commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Judul
Judul yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali dengan Pendekatan Arsitektur Hijau. Pada sub bab ini akan dijelaskan
makna atau arti perkata dari judul.
Botanical merupakan suatu kata yang berasal dari bahasa inggris, jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan sendiri berasal dari kata tumbuhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tumbuhan mempunyai makna makhluk hidup yang berinti sel mengandung klorofil.
Hotel merupakan akomodasi penyedia jasa umum yang bersifat komersil yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk tempat menginap sementara.
(Ekaningrum, 2016)
Kabupaten Boyolali merupakan lokasi objek rancang bangun yang terletak di
provinsi Jawa Tengah serta wilayahnya diapit oleh gunung Merapi dan Merbabu.
Arsitektur Hijau adalah meminimalkan penggunaan sumber daya alam oleh manusia, serta meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan, di mana manusia hidup.
(Karyono, 2010)
Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali dengan pendekatan Arsitektur Hijau merupakan sebuah sarana akomodasi tempat menginap sementara yang memiliki konsep tumbuh-tumbuhan, terutama yang terdapat di dalam bangunan hotel yang menghadirkan tumbuh-tumbuhan khas dan nuansa alam Kabupaten Boyolali di tengah perkotaan. Penggunaan pendekatan arsitektur hijau sebagai suatu metode penyelesaian desain agar lebih spesifik dan sejalan dengan konsep yang diusung serta sebagai sarana penyelamatan lingkungan.
commit to user
2 B. Latar Belakang
Indonesia saat ini di bawah kepemimpinan presiden ke-7 Joko Widodo sedang giat- giantnya dalam melakukan pembangunan bidang infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut dapat mendorong perkembangan Indonesia di berbagai sektor melalui investasi. Menurut Menteri Perindustrian, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri untuk para investor, tercatat di ASEAN Indonesia menjadi yang pertama tujuan investor kemudian disusul oleh Thailand dan Malaysia. (kemenperin.go.id). Menurut data Bedan Koordinasi Penanaman Modal (2019) investasi Indonesia menunjukan grafik naik sejak lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2014-2018, mulai dari 398,6 T di tahun 2014 hingga 721,3 T di tahun 2018.
Perkembangan investasi yang meningkat di Indonesia tak terlepas dari sektor pariwisata, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan. Hal tersebut berdasarkan data Bedan Pusat Statistik (2018) yang menyatakan bahwa pada januari-agustus 2018 jumlah kunjungan mencapai 10,58 juta pengunjung yang memiliki arti meningkat sebesar 12,30% dari tahun 2017 dengan periode yang sama cuma sebesar 9,42 juta pengunjung. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara tersebut berkat keindahan pesona wisata Indonesia dan program pemerintah yang membebaskan devisa bagi para wisatawan mancanegara dari 45 negara yang diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2015. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang akan menjadi salah satu faktor untuk mendatangkan investor agar berinvestasi di Indonesia.
Investasi pada sektor pariwisata sangat dimungkinkan penyebarannya ke berbagai daerah di Indonesia yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga memiliki daya tarik tersendiri dengan mengembangkan dan memberdayakan berbagai potensi yang ada. Pariwisata bagi daerah sangatlah penting karena sektor tersebut menjadi sumber pendapatan yang prospektif bagi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah yang diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 dan tetang pengelolaan keuangan pusat serta daerah yang diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 1999 menjadikan suatu daerah tersebut harus bisa mengelola potensi daerahnya masing-masing, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.
Boyolali merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang diapit oleh dua gunung Merapi dan Merbabu sebagai ikon alam yang khas. Letaknya yang strategis,
commit to user
3 berada pada kawasan kerjasama antar daerah yaitu Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar) serta jalur Solo, Selo, Borobudur (SSB) menjadikan kekuatan dalam hal pengembangan Kabupaten ini. Sebagai wujud dalam pengembangannya, Kabupaten ini memiliki visi
“Pro Investasi Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih Sejahtera” yang memfokuskan pada 5 sektor potensi yang menjadi peluang investasi. Sektor tersebut terdiri dari sektor pariwisata, sektor industri, sektor pertanian dan perkebunan, sektor peternakan dan perikanan, serta sektor infrastruktur. (Boyolali.go.id, 2019).
Pada sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali, banyak potensi wisata yang menjadi daya tarik seperti wisata alam, wisata buatan, dan wisata budaya. Wisata alam yang dimiliki seperti gunung Merapi-Merbabu, beberapa air terjun, beberapa umbul (tempat pemandian), beberapa waduk dan lain-lain. Pada wisata buatan terdapat wisata sapi perah, wisata buah, wisata sayur, beberapa wisata kerajinan tangan, patung arjuna dan patung sapi. Untuk wisata budaya terdapat pesanggrahan, Ki Ageng Pantaran, beberapa tempat wisata ziarah dan beberapa candi. (DISPORAPAR Kab. Boyolali, 2019)
Banyaknya destinasi wisata yang ditawarkan Kabupaten Boyolali ini ternyata tidak sejalan dengan peningkatan wisatawan yang datang ke daerah ini. Tercatat kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Boyolali pada tahun 2013-2016 mengalami peningkatan namun tidak signifikan. Kemudian pada tahun 2017 malah mengalami penurunan wisatawan yang mana pada tahun 2016 wisatawan yang datang berjumlah 556.255 pengunjung sementara di tahun 2017 wiasatawan yang datang sebanyak 537.640. (bps.go.id, 2019). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang pada suatu daerah, salah satunya sarana akomodasi tempat menginap sementara yang kurang. Berdasarkan data dari Dinas Pumuda Olahraga dan Pariwisata, Kabupaten Boyolali memiliki sarana akomodasi yang kurang serta penyebarannya tidak merata tercatat di Kabupaten ini hanya memiliki 18 hotel melati, 3 hotel bintang I-III, 3 montel, dan 100 homestay.
Dari data tersebut adanya hotel berbintang di daerah Kabupaten Boyolali ini masih menjadi kebutuhan daerah, karena untuk mendukung pariwisata dan menjadi penunjang daerah Kabupaten Boyolali sebagai kawasan strategis Joglosemar serta SSB. Adanya kebutuhan hotel di daerah perkotaan serta dalam rangka mengembangkan investasi daerah, Kabupaten Boyolali dalam waktu dekat ini akan melakukan pengembangan kota berupa suatu kawasan. Menurut bupati Boyolali Seno Samudro (Solopos.com, 2019)
commit to user
4 mengatakan akan membangun suatu kawasan yang terdiri dari rumah sakit mewah, hotel bintang empat, dan perumahan elit. Dengan dibangunnya kawasan tersebut di daerah kota Kabupaten Boyolali ini dapat meningkatkan pendapatan daerah. Sejalan dengan rencana pemerintah dan kebutuhan Kabupaten Boyolali maka objek rancang bangun yang direncanakan berupa sarana akomodasi yaitu hotel bintang empat.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Kabupaten Boyolali mengusung arah kebijakan dengan konsep green city, water city, dan smart city. Mengingat 75%
wilayahnya masih berupa lahan hijau yang terdiri dari hutan, tegal, kebun, sawah dan lainnya. Sementara 25% lainnya terdiri dari bangunan atau pekarangan sehingga dapat dikatakan Kabupaten ini masih sangat asri. Konsep green city ini benar-benar menjadi perhatian pemerintah guna mewujudkan daerah yang ramah lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut terlihat dari beberapa program pemerintah seperti mendirikan Kebun Raya Indrokilo, mengadakan program kampung iklim, RTH taman Asrikanto dan lain-lain yang menunjang konsep green city. Kebun Raya Indrokillo merupakan ruang terbuka hijau sebagai sarana konservasi keanekaragaman hayati dan wisata. Ekosistem yang ada di kebun raya ini terdiri dari berbagai tumbuhan unik dataran rendah khas Jawa bagian timur seperti anggrek endemik Merapi dan lainnya yang dipadukan dengan taman tematik seperti taman buah lokal, paku-pakuan, tanaman obat, dan berbagai jenis bambu. Selain itu kelestarian lingkungan tercermin pula dari sektor pertanian yang menjadi ungulan Kabupaten ini. Produk-produk unggulan sektor pertanian tersebut berupa padi, jagung, pisang, pepaya, bunga mawar pagar, bunga melati, jahe, kencur dan lain-lain. (Boyolali.go.id, 2019).
Adanya konsep green city yang diusung pemerintah serta tuntutan keunikan tema yang harus ditawarkan pada sebuah hotel, maka objek rancang bangun yang direncanakan ini memiliki konsep Botanical Hotel. Konsep tersebut akan menghadirkan berbagai tumbuhan khas dan nuansa alam Boyolali di tengah perkotaan. Keunikan konsep yang ditawarkan ini melihat belum adanya jenis hotel yang mengusung konsep botanical pada Kabupaten Boyolali dan daerah sekitarnya. Selain itu guna mendukung konsep ini perlu adanya dukungan serta kolaborasi dari sektor ungulan lain seperti sektor pertanian, sehingga pada botanical hotel ini dapat dijadikan wadah dalam memperkenalkan sekaligus mempromosikan sektor pertanian Kabupaten Boyolali agar dikenal oleh masyarakat luas. Dalam mendukung konsep yang direncanakan maka hotel ini akan dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti promosi tumbuhan khas daerah yang
commit to user
5 dipadukan dengan wisata edukasi tanaman berupa berupa mini botanical garden serta garden party yang memfasilitasi pengunjung untuk mengadakan acara bernunsa alam.
Untuk mendukung green city pada Kabupaten ini serta menjaga keasrian wilayah perlu adanya penyesuaian antara objek rancang bangun yang akan hadir dengan lokasi pembangunanya. Hal tersebut terutama dalam meminimalisasi kerusakan lingkungan seperti global warming, pemanfaatkan sumber daya alam dan penggunaan energi secara efisien. Maka dari itu objek rancang bangun yang direncanakan ini dalam penerapannya menggunakan pendekatan arsitektur hijau sebagai upaya penyelamatan lingkungan dan efisiensi energi.
C. Permasalahan dan Persoalan 1. Permasalahan
Bagaimana perencanaan dan perancangan Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali sebagai sarana tempat menginap sementara yang dapat mengahadirkan suatu nuansa alam Boyolali sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan Arsitektur Hijau?
2. Persoalan
a. Bagaimana konsep peruangan terkait aktifitas pengguna, pola hubungan ruang, dan sirkulasi yang memperhatikan pengguna dan kondisi iklim setempat dalam bangunan?
b. Bagaimana konsep tapak yang digunakan dengan menerapkan prinsip arsitektur hijau?
c. Bagaimana pengelolaan massa dan tampilan bangunan yang mencirikan hotel dengan pendekatan arsitektur hijau?
d. Bagaimana struktur dan kontruksi bangunan yang dapat mendukung bentuk serta peruangan agar tetap kokoh pada botanical hotel yang direncanakan ini?
e. Bagaimana konsep utilitas yang diterapkan agar tidak berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia sesuai dengan prinsip pada arsitektur hijau?
commit to user
6 D. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali menerapkan prinsip-prinsip pendekatan Arsitektur hijau di dalam desain bangunan.
2. Sasaran
a. Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan ruang yang didasari oleh aktifitas pengguna agar terasa nyaman bagi pengguna serta memperhatikan kondisi iklim sekitar.
b. Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan tapak yang tepat yang didasari atas analisis yang menyesuaikan keadaan sekitar lokasi yang direncanakan.
c. Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan massa dan fasad bangunan yang merepresentasikan konsep bangunan hotel yang menggunakan pendekatan arsitektur hijau.
d. Mewudkan konsep struktur dan kontruksi yang dapat menyesuaikan bentuk dan peruangan serta kondisi tapak agar memiliki kekokohan yang aman bagi pengguna.
e. Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan utilitas bangunan agar tetap menjaga keasrian lingkungan dan tidak mecemarinya.
E. Batasan dan Lingkup Pembahasan 1. Batasan
Batasan pembahasan yang diterapkan pada tugas akhir ini yaitu disiplin ilmu arsitektur, adapun pembahasan diluar itu hanya sebagai data pendukung saja guna menyelesaikan permasalahan dan persoalan sehingga dapat digunakan untuk mendesain suatu Botanical Hotel yang terletak di Kabupaten Boyolali dengan pendekatan Arsitektur Hijau.
2. Lingkup
Pada lingkup pembahasan yang diterapkan pada konsep perencanaan dan perancangan Botanical Hotel ini yaitu:
a. Pembahasan pada konsep perencanaan dan perancangan ini membahas lingkup spesifik aspek arsitektural sesuai dengan tujuan dan sasaran seperti konsep
commit to user
7 penataan tapak, konsep peruangan, konsep bentuk massa bangunan, konsep struktur, dan sebagainya.
b. Pembahasan ini menggunakan pendekatan arsitektur hijau dalam menyelesaikan permasalahan dan persoalan yang ada agar spesifik dalam hal menyelesaikan permasalahan desain.
c. Pembahasan ini dilakukan berdasarkan studi literatur, mencari data ke dinas terkait dan survey lapangan untuk memecahkan permasalahan dan persoalan yang ada.
F. Sistematika
1. Sistematika Konsep
Pada sistematika konsep ini membahas tentang kerangka penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali dengan Pendekatan Arsitektur Hijau yang disusun melalui beberapa bab agar terstruktur dan mudah dipahami.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum mulai dari pengertian judul tentang objek yang direncanakan, kemudian membahas latar belakang tentang fakta dan isu yang berkembang khususnya hotel di Kabupaten Boyolali. Berdasarkan latar belakang tersebut muncul suatu permasalahan dan persoalan sehingga menghasilkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, serta dilengkapi dengan batasan, lingkup dan sistematika.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mebahas tentang landasan teori yang berkaitan dengan botanical, hotel, dan pendekatan arsitektur hijau sebagai strategi desain serta preseden yang dapat dijadikan referensi dalam mendesain. Bab ini memiliki peran penting yang digunakan sebagai acuan atau dasar pemikiran dalam penyelesaian masalah desain yang digunakan pada bab selanjutnya.
BAB III : METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang metode perencanaan dan perancangan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan objek rancang bangun. Metode yang digunakan yaitu metode pengolahan data, metode
commit to user
8 analisis data, metode sintesa data. Kemudian dilanjut dengan metode pra desain, dan metode desain yang digunkan pada tahap studio.
BAB IV : TINJAUAN DATA
Bab tinjauan data berisi tentang tinjauan lokasi objek yang direncanakan di Kabupaten Boyolali yang relevan terhadap objek rancang bangun. Sehingga yang akan di bahas pada bab ini terdiri dari sub bab deskripsi Kabupaten Boyolali dan tinjauan relevansi Botanical Hotel terhadap Kabupaten Boyolali. Pada sub bab deskripsi Kabupaten Boyolali menerangkan tentang Kabupaten ini secara umum mulai dari kondisi geografis, kondisi topografi, klimatologi, penduduk, rencana tata kota dan lain-lain. Kemudian pada sub bab relevansi Botanical Hotel terhadap Kabupaten Boyolali yang akan dibahas tentang pariwisata Boyolali, akomodasi Kabupaten Boyolali, dan lain-lain.
BAB V : ANALISIS PERENCANAAN
Bab ini mencakup analisa yang berkaitan dengan perncanaan Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali dengan Pendekatan Arsitektur Hijau. Sub bab yang ada pada bab ini yaitu deskripsi objek membahas tentang objek yang direncanakan, visi misi, kelembagaan berupa struktur organisasi yang akan diterapkan pada objek yang direncanakan, pengguna, dan kebutuhan ruang yang direncanakan.
BAB VI : ANALISIS PERANCANGAN
Bab ini mencakup analisa perancangan Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali dengan Pendekatan Arsitektur Hijau. Pada bab ini terdiri dari sub bab analisis peruangan yang akan membahas terkait ruang yang direncanakan, analisis tapak membahas kondisi tapak yang direncanakan, massa dan tampilan bangunan, struktur, dan utilitas.
BAB VII : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas tentang hasil berupa sebuah konsep verbal Botanical Hotel di Kabupaten Boyolali dengan Pendekatan Arsitektur hijau yang selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman pada tahap studio yang akan menghasilkan desain. Adapun pada bab ini berisikan tentang konsep peruangan yang bekaitan dengan pengguna, tapak, masa dan tampilan bangunan, struktur, dan utilitas.
commit to user
9 2. Sistematika Studio
Pada sistematika studio ini merupakan tahap lanjutan dari tahapan sistematika konsep yang bertujuan untuk menghasilkan desain bangunan dua dimensi dan tiga dimensi yang sudah dikonsep secara verbal serta disetujui. Sistematika studio terdiri dari beberapa tahapan yang menghasilkan produk desain sebagai berikut:
Tabel 1.1. Sistematika Konsep
Tahap Produk Desain
1 Situasi, Siteplan
Didasari atas konsep tapak, konsep peruangan, konsep sirkulasi, konsep gubahan massa, dan konsep struktur.
2 Denah
Didasari atas konsep tapak, konsep peruangan, konsep sirkulasi, konsep gubahan massa, konsep struktur, dan konsep utilitas
3 Tampak
Diasari atas konsep tampilan bangunan dan pendekatan arsitektur hijau.
4 Potongan
Didasari atas konsep tapak, konsep peruangan, konsep gubahan massa, dan konsep struktur.
5 Utilitas
Didasari atas konsep peruangan, konsep struktur, dan konsep utilitas.
6 Perspekif Eksterior, Interior
Didasari atas konsep tampilan bangunan, konsep peruangan, dan pendekatan arsitektur hijau.
7 Detail Arsitektur
Konsep tampilan bangunan, konsep peruangan dan pendekatan arsitektur hijau.
Sumber: Analisis Isfan Fajar, 2019