SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi
oleh
Arief Kurniyanto
NIM 0905725
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani
kepada Generasi Selanjutnya di Kampung
Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Oleh Arief Kurniyanto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Arief Kurniyanto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
GENERASI SELANJUTNYA DI KAMPUNG ADAT SINAR RESMI KABUPATEN SUKABUMI
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc NIP: 195512191980021001
Pembimbing II
Dr. Hernawati, S.Pt., M.Si. NIP: 197003311997022001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ...3
C. Rumusan Masalah Penelitian ...4
D. Tujuan Penelitian ...4
E. Manfaat Penelitian ...4
BAB II PEWARISAN PENGETAHUAN LOKAL, ETNOBOTANI, DAN KAMPUNG ADAT SINAR RESMI ...6
A. Pewarisan Pengetahuan Lokal ...6
B. Etnobotani ...11
C. Kampung adat Sinar Resmi ...14
D. Penelitian yang Relevan ...22
BAB III METODE PENELITIAN ...26
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...26
B. Desain Penelitian ...27
C. Metode Penelitian ...27
D. Definisi Operasional ...27
E. Instrumen Penelitian ...28
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Prosedur Penelitian ...31
I. Alur Penelitian ...33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...34
A. Pewarisan Pengetahuan di Kampung Adat Sinar Resmi ...34
B. Inventarisasi Etnobotani ...48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...58
A. Simpulan ...58
B. Saran ...58
DAFTAR PUSTAKA ...60
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jenis Instrumen Penelitian ... 28
4.1 Hasil Wawancara dengan Tokoh Kampung Adat Sinar Resmi ... 34
4.2 Hasil Wawancara dengan Generasi Muda Kampung Adat Sinar
Resmi ... 35
4.3 Hasil Angket Ya atau Tidak Pengetahuan Etnobotani Generasi
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Rumah Abah Asep, “Imah Gede”………...…... 16
2.2 Struktur Kepengurusan Kampung Adat Sinar Resmi ... 20
4.1 Bagian tumbuhan yang Digunakan untuk Bahan Pangan ... 50
4.2 Bagian tumbuhan yang Digunakan untuk Membuat Obat ... 53
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Hasil Wawancara dengan Tokoh Adat Kasepuhan Sinar Resmi
tentang pembelajaran tradisional …...…………...…... 63
2 Hasil Wawancara dengan Generasi Muda ... 65
3 Hasil Angket Ya atau Tidak... 66
4 Inventarisasi Etnobotani Pangan... 69
5 Inventarisasi Etnobotani Obat Tradisional ... 71
6 Inventarisasi Etnobotani Bahan Bangunan ... 74
7 Catatan Lapangan (Field Note) ... 76
8 Transkrip Wawancara ... 86
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani kepada Generasi Selanjutnya di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Oleh
Arief Kurniyanto, Yusuf Hilmi Adisendjaja, dan Hernawati
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani kepada Generasi
Selanjutnya di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang proses pewarisan pengetahuan yang berlandaskan kearifan lokal untuk terjaganya lingkungan alam serta menginventarisasi data tentang etnobotani sebagai bahan pangan, obat tradisional, dan bahan bangunan yang diterapkan oleh masyarakat Kampung Adat Sinar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian meliputi para pengurus kasepuhan dan sembilan anak warga kampung adat. Data penelitian berupa hasil wawancara, hasil angket ya atau tidak, serta data observasi etnobotani. Data hasil penelitian menunjukkan proses pewarisan pengetahuan yang bersifat informal, terjadi dalam suatu keluarga dengan metode langsung praktek di lapangan. Penelitian ini menginventarisasi 83 jenis tumbuhan etnobotani, meliputi 33 tumbuhan pangan (39,7%), 36 tumbuhan obat (43,4%), dan 14 tumbuhan bahan papan (16,9%).
Kata kunci : Pewarisan pengetahuan, etnobotani, dan Kampung Adat Sinar
Resmi.
Inheriting Local Knowledge of Ethnobotany to The Next Generation in Sinar Resmi Indigenous Village Sukabumi District
ABSTRACT
The tittle of this essay is Inheriting Local Knowledge of Ethnobotany to The Next Generation in Sinar Resmi Indigenous Village Sukabumi District. The purpose of this study is to obtain information of knowledge inheritance process based on local wisdom for preserve the nature environment. Also for inventories data of ethnobotany as food plant, medical herbs, and building material, that applied by indigenous people of Sinar Resmi Village. This study using descriptive method. Data of this study obtained by interviewing the local administration of Sinar Resmi Village and filling up the yes or no questionnair by nine indigenous teenagers. The data concluded characteristic of knowledge inheritance process is informal that occur in a family with direct pactice method in nature environment. This study inventories 83 species of ethnobotany, consist of 33 species food plants (39,7%), 36 species medical herbs (43,4%), and 14 species building material plants (16,9%).
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan berasal dari kata tahu yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) tahun 2008, artinya mengerti setelah melihat suatu fenomena alam.
Berdasarkan pengertian tersebut, pengetahuan dapat diartikan sebagai semua hal yang
diketahui oleh manusia. Pengetahuan harus dilestarikan ke generasi selanjutnya agar
dapat memudahkan kehidupan generasi mendatang dalam melakukan sesuatu.
Pewarisan pengetahuan dalam suatu etnik tertentu sangat penting karena dapat
menjadi ciri khas budaya tersendiri etnik tersebut dalam beraktivitas, seperti upacara
adat.
Pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara I yang diselenggarakan Maret
1999, telah disepakati bahwa masyarakat adat (indigenous peoples) merupakan
kelompok masyarakat yang memiliki asal-usul leluhur secara turun-temurun yang
menetap pada wilayah geografis tertentu serta memiliki sistem nilai, ideologi,
ekonomi, politik, budaya, sosial sendiri (Moniaga, 2002). Pewarisan pengetahuan
yang dilakukan di masyarakat adat umumnya berupa pendidikan informal.
Pembelajaran dalam pendidikan informal pada masyarakat adat berupa pembelajaran
yang ortodoks. Proses pembelajaran ini menuntut peserta didik hanya menelan apa
saja yang diajarkan tutor ataupun orang tua. Peserta didik tersebut secara otomatis
akan melakukan hal-hal yang biasa terjadi pada kampung adatnya sehingga tradisi
adat istiadat pada wilayah tersebut dapat terjaga (Koesmiadi, 2009).
Salah satu bidang ilmu yang membahas tentang kearifan lokal suatu
masyarakat adat adalah sosio-antropologi. Antropologi merupakan ilmu tentang
segala sesuatu mengenai tingkah laku serta pekerjaan manusia. Sesuai dengan hakikat
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kegiatan manusia yang selalu bersosialisasi. Jadi, sosio-antrologi mencakup
interaksi sosial yang terjadi pada suatu kampung adat.
Leksono dan Rustaman (2012), menyatakan terjadinya kerusakan
biodiversitas dapat disebabkan sistem pembelajaran yang kurang sesuai sehingga
menimbulkan ketidakpedulian masyarakat terhadap biodiversitas. Pembelajaran
konservasi biodiversitas yang berbasis kearifan lokal perlu dikenalkan kepada para
guru dan mahasiswa calon guru agar dapat menyadarkan masyarakat untuk lebih
peduli dan menjaga lingkungan sekitarnya. Indonesia memiliki banyak kearifan lokal
yang tersebar di setiap masyarakat adat. Para guru dapat menggali dan memahami
kearifan lokal di sekitar tempatnya mengajar sebagai materi pembelajaran agar
siswanya dapat lebih mengenal potensi budaya sebagai alat untuk konservasi.
Etnobotani merupakan salah satu pengetahuan yang berkembang di daerah
yang masih sedikit bahkan tidak ada pengaruh dari globalisasi. Pada etnobotani suatu
suku, terdapat kearifan lokal yang mengatur bagaimana masyarakat suku tertentu
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar lingkungannya. Kearifan
lokal dapat diartikan sebagai gagasan atau ide masyarakat lokal yang bersifat
bijaksana dan bernilai baik sehingga tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya (Sartini, 2004). Kebutuhan manusia akan tumbuhan, seperti akar,
dedaunan, dan buah-buahan, tidak dapat dikesampingkan karena berbagai manfaat
bagi tubuh, mulai dari sumber vitamin dan mineral sampai sumber selulosa agar
melancarkan proses pencernaan. Adapun bagian tumbuhan lain yaitu batang suatu
pohon digunakan sebagai bahan bangunan. Etnobotani juga sangat bermanfaat bagi
masyarakat luas, karena dapat dijadikan pengetahuan bagaimana bertahan hidup di
alam bebas (survival) saat terjadi hal-hal yang diluar perkiraaan seperti tersesat di
hutan.
Pada awal abad ke-21, kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan
mengalami perubahan seiring dengan pola hidup masyarakat yang bertansformasi ke
3
kultur kebudayaan sehingga dapat berkontribusi dalam kekayaan kebudayaan dunia.
Tujuan utama suatu sistem pendidikan adalah memajukan pola pendidikan yang
sudah ada dan menyelaraskannya dengan kultur budaya. Pendekatan etnopedagogi
dapat diterapkan dalam pelatihan profesionalisme guru di lembaga pendidikan
disertai dengan dukungan dari Departemen Pendidikan Kebudayaan. Hal tersebut
sangat penting karena dapat mengembangkan komponen kurikulum pendidikan di
suatu daerah yang sesuai dengan budaya yang dimiliki daerah tersebut (Stukalenko,
dkk, 2013).
Kearifan lokal yang berhubungan dengan pemanfaatan tumbuhan pada
kehidupan sehari-hari masih dijaga pada kampung-kampung adat di Indonesia. Salah
satu kampung adat tersebut adalah Kampung Adat Sinar Resmi, Desa Sirnaresmi,
Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Etnobotani perlu diinventarisasi agar
terdapat data ilmiah yang selanjutnya dapat digunakan bagi peneliti lain sebagai
referensi dalam penelitian selanjutnya. Suatu saat nanti masyarakat Kampung Sinar
Resmi bisa menjadi punah oleh hal-hal tertentu, data-data kebudayaannya masih
dapat dipelajari sehingga dalam kata lain kebudayaan Kampung Sinar Resmi tidak
akan pernah punah.
Penelitian yang sudah ada yang dilakukan oleh Rahmawati (2008) mengenai
pengetahuan lokal masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi. Hasil temuan dari
penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengetahuan lokal masyarakat Kasepuhan
dalam hal mengatur kelestarian lingkungan serta bagaimana lingkungan tersebut
dapat memberi manfaat bagi masyarakat adat. Penelitian tersebut kurang menjelaskan
tentang pewarisan pengetahuannya kepada generasi muda, seperti bagaimana metode
yang digunakan serta adakah evaluasi yang dilakukan pada gerasi penerusnya. Oleh
karena hal-hal di atas, maka penulis memutuskan untuk mengajukan penelitian yang
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Masalah Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu luas kajiannya, maka peneliti membatasi
identifikasi masalah pada:
1. Pewarisan pengetahuan yang dimaksud merupakan pendidikan informal yang
berlangsung di Kampung adat Sinar Resmi.
2. Generasi selanjutnya yang dimaksud adalah generasi muda Kampung Adat Sinar
Resmi yang berusia remaja dan sedang bersekolah di SMP dan SMA.
3. Etnobotani yang dimaksud meliputi pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan
pangan, obat-obatan tradisional, serta bahan bangunan yang digunakan oleh
masyarakat Kampung Adat Sinar Resmi.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah penelitian di
atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah pewarisan pengetahuan lokal etnobotani kepada generasi selanjutnya di Kampung Adat Sinar Resmi?”
Supaya lebih terarah dalam melakukan penelitian, maka disusun pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah masyarakat Kampung Adat Sinar Resmi mewariskan pengetahuan
etnobotani kepada generasi selanjutnya?
2. Bentuk etnobotani apa sajakah yang ada di Kampung Adat Sinar Resmi?
D. Tujuan Penelitian
5
1. Mendapatkan informasi tentang proses pewarisan pengetahuan yang
berlandaskan kearifan lokal untuk terjaganya lingkungan alam yang berlangsung
di Kampung Adat Sinar Resmi.
2. Menginventarisasi data tentang etnobotani yang diterapkan oleh masyarakat
Kampung Adat Sinar Resmi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti:
a. Memahahi cara pembelajaran yang berlandaskan kearifan lokal yang terjadi di
Kampung Adat Sinar Resmi.
b. Menambah wawasan mengenai budaya yang terdapat di Indonesia, khususnya
yang berada di Pulau Jawa.
c. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan berbagai tanaman sebagai bahan
makanan, obat-obatan tradisional, dan bahan bangunan.
2. Bagi masyarakat umum:
a. Dapat dijadikan sebagai sumber rujukan bagi para turis yang ingin berkunjung
ke kampung-kampung adat di Indonesia.
b. Dapat memberikan informasi tentang berbagai manfaat praktis dari
tumbuh-tumbuhan.
3. Bagi peneliti lain:
a. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut
dan mendalam.
b. Dapat dijadikan informasi awal bagi peneliti lain yang ingin melakukan
26 Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kampung Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi.
Lebih tepatnya bertempat di hutan sekitar kampung pada saat pewarisan
pengetahuan berlangsung. Penelitian dilaksanakan Bulan Maret dan Bulan Juli
tahun 2013.
Subjek penelitian ini adalah adalah para orang tua beserta anak-anaknya
yang memiliki pengetahuan lokal tentang etnobotani. Orang tua yang dijadikan key
person adalah masyarakat adat yang memiliki kompetensi tertentu seperti dukun
obat, tukang masak, dan tukang bangunan Kampung Adat Sinar Resmi. Kriteria
anak yang dijadikan subjek penelitian yaitu seorang anak yang sudah bersekolah
setara SMP dan SMA. Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian tergantung
dari jumlah siswa yang ada di kampung adat. Selain itu, dilakukan juga wawancara
dengan tokoh adat yang lain dan masyarakat adat untuk menambah data penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pengetahuan masyarakat
Kampung Sinar Resmi tentang etnobotani. Sedangkan sampel yang ditelitinya yaitu
sebagian pengetahuan yang dimiliki masyarakat Kampung Sinar Resmi tentang
etnobotani yang terjaring melalui wawancara.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk
menggambarkan secara detail dan sistematis mengenai fakta, gejala, fenomena,
pendapat, dan sikap yang menggambarkan suatu kejadian (Sudjana, 2005) . Tidak ada
perlakuan terhadap sampel yang diteliti, agar data yang didapat merepresentasikan
27
dianalisis untuk mengetahui pembelajaran etnobotani yang berlandaskan kearifan
lokal kampung adat.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif karena tidak adanya perlakuan yang diberikan kepada sampel. Menurut
Kravitz (2012), penelitian deskriptif sesuai untuk menggambarkan suatu keadaan
yang apa adanya. Oleh karena itu, cara yang tepat dalam melakukan penelitian ini
adalah dengan melalui meninjau ulang data, survei, wawancara, maupun observasi.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam suatu penelitian diperlukan agar tidak terjadi
perbedaan persepsi mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian.
Berikut adalah definisi operasional yang terdapat pada penelitian ini:
1.Pewarisan Pengetahuan Lokal
Pewarisan pengetahuan lokal yang dimaksud adalah bagaimana masyarakat
adat mewariskan pengetahuan mengenai etnobotani kepada generasi
selanjutnya. Cara pewarisan pengetahuan tersebut dapat dilakukan melalui
pendidikan informal dengan cara praktik langsung di hutan.
2. Inventarisasi Etnobotani
Proses inventarisasi yang dimaksud adalah mengumpulkan data-data
hasil wawancara dengan masyarakat adat Kampung Sinar Resmi tentang
etnobotani. Pengetahuan etnobotani dalam hal tata cara masyarakat adat tersebut
menggunakan tumbuhan sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan bahan
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian
Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Jenis Instrumen Penelitian
No. Jenis Instrumen Penjabaran Sumber Data
1. Pedoman
2. Angket ya atau tidak Angket ini berguna untuk mendeskripsikan
3. Catatan observasi Catatan observasi digunakan untuk mengumpulkan jenis
Proses pengumpulan data dilakukan peneliti untuk mendapatkan data hasil
wawancara ataupun hasil pengamatan langsung di lapangan. Terdapat beberapa
teknik pengumpulan data tertentu dalam penelitian. Agar proses penelitian berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuan, maka dilakukan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang umum dilakukan untuk mendapatkan
29
wawancara menyangkut banyak aspek yang harus diperhatikan seperti pergerakan
mata, intonasi suara, dan sikap individu yang sedang diwawancara. Aspek-aspek
tersebut perlu diamati baik-baik agar pewawancara mengetahui kejujuran dari
narasumber yang sedang diwawancara.
Kegiatan wawancara dilakukan saat anak-anak Kampung Sinar Resmi yang
sedang beristirahat ataupun bermain. Pertanyaan wawancara meliputi retensi mereka
belajar secara langsung di hutan ataupun secara teori saja. Selain mewawancarai anak
muda, langkah ini juga diberlakukan terhadap orang tua atau dukun yang
mengajarkan tentang tumbuhan obat. Pertanyaan diajukan dengan menggunakan
Bahasa Sunda agar dapat berbaur dengan narasumber.
Sasaran wawancara pada penelitian ini adalah pengurus Kasepuhan Sinar
Resmi, mulai dari ketua adat, sekretaris adat, dukun, tukang masak, tukang bangunan,
dan lain-lain, generasi muda serta, masyarakat umum yang bertempat tinggal di
Kampung Sinar Resmi, Kabupaten Sukabumi. Generasi muda yang dimaksud adalah
anak kecil yang sudah mulai diajari tentang tumbuhan yang dimanfaatkan untuk
dijadikan bahan makanan, obat tradisional, dan bahan bangunan. Sedangkan
masyarakat setempat yang diwawancarai meliputi orang-orang yang berpengaruh
dalam kepengurusan Kampung Sinar Resmi dan juga masyarakat biasa yang
bertempat tinggal di kawasan Kampung Sinar Resmi. Orang-orang yang dijadikan
sasaran wawancara (subjek penelitian) tersebut diharapkan dapat menggambarkan
secara umum mengenai pengetahuan tentang etnobotani yang dimiliki masyarakat
Kampung Sinar Resmi.
2. Angket Ya atau Tidak
Informasi yang didapat dari proses observasi dan wawancara, baik formal
maupun informal, dapat dikemas dengan beberapa cara. Dikarenakan banyaknya data
yang didapat dari lamanya observasi dan tahap wawancara, data yang ditemukan
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengungkapkan pernyataan untuk menggambarkan karakter seseorang (Aiken,
1985). Pada dasarnya angket ini hanya dibutuhkan keputusan "ya atau tidak" dari para
responden pada suatu pernyataan yang ada. Responden lalu memberikan tanda cek
pada pernyataan yang sesuai mendeskripsikan karakternya. Perbedaan antara
wawancara dan angket adalah informasi didapat dari wawancara dengan cara lisan,
sedangkan angket memeroleh informasinya secara tulisan.
3. Catatan Observasi
Menurut Aiken (1985), proses observasi harus dilakukan secara objektif dan
tidak melibatkan perasaan pribadi seorang pengamat sehingga dapat meningkatkan
ketelitian dan validitas dari hasil observasi. Catatan observasi berguna untuk
menginventarisasi etnobotani yang terdapat di kampung adat.
4. Catatan Perjalanan (Field Note)
Catatan perjalanan berguna untuk mendokumentasikan setiap kegiatan
peneliti pada saat melakukan penelitian. Catatan perjalanan ini berisi kegiatan serta
informasi penting yang didapat selama penelitian.
G. Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini dengan mengolah data hasil wawancara yang
didapat dalam penelitian yang bersifat kualitatif. Hasil angket ya atau tidak akan
menggambarkan secara umum karekteristik generasi muda dalam menerima
pengetahuan etnobotani. Hasil tersebut akan dibandingkan dengan reverensi dan hasil
penelitian sejenis. Data hasil pengamatan etnobotani akan disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik agar memudahkan pembaca untuk memahami hasil pengamatan.
Identifikasi etnobotani menggunakan hasil penelitian yang relevan yang dilakukan di
beberapa kasepuhan sunda yang mempunyai nama lokal tumbuhan yang sama, selain
31
didokumentasikan menggunakan foto atau video dan mencocokannya dengan
pustaka. Data tersebut akan dideskripsikan dalam pembahasan hasil temuan dengan
dasar teori yang digunakan dan temuan-temuan penelitian yang sejenis untuk ditarik
suatu kesimpulan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca pelaksanaan. Berikut ini adalah
penjelasan dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Berikut adalah beberapa hal yang yang akan dilakukan peneliti pada tahap
persiapan penelitian:
a. Merumuskan masalah penelitian.
b. Melakukan kajian pustaka.
c. Menyusun proposal beserta instrumen penelitian yang terkait, seperti
pedoman wawancara, catatan lapangan, dan tabel pengamatan.
d. Melakukan revisi proposal setelah mendapat berbagai saran dari dosen
pembimbing.
e. Mempresentasikan proposal pada seminar proposal.
f. Memperbaiki proposal dan instrumen penelitian setelah mendapatkan
berbagai saran dari dosen pembimbing.
2. Tahap pelaksanaan
Berikut adalah beberapa hal yang yang akan dilakukan peneliti pada tahap
pelaksanaan penelitian:
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Melakukan sosialisasi dengan ketua adat berserta tokoh adat dan masyarakat
Kampung Adat Sinar Resmi mengenai maksud dan tujuan peneliti berkunjung
ke kampung adat tersebut.
c. Mewawancarai dukun obat, tukang masak, tukang bangunan, penduduk
setempat, serta generasi muda masyarakat Sinar Resmi tentang proses
pewarisan lokal yang berlangsung di kampung adat.
d. Mengobservasi kepada penduduk setempat di lapangan saat menjelaskan
tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat di kebun dan hutan.
e. Pengambilan dokumentasi berupa rekaman suara, foto, serta video proses
penelitian dan keadaan umum Kampung Sinar Resmi.
3. Tahap pasca pelaksanaan
Berikut adalah beberapa hal yang yang akan dilakukan peneliti pada tahap
pasca penelitian:
a. melakukan pengolahan terhadap data hasil penelitian.
b. melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
33
I. Alur Penelitian
Penyusunan Laporan (Skripsi) Penyusunan Proposal Penelitian
Penentuan Judul Penelitian:
“Pewarisan Pengetahuan Lokal Berupa Etnobotani kepada Generasi Selanjutnya di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi.
”
Studi Literatur Masalah
Pembahasan dan Kesimpulan Analisis Data
Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data Penilaian Dosen Pembimbing
Seminar Proposal
Perbaikan proposal dan instrumen penelitian berdasarkan usulan dosen pembimbing
Persiapan akhir sebelum melakukan penelitian
58 Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Kesimpulan
Pewarisan pengetahuan etnobotani di Kampung Adat Sinar Resmi terjadi
secara informal karena pembelajarannya berlangsung dalam suatu keluarga.
Pewarisan pengetahuannya juga melalui tiga jalur utama, yaitu pewarisan
pengetahuan dari orang tua ke anak (pewarisan vertikal), belajar bersama
antarasatu garis generasi yang sama (pewarisan horizontal), serta pewarisan
secara diagonal antara seseorang yang ahli dalam bidang tertentu kepada para
remaja ketika sedang melakukan kegiatan kasepuhan bersama-sama. Pada
pendidikan informal yang berlangsung di kampung adat ini juga sering kali
menyisipkan kearifan lokal agar nilai-nilai budaya bisa dipahami dan
diaplikasikan sehingga melestarikan adat istiadat yang terkandung dalam
kehidupan sosial warga Kampung Adat Sinar Resmi.
Etnobotani yang ditemukan di Kampung Adat Sinar Resmi berjumlah 83
tumbuhan, meliputi 33 tumbuhan pangan (39,7%), 36 tumbuhan obat (43,4%),
dan 14 tumbuhan bahan papan (16,9%). Keseluruhan etnobotani tersebut
umumnya dibiarkan tumbuh secara liar serta tersebar di sekitar perkampungan
adat.
B. Saran
1.Bagi Masyarakat Kampung Adat
Pewarisan etnobotani di Kampung Adat Sinar Resmi sudah
berlangsung dengan baik. Namun pengaruh dari luar budaya sudah mulai
memasuki kehidupan masyarakat adat. Terdapat beberapa warung yang
menjual makanan dan obat praktis. Muncul kekhawatiran produk-produk
59
kebutuhan sehari-hari. Sementara mereka memiliki pengetahuan etnobotani
yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, seperti bahan pangan dan
obat-obatan tradisional, yang harganya jauh lebih murah dan mudah dicari di
sekitar pekarangan rumah. Dibutuhkan kebijakan adat untuk membatasi
jumlah warung beserta segala produk instan yang dijual di dalamnya agar
masyarakat adat dapat memanfaatkan secara maksimal pengetahuan
etnobotani yang mereka miliki.
2.Bagi Dunia Pendidikan
Pengetahuan etnobotani masyarakat adat Sinar Resmi merupakan
pengetahuan budaya diantara kekayaan etnik Indonesia. Kampung Adat
Sinar Resmi hanya salah satu kampung adat diantara kampung-kampung
adat yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Akan lebih baik apabila
pengetahuan adat yang dimiliki setiap kampung adat tersebut
dikolaborasikan dengan kurikulum pendidikan daerah setempat sehingga
peserta didik dapat memiliki rasa kepemilikan atas budaya yang ada di
sekitarnya.
3.Bagi Peneliti Lain
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan memperdalam
pengetahuan etnobotani dan memperluas subjek penelitian. Masih banyak
etnobotani yang belum tercakup dalam penelitian ini. Selain etnobotani
tentang tumbuhan pangan, obat, dan bahan bangunan, terdapat juga
etnobotani tumbuhan pewarna alami, tumbuhan untuk melakukan upacara
adat, tumbuhan pakan ternak, tumbuhan penghasil pestisida alami, dan
sebagainya. Selain itu juga dapat dilakukan penelusuran tentang retensi
pengetahuan etnobotani untuk mengetahui tingkat kemampuan masyarakat
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L. (1985). Psycological testing and assessment. Edisi kelima. Massachusetts: Alyn and Bacon, Inc.
Amin, S. (2010). Pewarisan nilai sejarah lokal melalui pembelajaran sejarah jalur
formal dan informal pada siswa SMA di Kudus Kulon. (Tesis). Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Anggana, A. F. (2011). Kajian etnobotani masyarakat di sekitar Taman Nasional
Gunung Merapi. (Skripsi). Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Arizona, D. (2011). Etnobotani dan potensi tumbuhan berguna di Taman Nasional
Gunung Ciremai, Jawa Barat. (Skripsi). Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Attamimi, F. (1997). Pengetahuan masyarakat Suku Mooi tentang pemanfaatan
sumberdaya nabati di Dusun Maibo, Desa Aimas, Kabupaten Sorong.
(Skripsi). Fakultas Pertanian, Universitas Cendrawasih, Manokwari
Azrianingsih, R. (2011). Etnobiologi masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru,
Jawa Timur. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Universitas Brawijaya.
Cross, J. (2007). Informal learning, rediscovering the natural pathways that inspire
innovation and performance. Pfeiffer: John Wiley & Sons, Inc.
Depdiknas. (2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. (2011). Kampung Sinar
Resmi. [Online]. Tersedia di:
http://www.disparbud.jabarprov.go.id-/wisata/dest-det.php?id=30&lang="> Kampung Sinar Resmi.html. Diakses 4 Desember 2012.
Djulia, E. (2005). Peran budaya lokal dalam pembentukan sains. (Disertasi). Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Faisal, S. (1981). Pendidikan luar sekolah di dalam sistem pendidikan dan
pembangunan nasional. Surabaya: CV. Usaha Nasional.
Gracia, V. (2009). Cultural Transmission of Ethnobotanical Knowledge and Skills: An Empirical Analysis from an Amerindian Society. Evolution and Human
Behavior. 30, hlm. 274–285.
Hendriani, A. (2010). Memperkuat kearifan sebagai sebuah karakter untuk mengembalikan kewibawaan guru dalam pendidikan. (Penyunting),
61
Ichsan, I. (2009). Etika lingkungan masyarakat adat kasepuhan dalam pengelolaan
hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak: inspirasi
Taoisme. [Online]. Tersedia di:
http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/938_RD0909003.pdf. Diakses 22 Februari 2014.
Kadir, M., S. (1987). Perencanaan pendidikan nonformal. Surabaya: CV. Usaha Nasional.
Kravitz, L. (2012). Understanding and enjoying research. [Online]. Tersedia di: http://www.drlenkravitz.com/Articles/understanding.html. Diakses 23 Oktober 2012.
Koesmiadi, A. (2009). Pendekatan multikultural yang berlandaskan konstruktivisme sebagai upaya peningkatan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika bermakna pada pendidikan non formal. Jurnal Ilmiah, VISI PTK-PNF. 4 (1).
Leksono, S.M. & Rustaman, N. (2012). Uji coba pengembangan model pembelajaran konservasi biodiversitas berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan literasi biodiversitas bagi calon guru biologi. (Penyunting), Proceeding Seminar
Nasional Cakrawala Pembelajaran Berkualitas di Indonesia. Jakarta, hlm.
767-792.
Marina, I. (2011). Analisis konflik sumberdaya hutan di kawasan konservasi. Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 5 (1), hlm.
90-96.
Moniaga, S. (2002). Hak-hak masyarakat adat dan masalah serta kelestarian
lingkungan hidup di Indonesia. [Online]. Tersedia di:
http://huma.or.id/wp- content/uploads/2006/08/Hak2-MA-Masalah-Kelestarian-Lingkungan_Sandra.pdf. Diakses 4 Desember 2012.
Prihantoro, F. (2006). Kehidupan berkelanjutan masyarakat suku baduy. Asia Good
ESD Practice Project. Indonesia: Bina Karta Lestari Fondation.
Rahayu, M. (2008). Kajian etnobotani pandan samak (Pandanus odoratissimus): pemanfaatan dan peranannya dalam usaha menunjang penghasilan keluarga di Ujung Kulon, Banten. Jurnal Biodiversitas. 9 (4).
Rahmawati, (2008). Pengetahuan lokal masyarakat adat kasepuhan: adaptasi, konflik dan dinamika sosio-ekologis. Sodality: Jurnal Transdisiplin, Sosiologi,
Komunikasi dan Ekologi Manusia. 2 (02), hlm. 151-190.
Remetwa, R. (2012). Kearifan masyarakat lokal Kampung Rotea dalam pemanfaatan
Arief Kurniyanto, 2014
Pewarisan Pengetahuan Lokal Etnobotani Kepada Generasi Selanjutnya Di Kampung Adat Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rohman, A. (2009). Politik ideologi pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama.
Rosidiani. (2011). Etnobiologi. [Online]. Tersedia di: http://ertapuri.blogspot.com/2011/02/etnobiologi-ethnobiology.html. Diakses 24 Oktober 2012.
Sartini. (2004). Menggali kearifan lokal nusantara. Jurnal Filsafat. Makara, Sosial
Humaniora, 15 (1), hlm. 67-76.
Setalaphruk, C (2007). Children's traditional ecological knowledge of wild food resources. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine. 3 (33).
Stukalenko, N., Murzina, S. A., Navy, L. N., Kairkhanovna, S., Raimbekova, A. D. (2013). Research of ethnopedagogical approach in professional training of teachers. Life Science Journal, 10 (11), hlm. 205-207
Suansa, N. I. (2011). Penggunaan pengetahuan etnobotani dalam pengelolaan hutan
adat Baduy. (Skripsi). Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suryadarma, I. (2008). Diktat etnobotani. jurusan pendidikan biologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Trihayati, T. (2010). Eksistensi pendidikan nonformal dalam peningkatan sumber
daya alam. Yogyakarta: Balai Pengembangan Kegiatan Belajar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Walujo, E. (1987). Keanekaragaman hayati Indonesia dan peluangnya dalam
penelitian etnobotani. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.
Young, K, J. (2007). Ethnobotany. New York: Infobase Publishing.
Yulianingsih, D. (2002). Etnobotani pada masyarakat adat Kampung Naga, Desa