• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTULA PROGRAM PELATIHAN MANDIRI (PPM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTULA PROGRAM PELATIHAN MANDIRI (PPM)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 NOTULA

PROGRAM PELATIHAN MANDIRI (PPM)

Agenda : Pedoman Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan Manajemen Risiko

Media : Zoom Meeting Room

Hari/Tanggal : Rabu, 6 Juli 2022

Pukul : 14.00 s.d. selesai

Penyaji/Narasumber : Octavia Sri Widyastuti Warsono

Notulis : Muhammad Reza Rasyid

Jumlah Peserta : Terlampir

A. Isi Ringkas Materi PPM

Paparan yang disajikan dalam PPM meliputi penilaian tingkat maturitas penerapan manajemen risiko yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Deputi sebelumnya dengan latar belakang keinginan BUMN adanya level maturitas sesuai dengan arahan Kementerian BUMN.

Penilaian tingkat maturitas telah dilakukan piloting pada PT Surveyor Indonesia.

Hingga saat ini seluruh yang tercantum dalam pedoman masih applicable, namun dari tim akan melakukan perubahan kertas kerja dengan tujuan penerapan istilah menjadi lebih umum.

Uraian pokok-pokok materi sebagai berikut:

1. Maturitas Manajemen Risiko

Pengukuran terhadap tingkat kematangan manajemen risiko berdasarkan kualitas indikator-indikator dari praktik manajemen risiko terkini dari perusahaan ketika dilakukan penilaian sesuai dengan periode implementasi yang dinilai (penyebutan tahun laporan).

2. Tujuan

Sebagai panduan Tim BPKP dalam melaksanakan penugasan asesmen kecukupan rancangan dan penerapan manajemen risiko perusahaan.

3. Assesmen Tingkat Maturitas Penerapan Manajemen Risiko

Dengan pemahaman penugasan diharapkan tim dapat melaksanakan peran sebagai konsultan independen yang diminta/penawaran kepada manajemen atau

(2)

2 Pemegang Saham Perusahaan, untuk melakukan asesmen/penilaian atas tingkat maturitas penerapan manajemen risiko perusahaan.

4. Tujuan Asesmen

Terdapat 3 (tiga) tujuan, antara lain:

a. Menilai kecukupan rancangan dan efektivitas pelaksanaan proses MR;

b. Mengetahui tingkat kematangan manajemen risiko (risk maturity level) perusahaan; dan

c. Sebagai acuan untuk menentukan perencanaan audit dan pendekatan audit yang akan digunakan oleh Auditor Internal (Tingkat 3 keatas).

5. Penerapan Three Lines Model

Berdasarkan fungsi Three Lines Model, auditor internal berada pada lapis ke-3 untuk menilai hasil MR selama belum dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan.

Jika telah mencapai level 3 keatas, hasil dapat terindentifikasi tingkat pengendalian dalam unit perusahaan. Auditor internal dapat mengutamakan pengendalian pada tingkat pengendalian risiko yang masih lemah, sedangkan pengendalian risiko yang sudah baik dapat dilakukan pengawasan bersifat konsultatif.

a. Pertahanan lapis 1 (Keseharian pengelolaan risiko dan pengelolaan control) b. Pertahanan lapis 2 (Kerangka kerja manajemen risiko, kebijakan dan

metodologi)

c. Pertahanan lapis 3 (Pengawasan risiko dan asurens independent) 6. Ruang Lingkup Asesmen

Ruang lingkup meliputi:

a. 11 aspek yang merupakan kriteria penilaian.

b. Periode penerapan manajemen risiko yang ditetapkan menjadi target.

c. Kantor Pusat dan beberapa Unit Bisnis sebagai sampel.

7. Batasan Tanggung Jawab

Tanggung jawab tim asesmen terbatas pada:

a. Perancangan dan penerapan manajemen risiko serta kebenaran atas data yang berkaitan dengan penerapan manajemen risiko adalah tanggung jawab Manajemen.

(3)

3 b. Tanggung jawab Tim Assessment Manajemen Risiko terletak pada simpulan hasil assessment berdasarkan penilaian yang dilakukan, dengan batasan sebagai berikut:

1) Penilaian dilakukan sebatas data yang diperoleh Tim Assessment selama proses penilaian dan rekomendasi didasarkan pada simpulan hasil analisis terhadap data yang diperoleh.

2) Tidak melakukan penilaian terhadap dampak penerapan manajemen risiko pada kinerja perusahaan yang dinilai.

8. Perolehan Data

Perolehan data serupa dengan penilaian GCG meliputi:

a. Reviu dokumen

Dokumen dapat berupa kebijakan, pedoman, prosedur, formulir manajemen risiko, struktur organisasi, job description, board manual, kontrak manajemen, sistem manajemen kinerja, laporan penerapan manajemen risiko, profil risiko, register risiko, peta risiko perusahaan/unit kerja kantor pusat maupun cabang, risalah rapat komite manajemen risiko, kesesuaian dokumen profil risiko dengan realisasi di lapangan, rekaman/dokumen pembahasan risiko dari pimpinan perusahaan, aplikasi manajemen risiko, laporan tahunan, dan lain sebagainya.

b. Wawancara c. Kuisioner

1) Aspek 1

(4)

4 Keselarasan RJPP, visi misi, tujuan (korporasi dan unit kerja), sasaran strategis, sasaran operasional, dan akses terhadap RJPP, RKAP dan KPI.

2) Aspek 2

Pemahaman RJPP, Visi Misi, KPI, dan Etika Perusahaan.

3) Aspek 5

Knowledge management dan budaya sadar risiko.

d. Observasi.

Perolehan data dipilih berdasarkan kebutuhan penilaian untuk menegaskan atas suatu simpulan.

9. Aspek, Indikator, Parameter, Faktor Uji Kesesuaian (FUK), dan Unsur Pemenuhan (UP)

berdasarkan 11 aspek yang telah ditentukan, jumlah UP yang dikembangkan sebanyak 558 disebabkan perubahan pada sistem building block (jika block terpenuhi akan ada pertanyaan lainnya yang lebih advance).

a. Integrasi

Manajemen risiko merupakan bagian integral (menyatu) dari semua aktivitas organisasi termasuk proses bisnis dari masing-masing fungsi.

b. Desain kerangka kerja

Desain atas seperangkat komponen yang menyediakan landasan dan pengaturan organisasi untuk perancangan, pelaksanaan, pemantauan,

(5)

5 peninjauan dan peningkatan manajemen risiko secara berkala di seluruh organisasi.

c. Implementasi, evaluasi, dan perbaikan

Implementasi kerangka kerja membutuhkan keterlibatan pemangku kepentingan jika ingin berhasil. Setelah diimplementasikan perlu dilakukan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang secara berkelanjutan sesuai kebutuhan dan karakteristik organisasi.

d. Komunikasi dan konsultasi

Komunikasi dan konsultasi akan memfasilitasi pertukaran informasi yang faktual, tepat waktu, relevan, akurat, dan dapat dipahami, dengan mempertimbangkan kerahasiaan dan integritas informasi dalam rangka membantu stakeholder terkait untuk memahami risiko, dasar pengambilan keputusan, dan alasan dibutuhkan suatu tindakan atau aksi korporasi.

e. Lingkup, konteks, dan kriteria

Menyesuaikan proses manajemen risiko, mendukung penilaian risiko yang efektif, serta perlakuan risiko yang memadai dari eksternal maupuan internal.

f. Identifikasi risiko

Menemukan, mengenali, dan menguraikan risiko yang dapat membantu atau menghalangi organisasi dalam mencapai sasarannya baik dari eksternal maupun internal.

g. Analisis risiko

Memahami sifat risiko dan karakteristiknya, termasuk, jika memungkinkan, tingkat risikonya fungsi. Melibatkan pertimbangan mendetail terhadap ketidakpastian, sumber risiko, dampak, kemungkinan, peristiwa, skenario, kendali, dan efektivitas kendali tersebut.

h. Evaluasi risiko

Pembandingan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan apakah diperlukan tindakan tambahan.

i. Penanganan risiko

Memilih dan menerapkan opsi penanganan risiko yang paling tepat dan efektif mencakup penyeimbangan potensi manfaat yang diturunkan dalam kaitan

(6)

6 dengan pencapaian sasaran terhadap biaya, upaya, atau kerugian implementasi.

j. Monitoring dan reviu

Memastikan dan meningkatkan mutu dan efektivitas desain, implementasi, dan hasil keluaran proses mencakup perencanaan, pengumpulan dan analisis informasi, pencatatan hasil, dan pemberian umpan balik. Dasar untuk melakukan perbaikan ke depan sesuai dengan kebutuhan.

k. Pencatatan dan pelaporan

Mengomunikasikan aktivitas manajemen risiko dan hasil keluaran dari manajemen risiko ke seluruh organisasi yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan, meningkatkan efektivitas manajemen risiko, serta akuntabilitas manajemen risiko.

10. Timeline Penilaian

Berdasarkan Surat Deputi, telah dilakukan percepatan penyelesaian penugasan.

Penilaian diharapkan selesai dalam 25 hari dengan output penerapan manajemen risiko dan risk culture.

I II III IV V VI 1 Persiapan

a. Melakukan pembicaraan pendahuluan dan memaparkan langkah kerja penilaian kecukupan manajemen risiko

1

b. Menyusun program kerja dan pembagian tugas 1

c. Menyusun daftar permintaan dokumen 1

d. Menyerahkan permintaan data yang diperlukan dalam pelaksanaan penugasan 1

2 Pelaksanaan

a. Mengumpulkan dokumen yang diperlukan dalam rangka pengujian pemenuhan kriteria dari setiap aspek penilaian di setiap komponen manajemen risiko

5

b. Menyusun bahan wawancara, menentukan responden, melakukan wawancara, dan membuat simpulan hasil wawancara.

5

c. Menyusun kuesioner, menentukan responden, menyebarkan kuesioner, dan mentabulasikan jawaban kuesioner

5 d. Melakukan observasi atas penerapan manajemen risiko pada sampel unit 5

e. Mereviu dan menganalisis dokumen 10

f. Membuat simpulan hasil penilaian kecukupan manajemen risiko 5 g. Membahas simpulan hasil penilaian dengan unit kerja terkait dan Tim

Counterpart 2

h. Menyusun bahan paparan hasil penilaian kecukupan manajemen risiko 2 i. Memaparkan hasil penilaian kecukupan manajemen risiko kepada Direksi 1 3 Penyusunan Laporan

a. Menyusun Laporan Hasil Penilaian (assessment) Tingkat Maturitas Penerapan

Maturitas Risiko 5

Jumlah Hari 30

Jumlah Uraian Kegiatan Hari

No

Minggu ke

(7)

7 11. Pemberian Nilai

Seperti penugasan IACM terdapat 3 (tiga) level pemenuhan penilaian, antara lain:

a. Ya (Kondisi telah sepenuhnya sesuai dengan kriteria)

Jika jawaban “iya” telah memenuhi seluruh level di satu aspek, maka assessor dapat melanjutkan validasi/konfirmasi di level berikutnya.

b. Sebagian (Kondisi memenuhi Sebagian kriteria yang ditetapkan) Jika ada satu pernyataan yang tidak terpenuhi, maka assessor hanya melakukan validasi/konfirmasi di level dengan pernyataan tidak.

c. Tidak (Kondisi tidak sesuai dengan kriteria

Proses validasi pernyataan tidak dapat ditingkatkan ke level berikutnya jika perusahaan belum mencapai level secara penuh.

Level pemenuhan sebagian termasuk dalam kriteria “tidak”, 3 level penilaian berdasarkan skor yang telah ditentukan.

12. Contoh Penilaian

Penilaian maturitas manajemen risiko dilakukan dengan membandingkan capaian level di masing-masing aspek pada level di atasnya dengan level di bawahnya. Sebagai contoh, jika perusahaan A memperoleh hasil 6 aspek telah memenuhi level 3 dan 5 aspek sisanya ada di level 2, maka level yang diperoleh adalah 2+6/11=2,54 demikian seterusnya. Adapun di dalam pengkategorian level masuk di dalam kategori level 2 (repeatable) menuju level 3 (managed) dengan banyak perbaikan.

(8)

8 13. Interpretasi Hasil Penilaian

Terdapat 5 (lima) interpretasi hasil penilaian, antara lain:

a. Optimised

Manajemen risiko dan pengendalian internal telah terintegrasi di dalam proses bisnis perusahaan.

b. Managed

Terdapat peningkatan tambahan dan keunggulan dalam pengukuran dalam bentuk kuantifikasi dan didukung dengan analisis yang jelas.

c. Defined

Telah memiliki kebijakan dan proses manajemen risiko yang formal. Namun ada keseragaman dalam proses manajemen risiko di seluruh bagian perusahaan perlu ditingkatkan.

d. Repeatable

Telah memiliki implementasi dari kebijakan manajemen risiko, walaupun belum menyeluruh secara substansi.

e. Initial

Tidak memiliki pendekatan formal dalam manajemen risiko. Manajemen risiko masih bagian adhoc dan fungsi manajemen risiko dilakukan secara individu dan bersifat reaktif terhadap sebuah peristiwa.

14. Titik Kritis Penilaian Titik kritis penilaian berupa:

a. Tim assessor perlu memahami core business dari assessi.

Setiap perusahaan memiliki proses bisnis yang berbeda memiliki perbedaan juga pada penilaiannya.

b. Assessor (ketua tim) perlu memahami proses manajemen risiko atau mengikuti sertifikasi manajemen risiko untuk mengurangi potensi salah penilaian.

c. Proses penilaian maturitas membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Pengumpulan data merupakan salah satu titik kritis pelaksanaan waktu penilaian.

d. Pemahaman tim dalam memaknai pernyataan dalam FUK dan UP bisa berbeda-beda.

(9)

9 15. Penjelasan Unsur Pemenuhan Bertingkat

Sebagai contoh, aspek integrasi dengan indikator penetapan tujuan, sasaran, dan strategi perusahaan dan parameter pertama yaitu perusahaan memiliki acuan (kebijakan, pedoman, atau prosedur) untuk menetapkan tujuan dan sasaran.

Saat melakukan penilaian, faktor uji kesesuaian dinilai dengan melihat kebijakan, pedoman, dan prosedur (SOP/TKI/TKO) perusahaan dalam penyusunan RJPP dengan melihat masing-masing unsur pemenuhan. Sebagai contoh, pada unsur pemenuhan a1 terdapat kebijakan perusahaan untuk menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan, maka dapat dilihat dokumen RJPP apakah sudah terdapat kebijakan tersebut. Penilaian “ya” diberikan apabila seluruh unsur tersebut terpenuhi, namun apabila salah satu unsur tidak terpenuhi akan masuk dalam kategori “tidak” dalam penilaian. Jika seluruh unsur level 1 telah terpenuhi, selanjutnya dilakukan penilaian pada level ke-2. Pengisian level ke-2 tidak dapat dilakukan apabila level 1 dalam unsur pemenuhan belum sepenuhnya terpenuhi.

Contoh kertas kerja sebagai berikut:

B. Diskusi

1. Konversi Penilaian

Ibu Lita: Bagaimana konversi penilaian skoring menjadi level maturitas untuk BUMN yang terlanjur menetapkan dalam bentuk skor?

Ibu Octa: Dilakukan penyesuaian kebutuhan Kementerian BUMN sebagai stakeholders utama serta sebagai Pembina seluruh BUMN dengan penilaian melalui level. Jika sudah terlanjur membentuk skor, disarankan melakukan konversi. Pedoman diubah dari skor menjadi level karena menyesuaikan kebutuhan Kementerian BUMN yang telah menetapkan level. Penggunaan bentuk level akan lebih mudah jika menggunakan metodologi building block.

(10)

10 2. Parameter Penilaian

Ibu Eti: Model skoring dengan level saat ini parameternya sama atau berbeda?

Ibu Octa: Saat ini sudah diuji pada UP, sebelumnya hanya sampai parameter.

Alasan penggunaan UP, saat itu PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) holding, untuk holding yang sama dengan tim berbeda maka persepsinya dapat berbeda. Saat itu belum banyak yang telah diklat maturitas. Arahan Ibu Deputi, Korwas yang telah mengikuti diklat memberikan masukan terhadap pedoman, dari masukan korwas menghasilkan banyak UP. Indokator tetap berjumlah 11 (sebelas), namun parameter (berdasarkan masukan satgas yang dibagi dari direktorat) terdapat penambahan serta pengurangan sehingga terdapat penyesuaian dengan UP yang dibuat bertingkat. Level 2 menyatakan memiliki penerapan MR, Level 1 belum memiliki penerapan MR, sedangkan level 3 sudah memiliki dan menerapkan MR. Metodologi building block digunakan terhadap UP atas masukan korwas yang dikembangkan menjadi bertingkat mengacu pada Bewise SPIP terintegrasi.

Ibu Eti: Apakah terdapat perbandingan alat ukur yang dahulu dengan saat ini?

Ibu Octa: Antara pedoman yang lama dengan yang baru memang terdapat penambahan dan pengurangan, kemudian dibuat bertingkat.

3. Kriteria Pengisian UP

Ibu Eni: Kita harus menyelesaikan level 1 terlebih dahulu kemudian menuju level berikutnya. Apakah yang dimaksud pernyataan tersebut semua pertanyaan level satu harus terisi jawabannya “ya” kemudian dilanjutkan pada level berikutnya?

Penilaian terdapat beberapa unsur pemenuhan dapat diartikan penilaian atas cakupan, penilaian “Ya” dan “Tidak” berdasarkan UP?

Ibu Octa: UP lebih memperjelas dengan menunjukkan dokumen apa yang akan diminta. Untuk level, otomatis akan terhubung apabila level satu dalam unsur pemenuhan seluruhnya dikatakan “Ya” kemudian dapat menuju pertanyaan level dua. Penilaian dilakukan berurut serta langsung terhubung pada simpulan.

4. Pendekatan Penilaian

Ibu Eni: Draft pedoman merujuk pada pendekatan kebijakan berdasarkan COSO, secara umum penilaian maturitas dapat diterapkan pada ISO atau ANS/Z. Jika ditanya mitra, jawabannya seperti apa?

(11)

11 Ibu Octa: pendekatannya lebih dekat pada ISO, perubahan pedoman dari segi aspek tidak ada perubahan dan parameter lebih pada pendalaman. Berdasarkan pengalaman yang lalu, pendekatan COSO maupun ISO sudah pernah dilakukan penilaian. Kedua pendekatan dapat diterapkan karena menghasilkan output yang sama, yang membedakan hanya prosesnya. Kementerian BUMN tidak mengatakan secara tegas BUMN penggunaan framework. Jika ada BUMN yang menanyakan, tim dapat menjelaskan penerapan pendekatan sudah applicable terhadap BUMN karena sudah dilakukan pada beberapa BUMN dan hasilnya relevan.

5. Perlakuan Penilaian MR

Ibu Eni: Penilaian tingkat maturitas MR kepada BUMN yang belum pernah dinilai apakah dibedakan? untuk pedoman baru pertama penilaian atau sudah pernah apakah terdapat pengaruh?

Ibu Octa: Renstra BPKP sama dengan Renstra Kementerian BUMN, BUMN diharapkan telah memiliki level maturitas MR 3 (tiga) keatas, pendekatan berdasarkan arahan Deputi jika belum mencapai level 3 akan dilakukan pembinaan. Seperti pedoman ke-2 Peraturan Deputi tentang risk assessment, pengawasan baru dilakukan dari hasil maturitas yang tidak memenuhi target renstra baik di BPKP maupun Kementerian BUMN.

6. Kertas Kerja Penilaian

Bapak Mahendratta: Apakah kertas kerja sudah tercantum dalam pedoman atau dapat dibagikan kertas kerja Surveyor Indonesia sebagai contoh? Serta apakah kertas kerja tersebut sudah terintegrasi atau manual input per masing-masing metode yang nantinya digabung?

Ibu Octa: Sudah terintegrasi dalam file excel, akan menampilkan warna dalam simpulan. Kertas kerja mungkin dapat dibagikan dalam bentuk PDF. Ini menjadi Crash Program akan menjadi target di triwulan untuk APP BUMN. BUMN di perwakilan apabila dapat dilakukan sudah baik. Kantor pusat sudah ditargetkan terhadap 14 BUMN yang akan dikerjakan di triwulan ini.

7. Pelaksanaan Target MR

Bapak Rasono: Saat ini penilaian tingkat maturitas MR menggunakan building block sementara targetnya level 3, potensi untuk dapat level 3 seperti apa? Berarti

(12)

12 level sebelumnya harus dipenuhi terlebih dahulu baru dilanjutkan level selanjutnya?

Ibu Octa: Sudah menjadi tantangan tim, BUMN sudah dipilih yang dapat memenuhi berdasarkan pemetaan tahun 2020 yang menyatakan BUMN terdapat pada level 3 sehingga pada triwulan ini hanya bersifat validasi dan kebanyakan BUMN holding untuk memenuhi target tersebut. Diharapkan penilaian dapat dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Juli.

8. Waktu Pelaksanaan

Ibu Eni: Waktu pelaksanaan berapa lama?

Ibu Octa: Dapat diselesaikan dalam 25 hari 9. Penilaian Tingkat Maturitas MR BUMD

Bapak Shin Wan: Apakah pedoman dapat diterapkan di BUMD?

Ibu Octa: Bisa diterapkan, yang membedakan hanya nama

Bapak Shin Wan: Jadi memang kemarin diminta untuk menyusun pedoman khusus BUMN, penilaian hanya dilakukan untuk evaluasi tingkat maturitas dan tetap mengacu pada pedoman penilaian terhadap BUMN dengan dilakukan beberapa penyesuaian.

10. Penilaian Tingkat Maturitas MR BLUD

Ibu Ria: Jika pedoman dapat digunakan untuk BUMD, penilaian maturitas BLUD juga dapat mengacu pedoman tersebut? Mengingat di triwulan ke-4 terdapat APP untuk BUMN dan BLUD

Ibu Octa: Triwulan ke-4 atau 3? Pelaksanaan untuk BUMN BUMD seluruhnya terdapat pada triwulan ke-3

Bapak Shin Wan: APP termasuk non-APP target Perkin sampai dengan triwulan ke-4 untuk BLUD/BUMD, namun arahan Ibu Deputi dilaksanakan pada triwulan ke-3. BLUD telah memiliki pedoman yang telah disampaikan kepada Korwas saat FGD.

(13)

13 C. Kesimpulan

1. Penilaian tingkat maturitas penerapan manajemen risiko merupakan penyempurnaan dari Peraturan Deputi sebelumnya dengan latar belakang keinginan BUMN adanya level maturitas sesuai dengan arahan Kementerian BUMN.

2. Tujuan pedoman sebagai panduan Tim BPKP dalam melaksanakan penugasan asesmen kecukupan rancangan dan penerapan manajemen risiko perusahaan.

3. Ruang lingkup penugasan mencakup 11 aspek yang merupakan kriteria penilaian, periode penerapan manajemen risiko yang ditetapkan menjadi target, dan kantor Pusat/beberapa Unit Bisnis sebagai sampel.

4. Metodologi yang digunakakan merupakan sistem building block (jika block terpenuhi akan ada pertanyaan lainnya yang lebih advance).

5. Penilaian diharapkan selesai dalam 25 hari dengan output penerapan manajemen risiko dan risk culture.

Demikian notulen ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Korwas BU Jasa Keuangan dan Jasa Penilai

Octavia Sri Widyastuti Warsono NIP 19731016 199402 2 001

Jakarta, 12 Juli 2022 Notulis

Muhammad Reza Rasyid NIP 19990727 202202 1 001

(14)

14 DAFTAR PESERTA

No Nama Jabatan Instansi

1 Abdi Mora Auditor Pertama D403

2 Abigael M Auditor Penyelia Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

3 Adiyanto A. Ahli Madya Dit 2 DAN

4 Adnan Sholi Korwas Bidang AN

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan

5 Agnestika Yuniko Marzal Auditor pertama

Perwakilan BPKP Provinsi DIY

6 Agus Dwiprijarto Auditor Madya

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

7 Agus Sobarna Koordinator Pengawas Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

8 Agustian Ardika Putranto Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

9 Aidil Akbar Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi Sumbar

10 Ana Pudji Astuti Auditor Penyelia

Perwakilan BPKP Provinsi DIY

11 Andono Warih Auditor Madys D403

12 Andre Girianie Auditor Pertama Perwakilan BPKP Provinsi Riau

13 Andrea Yola Tifany Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Prov. Kep.

Bangka Belitung

14 Andriyadin Auditor Madya

Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat

15 Anin Diyanti Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi NTB

16 Anwar Saifudin Auditor Madya

Perwakila BPKP Provinsi Lampung

17 Ariestia Febriani Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

18 Arum Puji Hastuti Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat 19 Asri Primandari

Auditor Pelaksana Lanjutan

Perwakilan BPKP Provinsi DIY

20 Athiyya Hasnah Auditor Pelaksana

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat

21 Atri Dyah Utami Auditor Pertama D403 22 Bagus Gilang R Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

23 Basjar Muljoadjie Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi NTB

(15)

15 24 Bella Zulfanita Yasmin Calon Auditor Pelaksana

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat

25 Bobby Kurniawan Auditor Pertama D404

26 Bodro Djoko Mulyono Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

27 Bram Wahyunanto Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Utara

28

Bun Hold, Ak., M.M., CFE., CA., AAP'B'.,

ACPA. Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi

DKI Jakarta

29 Christi Adhi Wibowo CPNS Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Utara

30

Christie Grace Indah

Atmaja Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Provinsi Riau

31 Cissy Fransisca Susanti Korwas BU Pariwisata D402 32 Dadan Kusnindar Auditor Madya

Perwakilan BPKP prov. Kep.

Babel

33 Dedes Muthmainnah Auditor Pertama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

34 Dewi Ryan Agustin Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

35 Diah Auditor muda Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat

36 Diah Rizki Anggraeni Calon auditor pelaksana Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 37 Dian Kristanti Kartikasari Auditor Muda D403

38 Diddy Rossiandi PFA

Direktorat Pengawasan Badan Usaha Energi dan

Pertambangan

39 Diddy Rossiandi PFA

Direktorat Pengawasan Badan Usaha Energi dan

Pertambangan

40 Diding Ariestadi Auditor Penyelia BPKP Perwakilan Bali 41 Dina Salsabila Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung 42 Dola indrayani putri Auditor Pertama Perwakilan BPKP provinsi

Sumatera Barat

43 Donny Yordan Auditor Pertama D404

44 dwi any hariyati Auditor Madya D403

45 Edhy Santoso Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi NTT

46 Edy Hufron Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

47 Eko Agus Koordinator Pengawas PW27 48 Elis Lisnawati Auditor muda

BPKP Perwakilan Provinsi Banten

(16)

16

49 Elvi Rahmi Auditor Penyelia

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

50 Endah Dian K

Auditor Pelaksana

Lanjutan D403

51 Endah Lutfiyati Auditor D404

52 Endy Dwi Mellani Calon Audito Pelaksana

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

53 Eni Yusnita Auditor Madya Direktorat 4

54 Enung Kurniasih Auditor Muda Perwakilan BPKP Jawa Barat 55 Erna Agus Indriyana Auditor Pelaksana

Lanjutan D403

56 Ester Enjelita Sirait Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Sumatera Barat

57

Evi Agustina, Ak., M.E.,

C.A. Auditor Muda BPKP - Perwakilan Banten

58

Grace Elizabeth

Situmorang Calon Auditor Pelaksana

BPKP Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat

59 Grafta CPNS

Perwakilan BPKP Kalimantan Utara

60

Habibah Fityatil

Ashriyah Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

61 Harapan Tampubolon

Koordinator Pengawas Bidang Akuntan Negara

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

62 Hartanti Sinaga Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Provinsi Riau

63 Hastiwi Rinardiyanti Auditor Pertama D403 64 Hendra Purnama Auditor Madya

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

65

Hendro Novianto

Sujarwo Korwas AN

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

66 Heri Budiawan Auditor Madya D403/3

67 Herni Yusna Nazir Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

68 Heru Prahara Auditor Madya BPKP Prov Banten 69 Heru Setiawan Korwas Bidang AN

Perwakilan BPKP Prov.

Sumbar

70 I Putu Budiasa Auditor Muda Deputi Bidang Akuntan Negara

71 Ilham Kurniawan Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur 72 Imron Rusidi Auditor Madya /

Pengendali Teknis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan

73 Ince Adistia Tassa Auditor Pertama Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

74 Intan Sultanniati Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

(17)

17 75 Izza Alfaiza Auditor Pelaksana

Perwakilan BPKP Provinsi NTB

76 Johana Karsanti Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

77 Kartini Lely Hawiah Korwas AN1

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

78 Katri sulistiani Auditor Madya D402 79 Khilyatul Azizah Auditor Pelaksana

Perwakilan BPKP Provinsi NTB

80 Kholid Mawardi Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

81 LA Sukma Kristiawan Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat

82 Lalu Fadlurrahman Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi NTB

83 Lilik Tri Winarti Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

84 Luthfia Almas CPNS Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Barat 85 Mahendratta Panji Wisnu Koordinator Pengawasan D404

86 Marcel Josua CPNS

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Utara

87 Marsono Auditor Pertama D401

88 Mas Agus Sutaryat Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara

89 Mirza Nirwanto Auditor Muda D403

90 Mohamad Ikhlas Auditor Madya D403

91 Muhammad Fikry O.R. Auditor Penyelia Perwakilan BPKP DIY 92

Muhammad

Fuddloilulhaq Auditor Pertama

Deputi Bidang Akuntan Negara

93

Muhammad Ivan Alfitra

Darussalam Calon auditor

Kantor perwakilan BPKP Kalimantan Utara

94 Muhammad Reza Rasyid Calon Auditor Pelaksana Deputi Akuntan Negara 95

Muhammad Rizky

Asmen Auditor Pertama D403

96 Mutiara Delima Marbun Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP 97 Narulita Ratih Wulansari Auditor Muda D401

98 Neddy Sihombing Auditor Pertama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

99 Nepi Sri Retnowati Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Utara

100 Ni Luh Putu Astiti Ariani Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi Bali

101 Novianti Aulia Safitri Auditor Pertama D404

102 Nur Endah Pudyastuti Auditor Madya Ditwas 1 Akuntan Negara

(18)

18

103 Nur Jannah Auditor Muda

D403 BU Jasa Keuangan, Jasa Penilai dan Manufaktur 104 Octavia Sri Widyastuti Korwas BU Jasa

Keuangan dan Jasa Penilai Deputi Akuntan Negara 105 Paramithasari Rahayu Auditor muda PERWAKILAN BPKP DIY 106 Probo Sucitro Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

107 Purwani Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

108 Putra Mahardhika Auditor Pertama

Perwakilan BPKP provinsi Kalimantan Utara

109 Putri Anggun Sinaga CPNS BPKP Kalimantan Timur 110 Putri Muliani Auditor Muda

BPKP Perwakilan Provinsi Riau

111 Putri Ulya Novisha Auditor Pertama D404

112 Putu Yudi Tenaya Korwas Perwakilan Papua 113 Rachmat Dhani Korwas BU Manufaktur D403

114 Raziah Auditor muda Perwakilan BPKP Sumut

115 Ria Gemala Auditor Madya Perwakilan Provinsi Riau 116 Rina Wulan Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi

Banten

117 Rizki Diah Rosanti CPNS BPKP Kalimantan Timur 118 Rizkya Prihatiana Auditor Muda BPKP Provinsi Jawa Timur 119 Roy Yournalista Korwas Akuntan Negara I Pwk Prov. DKI Jakarta 120 Santhy Puspita Sari Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Tengah 121 Sapto Fajar Sukmono Kordinator Pengawasan

Bidang Akuntan Negara

Perwakilan BPKP Provinsi NTB

122 Sari Wahyuni Auditor Muda Perwakilan BPKP DIY 123 Shin Wan Korwas BLU dan BLUD Direktorat 5

124

Sinar Denmas

Hendrawan Auditor Pertama

Perwakilan BPKP Prov. Kep.

Bangka Belitung

125 Sri Gratikana Kaban Korwas Perwakilan Provinsi Banten 126 Sri Rohmanto Auditor Madya

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

127

Sudiro, Ak, CFE, CFrA, CA

Kordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara 2

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

128 Syaiful Hakim Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi Bali

129 T.H. Sigit Nugroho Auditor Madya Perwakilan BPKP DIY 130

Tarmizi Zulkifli

Abdurachman Auditor Pertama

Direktorat Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan Perdagangan

(19)

19 131 Timbul daryono Auditor Penyelia

Dirwas BU Konektivitas, Pariwisata, Kawasan Industri, dan Perumahan

132 Titin DS Auditor Madya D404

133 Tri Iriany Wahjuningsih

Auditor Madya selaku Koordinator Pengawasan

Kelompok JFA Bidang

Akuntan Negara Perwakilan BPK Provinsi Lampung

134 Triyono JP Korwas AN I Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

135 Wahyu Hartono Korwas AN BPKP Sultra

136 Warsita Auditor Muda

BPKP Provinsi Kalimantan Utara

137 Wilda Nurjanah Auditor Pelaksana

Lanjutan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

138 Wildan Faruq Auditor Pertama D403 139 Winara Masniari Samosir Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

140 Winata Masniari Samosir Auditor Muda

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 141 Winda Dyah Kinasih Auditor Perwakilan BPKP DIY 142 Yaya Mulyana Auditor Madya Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat 143 Yedijah Augustus Auditor Madya

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

144 Yoan Sartika Gurning Auditor Muda

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 145

Yolanda Permatasari

Nababan Auditor Muda BPKP Sumatera Utara

146 Yoseph Recky Cossano Auditor Muda D403

147 Yosua Rizaldo Putra Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat

148 Zahira Yalsa Ranirda Calon Auditor Pelaksana Perwakilan BPKP NTB

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel konflik kerja dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Bengkulu

Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam pelaksanaan Distance Learning memiliki beberapa masalah, antara lain: 1) listrik padam ketika mengakses program pembelajaran online,

Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh staf medis ataupun non medis serta cleaning Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh staf medis ataupun non medis serta cleaning service tentang

Anda dapat menampilkan layar yang sama di perangkat Android pada monitor unit dengan menggunakan fungsi Miracast di perangkat

Perasaan cinta kasih yang sama itulah, yang mengarah pada hal-hal yang baik dan buruk, yang mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan memberikan segala

Peng ujian filter penca rian berda sarka n Tahu n Berdi rinya Apabila semua data filter telah dipilih/diin put oleh user pada filter pencarian, maka sistem akan

yang artinya bahwa dalam adanya proses pengumpulan data yang diperoleh.. dilakukan melalui berbagai pengamatan, analisis

Kedamaian di antara manusia dipertahankan oleh hukum dengan melindungi kepentingan-kepentingan manusia tertentu yaitu kehormatan, kemerdekaan, jiwa harta benda, dan lain