• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN... i

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 12

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Tujuan Penelitian ... 14

E. Manfaat Penelitian ... 15

F. Asumsi-Asumsi Penelitian ... 16

G. Struktur Organisasi Tesis ... 18

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja .. 35

(2)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 101

B. Definisi Operasional Variabel ... 104

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen ... 107

D. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 108

1. Lokasi Penelitian ... 109

2. Populasi Penelitian ... 109

3. Sampel Penelitian ... 109

E. Teknik Pengumpulan Data ... 111

1. Menentukan dan Menyusun Alat Pengumpul Data ... 111

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ... 113

a. Uji Validitas Instrumen ... 114

b. Uji Realibilitas Instrumen ... 115

F. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 116

1. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ... 116

2. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ... 118

G. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 119

1. Persiapan ... 119

2. Pengolahan Data ... 120

4. Uji Persyaratan Analisis Data ... 121

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Hasil Penelitian ... 134

1. Pengolahan dan Penyajian Data Penelitian ... 134

2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 142

3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 147

B. Pembahasan ... 156

1. Deskripsi Kualitas Lingkungan Kerja pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 156

2. Deskripsi Komitmen Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 163

3. Deskripsi Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 167

4. Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 172

5. Pengaruh Komitmen Guru terhadap Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 175 6. Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja dan Komitmen Guru dengan

(3)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(4)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Daftar Tabel

3.1 Alternatif Pilihan Jawaban Responden ... 113

3.2 Hasil Uji Validitas variabel X1... 116

3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ... 117

3.4 Hasil Uji Validitas variabel Y ... 118

3.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian (X1, X2,Y) ... 119

3.6 Tabel Skala 5 ( didasarkan pada Skala Likert) ... 121

3.7 Tabel Kecenderungan Konsultasi WMS ... 121

3.8 Interpretasi koefisien Korelasi ... 133

4.1 Rata-rata Hasil Data Variabel Penelitian ... 162

4.2 Normalitas Data Variabel Penelitian... 166

(5)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.2 Fokus Pikir Penelitian ... 97

2.3 Hubungan Antar Variabel ... 100

4.1 Grafik Kondisi Kualitas Lingkungan Kerja (X) ... 135

4.2 Grafik Komitmen Guru (X2) ... 138

4.3 Grafik Produktivitas Kerja Guru (Y) ... 140

4.4 Histogram Distribusi Data Variabel X1 ... 143

4.5 Histogram Distribusi Data Variabel X2 ... 144

4.6 Histogram Distribusi Data Variabel Y ... 145

4.7 Grafik Linieritas Variabel X1 dan Variabel Y ... 146

4.8 Grafik Linieritas Variabel X2 dan Variabel Y ... 147

4.9 Model Koefisien Korelasi Variabel (X1), (X2) terhadap (Y) ... 150

4.10 Grafik Regresi Variabel X1 dan Variabel Y ... 151

4.11 Grafik Regresi Variabel X2 dan Variabel Y ... 152

4.12 Grafik Regresi Variabel X1, X2 dan Variabel Y ... 154

(6)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lampiran - 2 Instrumen Variabel X1

Lampiran - 3 Instrumen Variabel X2

Lampiran - 4 Instrumen Variabel Y

Lampiran - 5 Daftar SMK dan Guru SMK di Kabupaten Majalengka

Berdasarkan Kecamatan dan Kelompok Populasi

Lampiran - 6 Jumlah Sampel SMK dan Guru

Lampiran - 7 Angket Penelitian

Lampiran - 8 Distribusi Frekuensi Variabel X1

Lampiran - 9 Distribusi Frekuensi Variabel X2

Lampiran - 10 Distribusi Frekuensi Variabel Y Lampiran - 11 Tabulasi Data Induk X1

Lampiran - 12 Tabulasi Data Induk X2

Lampiran - 13 Tabulasi Data Induk Y

Lampiran - 14 Chis-quare uji normalitas

Lampiran - 15 Linieritas X1, X2, Y

Lampiran - 16 Regresi X1, X2, Y

(7)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan

(knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan /keterampilan (skill development) atau mengubah sikap (attitude of change) (Rivai & Murni,

2009:58). Kemudian ditegaskan lagi oleh World Bank (Rivai V. & Murni.S,

2009:779): “Give people Handout or tool, and they will live a little bit better.

Give them an education, and they will change the world”. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan sarana terpenting dan memiliki

nilai strategis dalam mentransformasi keadaan dengan menciptakan SDM yang

berkualitas dengan upaya perbaikan yang terus menerus. Transformasi tersebut

bukan transformasi dalam arti formal, tetapi transformasi substansi yang akan

mempengaruhi mutu kehidupan manusia baik secara struktural, kultural maupun

emosional.

Sekolah merupakan institusi mikro dalam sistem pendidikan nasional yang

memiliki peran strategis yang langsung bersinggungan dan berinteraksi dengan

peserta didik, tempat berlangsungnya proses belajar mengajar yang memiliki

sistem yang komplek dan dinamis yang memiliki tatanan yang saling berkaitan

satu sama lainnya. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang sungguh-sungguh agar

(8)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengelolaan sekolah yang baik, ditunjukan oleh kemampuan dalam

menciptakan proses manajemen sekolah yang efektif dan efisien dengan

memperhatikan sumber-sumber daya sekolah. Untuk itu diperlukan sumber daya

manusia yang profesional yang dapat diberdayakan secara optimal.

Sekolah merupakan suatu sistem sosial, sebagai suatu organisasi dengan

sistem terbuka yang tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungannya tetapi juga

tergantung pada lingkung tersebut hal ini secara tegas dinyatakan oleh Hoy &

Miskel (2008:18) yang menyatakan bahwa: “the open system model views organizations as not only influenced by environments, but also dependent on

them”.

Sebagai organisasi terbuka, sekolah merupakan organisasi yang mengambil

input dari lingkungannya, melakukan transformasi di dalamnya terhadap

input-input tersebut dan pada akhirnya menghasilkan output yang diharapkan, seperti

yang ditegaskan Hoy & Miskel (2008:18) bahwa: “organizations take inputs from

the environment, transform them and produce outputs. Sehingga dalam sebuah

sekolah, kepala sekolah bersama-sama dengan seluruh guru dan staffnya harus

bisa menciptakan dan mentransformasikan perubahan lingkungan strategis guna

mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif yang mampu menciptakan

komitmen dari setiap individu sekolah sehingga setiap individu produktif dalam

bekerja dalam mencapai proses pendidikan yang bermutu.

Sebagai sebuah sistem terbuka, yaitu suatu sistem yang tidak hanya

(9)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kondisi eksternal organisasi, “ …external environtments have an impact as well-they affect the inputs, internal structures and processes, and outputs of

organizations” (Hoy & Miskel, 2008:256). Lingkungan eksternal itu secara langsung mempengaruhi pengelolaan sekolah seperti budaya masyarakat,

kebijakan dan peraturan pemerintah, lingkungan geografis sekolah, kebijakan

otonomi daerah (di dalamnya ada otonomi di bidang pendidikan), visi masyarakat

mengenai pendidik, perubahan ekonomi dan yang lainnya harus diintegrasikan

kedalam lingkungan internalnya sebagai lingkungan kerja dimana para pegawai

beraktivitas dan berinteraksi.

Karena Schein (1992:51) menegaskan bahwa ada 2 (dua) perbedaan

pundamental yang harus dilakukan: “1) survival in and adaptation to its external

environment, 2) integration of its internal process to ensure the capacity to

continue to survive and adapt”. Artinya bahwa untuk bisa bertahan hidup (survive) diperlukan integrasi lingkungan eksternal dengan lingkungan internalnya

sebagai input yang kemudian ditransformasi di dalam proses internal organisasi

dengan mengoptimalkan unsur-unsur lingkungan internalnya sehingga tercipta

sebuah kapasitas organisasi yang menjaga kelangsungan hidupnya (survive) dan

beradaptasi terhadap lingkungan ekternalnya.

Sekolah sebagai sebuah sistem sosial yang dipengaruhi oleh sistem-sistem

lainnya diluar sekolah yaitu eksternal sekolah maupun sistem-sistem di internal

disekolah itu sendiri. Lingkungan sekolah tidak hanya berhubungan dengan

(10)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sosial dan kultur yang lebih luas lagi dari komunitas yang dilayaninya

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang dinamis karena pendidikan

terkait dengan berbagai system lainnya, seperti system social, budaya, politik,

hankam, dan lain sebagainya.

Sementara dalam internal lingkungan sekolah sendiri sekolah menghadapi

dimensi nomotetik dan ideografik yang harus diselaraskan. Dikarenakan

lingkungan eksternal dapat mengancam otonomi dan efektivitas organisasi, para

kepala sekolah sebagai administrator melakukan integrasi untuk meminimalkan

dampak eksternal terhadap operasi internal sekolah hal ini sejalan dengan Hoy &

Miskel (2008) bahwa: “school organization use both internal and external strategies to minimize the influence of the external environment on their internal

elements”.

Hermawan & Triatna (2010:80) mengatakan bahwa: “kemampuan suatu

organisasi bertahan hidup ditentukan oleh sumber daya manusia organisasi atau

dikenal dengan man (manusia)”, karena manusia yang menjadi motor penggerak

semua sumber daya yang ada dan mewarnai organisasi. Guru merupakan ujung

tombak pendidikan yang bertanggung langsung dengan core business sekolah

yaitu teaching and learning dan ujung tombak keberhasilan pendidikan.

Guru bisa bekerja secara optimal mencurahkan semua kemampuannya

apabila kondisi lingkungan kerja membantu yaitu lingkungan kerja yang dinamis,

(11)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

believe that working condition in schools limit their effectiveness and contribute to feeling of frustration”.

Menurut Nitisemito (2001), “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan”. Dalam lingkungan kerja terjadi interelasi antara

guru dengan kepala sekolah, guru lain, staff sekolah, siswa, orang tua murid dan

stakeholder lainnya. Sehingga membantu sekolah dalam menigkatkan efektivitas

dengan terciptanya collective knowledge. Tugas kepala sekolah dan semua warga

sekolah untuk menciptakan lingkungan kerja yang dinamis, harmonis dan sehat.

Kualitas lingkungan kerja yang baik ditandai dengan kepuasan kepada para

personil di sekolah terhadap kondisi yang sesuai dengan kebutuhan dan fasilitas

yang akan mengarahkan guru untuk melakukan pekerjaannya terpenuhi dengan

baik, ruangan-ruangan yang terawat, adanya komunikasi yang baik, adanya

network untuk teknologi informasi, atmosfir kerja yang baik, iklim organisasi

yang terbuka dan lain-lain sehingga guru merasa dihargai dan berbuat yang

terbaik dalam berkerja.

Tujuan ke depan yang ingin dicapai pengelola sekolah dalam menciptakan

kualitas lingkungan kerja adalah agar semua guru dan para staff sekolah lainnya

selalu memiliki motivasi dan komitmen.

Komitmen guru terhadap sekolah seringkali menjadi isu yang penting,

sehingga dibeberapa sekolah unsur komitmen dijadikan syarat untuk memegang

(12)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merasa puas dengan kehidupan sosial dari lingkungan kerjanya dan menciptakan

sebuah harmoni disekolah. Mereka akan selalu mencari cara untuk

mengakomodasi pekerjaan rutinnya dan menyelesaikan "their jobs with

enthusiasm, and maintaining a productive” (Hoy & Miskel, 2008). Namun tidak

jarang para guru masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh,

apa dampaknya bila komitmen tidak diperoleh, dan mengapa hal tersebut harus

dipahami.

Richard M. Steers (Suryana, 2008:145) mendifinisikan komitmen sebagai

berikut:

“Komitment merupakan rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya”.

Sebagai upaya menciptakan kapasitas sekolah untuk menjaga kelangsungan

hidup (survive) dan beradaptasi terhadap lingkungannya sebagai upaya untuk

mencapai tujuan-tujuan sekolah, salah satu langkahnya adalah menjaga dan

meningkatkan stabilitas produktivitas kerja pegawainya.

Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa guru merupakan ujung tombak yang

paling esensi terhadap mutu pendidikan, dimana perannya tidak hanya dalam

proses belajar mengajar tetapi dalam setiap program sekolah yang ditujukan untuk

peningkatan mutu sekolah dan pendidikan sebagaimana pendapat Cheng (2012)

bahwa:“Teachers are often required to take up expanded roles and

(13)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

development facilitator, action researcher, pre-service teacher educator, team

leader, member of management board and etc”.

Tanpa sumber daya yang handal (professional), maka pendidikan tidak

akan mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 ayat 2 dijelaskan pendidik sebagai

berikut: “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Produktivitas kerja guru merupakan hal yang penting karena akan

mempengaruhi perilaku siswa dimana siswa cenderung tidak akan mengalami

peningkatan dan bahkan akan dapat mengarahkan siswa pada perilaku belajar

yang pasif dan tidak kreatif yang dicirikan oleh kurangnya respons siswa terhadap

pelajaran yang diterima dan juga mempengaruhi sekolah dalam mencapai sasaran

dan tujuannya serta mempengaruhi mutu pendidikan nasional.

Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

kecakapan hidup baik itu kecakapan sosial, akademik, dan vokasional dimana

standar kompetensi lulusannya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 15,

(14)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu

dimana pendidikannya berbasis pada pengembangan keahlian.

Sementara menurut Danim (2010:13) pendidikan vokasional dan pelatihan:

“…….. sistem pendidikan vokasional dan pelatihan harus dilaksanakan

sedemikian rupa menjamin penyediaan tenaga kerja yang berkualitas, apresiasi sosial terhadap guru yang bekerja pada pendidikan vokasional dan pelatihan harus sesuai dengan kualitas dan kompleksitas pekerjaan mereka. Tingginya tanggung jawab guru pendidikan vokasional harus diikuti dengan sistem imbalan yang tepat, serta waktu dan kondisi kerja yang baik, …..”.

SMK diharapkan dapat meningkatkan mutu layanannya dengan

menyiapkan para lulusannya meningkatkan mutu lulusan melalui

program-program softskill dan lifeskill untuk; memasuki dunia kerja sebagai relevansi

pendidikan kejuruan antara program pelaksanaan dengan sektor riil (link and

match), dapat hidup mandiri, serta mempersiapkan para siswa untuk memasuki

perguruan tinggi ataupun kemampuan lulusan untuk bisa berwirausaha mandiri

dengan modal softskill dan lifeskill yang telah dipelajarinya.

Bahkan kebijakan pemerintah, penyelenggaraan pendidikan menengah

kejuruan memperoleh proporsi 70% dan menengah umum 30%, yang juga

dihadapkan pada permasalahan kemampuan dan keterampilan lulusan yang

diperoleh dari sekolah kurang berkesesuaian dengan kebutuhan lapangan.

Sebagaimana yang dikatakan Rivai dan Murni (2009:34): “terjadinya irrelevansi

karena belum menghasilkan life skill yang sesuai, pendidikan yang belum berbasis

kepada masyarakat dan potensi daerah, serta belum optimalnya kemitraan dengan

(15)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lulusan, sedangkan mutu lulusan sangat tergantung pada proses belajar mengajar

yang dilaksanakan di sekolah.

Informasi Badan Pusat Statistik Pusat menyatakan, bahwa jumlah angkatan

kerja yang menganggur hingga Februari 2011 mencapai 10,9 juta orang.

Tambahan pengangguran terjadi karena peningkatan angkatan kerja lebih besar

daripada ketersediaan lapangan kerja. Jumlah angkatan kerja bertambah 1,8 juta.

orang yakni dari 104 juta orang pada Agustus 2011. Di Jawa Barat pada akhir

tahun 2011 dari sekitar 3,14 juta penduduk tercatat sekitar 0,12% juta orang

(3,75%) adalah angkatan kerja sedang pencari pekerjaan sekitar 117.296 orang

meningkat sebesar 35,71%. Hal ini menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan

belum dapat menampung seluruh pencari kerja. Berkaitan dengan keterserapan

SMK di dunia kerja, menurut (Samsudi, 2008:1) dalam pidato Dies Natalis ke-43

Unnesmengatakan, idealnya secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung

memasuki dunia kerja sekitar 80-85%, sedang selama ini yang terserap baru 61%.

Pada tahun 2011 lulusan SMK di Indonesia mencapai 628.285 orang, sedangkan

proyeksi penyerapan atau kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun 2011 hanya

385.986 atau sekitar 61,43%

SMK di Kabupaten Majalengka terdiri dari beberapa bidang keahlian dan

program keahlian. Ada kelompok Teknologi, Bisnis & Manajemen, Agribisnis,

Kesenian, Pariwisata & Kerajinan, dan Kesehatan. Dengan program studi Seni

Pertunjukan, Pariwisata, Tata Boga, Tata Busana, Seni, Agri Bisnis Produksi

(16)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Komputer dan Informasi, Teknik Broadcasting, Teknik Bangunan, Teknik

Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Otomotif, dan Teknik Kimia.

Sementara kondisi SMK Kabupaten Majalengka, masih banyak ditemukan

lulusan yang belum terserap didunia dunia usaha dikarenakan mereka masih

banyak yang mendapatkan nilai yang rendah pada nilai raport.

Menurut Staf Dikmen SMK, dalam kegiatan inspeksi mendadak masih

ditemukan kondisi dimana guru terlambat datang ke sekolah dan masuk kelas

tidak sesuai waktu yang sudah ditetapkan dijadwal untuk melaksanakan tugas

pokok yaitu mengajar, siswa-siswa yang berada diluar sekolah pada saat jam

pelajaran berlangsung, masih rendahnya kepatuhan terhadap norma dan etika

profesi keguruan, mental yang kuat dan sadar akan tugasnya sebagai guru.

Serta data mengenai instrument kebutuhan guru dari Dinas Pendidikan

kabupaten Majalengka ditemukan kekurangan guru produktif sehingga masih ada

guru yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran selain sebagai guru normatif

ataupun adaptif juga mengajar sebagai guru produktif.

Usaha-usaha Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka untuk meningkatkan

mutu pendidikan sudah dilakukan diantaranya: 1) pemetaan kebutuhan guru di

setiap SMK 2) memberikan instruksi kepada para kepala SMK untuk mengawasi

dan membina para guru dengan serius; 3) melakukan inspeksi atau Sidak (Sistem

Tindakan Ditempat) dengan tujuan membuat jera para pelanggar disiplin dan

(17)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Walaupun begitu SMK-SMK di Kabupaten Majalengka juga menoreh

prestasi diantaranya semua siswa tahun ajaran 2011/2012 dinyatakan lulus 100%

dengan hasil nilai rata-rata Ujian Nasional Murni dimana nilai tertinggi adalah

8,74 dan terendah adalah 6,78. Diantaranya peringkat 10 (sepuluh) besar adalah:

a) SMK Kehutanan Kadipaten dengan nilai rata-rata 8.74, b) SMK YPIB

Majalengka dengan nilai rata 8,69, c) SMKN 1 Kadipaten dengan nilai

rata-rata 8,64, d) SMKN 1 Palasah dengan nilai rata-rata-rata-rata 8,62, e) SMK Kesenian Putra

Nusantara dengan nilai rata 8,61, f) SMKN 1 Panyingkiran dengan nilai

rata-rata 8,58, g) SMKN Kesehatan Bakti Kencana Jatiwangi dengan nilai rata-rata-rata-rata

8,57, h) SMK Tridaya Budi Majalengka dengan nilai rata-rata 8,44, i) SMKN 1

Majalengka dengan nilai rata-rata 8.39, dan j) SMK Pariwisata PGRI Majalengka

dengan nilai rata-rata 8,38.

Selain itu ada prestasi-prestasi lain yang diraih oleh SMK di Kabupaten

Majalengka adalah: 1) SMKN 1 Kadipaten Juara Lomba Rekayasa Perangkat

Lunak di tingkat Kabupaten, Juara I lomba Akuntansi dan Penjualan, 2) SMKN 1

Majalengka Juara Lomba Otomotif dan dipercaya untuk merakit infocus dalam

salah satu program Kemendiknas, 3) SMKN 1 Talaga Juara ke-14 lomba

Networking di tingkat provinsi dan Juara I Lomba Paskibra di tingkat provinsi

putra dan putri, 4) SMKN 1 Panyingkiran membuat film yang masuk ke dalam

festival film Nasional.

Banyak prestasi yang sudah diraih oleh SMK-SMK di Kabupaten

(18)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu

dimana pendidikannya berbasis pada pengembangan keahlian tentu saja hal

tersebut belum cukup

Berdasarkan pada paparan latar belakang di atas, menarik untuk melakukan

pengkajian bagaimana seorang pimpinan sekolah bersama-sama personil sekolah

lainnya menciptakan lingkungan kerja sekolah yang akan mendorong komitmen

dari para guru dan staffnya sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang

diharapkan. Sehingga dalam kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul:”Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja dan Komitmen Guru

Terhadap Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menegah Kejuruan di

Kabupaten Majalengka“.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, Faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja baik faktor internal dan eksternal. Faktor internal dari individu;

yaitu komitmen, loyalitas, motivasi, etos kerja, latar belakang, keterampilan,

kepribadian; ataupun dari organisasi seperti: kebijakan, struktur, desain

pekerjaan, sistem dan praktik manajemen, kepemimpinan, komunikasi, sumber

daya manusia, lingkungan organisasi baik itu fisik maupun non fisik. Sementara

pengaruh faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, lingkungan, pengaruh

politik, dampak globalisasi, kemitraan, dukungan masyarakat, persaingan, dan

(19)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja,

kualitas lingkungan kerja sekolah merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi produktivitas kerja. Seyfarth (2002:183) menyatakan bahwa:

“however, working condition in many school are such that even motivated

employees are unable to achieve maximum productivity. … how environment in

school inhibit employee productivity.”

Komitmen guru membedakan bagaimana guru melaksanakan tugas, dituntut

dedikasi dan keseriusan guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Guru sebagai

ujung tombak pendidikan memiliki peran sangat penting terhadap keberhasilan

pendidikan sehingga komitmen yang ditunjukan guru-guru sangat berpengaruh

pada produktivitas kerjanya dalam mencapai tujuan sekolah. Sebagaimana

dikemukakan Nakpodia (Akporehe, 2011:117) „in any educational arrangement,

the success lies in the commitment of the teachers’. Hal tersebut menurut Senyucel (2009:32) dikarenakan: “employee who are highly committed to work are more

likely to put efforr towards learning, training and development with the intention

of improving their performance”.

Agar lebih terarah, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada: 1) kualitas

lingkungan kerja pada indikator: struktur, individu, supportive leadership dan

keberadaan fasilitas; 2) Komitmen guru yang berkaitan dengan rasa identifikasi,

keterlibatan dan loyalitas guru dan 3) produktivitas kerja guru dilihat dari

(20)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

prestasi-prestasi yang dicapainya baik itu berupa bukti-bukti dan

tujuan/target-target yang ingin dicapainya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang

lingkup penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Berdasarkan batasan

masalah yang dikemukakan tersebut, maka masalah dapat dirumuskan berupa

pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Bagaimana kualitas lingkungan kerja pada Sekolah Menengah Kejuruan di

Kabupaten Majalengka?

b. Bagaimana komitmen guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten

Majalengka?

c. Bagaimana produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di

Kabupaten Majalengka?

d. Seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja terhadap produktivitas

kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka?

e. Seberapa besar pengaruh komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru

pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka?

f. Seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja dan komitmen guru

terhadap produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di

(21)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh kualitas

lingkungan kerja dan komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru pada

Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka.

Sementara secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:

1. Memperoleh informasi tentang kualitas lingkungan kerja pada Sekolah

Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka.

2. Memperoleh informasi tentang komitmen guru pada Sekolah Menengah

Kejuruan di Kabupaten Majalengka.

3. Memperoleh informasi tentang produktivitas kerja guru pada Sekolah

Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka.

4. Memperoleh informasi seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja

sekolah terhadap produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan

di Kabupaten Majalengka.

5. Memperoleh informasi seberapa besar pengaruh komitmen guru terhadap

produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten

Majalengka.

6. Memperoleh informasi seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja

dan komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru.

(22)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan untuk menguji kembali beberapa

teori yang berhubungan dengan masalah kualitas lingkungan kerja dan

komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru, serta penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam perkembangan ilmu

administrasi pendidikan, khususnya dalam manajemen sekolah dan

memberikan kontribusi positif bagi pengembangan teori mengenai kebijakan

pengelolaan sekolah, serta strategi pengelolaan sumber daya manusia.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap tingkat

satuan pendidikan/sekolah mengenai gambaran dalam menciptakan

lingkungan kerja yang harmonis, dinamis serta produktif yang mendukung

guru untuk bekerja lebih baik. Dan bermanfaat bagi guru untuk mendorong

(23)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Asumsi-Asumsi Penelitian

Sebagai sebuah sistem sosial, sekolah merupakan sebuah sistem terbuka

sebagai organisasi yang dipengaruhi oleh lingkungan, bahkan tergantung pada

lingkungan. Sehingga sekolah harus mampu bertahan dan beradaptasi terhadap

lingkungannya, dan mampu mengintegrasikan pada proses transformasi

internalnya untuk memastikan bahwa sekolah memiliki kapasitas dalam mencapai

tujuan dan bertahan menjaga kelangsungan sekolah. Proses transformasi ini terjadi

di lingkungan lingkungan internal sekolah dalam sebuah lingkungan kerja yang

baik dengan mengoptimalkan elemen-elemen yang ada disekolah. Dengan

terciptanya lingkungan kerja yang berkualitas diharapkan guru-guru bisa

meningkatkan produktivitas kerjanya.

Sebagai ujung tombak pendidikan, guru memiliki peran sangat penting

terhadap keberhasilan pendidikan, karena peran vitalnya dalam pendidikan guru

dituntut untuk berkomitmen dalam bekerja. Komitmen guru membedakan

bagaimana setiap guru melaksanakan pekerjaannya, dedikasi dan keseriusan

dalam melaksanakan pekerjaannya. Komitmen yang ditunjukan guru-guru sangat

berpengaruh pada produktivitas kerjanya dalam mencapai tujuan sekolah

Produktivitas kerja guru akan terwujud dalam sebuah lingkungan kerja

sekolah yang dikelola dengan baik yaitu sebuah lingkungan kerja yang harmonis,

sehat dan dinamis sehingga setiap warga di dalam organisasi sekolah termotivasi

untuk bekerja mencurahkan segala usaha untuk mencapai tujuan sekolah, serta

(24)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meningkatkan kinerja (performance) dan produktivitas kerjanya sebagai upaya

untuk mencapai tujuan sekolah.

Asumsi merupakan titik pangkal pemikiran yang digunakan dalam

penelitian dengan maksud: (1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi

masalah yang diteliti; (2) mempertegas variabel-variabel yang dijadikan fokus

penelitian; (3) dijadikan bahan untuk menyusun hipotesis penelitian (Arikunto,

2010:60-61). Dalam penelitian ini, asumsi yang dijadikan landasan adalah sebagai

berikut:

1. Environment is anything outside the boundaries of the system that either affects the attributes of internal components or is charge by the social system itself. (Hoy & Miskel (2008:21).

2. Internally, needs to create appropriate social environment that can tap and harness the energies and abilities necessary to bring about desire result. (Hoy & Miskel, 2008:255)

3. behavior in fomal organization is influenced not only by structural and individual element but also by cultural and political elements. (Hoy & Miskel

(2008:24)

4. However, working condition in many school are such that even motivated employees are unable to achieve maximum productivity. …how environment in school inhibit employee productivity. (Seyfarth, 2002:183)

5. Productive environment that enable employees to perform their jobs effectively and to experience psychological success while doing it. Dengan 6

karakteristik yaitu: continuous learning culture, supportive administrative

leadership, opportunity to work collaboratively with, respect for people as

individual, opportunity to use one’s knowledge and skill and to receive feedback on one’s performance, dan necessary resources to do the job. (Seyfarth, 2002:185)

6. Commitment is the relative strength of the individual’s identification with, and envolvement in, a particular organization. Porter (Armstrong, 2009:345),

yang ditandai dengan 3 hal : 1) A strong desire to remain a member of the

organization, 2) A strong believe in, and acceptance of, the values and goals of organization, 3). A readiness to exert considerable effort on behalf of the organization. Modway (Armstrong, 2009:345).

(25)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8. In any educational arrangement, the success lies in the commitment of the teachers. Nakpodia (Akporehe, 2011:117)

9. Productivity is a summary measure of the quantity and quality of work performance with resource utilization considered, it can be measured at the level of the individual, group or organization. (Schermerhorn, 1993:8)

10.Produktivitas kerja pada dasarnya merupakan hasil dari interaksi lingkungannya, baik lingkungan pekerjaan maupun diluar lingkungan pekerjaan, termasuk lingkungan fisik, sosial, budaya dan lingkungan psikologis. Rivianto (1985:238)

11.Produktivitas menurut Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (Ardana dkk, 2012:207) dari sudut filosofis mengatakan bahwa “produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini, sementara dari sudut teknis dikatakan produktivitas adalah cara kerja hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini”.

12.Productiveness is man’s ability to use his powers and to relize the

potentialities inherent in him. Erich Fromn (Sedarmayanti, 2009:81)

13.Teachers are often required to take up expanded roles and responsibilities including curriculum developer, new teacher mentor, staff development facilitator, action researcher, pre-service teacher educator, team leader, member of management board and etc. Boles & Troven (Cheng, 2012:1)

G. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, bagian awal terdiri atas

halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstraksi.

Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, metode penelitian

secara garis besar beserta teknik pengumpulan dan pendekatannya, lokasi dan

sampel penelitian, serta struktur organisasi tesis.

Bab II, mencakup kajian pustaka, kerangka pikir dan hipotesis penelitian

yang berkaitan dengan dasar kualitas lingkungan kerja, komitmen guru dan

(26)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bab III, metode penelitian, yang menguraikan dengan lebih rinci

mengenai metode penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini,

bahasan mengenai lokasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian dan

justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi

penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional, instrument

penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan

pendekatan yang akan di gunakan, dan prosedur serta tahapan penelitian akan

diolah secara mendalam dalam bab ini.

Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan, memuat pengolahan dan analisis

data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.

Pengolahan data berdasarkan prosedur penelitian dan pembahasan atau analisis

temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif

sesuai desain penelitian yang ada dalam Bab III

Bab V Kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan

peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai “Pengaruh Kualitas

(27)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu deskriptif

analitis. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil

sample dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuisioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan

dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk

menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini.

Metode penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan

keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu

penelitian. Menurut McMillan & Schumacher (2001:34), “in survey research the

investigator selects a sample of subjects and administers a questionnaire or conducts interview to collect data…research is designd so that information about

a large number of people (the population) can be inferred from the responses obtained from a smaller group of subjects (the sample). Sejalan dengan Kerlinger

(Akdon & Hadi, 2005:91) bahwa penelitian survey mengkaji populasi yang besar

maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sample yang dipilih dari populasi

itu untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan interelasi dari

(28)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak

mendalam.

Berkaitan dengan pengertian metode deskriptif menjelaskan bahwa

penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan pada saat terjadinya, maka penelitian

yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan

sekarang (sedang terjadi), adalah penelitian deskriptif (to describe;

menggambarkan atau membeberkan (Arikunto, 2010:10). Tujuan penelitian ini

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan

kuantitatif menurut McMillan & Schumacher (2001:15) adalah: a single reality i.e

measured by an instrument, purpose is establish relationships between measured

variabel, procedures are established before study begins, typical study is experimental design to reduce error and bias, researcher role is detached with

use of instrument, goal of universal context-free generalization. Penelitian dengan

pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan, dan sikap kritis dalam

menjaring data yaitu populasi dan sample, karena data hasil penelitian ini berupa

angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antara variable-variabel

yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya (korelasinya) sehingga

dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data

(29)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga

rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan.

Suriasumantri (Sugiyono, 2005:16-17), penelitian kuantitatif didasarkan

pada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris.

Asumsi tersebut :

1. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,

warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini, maka penelitian dapat

memilih variable tertentu sebagai objek penelitian.

2. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa setiap

gejala ada penyebabnya, seperti iklim kerja yang tidak sehat pasti ada

penyebabnya. Berdasarkan asusmsi pertama dan kedua, maka penelitian ini

dapat memilih variable yang diteliti dan menghubungkan variable satu

dengan yang lainnya.

3. Semua gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Jika

gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari.

Berdasarkan tujuan atau fungsi penelitian, penelitian ini merupakan

penelitian terapan (applied research). McMillan & Schumacher (2001:19)

mengatakan “applied research tests the usefulness of scientific theories and determines empirical and analytical relationship within a given field”, penelitian

terapan bertujuan untuk menggunakan pengetahuan secara ilmiah yang telah

diketahui dan diterapkan dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan yang

(30)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikembangkan beberapa konsep, teori dan pengetahuan dalam setiap bidang ilmu

dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan disiplin ilmu.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian

asosiatif. Riduwan (2010:8) menyatakan bahwa penelitian asosiatif membahas

permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah kualitas lingkungan kerja dan

komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru.

Sehingga berdasarkan paparan diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa

metode survei deskriptif analitis tepat digunakan untuk penelitian ini karena

cukup sesuai dengan maksud penelitian yaitu: memperoleh informasi tentang

kualitas lingkungan kerja, komitmen guru dan produktivitas kerja guru; dan

informasi mengenai seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja dan

komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru baik secara sendiri-sendiri

ataupun bersama-sama terhadap produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah

Kejuruan di Kabupaten Majalengka.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang

sedang diteliti. Masri & Effendi (2003: 46-47) memberikan pengertian tentang

definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur

suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah pengertian yang

(31)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

utama variabel tersebut serta semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur

(32)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Kualitas Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2001) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada

disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan sedangkan lingkungan kerja di sekolah menurut

Seyfarth (2002) merupakan “productive environment that enable employees to perform their jobs effectively and to experience psychological success while doing it”, dengan memiliki 6 (enam) karektiristik yaitu: continuous learning culture,

supportive administrative leadership, opportunity to work collaboratively with, respect for people as individual, opportunity to use one’s knowledge and skill and

to receive feedback on one’s performance, dan necessary resources to do the job.

Sementara sebagai sebuah sistem sosial sekolah memiliki subsistem atau

elemennya. Lingkungan internal sekolah merupakan kondisi, situasi, dan hal-hal

memang berada di dalam lingkungan sekolah. Dimana elemennya mencakup

dimensi: struktur, budaya, individu dan perilaku politik, sebagaimana yang

dikemukakan Hoy & Miskel (2008:24), behavior in fomal organization is

influenced not only by structural and individual element but also by cultural and

political elements.

Adapun kualitas lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah kondisi,

situasi dan hal-hal yang berada di dalam sekolah yang ditekankan pada: struktur

sekolah, individu, supportive leadership, fasilitas yang dibutuhkan untuk

melakukan pekerjaan, sehingga kondisi tersebut secara potensial mempengaruhi

(33)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

(34)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Komitmen guru

Komitmen Guru, komitmen mengadopsi dari definisi Steers (Suryana, 2008:

145) sebagai rasa identifikasi (bangga terhadap organisasi, yakin terhadap

nilai-nilai dan tujuan organisasi), keterlibatan (berusaha sebaik mungkin dalam

menjalankan tugas-tugas demi kepentingan organisasi), dan loyalitas (rasa

memiliki yang tinggi/sense if belonging dan keinginan untuk tetap menjadi

anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai

terhadap organisasi. Sementara menurut Porter et al (Armstrong, 2009:345)

mendefinisikan “commitment is the relative strength of the individual

identification with, and involvement in a particular organization”, bahwa komitmen sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam

mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam bagian dari organisasi.

Komitmen dalam penelitian ini adalah segala sesuatu hal yang lebih dari

sekedar kesetiaan pasif terhadap sekolah. Komitment dalam penelitian ini adalah

daya penerimaan guru terhadap nilai-nilai organisasi dan tingkat keterlibatan serta

loyalitasnya terhadap pekerjaan, sehingga komitmen menyiratkan hubungan

dengan guru dan sekolah secara aktif dilihat dari: identifikasi, keterlibatan,

loyalitas.

3. Produktivitas Kerja Guru

Dari beberapa pengertian produktivitas menurut para ahli dimana pengertian

produktivitas dipandang dari sudut teknis yang membandingkan input dan

(35)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahwa: “productivity is a summary measure of the quantity or quality of work

performance with resource utilization considered. It can be measured at the level

of the individual, group or organization”. Produktivitas juga dapat dipandang dari

sudut aspek sikap yaitu suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok

harus lebih baik dari hari ini.

Sementara Produktivitas menurut Departemen Tenaga Kerja Republik

Indonesia (Ardana dkk, 2012:207) dari sudut filosofis mengatakan bahwa

“produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok

harus lebih baik dari hari ini, sementara dari sudut teknis dikatakan produktivitas

adalah cara kerja hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai

esok hari harus kebih baik dari yang diperoleh hari ini”.

Produktivitas guru tidak hanya dipandang sebagai perbandingan atau rasio

masukan dan keluaran saja melainkan kemampuan seorang guru yang

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan kerja ataupun mewujudkan

sesuatu yang berguna bagi dirinya, penuh kreatif berwawasan jauh kedepan dan

senantiasa berupaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam penelitian

ini produktivitas kerja guru menitik beratkan pada pelaksanaan pekerjaan yang

dilkukan oleh guru untuk mencapai prestasi-prestasi kerjanya.

(36)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah dipaparkan mengenai definisi operasional selanjutnya adalah

mengembangkan instrumen yang ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a)

mendefinisikan operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator variabel

penelitian, (c) menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen;

dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

Sehingga setelah memaparkan definisi operasional ketiga variabel tersebut,

berikut disajikan beberapa indikator hasil penjabaran ketiga variabel tersebut,

yang selanjutnya indikator tersebut akan menjadi indikator penelitian yang akan

dijadikan sebagai bahan untuk membuat kisi-kisi dan landasan dalam menyusun

instrument, alur penyusunan sampai menjadi angket penelitian (kisi-kisi penelitian

terlampir pada lampiran-1 & instrumen penelitian lampiran -2 s/d lampiran -4).

D. Lokasi, Populasi Dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SMK baik negeri ataupun swasta yang ada di

Kabupaten Majalengka. Jumlah SMK yang ada di Kabupaten Majalengka baik

negeri maupun swasta berdasarkan informasi Dinas Pendidikan Kabupaten

Majalengka berjumlah 40 (empat puluh) sekolah (tabel 3.5 terlampir).

Pemilihan lokasi penelitian di SMK yang ada di Kabupaten Majalengka

dengan alasan bahwa peneliti adalah staf pengajar di SMK Negeri Talaga,

Kabupaten Majalengka, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap

(37)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

harmonis, dinamis serta produktif yang mendukung guru untuk bekerja lebih

baik. Dan bermanfaat bagi guru untuk mendorong guru lebih bertanggung jawab

terhadap pekerjaannya.

2. Populasi Penelitian

Arikunto (2010:173), memberikan pengertian tentang populasi, yaitu

keseluruhan subjek penelitian. Sementara menurut Sugiyono (Riduwan, 2010:54)

memberikan pengertian bahwa: “populai adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang jadi populasi sebagai

unit analisis penelitian adalah SMK baik negeri maupun swasta yang ada di

Kabupaten Majalengka sebanyak 40 (empat puluh) sekolah dengan jumlah guru

sesuai dengan catatan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka baik PNS

maupun honorer sebanyak 1.501 orang yang tersebar pada 19 Kecamatan

(Lampiran -5).

3. Sampel Penelitian

Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”.Selanjutnya disebutkan oleh Riduwan (2010:5)

dikatakan “sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang di ambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Bila populasi penelitian besar

dan tidak memungkingkan semua populasi dijadikan sumber penelitian maka

(38)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mewakili menurut ketentuan tertentu dan diambil datanya oleh peneliti dsalam

melakukan penelitian.

Agar representatif dalam penarikan sampel dalam penelitian ini diupayakan

setiap subjek memiliki peluang yang sama, penarikan sampel didasarkan pada

teori peluang atau yang disebut probability samples. Sampel berpeluang

(Probability Sampling) menurut Riduwan (2010:57) adalah penarikan sampel

dimana pemilihan elemen dari populasi yang akan dimasukan di dalam sampel

didasarkan pada nilai-nilai peluang yang sama.

Arikunto (1996: 107) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer,

maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Berdasarkan batasan tersebut, dengan memperhatikan ketersebaran SMK di

Kabupaten Majalengka yang ada di setiap kecamatan dengan jumlah yang

berbeda, maka penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster

sampling (penarikan sampel area).

Teknik penarikan sampel area ini, menurut Sugiono (2009:83) digunakan

bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional, sehingga penarikan sampel

berdasarkan wilayah persebaran populasi yang dikombinasikan dengan penarikan

sampel bertingkat.

Teknik penarikan sampel area ini sesuai dengan keberadaan SMK di

(39)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menunjukkan adanya SMK yang belum memiliki lulusan (kelompok 3) sebanyak

9 (sembilan) SMK dan tersebar di 8 kecamatan, SMK yang memiliki perolehan

nilai UN kurang dari 30,00 (kelompok 2) sebanyak 6 (enam) SMK tersebar di 5

kecamatan, serta SMK dengan perolehan nilai UN di atas 30,00 (kelompok 1)

sebanyak 25 SMK dan tersebar di 15 kecamatan ( lampiran -5).

Dengan menetapkan bahwa agar setiap kecamatan terwakili secara

proporsional dan kelompok populasi pun terwakili, maka penarikan sampel

dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

1) Penetapan jumlah SMK yang dijadikan sampel sebanyak 22 sekolah

dengan masing-masing kecamatan dapat terwakili.

2) Penetapan jumlah sampel guru pada ke 22 SMK tersebut sebanyak 151

orang yang ditetapkan dengan mengacu pada pendapat arikunto dengan

menetapkan 15% dari jumlah populasi sehingga jumlah responden adalah

sebagai berikut:.

Populasi X 10% = 1.501 X 10% = 150.1 ≈ 151 responden

Besarnya sampel penelitian yang ditetapkan, tampak pada lampiran -6.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Menentukan dan Menyusun Alat Pengumpul Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Akdon & Hadi, 2005:130).

(40)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam pengumpulan data dengan menentukan teknik pengumpukan data mana

yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan adalah

angket atau kuesioner.Angket merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara

tertulis untuk memperoleh informasi atau data dari responden yang diperlukan

peneliti. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010:194) bahwa: “kuesioner

adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup, yaitu

angket yang telah memuat alternatif jawaban agar mempermudah responden

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagaimana yang dikatakan Riduwan

(2010:100) bahwa “angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik dirinya dengan cara

memberikan tanda check (√)”.

Sementara instrumen pengumpulan adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010:98). Jadi instrument

merupakan daftar pertanyaan yang menjadi kunci utama dalam menggali

informasi mengenai lapangan yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian

yaitu mengenai pengaruh kualitas lingkungan kerja dan komitmen guru terhadap

(41)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan instrument penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut:

a. Menyusun kisi-kisi penelitian

b. Merumuskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan (terlampir).

c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternative jawaban, baik untuk variabel

X1, X2 maupun variabel Y yaitu dengan menggunakan Skala 5 yang

mengacu kepada skala Likert, menurut Riduwan (2010:93) skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial

Dalam instrumen penelitian ini, setiap item instrumen memiliki gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif dengan 5 (lima) opsi yang dijabarkan pada

Kadang-kadang (Kd) Kadang-kadang (Kd) Kadang-kadang (Kd) 3

Jarang (Jr) Jarang (Jr) Jarang (Jr) 2

Tidak Pernah (Tp) Tidak Pernah (Tp) Tidak Pernah (Tp) 1

d. Melakukan uji coba instrument dan mengolahnya dengan menggunakan

bantuan program SPSS Statistik v.20 untuk mengetahui validitas dan

(42)

Wiwin Kusniawati, 2012

Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Instrumen yang valid dan reliabel langsung digunakan untuk pengumpulan

data. Sedangkan item pernyataan atau pertanyaan yang tidak valid atau

reliable ada yang diperbaiki atau dibuang.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas instrument,

maka sebelum kegiatan pengumpulan data sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu

angket yang akan digunakan diujicobakan terhadap responden yang ditetapkan

atau diluar responden yang telah disyaratkan dengan syarat memiliki

karakteristik yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 17

responden, yaitu guru SMKN 9 Bandung. Data yang terkumpul melalui angket

kemudian secara sistematik dihitung validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2010:211) bahwa sebuah

instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan

sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud.

Dengan demikian validitas instrument akan menunjukan apakah instrument

Gambar

Tabel Skala 5 ( didasarkan pada Skala Likert) ...........................  Tabel Kecenderungan Konsultasi WMS ....................................
Grafik Kondisi Kualitas Lingkungan Kerja (X) ..............................  Grafik Komitmen Guru (X2) ...........................................................
tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Variabel Komitmen Guru (X
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja non fisik melalui komitmen guru terhadap kedisiplinan guru Sekolah Dasar

Pemberdayaan Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti Gemolong Kabupaten Sragen, Tesis. Surakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Progam Pascasarjana

Pengaruh remunerasi terhadap produktivitas kerja pegawai di satuan lalu lintas (satlantas) polisian resort (polres) kabupaten majalengka.. Universitas Pendidikan Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru matematika Sekolah Menengah Kejuruan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran disiplin kerja guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Barru sudah melaksanakan

Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kompetensi Guru (Studi pada Jurusan Bisnis dan Manajemen Sekolah Menengah Kejuruan

Pemberdayaan Guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti Gemolong Kabupaten Sragen, Tesis. Surakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Progam Pascasarjana

Hasil data penelitian menunjukkan bahwa komitmen guru dalam melaksanakam tugas di Sekolah Menengah kejuruan SMK Negeri se-Kota Solok ditinjau dari aspek 1 tanggung jawab tergolong