• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Contoh Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

2018/2019

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progam Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Siti Nurul Azizah NIM: 084141009

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2019

(2)
(3)
(4)





































Artinya : “Sesungguhnya telah ada pula (diri) Rasulullah itu sebagai suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” [Q.S. Al- Ahzab(33):21].*

* Kementerian Agama RI, Al-Ahzab al-Qur’an dan Terjemah (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2014), 420

(5)

Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu Allah SWT atas takdirmu yang sangat luar biasa, sehingga saya bisa menjadi pribadi yang berfikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depanku dalam meraih cita-cita.

Dengan ini saya persembahkan karya tulis untuk Bapak KASIMI dan Ibu SHOFIYAH yang saya cintai Fiddunya Wal Akhirat. Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan sampai berlimpah ruah dari mulai saya lahir hingga menjadi sedewasa ini. Teruntuk Ibu, terima kasih juga atas limpahan do’a yang tak berkesudahan, serta segala hal yang baik Ibu lakukan untuk putrimu ini.

Terima kasih untuk Bapak yang selalu mendokan, serta berusaha mendukung dan mensukseskan untuk putrimu ini. Bapak Ibu terima kasih terima kasih dan terima kasih.

Terima kasih untuk kakak-kakak saya Iwan Hidayat, Moh. Khadafi dan adek saya Dea Lala Kharisma yang selama ini sudah menjadi kakak dan adik buat saya yang luar biasa dalam memberikan do’a, motivasi dan hiburan yang tak pernah ada hentinya.

Terima kasih juga untuk teman penghibur sekaligus motivator bagi saya selama ini Cahya Dwi W, Intan Mega P, Diyah Anggraini S, Lisa Erlina, Rizka Diah P, Marina H. dan yang terakhir terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga besar yang selalu mendukung serta mendoakan saya dalam hal apapun.

Semoga Allah SWT selalu membalas amalan dari kebaikan-kebaikan kita semuanya. Aamiin aamiin aamiin Ya Robbal ‘alaamiin…

(6)

Assalamualaikum, Wr.Wb

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat, taufiq, hidayah dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi yang berjudul “Pengembangan Karakter Peserta Didik Melalui Ekstrakurikuler Di Sekolah Menengah Pertama 01 Islam Jember Tahun Pelajaran 2018/2019” sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana S-1, dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada manusia ter-Agung, manusia paling mulia, manusia pilihan Allah SWT, yang patut kita teladani suri tauladan beliau serta hal-hal atau pun sunnah-sunnah yang telah diajarkan kepada ummatnya yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, juga kita nanti-nanti syafaat beliau kelak di hari kiamat, Aamiin.

Penulis sangat menyadari atas kekurangan dalam penulisan susunan karya ilmiah ini dan menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang memadai selama menuntut ilmu di IAIN Jember.

2. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang selalu memberikan arahan dalam progam perkuliahan yang kami tempuh.

(7)

selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan lapang dada dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, semoga ilmu yang sudah diberikan kepada saya bisa berguna, bermanfaat dan barokah di dunia dan akhirat.

5. Segenap karyawan keperpustakaan yang telah banyak memfasilitasi buku dan tempat sebagai referensi dalam penyelesaian skripsi yang saya buat.

6. Segenap Guru dan Karyawan SMP 01 ISLAM JEMBER telah dengan keterbukaannya memberikan bimbingan, tempat, izin, dan arahan bagi penulis demi terselesainya skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang telah Bapak/Ibu berikan akan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya serta pada masyarakat pada umumnya.

Jember, 23 Agustus 2019 Penulis

Siti Nurul Azizah NIM. 084 141 009

(8)

Jember.

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, karakteristik, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan pengembangan karakter peserta didik adalah suatu usaha untuk mengembangkan sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik dalam suatu lembaga untuk menjadikan yang lebih baik lagi.

Bahwasanya di SMP 01 Islam Jember dalam hal menerapkan pengembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler masih kurang baik, dengan dibuktikannya pada peserta didik yang masih datang terlambat saat kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan, masih ada sebagian peserta didik yang bolos tanpa izin, masih da yang bergurau didalam pelaksanaan, sehingga dengan pernyataan seperti ini dalam pengembangan karakter peserta didik lebih dikembangkan agar menjadi yang lebih baik dan mulia.

Fokus penelitian dalam skripsi ini mengkaji 3 hal yaitu: (1) Bagaimanakah pengembangan karakter religius peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Bagaimanakah pengembangan karakter disiplin peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember Tahun Pelajaran 2018/2019? (3) Bagaimanakah pengembangan karakter tanggung jawab peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember Tahun Pelajaran 2018/2019?

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah Untuk mendeskripsikan pengembangan karakter religius, disiplin dan tanggung jawab peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian field research.

Lokasi penelitian ini di SMP 01 Islam Jember. Penentuan subyek penelitian menggunakan purposive, dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan koleksi data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa: 1) Pengembangan karakter religius peserta didik di SMP 01 Islam Jember dilakukan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis al-Qur’an (BTA), istighasah bersama dan shalat dhuhur berjamaah. 2) Pengembangkan karakter disiplin dalam ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember dilakukan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan shalat dhuhur berjamaah.

3) Pengembangan karakter tanggung jawab peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember dilakukan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler seni kaligrafi dan pramuka.

(9)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

1. Manfaat Teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 10

3. Manfaat IAIN Jember ... 10

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 12

(10)

A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 61

B. Lokasi Penelitian ... 61

C. Subyek Penelitian ... 62

D. Teknik Pengumpulan Data ... 63

E. Analisis Data ... 66

F. Keabsahan Data ... 68

G. Tahap-tahap Penelitian ... 68

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 71

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 71

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 77

C. Pembahasan Temuan ... 87

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran-saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(11)

Lampiran 2: Matrik Penelitian

Lampiran 3: Pedoman Penelitian Observasi Lampiran 4: Pedoman Penelitian Wawancara Lampiran 5: Jurnal Kegiatan Penelitian Lampiran 6: Surat Keterangan Izin Penelitian Lampiran 7: Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 8: Gedung dan Fasilitas Sekolah Lampiran 9: Struktur Organisasi

Lampiran 10: Dokumentasi

(12)

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 16

(13)

A. Latar Belakang Masalah.

Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki Undang-Undang mengatur segala yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang harus di atasi, dibenahi dan di fasilitasi sarana maupun prasarananya. Selain itu, kualitas pendidikan juga harus ditingkatkan seiring pesatnya arus informasi dan globalisasi yang membentuk pemahaman terhadap pendidikan yang semakin berkembang, sehingga menimbulkan inisiatif-inisiatif yang baru untuk pembentukan pribadi, bekal hidup serta pengembangan potensi dan prestasi peserta didik.

Pentingnya fungsi lembaga pendidikan telah ditegaskan oleh bangsa Indonesia. Mengutip isi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menegaskan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan- kekuatan spiritual dalam keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Selain itu, Pendidikan karakter juga dibahas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 3 menegaskan:

1 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No 20 Tahun 2003 (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 2

(14)

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Dari rumusan tersebut dapat terlihat bahwa pendidikan nasional mengemban misi yang tidak ringan lagi, yaitu membangun manusia yang utuh dan paripurna serta untuk memiliki nilai-nilai karakter yang agung disamping juga harus memiliki kekuatan dalam iman dan taqwa yang tangguh. Oleh karena itu, pendidikan menjadi agent of change yang harus mampu melaksanakan dalam perbaikan karakter bangsa.

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.3 Hal yang dimaksud dengan karakter yaitu pendidikan untuk membentuk suatu kepribadian diri seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan- tindakan yang nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.

Pengembangan merupakan cara atau proses. Sedangkan pengembangan karakter peserta didik adalah perbaikan watak atau budipekerti peserta didik untuk menjadikan yang lebih baik lagi.

Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

2 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No 20 Tahun 2003 (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 3

3 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Roskarya, 2012), 42

(15)

masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah seorang individu yang dapat membuat suatu keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.4

Membangun manusia yang memiliki nilai-nilai karakter mulia, seperti yang sudah dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional tersebut, dan dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi komprehensif serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang benar. Terkait dengan hal ini, pendidikan islam memiliki tujuan yang seiring dengan tujuan pendidikan nasional. Secara umum, pendidikan islam mengemban dalam misi utama yaitu memanusiakan manusia, yaitu menjadikan manusia mampu mengemban seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga berfungsi secara maksimal sesuai dengan aturan-aturan yang sudah digariskan oleh Allah dan Rasulullah dan pada akhirnya akan terwujud sebagai manusia yang paripurna.

Menurut buku karya Arnold Toynbee, sejarawan ternama pernah mengungkapkan dari dua puluh satu peradaban dunia yang dapat dicatat, Sembilan belas telah hancur bukan karena penaklukkan dari luar, akan tetapi melainkan pembusukan moral dari dalam yaitu dikarenakan lemahnya

4 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Roskarya, 2012), 41.

(16)

karakter. Hal ini mengindikasikan bahwa karakter adalah sangat penting.

Karakter lebih tinggi nilainya dari pada intelektualitas. Stabilitas kehidupan salah satunya bergantung pada karakter, karena karakter membuat orang mampu bertahan, memiliki stamina untuk tetap berjuang dan sanggup mengatasi ketidakberuntungannya secara bermakna.5 Pernyataan Arnold tampaknya telah lama disadari para founding father bangsa Indonesia, jauh- jauh hari para jenius pendiri bangsa Indonesia telah menyadari betapa pentingnya pembangunan karakter. Pentingnya dari pendidikan karakter bagi kehidupan sudah tidak bisa lagi dipungkiri, dengan karakter manusia dapat memiliki nilai-nilai budi pekerti serta akhlak yang mulia.

Menurut Zakiyah Daradjat, kemerosotan akhlak atau perilaku yang disebabkan kurang tertanamnya jiwa agama pada seorang individu dan tidak terlaksananya dalam pendidikan agama sebagaimana mestinya dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.6 Sedangkan saat ini tugas dan tanggung jawab agama, keluarga dan masyarakat, orang tua cenderung untuk mempercayakan sebagian tanggung jawabnya terhadap guru-guru disekolah dalam mata pelajaran pendidikan agama islam.

Pendidik merupakan seseorang yang dituntut untuk selalu mengupayakan pengembangan karakter dan akhlak mulia peserta didik agar tujuan utama dalam pendidikan yakni selain memiliki kecerdasan dalam diri peserta didik, pendidik juga dituntut untuk membentuk akhlak mulia disamping peserta didik yang cerdas dapat tercapai. Untuk itu, diperlukannya

5 Saptono, Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2011), 16.

6 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), 125.

(17)

sebuah kegiatan yang dapat menunjang suatu ketercapaian dari tujuan tersebut dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP 01 Islam Jember. Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik untuk memiliki pengetahuan dasar penunjang. Kegiatan ekstrakurikuler salah satu sekolah yang digunakan untuk mengembangkan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler yaitu di SMP 01 Islam Jember.

Islam menjelaskan bahwa seseorang yang berkarakter mulia kepada sesama manusia harus memulainya dengan berkarakter mulia kepada Rasul- Nya, sebelum seseorang mencintai sesamanya, bahkan mencintai diri sendiri, ia harus terlebih dahulu mencintai Allah dan Rasul-Nya. Pendidikan karakter dalam islam, tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah SAW dalam pribadi Rasul, terdapat juga nila-nilai akhlak mulia dan agung. Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam al-Quran dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

َك َهَّللا َرَكَذَو َريخلآا َمْوَ يْلاَو َهَّللا وُجْرَ ي َناَك ْنَميل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ يهَّللا يلوُسَر يفِ ْمُكَل َناَك ْدَقَل اارًيثِ

( ١٢ )

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu sebagai suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.7

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa karakter yang mulia merupakan pengaruh dari suatu nilai yang harus diterapkan dalam

7 Kementerian Agama RI, Al-Ahzab al-Quran dan Terjemah (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2014), 420.

(18)

kehidupan sehari-hari. Diharapkan dapat membantu peserta didik dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin tinggi dengan mampu memiliki dan berperilaku dengan baik yang sesuai dengan ketentuan agama, oleh karena itu dalam menerapkan nilai-nilai karakter akan mudah diberikan melalui jalur pendidikan yang membawanya ke dampak pada perjalanan hidup bahkan karier anak dikemudian hari.

Ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar memiliki pengetahuan dasar penunjang.

Pendidikan karakter adalah suatu hal-hal yang positif yang dilakukan oleh seorang pendidik disebuah Lembaga dan berpengaruh terhadap karakter peserta didik yang sedang diajarnya.8 Karakter peserta didik tidak hanya diterapkan melalui pembelajaran yang ada dalam kelas, tetapi juga dapat diterapkan melalui pembelajaran yang ada diluar kelas, sehingga dalam menerapkan karakter peserta didik ini tidak ada batasan-batasannya. Sekolah menjadi tempat yang ideal untuk menerapkan karakter peserta didik yakni dengan melihat banyaknya peluang waktu yang terkontrol juga diarahkan dalam proses pembelajaran baik dalam ruangan maupun diluar ruangan.

8 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Roskarya, 2012), 43.

(19)

Dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, dapat diperoleh data bahwa di SMP 01 Islam Jember dalam menerapkan pengembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler sudah cukup baik, akan tetapi masih perlu adanya pengembangan yang lebih baik untuk menjadikan karakter yang lebih mulia lagi. Sebab dalam praktiknya di SMP 01 Islam Jember peserta didik masih banyak yang memiliki karakter yang kurang baik, dibuktikannya dengan peserta didik masih banyak yang suka datang terlambat, kurangnya belajar saat di rumah, dan juga banyaknya peserta didik yang suka bolos dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya. Sesuai dengan pernyataan Bapak Syaiful Bahri, selaku kepala sekolah di SMP 01 Islam Jember mengatakan bahwa dalam proses pengembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler ini tentunya pendidik ikut serta berperan juga dalam membimbing peserta didik untuk menerapkan karakter yang lebih baik lagi.

Karena tanpa seorang pembimbing peserta didik tidak akan menghasilkan karakter yang baik dan mulia. Sehingga kepala sekolah menunjuk salah satu pendidik di SMP 01 Islam Jember untuk menjadi pembimbing dalam ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 9

Pendidikan karakter terdapat 18 macam nilai karakter, misalnya:

religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, cinta tanah air, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, menghargai prestasi, komunikatif/bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

9 Syaiful Bahri, Wawancara, Jember, 24 Oktober 2018.

(20)

peduli sosial, dan tanggung jawab.10 Dari 18 karakter diatas peserta didik di SMP 01 Islam Jember ini mengembangkannya tidak hanya dalam proses belajar matapelajaran dikelas maupun disekolah, namun dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah mereka juga bisa mengetahui karakter- karakter yang diterapkan dalam ekstrakurikuler tersebut.

Di SMP 01 Islam Jember peneliti mengamati terdapat beberapa karakter yang diterapkan melalui ekstrakurikuler yaitu karakter religius, disiplin dan tanggung jawab, dengan pengembangan karakter melalui ekstrakurikuler bisa menjadi bekal peserta didik untuk selalu mempunyai jiwa yang religius, disiplin dan tanggung jawab yang lebih baik lagi jika sudah terjun di lingkungan masyarakat, sehingga masalah tersebut melatar belakangi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019”

B. Fokus Penelitian.

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat ditetapkan fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan karakter religius peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019?

2. Bagaimana pengembangan karakter disiplin peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019?

10 Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif (Jakarta:

Erlangga Group, 2012), 5

(21)

3. Bagaimana pengembangan karakter tanggung jawab peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan sebuah penelitian.11 Hal ini harus mengacu terhadap masalah-masalah yang sesuai dengan fokus masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Mendiskripsikan pengembangan karakter religius peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019.

2. Mendiskripsikan pengembangan karakter disiplin peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019.

3. Mendiskripsikan pengembangan karakter tanggung jawab peserta didik melalui ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember tahun pelajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini berisikan tentang sebuah kontribusi dari proses penelitian yang akan didapatkan setelah melakukan sebuah penelitian.

Manfaat penelitian ini dapat berupa manfaat secara teoritis dan manfaat

11 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 45.

(22)

praktis, dan tidak hanya itu penelitian juga harus terealistis dari penjelasan tersebut, maka tersusunlah manfaat penelitian sebagai berikut:

(23)

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih pemikiran guna memperkaya khazanah keilmuan dalam pengembangan karakter melalui ekstrakurikuler.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti.

Penelitian ini memberikan pengalaman dan lahan kepada peneliti dalam menulis karya ilmiah secara teori dan praktek.

b. Bagi Lembaga Pendidikan.

Diharapkan dapat memberikan sebuah wawasan dan masukan bagi lembaga pendidikan yang terkait dalam pendidikan karakter sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan yang terutama pada lembaga pendidikan.

c. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan sumbangsih dalam menambah dan mewarnai nuansa ilmiah di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang khususnya pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

E. Definisi Istilah.

Definisi istilah digunakan sebagai acuan peneliti untuk menghindari dari adanya kesalah-tafsiran dalam menginterpretasi isi dari karya tulis ini.

Maka dari itu, peneliti juga perlu menjelaskan dan menegaskan definisi dari

(24)

setiap kata-kata yang mendukung dari variabel pada proposal ini. Adapun pengertian dari setiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan karakter peserta didik.

Pengembangan adalah suatu proses, cara, maupun perbuatan yang mengembangkan. Sedangkan karakter yang berarti tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dapat membedakan individu dengan individu yang lain, dan watak. Sehingga yang dimaksud pengembangan karakter peserta didik adalah pengembangan dari watak atau karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik untuk menjadikannya yang lebih baik lagi. Pengembangan karakter peserta didik di SMP 01 Islam Jember yaitu karakter religius, karakter disiplin dan karakter tanggung jawab.

2. Ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan sebuah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar memiliki pengetahuan dasar yang menunjang.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dilaksanakan di sekolah, dapat juga dilaksanakan diluar sekolah guna memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember yang dimaksud seperti baca tulis al-Qur’an (BTQ), istighosah, hadrah, kaligrafi dan pramuka.

(25)

F. Sistematika Pembahasan.

Adapun sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu:

Bab satu merupakan dasar dari penelitian yakni berupa pendahuluan, yang berisi gambaran-gambaran secara singkat mengenai keseluruhan pembahasan sekaligus memberikan rambu-rambu untuk masuk ke bab-bab berikutnya. Dimulai dari latar belakang, fokus penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab dua yang berisikan kajian kepustakaan. Pada bagian akan dipaparkan beberapa kajian terdahulu dan kajian teori yang berhubungan dengan penelitian atau skripsi agar mendapatkan gambaran secara umum mengenai pembahasan dalam skripsi

Bab tiga yang digunakan oleh peneliti yang berisi pendekatan dan jenis penelitian. Lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan peneliti.

Bab empat yang berisikan pelaksanaan peneliti secara empiris yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis data, serta diakhiri dengan pembahasan temuan dari lapangan. Bab ini berfungsi sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh gunakan menemukan kesimpulan.

Bab lima yang berisikan kesimpulan dan saran-saran. Bab ini untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian dan berupa kesimpulan, dengan

(26)

kesimpulan ini akan membuat makna dari peneliti yang telah dilakukan.

Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran sebagi pendukung di dalam penemuan kelengkapan data skripsi.

(27)

A. Penelitian Terdahulu

Kajian terdahulu penting dilakukan untuk mengetahui dimana letak perbedaan dan persamaan yang akan peneliti angkat dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya, sehingga nantinya tidak terjadi pengulangan dan peniruan (plagiasi) penulisan karya ilmiah yang sama, dengan mendasarkan pada beberapa literatur yang berkaitan dengan “karakter peserta didik”. Oleh karena itu dibawah ini ada beberapa kajian skripsi yang ditulis oleh peneliti lain, yaitu:

1. Ulfa Nur Fitria (2016), mahasiswi dari IAIN Jember dengan judul penelitian “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Institut Agama Islam Negeri Jember”. Dengan menggunakan metode kualitatif, jenis description research dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dari penanaman nilai-nilai pendidikan karakter religius dengan pembiasaan shalat berjamaah setiap kegiatan, pembiasaan shalat tahajud setiap kegiatan, pembiasan doa-doa, pembiasaan kegiatan mingguan tahlilan malam jumat, berjiwa wirausaha dan jurnalistik, karakter disiplin dengan menjaga waktu dan menaati peraturan atau tata tertib. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

(28)

dilakukan adalah sama-sama menanamkan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka, sedangkan penelitian yang akan dilakukan pengembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler.

2. Niam Pathul Hadi (2014), mahasiswa dari IAIN Wali Songo dengan judul penelitian “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Kelas IX Di SMP Hasanudin 04 Semarang” dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk materi pendidikan karakter dalam PAI pada kelas IX yang dilaksanakan di SMP Hasanudin 04 Semarang ialah materi PAI yang memerlukan pengajaran, keteladanan, dan refleksi akhlak, ibadah, dan aqidah. Poin yang terpenting dalam pendidikan karakter dalam PAI pada kelas IX di SMP Hasanudin 04 Semarang adalah mengajarkan kepada peserta didik untuk berperilaku dengan tuntunan sesuai al-Quran dan sunah-Nya. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang pendidikan karakter, akan tetapi perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jika penelitian terdahulu memfokuskan pendidikan karakter dalam mata pelajaran PAI, sedangkan penelitian yang akan dilakukan memfokuskan pada pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

(29)

3. Anis Lailatul Fitriah (2018), mahasiswi dari IAIN Jember dengan judul penelitian “Penanaman Nila-Nilai Karakter Melalui Koperasi Siswa Di Madrasah Aliyah Walisongo Tegalwangi Umbulsari Jember Tahun Pelajaran 2017/2018” skripsi ini menggunakan penelitian kualtatif jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik yang di gunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode kualitatif deskriptif model interaksi model Miles Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Dan keabsahan data diuji dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di Madrasah Aliyah Walisongo Tegalwangi Umbulsari Jember memberikan wadah dalam menerapkan nilai-nilai karakter yang diterapkan melalui koperasi siswa yang ada disekolah tersebut. Nilai-nilai karakter yang diterapkan dalam menjaga koperasi siswa yaitu nilai-nilai tanggung jawab dan kedisiplinan. Yang nantinya dan disiplin dalam segala hal jika sudah dimasyarakat. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang pendidikan karakter, akan tetapi perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jika penelitian terdahulu memfokuskan pendidikan karakter melalui koperasi siswa, sedangkan penelitian yang akan dilakukan memfokuskan pada pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

(30)

Tabel 1.1

Persamaan dan Perbedaan dalam Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Ulfa Nur Fitriana

mahasiwi dari IAIN Jember 2016.

Penanaman Nilai- Nilai Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka di Institut Agama Islam Jember.

Sama-sama mempunyai fokus tentang nilai-nilai karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler.

Penelitian terdahulu:

penanaman nilai- nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan:

pngembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler.

2. Niam Pathul Hadi mahasiswa dari UIN Wali Songo (2014).

Implementasi

Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Kelas IX Di SMP Hasanudin 04 Semarang.

Sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,

mempunyai fokus pendidikan karakter.

Penelitian terdahulu:

memfokuskan pendidikan karakter dalam mata

pelajaran PAI.

Sedangkan

penelitian yang akan dilakukan:

pengembangan karakter melalui ekstrakurikuler.

3. Anis Lailatul Fitriah mahasiswi dari IAIN Jember (2018).

Penerapan Nilai- Nilai Karakter Melalui Koperasi Siswa Di Madrasah Aliyah Walisongo Tegalwangi- Umbulsari Tahun Pelajaran 2017/2018.

Sama-sama mempunyai fokus penelitian tentang karakter.

Penelitian terdahulu:

penerapan nilai-nilai karakter melalui koperasi sekolah.

Sedangkan

penelitian yang akan dilakukan:

pengembangan karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler.

(31)

B. Kajian Teori

1. Pengembangan Karakter Peserta Didik.

a. Pengembangan Karakter Peserta Didik.

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.

Sedangkan pengembangan karakter peserta didik adalah memperbaiki sebuah budi pekerti atau watak yang dimiliki oleh peserta didik yang merupakan bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan suatu kehendak atau kemauan yang menghasilkan tenaga, dimana budi diartikan sebagai pikiran, perasaan dan kemauan, sedangkan pekerti diartikan tenaga.8

Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan purnaan struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan tersebut yang dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan pergantian hal-hal yang lama dan memperoleh hal yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan-perbandingan yang ideal tentang struktur tubuh manusia.9Semua proses perkembangan akan berjakan dengan irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hokum-hukum perkembangan yang dapat dipercaya.

Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development

8 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, pilar dan Implementasi (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014), 130

9 Sunarto, Perkembangan peserta didik, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002), 74

(32)

(usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah.

Karakter memiliki peran yang sangat penting bagi manusia sebagai penanda dalam keberadaan manusia, karena bukti manusia terletak pada karakter yang sempurna dan sudut pandang Ilmu yang di peroleh. Sehingga orang yang berilmu cenderung mudah untuk berkarakter baik karena faham akan esensi karakter sebagai penanda manusia yang utuh dan tidak.

Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik juga.10 Melihat pentingnya sebuah karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkannya melalui sebuah proses pembelajaran disekolah.

Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya suatu tujuan hidup. Karakter merupakan dorongan dari

10 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2011), 1.

(33)

pilihan untuk bisa menentukan yang terbaik dalam hidupnya.11 Individu yang berkarakter baik dan unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik pula terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara, pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) pada dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

Sementara untuk pengertian secara istilah (terminologis) telah dikemukakan oleh beberapa ahli yang diantaranya yakni menurut Doni Koesoema dalam Asmani memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakter ristik, gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentuk yang diterima dari lingkungannya, misalnya pengaruh dari keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang yang sudah ada sejak lahir.12

Seseorang yang berkarakter baik adalah seseorang yang bisa membuat keputusan dan siap untuk mempertanggung jawabkan setiap akibat dari sebuah keputusan yang diperbuatnya, begitu pula dengan sebaliknya. Pembentukan karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yang salah satunya yakni lingkungan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan perilaku seorang individu.

Pengertian yang secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan mau berbuat baik, nyata dalam

11 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, 22.

12Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Diva Press, 2013), 28.

(34)

kehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungannya) yang sudah terpatri dalam diri dan terwujud kedalam perilaku.13 Karena membuat peserta didik berkarakter adalah tugas dari pendidikan yang esensinya adalah membangun manusia dengan seutuhnya yaitu manusia yang mulia dan berkarakter. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada peserta didik, akan tetapi pendidikan karakter juga mengajarkan untuk menanamkan dan menerapkan kebiasaan tentang nilai yang baik, sehingga peserta didik paham, mampu merasakan dan mau menerapkan sepanjang masa

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang disengaja dalam membantu seseorang untuk memahami, menjaga, dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter mulia. Pendidikan karakter tidak bisa dibiarkan jalan begitu saja tanpa adanya suatu upaya-upaya yang cerdas dan pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, tanpa adanya upaya yang cerdas pendidikan karakter tidak akan menghasilkan manusia yang pandai sekaligus menggunakan kepandaiannya dalam rangka bersikap dan berperilaku baik (berkarakter mulia).14

b. Tujuan Pendidikan Karakter Peserta Didik.

Tujuan dari pendidikan karakter yaitu pembentukan dari kepribadian manusia yang baik. Pendidikan karakter adalah fasilitas

13 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienchiehie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 42.

14 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2017), 23.

(35)

untuk penguatan dan pengembangan dari nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku seorang anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).15 Penguatan dan pengembangan pendidikan di sekolah tidak sekedar hanya pemberian nilai kepada peserta didik, tetapi mempelajari proses peserta didik untuk memahami suatu nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang engarahkan pada suatu pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia terhadap peserta didik yang secara utuh, terpadu, serta seimbang sesuai dengan standart kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter ini, diharapkan untuk peserta didik mampu secara mandiri dalam meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasi nila-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujudnya dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter ini lebih menutamakan dalam pertumbuhan seorang individu yang ada di dalam pendidikan. Pendidikan karakter satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari penanaman nilai dalam peserta didik dan pembaharuan kualitas dalam lembaga pendidikannya yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Nilai-nilai Karakter Peserta Didik.

15 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 9.

(36)

Nilai merupakan suatu tipe kepercayaan yang berada pada suatu lingkup sistem kepercayaan dimana seorang bertindak atau menghindari dari tindakan maupun mengenai sesuatu yang telah dianggap pantas atau tidak pantas.16 Nilai menjadi sebuah acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan suatu keyakinannya, serta menjadi daya untuk mendorong dalam hidup untuk member makna dan pengabsahan pada tindakan seseorang. Oleh karena itu, nilai menjadi sangat penting dalam suatu kehidupan seseorang untuk memilih tindakannya atau memilih suatu yang bermakna bagi kehidupannya.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan, yang berdasarkan pada norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Kementrian pendidikan nasional yang disebut Kemendiknas telah merumuskan dengan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya untuk membangun karakter bangsa. Dan juga dapat dicontohkan nilai karakter yang merujuk pada Nabi Muhammad SAW, sebagai tokoh agung yang paling berkarakter.

Terdapat 4 nilai karakter yang terdapat pada diri Rasulullah yaitu:

16 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi) (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 66.

(37)

Shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathanah (penyatuan kata dan perbuatan).

Berikut ini akan dikemukakan 18 nilai karakter menurut Kemendiknas dari buku pendidikan karakter dalam metode aktif, inovatif, dan kreatif sebagai berikut:17

1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianutnya, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

2) Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerinkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan, sehingga menjadikan seseorang yang bersangkutan sebagai pribadi yag dapat dipercaya.

3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal yang lainnya yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka serta dapat hidup tenang ditengah perbedaab tersebut.

4) Disiplin, yakni krbiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

5) Kerja keras, yakni perilaku yang mewujudkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga di titik darah penghabisan)

17 Retno listyarti Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif (Jakarta: Erlangga Group, 2012 ), 5-8.

(38)

dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lainnya dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecakan suatu masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

7) Mandiri, yaknisikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun pesoalan.

Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama dengan kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

8) Demokratis, yakni sikap dan cara berfikir yang sudah mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merat antara dirinya dengan orang lain.

9) Rasa ingin tahu, yakni secara berfikir sikap dan perilaku yang mencerminkan perasaan dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar dan dipelajari secara lebih mendalam.

10) Nasionalisme, yakni suatu sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

11) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangsa, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Sehingga tidak

(39)

mudah untuk menerima bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

12) Menghargai prestasi, yakni terbukanya terhadap prestasi orang lain dan mengakui pada kekurangan sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

13) komunikatif, yakni sikap dan tindakan terbuka dengan orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

14) Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dengan komunitas ataupun masyarakat tertentu.

15) Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksa untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik dari buku, jurnal, majalah, Koran dan sebagainya.

Sehingga menimbulkan suatu kebijakan bagi dirinya sendiri.

16) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan dari lingkungan sekitarnya.

17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupuan masyarakat yang membutuhkannya.

18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku daro seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.

(40)

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diidentifikasi dan bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Dari sumber-sumber tersebut kemudian diidentifikasikan dengan nilai-nilai yang sudah termuat dalam pendidikan karakter. Sehingga diperoleh 18 nilai yang sudah di paparkan diatas, akan tetapi dalam penelitian ini nilai karakter yang diterapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember hanya terdapat nilai karakter religius, nilai karakter disiplin, dan nilai karakter tanggung jawab.

d. Karakter Religius.

Sikap patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadapajaran agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk dari agama lain. Pemahaman hal baik-buruk, salah-benar, adil-curang, boleh-dilarang serta makna tanggung jawab diajarkan dan ditemukan dalam perilaku keseharian. Sikap religius yang tertanam dan berkembang, apabila seorang mempunyai karakter yang baik terkait dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, seluruh kehidupannya pun akan menjadi baik.18 Nilai-nilai tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Stark dan Glock ada lima unsur yang dapat mengembangkan manusia religius, yaitu keyakinan agama, ibadah, pengetahuan agama, dan konsekuensi dari keempat unsur tersebut.

Keyakinan agama adalah kepercayaan atas doktrin ketuhanan seperti

18 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011), 88.

(41)

percaya terhadap adanya Tuhan, Malaikat, Akhirat, Surga, Neraka, Takdir, dll. Tanpa keimanan memang tidak akan akan tampak keberagaman. Maka keimanan yang abstrak tersebut perlu didukung oleh perilaku keagamaan yang bersifat praktis, yaitu ibadah. Ibadah adalah cara melakukan penyembahan kepada Tuhan dengan segala rangkaiannya. Ibadah itu dapat meremajakan keimanan, menjaga diri dari kemerosotan budi pekerti atau dari mengikuti hawa nafsu yang berbahaya. Ibadah itu pula yang dapat menimbulkan rasa cinta pada keluhuran, gemar mengerjakan akhlak yang mulia dan amal perbuatan yang baik dan suci.

Maka ibadah disini bukan berarti ibadah yang bersifat langsung penyembahan kepada Tuhan.berkata jujur dan tidak berbohong juga ibadah apabila disertai dengan niat hanya kepada Tuhan. Pengetahuan agama adalah pengetahuan tentang ajaran agama yang meliputi berbagai seni dalam suatu agama, misalnya pengetahuan tentang sembahyang, puasa, zakat, dan sebagainya. Pengetahuan agama pun bisa berupa pengetahuan tentang riwayat perjuangan Nabinya, peninggalan dan cita-citanya yang menjadi panutan dan teladan umatnya. Pengalaman agama adalah perasaan yang dialami orang beragama seperti rasa tenang, tentram, bahagia, syukur, taat, patuh, takut dan sebagainya. Pengalaman agama ini terkadang cukup mendalam beralih dari satu agama ke agama yang lainnya, atau dari satu aliran ke aliran lainnya dalam satu agama. Terakhir konsekuensi

(42)

dari keempat unsur tersebut adalah akulturasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan, dan perilaku atau tindakan.

Dengan demikianlah, hal yang bersifat agresif (penjumlahan) dari unsur lain. Walaupun demikian, sering kali pengetahuan beragama tidak berkonsekuensi pada perilaku keagamaan. Ada orang-orang yang pengetahuan agamanya baik tapi sikap, ucapan, dan tindakannya tidak sesuai dengan norma-norma agama.19

Karakter religius meliputi:

1) Patuh dalam melaksanakan ajaran agama.

Patuh dalam melaksanakan ajaran agama yaitu mengikuti aturan-aturan yang baik dalam agama. Semisalnya mengerjakan sholat lima waktu dengan tepat waktu, membaca surah-surah al- Qur’an, berpuasa, zakat dan lain sebagainya. Yang dimaksud disini yaitu sesuatu yang sudah diajarkan oleh agama dan kita tinggal melaksanakan dengan sungguh-sungguh.

2) Rajin beribadah/shalat

Shalat adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Shalat adalah kegiatan menghadap pencipta dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan salah satu penghubung antara hamba dan Tuhannya.

19 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 3- 4.

(43)

Shalat juga merupakan sebesar-besarnya tanda iman dan seagung- agungnya syiar agama. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, tentang wajibnya melaksanakan shalat dalam Al-Qur’an surat Al- Baqarah, 2:43

اوُميِقَأَو َةلاَّصلا اوُتآَو

َةاَكَّزلا اوُعَكْراَو َعَم َيِعِكاَّرلا (

٣٤ )

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah:

43)20

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun. Pukullah mereka bila meninggalkan shalat pada saat mereka berusia sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 3) Karakter Disiplin.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan arti disiplin ialah ketaatan pada peraturan. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.21 Disiplin merujuk pada intruksi sistematis yang diberikan kepada murid, untuk mendisiplinkan atau menginstruksikan orang untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu.

Disiplin merupakan pengganti untuk motivasi, disiplin ini diperlukan dalam rangka menggunakan pemikiran sehat untuk

20 Departemen Agama RI Al-Qur’an, 7.

21 Kemendiknas, 2010, 9.

(44)

melakukan jalannya tindakan yang terbaik pada hal-hal yang lebih dikehendaki. Disiplin berarti kontrol penguasa diri terhadap implus yang tidak diinginkan atau proses pengarahan implus pada suatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai dampak yang lebih besar. Sikap disiplin juga dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang disiplin akan memiliki sikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang ingin diraihnya.22 Dengan kedisiplinan pada diri seseorang terbangunlah sebuah niat yang cukup kuat, motivasi yang utuh serta dengan bersungguh-sungguh maka akan berada pada tujuan akhir yang ingin diraihnya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas bahwa nilai disiplin adalah perilaku individu yang menunjukkan ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku.

Ciri dari sikap disiplin adalah sebagai berikut:

22 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), 296.

(45)

a) Mematuhi Aturan atau Tata Tertib Sekolah.

Tata tertib sekolah adalah merupakan serangkaian peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam keadaan tertentu. Dengan disiplin siswabersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu serta menjadi larangan tertentu. Ketersediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas sekolah. Ciri sikap disiplin sekolah sendiri merupakan salah satu tempatbagi siswa dalam belajar mengenai kedisiplinan, tetapi masih saja dijumpai siswa yang melanggar peraturan. Perilaku disiplin tentu tidak hanya mencakup mengenai waktu, melainkan perilaku dan sikap dalam bagaimana kita menaati aturan yang ada. Oleh karena itu, betapa pentingnya menegakkan kedisiplinan dalam lingkup sekolah dengan menaati peraturan yang sudah di tegakkan disekolah ini.

b) Hadir Tepat Waktu.

Hadir tepat waktu merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan ketaatan terhadap waktu. Menghargai waktu itu penting, seorang disebut disiplin apabila mengerjakan sesuatu dengan tepat waktu, maka akan selesai dengan tepat waktu juga.

(46)

4) Karakter Tanggung Jawab.

Tanggung jawab ialah kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melaksanakan tugas atau kewajiban, manusia hidup juga tidak akan lepas dari tanggung jawab. Tanggung jawab manusia mencangkup mulai dari tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan selaku umat yang beragama.23

Kemampuan seseorang untuk menjalankan kewajiban karena sebuah dorongan dari dalam dirinya juga merupakan sebuah tanggung jawab. Orang yang memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap jiwanya serta kesadaran dan kewajiban tinggi yang tidak hanya menuntut untuk hak nya saja akan sanggup mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukan.

Tanggung jawab dapat diwujudkan melalui proses pelatihan yang intensif sejak dini melalui pengalaman, pembiasaan, pelembagaan, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, tanggung jawab juga harus dilatih melalui sanksi atau sebuah hukuman apabila tidak ditunaikan, sehingga orang tidak mudah untuk melepaskan tanggung jawab.

Ciri-ciri dari sikap orang yang bertanggung jawab adalah sebagai berikut:

23 Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya (Yogyakarta: Multi Presindo, 2013), 80.

(47)

a) Melaksanakan Tugas Piket Dengan Sungguh-Sungguh/Dapat Dipercaya.

Dapat dipercaya adalah keutamaan pada sikap dan cara berfikir serta perilaku yang dibuat, sehingga orang merasa aman dengan sikap tersebut. Seseorang dapat dipercaya karena tidak memutar balikkan sebuah fakta yang ada, mempermainkan, menipu atau memanipulasi dan mengubah kenyataan yang kita hadapi.24 Ketika melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh yang sudah dikehendaki untuk diperbuat, maka mengerjakannya tanpa berpaling dari apa yang harus dikerjakannya.

b) Menempatkan dan Membereskan Kembali Barang-Barang Seseorang yang melepas tanggung jawab yang di bebankan kepadanya akan berakibat pada dirinya, sering kali bukan hanya menimpa bagi seorang individu yang bersangkutan, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian bagi orang lain seperti dalam keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.25 Semisal kita meminjam atau mengembalikan barang terhadap orang lainkita mempunyai karakter tanggung jawab untuk mengembalikan atau membereskannya kembali seperti semula. Dengan seperti ini kita juga belajar berkarakter dengan baik tidak membebankan terhadap orang lain.

24 Mangunhardjana, Pendidikan Karakter ( Jakarta: Diva Press, 2017), 61.

25 Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, 82.

(48)

Orang yang memiliki karakter tanggung jawab akan selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya dari segala kekurangan dan kelemahan serta kesalahan. Maka seorang peserta didik yang memiliki karakter tanggung jawab akan mengembalikan atau membereskan kembali barang-barang yang sudah digunakannya.

Makan karakter seperti ini membangun peserta didik untuk kesehariannya.

2. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan salah satu wadah yang sangat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di luar jam mata pelajaran yang ditempuh selama di sekolah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pendidik dapat mengembangkan karakter yang dimiliki peserta didik dan meningkatkan wawasan yang lebih luas juga kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

a. Ekstrakurikuler Keagamaan

Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mepunyai nilai lebih dari biasa. Searah dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler disekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambahan yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan

(49)

kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang.26 Kegiatan disamping dilaksanakan di sekolah, dapat juga dilaksanakan diluar sekolah guna memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan atau kemampuan meningkat nilai/sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dari kurikulum sekolah. Dan kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa, selain itu juga untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki.

Dalam bahasa ilmiah popular, kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan diluar rencana pelajaran. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar kelas dan diluar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatnya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui dirinya dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya wajib maupun

26 Abdul Rachmad Shaleh, Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa (Jakarta: PT Grafindo Prenada, 2005), 170.

(50)

pilihan.27 Menurut Sulistyorini ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan di sekolah, namun dalam pelaksanaanya berada diluar jam pelajaran resmi dikelas”. Artinya diluar jam-jam pelajaran yang tercantum dalam jadwal pelajaran. “Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik.28

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan penunjang dalam ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya terkait dengan pengembangan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Karena kegiatan ekstrakurikuler dijadikan sebagai wadah kegiatan peserta didik diluar pelajaran atau di luar kegiatan kurikuler.

Menurut Piet A. Sahertian, Kegiatan ekstrakurikuler adalah Kegiatan diluar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan peserta didik mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.29 Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya di jam efektif disekolah saja, namun jam

27 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2008) 187.

28 Muhammad Fatturrohman dan Sulistyorini, Esensi Manajemen Pendidikan Islam Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalimedia,2012) 80.

29 Piet A. Suhertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), 132.

(51)

diluar juga bisa melaksanakn kegiatan ekstrakurikuler. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler peserta didik bisa menambah wawasan demham lebih luas lagi dan mengembangkan karakter dengan ekstrakurikuler yang disukai.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang pelaksanaanya di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu luang siswa dengan hal- hal positif yang bertujuan agar peserta didik mampu untuk memperluas wawasannya, mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya melalui jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler (Ekskul) merupakan suatu kegiatan peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar di sekolah yang sangat potensial untuk menciptakan peserta didik yang kreatif, berinovasi, terampil dan berprestasi. Kegiatan ekstrakurikuler ini sangat signifikan, karena banyaknya peserta didik yang pandai dalam membagi waktu dengan banyaknya aktivitas yang dilakukannya sehingga membuatnya menjadi anak yang cerdas.30 Maka dari itu kegiatan ekstrakurikuler juga mengajarkan berbagai macam pengetahuan. Kegiatan

“Ekstrakurikuler” adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

30 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 22.

Gambar

6  Foto kegiatan Upaya Pengembangan Karakter  Peserta Didik Melalui Ekstrakurikuler di Upaya  Pengembangan Karakter Peserta Didik Melalui  Ekstrakurikuler

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter yang meliputi Religius, Jujur, Tanggung Jawab, Toleransi,

Perbedaannya SDN Ketawanggede mengembangkan karakter religius, peduli sosial, mandiri dan disiplin, sedangkan SDI Surya Buana mengembangkan karakter religius, tanggung jawab,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab anak di SMP N 2 Patebon tahun

Memiliki kemampuan karakter yang baik (sopan, jujur, rajin, tanggung jawab, disiplin, kasih sayang, berani), kemampuan konseptual, kemampuan teknikal, kemampuan kontekstual,

Program pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Surakarta dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar, ekstrakurikuler dan penerapan karakter di lingkungan sekolah, upaya

Terdapat beberapa penelitian yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang berjudul Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Religious Melalui Ekstrakurikuler Kepramukaan Di Madrasah Aliyah

Seperti yang disampaikan Bapak Fathoni sebagai guru pembelajaran Al-quran yaitu: “Ketika saya menjelaskan suatu materi tentang kaidah tajwid maka saya akan melakukan proses tanya jawab

Bagi pendidik, kajian tentang pembiasaan shalat dhuha dan dzuhur berjamaah serta kontribusinya dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 9 Jember dan SMP Islam Al-Hidayah