• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENSOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT SECARA ONLINE PADA BAZNAS KOTA BUKITTINGGI TUGAS AKHIR (TA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENSOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT SECARA ONLINE PADA BAZNAS KOTA BUKITTINGGI TUGAS AKHIR (TA)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENSOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT SECARA ONLINE PADA BAZNAS

KOTA BUKITTINGGI TUGAS AKHIR (TA)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md) Pada Program Studi Diploma Tiga (DIII) Ilmu Perbankan

Syariah

Oleh :

YOLANDA SEPHIA MANURUNG NIM : 3118037

PROGAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS IITTINGGI

2021 / 1442 H

(2)

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENSOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT SECARA ONLINE PADA BAZNAS KOTA

BUKITTINGGI Yolanda Sephia Manurung

Dibawah Bimbingan Dr. Iiz Izmuddin, MA ABSTRAK

Zakat merupakan salah satu kewajiban umat muslim yang harus dibayarkan sesuai dengan nishab dan haul nya masing-masing. Dalam pengumpuan zakat ini, dibutuhkan tenaga orang-orang yang cukup mumpuni dan memliki pengetahuan luas serta dapat dipercaya mengenai zakat. Untuk itu, pemerintah Indonesia membentuk sebuah organisasi yaitu lembaga amil atau Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang sah menurut Undang-undang yang berlaku di Indonesia. Dalam pengumpulannya juga dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan sistem online. Namun pada kenyataannya setelah penulis melakukan observasi awal pada BAZNAS Kota Bukittinggi masih banyak muzakki atau masyarakat yang tidak mengerti dan tahu cara membayarkan zakat menggunakan sistem online ini. Untuk itu lembaga amil zakat ini harus memiliki strategi agar metode pembyaran ini dapat diterima oleh seluruh muzakki mereka.

Dalam hal tersebut penulis akan melakukan sebuah penelitian pada BAZNAS Kota Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang mana dalam pengumpulan data dan hasilnya itu menggunakan teknik wawancara serta studi pustaka dan sedikit observasi awal.

Hasil dari penelitian ini adalah penulis menemukan faktor yang membuat muzakki tidak membayarkan zakat secara online pada BAZNAS Kota Bukittinggi adalah kurangnya pemahanan mengenai cara pembayaran secara online tersebut dan tidak ada kepuasan ketika membayarkan zakat secara online karena tidak adanya akad secara langsung dan tidak bertemu langsung dengan para petugas amil yang ada di BAZNAS Kota Bukittinggi. Lalu strategi yang digunakan pihak lembaga amil dalam mensosialiasikan metode tersebut adalah menggunakan media komunikasi, media cetak, platform online serta sosialiasi secara langsung kepada para muzakki yang ada di Kota Bukittinggi.

Kata Kunci : Pembayaran zakat secara online, BAZNAS, Bukitinggi.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada sang pencipta alam semesta serta manusia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis hingga penulis dapat sampai kepada tahap penulisan TugasAkhir sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis selama berkuliah dan menimba ilmu pada kampus IAIN Bukittinggi. Tak lupa shalawat beriringkan salah tak lupa juga kita hadiahkan kepada roh junjungan alam semsta nabi besar Muhammad SAW semoga kita termasuk kedalam golongan yang akan mnerima syafaat dari beliau. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan teriamakasih kepada :

1. Ibu rektor IAIN Bukittinggi yang telah memfasilitasi penulis selama penulis menimba ilmu di IAIN Bukittinggi.

2. Para tenaga pengajar atau dosen mata kuliah yang telah dengan senang hati memberikan ilmu kepada penulis.

3. Ibu Ketua Prodi dan ketua jurusan perbankan syraiah (DIII) tempat penulis menimba ilmu.

4. Bpk Dr. Iiz Izmuddin selaku dosen pembimbing penulis selama penulis menyelesakan proposal hingga kepada penulisan tugas akhir.

(4)

5. Pihak BAZNAS Kota Bukittinggi yang telah bersedia menerima penulis dari mula kegiatan magang hingga peneltian tugas akhir penulis.

6. Serta pihak lain yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Last but not least, I wanna thank me. for believing in me, for doing all this hard wrok, for having no days off. I wanna thank me for never quitting, Iwanna thank me for alaways being a giver and tryna give more than I receive.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak ditemukan kekurangan baik dalam penggunaan kata maupun kalimat. Untuk itu, penulis berharap agar diberikan kritik beserta sarannya agar penulis dapat memperbaiki tugas akhir ini hingga bisa dikatan dengan sempurna.

Bukittinggi, 13 Juli 2021

YSM

(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

E. Kajian Terdahulu ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ... 13

B. Zakat, Infaq, Sedekah ... 15

1. Zakat ... 15

2. Sedekah ... 19

3. Infaq ... 20

C. Strategi Komunikasi ... 20

1. Komunikator ... 27

2. Pesan Komunikasi ... 27

3. Media Komunikasi ... 27

4. Khalayak Sasaran ... 28

5. Evaluasi ... 28

D. Amil Zakat ... 29

E. Sosialiasasi/Mensosialisasikan ... 30

F. Online ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

(6)

C. Jenis dan Sumber Data ... 35

1. Primer ... 35

2. Sekunder ... 36

D. Informasi Penelitian ... 37

1. Studi Kepustakaan ... 37

2. Wawancara ... 37

3. Dokumentasi ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 38

F. Sistematika Pembahasan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 41

1. Sejarah BAZNAS Kota Bukittinggi ... 41

2. Struktur Organiasi BAZNAS Kota Bukittinggi ... 42

3. Visi dan Visi BAZNAS Kota Bukittinggi ... 43

4. Tugas BAZNAS Kota Bukittinggi ... 44

5. Program BAZNAS Koa Bukittinggi ... 44

B. Temuan dan Analisa Data ... 46

1. Pendapat Muzakki Mengenai Pembayaran Zakat Secara Online Pada BAZNAS Kota Bukitinggi ... 48

2. Tanggapan Pihak BAZNAS Kota Bukittinggi mengenai Metode Pembayaran Zakat Secara Online ... 55

3. Strategi Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Pembayaran Zakat Secara Online Pada BAZNAS Kota Bukittinggi ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 70

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Muzakki BAZNAS Kota Bukittinggi (SD Negeri Bukittinggi)... 60 2. Muzakki BAZNAS Kota Bukittinggi (SMP Negeri Bukittinggi) ... 63

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp Hal

1. Struktur Organiasi BAZNAS Kota Bukittinggi ... 75

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan kewajiban bagi seiap umat muslim yang mampu membayar dan harus dikeluarkan sesuai dengan syariat islam.1Dengan zakat, disamping ikrar tauhid (syahadat) dan shalat, sesorang barulah sah masuk kedalam barisan umat islam dan diakui keislamannya ketika ia tidak lupa untuk membayarkan kewajibannya yang bernama zakat. Pengumpulan zakat ini sangat penting karena dengan berzakat, manusia akan terbebas dari harta orang lain yang termasuk kedalam hartanya sendiri. 2 Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah At-Taubah Ayat 103 :

ْ ذُخ ْ نِم ْ مِهِل ََٰو مَأ ْ ةَقَدَص ْ مُهُرِ هَطُت مِهيِ كَزُتَو اَهِب ِْ لَصَو ْ مِه يَلَعْْۖ نِإ َْكَت َٰوَلَص ْ نَكَس ْ مُه لُْْۗ للّٱَو ْ عيِمَس ْ ميِلَع

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Pada awal perkembangan islam di Indonesia, tidak begitu banyak umat islam yang mengenal atau menanyakan megenai apa itu zakat dan siapa saja yang wajib membayarkan zakat. Hal itu terjadi karena belum meratanya pemberian pemahaman mengenai betapa pentingnya berzakat untuk umat islam. Penyebabnya

1 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi”,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) Hal. 247

2 Yusuf Qardawi, “Hukum Zakat”, Diterjemahkan Oleh Dr. Salman Dkk, (Bogor : Litera Antar Nusa, 2011), Cet Ke-12, Hal 3

(10)

adalah kurang pemahaman serta pada saat itu, kondisi ekonomi umat islam banyak yang belum tergolong Muzakki 3. Zakat merupakan ibadah wajib yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Kewajiban berzakat juga bukan hanya terbatas pada emas dan perak sebagaimana yang ada pada zaman Rasulullah SAW tedahulu namun, kewajiban zakat juga bisa dengan keuntungan berdagang, hasil pertanian, hasil peternakan, harta temuan (karun) yang mana jenis-jenis zakat tersebut akan dikenakan wajib membyar ketika telah mencapai haul dan nishabnya masing-masing.

Dalam pengumpulan zakat sendiri, agar pelaksanaan pembayaran zakat dapat terlaksana dengan bak dibutuhkan orang-orang yang cekatan, dapat dipercaya serta lihai dalam pengumpulan serta pengelolaan dana zakat itu sendiri karena, ketika seorang muzakki akan membayarkan dana zakat mereka, mereka harus tahu terlebih dahulu kemana nantinya zakat yang mereka bayarkan akan di distribusikan atau didayagunakan. Untuk itu dalam hal ini, pemerintah Indonesia membentuk sebuah lembaga pengumpulan zakat yang sah menurut Undang-Undang dan Agama yang bernama Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau secara garis besarnya bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan disebar keseluruh kota-kota maupun daerah yang ada di Indonesia.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah merupakan suatu lembaga keuangan Non-Bank yang bergerak dalam pengumpulan zakat, infak, dan sedekah daripada masyarakat. Badan Amil Zakat Kota Bukittinggi dibentuk tahun 1992 oleh

3 A. Rahman Ritonga, Memaknai Mustahik Zakat Dalam Konteks Kekinian, (Padang : Hayfa Press, Cet Ke-1, Nov 2013) Hal : 1

(11)

Menteri Agama Republik Indonesia melalui surat keputusan bernama BAZIS daerah-daerah yang lain.

Berdasarkan Undang – undang No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan dibentuk berdasarkan keputusan Direkotrat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/568 Tahun 2014 tentang pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota se-Indonesia. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan bentuk organsasi. Orang-orang yang menerima atau mengumpulkan zakat secara agama disebut dengan Amil. Amil merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 60 yang artinya “Sesungguhnya, zakat itu hanyalah teruntuk orang-orang fakir, miskin, amil zakat, muallaf, memerdekakan budak, gharimin dan orang-orang yang sedang dalam perjalan” 4 .

Dengan adanya organisasi yang dibentuk oleh pemerintah ini menunjukkan bahwa kekutsertaan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera dari kemiskinan. Tugas pokok Badan Amil Zakat berdasarkan undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 adalah mengumpulkan, menyalurkan, dan mendayagunakan Zakat, Infak, dan Sadaqah.

Berdasarkan Undang-undang tersebut telah menindak lanjuti dengan Perda Nomor.

29 Tahun 2004 dengan maksud dan tujuan agar pengumpulan potensi zakat, infak dan sadaqah yang merupakan dana sosial dari masyarakat.

4 Al-Qur’an Al-Hikmah.”At-Taubah [9] : 60”, (Diponegoro, 2010)

(12)

Dalam pengumpulan zakat di BAZNAS, biasanya para amil memakai berbagai cara yang digunakan dalam mengumpulkan zakat. Ada yang dengan cara langsung menjemput kerumah para Muzakki dan juga baru-baru ini melibatkan pihak-pihak lembaga keuangan Bank. Pada zaman Rasulullah terdahulu, zakat dikumpulkan dengan mengutip daripada muzakki yang telah mencapai Nishab dan Haul. Namun seiring dengan perkembangan zaman pada saat sekarang ini, metode pengumpulan zakat tidak hanya bisa dilakukan dengan cara biasa tetapi juga bisa dilakukan dengan cara Online menggunakan Digital Financing.

Pembayaan zakat secara online, tidak hanya dapat mempermudah transaksi namun juga dapat menghemat waktu agar dalam melaksanakan kewajiban tidak ada pekerjaan lain yang tertunda. Bahkan bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Di BAZNAS Kota Bukittinggi sendiri sudah menerapkan pembayaran zakat secara online sejak tahun 2015 dengan meengunakan beberapa lembaga keuangan Bank sebagai wadah untuk mengumpulkan atau menampung zakat daripada muzakki Kota Bukittinggi. Namun nampaknya, belum begitu banyak muzakki yang berminat dan mengetahui mengenai metode pembayaran zakat yang dilakukn secara online ini.

Dari observasi awal yang penulis lakukan, BAZNAS Kota Bukittinggi telah menerapkan pembayaran zakat secara online sejak tahun 2015. Dan semenjak diberlakukannya pembayaran zakat secara online tersebut yang membayarkan zakat dengan cara online (mentransferkan) dana zakat mereka kebanyakan berasal dari

(13)

ASN (Aparatur Sipil Negara), PNS (Pegawai Negeri Sipil), para Dokter maupun sebagian dari kedinasan pemerintahan kota Bukititnggi namun, untuk sebagian pegawai lannya dan sebagian pedagang masih membayarkan zakat secara offline (langsung) kepada BAZNAS Kota Bukittinggi. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang terjadi salah satunya adalah muzakki kekurangan pemahaman mengenai metode pembayaran zakat ini. Data ini penulis dapatkan dari observasi awal yang penulis lakukan pada BAZNAS Kota Bukitinggi.

Dari observasi awal ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa pembayaran zakat secara Online, belum begitu banyak muzakki yang mengetahui cara ini sehingga mereka masih membayar zakat secara manual yaitu dengan datang langsung ke kantor BAZNAS tersebut sehingga sebagian muzakki menjadi malas membayarkan zakat kepada BAZNAS dikarenakan akan banyak waktu terpakai.

Apalagi Pada BAZNAS Kota Bukittinggi belum begitu banyak masyarakat yang berminat membayarkan zakat secara langsung ke Lembaga Zakat Nasional. Mereka memilih membayarkan zakat mereka langsung kepada amil-amil zakat di masjid atau daerah-daerah tempat mereka tinggal. Padahal lebih efektif jika mereka membayarkan zakat mereka langsung kepada lembaga yang menangani mengenai zakat. Apalagi pada zaman sekarang, untuk membyarkan zakat tidak perlu repot dan ribet karena adanya fasilitas Digital Finance yang dapat mempermudah pekerjaan mereka.

Jadi, untuk itu BAZNAS Kota Bukittinggi harus selalu melalukan upaya sosialisasi agar program tersebut dapat berjalan dan dikenal masyarakat. Untuk mensukseskan progaram pengumpulan zakat secara online, dibutuhkan pemberian

(14)

pemahaman yang baik dari pihak BAZNAS kepada masyarakat agar mereka mau membayarkan zakat pada BAZNAS dengan mudah dan tanpa ada kesulitan. Dalam proses ini juga dibutuhkan strategi dan juga komunikasi. Strategi komunikasi ini sangat penting ada pada BAZNAS Kota Bukittinggi agar tidak lagi ada masyarakat atau muzakki yang tidak faham atau tidak mengenali metode pembayaran secara online ini.

Sebenarnya dalam masalah ini, ada dua pihak yang akan menjadi faktor penyebabnya. Yaitu pihak BAZNAS dan pihak Muzakki sendiri. Dibalik ketidak tahuan muzakki mengenai pembayaran zakat bisa dilakukan secara online juga ada pihak BAZNAS yang kurang memberikan informasi mengenai meotde pembayara zakat secara online tersebut karena terkadang, walaupun BAZNAS telah melakukan upaya komunikasi dengan cara pemasangan baliho, atau browsur, atau iklan lainnya, terkadang muzakki ini juga banyak yang kurang membaca atau memperhatikan hal itu. Jadi, para muzakki tidak mengetahui metode-metode tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melanjutkan penelitian yang berbentuk Tugas Akhir (TA) yang berjudul “STRATEGIْ

KOMUNIKASI DALAM MENSOSIALISASIKAN PEMBAYARAN ZAKAT SECARAْONLINEْPADAْBAZNASْKOTAْBUKITTINGGI”ْ.

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengindentifikasi masalah sebagi berikut :

(15)

1. Metode pembayaran zakat secara online belum banyak diminati karena kurangnya pemahanan agi muzakki mengenai metode tersebut.

2. Kurang efektifnya usaha yang dilkaukan ole pihak BAZNAS Kota Bukittinggi dalam memberikan sosialisasi pembayaran zakat secara online kepada para muzakki

C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dari paparan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :

a. Apa yang menyebabkan kurangnya minat muzakki dalam membayarkan zakat secara online pada BAZNAS Kota Bukittinggi?

b. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Bukittinggi dalam mensosialisakan pembayaran zakat secara online?

c. Bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Bukittinggi dalam melakukan sosialisasi tersebut?

d. Adakah faktor penghambat dan faktor pendukung serta solusi dari pembayaran zakat secara online pada BAZNAS Kota Bukittinggi?

2. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini agar dapat dilakukan dengan fokus, maka penulis hanya akan fokus untuk meneliti dan mendalami mengenai strategi dan komunikasi yang dilakukan oleh pihak BAZNAS Kota Bukittinggi dalam mensosialisasikan pembayaran zakat secara online kepada masyarakat Kota Bukittinggi serta solusi dari permasalahan tersebut.

(16)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan permasalahan yang penulis temui mengenai bagaimana strategi komunikasi BAZNAS Kota Bukitinggi dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat/muzakki.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Penulis

1) Sebagai pemenuhan persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan program studi Diploma Tiga (DIII) Perbankan Syariah untu mendapatkan gelar Ahli Madya (A. Md) di IAIN Bukittinggi.

2) Sebagai tambahan untuk menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi penulis pribadi.

3) Menjadi bukti kuat bagi penulis bahwasanya penulis sudah melakukan penelitian sebagai syarat tugas akhir perkuliahan.

b. Bagi Akademik

1) Menjadikan pembuktian kajian teori yang didapatkan selama perkuliahan dengan praktik lapangan.

(17)

2) Menambah literatur mengenai penerapan komunikasi sosialisasi mengenai pembayaran zakat secara online.

c. Bagi BAZNAS Kota Bukittinggi

1) Dapat memberi informasi kepada pihak BAZNAS Kota Bukittinggi mengenai sesuatu yang belum terungkap dari penelitian penulis.

2) Dapat djadikan bahan evalusai BAZNAS Kota Bukittinggi dalam menerapkan pembayaran zakat secara online di kantor mereka.

E. Kajian Terdahulu

Sebagai rujukan penulis dalam melakukan penelitian nantinya, penulis menemukan kajian terdahulu yang telah terlebih dahulu diteliti oleh penulis lain yang hampir sama dengan penulis judul serta penelitiannya. Empat rujukan tersebut penulis kutip dari sebuah website pendidikan produk daripada website Google.5 Rujukan tersebut adalah :

No Nama penulis Tahun Judul Karya ilmiah Hasil Penelitian 1. RA. Aditya 2019 Strategi Komunikasi

Baznas Dalam

Menyosialisasikan Pembayaran Zakat Secara Online di

Perusahaan E-

Commerce

Penulis ini mengatakan bahwa strategi komunikasi ini dapat

menuntaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan

5 Google Scholar, Kumpulan Tugas Akhir Mengenai Strategi Komunikai Pengumpulan Zakat Secara Online di BAZNAS, (https://Scholar.google.com). Diakses Pada 24 Maret 2021. Pukul 09.00 Am

(18)

sosial, maka perlu adanya

pengelolaan zakat yang profesional dan bertanggng jawab yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

2. RWK Wardhani 2018 Manajemen

Komunikasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Barat.

Zakat di Jawa Barat sangat ditentukan dengan bagaimana

hubungan

muzakki dengan mustahik.

Bagaimana

komunikasi yang dilakukan oleh Amil zakat dengan muzakki dan musthaik.

Untuk itu

manajmen komunikasi sangat diperlukan sehingga dapat berjalan dengan semestinya

3. RS. Azhar 2019 Strategi Humas Dalam Upaya

Mensosialisasikan Aplikasi Kita Saudara sebagai media baru dala berzakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilkukan oleh marketing

Komunikasi Pusat Zakt Umat dalam mensosialisasikan Aplikasi Kita

(19)

Saudara dilakukan dengan tahapan formulasi sasaran Komunikasi yaitu menganalisis khalayak

berdasarkan usia dan dlihat dari pemerhati media yang dimiliki oleh Pusat Zakat Umat.

4. S. Nelliyana 2020 Media Sosial Sebagai Strategi Komunikasi Pengelolaan Zakat.

Media sosial sebagai strategi komunikasi pengelolaan zakat di Baitul Maal Pidie cukup berhasil. Hal ini dibuktikan dengan grafik yang terus meningkat sampai dengan akhir September 2019, dengan dana sebesar Rp. 8,44 M.

Adapun yang menjadi pembeda dari penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian terdahulu yang penulis lain lakukan adalah :

1) Lokasi dan waktu penelitian.

2) Perolehan data yang akan didapatkan juga akan berbeda karena setiap penulis memeiliki cara tersendiri dalam memilih dan melakukan pengumpulan data.

(20)

3) Informan juga akan berbeda karena lokasi penelitian berbeda karena itu wawancara yang akan dilakukan tidak akan sama datanya dengan penulis terdahulu yang melakukan penelitian.

4) Hasil penelitian yang akan didapatkan juga pasti berbeda karena tentu saja setiap penulis memiliki pemahanannya masing-masing.

5) Pada teori terdahulu yang ada pada urutan nomor 1, hampir ada kesamaan judul antara TA Penulis dengan Skripsi beliau. Yang membedakannya adalah, TA penulis lebih fokus untuk meneliti dan mewawancarai sebatas Kantor BAZNAS dan Muzakki saja dan melibatkan pembahasan mengenai transfer dana bank sementara Skripsi beliau lebih terfokus kepada meneliti perusahaan E-Commerce yang bekerja sama dengan BAZNAS didaerahnya seperti Lazada, Shoope, Toko Pedia, Go-Jek dan lain sebagainya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

(21)

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah merupakan suatu lembaga keuangan Non-Bank yang bergerak dalam pengmpulan zakat, infak, dan sedekah daripada masyarakat. Badan Amil Zakat Kota Bukittinggi dibentuk tahun 1992 oleh Menteri Agama Republik Indonesia melalui surat keputusan bernama BAZIS daerah-daerah yang lain.

Berdasarkan yang dijelaskan oleh Undang – undang No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat adalah untuk mendongkrak dayaguna dan hasil guna pengelolaa zakat. 6. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan bentuk organsasi. Orang-orang yang menerima zakat secara agama disebut dengan Amil. Amil merupakan salah satu dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat.

Dengan adanya organisasi yang dibentuk oleh pemerintah ini menunjukkan bahwa kekutsertaan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang bahagia, sejahtera dari kemiskinan.

Tugas pokok Badan Amil Zakat berdasarkan undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 adalah mengumpulkan, menyalurkan, dan mendayagunakan Zakat, Infak, dan Sadaqah. Berdasarkan Undang-unang tersebut telah menindak lanjuti dengan Perda Nomor. 29 Tahun 2004 dengan maksud dan tujuan agar pengumpulan potensi zakat, infak dan sadaqah yang merupakan dana sosial dari masyarakat dapat dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab.

6 Puji Kurniawan, Legislasi Undang-undang zakat, Jurnal Ar-Risalah, Volume 13 Nomor 1 Mei 2013 Format PDF, Hal 101.

(22)

Dalam tugsanya BAZNAS sebagai lembaga pengumpulan zakat, sebelum membahas zakat merupakan salah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari lima rukun islam. Dengan zakat, disamping ikrar tauhid (syahadat) dan salat, sesorang barulah sah masuk kedalam barisan umat islam dan dakui keislamannya.

Pengumpulan zakat ini sangat penting karena dengan berzakat, manusia akan terbebas dari harta orang lain yang termasuk kedalam hartanya sendiri.

Pada zaman rasulullah dahulu, pengumpulan zakat dilakukan dengan langsung memungut dari para muzakki yang telah mencapai nishab dan haul. Beliau memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan zakat tersebut. Beliau juga mengutus 25 amil zakat keseluruh plosok daerah untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. 7

Bahkan, saat sepeninggalan Rasulullah, para khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin-Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib juga meneruskan pekerjaaan Nabi tersebut. Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat memandang masalah ini dengan serius, beliau selalu memperhatikan bagainana berjalannya pembayaran zakat di kota pada saat itu. Salah satu hadits nabi yang menjadi pegangan dan pedoman Abu Bakar dalam mengumpulkan dan mengelola zakat adalah “Aku (Rasulullah) diperintahkan untuk memerangi suatu golongan manusia, sampai mereka mengucap dua kalimat syahadat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat”.8

7 Kementrian Agama Republik Indonesia, Direktorat jendral Bimbingan Masyarakat Islam.

Direktorat pemberdayaan zakat, Modul Penyuluhan Zakat, 2013, Hal 20

8 Abdurrachman Qadir. 2001. Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, Cet 2, (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada) Hal. 89-90

(23)

B. Zakat, Infaq, dan Sedekah

1. Zakat

a. Defenisi Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zaka merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sesuatu disebut dengan zaka dan orang itu juga disebut dengan zaka berarti orang itu baik.9 Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 103 zakat merupakan usaha dalam mneyucikan jiwa da harta. Pertama, zakat berarti At-Thahuru yang arinya mensucikaan harta atau membersihkan harta, kedua, zakat berarti al-Bakaratu yang artinya orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan selalu dibersihka dan diberkahi leh Allah SWT. Ktiga, zakat berarti an-Nuwmu yang berarti tumbuh dan berkembang.

Eempat, zakat berarti as-Shalalhu yang artinya beres atau bagus. 10

Menurut istilah, zakat bermakna mnegeluarkan sebgaian harta yang telah diwajibkan ole Allah SWT dan akan diserahkan kepada Amil agar dapat dipergunakan untuk membantu delapan asnaf.

Menurut wahidi dan lain-lain, kata dasar zaka berarti bertambah dan tumbuh, seingga bisa dkatakan, tanaman itu zaka, artinya tumbuh. Bila suatu tanaman tumbuh tanpa cacat, maka kata zaka disini artinya bersih.

9 Mu’jam Wasith, juz 1 Hal:398

10 Dr. Qadariah Berkah, M.H.I DKK, “Fikih Zakat, Sedekah, dan Wakaf”, Edisi Ke-1, (Jakarta: Prenada Media Group (Divisi Kencana), 2020) hal : 4

(24)

Dan bila sesorang yang memiliki sifat zaka dalam arti baik, maka berarti orang itu lebih banyak memiliki sifat-sifat orang yang baik.

Zakat dari segi istilah fiqih berarti “Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” disamping berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri”. 11Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan tersebut disebut dengan zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak dan membuat lebih bersih jga bermakna untuk melindungi harta yang tertinggal atau kekayaan yang kita miliki.

Adapun dasar hukum zakat itu, dijelaskan Allah dalam surah at- Taubah (9) : 103,

ْ ذُخ ْ نِم ْ مِهِل ََٰو مَأ ْ ةَقَدَص ْ مُهُرِ هَطُت مِهيِ كَزُتَو اَهِب ِْ لَصَو ْ مِه يَلَعْْۖ نِإ َْكَت َٰوَلَص ْ نَكَس ْ مُه لُْْۗ للّٱَو ْ عيِمَس ْ ميِلَع

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”12

Maksud dari ayat ini adalah Rasulullah SAW telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk memungut zakat dari harta kekayaan manuia yang telah ditentukan kewajibannya. Tujuannya adalah untuk membersihkan mereka dari penyakit kikir dan serakah, sifat-sifat tercela dan kejam terhadap fakir miskin dan orang-orang yang tidak memiliki harta. 13

11 Zamakshsyari berkata dalam al-Fa’iq, jilid I : 536 Cetakan Pertama, “Zakat seperti halnya sedekah, berwazan fa’alah, dan merpakan kata benda bermakna ganda...”

12 Al Quran Surah At Tubah 09 : 103. Al Quran Diponegoro

13 Sayyid Sabiq, Terjemahan Fiqh Sunnah, (Jakarta: Pena Fundi Aksara, 2008), Cet Ke-3, Hal 498

(25)

b. Acuan Kewajiban Berzakat

Berikut beberapa landasan yang menjadi acuan dalam kewajiban berzakat dan penetapan zakat :

1) Al-Qur’an suat Al-Baqarah Ayat 267: “Hai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan hasil bumi yang kai berikan kepada kamu”.

2) Muktamar ulama Internasional di Kuwait pada tanggal 30 April 1984 yang menetapkan kewajiban zakat penghasilan profesi termasuk PNS.

3) Patwa MUI 7 Juni 2002 mewajibkan zakat dari penghasilan PNS, yang dikeluarkan 2,5% bila cukup nishab nya setara 89-90 gram emas.

4) UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, menegaskan hasil pendapatan profesi salah satu sumber zakat sekarang sudah diganti dengan UU RI No. 23 tahun 2011.

5) Hadits Rasulullah SAW : “ Siapa yang menginvestasikan hartanya (mengambil manfaat dari harta kekayaannya) tidak wajib zakat kecuali cukup setahun dimilikinya. (HR - Turmudzi).

c. Keuntungan dan Ancaman Bila Membayar dan tak membayar Zakat.

1) Keuntungan Membayar Zakat

a) “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah seperti sebuah biji menumbuhkan tujuh tangkai pohon, masing-masing tangkai berbua 100 biji, bahkan Allah

(26)

akan melipatgandakan lebih dari itu bagi orang yang dikehendakinya” (QS. Al-Baqarah : 267)

b) “Harta yang kamu zakatkan karena mengharap redha Allah maka mereka itu yang mendapatkan pahala yang berlipat ganda di akhirat” (QS. Ar- Rum : 39)

c) Orang – orang yang membayar zakat akan mendapatkan ketenangan di dunia.

d) Orang yang berzakat jiwanya bersih dari sifat sombong, egois dan kikir.

e) Dengan berzakat, silaturrahmi antar sesama muslim akan semakin erat dan terjaga.

2) Kerugian Tidak Mengeluarkan Zakat

a) Tidak membayar zakat berarti tidak mnesukuri nikmat Allah maka Allah akan menutup pintu rezekinya di dunia. (QS.

Ibahim : 7)

b) Berkah hartamu akan berkurang sehingga manfaat atau dayagunanya rendah meskipun kualitas jumlahnya banyak.

c) Tidak membayar zakat berarti mengundang bencana. Seperti pada hadits Rasulullah SAW “Tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat melaninkan Allah menimpakan kepada mereka musim paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen)” (HR.

Al-Tabrany).

d) Orang yang tidak membayarkan zakatnya dibenci oleh fakir miskin karenatidak memberi hak mereka melalui zakat.

(27)

e) Di akhirat mendapatkan azab yang sangat pedih. Seperti dijelaskan pada QS. At-Taubah ayat 34 yang artinya :

“orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, amka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka mendaptkan siksaan yang pedih” (QS.

At-Taubah ayat 34).

2. Sadaqah

Zakat wajib menurut bahasa Qur’an juga biasa disebut dengan sedekah, sehingga salah satu ahli yatitu Mawardi mengatakan, “Sedekah itu adalah zakat dan zakat itu adalah sedekah, berbeda nama namun arti sama”. Sedekah berasal dari kata Bahasa Arab “shadaqah” yang memiliki arti sutau pemberian yang diberikan oleh seseorang kepada orang yang membutuhkan secara spontan dan sukarela tanpa paksaan dan tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.

Sedekah secara bahsa juga beraa dari huruf ijaiyyah “Shad, Dal, dan Qaf” serta dari unsur Al-Sidq yang benar atau jujur, artinya sedekah adalah memberikan sesuatu. Sedekah menunjukkan kebeneran penghambaan seseorang kepada Allah SWT.14

3. Infaq

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa infaq merupakan mengeluarkan harta yang mencakup harta benda yang kita miliki yang disebut

14 Taufiq Ridha, Perbedaan Ziwaf (Jakarta: Tabung Wakaf Indonesia, tt) Hal. 01.

(28)

dengan infaq bukan dengan zakat. Infak terbagi dua yaitu infaq wajib dan infaq sunnah. Infaq yang wajib terdiri atas zakat, kaffarat, dan nadzar. Sedangkan infaq sunnah terdiri atas infaq kepada orang yang fakir miskin, sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan dan lan sebagainya. Rasulullah SAW berkata dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ada malakat yang senantiasa berdo’a setiap pagi dan sore : “ Ya Allah SWT berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain : “Ya Allah SWT jadikanlah orang yang menahan infaq, kehancuran”15

C. Strategi Komunikasi

Srategi berasal dari bahasa Yunani Klasik yaitu “Stratos” yang berarti tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Sehingga dapat diartikan bahwa, strategi merupakan seni perang para jendral untuk memenangkan peperangan.16

Menurut Ahmad S. Adnan Putra mengatakan strategi merupakan bagian dari rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari perencanaan, yang pada akhirnya perencanaan tersebut merupkan suatu fungsi dasar dari fungsi manajemen.

Pada hakikatnya strategi merupakan sebuah perencanaandan manajemen untuk mencapai seua tujuan dalam mempraktikka opreasionalnya.17 Selanjutnya, menurut David Hunger Thomas L., Wheelen strategi merupakan serangkaian tindakan kinerja perusahaan dalam jangan panjang.

15 Az-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu Juz II, Darul Fikr, (Damaskus, 1996) Hal 916.

16 H. Rachmat, Manajemen Strategik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014)Hal. 2

17 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: Grafindo Persada, 2000) Hal.31

(29)

Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah merupakan kegiatan perencanaan awal yang akan dilakukan untuk memanajemen sesuatu yang sususnannya tersusun dengan rapi dan teratur.

Strategi memiliki unsur-unsur. Unsur dalam strategi sendiri ada 5. Yaitu :

1. Gelanggang aktivitas atau Arena yang merupakan area produk, jasa, aluran distribusi, pasar geografis, dan lainnya.

2. Sarana kendaraan atau vehichles yang digunakan untuk dapat mencapai arena sasaran.

3. Pembeda yang dibuat atau differentiators, adalah unsur yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan.

4. Tahapan rencana yang dilalui atau staging merupakan penetapan waktu dan langkah dari pergerakan strategik.

5. Tahapan rencana yang ekonomis atau economic logic. Yang merupakan gagsan yang jelas tentang bagaimana manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan. 18

Strategi memiliki 6 fungsi yang harus dilakukan secara simultan. Yaitu:

1. Mengkomunikasikan suatu maksud yang ingin dicapai kepada orang lain.

18 M. Nur Lail. Manajemen Strategi, (http://repo.iain-tulungagung.ac.id) accessed on April 02, 2021.

(30)

2. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang.

3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang diapat sekarang.

4. Menghasilkan atau membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi kedepan.

6. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dhadapi sepanjang waktu. 19

Penulis mengambil pendapat, hubungan strategi ini dengan zakat sendiri ada keterkaitan. Biasanya, strategi yang dipakai dalam pengumpulan zakat sendiri memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Peningkatan perekonomian secara langsung dengan memberikan modal usaha. Strategi ini biasanya digunakan untuk para mstahik yang produktif secara kemampuan berusaha.

2. Peningkatan perekonomian secara pemberian skill dan keterampilan melalui workshop atau training kepada musthaik yang produktif.

19Soffian Assauri, Strategic Management : Sustainable Competitive Advantages, (Jakarta:

Rajawali Press, 2013), Hlm. 5-8

(31)

3. Peningkatan perekonomian melalui pemberian modal usaha untuk mustahik yang ingin meningkatkan kemandirian perekonomian.

4. Peningkatan perekonomian melalui membuka lapangan kerja bagi mustahik yang tidak mempunyai kemampuan mengurusi wirausaha sendiri. 20

Dalam memantapkan sebuah strategi, sangat diperlukan yang namanya komunikasi. Defenisi komunikasi sendiri secara umum merupakan sebuah kegiatan bertukar informasi antar satu orang dengan orang lain menggunakan bahasa verbal.

Defenisi komunkasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut bahasa (Etimology) dan sudut istilah (Terminology). 21 Pengertian komunikasi secara bahsa adalah komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang atau bahasa yang mempunyai kesaan arti antara orang yang memberi pesan dengan orang yang menerima pesan.

Komunikasi menurut para ahli adalah :

1. Menurut Colin Cherry, komunikasi merupakan pembentukan satuan sosial yang terdiri dari individu-individu melalui penggunaan bahasa dan tanda. Disamping itu, komunikasi adalah mesin

20 Siti Aminah Chaniago, Jurnal Hukum Islam, Perumusan Manajemen Strategi Pemberdayaan Zakat. Vol 12, No 01, Tahun 2014.

21 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) Hal 18

(32)

pendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi antar manusia dan menjadikan manusia sebagai makhluk sosial.22

2. Menurut Wilbrur Scharm, komunikasi dan masyarakat adalah kata kembar yang tak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Karena tanpa komunikasi tidak akan mungkinmasyarakat bisa terbentuk.

Sebaliknya, tanpa msyarakat, tidak akan terjadi komunikasi.23

3. Menurut Onong U.Effendy, komunikasi adalah prosespenyampaian suatu pesan oleh sesorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung. 24

Dasar hukum Komunikasi didalam Al-Quran terdapat pada surat Ar- Rahman ayat 1-4 yang artinya :

1. (Tuhan) Yang Maha Pemurah.

2. Yang telah mengajarkan Al-Quran.

3. Dia menciptakan manusia.

4. Mengajarnya pandai berbicara 25

22 William. L. Rivers dan Jay W. Jensen Theodore Peterson, Media Masa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media Group, 2003), Hal. 26

23 Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) Hal.

24 Drs. Tandiyo Predekso, Dkk, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.1, Tahun 2014. Hal.

4

25 Departemen Agma RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 2001), Hal. 885

(33)

Komunikasi menjadikan setiap individu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan kemasyarakatan ditingkat lokal dengan karakteristik terbuka dan rasional. Piliang mengatakan bahwa komunikasi adalah upaya untuk mencapai konsensus bersama dalam memecahkan berbagai persoalan dan tujuan bersama lewat cara argumentasi yang rasional.26

Sebagimana yang kita ketahui bahwa, komunikasi merupakan bagimana cara seseorang menyampaikan pesan, berita, ataupun informasi kepada orang lain agar dapat dipahami, penyampaian tersebut dilakukan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sementara strategi, merupakan pendekatan yang dilakukan agar orang tersebut berminat dan memiliki kenginan untuk mengikuti. Jadi, strategi komunikasi merupakan langkah-langkah pendekatan yang dilakukan seseorang kepada orang lain menggunakan komunikasi atau bahasa yang baik dan benar.

Jadi, strategi komunikasi memiliki defenisi dari berbagai ilmuan. Menurut Effendi Uchjana, strategi komunikasi adalah pencampuran atara perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Startegi komunikasi ini juga harus mampu menampakkan operasional secara praktis.27

26 Piliang, Menata Sistem Politik Indonesia dengan Komunikasi antara Politikus, (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 2000) Hal, 104

27 Onong Effendy Uchjana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003) Hal. 45-46

(34)

Menurut Alo Liliweri strategi komunikasi adalah strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan juga mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.28

Sebelum mengaplikasikan komunikasi kedalam strategi, komunikasi harus memiliki perencanaa terlebih dahulu. Dimana, prencanaan ini diaksudkan untuk mengatasi rintangan-rintangan guna mencapai efektifitas komunikasi. Perencanaan komunikasi menurut Middleton (dalam Cangara 2014 : 83-84) adalah :

1. Pengumpulan data baseline dan need assessment.

2. Perumusan tujuan.

3. Analisis peencanaan dan pengembangan strategi.

4. Pemilihan media.

5. Desain dan pengembangan pesan.

6. Perencanaan manajemen.

7. Implementasi atau pelaksanaan program komunikasi.

8. Evaluasi program. 29

Dalam strategi komunikasi perlu juga kita mempertimbangkan berbagai komponen dalam komunikasi karena komponen-komponen itulah yang nantinya

28 Alo Lilweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Hal . 240

29 Rosyid Ibnu Wardana, Jurnal Perencanaan Komunikasi, (Semarang, 2014)

(35)

akan mendukung jalan dan proses komunikasi yang sangat rumit. Ada lima komponen komunikasi yang menjadi pusat kajian dalam strategi komunikasi.

Yaitu :

1. Komunikator

Komunikator merupakan pihak atau orang yang terlibat maupun orang yang sedang menjalankan proses komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang baik dan dapat dipercaya oleh khalayak ramai maka, seorang komunikator itu harus memiliki daya tarik serta kredibilitas yang baik.

2. Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak yang aka menjadi sasaran dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi serta kondisi dari khlayak sasaran sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan itu harus benar-benar teap mengenai khalayak sasaran.

3. Media Komunikasi

Media komunikasi adalah alat yang digunakan dala berkomunikasi atau menyampakan pesan yang hendak dismspaikan komunikator kepada khalayak sasaran. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa media komunikasi

(36)

pada zaman sekrang tidak terbatas. Media komunikasi sekarang sudah mumpuni dan sangat modern. Apalagi pada saat ini, media komunikasi tidak hanya terbatas pada media massa saja. Namun, dengan adanya internet, untuk memperluas jaringan komunikasi sangatlah mudah. Dapat menjangkau mulai dari yang terdekat sampai yang terjauh sekalipun.

Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media yang akan kita gunakan. Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komuniksi yang dignakan.

4. Khalayak Sasaran

Dalam strategi komunikasi, untuk dapat memastikan pesan yang akan disampaikan komunikator sampai pada tujuannya, dibutuhkan khalayak sasaran (orang yang akan dituju). Tanpa khalayak sasaran, pesan dari komunikator tidak akan tersampaikan. Untuk mengidentifikasi khalayak sasaran yang sesuai, haruslah disesuaikan dengan tujuan pesan yang aka disampaikan.

5. Efek / Pengaruh

Efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh juga bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, tindakan atau tingkah laku sesorang yang telah menerima pesan yang disampaikan. Bisa jad terjadi

(37)

perubahan sikap bisa jadi tidak karena semua diperngaruhi kembali oleh pengetahuan yang dimiliki oleh sipenerima pesan. 30

D. Amil Zakat.

Untuk mensukseskan strategi komunikasi dalam mensosialisasikan pembayaran zakat secara Online di BAZNAS Kota Bukittinggi, mereka harus memiliki dan menurunkan amil yang sudah te rlatih dan diberi pelatihan. Apa yang dimaksud dengan “Amil”?

Didalam bahasa Indonesia, kata amil diartikan sebagai orang yang membantu dikantor urusan agama. Bila dakitkan dengan kata zakat, maka dapat diartikan sebagai orang yang membantu atau bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat. 31 Pengertian lain menyebutkan bahwa, amil zakat merupakan orang atau sekelompok orang yang ditunjuk oleh pemerintah bertanggung jawab dalam mengelola zakat yang berada didaerahnya masing- masing. 32

Dasar pembentukan amil didalam Al-Quran diterangkan melalui firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 103 yang artinya “ambilah zakat dari seagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan harta dan mensucikan jiwa mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menentramkan

30 UKSW, Stategi Komunikasi, (https://repository.uksw.edu.com), accessed on April 05, 2021. Pukul 09:32

31 Dep. Pendidikan dan Keudayaan Republik Indonesua, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) Hal : 28

32 Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bukittinggi, Panduan Pelaksanaan Zakat, (Bukittinggi:

Pustaka Samza, 2009) Hal: 47

(38)

jiwa mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]: 103) 33 didalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasulullah SAW untuk memungut zakat. Kemudian didalam operasionalnya Rasul mengangkat orang- orang yang dipercayainya memiliki kapabiliitas untuk mngurus zakat dibawah tanggung jawabnya.

Al-Mardawi berkata : “Amil zakat adalah orang-orang yang bertugas mengurusi zakat serta juga menjaganya. Dia merupakan orang yang mengumpulkan, menjaga, mencatat, membagikan, menimbang seta menakar ukuran zakat. Mereka juga berkewajiban menjemput para muzakki, mengawal, mengemudikan, menyediakan transportasi dan apa saja yang perlu dilakukan dalam melakukan transaksi berzakat”. 34

E. Sosialisasi / Mensosialisasikan

Menurut Soejono Dirjosisworo, sebagaiana yang dikutip oleh Abdul Syani, bahwasanya sosialisasi terdiri dari aktivitas :

1. Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu sutau proses akomodasi dengan mana individu menahan, mengubah impuls dalam dirinya dan mnegambil alih cara hidup atau kebudayaan masyarakat.

33 Al-Qur’an Al-Hikmah,(Penerbit : Diponegoro) Surat At-Taubah ayat 103

34 Al-Insaf Ma’a al-Muqni’ (VI/225) DAN Juga al-Iqna’ Li Thalib Qudamah (IV / 108.

IX/312).

(39)

2. Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide- ide, pola nila-nilai dan tingkah laku dalam masyarakat dimanapun dan dlingkungan manapun ia hidup.

3. Semua sikap dan kecakapan yang dielajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya.35

Melalui proses sosialisasi, seorang individu menjumpai pola-pola perilaku yang secara umum dkelompokkan kedalam dua bagian. Yaitu :

1. Proses sosialisasi yang dikerjakan tanpa sengaja lewat proseinteraksi sosial.

2. Proses sosialisasi yang dikerjakan secara sengaja lewat proses pendidikan dan pengejaran.36

Sosialisasi yang menunjukkan pola-pola perilaku yang tidak sengaja terjad ketika individu berinteraksi melakukan tindakan peniruan, pengimitasian, terhadap apa-apa yang disaksikan dari perilaku pekerti dari orang-orang disekitarnya.37

F. Online

35 Abdul Syani, Sosiologi skematika, Teori dan Terapan, Cet III; (Jakarta: Bumi Aksara) Hal. 57

36 J. Dewi Narwako, dan Begong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Edisi Kedua, Cet III, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007)Hal. 86

37 Anwar, Jurnal Al-Maiyyah, Paradigma Sosialisasi dan Kontribusinya Terhadap Pengembangan Jiwa Beragama Anak. Vol 11 No. 1 Januari-Juni 2018, Hal 74

(40)

Kata Online ini juga berhubungan dengan media. Media online adalah media massa yang dapat kita temua melalui internet. Internet sebagai media online memiliki bebrapa karakteristik, seperti media yang berbasis teknologi, fleksibel, poyensi interaktif, berfungsi secara privat dan publik, memiliki aturan yang rendah dan berhubungan. Karakteristik interaktif dalam internet dapat menjadi sarana yang efektif untuk membangun dan memelihara hubungan sayang saling menguntungkan jika web yang digunakan benar.38 Media online, merupakan media baru dalam jurnalisme, teknologikal karena memiliki berbagai fitur modern yang dapat memermudah pekerjaan manusia. Fitur-fitur yang ditawarkan menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita.39

Hubungannya dengan membayar zakat, sistem online juga dpakai dalam dunia perbankan dimana, pihak bank melakukan pengembangan dalam sistem stransaksinya yaitu mengandalkan jaringan dalam pengiriman data, uang, dan segala yang dibutuhkan. Dengan mngandalkan jaringan online, pihak bank lebih efektif dalam mengelola keuangan bank. Hal ini juga dapat mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi yang mereka inginkan. Untuk itu, pihak bank mengeluarkan fasilitas seperti mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang dalam

38 Maria Assumpte Rumanti, Dasar-dasarPublick Relation : Teori dan Praktik, 2002. Hal 101

39 Santana K, Septiawan, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005) Hal. 52

(41)

transaksinya cukup mengetikkan nomor rekening tujuan dan jumlah uang yang akan diambil atau ditransfer. 40

Jadi, Zakat cukup ditransferkan saja melalui rekening yang sudah disediakan oleh pihak BAZNAS. Dimana dalam melakukan transaksi tersebut pastilah memerlukan jaringan internet agar dapat terjadi keberhasilan dalam bertransaksi. Selain itu, pihak BAZNAS Juga menyediakan scnan QR Code yang diterbitkan oleh bank Nagari agar juga memudahan dalam bertransaksi.

40 Ory Andriyani Dkk, Jurnal Komunikasi KAREBA, Penggunaan Teknologi Informasi Online Dalam Kecepatan PelWayanan dan Pengamanan Pada Bank BCA Makassar. Vol 3, No 1, Januari-Maret 2014. Hal. 62

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan yang bersifat “Deskriptif Kualitatif”. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan tanpa ada unsur membandingkan variabel satu dengan variabel yang lainnya yang berbentuk variabel mandiri. Tujuan peelitian ini adalah untuk mneguraikan strategi dan karakteristik tentang suatu keadaan pada waktu tertentu.41

Dengan menggunakan jenis penelitian ini, nantinya penulis akan mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada BAZNAS Kota Bukittinggi mengenai strategi komunikasi yang dilkukan dalam rangka mensosialisasikan pembayaran zakat secara Online di BAZNAS Kota Bukittingi pada Tugas Akhir ini.

41 Johny Manarinsong, Metode Penelitian (Terapan Bidang Ekonomi dan Bisnis), (Surabaya: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia, 2013) Hal 12

(43)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan penulis lakukan pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bukittinggi yang beralamatkan di Jl. Mutiara IV. Kecamatan ATTS. Kelurahan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Waktu penelitian ini akan dilakukan sampai penulis mendapatkan persetujuan atas Tugas Akhir dari kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Untuk defenisi dari data primer. Ada beberapa pendapat dari para ahli yang mengemukakan bahwa :

a. Menurut Sugiyono (2012), data primer adalah sumber daya yang langsung memberikan data kepada penumpul data.

b. Menurut Suharsimi Arikunto (2013), data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak, dan lain-lain. 42

Data primer merupakan informasi yang didapatkan atau yang dihimpun oleh penulis secara langsung dari sumber informasi yang didapat. Data primer dikatakan sebagai data asli yang mempunyai sifat yang selalu diperbaharui.

42 Program Studi Akuntasi, Universitas Komputer Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi, Vol VIII, No. 02, Oktober Tahun 2016. Hal 23

(44)

Agar memperoleh data primer ini, penulis harus mengumpulkannya secara langsung. Cara yang akan penulis lakukan adalah dengan memakai sistem wawancara serta dokumentasi.

Untuk itu, nantinya pada penelitian ini, penlis akan secara langsung melakukan wawancara dengan pimpinan-pimpinan maupun staff karyawan yang ada pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bukittinggi dan juga dengan beberapa muzakki nya.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh penulis selain dengan melakukan wawancara. Data ini bisa penulis dapatkan dari beberapa sumber misalnya jurnal, buku-buku rujukan mengenai penelitian yang terkait, laporan dan sebagainya.

Untuk itu terkait dengan penelitian penulis pada lembaga ini maka penulis akan mencari data ini melalui buku-buku yang berkatan dengan zakat, jurnal-jurnal dan lain-lain.

Data sekunder memiliki kelebihan jika dipakai untuk penelitian.

Kelebihan dari data sekunder adalah :

a. Lebih mengehemat waktu dan menghemat biaya bagi periset.

b. Dapat membantu dalam merumuskan permasalahan dan mejad sumber data perbandingan sehingga dapat mengevaluasi data primer lebih mendalam.

(45)

c. Dapat cakupan yang berskala nasional dan internasional.

d. Data dapat diperoleh diluar kemampuan periset.43

D. Informasi Penelitian

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan pengumpulan informasi dari beberapa sumber yang tertulis bersifat teoritis seperti dokumen, buku, dan sejumlah jenis literatur yang berkaitan dengan opik permasalahan yang peneliti sedang kaji.

Jadi, penulis akan menggunakan atau memakai referensi berupa buku- buku rujukan yang terkait dengan penelitian yang akan penulis lakukan pada tahap selanjutnya.

2. Wawancara

Wawancara juga dapat kita defeniskan sebagai petemuan antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mencari informasi berupa fakta ataupun pandangan seseorang dalam maksud tertentu. Wawancara terdapat dua belah pihak, dimana masing-masing pihak memberikan informasi yang diseut dengan narasumber dan pihak lain mencari informasi yang disebut dengan pewawancara. 44

43 Jhon Hendri, Jurnal Riset Pemasaran, Universitas Gunadharma 2009

44 Hery Hermawan, Metode Kuantitatif Untuk Riset Bidang Kepariwisataan, Hal 114

(46)

3. Dokumentasi

Sugiyono (2009 : 329) menejlaskan bahwa “Dokumen Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Didala studi dokumentasi ini dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan maupaun paragraf. Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasiyang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.45

Teknik ini digunakan untuk melengkapi kelengkapan dokumen penelitian bagi penulis dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan judul atau masalah yang sedang penulis kaji di BAZNAS Kota Bukittinggi.

Jadi, penulis akan berusaha mengumpulkan dokumentasi dari BAZNAS Kota Bukittinggi mengenai adakah para muzakki membayar zakat secara online pada mereka.

E. Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan pola pendekatan dalam memecahkan masalah dengan teknik deskriptif kualitatif. Penulis mengumpulkan data dalam bentuk kata-kata maupun kalimat atau gambar yang akan dibandingkan dengan angka-angka. Dalam

45 Yusnita Ahdiani, Model Pembinaan Akhlak di SMAN 20 Bandung,(Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013). Perpustkaan.UPI.edu. Akses Pada 02 April 2021. Pukul 13:43.

(47)

hasil penelitian penuls berisikan kutipan-kutipan dalam mengilustrasikan bukti presentasi.

Selain itu, penulis juga menggunakan data wawancara menggunakan teknik interview kepada pihak yang berkaitan yang nantinya akan dilakukan dengan klasifikasi data, interpretasi dan doukumentasi yang disajikan dalam bentuk paragraf atau narasi.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan pada Laporan Tugas Akhir ini tersusun secara berurut dan sistematis yang terbagi dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada BAB ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada BAB ini membahas mengenai pembahasan penelitian secara teori mengenai apa itu strategi dan komunikasi juga teori yang akan digunakan untuk menyelesakan masalah yang berkaitan dengan judul penelitian yang penulis sedang lakukan penelitiannya.

(48)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada BAB ini membahas mengenai metode penleitian apa yang penulis gunakan dalam menyelesaikan masalah yang menjadi titik penelitian prnulis.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada BAB ini, membahas mengenai hasil dari penelitian yang sudah enulis lakukan dalam waktu yang sudah dtentukan dalam melakukan penelitian tersebut.

BAB V : PENUTUP

Pada BAB ini, merupakan BAB terakhir dalam penulisan karena berisi kesimpulan serta saran untuk hasil penelitian dalam Tugas Akhir yang penulis tulis.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum BAZNAS Kota Bukittinggi

1. Sejarah Terbentuknya BAZNAS Kota Bukittinggi

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah merupakan suatu lembaga keuangan Non-Bank yang bergerak dalam pengumpulan zakat, infak, dan sedekah daripada masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan lembaga resmi yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan ayat 60 surat At-Taubah dan teknisnya berdasarkan UU No 23 Tahun 2011. Badan Amil Zakat Kota Bukittinggi dibentuk tahun 1992 oleh Menteri Agama Republik Indonesia melalui surat keputusan bernama BAZIS daerah-daerah yang lain.

Berdasarkan keputusan Walikota Nomor. 188.45-259-2011 tanggal 20 Oktober 2011 tentang pengangkatan kepengurusan BAZ Kota Bukittinggi Masa Bakti tahun 2011 s/d 2014 dan Keputusan Walikota Bukittinggi Nomor 188.45.392- 2007 tentang pemberian hibah dan dana penanggulangan kemiskinan tahun 2007 kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bukittinggi untuk

(50)

dapat dikelola dan disalurkan kepada masyarakat miskin dalam kota Bukittinggi.

Badan Amil Zakat Kota Bukittinggi juga dibentuk berdasarkan Undang – Undang No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan dibentuk berdasarkan keputusan Direkotrat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No.

DJ.II/568 Tahun 2014 tentang pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota se-Indonesia. Mengapa Bukittinggi membntuk Badan Amil Zakat (BAZ)? Karena BAZ yan dahulunya BAZIS ini mentransfer terlebih dahulu dana zakat yang telah terkumpul di daerah Bukittinggi kepada BAZ Provinsi dan setelahs emua daerah mengumpulkan dana zakatnya pada BAZ Bukittinggi barulah dana zakat tersebut akan dibagikan kepada yang berhak menerima. Karena menurut peemrintah ditemukan kerumitan dalam pembagian dana kepada para asnaf, dibentuklah BAZ Bkittinggi agar dala pengelolaan dana zaktnya dapat berjalan sesuai target dan lebih mudah menentukan delapan asnaf yang akan mendaat penyaluran dana tersebut.

2. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bukittinggi

Susunan struktur organisasi pada Badan Amil zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bukittinggi sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomr 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 23 Tahun 2011 adalah terdiri dari :

a. Ketua Umum

b. Wakil Ketua I (Bidang pengumpulan).

(51)

c. Wakil Ketua II (Bidang Keuangan).

d. Wakil Ketua III (Bidang Pendistribusian).

e. Wakil Ketua IV (Bidang SDM) f. Pelaksana.

g. Audit internal dan eksternal.

3. Visi Dan Misi BAZNAS Kota Bukittinggi

a. Visi BAZNAS Kota Bukittinggi

Visi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bukittinggi adalah “Terwjudnya BAZNAS yang amanah dalam meningkatkan kesadaran berzakat dan taraf hidup para mustahik yang didasariiman dan takwa”

b. Misi BAZNAS Kota Bukittinggi

Adapun yang menjadi Misi Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Bukittinggi adalah :

1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran serta kepercayaan Muzakki untuk berzakat melalui Badan Amil ZAKAT Nasional (BAZNAS) Kota Bukittinggi.

2) Menjadikan BAZNAS Kota Bukittinggi sebagai pengelola yang profesional, akuntabel, transparan dan terpercaya berdasarkan syariat Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(52)

3) Meningkatkan kulaitas sumber Daya Manusia (SDM) pengelola BAZNAS Kota Bukittinggi.

4) Meningkatkan penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat di Kota Bukittinggi sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern dalam meningkatkan harkat martabat kehidupan dan keimanan para mustahik.

4. Tugas BAZNAS Kota Bukittinggi

Tugas pokok Badan Amil Zakat berdasarkan undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 adalah mengumpulkan, menyalurkan, dan mendayagunakan Zakat, Infak, dan Sadaqah. Berdasarkan Undang-unang tersebut telah menindak lanjuti dengan Perda Nomor. 29 Tahun 2004 dengan maksud dan tujuan agar pengumpulan potensi zakat, infak dan sadaqah yang merpaka ana sosial dari masyarakat dapat dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab. Adapun tugas lainnya BAZNAS Kota Bukittinggiselalu mensosialisasikan zakat termasuk dalam membantu masyarakat dalam menghitung nisab dan persentasi zakatnya.

5. Program BAZNAS Kota Bukittinggi

a. Bukittinggi Makmur

1) Bantuan modal usaha mikro kecil dan menengah.

2) Bantuan fasilitas usaha seperti pembuatan gerobak, mesin-mesin usaha, serta penunjang UMKM.

(53)

3) Bantuan penyelesaian hutang gharimin untuk melanjutkan usaha.

4) Bantuan rehab warung keluarga tidak mampu.

b. Bukittinggi Cerdas

1) Bantuan terhadap guru-guru dan pegawai-pegawai honorer.

2) Program bantuan biaya pendidikan bagi siswa/i keluarga tidak mampu.

3) Bantuan dana zakat untuk guru-guru MDA, TPA, TPQ yang ada di Bukittinggi (Fisabilillah).

4) Bantuan dana pendidikan, pembinaan dan pelatihan keimanan, ibadah dan akhlak mustahik.

c. Bukittinggi Sehat

1) Bantuan biaya perawatan dan pengobatan mustahik di Rumah Sakit.

2) Bantuan biaya transportasi menuju Rumah Sakit rujukan.

3) Bantuan biaya keluarga pendamping pasien selama prawatan.

4) Bantuan alat-alat fisiki mustahik.

5) Sunatan masal bagi keluarga mustahik.

d. Bukittinggi Dakwah dan Advokasi

(54)

1) Pedidikan dan pembinaan iman dan ibadah musthaik yang masih labil.

2) Bantuan biaya pembinaan dan pelatihan kewirausahaan.

3) Bantuan biaya operasional guru pembina dan pembinaan akidah muallaf.

e. Bukittinggi Peduli / Kemanusiaan

1) Bantuan dana konsumtif bagi mustahik yang kena musibah kebakaran.

2) Bantuan kemanusiaan korban bencana alam.

3) Bantuan rehab rumah mustahik yang kurang layak huni.

4) Bantuan biaya perjalanan musafir yang terlantar di Kota Bukittinggi.

5) Bantuan zakat konsumtif bagi masyarakat yang termasuk kedalam asnaf di Kota Bukittinggi.

B. Temuan dan Analisa Data

Sama kita ketahui, dewasa ini penemuan teknologi canggih sudah banyak ditemukan oleh orang-orang yang kreatif dan memiliki ilmu tinggi didalam bidang tersebut. Pengembangan teknologi ini juga tidak terbatas dengan hanya dalam bidang pendidikan saja, namun pengembangan teknologi ini juga berkembang pesat dalam dunia komunikasi dan finansial. Yang paling mencolok dan diminati dalam pengembangan teknologi ini adalah yang berhubungan dengan media internet.

Gambar

Tabel 1. Muzakki BAZNAS Kota Bukittinggi Online  2)  SMP Negeri Kota Bukittinggi

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan dan Layanan Publik yaitu Meynar Intan Hapsari mulai tanggal 1 Maret – 31 maret 2011 dengan rincian kerja sesuai dengan job deskripsi pranata humas

(3) Pengumpulan zakat secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sarana yang telah disediakan oleh BAZNAS Kabupaten.. Bagian Kedua

yang muslim yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Untuk pengumpulan zakat, infak dan sedekah di lingkungan Pegawai Negeri yang muslim telah terlaksana karena

keputusan pembelian pada shampo lifebuoy. Maka dari itu, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa penjualan personal berpengaruh terhadap keputusan pembelian shampo

mereka, dan pedagang keliling, Terdapat juga warga yang memliki beberapa pekerjaan yaitu sebagai PNS, guru, tukang ojek, pegawai swasta, dan buruh pabrik. Pengaruh

Asumsi yang digunakan dalam analisis Shift Share (SS) Model Klasik untuk mengatahui sektor-sektor ekonomi unggulan (kompetitif) di Kabupaten Seluma yaitu

prinsip-prinsip desain berikut: 1) men- dorong penyelidikan ilmiah; 2) menye- diakan interaktivitas; 3) membuat sesu- atu yang tak terlihat bisa terlihat; 4) menampilkan

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial pada siswa SMA yaitu dengan diberikannya konseling multibudaya supaya mereka mampu menghargai perbedaan yang dimiliki