PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
Pendidikan berbasis karakter merupakan kegiatan pembelajaran yang menyangkut pengembangan nilai-nilai karakter peserta didik melalui serangkaian proses pembelajaran. Pembentukan nilai-nilai karakter tersebut dilakukan melalui prosesi, pertemuan, upacara, pelantikan, berkemah dan hiking.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh perguruan tinggi khususnya Kiai Haji Achmad Siddiq Jember khususnya program pascasarjana Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan kurikulum pendidikan dan memperluas ilmu keilmuan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Definisi Penelitian
Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah kegiatan non kurikuler formal yang dilakukan oleh siswa sekolah, yang diselenggarakan di luar jam pelajaran standar kurikulum untuk mempelajari Pramuka.
Sistematika Penulisan .................................................................................. 1 1
Bab ketiga metodologi penelitian yaitu bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis yang digunakan, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, teknik pengumpulan data dengan menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara dan observasi, analisis data dengan kondensasi data, penyajian data dan penarikan. , kemudian keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan terakhir tahapan penelitian. Bagian ini merupakan penyajian data yang diperoleh di lapangan melalui data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penelitian Terdahulu
Keempat, disertasi yang ditulis oleh Dewi Khumairoh, mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Jember dengan judul “Internalisasi Karakter Religius Melalui Program Pengembangan Diri di SMA Al-Fuqon Jember”. Kedelapan, disertasi yang ditulis oleh Siti Mutholinah, mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul “Internalisasi Karakter Religius Siswa di SMA (Multi Site Study di SMAN 1 dan 3)”.
Kajian Teori
- Internalisasi
- Pendidikan Karakter
- Nilai Religius
- Ekstrakurikuler Pramuka
Pada tahap ini, seseorang sudah mulai aktif menyikapi nilai-nilai yang berkembang di luar dan menyikapinya. Dan pengorganisasian suatu sistem nilai dalam dirinya, yaitu suatu cara hidup dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai yang diyakininya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai hal yang mendasar.
Nilai-nilai tersebut juga digambarkan sebagai perilaku moral.47 Pendidikan karakter selama ini hanya dilaksanakan pada tingkat prasekolah/madrasah (TK). Sedangkan tujuan pendidikan karakter yang tertuang dalam pedoman pelaksanaan pendidikan karakter Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai pembentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: 1) pengembangan potensi . siswa agar menjadi orang yang baik hati, berakal budi dan baik hati. 67 Ridhahani, , pengembangan nilai karakter berdasarkan Al-Qur'an, (Bnjarmasin: IAIN Antar Sari Press, 2016) Hal 27. karena sesungguhnya setiap baik dan buruknya datangnya dari Allah.
Ada beberapa nilai karakter yang berkaitan dengan kebangsaan.. nilai-nilai agama di atas hanya sedikit saja, masih banyak lagi nilai-nilai agama yang dapat dikembangkan oleh para pendidik untuk meningkatkan karakter siswa.
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, dimana penelitian ini dilakukan secara intensif, rinci dan mendalam mengenai suatu program, peristiwa dan kegiatan, seperti pada tingkat individu, kelompok orang, lembaga. atau organisasi. untuk mendapatkan pengetahuan mendalam tentang acara tersebut. 81. Dalam bidang pendidikan, studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan secara mendalam dan komprehensif dengan memasukkan subjek penelitian terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki. 82 Untuk melakukan penelitian, seseorang dapat menggunakan metode penelitian ini sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan keterampilan yang dimilikinya. Bondowoso telah memprogramkan kegiatan kepramukaan sebagai program ekstrakurikuler yang unggul dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter peserta didik.
Kehadiran Peneliti
Sumber data dalam penelitian perolehan nilai karakter religius melalui ekstrakurikuler kepanduan di Madresah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso terdiri dari orang-orang yang telah memiliki berbagai informasi tentang perolehan nilai karakter religius di sekolah, yang meliputi sekolah. direktur, pemimpin pramuka, dokumen, hasil pengamatan peneliti yang berkaitan dengan kegiatan lembaga. Pada tahap ini data yang terkumpul diolah dengan tujuan untuk menemukan hal-hal pokok dalam menganalisis perolehan nilai-nilai karakter religius melalui ekstrakurikuler kepanduan di MAN Bondowoso. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan sementara berupa proses pemerolehan nilai-nilai karakter keagamaan melalui ekstrakurikuler kepanduan di MAN Bondowoso.
Dan ketiga, transinternalisasi nilai-nilai karakter keagamaan melalui ekstrakurikuler kepanduan di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso. Transaksi nilai-nilai karakter keagamaan melalui ujian kepramukaan di MAN Bondowoso sangat efektif berkat penerapan Tri.
Subyek Penelitian
Sumber Data
Alasan penentuan informan tersebut adalah, pertama, mereka merupakan aktor yang terlibat langsung dalam perolehan nilai-nilai karakter keagamaan melalui penelitian program ekstrakurikuler di Madresah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso, kedua, mengetahui secara langsung permasalahan yang dikaji oleh para informan. peneliti, ketiga. , mereka lebih memiliki kendali atas berbagai informasi akurat, mengenai permasalahan yang terjadi di MAN Bondowoso.
Teknik Pengumpulan Data
Dengan demikian, penelitian observasi partisipan dapat menghasilkan data dari berbagai informan yang diperlukan untuk analisis yang utuh, tajam dan tepat terhadap tingkat signifikansi perilaku yang diamati dalam kegiatan pembelajaran. Dengan observasi ini juga dapat digunakan untuk memverifikasi dan mengecek kembali data-data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi, sehingga nantinya dapat menunjang keabsahan data yang diperoleh, dan cara ini sangat cocok untuk mengetahui internalisasi nilai-nilai. karakter religius melalui program ekstrakurikuler kepanduan di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso. Dalam partisipasi pasif, penelitian dilakukan di lokasi kegiatan orang yang diamati, namun tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Susan Stainback menjelaskan dalam Sugiyona bahwa dengan mewawancarai peneliti akan mempelajari hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menafsirkan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak dapat ditemukan melalui observasi.90. Pertimbangan penggunaan teknik ini, seperti yang dikemukakan oleh Suhardji Sigit, adalah wawancara digunakan untuk menemukan sesuatu yang tidak dapat ditemukan melalui pemantauan atau observasi, seperti perasaan, pikiran, serta sesuatu yang terjadi pada situasi dan waktu sebelumnya.91 Dalam Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara mendalam kepada pihak sekolah induk dan pimpinan pramuka di MAN Bondowoso.
Analisis Data
Dengan menunjukkan data atau menyajikan data, maka akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.97 Miles dan Huberman mengatakan bahwa penyajian data bertujuan untuk menemukan pola yang bermakna dan memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan pengambilan keputusan. Penyajian data dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari makna dari data yang diperoleh kemudian menyusunnya secara sistematis dari bentuk informasi yang kompleks ke bentuk informasi yang sederhana namun selektif. Pada tahap ini peneliti merangkum hasil penelitian secara sistematis sehingga diketahui pola dan fokus pelaksanaannya, melalui kesimpulan data diberi makna yang relevan dengan fokus penelitian.
Verifikasi Data: Penarikan kesimpulan selalu didasarkan pada seluruh data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain kesimpulan harus berdasarkan data, bukan sekedar angan atau keinginan peneliti.98 Pada tahap ini merupakan proses dimana peneliti mampu menggambarkan internalisasi nilai-nilai karakter keagamaan melalui pelatihan pramuka di MAN Bondowoso.
Keabsahan Data
- Tahap-Tahap Penelitian
Analisis data merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan dalam penelitian, setelah memperoleh data dari tempat penelitian, data tersebut terus dianalisis menggunakan hasil catatan lapangan untuk mengetahui tujuan penelitian. cara dan waktu yang berbeda. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik dan metode dalam penelitian ini. Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari sumber yang berbeda.99 Triangulasi teknik atau metode adalah menguji kredibilitas data dengan cara memeriksa data dari sumber yang sama dengan menggunakan teknik atau metode yang berbeda.
Apabila ketiga teknik pengujian reliabilitas data menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data terkait atau pihak lain untuk memastikan data tersebut dianggap akurat. 100. Data yang dikumpulkan dari observasi, dokumentasi dan wawancara diidentifikasi untuk memudahkan peneliti menganalisis sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang diinginkan.
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
Paparan Dan Analisis Data
Kegiatan Pramuka di MAN Bondowoso menawarkan trans-internalisasi nilai-nilai karakter keagamaan, dimana anak laki-laki dan anak perempuan yang belum beragama Islam tidak boleh berkumpul. Berdasarkan temuan peneliti, transformasi nilai-nilai karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MAN Bondowoso dilakukan oleh pembina dan guru melalui komunikasi verbal dengan anggota pramuka. Dalam kegiatan penemuan transaksi nilai keagamaan di MAN Bondowoso ini dihasilkan materi keagamaan tentang doa.
Peneliti sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai internalisasi nilai-nilai karakter keagamaan melalui kegiatan kepramukaan di luar sekolah. Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Keagamaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan di Madrasah Aliyah Negeri Bondowoso” benar-benar karya asli saya sendiri, kecuali kutipan yang dijadikan sumber literatur.
Temuan........................................................................................................ 9 7
Transaksi Nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekastarakurikuler
Trans-Internalisasi Nilai Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekastarakurikuler
PENUTUP
Kesimpulan
Transformasi nilai-nilai karakter religius melalui pendidikan pramuka di MAN Bondowoso dilakukan oleh pimpinan pramuka, dan materi tertentu diberikan oleh ahlinya, begitu pula materi keagamaan diberikan oleh guru agama yang mengajar di MAN Bondowoso. Dan dalam penyampaian materinya, sifat pengabdiannya tidak terkesan menggurui, melainkan memberikan ajakan, nasehat, nasehat dan motivasi kepada para santri untuk bersama-sama memahami nilai-nilai agama, sehingga nantinya akan tumbuh karakter religius dalam dirinya. murid-murid. Satya, Dasa Dharma, Sandi Ambalan dan ajaran yang diberikan di MAN Bondowoso kepada siswa akan bersifat religius.
Proses transinternalisasi terjadi ketika latihan rutin berlangsung, dimana setiap latihan selalu diawali dengan pembacaan doa bersama. Apabila saling berpapasan, maka setiap anggota wajib mengucapkan salam, apalagi jika bertemu dengan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas, para anggota harus bersalaman dengan guru yang ditemuinya dan lain-lain.Sementara anggota pramuka dan pemandu melakukan kegiatan keagamaan mingguan seperti seperti tahlilan, yasinan dan istighosah. Mengenai pengaruh kegiatan yang bernilai islami dalam kegiatan kepramukaan terhadap karakter siswa di MAN 1 Bondowoso, maka kegiatan keislaman dalam kepramukaan adalah sebagai berikut.
Saran
- Pedoman Pengumpulan Data
- Surat Izin Penelitian
- Surat Selesai Penelitian
- Surat Keterangan Bebas Plagiasi
- Riwayat Penulis
- Legalisir Abstrak
Siti Mutholingah, 2013, “Internalisasi Karakter Religius Siswa di Sekolah Menengah (Studi Multi Lokasi di SMAN 1 dan 3)”. Siti Nur Saidah, 2018, “Internalisasi Nilai Karakter Religius Dalam Program Kegiatan Keagamaan di SMP Negeri 1 Kencong Tahun Pelajaran 2017/2018”. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung pembentukan karakter religius anda melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka?
Menurut bapak/ibu, apa saja faktor penghambat pembentukan karakter religius melalui kegiatan kepramukaan di luar sekolah? Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan rekreasi pramuka?