• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes : Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes : Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Taktakan Kota Serang."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT…………... v

ABSTRAK …………... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoretis ... 7

2. Manfaat Praktis …... 7

E. Asumsi... 8

F. Kerangka Pemikiran... 9

G. Hipotesis Penelitian ... 13

H. Metode Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 14

A. Kinerja Guru ……… 14

1. Pengertian Kinerja Guru ………..…….…….……... 14

2. Dimensi dan Indikator-indikator Kinerja Guru ... 24

B. Kompetensi Pedagogik... 25

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik ………..………….. 25

2. Dimensi dan Indikator-indikator Kompetensi Pedagogi... 31

C. Motivasi ……….………..………..…….…….. 32

1. Pengertian Motivasi ………..……….. 32

(2)

iii

BAB III METODE PENELITIAN……….………. 47

A. Pendekatan Penelitian ……….……… 47

B. Populasi Sampel... 48

C. Definisi Operasional Penelitian... 51

D. Teknik dan Instrumen Penelitian... 52

1. Kompetensi Pedagogik (X1)………... 52

2. Kompetensi Motivasi (X2)……….…... 54

3. Kinerja Guru Penjasorkes(Y)………... 55

E. Pengembangan Instrumen Penelitian... 55

1. Teknik Pengumpul Data... 56

2. Menguji Validitas... 58

3. Menguji Reliabilitas... 64

F. Analisis Data Penelitian... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 71

A. Hasil Penelitian ……... 71

1. Hasil Analisis Data Deskriptif……..…………..……... 71

2. Pengujian Hipotesis Penelitian……..……….……….... 76

3. Interpretasi Hasil Analisis Korelasi... 78

B. Pembahasan …….………... 79

1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru Penjasorkes ... 79

2. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru Penjasorkes .... 84

3. Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Motivasi terhadap Kinerja Guru Penjasorkes... 88

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………...…….. 92

A. Kesimpulan... 92

B. Rekomendasi... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….…………... 97

(3)

iv

Tabel Halaman

3.1. 3.2.

Jumlah Pupulasi / Sample ... Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)...

49 53

3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi (X2)... 54

3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y).. 55

3.5. Uji Validitas Item Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)... 59

3.6. Uji Validitas Item Variabel Motivasi (X2) ... 61

3.7. Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y)... 63

3.8. Uji Reliabilitas Item Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)... 66

3.9. Uji Reliabilitas Item Variabel Motivasi (X2) ... 66

3.10. Uji Reliabilitas Item Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y) ... 67

3.11. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 68

4.1. Statistik Deskriptif………. 71

4.2. Frekwensi Skor Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)... 72

4.3. Frekwensi Skor Variabel Motivasi (X2)... 74

4.4. Frekwensi Skor Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y)... 75

4.5. Correlations... 76

4.6. Model Summary... 77

(4)

v

Gambar Halaman

1.1. Kerangka Pikir Penelitian... 12

2.1. Model Kompetensi Individu... 23

2.2. Proses Motivasi………...…… 36

4.1. Histogram Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)... 73

4.2. Histogram Variabel Motivasi (X2)... 74

4.3. Histogram Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y)... 76

(5)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. ANGKET UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN…………. 98

2. ANGKET PENELITIAN………..……… 110

3. TABULASI DATA RESPONDEN………. 116

4. SURAT -SURAT IZIN PENELITIAN ... 121

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi yang bertumpu pada sektor industri dan jasa. Untuk mendukung sektor tersebut dan meningkatkan daya saing di dalam persaingan dunia internasional yang makin ketat, Indonesia memerlukan tenaga terampil, ahli dan profesional dalam jumlah lebih besar dan dalam mutu yang lebih baik dari yang tersedia pada saat ini.

(7)

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

membentuk watak dan peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pewujudan tujuan pendidikan nasional tersebut, bahwa guru memberi andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah mahluk lemah, yang dalam perkembangannya senantisa membutuhkan orang lain, sejak lahir bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik.

Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri. Mulyasa (2009:36) mengemukakan sebagai berikut;

(8)

wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya; (8)

mengem-bangkan kreativitas; dan (9) menjadi pembantu ketika diperlukan.

Tuntutan tersebut, perlu ditindaklanjuti guru harus mampu menguasai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Mulyasa (2009:37) mengemukakan 19 peran guru, yakni; "guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator."

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, Mulyasa (2008:75) mengemukakan hal-hal sebagai berikut;

(1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) pengembangan kurikulum/silabus; (4) perencanaan pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(9)

Kebanyakan peserta didik kurang bernafsu untuk belajar. Ironisnya,

menurut peserta didik (dalam berbagai pertemuan dengan penulis) guru-lah yang menjadi faktor penyebab sulitnya mereka belajar, atau guru-lah yang menyulitkan. Sehubungan dengan hal itu guru dituntut untuk membangkitkan nafsu belajar peserta didik. Membangkitkan nafsu belajar peserta didik, bagaimana mengatur menu belajar, bagaimana mengatur lingkungan. Ini penting dipikirkan oleh guru dan ahli pendidikan, karena sebagian peserta didik kurang bernafsu untuk belajar.

Mengenai penyebab mengapa guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan kurang atau tidak mau meningkatkan kemampuannya, Ali (1988:27) mengemukakan bahwa; "(1) kurang daya inovasi guru; (2) lemahnya motivasi untuk meningkatkan kemampuan; (3) ketidak pedulian terhadap berbagai perkem-bangan; dan (4) kurangnya sarana dan prasarana pendukung."

Definisi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan yang ditulis oleh Depdiknas (2003:2) bahwa; " pendidikan jasmani atau suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi." Mengenai guru pendidikan jasmani, Depdiknas (2003:2) mengemukakan:

Guru pendidikan jasmani adalah guru yang memerlukan pendidikan akademik profesional, karena itu secara umum dia harus memiliki dan menguasai kemampuan profesional, misalnya kemampuan menyusun dan menyelenggarakan program pengajaran dan tugas-tugas keguruan. Oleh karena itu guru harus dibekali dengan berbagi keterampilan untuk menunjang tugas profesionalnya serta adanya pembinaan yang yang berkesinambungan.

(10)

mengajar; (2) kurang disiplin; (3) guru mengajar tidak sesuai bidang studi dan (4)

kurang menguasai bahan ajar. Motivasi guru Penjasorkes diduga bahwa guru (1) kurang termotivasi pada dirinya untuk memberikan dan menerima kritik/saran; (2) kurang berkomunikasi dengan penuh keakraban sesama guru; (3) jarang berdiskusi dengan sesama guru; (4) kurang memberikan dukungan terhadap sesamanya; (5) kurang merasakan bahwa pekerjaan adalah milik bersama; dan (6) kurang mengendalikan suasana yang kondusif. Kinerja Guru diduga bahwa guru (1) belum dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat; (2) kurang bekerja secara kreatif dan inovatif; (3) masih menunggu intruksi atasan dan (4) memberikan layanan yang kurang memuaskan kepada siswa. Akibatnya hubungan antara kompetensi pedagogik dan Motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes makin rendah. Dengan demikian fenomena tersebut diangkat untuk dijadikan masalah penelitian, yaitu Bagaimana Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Motivasi terhadap Kinerja Guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang?

B. Perumusan Masalah

Penulis dapat merumuskan masalah utama, yaitu Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Adapun rincian rumusan masalah sebagai berikut.

(11)

2. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang?

3. Seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi secara simultan terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang pengaruh kompetensi pedagogik dan Motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

3. Pengaruh antara kompetensi pedagogik dan motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

D.Manfaat Penelitian

(12)

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan konsep-konsep pengem-bangan guru yang mendekati pertimpengem-bangan-pertimpengem-bangan kontekstual dan konseptual, serta kultur yang berkembang pada dunia pendidikan dewasa ini. Pembahasan tentang pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan olahraga khususnya dalam pengelolaan manajemen olahraga dan Penjasorkes yang akan menjadi suplemen bahasan dalam memperkuat validitas dan reliabilitas pelaksanaan manajemen olahraga dan Penjasorkes sekolah sebagai sebuah nilai budaya institusi, disamping sebagai sebuah konsep operasional.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut.

a. Memberikan masukan pada Sekolah-sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan guna meningkatkan prestasi belajar siswa ditinjau dari kompetensi pedagogik dan Motivasi guru.

b. Sebagai landasan bagi penelitian lebih lanjut yang ada hubungannya dengan masalah kompetensi pedagogik dan Motivasi guru.

(13)

E. Asumsi

Penelitian ini dilakukan dengan bertitik tolak dari asumsi sebagai berikut; 1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seseorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. Semakin baik kompetensi pedagogik guru maka semakin baik pula kemampuan yang akan dimilikinya. Hal ini dikarenakan guru tersebut akan mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran dengan baik, ia mampu merencanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar serta mampu menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja guru-nya. Semakin baik kompetensi pedagogik guru, maka kinerja guru tersebut akan meningkat dan guru akan meningkat pula kinerja dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya akan menjadi lebih baik. Guru wajib memiliki 10 kompetensi pedagogik untuk menjalankan tugasnya (dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru)

(14)

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian (Riduwan, 2009:34-35). Kerangka berpikir juga menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca menggapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta keterkaitan antar variabel yang diteliti.

Kerangka pemikiran yang baik yaitu apabila mengindentifikasi variabel-variabel penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian, dan secara logis mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (jika ada intervening dan moderating variabel), dijelaskan secara rinci dan masuk akal.

(15)

indikator atau ukuran-ukuran kinerja guru yang dikembangkan dan dimodifikasi

dari pemikiran Mitchel, Terence. R. (1982:410) dalam Hariyati, E. (2010:13). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru tentunya banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Berkenaan dengan hal tersebut indikator-indikator atau ukuran-ukuran kinerja guru sebagai berikut;

a. Kualitas hasil kerja :

b. Ketepatan waktu : c. Prakarsa/inisiatif :

d. Kemampuan : e. Komunikasi :

a) Kepuasan siswa b) Pemahaman siswa c) Prestasi siswa a) Waktu kedatangan b) Waktu pulang.

a) Berpikir positif yang lebih baik b) Mewujudkan kreativitas

c) Pencapaian prestasi . a) Penguasaan Materi

b) Penguasaan metode pengajaran a) Mutu penyampaian materi b) Penguasaan keadaan kelas

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mengatur kinerja guru perlu dukungan kompetensi pedagogik guru yang profesional. Kompetensi pedagogik guru diukur dengan 10 kompetensi pedagogik guru dilihat dari aspek-aspek yaitu;

(16)

Salah satu bentuk yang dianggap paling efisien untuk menunjang kinerja

guru adalah melalui Motivasi dan kompetensi gurunya. Dengan Motivasi ini bahwa guru mempunyai semangat baik dari dalam diri maupun dari dorongan orang lain untuk menuangkan potensialnya. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi guru, situasi dan peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh guru karena didorong oleh tiga dimensi dan indikator-indikator motivasi yang dikembangkan dan dikemukakan oleh Mc.Clelland’s dalam Hasibuan (2000:149-167) dan Wijaya Y (2007:17)

berikut;

1. Motif :

2. Harapan :

a. Upah yang adil dan layak,

b. Kesempatan untuk maju atau promosi, c. Pengakuan sebagai individu,

d. Keamanan bekerja,

e. Tempat kerja yang nyaman, f. Penerimaan oleh kelompok, g. Perlakuan yang wajar, h. Pengakuan atas prestasi.

a. Kondisi kerja yang baik, b. Perasaan ikut “terlibat,” c. Pendisiplinan yang bijaksana,

d. Penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan, e. Loyalitas pimpinan terhadap guru,

f. Pemahaman yang simpatik atas persoalan-persoalan pribadi.

3. Insentif : a. Intrinsik

1) Penyelesaian. 2) Pencapaian/prestasi. b. Ekstrinsik

1) Finansial

a) Gaji dan upah. b) Tunjangan. 2) Antar pribadi 3) Promosi.

(17)

rx2y

rx1y

R2x1x2y

ε

individu (internal) ataupun faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor–faktor tersebut di antaranya adalah faktor kompetensi pedagogik dan Motivasi. Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor kompetensi pedagogik dan Motivasi, jika Motivasi guru tinggi dan kompetensi pedagogik yang dimiliki guru baik, maka akan dapat meningkatkan kinerja guru.

Pengaruh antar variabel tersebut diilustrasikan pada Gambar 1.1 sebagai berikut;

Gambar 1.1

Kerangka Pikir Penelitian Kompetensi Pedagogik (X1)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007. Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Kinerja Guru (Y)

1. Kualitas hasil kerja. 2. Ketepatan waktu. 3. Prakarsa/inisiatif. 4. Kemampuan. 5. Komunikasi.

Mitchel, Terence. R. (1982:410)

Motivasi (X2)

1. Motif 2. Harapan 3. Insentif

(18)

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Penjasorkes

Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

2. Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

3. Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi secara simultan terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

H. Metode Penelitian

(19)

47 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Masri S. (2008:21) penelitian deskriptif dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Jenis penelitian deskriptif ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah kompetensi pedagogik (X1), dan motivasi (X2) terhadap kinerja guru Penjasorkes

(Y).

(20)

statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas). Dengan demikian, mudah untuk digenera-lisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat. Sugiyono (2009:12-13) penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah: (1) objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian dan (2) determinisme (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus, maka akan sulit untuk dipelajari.

B. Populasi dan Sampel

(21)

pengertian deskriptif dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Adapun subjek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Taktakan yang berjumlah 34 orang ini akan dijadikan sampel seluruhnya. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi, Ditegaskan oleh Riduwan (2008:56), bahwa untuk sekedar ancer-ancer (standar sampel), apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jadi secara teknik pengambilan sampel setiap sekolah diambil satu guru Penjasorkes untuk dijadikan sampel sebagai berikut;

Tabel 3.1

Jumlah Populasi / Sampel

NO NAMA SEKOLAH DASAR NEGERI GURU

PENJASORKES

1 SDN Beberan 1

2 SDN Cibetik 1

3 SDN Cibetung 1

4 SDN Cigabus 1

5 SDN Cikentang 1

6 SDN Cimoyan 1

7 SDN Cipanas 1

8 SDN Drangong I 1

9 SDN Drangong II 1

(22)

11 SDN Jakung 1

12 SDN Kamalaka 1

13 SDN Karondangan 1

14 SDN Kebedilan 1

15 SDN Kuranji 1

16 SDN Lialang 1

17 SDN Majalawang 1

18 SDN Pancur 1

19 SDN Parumasan 1

20 SDN Pasir Gadung 1

21 SDN Penggung 1

22 SDN Pereng 1

23 SDN Rancatales 1

24 SDN Sayar 1

25 SDN Spring 1

26 SDN Taktakan I 1

27 SDN Taktakan II 1

28 SDN Taman 1

29 SDN Taman Baru I 1

30 SDN Taman Baru II 1

31 SDN Tanjung Ilir 1

32 SDN Umbul Kapuk 1

33 SDN Umbul Tengah I 1

(23)

C. Definisi Operasional Penelitian

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) mendefinisi operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator variabel penelitian; (c) menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen; dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri.S (2008:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional variabel penelitian;

(24)

santun dengan peserta didik; (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Motivasi seperangkat semangat dan dorongan yang mampu membangkitkan baik dari dalam maupun dari luar diri guru melaksanakan dan memelihara perilaku mengajar.

3. Kinerja guru Penjasorkes adalah guru seperangkat kualitas proses dan hasil kerja guru dalam melaksanakan proses belajar Ditinjau dari dimensi (a) kemampuan, (b) inisiatif, (c) ketepatan waktu, (d) kualitas hasil kerja, dan (e) komunikasi.

D. Teknik dan Instrumen Penelitian

1. Kompetensi Pedagogik (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

(25)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR NO

ITEM

1. Menguasai karakteristik peserta didik

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

7. Berkomunikasi secara efektif

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

a. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, intelektual, dan latar belakang budaya.

b. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam matapelajaran yang diampu.

c. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik. d. mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik

a. Memahami berbagai teori pelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran yang diampu.

b. Menerapkan berbagai pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diampu.

a. memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

b. menentukan tujuan pembelajaran yang diampu Menggunakan media. c. menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diampu

d. menata materi pembelajaran yang diampu

a. mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran b. menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap

c. melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas (laboratorium). d. mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu

sesuai dengan situasi yang berkembangan

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal

a.Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif. b.Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun secara lisan dan

tulisan

a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi matapelajaran yang diampu

b. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.

c. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan

d. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

b. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan

a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan b. Melakukan penilaian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam matapelajaran yang diampu

1

Keterangan: Kompetensi Pedagogik Guru (X1) dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

(26)

2. Motivasi (X2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

5 = Sangat Setuju.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian VariabelMotivasi (X2)

SUB VARIABEL INDIKATOR-INDIKATOR ITEM TOTAL

ITEM

1. Motif

2. Harapan

3. Insentif

a. Upah yang adil dan layak.

b. Kesempatan untuk maju atau promosi. c. Pengakuan sebagai individu.

d. Keamanan bekerja. e. Tempat kerja yang baik. f. Penerimaan oleh kelompok. g. Perlakuan yang wajar. h. Pengakuan atas prestasi.

a. Kondisi kerja yang baik. b. Perasaan ikut “terlibat.” c. Pendisiplinan yang bijaksana.

d. Penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan.

e. Loyalitas pimpinan terhadap guru. f. Pemahaman yang simpatik atas

persoalan-persoalan pribadi.

(27)

3. Kinerja Guru Penjasorkes (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

5 = Sangat Setuju. 4 = Setuju. 3 = Tidak Tahu. 2 = Kurang Setuju.

1 = Sangat Tidak Setuju.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR ITEM

1. Kualitas hasil kerja (quality of work) 2. Ketepatan waktu

(promptness) 3. Inisiatif (initiative)

4. Kemampuan

a. Pemanfaatan waktu kedatangan b. Pemanfaatan waktu pulang. a. Berpikir positif yang lebih baik b. Mewujudkan kreativitas c. Pencapaian prestasi a. Penguasaan Materi

b. Penguasaan metode pengajaran a. Mutu penyampaian materi b. Penguasaan keadaan kelas

4, 10, 15

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

(28)

menyusun pra instrumen penelitian, membuat model inventori dalam bentuk kuesioner sementara, lalu dijustifikasi inventori oleh dosen pembimbing; setelah dinyatakan layak kemudian diujicobakan di SDN Kebedilan 10 Guru, SDN Taktakan 1 10 Guru, dan SDN Taktakan 1 10 Guru, jadi seluruhnya 30 Guru. Kemudian data diolah menjadi data mentah hasil uji coba, dianalisis item dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan uji Alfa Cronbach. Apakah semua item sudah valid dan reliabel kalau tidak diadakan koreksi atau dibuang, kalau benar-benar valid dan reliabel digunakan item tersebut, kemudian item yang sudah valid dan reliabel tersebut dihimpun lalu diujikan atau disebarkan kepada penelitian yang sebenarnya (34 guru Penjasorkes SD Negeri di wilayah Kecamatan Tatakan Kota Serang) dari hasil tersebut ditabulasi, selanjutnya menghasilkan data yang berbentuk data interval (Skala Likert) Selanjutnya data interval langsung diuji dengan korelasi sederhana maupun korelasi ganda, ditemukan (hasil temuan penelitian), dibahas dengan dimaknai (diinterpretasikan sesuai dengan analisis. Akhirnya ditarik simpulan dan saran.

1. Teknik Pengumpulan Data

(29)

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan SD Negeri di wilayah Kecamatan Tatakan Kota Serang yang relevan dengan fokus penelitian.

b. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 34 guru Penjasorkes SD Negeri di wilayah Kecamatan Tatakan Kota Serang. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kompetensi pedagogik (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja guru Penjasorkes (Y).

(30)

2. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2009:109-110)menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

Kaidah keputusan : Jika r hitung > r tabel berarti valid sebaliknya

r hitung < r tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

(31)

a. Kompetensi Pedagogik (X1)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kompetensi pedagogik (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 34 item yang dinyatakan valid

ada 26 item yaitu: item No.1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 11; 14; 15; 16; 18; 19; 20; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 29; 30; 31; dan 33. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 8 item, yaitu No.10; 12; 13; 17; 21, 26; 30 dan No.32.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–2 = 30 – 2= 28) sehingga didapat r Tabel = 0,374. Contoh korelasi

item No.1 = 0,642; item No.2 = 0,758 dan seterusnya sampai item No.34 = 0,758. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.5

Uji Validitas Item Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,642 0,374 Valid

No.2 0,758 0,374 Valid

No.3 0,754 0,374 Valid

No.4 0,710 0,374 Valid

No.5 0,758 0,374 Valid

No.6 0,543 0,374 Valid

No.7 0,827 0,374 Valid

(32)

1 2 3 4

No.9 0,729 0,374 Valid

No.10 0,085 0,374 Tidak Valid

No.11 0,584 0,374 Valid

No.12 0,130 0,374 Tidak Valid

No.13 -0,183 0,374 Tidak Valid

No.14 0,584 0,374 Valid

No.15 0,827 0,374 Valid

No.16 0,661 0,374 Valid

No.17 -0,132 0,374 Tidak Valid

No.18 0,600 0,374 Valid

No.19 0,695 0,374 Valid

No.20 0,488 0,374 Valid

No.21 0,129 0,374 Tidak Valid

No.22 0,754 0,374 Valid

No.23 0,531 0,374 Valid

No.24 0,580 0,374 Valid

No.25 0,710 0,374 Valid

No.26 -0,169 0,374 Tidak Valid

No.27 0,556 0,374 Valid

No.28 0,779 0,374 Valid

No.29 0,661 0,374 Valid

No.30 0,093 0,374 Tidak Valid

No.31 0,672 0,374 Valid

No.32 0,025 0,374 Tidak Valid

No.33 0,543 0,374 Valid

No.34 0,758 0,374 Valid

b. Motivasi (X2)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi (X2)

(33)

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–2 = 30 – 2= 28) sehingga didapat r Tabel = 0,374. Contoh korelasi

item No.1 = 0,757; item No.2 = 0,711 dan seterusnya sampai item No.40 = 0,711. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.6

Uji Validitas Item Variabel Motivasi (X2)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,757 0,374 Valid

No.2 0,711 0,374 Valid

No.3 -0,063 0,374 Tidak Valid

No.4 -0,256 0,374 Tidak Valid

No.5 0,757 0,374 Valid

No.6 0,711 0,374 Valid

No.7 0,591 0,374 Valid

No.8 0,711 0,374 Valid

No.9 0,261 0,374 Tidak Valid

No.10 0,736 0,374 Valid

No.11 0,591 0,374 Valid

No.12 0,835 0,374 Valid

No.13 0,736 0,374 Valid

No.14 0,736 0,374 Valid

No.15 0,622 0,374 Valid

No.16 0,736 0,374 Valid

No.17 -0,043 0,374 Tidak Valid

No.18 0,017 0,374 Tidak Valid

No.19 0,591 0,374 Valid

(34)

1 2 3 4

No.21 0,709 0,374 Valid

No.22 0,736 0,374 Valid

No.23 -0,221 0,374 Tidak Valid

No.24 0,793 0,374 Valid

No.25 0,570 0,374 Valid

No.26 -0,006 0,374 Tidak Valid

No.27 0,610 0,374 Valid

No.28 0,709 0,374 Valid

No.29 0,009 0,374 Tidak Valid

No.30 0,797 0,374 Valid

No.31 -0,043 0,374 Tidak Valid

No.32 0,736 0,374 Valid

No.33 0,489 0,374 Valid

No.34 0,773 0,374 Valid

No.35 0,736 0,374 Valid

No.36 0,290 0,374 Tidak Valid

No.37 0,622 0,374 Valid

No.38 0,797 0,374 Valid

No.39 0,736 0,374 Valid

No.40 0,711 0,374 Valid

c. Kinerja guru Penjasorkes (Y)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kinerja guru Penjasorkes (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 40 item yang dinyatakan valid ada 26 item yaitu: item No.1; 2; 4; 6; 7; 9; 10; 12; 14; 17; 18; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 27; 28; 29; 31; 34; 35; 37; dan No.39. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 14 item yaitu No. 3; 5; 8; 11; 13; 15; 16; 19; 26; 30; 32; 33; 38 dan No.40.

(35)

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–2 = 30 – 2= 28) sehingga didapat r Tabel = 0,374. Contoh korelasi

item No.1 = 0,755; item No.2 = 0,611 dan seterusnya sampai item No.40 = 0,260. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.7

Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru Penjasorkes (Y)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,755 0,374 Valid

No.2 0,611 0,374 Valid

No.3 -0,110 0,374 Tidak Valid

No.4 0,571 0,374 Valid

No.5 0,181 0,374 Tidak Valid

No.6 0,611 0,374 Valid

No.7 0,571 0,374 Valid

No.8 0,202 0,374 Tidak Valid

No.9 0,755 0,374 Valid

No.10 0,701 0,374 Valid

No.11 -0,094 0,374 Tidak Valid

No.12 0,602 0,374 Valid

No.13 0,069 0,374 Tidak Valid

No.14 0,607 0,374 Valid

No.15 -0,058 0,374 Tidak Valid

No.16 .0,098 0,374 Tidak Valid

No.17 0,728 0,374 Valid

No.18 0,611 0,374 Valid

No.19 0,181 0,374 Tidak Valid

No.20 0,618 0,374 Valid

No.21 0,669 0,374 Valid

No.22 0,607 0,374 Valid

No.23 0,683 0,374 Valid

No.24 0,715 0,374 Valid

(36)

1 2 3 4

3. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut.

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi (ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

(37)

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total

(ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(

= (Riduwan 2009a:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown yakni:

b dengan derajat kebebasan (dk=n–2). Kemudian membuat keputusan membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel

dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.

a. Kompetensi Pedagogik (X1)

(38)

demikian bisa disimpulkan bahwa item kompetensi pedagogik (X1) tersebut

adalah reliabel.seperti Tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Item Kompetensi Pedagogik (X1)

b. Motivasi (X2)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,897. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,374) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item motivasi (X2) tersebut adalah reliabel,

seperti Tabel 3.8 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Item Motivasi (X2)

Reliability Statistics

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17.

a.

The items are: item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34.

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20.

a.

The items are: item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40.

(39)

c. Kinerja Guru Penjasorkes (Y)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half

Coefficient = 0,899. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila

dibandingkan dengan r Tabel (0,374) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item kinerja guru Penjasorkes (Y) tersebut adalah reliabel. seperti Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Item Kinerja guru Penjasorkes (Y)

F. Analisis Data Penelitian

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.

Reliability Statistics

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20.

a.

The items are: item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40.

(40)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya hubungan dan pengaruh variabel X1, dan X2 terhadap Y.

Analisis ini untuk mengetahui pengaruh atau sumbangan kompetensi pedagogik dan motivasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Taktakan Kota Serang baik secara simultan maupun secara individu. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut:

(

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.11

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

(41)

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan (Sumbangan antar variabel) r = Nilai Koefisien Korelasi.

Mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama

terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 14.

a. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan)

(42)

Hipotesis bentuk kalimat.

Ha : Kompetensi pedagogik dan motivasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes.

Ho : Kompetensi pedagogik dan motivasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes.

b. Pengujian Secara Individual

1) Kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ha : ryx1≥ 0

Ho : ryx1 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes. Ho : Kompetensi pedagogik tidak berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes.

2) Motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ha : ryx2≥ 0

Ho : ryx2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes. Ho : Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, maka dibanding-kan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

(43)

92 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka dihasil-kan beberapa hasil analisis penelitian yang merujuk kepada pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Besarnya pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Penjasorkes yang diperoleh sebesar 0,665 berarti terdapat hubungan yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes”.

2. Besarnya pengaruh motivasi terhadap kinerja guru Penjasorkes yang diperoleh sebesar 0,694 berarti terdapat hubungan yang tinggi, Berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes”.

(44)

hipotesis penelitian yang menyatakan “kompetensi pedagogik dan motivasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja guru Penjasorkes”.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka direkomendasikan:

1. Bapak dan Ibu Guru Penjasorkes lebih meningkatkan kompetensinya untuk mengikuti kursus-kursus, seminar agar peningkatan kompetensi pedagogik atau belajar dari guru yang memiliki kompetensi yang lebih baik dalam melaksanakan tugasnya.

2. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan guru, untuk memenuhi kompetensi pedagogik dan motivasi disarankan guru terlibat dalam usaha-usaha yang mendatangkan tambahan gaji, misalnya ikut mengelola dan mengembangkan koperasi sekolah.

3. Pimpinan (kepala sekolah) agar mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para guru untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

(45)

94

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga. Pandji & Sri Suyati. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar. M.I. (2003). Manajerial, Bandung: Jurnal Manajemen dan Sistem

Informasi UPI

Depdiknas (2003). Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah. London: Depdiknas Dirjen Dikdasman

Dharma, S. (2002). Paradigma Baru: Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books.

Efendi, A. (2005). Rovolusi Kecerdasan Abad 21 (Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ). Bandung: Alfabeta.

Franken, R.E. (1982), Human Motivation, California: Inc. Belmond.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly (2000) Organisasi dan Manajemen:Prilaku Struktur. Jakarta: Terjemahan edisi keempat. Erlangga.

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantan Books.

Handoko, T. H. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan. M.S.P. (2000). Manajemen Sumber-daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hatiyati, E (2010) Kontribusi Iklim Organisasi dan Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Kinerja Guru (Studi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri SSN se Kota Bandung). UPI Bandung: Tesis tidak diterbitkan.

Ikke Dewi Sartika (1999) “Mutu Total STPDN: Pengaruh Budaya Organisasi Yang berorientasi Manajemen Mutu Total, Kepuasan Kerja dan Tahapan Mutu terhadap Kinerja Pengelola Dosen Tetap STPDN.” Disertasi, FPS IKIP Bandung, tidak diterbitkan.

Lembaga Administrasi Negara (2004) Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Pelayanan Aparatur Pemerintah. Jakarta: Pusdiklat Spimnas Bidang Teknik Manajemen dan Kebijakan Pembangunan.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2000). Konsep Dasar dan penilaian Kompetensi Profesional Tenaga Kependidikan, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mangkunegara, Anwar Prabu. A.A.(2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(46)

McClelland, D.C., (1959), The Achieving Society, New Jersey: D van Nostrand Company Inc.

_______(1987), Human Motivation, New York: Cambridge University Press. Mitchel, T. R. dan Larson (1982). People and Organization; An Introduction to

Organizational Behavior. Singapore: Mc Graw Hill Inc

Muchdarsyah, S. (2002). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhibbin, S. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

_____ (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa. E. (2009).Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____ (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

_____ (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nazir, Moh. (2003). Metoda Penelitian. Ghalia, Jakarta.

Ningsih, Kurnia (2007) Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Tahun 2007 (Studi Deskriptif terhadap Perilaku Produktivitas Kerja Pegawai). Tesis Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Riduwan (2009). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV Alfabeta. Riduwan dan Sunarto (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan

Sosial–Ekonomi dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sallis & Edward (1994). Total Quality Management in Education. London: Kogan Page Limited

SANKRI Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (2004) Prinsip-prinsip penyelenggaraan Negara. Jakarta: LANRI.

Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia; Menghadapi Abad Ke- 21 . Edisi Ke-Enam, Jakarta: Erlangga Sedarmayanti. (2000). Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk

Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan. (Bandung: Masdar Maju). Siagian, S. P. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta ______(1999). Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

(47)

Singarimbun. M. dan Effendi.(2003). Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES). Sudjana (2006). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sutisna, D. (1999). Pengaruh Kemampuan Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Upaya Tahapan Mutu Total terhadap Kinerja Dosen Tetap PTS Jawa Barat. Disertasi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity: Third Edition. New York: McGraw Hill Book Company.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. BP. Restindo Mediatama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. tentang Guru dan Dosen. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta. Usman, Moch. Uzer. (2005). Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Wuviani, V. (2005). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru (Studi Tentang Pengaruh Kualifikasi, Motivasi Kerja Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMAN di kota Bandung). Tesis. Program Pascasarjana – UPI. Tidak Diterbitkan.

Yati Wijaya (2007) Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMPN di Kabupaten Cianjur. UPI Bandung: Tesis tidak diterbitkan. Yulk, G. (1996). Leadership in Organization (Terjemahan). Edisi ke-3, Jakarta:

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1.1
Tabel 3.1 Jumlah Populasi / Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

compare how the realization of language politeness in Obama’s speech, before he was elected to. be a president and after he was elected to be

mengirimkan  Calon  yang  telah  dinyatakan  lulus  dan  terpilih  sel.aqai  peserta  pendidikan  pembentukan  berdasarkan  surat  Keputusan  Penetapan 

d.   bahwa  berdasarkan  pertimbangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  a,  huruf  b,  dan  huruf  c.  periu  ditetapkan  Peraturan  Kepala  Kepolisian 

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan Skripsi yang berjudul “ Analisis Profil

The result shows that there are some challenges experienced in educating deaf children in Natural Science, which includes limited capability of hearing and lingual understanding,

Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilakukan di desa

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini “ Bagaimana penerapan model pembelajaran ECIRR berbantuan media simulasi

Sewaktu terbang, tungging dan bagian sisi atas ekor putih, ada garis pada sayap serta bercak ketiak hitam pada pangkal sayap bawah yang putih.. Iris coklat, paruh