BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data
86
87
Selain itu pandangan Wildan Miftahussurur mengenai transformasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran adalah sebagai berikut:
Menjelaskan kepada santri bahwa segala hal semata-mata untuk Allah baik banyak orang maupun sedang sendirian. Niat melakukan segala hal untuk mencari ridha Allah. Contohnya dalam hal kebersihan. Pengasuh sangat intens mengajarkan bahwa dalam hadits Allah menyukai kebersihan. Jadi santri melaksanakan piket itu bukan karena takut sanksi dan hukuman. Contoh lagi misalnya ikhlas saat santri diamanahi musholla kecil santri tersebut ikhlas mengajari anak-anak kecil di sekitarnya walaupun dia tidak mendapatkan imbalan apa-apa dari masyarakat. Setelah santri diajari kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran ini tentunya akan berdampak lumayan signifikan. Namun ada sebagian kecil ketika dikasih tugas terkadang mengeluh.”101
Dari keterangan beberapa ustadz di atas bisa diambil kesimpulan bahwa setiap orang yang ikhlas maka tidak akan ada rasa ingin dipuji orang dan dipandang baik oleh orang lain. Menjadi sosok yang ikhlas sejatinya menjadi pribadi yang percaya diri atas kemampuan yang dimiliki dan mengharap semata-mata ridha Allah SWT. Sehingga tidak ada rasa ketergantungan kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT.
Selain itu terbukti setelah belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran, Miftahul Jannah Santri Madrasatul Quran Nurul Qarnain menjadi lebih termotivasi untuk ikhlas, ia menjelaskan:
Alhamdulillah, setelah belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran saya bisa lebih paham akan pentingnya ikhlas dalam beramal.
Khususnya menghafal dan mempelajari Al-Quran.102
101 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
102 Miftahul Jannah, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
88
Gambar 1: Ust Munir sedang memberikan motivasi kepada salah satu santri agar selalu ikhlas dalam menghafal Al-Quran
b. Transaksi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Berikut penuturan dari Miftahul Jannah salah satu santri PP. Nurul Qornain tentang transaksi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran:
Memang dari awal itu tidak akan langsung ikhlas. Ia akan muncul awalnya karena dari tekanan guru, dari orang tua nantinya akan tumbuh rasa keikhlasan itu. Dari pengalaman saya, ikhlas akan muncul memang dari tekanan guru dan orang tua. Setelah mempelajari kitab Tibyan saya lebih merasa yakin untuk menjadi lebih ikhlas. Dengan belajar kitab Tibyan saya bisa lebih faham lagi tentang akhlak terhadap al Quran, yakni salah satunya dengan ikhlas saat menghafal.103
Hasyim juga memberikan penjelasan mengenai nilai ikhlas setelah ia belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran:
103 Miftahul Jannah, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
89
Dalam pembelajaran akhlak kitab Tibyan terdapat nilai ikhlas yang dijelaskan disana. Ustadz pembimbing kitab akhlak selalu memotivasi kami agar kami selalu semangat dan ikhlas dalam murojaah dan menghafal Quran. Lama-lama kita sadar bahwa ikhlas itu sangat penting. Belajar kitab Tibyan memang penting tapi melaksanakan nilai yang terkandung di dalamnya lebih penting.104 Wildan sebagai ustadz penagajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran juga memberikan keterangan mengenai transaksi nilai ikhlas kepada santri penghafal Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain setelah ia belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran :
Bahwa santri yang kami ajari kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran cenderung lebih terbiasa untuk melaksanakan semua kegiatan dengan ikhlas tanpa mengharap ingin dipuji dan bahkan mereka rela tidak tidur di malam hari, hanya untuk mempertahankan hafalan yang telah diperoleh.105
Hal ini sesuai dengan pernyataan M. Aqil santri Madrasatul Quran Nurul Qarnain tentang nilai keikhlasan yang telah dia amalkan setelah dia belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran :
Saya selain menjadi santri, karena di pagi harinya saya tidak sekolah formal maka salah satu bentuk pengabdian saya kepada Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember adalah dengan saya membantu masak di dapur milik pesantren, dan dari pekerjaan itu saya tidak mendapatkan gaji tapi tidak apa-apa. Karena saya ikhlas mengerjakannya.106
Inilah potret ikhlas yang digambarkan oleh seorang santri, yang mana ia telah merasakan langsung bagaimana hidup di pesantren. Tidak hanya itu dengan ia mengabdi kepada Pondok Pesantren Nurul Qarnain
104 Hasyim, wawancara, Jember, 3 Juli 2022
105 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
106 M. Aqil, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
90
dengan membantu masak di dapur pesantren ia menjadi sosok yang lebih semangat dalam menghafal Al-Quran. Sehingga capaian hafalannya melebihi santri putra yang lain pada umumnya bahkan melebihi target yakni seharusnya 4 juz dalam 1 tahun ia mampu menyetorkan hafalannya 10 juz dalam waktu 1 tahun.107 Jadi untuk menjadi pribadi yang ikhlas diperlukan waktu untuk belajar membiasakan diri menjadi ikhlas. Salah satunya adalah Aqil tadi yang rela membantu dapur pondok sebagai bentuk pengabdian kepada Pondok Pesantren Nurul Qarnain yang mana ia juga memiliki kewajiban menjaga hafalan Al-Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain.
c. Trans-internalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Para asatidz di Madrasatul Quran Nurul Qarnain terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap para santrinya. Namun sebelum itu jiwa dan ruh ustadz disana juga dilatih agar selalu ikhlas dalam melakukan segala kegiatan. Khususnya dalam mengajar para santri segala macam ilmu lebih spesifik lagi saat mengajar tentang akhlak kepada para santri yang ada di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.
Dalam mendidik para santri, para ustadz yang ada di Madrasatul Quran Nurul Qarnain menanamkan nilai ikhlas terlebih dahulu ke dalam diri mereka sebagaiamana yang telah tercantum dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran tersebut. Sehingga dengan ini, santri yang
107 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Observasi, 22 Mei 2022.
91
belajar nilai ikhlas kepada ustadz tersebut menjadi lebih yakin untuk mengamalkan nilai ikhlas dalam diri mereka. Karena, sebelum menyuruh para santri untuk ikhlas para asatidz lebih dahulu memberikan keteladanan nilai ikhlas tersebut.108
Mudir Madrasatul Quran, Ahmad Munir sangat bersemangat saat menagajar para santri menghafal Al-Quran. Dari penuturannya kepada peneliti bahwa dalam mengajar sangat diperlukan yang namanya keikhlasan agar amal shaleh seorang hamba itu diterima oleh Allah.
Mungkin dari apa yang beliau perjuangkan disana tidak sebanding dengan apa yang diperoleh dari mengajar di Madrasatul Quran Nurul Qarnain.109 Akan tetapi jiwa ikhlas para asatidz dalam mengajar tidak pernah luntur hanya karena hal yang tidak sebanding dengan balasan kelak di akhirat.
Wildan menyampaikan tentang transinternalisasi nilai ikhlas kepada santri penghafal Quran Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember adalah sebagai berikut:
Jika mendidik anak menjadi ikhlas dalam segala hal mulai dari diri sendiri. Mustahil santri menjadi ikhlas jika ustadznya tidak memiliki jiwa ikhlas dalam dirinya. Maka dari itu, ikhlas itu akan bisa diinternalisasikan kepada santri jika ustadznya sudah ikhlas dalam mengajarkan ilmu kepada santrinya.110
Ustadz Fathurrozi juga menyampaikan bahwa upaya transinternalisasi nilai ikhlas kepada santri penghafal Quran Nurul
108 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Observasi, 22 Mei 2022
109 Ahmad Munir, observasi, Jember, 22 Mei 2022
110 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
92
Qarnain Sukowono Jember dilakukan oleh beliau selaku pengajar langsung kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran sejak 6 tahun yang lalu. Beliau adalah ustadz pengajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran yang paling senior diantara Ustadz Wildan Miftahussurur dan Ustadz Muhammad Sifa. Dengan keteladanan langsung yang diperlihatkan oleh para asatidz pengajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dan juga seluruh asatidz yang ada di Madrasatul Quran secara umum. Maka, saat menanamkan nilai ikhlas kepada para santri menjadi sangat mudah karena mereka melihat langsung para asatidz mereka yang selalu ikhlas dalam mendidik dan mengajar mereka nilai ikhlas dalam kehidupan sehari-hari khususnya saat menghafalkan Al-Quran.111
Lebih lanjut Fathurrozi menyampaikan tentang transinternalisasi nilai ikhlas dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran kepada santri penghafal Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain adalah sebagai berikut:
Yang pertama kali harus dibangun adalah niat yang tulus karena Allah dalam belajar. Selanjutnya jika niat sudah tulus karena Allah akan mudah mengaplikasikan nilai ikhlas dalam kehidupan sehari- hari. Dengan yang tulus dalam mengajar santri, bekal inilah menjadikan ustadz menjadi ikhlas. Jadi dengan ikhlas dalam mengajar maka santri akan juga mudah menjadi pribadi yang ikhlas dalam menuntut ilmu. Keteladanan inilah yang perlu ditanamkan kepada semua santri.112
111 Fathurrozi, observasi, Jember, 22 Mei 2022
112 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
93
Dari penjelasan di atas maka bisa diambil benang merahnya bahwa nilai ikhlas yang diajarkan kepada santri harus dimulai dari dalam diri seorang pendidik yakni kalau di pondok pesantren adalah ustadz itu sendiri. Artinya jika ustadz yang mengajarkan kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran sudah ikhlas saat mengajar santrinya. Maka, saat menanamkan nilai ikhlas kepada santrinya akan lebih mudah untuk diamalkan oleh para santri. Karena bahasa tubuh lebih bisa ditangkap oleh santri daripada bahasa lisan yang diucapkan berupa materi-materi akhlak yang bersumber dari kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran itu.
2. Internalisasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
a. Transformasi nilai sabar dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Nilai kedua yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang internalisasi nilai sabar terhadap santri Nurul Qarnain. Fathurrozi memaparkan urgensi transformasi nilai sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran terhadap perkembangan akhlak santri sebagai berikut:
Memahamkan kepada santri bahwa sabar adalah menjaga kesabaran dalam mempelajari Al-Quran karena dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran banyak sekali godaannya. Jadi
94
diperlukan kesabaran dalam mempelajari Al-Quran dan menjaga Al-Quran yang telah dihafalkan selama di Pondok Pesantren.113 Lebih jauh lagi, Pengamalan nilai sabar telah ditanamkan kepada para santri melalui motto yang sering diucapkan oleh para ustadz disana.
Sebagaimana penjelasan dari Mudir Madrasatul Quran Nurul Qarnain berikut mengenai motto yang sering diucapkan oleh para asatidz yang ada di Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember:
Ada 4 kata kunci utama yang kami tanamkan kepada santri di Madrasatul Quran “FISA” (Fokus, Istiqomah, Sabar dan Semangat, Doa). Setiap kebaikan itu butuh kesabaran, saya sampaikan kepada santri sesungguhnya Allah bersama orang- orang yang bersabar.
Dan banyak sekali ayat-ayat tentang sabar dalam Al-Quran dan fadhilah orang bersabar itu sangat banyak sekali. Diantaranya kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar.114
Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa dalam menghafal Al- Quran memerlukan kesabaran yang tinggi dan istiqomah. Saat menghafal Al-Quran perlu waktu yang tidak sedikit karena harus berulang-ulang membaca ayat per ayat Al-Quran yang akan dihafal.
b. Transaksi nilai sabar dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Fathurrozi menyampaikan urgensi transaksi nilai sabar kepada para santri penghafal Quran di PP. Nurul Qarnain:
Sabar dalam mempelajari Al-Quran sangat penting sekali. Karena dalam mempelajari Al-Quran itu penuh tantangan. Jadi sabar dalam mengajarkan ilmu dan dalam mempelajari ilmu. Kalau penerapan sabar di Madrasatul Quran lebih cenderung sabar untuk antri
113 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
114 Ahmad Munir Mufi., wawancara, Jember, 22 Mei 2022
95
setoran dan menghafalkan Al-Quran. Sabar saat disuruh menuntaskan target-terget hafalannya. Sabar untuk santri lebih luas lagi, tentunya sabar saat antri mandi, sabar menunggu kiriman yang telat dan sabar harus jauh dari orang tua.115
Fathurrozi menyampaikan urgensi transaksi nilai sabar di atas beradasarkan pengalamannya selama 6 tahun mengajar di Madrasatul Quran Nurul Qarnain. Selama 6 tahun mengajar santri penghafal Quran di Madrasatul Quran Nurul Qarnain, tentunya beliau sudah menghadapi berbagai macam sifat, karakter dan kemampuan santri. Sehingga pandangan beliau mengenai transaksi nilai sabar ini sangat sesuai dengan keadaan fakta lapangan yang terjadi di Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember.116
c. Trans-internalisasi nilai sabar dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Potret kesabaran yang digambarkan oleh para asatidz di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember kepada para santri Madrasatul Quran Nurul Qarnain sangat tampak. Para asatidz disana mengamalkan nilai kesabaran dalam kehidupan yakni dengan bersabar saat mengajarkan akhlak dan membimbing santri menghafal Al-Quran dan. Karena menghafal Al-Quran merupakan amal shaleh yang waktu yang lama sehingga kesabaran disini menjadi sebuah akhlak yang wajib bagi seorang penghafal Al-Quran. Dalam artian yang luas lagi
115 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
116 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Observasi, 22 Mei 2022
96
sebenarnya sabar dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran memiliki definisi sebagai berikut:
Di pesantren, lebih menekankan pada kesabaran secara umum.
Seluruh apa yang menimpa kita itu datang dari Allah dan kita harus husnuddhan kepada Nya. Sabar di pesantren ialah ta’dzim terhadap guru dan setiap apa yang diperintah guru ia harus mengerjakannya.117
Inilah gambaran keteladanan praktek sabar yang dilakukan oleh para asatidz di Madrasatul Quran Nurul Qarnain yang harus ditanamkan kepada semua santri di Pondok Pesantren Nurul Qarnain dan khususnya bagi santri penghafal Quran. Hal ini juga menjadi pembahasan khusus dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran bahwa sabar dalam artian mampu menghormati dan menjaga sopan santun kepada ustadz atau musyrif dengan menunggunya saat belum datang merupakan dalah satu indikasi nilai sabar dalam diri santri. Setiap penghafal Quran harus faham bahwa akhlak kepada ustadz yakni sabar ini merupakan komponen penting saat masa pendidikan.
117 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
97
Gambar 2: Inilah salah satu foto potret penerapan nilai sabar yang dicontohkan oleh Ustadz Ali Murtadho yang sabar menerima setoran santri.
Sedangkan para santri juga sabar menunggu giliran setoran hafalan kepada Ustadz Ali Murtadho.118
3. Internalisasi nilai bersungguh-sungguh dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran dalam membentuk akhlak santri penghafal Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
a. Transformasi nilai bersungguh-sungguh dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember
Nilai yang ketiga dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran yang menjadi fokus pada tesis ini adalah bersungguh-sungguh.
Fathurrozi menyampaikan tranformasi nilai bersungguh-sungguh dalam
118 Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Dokumentasi, 22 Mei 2022
98
kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran kepada santri penghafal Quran di di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember:
Dengan menjelaskan kepada para santri bahwa bersungguh- sungguh atau Mujahadah yaitu belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang mereka cita-citanya. Lebih luasnya mereka bersungguh-sungguh dalam menghafal Al Quran jadi kadang harus bertaruh waktu malam dijadikan siang, siang dijadikan malam sampai jam 12 malam misalnya. Jadi berbeda dengan santri lain yang tidak menghafal Al Quran. Jadi saat santri yang lain tidur maka santri Madrasatul Quran ini berjuang menjaga hafalannya. Agar sama-sama tercapai tujuan dari santri, pesantren dan orang tua agar santri ikhlas dalam belajar, sabar dalam menghadapi ujian dan musibah dan bersungguh-dalam menuntut ilmu di pesantren. Yang kerennya berhati mekkah dan berotak amerika.119
Proses internalisasi nilai bersungguh-sungguh di Pondok Pesantren Nurul Qarnain berlangsung selama 24 jam. Para asatidz dan pengurus pondok benar-benar menanamkan nilai-nilai bersungguh-sungguh (mujahadah) kepada para santri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Wildan:
Karena di Madrasatul Quran target capaian dalam 1 tahun 4 juz.
Maka kami mengajarkan kepada para santri kami agar mereka bersungguh-sungguh dalam menghafal Al-Quran sesuai nilai bersungguh-sungguh dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al- Quran. Bahkan setiap pagi, Ust Munir dan Ust Ali memotivasi para santri agar bersungguh-sungguh dalam menghafal. Saya sering mengatakan kepada para guru itu, sebagaimana pesan K. As’ad agar supaya guru itu menjadi uswatun hasanah, jangan hanya bisa menyuruh nyuruh kepada santrinya.120
Pada dasarnya, motivasi ustadz kepada para santrinya memang sangat penting. Namun, di luar itu teladan ustadz dalam melaksanakan
119 Fathurrozi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022
120 Wildan Miftahussurur, wawancara, Jember, 21 Mei 2022
99
segala hal dengan bersungguh-sungguh juga akan menjadi contoh jelas bagi santri. Sehingga dalam pelaksanaan internalisasi dibutuhkan yang namanya contoh langsung atau uswatun hasanah seorang ustadz kepada para santrinya.
Peran seorang ustadz dalam membimbing santrinya sangat penting dalam menanamkan akhlak mulia bagi santrinya. Khususnya bagi santri penghafal Quran, bahwa menghafal Al-Quran membutuhkan nilai kesungguhan yang tinggi. Ada beberapa santri Madrasatul Quran yang berhenti atau diberhentikan dari Madrasatul Quran karena kesungguhannya dalam menghafal Al-Quran sangat rendah.121
Pemaknaan tentang bersungguh-sungguh sangat bermacam dan bervariasi. Dari pendapat beberapa ustadz di atas, maka santri yang bersungguh-sungguh ialah ia yang benar-benar bertaruh waktu siang dan malam berjuang mencapai targetnya. Seperti dalam menghafal Al-Quran memperjuangkan dengan sepenuh hati agar bisa benar-benar hafal dan menjaga hafalannya dengan baik.
Hasyim, Salah satu santri di Madrasatul Quran Nurul Qarnain menyampaikan tentang pemahamannya setelah belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran mengenai nilai bersungguh-sungguh:
Bersungguh-sungguh dalam belajar dan menghafal Al-Quran itulah yang saya rasakan setelah belajar kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran. Jadi, dengan mempelajari kitab tersebut sangat memotivasi kami untuk semakin giat dalam belajar dan menghafal.122
121 Observasi, Ahad 22 Mei 2022
122 Hasyim, wawancara, Jember, 3 Juli 2022
100
Dengan bersungguh-sungguh seorang santri akan menjadi mampu menjadi pribadi yang sukses dalam segala hal. Apalagi dalam menghafal Al-Quran, sangat diperlukan yang namanya bersungguh-sungguh dalam proses menghafal. Karena tidak hanya itu dalam proses menghafal Al- Quran diperlukan waktu dan durasi yang lama seperti dalam mengulang- ulang ayat saat menghafal. Setelah hafal maka ada tanggung jawab baru bagi penghafal Quran yakni murajaah hafalan atau mengulang-ulang hafalan yang telah dihafal. Hal tersebut tidak akan terlaksana kecuali dengan jiwa bersungguh-sungguh yang tertanam jiwa seorang penghafal Quran.
b. Transaksi nilai bersungguh-sungguh dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain
Sebagaimana yang disampaikan Fathurrozi bahwa transaksi nilai bersungguh-sungguh dalam Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Qarnain adalah sebagai berikut:
Bersungguh-sungguh adalah salah satu nilai yang urgen dan harus benar-benar diinternalisasi kepada santri penghafal Quran. Yakni dengan upaya memberikan materi kitab Akhlak Al-Tibyan Fi Adabi Hamalat Al-Quran. Nilai sangat penting karena dengan bersungguh-sungguh santri akan mampu mencapai apa yang diinginkan. Salah satu upaya yang kami lakukan dengan menceritakan kisah ulama terdahulu dalam mencari ilmu dan menghafal Al-Quran. Dengan ini, santri akan mudah mengamalkan nilai bersungguh-sungguh dalam kehidupan sehari-hari khususnya saat menghafal Quran.123
123 Fathurrozi, wawancara, Jember, 3 Juli 2022
101
Maka dari tips yang dilaksanakan oleh Ustadz Fathurrozi di atas terbukti santri yang awalnya kurang semangat menjadi semangat menghafal Al-Quran. Pembiasaan yang dilakukan oleh para ustadz di kelas adalah dengan menerapkan belajar dengan tekun dan selalu datang ke kelas tepat waktu. Dengan ini, ustadz akan lebih mudah dalam menyampaikan nilai akhlak kepada jiwa santri penghafal Quran yang ada di Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember.
Sebagaimana disampaikan Ahmad Munir saat peneiliti tanya tentang transaksi nilai bersungguh-sungguh kepada para santri penghafal Quran yang ada di Madrasatul Quran Nurul Qarnain Sukowono Jember sebagai berikut:
Sebagai bentuk kesugguhan kami ya istilahnya Mujahadah yakni dengan evaluasi mingguan bersama para pengurus untuk melaporkan hasil hafalannya. Jadi kalau ada santri yang tidak setor maka kami akan panggil dan disanksi. Jika ada indikasi untuk kendor maka kami motivasi bahkan disanksi. Dan jika memang sudah sangat lalai maka kami akan menyodorkan surat pengunduran diri. Dan itu yang kami lakukan untuk mengawal anak tetap semangat.124
Jika, seseorang mampu bersungguh-sungguh dalam dirinya maka otomatis ia akan memiliki rasa semangat yang tinggi dalam dirinya.
Dalam kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, nilai bersungguh- sungguh penulis kaitkan dengan masa muda yang harus memiliki nilai kesungguhan yang tinggi. Bahkan ada seorang santri putra bernama M.
Aqil di Madrasatul Quran Nurul Qarnain mampu menghafal Al-Quran 10
124 Ahmad Munir Mufi, wawancara, Jember, 22 Mei 2022