PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan karakter, karakter sangatlah penting, terutama karakter religius dan disiplin dalam pendidikan sekolah. Membentuk karakter yang religius dan disiplin bukanlah hal yang mudah bagi guru, karena pembentukan karakter memerlukan perilaku keteladanan dari guru itu sendiri. Langkah awal guru pendidikan agama Islam dalam membiasakan siswa menanamkan pendidikan karakter religius dan disiplin di sekolah adalah sebagai berikut: (1) Setiap anak yang memasuki lingkungan sekolah hendaknya mengucapkan salam, (2) Saat bertemu dengan guru atau bertemu dengan guru. teman, hendaknya menyapa dan berjabat tangan, (3) tidak mengucapkan kata-kata kotor di lingkungan sekolah jika sedang marah kepada guru atau teman, (4) membiasakan berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan nada yang lembut dan sopan, ( 5) Membiasakan menjaga kebersihan sekolah, (6) Membiasakan berangkat dan pulang sekolah tepat waktu.
Penanaman karakter religius dan disiplin sejalan dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam kurikulum pendidikan karakter. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan guru khususnya guru PAI untuk membentuk karakter religius dan disiplin pada siswa.
Identifikasi masalah
Sebagai guru PAI harus mampu menggunakan pendekatan pembelajaran untuk menarik perhatian siswa agar mempunyai semangat untuk mendalami karakter keagamaan dan kedisiplinan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Karakter Religius dan Disiplin Siswa SMP Negeri di Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara”.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan dampak strategi guru PAI dalam penerapan penanaman karakter religius dan disiplin pada siswa sekolah menengah di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Untuk mengetahui faktor pemungkin dan penghambat terlaksananya penanaman karakter religius dan disiplin pada siswa di sekolah menengah negeri di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara.
Manfaat penelitian
Dan juga untuk mengingatkan betapa pentingnya pembinaan untuk menanamkan karakter religius dan disiplin pada diri siswa, yang tidak hanya berdampak pada kemudahan perilaku siswa dalam belajar dan sosialisasi di masyarakat, tetapi juga mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Sebagai seorang siswa hendaknya dapat mengetahui strategi apa saja yang harus dilakukan oleh seorang guru PAI untuk menumbuhkan karakter religius dan disiplin pada siswanya.
Sistematika Pembahasan
Strategi Guru PAI dalam Menanamkan Karakter Religius dan Disiplin pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Pengaruh Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Karakter Religius dan Disiplin Pada Siswa Sekolah Menengah Negeri Di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Strategi Guru PAI untuk Menanamkan Karakter Religius dan Disiplin Pada Siswa Sekolah Menengah Negeri Di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara.
Pengaruh Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Karakter Religius dan Disiplin Pada Siswa Sekolah Menengah Negeri Di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Karakter Religius dan Disiplin Siswa Sekolah Menengah Negeri Ketahun Bengkulu Utara.
KERANGKA TEORI
Tinjauan Pustaka
Dan guru PAI harus memiliki beragam keterampilan, termasuk yang berkaitan dengan pembinaan karakter religius dan disiplin pada siswa. Peneliti menggunakan metode wawancara untuk menyelidiki data terkait implementasi pengajaran pendidikan agama Islam dalam penanaman karakter religius dan disiplin pada siswa SMA Negeri di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Berikut ini penulis akan menjelaskan satu per satu strategi guru PAI dalam menanamkan karakter religius dan disiplin pada siswa sebagai berikut.
Hal senada diungkapkan guru PAI SMP Negeri 13 Ketahun Bengkulu Utara, Bapak. Hariyono, S. 127 Wawancara Ibu Ayulia Cristy Zaini, S.Pd. Guru PAI SMP Negeri 14 Ketahun.. agar ditambah program ekstrakurikuler menanamkan nilai-nilai karakter religius dan disiplin kepada siswa. Faktor yang memfasilitasi dan menghambat guru pendidikan agama Islam dalam membangun karakter religius dan disiplin siswa di SMA Negeri Ketahun Bengkulu Utara.
Berdasarkan data yang telah disampaikan sebelumnya mengenai strategi guru PAI dalam menanamkan karakter religius dan disiplin pada siswa serta cara pelaksanaannya, maka dapat dibahas sebagai berikut:.
Penelitian Terdahuku
Kerangka berpikir
Agama Islam Untuk Menanamkan Karakter Religius dan Disiplin p Berikut kerangka pemikiran yang akan digunakan untuk mencapai strategi guru PAI dalam menanamkan karakter religius dan disiplin pada siswa SMP Negeri di Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Senada dengan yang disampaikan oleh guru PAI SMP Negeri 15 Ketahun, Bapak Arno, S.Pd, mengatakan bahwa; 130 Wawancara dengan Bpk. Haryono, S.Ag sebagai guru PAI SMP Negeri 13 Ketahun... dapat membiasakan rutinitas keagamaan yang melatih siswa menjadi lebih religius dan disiplin.
Peneliti juga mengatakan hal yang sama kepada Pak. Arno, S.Pd selaku guru PAI SMP Negeri 15 Ketahun diminta untuk menanamkan karakter religius dan disiplin ini pada siswa, maka bapak. Arno, S.Pd. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui penelitian ditemukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter religius dan disiplin di SMP Negeri Ketahun. Kemudian hal tersebut juga diungkapkan oleh guru PAI SMP Negeri 15 Ketahun yaitu Bapak. Arno, S.Pd yang menyampaikan hal tersebut.
Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa guru SMA Negeri selama ini menunjukkan bahwa salah satu strategi yang digunakan untuk menanamkan karakter religius dan disiplin pada siswa adalah dengan perencanaan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan pendekatan Penelitian
Untuk itu empat sekolah menengah negeri di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara akan diteliti dalam penelitian ini.
Tempat dan Tanggal Penelitian
Sumber Data
Sumber data primer adalah sumber data yang berhubungan langsung dengan topik penelitian ini dan data tersebut diperoleh langsung dari kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam yang diperoleh melalui wawancara. Sumber data sekunder yaitu data pendukung dalam penelitian ini yang diperoleh dari bahan bacaan seperti buku dan dokumen, serta hasil observasi terkait gambaran wilayah sekolah pada sekolah menengah negeri di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah perkataan dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dll.
Berkaitan dengan hal tersebut, jelas pada bagian ini data dibedakan menjadi kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.101. Apabila menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data, maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang dapat menjawab atau menjawab pertanyaan dengan baik.
Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipan, dimana peneliti terlibat langsung dalam aktivitas sehari-hari orang yang diamati atau dijadikan sebagai sumber data penelitian.105 Dalam observasi langsung ini peneliti berfungsi sebagai pengamat penuh yang dapat melakukan observasi terhadap gejala atau proses yang terlibat. . terjadi dalam situasi nyata yang diamati langsung oleh pengamat, serta pelaku atau partisipan yang ikut serta dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara, baik di dalam maupun di luar kelas. Observasi langsung ini dilakukan peneliti untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam, interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, kondisi siswa di kelas, kondisi sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses belajar mengajar. sedang belajar. kegiatan pembelajaran, serta kondisi guru dan staf dalam penanaman karakter religius dan disiplin di SMP Negeri Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara.
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan 106. Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur dimana pewawancara menentukan permasalahan dan pertanyaan yang akan diajukan. diminta untuk mencari jawaban terhadap hipotesis yang terstruktur secara ketat.107. Dalam melakukan teknik wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik agar informan mau bekerja sama, dan merasa bebas untuk berbicara serta dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah terstruktur (tertulis), yaitu dengan terlebih dahulu mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan.
Selain itu juga digunakan sebagai acuan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat kegiatan wawancara. 108. Maksud dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau undang-undang, dan sebagainya. berkaitan dengan masalah penelitian, disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter. Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat utama pengumpulan data karena memvalidasi hipotesis yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum yang diterima yang mendukung atau membantu hipotesis tersebut. 109.
Tujuan penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk menggali data dalam bentuk tertulis, seperti deskripsi wilayah penelitian, data guru dan siswa, letak geografis sekolah, dan data-data terkait yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
Teknik Analisa Data
Hakikat reduksi data adalah proses menggabungkan dan membakukan segala bentuk data ke dalam bentuk tertulis untuk dianalisis. Setelah data terkumpul, peneliti mengelompokkan hal-hal yang sejenis ke dalam kategori atau kelompok untuk memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan. Penyajian data merupakan gambaran kumpulan informasi terstruktur yang memberikan kesempatan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan memadukan informasi yang disusun dalam bentuk yang runtut dan mudah dipahami. Pada fase ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dengan data hasil wawancara dengan subjek dan informan dengan tujuan untuk menarik kesimpulan. Peneliti harus mengambil kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik makna maupun kebenaran kesimpulan yang telah disepakati oleh tempat penelitian itu dilakukan.
Peneliti hendaknya menyadari bahwa dalam mencari makna hendaknya menggunakan pendekatan emik, yaitu dari sudut pandang informasi kunci, dan bukan menafsirkan makna menurut pandangan peneliti (pandangan etis). Proses analisis interaktif dimulai dengan pengumpulan data. Peneliti selalu melakukan reduksi data dan kajian data, artinya data yang berupa catatan lapangan dimana seorang peneliti membuat rangkuman dari pengertian yang ada disebut dengan reduksi data. Setelah selesai, peneliti mulai mencoba menarik kesimpulan dengan verifikasi berdasarkan reduksi data dan penyajian data.
Apabila data dalam reduksi data dan penyajian data belum lengkap, maka wajib dilakukan pengumpulan data pendukung kembali.
Teknik Keabsahan Data
Peneliti sedang melakukan sesi wawancara dengan Bpk. Fadholi, S.Pd, M.Pd, Direktur SMP Negeri 14 Ketahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dekripsi Wilayah Penelitian