• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SUHU TERHADAP LAMA PENYIMPANAN TERUNG UNGU (Solanum melongena, L.) SEGAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN SUHU TERHADAP LAMA PENYIMPANAN TERUNG UNGU (Solanum melongena, L.) SEGAR."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SUHU TERHADAP LAMA PENYIMPANAN TERUNG UNGU (Solanum melongena, L.) SEGAR

Oleh : Subaidah 0911111015

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

KAJIAN SUHU TERHADAP LAMA PENYIMPANAN TERUNG UNGU (Solanum melongena, L.) SEGAR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suhu yang cocok selama penyimpanan terung ungu (Solanum melongena L.) segar dengan melihat perubahan fisik dan umur simpan terung. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Partanian (TPPHP), Program Studi Teknik Pertanian dan Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Padang. Penelitian ini dilakukan dengan memberi tiga perlakuan suhu 50C, 100C, 150C dan suhu ruang sebagai control dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terung yang disimpan pada suhu 50C dan 100C mengalami chilling injury, suhu 100C mengalami susut berat yang tinggi, suhu 150C bertahan sampai 12 hari. Terung yang disimpan pada suhu ruang mengalami pembusukan dan terung hanya bertahan sampai 7 hari. Suhu penyimpanan yang memberikan warna, kekerasan dan aroma yang paling bagus selama penyimpanan adalah suhu penyimpanan 150C, untuk itu disarankan untuk menyimpan terung pada suhu 150C.

(3)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Terung (Solanum melongena, L.) termasuk salah satu sayuran yang banyak digemari. Masyarakat selalu menginginkan terung yang segar untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, masyarakat sering mengeluh karena terung yang sudah dipanen biasanya tidak langsung ke tangan konsumen, akan ada selang waktu selama beberapa jam bahkan ada yang juga sampai selang beberapa hari sehingga terung mudah rusak dan layu. Kerusakan terung berpengaruh terhadap selera konsumen, mutu fisik terung dan kerusakan juga menyebabkan penurunan gizi terung, pada umumnya masyarakat atau petani sayuran tidak memperhatikan hal-hal di atas sehingga sayur yang dihasilkan lebih mudah layu, mudah busuk dan umur simpannya jadi lebih singkat.

Salah satu metode yang sering digunakan untuk mempertahankan mutu dan kesegaran sayur adalah dengan penyimpanan dingin seperti yang sudah dilakukan untuk sayuran seperti tomat, cabe, buncis. Suhu saat penyimpanan dapat mempertahankan kandungan gizi dan kesegaran sayuran untuk sementara. Namun penyimpanan dingin atau suhu rendah tidak selalu cocok dengan semua jenis sayur, suhu penyimpanan pada buah dan sayur bervariasi tergantung pada kepekaan bahan tersebut. Apabila penyimpanan dilakukan pada suhu yang terlalu rendah maka akan terjadi chilling injury

seperti timbulnya bintik-bintik hitam pada kulit bahan dan terjadi pengeriputan pada bahan, sebaliknya apabila suhu penyimpanannya terlalu tinggi sayur akan mudah menguap akibatnya sayur menjadi mudah layu dan kadar air bahan jadi berkurang.

Metode lain yang bisa dilakukan di samping menurunkan suhu ruang penyimpanan, menaikkan kelembaban nisbi (RH) juga bisa untuk mengurangi kerusakan fisik pada sayuran. Pengaturan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan dapat memepertahankan kadar air sehingga pengkerutan dapat di perlambat atau diminimalisir.

(4)

penyimpanan terung yang baik di Amerika kurang dari 14 hari dengan suhu 10-120C dengan RH 90-95%. Karena terung sensitif terhadap suhu dibawah 50C (410F), Kerusakan dingin (chilling injury) akan terjadi dalam waktu 6-8 hari, berbeda dengan penyimpanan terung di China dan Jepang. Namun di Indonesia sendiri belum ada orang yang melakukan penelitian tentang suhu dan RH penyimpanan terung padahal masyarakat Indonesia banyak yang suka mengonsumsi terung.

Melihat dari perbedaan antara penyimpanan di Amerika, Jepang dan China berbeda tidak menutup kemungkinan bahwa suhu dan kelembaban (RH) terhadap lama penyimpanan terung di Indonesia juga akan berbeda. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Kajian Suhu Terhadap Lama Penyimpanan Terung Ungu (Solanum melongena, L.)” Segar.

1.2Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suhu yang cocok selama penyimpanan terung ungu segar serta melihat perubahan fisik yang terjadi pada terung dan mengetahui umur simpan terung ungu segar selama penyimpanan.

1.3Manfaat

Memberi informasi bagi masyarakat tentang suhu yang baik dalam penyimpanan terung ungu.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terung (Solanum melongena L.)

Referensi

Dokumen terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Biji Terung Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi

Penyusunan skripsi yang berjudul “UjiEfek Ekstrak Etanol 70% Biji Terung Ungu ( Solanum melongena L.) Terhadap Kadar Kolesterol HDL Pada Tikus Putih Jantan ( Rattus norvegicus)

Penelitian ekstrak kulit terong ungu (Solanum melongena L.) ini menunjukkan penurunan kadar HDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang tidak signifikan secara statistik

Telah dilakukan penelitian Toksisitas Ekstrak Etanol 80% dan 96% buah terung ungu (Solanum melongena L.) menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BST) terhadap Artemia salina

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pemberian Pupuk Hayati Bioboost terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.)”, merupakan salah satu

Uji Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Darah Tikus Putih Jantan (Rattus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air cucian beras tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap hasil terung ungu,

Penelitian terkait penggunaan terung ungu pada spermatozoa manusia belum banyak dilakukan, penelitian yang dilakukan oleh Eliza 2010 menyebutkan bahwa dengan pemberian ekstrak terung