INTERNALISASI NILAI-NILAI
KITAB AL-TIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN
DALAM MEMBENTUK AKHLAK SANTRI PENGHAFAL QURAN DI PONDOK PESANTREN NURUL QARNAIN SUKOWONO JEMBER
TESIS
Oleh :
ABDIL GUFRON ANSHORULLAH NIM: 203206030001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
SEPTEMBER 2022
ii
INTERNALISASI NILAI-NILAI
KITAB AL-TIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN
DALAM MEMBENTUK AKHLAK SANTRI PENGHAFAL QURAN DI PONDOK PESANTREN NURUL QARNAIN SUKOWONO JEMBER
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
Oleh :
ABDIL GUFRON ANSHORULLAH NIM: 203206030001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA UIN KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
SEPTEMBER 2022
iii
iv
v ABSTRAK
Abdil Gufron Anshorullah, 2022, Internalisasi Nilai-nilai-Nilai-nilai Kitab Al- Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran Untuk Membentuk Akhlak Santri Penghafal Quran di Madrasatul Quran Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN KH Achmad Siddiq Jember. Pembimbing I: Dr. Abdul Muis, M.Si. Pembimbing II: Dr. H.
Zainuddin Al-Haj, Lc. M.Pd.I
Kata Kunci: Internalisasi nilai-nilai, Kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, akhlak santri penghafal Quran.
Akhlak merupakan inti pokok pendidkan Islam agar bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Baik kepada sesama manusia dan yang paling penting adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dinilai-nilai sukses untuk membina dan mendidik santrinya agar memiliki akhlak yang mulia. Madrasatul Quran Nurul Qarnain adalah salah satu lembaga pendidikan nonformal yang fokus mendalami Al-Quran dari segi hafalan, pemahaman dan pengamalannya.
Fokus dan tujuan penelitian pada tesis ini adalah Bagaimana internalisasi nilai-nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember, Bagaimana internalisasi nilai-nilai sabar dalam kitab Al- Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember, Bagaimana internalisasi nilai-nilai bersungguh-sungguh dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember. Sedangkan, Metode penelitian pada tesisi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan lebih spesifik lagi menggunakan jenis penelitian studi kasus.
Hasil Penelitian dari tesis ini adalah terdapat tiga kesimpulan. Pertama, bahwa internalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran di PP. Nurul Qarnain Sukowono ini sudah dilaksanakan dengan sangat baik melalui pembelajaran kitab ini. Yakni dengan upaya memotivasi santri agar selalu ikhlas dalam menghafal Quran, sehingga santri yang belajar kitab tersebut mampu menghayati nilai-nilai ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, internalisasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran kepada santri penghafal Quran Menanamkan nilai sabar kepada santri-santri penghafal Quran yakni menanamkan rasa sabar saat menghafal dan mengulang hafalan Al-Quran.
Ketiga, Cara internalisasi nilai bersungguh-sungguh yang digunakan oleh ustadz pengajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran ini dengan memotivasi beradasarkan nilai di dalam kitab dan memberikan contoh riil dari cerita ulama salaf yang selalu bersungguh-sungguh dalam belajar dan menghafal Al-Quran.
vi ABSTRACT
Abdil Gufron Anshorullah, 2022, Internalizing the Values of the Book of Al- Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran to Form the Morality of Students Who Memorize Quran at Madrasatul Quran of Nurul Qarnain Islamic Boarding School of Sukowono Jember. Graduate Thesis. Master of Islamic Education Program at Islamic State University of KH Achmad Siddiq Jember. Advisor I:
Dr. Abdul Muis, M.Si. Advisor II: Dr. H. Zainuddin Al-Haj, Lc. M.Pd.I Keywords: Internalizing the values, Kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, the morality of students who memorize Quran.
Morality is the major core of Islamic education applied in everyday life, whether it is to fellow human beings in general or to Allah and His Messenger in particular. Moreover, Islamic boarding school is considered as successful sample of educational institution in fostering and educating the students to possess noble character. Furthermore, Nurul Qarnain Madrasatul Quran is a non-formal educational institution focusing on studying in depth the Quran in terms of memorizing, understanding and practicing it.
The focus and objectives of the research appear to be on how to internalize sincere values in the book of Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran in forming the morality of students who memorize Quran at Nurul Qarnain Islamic Boarding School of Sukowono Jember, and how to internalize the values of patience in the book of Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran in forming the morality of students who memorize Quran at Nurul Qarnain Islamic Boarding School of Sukowono Jember, and how to internalize the earnest values in the book Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran in forming the morality of students who memorize Quran at Nurul Qarnain Islamic Boarding School of Sukowono Jember. Meanwhile, the research method in this graduate thesis uses a qualitative approach as it uses the type of case study research in particular.
The research findings reveal that there are three conclusions. First, the internalization of sincere values in the book Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran at Nurul Qarnain Islamic Boarding School of Sukowono Jember has been conducted favorably through studying this book in depth, which is by motivating students to always be sincere in memorizing the Quran hence they are able to live up to the values of sincerity in everyday life. Second, the internalization of the value of patience in the book of Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, to students who memorize Quran, has instilled the value of patience and has instilled a sense of patience when memorizing and repeating the memorization of Quran. Third, the method of internalizing the earnest values used by those who taught the book of Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran consists of giving motivation based on the values in the book and by providing real examples from stories of learning and memorizing Quran of so- called earnest salaf scholars.
vii
صّخلم ثحبلا
نارفغلا دبع للهاراصنا
، 2222 تسا ، ي قلاخا لعلج نآرقلا ةلحم بدآ في نايبتلا باتك في قلاخلأا ميق باع
ةعمابج ةيملاسلإا ةينيدلا ةيبرت في يرتسجاملل ،يملعلا ثحبلا ،رابجم ةيرقب يننرقلارون دهعبم نآرقلا ظافح بلاط ني دلا نيز .د :نياثلا فرشلما.يرتسجالما زعلما دبع .د :لولأا فرشلما ،رابجم قّدص يهايك جلحا
يرتسجالما
تسلاا :ةيسئارلا تاملكلا ي
.نآرقلا ظافح بلاط قلاخا ،نآرقلا ةلمح بدآ يف نايبتلا باتك ،باع
ويلا ةايلحا قيبطت في أّزجتيلا أزج وهو قلخلأا سرد ىلع ملاسلإا نيد رهتشإ مأ ةيناسنلإا ةلماعلما امإ ةيم
،اهيف هّصخأ تىح ةيمويلا ةشيعم في أدبلما ةباثمو قلاطن لإا ةطقن هنأك هيلع ملاسلإا عفري ،ةوبنلاو ةيلهلإا ةلماعلما امإ في نآرقلا ةسردموه هدحأ ،ميظع قلخوذ ذيملات حبصي نأ لىإ ذيملاتلا قلخأ ةيبرت في ةسسؤم دحأ دهعلما ناكو قلا رون دهعم .هقيبطت تىح همهفو نآرقلا ظفح في تّصاخ تيلا ةسسؤمك يننر
ذهزيكرت ا نآرقلا ةلحم بدآ في نايبتلا باتكب صلاخلإا جئاتن باعيتسا ةفرعم ىلع يملعلا ثحبلا
رابجم ونووكوس يننرقلا رون دهعبم نآرقلا ظافح بلاط قلاخأ لعلج و
جئاتن باعيتسا ةفرعم صلاخلإا
باتكب
بدآ في نايبتلا ةفرعم ؟رابجم ونووكوس يننرقلا رون دهعبم نآرقلا ظافح بلاط قلاخأ لعلج نآرقلا ةلحم
باعيتسا
داهلجا جئاتن نآرقلا ظافح بلاط قلاخأ لعلج نآرقلا ةلحم بدآ في نايبتلا باتكب
ونووكوس يننرقلا رون دهعبم
.رابجم اذه ةيحهنم ىلع ثحابلا راسو تيلا ةيعونلا ةقيرط ىلع يملعلا ثحبلا
ةلالحا ةساردلا في تّصخ .
يرست نأ هلوأ ،جاتنتسا ةثلاث ىلع ثحابلا ذخأ تسا
ي باع دهعبم نآرقلا ةلحم بدآ في نايبتلا باتك
هقيبطت ىلع نوردقي تىح نآرقلا ظفح في هذيملات صليخ نأ ىلع هزيفحتب ىريام نسحأ ىلع ونوووكوس يننرقلارون ناث ،نآرقلا ظفح في ةصاخ ةيمويلا ةايلحا في نأ هي
تسا ي باع لىإ نآرقلا ةلحم بدآ في نايبتلا باتكب برصلا جئاتن
لّخدي نأ هثلاثو .لماك برص لىإ جاتيح تىح هلامع في ةبعص وه نآرقلا ظفح نأ ملعن ثم نآرقلا ظفاح ذيملات هدهج في فلسلا ءاملعلا لىإ عقو تيلا ةيقيقلحا ةّصقلا جئاتنب نآرقلا ةلحم بدآ في نايبتلا باتك ذاتسأ ميلعت نع م
نآرقلا
.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas karunia dan mikmat-Nya sehingga tesis dengan judul Internalisasi Nilai-nilai-Nilai-nilai Kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran Untuk Membentuk Akhlak Santri Penghafal Quran di Madrasatul Quran Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.” Ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang menuntun umatnya dengan teladan dan menuju agama Allah yang lurus.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu penyelesaian tugas tesis ini.
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E, M.M, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) KH Achmad Siddiq Jember.
2. Prof. Dr. Dahlan, M.Ag, Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember.
3. Dr. Hj. ST. Rodiyah, M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember atas motivasi, koreksi, dan kemudahan pelayanan selama masa studi
4. Dr. Abdul Muis, M.Si, sebagai pembimbing 1 tesis yang selama ini dengan penuh dedikasi dan perhatian membimbing peneliti dalam penulisan tesis ini.
5. Dr. H. Zainuddin Al-Haj Zaini, Lc., M.Pd.I, sebagai pembimbing 2 tesis yang selama ini dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing peneliti saat melakukan proses penelitian.
ix
6. Seluruh dosen pascasarjana UIN KH Achmad Siddiq Jember yang telah banyak memberikan ilmu, mendidik, dan membimbing selama penulis menempuh pendidikan di almamater Pascasarjana Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.
7. Orang tua tercinta, Bapakku (Alm) H. Anshori Semoga Allah menerima amal sholeh dan mengampuni dosa-dosanya dan Ibuku Hj Siti Anisah yang menjadi semangat hidup dan senantiasa memotivasi dalam penyelesaian tesis ini.
8. Pengurus Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember, khususnya kepada Ny. Zulfa Yazid, S.Sos.I, Ust Ahmad Munir, Lc, Ust. Wildan Miftahussurur, Ust. Fathurrozi, M.Pd, Ust. Akmal, Ust M. Sifa dan seluruh asatidz dan staf di lembaga Madrasatul Quran Nurul Qarnain.
9. Keluarga besar Yayasan Ibnu Katsir, Khususnya kepada Ust. Abu Hasanuddin, S.Pd, Ust. Agus Rahmawan, S.E, Ust. Khoirul Hadi, Lc., Ust.
Neman Agustonio, M.Pd, Ust. Didik Hariadi, S.Pd.I, dan seluruh asatidz dan mahasantri PPA Ibnu Katsir 1 yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan dakwah dan belajar di Jember.
10. Teman-teman seperjuangan kuliah daring di Pascasarjana UIN KHAS Jember, khususnya kelas PAI Kelas ‘A’ Angkatan 2020
Semoga penyusunan Tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jember, 14 September 2022 Abdil Gufron Anshorullah
x
DAFTAR ISI
COVER ... i
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
PEDOMAN TRANSLITASI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Istilah ... 12
F. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Penelitian Terdahulu ... 15
B. Kajian Teori ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 69
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 69
B. Lokasi Penelitian ... 71
C. Kehadiran Peneliti ... 72
D. Subyek Penelitian ... 73
E. Sumber Data ... 73
xi
F. Teknik Pengumpulan Data ... 74
G. Analisis Data... 77
H. Keabsahan Data ... 80
I. . Tahap-Tahap Penelitian ... 80
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 83
A. Gambaran Objek Peneliti... 83
B. Penyajian Data ... 86
C. Temuan Penelitian ... 103
BAB V PEMBAHASAN ... 108
A. Internalisasi Nilai Ikhlas Dalam Kitab Al- Tibyah Fi Adabi Hamalat Al- Qur’an Terhadap Santri Penghafal Qur’an Di Pondok Pesantren Nurul Qarnain ... 115
B. Internalisasi Nilai Sabar Dalam Kitab Al- Tibyah Fi Adabi Hamalat Al- Qur’an Terhadap Santri Penghafal Qur’an Di Pondok Pesantren Nurul Qarnain ... 115
C. Internalisasi Nilai Bersungguh- Sungguh Dalam Kitab Al- Tibyah Fi Adabi Hamalat Al- Qur’an Terhadap Santri Penghafal Qur’an Di Pondok Pesantren Nurul Qarnain ... 119
BAB VI PENUTUP ... 125
A. Kesimpulan ... 125
B. Saran ... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 130
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi yang dijadikan pedoman di Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Achmad Siddiq Jember adalah sebagai berikut:
No Arab Indonesia Keterangan Arab Indonesia Keterangan
1 ا ‘ Koma di atas ط t} Te dengan
titik di bawah
2 ب B Be ظ z Zed
3 ت T Te ع ‘ Koma diatas
terbalik
4 ث TH Te ha غ gh Ge ha
5 ج J Je ف f Ef
6 ح H Ha dengan titik di bawah
ق q Qi
7 خ Kh Ka ha ك k Ka
8 د D De ل l El
9 ذ DH De ha م m Em
10 ر R Er ن n En
11 ز Z Ed و w We
12 س S Es ه h Ha
13 ش Sh Es ha ء ‘ Koma di atas
14 ص S} Es dengan titik di bawah
ي Y Ya
15 ض d} De dengan titik di bawah
-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Akhlak merupakan hal urgen dalam Islam untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari.1 Baik kepada sesama manusia dan yang paling penting adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Islam memandang akhlak memiliki kedudukan yang sangat strategis, karena ia merupakan parameter kualitas diri dalam hidup di dunia.2 Maka dari itu, agama Islam sangat menekankan agar akhlak ini selalu menjadi perhatian besar dalam kehidupan sehari-hari. Urgensi akhlak tergambar jelas dalam Al-Quran yang mana Allah langsung memuji utusan-Nya sebagai pribadi yang luhur. Allah berfirman dalam Surat Al-Qalam ayat 1-5 yang berbunyi:
ۤن َنْوُرُطْسَي اَمَو ِمَلَقْلاَو ۚ ١ ۚ
اَم ٍنْوُ نْجَِبِ َكِّبَر ِةَمْعِنِب َتْنَا ۚ ٍنْوُ نَْمَ َرْ يَغ اًرْجََلَ َكَل َّنِاَو ٢
٣ ۚ
َو ٍمْيِظَع ٍقُلُخ ىٰلَعَل َكَّنِا ٤
Nūn. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. Dengan karunia Tuhanmu engkau (Nabi Muhammad) bukanlah orang gila. Sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.3 Selain itu juga dalam surat al-Ahzab : 21:
ٰ للا َرَكَذَو َرِخْٰلَا َمْوَ يْلاَو َهٰ للا اوُجْرَ ي َناَك ْنَمِّل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُا ِهٰ للا ِلْوُسَر ِْفِ ْمُكَل َناَك ْدَقَل اًرْ يِيَك َه
٢١ ۚ
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.4
1 Ikhwan Sawaty dan Kristina Tandierung, Strategi Pembinaan Akhlak Santri di Pondok Pesantren, (Jurnal Al-Mauizhah, 2018), 34
2 Ahsanul Husna, Akhlak Santri di Era Globalisasi, (Fakta; Jurnal Pendidika Agama Islam, 2021), 45
3 Al-Quran Terjemah dan Tajwid Warna, (Bandung: Cordoba, 2019), 564
4 Al-Quran Terjemah dan Tajwid Warna, (Bandung: Cordoba, 2019), 420
2
ْنَع ٌقيِقَش ِنَِثَّدَح َلاَق ُشَمْعَْلْا اَنَ ثَّدَح ِبَِأ اَنَ ثَّدَح ٍصْفَح ُنْب ُرَمُع اَنَ ثَّدَح اَّنُك َلاَق ٍقوُرْسَم
َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ُلوُسَر ْنُكَي َْلَ َلاَق ْذِإاَنُ ثِّدَُيُ وٍرْمَع ِنْب ِهَّللا ِدْبَع َعَم اًسوُلُج اًًِحاََ
اًق َلَْخَأ ْمُكُنِساَحَأ ْمُكَراَيِخ َّنِإ ُلوُقَ ي َناَك ُهَّنِإَو اًًِّحَفَ تُم َلََو
Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepada kami Al A'masy dia berkata: telah menceritakan kepadaku Syaqiq dari Masruq dia berkata: "Kami pernah duduk-duduk sambil berbincang-bincang bersama Abdullah bin 'Amru, tiba- tiba dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, bahwa beliau bersabda:
"Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya."5 Jika dilihat dari beberapa dalil di atas maka sesungguhnya Islam sangat memandang penting akhlak bagi seluruh umatnya. Sebagai bentuk pengamalan dari Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Namun, faktanya di masyarakat, akhlak menjadi hal yang kurang diperhatikan dalam kehidupan dewasa ini.6 Ironisnya pada akhir-akhir ini beredar kabar tidak menyenangkan dari lembaga pendidikan pesantren, misalnya kasus dua orang santri yang membunuh seorang ustadz hanya karena disita hpnya sehingga santri tersebut merasa kesal hingga berani berbuat tidak berakhlak kepada ustadznya sendiri. Sehingga demi mengambil hp mereka yang disita mereka bunuh ustadz mereka sendiri.7 Hal mencoreng nama pendidikan di Indonesia lebih-lebih dalam dunia pesantren yang terkenal sebagai tempat untuk menempa akhlak yang mulia bagi para santrinya.
Sehingga banyak fakta yang mengungkapkan bahwa pesantren tidak lagi ramah bagi kaum wanita.
5 Al- Bukhari, Shahih Bukhari, No. Hadits Bukhari 6035 dan Muslim 2321, 6035
6 Enang Hidayat, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2019), 76
7 Saud Rosadi, Sakit Hati Ponsel Disita, Dua Santri di Samarinda Bunuh Guru Ponpes, https://www.merdeka.com/peristiwa/sakit-hati-ponsel-disita-dua-santri-di-samarinda-bunuh- guru-ponpes.html, diakses pada 19 April 2022
3
Degradasi akhlak ini sungguh sangat memilukan hati. Di tengah pesatnya kemajuan keilmuan dan teknologi. Marak juga kemungkaran dimana-mana. Hal ini terjadi karena kurangnya nilai-nilai akhlak mulia yang tertanam dalam jiwa seseorang sehingga menjadikannya lalai terhadap perintah agama. Terdapat beberapa faktor yang menjadikan akhlak semakin merosot misalnya dari buku bacaan yang negatif dan pemakaian handphone yang terlalu masif sehingga sangat mudah untuk merusak akhlak seseorang. Selain itu pergaulan generasi muda yang terlalu bebas sehingga menjadikan terkikisnya akhlak generasi muda masa ini.8
Pendidikan harusnya bisa memberikan pengaruh baik bagi peserta didik.
Pendidikan karakter atau akhlak mutlak diperlukan bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan. Sebagaimana yang disebutkan dalam UU Sisdiknas:
“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri agar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”9
Dari undang-undang tersebut kita bisa mengetahui bahwa solusi yang bisa diberikan adalah dengan mendidik generasi muda dengan akhlak yang mulia melalui berbagai macam pendidikan karakter yakn dengan cara menginternalisasi nilai-nilai akhlak kepada generasi muda contohnya kepada peserta didik di sekolah atau santri yang berada di pesantren.
8 Ahsanul Husna, Akhlak Santri di Era Globalisasi, (Fakta; Jurnal Pendidika Agama Islam, 2021), 45-46
9 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan.
4
Salah satu lembaga pendidikan yang dinilai efektif dalam mendidik akhlak mulia adalah pesantren.10 Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan Islam pertama yang tetap eksis hingga sekarang. Upaya yang dilakukan pesantren dalam mendidik dan mendorong para santrinya dalam berakhlakul karimah bisa terwujud karena pendidikan berlangsung secara simultan selama 24 jam di dalam pesantren.
Karena hal ini, berwujud dalam dawuh langsung, pengajian dan pembelajaran kitab yang dilaksanakan di dalam pesantren. Karena adanya pesantren di Indonesia sebagai lembaga garda terdepan dalam menjaga akhlak peserta didik dari berbagai hal yang negatif. Yang mana pendidikan akhlak di pesantren sangat ditekankan untuk selalu diamalkan dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan UU RI Nomor 18 tahun 2019 bab I pasal 2 menyatakan:
Pendidikan pesantren adalah pendidikan yang di selenggarakan oleh pesantren dan berada di lingkungan pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan pesantren dengan berbasis kitab kuning atau dirosah islamiyah dengan pola pendidikan muallimin.11
Internalisasi pendidikan akhlak memang sangat penting bagi perkembangan karakter peserta didik khususnya santri. Yakni dengan menanamkan karakter yang baik untuk peserta didik sehingga mampu melaksanakan hidup berdampingan dengan masyarakat secara umum. Banyak hal yang bisa dilakukan ustadz dalam hal ustadz selaku ustadz di pesantren memiliki peran penting dalam membentuk akhlak santri di dalam pesantren. Lazim dikenal dalam pesantren dengan metode ceramah langsung kepada santri dan biasanya
10 Husna, Akhlak, 45
11 Undang-undang Republik Indonesia No 18 tahun 2019 tentang pendidikan pesantren (Lembaran Negara RI, No. 191, 2019), 3.
5
dengan langsung mengkaji kitab khusus dalam bidang akhlak untuk membentuk akhlak mulia para santrinya. Selain itu keteladanan langsung dari kiai dan para ustadz sangat penting mengingat figur kiai dan ustadz sebagai figur yang patut dicontoh dan dikagumi harus memberikan teladan yang baik. Sebagaimana Rasulullah SAW. Yang selalu menjadi uswah hasanah bagi sahabatnya dan umat Islam hingga saat ini.
Dalam proses internalisasi ini terjadi penganutan sekaligus penyebaran nilai yang diperoleh dari petunjuk agama. Lebih lanjut lagi, bahwa dalam kerangka internalisasi seorang ilmuwan bukan saja terlibat dalam kenyataan itu titik seseorang disebut pemikir juga peserta yang secara moral berkewajiban mempelajari dan menghayati titik. Sedangkan menurut Ihsan makna internalisasi sebagai upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai-nilai ke dalam jiwa sehingga menjadi miliknya. Internalisasi merupakan suatu penghayatan terhadap suatu ajaran doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin yang ada pada akhirnya diwujudkan dalam sikap dan perilaku seseorang.12
Ahmad Sanusi dalam tesisnya menyebutkan bahwa internalisasi adalah pembentukan kepribadian dimulai dari penanaman nilai pada diri anak. Dengan demikian, pembentukan kepribadian keagamaan perlu dimulai dari penanaman nilai yang bersumber dari ajaran agama.13 Namun hal itu tak sejalan jika faktor-
12 Mahmud Ihsan, Internalisasi Nilai-nilai Tawadlu’ pada Kitab Risalah Qusayairiyyah Fi ‘Ilm Al- Tasawuf dalam Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ali Ba’lawi Kencong Jember, (Tesis: UIN KH Achmad Siddiq Jember, 2021), 39
13 Ahmad Sanusi, 2021, Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Ta’lim Al- Muta’allim untuk Meningkatkan Akhlaq Santri di Pondok Pesantren Al-Furqon Pejagan Jambesari Darussolah Bondowoso, (Tesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember), 3
6
faktor pendukungnya tidak maksimal. Contohnya dalam jurnal yang ditulis oleh Santi Rumika Umami dan Amirulloh menyebutkan Adapun faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak adalah sebagai berikut. Faktor pendukung: Orangtua, dengan adanya dukungan dan dorongan yang positif dari orang tua dapat menjadi motivasi tersendiri bagi para santriwati. Selain orangtua, teman juga sangat mempengaruhi proses internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak, dengan adanya teman yang dapat memberikan contoh pembiasaan-pembiasaan positif maka hal tersebut dapat membawa teman yang lain untuk dapat melakukan hal yang sama.
Faktor penghambat: Faktor dari diri sendiri, seperti sering pulangnya santri, hal tersebut jelas sangat menghambat proses internalisasi yang ada, karena dengan sering banyak pulangnya santri maka akan ada kegiatan-kegiatan yang terlewatkan. Selain itu Kebiasaan-kebiasaan buruk saat dirumah yang sangat melekat pada individu juga dapat menjadi faktor penghambat, karena dengan adanya kebiasaan buruk yang masih melekat pada saat sudah di pondok.14
Upaya pesantren dalam membentengi para santrinya dari ahlak yang buruk tentunya dengan pendidikan. Pendidikan akhlak di pesantren salah satunya adalah dengan melaksanakan pendidikan akhlak melalui metode ceramah dari kiai, keteladanan langsung dari para ustadz atau nasehat langsung yang disampaikan oleh kiai dan ustadz. Dalam hal ini pendidikan akhlak yang dinilai efektif bisa dengan pembelajaran kitab akhlak yang diajarkan langsung oleh kiai dan ustadz.
Ciri khas pesantren adalah mempertahankan tradisi salaf dengan melaksanakan
14 Santi Rumika Umami dan Amirulloh, Internalisasi Nilai-Nilai Pedidikan Akhlak Santri Putri Asrama X Hurun Inn Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang, (UNIPDU; Jurnal Pendidikan Islam, 2017), 112
7
kajian kitab kuning. Contohnya salah satu kitab kuning rujukan pesantren di Indonesia khususnya pesantren tahfizh adalah dengan mengkaji kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran.
Kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran adalah salah satu kitab klasik yang fenomenal di bidang akhlak dan adab. Yang ditulis oleh seorang ulama terkenal di bidang fiqih dan hadits yakni Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum'ah bin Hizam Al-Haurani Ad-Dimasyqi Asy- Syafi’i yang lahir di Nawa sebuah desa di Damaskus Suriah.15 Kitab beliau banyak dijadikan bahan kajian di pesantren seperti Arbain Nawawiyah kitab 40 hadits yang sangat terkenal di kalangan pesantren. Namun kitab yang akan peneliti teliti ini juga sangat masyhur di kalangan santri khususnya santri penghafal quran. Di dalamnya mengandung pembahasan nilai-nilai akhlak dan adab yang luhur terutama membahas mengenai keutamaan Al-Quran, pembaca dan penghafal Al-Quran. Kitab ini sangat masyhur di kalangan pesantren utamanya pesantren yang di dalamnya terdapat program hafalan Al-Quran.
Pondok Pesantren Nurul Qarnain adalah salah satu pesantren yang membuka fasilitas bagi penghafal quran yakni di lembaga khusus bernama Madrasatul Quran Nurul Qarnain. Pondok Pesantren Nurul Qarnain merupakan lembaga yang representatif untuk menghafal Al-Quran. Pasalnya, di Pondok Pesantren Nurul Qarnain telah ada lembaga yang fokus dalam hafalan Al-Quran yakni Madrasatul Quran Nurul Qarnain. Sesuai cita-cita kiai sesepuh Nurul Qarnain ingin mendirikan lembaga yang fokus di bidang hafalan Al-Quran. Maka,
15 Abu Zakariya Ibn Syaraf Al Din Al-Nawawi, Al-Tibyan fi Adabi Hamalat Al-Quran, (Surabaya:
Al-Hidayah), v
8
dibentuklah lembaga yang bernama Madrasatul Quran Nurul Qarnain. Selain program intinya menghafal Al-Quran disana juga diajari cara memahami Al- Quran dengan persepektif ulama salaf.16
Cikal bakal Madrasatul Quran Nurul Qarnain ini sebenarnya telah berdiri sejak tahun 2015. Namun secara resmi mendapat izin pada tahun 2018 yang lalu.
Madrasatul Quran Nurul Qarnain adalah lembaga madrasah di bawah kemenag.
Masa belajar di lembaga ini adalah 6 tahun seperti masa belajar Madrasah Diniyah pada umumnya. Namun di Madrasatul Quran kurikulumnya lebih ditekankan pada Hafalan Al-Quran dan pemahamannya. Hal ini sesuai dengan Visi Madrasatul Quran yakni “Membentuk pribadi muslim yang hamilil quran, lafdhan wa ma’nan wa amalan, (hafal lafadznya, memahami maknanya, dan mengamalkan isinya).”17 Sehingga para santri yang belajar disana benar-benar diarahkan menjadi penghafal quran sejati.
Beberapa akhlak yang sangat penting untuk dibentuk ke dalam jiwa santri adalah ikhlas, sabar dan bersungguh-sungguh. Tiga nilai akhlak tadi sangat urgen dalam miniatur kehidupan pesantren. Karena memang sejak dahulu kala nilai-nilai pesantren tidak pernah lepas dari 3 nilai akhlak luhur tadi, yakni ikhlas, sabar dan bersungguh-sungguh. Tiga nilai akhlak tersebut juga tersirat dalam kitab Al- Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran karangan Syaikh Imam Nawawi. Beliau menyebutkan pentingnya memilki jiwa ikhlas dalam melakukan ibadah khususnya yang ditekankan oleh Imam Nawawi adalah ikhlas dalam menghafal Al-Quran.
Tidak hanya itu dalam menghafal Al-Quran tidak boleh didasari oleh sifat sabar
16 Wawancara, Ust Wildan Miftahussurur, 17 Februari 2022
17 Observasi, PP Nurul Qarnain, 8 Maret 2022
9
tanpa berorientasi untuk meraih duniawi semata. Sehingga niat yang ikhlas, sabar dan jiwa yang semangat serta kesungguhan dalam belajar dan menghafal Al- Quran sangat ditekankan dalam kitab tersebut.
Berangkat dari konteks penelitian di atas. Maka, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian kualitatif di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember dengan judul “Internalisasi Nilai-Nilai Kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran dalam Membentuk Akhlak Santri Penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian konteks penelitian di atas dan untuk membatasi penelitian ini agar semakin terarah. Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian.18 Maka, fokus penelitian yang akan peneliti bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana internalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember?
2. Bagaimana internalisasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember?
3. Bagaimana internalisasi nilai bersungguh-sungguh dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember?
18 IAIN Jember, Pedoman, 19
10
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian hanya mengacu pada masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dalam fokus penelitian.19 Maka, secara operasional penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan internalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
2. Mendeskripsikan internalisasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
3. Mendeskripsikan internalisasi nilai bersungguh-sungguh dalam kitab Al- Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai dengan konteks penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keilmuan baru khususnya mengenai pembahasan internalisasi nilai untuk
19 IAIN Jember, Pedoman, 20
11
membentuk akhlak santri di sebuah pesantren 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil peneitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai internalisasi nilai-nilai dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
b. Bagi Perpustakaan UIN KH Achmad Siddiq Jember
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi yang bisa dijadikan sumber pengetahuan khususnya di bidang kelimuan Pendidikan Agama Islam.
c. Bagi Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar kebijakan, agar Pondok Pesantren Nurul Qarnain dalam mengembangkan akhlak santri penghafal Quran di kalangan santri Madrasatul Quran Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember.
d. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membangun perspektif di tengah masyarakat bahwa pentingnya menanamkan akhlak yang mulia kepada anak-anak mereka. Bahwa salah satu cara menanamkan akhlak yang mulia kepada anak ialah dengan meneruskan Pendidikan anak di Pondok Pesantren.
12
E. Definisi Istilah
Peneliti perlu menguraikan beberapa istilah agar para pembaca dalam memahami istilah-istilah yang bertujuan agar tidak ada kesalahan persepsi dan kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagimana yang dimaksud peneliti dalam tesis ini.20 Istilah-istilah tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Internalisasi nilai-nilai kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran
Adalah proses penanaman nilai kepada diri seseorang yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik melalui tiga tahapan sesuai teori dari Prof. Muhaimin yakni proses transformasi, transaksi dan transinternalisasi. Jadi dalam penelitian ini internalisasi dilakukan dengan cara memberikan materi-materi akhlak yang terdapat dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran tentunya dengan menggunakan 3 tahapan internalisasi nilai yakni transformasi, transaksi dan transinternalisasi kepada santri.
2. Akhlak santri penghafal Quran
Akhlak santri penghafal Quran adalah tingkah laku seorang penghafal Al-Quran yang tercermin dari hatinya yang berpedoman pada nilai-nilai yang fundamental dalam agama. Dengan kata lain, Akhlak santri penghafal Quran adalah ungkapan mengenai akhlakul karimah, etika, adap sopan santun, tatakrama yang berdasarkan pengaruh dari Al-Quran yang dibaca dan dihafal setiap harinya dengan harapan akhlak tersebut akan menjadi karakter positif yang melekat dalam dirinya.
20 IAIN Jember, Pedoman, 21
13
3. Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah tempat bagi para santri menimba ilmu pengetahuan agama secara intensif yang mana mereka mukim bersama teman sebayanya di dalam asrama dalam jangka waktu sekian tahun dalam rangka untuk menjadi mutafaqqih fiddien dan rujukan umat saat ingin bertanya tentang perihal Islam dengan tujuan untuk meraih ridho Allah SWT.
Jadi, pengertian dari internalisasi nilai-nilai kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran untuk membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember adalah upaya yang dilakukan oleh ustadz pengajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam menanamkan nilai-nilai akhlak yakni ikhlas, sabar dan bersungguh- sugguh kepada santri penghafal Quran yang ada di Lembaga Madrasatul Quran Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada tesis ini berisi deskripsi alur pembahasan penelitian yang dimulai dari bab pendahuluan hinga bab penutup. Untuk mempermudah dalam pemahaman isi, maka menguraikan bab-bab agar memberiakn pemahaman dalam pembahasan ini sistematikanya adalah:
1. Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sitematika pembahasan.
14
2. Bab kedua terdiri dari kajian kepustakaan, yang terdiri dari penelitian terdahulu, dan kajian teori dari internalisasi nilai-nilai kitab At-Tibyan dan akhlak.
3. Bab ketiga merupakan bab membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
4. Bab keempat merupakan bab yang membahas tentang penyajian data dan analisis yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis.
5. Bab kelima merupakan bab yang membahas tentang temuan penelitian, yaitu perbandingan antara teori dan temuan yang ada di lapangan.
6. Bab keenam menjadi bab terakhir yang membahas tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Fungsi bab ini adalah memperoleh suatu gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan. sedangkan saran- saran dapat membantu yang bersifat membangun yang terkait dengan penelitian.
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini, peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sejauh mana orsinilitas, novelty dan posisi penelitian yang hendak dilaksanakan. Dalam hal ini penulis mengambil beberapa hasil penelitian yang dianggap punya relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan.
Berikut adalah beberapa penelitian yang akan dikaji oleh peneliti berupa tesis dan jurnal yang dianggap mirip, namun tentu berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan :
1. Tesis oleh Aulia Rahman, 2020, Internalisasi Nilai-nilai karakter Dalam Pembelajaran Kitab Al-Qira’ah Al-Rasyidah Di Pondok Pesantren Modern Al-Islam Kabupaten Tabalong, Mahasiswi Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin Kalimantan Selatan.21 Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Aulia Rahman dengan penelitian ini adalah:
a. Sama-sama meneliti tentang nilai-nilai kitab yang ditanamkan di pesantren
b. Namun yang membedakan yaitu terletak pada pembahasan mengenai karakter secara umum, sedangkan penelitian ini lebih dikhususkan dalam ruang lingkup akhlak yakni internalisasi nilai-nilai.
21 Aulia Rahman, 2020, Internalisasi Nilai-nilai karakter Dalam Pembelajaran Kitab Al-Qira’ah Al-Rasyidah Di Pondok Pesantren Modern Al-Islam Kabupaten Tabalong, (Tesis, UIN Antasari Banjarmasin), xii
16
c. Sama-sama memakai teori internalisasi dalam kajian teorinya Hasil penelitian dari tesis ini adalah:
1) Pertama, nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kitab Al-Qira’ah Al- Rasyidah adalah jujur, peduli sosial, cinta damai, rasa ingin tahu, disiplin, toleransi, kerja keras serta hormat dan santun. Kedua, proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran kitab tersebut dilaksanakan secara terintegrasi melalui penyampaian nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kitab Al-Qira’ah Al-Rasyidah oleh ustadz, kemudian terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi antar peserta santri dengan ustadz yang bersifat interaksi timbal balik.
2) Kemudian melalui komunikasi kepribadian yang melibatkan ustadz sebagai teladan bagi santi dalam proses internalisasi selanjutnya.
Komunikasi kepribadian diwujudkan dalam melihat secarang langsung kepribadian ustadz dalam menerapkan nilai-nilai karakter secara konsisten. Ketiga, Pembinaan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kitab Al-Qir’ah Al-Rasyidah pada pondok pesantren modern Al-Islam dilaksanakan dalam kegiatan pembinaan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari kegiatan kepramukaan, kesenian dan olahraga. Kemudian melalui pembinaan melalui aktivitas-aktivitas santri yang terdiri dari aktivitas harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
2. Tesis yang ditulis oleh Mahmud Ihsan, 2021, dengan judul Internalisasi Nilai-nilai Tawadlu’ pada Kitab Risalah Qusayairiyyah Fi ‘Ilm Al-Tasawuf
17
dalam Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ali Ba’lawi Kencong Jember, Mahasantri Pascasarjana UIN KH Achmad Siddiq Jember.22
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitain yang dilakukan oleh Mahmud Ihsan dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas nilai kitab yang dijadikan bahan untuk membentuk akhlak santri.
b. Sama-sama menjadikan pesantren sebagai objek penelitian.
c. Jika Ihsan menggunakan kitab Ar-risalah Al-Qusairiyah fi Ilm Al- Tasawuf maka kitab yang saya pakai adalah kitab Tibyan
Berikut hasil penelitian dari tesis dari Ihsan:
1) Tawādu' adalah akhlak yang mulia yang menjadikan manusia di cintai, oleh karena itu, pesantren dituntut agar tidak hanya mentransformasikan nilai-nilai ketawadluan saja, tetapi mampu menginternalisasikan nilai-nilai tersebut hingga menyatu dalam sikap dan prilakunya yang digambarkan dalam bentuk nyata dari nilai ketawadluan yang ditanamkan. Melalui kajian Risālah Qusyairiyyah Fi ilm al-Tasawwuf ini Pesantren Ali Ba'alawi berupaya menginternalisasikan nilai- nilai Tawādu' yang terkandung dalam kitab tersebut dan merupakan sebuah nasehat yang baik Fokus penelitian ini yaitu: bagaimana transformasi, transaksi dan transinternalisasi nilai-nilai karakter Tawādu pada kitab Risālah
22 Mahmud Ihsan, 2021, Internalisasi Nilai-nilai Tawadlu’ pada Kitab Risalah Qusayairiyyah Fi
‘Ilm Al-Tasawuf dalam Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ali Ba’lawi Kencong Jember, (Tesis: UIN KH Achmad Siddiq Jember), xiii
18
Qusyairiyyah Fi ilm al-Tasawwuf di Pondok Pesantren Ali Ba'alawi.
Tujuan dari penelitian ini adalah: menganalisis transformasi, transaksi dan transinternalisasi nilai nilai karakter Tawādu pada kitab Risālah Qusyairiyyah Fī ilmi al-Tasawwuf dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Ali Ba'alawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Sumber data menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi non partisipasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis Data menggunakan deskriptif kualitatif dengan model interaktif Miles Huberman dan Saldana Sedangkan keabsahan datanya menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber dan membercheck.
2) Kesimpulan penelitian ini: (1) Tranformasi., Melalui proses pembelajaran kitab Risālah Qusyairiyyah Fi Ilm Al - Tasawwuf, santri memaknai kitabnya dengan makna pegon dan pengasuh membaca kitab tersebut secara relektif dengan metode ceramah, ibroh dan mauidloh. (2) Transaksi., Melalui memberikan contoh nilai ketawadluan kepada santri dengan metode pembiasaan yang tercover dalam kegiatan pondck yang masih dalam control pengasuh dan penustadzs khusu dalam beribadah kepada Allah, membersihkan lingkungan bersama (Roan), berbuat baik pada semua orang, tidak sombong, mencium tangan ustadz, bertutur kata sopan, merendahkan tangan ketika lewat di depan orang. (3) Transinternalisasi.,
19
ditunjukkan dengan sikap reflektif santri dalam kegiatan sehari - hari tanpa adanya keterpaksaan: Beribadah kepada Allah dengan khusu baik dalam sholat, ataupun derdzikir, ta dim pada ustadz dan orang tua, menerima nasehat yang baik, membersihkan lingkungan, rendah hati dan tidak sombong, berbicara dengan bahasa yang santun, berbuat baik pada sesama, mencium tangan.
3. Tesis yang ditulis oleh Ahmad Sanusi, 2021, dengan judul Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim untuk Meningkatkan Akhlaq Santri di Pondok Pesantren Al-Furqon Pejagan Jambesari Darussolah Bondowoso, Mahasantri Pascasarjana UIN KH Achmad Siddiq Jember.23
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitain yang dilakukan oleh Ahmad Sanusi dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama menggunakan model analisis data dari Milles dan Huberman.
b. Sama-sama mengkaji nilai dalam sebuah kitab yang dijadikan alat untuk meningkatkan akhlak santri.
c. Jika Sanusi memakai kitab Ta'līm al-Muta'llim dalam penelitiannya, maka saya memakai kitab tibyan dalam penelitian ini.
Hasil Penelitian dari tesis ini adalah:
1) Pembentukan kepribadian dimulai dari penanaman nilai pada diri anak. Dengan demikian, pembentukan kepribadian keagamaan perlu dimulai dari penanaman nilai yang bersumber dari ajaran agama.
23 Ahmad Sanusi, 2021, Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Ta’lim Al- Muta’allim untuk Meningkatkan Akhlaq Santri di Pondok Pesantren Al-Furqon Pejagan Jambesari Darussolah Bondowoso, (Tesis, UIN KH Achmad Siddiq Jember), xii
20
Sistem nilai sebagai realitas yang abstrak yang dirasakan dalam diri sebagai pendorong atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman hidup.
Dalam realitasnya, nilai-nilai tersebut dapat terlihat dalam pola bertingkah laku, pola fikir, dan sikap seorang secara pribadi atau kelompok Fokus kajian dalam Penelitian ini adalah (1) Bagaimana Internalisasi Nilai Ikhlas di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso. (2) Bagaimana Internalisasi Nilai Tawaddu' di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso. (3) Bagaimana Internalisasi Nilai Disiplin di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan Internalisasi nilai ikhlas di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso. (2) Mendeskripsikan Internalisasi nilai Tawaddu' di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso. (3) Mendeskripsikan Internalisasi nilai kedisiplinan di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi.
2) Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interkatif Milles, Huberman dan Saldana J 2014. Dengan langkah- langkah kondensasi data display data dan verivikasi data. Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
21
dan teknik. Hasil Penelitian di Pondok Pesantren Al-Furqon Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso yaitu (1) Internalisasi Nilai Ikhlas yaitu dengan proses belajar mengajar kitab Ta'līm al-Muta‘llim disertai dengan pemberian nasehat, pembiasaan dan keteladanan, baik para ustadz, pengurus pondok dan juga para pemangku pesantren. (2) Internalisasi Nilai Tawadlu' yaitu dengan proses belajar mengajar kitab Ta'lim al-Muta'llim disertai dengan pemberian nasehat, pembiasaan dan keteladanan, baik para ustadz, penustadzs pondok dan juga para pemangku pesantren. (3) Internalisasi Nilai Disiplin di Pondok Pesantren Al Furqon, Pejagan Jambesari Darussholah Bondowoso yaitu dengan proses belajar mengajar kitab Ta'līm al- Muta'llim dengan pemberian nasehat, pembiasaan dan keteladanan, pengawasan dan pemberian sanksi.
4. Tesis yang disusun oleh Suudi Tahun 2021 dengan judul, Internalisasi Konsep Tarbiyatu al Mulahazhah pada Santri Broken Home di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah ash Sholihin Mumbulsari Jember, Mahasantri Pascasarjana UIN KH Achmad Siddiq Jember.24
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisin dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama menjadikan pesantren sebagai objek penelitian.
b. Sama-sama menginternalisasikan nilai atau konsep yang terkandung dalam kitab.
24 Suudi, 2021, Aktualisasi Konsep Tarbiyatu al Mulahazhah pada Santri Broken Home di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah ash Sholihin Mumbulsari Jember, (Tesis: UIN KH Achmad Siddiq Jember), xii
22
c. Jika dalam penelitian ini membahas internalisasi konsep tarbiyatu al mulahazhah pada santri broken home, sedangkan dalam penelitian saya ini membahas internalisasi nilai dalam kitab Al-Tibyan fi Adabi Hamalati Al-Quran.
Hasil penelitian dari tesis ini adalah:
1) Tarbiyatu al mulahadzah adalah salah satu konsep pendidikan yang digagas oleh Abdullah Nashih Ulwan yang berupa memberikan perhatian kepada anak didik dengan cara terus menerus melakukan pendampingan dan pengawasan di setiap aspek perkembangan kehidupan anak diantaranya yaitu dalam aspek aqidah/keimanan, sosial, dan kejiwaan. Konsep pengawasan ini merupakan salah satu konsep yang bertujuan agar tujuan-tujuan pendidikan dapat terwujud dengan optimal. Fokus dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana internalisasi konsep tarbiyatu al mulahazhah aspek keimanan pada santri broken home di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Ash-Sholihin? (2) Bagaimana internalisasi konsep tarbiyatu al mulahazhah aspek sosial pada santri broken home di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Ash-Sholihin?
dan (3) Bagaimana internalisasi konsep tarbiyatu al mulahazhah aspek kejiwaan dalam membentuk kemandirian santri broken home di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Ash-Sholihin?
2) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang
23
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi Data Collection, data condentation, data display, and drawing and verifying conclusion. Keabsahan data diperkuat dengan diadakannya tehnik triangulasi dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, internalisasi konsep tarbiyatu al-mulahazhah pada santri broken home aspek keimanan di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Mumbulsari Jember adalah dengan mengawasi buku bacaan, majalah dan materi pelajaran yang diberikan pada santri, melakukan bimbingan dan pengawasan kegiatan ibadah fardhu maupun sunnah, mengawasi pergaulan baik di dalam maupun di luar pesantren dengan menyediakan tempat pertemuan agar mudah terpantau dan lebih teratur. Kedua, internalisasi konsep tarbiyatu al-mulahazhah aspek sosial pada santri broken home di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Ash- Sholihin Mumbulsari yaitu membiasakan etika makan minum yang baik dengan mengadakan acara makan bersama, membimbing dan mengawasi tatakrama/adab pergaulan dengan ustadz/ustadz/ustadzah dan teman sebaya, membiasakan meminta izin apabila hendak pergi.
5. Tesis yang ditulis oleh Rudini, 2016, Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembentukan Karakter Mahasantri Di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, Mahasantri UIN Sunan Kalijaga.25
25 Rudini, 2016, Aktualisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa Di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, (Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), xiii
24
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Rudini dengan penlitian ini adalah:
a. Menjadikan Pesantren sebagai objek penelitian untuk menginternalisasikan nilai-nilai.
b. Jika Rudini memakai teknik pembiasaan dalam menginternalisasikan nilai, maka saya menggunakan kajian nilai dalam kitab untuk menginternalisasikan nilai-nilai
Hasil penelitian dari tesis ini adalah:
1) Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pembentukan karakter mahsantri di pondok pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta terlihat dalam proses perencanaan dan pelaksanaanya.
Secara pelaksanaanya, Jenjang pendidikan bagi mahasantri terbagi menjadi tiga tingkatan yakni awwaliyah, wustha, dan ‘ulya.
Penginternalisasian nilai-nilai Islam di pondok pesantren Nurul Ummah di bagi dalam beberapa program yang meliputi: program harian, program mingguan, program bulanan, dan program tahunan.
2) Nilai-nilai Islam yang diinternalisasikan adalah nilai ilahiyah yang meliputi: nilai ubbudiyah dan nilai ketauhidan. Sedangkan nilai yng bersifat insaniyah meliputi: nilai kedisiplinan, nilai kesederhanaan, nilai kejujuran, nilai musyawarah. Kemudian proses penginternalisasiannya diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan sehari-hari.
25
6. Jurnal yanag ditulis oleh Adinda Dwi Adisti dan Rukiyati, 2021, Pendidikan Adab Menurut Imam al-Nawawi dan Implementasinya di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an SahabatQu. Jurnal Tsaqafah Ponorogo.26
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Adisti dengan penlitian ini adalah:
a. Jika dalam penelitian Adisti membahas pendidikan adab menurut Imam Nawawi. Maka dalam penelitian ini saya membahas internalisasi nilai dalam kitab karangan Imam Nawawi.
b. Jika dalam penelitian ini meneliti impelentasi pendidikan adab menurut Imam Nawawi maka penelitian saya akan membahas internalisasi nilai dalam kitab Tibyan karya Imam Nawawi.
Hasil penelitian dalam jurnal ini adalah:
1) Nilai-nilai pendidikan adab perlu dipahami oleh pendidik dan peserta yang akan menjadikannya sebagai pedoman selama proses belajar.
Adab merupakan proses penanaman pendidikan pada diri seseorang.
Studi ini didasari oleh pemikiran Imam Abu Zakaria bin Syaraf al- Nawawi (Imam Nawawi) dalam kitabnya al-Tibyân fî Âdâb Hamalah al-Qur’ân. Kitab ini membahas adab-adab seorang pelajar dalam menuntut ilmu, memahami serta mengajarkan ilmu.
2) Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan adab di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an SahabatQu (PPTQS) berdasarkan pada pemikiran Imam Nawawi dalam kitabnya
26 Adinda Dwi Adisti dan Rukiyati, Pendidikan Adab Menurut Imam al-Nawawi dan Implementasinya di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an SahabatQu, (Ponorogo; Jurnal Tsaqafah, 2021), 64
26
al-Tibyân fî Âdâb Hamalah al-Qur’ân. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian pustaka (library research) dan metode analisis isi (content analysis) yang digunakan untuk menganalisis strategi pencapaian nilai-nilai adab pendidik dan peserta didik berdasarkan pemikiran Imam Nawawi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di PPTQS mengandung konsep manajemen pendidikan adab yang tediri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan adab yang tidak membutuhkan waktu lama.
7. Jurnal yang ditulis oleh Muazzir, Achmad Alim, Anung Al-Hamat, 2018, Adab Penghafal Al-Qur’an Menurut Imam Nawawi Dalam Kitab At-Tibyan Fii Adabi Hamalah Al-Qur’an.27Dalam jurnal yang dimuat di Annual Seminar on Islamic Studies Universitas Ibnu Khaldun.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Muazzir dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama meneliti kitab At-Tibyaan Fii Adaabi Hamalat Al-Qur’an b. Bedanya dari segi metode penelitian karena dalam penelitian ini jenisnya
adalah penelitian pustaka sedangkan dalam penelitian saya adalah kualitatif studi kasus.
Hasil penelitian dalam jurnal ini adalah:
1) Adab memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, sehingga menjadi salah satu tata krama misi Nabi SAW. di dunia ini. Adab juga
27 Muazzir, Achmad Alim, Anung Al-Hamat, 2018, Adab Penghafal Al-Qur’an Menurut Imam Nawawi Dalam Kitab At-Tibyan Fii Adabi Hamalah Al-Qur’an, (Bogor; 2nd Annual Seminar on Islamic Studies Universitas Ibnu Khaldun), 613
27
merupakan salah satu aspek dari tujuan pendidikan nasional Indonesia. Peserta didik harus menjadikan adab sebagai pegangan dalam proses pendidikan, sehingga pengetahuan tersebut dipelajari menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Masalah adab memiliki perhatian besar dari waktu ke waktu, para sarjana, termasuk Imam an- Nawawi.
2) Melalui buku at-Tibyaan Fii adabi hamalat al-Qur’an, Imam an- Nawawi membahas beberapa pokok adab yang harus dimiliki oleh seorang santri dalam pendidikannya dan penghafal Al-Qur'an.
Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui bagaimana adab seorang penghafal Al-Qur’an menurut Imam Nawawi. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan penelitian yang bersifat Library Research dengan menggunakan bahan-bahan tertulis yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Teori adab penghafal Al-Qur’an menurut Imam Nawawi pada umumnya bersumber pada al-Qur’an dan as-sunnah dan secara umum teorinya masih memiliki relevansi dengan Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada zaman ini.
8. Jurnal yang ditulis oleh Zaenal Arifin dan Moh. Turmudi, 2019, Character of Education In Pesantren Perspective: Study of Various Methods of
28
Educational Character at Pesantren In Indonesia.28 Tribakti; Jurnal Pemikiran Keislaman.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Arifin dan Moh. Turmudi dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas penanaman pendidikan karakter di pesantren b. Bedanya adalah jika dalam penelitian ini membahas tentang pendidikan
karakter secara umum namun pada penelitian saya akan membahas tentang pendidikan karakter versi pesantren yakni akhlak santri khususnya di PP Nurul Qarnain
Hasil penelitian dari jurnal ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis library research. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Konsep karakter dalam perspektif pesantren disamakan dengan istilah adab dan akhlak. dimana adab diartikan sebagai etika dan merupakan perilaku baik yang dilakukan dengan persiapan dan pikiran terbih dahulu. Sementara akhlak diartikan sebagai peringai atau perilaku baik yang dilakukan oleh individu tanpa harus berpikir sebelumnya.
Adab jika telah menjadi kebiasaan dan melekat dalam diri individu dan menjadi kepribadian dalam keseharian disebut sebagai akhlak atau karakter.
28 Zaenal Arifin dan Moh. Turmudi, 2019, Character of Education In Pesantren Perspective: Study of Various Methods of Educational Character at Pesantren In Indonesia, (Tribakti; Jurnal Pemikiran Keislaman, 2019), 335-348
29
2) Varian metode pendidikan karakter yang dapat ditemukan dipesantren diantaranya: 1). Metode hidden curriculum; yang terjadi melalui interaksi antar warga pesantren (kyai, dzuriah, ustadz/ustadz, penustadzs pesantren, dan santri) dengan prinsip kekeluargaan, habbituation, 2). Metode pembiasaan, uniknya dalam metode ini adalah tradisi oprak-oprak sebagai langkah awal untuk menjadi terbiasa, bukan dengan atas kesadaran individu, karena bagi warga pesantren kesadaran untuk terbiasa berperilaku baik merupakan 3).
Adanya tradisi ta’zir (punishment) yang memiliki prinsip ta'dib, i'tibar ahwal an-nas, dan at-tadrij, 4). Metode keteladanan, kyai sebagai suri tauladan di pesantren bukan sekedar hanya memberikan contoh yang baik bagi santrinya, tetapi seorang kyai benar-benar dijadikan sebagai figur utama untuk ditiru semua perilakunya, 5). Penerapan budaya religius, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang dipercaya sebagai benteng untuk mempertahankan tradisi yang diwariskan oleh para leluhurnya (wali songo), sehingga pesantren menjadi basis pembelajaran bagi santri untuk siap mempertahankan tradisi religius tersebut dalam kehidupan di masyarakat. dan 6) kepercayaan terhadap nilai barakah dipesantren begitu tinggi, sehingga penghormatan terhadap ilmu dan ustadz serta semua hal yang berkaitan dengan keduanya sangat tinggi. Hal ini sangat penting untuk membentuk karakter individu yang mencintai ilmu dan sumbernya.
30
9. Jurnal yang ditulis oleh Ihin Solihin, Aan Hasanah, dan Hisny Fajrusslam, 2020, dengan judul Core Ethical Values of Character Education Based on Islamic Values in Islamic Boarding School, IJoASER (International Journal on Advanced Science, Education, and Religion.29
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Ihin Solihin, Aan Hasanah, dan Hisny Fajrusslam dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas pendidikan karakter berbasis pesantren yakni akhlak di sebuah pesantren
b. Jika dalam penelitian ini membahas pendidikan karakter berbasis nilai- nilai islam di pesantren maka saya akan membahas pembentukan akhlak melalui internalisasi nilai dalam kitab.
Hasil Penelitian dari jurnal ini adalah:
1) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian pustaka. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyebaran ideologi radikalisme yang dilakukan oleh para pemimpin beberapa pesantren (Pesantren basis Al-Qur'an), degradasi moral masyarakat, dan yang tidak bermoral perilaku di lembaga pendidikan.
2) Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki nilai-nilai etika inti pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam dalam Pesantren untuk memfasilitasi penyematan nilai-nilai tersebut Masyarakat Indonesia jadi paham radikalisme, degradasi moral, dan perilaku tidak
29 Ihin Solihin, Aan Hasanah, dan Hisny Fajrusslam, 2020, Core Ethical Values of Character Education Based on Islamic Values in Islamic Boarding School, (IJoASER (International Journal on Advanced Science, Education, and Religion, 2020), 21-22
31
bermoral dapat dihilangkan. Penelitian ini menggunakan kualitatif pendekatan dan metode. Jenis penelitiannya adalah penelitian perpustakaan; Data tersebut diperoleh dari buku, jurnal, dan referensi relevan lainnya. Kemudian Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis konten.
3) Hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai etika inti dari pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam di pesantren dibagi menjadi empat ajaran inti studi Islam, yaitu alfiqh, al tauhid (monoteisme), tasawuf (Sufisme), dan al-akhlaq (moral). Nilai terdiri dalam empat ajaran inti tersebut adalah kebersihan, kesehatan, kerapian, iman, kesalehan, keyakinan terhadap berkat (baraka), moderat, murah hati, kesederhanaan, sikap diri menerima dan merasa cukup untuk hasil usahanya (qonaah), ketulusan, kerendahan hati, budaya agama, menghormati orang tua, dan kerja keras.
10. Jurnal yang ditulis oleh Mukhlisin pada tahun 2016 dengan judul, Pembelajaran Al-Quran Perspektif Imam Al-Nawawi dalam Kitab Al- Tibyan fi Adabi Hamalati Al-Quran,dalam Jurnal Al-Iltizam.30
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisin dengan penlitian ini adalah:
a. Sama-sama meneliti kitab At-Tibyaan Fii Aadaabi Hamalat Al-Qur’an.
b. Penelitian Mukhlisin lebih fokus pada konten kitab sedangkan penelitian ini lebih fokus pada proses internalisasi nilai dalam kitab.
30 Mukhlisin, 2016, Pembelajaran Al-Quran Perspektif Imam Al-Nawawi dalam Kitab Al-Tibyan fi Adabi Hamalati Al-Quran, (IAIN Ambon: Jurnal Al-Iltizam), 155-170
32
c. Bedanya dari segi metode penelitian karena dalam penelitian ini jenisnya adalah penelitian pustaka sedangkan dalam penelitian saya adalah kualitatif studi kasus.
Hasil penelitiannya adalah:
1) Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penel
