isi

Budiyono (2017: 75) menyarankan suatu langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam melakukan validitas isi, yaitu:

1) Mengidentifikasi konstruk (konsep) atau domain yang akan diukur beserta indikator pengukuran.

2) Membuat kisi-kisi berdasarkan domain yang diukur dan indikator pengukuran.

3) Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi.

4) Menentukan ahli-ahli yang relevan dengan variabel yang diukur.

5) Menyediakan tabel atau matriks untuk menilai dan menyediakan tempat untuk memberikan saran perbaikan.

6) Melakukan perbaikan berdasar saran dan mengkonsultasikan kembali kepada ahli.

Budiyono (2017: 67) menyatakan bahwa untuk menilai suatu instrumen memiliki validitas isi dilakukan expert judgement yaitu penilaian yang dilakukan oleh para pakar (subject-master experts), menilai kisi-kisi yang dibuat telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur atau tidak. Penilaian selanjutnya adalah relevance settings (penilaian berdasarkan relevansi) yaitu menilai apakah masing-masing

(14)

butir instrumen yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi-kisi yang ditentukan. Para penilai diberikan suatu rentangan skala tertentu atau disederhanakan dalam dua kategori yaitu sesuai atau tidak sesuai, kemudian ditentukan suatu rating untuk masing-masing klasifikasi kisi- kisi dan masing-masing butir instrumen.

b. Uji Konsistensi Internal

Menurut Budiyono (2017: 87), “konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya”. Untuk menghitung konsistensi internal utuk setiap butir angket ke-i digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

  

 

 

2 2 2 2

xy

Y Y

n X X

n

Y X XY

r n

Keterangan :

rxy : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i N : banyak subjek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i (dan subyek uji coba) Y : total skor (dari subyek uji coba)

Sebuah butir angket mempunyai konsistensi internal baik jika indeks konsistensi internalnya sama atau lebih dari 0,3.

(Budiyono, 2017: 88)

c. Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini angket AQ yang digunakan adalah kuesioner dengan skala Likert, dengan setiap jawaban dari butir angket diberi skor 1 sampai 4. Untuk menghitung koefisien reliabilitas yang setiap butir penilaiannya tidak 0 dan 1 seperti ini, Arikunto (2007: 109) berpendapat bahwa rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut:

(15)

(

) ( ∑ ) Keterangan:

11 : koefisien reliabilitas instrumen : banyaknya butir instrumen

: variansi butir ke-i, i=1, 2, 3, ..., n.

: variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba

Budiyono (2017: 81) menyatakan “Pada umumnya orang mengatakan bahwa sebuah instrumen disebut reliabel jika koefisien reliabilitasnya sama atau lebih dari 0,70.”

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik dengan analisis variansi dua jalan 2 × 3 dengan sel tak sama. Sebelum menggunakan teknik analisis data tersebut, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Setelah uji prasyarat dipenuhi, dapat dilakukan uji t untuk menguji keseimbangan rata-rata pada kedua kelas sebelum dikenai perlakuan, analisis variansi dan komparasi ganda untuk menguji hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Terdapat prasyarat yang harus dipenuhi sebelum menggunakan teknik analisis statistik uji t dan analisis variansi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian itu digunakan metode Lilliefors, prosedurnya sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(16)

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Tingkat signifikansi: = 0.05

3) Statistik uji

L = MaksF(zi)  S(zi)

dengan:

L : Koefisien Liliefors dari pengamatan : skor standar, untuk ̅ : standar deviasi

F(zi) : P(Z  zi) ; Z ~ N (0,1)

S(zi) : ; Proporsi banyaknya Z  zi terhadap banyaknya zi

Xi : skor responden ̅ : rataan sampel

4) Daerah kritik: DK = {LL L;n} dengan n adalah ukuran sampel Untuk beberapa L;n dapat dilihat pada tabel nilai kritik uji Lilliefors.

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika Lobs  DK atau H0 diterima jika Lobs  DK

(Budiyono, 2016: 170) b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, untuk uji homogenitas digunakan metode Bartlett dengan statistik uji chi kuadrat, berikut langkahnya:

1) Hipotesis

H0 : 12 = 22 = 32 =…..= k2

(populasi-populasi homogen) H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasi tidak homogen) 2) Tingkat signifikansi :  = 0.05

3) Statistik uji

(17)

dengan:

[∑

]

(∑ )

Sj2 j

j

f

 SS

k : banyaknya populasi

f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k fj : derajat kebebasan untuk sj2

= nj – 1 j : 1, 2, 3, ...k

N: banyaknya seluruh pengukuran

nj: banyaknya pengukuran pada sampel ke-j 4) Daerah kritik

DK = { | }

Untuk beberapa dan (k-1), nilai dapat dilihat pada tabel nilai Chi Kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika  DK atau Ho diterima  DK.

6) Kesimpulan

Jika H0 tidak ditolak maka populasi-populasi homogen.

(Budiyono, 2016: 176-177)

2. Uji Keseimbangan Rata-Rata

Uji ini dilakukan pada saat kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dikenai perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kedua kelas tersebut seimbang atau tidak. Data yang digunakan adalah nilai akhir semester ganjil.

Statistik uji yang digunakan adalah uji-t, berikut langkahnya:

1) Menentukan hipotesis

(18)

(kedua populasi seimbang) (kedua populasi tidak seimbang) 2) Tingkat signifikansi : α = 0,05

3) Statistik uji a) Untuk

dengan:

T : harga statistik yang diuji t ~ t(n1+n2-2)

: rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya pada kelas eksperimen

: rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya pada kelas kontrol

s12

: variansi dari kelas eksperimen s22

: variansi dari kelas kontrol n1 : cacah anggota kelas eksperimen n2 : cacah anggota kelas kontrol

: variansi gabungan : deviasi baku gabungan b) Untuk

̅ ̅

0: 1 2

H  

1: 1 2

H  

) 2 (

~ 1 1

) (

2 1

2 1 1 2

t n n

n s n

X t X

p

2 2

2 1 1 2 2

1 2

( 1) ( 1)

p 2

n s n s

s n n

  

  

X1

X2

2

s p

sp

(19)

dengan:

4) Daerah kritik :

DK ={ | } 5) Keputusan uji : jika tobs DK, maka H0 ditolak.

(Budiyono, 2016: 151)

3. Uji Hipotesis

Pengunjian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis variansi dua jalan 2x3 dengan sel tak sama:

a. Model

dengan:

Xijk : data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j µ : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

i : efek baris ke-i pada variabel terikat : efek kolom ke-j pada variabel terikat

()ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

ijk : deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (ij) T : harga statistik yang diuji t ~ t(v)

: rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya pada kelas eksperimen

: rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya pada kelas kontrol

s12 : variansi dari kelas eksperimen s22 : variansi dari kelas kontrol n1 : cacah anggota kelas eksperimen n2 : cacah anggota kelas kontrol v : derajat kebebasan

X1

X2

(20)

yang berdistribusi normal dengan rataan 0. Deviasi amatan terhadap rataan populasi juga disebut galat (error) i : 1, 2 dengan i = 1 untuk pembelajaran matematika dengan

model AIR dengan pendekatan saintifik dan i = 2 untuk model pembelajaran langsung.

j : 1, 2, 3 dengan j = 1 untuk AQ siswa tinggi, j = 2 untuk AQ siswa sedang, j = 3 untuk AQ siswa rendah

k : 1,2,3,....,nij (banyaknya data amatan pada setiap sel) (Budiyono, 2016: 207-208)

b. Hipotesis

H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar)

H1A : ada αi ≠ 0 (ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar)

H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada pengaruh AQ siswa terhadap prestasi belajar)

H1B : ada βj ≠ 0 yang tidak sama dengan nol (ada pengaruh AQ siswa terhadap prestasi belajar)

H0AB : (αβ)ij= 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan AQ matematika siswa) H1AB : ada (αβ)ij ≠ 0 (ada interaksi antara model pembelajaran dengan

AQ siswa) c. Tingkat signifikansi

Dipilih tingkat signifikansi = 0,05 d. Komputasi

1) Notasi dan tata letak data

(21)

Tabel 3.3. Notasi dan Tata Letak Data Anava Dua Jalan Sel Tak Sama Kelas

AQ Siswa

Total Tinggi

(b1)

Sedang (b2)

Rendah (b3)

Eksperimen (a1)

Data Amatan

X111

X112

. . .

X121

X122

. . .

X131

X132

. . .

Cacah Data n11 n12 n13 N1

Jumlah

Data T11 T12 T13 G1

Rataan X11 X12 X13 X1

Jumlah

Kuadrat ∑

X12

Variansi S11 S12 S13

Kontrol (a2)

Data Amatan

X211

X212

. . .

X221

X222

. . .

X231

X232

. . .

Cacah Data n21 n22 n23 N2

Jumlah

Data T21 T22 T23 G2

Rataan X21 X22 X23 X2

Jumlah

Kuadrat ∑

X22

Variansi S21 S22 S23

(22)

Tabel 3.4. Tabel Rataan dan Jumlah Rataan Faktor B

Faktor A

b1 b2 b3 Total

a1 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ A1 a2 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ A2

Total B1 B2 B3 G

Pada analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut :

nij = banyaknya data amatan pada sel-ij

̅̅̅ = rataan harmonik frekuensi seluruh sel

∑ ∑

= banyaknya seluruh data amatan

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel-ij

̅̅̅̅̅ = rataan pada sel-ij

̅̅̅̅̅ = jumlah rataan pada baris ke-i ∑ ̅̅̅̅̅ = jumlah rataan pada kolom ke-j ∑ ̅̅̅̅̅ = jumlah rataan semua sel 2) Komponen jumlah kuadrat

Didefinisikan besaran-besaran sebagai berikut:

∑ ∑

(3) ∑ (4)= ∑

̅̅̅̅̅

(23)

3) Jumlah kuadrat (JK) JKA = ̅̅̅{(3) (1)}

JKB = ̅̅̅{(4) (1)}

JKAB = ̅̅̅ {(1) + (5) (3) (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA+JKB+JKAB+JKG 4) Derajat kebebasan (dk)

Derajat kebebasan untuk masing–masing jumlah kuadrat tersebut:

dkA = p–1 dkB = q–1

dkAB = (p–1) (q–1) dkG = N–pq dkT = N1 5) Rataan kuadrat (RK)

e. Statistik uji

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama adalah:

1) untuk H0A adalah Fa = yang merupakan nilai dari variabel random berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N  pq;

2) untuk H0B adalah Fb = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q  1 dan N

 pq;

3) untuk H0AB adalah Fab =

yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p  1)(q  1) dan N  pq.

(24)

f. Daerah Kritis

Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah sebagai berikut.

1) Daerah kritis untuk Fa adalah DKa = { F | F > F; p-1, N-pq } 2) Daerah kritis untuk Fb adalah DKb = { F | F > Fα; q-1, N-pq } 3) Daerah kritis untuk Fab adalah DKab = { F | F > F; (p-1)(q-1), N-pq } g. Keputusan Uji

1) H0A ditolak jika Fa DKa. 2) H0B ditolak jika Fb  DKb. 3) H0AB ditolak jika Fab  DKab.

h. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Tabel 3.5. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber Variansi JK Dk RK Fobs Fα

A (Model mengajar) JKA p – 1 RKA Fa Fα,p-1,N-pq

B (AQ siswa) JKB q – 1 RKB Fb Fα:q-1,N-pq

Interaksi (AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab Fα:(p-1)(q-1),N-pq

Galat JKG N – pq RKG

Total JKT N – 1

(Budiyono, 2016: 212-215) 4. Uji Komparasi Ganda

Uji komparasi ganda dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom serta setiap pasangan sel dengan menggunakan metode Scheffe, karena metode tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikansi yang kecil.

Uji komparasi ganda dilakukan apabila H0 ditolak dan variabel bebas dari H0 yang ditolak tersebut terdiri atas tiga kategori. Jika H0 ditolak tetapi variabel bebas dari H0 yang ditolak tersebut terdiri atas dua kategori maka untuk melihat perbedaan pengaruh antara kedua kategori mengikuti perbedaan rataannya. Uji komparasi juga perlu dilakukan apabila terdapat

(25)

interaksi antara kedua variabel bebas. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji Scheffe adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi semua pasangan komparasi yang ada.

b. Menentukan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi 1) Hipotesis yang diuji pada komparasi rerata kolom Tabel 3.6. Hipotesis yang Diuji pada Komparasi Rerata Kolom

H0 H1

2) Hipotesis yang diuji pada komparasi rerata antar sel kolom yang sama

H0 : , dengan i = 1,2; j = 1, 2, 3; k = 1, 2, dan i ≠ k H1 : , dengan i, j, k sesuai dengan H0 yang digunakan 3) Hipotesis yang diuji pada komparasi rerata antar sel baris yang sama

H0 : , dengan i = 1,2; j = 1, 2, 3; k = 1, 2, 3, dan j ≠ k H1 : , dengan i, j, k sesuai dengan H0 yang digunakan c. Menentukan tingkat signifikansi.

d. Mencari harga statistik uji F, antara lain:

1) Komparasi Rerata antar Kolom

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah F.i-.j = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

( )

Keterangan :

F.i-.j : nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

̅̅̅ : rerata pada kolom ke-i

̅̅̅ : rerata pada kolom ke-j

RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

(26)

n.i : ukuran sampel kolom ke-i n.j : ukuran sampel kolom ke-j

Daerah kritik untuk uji itu adalah : DK = { F| F > (q-1)F; q-1, N-pq } 2) Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang adalah Fij-kj = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅

( )

Keterangan :

Fij-kj : nilai Fobs pada pembandingan rerata pada sel-ij dan rerata pada sel-kj

̅̅̅ : rerata pada sel-ij

̅̅̅̅ : rerata pada sel-kj

RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij : ukuran sel-ij nkj : ukuran sel-kj

Daerah kritik untuk uji itu adalah : DK = {F  F> (pq-1)F; pq-1, N-pq} 3) Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris sama adalah Fij-ik = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅

(

) Keterangan :

Fij-ik : nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel-ij dan rataan pada sel-ik

̅̅̅ : rataan pada sel-ij

̅̅̅̅ : rataan pada sel-ik

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij : ukuran sel-ij

(27)

nik : ukuran sel-ik

Daerah kritik untuk uji itu adalah : DK = {F F>(pq-1)F; pq-1, N-pq} e. Menentukan keputusan uji untuk setiap pasangan komparasi rerata.

f. Menyusun rangkuman analisis.

( Budiyono, 2016: 215-217)

H. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah menemukan permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara umum dan memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Selain itu, juga mempersiapkan referensi yang akan digunakan.

2. Pengajuan Proposal Penelitian

Proposal penelitian yang diajukan berisikan latar belakang penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan analisis data yang akan diterapkan dalam penelitian.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian bertujuan untuk memperoleh data.

Instrumen yang disusun adalah instrumen untuk mengukur prestasi belajar siswa dan Adversity Quotient (AQ) siswa.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberi tindakan untuk kelas eksperimen dengan model Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dengan pendekatan saintifik dan kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung pada materi bangun ruang sisi datar. Setelah dilakukan tindakan, siswa diberi instrumen tes materi bangun ruang sisi datar sebagai data prestasi belajar.

Data Adversity Quotient (AQ) siswa diperoleh dengan instrumen AQ siswa.

Data yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis.

(28)

5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah anava dua jalan dengan sel tak sama kmudian dilanjutkan pasca anava.

6. Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap terakhir adalah penusunan laporn penelitian. Penulisan laporan penelitian disusun secara sistematis sesuai aturan penulisan skripsi dan dilanjutkan dengan ujian skripsi oleh tim penguji skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

melakukan hafalan sesuai target materi yang sudah disampaikan dan ditentukan, yaitu hafalan juz amma mulai dari al-fatihah sampai ad- dhuha. Kegiatan ini telah

OBJEKTIF 1 : Meningkatkan Kemahiran murid dalam penulisan jawi. STRATEGI 1 : PROGRAM CELIK

[r]

HASIL LELANG PAKET PEKERJAAN PENGADAAN UANG MAKAN NON ORGANIK (JAGA KAWAL) POLRES MUSI BANYUASIN TA. 2016 dengan ini diumumkan pemenang pelelangan sederhana pekerjaan

Gondang Dam is one of the dams in the region of the Solo River in Gondang Lor village, Sugio sub-district, Lamongan regency, East Java1. Need some inspection to determine the

pendidikan Islam sebagai pranata yang kuat, berwibawa, efektif, dan kredibel, dalam mewujudkan cita- cita ajaran Islam” (Nata, 2012, hlm. Selain itupun dengan

[r]

Dalam tahap sebelumnya, data Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi dan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa dari tahun 1999-2016 yang terdiri dari 34 provinsi