BAB III METODE PENELITIAN
H. Keabsahan Data
80
saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan kridibel.95 Menarik kesimpulan melalui analisa yang sudah dilakukan terhadap masalah yang diamati dengan pola pikir induktif yakni dengan pengambilan fakta menuju kesimpulan yang bersifat umum.
81
balik dengan teknik pengumpulan data yang satu dengan metode pengumpulan data yang lain.
I. Tahapan-Tahapan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak terlepas dari tahap-tahap penelitian yang harus diikuti.
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan adalah di mana ditetapkan apa saja yang harus dilakukan sebelum seseorang peneliti masuk kelapangan objek studi, hal ini untuk mengecek kesiapan dalam melakukan penelitian. Persiapan yang perlu dilakukan adalah:
a. Menyusun rancangan penelitian b. Memilih lapangan penelitian c. Menustadzs perizinan
d. Menyurvei dan menilai keadaan lapangan e. Memilih dan memanfaatkan informan f. Menyiapkan perlengkapan penelitian g. Persoalan etika penelitian
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri b. Memasuki lapangan Penelitian
c. Berperan serta dalam mengumpulkan data
d. Mengikuti dan memantau kegiatan serta kondisi masyarakat e. Mencatat data
82
f. Mengetahui tentang tatacara mengingat data g. Kejenuhan data
h. Analisa di lapangan 3. Tahap Pasca Penelitian
a. Menganalisa data
Dalam tahapan ini peneliti melakukan sebuah analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari beberapa informan, sehinga peneliti mampu menentukan data mana yang dibutuhkan.
b. Menyajikan data dalam bentuk laporan.
c. Menyempurnakan laporan dengan merevisi data.
83 BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Profil Madrasatul Qu’ran Nurul Qarnain
Lembaga ini adalah lembaga formal yang telah resmi didaftarkan ke Kementrian Agama pada tahun 2017, dan surat keputusannya turun pada tahun 2018. Dengan Nomor SK : 1004 / Kk.13.32.3 / PP.00.7 / 07 / SK / 2018. Lembaga ini setara dengan madrasah diniyah dengan masa belajar 6 tahun. Adapun target di lembaga ini adalah 4 juz Al-Quran dalam satu tahun atau 2 juz dalam waktu 1 semester (6 bulan).96
Lembaga Tahfidz yang bernama “Madrasatul Quran” ini bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qarnain yang dipimpin oleh K. H.
Yazid Karimullah, adalah salah satu diantara deretan lembaga yang ada di wilayah Jember Jatim. Awal mula berdirinya lembaga tahfidz dilatarbelakangi oleh wasiat kyai sepuh (K.H. Yazid Karimullah). Beberapa jam menjelang beliau wafat berkeinginan untuk mendirikan tahfidz Qur’an yang kala itu disampaikan kepada menantu cucu beliau (K.H. Imam syafi’i).97
Jauh sebelum diadakan lembaga Tahfidzul Quran, beliau mewadahi santri yang berminat tersebut dengan mengajarkan Tartilul Quran yang ketika itu berjumlah 30 santri (2015). Beberapa bulan kemudian hadirlah
96 Observasi, 3 Juli 2022
97 Observasi, 22 Mei 2022
84
guru Madrasah Aliyah Nurul Qarnain yang kebetulan adalah seorang hafidz (Ahmad Munir Mufi).
Kedatangan beliau di sambut baik oleh ahlul bait Nurul Qarnain.
Beliau adalah lulusan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA Jakarta) dan mendapat gelar “Lc”. Dengan permintaan K.H. Imam Syafi’i dan K.H. Badrut Tamam, beliau ditunjuk menjadi pembimbing tahfidz. Setiap pagi santri berkumpul untuk menyetor hafalan (tasmi’ pagi) namun pada waktu itu masih terkendala sarana prasarana sehingga mempengaruhi keaktifan santri dalam menyetor hafalannya. Akhirnya dari peristiwa inilah Ust Ahmad Munir Mufi, Lc diangkat sebagai Mudir Madrasatul Quran Nurul Qarnain.
Visi : Membentuk pribadi muslim yang hamilil quran, lafdhan wa ma’nan wa amalan, (hafal lafadznya, memahami maknanya, dan mengamalkan isinya).98
Misi : Membentuk santriwan/santriwati yang hafal Al Quran 30 juz dan mutqin serta dapat mengamalkan dan menerapkan isi kandungan Al- Quran dalam kehidupan sehari-hari.99
98 Observasi, Ahad 22 Mei 2022
99 Dokumentasi dari Kantor Madrasatul Quran Nurul Qarnain. 21 Mei 2022
85
WAKA. SARPRSAS WAKA. HUMAS WAKA. KURUKULUM KEPALA TU WAKA. KESISWAAN WAKA. TAHFIDZ
Ustdz. Lummatul Aisy Ust. Asyari Ust. Wildan Miftahussusur Ustdz. Ibrahatul Hasanah Ustd. Lukman Hakim Ustdz. Intan Nur Layli
Ust. Muhammad Akmal Marzuqin
MUSRIF TAHIFDZ Ust. Muhammad Akmal
Marzuqin BP
Ust. Muhammad Sifa Ustdz Feby Rimaningtyas
BENDAHARA Ustd. Ahmad Mudofi
WALI KELAS SANTRI KEPALA MADRASAH Ust. Ahmad Munir Mufi
KOMITE Ust. Fathorrozi PEMBINA MADRASAH
Ny. Hj Zulfa Yazid PEMBINA TAHFIDZ
KH. Imam Syafi’i
PENASEHAT 1 KH. Fawaid Yazid
PENASEHAT 2 KH. Badrut Tamam PENGASUH DAN PELINDUNG
KH. Yazid Karimullah
STRUKTUR KEPENGURUSAN DAN TENAGA PENGAJAR MADRASATUL QUR’AN NURUL QARNAIN
STRUKTUR PENGURUS DAN DEWAN ASATIDZ DI MADRASATUL QURAN NURUL QARNAIN
86
B. Penyajian Data
Dalam penyajian data ini akan ditampilkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dari metode penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Yakni dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Internalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
a. Transformasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Dalam menginternalisasikan sebuah nilai ikhlas kepada santri diperlukan pendidik yang memang benar-benar mengamalkan nilai ikhlas itu dalam kehidupan mereka sendiri. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Fathurrozi saat wawancara dalam memandang transformasi konsep ikhlas secara komprehensif dalam sudut pandang kitab disampaikan oleh Fathurrozi adalah sebagai berikut:
Mengajarkan kepada santri tentang urgensi ikhlas tentunya dengan menjelaskan bahwasanya ikhlas adalah memurnikan niat semata- mata karena Allah dalam mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya dalam hidup. Tidak terbang jika dipuji, tidak tumbang jika dicaci. Jadi benar-benar ikhlas tidak embel-embel apapun. Penanaman niat, untuk apa dia belajar dan menghafal Al Quran. Lalu mengamalkan apa yang diketahui. Nanti dilihat apakah cocok antara perbuatan dan perkataannya. Mencari ilmu itu harus ikhlas, bukan karena ijazah bukan karena ingin menyaingi guru atau mendapat pujian dari masyarakat. Inti dari pembelajaran kitab al tibyan itu tidak hanya materi saja namun harus banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.100
100 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
87
Selain itu pandangan Wildan Miftahussurur mengenai transformasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran adalah sebagai berikut:
Menjelaskan kepada santri bahwa segala hal semata-mata untuk Allah baik banyak orang maupun sedang sendirian. Niat melakukan segala hal untuk mencari ridha Allah. Contohnya dalam hal kebersihan. Pengasuh sangat intens mengajarkan bahwa dalam hadits Allah menyukai kebersihan. Jadi santri melaksanakan piket itu bukan karena takut sanksi dan hukuman. Contoh lagi misalnya ikhlas saat santri diamanahi musholla kecil santri tersebut ikhlas mengajari anak-anak kecil di sekitarnya walaupun dia tidak mendapatkan imbalan apa-apa dari masyarakat. Setelah santri diajari kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran ini tentunya akan berdampak lumayan signifikan. Namun ada sebagian kecil ketika dikasih tugas terkadang mengeluh.”101
Dari keterangan beberapa ustadz di atas bisa diambil kesimpulan bahwa setiap orang yang ikhlas maka tidak akan ada rasa ingin dipuji orang dan dipandang baik oleh orang lain. Menjadi sosok yang ikhlas sejatinya menjadi pribadi yang percaya diri atas kemampuan yang dimiliki dan mengharap semata-mata ridha Allah SWT. Sehingga tidak ada rasa ketergantungan kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT.
Selain itu terbukti setelah belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran, Miftahul Jannah Santri Madrasatul Quran Nurul Qarnain menjadi lebih termotivasi untuk ikhlas, ia menjelaskan:
Alhamdulillah, setelah belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran saya bisa lebih paham akan pentingnya ikhlas dalam beramal.
Khususnya menghafal dan mempelajari Al-Quran.102
101 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
102 Miftahul Jannah, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
88
Gambar 1: Ust Munir sedang memberikan motivasi kepada salah satu santri agar selalu ikhlas dalam menghafal Al-Quran
b. Transaksi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Berikut penuturan dari Miftahul Jannah salah satu santri PP. Nurul Qornain tentang transaksi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran:
Memang dari awal itu tidak akan langsung ikhlas. Ia akan muncul awalnya karena dari tekanan guru, dari orang tua nantinya akan tumbuh rasa keikhlasan itu. Dari pengalaman saya, ikhlas akan muncul memang dari tekanan guru dan orang tua. Setelah mempelajari kitab Tibyan saya lebih merasa yakin untuk menjadi lebih ikhlas. Dengan belajar kitab Tibyan saya bisa lebih faham lagi tentang akhlak terhadap al Quran, yakni salah satunya dengan ikhlas saat menghafal.103
Hasyim juga memberikan penjelasan mengenai nilai ikhlas setelah ia belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran:
103 Miftahul Jannah, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
89
Dalam pembelajaran akhlak kitab Tibyan terdapat nilai ikhlas yang dijelaskan disana. Ustadz pembimbing kitab akhlak selalu memotivasi kami agar kami selalu semangat dan ikhlas dalam murojaah dan menghafal Quran. Lama-lama kita sadar bahwa ikhlas itu sangat penting. Belajar kitab Tibyan memang penting tapi melaksanakan nilai yang terkandung di dalamnya lebih penting.104 Wildan sebagai ustadz penagajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran juga memberikan keterangan mengenai transaksi nilai ikhlas kepada santri penghafal Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain setelah ia belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran :
Bahwa santri yang kami ajari kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran cenderung lebih terbiasa untuk melaksanakan semua kegiatan dengan ikhlas tanpa mengharap ingin dipuji dan bahkan mereka rela tidak tidur di malam hari, hanya untuk mempertahankan hafalan yang telah diperoleh.105
Hal ini sesuai dengan pernyataan M. Aqil santri Madrasatul Quran Nurul Qarnain tentang nilai keikhlasan yang telah dia amalkan setelah dia belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran :
Saya selain menjadi santri, karena di pagi harinya saya tidak sekolah formal maka salah satu bentuk pengabdian saya kepada Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember adalah dengan saya membantu masak di dapur milik pesantren, dan dari pekerjaan itu saya tidak mendapatkan gaji tapi tidak apa-apa. Karena saya ikhlas mengerjakannya.106
Inilah potret ikhlas yang digambarkan oleh seorang santri, yang mana ia telah merasakan langsung bagaimana hidup di pesantren. Tidak hanya itu dengan ia mengabdi kepada Pondok Pesantren Nurul Qarnain
104 Hasyim, wawancara, Jember, 3 Juli 2022
105 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
106 M. Aqil, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
90
dengan membantu masak di dapur pesantren ia menjadi sosok yang lebih semangat dalam menghafal Al-Quran. Sehingga capaian hafalannya melebihi santri putra yang lain pada umumnya bahkan melebihi target yakni seharusnya 4 juz dalam 1 tahun ia mampu menyetorkan hafalannya 10 juz dalam waktu 1 tahun.107 Jadi untuk menjadi pribadi yang ikhlas diperlukan waktu untuk belajar membiasakan diri menjadi ikhlas. Salah satunya adalah Aqil tadi yang rela membantu dapur pondok sebagai bentuk pengabdian kepada Pondok Pesantren Nurul Qarnain yang mana ia juga memiliki kewajiban menjaga hafalan Al-Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain.
c. Trans-internalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Para asatidz di Madrasatul Quran Nurul Qarnain terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap para santrinya. Namun sebelum itu jiwa dan ruh ustadz disana juga dilatih agar selalu ikhlas dalam melakukan segala kegiatan. Khususnya dalam mengajar para santri segala macam ilmu lebih spesifik lagi saat mengajar tentang akhlak kepada para santri yang ada di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
Dalam mendidik para santri, para ustadz yang ada di Madrasatul Quran Nurul Qarnain menanamkan nilai ikhlas terlebih dahulu ke dalam diri mereka sebagaiamana yang telah tercantum dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran tersebut. Sehingga dengan ini, santri yang
107 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Observasi, 22 Mei 2022.
91
belajar nilai ikhlas kepada ustadz tersebut menjadi lebih yakin untuk mengamalkan nilai ikhlas dalam diri mereka. Karena, sebelum menyuruh para santri untuk ikhlas para asatidz lebih dahulu memberikan keteladanan nilai ikhlas tersebut.108
Mudir Madrasatul Quran, Ahmad Munir sangat bersemangat saat menagajar para santri menghafal Al-Quran. Dari penuturannya kepada peneliti bahwa dalam mengajar sangat diperlukan yang namanya keikhlasan agar amal shaleh seorang hamba itu diterima oleh Allah.
Mungkin dari apa yang beliau perjuangkan disana tidak sebanding dengan apa yang diperoleh dari mengajar di Madrasatul Quran Nurul Qarnain.109 Akan tetapi jiwa ikhlas para asatidz dalam mengajar tidak pernah luntur hanya karena hal yang tidak sebanding dengan balasan kelak di akhirat.
Wildan menyampaikan tentang transinternalisasi nilai ikhlas kepada santri penghafal Quran Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember adalah sebagai berikut:
Jika mendidik anak menjadi ikhlas dalam segala hal mulai dari diri sendiri. Mustahil santri menjadi ikhlas jika ustadznya tidak memiliki jiwa ikhlas dalam dirinya. Maka dari itu, ikhlas itu akan bisa diinternalisasikan kepada santri jika ustadznya sudah ikhlas dalam mengajarkan ilmu kepada santrinya.110
Ustadz Fathurrozi juga menyampaikan bahwa upaya transinternalisasi nilai ikhlas kepada santri penghafal Quran Nurul
108 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Observasi, 22 Mei 2022
109 Ahmad Munir, observasi, Jember, 22 Mei 2022
110 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
92
Qarnain Sukowono Jember dilakukan oleh beliau selaku pengajar langsung kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran sejak 6 tahun yang lalu. Beliau adalah ustadz pengajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran yang paling senior diantara Ustadz Wildan Miftahussurur dan Ustadz Muhammad Sifa. Dengan keteladanan langsung yang diperlihatkan oleh para asatidz pengajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dan juga seluruh asatidz yang ada di Madrasatul Quran secara umum. Maka, saat menanamkan nilai ikhlas kepada para santri menjadi sangat mudah karena mereka melihat langsung para asatidz mereka yang selalu ikhlas dalam mendidik dan mengajar mereka nilai ikhlas dalam kehidupan sehari-hari khususnya saat menghafalkan Al-Quran.111
Lebih lanjut Fathurrozi menyampaikan tentang transinternalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran kepada santri penghafal Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain adalah sebagai berikut:
Yang pertama kali harus dibangun adalah niat yang tulus karena Allah dalam belajar. Selanjutnya jika niat sudah tulus karena Allah akan mudah mengaplikasikan nilai ikhlas dalam kehidupan sehari- hari. Dengan yang tulus dalam mengajar santri, bekal inilah menjadikan ustadz menjadi ikhlas. Jadi dengan ikhlas dalam mengajar maka santri akan juga mudah menjadi pribadi yang ikhlas dalam menuntut ilmu. Keteladanan inilah yang perlu ditanamkan kepada semua santri.112
111 Fathurrozi, observasi, Jember, 22 Mei 2022
112 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
93
Dari penjelasan di atas maka bisa diambil benang merahnya bahwa nilai ikhlas yang diajarkan kepada santri harus dimulai dari dalam diri seorang pendidik yakni kalau di pondok pesantren adalah ustadz itu sendiri. Artinya jika ustadz yang mengajarkan kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran sudah ikhlas saat mengajar santrinya. Maka, saat menanamkan nilai ikhlas kepada santrinya akan lebih mudah untuk diamalkan oleh para santri. Karena bahasa tubuh lebih bisa ditangkap oleh santri daripada bahasa lisan yang diucapkan berupa materi-materi akhlak yang bersumber dari kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran itu.
2. Internalisasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
a. Transformasi nilai sabar dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Nilai kedua yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang internalisasi nilai sabar terhadap santri Nurul Qarnain. Fathurrozi memaparkan urgensi transformasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran terhadap perkembangan akhlak santri sebagai berikut:
Memahamkan kepada santri bahwa sabar adalah menjaga kesabaran dalam mempelajari Al-Quran karena dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran banyak sekali godaannya. Jadi
94
diperlukan kesabaran dalam mempelajari Al-Quran dan menjaga Al-Quran yang telah dihafalkan selama di Pondok Pesantren.113 Lebih jauh lagi, Pengamalan nilai sabar telah ditanamkan kepada para santri melalui motto yang sering diucapkan oleh para ustadz disana.
Sebagaimana penjelasan dari Mudir Madrasatul Quran Nurul Qarnain berikut mengenai motto yang sering diucapkan oleh para asatidz yang ada di Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember:
Ada 4 kata kunci utama yang kami tanamkan kepada santri di Madrasatul Quran “FISA” (Fokus, Istiqomah, Sabar dan Semangat, Doa). Setiap kebaikan itu butuh kesabaran, saya sampaikan kepada santri sesungguhnya Allah bersama orang- orang yang bersabar.
Dan banyak sekali ayat-ayat tentang sabar dalam Al-Quran dan fadhilah orang bersabar itu sangat banyak sekali. Diantaranya kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar.114
Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa dalam menghafal Al- Quran memerlukan kesabaran yang tinggi dan istiqomah. Saat menghafal Al-Quran perlu waktu yang tidak sedikit karena harus berulang-ulang membaca ayat per ayat Al-Quran yang akan dihafal.
b. Transaksi nilai sabar dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Fathurrozi menyampaikan urgensi transaksi nilai sabar kepada para santri penghafal Quran di PP. Nurul Qarnain:
Sabar dalam mempelajari Al-Quran sangat penting sekali. Karena dalam mempelajari Al-Quran itu penuh tantangan. Jadi sabar dalam mengajarkan ilmu dan dalam mempelajari ilmu. Kalau penerapan sabar di Madrasatul Quran lebih cenderung sabar untuk antri
113 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
114 Ahmad Munir Mufi., wawancara, Jember, 22 Mei 2022
95
setoran dan menghafalkan Al-Quran. Sabar saat disuruh menuntaskan target-terget hafalannya. Sabar untuk santri lebih luas lagi, tentunya sabar saat antri mandi, sabar menunggu kiriman yang telat dan sabar harus jauh dari orang tua.115
Fathurrozi menyampaikan urgensi transaksi nilai sabar di atas beradasarkan pengalamannya selama 6 tahun mengajar di Madrasatul Quran Nurul Qarnain. Selama 6 tahun mengajar santri penghafal Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain, tentunya beliau sudah menghadapi berbagai macam sifat, karakter dan kemampuan santri. Sehingga pandangan beliau mengenai transaksi nilai sabar ini sangat sesuai dengan keadaan fakta lapangan yang terjadi di Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember.116
c. Trans-internalisasi nilai sabar dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Potret kesabaran yang digambarkan oleh para asatidz di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember kepada para santri Madrasatul Quran Nurul Qarnain sangat tampak. Para asatidz disana mengamalkan nilai kesabaran dalam kehidupan yakni dengan bersabar saat mengajarkan akhlak dan membimbing santri menghafal Al-Quran dan. Karena menghafal Al-Quran merupakan amal shaleh yang waktu yang lama sehingga kesabaran disini menjadi sebuah akhlak yang wajib bagi seorang penghafal Al-Quran. Dalam artian yang luas lagi
115 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
116 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Observasi, 22 Mei 2022
96
sebenarnya sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran memiliki definisi sebagai berikut:
Di pesantren, lebih menekankan pada kesabaran secara umum.
Seluruh apa yang menimpa kita itu datang dari Allah dan kita harus husnuddhan kepada Nya. Sabar di pesantren ialah ta’dzim terhadap guru dan setiap apa yang diperintah guru ia harus mengerjakannya.117
Inilah gambaran keteladanan praktek sabar yang dilakukan oleh para asatidz di Madrasatul Quran Nurul Qarnain yang harus ditanamkan kepada semua santri di Pondok Pesantren Nurul Qarnain dan khususnya bagi santri penghafal Quran. Hal ini juga menjadi pembahasan khusus dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran bahwa sabar dalam artian mampu menghormati dan menjaga sopan santun kepada ustadz atau musyrif dengan menunggunya saat belum datang merupakan dalah satu indikasi nilai sabar dalam diri santri. Setiap penghafal Quran harus faham bahwa akhlak kepada ustadz yakni sabar ini merupakan komponen penting saat masa pendidikan.
117 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
97
Gambar 2: Inilah salah satu foto potret penerapan nilai sabar yang dicontohkan oleh Ustadz Ali Murtadho yang sabar menerima setoran santri.
Sedangkan para santri juga sabar menunggu giliran setoran hafalan kepada Ustadz Ali Murtadho.118
3. Internalisasi nilai bersungguh-sungguh dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
a. Transformasi nilai bersungguh-sungguh dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
Nilai yang ketiga dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran yang menjadi fokus pada tesis ini adalah bersungguh-sungguh.
Fathurrozi menyampaikan tranformasi nilai bersungguh-sungguh dalam
118 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Dokumentasi, 22 Mei 2022