• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU HONORER BSMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU HONORER BSMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 12

C.Tujuan Penelitian ... 14

D.Manfaat /Signifikansi Penelitian ... 14

E. Struktur Organisasi Tesis ... 15

BAB II KAJIAN KAJIAN PUSTAKA , KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka ... 16

1. Kinerja Guru Dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 16

2. Kompensasi ... 30

(2)

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii 4. Kontribusi antara Kompensasi, Motivasi Kerja dan Kinerja

Guru Honorer ... 64

B.Kerangka Pemikiran ... 68

C.Hipotesis Penelitian ... 71

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 73

B.Metode Penelitian ... 76

C.Definisi Operasional ... 77

D.Instrumen Penelitian ... 79

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 79

F. Teknik Pengumpulan Data ... 84

G.Analisis Data ... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penetian ... 95

1. Deskripsi Kecenderungan umum skor responden ... 95

2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 103

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 108

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 121

(3)

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii

Purwakarta ... 122

3. Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 126

4. Kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 127

5. Kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 129

6. Kontribusi Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 134

B. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 139

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 142

(4)

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

(5)

1

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu manusia memiliki kemampuan berfikir, bertindak, berkembang, serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan apa yang dituangkan dalam dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa makna tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(6)

2

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(2010:65), sekolah merupakan suatu organisasi yang melaksanakan kegiatan pendidikan secara formal yang sangat menentukan kualitas generasi di masa depan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha serta di dukung sarana dan prasarana yang memadai.

Guru merupakan hal yang utama paling dominan dalam pengelolaan pembelajaran karena guru adalah salah satu komponen mikro sistem pendidikan yang banyak mengambil peran pada proses pendidikan di sekolah. Sesuai dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Maka guru sebagai salah satu unsur dibidang pendidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam membentuk kepribadian, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

(7)

3

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mampu memaknai pembelajaran serta menjadikan pembelajaran sebagai pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Oleh karena itu kehadiran dan profesionalisme guru dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Martinis dan Maisah (2010:81) yang menyatakan bahwa :

Guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut :

1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didik

2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik

3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya

4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahan

5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan yang lain secara wajar.

7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.

Kebutuhan akan guru yang profesional sedang menjadi perhatian utama Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Beberapa waktu terakhir penyebaran guru di Indonesia masih kurang merata, sehingga mengakibatkan kebutuhan akan guru menjadi tidak seimbang. Penyebaran guru di kota tidak berimbang dengan jumlah guru di daerah. Inilah yang menyebabkan kualitas pendidikan kita menjadi tidak merata (www.today.co.id).

(8)

4

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) tahun 2010 dari hasil analisa proyeksi guru untuk tingkat SDN, SMPN, SMAN, dan SMKN se-Indonesia dalam hal ini tentang kekurangan akan kebutuhan guru mata pelajaran di Indonesia tahun 2010 - 2014 sebesar 747.898.

Tabel 1.1

Bimbingan Konseling 44.916 3.746 3.980 4.192 4.488

Fisika 3.486 832 945 1.046 1.161

(9)

5

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menurun sebesar 78,01%, sedangkan pada tahun 2011-2012 kebutuhan guru naik sebesar 11,21%, tahun 2012-2013 kebutuhan guru naik sebesar 2,92% dan tahun 2013-2014 kebutuhan guru naik sebesar 4,42%.

Untuk mengatasi kekurangan akan kebutuhan guru tersebut, dengan mengacu pada UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yakni dalam Pasal 2 Ayat (3) bahwa di samping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Pejabat yang berwenang dapat mengangkat Pegawai Tidak Tetap. Untuk memenuhi kekurangan akan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pelaksanaan outsourcing pegawai, yakni dengan mengangkat Guru Tidak Tetap (GTT) atau sering disebut juga guru honorer, di samping mengangkat Guru Tetap (Pegawai Negeri Sipil/PNS).

Guru honorer dalam PP. No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil pasal 1 yang berbunyi bahwa Tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah yang penghasilannya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(10)

6

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjelaskan tentang keberhasilan pembangunan pendidikan 5 tahun terakhir ini tergolong kategori baik, walaupun masih ada beberapa permasalahan yang saat ini, diantaranya : 1) Sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung keberhasilan PBM yang kurang memadai, 2) Kualitas tenaga pendidik yang belum memadai, 3) Peran serta orang tua siswa dalam mendukung pembiayaan pendidikan masih kurang, 4) Penyebaran sekolah yang kurang merata, 5) Pemanfaatan ICT yang kurang, 6) Kurangnya daya dukung pihak sekolah dalam memajukan atlit pelajar. Untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam membangunan pendidikan, tentu saja memerlukan dukungan semua pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan di Kabupaten Purwakarta.

Salah satu permasalahan pendidikan di Kabupaten Purwakarta disebutkan bahwa dalam rangka mengatasi kekurangan guru pada setiap satuan pendidikan di Kabupaten Purwakarta, sekolah berhak mengangkat guru honorer untuk membantu dalam proses pendidikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, dan proses rekruitmen guru honorer biasanya diserahkan kepada sekolah bersangkutan yang menjadi tanggung jawab sekolah dan kompensasinya disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing sekolah.

(11)

7

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bekerja pada suatu organisasi bukan pada organisasi yang lain. Dalam hal ini bagaimana organisasi menjalankan kebijakan kompensasinya akan memberikan dampak pada kapabilitas organisasi dalam melaksanakan kegiatannya melalui kinerja anggota organisasi yang terlibat di dalamnya.

Sedangkan pengertian kompensasi itu sendiri menurut Marihot Tua Effendi (2007:24) menyatakan bahwa kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang cuti, dll.

Pemberian kompensasi juga dapat memenuhi harapan seseorang dan akan meningkatkan kinerja guru apabila diyakini dengan kinerja yang tinggi akan menghasilkan penilaian yang baik, sebagaimana diungkapkan oleh Victor Vroom dengan teori pengharapan dikutip oleh Robbins (2006:238) teori ini mengatakan bahwa :

Karyawan dimotivasi untuk melakukan upaya lebih keras bila diyakini upaya itu akan menghasilkan penilaian kinerja yang baik. Penilaian kinerja yang baik akan mendorong imbalan organisasi seperti bonus, kenaikkan gaji, atau promosi, dan imbalan akan memenuhi sasaran pribadi karyawan tersebut, oleh karena itu teori ini berfokus pada tiga hubungan, yaitu :

a. Hubungan upaya – kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu maka mendorong kinerja

b. Hubungan kinerja – imbalan, sampai sejauh mana individu itu menyakini bahwa kinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya output yang diinginkan

(12)

8

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain itu beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai kompensasi oleh Ni Ketut (2012) menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian tersebut antara lain menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pembinaan kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru sebesar 58,5%. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan kepala sekolah dan kompensasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian diatas memperkuat pendapat bahwa kompensasi yang mereka terima mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja guru. Hal ini terlihat besarnya hubungan positif yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(13)

9

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari tenaga pengajar itu sendiri. Namun demikian, motivasi ekstrinsik dapat berfungsi untuk meningkatkan kinerja.

Kinerja guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, mengajar, dan melatih peserta didik dalam proses pembelajaran. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.

Menurut pendapat Martinis dan Maisah (2010:87) kinerja pengajar adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi tugas. Kinerja tenaga pengajar menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami tenaga pengajar, jawaban yang mereka buat untuk hasil atau tujuan.

(14)

10

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mangkunegara (2009:67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang ialah :

(1) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill).

(2) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja

Dari pendapat di atas, kinerja guru honorer sangatlah dipengaruhi bermacam-macam faktor, mulai dari faktor yang mempengaruhi kinerja individu itu sendiri yang akan mempengaruhi kinerja kelompok yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi. Maka penilaian kinerja guru honorer sangat penting untuk diperhatikan. Penilaian kinerja tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas kerja guru honorer. Hal ini sebagaimana dikemukan oleh Martinis dan Maisah (2010:110) Tujuan penilaian kinerja adalah :

1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi, 2.menyediakan sarana pembelajaran pegawai, 3.Memperbaiki kinerja berikutnya, 4. mempertimbangkan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment. 5. Memotivasi pegawai, 6. Menciptakan akuntabilitas publik.

(15)

11

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan faktor lainnya. Begitupun hasil penelitian Keke (2005) menyimpulkan bahwa terdapat 6,67 % kontribusi kompensasi terhadap kinerja guru dengan koefisien kolerasi sebesar r : 0,26.

Hasil penelitian diatas memperkuat bahwa banyaknya yang mempengaruhi kinerja guru. Berhubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini, guru yang dijadikan objek penelitian di kabupaten Purwakarta adalah guru honorer SMA Negeri yang mencapai rata-rata 36,85 % dari jumlah guru PNS yang berjumlah 369 orang. Dari hasil observasi, wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru honorer di kabupaten Purwakarta menyatakan bahwa masih banyaknya guru honerer ini memerlukan perhatian baik dari segi rendahnya gaji yang mereka terima, banyaknya beban belajar yang harus dicapai, bahkan terkadang bekerja dengan suasana tidak menyenangkan, kemudian mengenai pengangkatan belum semuanya guru honorer dapat diangkat, selain itu dukungan dan perhatian masih kurang karena dalam hal bimbingan, pembinaan dan arahan dari kepala sekolah maupun rekan kerja sesama guru mengenai tugas, kewajiban dan profesi seorang guru yang wajib ia miliki untuk keberhasilan pendidikan di sekolah. Dari pernyataan-pernyataan di atas maka masalah guru honorer di Kabupaten Purwakarta belum sepenuhnya teratasi dengan maksimal, Dugaan sementara ini perlu dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan hal tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai: “Kontribusi

Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Honorer SMA

(16)

12

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Identifikasi dan Perumusan masalah

Dari uraian pada latar belakang diatas, dapat diidentifikasi bahwa masalah yang berkaitan dengan kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta yang dapat dipengaruhi oleh kompensasi dan motivasi kerja. Adapun rincian faktor-faktor tersebut teridentifikasi sebagai berikut :

1. Masalah kompensasi guru honorer yang masih belum mencukupi kebutuhan disebabkan terbatasnya kemampuan dari sekolah masing-masing.

2. Masalah motivasi kerja guru yang teridentifikasi disebabkan berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki guru honorer seperti kebutuhan penghargaan yang diperoleh guru honorer atas hasil kerjanya selama ini padahal guru honorer mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran disekolah.

3. Masalah penilaan kinerja guru honorer yang tidak semua sekolah ada, seperti tidak tersedianya catatan penilaian dari tiap-tiap semester atau dari tahun ketahun sehingga tidak diketahui apakah terjadi peningkatan ataukah penurunan terhadap hasil kerjanya yang dilakukan oleh kepala sekolah.

(17)

13

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memerlukan penelaahan secara empirik. Bagaimanakah kontribusi kompensasi dan motivasi kerja guru honorer terhadap kinerja guru honorer bersangkutan ? Maka dari itu identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah terfokus pada kompensasi, motivasi kerja dan kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta tahun 2011.

Adapun fokus penelitian ini dirinci ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kompensasi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?

2. Bagaimanakah motivasi kerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?

3. Bagaimanakah kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta?

4. Bagaimanakah kontribusi kompensasi terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?

5. Bagaimanakah kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?

6. Bagaimanakah kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?

C. Tujuan Penelitian

(18)

14

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Negeri di Kabupaten Purwakarta. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui :

1. Kompensasi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta 2. Motivasi kerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta 3. Kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta

4. Kontribusi kompensasi terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta

5. Kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta

6. Kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

(19)

15

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sumbangan pemikiran bagi peneliti yang terkait dengan kajian kompensasi, motivasi kerja dan kinerja guru honorer di sekolah meningkat.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat menjadi suatu acuan dalam penilaian dan perbaikan dalam meningkatkan kinerja guru honorer yang sehingga memudahkan dalam pembinaan selanjutnya.

b. Bagi kepala sekolah diharapkan penelitian ini dapat menjadi suatu acuan dalam pemberian kompensasi yang diberikan pada guru honorer dalam rangka peningkatan kinerja guru honorer.

c. Bagi guru honorer dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan motivasi kerja di sekolah untuk terus melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan kinerja guru menuju pendidikan yang berkualitas.

E. Struktur Organisasi Tesis

(20)

16

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(21)

73

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, yaitu : lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah pada SMU Negeri di Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat.

2. Populasi

Sugiyono (2008:80) memberikan pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru honorer pada 14 SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.

Adapun data populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

(22)

74

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Sugiyono (2008:81) memberikan pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Arikunto, (2010:174) mengatakan bahwa : Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan pengertian di atas maka untuk menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan bahwa setiap subyek dalam populasi yang dianggap homogen memiliki peluang sama menjadi unsur sampel. Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple

random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

(23)

75

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

anggota populasi dianggap homogen, penggunaan teknik ini memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota untuk dijadikan anggota sampel.

Jumlah sampel dihitung berdasarkan formulasi yang dikemukan oleh Issac dan Michael (Arikunto, 2010:179), yaitu :

= �2��(1−�)

�2 �−1 +2(1−�)

Keterangan :

S = Jumlah sampel yang diperlukan N = ukuran populasi

P = Proporsi dalam populasi = 0,50 d = ketelitian (error) = 5%

�2

= harga tabel chi kuadrat sesuai tingkat kepercayaan 95%

Berdasarkan formulasi diata, dari jumlah populasi sebanyak 136 orang dengan tingkat kepercayaan 95% dapat dihitung banyaknya unit sampel sebagai berikut :

= 3.84 x136x0.5(1−0.50)

0.052 1361+3.84x0.50(10.50)= 100,624 ~101

(24)

76

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Sampel

(25)

77

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan penelitian survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Sesuai dengan pendapat Karlinger (2000:66) yakni :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehinga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi. Generalisasi akan lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Jenis penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan yang terjadi. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menampilkan analisis data bersifat statistik dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang diterapkan (Sugiyono,2008:14).

Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan kompensasi dan motivasi kerja serta sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja guru honorer pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.

C. Definisi Operasional

(26)

78

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel sama. Lebih lanjut beliau mengatakan dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana cara pengukuran atas variabel yang akan dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur pengukuran atas variabel itu dilakukan (diperlukan) prosedur pengukuran baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut :

1. Kompensasi (X1) adalah keseluruhan balas jasa yang diterima guru honorer baik secara langsung dan tidak langsung terhadap hasil kerja yang telah di lakukan di sekolah, meliputi : 1). kompensasi langsung; 2) kompensasi tidak langsung. (Mathis L.R dan Jackson, 2006:420).

2. Motivasi kerja (X2) adalah semangat atau dorongan yang mampu menggerakkan guru honorer untuk bekerja meliputi :1). Kebutuhan fisik; 2) dan 2). Kebutuhan rasa aman; 3). Kebutuhan berafilasi; 4). Kebutuhan penghargaan; 5). Kebutuhan aktualisasi diri. (Abraham Masslow, dalam Sondang 2004:146).

(27)

79

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2008:102) memberikan definisi bahwa : Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Menurut Riduwan (2002:32), instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitasnya).

Adapun langkah-langkah menyusun instrumen penelitian menurut Riduwan (2002:32) sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian 2. Menjabarkan variabel tersebut menjadisub variabel/dimensi

3. Mencari indikator/aspek setiap sub variabel 4. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator

5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen

6. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar

Berdasarkan pendapat diatas maka instrumen penelitian ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu mulai dari menyusun variabel, sub variabel dan indikator penelitian, menyusun kisi-kisi instrumen, dan kemudian diuji cobakan, diuji validitas dan reliabilitasnya.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang telah di susun, di uji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya melalui prosedur :

(28)

80

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Responden Uji coba

Instrumen penelitian di uji cobakan pada responden sebanyak 30 (tiga puluh) dan jumlah 30 ini memenuhi syarat untuk uji coba instrument.

2. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah : a) membagikan angket pada guru, b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, c) para guru honorer melakukan pengisian angket dan d) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

3. Tujuan Uji Coba Instrumen

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item angket, baik dalam redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pertanyaan dan jawaban tersebut. Uji coba tersebut dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui butir-butir pertanyaan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pertanyaan yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

4. Pengujian Validitas Instrumen

(29)

81

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditegaskan Sugiono (2008:267) bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan sata (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Hal senada juga dikemukan Arikunto (2010:168) mengungkapkan bahwa Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana variabel data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.

Validitas alat ukur dapat diuji dengan menggunakan program SPSS 19.0 atau apabila secara manual diawali dengan terlebih dahulu mencari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Untuk menghitung validitas alat ukur secara manual ini digunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment (PPM), sebagai berikut : (Riduwan,2009:80)

� = � −( )−( )

� 2− ( )2 � 2− ( )2

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi

ƩXi = jumlah skor item

ƩYi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Kriteria uji:

(30)

82

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :

r 11 = koefisien reliabilitas

rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir).

Sedangkan Bila r hitung < r tabel maka tidak valid

Untuk kemudahan, pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan dibantu dengan program SPSS 19.0 for window. Dalam hal ini mengetahui tingkat validitas item dengan menggunakan SPSS dilihat dari angka-angka yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation, dimana kaidah keputusannya bila rhitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel) maka butir item tersebut valid. Sebaliknya bila r hitung lebih kecil dari r tabel (rhitung< rtabel) maka butir item tidak valid. (Hasil uji coba validitas instrumen penelitian dengan menggunakan bantuan program SPSS 19.0 for window terdapat pada lampiran)

5. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Untuk uji reliabilitas ini menggunakan metode belah dua (Split Half Method), dengan rumus Spearman Brown (Akdon,2004:148) sebagai berikut :

�11 = 2.� 1+�

(31)

83

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,884 dan variabel kinerja guru honorer 0,832. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi nilai r tabel = 0,361 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam kategori reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rangkuman berikut:

Tabel 3.3

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel r 11 r tabel Keterangan

1 Kompensasi (X1) 0,849 0,361 Reliabel

2 Motivasi kerja (X2) 0,884 0,361 Reliabel 3 Kinerja Guru Honorer(Y) 0,832 0,361 Reliabel

6. Tahap penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah angket diuji coba angket menunjukkan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan.

(32)

84

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Data ialah bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau keterangan atau keterangan, baik kuantitatif ataupun kualitatif yang menunjukkan fakta (Riduwan,2009:106). Sementara Sugiono (2008:137) mengatakan bahwa : teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), Observasi (pengamatan) atau gabungan ketiganya.

Berdasarkan pendapat diatas teknik atau cara pengumpulan data yang digunakan penulis adalah metode angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Angket/Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang efisien, dan cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

(33)

85

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain itu alasan lain penggunaan angket dengan berbagai pertimbangan dalam penelitian ini adalah : (a) dapat menghimpun data dalam waktu yang relatif singkat, (b) akan mendapatkan jawaban yang relatif seragam sehingga memudahkan dalam pengolahan data (c) pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya.

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kontribusi kompensasi, motivasi kerja serta kinerja guru honorer pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta dan digunakan menggunakan angket tertutup. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu (SL) dengan bobot 5, sering (SR) dengan bobot 4, kadang-kadang (KD) dengan bobot 3, Jarang (JR) dengan bobot 2, tidak pernah (TP) dengan bobot 1.

G. Analisis Data

(34)

86

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif

Tujuan dari perhitungan ini dimaksudkkan untuk melihat kecenderungan variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Kecenderungan variabel X1, X2 dan Y dengan menggunakan rumus

Weighted Means Score (Sudjana, 2005:67)

=

Keterangan:

X = Rata-rata skor responden

ƩX = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

n = Jumlah responden

Langkah-langkah dari pengolahan WMS adalah sebagai berikut :

a. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.

b. Menghitung jumlah responden setiap item dengan kategori jawaban.

c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan bobot alternatif jawaban tersebut.

(35)

87

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

f. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan variabel atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dai masing masing variabel.

Tabel 3.4

Tabel konsultasi hasil perhitungan WMS

Rentangan Nilai Kriteria Penafsiran

4,01 – 5,00 Selalu (SL) Sangat baik 3,01 – 4,00 Sering (SR) Baik 2,01 – 3,00 Kadang – kadang (KD) Cukup 1,01 – 2,00 Jarang (JR) Rendah

0,01 – 1,00 Tidak Pernah(TP) Sangat Rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis, persyaratan tersebut adalah (a) syarat normalitas, (b) syarat homogenitas dan (c) syarat kelinieran.

a. Uji Normalitas Data

(36)

88

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengetahui apakah ketiga variabel memiliki penyebaran data yang normal atau tidak.

Uji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.0.

b. Uji linieritas

Uji linieritas dapat di lihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity program SPSS versi 19.0 untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis yaitu hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana dan hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. a. Analisis korelasi sederhana

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah dengan teknik korelasi Pearson Product Moment yaitu untuk mengukur derajat hubungan antara variabel independen yaitu kompensasi (X1) terhadap variabel dependen yaitu kinerja Guru (Y). dan variabel motivasi kerja (X2) terhadap variabel dependen yaitu kinerja Guru (Y). Rumus analisis korelasi Pearson

(37)

89

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

� = � ( )−( ).( )

�. 2−( )2 . �. 2−( )2

Korelasi dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

Selajutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :

KP = r2 x 100 %

Keterangan :

KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi

(38)

90

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ^

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikasi dengan rumus :

3). Analisis Regresi sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut (Akdon,2004:196) :

=

+

^

Keterangan :

Y = nilai taksir Y ( variabel terikat) dari persamaan regresi a = Konstanta apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga variabel X

Langkah – langkah menghitung regresi sederhana sebagai berikut ( Akdon, 2004:196-197) :

thitung = � �−

2 1−�2

Keterangan : thitung = Nilai t

(39)

91

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a). Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= − .

� = �

. − .

�. 2−( )2

b). Menyususun pasangan data untuk variabel X dan variabel y

c). Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana

d). Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg [a]) dengan rumus :

JKReg(a) =

( )2

e). Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg[bIa]) dengan rumus:

JKreg(bIa) =b . −( ).( )

f). Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:

]

g). Mencari rata-rata Jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) dengan rumus :

RJKReg[a]JKReg[a]

h). Mencari rata-rata jumlah kuadrat Regresi (RJKReg [bIa]) dengan rumus :

(40)

92

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i). Mencari rata-rata jumlah kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus :

j). Menguji Signifikasi dengan rumus :

  Jika Fhitung≤Ftabel maka tolak Ho artinya tidak signifikan k). Membuat Kesimpulan

b. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya huungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Dalam kata lain digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut rumus korelasi ganda sebagai berikut (Akdon,2004:119) :

1. 2.

(41)

93

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1). Uji Koefisien Determinasi

Selajutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :

KP = r2 x 100 %

Keterangan :

KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi

2). Uji Signifikansi

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda dicari dulu

Fhitung kemudian dibandingkan dengan F tabel.

�ℎ� �� =

2

� 1− 2

� − � − 1

Dengan kaidah pengujian signifikansi :

Jika F hitung≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika F hitung ≤ F tabel, maka tolak Ho artinya tidak signifikan

3). Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat dalam penelitian. Dimana : R = Nilai koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel bebas (Independen) n = Jumlah sampel

(42)

94

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian. Dalam penelitian ini persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2009:108) :

=

^

+

1 1

+

2 2

Keterangan :

=

^ nilai taksir Y ( variabel terikat) dari persamaan regresi

a = Nilai Konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1 X1 = variabel bebas X1

X2 =variabel bebas X2

(43)

134

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Merujuk kepada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian tentang kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer ini ditemukan hal- hal sebagai berikut :

1. Kompensasi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, berada pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa kompensasi langsung dan tidak langsung yang ada di Kabupaten Purwakarta dapat diterima dengan baik. Sedangkan kompensasi yang paling baik berapa pada sub variabel kompensasi tidak langsung.

2. Motivasi Kerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta berada pada kategori sangat baik, hal ini menunjukan bahwa guru honorer memiliki motivasi kerja yang tinggi dan yang menyebabkan motivasi kerja guru honorer diantaranya pada aspek kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan motivasi kerja yang paling baik berada pada sub variabel kebutuhan aktualisasi diri.

(44)

135

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kerja, ketepatan kerja, komunikasi, inisiatif dalam bekerja dan kemampuan kerja. Sedangkan kinerja guru honorer yang paling baik berada pada sub variabel kualitas kerja.

4. Kompensasi memiliki berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, kedua aspek kompensasi langsung dan kompensasi tak langsung berdasarkan hasil penelitian atau perhitungan menunjukan skor yang baik, artinya bahwa kompensasi yang sangat baik mengacu pada kedua aspek tersebut akan berdampak pada kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta. Kontribusi yang diberikan kompensasi terhadap kinerja guru honorer 11,02%, sehingga dapat dijelaskan bahwa kompensasi berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer.

(45)

136

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta sebesar 35,76% dan sisanya sebesar 62,24% merupakan faktor yang datang dari faktor-faktor lainnya. Berdasarkan hasil peneltian tersebut jelaslah bahwa kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer, artinya jika kompensasi yang diberikan dengan tepat ditunjang dengan motivasi kerja yang dimiliki sangat baik akan berdampak pada kinerja guru honorer.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan bahwa kompensasi berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer dan motivasi kerja berkontribusi terhadap kinerja guru honorer, serta kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta. Meskipun demikian perlu adanya upaya pertimbangan yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk tetap meningkatkan kinerja guru honorer dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Adapun saran atau rekomendasi tersebut sebagai berikut :

(46)

137

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebutuhan hidup yang wajar dan adil sesuai dengan UMR di Kabupaten Purwakarta, dengan begitu kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat terus meningkatkan kualitasnya dalam bekerja disekolah, sebagaimana pendapat Castetter (1996:468) mengungkapkan bahwa tujuan umum dari proses kompensasi untuk mengalokasikan sumber daya untuk gaji, upah, tunjangan, dan penghargaan dengan cara yang menarik serta dapat mempertahankan staf sekolah yang kompeten; (b). upaya pertimbangan motivasi kerja terutama dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman bagi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta terutama dalam hal dorongan untuk mendapat jaminan terhadap pekerjaannya dan dorongan dalam layanan terhadap pekerjaannya dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya, sehingga guru honorer mendapat rasa aman tentang kedepannya dalam pekerjaanya serta menghargai apa yang dilakukan guru honorer karena bagaimana pun guru honorer berperan serta dalam peningkatan kinerjanya di sekolah.

(47)

138

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta kesadaran bahwa menjadi guru merupakan panggilan hati untuk mewujudkan guru yang profesionalisme seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Bagi Dinas Pendidikan di Kabupaten Purwakarta : perlu adanya pengawasan secara berkesinambungan dan lebih tanggap dalam menghadapi permasalahan guru honorer di sekolah seperti kinerja guru honorer (kualitas kerja, komunikasi, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja serta kecepatan/ketepatan dalam bekerja) dalam pelaksanaan, peningkatan serta penilaian tugas serta kewajibannya di sekolah dalam hal ini bagaimana pun guru honorer mempunyai peran serta dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.

(48)

139

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab dan Umiarso. (2011). Kependidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar –Ruzz.

Akdon dan Sahlan. (2004). Aplikasi Statistika dan Metode Penellitian Administrasi

dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arep, I. dan Tanjung, H. (2004). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Castetter, W.B. (1996). The Human Resource Funtion in Educational

Administration. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.

Dessler, Gary. (2003). Human Resaurce Management (Ninth Edition), New Jersey : Prentice Hall.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. (2010). Renstra DISDIKORA Kabupaten

Purwakarta. Tidak diterbitkan.

Dadang Suhardan. (2009). Filsafat Administrasi Pendidikan dalam Manajemen

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Engkai Karweti. (2010). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SLB di

Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Gibson, et.al. (1985). Oranisasi (Terjemahan). Edisi ke-Lima, Jakarta: Erlangga. Karlinger,Frend N. (2000). Asas-asas Penelitian Humanioral. Yogyakarta: FE

(49)

140

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keke. (2005). Kompensasi, Disiplin kerja dan Kinerja Guru SMP BPK Penabur.

[online].Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files/jurnal/Hal.01-16%Kompensasi%20kerjapdf .[16 Agustus 2011].

Malikul Kusno. (2011). IGI Nilai Distribusi Guru Tidak Merata.Tersedia : www.today.co.id [ Jumat (1/4/2011) ].

Mangkunegara, Anwar Prabu, AA. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mathis R. L dan Jackson H. J. (2006). Human Resource Management, Manajemen

Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Martinis Yamin dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: GP Press. Mariot Tua Effendi. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Grasindo.

Marwansyah dan Mukaraman. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung: Administrasi Niaga.

Masri Singarimbun dan Effendi. (2003). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Mitchel, T. R. dan Larson. (1987). People and Organization; An Introction to

Organizational Behavior. Singapure: Mc. Graw Hill Inc.

Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

________.(2004). Menjadi Guru Profesional.Bandung : Remaja Rosdakarya. Namawi. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: H.Masagung.

Ni Ketut Rohani. (2012). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi

terhadap Kinerja Guru.[online].Tersedia:http://www.jurnal.unesa.ac.id/bank/.

[1Maret 2012].

Pangewa, Maharudin. (2004). Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia No 11 Tahun 2003 tentang Mengenai Gaji Pegawai

Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer

Menjadi PNS. Bandung: Fokus Media.

Riduwan.(2009). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi

dan Komunikasi dan Bisnis Lengkap dengan Panduan Aplikasi SPSS 14.

(50)

141

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

________.(2002). Skala Pengukuran Variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta. Robbins.S. P. (2006). Perilaku Organisasi. Klaten: PT. Intan Sari.

Sarwono, J. (2009). Statistik Itu Mudah. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi

Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Andi.

Schuller,Randall S. and E. Jackson. (1999) Manajemen Sumber Daya Manusia

Menghadapi Abad ke-21. Jakarta : Erlangga.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sondang S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala. (2007). Manajemen Mutu Sumber Daya

Manusia. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Sutermeister. Robert A. (1976). People and Productivity, New York: McGraw Hill Inc.

Tohardi,Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Mandar Maju.

Tengku Imam. (2011). Berapa Sih Kebutuhan Guru di Indonesia? Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com. [Sabtu (1 Oktober 2011)].

Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Fokusmedia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2005. Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 1999. Pokok-Pokok

Kepegawaian.

Uno Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikannya. Jakarta. PT. Bumi Aksara

UPI. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Laporan buku, Makalah, Skripsi,

Tesis, Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Usman, Moh.Uzer. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(51)

142

Gina Novianti Rahayu, 2012

Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar

Tabel 3.3  Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 3.4  Tabel konsultasi hasil perhitungan WMS
Tabel 3.5  Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada instasi kesehatan maupun menjadi bahan ajar yang berguna

Tabel 1.2 Data hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada kelas V SDN Tegaltangkolo 1

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkindi udara ( melayang di udara)

[r]

Satuan morfologi ini sangat banyak terdapat didaerah gunung Merbabu, berdasarkan peta rupa bumi daerah yang terkait, satuan morfologi ini membentuk suatu kelurusan rupa bumi yang

[r]

(2005) yang menyatakan jumlah komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja