PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO
(Studi Kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Wida Rohayati 0707453
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN
PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO
(Studi Kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl.
Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung)
Oleh Wida Rohayati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Manajemen Industri Katering Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO
JL. PANATAYUDA, JL. H. WASID KOTA BANDUNG (Studi Kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso)
Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Drs. Rd. Dian H. Utama, M. Si. Agus Sudono, SE,MM. NIP. 19640823.199302.1.001 NIP.19820508.200812.1.002
Mengetahui,
Ketua Prodi
Manajemen Industri Katering
Agus Sudono, SE,MM. NIP.19820508.200812.1.002
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
ABSTRAK
Wida Rohayati (0707453), Pengaruh Variasi Produk Terhadap Volume Penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Bandung ( Studi kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung). Dibawah bimbingan Drs. Rd. Dian H. Utama, M. Si dan Agus Sudono, SE.,MM.
Meningkatkan usaha dalam industri kuliner sebagai strategi mendapatkan keuntungan yang menjanjikan, membuat pengusaha menanamkan modal dalam usaha ini. Sehingga antara pengelola rumah makan sebelumnya dengan pembeli merek dapat saling menguntungkan dalam mensejahterakan pemilik beserta karyawan, sering juga dimaksud sebagai usaha jenis waralaba.
Kemudian untuk melihat bagaimana jalan dari usaha tersebut, maka dilakukan penelitian untuk meningkatkan volume penjualan, maka rumusan masalah dan tujuan penelitian ini mengangkat tentang bagaimana pengaruh variasi produk terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso yang bertempat di Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung. Dimensi variasi produk yang terdiri dari ukuran, harga, tampilan dan kesesuaian menjadi dimensi untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap volume penjualan. Penelitian ini dilakukan pada 100 responden. Menggunakan Teknik Sampling Random dengan pengolahan data yang diolah dengan Analisis Path (Path Analisys). Berdasarkan hasil parsial dari empat sub variasi produk yang kemudian digunakan model trimming untuk mengapus hasil signifikan yang paling terkecil, maka didapat hasil pada pengaruh harga (X1) terhadap volume penjualan sebesar 0.205, pengaruh tampilan (X2) terhadap volume penjualan sebesar 0.232, pengaruh kesesuaian (X3) terhadap volume penjualan sebesar 0.482, serta pengaruh variable lain (ε) sebesar 0.422. Dalam penelitian ini terlihat bahwa variasi produk yang terdiri dari dimensi harga, tampilan dan kesesuaian mempunyai pengaruh yang positif terhadap volume penjualan.
ABSTRACT
Wida Rohayati (0707453), Effect of Variations in Product Sales Volume Of Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Bandung
(Case Study of Variations in Product Sales Volume Of Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung). Supervised by Drs. Rd. Dian H. Utama, M. Si and Agus Sudono, SE.,MM.
Increase efforts in the culinary industry as a promising strategy benefit, makes entrepreneurs to invest in this effort. Thus, between the previous restaurant management and the consumers are able to give benefit both to the owner and the employers, or commonly known as franchise bussines
Then to see how the path of the bussines, then conducted research to increase sales volume, then the formulation of the problem and the purpose of this study raised about the influence of variation in the volume of product sales on Rumag Makan Bakmi Jogja Pak Roso is located at Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Bandung. Dimensional variations of products consisting of size, price, appearance and suitability are becoming a dimensions to know how much influence on sales volume. This study was conducted on 100 respondents. Using Random Sampling Technique with processed by Path Analysis (Path Analisys). Based on the partial results of the four sub-variations of the product which is then used to delete the model trimming of the most significant results of the smallest, then the results obtained on the effect of price (X1) the volume of sales by 0205, the influence of the display (X2) the volume of sales by 0232, the influence of appropriateness (X3) on volume sales by 0482, as well as the influence of other variables (ε) of 0422.In this research shows that a variety of products which consists of the price dimension, appearance and suitability to have a positive effect on sales volume.
ABSTRAK……….. i
ABSTRAC………. ii
KATA PENGATAR……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iv
DAFTAR ISI……… viii
DAFTAR TABEL……… xii
DAFTAR GAMBAR………... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah……… 1
1.2 Rumusan Masalah………... 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 11
1.3.1 Tujuan Penelitian………. 11
1.3.2 Manfaat Penelitian……… 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… 13
2.1.1 Pengertian Pariwisata………. 13
2.1.2 Pengertian Restoran Waralaba………... 14
2.1.3 Pengertian Pemasaran……… 17
2.1.4 Bauran Pemasaran………. 18
2.1.5 Produk ……….. 22
2.1.5.1 Pengertian Produk ………... 22
2.1.5.2 Tingkatan Produk………. 24
2.1.5.3 Klasifikasi Produk……….. 26
2.1.7.1 Pengertian Variasi Produk………... 30
2.1.7.2 Fungi Variasi Produk ……….. 34
2.1.7.3 Dimensi Variasi Produk……… 36
2.1.8 Volume Penjualan………. 40
2.1.8.1 Pengertian Volume Penjualan……….. 40
2.1.8.2 Faktor-faktor Volume Penjualan………. 42
2.1.9 Pengaruh Variasi Produk terhadap Volume Penjualan………. 47
2.1.10 Orisionalitas Penelitian……… 49
2.2 Kerangka Pemikiran……… 50
2.3 Hipotesis……….. 56
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……….... 58
3.2 Metode dan Jenis Penelitian……… 59
3.2.1 Jenis Penelitian ……… 59
3.2.2 Metode yang Digunakan……… 60
3.2.3 Operasional Variabel………. 62
3.2.4 Jenis dan Sumber Data……….. 65
3.2.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling……….... 66
3.2.5.1 Populasi………. 66
3.2.5.2Sampel……… 67
3.2.5.3 Teknik Penarikan Sampel……….. 69
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data……….... 70
3.2.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas……….. 71
3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………. 78
3.2.8.1Teknik Analisis Data………. 78
3.2.8.2 Rancangan Analisis Data Deskriptif………. 80
3.2.8.3 Rancangan Analisis Data Verifikatif………. 81
3.2.8.4Rancangan Uji Hipotesis………... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ………..……….. 90
4.2 Karakteristik dan Pengalaman Responden RM. Bakmi Jogja Pak Roso……… 93
4.2.1 Karakteristik Responden………... 93
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 94
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. 95
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………... 97
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 98
4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan……….. 100
4.2.7 Pengalaman Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso……….. 102
4.2.7.1 Pengalaman Berdasarkan Lama Mengenal……… 102
4.2.7.2 Pengalaman Berdasarkan Kesan Produk………... 103
4.2.7.3 Pengalaman Berdasarkan Seringnya Berkunjung……… 104
4.2.7.4 Pengalaman Berdasarkan Pengerahuan Jenis Produk Bakmi……….. 105
4.2.7.5 Pengalaman Berdasarkan Pengetahuan Jenis Menu Tambahan…………... 106
4.3 Hasil Penelitian……… 107
4.3.1.2 Tanggapan Responden terhadap Harga Bakmi Jogja Pak Roso………….. 112
4.3.1.3 Tanggapan Responden terhadap Tampilan Bakmi Jogja Pak Roso……… 117
4.3.1.4 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Bakmi Jogja Pak Roso……. 124
4.3.2 Gambaran Volume Penjualan Berdasarkan Responden………. 133
4.3.3 Pengaruh Variasi Produk terhadap Volume Penjualan pada RM. Bakmi Jogja
Pak Roso ……… 135
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……… 156
5.2 Saran ………. 157
DAFTAR PUSTAKA………. 159
No. Judul Tabel Hal Tabel
1.1 Peringkat Daya Saing Pariwisata Negara ASEN………. 2
1.2 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung 2011………. 4
1.3 Perkembangan Volume Penjualan dalam 1 TahunTerakhir pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso………. 7
1.4 Rekapitulasi Hasil Pra Penelitian kepada 30 Responden (konsumen) pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso……… 9
2.1 Pengertian Pariwisata……….. 13
2.2 Definisi Variasi Produk dari Sumber Jurnal……… 33
2.3 Orisionalitas Penelitian……… 49
3.1 Operasional Variabel……… 63
3.2 Jenis dan Sumber Data……… 66
3.3 Hasil Uji Validitas pada Variabel Variasi Produk (X)……… 75
3.4 Hasil Uji Validitas pada Variabel Volume Penjulan (Y)………… 76
3.5 Hasil Uji Pengaruh Variasi Produk (X) terhadap Volume Penjualan pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso………. 78
3.6 Skor Sistem Pernyataan……… 79
3.7 Kriteria Intrepretasi Skor………. 81
4.1 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan Jenis Kelamin……… 94
Pendidikan……… 97
4.4 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan
Pekerjaan……….. 99
4.5 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan
Pendapatan……….. 100
4.6 Informasi Mengenai Lama Mengenal RM. Bakmi Jogja Pak Roso 103
4.7 Pengalaman Berdasarkan Kesan Produk pada RM. Bakmi Jogja
Pak Roso……….. 103
4.8 Pengalaman Berdasarkan Kunjungan pada RM. Bakmi Jogja Pak
Roso……… 104
4.9 Pengalaman Berdasarkan Pengetahuan Jenis Bakmi pada RM. Bakmi
Jogja Pak Roso……… 105
4.10 Pengalaman Berdasarkan jenis Menu Tambahan pada RM. Bakmi Jogja
Pak Roso………. 106
4.11 Tanggapan Responden terhadap Daya Tarik Variasi Ukuran dari setiap
Menu……… 108
4.12 Tanggapan Responden terhadap Variasi Menu dari Setiap Menu… 109
4.13 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Ukuran…….. 110
4.14 Tanggapan Responden terhadap Keterjangkauan Harga dari Setiap
Menu……… 113
4.15 Tanggapan Responden pada Kesesuaian Harga terhadap Kualitas
Menu Makanan……… 114
4.18 Tanggapan Responden terhadap Variasi Garnish (hiasan makanan)
dari Setiap Menu……….. 119
4.19 Tanggapan Responden terhadap Daya Tarik Tampilan
(Penyajian Manakan)……… 120
4.20 Tanggapan Responden terhadap Variasi Bahan Baku Makanan…. 121
4.21 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Tampilan….. 122
4.22 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Ukuran terhadap
Harga……….. 124
4.23 Tanggapan Responden pada Kualitas Bahan Baku terhadap Harga 125
4.24 Tanggapan Responden terhadap Variasi Menu Tambahan (menu lain)
terhadap Daya Tarik Pembelian……… 127
4.25 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Garnish (hiasan makanan)
pada Setiap Menu Makanan……….. 128
4.26 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Warna pada Tampilan
Makanan……… 129
4.27 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Menu Makanan telah
Memenuhi Keinginan……… 131
4.28 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian… 132
4.29 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Volume
Penjualan………. 134
4.30 Matriks Korelasi Intrepretasi Sub Variabel Variasi Produk terhadap
Volume Penjualan……… 136
Jogja Pak Roso……… 138
4.32 Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 141
4.33 Hasil Pengujian Koefisien Jalur... 142
4.34 Matriks Korelasi antar Sub Variabel dengan Volume Penjualan
dengan Menggunakan Model Trimming……….. 147
4.35 Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 153
4.36 Hasil Pengujian Koefisien Jalur... 154
4.37 Hasil Pengujian Koefisien Jalur serta Pengaruh Langsung dan
Tidak Langsung dari Variasi Produk yang Diperoleh Konsumen RM.
No. Judul Gambar Hal Gambar
1.1 Fluktuasi Volume Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir pada
RM. Bakmi Jogja Pak Roso ……… 8
2.1 Bauran Pemasaran……… 21
2.2 Alur Produk………. 23
2.3 Tingkatan Produk……… 25
2.4 Kerangka Pemikiran………..……….. 55
2.5 Kerangka Penelitian Pengaruh Variasi Produk terhadap Voluma Penjualan……… 56
3.1 Macam-macam Statistik……….. 60
3.2 Struktur Hubungan Kausal antara X dan Y……… 82
3.3 Diagram Jalur Hipotesis……….. 83
3.4 Diagram Jalur Sub Hipotesis Utama……… 84
4.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 95
4.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia………. 96
4.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan……….. 98
4.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan………. 99
4.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan……….. 101
4.6 Struktur Hubungan Kausal antara X dan Y………. 136
4.7 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Utama……….. 143
BAB I PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan
perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut
sesuai dengan definisi pariwisata menurut MC. Intosh dan Goeldner dalam
Sulastiyono (1994:4) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik
secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah Negara sendiri atau di
Negara lain dengan menggunakan sarana, jasa dan faktor lainnya yang diadakan
oleh pemerintah atau masyarakat, agar dapat terwujud keinginan wisatawan.
Sejak tahun 2007, World Economic Forum mengeluarkan The Travel and
Tourism Competitive Indek (TTCI) yang merupakan alat ukur atas elemen-elemen
yang mendorong daya saing pengembangan sektor pariwisata di berbagai negara
di dunia.
Pada tahun 2009, Indonesia tercatat menempati posisi ke 81 dari 133
negara. Posisi masih di bawah Malaysia (32), Singapura (10) dan Thailand (39).
Apabila dibandingkan peringkat tahun 2009 peringkat Indonesia mengalami
penurunan. Namun di tahun 2011 terjadi peningkatan peringkat daya saing
pariwisata, dengan menempatkan Indonesia menduduki peringkat ke-74 dari 139
negara, meskipun posisi tersebut masih di bawah Malaysia (35), Singapura (10),
diperkirakan masih di bawah Vietnam (6.54%), Myanmar (7.19% dan 12.52%).
Padahal di sisi lain, Indonesia lebih kaya dan beraneka ragam alam dan
budayanya.
Setelah melakukan berbagai penilaian pada berbagai variabel yang
bersangkutan dengan dunia pariwisata, maka hasil akhirnya dapat dilihat
berdasarkan penilaian peringkat daya saing Pariwisata Negara ASEAN seperti di
pada table 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Peringkat Daya Saing Pariwisata Negara ASEAN
Sumber: The Travel and Tourism Competitiveness Report 2011 (World Economic Forum)
Namun, sektor pariwisata di Indonesia saat ini menjadi salah satu sektor
unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia dalam mendapatkan devisa negara.
Pariwisata mempunyai peranan penting untuk memperluas dan memeratakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
memperbesar nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan
nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri
bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Negara/ tahun 2008 2009 2011
Indonesia 80 81 74
Kamboja 112 108 109
Malaysia 32 32 35
Filipina 81 86 94
Singapura 16 10 10
Thailand 42 39 41
Faktor-faktor penunjang lainnya yang mendukung sektor pariwisata, yaitu
bidang yang bergerak dalam usaha pariwisata. Usaha pariwisata menurut UU no.
9 Tahun 1990 yaitu kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata
atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana
pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Beberapa bidang yang
bergerak di usaha jasa pariwisata adalah usaha dalam travel, hotel, dan restoran.
Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia
khususnya ke Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan
program Visit West Java 2008. Program ini dijadikan sebagai upaya untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Propinsi Jawa Barat dan juga
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sektor pariwisata.
Dilihat dari aspek geografis dan demografis provinsi Jawa Barat terletak pada
5°50’-7°50°’ Lintang Selatan dan 104°48’-108°-48’ Bujur Timur, serta termasuk
dalam daerah tropis.
Sehingga banyak wisatawan domestik, khususnya juga wisatawan
mancanegara sangat menyukai daerah tropis tersebut. Karena bagi wisatawan
mancanegara, mereka lebih mengutamakan daerah tropis untuk mencari tambahan
sinar matahari, sehingga banyak wisatawan asing yang melakukan kegiatan
wisatawan ke daerah Indonesia terutama ke daerah Jawa Barat.
Pada tahun 2010, Provinsi Jawa Barat secara administratif terdiri dari 17
kabupaten dan 9 kota, yaitu: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut,
Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten
Bekasi, serta Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota
Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Dari beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat, salah satunya Kota
Bandung dapat dijadikan sarana atau tempat yang strategis untuk menjalankan
usaha dalam bidang kuliner. Kesiapan dari seorang pembisnis bidang kuliner
tersebut dapat dimulai dengan memberikan sumber pelayanan untuk wisatawan,
karena usaha ini bisa menjanjikan dan berbagai faktor yang menunjang dalam
bisnis kuliner dapat memberikan keuntungan yang relatif besar jika dijalankan
dengan sebaik mungkin. Banyaknya usaha yang sejenis mengakibatkan
persaingan yang dapat terlihat jelas dan nyata, seperti yang terlihat pada tabel 1.2:
Tabel 1.2
Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Tahun 2011
No Klasifikasi Jumlah Potensi
1 Restoran Talam Kencana 0
2 Restoran Talam Salaka 15
3 Restoran Talam Gangsa 125
4 Restoran WaraLaba 40
5 Bar 12
6 Rumah Makan A 21
7 Rumah Makan B 103
8 Rumah Makan C 144
Jumlah 416
Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Di dalam UUD Pariwisata Pasal 16 menyatakan bahwa penggolongan
Kencana (Emas), merupakan kelas tertinggi yang dinyatakan dengan piagam
bertanda sendok garpu berwarna Emas. Kelas B disebut Talam Salaka (Perak)
merupakan kelas menengah yang dinyatakan dengan piagam bertanda sendok
garpu berwarna perak, dan kelas tertendah yaitu kelas C yang disebut dengan
Talam Gangsa (Perunggu) dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu
berwarna perunggu.
Terlihat juga dalam perbedaan pemungutan pajak yang dikenakan
berdasarkan klasifikasi restoran tersebut di Kota Bandung, yakni:
a. Talam Kencana (tingkat tinggi)
Restoran jenis talam kencana merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp.
3.000.000/ tahun
b. Talam Salaka (tingkat sedang)
Restoran jenis talam salaka merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp.
2.500.000/ tahun
c. Talam Gangsa (tingkat rendah)
Restoran jenis talam gangsa merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp.
2.000.000/ tahun
d. Waralaba (pengertianya udah)
Restoran jenis waralaba merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp.
1.500.000/ tahun
e. Bar
Bar dikenakan pajak Rp. 1.500.000/tahun.
f. Rumah Makan
- Rumah Makan tipe A dikenakan pajak Rp. 1.500.000/tahun
- Rumah Makan tipe B dikenakan pajak Rp. 1.000.000/tahun
- Rumah Makan tipe C dikenakan pajak Rp. 500.000/tahun
Jika melihat dari uraian dan pajak yang dikenakan pada 3 jenis restoran di
atas, restoran tradional maupun restoran modern, dapat termasuk ke dalam ke tiga
klasifikasi tersebut. Namun, harus dinilai dari pada beberapa kriteria khusus yang
harus dimiliki oleh restoran untuk dapat masuk ke dalam kelas mana, setelah
mencapai persyaratan yang ditentukan oleh UUD Pariwisata Pasal 16.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung merupakan
daerah yang sangat kaya akan kulinernya. Dari jumlah di atas dapat dilihat bahwa
dari tahun ke tahun berikutnya akan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh
keadaan pariwisata yang semakin baik yang menyebabkan wisatawan domestik
maupun mancanegara yang datang ke Bandung, yang menjadikan industri ini
memiliki potensi yang sangat baik.
Seorang pembisnis kuliner, misalnya yang berjalan pada bisnis jenis
waralaba (franchise) menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesa No. 259/MPR/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba, yaitu waralaba adalah perikatan
dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha
yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan dalam rangka yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan atau
penjualan barang dan jasa. Salah satu usaha pengembangan industri waralaba di
Bandung.
Restoran waralaba yang terdapat di Bandung, salah satunya yaitu Rumah
memulai Pra penelitian dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada responden
(konsumen) yang datang ke Rumah Makan ini. Berikut Data Rekapitulasi
Responden terhadap Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl.
Panatayuda Kota Bandung.
Tabel 1.3
Perkembangan Volume Penjualan Dalam 1 Tahun Terakhir Pada Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Bandung
BULAN Volume Penjualan Target Penjualan Persentase Kinerja (%)
Sep'10 51,972,000 70,000,000 74.24
Okt'10 71,593,000 90,000,000 79.56
Nov'10 63,811,000 90,000,000 70.90
Des'10 70,415,000 90,000,000 78.24
Jan'11 82,041,000 90,000,000 91.16
Feb'11 73,167,000 90,000,000 81.29
Maret'11 74,568,000 90,000,000 82.85
Apr'11 75,114,000 90,000,000 83.46
Mei'11 75,383,000 90,000,000 83.76
Juni'11 71,222,000 90,000,000 79.14
Juli'11 79,515,000 90,000,000 88.35
Agust'11 48,027,000 90,000,000 53.36
Rata-rata 78.75
Gambar 1.1
Fluktuasi Volume Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir pada RM Bakmi Jogja Pak Roso
Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah volume penjualan di RM.
Bakmi Jogja Pak Roso yang mengalami fluktuasi dari periode bulan September
2010 – Agustus 2011. Perusahaan waralaba ini, belum dapat memenuhi target
penjualan yang di inginkan oleh pembisnis. Sehingga masih banyak di setiap
bulannya volume penjualan mengalami naik turun yang masih relatife rendah dari
target penjualan. Persentase kinerja pun otomatis mengalami keadaan yang sama
sejalan dengan situasi volume penjualan yang masih di bawah harapan pembisnis
usaha ini.
Dilihat dari hasil target penjualan, persentasi terbesar terdapat pada bulan
Januari 2011, karena di bulan tersebut adalah dimana banyaknya pengunjung yang
datang, beberapa faktor banyaknya pengunjung dikarenakan termasuk hari libur
anak sekolah, iklim atau cuaca yang baik untuk berpariwisata, penghujung awal
tahun bagi orang-orang untuk dapat menikmati hari libur serta beberapa faktor
Kemudian untuk bulan Agustus 2011, volume penjualan mengalami penurunan
yang drastis, dikarenakan beberapa faktor penyebab yakni: masuk pada bulan
Ramadhan (bulan puasa) dan 3 hari sebelum dan seminggu setelah Hari Raya Idul
Fitri Rumah Makan Bakmi Jogja tutup dahulu (cuti bersama). Namun setelah itu,
beberapa bulan selanjutnya, volume penjualan mengalami fluktusi yang kembali
normal.
Setelah mengetahui bahwa volume penjualan di Rumah Makan ini belum
dapat mencapai target, maka peneliti mencoba untuk mengetahui faktor, yang
terdapat pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso dengan melakukan
penyebaran kuesioner pada 30 responden. Maka hasil yang didapatkan dapat
dilihat dari table 1.4
Tabel 1.4
Rekapitulasi hasil Pra Penelitian kepada 30 Responden (konsumen) No Indikator Pernyataan Sangat
Setuju ( SS )
Setuju ( S )
Ragu-ragu ( R )
Tidak Setuju ( TS )
Sangat Tidak Setuju ( STS )
Persentase (%)
1 Kelezatan (rasa) memenuhi keinginan selera Anda
4 24 2 0,97
2 Menurut Anda tampilan dari Bakmi Jogja Pak Roso yang
ditawarkan menarik
19 9 2 0,78
3 Kebersihan makanan sesuai dengan harapan saya
2 22 6 0,9
4 Kualitas produk yang
dihasilkan sesuai dengan harapan saya
3 24 3 0,95
5 Variasi makanan yang
ditawarkan RM. Bakmi Jogja menarik
11 18 1 0,67
6 Porsi yang disajikan pas atau cukup
4 20 6 0,9
7 Harga yang ditawarkan
sesuai dengan harapan saya
3 22 2 3 0,87
8 Lokasi atau tempat strategis bagi saya
4 20 2 3 1 0,83
No Indikator Pernyataan Sangat Setuju
( SS )
Setuju ( S )
Ragu-ragu ( R )
Tidak Setuju
( TS )
Sangat Tidak Setuju ( STS )
Persentase (%)
10 Ketepanan penyajian
pesanan makanan sesuai dengan harapan saya
1 22 7 0,88
11 Keramahan dan kesopanan dalam pemberian pelayanan
memuaskan
9 18 3 0,95
12 Seberapa besar daya beli untuk dapat berkunjung kembali ke Rumah Makan
Bakmi Jojga Pak Roso ini
4 21 5 0,92
Sumber: Pra Penelitian RM. Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Bandung (16-17 Januari 2012)
Setelah melihat hasil dari rekapitulasi yang telah dilaksanakan, tepatnya
pada tanggal 16 – 17 Januari 2012 dapat disimpulkan bahwa variasi produk yang
termasuk di didalamnya yaitu tampilan produk memiliki nilai yang paling rendah
persentasenya. Maka dari itu, diduga merupakan faktor yang kurang signifikan
dan penyebab terjadinya penurunan volume penjulan yang belum dapat memenuhi
atau mencapai target penjualannya dengan baik.
Jika dihubungkan dengan faktor sebelumnya, maka dapat disimpulkan
secara jelas bahwa perusahaan waralaba ini, kemungkinan target penjualan tidak
dapat dicapai karena faktor variasi menu dan indikatornya yaitu tampilan produk
makanan yang kurang menarik konsumen. Oleh karena itu, dari uraian masalah
tersebut di atas, maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul “ Pengaruh
Variasi Produk terhadap Volume Penjualan ”. (Studi Kasus Pada Rumah Makan
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah
yang diajukan, diantaranya adalah:
1. Bagaimana gambaran variasi produk (ukuran/ banyaknya porsi, harga,
tampilan, dan kesesuaian terhadap kepuasan konsumen) pada Rumah
Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota
Bandung?
2. Bagaimana gambaran volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja
Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh variasi produk (ukuran/ banyaknya porsi (X1),
harga (X2), tampilan (X3), dan kesesuaian (X4) terhadap kepuasan
konsumen) terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja
Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung?
1.3TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh hasil mengenai:
1. Untuk mengetahui gambaran variasi produk pada Rumah Makan Bakmi
Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung
2. Untuk mengetahui gambaran volume penjualan pada Rumah Makan
Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi produk (ukuran/
terhadap kepuasan konsumen) pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso
Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung
1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian teoritis
yang mendukung peneliti lebih lanjut dan bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengaruh variasi produk terhadap
volume penjualan dalam suatu perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Secara menyeluruh dapat memberikan masukkan kepada pihak
perusahaan kuliner waralaba Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl.
Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung dalam hal penyajian makanan
atau minuman pada faktor variasi menu produk, agar lebih meningkatkan
volume penjualan dan dapat mencapai target penjualan yang diharapkan.
Manfaat bagi peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang lebih
dari kualitas produk yang dapat mempengaruhi volume penjualan pada
suatu perusahaan dalam bidang kuliner, khususnya yang terjadi pada
Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisa mengenai pengaruh Variasi Produk terhadap
Volume Penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl,
Panatayuda Kota Bandung. Variabel bebas (independent variabel) atau variabel
eksogen yang diteliti yaitu variasi produk (X). Sedangkan (dependent variabel)
atau variabel endogen yang diteliti yaitu Volume Penjualan (Y) yang terdiri dari
kualitas barang, selera konsumen, servis (pelayanan) dan persaingan menurunkan
harga jual.
Objek penelitian yang dijadikan populasi penelitian ini adalah konsumen
Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso di Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota
Bandung dengan asumsi bahwa setiap konsumen yang berkunjung ke tempat yang
dijadikan penelitian dapat memberikan jawaban mengenai penting tidaknya
variasi produk Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso di Jl. H. Wasid, Jl.
Panatayuda Kota Bandung dengan angka penjualan yang ada. Berdasarkan objek
penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh variasi produk
terhadap volume penjualan pembelian produk Bakmi Jogja Survei pada konsumen
Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso di Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian
Menurut Soekanto yang dikutip oleh Dhohiri (2004:17) mengatakan bahwa:
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologi, sistematis, dan konsisten yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran yang sebagai salah satu manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapi.
Jenis penelitian menurut Dhohiri (2004:19) penelitian dipandang dari cara
pembahasannya dibedakan menjadi 2 yaitu penelitian deskriptif dan Inferensial.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya melukiskan, memaparkan,
dan melaporkan suatu keadaan, suatu objek atau suatu peristiwa fakta apa adanya
dan berupa penyingkapan fakta. Statistik inferensial adalah statistik yang
digunaka untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan
(didiferensikan) untuk populasi di mana sampel diambil. Terdapat dua macam
statistik inferensial yaitu: statistik parametris dan non paramentris. Statistik
parametris digunakan untuk manganalisa data interval atau rasio, yang diambil
dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non parametris,
digunakan untuk menganalisis data nimonal dan ordinal dari populasi yang bebas
distribusi. Jadi tidak harus normal. Dalam teknik Korelasi dan regresi dapat
berperan sebagai statistik Inferensial. Bermacam-macam statistik dapat
Gambar 3.1 Macam-macam Statistik
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif (description research) dan verifikatif (verificative
research). Menutur Sugiyono (2008:53), “Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu varibel atau
lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.
Penelitian deskriptif ini mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran
secara keseluruhan mengenai variasi produk dalam meningkatkan volume
penjualan yang terdiri dari produk keuntungan dari penjuala, jumlah produk yang
terjual, efektifitas penjualan dan ketercapaian target penjualan.
Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Arikunto (2006:8), “Pada
dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan”.
3.2.2 Metode yang Digunakan
Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif (descriptive
research) data verifikatif (analytical research) yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode explanatory survey, Sugiyono (2009:11) mengemukakan pendapat Statistik
Deskriptif
Inferensial
Paramentris
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelitian melakukan perlakukan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.
Menurut Natsir yang dikutip oleh Dhohiri (2004:27) mengungkapkan bahwa
secara umum metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu:
a. Metode penelitian sejarah b. Metode deskriptif/ survey c. Metode eksperimental d. Metode grounded research e. Metode penelitian tindakan
Sugiyono (2008:2) berpendapat bahwa, “Secara umum metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”.
Penelitian dilakukan atas dasar pada ciri-ciri keilmuan sehingga diharapkan
hasil penelitain yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan selanjutnya.
Dhohiri (2004:28) mengungkapkan bahwa “metode survey adalah
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi,
sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau daerah”. Singarimbun
(1991:3) mengatakan bahwa “penelitian survey adalah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data yang pokok”.
Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method.
“Metode penelitain ini, informasi dari sebagaian populasi dikumpulkan langsung
di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari
sebagaian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan”.
3.2.3 Operasional Variabel
Sejalan dengan penjelasan yang telah dikemukan di dalam objek penelitian,
variabel yang akan diteliti dari 2 variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel
endogen. Adapun yang menjadi variabel eksogen adalah variasi produk (X) yang
meliputi ukuran/bentuk (X1), harga (X2), tampilan (X3), kesesuaian (X4),
Sedangkan yang menjadi variabel endogen yaitu volume penjualan (Y) yang
terdiri dari kualitas barang, selera konsumen, servis (pelayanan) dan persaingan
menurunkan harga jual.
Hermawan (2006:118) berpendapat bahwa, “Operasionalisasi variabel adalah
bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel”. Dalam hal ini, operasionalisasi
variabel menjabarkan ke dalam konsep variabel, indikator, ukuran dan skala
sehingga memungkinkan bagi suatu variabel untuk diukur.
Penjabaran operasionalisasi dari varibel-variabel yang akan diteliti dapat
Tabel 3.1 Opeasional Variabel Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis
Konsep Konsep Empiris Analitik
Skala Pengukuan
No Item
Variasi Produk (X)
Variasi Produk sebagai unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau ciri lain (Philip Kotler 2005:72)
Ukuran/ Bentuk (X1)
Ukuran/ Bentuk
Daya tarik yang ditimbulkan variasi produk Menu pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso
Tingkat daya tarik dari bentuk setiap menu makanan
Tingkat variasi dari menu makanan
Interval
Interval
1
2
Harga (X2) Harga
Kesesuaian harga kriteria pada RM. Makan bakmi Jogja seperti rasa, kualitas, dan ukuran dari Menu RM. Bakmi Joja Pak Roso Tingkat keterjangkuan harga menu makanan Tingkat kesesuaian harga terhadap kualitas menu makanan Interval Interval 3 4
Tampilan (X3)
Tampilan
Daya tarik variasi tampilan (penyajian) Menu pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso
Tingkat variasi dari warna tampilan
Tingkat variasi garnish dari setiap menu makanan
Daya tarik tampilan (penyajian)
Tingkat variasi bahan baku
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Konsep Empiris Analitik
Skala Pengukuan
No Item
Kesesuaian (X4)
Volume Penjualan (Y)
Kesesuaian
Kesesuaian variasi makanan seperti pada ukuran sajian (porsi), kualitas bahan baku, menu sajian tambahan, garnish (hiasan makanan), dan tampilan warna
Kualitas barang
Selera konsumen
Servis (pelayanan)
Tingkat kesesuaian variasi ukuran (porsi) terhadap harga Tingkat kualitas bahan baku terhadap harga Tingkat variasi menu tambahan terhadap daya tarik pembeli
Tingkat
Sumber: Pengolahan Data 2012
3.2.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. berdasarkan jenis dan
sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Menurut Umar (2008:42) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder
adalah:
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara
empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan
menggunakan teknik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer
diperoleh secara langsung.
2. Data sekundar adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian
pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari
pihak lain yang berasal dari buku-buku, artikel dan jurnal ilmiah.
Table 3.2 di bawah ini menyajikan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini. Variabel/ Sub
Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Konsep Empiris Analitik
Skala Pengukuan
No Item
Persaingan menurunkan harga jual
Daya tertarik membeli Mie Jogja karena harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan Rumah Makan yang lain
[image:34.595.91.539.119.642.2]Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No Data Jenis Data Sumber Data
1 Tingkat daya saing Pariwista Negara ASEAN
Sekunder The Travel and Tourism
Competitiveness Report 2011 (Word Economic Forum)
2 Pertumbuhan sektor industry makanan di Bandung 2011
Sekunder Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung 2011
3 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Tahun 2011
Sekunder Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung 2011
4 Rekapitulasi Hasil Pra Penelitian RM. Bakmi Jogja Pak Roso
Primer Pra Penelitian 2012
5 Faktor yang mempengaruhi tingkat Penjualan RM. Bakmi Jogja Pak Roso
Primer Pra Penelitian 2012
6 Variasi Produk pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso
Primer Reponden RM. Bakmi
Jogja Pak Roso 2012
7 Tingkat Penjualan pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso
Primer Pra Penelitian 2012
Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan data 2012
3.2.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.5.1Populasi
Sebuah penelitian digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa suatu
data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Menurut Arikunto
(2006:130), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan
Sugiyono (2008:115) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas objek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”.
Riduwan dan Koncoro (2009:37) berpendapat bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau objek yang menjadi kuantitas dan
ditarik kesimpulannya”. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek
itu, melainkan meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek
tersebut.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran, yaitu
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila sebuah
penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan
tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Rumah Makan Bakmi
Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung, yang secara perhari
konsumen tersebut dapat berkunjung rata-rata ±20 konsumen, maka dalam satu
bulan konsumen yang berkunjung rata-rata ± 600 konsumen.
3.2.5.2Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel menurut Sugiono (2008:116) yaitu, “Bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan Arikunto (2009:131) berpendapat
bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Populasi dalam penelitian ini tidak mungkin dapat penulis teliti. Hal ini
disebabkan beberapa faktor, yaitu:
1 Keterbatasan waktu
2. Keterbatasn tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia
Yang diungkapkan pula oleh Singarimbun (2006:149), “Bahwa tidak perlu
sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama, dan dengan meneliti sebagian
populasi kita mengharapkan hasil yang di dapat akan mampu menggambarkan
hasil populasi yang bersangkutan”.
Berdasakan pertimbangan di atas, maka peneliti diperkenankan mengambil
sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil
tersebut mewakili yang lain tidak diteliti. Sugiyono (2008:73) berpendat bahwa:
Bila populasi besar dan data penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasn dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari daari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar repsentatif.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus
Slovin (Umar, 2008:141) dengan asumsi harus berdistribusi normal dan
homogeny serta populasi sudah diketahui (Riduwan dan Koncoro, 2008:44).
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
ditolerir (e = 0,1)
Dalam mndapatkan populasi populasi (N), maka dilakukan perhitungan
dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel
85,714 ≈ 86
Berdasarkan perhitungan di atas sebesar 86 sampel minimal, untuk lebih
memperkuat hasil penelitian maka peneliti membulatkan hasil perhitungan sampel
minimal dengan menyebarkan kuesioner kepada menariknya 100 responden untuk
disebarkan kepada responden.
3.2.5.3Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan
teknik Sistematic Random Sampling dalam penelitian ini untuk populasi yang
bergerak. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2007:73), bahwa teknik
sampling adalah teknik pengumpulan sampel. Metode pengambilan acak
sistematis dengan jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan”.
Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered
population target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkan pelaksanaan
pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak. Menurut
Al-Rasyid (1994:66) cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan
meskipun tidak ada kerangka sampling. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
1. Menentukan populasi dengan menarik konsumen dari Rumah Makan Bakmi
Jogja Pak Roso
2. Menentukan tempat yang akan digunakan sebagai checkpoint adalah Rumah
Makan Bakmi Jogja Pak Roso
3. Menentuakan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam
penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan untuk penelitian adalah pukul
11:00 – 17:00 WIB (hari Senin s/d Jum’at) dan pukul 11:00 – 16: 00 WIB
(hari Sabtu s/d Minggu)
1. Melaksanakan Menentukan orientasi lapangan yang akan digunakan untuk
menentukan sampling. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan
interval pemilihan pertama atau dasar kepadatan pengunjung. Menentukan
ukuran sampel dari besarnya populasi, yaitu sebesar 86 responden yang
kemudian ditambah menjadi 100 untuk menambah keakuratan.
4. Berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui rata-rata
konsumen Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso adalah 600 orang. (hasil
perhitungan menggunakan rumus Slovin)
5. Menghitung besarnya populasi pada sampel yang terpilih.
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan
1. Studi Literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang
berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan
variabel yang diteliti. Studi literatur tersebut diperoleh dari 1)
perpustakaan, 2) skripsi angkatan terdahulu dan tesis, 3) jurnal manajemen
bisnis dan kuliner, dan 4) media elektronik (internet).
2. Kuesiouner/ angket merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. (Sugiyono: 2008:199)
3. Wawancara dilakukan sebagai teknik komunikasi langsung tatap muka,
wawancara ini dilakukan kepada pemiliki perusahaan RM. Bakmi Jogja
Pak Roso yang terletak di Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung.
4. Observasi, yaitu pengalaman dan peninjauan langsung terhadap objek
yang sedang diteliti yaitu pembeli Bakmi Jogja (Survei pada Pembeli RM.
Bakmi Jogja Pak Roso yang terletak di Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota
Bandung).
3.2.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Data mempunyai kedudukan paling tinggi dalam penelitian karena data
merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai
pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan
mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik
tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur, Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel (Sugiyono, 2010:173).
Penelitian ini menggunakan dalam penelitian ini menggunakan skala
semantic differential. Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Osgood dan
digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist.
3.2.7.1Hasil Pengujian Validitas
Validitas merupakan instrumen yang dapat mengukur kebenaran sesuatu yang
diperlukan. Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro berpendapat bahwa, “Uji
validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang
diukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Arikuntoro (2006:168) mengemukakan pengertian validitas sebagai berikut:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah.
Instrumen yang valid berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hasil penelitian
yang valid menurut Sugiyono (2008:172), yaitu:
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, Valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Adapun untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai korelasi
antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
setiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus korelasi
Pearson Product Moment seperti berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Sumber:
Keterangan:
r
xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel YX = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X ∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden dengan ketentuan sebagi berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika
r
hitung ≥r
tabel2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika
Selanjutnya perlu diuji apakah validnya instrument yang ditemukan dengan
sampel 30 itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 100 konsumen,
maka perlu dihitung dengan uji-t dengan rumus sebagai berikut:
81)
Keterangan :
t
hitung = Nilai t hitungr = Koefisien korelasi
r² =Kuadrat koefisien korelasi
n = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifiksai dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n–2 dan taraf signifikasi
α = 0,1
2. Jika thitung ≥ ttabel maka item pertanyaan dikatakan valid
3. Jika thitung < ttabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Product for Service Solution) 19.00 dan Ms. Office Excel 2007,
didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada Tabel 3.3 di bawah ini:
√
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas pada Variabel Variasi Produk (X)
No Item Pernyataan r hitung r tabel Sig Keterangan
Ukuran (X1)
1 Pernyataan 1 0,379 0,361 0,019 Valid 2 Pernyataan 2 0,387 0,361 0,017 Valid
Harga (X2)
3 Pernyataan 1 0,432 0,361 0,009 Valid 4 Pernyataan 1 0,627 0,361 0,000 Valid
Tampilan (X3)
5 Pernyataan 1 0,398 0,361 0,015 Valid 6 Pernyataan 2 0,369 0,361 0,022 Valid 7 Pernyataan 3 0,471 0,361 0,004 Valid 8 Pernyataan 4 0,597 0,361 0,000 Valid
Kesesuaian (X4)
9 Pernyataan 1 0,563 0,361 0,001 Valid 10 Pernyataan 2 0,560 0,361 0,001 Valid 11 Pernyataan 3 0,372 0,361 0,021 Valid 12 Pernyataan 4 0,378 0,361 0,020 Valid 13 Pernyataan 5 0,363 0,361 0,024 Valid 14 Pernyataan 6 0,619 0,361 0,000 Valid Sumber: Pengolahan data 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditujukan pasa table 3.3 terlihat
bahwa item-item pernyataan dari setiap variabel X yaitu variasi produk, yang
memiliki sub variabel dimensi ukuran, harga, tampilan dan kesesuaian
dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan hasil r hitung dari setiap item pernyataan
pada kuesioner lebih besar dari r tabel. Bila nilai koefisien dari setiap item
pernyataan diintrepretasikan nilai hubungannya rata-rata memiliki nilai
hubungan yang kuat dan sangat kuat, hanya sekitar 8 item pernyataan yang
Untuk variabel y yaitu volume penjualan, hasil uji validitas dengan
bantuan program SPSS 19.00 dan Ms. Excel 2010, didapat hasil pengujian
[image:45.595.117.513.238.612.2]yang dicantumkan pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas pada Variabel Volume Penjualan (Y)
No Item Pernyataan r hitung r tabel Sig Keterangan
Volume Penjualan (Y)
1 Pernyataan 1 0,755 0,361 0,000 Valid 2 Pernyataan 2 0,760 0,361 0,000 Valid 3 Pernyataan 3 0,722 0,361 0,000 Valid 4 Pernyataan 4 0,783 0,361 0,000 Valid Sumber : Pengolan data 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukan pada tabel 3.4 terlihat
bahwa item-item pernyataan dari variabel volume penjualan (Y) dinyatakan
valid karena hasil r hitung dari setiap item pernyataan pada kuesioner lebih dari
r tabel. Bila nilai koefisien dari setiap item pernyataan diintrepretasikan nilai
hubungannya rata-rata memiliki nilai hubungan yang sangat kuat.
3.2.7.2Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:173), “Instrumen yang reliabel adalah instrument
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama”.
Arikunto (2006:178) mengemukakan pernyataan tentang reliabilitas sebagai
berikut:
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dengan rentang skor antara 1-7
untuk sampel biasa dapat digunakann rumus Cronbach alpha, yaitu:
[
] [
∑
]
(Suharsimi Arikunto, 2006:196)
Keterangan:
r
11 = relibilitas butir pertanyaank = banyaknya butir pertanyaa
∑
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap item,
kemudian jumlahkan, Rumus untuk mencari varians tiap item dan varians total,
seperti berikut ini.
∑ – ∑
(Arikunto, 2006:184)
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
Nilai skor yang dipilih
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika koefisian internal seluruh item (r11) ≥
r
tabel dengan α = 10% dan2. Jika koefisian internal seluruh item (r11) <
r
tabel dengan α = 10% danderajat kebebasan (dk = n-2) maka item pertanyaan dikatakan tidak
reliable
Dengan menggunakan alat antu software computer program SPSS
(Statistical Product for Service Solution) 19.00, diketahui bahwa semua variabel
reliable, hal ini dikarenakan nilai C masing-masing variabel lebih besar
dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang skornya bukan 1 dan 0,
[image:47.595.112.511.239.610.2]berikut tabel 3.5 uji reabilitas instrument penelitian.
Tabel 3.5
Hasil uji reabilitas Pengaruh Variasi Produk (X) terhadap Volume Penjualan
Variabel r hitung r tabel Keterangan
Ukuran (X1) 0,495 0,361 Reliabel Harga (X2) 0,655 0,361 Reliabel Tampilan (X3) 0,738 0,361 Reliabel Kesesuaian (X4) 0,695 0,361 Reliabel Volume Penjualan (Y) 0,801 0,361 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan data 2012
3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.8.1Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, digunakan jenis analisi yaitu analisi deskriptif
khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif
digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitik
beratkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian, dengan menggunakan
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
(kuesioner). Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat
dalam variasi produk terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi
Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung. Setiap variabel yang
dinilai oleh pembeli, diklasifikasikan simpel random sampling yang berpoint dari
[image:48.595.108.548.245.616.2]1-7
Table 3.6 Skor Sistem Pernyataan
No Pernyataan Tanggapan Responden
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan Sangat Menarik Sangat tidak Menarik Sangat Bervariasi Sangat tidak Bervariasi Sangat Terjangkau Sangat tidak Terjangkau Sangat Sesuai Sangat tidak Sesuai
Sangat Berkualitas Sangat tidak Berkualitas Sangat Tertarik Sangat tidak Tertarik
Sumber: Modifikasi 2012
Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah seluruh data
responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun data
Mengecek nama dan kelengkapan tertentu identitas responden serta
mengecek kelengkapan data yang di isi responden untuk mengetahui
karakteristik responden.
2. Menyeleksi dan untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data
3. Tabulasi Data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Memberi skor pada setiap item
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan
angka-angka yang diperoleh dan perhitungan statistik. Adapun metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
verifikatif.
3.2.8.2Rancangan Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif, bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah
dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat
digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis
korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data
sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikasinya (Sugiyono, 2007:144)
Melalui analisis-analisis deskriptif, maka dapat diketahui:
1. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap ukuran/ bentuk pada RM.
Bakmi Jogja Pak Roso
2. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap harga pada RM. Bakmi
Jogja Pak Roso
3. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap tampilan pada RM. Bakmi
4. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap kesesuaian pada RM.
Bakmi Jogja Pak Roso
5. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap Volume penjualan yang
terdiri dari kualitas barang, selera konsumen, servis (pelayanan) dan
persaingan menurunkan harga jual.
6. Analisis deskriptif tanggapan responden tentang pengaruh variasi produk
[image:50.595.117.509.243.505.2]terhadap volume penjualan.
Tabel 3.7
Kriteria Interpretasi Skor
Sumber: Riduwan & Kuncoro (2008: 22)
Untuk menafsirkan sejumlah mana pengaruh variasi produk terhadap volume
penjualan digunakan criteria interpretasi skor dalam tabel. Nilai koefisien penentu
berada di antara 0-100%. Jika nilai koefisien semakin mendekati 100% berarti
semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin
mendekati 0 berarti semakin lemah pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
3.2.8.3Rancangan Analisis Data Verifikatif
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Setiap
pendapat responden atas pernyataan dalam angket penelitian ini dapat memilih Kriteria Penafsiran Keterangan
0%-20% Sangat Lemah
21%-40% Lemah
41%-60% Cukup
61%-80% Kuat
sesuai nilai dari kepuasan responden yang dimulai dari angka 1 sebagai awal nilai
terendah sampai dengan 7 yang dinilai sebagai kepuasan yang sangat tinggi.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitaif ini adalah
metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Untuk
memenuhi persyaratan digunakannya metode analisis jalur maka
sekurang-kurangnya data yang diperoleh adalah data interval.
Path Analysis (Analisis Jalur)
Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh variasi
produk (X) yang terdiri dari ukuran/bentuk, harga, tampilan dan kesesuaian
terhadap volume penjualan (Y) Bakmi Jogja Pak Roso adalah metode analisis
verifikatif, maka dilakukan analisi jalur (Path Analysis).
Dalam hal ini analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya
pengaruh variabel independen (X) terhadap volume penjualan (Y) baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun untuk pengolahan data dapat dilakukan
dengan bantuan program SPSS 19.0 for windows, langkah-langkahnya bisa dilihat
pada lampiran.
Pada hipotesis dilakukan dengan menggambarkan suatu hipotesis di bawah
ini.
ε
X Y
[image:51.595.112.513.235.759.2]Keterangan:
X = Variasi Produk Y = Volume Penjualan ε = epsilon (Variabel Lain) = Hubungan Kausalitas
Gambar 3.2 di atas menggambarkan struktur hubungan antara variabel
eksogen. Struktur hubungan di atas menggambarkan bahwa variasi produk
berhubungan dengan volume penjualan, selain itu terdapat faktor-faktor lain yang
mempunyai hubungan antara X dan Y yaitu variabel residu yang dilambangkan
dengan ε.
Struktur hubungan antara X dan Y diuji melalui analisis jalur dengan
hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi produk
yang terdiri atas Ukuran (X1), Harga (X2), Tampilan (X3) dan Kesesuaian (X4)
terhadap Volume Penjualan (Y).
Pengujian hipotesis dilambangkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
ε
X1
X2
X3 Y
[image:52.595.114.512.245.666.2]X4
Gambar 3.3 Diagram Jalur Hipotesis
Selanjutnya diagram hipotesis diatas diterjemahkan kedalam beberapa
dominan terhadap variabel dependen X1, X2, X3, dan X4. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 3.4 berikut:
ε
X1
ρ
yx1r
x1.x3r
x1.x2X2
ρ
yx2
r
x1.4r
x2.x3 Y
ρ
yx3r
x2.x4 X3
r
x3 x4ρ
yx4 [image:53.595.115.509.180.753.2]X4
Gambar 3.4
Diagram Jalur Sub Hipotesis Utama Keterangan:
X1 = Sub variabel Ukuran X2 = Sub variabel Harga X3 = Sub variabel Tampilan X4 = Sub variabel Kesesuian Y = variabel Volume Penjualan
= epsilon
a. Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah s