Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PERNYATAAN... i
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 12
C. Rumusan Masalah ... 13
D. Tujuan Penelitian ... 14
E. Manfaat Penelitian ... 15
F. Asumsi-Asumsi Penelitian ... 16
G. Struktur Organisasi Tesis ... 18
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja .. 35
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 101
B. Definisi Operasional Variabel ... 104
C. Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen ... 107
D. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 108
1. Lokasi Penelitian ... 109
2. Populasi Penelitian ... 109
3. Sampel Penelitian ... 109
E. Teknik Pengumpulan Data ... 111
1. Menentukan dan Menyusun Alat Pengumpul Data ... 111
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ... 113
a. Uji Validitas Instrumen ... 114
b. Uji Realibilitas Instrumen ... 115
F. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 116
1. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ... 116
2. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ... 118
G. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 119
1. Persiapan ... 119
2. Pengolahan Data ... 120
4. Uji Persyaratan Analisis Data ... 121
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Hasil Penelitian ... 134
1. Pengolahan dan Penyajian Data Penelitian ... 134
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 142
3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 147
B. Pembahasan ... 156
1. Deskripsi Kualitas Lingkungan Kerja pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 156
2. Deskripsi Komitmen Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 163
3. Deskripsi Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 167
4. Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 172
5. Pengaruh Komitmen Guru terhadap Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka ... 175 6. Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja dan Komitmen Guru dengan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Daftar Tabel
3.1 Alternatif Pilihan Jawaban Responden ... 113
3.2 Hasil Uji Validitas variabel X1... 116
3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ... 117
3.4 Hasil Uji Validitas variabel Y ... 118
3.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian (X1, X2,Y) ... 119
3.6 Tabel Skala 5 ( didasarkan pada Skala Likert) ... 121
3.7 Tabel Kecenderungan Konsultasi WMS ... 121
3.8 Interpretasi koefisien Korelasi ... 133
4.1 Rata-rata Hasil Data Variabel Penelitian ... 162
4.2 Normalitas Data Variabel Penelitian... 166
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.2 Fokus Pikir Penelitian ... 97
2.3 Hubungan Antar Variabel ... 100
4.1 Grafik Kondisi Kualitas Lingkungan Kerja (X) ... 135
4.2 Grafik Komitmen Guru (X2) ... 138
4.3 Grafik Produktivitas Kerja Guru (Y) ... 140
4.4 Histogram Distribusi Data Variabel X1 ... 143
4.5 Histogram Distribusi Data Variabel X2 ... 144
4.6 Histogram Distribusi Data Variabel Y ... 145
4.7 Grafik Linieritas Variabel X1 dan Variabel Y ... 146
4.8 Grafik Linieritas Variabel X2 dan Variabel Y ... 147
4.9 Model Koefisien Korelasi Variabel (X1), (X2) terhadap (Y) ... 150
4.10 Grafik Regresi Variabel X1 dan Variabel Y ... 151
4.11 Grafik Regresi Variabel X2 dan Variabel Y ... 152
4.12 Grafik Regresi Variabel X1, X2 dan Variabel Y ... 154
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lampiran - 2 Instrumen Variabel X1
Lampiran - 3 Instrumen Variabel X2
Lampiran - 4 Instrumen Variabel Y
Lampiran - 5 Daftar SMK dan Guru SMK di Kabupaten Majalengka
Berdasarkan Kecamatan dan Kelompok Populasi
Lampiran - 6 Jumlah Sampel SMK dan Guru
Lampiran - 7 Angket Penelitian
Lampiran - 8 Distribusi Frekuensi Variabel X1
Lampiran - 9 Distribusi Frekuensi Variabel X2
Lampiran - 10 Distribusi Frekuensi Variabel Y Lampiran - 11 Tabulasi Data Induk X1
Lampiran - 12 Tabulasi Data Induk X2
Lampiran - 13 Tabulasi Data Induk Y
Lampiran - 14 Chis-quare uji normalitas
Lampiran - 15 Linieritas X1, X2, Y
Lampiran - 16 Regresi X1, X2, Y
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan
(knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan /keterampilan (skill development) atau mengubah sikap (attitude of change) (Rivai & Murni,
2009:58). Kemudian ditegaskan lagi oleh World Bank (Rivai V. & Murni.S,
2009:779): “Give people Handout or tool, and they will live a little bit better.
Give them an education, and they will change the world”. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan sarana terpenting dan memiliki
nilai strategis dalam mentransformasi keadaan dengan menciptakan SDM yang
berkualitas dengan upaya perbaikan yang terus menerus. Transformasi tersebut
bukan transformasi dalam arti formal, tetapi transformasi substansi yang akan
mempengaruhi mutu kehidupan manusia baik secara struktural, kultural maupun
emosional.
Sekolah merupakan institusi mikro dalam sistem pendidikan nasional yang
memiliki peran strategis yang langsung bersinggungan dan berinteraksi dengan
peserta didik, tempat berlangsungnya proses belajar mengajar yang memiliki
sistem yang komplek dan dinamis yang memiliki tatanan yang saling berkaitan
satu sama lainnya. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang sungguh-sungguh agar
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengelolaan sekolah yang baik, ditunjukan oleh kemampuan dalam
menciptakan proses manajemen sekolah yang efektif dan efisien dengan
memperhatikan sumber-sumber daya sekolah. Untuk itu diperlukan sumber daya
manusia yang profesional yang dapat diberdayakan secara optimal.
Sekolah merupakan suatu sistem sosial, sebagai suatu organisasi dengan
sistem terbuka yang tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungannya tetapi juga
tergantung pada lingkung tersebut hal ini secara tegas dinyatakan oleh Hoy &
Miskel (2008:18) yang menyatakan bahwa: “the open system model views organizations as not only influenced by environments, but also dependent on
them”.
Sebagai organisasi terbuka, sekolah merupakan organisasi yang mengambil
input dari lingkungannya, melakukan transformasi di dalamnya terhadap
input-input tersebut dan pada akhirnya menghasilkan output yang diharapkan, seperti
yang ditegaskan Hoy & Miskel (2008:18) bahwa: “organizations take inputs from
the environment, transform them and produce outputs. Sehingga dalam sebuah
sekolah, kepala sekolah bersama-sama dengan seluruh guru dan staffnya harus
bisa menciptakan dan mentransformasikan perubahan lingkungan strategis guna
mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif yang mampu menciptakan
komitmen dari setiap individu sekolah sehingga setiap individu produktif dalam
bekerja dalam mencapai proses pendidikan yang bermutu.
Sebagai sebuah sistem terbuka, yaitu suatu sistem yang tidak hanya
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kondisi eksternal organisasi, “ …external environtments have an impact as well-they affect the inputs, internal structures and processes, and outputs of
organizations” (Hoy & Miskel, 2008:256). Lingkungan eksternal itu secara langsung mempengaruhi pengelolaan sekolah seperti budaya masyarakat,
kebijakan dan peraturan pemerintah, lingkungan geografis sekolah, kebijakan
otonomi daerah (di dalamnya ada otonomi di bidang pendidikan), visi masyarakat
mengenai pendidik, perubahan ekonomi dan yang lainnya harus diintegrasikan
kedalam lingkungan internalnya sebagai lingkungan kerja dimana para pegawai
beraktivitas dan berinteraksi.
Karena Schein (1992:51) menegaskan bahwa ada 2 (dua) perbedaan
pundamental yang harus dilakukan: “1) survival in and adaptation to its external
environment, 2) integration of its internal process to ensure the capacity to
continue to survive and adapt”. Artinya bahwa untuk bisa bertahan hidup (survive) diperlukan integrasi lingkungan eksternal dengan lingkungan internalnya
sebagai input yang kemudian ditransformasi di dalam proses internal organisasi
dengan mengoptimalkan unsur-unsur lingkungan internalnya sehingga tercipta
sebuah kapasitas organisasi yang menjaga kelangsungan hidupnya (survive) dan
beradaptasi terhadap lingkungan ekternalnya.
Sekolah sebagai sebuah sistem sosial yang dipengaruhi oleh sistem-sistem
lainnya diluar sekolah yaitu eksternal sekolah maupun sistem-sistem di internal
disekolah itu sendiri. Lingkungan sekolah tidak hanya berhubungan dengan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sosial dan kultur yang lebih luas lagi dari komunitas yang dilayaninya
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang dinamis karena pendidikan
terkait dengan berbagai system lainnya, seperti system social, budaya, politik,
hankam, dan lain sebagainya.
Sementara dalam internal lingkungan sekolah sendiri sekolah menghadapi
dimensi nomotetik dan ideografik yang harus diselaraskan. Dikarenakan
lingkungan eksternal dapat mengancam otonomi dan efektivitas organisasi, para
kepala sekolah sebagai administrator melakukan integrasi untuk meminimalkan
dampak eksternal terhadap operasi internal sekolah hal ini sejalan dengan Hoy &
Miskel (2008) bahwa: “school organization use both internal and external strategies to minimize the influence of the external environment on their internal
elements”.
Hermawan & Triatna (2010:80) mengatakan bahwa: “kemampuan suatu
organisasi bertahan hidup ditentukan oleh sumber daya manusia organisasi atau
dikenal dengan man (manusia)”, karena manusia yang menjadi motor penggerak
semua sumber daya yang ada dan mewarnai organisasi. Guru merupakan ujung
tombak pendidikan yang bertanggung langsung dengan core business sekolah
yaitu teaching and learning dan ujung tombak keberhasilan pendidikan.
Guru bisa bekerja secara optimal mencurahkan semua kemampuannya
apabila kondisi lingkungan kerja membantu yaitu lingkungan kerja yang dinamis,
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
believe that working condition in schools limit their effectiveness and contribute to feeling of frustration”.
Menurut Nitisemito (2001), “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan”. Dalam lingkungan kerja terjadi interelasi antara
guru dengan kepala sekolah, guru lain, staff sekolah, siswa, orang tua murid dan
stakeholder lainnya. Sehingga membantu sekolah dalam menigkatkan efektivitas
dengan terciptanya collective knowledge. Tugas kepala sekolah dan semua warga
sekolah untuk menciptakan lingkungan kerja yang dinamis, harmonis dan sehat.
Kualitas lingkungan kerja yang baik ditandai dengan kepuasan kepada para
personil di sekolah terhadap kondisi yang sesuai dengan kebutuhan dan fasilitas
yang akan mengarahkan guru untuk melakukan pekerjaannya terpenuhi dengan
baik, ruangan-ruangan yang terawat, adanya komunikasi yang baik, adanya
network untuk teknologi informasi, atmosfir kerja yang baik, iklim organisasi
yang terbuka dan lain-lain sehingga guru merasa dihargai dan berbuat yang
terbaik dalam berkerja.
Tujuan ke depan yang ingin dicapai pengelola sekolah dalam menciptakan
kualitas lingkungan kerja adalah agar semua guru dan para staff sekolah lainnya
selalu memiliki motivasi dan komitmen.
Komitmen guru terhadap sekolah seringkali menjadi isu yang penting,
sehingga dibeberapa sekolah unsur komitmen dijadikan syarat untuk memegang
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merasa puas dengan kehidupan sosial dari lingkungan kerjanya dan menciptakan
sebuah harmoni disekolah. Mereka akan selalu mencari cara untuk
mengakomodasi pekerjaan rutinnya dan menyelesaikan "their jobs with
enthusiasm, and maintaining a productive” (Hoy & Miskel, 2008). Namun tidak
jarang para guru masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh,
apa dampaknya bila komitmen tidak diperoleh, dan mengapa hal tersebut harus
dipahami.
Richard M. Steers (Suryana, 2008:145) mendifinisikan komitmen sebagai
berikut:
“Komitment merupakan rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya”.
Sebagai upaya menciptakan kapasitas sekolah untuk menjaga kelangsungan
hidup (survive) dan beradaptasi terhadap lingkungannya sebagai upaya untuk
mencapai tujuan-tujuan sekolah, salah satu langkahnya adalah menjaga dan
meningkatkan stabilitas produktivitas kerja pegawainya.
Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa guru merupakan ujung tombak yang
paling esensi terhadap mutu pendidikan, dimana perannya tidak hanya dalam
proses belajar mengajar tetapi dalam setiap program sekolah yang ditujukan untuk
peningkatan mutu sekolah dan pendidikan sebagaimana pendapat Cheng (2012)
bahwa:“Teachers are often required to take up expanded roles and
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
development facilitator, action researcher, pre-service teacher educator, team
leader, member of management board and etc”.
Tanpa sumber daya yang handal (professional), maka pendidikan tidak
akan mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 ayat 2 dijelaskan pendidik sebagai
berikut: “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.
Produktivitas kerja guru merupakan hal yang penting karena akan
mempengaruhi perilaku siswa dimana siswa cenderung tidak akan mengalami
peningkatan dan bahkan akan dapat mengarahkan siswa pada perilaku belajar
yang pasif dan tidak kreatif yang dicirikan oleh kurangnya respons siswa terhadap
pelajaran yang diterima dan juga mempengaruhi sekolah dalam mencapai sasaran
dan tujuannya serta mempengaruhi mutu pendidikan nasional.
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan
kecakapan hidup baik itu kecakapan sosial, akademik, dan vokasional dimana
standar kompetensi lulusannya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 15,
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu
dimana pendidikannya berbasis pada pengembangan keahlian.
Sementara menurut Danim (2010:13) pendidikan vokasional dan pelatihan:
“…….. sistem pendidikan vokasional dan pelatihan harus dilaksanakan
sedemikian rupa menjamin penyediaan tenaga kerja yang berkualitas, apresiasi sosial terhadap guru yang bekerja pada pendidikan vokasional dan pelatihan harus sesuai dengan kualitas dan kompleksitas pekerjaan mereka. Tingginya tanggung jawab guru pendidikan vokasional harus diikuti dengan sistem imbalan yang tepat, serta waktu dan kondisi kerja yang baik, …..”.
SMK diharapkan dapat meningkatkan mutu layanannya dengan
menyiapkan para lulusannya meningkatkan mutu lulusan melalui
program-program softskill dan lifeskill untuk; memasuki dunia kerja sebagai relevansi
pendidikan kejuruan antara program pelaksanaan dengan sektor riil (link and
match), dapat hidup mandiri, serta mempersiapkan para siswa untuk memasuki
perguruan tinggi ataupun kemampuan lulusan untuk bisa berwirausaha mandiri
dengan modal softskill dan lifeskill yang telah dipelajarinya.
Bahkan kebijakan pemerintah, penyelenggaraan pendidikan menengah
kejuruan memperoleh proporsi 70% dan menengah umum 30%, yang juga
dihadapkan pada permasalahan kemampuan dan keterampilan lulusan yang
diperoleh dari sekolah kurang berkesesuaian dengan kebutuhan lapangan.
Sebagaimana yang dikatakan Rivai dan Murni (2009:34): “terjadinya irrelevansi
karena belum menghasilkan life skill yang sesuai, pendidikan yang belum berbasis
kepada masyarakat dan potensi daerah, serta belum optimalnya kemitraan dengan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lulusan, sedangkan mutu lulusan sangat tergantung pada proses belajar mengajar
yang dilaksanakan di sekolah.
Informasi Badan Pusat Statistik Pusat menyatakan, bahwa jumlah angkatan
kerja yang menganggur hingga Februari 2011 mencapai 10,9 juta orang.
Tambahan pengangguran terjadi karena peningkatan angkatan kerja lebih besar
daripada ketersediaan lapangan kerja. Jumlah angkatan kerja bertambah 1,8 juta.
orang yakni dari 104 juta orang pada Agustus 2011. Di Jawa Barat pada akhir
tahun 2011 dari sekitar 3,14 juta penduduk tercatat sekitar 0,12% juta orang
(3,75%) adalah angkatan kerja sedang pencari pekerjaan sekitar 117.296 orang
meningkat sebesar 35,71%. Hal ini menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan
belum dapat menampung seluruh pencari kerja. Berkaitan dengan keterserapan
SMK di dunia kerja, menurut (Samsudi, 2008:1) dalam pidato Dies Natalis ke-43
Unnesmengatakan, idealnya secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung
memasuki dunia kerja sekitar 80-85%, sedang selama ini yang terserap baru 61%.
Pada tahun 2011 lulusan SMK di Indonesia mencapai 628.285 orang, sedangkan
proyeksi penyerapan atau kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun 2011 hanya
385.986 atau sekitar 61,43%
SMK di Kabupaten Majalengka terdiri dari beberapa bidang keahlian dan
program keahlian. Ada kelompok Teknologi, Bisnis & Manajemen, Agribisnis,
Kesenian, Pariwisata & Kerajinan, dan Kesehatan. Dengan program studi Seni
Pertunjukan, Pariwisata, Tata Boga, Tata Busana, Seni, Agri Bisnis Produksi
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Komputer dan Informasi, Teknik Broadcasting, Teknik Bangunan, Teknik
Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Otomotif, dan Teknik Kimia.
Sementara kondisi SMK Kabupaten Majalengka, masih banyak ditemukan
lulusan yang belum terserap didunia dunia usaha dikarenakan mereka masih
banyak yang mendapatkan nilai yang rendah pada nilai raport.
Menurut Staf Dikmen SMK, dalam kegiatan inspeksi mendadak masih
ditemukan kondisi dimana guru terlambat datang ke sekolah dan masuk kelas
tidak sesuai waktu yang sudah ditetapkan dijadwal untuk melaksanakan tugas
pokok yaitu mengajar, siswa-siswa yang berada diluar sekolah pada saat jam
pelajaran berlangsung, masih rendahnya kepatuhan terhadap norma dan etika
profesi keguruan, mental yang kuat dan sadar akan tugasnya sebagai guru.
Serta data mengenai instrument kebutuhan guru dari Dinas Pendidikan
kabupaten Majalengka ditemukan kekurangan guru produktif sehingga masih ada
guru yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran selain sebagai guru normatif
ataupun adaptif juga mengajar sebagai guru produktif.
Usaha-usaha Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka untuk meningkatkan
mutu pendidikan sudah dilakukan diantaranya: 1) pemetaan kebutuhan guru di
setiap SMK 2) memberikan instruksi kepada para kepala SMK untuk mengawasi
dan membina para guru dengan serius; 3) melakukan inspeksi atau Sidak (Sistem
Tindakan Ditempat) dengan tujuan membuat jera para pelanggar disiplin dan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Walaupun begitu SMK-SMK di Kabupaten Majalengka juga menoreh
prestasi diantaranya semua siswa tahun ajaran 2011/2012 dinyatakan lulus 100%
dengan hasil nilai rata-rata Ujian Nasional Murni dimana nilai tertinggi adalah
8,74 dan terendah adalah 6,78. Diantaranya peringkat 10 (sepuluh) besar adalah:
a) SMK Kehutanan Kadipaten dengan nilai rata-rata 8.74, b) SMK YPIB
Majalengka dengan nilai rata 8,69, c) SMKN 1 Kadipaten dengan nilai
rata-rata 8,64, d) SMKN 1 Palasah dengan nilai rata-rata-rata-rata 8,62, e) SMK Kesenian Putra
Nusantara dengan nilai rata 8,61, f) SMKN 1 Panyingkiran dengan nilai
rata-rata 8,58, g) SMKN Kesehatan Bakti Kencana Jatiwangi dengan nilai rata-rata-rata-rata
8,57, h) SMK Tridaya Budi Majalengka dengan nilai rata-rata 8,44, i) SMKN 1
Majalengka dengan nilai rata-rata 8.39, dan j) SMK Pariwisata PGRI Majalengka
dengan nilai rata-rata 8,38.
Selain itu ada prestasi-prestasi lain yang diraih oleh SMK di Kabupaten
Majalengka adalah: 1) SMKN 1 Kadipaten Juara Lomba Rekayasa Perangkat
Lunak di tingkat Kabupaten, Juara I lomba Akuntansi dan Penjualan, 2) SMKN 1
Majalengka Juara Lomba Otomotif dan dipercaya untuk merakit infocus dalam
salah satu program Kemendiknas, 3) SMKN 1 Talaga Juara ke-14 lomba
Networking di tingkat provinsi dan Juara I Lomba Paskibra di tingkat provinsi
putra dan putri, 4) SMKN 1 Panyingkiran membuat film yang masuk ke dalam
festival film Nasional.
Banyak prestasi yang sudah diraih oleh SMK-SMK di Kabupaten
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu
dimana pendidikannya berbasis pada pengembangan keahlian tentu saja hal
tersebut belum cukup
Berdasarkan pada paparan latar belakang di atas, menarik untuk melakukan
pengkajian bagaimana seorang pimpinan sekolah bersama-sama personil sekolah
lainnya menciptakan lingkungan kerja sekolah yang akan mendorong komitmen
dari para guru dan staffnya sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang
diharapkan. Sehingga dalam kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian
yang berjudul:”Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja dan Komitmen Guru
Terhadap Produktivitas Kerja Guru pada Sekolah Menegah Kejuruan di
Kabupaten Majalengka“.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, Faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja baik faktor internal dan eksternal. Faktor internal dari individu;
yaitu komitmen, loyalitas, motivasi, etos kerja, latar belakang, keterampilan,
kepribadian; ataupun dari organisasi seperti: kebijakan, struktur, desain
pekerjaan, sistem dan praktik manajemen, kepemimpinan, komunikasi, sumber
daya manusia, lingkungan organisasi baik itu fisik maupun non fisik. Sementara
pengaruh faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, lingkungan, pengaruh
politik, dampak globalisasi, kemitraan, dukungan masyarakat, persaingan, dan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja,
kualitas lingkungan kerja sekolah merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi produktivitas kerja. Seyfarth (2002:183) menyatakan bahwa:
“however, working condition in many school are such that even motivated
employees are unable to achieve maximum productivity. … how environment in
school inhibit employee productivity.”
Komitmen guru membedakan bagaimana guru melaksanakan tugas, dituntut
dedikasi dan keseriusan guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Guru sebagai
ujung tombak pendidikan memiliki peran sangat penting terhadap keberhasilan
pendidikan sehingga komitmen yang ditunjukan guru-guru sangat berpengaruh
pada produktivitas kerjanya dalam mencapai tujuan sekolah. Sebagaimana
dikemukakan Nakpodia (Akporehe, 2011:117) „in any educational arrangement,
the success lies in the commitment of the teachers’. Hal tersebut menurut Senyucel (2009:32) dikarenakan: “employee who are highly committed to work are more
likely to put efforr towards learning, training and development with the intention
of improving their performance”.
Agar lebih terarah, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada: 1) kualitas
lingkungan kerja pada indikator: struktur, individu, supportive leadership dan
keberadaan fasilitas; 2) Komitmen guru yang berkaitan dengan rasa identifikasi,
keterlibatan dan loyalitas guru dan 3) produktivitas kerja guru dilihat dari
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
prestasi-prestasi yang dicapainya baik itu berupa bukti-bukti dan
tujuan/target-target yang ingin dicapainya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang
lingkup penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Berdasarkan batasan
masalah yang dikemukakan tersebut, maka masalah dapat dirumuskan berupa
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Bagaimana kualitas lingkungan kerja pada Sekolah Menengah Kejuruan di
Kabupaten Majalengka?
b. Bagaimana komitmen guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten
Majalengka?
c. Bagaimana produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di
Kabupaten Majalengka?
d. Seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja terhadap produktivitas
kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka?
e. Seberapa besar pengaruh komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru
pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka?
f. Seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja dan komitmen guru
terhadap produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh kualitas
lingkungan kerja dan komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru pada
Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka.
Sementara secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:
1. Memperoleh informasi tentang kualitas lingkungan kerja pada Sekolah
Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka.
2. Memperoleh informasi tentang komitmen guru pada Sekolah Menengah
Kejuruan di Kabupaten Majalengka.
3. Memperoleh informasi tentang produktivitas kerja guru pada Sekolah
Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka.
4. Memperoleh informasi seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja
sekolah terhadap produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan
di Kabupaten Majalengka.
5. Memperoleh informasi seberapa besar pengaruh komitmen guru terhadap
produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten
Majalengka.
6. Memperoleh informasi seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja
dan komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru.
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan untuk menguji kembali beberapa
teori yang berhubungan dengan masalah kualitas lingkungan kerja dan
komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru, serta penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam perkembangan ilmu
administrasi pendidikan, khususnya dalam manajemen sekolah dan
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan teori mengenai kebijakan
pengelolaan sekolah, serta strategi pengelolaan sumber daya manusia.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap tingkat
satuan pendidikan/sekolah mengenai gambaran dalam menciptakan
lingkungan kerja yang harmonis, dinamis serta produktif yang mendukung
guru untuk bekerja lebih baik. Dan bermanfaat bagi guru untuk mendorong
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Asumsi-Asumsi Penelitian
Sebagai sebuah sistem sosial, sekolah merupakan sebuah sistem terbuka
sebagai organisasi yang dipengaruhi oleh lingkungan, bahkan tergantung pada
lingkungan. Sehingga sekolah harus mampu bertahan dan beradaptasi terhadap
lingkungannya, dan mampu mengintegrasikan pada proses transformasi
internalnya untuk memastikan bahwa sekolah memiliki kapasitas dalam mencapai
tujuan dan bertahan menjaga kelangsungan sekolah. Proses transformasi ini terjadi
di lingkungan lingkungan internal sekolah dalam sebuah lingkungan kerja yang
baik dengan mengoptimalkan elemen-elemen yang ada disekolah. Dengan
terciptanya lingkungan kerja yang berkualitas diharapkan guru-guru bisa
meningkatkan produktivitas kerjanya.
Sebagai ujung tombak pendidikan, guru memiliki peran sangat penting
terhadap keberhasilan pendidikan, karena peran vitalnya dalam pendidikan guru
dituntut untuk berkomitmen dalam bekerja. Komitmen guru membedakan
bagaimana setiap guru melaksanakan pekerjaannya, dedikasi dan keseriusan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Komitmen yang ditunjukan guru-guru sangat
berpengaruh pada produktivitas kerjanya dalam mencapai tujuan sekolah
Produktivitas kerja guru akan terwujud dalam sebuah lingkungan kerja
sekolah yang dikelola dengan baik yaitu sebuah lingkungan kerja yang harmonis,
sehat dan dinamis sehingga setiap warga di dalam organisasi sekolah termotivasi
untuk bekerja mencurahkan segala usaha untuk mencapai tujuan sekolah, serta
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meningkatkan kinerja (performance) dan produktivitas kerjanya sebagai upaya
untuk mencapai tujuan sekolah.
Asumsi merupakan titik pangkal pemikiran yang digunakan dalam
penelitian dengan maksud: (1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi
masalah yang diteliti; (2) mempertegas variabel-variabel yang dijadikan fokus
penelitian; (3) dijadikan bahan untuk menyusun hipotesis penelitian (Arikunto,
2010:60-61). Dalam penelitian ini, asumsi yang dijadikan landasan adalah sebagai
berikut:
1. Environment is anything outside the boundaries of the system that either affects the attributes of internal components or is charge by the social system itself. (Hoy & Miskel (2008:21).
2. Internally, needs to create appropriate social environment that can tap and harness the energies and abilities necessary to bring about desire result. (Hoy & Miskel, 2008:255)
3. behavior in fomal organization is influenced not only by structural and individual element but also by cultural and political elements. (Hoy & Miskel
(2008:24)
4. However, working condition in many school are such that even motivated employees are unable to achieve maximum productivity. …how environment in school inhibit employee productivity. (Seyfarth, 2002:183)
5. Productive environment that enable employees to perform their jobs effectively and to experience psychological success while doing it. Dengan 6
karakteristik yaitu: continuous learning culture, supportive administrative
leadership, opportunity to work collaboratively with, respect for people as
individual, opportunity to use one’s knowledge and skill and to receive feedback on one’s performance, dan necessary resources to do the job. (Seyfarth, 2002:185)
6. Commitment is the relative strength of the individual’s identification with, and envolvement in, a particular organization. Porter (Armstrong, 2009:345),
yang ditandai dengan 3 hal : 1) A strong desire to remain a member of the
organization, 2) A strong believe in, and acceptance of, the values and goals of organization, 3). A readiness to exert considerable effort on behalf of the organization. Modway (Armstrong, 2009:345).
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8. In any educational arrangement, the success lies in the commitment of the teachers. Nakpodia (Akporehe, 2011:117)
9. Productivity is a summary measure of the quantity and quality of work performance with resource utilization considered, it can be measured at the level of the individual, group or organization. (Schermerhorn, 1993:8)
10.Produktivitas kerja pada dasarnya merupakan hasil dari interaksi lingkungannya, baik lingkungan pekerjaan maupun diluar lingkungan pekerjaan, termasuk lingkungan fisik, sosial, budaya dan lingkungan psikologis. Rivianto (1985:238)
11.Produktivitas menurut Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (Ardana dkk, 2012:207) dari sudut filosofis mengatakan bahwa “produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini, sementara dari sudut teknis dikatakan produktivitas adalah cara kerja hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini”.
12.Productiveness is man’s ability to use his powers and to relize the
potentialities inherent in him. Erich Fromn (Sedarmayanti, 2009:81)
13.Teachers are often required to take up expanded roles and responsibilities including curriculum developer, new teacher mentor, staff development facilitator, action researcher, pre-service teacher educator, team leader, member of management board and etc. Boles & Troven (Cheng, 2012:1)
G. Struktur Organisasi Tesis
Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, bagian awal terdiri atas
halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstraksi.
Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, metode penelitian
secara garis besar beserta teknik pengumpulan dan pendekatannya, lokasi dan
sampel penelitian, serta struktur organisasi tesis.
Bab II, mencakup kajian pustaka, kerangka pikir dan hipotesis penelitian
yang berkaitan dengan dasar kualitas lingkungan kerja, komitmen guru dan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bab III, metode penelitian, yang menguraikan dengan lebih rinci
mengenai metode penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini,
bahasan mengenai lokasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian dan
justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi
penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional, instrument
penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan
pendekatan yang akan di gunakan, dan prosedur serta tahapan penelitian akan
diolah secara mendalam dalam bab ini.
Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan, memuat pengolahan dan analisis
data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.
Pengolahan data berdasarkan prosedur penelitian dan pembahasan atau analisis
temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif
sesuai desain penelitian yang ada dalam Bab III
Bab V Kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan
peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai “Pengaruh Kualitas
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu deskriptif
analitis. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil
sample dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan
data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuisioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan
dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk
menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini.
Metode penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu
penelitian. Menurut McMillan & Schumacher (2001:34), “in survey research the
investigator selects a sample of subjects and administers a questionnaire or conducts interview to collect data…research is designd so that information about
a large number of people (the population) can be inferred from the responses obtained from a smaller group of subjects (the sample). Sejalan dengan Kerlinger
(Akdon & Hadi, 2005:91) bahwa penelitian survey mengkaji populasi yang besar
maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sample yang dipilih dari populasi
itu untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan interelasi dari
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak
mendalam.
Berkaitan dengan pengertian metode deskriptif menjelaskan bahwa
penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan pada saat terjadinya, maka penelitian
yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan
sekarang (sedang terjadi), adalah penelitian deskriptif (to describe;
menggambarkan atau membeberkan (Arikunto, 2010:10). Tujuan penelitian ini
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan
kuantitatif menurut McMillan & Schumacher (2001:15) adalah: a single reality i.e
measured by an instrument, purpose is establish relationships between measured
variabel, procedures are established before study begins, typical study is experimental design to reduce error and bias, researcher role is detached with
use of instrument, goal of universal context-free generalization. Penelitian dengan
pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan, dan sikap kritis dalam
menjaring data yaitu populasi dan sample, karena data hasil penelitian ini berupa
angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antara variable-variabel
yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya (korelasinya) sehingga
dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga
rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan.
Suriasumantri (Sugiyono, 2005:16-17), penelitian kuantitatif didasarkan
pada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris.
Asumsi tersebut :
1. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,
warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini, maka penelitian dapat
memilih variable tertentu sebagai objek penelitian.
2. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa setiap
gejala ada penyebabnya, seperti iklim kerja yang tidak sehat pasti ada
penyebabnya. Berdasarkan asusmsi pertama dan kedua, maka penelitian ini
dapat memilih variable yang diteliti dan menghubungkan variable satu
dengan yang lainnya.
3. Semua gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Jika
gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari.
Berdasarkan tujuan atau fungsi penelitian, penelitian ini merupakan
penelitian terapan (applied research). McMillan & Schumacher (2001:19)
mengatakan “applied research tests the usefulness of scientific theories and determines empirical and analytical relationship within a given field”, penelitian
terapan bertujuan untuk menggunakan pengetahuan secara ilmiah yang telah
diketahui dan diterapkan dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan yang
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dikembangkan beberapa konsep, teori dan pengetahuan dalam setiap bidang ilmu
dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan disiplin ilmu.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian
asosiatif. Riduwan (2010:8) menyatakan bahwa penelitian asosiatif membahas
permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah kualitas lingkungan kerja dan
komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru.
Sehingga berdasarkan paparan diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa
metode survei deskriptif analitis tepat digunakan untuk penelitian ini karena
cukup sesuai dengan maksud penelitian yaitu: memperoleh informasi tentang
kualitas lingkungan kerja, komitmen guru dan produktivitas kerja guru; dan
informasi mengenai seberapa besar pengaruh kualitas lingkungan kerja dan
komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru baik secara sendiri-sendiri
ataupun bersama-sama terhadap produktivitas kerja guru pada Sekolah Menengah
Kejuruan di Kabupaten Majalengka.
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. Masri & Effendi (2003: 46-47) memberikan pengertian tentang
definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur
suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah pengertian yang
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
utama variabel tersebut serta semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Kualitas Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito (2001) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan sedangkan lingkungan kerja di sekolah menurut
Seyfarth (2002) merupakan “productive environment that enable employees to perform their jobs effectively and to experience psychological success while doing it”, dengan memiliki 6 (enam) karektiristik yaitu: continuous learning culture,
supportive administrative leadership, opportunity to work collaboratively with, respect for people as individual, opportunity to use one’s knowledge and skill and
to receive feedback on one’s performance, dan necessary resources to do the job.
Sementara sebagai sebuah sistem sosial sekolah memiliki subsistem atau
elemennya. Lingkungan internal sekolah merupakan kondisi, situasi, dan hal-hal
memang berada di dalam lingkungan sekolah. Dimana elemennya mencakup
dimensi: struktur, budaya, individu dan perilaku politik, sebagaimana yang
dikemukakan Hoy & Miskel (2008:24), behavior in fomal organization is
influenced not only by structural and individual element but also by cultural and
political elements.
Adapun kualitas lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah kondisi,
situasi dan hal-hal yang berada di dalam sekolah yang ditekankan pada: struktur
sekolah, individu, supportive leadership, fasilitas yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan, sehingga kondisi tersebut secara potensial mempengaruhi
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Komitmen guru
Komitmen Guru, komitmen mengadopsi dari definisi Steers (Suryana, 2008:
145) sebagai rasa identifikasi (bangga terhadap organisasi, yakin terhadap
nilai-nilai dan tujuan organisasi), keterlibatan (berusaha sebaik mungkin dalam
menjalankan tugas-tugas demi kepentingan organisasi), dan loyalitas (rasa
memiliki yang tinggi/sense if belonging dan keinginan untuk tetap menjadi
anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai
terhadap organisasi. Sementara menurut Porter et al (Armstrong, 2009:345)
mendefinisikan “commitment is the relative strength of the individual
identification with, and involvement in a particular organization”, bahwa komitmen sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam bagian dari organisasi.
Komitmen dalam penelitian ini adalah segala sesuatu hal yang lebih dari
sekedar kesetiaan pasif terhadap sekolah. Komitment dalam penelitian ini adalah
daya penerimaan guru terhadap nilai-nilai organisasi dan tingkat keterlibatan serta
loyalitasnya terhadap pekerjaan, sehingga komitmen menyiratkan hubungan
dengan guru dan sekolah secara aktif dilihat dari: identifikasi, keterlibatan,
loyalitas.
3. Produktivitas Kerja Guru
Dari beberapa pengertian produktivitas menurut para ahli dimana pengertian
produktivitas dipandang dari sudut teknis yang membandingkan input dan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bahwa: “productivity is a summary measure of the quantity or quality of work
performance with resource utilization considered. It can be measured at the level
of the individual, group or organization”. Produktivitas juga dapat dipandang dari
sudut aspek sikap yaitu suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok
harus lebih baik dari hari ini.
Sementara Produktivitas menurut Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia (Ardana dkk, 2012:207) dari sudut filosofis mengatakan bahwa
“produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok
harus lebih baik dari hari ini, sementara dari sudut teknis dikatakan produktivitas
adalah cara kerja hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai
esok hari harus kebih baik dari yang diperoleh hari ini”.
Produktivitas guru tidak hanya dipandang sebagai perbandingan atau rasio
masukan dan keluaran saja melainkan kemampuan seorang guru yang
memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan kerja ataupun mewujudkan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, penuh kreatif berwawasan jauh kedepan dan
senantiasa berupaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam penelitian
ini produktivitas kerja guru menitik beratkan pada pelaksanaan pekerjaan yang
dilkukan oleh guru untuk mencapai prestasi-prestasi kerjanya.
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah dipaparkan mengenai definisi operasional selanjutnya adalah
mengembangkan instrumen yang ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a)
mendefinisikan operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator variabel
penelitian, (c) menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen;
dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
Sehingga setelah memaparkan definisi operasional ketiga variabel tersebut,
berikut disajikan beberapa indikator hasil penjabaran ketiga variabel tersebut,
yang selanjutnya indikator tersebut akan menjadi indikator penelitian yang akan
dijadikan sebagai bahan untuk membuat kisi-kisi dan landasan dalam menyusun
instrument, alur penyusunan sampai menjadi angket penelitian (kisi-kisi penelitian
terlampir pada lampiran-1 & instrumen penelitian lampiran -2 s/d lampiran -4).
D. Lokasi, Populasi Dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SMK baik negeri ataupun swasta yang ada di
Kabupaten Majalengka. Jumlah SMK yang ada di Kabupaten Majalengka baik
negeri maupun swasta berdasarkan informasi Dinas Pendidikan Kabupaten
Majalengka berjumlah 40 (empat puluh) sekolah (tabel 3.5 terlampir).
Pemilihan lokasi penelitian di SMK yang ada di Kabupaten Majalengka
dengan alasan bahwa peneliti adalah staf pengajar di SMK Negeri Talaga,
Kabupaten Majalengka, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
harmonis, dinamis serta produktif yang mendukung guru untuk bekerja lebih
baik. Dan bermanfaat bagi guru untuk mendorong guru lebih bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
2. Populasi Penelitian
Arikunto (2010:173), memberikan pengertian tentang populasi, yaitu
keseluruhan subjek penelitian. Sementara menurut Sugiyono (Riduwan, 2010:54)
memberikan pengertian bahwa: “populai adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang jadi populasi sebagai
unit analisis penelitian adalah SMK baik negeri maupun swasta yang ada di
Kabupaten Majalengka sebanyak 40 (empat puluh) sekolah dengan jumlah guru
sesuai dengan catatan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka baik PNS
maupun honorer sebanyak 1.501 orang yang tersebar pada 19 Kecamatan
(Lampiran -5).
3. Sampel Penelitian
Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”.Selanjutnya disebutkan oleh Riduwan (2010:5)
dikatakan “sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang di ambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Bila populasi penelitian besar
dan tidak memungkingkan semua populasi dijadikan sumber penelitian maka
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mewakili menurut ketentuan tertentu dan diambil datanya oleh peneliti dsalam
melakukan penelitian.
Agar representatif dalam penarikan sampel dalam penelitian ini diupayakan
setiap subjek memiliki peluang yang sama, penarikan sampel didasarkan pada
teori peluang atau yang disebut probability samples. Sampel berpeluang
(Probability Sampling) menurut Riduwan (2010:57) adalah penarikan sampel
dimana pemilihan elemen dari populasi yang akan dimasukan di dalam sampel
didasarkan pada nilai-nilai peluang yang sama.
Arikunto (1996: 107) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer,
maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Berdasarkan batasan tersebut, dengan memperhatikan ketersebaran SMK di
Kabupaten Majalengka yang ada di setiap kecamatan dengan jumlah yang
berbeda, maka penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster
sampling (penarikan sampel area).
Teknik penarikan sampel area ini, menurut Sugiono (2009:83) digunakan
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional, sehingga penarikan sampel
berdasarkan wilayah persebaran populasi yang dikombinasikan dengan penarikan
sampel bertingkat.
Teknik penarikan sampel area ini sesuai dengan keberadaan SMK di
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menunjukkan adanya SMK yang belum memiliki lulusan (kelompok 3) sebanyak
9 (sembilan) SMK dan tersebar di 8 kecamatan, SMK yang memiliki perolehan
nilai UN kurang dari 30,00 (kelompok 2) sebanyak 6 (enam) SMK tersebar di 5
kecamatan, serta SMK dengan perolehan nilai UN di atas 30,00 (kelompok 1)
sebanyak 25 SMK dan tersebar di 15 kecamatan ( lampiran -5).
Dengan menetapkan bahwa agar setiap kecamatan terwakili secara
proporsional dan kelompok populasi pun terwakili, maka penarikan sampel
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1) Penetapan jumlah SMK yang dijadikan sampel sebanyak 22 sekolah
dengan masing-masing kecamatan dapat terwakili.
2) Penetapan jumlah sampel guru pada ke 22 SMK tersebut sebanyak 151
orang yang ditetapkan dengan mengacu pada pendapat arikunto dengan
menetapkan 15% dari jumlah populasi sehingga jumlah responden adalah
sebagai berikut:.
Populasi X 10% = 1.501 X 10% = 150.1 ≈ 151 responden
Besarnya sampel penelitian yang ditetapkan, tampak pada lampiran -6.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Menentukan dan Menyusun Alat Pengumpul Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Akdon & Hadi, 2005:130).
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam pengumpulan data dengan menentukan teknik pengumpukan data mana
yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan adalah
angket atau kuesioner.Angket merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara
tertulis untuk memperoleh informasi atau data dari responden yang diperlukan
peneliti. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010:194) bahwa: “kuesioner
adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup, yaitu
angket yang telah memuat alternatif jawaban agar mempermudah responden
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagaimana yang dikatakan Riduwan
(2010:100) bahwa “angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda check (√)”.
Sementara instrumen pengumpulan adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010:98). Jadi instrument
merupakan daftar pertanyaan yang menjadi kunci utama dalam menggali
informasi mengenai lapangan yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian
yaitu mengenai pengaruh kualitas lingkungan kerja dan komitmen guru terhadap
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengembangan instrument penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Menyusun kisi-kisi penelitian
b. Merumuskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan (terlampir).
c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternative jawaban, baik untuk variabel
X1, X2 maupun variabel Y yaitu dengan menggunakan Skala 5 yang
mengacu kepada skala Likert, menurut Riduwan (2010:93) skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial
Dalam instrumen penelitian ini, setiap item instrumen memiliki gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif dengan 5 (lima) opsi yang dijabarkan pada
Kadang-kadang (Kd) Kadang-kadang (Kd) Kadang-kadang (Kd) 3
Jarang (Jr) Jarang (Jr) Jarang (Jr) 2
Tidak Pernah (Tp) Tidak Pernah (Tp) Tidak Pernah (Tp) 1
d. Melakukan uji coba instrument dan mengolahnya dengan menggunakan
bantuan program SPSS Statistik v.20 untuk mengetahui validitas dan
Wiwin Kusniawati, 2012
Pengaruh Kualitas Lingkungan Kerja Dan Komitmen Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Instrumen yang valid dan reliabel langsung digunakan untuk pengumpulan
data. Sedangkan item pernyataan atau pertanyaan yang tidak valid atau
reliable ada yang diperbaiki atau dibuang.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas instrument,
maka sebelum kegiatan pengumpulan data sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu
angket yang akan digunakan diujicobakan terhadap responden yang ditetapkan
atau diluar responden yang telah disyaratkan dengan syarat memiliki
karakteristik yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 17
responden, yaitu guru SMKN 9 Bandung. Data yang terkumpul melalui angket
kemudian secara sistematik dihitung validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2010:211) bahwa sebuah
instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
validitas yang dimaksud.
Dengan demikian validitas instrument akan menunjukan apakah instrument