BAB I PENDAHULUAN
B. Kajian Teori
1. Pengembangan Karakter Peserta Didik.
a. Pengembangan Karakter Peserta Didik.
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.
Sedangkan pengembangan karakter peserta didik adalah memperbaiki sebuah budi pekerti atau watak yang dimiliki oleh peserta didik yang merupakan bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan suatu kehendak atau kemauan yang menghasilkan tenaga, dimana budi diartikan sebagai pikiran, perasaan dan kemauan, sedangkan pekerti diartikan tenaga.8
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan purnaan struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan tersebut yang dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan pergantian hal-hal yang lama dan memperoleh hal yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan-perbandingan yang ideal tentang struktur tubuh manusia.9Semua proses perkembangan akan berjakan dengan irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hokum-hukum perkembangan yang dapat dipercaya.
Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development
8 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, pilar dan Implementasi (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), 130
9 Sunarto, Perkembangan peserta didik, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002), 74
(usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah.
Karakter memiliki peran yang sangat penting bagi manusia sebagai penanda dalam keberadaan manusia, karena bukti manusia terletak pada karakter yang sempurna dan sudut pandang Ilmu yang di peroleh. Sehingga orang yang berilmu cenderung mudah untuk berkarakter baik karena faham akan esensi karakter sebagai penanda manusia yang utuh dan tidak.
Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik juga.10 Melihat pentingnya sebuah karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkannya melalui sebuah proses pembelajaran disekolah.
Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya suatu tujuan hidup. Karakter merupakan dorongan dari
10 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2011), 1.
pilihan untuk bisa menentukan yang terbaik dalam hidupnya.11 Individu yang berkarakter baik dan unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik pula terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara, pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) pada dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
Sementara untuk pengertian secara istilah (terminologis) telah dikemukakan oleh beberapa ahli yang diantaranya yakni menurut Doni Koesoema dalam Asmani memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakter ristik, gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentuk yang diterima dari lingkungannya, misalnya pengaruh dari keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang yang sudah ada sejak lahir.12
Seseorang yang berkarakter baik adalah seseorang yang bisa membuat keputusan dan siap untuk mempertanggung jawabkan setiap akibat dari sebuah keputusan yang diperbuatnya, begitu pula dengan sebaliknya. Pembentukan karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yang salah satunya yakni lingkungan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan perilaku seorang individu.
Pengertian yang secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan mau berbuat baik, nyata dalam
11 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, 22.
12Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Diva Press, 2013), 28.
kehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungannya) yang sudah terpatri dalam diri dan terwujud kedalam perilaku.13 Karena membuat peserta didik berkarakter adalah tugas dari pendidikan yang esensinya adalah membangun manusia dengan seutuhnya yaitu manusia yang mulia dan berkarakter. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada peserta didik, akan tetapi pendidikan karakter juga mengajarkan untuk menanamkan dan menerapkan kebiasaan tentang nilai yang baik, sehingga peserta didik paham, mampu merasakan dan mau menerapkan sepanjang masa
Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang disengaja dalam membantu seseorang untuk memahami, menjaga, dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter mulia. Pendidikan karakter tidak bisa dibiarkan jalan begitu saja tanpa adanya suatu upaya-upaya yang cerdas dan pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, tanpa adanya upaya yang cerdas pendidikan karakter tidak akan menghasilkan manusia yang pandai sekaligus menggunakan kepandaiannya dalam rangka bersikap dan berperilaku baik (berkarakter mulia).14
b. Tujuan Pendidikan Karakter Peserta Didik.
Tujuan dari pendidikan karakter yaitu pembentukan dari kepribadian manusia yang baik. Pendidikan karakter adalah fasilitas
13 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienchiehie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 42.
14 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2017), 23.
untuk penguatan dan pengembangan dari nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku seorang anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).15 Penguatan dan pengembangan pendidikan di sekolah tidak sekedar hanya pemberian nilai kepada peserta didik, tetapi mempelajari proses peserta didik untuk memahami suatu nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang engarahkan pada suatu pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia terhadap peserta didik yang secara utuh, terpadu, serta seimbang sesuai dengan standart kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter ini, diharapkan untuk peserta didik mampu secara mandiri dalam meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasi nila-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujudnya dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter ini lebih menutamakan dalam pertumbuhan seorang individu yang ada di dalam pendidikan. Pendidikan karakter satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari penanaman nilai dalam peserta didik dan pembaharuan kualitas dalam lembaga pendidikannya yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Nilai-nilai Karakter Peserta Didik.
15 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 9.
Nilai merupakan suatu tipe kepercayaan yang berada pada suatu lingkup sistem kepercayaan dimana seorang bertindak atau menghindari dari tindakan maupun mengenai sesuatu yang telah dianggap pantas atau tidak pantas.16 Nilai menjadi sebuah acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan suatu keyakinannya, serta menjadi daya untuk mendorong dalam hidup untuk member makna dan pengabsahan pada tindakan seseorang. Oleh karena itu, nilai menjadi sangat penting dalam suatu kehidupan seseorang untuk memilih tindakannya atau memilih suatu yang bermakna bagi kehidupannya.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan, yang berdasarkan pada norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Kementrian pendidikan nasional yang disebut Kemendiknas telah merumuskan dengan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya untuk membangun karakter bangsa. Dan juga dapat dicontohkan nilai karakter yang merujuk pada Nabi Muhammad SAW, sebagai tokoh agung yang paling berkarakter.
Terdapat 4 nilai karakter yang terdapat pada diri Rasulullah yaitu:
16 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi) (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 66.
Shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathanah (penyatuan kata dan perbuatan).
Berikut ini akan dikemukakan 18 nilai karakter menurut Kemendiknas dari buku pendidikan karakter dalam metode aktif, inovatif, dan kreatif sebagai berikut:17
1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianutnya, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dan berdampingan.
2) Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerinkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan, sehingga menjadikan seseorang yang bersangkutan sebagai pribadi yag dapat dipercaya.
3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal yang lainnya yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka serta dapat hidup tenang ditengah perbedaab tersebut.
4) Disiplin, yakni krbiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.
5) Kerja keras, yakni perilaku yang mewujudkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga di titik darah penghabisan)
17 Retno listyarti Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif (Jakarta: Erlangga Group, 2012 ), 5-8.
dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lainnya dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecakan suatu masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.
7) Mandiri, yaknisikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun pesoalan.
Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama dengan kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.
8) Demokratis, yakni sikap dan cara berfikir yang sudah mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merat antara dirinya dengan orang lain.
9) Rasa ingin tahu, yakni secara berfikir sikap dan perilaku yang mencerminkan perasaan dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar dan dipelajari secara lebih mendalam.
10) Nasionalisme, yakni suatu sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
11) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangsa, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Sehingga tidak
mudah untuk menerima bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
12) Menghargai prestasi, yakni terbukanya terhadap prestasi orang lain dan mengakui pada kekurangan sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.
13) komunikatif, yakni sikap dan tindakan terbuka dengan orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
14) Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dengan komunitas ataupun masyarakat tertentu.
15) Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksa untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik dari buku, jurnal, majalah, Koran dan sebagainya.
Sehingga menimbulkan suatu kebijakan bagi dirinya sendiri.
16) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan dari lingkungan sekitarnya.
17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupuan masyarakat yang membutuhkannya.
18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku daro seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diidentifikasi dan bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Dari sumber-sumber tersebut kemudian diidentifikasikan dengan nilai-nilai yang sudah termuat dalam pendidikan karakter. Sehingga diperoleh 18 nilai yang sudah di paparkan diatas, akan tetapi dalam penelitian ini nilai karakter yang diterapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP 01 Islam Jember hanya terdapat nilai karakter religius, nilai karakter disiplin, dan nilai karakter tanggung jawab.
d. Karakter Religius.
Sikap patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadapajaran agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk dari agama lain. Pemahaman hal baik-buruk, salah-benar, adil-curang, boleh-dilarang serta makna tanggung jawab diajarkan dan ditemukan dalam perilaku keseharian. Sikap religius yang tertanam dan berkembang, apabila seorang mempunyai karakter yang baik terkait dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, seluruh kehidupannya pun akan menjadi baik.18 Nilai-nilai tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Stark dan Glock ada lima unsur yang dapat mengembangkan manusia religius, yaitu keyakinan agama, ibadah, pengetahuan agama, dan konsekuensi dari keempat unsur tersebut.
Keyakinan agama adalah kepercayaan atas doktrin ketuhanan seperti
18 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011), 88.
percaya terhadap adanya Tuhan, Malaikat, Akhirat, Surga, Neraka, Takdir, dll. Tanpa keimanan memang tidak akan akan tampak keberagaman. Maka keimanan yang abstrak tersebut perlu didukung oleh perilaku keagamaan yang bersifat praktis, yaitu ibadah. Ibadah adalah cara melakukan penyembahan kepada Tuhan dengan segala rangkaiannya. Ibadah itu dapat meremajakan keimanan, menjaga diri dari kemerosotan budi pekerti atau dari mengikuti hawa nafsu yang berbahaya. Ibadah itu pula yang dapat menimbulkan rasa cinta pada keluhuran, gemar mengerjakan akhlak yang mulia dan amal perbuatan yang baik dan suci.
Maka ibadah disini bukan berarti ibadah yang bersifat langsung penyembahan kepada Tuhan.berkata jujur dan tidak berbohong juga ibadah apabila disertai dengan niat hanya kepada Tuhan. Pengetahuan agama adalah pengetahuan tentang ajaran agama yang meliputi berbagai seni dalam suatu agama, misalnya pengetahuan tentang sembahyang, puasa, zakat, dan sebagainya. Pengetahuan agama pun bisa berupa pengetahuan tentang riwayat perjuangan Nabinya, peninggalan dan cita-citanya yang menjadi panutan dan teladan umatnya. Pengalaman agama adalah perasaan yang dialami orang beragama seperti rasa tenang, tentram, bahagia, syukur, taat, patuh, takut dan sebagainya. Pengalaman agama ini terkadang cukup mendalam beralih dari satu agama ke agama yang lainnya, atau dari satu aliran ke aliran lainnya dalam satu agama. Terakhir konsekuensi
dari keempat unsur tersebut adalah akulturasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan, dan perilaku atau tindakan.
Dengan demikianlah, hal yang bersifat agresif (penjumlahan) dari unsur lain. Walaupun demikian, sering kali pengetahuan beragama tidak berkonsekuensi pada perilaku keagamaan. Ada orang-orang yang pengetahuan agamanya baik tapi sikap, ucapan, dan tindakannya tidak sesuai dengan norma-norma agama.19
Karakter religius meliputi:
1) Patuh dalam melaksanakan ajaran agama.
Patuh dalam melaksanakan ajaran agama yaitu mengikuti aturan-aturan yang baik dalam agama. Semisalnya mengerjakan sholat lima waktu dengan tepat waktu, membaca surah-surah al- Qur’an, berpuasa, zakat dan lain sebagainya. Yang dimaksud disini yaitu sesuatu yang sudah diajarkan oleh agama dan kita tinggal melaksanakan dengan sungguh-sungguh.
2) Rajin beribadah/shalat
Shalat adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Shalat adalah kegiatan menghadap pencipta dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan salah satu penghubung antara hamba dan Tuhannya.
19 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 3- 4.
Shalat juga merupakan sebesar-besarnya tanda iman dan seagung- agungnya syiar agama. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, tentang wajibnya melaksanakan shalat dalam Al-Qur’an surat Al- Baqarah, 2:43
اوُميِقَأَو َةلاَّصلا اوُتآَو
َةاَكَّزلا اوُعَكْراَو َعَم َيِعِكاَّرلا (
٣٤ )
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah:
43)20
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun. Pukullah mereka bila meninggalkan shalat pada saat mereka berusia sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 3) Karakter Disiplin.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan arti disiplin ialah ketaatan pada peraturan. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.21 Disiplin merujuk pada intruksi sistematis yang diberikan kepada murid, untuk mendisiplinkan atau menginstruksikan orang untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu.
Disiplin merupakan pengganti untuk motivasi, disiplin ini diperlukan dalam rangka menggunakan pemikiran sehat untuk
20 Departemen Agama RI Al-Qur’an, 7.
21 Kemendiknas, 2010, 9.
melakukan jalannya tindakan yang terbaik pada hal-hal yang lebih dikehendaki. Disiplin berarti kontrol penguasa diri terhadap implus yang tidak diinginkan atau proses pengarahan implus pada suatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai dampak yang lebih besar. Sikap disiplin juga dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang disiplin akan memiliki sikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang ingin diraihnya.22 Dengan kedisiplinan pada diri seseorang terbangunlah sebuah niat yang cukup kuat, motivasi yang utuh serta dengan bersungguh-sungguh maka akan berada pada tujuan akhir yang ingin diraihnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas bahwa nilai disiplin adalah perilaku individu yang menunjukkan ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku.
Ciri dari sikap disiplin adalah sebagai berikut:
22 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), 296.
a) Mematuhi Aturan atau Tata Tertib Sekolah.
Tata tertib sekolah adalah merupakan serangkaian peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam keadaan tertentu. Dengan disiplin siswabersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu serta menjadi larangan tertentu. Ketersediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas sekolah. Ciri sikap disiplin sekolah sendiri merupakan salah satu tempatbagi siswa dalam belajar mengenai kedisiplinan, tetapi masih saja dijumpai siswa yang melanggar peraturan. Perilaku disiplin tentu tidak hanya mencakup mengenai waktu, melainkan perilaku dan sikap dalam bagaimana kita menaati aturan yang ada. Oleh karena itu, betapa pentingnya menegakkan kedisiplinan dalam lingkup sekolah dengan menaati peraturan yang sudah di tegakkan disekolah ini.
b) Hadir Tepat Waktu.
Hadir tepat waktu merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan ketaatan terhadap waktu. Menghargai waktu itu penting, seorang disebut disiplin apabila mengerjakan sesuatu dengan tepat waktu, maka akan selesai dengan tepat waktu juga.
4) Karakter Tanggung Jawab.
Tanggung jawab ialah kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melaksanakan tugas atau kewajiban, manusia hidup juga tidak akan lepas dari tanggung jawab. Tanggung jawab manusia mencangkup mulai dari tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan selaku umat yang beragama.23
Kemampuan seseorang untuk menjalankan kewajiban karena sebuah dorongan dari dalam dirinya juga merupakan sebuah tanggung jawab. Orang yang memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap jiwanya serta kesadaran dan kewajiban tinggi yang tidak hanya menuntut untuk hak nya saja akan sanggup mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukan.
Tanggung jawab dapat diwujudkan melalui proses pelatihan yang intensif sejak dini melalui pengalaman, pembiasaan, pelembagaan, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, tanggung jawab juga harus dilatih melalui sanksi atau sebuah hukuman apabila tidak ditunaikan, sehingga orang tidak mudah untuk melepaskan tanggung jawab.
Ciri-ciri dari sikap orang yang bertanggung jawab adalah sebagai berikut:
23 Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya (Yogyakarta: Multi Presindo, 2013), 80.
a) Melaksanakan Tugas Piket Dengan Sungguh-Sungguh/Dapat Dipercaya.
Dapat dipercaya adalah keutamaan pada sikap dan cara berfikir serta perilaku yang dibuat, sehingga orang merasa aman dengan sikap tersebut. Seseorang dapat dipercaya karena tidak memutar balikkan sebuah fakta yang ada, mempermainkan, menipu atau memanipulasi dan mengubah kenyataan yang kita hadapi.24 Ketika melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh yang sudah dikehendaki untuk diperbuat, maka mengerjakannya tanpa berpaling dari apa yang harus dikerjakannya.
b) Menempatkan dan Membereskan Kembali Barang-Barang Seseorang yang melepas tanggung jawab yang di bebankan kepadanya akan berakibat pada dirinya, sering kali bukan hanya menimpa bagi seorang individu yang bersangkutan, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian bagi orang lain seperti dalam keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.25 Semisal kita meminjam atau mengembalikan barang terhadap orang lainkita mempunyai karakter tanggung jawab untuk mengembalikan atau membereskannya kembali seperti semula. Dengan seperti ini kita juga belajar berkarakter dengan baik tidak membebankan terhadap orang lain.
24 Mangunhardjana, Pendidikan Karakter ( Jakarta: Diva Press, 2017), 61.
25 Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, 82.
Orang yang memiliki karakter tanggung jawab akan selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya dari segala kekurangan dan kelemahan serta kesalahan. Maka seorang peserta didik yang memiliki karakter tanggung jawab akan mengembalikan atau membereskan kembali barang-barang yang sudah digunakannya.
Makan karakter seperti ini membangun peserta didik untuk kesehariannya.
2. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan salah satu wadah yang sangat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di luar jam mata pelajaran yang ditempuh selama di sekolah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pendidik dapat mengembangkan karakter yang dimiliki peserta didik dan meningkatkan wawasan yang lebih luas juga kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
a. Ekstrakurikuler Keagamaan
Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mepunyai nilai lebih dari biasa. Searah dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler disekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambahan yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan