• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI (STUDI ISLAM) PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER SEPTEMBER 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROGRAM STUDI (STUDI ISLAM) PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER SEPTEMBER 2022"

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh :

SAYIDATUL UMMAH NIM : 203206080010

PROGRAM STUDI (STUDI ISLAM)

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

SEPTEMBER 2022

DRAFT

(2)

i TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Studi Islam

Oleh :

SAYIDATUL UMMAH NIM : 203206080010

PROGRAM STUDI (STUDI ISLAM)

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

SEPTEMBER 2022

DRAFT

(3)

ii

KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER)” yang ditulis oleh Sayidatul Ummah ini, telah disetujui untuk diuji dan dipertahankan di depan dewan penguji tesis.

Jember, 23 Desember 2021 Pembimbing I

Dr. H. Aminullah, M.Ag.

NIP. 196011161992031001

Jember, 23 Desember 2021 Pembimbing II

Dr. Aslam Sa’ad, M.A.

NIP. 196704231998031007

DRAFT

(4)
(5)

iv

Achmad Siddiq Jember. Pembimbing I. Dr. H. Aminullah, M.Ag. Pembimbing II.

Dr. Aslam Sa’ad, M.A.

Kata Kunci: Interpretasi, Ayat-ayat Hijab,

Tesis ini akan mengkaji tentang bagaimana mahasiswi di Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, menafsirkan dan memahami ayat- ayat hijab dalam al-Qur’an, serta bagaimana mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Studi ini berusaha menggali motivasi dan alasan yang melatarbelakangi mahasiswi berhijab. Secara sosiologis, praktek berhijab di kalangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember di samping dipengaruhi oleh penafsiran dan pemahaman mereka tentang ayat-ayat hijab dalam al-Qur’an, juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya.

Studi ini menggunakan metode kualitatif, yang bersandar pada beberapa teknik pengumpulan data, seperti observasi, dokumentasi, wawancara serta analisis data secara deskriptif dan cermat. Di samping itu metode kualitatif ini juga ditopang kajian pustaka serta wawancara dengan beberapa sample riset yang berstatus sebagai mahasiswi di UIN KHAS Jember. Untuk memperkaya penelitian ini, penulis juga menggunakan metode fenomenologis dengan berinteraksi dengan mahasiswi yang menjadi sample riset. Selain itu, penerapan teori interpretasi Paul Recoeur dan fenomenologi Alfred Schutz telah memberi arah yang jelas kepada studi ini.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, studi ini menemukan sejumlah fakta, antara lain bahwa bagi mahasiswi UIN KHAS Jember hijab dimaknai sebagai praktik berpakaian yang bernuansa agama. Selain itu, terdapat suatu fakta pemahaman mahasiswi tentang ayat-ayat hijab telah diimplementasikan dan dipraktikkan dalam beragam bentuk, model dan cara berhijab yang beragam.

Diihat dari segi konteks fungsinya, hijab memiliki berbagai fungsi, yaitu antara lain sebagai penutup dan pelindung penutup aurat, di samping itu juga memiliki fungsi untuk mempercantik diri dan sekaligus sebagai simbol identitas muslimah.

DRAFT

(6)

v

Achmad Siddiq Jember. Advisor I. Dr. H. Aminullah, M.Ag. Advisor II. Dr.

Aslam Sa'ad, M.A.

Keywords: Interpretation, Hijab Verses,

This thesis investigates how female students of Universitas Islam Negeri (UIN/State Islamic University) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, interpret and understand the verses of hijab in al-Qur’an, and how they implement them in their daily life. This study tries to discover motivations and reasons that drive and inspire them to wear hijab. Seen from sisological perspective, the practice of wearing hijab among the female students of the University has been affected by their interpretation and understanding of the verses of hijab in al-Quran as well as social and cultural circumstances.

This study uses qualitative method of research, which relies on technics of collecting data, like observation, documentations, interview, and descriptive and thorough analysis of data. In addition to that, this qualitative method of research and depth interview with informants among the University’s female students. In order to enrich this study, the author applies method of phenomenology by interacting with female students designated to be research sample. Moreover, the application of Paul Recoeur’s theory of interpretation and Alfred Schutz’s theory of penomenology has provided clear direction for this thesis.

From the result of conducted research, this thesis found several facts, among the relevant of which are that for the University’s female student the hijab has been interpreted as the practice of religiously nuanced dressing. Also, there is a fact that female students’ understanding and interpretation about the verses of hijab has been implemented and practiced in various modes, ways and forms of wearing hijab. Understood from the context of its function, hijab has been viewed as a protecting cover of aurat, a tool of self-beautification as well as a symbol of female Muslim identity.

DRAFT

(7)

vi

شٍرسظاٌّا، ذؼس ٍُسأسٛروذٌا باعحٌا خاٌآ شٍسفذ :حٍحارفِ خاٍّو

أ ححٚشطلأا ٖز٘ يٚاحرس حٍِٛىحٌا "كٌذص ذّحأ ً٘اٍو" حؼِاظ خاثٌاط دٔاو فٍو ٓػ سحثذ ْ

غِ ٚ .حٌٍٍِٛا ٓٙذاٍح ًف اٙٔزفٌٕ دٔاو فٍوٚ ٌُشىٌا ْآشمٌا ًف باعحٌا خاٌآ ٓػ ّٓٙفٌ ٚ ْشسفٌ حٍِلاسلإا ٍُػ سٛظِٕ ّٓف .باعحٌا ءاذذسلا ٍّٓٙٙذٚ ٓٙؼفذذ ًرٌا باثسلأاٚ غفاٚذٌا فاشروإ سحٌٍا از٘ ذٌشٌ هٌر

ّرظلإا ًف باعحٌا خاٌَ ّٓٙٙفٚ ٓ٘شٍسفذ شٍشأذ ِٓ دٔاو باعحٌا ءاذذسلا حؼِاعٌا خاثٌاط حسساِّ ْإ ,عا

حٍفامصٌاٚ حٍػاّرظلاا فٚشظٌا ًٕؼٌ باعحٌا ءاذذسلا ٓ٘ششأذ يشخأشصإػ نإ٘ هٌر ةٔاعتٚ ْآشمٌا .

ٌا ًصِ خأاٍثٌا غّظ خإٍمذ ىٍػ ذّرؼٌ يزٌا ًػٌٕٛا سحثٌا طِٕٙ حساسذٌا ٖز٘ َذخرسذ حظحلاّ

اًضٌأ ًػٌٕٛا سحثٌا طِٕٙ از٘ ُػذٌ ،هٌر ىٌإ حفاضلإات .ًِاشٌا ًفصٌٛا خأاٍثٌا ًٍٍحذٚ حٍتامٌّاٚ كئاشٌٛاٚ

كثط ، حساسذٌا ٖز٘ ءاششإ ًظأ ِٓ .حؼِاعٌا خاثٌاط ٍٓت ِٓ خاشثخٌّا غِ حمٍّؼٌا حٍتامٌّاٚ حٍثرىٌّا زٛحثٌات ثٌاطٌا غِ ًػافرٌا يلاخ ِٓ حٌش٘اٛظٌا طِٕٙ سحاثٌا كٍثطذ ْإف ، هٌر ىٍػ جٚلاػ .سحت حٍٕؼو حٍٕؼٌّا خا

اً٘اعذا اذشفٚ ذل زذٛش ذٌشفٌلأ حٌش٘اٛظٌا حٌشظٔٚ سٛىٌس يٛثٌ )يشصؼٌاشٍسفرٌا( هٍرٍٍِٔٛشٍ٘ حٌشظٔ

ححٚشطلأا ٖزٌٙ اًحضاٚ

.

خاثٌاط إٍٙت ِٓ ، كئامح جذػ ىٌإ ححٚشطلأا ٖز٘ دٍصٛذ ، ٖؤاشظإ ُذ يزٌا سحثٌا حعٍرٔ ِٓ

شٌ حؼِاعٌا

ْأ ٌٓ

نإ٘ ْأ اّو .حٌٍٕذٌا ْاٌٛلأا خار ستلاٌّا ءاذذسا حٍٍّػ ِٓ ٗٔأ ْشسفٌٚ باعحٌا ءاذذسا

ِٓ .باعحٌا ءاذذسلا حفٍرخِ ياىشأٚ قشطٚ طأّأ ًف زعٔأٚ زّفٔ ذل باعحٌا خاٌَ ٓ٘شٍسفذٚ خاثٌاطٌا ُٙف

ٌا ًٍّعرٌٍ جادأٚ ،ءاسٌٕا جسٛػ حٌاّحٌ ءاطغ باعحٌا شثرؼٌ ،ٌٗاؼف قاٍس سٛظِٕ

حٌٌٛٙ ازِس هٌزوٚ ًذاز

حٍّسٌّا

DRAFT

.
(8)

vii

Ayat-Ayat Hijab (Studi Tentang Pandangan Mahasiswi dan Penerapannya di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember)” ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menuntun ummatnya menuju agama Allah sehingga tercerahkanlah kehidupan saat ini.

Dalam penyusunan tesis ini, banyak pihak yang terlibat dalam membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu patut diucapkan terima kasih teriring do’a jazaakumullahu ahsanal jaza kepada mereka yang telah banyak membantu, membimbing, dan memberikan dukungan demi penulisan tesis ini.

1. Prof. Dr. H. Babun Soeharto, SE., MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Prof. Moh. Dahlan, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

3. Dr. H. Aminullah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing I yang telah amat sabar membantu, bersedia meluangkan waktu, memberikan motivasi sekaligus memberikan banyak ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

4. Dr. Aslam Sa’ad, M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan, serta inspirasi-inspirasinya yang bukan hanya dalam penyelesaian tesis ini tapi juga dalam tiap dhawuh dan kehidupannya.

5. Dr. H. Hepni, MM. Selaku dosen penguji utama yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikirannya untuk menjadikan penulis lebih teliti lagi dalam penulisan tesis ini.

6. Dr. H. Pujiono, M.Ag. selaku Ketua Program Studi (Ka Prodi) Studi Islam yang telah banyak mengajarkan ilmu-ilmu yang manfaat.

DRAFT

(9)

viii Siddiq Jember.

9. Para mahasiswi UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember khususnya yang menjadi subjek dalam penelitian tesis ini, yang telah berkenan untuk bekerja sama dan memberikan data serta informasi dalam penyusunan tesis ini.

10. Kedua orang tuaku Ibunda Siti Aminah dan Abah Moh. Sholihin, terimakasih tak terhingga untuk kasih sayang, nasehat, perhatian, dukungan baik moril maupun materiil serta limpahan do’a yang tiada henti. Semoga Allah menjaga kalian, mencintai kalian melebihi cinta Sayida ke kalian.

11. Untuk kakak dan adik-adikku, Ulfa MF, Ulil Al, Ulil Ab, Habibah A.

Terimakasih sudah menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga kita ;).

12. Untuk sahabatku Bae terimakasih sudah hadir di kehidupanku, menjadi teman baikku, menjagaku dengan perhatianmu, menemani perjuanganku, serta do’a- do’a mu yang selalu kamu panjatkan ke sang Khaliq untukku. Semoga Allah yang menjagamu, memberi perhatian penuh di kehidupanmu. Maafkan aku yang suka merepotkanmu .-. . Always be happy for both of us world and hereafter ;)

13. Untuk teman-teman seperjuanganku di kelas Studi Islam, Umi LN, Mifta J, KN Safitri, K.Q Nada, Urwa. W, dan teman-teman SI semuanya, semoga Allah mempertemukan kita dengan masa depan terbaik menurut-Nya.

Semoga penyusunan Tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jember,

Sayida Ummah

DRAFT

(10)

ix

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian... 1

B. Fokus Penelitian ... 14

C. Tujuan Penelitian... 14

D. Manfaat Penelitian... 14

E. Definisi Istilah ... 15

F. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 18

A. Penelitian Terdahulu ... 18

B. Kajian Teori... 34

C. Kerangka Teori ... 74

D. Kerangka Konseptual ... 79

BAB III METODE PENELITIAN ... 85

A. Pendekatan Penelitian ... 85

B. Jenis Penelitian ... 85

C. Lokasi Penelitian ... 85

DRAFT

(11)

x

G. Teknik Pengumpulan Data ... 88

H. Analisis Data ... 91

I. Keabsahan Data ... 92

J. Tahap-tahap Penelitian ... 93

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ... 95

A. Gambaran Obyek Penelitian... 95

B. Temuan Penelitian ... 141

BAB V PEMBAHASAN ... 182

A. Model-Model Pemahaman Mahasiswi tentang Ayat-Ayat Hijab dan Penerapannya di Kalangan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember ... 182

B. Faktor-Faktor dan Konteks Sosial yang Mempengaruhi Pemahaman Mahasiswi tentang Ayat-Ayat Hijab dan Penerapannya di Kalangan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember...186

BAB V PENUTUP ... 190

A. Kesimpulan... 190

B. Saran ... 191

DAFTAR RUJUKAN... 193 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DRAFT

(12)

1 A. Konteks Penelitian

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi pembenar dari kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah sebelumnya. Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diberikan untuk umat Islam yang di dalamnya terkandung pesan- pesan sosial dan spirit keberagamaan, menjadi petunjuk kehidupan manusia dan menjadi obat bagi segala penyakit kehidupan sosial manusia.

Al-Qur‟an adalah kitab petunjuk yang di dalamnya terdapat ajaran moral universal bagi umat manusia sepanjang masa. Dalam posisinya sebagai kitab petunjuk, al-Qur‟an diyakini tidak akan pernah lekang dan lapuk dimakan zaman. Al-Qur‟an sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW khatam al-anbiya’ (penutup para nabi), sehingga tidak akan turun lagi kitab samawi setelah diutusnya Nabi Muahmmad. Oleh karena itu, sangat logis jika prinsip-prinsip universal al- Qur‟an senantiasa relevan untuk setiap waktu dan tempat (Shalih Likulli Zaman wa Makan).1 Asumsi ini membawa implikasi bahwa problem-problem sosial keagamaan di era kontemporer ini tetap akan dapat dijawab oleh al- Qur‟an dengan cara melakukan kontekstualisasi penafsiran secara terus- menerus, seiring dengan semangat dan tuntunan problem kontemporer. Sebab al-Qur‟an bukanlah kitab yang diturunkan hanya untuk orang-orang dahulu

1 Muchlis Hanafi, Moderasi Islam (Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama), (Ciputat: Ikatan Alumni al-Azhar dan PSQ, 2013), 156.

DRAFT

(13)

dizaman Nabi, tetapi ia juga diperuntukkan bagi orang-orang sekarang dan bahkan orang-orang dimasa mendatang.2

Agama Islam tidak hanya mengatur urusan sholat dan zakat saja, tetapi agama Islam juga banyak mengatur kehidupan manusia dari segala aspek. Salah satu aspek yang diatur Islam mengenai kehidupan manusia ialah aspek berpakaian bagi kaum wanita.

Di dalam Islam, wanita muslimah diharuskan untuk menutup aurat mulai dari kepala hingga kaki. Salah satunya yaitu aturan bagi kaum wanita untuk menjulurkan kerudungnya hingga menutupi dadanya. Perintah menutup aurat bagi kaum wanita telah tertulis dalam al-Qur‟an surat al-Ahzab ayat 59 dan surat al-Nur ayat 31. Ada dua istilah populer yang digunakan dalam al- Qur‟an terkait tentang pakaian penutup kepala. Istilah tersebut ialah khumur dan jalabib. Kedua istilah ini sama-sama berbentuk jamak dan bersifat generik. Kata khumur terdapat di dalam QS. An-Nur ayat 31 bentuk jamak dari kata khimar, sedangkan kata jalabib yang terdapat di dalam QS. Al- Ahzab ayat 59 bentuk jamak dari kata jilbab.

Dalam al-Qur‟an, Allah telah berfirman mengenai soal jilbab hanya disatu tempat yakni QS. Al-Ahzab ayat 59 :

ٰٓ ٌ

ْٰٓمُقٰٓ ًُِّبَّىنآٰاَهٌَُّا

ٰٓ ىَبَوٰٓ َكِجاَوْصَ ِّلِّ ٰٓ

ٰٓ اَسِوَوٰٓ َكِخ

ٰٓ َّهِهِبٍِْب َلََجٰٓ ْهِمٰٓ َّهِهٍَْهَعٰٓ َهٍِْوْذٌُٰٓ َهٍِْىِمْإُمْنآٰ ِء

ٰٓ

ٰٓ وْدَآَٰكِن ٰٓ ر

ٰٓ ى

ٰٓ َهٌَْر ْإٌُٰٓ َلََفٰٓ َهْفَشْعٌُّٰٓ ْنَا ٰٓ

ُٰٓ ّاللٰٓ َناَكَو ٰٓ

ا مٍِْيَّسٰٓا س ْىُوَفٰٓ

.

Artinya : “Wahai Nabi ! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin. “Hendaklah mereka menutupkan

2 Abdul Mustaqim, Epistimologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: PT.LkiS Printing Cemerlang, 2011), 54.

DRAFT

(14)

jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha pengampun, Maha penyayang.”

Ayat-ayat yang dijadikan dalil oleh para ulama dalam konteks hijab dan jilbab banyak yang lebih dikaitkan dengan aurat. Penerapan ayat seperti inilah, yang memicu perbedaan pendapat dikalangan ulama ushul fiqih khususnya. Apakah yang dijadikan pegangan lafadz yang sifatnya umum, ataukah sebab turunnya yang bersifat khusus.3

Asbabun nuzul dari ayat di atas ialah, ada suatu riwayat yang mengemukakan bahwa Saudah (istri dari Rasulullah saw) ketika itu keluar dari rumah untuk sesuatu keperluan setelah diturunkan ayat hijab. Saudah merupakan wanita yang memiliki badan tinggi besar sehingga orang mudah mengenalinya. Pada saat itu Umar melihatnya dan kemudian berkata : “Hai Saudah, demi Allah bagaimanapun kami akan tetap bisa mengenalmu. Sebab itu cobalah engkau pikir kenapa engkau keluar rumah?” Dengan tergesa-gesa Saudah pulang dan saat itu Rasulullah berada di rumah Aisyah sedang memegang tulang sewaktu makan. Ketika dia masuk ia langsung berkata :

“Ya Rasulullah, aku keluar hendak melaksanakan suatu keperluan, dan kemudian Umar menegurku karena masih mengenaliku. Karena peristiwa itulah ayat ini turun.4

Jilbab berasal dari kata jalaba yang memiliki arti menghimpun dan membawa. Pada masa Nabi jilbab diartikan sebagai pakaian luar yang menutupi segenap anggota badan mulai dari kepala hingga kaki perempuan

3 Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), 40.

4 Aisyah Qamaruddin Shaleh, dkk. Asbabun Nuzul, (Bandung: Diponegoro, 1982), 409.

DRAFT

(15)

dewasa. Sedangkan jilbab yang diartikan sebagai penutup kepala hanya dikenal di Indonesia.5 Sedangkan istilah khumur yang bentuk jamak dari khimar mempunyai arti sesuatu yang dipakai untuk menutupi bagian kepala seorang wanita. Pakaian ini didesain untuk menutupi kepala, leher hingga menjulur menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk juga menutupi tulang selangka).

Hijab yang diperintahkan oleh Allah semata-mata tidak hanya sekedar menjadi penutup kepala, namun juga harus menutup dada, seperti aturan yang disebutkan dalam QS. An-Nur ayat 31:

َٰٓوٰٓ َّهُهَجوُشُفٰٓ َهْظَو ْحٌََوٰٓ َّهِهِساَصْبَأٰٓ ْهِمٰٓ َهْضُضْغٌَِٰٓثاَىِمْإُمْهِنٰٓ ْمُق َٰٓو

َّٰٓهُهَخَىٌِصٰٓ َهٌِذْبٌُٰٓ َلِّ

ٰٓ َّلِِّئٰٓ َّهُهَخَىٌِصٰٓ َهٌِذْبٌُٰٓ َلَِّوٰٓ َّهِهِبىٍُُجٰٓ ىَهَعٰٓ َّهِهِشُمُخِبٰٓ َهْبِشْضٍَْنَوٰٓ اَهْىِمٰٓ َشَهَظٰٓ اَمٰٓ َّلِِّئ

ِٰٓئٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِخَنىُعُبٰٓ ِءاَىْبَأٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِئاَىْبَأٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِخَنىُعُبٰٓ ِءاَبَآٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِئاَبَآٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِخَنىُعُبِن

َّٰٓهِهِواَىْخ

ٰٓ َهٍِعِباَّخنآِٰوَأٰٓ َّهُهُواَمٌَْأٰٓ ْجَكَهَمٰٓاَمٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِئاَسِوٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِحاَىَخَأًِٰٓىَبٰٓ ْوَأٰٓ َّهِهِواَىْخِئًِٰٓىَبٰٓ ْوَأ

ِٰٓءاَسِّىنآِٰثاَسْىَعٰٓىَهَعٰٓاوُشَهْظٌَْٰٓمَنٰٓ َهٌِزَّنآِٰمْوِّطنآِٰوَأِٰٓلاَجِّشنآٰ َهِمِٰٓتَبْسِ ْلْآًِٰنوُأِٰٓشٍَْف

ْٰٓضٌَٰٓ َلَِّو

ٰٓاَهٌَُّأٰٓا عٍِمَجِٰٓ َّاللٰٓىَنِئٰٓاىُبىُحَوٰٓ َّهِهِخَىٌِصٰٓ ْهِمٰٓ َهٍِوْخٌُٰٓاَمَٰٓمَهْعٍُِنٰٓ َّهِهِهُجْسَأِبٰٓ َهْبِش

َٰٓنىُحِهْوُحْٰٓمُكَّهَعَنٰٓ َنىُىِمْإُمْنا

Artinya: “Katakanlah kepada orang yang beriman Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera- putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera- putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS.An-Nur 31)6

5 Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), 40.

6 Al-Qur‟an, 24:31.

DRAFT

(16)

Ayat khimar turun untuk menanggapi model pakaian perempuan pada saat itu yang menggunakan penutup kepala (muqani’) tetapi tidak menjangkau bagian dada, sehingga terlihatlah bagian leher dan dadanya.

Menurut Muhammad Sa‟id al-Asymawi QS. An-Nur ayat 31 diturunkan semata-mata ingin memberikan perbedaan antara perempuan mukmin dan perempuan selainnya, bukan dijadikan sebagai format abadi.7

Dari ayat di atas, jelas diperintahkan kepada kaum wanita untuk memakai hijab yang bisa menutup sampai ke dadanya. Di samping itu, terdapat syarat-syarat seorang wanita dalam berpakaian jilbab, diantaranya seperti bahan yang dipakai tidak tipis, transparan, ketat, berwarna atau bercorak mencolok atau serupa kulit (yang itu dapat mengundang perhatian dari kaum laki-laki). Karena jika kita ketahui tujuan dari berjilbab ialah untuk menutup tubuh wanita dari pandangan kaum laki-laki. Sehingga pemilihan jilbab yang dipakai haruslah sesuai syari‟at yang longgar sehingga tidak terlihat tempat-tempat yang menarik perhatian dari pada anggota tubuh wanita tersebut.8

Melihat dari sejarah sebelum turunnya ayat-ayat tentang hijab, pakar tafsir menyatakan bahwa masyarakat pada zaman jahiliyah dahulu sudah mengenal mengenai jilbab, bahkan jilbab bukan sesuatu yang baru bagi mereka. Jilbab diperuntukkan bagi para kaum wanita biasanya yang sudah mulai menginjak dewasa, mereka memakai jilbab sebagai pertanda bahwa

7 Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), 41.

8 Quraish Shihab, Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), 80.

DRAFT

(17)

mereka meminta dimuliakan. Di samping itu, jilbab juga menjadi suatu ciri khas yang bisa membedakan antara perempuan merdeka dengan perempuan para budak atau hamba sahaya. Bangsa Arab zaman jahiliyah mereka mewajibkan bagi perempuan untuk memakai hijab. Dengan anggapan bahwa jilbab sebagai tradisi yang memang harus dilakukan.9

Dilihat dari keberadaannya di Indonesia, jilbab semula lebih dikenal sebagai kerudung, akan tetapi di awal tahun 1980-an kemudian lebih populer dikenal dengan jilbab. Namun menurut asal katanya, jilbab berakar pada istilah yang terdapat di dalam bahasa Arab (al-Qur‟an) yaitu jalaba yang mempunyai makna menghimpun atau membawa. Dalam kamus Arab- Indonesia (al-Munawir), jilbab dikemukakan berasal dari kata aljalabiyyah yang mempunyai arti baju kurung yang panjang sejenis dengan jubah. Namun disisi lain, jilbab dikatakan pula sebagai pakaian luar yang menutupi segenap anggota badan dari kepala hingga kaki kaum perempuan.10

Aurat yaitu segala sesuatu yang dapat menjadikan seseorang malu atau mendapatkan aib (cacat), baik perkataan, sikap ataupun tindakan. Aurat sebagai bentuk dari kekurangan maka sudah seharusnya ditutupi dan tidak untuk dibuka atau dipertontonkan di muka umum. Sedangkan aurat menurut terminologi fuqaha antara laki-laki dan perempuan. Islam mengajarkan bahwa pakaian ialah penutup aurat, bukan sekedar perhiasan. Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi anggota tubuhnya yang menarik

9 M. Quraish Shihab, Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah (Jakarta: Lentera Hati, 2004), 85-87.

10 Bahtiar Deni Sutan, Berjilbab dan Tren Buka Aurat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2009), 51.

DRAFT

(18)

perhatian lawan jenisnya. Para ulama membedakan antara aurat kaum wanita di hadapan kaum pria dengan aurat di hadapan semua wanita.

Menurut ulama M. Quraish Shihab, terdapat istilah-istilah lain untuk sebutan jilbab diantaranya :11

1. Khimar (kerudung) yaitu segala bentuk penutup kepala wanita baik itu panjang maupun pendek, menutup kepala, dada dan badan wanita.

2. Niqab atau burqa’ (cadar) ialah kain penutup wajah wanita dan sudah ada serta dikenal sebelum dari zaman kedatangan Islam.

3. Hijab (tutup) yaitu semua yang dimaksudkan untuk mengurangi dan mencegah akan terjadinya suatu fitnah jinisyah (godaan seksual) baik dengan menahan pandangan, tidak mengubah intonasi suara ketika berbicara yang mana agar supaya terdengar menarik dan menggugah, menutup aurat dan lain sebagainya.

Di dalam ajaran agama Islam, fungsi dari pakaian ialah sebagai berikut:12

1. Sebagai penutup aurat (menutup anggota badan tertentu yang dalam syari‟at tidak boleh diperlihatkan kecuali kepada orang-orang tertentu).

2. Sebagai perhiasan (sesuatu yang dapat digunakan untuk memperelok/mempercantik).

3. Melindungi dari cuaca baik panas maupun dingin.

4. Sebagai petunjuk identitas, yang mana dapat membedakan antara seseorang dengan yang lain.

11 Ibid., 89.

12 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik atas berbagai Persoalan Umat, (Bandung:

Mizan Pustaka, 2007), 155-180.

DRAFT

(19)

Dalam konteks keIslaman, penggunaan hijab menjadi cermin bagi para pemakainya untuk menandai identitas suatu kelompok tertentu serta menghindarkan penggunanya dari tindakan pelecehan. Perkembangan cara pemakaian hijab di masyarakat terutama di Indonesia sendiri semakin lama semakin berkembang pesat mengalami kemajuan yang secara kuantitasnya semakin banyak. Pemakaian hijab di Indonesia secara kualitas memang sebagian dari penggunanya masih menimbulkan pertanyaan terutama faktor dari penggunaan hijab tersebut apakah memang didasarkan dengan niat dalam hati untuk mengikuti syari‟at dalam Islam atau hanya sebatas mengikuti trend yang ada. Pemakaian hijab di masyarakat pada dewasa ini memang tidak lepas dari regenerasi budaya yang positif tetapi sebagian pendapat menyebutkan pemakaian hijab oleh para wanita pada masa sekarang hanya alasan yang subyektifitas saja sifatnya. Jika dilihat dari pandangan syari‟at Islam, benar memang jika kita menjalankan sesuatu perintah agama yang tujuannya baik tetapi jika tanpa diiringi niat yang tulus seperti halnya yang telah diajarkan dalam syari‟at Islam semuanya hanya akan berbuah sia-sia dan tidak jarang jika semata-mata hanya menjalankan amal yang salah.

Di Indonesia, keberadaan jilbab membentuk ruang publik baru yang memungkinkan masyarakat atau individu dapat mengaktualisasikan identitas dari kuturalnya (budayanya) sekaligus juga menjadi bagian dari representasi identitasnya tersebut, bahkan juga dapat mencerminkan tanda dari perbedaan dengan yang lainnya. Identitas dapat diartikan sebagai suatu imajinasi yang lahir ketika kita dipandang berbeda oleh pihak yang lain. Secara konseptual,

DRAFT

(20)

identitas dapat diartikan sebagai narasi tentang diri yang membedakan dari diri yang lain.

Seiring dengan kemajuan zaman yang telah maju dan teknologi yang semakin canggih telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan salah satu diantaranya ialah perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang terjadi di tengah masyarakat tampaknya mempunyai pengaruh yang sangat besar khususnya bagi para mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi.

Pengaruh tersebut antara lain ialah dapat dilihat dari segi gaya berjilbab di kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Achmad Siddiq Jember merupakan salah satu perguruan tinggi Islam terbesar di kota Jember.

Kampus ini mengharuskan kepada setiap civitas-civitas akademikanya untuk memakai atribut yang mencerminkan nilai-nilai Islam, salah satunya cara berbusana. Di dalam kampus UIN KH Achmad Siddiq Jember ini terdapat aturan bagi setiap mahasiswanya untuk berpakaian sopan ketika ke kampus, tidak boleh memakai kaos oblong (kaos tanpa kerah) dan harus terlihat rapi.

Sedangkan bagi para mahasiswi-mahasiswinya diharuskan untuk mengenakan hijab. Keharusan untuk memakai hijab bagi para mahasiswi, nampaknya memicu para mahasiswi untuk memakai berbagai macam model hijab.

Tujuannya, selain untuk mematuhi peraturan yang ada di kampus UIN KH.

Achmad Siddiq Jember ini juga agar bisa tampil cantik dengan tanpa mengesampingkan nilai-nilai syari‟at Islamnya.

DRAFT

(21)

Perubahan gaya hidup yang terjadi di kalangan mahasiswi UIN KH.

Achmad Siddiq Jember tidak dapat terlepas dari peran media. Media merupakan suatu sarana informasi yang mempunyai peran penting dalam proses perubahan gaya hidup di masyarakat, salah satunya di kalangan mahasisiwi UIN KH. Achmad Siddiq Jember. Media turut serta dalam membentuk image atau citra di kalangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember dalam berbusana. Iklan-iklan kecantikan, model-model busana dan masih banyak yang lainnya yang itu terlihat dari penayangan di telivisi, di koran-koran maupun majalah bahkan dari sosial media yang lainnya secara tidak langsung dapat menjadi pengaruh bagi gaya berbusana mahasiswi di UIN KH. Achmad Siddiq Jember terutama dalam memakai hijab. Hal ini seperti penulis amati banyaknya model hijab yang dipakai mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember.

Perubahan model busana oleh mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember mengikuti trend pada masanya. Mahasiswi tahun 1960-1970 an mengikuti trend model berbusana pada masa itu. Adapun trend model busana pada tahun 1960-1970 ialah baju kurung dengan kerudung persegi panjang sekitar 200 cm dan lebar 80 cm. Model kerudung seperti ini biasa di kenal oleh muslimah zaman sekarang dengan sebutan kerudung phasmina. Tidak jauh berbeda dengan mahasiswi pada tahun 1970-1980 an, model busana pada masa ini juga masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu dengan baju kurung dan kerudung panjang yang biasa di sebut dengan kerudung phasmina. Mahasiswi tahun 1980-1990 an agaknya sudah mengalami

DRAFT

(22)

perubahan pada trend model busana di tahun ini. Trend model berbusana pada tahun 1980-1990 ini ialah mahasiswi dengan trend busana celana atau longdress serta kerudung segi empat. Adapun perubahan model busana oleh mahasiswi tahun 1990-2000 an yaitu busana dengan model jubah/gamis, rok panjang dengan atasan yang lebar dan kerudung segi empat. Pada tahun 2000 hingga sekarang trend model busana oleh mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember semakin beragam dengan beberapa bentuk busana serta hijab atau jilbab yang lebih fhasioneble.

Dalam beberapa tahun terakhir, jilbab telah menjadi trend yang turut menumbuhkan sektor-sektor baru dalam bidang ekonomi. Beberapa tahun terakhir setidaknya tampak dua kelompok pemakai jilbab di kalangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember. Kelompok pertama mewakili gerakan-gerakan yang berambisi untuk kembali ke Islam. Menurut Rais, gerakan yang meluas di kampus-kampus dunia Islam mempengaruhi proses penggunaan jilbab, yang secara simbolik dapat ditafsirkan sebagai usaha identifikasi diri di tengah krisis identitas yang melanda kaum muda.13 Muslimah kelompok ini dapat dikenali dari hijab lebar yang khas, gamis, longdress yang lebar atau rok dan baju atasan yang juga serba lebar, juga kaki yang selalu tertutup dengan kaos kaki. Potret hijab lebar sering diidentikkan dengan simbol kesalehan dan kesopanan, fundamentalis, konservatif, militan, anti modernisasi dan sebagainya.

13 M. Amin Rais, Prospek Proses Kebangunan Islam, (Bandung: Mizan, 1991), 95.

DRAFT

(23)

Kelompok kedua, merupakan anti dari kelompok pertama. Mereka mewakili simbol kebebasan, modernis. Cara berpakaian mereka juga dapat dikenal jilbab kecil yang dililitkan ke leher, baju dan celana ketat yang mempertegas lekuk tubuh. Jilbab seperti ini adalah bentuk ekspresi kawula muda yang menuntut kebebasan berpakaian. Sebagai seorang muslimah, mereka tidak mau menanggalkan hijabnya, tetapi juga tidak mau ketinggalan zaman, atau disebut kampungan.14

Tradisi berhijab merupakan fenomena yang kaya makna dan penuh nuansa. Meminjam istilah Geetz telah menjadi semacam keyakinan dan pegangan hidup. Tradisi berhijab pada awal kemunculannya sebenarnya merupakan penegasan dan pembentukan identitas keberagamaan seseorang.

Dalam perkembangannya pemaknaan hijab tersebut ternyata mengalami pergeseran makna yang signifikan. Hijab tidak hanya berfungsi sebagai simbol identitas religius, tetapi telah memasuki ranah-ranah budaya, sosial, politik, ekonomi dan bahkan fashion. Dengan kata lain hijab telah menjadi sebuah fenomena yang kompleks. Ia tidak hanya menjadi identitas keberagamaan, tetapi juga menjadi identitas kultural. Dalam konteks ini, hijab menjadi media interpretasi yang penuh makna. Gejala semacam ini dengan mudah dapat dijumpai dalam kehidupan sosial.

Pergeseran makna berhijab ke bentuk identitas yang plural tampaknya bukanlah sesuatu yang berdiri begitu saja. Ada kekuatan besar yang juga menentukan, yakni globalisasi. Globalisasi dengan berbagai kekuatan yang

14 Abu al-Ghifari, Berjilbab tapi Telanjang, (Bandung: Mujahid Press, 2004), 1-2.

DRAFT

(24)

ada di dalamnya, ternyata mampu menjadikan hijab yang semula hanya identitas keberagamaan menjadi multi-identitas.

Di hampir semua kampus di Indonesia, baik yang berlabelkan Islam maupun umum akan dijumpai mahasiswi yang memakai hijab dengan segala macam bentuknya. Tidak terkecuali Universitas Islam Negeri (UIN) KH Achmad Siddiq Jember yang menjadi tempat penelitian. UIN KH Achmad Siddiq Jember lahir atas gagasan para tokoh umat Islam dan tuntutan masyarakat kota Jember akan adanya perguruan tinggi yang bernafaskan Islam dan melahirkan intelektual muslim.

Dari kasus di atas, munculnya anggapan yang beragam dari para mahasiswi dalam memahami ayat hijab yang ada dalam al-Qur‟an hingga cara penerapan mereka yang berbeda-beda, menimbulkan pertanyaan dalam diri peneliti yang ingin lebih digali mengenai faktor apa saja yang menjadi pengaruh dalam interpretasi mereka mengenai ayat hijab dan pengaplikasian mereka dalam menerapkan pemahaman tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mahasiswi UIN KH. Achmad Siddiq dalam memahami dan mengaplikasikan ayat-ayat hijab. Dengan demikian penulis mengadakan penelitian dengan judul : Interpretasi Ayat-ayat Hijab (Studi tentang Pandangan Mahasiswi dan Penerapannya di UIN KH Achmad Siddiq Jember).

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana pemahaman mahasiswi tentang ayat-ayat hijab dan penerapannya di kalangan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember ?

DRAFT

(25)

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman dan memotivasi mahasiswi tentang penggunaan hijab di lingkungan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pemahaman mahasiswi tentang ayat-ayat hijab dan penerapannya di kalangan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman dan memotivasi mahasiswi tentang penggunaan hijab di lingkungan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan tentang interpretasi dan penerapannya mengenai ayat-ayat hijab, khususnya yang telah dilakukan oleh mahasiswi UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Dengan mengalisis interpretasi dan penerapannya tentang ayat-ayat hijab yang dilakukan oleh mahasiswi UIN KH. Achmad Siddiq Jember, tentu akan memberikan banyak pengalaman pada penulis dan memberikan pengetahuan tentang living Qur‟an yang ada di masyarakat, terlebih khusus tentang ayat yang diteliti penulis.

b. Bagi UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

DRAFT

(26)

Diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap khazanah keilmuan di Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Acmad Siddiq Jember, Khususnya dalam bidang Studi Islam (SI) Pasca Sarjana UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

c. Bagi Masyarakat Umum

Dengan melakukan penelitian tentang interpretasi ayat-ayat hijab dan penerapannya di perguruan tinggi UIN KH. Achmad Siddiq Jember, masyarakat umum dapat mengambil hikmah serta mencontoh perilaku masyarakat yang memang dianggap baik. Selain itu, penelitian ini juga menambah wawasan masyarakat umum tentang pemahaman suatu ayat yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat menambah semangat untuk mempraktikkan kandungan ayat al-Qur‟an lainnya dalam kehidupan nyata.

E. Definisi Istilah 1. Interpretasi

Interpretasi adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tidak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama.15 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) interpretasi diartikan suatu pandangan teoritis terhadap sesuatu, dengan kata lain tafsiran.

2. Ayat-ayat hijab

15 https://id.m.wikipedia.org. Diakses pada hari Minggu 26 Desember 2021.

DRAFT

(27)

Hijab menurut bahasa berarti “dinding pemisah/curtain”. Bagi Fatimah Mernissi, pada awalnya, hijab berarti tabir; namun karena terjadi depolitisasi maka hijab beralih menjadi jilbab (veil).16 Adapun yang dimaksud ayat hijab ialah ayat-ayat yang membahas mengenai hijab bagi wanita dalam al-Qur‟an.

Dari pemaparan definisi istilah di atas, maka maksud dari judul tesis ini adalah melakukan penelitian mengenai interpretasi (pemahaman) mahasiswi UIN KH. Achmad Siddiq Jember tentang ayat-ayat hijab dan penerapan pemahaman mereka dalam kehidupan sehari-hari.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan berisi tentang tesis alur pembahasan dalam penelitian yang di mulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah bentuk dikriptif naratif, bukan seperti pada daftar isi.17

Bab satu (I) berisi pendahuluan merupakan dasar atau pijakan dalam penelitian yang meliputi: konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.

Fungsi bab ini untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai pembahasan dalam penelitian tesis ini.

Bab dua (II) berisi kajian pustaka yang meliputi: penelitian terdahulu, kajian teori dan kerangka konseptual.

16 Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, (Jakarta: PT Gramedia, 2014), 39.

17 STAIN, karya ilmiah, 2012.

DRAFT

(28)

Bab tiga (III) berisi metode penelitian yang membahas mengenai pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data serta tahap-tahap penelitian.

Bab empat (IV) berisi paparan data dan analisis yang meliputi:

paparan data dan analisis serta temuan penelitian.

Bab lima (V) berisi tentang pembahasan. Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembahasan yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Bab enam (VI) berisi penutup atau kesimpulan dan saran, yang di dalamnya mencakup kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran-saran yang tentunya bersifat kontruktif.

Selanjutnya tesis ini diakhiri daftar pustaka dan beberapa lampiran- lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data

penelitian.

DRAFT

(29)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Jilbab Sebagai Gaya Hidup Modern di Kalangan Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger. Tesis Muhammad Esha Bayusman, Program Magister Studi Ilmu Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2019. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya konstruk pemahaman menegnai tentang jilbab di kalangan mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim menunjukkan ada tiga makna diantaranya ialah jilbab diartikan sebagai syariat dan kesadaran diri. Kemudian jilbab juga diartikan sebagai budaya dan jilbab merupakan sebuah identitas.

Hasil yang kedua ialah dampak dari pemakaian fashion jilbab modern sebagai gaya hidup. Terdapat dua dampak yang dirasakan oleh mahasiswi di UIN Maulana Malik Ibrahim ini. Dampak yang pertama ialah dampak positif. Meningkatnya kesadaran untuk bersikap spiritualistis, timbulnya pemahaman bahwa ajaran Islam mampu berdialektika dengan zaman dan meningkatnya rasa percaya diri.

Dampak negatif dari fashion jilbab modern sebagai gaya hidup yang

DRAFT

(30)

dirasakan oleh mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim ialah bergesernya pemaknaan terhadap jilbab itu sendiri.18

2. Transformasi dari Kerudung ke Jilbab Santriwati Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang. Tesis Hilmy Program Magister Kajian Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya, 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian etnografi dan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara yang mendalam guna untuk mengungkapkan perubahan penggunaan kerudung ke jilbab di pesantren Mamba‟ul Ma‟arif Denanyar Jombang. Dari pendekatan ini kemudian peneliti mendapatkan data mengenai unsur-unsur perubahan dari kerudung ke jilbab yang digunakan oleh para santri baik itu di lingkungan pesantren maupun di luar pesantren. Selanjutnya, penelitian ini juga menggambarkan konsep perubahan penggunaan kerudung ke jilbab yang digunakan santri perempuan sehingga menjadikan kesimpulan dalam tesis ini. Kesopanan dan ketaatan santri perempuan dengan cara mengenakan busana merupakan suatu cerminan dari muslimah yang ideal.19

3. Fenomena Hijab dalam Bisnis Kuliner di Kota Medan. Tesis Marzuti Isra Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2018. Dalam penelitian ini ditemukan sebuah

18 Muhammad Esha Bayusman, Jilbab Sebagai Gaya Hidup Modern di Kalangan Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger, (Tesis, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2019), xviii.

19 Hilmy, Transformasi dari Kerudung ke Jilbab Santriwati Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, (Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya, 2015), viii.

DRAFT

(31)

hasil yang menunjukkan bahwa berhijab bagi para pekerja perempuan merupakan suatu kebijakan yang diberlakukan oleh para investor kuliner guna untuk mencapai dua tujuan. Yang pertama ialah berhijab merupakan sebuah implementasi manajemen strategi pemasaran dalam rangka guna untuk menarik konsumen Muslim yang paling besar di kota Medan. Kedua, berhijab digunakan untuk menjaga lingkungan yang bersih dan higenis terhadap semua produk kuliner. Terkhusus di outlet Bika Ambon Zulaikha, berhijab sudah bergerak kearah kesadaran yang ideologis (syariah). Hasil kedua menunjukkan bahwa kesadaran berhijab bagi para pekerja perempuan terdapat tiga (3) tingkat kesadaran dan pemahaman. Pertama, kesadaran dan pemahaman yang ideologis jauh sebelum bekerja. Kedua, menemukan kesadaran dan pemahaman berhijab setelah bekerja. Ketiga, kesadaran dan pemahaman berhijab sebatas sebagai penutup kepala untuk menjaga kebersihan produk kuliner. Hasil yang ketiga menunjukkan bahwa hijab juga turut memberikan andil didalam membangun persepsi konsumen Islam untuk berbelanja di Outlet kuliner. Bahwasanya konsumen Islam memiliki keyakinan dan kenyamanan terhadap jaminan higenis dan halal saat berbelanja kuliner di outlet yang pekerjanya menggunakan hijab.20

4. Jilbab Sebagai Pakaian Muslimah dalam Surat al-Ahzab:59 Menurut Taqiyu al-Din al-Nabhani dalam Bukunya al-Nizham al-Ijtima’i fi al- Islam. Tesis Khairani Aulia Rambe Program Studi Hukum Keluarga

20 Marzuti Isra, Fenomena Hijab dalam Bisnis Kuliner di Kota Medan, (Tesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, 2018), iv-v.

DRAFT

(32)

Konsentrasi Tafsir Hadis Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2019. Dalam penelitian tesis ini dihasilakn sebuah data bahwa jilbab menurut Taqiyudin al-Nabhani ialah pakaian luar yang terulur ke seluruh tubuhnya. Yang mendasari pemikirannya mengenai tentang jilbab ialah hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.

Kata mim dalam ayat ini yaitu surat al-Ahzab 59 ini bukan li tab’id (untuk menunjukkan sebagian), akan tetapi mim disini sebagai bayan (penjelasan). Yang maknanya ialah hendaklah terulurkan mula’ah atau milhafah hingga menujulur ke bawah (irkha). Relevansi pemikirannya bahwasanya fenomena saat ini khususnya mengenai tentang jilbab tidak sesuai dengan konsep pemikiran beliau.21

5. Jilbab dalam Perspektif Sosiologi (Studi Pemaknaan Jilbab di Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Muhammaddiyah Jakarta).

Tesis Budiastuti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Indonesia Depok, 2012. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna jilbab lingkungan fakultas hukum UMJ merupakan bagian dari cara berpakaian yang bernuansa agama, yang direalisasikan dalam beragam bentuk model cara mengaplikasikan jilbab tersebut. Dalam hal ini jilbab melekatkan fungsi pakaian yaitu sebagai penutup dan pelindung tubuh, serta juga memiliki

21 Khairani Aulia Rambe, Jilbab Sebagai Pakaian Muslimah dalam Surat al-Ahzab:59 menurut Taqiyu al-Din al-Nabhani dalam Bukunya al-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, (Tesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau, 2019), viii.

DRAFT

(33)

fungsi sebagai alat untuk mempercantik diri dan simbol identitas muslimah.22

6. Stylish Trendi tapi Syar’i: Komodifikasi, Elitaisme dan Identitas Beragama Muslimah Kota dalam Komunitas Hijabers. Tesis Abdul Aziz Faiz Jurusan Studi Agama dan Revolusi Konflik UIN Sunan Kalijaga, 2014. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Aziz Faiz dalam tesisnya ini membawa pada genre baru dalam berhijab modis dan stylis tetapi tetap dipandang syar‟i sehingga membentuk konstruksi komodifikasi agama khususnya komodifikasi yang dilakukan pada simbol Islam berupa hijab komunitas kota dalam komunitas hijabers dalam mengekspresikan keberagaman mereka.23

7. Realita Sosial dan Pemahaman Syari’at: Pemahaman Santriwati Nurul Ummah terhadap Syari’at Berhijab dalam al-Qur’an. Wahyuni Eka Putri, Jurusan Studi al-Qur‟an dan Hadis UIN Sunan Kalijaga, 2011.

Dalam penelitian tesis ini membahas tentang meningkatnya penggunaan jilbab di Indonesia dengan berbagai ragam dan kemudian apakah wanita- wanita Indonesia ini mengetahui bagaimana syari‟at Islam tentang jilbab.24

8. “Jilbab Sebagai Fenomena Agama dan Budaya (Interpretasi Terhadap Alasan Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

22 Budiastuti, Jilbab dalam Perspektif Sosiologi (Studi Pemaknaan Jilbab di Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Muhammaddiyah Jakarta). Tesis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Indonesia Depok, 2012.

23 Abdul Aziz Faiz, Stylish Trendi tapi Syar’i: Komodifikasi, Elitaisme dan Identitas Beragama Muslimah Kota dalam Komunitas Hijabers, (Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2014). ix.

24 Wahyuni Eka Putri, Realita Sosial dan Pemahaman Syari’at: Pemahaman Santriwati Nurul Ummah terhadap Syari’at Berjilbab dalam al-Qur’an, (Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2011).

DRAFT

(34)

Negeri Raden Fatah Palembang dalam Memilih Jilbab)”, Sefti Efriana, Program Studi Studi Sejarah Kebudayaan Islam, Program Pascasarjana Universitas Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, 2016. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa dikalangan mahasiswi fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, jilbab telah menjadi fenomena menyatu yang menjadi bagian dari kehidupan sehari- hari. Label organisasi dan tempat tinggal turut serta dalam membentuk pandangan dari masyarakat bahwa jilbab juga menjadi bagian dari peneguhan identitas yang mewakili institusi maupun komunitas di fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Raden Fatah Palembang.25

9. “Pelaksanaan Peraturan Pemakaian Busana Muslimah di UII (Universitas Islam Indonesia)” Nur Asni. Dalam penelitian ini mengangkat masalah tentang pandangan mahasiswi tentang pemakaian busana muslimah. Dalam tesis ini menyatakan bahwa peraturan pemakaian busana muslimah yang baik hanya dilakukan mahasiswi 55,74%. Hal tersebut dikarenakan peraturan dari kampus yang dilaksanakan bukan karena kesadaran pribadi tetapi karena keterpaksaan.

Namun, manurut peneliti yaitu Nur Asni dalam tesis ini memaparkan bahwa adanya keinginan bagi mahasiswi untuk memakai busana muslimah sesuai dengan aturan Islam.26

25 Sefti Efriana, “Jilbab Sebagai Fenomena Agama dan Budaya (Interpretasi Terhadap Alasan Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dalam Memilih Jilbab)” (Tesis Program Studi Studi Sejarah Kebudayaan Islam, Program Pascasarjana Universitas Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, 2016).

26 Nur Asni, “Pelaksanaan Peraturan Pemakaian Busana Muslimah di UII (Universitas Islam Indonesia)” (Tesis Program Pascasarjana Universitas Islam Indonesia).

DRAFT

(35)

10. Pemakaian Jilbab Sebagai Identitas Kelompok (Studi Kasus Pada Mahasiswa Perempuan Fakultas X, Universitas Y di Jakarta). Tesis Sali Susiana, Program Kajian Wanita Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005. Dalam hal ini peneliti mengkaji tentang peran jilbab sebagai identitas kelompok di kalangan mahasiswi muslim dari fakultas X Universitas Y di Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa yang menjadi motivasi uatama bagi mahasisiwi berjilbab di lingkungan kampus tersebut bukan dilandasi pada ajaran agama (Islam), melainkan lebih kepada peran kelompok yang dapat mempengaruhi subyek (seseorang), yang kemudian hal itu cenderung untuk menjadikan sebuah jilbab sebagai identitas kelompok di fakultas tersebut. Hal ini dilakukan dengan beragam aktivitas keagamaan dalam keorganisasin mahasiswa Islam.27

Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian No Nama dan

Tahun Penelitian

Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas Penelitian 1. Muhammad

Esha Bayusman.

(2019)

Jilbab Sebagai Gaya Hidup Modern di Kalangan

Sama-sama membahas tentang jilbab.

Subyek dalam penelitian dan lokasi penelitian.

Dalam penelitian terdahulu membahas mengenai jilbab

27 Sali Susiana, Pemakaian Jilbab Sebagai Identitas Kelompok (Studi Kasus Pada Mahasiswa Perempuan Fakultas X Universitas Y di Jakarta). Tesis Program Kajian Wanita Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005.

DRAFT

(36)

Mahasiswi UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger.

Teori yang dipakai dalam penelitian.

sebagai gaya hidup modern di kalangan mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang dengan perspektif teori konstruksi sosial Peter L.

Berger.

Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan

membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab studi tentang pandangan mahasiswi dan penerapannya di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Hilmy.

(2015)

Transformasi dari

Kerudung ke Jilbab

Santriwati

Sama-sama membahas mengenai jilbab.

Sama-sama

Subyek dalam penelitian, dan lokasi penelitian.

Penelitian terdahulu membahas mengenai transformasi

DRAFT

(37)

Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang.

penelitian dengan jenis penelitian kualitatif.

Metode yang dipakai dalam penelitian.

dari kerudung ke jilbab santriwati pondok pesantren mamba‟ul ma‟arif Denanyar Jombang.

Penelitian yang akan dilakukan membahas terkait interpretasi mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember mengenai ayat- ayat hijab serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Marzuti Isra (2018).

Fenomena Hijab dalam Bisnis

Kuliner di Kota Medan.

Sama-sama membahas mengenai hijab.

Sama-sama menggunak an jenis penelitian

Subyek dalam penelitian dan lokasi dalam penelitian.

Penelitian terdahulu membahas mengenai fenomena hijab dalam sebuah bisnis kuliner di Kota medan.

DRAFT

(38)

kualitatif. Sedangkan Penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab pandangan mahasiswi dan penerapannya di UIN KH Achmad Siddiq Jember.

4. Khairani Aulia Rambe (2019).

Jilbab Sebagai Pakaian Muslimah dalam Surat al-Ahzab:59 Menurut Taqiyu al-

Din al-

Nabhani dalam

Bukunya al- Nizham al- Ijtima’i fi al- Islam.

Sama-sama membahas mengenai jilbab.

Subyek dalam penelitian dan lokasi dalam penelitian.

Jenis yang digunakan dalam penelitian.

Penelitian terdahulu membahas mengenai pakaian muslimah dalam surat al- Ahzab:59 menurut Taqiyudin al- Nabhani dalam sebuah

bukunya al- Nizham al- Ijtima‟i fi al- Islam.

Penelitian yang akan dilakukan

DRAFT

(39)

membahas interpretasi ayat-ayat hijab menurut

pandangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Budiastuti.

(2012).

Jilbab dalam Perspektif Sosiologi (Studi Pemaknaan Jilbab di Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Muhammaddi yah Jakarta).

Sama-sama membahas mengenai jilbab.

Sama-sama jenis penelitian kualitatif.

Subyek dalam penelitian dan lokasi dalam penelitian.

Penelitian terdahulu membahas mengenai jilbab dalam

perspektif sosiologi.

Penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab menurut

pandangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember dan

DRAFT

(40)

penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

6. Abdul Aziz Faiz. (2014)

Stylish Trendi tapi Syar’i:

Komodifikasi, Elitaisme dan Identitas Beragama Muslimah Kota dalam Komunitas Hijabers.

Sama-sama membahas mengenai hijab.

Penelitian terdahulu dilakukan di

Yogyakart

a dan

melibatkan muslimah di kota Yogyakart a.

Penelitian yang akan dilakukan berlokasi di UIN KH.

Achmad Siddiq Jember dan melibatkan beberapa mahasiswi yang aktif pada kampus tersebut.

Pada penelitian terdahulu membahas mengenai stylish trendi tapi syar‟i:

komodifikasi, elitaisme dan identitas dam beragama muslimah kota dalam

komunitas hijabers.

Penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab menurut

pandangan mahasiswi dan penerapannya di UIN KH Achmad Siddiq Jember.

DRAFT

(41)

7. Wahyuni Eka Putri.

(2011)

Realita Sosial dan

Pemahaman Syari’at:

Pemahaman Santriwati Nurul Ummah terhadap Syari’at Berhijab dalam al- Qur’an.

Sama-sama membahas mengenai hijab.

Sama-sama jenis penelitian kualitatif.

Subyek dalam penelitian.

Dan lokasi yang dilakukan untuk penelitian.

Penelitian ini membahas tentang realita sosial dan pemahaman syari‟at santriwati pondok

pesantren Nurul Ummah

terhadap syari‟at

berhijab dalam al-Qur‟an.

Penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab menurut

pandangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember dan

penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

8. Sefti “Jilbab Sama-sama Subyek Dalam

DRAFT

(42)

Efriana.

(2016).

Sebagai Fenomena Agama dan Budaya (Interpretasi Terhadap Alasan Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dalam Memilih Jilbab)”,

membahas tentang Jilbab.

Sama-sama termasuk jenis penelitian kualitatif.

dalam penelitian dan lokasi dalam penelitian.

penelitian terdahulu membahas mengenai jilbab sebagai

fenomena agama dan budaya di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Penelitian yang akan peneliti lakukan

membahas terkait interpretasi ayat-ayat hijab menurut

pandangan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember serta

penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

9. Nur Asni. “Pelaksanaa n Peraturan

Sama-sama membahas

Subyek dalam

Pada penelitian terdahulu ini

DRAFT

(43)

Pemakaian Busana Muslimah di UII

(Universitas Islam Indonesia)”

mengenai busana muslimah yaitu Jilbab.

penelitian berbeda dan lokasi dalam penelitian- nya juga berbeda.

membahas mengenai pelaksanaan peraturan pemakaian busana

muslimah di UII. Penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab studi tentang pandangan mahasiswi serta penerapannya di UIN KH Achmad Siddiq Jember.

10. Sali Susiana.

(2005).

Pemakaian Jilbab Sebagai Identitas Kelompok (Studi Kasus Pada

Mahasiswa Perempuan Fakultas X,

Sama-sama membahas tentang jilbab.

Sama-sama termasuk jenis penelitian kualitatif.

Berbeda pada subyek dalam penelitian dan lokasi dalam penelitian.

Penelitian terdahulu membahas mengenai pemakaian jilbab sebagai identitas

kelompok di Universitas Jakarta.

DRAFT

(44)

Universitas Y di Jakarta).

Penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai interpretasi ayat-ayat hijab studi tentang pandnagan mahasiswi UIN KH Achmad Siddiq Jember dan

penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Setelah melihat kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, seperti yang telah dijelaskan bahwa ada perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Diantaranya fokus penelitian ini membedakan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, hal itu terletak pada kesatuan teori yang digunakan yaitu teori interpretasi Paul Recoeur dan teori fenomenologi Afred Schutz. Terdapat persamaan sekaligus perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Ada penelitian yang memakai teori Interpretasi Paul Recoeur, tetapi metode dan subyek penelitiannya berbeda dengan penelitian ini. Ada penelitian yang sama-sama membahas mengenai jilbab tetapi teori yang

DRAFT

(45)

dipakai dan metode penelitian serta subyek penelitian berbeda dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan. Jadi fokus yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah terletak pada penelitian ini yang terfokus pada interpretasi ayat-ayat hijab (studi tentang pandangan mahasiswi dan penerapannya di UIN KH Achmad Siddiq Jember).

B. Kajian Teori

1. Interpretasi atau Tafsir al-Qur’an

Dari zaman diturunkannya teks al-Qur‟an kepada Nabi Muhammad saw hingga saat ini pun tidak pernah mengalami perubahan, karena al-Qur‟an bersifat shalih li kulli zaman wa makan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, terjadinya perubahan mengenai pemahaman, pemaknaan atau interpretasi terhadap al-Qur‟an. Hal itu terjadi karena adanya perkembangan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi saat ini. Terbukti hingga kini kita dapat menjumpainya diberbagai macam kitab tafsir.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online yang peneliti akses pada tanggal 16 September 2021, interpretasi dapat diartikan sebagai pemberian kesan, pendapat atau pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran. Dalam arti bebas penafsiran dapat dipahami bahwa ia merupakan penjelasan dan pengungkapan makna dibalik teks.

DRAFT

(46)

Namun, untuk memahami secara baik, maka tafsir harus didefinisikan secara sistematis seperti yang dilakukan oleh para ahli tafsir.28

Menurut al-Dzahabi dalam Fatah tafsir diartikan secara bahasa suatu cara untuk memahami isi kandungan dalam al-Qur‟an. Kata tafsir diambil dari bahasa Arab at-tafsir yang berasal dari kata fasara yang artinya menerangkan.29 Secara istilah para ahli menyebutkan tafsir sebagai berikut :

Menukil dari pendapat Zarkasyi, sebagaimana yang dikutip oleh Diman dalam buku Pengantar Imu Tafsir, mengungkapkan dalam kitabnya, tafsir diartikan sebagai ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan menjelaskan makna yang terkandung didalamnya serta mengungkapkan hikmah-hikmah dan hukum-hukum yang terkandung didalam kitab tersebut.30

Ali Hasan dalam Abdurrahman mengartikan tafsir adalah ilmu yang membahas al-Qur‟an dari aspek penunjukannya kepada maksud Allah berdasarkan kemampuan manusia. Masih dalam Abdurrahman, batasan yang lebih sederhana menurut an-Nabhani menyatakan bahwa tafsir ialah penjelasan sesuatu yang diinginkan oleh lafadz.31

Sedangkan dalam Diman as-Suyuti mengartikan tafsir ialah ilmu yang membahas perihal al-Qur‟an dilihat dari dalil dan tujuan sesuai

28 Adnan, Penafsiran al-Qur’an M. Dawam Rahardjo (Tesis Pascasarjana Program Studi Agama dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010), 12.

29 Amirul Fatah, Penafsiran Futuristik Hamka terhadap Surat ar-Rum ayat 41 (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014), 17.

30 Hasbullah Diman, Pengantar Ilmu Tafsir (t.tp: t.p, 2016), 3.

31 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis (Bogor: CV Idea Pustaka Utama, 2003), 177.

DRAFT

(47)

dengan kehendak Allah dengan batas kemampuan manusia.32 Sejalan dengan pendapat as-Suyuti, salah seorang mufassir Indonesia, M Quraish Shihab menyebutkan bahwa kata tafsir berarti penjelasan tentang arti atau maksud firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia.33

Meminjam pendapat Arkoun, yang dikutip oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya “Membumika al-Qur‟an”, pemikir kontemporer itu menuliskan bahwa : al-Qur‟an memberikan kemungkinan- kemungkinan arti yang tidak terbatas. Kesan yang diberikan oleh ayat- ayatnya mengenai pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud adalah mutlak. Dengan demikian, ayat selalu terbuka (untuk interpretasi) baru, tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal.34

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disarikan bahwa arti mendasar dari kata tafsir ada dua macam, pertama tafsir merupakan aktivitas serius untuk memahami maksud-maksud Allah yang tersembunyi dalam teks firman-Nya. Kedua, pemahaman manusia terhadap maksud

Gambar

Tabel 1.1  Orisinalitas Penelitian  No  Nama  dan
Gambar 1.1 Ilustrasi Hijab wanita Yunani
Gambar 1.2 Ilustrasi hijab wanita Arab pra-Islam.
Tabel 1.2 : Kategori Pengertian Kerudung, Jilbab, Hijab
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sebuah pemberdayaan, tentunya akan menghadapi hambatan atau tantangan tersendiri. Untuk membentuk profesional dan komitmen bersama dalam hal kebaikan juga bukan merupakan

menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, diperolehnya hasil belajar yang

Beliau juga kalau dalam hal pekerjaan tidak pernah menunda nunda pekerjaan, jadi para pegawai segan akan kedisiplinan beliau.”43 Dari strategi kepemimpinan yang dilakukan Kepala Kantor

Alasan informan yang memilih pasangan dalam perspektif Personal Interaction Perspective, para informan yang mempunyai alasan menggunakan aplikasi online dating Bumble untuk mencari

Dampak toxic relationship bermacam-macam contohnya, membuat perempuan menjadi trauma atau benci laki-laki, apabila perempuan sudah menyerahkan keprawanannya dan laki-laki tidak

langsung 49 Saat kerja kelompok, saya lebih baik diam dan mencatat materi dibandingkan memberikan penjelasan yang panjang lebar kepada teman 50 Saya menyenangi belajar langsung

Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan pada Pasar Induk Bondowoso diperoleh informasi bahwa fungsi pasar dalam mendistibusikan daging sapi potong dilakukan beberapa fungsi

Anggapan dasar disamping berfungsi sebagai dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang diteliti, juga untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian dan merumuskan