• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDIDIKAN DALAM ISLAM docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PENDIDIKAN DALAM ISLAM docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

D. Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam

Sistem pendidikan Islam memiliki keistemewaan dibanding sistem pendidikan lain, yaitu:[20]

1. Adanya korelasi antara bahan-bahan pelajaran dengan agama 2. Mewujudkan prinsip dan sistem desentralisasi dalam belajar

3. Asas persamaan dalam pengajaran dan demokratisasi dalam pendidikan Islam 4. Mengkaitkan ajaran agama dengan kehidupan manusia

5. Asas kewajiban mengajar

B. Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam

Islam adalah agama paripurna. Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul dan tidak ada yang dapat mengunggulinya. Siapapun yang menelaah sistem

pendidikan didalam Islam akan melihat banyak keistimewaan.

Keistimewaan – keistimewaan tersebut antara lain:

1. Dasarnya adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah).

2. Islam menjadikan akidah sebagai landasan didalam pendidikan. Sejak awal, kaum Muslim saat menuntut ilmu baik yang fardlu kifayah maupun fardlu ’ain

dasarnya adalah keimanan kepada Allah.

3. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan.

4. Tolak ukur bukan sekedar berupa nilai. Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah SWT.

(2)

Prinsip Metode PendidikaIslam

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode(termasuk juga strategi dan teknik) dalam pendidikan islam dengan metode dalam pendidikan lain. Jika diperhatikan, perbedaanya hanya terletak pada nilai spiritual dan mental yang menyertainya pada saat metode tersebut dilaksanakan dan dipraktikan. Prinsip metode pendidikan islam yang mengandung unsur-unsur pembeda adalah: Prinsip metode pendidikan islam;

1. Niat dan orientasi dalam pendidikan agama islam, yakni untuk mendekatkan hubungan antara manusia dan tAllah dan sesama makhluk.

2. Keterpaduan(integrative, tauhid), dalam pendidikan islam ada kesatuan antara iman-ilmu-amal, iman-islam-ihsan.

3. Bertumpu pada kebenaramateri yang disampaikan harus benar, disampaikan dengan cara yang benar, dan dengan dasar niat yang benar.

4. Kejujuran dan amanahbrbagai metode yang dipakai dalam pendidikan islam harus memegang teguh prinsip kejujuran(akademik) kebohongan dan dusta dalam bentuk apaun tidak bisa dibenarkan.

5. Keteladanan, dalam pendidikan islam ada kesatuan antara iman-ilmu-amal pendidik dituntuk menjadi teladan bagi peserta didiknya.

6. Berdasar pada nilai, metode pendidikan islam teap pada nilai etika-moral. 7. Sesuai dengan usia dan kemampuan akal, pendidikan hendaknya diberikan kepada peserta didik setelah mereka berusia minimal tujuh tahun[26]

8. Sesuai dengan kebutuhan peserta didik, bukan hanya untuk memenuhi keinginan pendidik, apalagi untuk proyek semata.

9. Mengambil pelajaran pada setiap kasusu atau kejadian, yang menyenagkan atau menyedihkan. Mengambil pelajaran dimulai dengan pikiran positif dan menerima perjalanan hidup dengan tidak berlebihan dalam menyikapinya.

Proorsional dalam memberikan janji, yang menggembirakan dan ancaman untuk mendidik kedisiplinan, proporsional karena harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.

G. Fungsi Pendidikan Islam

(3)

uraian-uraian yang terkandung dalam kurikulum pendidikan agama Islam, karena pada dasarnya, disanalah tertuang fungsi-fungsi pendidikan tersebut.

Fungsi tersebut adalah garis-garis besar penjabaran dari fungsi pendidikan agama Islam. Adapun fungsi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama – tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk

menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.kitab-kitab adalah salah satu pendukung dalam penjabaran fungsi pendidikan agama

b. Fungsi Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c. Fungsi Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Fungsi Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Fungsi Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia seutuhnya.

f. Fungsi Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Fungsi Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn)

Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang: 1)Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,

2)Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.

(4)

4) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam

Kesimpulan

Pendidikan dalam Islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan Islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.

Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan secara khusus, kelebihan dalam al-qur’an terletak pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.

Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang

diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya. Al-Hadits sebagai dasar Islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.

Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.

Metode menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati ada lima macam yaitu: a. Metode Pendidikan melalui Teladan b. Metode Pendidikan melalui Nasihat c. Metode Pendidikan melalui Cerita d. Metode Pendidikan melalui Kebiasaan e. Metode Pendidikan melalui

(5)

B. PENDIDIKAN ISLAM DI MALAYSIA

Malaysia, sebagai sebuah Negara yang menerima islam sebagai agama resmi Negara juga menjalankan pendidikan agama islam. Pendidikan agama islama di Malaysia menggunakan bahasa arab sebagai pengantar pembelajaran oleh mubaligh. Masjid, surau. Dan rumah menjadi tempat untuk melaksanakan penddikan.

a. System pendidikan di Malaysia terbagi menjadi 4 tahap : 1) System belajar dirumah guru.

Kehadiran islam telah merubah system kehidupan masyarakt. Oleh sebab itu, islam dijadikan sebagai perubahan sosiologi kanak-kanak dalam keluarga melayu. Cara belajar mereka adalah dengan mendatangi rumah guru.

2) System pondok

Dikarenakan pelajar yang berminat semakin bertambah, timbullah ide baru dengan membangun surau yang berdekatan dengan rumah guru. Setelah itu, pelajar yang datangpun semakin bertambah dan akhirnya dibangunlah pondok-pondok kecil untuk memudahkan pembelajaran bagi pelajar-pelajar yang dating dari luar daerah.

3) System madrasah

Dikarenakan pendidikan semakin berkembang, jadi system madrasahpun dibentuk agar pembelajaran bukan sekedar pada tauhid dan ibadah, akan tetapi juga

menyangkut ilmu hisab, geografi, bahasa arab dan lain-lain. b. Kurikulum pendidikan islam di Malaysia

Kurikulum pendidikan islam di Malaysia terbagi menjadi dua bagian diperingkat sekolah, yaitu Kurikulum bersepadu sekolah rendah (KBSR) dan Kurikulum

bersepadu sekolah menengah (KBSM). Setiap kurikulum memiliki cirri pembelajaran tertentu.

(6)

Mata pelajaran pendidikan islam teras KBSR diperkenalkan pada tahun 1983.

Kurikulum pendidikan islam KBSR ini telah disemak pada tahun 2000 dengan diberi tumpuan paa kandungan kurikulum dan kaedah pengajaran.

Setelah mengikuti kkurikulum pendidikan islm sekolh rendh, murid seharusnya dapat mencapai objektifita KBSR dengan:

a. Membaca surah pilihan dari juz ‘ama dengan fasih dan betul untuk memupuk minat membaca al-qur’an dan menjadi amalan.

b. Menghafal ayat-ayat lazim yang terpilih untuk bacaan dalam sholat dan ibadah harian.

c. Memahami maksud beberapa surah yang dipelajari dan menghayati pengajaran kearah meyakini al-Qur’an sebagai rujukan petunjuk Allah SWT.

d. Memahami dan meyakini asas-asas keimanan sebagai pegangan akidah dan benteng keagamaan.

e. Mengamalkan ibadah fardu ‘ain serta memahami fardu kifayah sebagai tuntutan kewajiban umat islam.

f. Memahami dan mengambil iktibar dengan siroh rasulullah sebagai asas perkembangan tamadun manusia.

g. Megamalkan adab dan menghayati nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

h. Membaca dan menulis jawi serta mencintainya sebagai warisan budaya bangsa.

Kandungan kurikulum pendidikan islam sekolah rendah terbagi dalam empat asuhan bidang yaitu :

1. Tilawah al-Qur’an

a) Membaca ayat-ayat al-qur’an dengan betul dan fasih. b) Menghafal ayat-ayat al-qur’an

c) Memahami pengertian surah-surah tertentu. 2. Bidang asa ‘ulum syari’yyah

a) Pemantapan akidah, pembentukan sikap dan tanggung jawab kepada allah swt.

b) Pengetahuan tentang peraturan ibadat dan pelaksanaannya. c) Pengambilan contoh dan iktibar dari rasulullah saw.

3. Bidang assa akhlak islamiyah

(7)

b) Kepatuhan terhasap peraturan dan tatacara hubungan manusia dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitar.

4. Bidang pelajaran jawi a) Menulis jawi dengan baik.

b) Membaca tulisan jawi dengan lancer. c) Mempelajri asa seni tulisan jawi.

2) Kurikulum bersepadu sekolah menengah

Kurikulum berbsis sekolah menengah adalah satu insentif kesinambungan pembelajaran dari peringkat rendah, isi kandungan dan cara belajar merupakan keterpaduan dari unsure Jasmani, Emosi, Rohani, dan Intelek yang mengembangkan potesi secara menyeluruh dan seimbang.

Setelah mempelajari pendidikan islam bersepadu sekolah menengah, murid

seharusnya dapat mencapai objektif yang telah disarankan oleh Kurikulum berbasis sekolah menengah, dengan harapan, siswa dapat :

a. Membaca ayat-ayat terpilih dari al-qur’an b. Menghafal ayat – ayat al-qur’an

c. Memahami ayat-ayat al-qur’an

d. Memantapkan keyakinan pada akidah, dan menghidupkan konsep tauhid. e. Memperkukuh dan meningkatkan amal ibadah.

f. Memahami dan mengambil iktibar dari siroh nabawiyah. g. Berakhlak mulia.

h. Memahami dan menulis jawi.

Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum pendidikan islam sekolah menengah diantaranya adalah :

1. Bidang pembelajaran tilawah Al-Qur’an.

a) Membaca ayat al-qur’an dengan hukum tajwid. b) Menghafal ayat al-qur’an dengan pemahaman tajwid c) Memahami hikmah dari ayat al-qur’an

d) Memahami dan menghayati isi al-qur’an. 2. Bidang pembelajarn ‘ulum syari’yyah

(8)

b) Pengamalan ibadah serta memahami pengetahuan tentang peraturan ibadah yang telah ditentukan allah swt.

c) Memahami peran fardu ‘ain dan kifayah, sebagai ibadh yang diperlukan untuk membangun kesejah teraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

d) Meneladani sirah nabawiyah. 3. Bidang pembelajaran adab

a) Pengamalan adab yang telah diperoleh dari sekolah.

b) Adab diperoleh dari cara hidup dalam hubungannya dengan manusa, tuhan dan alam sekitar.

Faktor-faktor Pendidikan Islam

Dalam melaksanakan pendidikan agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.

Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :

1. Faktor Tujuan

Faktor tujuan adalah pendidikan dalam prosesnya haruslah mengurai kepada pendekatan diri kepada Allah dan kesempurnaan insani, mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya bagi bahagia dunia dan akhirat.[1]

Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan.

Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.

Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :

(9)

Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya

sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :

“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”. 2. Faktor Pendidik

Faktor pendidik, yaitu guru mempunyai kedudukan yang mulia dan sangat penting. Guru juga memiliki syarat dan sifat yang harus dipenuhi antara lain: guru itu orang tua kedua di depan murid, guru sebagai pewaris nabi, guru sebagai penunjuk jalan dan figur pembimbing keagamaan, guru sebagai sentral figur atau teladan bagi murid, guru sebagai motivator dan guru sebagai seorang yang memahami tingkat perkembangan intelektual murid.

Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan.[2]

Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,

menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis yang luar biasa. Hal itu mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan amal saleh.[3]

Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ;

a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam

b. Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak.

c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.

d. mendidik anak agar berbudi pekerti baik

Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik. Yaitu ;

a. Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran .

b. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.

(10)

Faktor anak didik, yaitu belajar mempunyai peran yang penting dalam kehidupan. Dengan belajar orang jadi pandai, ia akan mengetahui terhadap segala sesuatu yang dipelajarinya. Tanpa belajar, orang tidak akan mengetahui sesuatupun.

Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting karena tanpa adanya factor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu factor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor yang lain.

Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan.

Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat sebagaimana dalam syair ;

نايبب اهعومجم نع كيبنأس * ةتسب لإ ملعلا لاناتللا

نامز لوطو ذاتسأ داشرإو * ةغلبو رابطصاو صرحو ءاكد

Yaitu : 1) Cerdas, 2) bersunguh-sunguh, 3) sabar, 4)mempunyai bekal, 5) mengikuti petunjuk guru, dan 6) Lama Waktunya

4. Faktor Alat Pendidikan

Faktor alat dan metode adalah meliputi materi pendidikan, metode pendidikan dan alat pendidikan langsung.[5]

. Faktor isi atau materi pendidikan

Yang termasuk dalam arti atau materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselengarakan dikeluarga, disekolah dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan beban ataum materi pendidikan, yaitu:

1) Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan;

2) Materi harus dengan peserta didik.

Faktor metode pendidikan

Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi ini dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan bahan atau materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang

(11)

disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.[6]

Metodologi dalam pendidikan mempunyai tugas dan fungsi memberi cara yang baik untuk

pelaksanaan operasional pendidikan Islam. Metodologi harus sejalan dengan substansi dan tujuan ilmu pengetahuan induknya. Dan dalam penerapannya bersumber pada al-Qur’an dan Hadits yang

meliputi:

1. Al-Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Alloh sesuai dengan sasaran dan tempat yang dihadapi. Alloh memberikan metode pengajaran alternatif yaitu pilihan dan setiap individu berbeda kemampuannya.

2. Allah mendidik manusia disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

3. Bersifat multi approach, yaitu melalui pendekatan religiuss, filosofis, sosiokultural dan scientific.[7]

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan factor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.[8]

5. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan, keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan terutama bagi perkembangan anak, bahkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan lingkungan pergaulan juga mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap perkembangan anak. Sedangkan lingkungan yang berujud kesusastraan yang meliputi buku yang bermanfaat dan buku yang merugikan serta merusak juga mempunyai peran yang besar terhadap pembentukan pribadi anakLingkungan merupakan sesuatu yang mempenmgaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Adapun pengaruh lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif, adapun uraiannya sebagai berikut;

a. Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik.

b. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan Negatif bila mana keadaan sekitarnya anak itu tidak memberikan pengaruh baik.

Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal dimana situasi lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi

pembatasKarena itu berhasil atau tidaknya pendidikan agama di sekolah juga banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan daripada anak didik.[9]

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

(12)

Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam dengan memodifikasi konsepsi noeng muhadjir,… mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan islam kedalam lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah merupakan sebuah sistem, artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginka

Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau

terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 4 komponen, yaitu 1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) isi pendidikan dan 5) konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan. Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-komponen tersebut. 1. Tujuan Pendidikan Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan danpendidik dalam suatu masyarakat . Adapun tujuan pendidikan Islam itu sendiri identik dengan tujuan Islam sendiri. Tujuan pendidikan Islam adalah memebentuk manusia yang berpribadi muslim kamil serta berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 102. Mengenai tujuan pendidikan, menurut Klaus Mollenhaver yang memunculkan “Teori Interaksi” menyatakan bahwa “di dalam pendidikan itu selalu ada (dijumpai) mengenai masalah tujuan pendidikan”. 2. Peserta Didik Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong 1981 mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar belakang budaya masyarakat peserta didik ? bagaimanakah tingkat kemampuan anak didik ? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik disekolah ? dan

bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah ? Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak didik. 3. Pendidik Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik.

Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja.. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah 1) orang dewasa, 2) orang tua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan. Orang Dewasa Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa , yakni: (1) manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap, (2) manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu,

(13)

sendiri atau perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri, (4) manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh inisiatif, (5) manusia yang telah mencapai umur kronologs paling rendah 18 th, (6) manusia berbudi luhur dan berbadan sehat, (7) manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga, dan (8) manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat. Orang Tua Kedudukan orang tua sebgai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan berlandaskan pada hubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.

Guru/Pendidik di Sekolah Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan-persyaratan pribadi maupun persyaratan-persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasrkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut,

kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yangingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan Selain orang dewasa, orang uta dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagaam sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan atau

pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan. 4. Isi Pendidikan Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Isi pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan, dan berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan. Untuk mencapai manusia yang ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu sebagai hakikat manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan. Macam-macam isi pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan sosial, pendidikan civic, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan peindidikan jasmani. 5. Konteks yang Memepengaruhi Suasana Pendidikan Lingkungan Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan sosial. Sarana Sarana atau media pendidikan berguna untuk membantu dalam proses pendidikan sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode Metode dimaksudkan sebagai jalan dalam sebuah transfer nilai pendidikan oleh pendidik kepada peserta didik. Oleh karena itu pemakaian metode dalam pendidikan Islam mutlak

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa upaya yang selama ini telah dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Bhineka Karya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa upaya yang selama ini telah dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Bhineka Karya

Penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pendidikan inklusi di SD Negeri Sumberari III adalah bagaimana sesuatu atau hal-hal yang telah diajarakan oleh guru agama

Dari pengertian istilah tersebut di atas, (Sistem dan Pendidikan Islam) apabila dipadukan, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendidikan Islam adalah keseluruhan

Dalam salah satu nota Islamic education in Indonesia yang disusun oleh bagian pendidikan Departemen Agama pada tanggal 1 September 1956, tugas bagian pendidikan

Dari pengertian keberhasilan belajar dan pengertian pendidikan agama islam yang telah diuraikan, maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keberhasilan belajar pendidikan

Dari wawancara yang dilakukan peneliti bersama dengan pihak guru Pendidikan Agama Islam dan Siswa SMP Negeri 18 Lau maka dapat disimpulkan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam dalam

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai Religius Hasil Belajar Siswa SMPIT Al Imaroh Perencanaan termasuk sesuatu