Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA
PARAGRAF DESKRIPSI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Mulyana Yusup
NIM. 1003430
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA
PARAGRAF DESKRIPSI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Mulyana Yusup
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Mulyana Yusup 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA
PARAGRAF DESKRIPSI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Mulyana Yusup
NIM. 1003430
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Yahya Sudarya, M.Pd. NIP. 195212121975011002
Pembimbing II
Dwi Heryanto, M.Pd. NIP. 197708272008122001
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA
PARAGRAF DESKRIPSI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh Mulyana Yusup
1003430
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV, dengan jumlah 51 siswa yang mengikuti pembelajaran. Dilatarbelakangi kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan kalimat utama paragraf pada hasil prasiklus. Hal tersebut, ditandai banyaknya nilai siswa di bawah KKM yaitu 66 yang mencapai 86,3%, padahal tujuan yang diharapkan sebesar 85% dari keseluruhan siswa dapat mencapai KKM dengan perolehan nilai rata-rata 85, yang ditujukkan oleh guru sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran secara konvensional. Penerapan teknik Think, Pair, and Share mencakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama paragraf. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Taggart dengan ketercapaian pada siklus kedua, yang setiap siklusnya dilakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian yang diperoleh dengan keterlaksanaan aktivitas pembelajaran pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II sebesar 100% dengan perbaikan atas kekurangan siklus sebelumnya yang dilakukan berdasarkan tahapan teknik Think,
Pair, and Share yang keseluruhannya terlaksana dengan baik dan menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi dalam perolehan nilai post test pada siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata seluruh siswa mencapai 71,62 dengan siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 78,4% dan mengalami peningkatan pada siklus kedua dengan nilai rata-rata seluruh siswa 89 dan siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 96,07% dari keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Think, Pair, and Share dapat meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo dengan aktivitas pembelajaran terlaksana seluruhnya. Untuk rekomendasi yang hendak disampaikan adalah ketika akan melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menentukan kalimat utama paragraf, maka dapat dilakukan dengan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share.
Kata Kunci: Teknik Think, Pair, and Share, Kemampuan Menentukan Kalimat
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE APPLICATION OF TPS (THINK, PAIR AND SHARE) TECHNIC TO ENHANCE ABILITY FOR DETERMINING MAIN SENTENCE IN
DESCRIPTIVE PARAGRAPH
(Classroom Action Research for The Fourth Grade Students of SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
By
Mulyana Yusup 1003430
This research was held in SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. The subject of this research is fourth Elementary school, with total number of students 51. Based on the result in pretest, that shows the lack of
students’ ability for determining main sentence in descriptive paragraph. That
seen, in the number of many students value, that less than value standard (KKM): students who get 66 reach 86.3%, whereas the expected goal is 85% from students who can reach the KKM with average value 85 by applied conventional method.
With applied ‘Think, Pair, and Share’ technic to determining main sentence in
paragraph. Method that was used in this research is classroom action research and adopting Kemmis & Taggart model, with accessibility in the second cycle, which
is in every cycle there’s planning, implementation, observation and reflection. The
result that was gained on the first cycle is 80% and on the second cycle is 100%, with improving the weakness of the method before, with Think, Pair and Share
method’s steps, and all the steps was successful implemented and that shows the
increase of students ability in determining main sentence in descriptive paragraph, with value acquisition by post test in cycle I and II. On the first cycle the students’ average value get 71.62 with percentage 78.4% and the progress on the second
cycle with students’ average value get 89 with percentage 96.07%. Based on the
result, with applying ‘Think, Pair, and Share’ technic can increase the students
ability for determining main sentence in descriptive paragraph for the fourth grade students in SDN 2 Cibogo with whole activity. As a recommendation when we learn Indonesian, learn about determining main sentence in descriptive paragraph
we can use ‘Think, Pair, and Share’ technic.
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Hipotesis Tindakan ... 8
F. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian ... 9
BAB II PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI DI SD ... 11
A. Pembelajaran Kooperatif ... 11
B. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think, Pair, and Share (berpasangan, berpikir, dan berbagi) ... 14
C. Pengertian Kemampuan ... 18
D. Kalimat Utama ... 19
E. Paragraf Deskripsi ... 22
F. Pembelajaran Menentukan Kalimat Utama Paragraf di Sekolah Dasar 25 G. Penelitian Relevan ... 27
H. Kerangka Berpikir ... 28
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 30
B. Desain Penelitian ... 32
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
D. Subjek Penelitian ... 34
E. Prosedur Penelitian ... 35
F. Instrumen Penelitian ... 40
G. Analisis dan Interpretasi Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
1. Siklus I ... 45
2. Siklus II ... 62
B. Pembahasan Penelitian ... 79
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 80
2. Peningkatan Kemampuan Menentukan Kalimat Utama Paragraf Deskripsi Siswa ... 82
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83
A. Simpulan ... 83
B. Rekomendasi ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa
lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara
dan sebagai kemajemukan kelompok etnik. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan mempunyai makna yang jelas. Dalam artian, fungsi Bahasa
Indonesia itu sendiri ialah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam
yang ada di Indonesia.
Dalam ketercapaian hal di atas, individu warga negara Indonesia harus
menguasai aspek-aspek keterampilan berbahasa yang baik dan benar. Terdapat
empat komponen keterampilan berbahasa yang berada dalam kurikulum Bahasa
dan Sastra Indonesia, yang di antaranya: menyimak (listening skills), berbicara
(speaking skills), menulis (writing skills), dan membaca (reading skills). Keempat
keterampilan berbahasa tersebut, erat kaitannya satu sama lain dalam menunjang
kemampuan berbahasa seseorang.
Salah satu keterampilan berbahasa yaitu membaca. Hal ini merupakan
suatu keterampilan yang sangat unik, serta berperan penting bagi pengembangan
pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Melalui
membaca, manusia dapat mengetahui corak kehidupan manusia dari tempat lain,
atau kejadian masa lampau. Apabila keterampilan membaca tidak dimiliki
seseorang dan bahkan tidak pernah ada, maka lenyaplah pula informasi atau
makna yang ingin disampaikan, sehingga pengetahuanpun tidak akan berkembang
hingga dewasa ini.
“Membaca adalah kegiatan melihat serta memahami isi dari yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati” (Djamarah, 2008, hlm. 117). Untuk
memahami pesan yang terkandung dalam sebuah tulisan bukanlah suatu hal yang
2
pemahaman. Pemerolehan hal tersebut, mulai diterapkan pada pendidikan formal
jenjang Sekolah Dasar, melalui usia siswa kelas tinggi yakni kelas IV, V, dan VI.
Hal ini terkait dengan membaca cermat yang dilakukan pembaca secara teliti,
guna untuk memahami keseluruhan teks bacaan, kaitannya dengan membaca
secara intensif.
Membaca pemahaman bersifat secara sengaja, untuk menemukan kalimat
utama atau pikiran pokok yang merupakan masalah utama dalam suatu teks
bacaan. Pikiran pokok ini merupakan aspek yang berperan penting, dalam
membangun keutuhan serta kejelasan pada setiap paragraf. Alek dan Achmad
(2010, hlm. 208) menyatakan “paragraf yaitu bagian dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan
pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai
pendukungnya”. Pengembangan pokok pikiran memiliki arti bahwa, kalimat
utama yang menjadi dasar dan didukung oleh kalimat penjelas dalam membentuk
paragraf utuh. Kalimat utama biasanya muncul pada awal, tengah, atau akhir
paragraf. Setiap paragraf yang memiliki kalimat utama dapat dijabarkan
menggunakan beberapa cara, antara lain dengan memberi contoh definisi
perbandingan, pertentangan, uraian kronologis, dan uraian sebab akibat. Namun,
tidak semua cara tersebut dapat dipergunakan secara bersamaan dalam satu
paragraf. Terlebih untuk diterapkan kepada anak SD, yang memerlukan
pemahaman konkret dalam proses pembelajarannya. Pokok pikiran atau gagasan
yang diuraikan, menjadikan penentu utama untuk memilih cara penjabaran yang
paling sesuai.
Terkait hal di atas, Ahmadi (1990, hlm. 23) mengemukakan bahwa
3
penggunaan ungkapan-ungkapan atau kata-kata yang berlebihan, dan f) adanya penggunaan kosakata yang terlalu asing bagi pembaca.
Selanjutnya Oka (dalam Farboy, 2008, hlm. 417) menyatakan bahwa
‘pengajaran keterampilan membaca secara umum ada dua kemampuan yang harus dikuasai siswa, yaitu: kemampuan mekanis dan kemampuan komprehensif’.
Demikian yang terjadi pada keterampilan membaca usia anak SD. Siswa secara
umum lebih banyak mengalami kesulitan dalam memahami bacaan secara
komprehensif. Meskipun diketahui bahwa keterampilan membaca lanjutan yang
diterapkan pada kelas tinggi, termasuk kelas IV SD yang merupakan tahap awal
atau pengembangan dari membaca permulaan pada kelas rendah.
Suatu bacaan yang bersifat menggambarkan sesuatu apapun dengan jelas
dan terperinci, akan mudah dipahami oleh siswa SD dibandingkan dengan bacaan
yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dikarenakan dalam memahami
maksud dan tujuan bacaan yang bersifat cerita lebih sulit untuk siswa SD, dimana
siswa hanya mengetahui garis besarnya atau unsur yang menonjol seperti judul,
tokoh, dan latar. Hal tersebut menjadikan siswa sulit membedakan ide pokok yang
menjiwai setiap paragrafnya. Berbeda halnya dengan bacaan yang
menggambarkan sesuatu dengan jelas, dimana terdapatnya kejelasan ide pokok
yang terkandung pada setiap paragraf, membuat siswa lebih mudah memahami
seluruh bacaan.
Secara komprehensif yang dihadapi siswa SD pada umumnya adalah
rendahnya kemampuan memahami isi atau makna yang terkandung pada suatu
bacaan. Hal tersebut dikarenakan berbagai kesulitan siswa dalam: menguasai
kosakata, menemukan/menentukan ide pokok, memahami buah pikiran,
menangkap perincian isi bacaan, mengurutkan peristiwa, mengartikan maksud
pengarang, mengikuti alur permasalahan yang digariskan dalam bacaan, menilai
dan mengomentari masalah pokok bacaan secara kritis. Menjadikan permasalahan
utuh, dalam membaca pemahaman yang saling berkaitan dan menunjang terhadap
aspek lainnya.
Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga menunjukkan
4
yang diperoleh dari pihak sekolah, guru, dan siswa kelas IV SDN 2 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, menunjukkan bahwa dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebanyak 46 dari 53 siswa kelas IV (86,7%)
kurang dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam hal menentukan kalimat
utama paragraf secara tertulis. Kategori kelas ini termasuk kedalam kelas besar,
dengan jumlah siswanya yang banyak dalam ukuran ruangan yang tidak sesuai,
menjadikan pengelolaan kelas oleh guru terhadap seluruh siswa tidak merata.
Pengaruh dari penerapan model pembelajaran sendiri, kurang variatif atau secara
konvensional dari guru, memuat kesan pembelajaran yang membosankan dari
kegiatan awal sampai akhir pembelajaran. Sehingga kurangnya pemahaman awal
disertai motivasi belajar yang rendah, menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia ini
terutama dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi sering terjadinya
kekeliruan antara kalimat utama dan penjelas sehingga dirasa sulit, dan anggapan
siswa mengenai letak kalimat utama hanya berada di kalimat awal paragraf saja.
Hal tersebut dapat diketahui, berdasarkan nilai yang diperoleh siswa secara
umum belum memuaskan, berkaitan dengan masih banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berikut ini data nilai siswa berdasarkan hasil observasi.
Tabel 1.1 Data Nilai Hasil Observasi Bahasa Indonesia dalam Menentukan
Kalimat Utama Siswa Kelas IV SDN 2 Cibogo Lembang
Jumlah
Siswa Nilai 70 Nilai 60 Nilai 50 Nilai 40 Nilai 30
Nilai
rata-rata KKM
53 13,2% 11,3% 54,7% 18,9% 1,9% 51 66
Diprediksi dewasa ini, kurangnya hasil capaian siswa dalam aspek
keterampilan berbahasa terutama dalam membaca intensif. Hal tersebut terkait
masih banyaknya kekeliruan yang dialami siswa, dalam menemukan serta
menentukan kalimat utama paragraf. Timbal balik antara penerapan model dengan
teknik pembelajaran yang kurang tepat dari guru, dan respon yang diberikan
siswa, sering dianggap menjadi faktor penyebab dalam proses KBM. Apabila
5
kemampuan menemukan kalimat utama paragraf siswa yang memasuki tahap
awal kelas tinggi ini, tidak akan memiliki ketercapaian yang diharapkan. Hal
demikian berdampak pada pemahaman awal siswa, kemudian bisa terbawa kepada
tingkat atau jenjang selanjutnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak termasuk ke dalam
sesuatu yang bersipat tetap atau permanen, sehingga dapat ditindak lanjut demi
mendapat ketercapaian pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan.
Agar proses KBM di kelas yang identik dengan hal-hal yang
membosankan dapat berubah, menjadi suasana yang lebih menarik dan menjadi
lebih hidup. Penerapan model atau teknik pembelajaran yang disajikan dengan
kreatif dan inovatif oleh guru, dengan harapan meningkatkan minat dan motivasi
siswa untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam menentukan
kalimat utama sebuah paragraf. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang
bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga untuk belajar dan berlatih dalam
konteks situasi tutur yang sesungguhnya. Seperti halnya dalam suasana yang
dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan. Hal tersebut dapat dioptimalkan
dan erat kaitannya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif untuk siswa
SD.
Berdasarkan alternatif pemilihan teknik pembelajaran kooperatif, yang
sesuai dengan pemecahan masalah di atas dan untuk dipertimbangkan terlebih
dahulu, di antaranya yaitu:
1. Teknik Think, Pair, and Share (berpikir, berpasangan, dan berbagi). Teknik ini
menitikberatkan kepada proses berpikir dan pemahaman siswa secara individu,
serta bekerjasama dengan orang lain terhadap materi atau pemecahan
permasalahan pembelajaran yang diberikan.
2. Teknik Cooperative, Integrated, Reading, and Composition (komposisi terpadu
membaca dan menulis secara kelompok). Teknik ini menekankan dalam
penyelesaian soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama
yang spesifik, dengan penyebaran siswa yang memiliki bobot tinggi secara
merata dalam setiap kelompok.
3. Teknik Student Team Achievement Division (tim siswa kelompok prestasi).
6
untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal. Berdasarkan kerja kelompok dengan melibatkan
mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan terhadap mereka yang
kurang pandai.
Setelah mengkaji beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang
disebutkan di atas, bersamaannya dengan kebutuhan dalam mengoptimalkan
proses dan hasil belajar siswa, terutama kemampuan dalam menentukan kalimat
utama paragraf deskripsi, diperlukan model dan teknik pembelajaran yang lebih
menekankan pada aktivitas belajar aktif dan interaktif para siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Oleh karenanya guru perlu akan model mengajar yang
variatif, salah satunya yaitu menggunakan model Cooperative Learning dengan
teknik Think, Pair, and Share.
Adapun alasan pemilihan teknik pembelajaran di atas, yaitu dengan
pertimbangan bahwa melalui teknik Think, Pair, and Share, setiap individu siswa
dapat terlebih dahulu memikirkan permasalahan yang diajukan guru. Kemudian
secara aktif saling berinteraksi dan berdiskusi berpasangan dengan teman
sebangku atau kelompok kecil yang telah dibentuk sebelumnya, dan berbagi
kembali terkait masalah yang telah ditemukan ataupun dipecahkan berdasarkan
pemahaman yang dibangun selama proses tersebut. Hal ini sejalan dengan Arends
(2008, hlm. 15-16) menjelaskan “pelaksanaan Think, Pair, and Share terdiri atas
tiga langkah yaitu: Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing
(berbagi)”.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakannya penelitian tindakan kelas
untuk membuktikan bahwa melalui penerapan teknik TPS ini dapat meningkatkan
kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi siswa di SD. Oleh
karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul “Penerapan Teknik TPS (Think, Pair, and Share) untuk Meningkatkan Kemampuan Menentukan Kalimat Utama Paragraf Deskripsi pada Siswa Kelas
IV SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”.
7
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka secara umum rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimanakah
pelaksanaan penerapan teknik Think, Pair, and Share pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menemukan kalimat utama untuk meningkatkan kemampuan
menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?” Untuk lebih memperjelas
rumusan khusus penelitian, intinya memuat hal-hal antara lain yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam menentukan kalimat utama
paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo menggunakan teknik
Think, Pair, and Share?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan dalam menentukan kalimat utama
paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan teknik Think, Pair, and Share?
C.Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi
mengenai penerapan teknik Think, Pair, and Share pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menemukan kalimat utama dalam meningkatkan kemampuan
menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Untuk lebih memperjelas tujuan
penelitian, berikut dibuat sub-tujuan penelitian:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran teknik Think, Pair, and
Share dalam menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dalam menentukan kalimat utama
paragraf deskripsi pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo setelah diterapkan teknik
Think, Pair, and Share.
D.Manfaat Hasil Penelitian
Secara teoretik, penelitian ini bermanfaat dalam membantu memperkaya
dan mengembangkan khasanah teori yang menyokong perkembangan pengajaran
8
and Share untuk meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf
deskripsi.
Secara praktis, penelitian ini diprediksi dapat memberi masukan yang
berarti untuk diterapkan dan dikembangkan bagi:
1. Peneliti
Menjadikan landasan bahan kajian penlitian lebih lanjut sebagai seseorang
yang kelak akan berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya agar lebih
paham akan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
2. Guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kemampuan
anak didiknya dalam bidang kebahasaan, khususnya kemampuan menentukan
dan menemukan kalimat utama paragraf, dengan cara memilih metode
pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran kalimat utama paragraf.
3. Siswa
Untuk meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragaf deskripsi
pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
4. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya variatifnya
penggunaan model pembelajaran, untuk meningkatkan Kegiatan Belajar
Mengajar yang diberikan, agar menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik
dengan ketercapaian hasil belajar yang diinginkan.
E.Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus atau lebih, ketika
siklus yang dimaksud belum tercapai, setiap siklus mengikuti prosedur
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Berdasarkan capaian siklus yang dimaksud, dapat diamati
peningkatan aktivitas belajar siswa.
Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah “Penggunaan
9
kemampuan dan kepekaan siswa dalam memahami serta menentukan kalimat
utama paragraf deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD”.
F. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian
1. Definisi Operasional
Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing
variabel yang dijadikan kata kunci peneltian. Adapun kata kunci yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share)
Teknik pembelajaran TPS merupakan salah satu dari sekian banyak teknik
model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa melalui tiga langkah pembelajaran yaitu thinking (berpikir)
secara individu siswa memikirkan permasalahan pembelajaran yang diberikan
guru dengan batas waktu yang telah ditentukan, pairing (berpasangan) guru
meminta siswa untuk saling berhadapan/berpasangan antara teman sebangku
atau kelompok kecil yang telah tersedia sebelumnya dengan batas waktu yang
telah ditentukan juga, dan sharing (berbagi) antara pasangan satu dengan
pasangan lain saling berinteraksi dan mendiskusikan pemecahan masalah
terkait, yang selanjutnya dilakukan pembahasan secara bersama/berbagi untuk
membandingkan dan menyamakan jawaban yang benar.
b. Kemampuan menentukan kalimat utama
Usaha yang dilakukan seseorang akan hal aktivitas intelektual melalui
membaca pemahaman atau secara intensif pada sebuah teks bacaan untuk
mengungkapkan ide pokok yang terkandung pada suatu paragraf yang berperan
penting dalam memahami isi seluruh paragraf, yang diketahui pada hasil
evaluasi belajar dengan langkah terlebih dahulu mencermati setiap paragraf
10
kalimat dalam paragraf dari awal hingga akhir untuk mencarikan kata kunci
pikiran pokok/penjelas, dan terakhir menemu tegaskan bahwa letak kalimat
utama berada pada awal, tengah, ataupun akhir paragraf.
2. Fokus Penelitian
Penelitian dalam penerapan teknik TPS ini, setelah dilakukan pengkajian
ulang dan pembandingan bersamaan dengan teknik pembelajaran kooperatif
lainnya. Sesuai terhadap kebutuhan dan karakteristik siswa di lapangan untuk
menerapkan teknik ini, dengan berfokus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
melalui materi menemukan kalimat utama yang dipelajari di kelas IV Semester II
pada Standar Kompetensi (SK) 7. Membaca. Memahami teks melalui membaca
intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1
Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif. Oleh
karena itu, kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cibogo dalam menentukan kalimat
utama paragraf merupakan sebuah kebutuhan yang harus ditingkatkan melalui
pembelajaran yang mempengaruhi pola interaksi antar individu yaitu dengan
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Adapun Kunandar (2008, hlm. 45) menjelaskan bahwa “PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”. Hal tersebut, menjadikan suatu penelitian yang berfokus pada gejala atau masalah yang timbul ketika proses belajar mengajar yang
berlangsung di kelas. Setiap aspek atau aktivitas yang dilakukan antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa diberikan perhatian khusus atau tindakan untuk
mengatasi permasalahan yang ada. Hal tersebut senada dengan penjelasan
Kunandar (2008, hlm. 45) bahwa “tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya”.
PTK sebagai wujud refleksi diri yang ditujukan kepada guru untuk
menunjukkan profesionalitasnya dalam menghadapi dan memperbaiki mutu PBM yang timbul di wilayah kerjanya sehingga sesuai dengan kondisi ideal. “Melalui PTK guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi,
pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai” (Kunandar, 2008, hlm. 47). Secara umum permasalahan pembelajaran yang timbul dikarenakan pelaksanaan
pembelajaran yang diberikan monoton, dengan berpusat pada guru (teacher
center) yang melakukan ceramah dan siswa berperan sebagai penonton untuk
menyimak apa yang sedang dijelaskan. Oleh karena itu, PBM dalam PTK secara
umum dilakukan dengan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, inovatif,
31
Untuk mengetahui kapan tercapainya atau tanda berakhir sebuah
penelitian, diperlukan sebuah standard yang membatasi kesesuaian data dengan
apa yang dibutuhkan oleh peneliti. Wiriaatmadja (2005, hlm. 159) menyebutkan
bahwa “standard ialah kriteria yang ditentukan oleh peneliti sendiri dan para
mitranya setelah kajian penelitian selesai”. Dimana peneliti sebagai orang yang berkerja pada ruang lingkup tersebut dengan mengetahui keseluruhan isi dan
aspek yang harus dikerjakannya, serta terdapatnya pemerhati atau mitra peneliti
selama kegiatan berlangsung sehingga mengetahui jalannya penelitian, oleh
karena hal demikianlah dengan melakukan pengkajian penelitian secara bersama
dapat menentukan kriteria tercapainya sebuah penelitian.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah pendekatan gabungan (mix methode) antara data penelitian kualitatif
dan kuantitatif. Data yang diperoleh selama penelitian dikumpulkan dan
selanjutnya diolah, dengan terdiri dari data kualitatif yang cenderung berbasis kata
dan data kuantitatif yang cenderung berbasis angka. Dimana suatu pendekatan
penelitian yang digunakan untuk penelitian tertentu tidak terlepas dari kebaikan
dan kelemahan, keuntungan dan kerugian masing-masing. Hal senada dituturkan Arikunto (2006, hlm. 12) bahwa “...tidak berarti dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka, sebaliknya dengan penelitian kuantitatif...”.
Keterkaitan antara data penelitian kualitatif dan kuantitatif saling mempengaruhi untuk memperoleh hasil penelitian terlebih dalam PTK. “Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti
menggunakan rumus-rumus statistik” (Arikunto, 2006, hlm. 12). Data yang mulai
dikumpulkan dalam penelitian kualitatif dapat bersifat kuantitatif yang menuntut
menggunakan angka dan rumus dalam penafsiran terhadap data tersebut,
kemudian hasilnya dapat dideskripsikan kedalam bentuk kata-kata disertai tabel,
grafik, bagan, gambar, atau bentuk lain dengan tujuan untuk mendapatkan hasil
32
tidak ada garis yang tegas antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan
penelitian yang hanya ditinjau dari penggunaan kata-kata ataupun angka-angka.
B.Desain Penelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas ini, menggunakan model spiral yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Hopkins, 2011, hlm. 92). Adapun
dalam penelitian ini, dilaksanakan oleh peneliti dalam satu siklus terlebih dahulu.
Apabila dalam siklus pertama, tidak ditemukannya suatu bentuk peningkatan atas
apa yang diteliti, dan masih terdapat kekurangan atau kesalahan dalam
pelaksanaan, maka akan diadakan siklus kedua, dan demikian seterusnya sampai
tujuan penelitian tercapai.
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Hopkins, 2011, hlm. 92)
Model penelitian yang diungkapkan oleh Kemmis dan Taggart, merupakan
pengembangan dari model Kurt Lewin. Model ini dapat mencakup beberapa
siklus, yang berlangsung secara berulang-ulang sampai tujuan penelitian tercapai.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, dengan tahapan sebagai berikut.
33
Perencanaan tindakan dibuat oleh peneliti untuk menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dapat
menyelesaikan permasalahan atau meningkatkannya. Pada tahap ini, rencana
disusun bersama dengan observer berdasarkan masalah dan tujuan yang akan
dicapai dalam pelaksanaan, sehingga dapat mengungkap faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan tersebut.
2. Tindakan (Action)
Penerapan rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya. Tindakan dalam penelitian ini harus didasarkan terhadap
permasalahan yang akan diatasi dan ditingkatkan, mengingat tindakan yang
dilakukan tidak selalu akan sama dengan skenario perencanaan yang telah dibuat.
Oleh karena itu, fleksibilitas dari peneliti ketika PBM sangat ditekankan.
3. Pengamatan (Observation)
Tahap ini dilakukan dan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Ketika peneliti melakukan tindakan dan observer melakukan pengamatan dengan
mencatat semua hal yang diperlukan untuk menganalisis pelaksanaan sebagai data
atau bukti bahwa pelaksanaan telah dilakukan. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan menggunakan format observasi yang telah disusun, catatan lapangan, dan
dokumentasi sebagai bukti.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi sebagai tahap untuk mengingat dan merenungkan tindakan
peneliti yang telah dicatat dalam observasi. Selanjutnya dikaji kembali secara
menyeluruh dari tindakan yang telah dilakukan dan data yang terkumpul untuk
dievaluasi dalam menyempurnakan tindakan selanjutnya.
C.Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada saat semester genap tahun ajaran
34
Sekolah tersebut dijadikan tempat penelitian, dimana peneliti ditugaskan
mengajar selama Praktek Latihan Profesi (PLP), sehingga dapat mempermudah
peneliti dalam mendiagnosa permasalahan pembelajaran yang dialami,
mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran yang diinginkan, mengetahui
kemampuan dan kepribadian masing-masing siswa, memperoleh data yang
diperlukan sebelum dilakukan tindakan, dan menentukan model pembelajaran
yang akan digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap kemampuan siswa.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini termasuk kedalam semester II
dengan tahun ajaran 2013/2014. Dimana sebelum dilaksanakannya penelitian,
peneliti memulai Program Latihan Propesi (PLP) pada tanggal 3 Februari – 12
April 2014 dengan mengajar siswa kelas I – V. Melalui PLP tersebut, peneliti
menganalisis kesulitan atau kelemahan yang dialami siswa dalam pembelajaran.
Selanjutnya dilakukan observasi prasiklus untuk mendapatkan dan mengetahui
data awal siswa pada tanggal 17 April 2014. Kemudian peneliti melaksanakan
PTK pada tanggal 21 April – 16 Mei 2014 yang dilakukan dengan dua siklus, dan
untuk setiap siklusnya dibutuhkan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi penelitian.
D.Subjek Penelitian
Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV
SDN 2 Cibogo yang seluruhnya berjumlah 53 siswa, yang terdiri dari 24 siswa
laki-laki dan 29 siswa perempuan. Siswa dalam kelas ini sebagian besar aktif dan
kondusif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, meskipun termasuk kelas
besar dikarenakan jumlah siswanya yang banyak. Selain itu permasalahan
pembelajaran atau materi yang disajikan dapat dengan mudah dimengerti sebagian
besar siswa, yang kemudian dapat saling berdiskusi antara teman sebangku dan
sekelas lainnya bagi yang belum mengerti.
Dalam mendiagnosa masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa,
35
kemampuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV yang sebanyak
46 dari 53 siswa atau sebesar 86,7% kurang dapat mengoptimalkan
kemampuannya dalam menentukan kalimat utama paragraf.
E.Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini terbagi
menjadi tiga tahap yaitu prapenelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan hasil
penelitian. Pada pelaksanaan penelitian menggunakan model penelitian tindakan
kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Untuk lebih terperinci, dalam penelitian ini akan diuraikan setiap
tahapan sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Mengurus perizinan kepada Fakultas untuk memulai observasi.
Sebelum dilakukan observasi, peneliti mengurus perizinan sesuai prosedur
kepada pihak terkait di Fakultas.
Meminta izin kepada pihak sekolah yang akan diobservasi.
Peneliti meminta izin untuk melakukan observasi kepada kepala sekolah,
wali kelas IV, dan siswa kelas IV yang akan diobservasi.
Peneliti mengobservasi untuk mendapatkan data awal.
Diberikannya tes tertulis berupa isian yang terdiri dari tujuh butir soal
dalam menentukan kalimat utama tiap paragraf pada teks bacaan kepada
seluruh siswa dan diperoleh hasil berupa data awal sebelum melaksanakan
tindakan.
Membuat instrumen penelitian.
Instrumen penelitian dibuat dengan konsultasi terlebih dahulu kepada dosen
pembimbing dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti terbagi kedalam dua siklus,
dalam penerapan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share untuk meningkatkan
kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi pada mata pelajaran
36
a. Siklus I
Siklus pertama dalam PTK ini, terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan, maka dibutuhkan suatu persiapan terlebih
dahulu. Kegiatan pada tahap ini, diantaranya:
a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknik Think, Pair,
and Share.
b) Menyusun RPP dengan menerapkan teknik Think, Pair, and Share. Melalui
pokok bahasan menemukan kalimat utama pada sebuah paragraf, dengan
sub pokok bahasan yaitu menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.
c) Menentukan sumber, alat, dan media pembelajaran yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran.
d) Penyusunan soal evaluasi (post test) yang sesuai dengan indikator
pembelajaran yang ingin dicapai.
e) Penyusunan lembar observasi guru dan siswa, dan lembar catatan lapangan
untuk mengobserver kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar.
f) Mendiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat yang akan diminta
menjadi seorang observer.
g) Mengatur tempat duduk siswa, untuk mengefektifkan waktu dalam
pembentukan kelompok belajar yang bersifat heterogen.
2) Tindakan
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah
mengimplementasikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pembelajaran kooperatif dengan teknik Think, Pair, and Share yang diawali
dengan menggali pengetahuan siswa melalui pengamatan atau proses berpikir
pemecahan permasalahan secara individu terlebih dahulu. Selanjutnya, siswa
37
ditemukan. Terakhir, siswa untuk mencocokan dan membandingkan jawabannya
dengan pasangan yang lain. Untuk mengukur ketercapaian materi yang diberikan
melalui teknik ini, pada kegiatan penutup secara individu siswa mengisi soal
evaluasi akhir (post tes) yang diberikan oleh guru.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh beberapa pengamat, yang dilakukan oleh guru
kelas dan teman sejawat. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan proses
pelaksanaan tindakan, dalam bentuk sebagai berikut:
a) Mengisi lembar observasi guru dan siswa oleh observer, untuk mengukur
ketercapaian aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan kesesuaian dengan
pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti.
b) Mengisi lembar catatan lapangan (field notes) oleh mitra peneliti, untuk
menuliskan aktvitas atau kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
c) Observer mengabadikan aktivitas atau kegiatan yang terjadi dalam
pelaksanaan tindakan berlangsung melalui rekaman foto.
4) Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh pada tahap
tindakan dan pengamatan. Hasil analisis data yang telah ada digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Peneliti berdiskusi dengan pengamat dan mitra peneliti untuk mengetahui
hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal ini bertujuan
untuk mengatasi permasalahan atau kekurangan yang timbul, agar dilakukannya
perbaikan oleh peneliti sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan pada
tindakan selanjutnya.
b. Siklus II
Kegiatan pada siklus kedua, pada dasarnya sama dengan siklus pertama,
hanya saja materi pembelajaran berbeda dengan penekanan terhadap materi yang
38
berdasarkan pada hasil refleksi siklus I, sehingga lebih mengarah kepada
perbaikan dari pelaksanaan siklus I.
Siklus duapun dalam PTK ini, terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Perecanaan
Sebelum melakukan tindakan, maka dibutuhkan suatu persiapan terlebih
dahulu. Kegiatan pada tahap ini, diantaranya:
a) Melakukan perbaikan penyesuaian RPP dengan teknik Think, Pair, and
Share berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Melalui pokok bahasan
menemukan kalimat utama pada sebuah paragraf, dengan sub pokok
bahasan yaitu menentukan kalimat utama paragraf deskripsi.
b) Menentukan sumber, alat, dan media pembelajaran yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran.
c) Penyusunan soal evaluasi atau post test, yang sesuai dengan indikator
pembelajaran yang ingin dicapai.
d) Penyusunan lembar observasi guru dan siswa, dan lembar catatan lapangan
untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
e) Mendiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat yang akan diminta
menjadi seorang observer.
f) Mengatur tempat duduk siswa, untuk mengefektifkan waktu dalam
pembentukan kelompok belajar yang bersifat heterogen.
2) Tindakan
Melaksanakan kegiatan penelitian, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan hasil refleksi dari siklus I. Dalam pelaksanaan penelitian
guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, dengan menerapakan teknik Think,
Pair, and Share yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa melalui
pengamatan atau proses berpikir pemecahan permasalahan secara individu
terlebih dahulu. Selanjutnya, siswa secara berpasangan bertukar pikiran dan
berdikusi mengenai jawaban yang telah ditemukan. Terakhir, siswa untuk
39
mengukur ketercapaian materi yang diberikan melalui teknik ini, pada kegiatan
penutup secara individu siswa mengisi soal evaluasi akhir (post tes) yang
diberikan oleh guru.
3) Observasi
Observasi pada siklus II ini, sama halnya dengan pada siklus pertama
dilakukan oleh beberapa pengamat, yang dilakukan oleh guru kelas dan teman
sejawat. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan proses pelaksanaan
tindakan, dalam bentuk sebagai berikut:
a) Mengisi lembar observasi guru dan siswa oleh observer, untuk mengukur
ketercapaian aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan kesesuaian dengan
pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti.
b) Mengisi lembar catatan lapangan (field notes) oleh mitra peneliti, untuk
menuliskan aktvitas atau kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
c) Observer mengabadikan aktivitas atau kegiatan yang terjadi dalam
pelaksanaan tindakan berlangsung melalui rekaman foto.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II bersama
pengamat dan mitra peneliti, dengan ketercapaian penerapan teknik Think, Pair,
and Share dalam meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf
deskripsi. Dimana perbaikan kekurangan tindakan sebelumnya sudah terlaksana,
dengan keseluruhan pelaksanaan sesuai perencanan dan ketercapaian penelitian
sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti.
3. Laporan Hasil Penelitian
Mengumpulkan data dari beberapa instrumen yang telah dilakukan.
Instrumen yang telah diisi oleh observer dan mitra peneliti dikumpulkan
dari keseluruhan siklus untuk membentuk keutuhan data selama penelitian.
Mengolah dan menganalisis data yang telah didapat dari instrumen.
Satu persatu data dari pelaksanaan tindakan dan pengamatan dianalisis
40
Laporan hasil penelitian.
Dari keseluruhan data yang telah diperoleh dan diproses menjadi sebuah
laporan hasil penelitian, sebagai sebuah data autentik yang dapat
dipertanggungjawabkan mengenai penelitian tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes yang dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar (post test). Hasil
tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menentukan kalimat utama
paragraf deskripsi setelah menggunakan teknik Think, Pair, and Share. Bentuk
soal berupa uraian, butir soal uraian terbatas lima soal. Setiap soal terbagi
kedalam tiga jawaban uraian, dengan jumlah penskoran 20 untuk persatu butir
soal. Berikut format penskoran tiap butir soal yang terdiri dari tiga aspek.
Tabel 3.1
Tabel Penskoran Tiap Butir Soal yang Terdiri dari Tiga Aspek
41
2. Lembar Observasi Siswa dan Guru
Untuk memperoleh data tentang kualitas proses pembelajaran. Data
tersebut dikategorikan kedalam dua macam, yang berupa lembar observasi
aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam
menggunakan teknik Think, Pair, and Share.
3. Catatan Lapangan (Field Notes)
Catatan lapangan dibuat untuk mendeskripsikan berbagai kegiatan relevan
yang terjadi oleh peneliti maupun mitra peneliti, selama KBM berlangsung dan
dicatat sebagai sumber data dalam PTK.
4. Dokumentasi (Rekaman Foto)
Digunakan oleh peneliti sebagai alat pencatatan atau bukti, untuk
menggambarkan bagaimana keadaan atau KBM yang terjadi sesungguhnya di
kelas pada waktu tersebut.
G.Analisis dan Interpretasi Data
Interpretasi data pada penelitian ini menggunakan berbagai rumus. Data
yang diperoleh dari berbagai instrumen diolah terlebih dahulu menggunakan
rumus penelitian. Sedangkan analisis data dilakukan sesuai hasil dari data yang
telah uraikan atau diolah dengan berbagai rumus sehingga pada akhirnya nanti
bisa diketahui hasil pada akhir penelitian. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, yang di antaranya
sebagai berikut.
1. Hasil Tes
Jenis tes post test dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian pada individu siswa, sebagai evaluasi dari proses pembelajaran yang
telah diberi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan
teknik Think, Pair, and Share. Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan
kognitif siswa secara individu dan melihat ketuntasan belajar setiap siswa pada
setiap materi (setiap siklus). Analisis data yang dilakukan pada hasil tes yaitu
42
a. Penskoran
Data hasil tes pada akhir pembelajaran dari setiap siklus tindakan
pembelajaran yang telah dilakukan serta diperiksa dan diberi skor maka
selanjutnya diinterpretasi dan dianalsis untuk mengukur tingkat kemampuan
siswa. Tes berbentuk uraian dibuat untuk menghindari subjektivitas, maka dari itu
peneliti melakukan penskoran setiap soal dengan kriteria setiap nilai dan skor
tersebut dalam skala 1-100. Untuk mengubah skor yang didapat siswa kedalam
bentuk persentase maka digunakan rumus:
Keterangan:
S = skor yang diperoleh
R = Σ jawaban yang benar sesuai kriteria penskoran
Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42).
Kemudian skor yang diperoleh dirubah kedalam bentuk persentase dengan
rumus:
Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42).
Tabel 3.2
Tabel Konvensi Skor
Nilai Presentase Skor Total Siswa Kategori
> 90 90% < A ≤ 100% A (sangat baik)
70-89 75% < B ≤ 90% B (baik)
50-69 55% < C ≤ 75% C (cukup)
30-49 40% < D ≤ 55% D (kurang)
< 30 0% < E ≤ 40% E (buruk)
Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42)
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dalam bentuk persentase
Sedangkan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas, sehingga peneliti dapat
mengetahui sejauhmana kelas tersebut memahami materi yang sudah diajarkan
dengan penerapan teknik Think, Pair, and Share. Maka dapat digunakan rumus: S = R
Presentase kemampuan siswa =S ya
a a x 100%
X =Σ�
43
Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 42)
Keterangan:
= nilai rata-rata kelas
Σ �
=
total nilai yang diperoleh seluruh siswaN = jumlah siswa
c. Menghitung ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM
Ketuntasan belajar siswa, berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang telah ditetapkan untuk kelas IV SDN 2 Cibogo dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu 66. Siswa dikatakan mampu mencapai ketuntasan belajar, apabila
sudah mencapai nilai KKM dan bisa dilihat dalam bentuk persentase. Maka dapat
dicari dengan rumus:
Adaptasi Purwanto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 43)
Keterangan:
TB = ketuntasan belajar
Σ� ≥ 66 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 66.
n = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
2. Hasil Observasi
Analisis data yang dilakukan pada hasil dan observasi yaitu dengan
analisis data kualitatif yang disertai perhitungan persentase pencapaian. Melalui
kegiatan observasi, peneliti bisa mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan
guru oleh peran observer yang telah ikut serta membantu dalam kegiatan
penelitian. Untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan
teknik pembelajaran Think, Pair, and Share dan kemampuan siswa dalam ranah
afektif dan kognitif untuk hasil pekerjaan siswa pada post test dapat kita analisis
untuk mengukur perkembangan kompetensi strateginya secara berkelompok.
X
TB = Σ � ≥ 66
44
Melalui menghitung keterlaksanaan teknik pembelajaran Think, Pair, and Share
Untuk menghitung keterlaksanaan pembelajaran maka dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
Adaptasi Yuliati (dalam Wahidi, 2013, hlm. 43)
Untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya ditentukan berdasarkan
kategori yang ada pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Keterlaksanaan Proses Teknik Pembelajaran Think, Pair, and Share
Presentase Keterlaksanaan Kategori
90% < A ≤ 100% A (sangat baik)
75% < B ≤ 90% B (baik)
55% < C ≤ 75% C (cukup)
40% < D ≤ 55% D (kurang)
0% < E ≤ 40% E (buruk)
Adaptasi Arikunto (dalam Wahidi, 2013, hlm. 44)
3. Hasil Catatan Lapangan (field notes)
Pada umumnya catatan penelitian ini dibuat oleh peneliti, akan tetapi
pengerjaannya lebih efektif oleh orang lain atau rekan guru sebagai mitra peneliti
melakukan pengamatan terhadap objek penelitian tindakan kelas. Terdapat banyak
aspek yang dapat diamati yang di antaranya pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan
berbagai aspek yang dapat mendukung dalam pengumpulan data. Catatan
lapangan yang secara deskriptif memuat kegiatan relevan pada field notes
memiliki kekuatan tersendiri pada PTK ini secara kualitatif.
4. Hasil Dokumentasi atau Rekaman Foto
Dokumentasi melalui rekaman foto merupakan alat pencatatan sebagai
bukti tersendiri yang menggambarkan suatu kejadian dan mendukung kegiatan Keterlaksanaan pembelajaran = � � � � � ���� � � ���
45
yang dilakukan di kelas pada waktu pembelajaran penelitian berlangsung. Hal ini
ditujukan untuk menangkap suasana kelas dan detail tentang peristiwa-peristiwa
penting atau khusus yang terjadi. Dokumentasi ini sebagai alat pendukung untuk
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Pada bagian ini akan disimpulkan mengenai pembahasan dari Bab
sebelumnya dan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, dalam peningkatan
kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi dengan menerapkan
teknik Think, Pair, and Share pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi
menemukan kalimat utama tiap paragraf di kelas IV SDN 2 Cibogo Desa Cikole
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disiapkan dan berdasarkan tahapan-tahapan teknik pembelajaran
Think, Pair, and Share yang keseluruhannya terlaksana di siklus II. Siklus I
keterlaksanaan pembelajaran sebesar 80% dengan masih terdapatnya
kekurangan yang harus diperbaiki antara lain: tidak adanya aktivitas
pengkondisian mental siswa, kegiatan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, mengumpulkan teks bacaan, dan tanya jawab setelah
penyampaian materi, pada siklus II keterlaksanaan pembelajaran sebesar 100%
dengan seluruh aktivitas pembelajaran dilaksanakan atas perbaikan dari
kekurangan yang muncul dari siklus I, sesuai dari hasil pengamatan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pada
tahapan teknik Think, Pair, and Share dalam tindakannya, yaitu sebagai
berikut:
a. Tahap Think (berpikir), setiap individu siswa diminta oleh guru untuk
membaca seluruh teks bacaan secara intensif dan menemukan kalimat
utama pada setiap paragraf, pada batas waktu lima menit dengan
langkah-langkah pembahasan yang telah dijelaskan, kemudian guru berkeliling
84
memperhatikan dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dengan
menginstruksikan siswa yang kurang paham dipersilahkan untuk bertanya,
terlebih kepada siswa yang mempunyai kemampuan kurang dibandingkan
teman sekelasnya.
b. Tahap Pair (berpasangan), guru meminta setiap siswa agar saling
berhadapan antar teman sebangku, untuk bertukar pikiran mendiskusikan
jawaban kalimat utama pada tiap paragraf deskripsi, dengan lembar
kegiatan siswa yang harus di isi dalam batas waktu lima menit, untuk siswa
yang kurang memahami materi dan permasalahan diajarkan oleh
pasangannya yang sudah bisa, kemudian guru kembali berkeliling
memperhatikan dan membimbing pasangan yang mengalami kesulitan atau
sedang tidak kondusif ketika berdiskusi, dan setelah batas waktu yang
ditentukan habis, masing-masing pasangan mengumpulkan LKS dengan
tertib.
c. Tahap Share (berbagi), setiap pasangan siswa diminta untuk
membandingkan dan mencocokkan jawaban kalimat utama yang telah
ditentukan sebelumnya dengan pasangan lain dalam batas waktu lima
menit, selanjutnya siswa kembali untuk kondusif dengan kembali pada
tempat duduknya masing-masing, kemudian guru meminta beberapa siswa
untuk menyebutkan kata kunci paragraf, kalimat utama, dan kesimpulan
atau isi paragraf yang telah ditemukannya dan meminta siswa lain untuk
memberikan tanggapan atau menambahkan jawaban yang kurang tepat.
2. Kemampuan menentukan kalimat utama paragraf deskripsi siswa kelas IV
SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang mengalami peningkatan, setelah
terlaksananya siklus I ke siklus II yang menunjukkan hasil sesuai dengan
tujuan yang diharapkan peneliti yaitu sebesar 85% dari 51 siswa yang
mengikuti pembelajaran dapat mencapai nilai KKM yaitu 66 dengan perolehan
nilai rata-rata 85. Dalam siklus I nilai rata-rata yang didapatkan sebesar 71,62
dengan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 78,4% atau
sebanyak 40 siswa dan sebesar 21,6% atau 11 siswa belum mencapai KKM,
85
YPM. Kemudian mengalami peningkatan sesuai tujuan yang diharapkan
peneliti pada siklus II, yaitu nilai rata-rata keseluruhan siswa sebesar 89 dan
persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 96,07% atau sebanyak
49 siswa dari jumlah keseluruhan, dan masih terdapatnya 3,93% atau 2 orang
siswa yaitu MIS dan RD yang mendapatkan nilai di bawah KKM, akan tetapi
nilai yang didapatkannya juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
meskipun tidak begitu signifikan, dikarenakan faktor kemampuan siswa
tersebut yang kurang dibandingkan dengan teman kelasnya yang memerlukan
bimbingan lebih lanjut dari pihak sekolah.
B.Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDN 2 Cibogo dengan
subjek siswa kelas IV sebanyak 51 orang siswa yang mengikuti pembelajaran,
peneliti mendapatkan hasil penelitian dan simpulan untuk diajukannya saran atau
rekomendasi sehingga dapat memperbaiki kualitas pendidikan yang akan datang
terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, yang di antaranya:
1. Kepada dua orang siswa yang belum mencapai KKM yaitu MIS dan RD dapat
dibimbing kembali oleh pihak terkait terutama wali kelas IV hingga mengatasi
apa yang menjadi kekurangannya, terutama dalam menentukan kalimat utama
paragraf deskripsi.
2. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan teknik pembelajaran Think,
Pair, and Share dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya pada materi menemukan kalimat utama pada tiap paragraf yang
sama dengan materi yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Kebersediaan sekolah untuk memfasilitasi guru dari segi pembekalan atau
pengarahan mengenai teknik pembelajaran Think, Pair, and Share dan hal yang
menunjang terhadap lancarnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti
sarana prasarana sekolah yang dapat ditingkatkan.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Think, Pair, and
Share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengambil subjek dan
Yusuf, Mulyana. 2014
PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, M. (1990). Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang.
Alek dan Achmad H. P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Arends, R. I. (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. F. (1999). Penalaran Deduktif – Induktif dalam Wacana Bahasa Indonesia. Bandung: Alqaprint.
Djamarah, S. B. (2008). Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fakhruddin, M. I. (2010). Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model
TPS (Think-Pair-Share) dalam Pembelajaran Kalimat Efektif. Skripsi.
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia.
Farboy, S. (2008). Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Sebuah Teks pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal Artikulasi, 7 (1), hlm 415-431. [Online]. Tersedia di: ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/view/1272/1362.htm [Diunduh 15 Oktober 2013].
Finoza, L. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
87
Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, G. 1993. Kompetensi. Ende Flores: Nusa Indah.
Kosasih, E. (2003). Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Lie, A. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Maryono. (2011). Teknik Menemukan Kalimat Utama Paragraf. [Online]. Tersedia di: http://maryonojambi.blogspot.com/2011/03/teknik-menemukan-kalimat-utama-paragraf.html. Diakses 2 Mei 2014.
Novita. (2013). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama
Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Jurnal. Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Gorontalo. [Online]. Tersedia di:
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/viewFile/4177/4153 [Diunduh 21 April 2014].
Puspadewi, F. (2012). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Cirebon. Tesis. Pascasarjana, Universitas Padjajaran. [Online]. Tersedia
di: media.unpad.ac.id/thesis/170720/2008/170120080007_2_9051.pdf [Diunduh 23 Maret 2014].
Rahardi, K. (2009). Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun Pusat Bahasa DEPDIKNAS. (2008). Kamus Besar Bahasa
88
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wahidi, K. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wulandini, I. (2013). Peningkatan Keterampilan Membaca untuk Menemukan
Gagasan Utama dalam Teks yang Dibaca dengan Menggunakan Metode Think, Pair, and Share Melalui Metode Membaca alimat pada Peserta Didik Kelas VIID SMP N 1 Tarub Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas