• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA XI TKR 1 SMKN 6 BANDUNG PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF MOTOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA XI TKR 1 SMKN 6 BANDUNG PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF MOTOR."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Pembatasan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 9

G. Penjelasan Istilah ... 10

H. Struktur Organisasi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Tinjauan Belajar Mengajar ... 13

1. Pengertian Belajar ... 13

2. Pengertian Mengajar ... 14

3. Pengertian Hasil Belajar ... 15

4. Faktor-Faktor yang Mempemgaruhi Hasil Belajar ... 19

B. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ... 24

1. Pengertian PTK ... 24

(2)

3. Manfaat PTK ... 29

C. Media Pembelajaran ... 31

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 31

2. Manfaat Media Pembelajaran ... 32

3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 32

D. Multimedia ... 36

1. Pengertian Multimedia ... 36

2. Kelebihan Multimedia ... 37

3. Kekurangan Multimedia ... 38

4. Jenis-jenis Multimedia ... 38

5. Software Microsoft Powerpoint dalam Multimedia Pembelajaran ... 39

E. Motivasi ... 42

1. Pengertian Motivasi ... 42

2. Fungsi Motivasi ... 43

3. Tipe-tipe Motivasi ... 43

F. Kompetensi Dasar Perawatan Sistem Pendinginan dan Komponenya . 48 G. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 49

1. Pengertian KKM ... 49

2. Fungsi KKM ... 50

H. Anggapan Dasar ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Desain Penelitian ... 53

B. Prosedur Penelitian ... 54

1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 55

2. Tahap Pelaksanaan (Action) ... 56

3. Tahap Pengamatan (Observation) ... 56

4. Tahap Refleksi (Reflection) ... 57

C. Objek Penelitian ... 57

D. Instrumen Penelitian ... 57

E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Realibilitas ... 61

3. Taraf Kesukaran ... 62

(3)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 64

1. Peningkatan Hasil Belajar ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Deskripsi Data ... 65

1. Deskripsi Data Ujicoba ... 65

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 68

B. Pengolahan Data ... 69

1. Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I ... 69

a. Perencanaan (Planning) ... 70

b. Pelaksanaan (Action) ... 71

c. Pengamatan (Observation) ... 76

d. Refleksi (Reflection) ... 77

2. Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus II ... 78

a. Perencanaan (Planning) ... 78

b. Pelaksanaan (Action) ... 78

c. Pengamatan (Observation) ... 83

d. Refleksi (Reflection) ... 84

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Hasil motivasi Belajar Pada siswa XI TKR 1 di SMKN 6 Bandung .... 85

2. Peningkatan hasil belajar Siswa XI TKR 1 di SMKN 6 Bandung ... 87

3. Peningkatan aktivitas guru di kelas XI TKR 1 SMKN 6 Bandung ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman,

pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk

mencapai suatu tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan dari suatu pendidikan

yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

psikomotor dan afektif. Ketiga ranah tersebut dalam kegiatan belajar mengajar

sangat penting karena merupakan suatu implikasi dari keberhasilan suatu

pendidikan.

Upaya lembaga pendidikan dalam rangka pembaharuan untuk mengikuti

perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah dengan

selalu berupaya memperbaharui kurikulum pembelajaran. Kurikulum yang

berlaku saat ini, menuntut partisipasi aktif dari berbagai pihak khususnya guru

senantiasa mengikuti perubahan dalam dunia pendidikan dan kemajuan bidang

teknologi yang bisa diimplementasikan di lapangan secara tepat. Sejalan dengan

apa yang telah dikemukakan sebelumnya, guru sebagai tenaga pendidik harus

dapat mencari dan mengembangkan inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya

dalam bidang pembelajaran.

Perkembangan teknologi yang saat ini melaju dengan pesat banyak

memberikan ide-ide, metode dan inovasi baru dalam bidang pembelajaran.

Pesatnya kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan telah banyak memberikan

(5)

2

teknologi yang dapat kita rasakan manfaatnya adalah komputer. Komputer

merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera

terhadap motivasi dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu,

komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai

dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah

memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di

dalamnya. Saat ini teknologi komputer tidak hanya digunakan sebagai sarana

komputasi dan pengolahan kata, tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia

yang memungkinkan siswa termotivasi dalam belajar.

Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk

memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk

pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani

kebutuhan belajar siswa. Bentuk media dalam pembelajaran bermacam-macam

salah satunya yaitu multimedia.

Sajian multimedia dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan

peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan, dan merekayasa teks, grafik

dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Tampilan-tampilan yang dapat

mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer

dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari

dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan.

Pembelajaran dengan menggunakan multimedia dipandang untuk sedapat

mungkin menggantikan atau melengkapi tujuan, materi, metode dan alat penilaian

(6)

3

seperti yang biasa kita lakukan. Survei pendahuluan yang penulis lakukan ketika

mengamati guru yang menggunakan pembelajaran secara konvensional, suasana

dikelas tidak kondusif, siswa banyak yang keluar minta izin, siswa mengobrol dan

keseriusan siswa dalam memperhatikan guru kurang. Penerapan multimedia ini

diharapkan mampu memberikan perubahan suasana belajar, sehingga dapat

menimbulkan motivasi khususnya dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penggunaan metode pembelajaran menggunakan multimedia dalam

menyelesaikan kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan

komponennya, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan siswa

lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena isi dari

multimedia tersebut digabungkan teks, gambar dan animasi. Metode pembelajaran

multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah model powerpoint, alasan

digunakannya model tersebut adalah disebabkan materi yang akan dicobakan

adalah mata pelajaran produktif motor dengan kompetensi dasar perawatan sistem

pendinginan dan komponennya, yang memerlukan banyak gambar dan animasi

untuk memahaminya.

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis pada saat melaksanakan Program

Latihan Profesi (PLP) yang dilakukan penulis di SMKN 6 Bandung, baik secara

dokumentasi maupun observasi saat proses pembelajaran berlangsung, ternyata

hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya yaitu fasilitas yang menunjang pembelajaran masih kurang dan

(7)

4

konvensional yaitu siswa sebagai objek pembelajaran, sedangkan guru sebagai

subjeknya, masih diterapkan dalam proses pembelajaran disana. Metode

pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa hanya menyimak dan

mendengarkan, sehingga suasana pembelajaran cenderung membosankan dan

menurunkan motivasi siswa untuk belajar dikelas. Sehingga Pembelajaran seperti

ini bisa berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Survei pendahuluan yang penulis lakukan pada saat mengajar dikelas

dengan menggunakan pembelajaran konvensional, kebanyakan siswa kurang

memperhatikan apa yang penulis utarakan. Banyak diantaranya melamun,

mengobrol, meminta izin untuk keluar kelas dan beberapa siswa saja yang tetap

serius memperhatikan materi yang diajarkan guru. Hal tersebut mengindikasikan,

bahwa siswa cenderung asik melakukan kegiatan mereka sendiri ketika mereka

merasa bosan dan jenuh dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut bisa di

akibatkan kurang menariknya penyampaian materi oleh guru, sejalan dengan

pernyataan diatas, maka metode konvensional dapat menyebabkan suasana belajar

menjadi membosankan jika terlalu lama. Secara tidak langsung, baik disadari

ataupun tidak hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar

siswa.

Banyaknya siswa yang belum lulus tidak terlepas dari beberapa faktor yang

mempengaruhinya, baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal

dapat berupa fisik maupun psikis (intelektual atau non intelektual) dan faktor

eksternal (guru, materi, sarana dan lingkungan sekolah). Kedua faktor ini saling

(8)

5

baik ketersediaan guru, materi yang diajarkan dan sarana pembelajaran, seluruh

siswa pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti proses

pembelajaran. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor lain yaitu faktor dari

dalam diri siswa, salah satunya motivasi. Berdasarkan pengamatan peneliti

dilapangan terjadi permasalahan pada proses pembelajaran diantaranya sebagai

berikut:

1. Kurang aktifnya siswa untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan.

2. Siswa jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

3. Siswa yang mempunyai nilai kurang dari standar, malas untuk melakukan

perbaikan.

4. Sedikitnya siswa ketika praktek yang aktif berdiskusi dan menyelesaikan

masalah bersama.

Berdasarkan fenomena tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran

belum mampu mendorong siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu,

fenomena tersebut juga menggambarkan bahwa motivasi siswa dalam belajar

masih rendah. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran adalah siswa dapat

menguasai materi yang diberikan secara optimal, siswa dalam menguasai materi

tidak hanya tergantung pada kecerdasaan tetapi ada hal lain yang perlu

diperhatikan diantaranya motivasi. Motivasi siswa yang tinggi untuk belajar akan

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, dapat menumbuhkan interaksi

yang positif baik antara siswa dengan guru ataupun antar siswa itu sendiri.

Meningkatnya interaksi positif ini akan menciptakan suasana belajar yang

(9)

6

Data nilai rata-rata ujian akhir kelas XI TKR 1 tahun ajaran 2011/2012 pada

mata pelajaran produktif motor, dinyatakan masih di bawah standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Tabel 1.1

Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Produktif Motor Tahun Ajaran 2011/2012 di SMKN 6 Bandung

No Rentang Nilai Kategori

1 90 – 100 A

2 80 – 89 B

3 75 – 79 C

4 < 75 D

(Sumber: Arsip Nilai KKM SMK Negeri 6 Bandung)

Merujuk hasil belajar siswa yang masih di bawah kriteria KKM, maka untuk

mengatasi kesulitan belajar tersebut maka digunakanlah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yang ingin penulis

coba yakni pada mata pelajaran produktif motor yang menunjukan tingkat

penguasaan perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

yang menjadi fokus masalah penelitian tindakan kelas ini adalah media yang

digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi yang mempengaruhi pada

motivasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba

melakukan penelitian terhadap penggunaan multimedia untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa, yang dituangkan dalam judul: “Penerapan

Multimedia Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar

(10)

7

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6

Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 pada Kompetensi Dasar Perawatan Sistem

Pendinginan Dan Komponennya).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang

kemungkinan timbul dari penelitian dan juga identifikasi masalah ini berguna

untuk memperjelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan-permasalahan

yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, karena

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut masih kurang.

2. Pembelajaran konvensional masih kurang efektif sehingga berdampak pada

rendahnya hasil belajar siswa.

3. Media pembelajaran dibutuhkan dikelas agar proses belajar mengajar dapat

terlaksana dengan efektif.

C. Perumusan Masalah

Masalah yang ada perlu dirumuskan agar dalam penelitian ini lebih terarah.

Oleh sebab itu, peneliti ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Multimedia

Pembelajaran Dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1

(11)

8

Sistem Pendinginan dan Komponennya di SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran

2011/2012?”.

Berdasarkan rumusan tersebut maka sebagai panduan penelitian dapat

disusun kalimat pertanyaan penelitiannya sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan sistem

pendinginan dan komponennya setelah menerapkan multimedia?

2. Bagaimana penerapan multimedia pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan

komponennya?

3. Bagaimana aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung?

D. Pembatasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk menyikapi sasaran dalam

tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas,

maka penulis membatasi pengkajian permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Produktif Motor kelas XI TKR1

pada Kompetensi Dasar Perawatan Sistem Pendinginan dan Komponennya

di SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2011/2012.

2. Penggunaan multimedia pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar

pada kompetensi dasar sistem pendinginan dan komponennya.

3. Motivasi dibatasi pada tipe motivasi ekstrinsik.

4. Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan hasil tes dari aspek kognitif level

(12)

9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang

hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan

rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan,

tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan

sistem pendinginan dan komponennya setelah menerapkan multimedia

pembelajaran.

2. Untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar

perawatan sistem pendinginan dan komponennya setelah menerapkan

multimedia pembelajaran.

3. Untuk mengetahui aktivitas guru pada proses pembelajaran berlangsung.

F. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan di atas, maka setelah penelitian

ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi pihak guru dapat memacu untuk lebih kreatif dalam mengembangkan

media pembelajaran untuk mendorong siswa berfikir mandiri. Dalam hal ini,

guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator siswa.

2. Bagi pihak SMK Negeri 6 Bandung sebagai masukan dalam memperbaiki

(13)

10

3. Bagi siswa, sebagai pemacu akan manfaat belajar untuk mencapai ilmu yang

tak terbatas. Sehingga diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran secara mandiri.

4. Bagi pihak kampus UPI khususnya FPTK, sebagai masukan dalam

mencetak guru-guru teknik yang memiliki kemampuan untuk

mengembangkan media pembelajaran yang inovatif, sehingga mampu

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

G. Penjelasan Istilah

Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang

terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan

serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat

keseragaman landasan berfikir atau pemahaman antara peneliti dan pemabaca.

Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian

adalah sebagai berikut:

1. Multimedia pembelajaran adalah metode yang digunakan dalam rangka

lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam

proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, yang disampaikan melalui

komputer atau peralatan elektronik lainnya. Dalam konteks ini penggunaan

multimedia di kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6 Bandung merupakan upaya

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, yang diukur dengan

(14)

11

2. Motivasi menurut A.M Sardiman (2010:73) adalah suatu dorongan dari

dalam diri manusia yang menyebabkan tindakan untuk tujuan yang hendak

dicapai. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbulnya berasal dari

luar individu akibat pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya. Motivasi

ini mendorong individu untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu yang telah digariskan individu maupun digariskan oleh

lingkungannya. Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi

ekstrinsik: (a). Memberi angka, (b). Hadiah, (c). Saingan/kompetisi, (d).

Ego – involvement, (e). Memberi ulangan, (f). Mengetahui hasil, (g). Pujian,

(h). Hukuman, (i). Hasrat untuk belajar, (j). Minat.

3. Hasil belajar menurut Sudjana, N (2008: 22) adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar siswa dinilai pada perubahan tingkah laku,

menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini hasil

belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan hasilnya dengan

menggunakan tes tertulis dari aspek kognitif level pemahaman setelah

menggunakan multimedia pembelajaran.

H. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan

skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam

(15)

12

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian,

penjelasan istilah dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini dikemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan

dengan permasalahan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi

metode penelitian, prosedur penelitian, kerangka pemecahan masalah penelitian

tindakan kelas, teknik pengumpulan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil yang diperoleh setelah melakukan

penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil

(16)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah

penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dimana berusaha mengkaji dan

merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas melalui perbaikan dan

perubahan.

Langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan, melakukan tindakan,

mengamati dan refleksi yang merupakan satu siklus dalam PTK. Siklus selalu

berulang. Setelah satu siklus selesai, kemungkinan guru akan menemukan

masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke

siklus kedua dengan langkah yang sama seperti siklus pertama. Dengan demikian

berdasarkan hasil tindakan dan pengalaman pada siklus pertama guru akan

kembali mengikuti langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi

pada siklus kedua. PTK dilaksankan dalam bentuk siklus berulang yang di

dalamnya terdapat empat tahapan. Kegiatannya yang utama yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 3.1 di bawah ini merupakan langkah-langkah Penelitian Tindakan

(17)

54

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK model Kemmis & McTaggart (Sumber: Susilo dkk, 2009: 14)

Berdasarkan keempat desain PTK di bahas sebelumnya, maka peneliti

mengambil model PTK Kemmis & McTaggart untuk kegiatan belajar dalam

menerapkan multimedia pembelajaran, yang perangkatnya terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan

(observation), dan refleksi (reflection).

B. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

Ide awal penelitian ini adalah adanya suatu permasalahan dalam suatu mata

pelajaran terlihat dari nilai akhir yang diperoleh siswa, sehingga diperlukan suatu

upaya perbaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan yang ada Siklus

Siklus Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

(18)

55

adalah nilai akhir siswa pada mata pelajaran produktif motor dengan kompetensi

dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.

Peneliti melakukan diagnosis atau dugaan sementara mengenai timbulnya

permasalahan yang muncul dalam suatu kelas. Adapun hasilnya adalah guru yang

masih menggunakan metode ceramah dengan media pembelajaran berupa papan

tulis dan media grafis menyebabkan kurangnya motivasi terhadap KBM sehingga

hasil belajar siswa kurang baik. Hasil diagnosis ini peneliti dan guru melakukan

refleksi untuk tindakan pembelajaran.

1. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Menetapkan jumlah siklus, yaitu dua siklus. Materi pada setiap siklus adalah

tentang kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang kompetensi

dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.

c. Menetapkan sumber data penelitian yaitu siswa kelas XI TKR 1 SMKN 6

Bandung tahun ajaran 2011/2012.

d. Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi guru. Digunakan

sebagai alat observasi untuk melihat cara memotivasi siswa dalam proses

pembelajaran.

e. Menyiapkan multimedia pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM

berupa komputer dan infocus.

f. Mempersiapkan alat evaluasi berupa pretest dan posttest untuk siswa,

digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan

(19)

56

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

a. Pelaksanaan Siklus I

1) Mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya

2) Memberikan pandangan umum mengenai materi yang akan dilaksanakan

pada proses pembelajaran, serta memberitahukan tujuan yang akan dicapai

3) Memotivasi siswa supaya berperan aktif dalam proses pembelajaran

4) Melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan multimedia

pembelajaran

5) Memberikan tes berupa pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar

siswa

6) Menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan

selanjutnya.

b. Pelaksanaan Siklus II

Tahapan pada siklus II sama seperti pada siklus I, Namun pelaksanaan

proses pada siklus II ini dilihat berdasarkan pada hasil refleksi siklus I dan

rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun untuk siklus II sampai

tercapai hasil yang diinginkan.

3. Tahap Pengamatan (Observation)

Tahap pelaksanaan pengamatan merupakan langkah ketiga dalam PTK.

Pengamatan menurut Wiriaatmadja, R (2010:104) menyatakan bahwa,

(20)

57

Hal-hal yang diamati adalah pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan

tersebut. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan.

Dengan demikian pengamatan tidak lain dari upaya untuk memantau pelaksanaan

tindakan.

4. Tahap Refleksi (Reflection)

Pelaksanaan refleksi akan dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan

observasi selesai guna mengkaji atau menganalisis data yang diperoleh dari proses

tindakan. Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian

yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

C. Objek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan dikelas XI TKR 1

Kompetensi Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran

2011/2012 sebanyak 38 orang siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar,

angket, lembar observasi dan format/blanko nilai. Angket, tes dan lembar

observasi diharapkan diperoleh data utama yang berhubungan dengan masalah

penelitian yang ditujukan pada siswa kelas XI TKR 1 Kompetensi Keahlian

Teknik Mekanik Otomotif SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

1. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kompetensi siswa, Tes yang

(21)

58

Adapun maksudnya adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi

setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kisi-kisi dibuat sebagai acuan

dalam pembuatan soal tes. Setelah soal tes tersebut dibuat, kemudian

dilakukan penilaian oleh pembimbing dan guru mata pelajaran di SMKN 6

Bandung. Soal tes tersebut dilakukan uji coba instrumen untuk mendapatkan

instrumen yang berkualitas dan bisa digunakan sebagai alat pengumpul data

penelitian.

2. Angket digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap motivasi proses belajar perawatan sistem pendinginan dan

komponennya. Sebelum angket disusun, dibuat dulu kisi-kisi angket yang

mengacu pada respon siswa yang ingin diungkapkan setelah kegiatan belajar

selesai. Angket yang dipilih dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam angket didasarkan pada

aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu motivasi pada

mata pelajaran produktif motor dengan kompetensi dasar perawatan sistem

pendinginan dan komponennya.

Tabel 3.1

Kriteria Skor Angket Pada Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2008: 136)

Kriteria skala Likert di atas, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi

(22)

59

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan.

3. Lembar observasi dimaksudkan untuk mengukur atau melihat aktivitas guru

untuk memotivasi siswa selama pembelajaran. Hasil observasi kelas ditulis

dalam lembar observasi, Hal ini dimaksudkan sebagai alat bantu untuk

menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan pembelajaran,

sehingga dapat diinventarisir faktor pendukung dan penghambat dalam

kegiatan pembelajaran sehingga kekurangan-kekurangan pada kegiatan

pembelajaran yang sudah berlangsung dapat diperbaiki pada pembelajaran

berikutnya. Persentase aktivitas guru dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

X = Persentase aktifitas guru (%)

Y = Jumlah aktifitas yang dilakukan guru Z = Jumlah seluruh aktifitas guru

Persentase rata-rata aktivitas pada setiap jenis aktivitas yang dilakukan

kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Aktivitas

Persentase Kriteria

(23)

60

Instrumen penelitian setelah dibuat maka diperlukan pengujian untuk

mengetahui ketetapan dan kehandalan instrumen tersebut. Pengujian instrumen

yang akan dilakukan meliputi pengujian validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan

daya pembeda.

Ali. M, (1985: 184) menyatakan bahwa data yang ditampilkan dalam bentuk

persentase dapat ditapsirkan sebagai berikut:

0 % ditapsirkan Tidak ada

1 % - 39 % ditapsirkan Sebagian kecil

40 % - 49 % ditapsirkan Hampir setengahnya

50 % ditapsirkan Setengahnya

51 % - 75 % ditapsirkan Sebagian besar

76 % - 99 % ditapsirkan Pada umumnya

100 % ditapsirkan Seluruhnya

E. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Instrumen pengumpul data dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu

mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel

penelitian secara tepat. Menurut Arikunto S, (2006: 168) berpendapat bahwa

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen.”

Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas ini adalah rumus Product

(24)

61

(Arikunto, S. 2006: 170(3.2))

Dimana:

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir (anabut),

sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan

product momen dengan taraf keberartian (signifikasi) 5% atau tingkat kepercayaan

95%. Untuk mengetahui taraf signifikasi dilakukan uji t dengan rumus sebagai

t = uji signifikasi korelasi.

rxy = koefisien korelasi yang telah dihitung.

n = jumlah responden.

Kriteria pengujian untuk mengevaluasi taraf signifikasi tersebut untuk thitung

> ttabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Ini berarti bahwa item tersebut signifikan

dan jika tidak terpenuhi dianggap tidak signifikan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sangatlah penting, Menurut Arikunto, S (2006: 178)

menyatakan bahwa:

(25)

62

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut:

)

product moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 <

rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden

atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung

taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

JS

B

P (Arikunto, S 2006 : 208 (3.5))

Dimana:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

(26)

63

Taraf kesukaran menurut Arikunto (2006: 210) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Tabel. 3.2.

Kriteria Taraf Kesukaran

Nilai P Kriteria Indeks

Kemudahan

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang

berkemampuan rendah.

Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal terlebih dahulu menentukan

skor total siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian ambil

beberapa sampel dari kelompok atas dan dari kelompok bawah. Kemudian hitung

daya pembeda dengan menggunakan rumus:

D = 

(Arikunto, S 2006: 213 (3.7))

Keterangan:

D = daya pembeda.

BA = banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab soal tes

dengan benar.

JA = jumlah peserta didik kelompok atas.

BB = banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal

tes dengan benar.

(27)

64

Batas klasifikasi menurut Arikunto (2006: 218) yaitu:

0,00 ≤ D ≤ 0,20 = Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 = Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 = Baik

0,70 < D ≤ 1,00 = Sangat baik

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu

pengolahan datanya hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, maka

dalam penelitian ini tidak memerlukan pendekatan secara statistik yang terlalu

rumit.

1. Peningkatan Hasil Belajar

Pengolahan peningkatan hasil belajar diperlukan untuk membandingkan

keberhasilan dalam pembelajaran tiap siklus, maka langkah-langkah yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap hasil tes siswa dan menentukan kriteria ketuntasan

belajar siswa per individu yang dapat ditentukan dengan persamaan:

%

(KTSP SMK Negeri 6 Bandung, 2011)

b. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar tiap sekolah berbeda, untuk SMKN 6 Bandung ketuntasan

belajarnya 75% dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk perawatan

(28)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka

dapat disimpulkan bahwa penerapan multimedia pembelajaran dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan

sistem pendinginan dan komponennya di kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6 Bandung

Tahun Ajaran 2011/2012. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar pada

kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya, pada

umumnya terkategori tinggi 85% pada setiap siswa.

2. Hasil Belajar siswa pada masing-masing siklus dilihat dari nilai rata-rata

posttest setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan

multimedia pembelajaran. Untuk siklus I sebagian besar 85% siswa yang

lulus dan untuk siklus II seluruhnya 100% siswa lulus semua.

3. Kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan multimedia pembelajaran

pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya,

aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Untuk siklus I

presentase aktivitas guru sebesar 52,5% (kategori sedang) kemudian

(29)

95

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian, maka penulis menyampaikan beberapa

saran sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran yang

ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah senantiasa mengupayakan agar fasilitas pembelajaran dapat

ditingkatkan, salah satunya penambahan media pembelajaran seperti

komputer/laptop dan infocus guna menerapkan multimedia pembelajaran guna

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Salah satu cara dalam meningkatkan kualitas KBM adalah guru terus

berusaha dan menerapkan media pembelajaran yang lebih variatif dan dapat

diterima oleh siswa. siswa senantiasa akan termotivasi untuk belajar jika

pembelajaran tersebut menarik.

3. Bagi Siswa

Kompetensi merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran. siswa yang baik adalah yang kompeten dalam

bidangnya, sehingga dengan pembelajaran menggunakan multimedia

(30)

96

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1985). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

A.M, Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Fahmi, A. (2004). Pengembangan Kemampuan Berfikir Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Poses Dengan Bantuan Tutor Sebaya. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Http:// id.wikipedia.org/wiki/Multimedia. [5 Mei 2012].

Hermawan. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtek FIP UPI.

Mulyadi, Y. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Memprogram Mesin CNC. Skripsi FPTK UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Riyana, (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Sadiman, dkk. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sagala. S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo.

S.K, Wowo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2008). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

(31)

97

Susilana, (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Susilo, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing.

Taniredja, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel 1.1 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Produktif Motor Tahun Ajaran
Gambar 3.1  Langkah-langkah PTK model Kemmis & McTaggart (Sumber: Susilo dkk, 2009: 14)
Tabel 3.1 Kriteria Skor Angket Pada Skala
Tabel 3.4 Klasifikasi Aktivitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Lebar efektif bendung merupakan panjang bendung yang diperhitungkan dalam menentukan debit banjir yang melalui mercu bendung dimana besarnya merupakan pengurangan lebar

Apakah semua item sudah valid dan reliabel kalau tidak diadakan koreksi atau dibuang, kalau benar-benar valid dan reliabel digunakan item tersebut, kemudian item yang

Jika sebuah elektron menghasilkan satu foton pada saat elektron tersebut menumbuk target, panjang gelombang minimum yang dihasilkan oleh tabung tersebut dalam nm adalah ...9.

146 Selain melakukan pembinaan, kepala sekolah juga mendorong guru untuk mengikuti organisasi PGSI (Persatuan Guru Swasta Indonesia) dengan tujuan agar guru bisa

PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahapan Penulisan meliputi langkah-langkah pembuatan sebuah Homepage mulai dari tahap menentukan struktur navigasi, perancangan tampilan, cara upload Homepage ke web server

Storyboard Multimedia Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Pencemaran Lingkungan ……… 198.

Perhitungan harga pokok pesanan merupakan masalah yang sering dialami oleh perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, karena harga produknya ditentukan pada saat produksi