• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN PUZZLE HURUF : Studi Kuasi Eksperimen pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN PUZZLE HURUF : Studi Kuasi Eksperimen pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis ... 13

BAB II KONSEP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN PUZZLE HURUF... 15

A. Konsep Kemampuan Mengingat ... .... 15

1. Pengertian Kemampuan Mengingat... ... 15

2. Menyusun Memori (Ingatan)... 16

3. Proses Mengingat ... 18

4. Perubahan Memori atau Ingatan ... 24

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengingat. 29 6. Tahapan Meningkatkan Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini... 32

(2)

B. Konsep Kemampuan Membaca Anak Usia Dini... 38

1. Pengertian Membaca ... 38

2. Ciri-Ciri Kemampuan Membaca Anak Usia Dini... 40

3. Tujuan Umum Pengajaran Membaca Anak Usia Dini... 41

4. Tahapan Perkembangan Membaca ... 41

5. Metode Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini ... 45

6. Hubungan Kemampuan Mengingat dan Membaca Anak Usia Dini... 48

C. Konsep Bermain Puzzle Huruf ... 52

1. Pengertian Bermain ... 52

2. Tahapan Perkembangan Bermain ... 53

3. Pelaksanaan Bermain Puzzle Huruf ... 58

4. Manfaat Bermain Puzzle Huruf Bagi Kecerdasan ... 62

5. Cara Bermain Puzzle Huruf ... 64

D. Hipotesis Penelitian... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... .. 66

A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian... 66

B. Desain Penelitian ... 67

C. Metode Penelitian ... 72

D. Definisi Operasional... .. 73

E. Instrumen Penelitian ... 79

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 85

G. Teknik Pengumpulan Data ... 90

H. Analisis Data ... 91

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... . 94

(3)

1. Kondisi Awal Kemampuan Mengingat dan Membaca Anak Usia Dini Kelas B TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten

Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012 ... 95 a. Kondisi Awal (Pretes) Kemampuan Mengingat Anak

Usia Dini... 96 b. Kondisi Awal (Pretes) Kemampuan Membaca Anak

Usia Dini... 100 2. Penelitian Peningkatan Kemampuan Mengingat Anak

Usia Dini Kelas B TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun

Ajaran 2011/2012... 106 a. Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Mengingat Anak

Usia Dini... 106 b. Peningkatan (N-Gain) Kemampuan Mengingat Anak Usia

Dini... 112 3. Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Kelas B TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya

Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun

Ajaran 2011/2012... 115 a. Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Membaca Anak

Usia Dini... 115 b. Peningkatan (N-Gain) Kemampuan Membaca Anak Usia

Dini... 121 B. Pembahasan Penelitian... ... 123

1. Pembahasan Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini Kelompok B (5-6 tahun) di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten

(4)

2. Pembahasan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Kelompok B (5-6 tahun) di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten

Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012 ... 126

3. Pembahasan Pelaksanaan Bermain Puzzle Huruf pada Anak Usia Dini Kelompok B (5-6 tahun) di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012 ... 130

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 167

A. Simpulan ... 167

B. Rekomendasi ... 169

DAFTAR PUSTAKA ... 173

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Desain Penelitian ... 68 3.2. Kisi-Kisa Variabel Kemampuan Mengingat ... 80 3.3. Kisi-Kisi Variabel Kemampuan Membaca ... 82 3.4. Hasil Uji Validasi Pedoman Observasi Kemampuan Mengingat

Anak Usia Dini ... 87 3.5. Hasil Uji Validasi Pedoman Observasi Kemampuan Membaca

Anak Usia Dini ... 88 4.1. Kondisi atau Awal (Pretes) Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

Per Indikator Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 96 4.2 Kondisi atau Awal (Pretes) Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 99 4.3. Uji Beda Rata-rata Prestes Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 100 4.4. Kondisi atau Awal (Pretes) Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Per Indikator Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 102 4.5 Kondisi atau Awal (Pretes) Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 106 4.6. Uji Beda Rata-rata Prestes Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

(6)

4.7. Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

Per Indikator Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 109 4.8. Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 113 4.9. Uji Beda Rata-Rata Postes Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 114 4.10. Uji Beda Rata-rata (Analisis Independent Samples T-Test)

Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini Mengingat... 116 4.11. Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Per Indikator Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 118 4.12. Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 123 4.13. Uji Beda Rata-Rata Postes Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 124 4.14. Uji Beda Rata-rata (Analisis Independent Samples T-Test)

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Desain Penelitian ... 69 4.1. Diagram Batang Kondisi Awal (Pretest) Kemampuan Mengingat

Anak Pada Usia Dini Per Indikator pada Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ... 97 4.2. Diagram Frekwensi Kondisi Awal (Pretest) Kemampuan Mengingat

Anak Pada Usia Dini Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 99 4.3. Diagram Batang Kondisi Awal (Pretest) Kemampuan Membaca

Anak Pada Usia Dini Per Indikator pada Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ... 103 4.4 Diagram Frekwensi Kondisi Awal (Pretest) Kemampuan Membaca

Anak Usia Dini Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 105 4.5. Diagram Batang Kondisi Akhir (Postest) Kemampuan Mengingat

Anak Pada Usia Dini Per Indikator pada Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ... 109 4.6. Diagram Frekwensi Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Mengingat

Anak Pada Usia Dini Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 111 4.7. Grafik Frekwensi Peningkatan Kemampuan Mengingat Anak Usia

(8)

Anak Pada Usia Dini Per Indikator pada Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ... 118 4.9. Diagram Frekwensi Kondisi Akhir (Postes) Kemampuan Membaca

Anak Usia Dini Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 120 4.10. Grafik Frekwensi Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia

Dini Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 123 4.11 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Baca Tulis

Menyusun Huruf Sesuai Dengan Nama Sendiri dan Kata Benda

Yang Sama Huruf Depan Dengan Nama Anak ... 141 4.12 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Matematika

Mengelompokan huruf vokal dan konsonan sesuai dengan warna menggunakan puzzle huruf serta menunjuk dan menyebutkan

huruf-huruf yang telah dikelompokkan sesuai warna... 143 4.13 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Seni

Mewarnai kata sesuai dengan nama anak serta menunjuk dan

menyebutkan huruf-huruf yang telah di beri warna... 144 4.14 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Baca Tulis

Menulis kata (nama binatang) dengan menggunakan puzzle huruf dan mewarnai kata tersebut serta menunjuk dan menyebutkan

huruf-huruf yang telah di beri warna... 146 4.15 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Matematika

(9)

yang ada dalam puzzle hurufserta menunjuk dan menyebutkan

huruf-huruf yang ada dalam puzzle huruf... 147 4.16 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Seni

Melukis dengan tangan membentuk binatang dengan menggunakan

stamp berwarna... 149 4.17 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Baca Tulis

Merangkai suku kata menjadi kata dengan menggunakan puzzle huruf serta menunjukkan dan menyebutkan kata tersebut... 150 4.18 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Baca

Matematika (Menyusun bentuk-bentuk geometri (segitiga, segiempat, lingkaran) dengan menggunakan puzzle huruf... 152 4.19 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Motorik

Kasar (Melompati bentuk-bentuk geometri yang terbuat dari

puzzle huruf)... 153 4.20 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Baca

Tulis (Merangkai kata menjadi kalimat dengan menggunakan puzzle Huruf serta menunjukkan dan menyebutkan kata yang dibuatnya)... 155 4.21 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area

Matematika (Menyusun puzzle huruf dari a – z dan mengelompokkan huruf vokal dan konsonan serta menunjukkan dan menyebutkan

(10)

(Menganyam dengan berbagai media (menjahit huruf menjadi kata,

seperti: bulan, bintang, matahari, dll)... 158 4.23 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Baca Tulis

(Menyusun kata sesuai perintah guru (apel, duku, tomat, jeruk, dll)

serta menyebutkan kata yang dibuatnya)... 159 4.24 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area

Matematika (Menyusun gambar dan tulisan kata dalam puzzle huruf (gambar apel dibawahnya ada tulisan kata ‘apel) dan menyebutkan

kata tersebut... 160 4.25 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Seni

(Menggunting dan menempel huruf-huruf menjadi kata (cabe, apel,

duku,dll) dan menyebutkan kata tersebut)... 162 4.26 Gambar Kegiatan Kelompok Dengan Bermain Puzzle Huruf

(Melompati dan menginjak kata dan kalimat dengan menggunakan

puzzle huruf)... 164 4.27 Gambar Kegiatan Kelompok Dengan Bermain Puzzle Huruf

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Mengingat AUD ... 177

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Membaca AUD ... 178

3. Pedoman Observasi Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini... 180

4. Pedoman Observasi Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini... 184

5. Rencana Kegiatan Harian Penelitian ... 186

6. Data Pretes Kemampuan Mengingat dan Membaca Anak Usia Dini... 207

7. Kondisi Awal Kemampuan Mengingat dan Membaca AUD ... 221

8. Kondisi Akhir Kemampuan Mengingat dan Membaca AUD ... 235

9. Kondisi Peningkatan Kemampuan Mengingat dan Membaca AUD .... 251

10. Peningkatan Kemampuan Mengingat dan Membaca AUD ... 277

11. Poto Aneka Ragam Puzzle Huruf dan Poto Kegiatan Penelitian... 280

12. Surat Izin Penelitian dari Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Bandung ... 283

14.. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Lembaga Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa Kramatmulya ... 284

15. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Tesis Dari Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Bandung ... 285

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan oleh anak-anak. Sebab dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Moeslichatoen (2004: 32), mengatakan bahwa melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan fisik. Dengan berbagai macam bentuk permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan kemampuan mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan proses belajar mengajar tidak ada cara yang lebih baik yang dapat merangsang perkembangan kecerdasan otak anak melalui kegiatan melihat, mendengar, meraba, dan merasakan semuanya dapat dilakukan melalui kegiatan bermain.

(13)

Pengembangan aspek fisik motorik menjadi salah satu pembentuk aspek sosial emosional anak.

Sedangkan kegiatan bermain dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak yaitu melalui permainan anak yang mempunyai rasa memiliki, merasa menjadi bagian dan dapat diterima dalam kelompoknya, belajar untuk hidup dan bekerja sama dalam kelompok dengan segala perbedaan yang ada, dengan bermain dalam kelompok anak juga akan belajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan anak yang lain, belajar untuk menguasai diri dan egonya, belajar menahan diri, mampu mengatur emosi, dan belajar untuk berbagi dengan sesama, karena dari sisi emosi, keinginan yang tak terucapkan juga semakin terbentuk ketika anak bermain imajinasi dan sosiodrama.

Pada aspek perkembangan kognitif yang terlihat pada saat anak bermain yaitu anak mampu meningkatkan perhatian dan konsentrasinya, mampu memunculkan kreativitas, mampu berfikir divergen, mampu melatih ingatan, mengembangkan prespektif, dan mengembangkan kemampuan berbahasa, karena konsep abstrak yang membutuhkan kemampuan kognitif juga terbentuk melalui bermain, sehingga menyerap dalam kehidupan anak, dan anak mampu memahami dunia disekitarnya dengan baik. Sesuai yang dikemukakan oleh Depdiknas Dirjen Dikdasmen (2007: 3), bahwa aspek utama dalam peningkatan kognitif yang merupakan perwujudan dari kemampuan primer anak, yang terdiri dari: 1) kemampuan berbahasa (verbal comprehension), 2) kemampuan mengingat

(14)

tilikan ruang (spatial factor), 5) kemampuan bilangan (numerical ability), 6) kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency), 7) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed).

Kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini merupakan salah satu aspek peningkatan kognitif yang merupakan perwujudan dari kemampuan primer anak, sehingga dapat kita lihat di sekolah-sekolah dan di kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, ‘apabila anak diminta untuk menyebutkan bagaimana bentuk huruf ‘a’, dan bagaimana huruf ‘a’ tersebut di

baca. Ketika anak dihadapkan pada persoalan itu maka anak akan mencoba mengingat dan membaca (mengeluarkan informasi atau pengetahuan) dalam memorinya tentang bentuk huruf ‘a’ dan dibacanya seperti apa. Bila sebelumnya anak tidak tahu atau tidak mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang huruf ‘a’ dan dibacanya bagaimana, maka anak tidak dapat menjawab persoalan yang

diberikan padanya. Sebaliknya bila anak sudah memiliki informasi atau pengetahuan tentang huruf ‘a’ dan dibacanya seperti apa, maka anak dapat

menyelesaikan persoalan tersebut. Moeslichatoen (2004: 32) mengatakan bahwa dalam kegiatan bermain anak dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan aneka jenis bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai tata bahasa Indonesia, dan lain-lain.

(15)

harus mengalami perubahan-perubahaan yang signifikan, sehingga pengalaman hidup yang dilalui oleh anak lebih bermakna.

Kemampuan mengingat anak usia dini, menurut Olivia (2011: 39) mengungkapkan bahwa kemampuan mengingat anak usia dini sangat besar, namun anak belum memiliki strategi, bagaimana cara menyimpan atau meletakkan informasi yang telah diterima agar mudah diingat kembali, sehingga informasi yang diterimanya tidak cepat hilang (short term memory) atau ingatan jangka pendek, karena anak usia dini belum paham sepenuhnya bahwa supaya tetap ingat sesuatu harus selalu diulang-ulang secara terus menerus atau dengan cara membangun mengasah daya ingat, sehingga informasi yang diterimanya bisa bertahan lama (long term memory) atau ingatan jangka panjang.

Banyak orang beranggapan bahwa menagajarkan membaca pada anak usia dini memang susah susah gampang, apalagi jika mereka masih senang bermain karena mentalnya belum siap untuk menerima pelajaran yang tergolong ”berat”.

(16)

usia dini yang tidak memperoleh kegiatan membaca dini sebelumnya. Steinberg dalam buku Dhieni, dkk. (2005: 5.2) mengemukakan bahwa pada umumnya anak usia dini yang telah mendapatkan kegiatan membaca sejak dini lebih maju disekolahnya. Steinberg (1982: 214-215) dalam buku Dhieni, dkk. (2005: 5.2) mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca sejak usia dini, dilihat dari proses belajar-mengajar: 1) dengan membaca dapat memenuhi rasa ingin tahu anak, 2) terjalin situasi yang akrab antara sekolah dan rumah, dan merupakan faktor yang kondusif untuk belajar, 3) anak usia dini umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur, 4) anak usia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat.

Steven dalam Prasetyono (2008: 126) mengatakan bahwa antara umur 3-4 tahun anak-anak normal mulai belajar simbol yang rumit, mereka berhasil mempelajarinya tanpa mengalami banyak kesulitan meskipun tanpa pendidikan formal. Musfiroh (2009: 3) mengatakan bahwa masa anak-anak usia KB dan TK (2-6 tahun) merupakan masa bermain sekaligus masa emas untuk menerima rangsangan materi pembelajaran, asal sesuai dengan perkembangan anak yaitu melalui bermain, karena baik belajar dan bermain merupakan komplementer dan integratis, artinya bahwa melalui bermain anak tersebut sedang belajar.

(17)

tahun). Dikatakan pra operasional karena anak telah menggunakan logika pada tempatnya. Lebih lanjut, tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasi-kan dan mengkoordinasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam kenyataannya, pra operasional adalah kemampuan anak

untuk mengantisipasi pengaruh dari satu kejadian dalam kejadian yang lain. 2) Perkembangan pra operasional anak, memungkinkan anak berpikir dan

menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda

atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan

tangannya. 3) Anak mengerti bahwa perubahan dalam satu faktor disebabkan oleh

perubahan dalam faktor lain. misalnya dua buah gelas yang berkapasitas sama

tetapi berbeda bentuk dituangi air dengan jumlah yang sama maka anak akan

cenderung menebak isi gelas yang tinggi lebih banyak daripada isi gelas yang

pendek, karena anak hanya mampu melihat pada ketinggian pada gelas air yang

tinggi tanpa memperhitungkan kuantitas atau volume yang sama pada gelas yang

pendek tetapi besar. 4) Pada tahap ini anak memiliki angan-angan karena ia berpikir secara intuitif yakni berpikir dengan berdasarkan ilham.

Piaget juga mengatakan (Depdiknas Dirjen Dikdasmen (2007: 4) bahwa tahapan proses membangun pengetahuan anak usia dini terdiri dari: (1) Asimilasi

merupakan proses aktif dalam menggunakan skema untuk merespons lingkungan.

Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru ke stuktur kognitif yang

(18)

skema yang cocok dengan lingkungan yang direspons, atau penyesuaian struktur

kognitif ke dalam situasi yang baru: (3) Equilibrium adalah keseimbangan antara

skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil ketepatan

akomodasi, atau penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi

Sebagaimana dikemukakan oleh Santrock (2007: 288), bahwa: Kemampuan mengingat atau memori anak meningkat pesat setelah melewati masa bayi. Kadangkala, memori jangka panjang dari anak prasekolah tampak tidak menentu, tetapi anak yang masih belia mampu mengingat banyak informasi asalkan mendapat isyarat-isyarat dan bukti-bukti yang tepat. Sebuah alasan mengapa anak kurang dapat mengingat dengan baik dibandingkan orang dewasa adalah karena dalam banyak bidang, mereka masih kurang terampil dibanding orang dewasa. Akan tetapi, pertumbuhan pengetahuan menjadi sumber utama perkembangan memori mereka. Teori jejak kabur menawarkan suatu wacana lain, yakni bahwa memori berkembang selama masa kanak-kanak menurut Brainerd & Reyna, dalam Santrock (2007: 289). Bahwa anak-anak yang masih belia cenderung menyandikan, menyimpan, dan mengingat jejak-jejak memori secara harafiah (verbatim memory trace) sedangkan anak-anak usia sekolah lebih banyak memanfaatkan intisari informasi (gist). Penggunaan informasi bertahan lebih lama di memori.

(19)

dalam proses pembelajaran perlu dibantu oleh media dan teknik pembelajaran yang bervariasi serta simbol-simbol yang melambangkannya.menurut siapa?

Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti merasa tertarik untuk menerapkan bermain puzzle huruf dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan kemampuan membaca di TK Tunas Bangsa Kramatmulya. Puzzle huruf dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini, karena pada dasarnya anak-anak sangatlah menyukai permainan, tentunya dengan menggunakan teknik atau cara yang bervariasi sehingga memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi anak, dengan bermain puzzle huruf anak dapat meningkatkan kemampuan mengingat mulai dari mengingat huruf, mengingat suku kata menjadi kata bahkan mengingat kata menjadi kalimat, juga dapat meningkatkan kemampuan membaca mulai dari membaca huruf, membaca suku kata, membaca kata, sampai membaca kalimat. serta anak mampu menyusun kembali puzzle huruf ini dengan rapi.

(20)

permainan puzzle huruf, karena puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan kemampuan membaca anak usia dini.

Uraian diatas merupakan sebagian besar gambaran yang perlu diteliti kebenarannya sehingga mendapatkan perubahan yang lebih baik, dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam pembahasan meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf. Oleh karena itu untuk mengetahui adanya peningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf, maka penelitian ini memfokuskan pada “Meningkatkan kemampuan Mengingat dan Membaca Anak Usia Dini Melalui Bermain Puzzle Huruf”.

Penelitian ini merupakan sebuah studi kuasi eksperimen yang dilakukan pada anak-anak kelompok B di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan mengingat anak usia dini perlu diberikan strategi yang tepat dan pengulangan secara terus-menurus agar anak dapat menyimpan informasi yang telah diterimanya bertahan lebih lama atau menjadi memori jangka panjang (long term memory).

(21)

umumnya memiliki kelemahan dalam kapasitas memori jangka pendek sehingga dalam proses pembelajaran perlu dibantu oleh media dan teknik pembelajaran yang bervariasi serta simbol-simbol yang melambangkannya.

Dunia anak adalah dunia bermain yang penuh keceriaan dan canda tawa, dimana setiap permainan yang disuguhkan harus memiliki sisi edukatif tersendiri, sehingga tanpa disadari anak-anak telah belajar banyak hal dengan cara bermain. Begitu besar pentingnya pendidikan anak usia dini, sehingga banyak diperlukan media pembelajaran yang sifatnya dapat merangsang meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor anak, salah satu permainan yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini adalah melalui bermain puzzle huruf. Tentunya kemampuan guru juga dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media pembelajaran khususnya dengan bermain puzzle huruf, dalam penyajian yang akan diberikan terhadap anak, agar dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca pada anak usia dini.

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, rumusan permasalahan penelitian ini di fokuskan pada meningkatan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan pada Kelompok B.

(22)

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan mengingat dan kemampuan membaca anak usia dini di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan?

2. Apakah ada peningkatan yang signifikan kemampuan mengingat anak usia dini antara kelompok anak yang belajar melalui bermain puzzle huruf dengan anak yang belajar tidak melalui bermain puzzle huruf di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan?

3. Apakah ada peningkatan yang signifikan kemampuan membaca anak usia dini antara kelompok anak yang belajar melalui bermain puzzle huruf dengan anak yang belajar tidak melalui bermain puzzle huruf di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran bagaimana kondisi awal kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini yang ada pada TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

(23)

bermain puzzle huruf di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

3. Mengetahui gambaran apakah ada peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca anak usia dini antara kelompok anak yang belajar melalui bermain puzzle huruf dengan anak yang belajar tidak melalui bermain puzzle huruf di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau sumbangan pemikiran bagi lembaga PAUD, guru, dan orang tua agar dapat mengimplementasikan prinsip pembelajaran bermain sambil belajar, belajar seraya bermain melalui bermain puzzle huruf untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini dengan strategi yang tepat dan pengulangan yang terus menerus dan teknik yang menyenangkan. Temuan-temuan penelitian juga dapat digunakan dalam pengembangan teoritis, atau untuk mengkaji konsep-konsep baru dalam pengembangan pembelajaran pendidikan anak usia dini.

(24)

Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, berkesan dan bermakna. Selain itu juga dapat menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

b. Bagi Orang Tua

Dapat memberikan gambaran dan masukan bagi orang tua tentang bagaimana meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf. Selain itu, dapat juga meningkatkan kreativitas orang tua dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini.

c. Bagi Guru PAUD

Memberikan sumbang saran bagi guru PAUD yang selama ini mengalami hambatan ketika harus meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca pada anak usia dini. Disamping itu juga dapat meningkatkan peranan guru dalam mendampingi anak didik melakukan kegiatan pembelajaran serta meningkatkan kreativitas guru dalam menemukan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor anak.

d. Bagi lembaga PAUD

Memberikan sumbangan pemikiran kepada lembaga PAUD yang didalamnya

ada TK, RA, Kober, TPA, dan PAUD sejenis, untuk dapat menyajikan

kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan prinsip

(25)

kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini dapat dilakukan dengan

bermain puzzle huruf.

E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis

Penulisan tugas akhir ini tersusun dalam 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat atau Signifikansi Penelitian E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Kajian pustaka berisi beberapa teori yang mendasari penyusunan tugas akhir ini. Adapun yang dibahas dalam bab ini adalah teori yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan mengingat dan kemampuan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf. BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut:

(26)

D. Defenisi Operasional E. Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen: Validitas atau Reliabilitas G. Teknik Pengumpulan Data

H. Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Terdiri dari dua hal utama, yakni: A. Pengolahan atau Analisis Data B. Pembahasan atau Analisis Temuan BAB V Kesimpulan dan Saran

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Tunas Bangsa Desa Karamatmulya jalan Buyut Demang RT 10/ Rw 03, Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. TK Tunas Bangsa dari segi operasionalnya sudah cukup lama, dan mulai berdiri pada tahun 2002 atas inisiatif Bapak Didi Supriadi, S Sos sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa.

2. TK Tunas Bangsa banyak meraih prestasi dari kegiatan lomba yang diselenggarakan baik tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi.

3. TK Tunas Bangsa memiliki jumlah murid yang stabil dari tahun ke tahun yaitu antara 80- 100 murid, yang berasal dari desa sendiri dan dari daerah sekitar (tetangga desa), yang terbagi dalam 5 rombel (rombongan belajar). 4. Belum pernah ada yang meneliti tentang Meningkatkan Kemampuan

Mengingat dan Membaca Anak Usia Dini Melalui Bermain Puzzle Huruf di TK Tunas Bangsa Kramatmulya

(28)

eksperimen dalam penelitian ini menggunakan kriteria dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Populasi dan sampel penelitian ini adalah anak-anak TK Tunas Bangsa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

2. Populasi dan sampel penelitian ini berusia 5 - 6 tahun pada waktu proses penelitian berlangsung.

3. Populasi dan sampel penelitian ini yang akan diteliti terdiri dari 2 rombongan belajar, yaitu kelompok B1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah murid 18 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Kelompok B2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah murid 18 anak, terdiri dari 10 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.

Peneliti dalam melakukan eksperimen semu atau kuasi eksperimen menggunaan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan (treatment) semuanya pada kelompok B1.

B. Desain Penelitian

Bentuk desain eksperimen ini yaitu Nonequivalent Control Group Design.

(29)

Pengaruh Perlakuan adalah (O1 – O2) – (O3 – O4). Desain ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

A O1 X O2

B O3 - O4

Sugiyono, (2007: 223) Keterangan:

A = Kelompok Eksperimen B = Kelompok Kontrol

O1 = Pretes sebelum diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen O2 = Postes setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen X = Perlakuan menggunakan puzzle huruf

O3 = Pretes pada kelompok kontrol O4 = Postes pada kelompok kontrol

(30)

Kanak-Kanak Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

Adapun langkah-langkah dalam mewujudkan desain penelitian tersebut ditunjukkan dalam alur penelitian sebagai berikut:

Identifikasi Masalah

Meningkatkan Kemampuan Mengingat Dan Membaca Anak Usia Dini Melalui

Bermain Puzzle Huruf Dan Kemampuan Membaca Anak Usia

Dini Melalui Bermain Puzzle Huruf

(31)

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian ini:

1. Mengidentifikasi permasalahan di lapangan. Dalam hal ini difokuskan pada meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf dengan cara; 1) menyiapkan permainan dengan puzzle huruf, 2) memperkenalkan permainan puzzle huruf.

2. Menentukan populasi dan sampel penelitian ini pada TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan. Peneliti minta persetujuan dari kepala sekolah dengan guru kelas untuk menyiapkan anak untuk belajar dan menyepakati kelas control dan kelas eksperimen.

3. Melakukan observasi meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi awal tentang hasil belajar melalui permainan puzzle huruf tersebut dengan cara:

a. Membuat kesepakatan dengan kepala sekolah TK dan guru kelas untuk menentukan B2 sebagai kelompok control dan B1 sebagai kelompok eksperimen,

b. Memperkenalkan permainan dengan menggunakan puzzle huruf kepada pimpinan TK dan guru kelas,

(32)

4. Bersama guru, peneliti menyepakati permainan dengan menggunakan puzzle huruf dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini pada TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan, dalam eksperimen yang akan dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Peneliti bertugas sebagai pengamat dan partner guru. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dilaksankan. Sebagai pengamat yang dilakukan adalah:

a. Menyiapkan lembaran observasi,

b. Mengamati perkembangan belajar anak melalui permainan puzzle huruf, c. Menilai secara langsung kemampuan mengingat dan membaca anak usia

dini pada saat bermain puzzle huruf, dan

d. Mendokumentasikan hasil belajar anak setiap kali pertemuan, dengan cara memotret anak yang sedang bermain puzzle huruf baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

5. Mengadakan pretes pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk melihat kondisi awal tingkat kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini di TK Tunas Bangsa Kramatmulya.

(33)

7. Memberikan postes pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan. Tujuannya untuk mengukur apakah ada peningkatan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini antar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

8. Melakukan analisis data dengan membandingkan skor kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini pada TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan pada saat pretes dan postes antara kelompok Kontrol dan kelompok eksperimen.

9. Melakukan analisis data hasil observasi. Analilsis ini dipandu dengan pembelajaran berikut: (1) fokus pada bermain dengan menggunakan puzzle huruf, (2) penyusunan puzzle huruf, (3) cara menyusun puzzle huruf yang benar sesuai perintah guru, (4) membaca puzzle huruf yang digunakan dalam permainan, (5) mengenal membaca permulaan.

C. Metode Penelitian

(34)

kontrol yang pemilihannya tidak secara acak (apa adanya). Pada kelompok eksperimen, peneliti memberi perlakuan pembelajaran dengan bermain puzzle huruf, yang bertujuan untuk melihat adanya peningkatan ditimbulkan pada diri anak terkait dengan kemampuan mengingat dan kemampuan membaca anak usia dini. Selanjutnya untuk melihat gejala yang muncul pada subjek yang diberi perlakuan, diperlukan kelompok subjek pembanding yang disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan, atau membandingkan nilai rata-rata kemampuan mengingat dan kemampuan membaca anak usia dini pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Selain menghadirkan kelompok pembanding peneliti berupaya semaksimal mungkin melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel luar yang tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian.

D. Definisi Operasional

Penelitian yang diberi judul meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf, akan saya jabarkan sesuai dengan variabel-variabelnya, supaya tidak terjadi salah persepsi dengan penelitian yang akan saya teliti, antara lain :

1.Kemampuan Mengingat (Memori)

(35)

kemampuan mengingat adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya.

Kemampuan mengingat yang saya maksud dalam penelitian ini adalah kemampuan anak mempelajari, mengontruksi, dan mengenal kembali informasi yang telah diterimanya, dan terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut: (1) kemampuan anak mempelajari huruf, sukukata, kata, sampai kalimat; (2) kemampuan anak menyebutkan huruf, sukukata, kata, sampai kalimat; (3) kemampuan anak dalam mengamati huruf, sukukata, kata, sampai kalimat; (4) kemampuan anak menyusun kembali kepingan puzzle huruf, sukukata, dan kata yang terlebih dahulu diacak; (5) kemampuan anak membedakan huruf, suku kata, kata sampai kalimat yang ada dalam puzzle huruf; 6) kemampuan anak mengelompokkan huruf vokal dan konsonan

Dengan strategi dan pengulangan, materi pembelajaran yang diberikan kepada anak usia dini dapat meningkatkan kemampuan mengingat anak usia dini melaui bermain puzzle huruf, karena anak dapat dilatih untuk fokus ketika melakukan koordinasi visual dan motoriknya, dimana secara visual anak memperhatikan kepingan puzzle, mulai dari bentuk, warna, dan ukuran, sehingga dengan mudah anak dapat meningkatkan kemampuan mengingat dengan baik.

2. Kemampuan Membaca

(36)

pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman. (Farida R, 2007: 2).

(37)

Bermain menurut (Piaget, 1951) dalam buku (Ismail, A. 2005;1), mengatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan, dan puzzle huruf adalah media pembelajaran yang berbentuk huruf atau suku kata yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini dengan kegiatan bermain. Puzzle huruf yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah puzzle yang berbentuk huruf, suku kata dan puzzle huruf bergambar, puzzle huruf ini mempunyai banyak ukuran ( kecil, sedang, dan besar) disesuaikan dengan kebutuhan yang dapat di pakai sebagai media pembelajaran. Puzzle huruf yang akan peneliti gunakan terbuat dari bahan spon, kertas dan kayu tebal. Puzzle huruf ini dapat digunakan untuk membaca huruf, membaca suku kata, membaca kata sampai kalimat. Bermain puzzle huruf dengan menggunakan strategi dan teknik pembelajaran yang menyenangkan serta dilakukan berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini.

Langkah-langkah kegiatan bermain melalui urutannya terdiri dari 3 langkah utama menurut Moeslichatoen (2004; 63), kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Kegiatan Pra Bermain

Kegiatan pra bermain puzzle huruf terdiri dari dua macam, yaitu:

(38)

a) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain puzzle huruf kepada para siswa

b) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain puzzle huruf

c) guru memberi tugas kepada masing-masing anak, misalnya menyusun huruf menjadi suku kata, menyusun suku kata menjadi kata dan menyusun kata menjadi kalimat, contoh: dari huruf-huruf

‘b, u, k, u, b, a, r, u’, menjadi suku kata ‘bu-ku, ba-ru’, dan menjadi

kata ‘buku dan baru’, serta menjadi kalimat ‘buku baru’, dengan

teknik yang bervariasi.

d) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh anak dalam menyelesaikan tugas, misalnya: menyusun huruf yang telah diberikan oleh guru.

2. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, terdiri dari : a) puzzle huruf, puzzle suku kata, dan puzzle huruf bergambar, puzzle

suku kata bergambar, contoh: puzzle gambar apel dibawahnya ada tulisan suku kata 'a-pel', dan puzzle huruf bergambar ( puzzle huruf

bergambar ada huruf abjad ‘a-z’ dengan warna-warna berbeda. b) papan planel

c) ruangan untuk bermain puzzle huruf, d) anak kelompok B1, dll.

(39)

Kegiatan bermain terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1) semua anak kelompok B1 berkumpul di kelas yang telah dikondisikan oleh guru untuk kegiatan bermain puzzle huruf, guru menjelaskan permainan secara klasikal

2) guru membagi anak menjadi 3 kelompok atau klasikal dalam permainan puzzle huruf

3) Contoh kegiatan kelompok: masing-masing kelompok akan memainkan puzzle huruf sesuai arahan atau bimbingan dari guru

4) anak berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing

5) kelompok 1 menyusun suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat 6) kelompok 2 menyusun kepingan puzzle bergambar yang disertai tulisan suku kata dibawahnya, yang terlebih dahulu diacak.

7) kelompok 3 menyusun puzzle huruf dari 'a-z' yang telah diacak, untuk disusun kembali seperti sebelumnya, dengan menyebutkan huruf-huruf yang akan dipasangnya.

8) guru memimpin do'a sebelum memulai bermain puzzle huruf

9) dengan bimbingan guru anak mulai melaksanakan bermain puzzle huruf dengan senang dan gembira

10)kegiatan bermain puzzle huruf telah selesai didikuti oleh anak

11)anak merapihkan kembali puzzle huruf yang telah dipergunakan untuk kegiatan bermaian dalam proses pembelajaran

(40)

Kegiatan penutup bermain dilakukan dengan tindaka-tindakan sebagai berikut :

1) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam kegiatan bermaian puzzle huruf, seperti menyuruh anak menyebutkan kembali huruf, suku kata, kata, sampai kalimat yang telah dimainkan dengan menggunakan puzzle huruf.

2) menghubungkan pengalaman anak dalam kegiatan bermain puzzle huruf dirumah dan bermain puzzle huruf disekolah, misal ketentuan aturan permainan yang diberikan disekolah dan dirumah, dengan siapa saja bermainnya, bagaimana cara memainkannya, dll.

3) menunjukkan aspek-aspek penting dalam bermain puzzle huruf.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu validitas dan reliabelilitas, menurut Syaefudin (2007:120)

(41)

Sebelum pernyataan disusun, dilakukan pembuatan kisi-kisi instrumen. Menurut Syaefudin (2007:121) kisi-kisi instrument minimal memuat 3 komponen, yaitu: (1) Variabel atau aspek yang akan diukur/dihimpun datanya; (2) teknik pengumpulan data; (3) sumber data responden. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji coba instrumen dilokasi yang dianggap mempunyai kesamaan dengan lokasi penelitian inti.

Setelah itu, dengan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat, disusunlah butir-butir pertanyaan, untuk mengungkap perilaku responden. Secara sistematis langkah-langkah yang ditempuh berkenaan dengan penyusunan instrument penelitian agar memperoleh data yang tepat serta akurat, adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan variabel, sub variabel dan indikator yang akan digunakan sebagai bahan yang digunakan dalam penelitian merujuk pada teori ahli. 2. Menyusun silabus, sesuai dengan variabel, sub variabel dan indikator yang

telah ditentukan.

3. Membuat program pembelajaran bermain puzze huruf.

4. Menyusun kisi-kisi instrument, kemudian dikembangkan kedalam instrument penelitian.

5. Mengadakan Uji coba instrument terhadap anak diluar sampel penelitian untuk menggambarkan validitas, reliabilitas, daya beda serta tingkat kesukaran instrument

(42)

kesamaan dengan lokasi penelitian. Setelah itu data hasil penelitian dilakukan analisis untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya dari semua pertanyaan. Kemudian item yang dinyatakan valid dan reliabel dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan untuk item yang dianggap tidak valid, dibuang atau diperbaiki menyesuaikan tingkat validitasnya.

Adapun uraian kisi-kisi instrumen untuk variabel kemampuan mengingat anak usia dini (Y1), Walgito, (2010 : 179) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

(43)
(44)

Adapun uraian kisi-kisi instrumen untuk variable kemampuan membaca anak usia dini (Y2), Dieni, N, dkk (2005 : 5.10) terlihat pada table 3.2 sebagai berikut

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Membaca Anak Usia Dini No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

(45)
(46)
(47)

Pedoman observasi yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini, telah mendapatkan judegement Dari dosen ahli PAUD. Setelah dilakukan uji coba instrumen, kemudian data hasil penelitian dianalisis untuk diketahui validitas dan reabilitas dari semua item pertanyaan. Kemudian item yang dinyatakan valid dan reliabel dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan untuk item yang dianggap tidak valid, dibuang atau diperbaiki menyesuaikan dengan tingkat validitasnya.

1. Valid adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Ketepatan instrumen harus dapat mengukur apa yang semestinya diukur, sebab derajat ketepatan identik dengan nilai validitas dan nilai validitas menunjukan kesahihan instrumen dengan materi yang akan dinyatakan baik butir soal maupun soal secara keseluruhan (Sugiyono, 2009: 173).

Setelah data di dapat dan di tabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment Menurut (Akdon, 2005: 144) adalah:

n ∑ XY –(∑X) (∑Y) rhitung =

(48)

Diamana:

rhitung = Koefisien korelasi ∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item N = Jumlah responden (siswa)

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

2

Menurut (Akdon, 2005: 144) bahwa jika instrumen itu valid maka dapat dilihat dari kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (rhitung) adalah

sebagai beriktu:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : (rhitung) sangat tinggi (valid)

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : (rhitung) tinggi (valid)

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : (rhitung) cukup tinggi (valid)

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : (rhitung) rendah (tidak valid)

(49)

Adapun uji validitas soal kemampuan mengingat dapat menggunakan dengan membandingkan antara rhitung dan rtabel dengan berpedoman pada

kaidah penafsiran jika rhitung > rtabel, berarti butir soal tersebut valid, dan jika

rhitung < rtabel berarti soal tidak valid.

Tabel 3.4

(50)

No Sumber: Hasil SPSS versi 18 (terlampir)

Adapun uji validitas soal kemampuan membaca dapat menggunakan dengan membandingkan antara rhitung dan rtabel dengan berpedoman pada kaidah

penafsiran jika rhitung > rtabel, berarti butir soal tersebut valid, dan jika rhitung <

rtabel berarti soal tidak valid.

Tabel 3.5

(51)

Sumber: Hasil SPSS versi 18 (terlampir)

2. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula (Sugiyono, 2009:173). Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali datanya diambil akan tetap mendapatkan hasil yang sama.

Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien reliabilitasnya.

Menurut Akdon, 2005: 148, bahwa klasifikasi interpretasi untuk koefisien reliabilitas adalah:

0,00 <r11≤ 0,20 reabilitas sangat rendah

0,20 < r11≤ 0,40 reabilitas rendah

0,40 < r11≤ 0,60 reabilitas sedang

0,60 < r11≤ 0,80 reabilitas tinggi

0,80 < r11≤ 1,00 reabilitas sangat tinggi

Jika nilai korelasi telah diperoleh (dengan menggunakan program SPSS versi 18) , maka langkah selanjutnya adalah menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Spearman Brown (Akdon, 2005: 148):

(52)

r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau

(awal-akhir)

Nilai r11 kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikansi

5% dan dk = 30 – 2. Jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel berarti

tidak reliabel (Akdon, 2005: 148).

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menentukan sumber data penelitian dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data penelitian, yaitu:

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber utama. Sumber data ini adalah subjek utama penelitian dalam hal ini adalah anak-anak kelompok B1 TK Tunas Bangsa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Sumber Sekunder

Sedangkan sumber sekunder adalah sumber penunjang. Disebut juga sumber kedua setelah sumber primer. Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah;

(53)

b. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan. Peneliti menggunakan lembar observasi dan catatan anekdot. Catatan anekdot adalah catatan peneliti mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat pengalaman berlangsung. Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus menuruti aturan tertentu.

c. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi media/alat permainan yang digunakan, peraturan-peraturan permainan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentar dan data lainnya yang relevan dengan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan permainan dengan menggunakan puzzle huruf yang dilaksanakan di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

H. Analisis Data

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya peningkatan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini melalui bermain puzzle huruf di TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.

(54)

statistik parametrik atau non parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan

test of normality Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan SPSS 18.

Menurut Santoso, S (2002:393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan nilai probabilitas (asymtotic significance), yaitu:

1. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi dari data memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari data tidak memenuhi asumsi normalitas.

Jenis analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif tergantung dari hasil pengujian normalitas data. Apabila data dari variabel yang sedang diuji berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik yaitu uji t sampel independen, sebaliknya apabila data dari variabel yang sedang diuji tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney.

Statistik uji parametrik yang digunakan untuk menguji kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol adalah uji t sampel independen dengan rumus sebagai berikut:

= � 1−� 2 1 �1+

1 �2

2 = �1−1 12+(�2−1)12

�1+�2−2

(55)

� 1= rata-rata skor anak kelompok eksperimen

� 2= rata-rata skor anak kelompok kontrol

n1 = banyaknya jumlah anak pada kelompok eksperimen

n2 = banyaknya jumlah anak pada kelompok kontrol

12= nilai variasi data dari masing-masing kelompok

Statistik uji nonparametrik yang digunakan untuk kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol adalah uji beda dua sampel independen dengan menggunakan rumus uji

Mann-Whitney sebagai berikut:

� =�1�2+�2 (�2−1)

2 − 1

=�1�2

2 dan � =

�1�2(�1+�2+1)

12

Santoso, S. (2006 : 664) Keterangan:

n1 = jumlah data pada kelompok eksperimen

n2 = jumlah data pada kelompok kontrol

R1 = jumlah ranking data pada kelompok eksperimen

(56)

1) Melakukan Treatment (uji coba puzzle huruf) di kelas eksperimen 2) Melakukan posttest di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol

(57)

Eti Juhaeti, 2012

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

(58)

Eti Juhaeti, 2012

Kramatmulya Kabupaten Kuningan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil pengujian kedua hipotesis yang menunjukkan hasil yang signifikan.

Secara khusus simpulan yang berkenaan dengan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang diajukan dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Kondisi awal kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini di TK Tunas Bangsa Kramatmulya Kabupaten Kuningan, menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan pretes.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan atau perbedaan yang bermakna kemampuan mengingat anak usia dini antara kelompok anak yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan bermain puzzle huruf (kelompok eksperimen) dengan anak yang tidak melalui bermain puzzle huruf dalam kegiatan pembelajarannya (kelompok kontrol). Hal tersebut menjawab hipotesis pertama, dan sekaligus mengidentifikasikan bahwa kemampuan mengingat anak usia dini terhadap huruf-huruf atau informasi yang telah diterima sebelumnya, lebih meningkat pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak melalui bermain puzzle huruf dalam kegiatan pembelajarannya.

(59)

Eti Juhaeti, 2012

(kelompok eksperimen) dengan anak usia dini yang tidak melalui bermain puzzle huruf dalam kegiatan pembelajarnnya (kelompok kontrol) . Hal tersebut selain menjawab hipotesis kedua, juga memberikan gambaran bahwa bermain puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran melalui bermain puzze huruf di kelompok B TK Tunas Bangsa Desa Kramatmulya Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan tahun ajaran 2011/2012, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi lembaga PAUD yang didalamnya ada TK, RA, Kober, TPA, dan PAUD sejenis.

a. Menerapkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah diterima oleh anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca melalui bermain puzzle huruf, dengan strategi yang tepat dan pengulangan yang terus menerus. Dan harus disesuaikan tahapan perkembangan anak dengan prinsip pembelajaran ‘bermain sambil belajar,

belajar seraya bermain’.

(60)

Eti Juhaeti, 2012

menyimpan informasi yang telah diterima supaya bertahan lebih lama

(long term memory) tentunya dengan pembelajaran yang menyenangkan melalui kegiatan bermain menggunakan alat edukatif, sangat dibutuhkan oleh anak, karena dengan proses pembelajaran yang menyenangkan dapat menstimulasi kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini.

c. Bermain puzzle huruf juga dapat meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan membaca awal anak terhadap huruf, sukukata, kata, sampai kalimat melalui proses eksplorasi dengan benda-benda konkret memberikan pondasi yang kokoh bagi anak dalam mengembangkan kemampuan membaca pada tahap selanjutnya.

(61)

Eti Juhaeti, 2012

2. Guru

a. Guru dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, untuk dapat membantu pengembangan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini lebih optimal.

b. Guru diharapkan lebih meningkatkan sistem belajar yang berpusat kepada anak bukan kepada guru.

c. Guru diharapkan terus belajar dan mencari informasi mengenai metode dan teknik pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini untuk lebih baik dalam mengembangkan potensi anak lebih optimal.

d. Guru sangat dituntut lebih kreatif, dapat menerima anak apa adanya, ekspresif, motivator, menghargai karya anak, peduli terhadap perkembangan anak, senang dan mau bermain bersama anak, hal tersebut dapat membantu tumbuh kembang anak lebih optimal.

3. Orangtua

(62)

Eti Juhaeti, 2012

orang tua agar dapat membantu meningkatkan kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini dengan memanfaatkan puzzle huruf.

b. Adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara orangtua dan sekolah, sehingga orangtua tidak sepenuhnya menyerahkan proses pembelajaran terhadap anak hanya dilakukan disekolah saja, tetapi dengan penerapan pembelajaran yang harmonis akan meningkatkan kemampuan intelegensi khususnya kemampuan mengingat dan membaca anak usia dini.

c. Orangtua harus memberikan bimbingan dan arahan dalam mendampingi anak-anaknya bermain, sehingga ikatan bathin antara anak dan orang tua akan semakin erat dan tentunya berdampak pula pada peningkatan kemampuan intelegensi anak, dan membantu tercapainya proses belajar melalui bermain.

4. Peneliti

a. Berdasarkan hasil penelitian di kelas, maka bagi para peneliti yang akan mengadakan penelitian yang terkait dengan pembelajaran dengan bermain puzzle huruf agar dapat mengembangkan lebih banyak kemampuan anak usia dini tidak saja dibidang kognitif, tetapi juga menyangkut semua bidang pengembangan anak usia dini yang dalam hal ini multi inteligensi. b. Mengingat berbagai kelemahan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan

(63)

Eti Juhaeti, 2012

waktu yang lebih lama, dengan menggunakan media, pengembangan tema dan kegiatan yang lebih variatif, serta bisa memastikan guru memberikan

(64)

Eti Juhaeti, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja P, Ahuja G.C. (2004). Membaca Secara Efektif dan Efisien, Jakarta: PT. Kiblat Buku Utama.

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Adminitrasi dan

Manajemen. Bandung : Dewa Ruci

Al-Azizy S, A. (2010). Ragam Latihan Khusus Asah Ketajaman Otak Kanan Plus Melejitkan Daya Ingatnya. Yogyakarta: Diva Press.

Anwar dan Arsyad. (2004) Pendidikan Anak Usia Dini, Panduan Praktis Bagi Ibu dan Calon Ibu. Bandung : Alfabeta

Asmawati, Luluk., dkk (2008). Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Penerbit Universitas Terbuka

Cahyo N, A. (2011). Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak.

Jakarta: FlashBooks.

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen (2007). Pedoman

Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif Di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen (2007). Pedoman Pembelajaran Persiapan Membaca Dan Menulis Permulaan Melalui

Permainan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Pedoman Penyelengaraan Pendidikan

Pada Kelompok Bermain. Jakarta : Depdiknas

Dhieni, dkk. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. UT

(65)

Eti Juhaeti, 2012

Grainger, J. (2003). Problem Perilaku, Perhatian, dan Membaca pada Anak: Strategi Intervensi Berbasis Sekolah (Alih Bahasa: Enny Irawati). Jakarta: Grasindo.

Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan Anak Jilid 1(Edisi 6) (Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo). Penerbit Erlangga : Jakarta.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan), edisi kelima(Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo). Penerbit Erlangga : Jakarta.

Ismail, A, (2006). Education Games (Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.

Lestary, A. (2004). Perbedaan Efektivitas Metode Lembaga Kata dengan Alat Bantu Gambar dan Tanpa Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Taman Kanak – kanak. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Musfiroh, T. (2009). Menumbuhkembangkan Baca Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo anggota IKAPI.

Moeslichatoen, (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarata. PT Rineka Cipta.

Nurani, Y, dkk. (2009). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta. UT.

Olivia, F. (2011). Good Memory Building. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Prasetyono, S, D. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak

Sejak Dini. Yogyakarta: Think.

(66)

Eti Juhaeti, 2012

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

Sadiman, Arief, dkk (2006) Media Pendidikan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada. Santoso, S (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex

Media Computindo.

Santrock W, J. (2007). Perkembangan Anak Edisi kesebelas(Terjemahan Rachmawati, M, dan Kuswanti, A). Jakarta. Erlangga.

Sternberg R, J. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Keempat(Terjemahan Santoso, Y). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R and D. (Cetakan ke 5). Bandung : Alfabeta

Supriyadi. (2001) Antara Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Jakarta : Ditjen Disdakmen Depdiknas

Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suryabrata, S. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat

Publising

Syaefudin, S, U. (2007). Modul Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: UPI

Tampubolon, (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa

(67)

Eti Juhaeti, 2012

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait