PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI
WARGA GLOBAL
(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
REDI YAMANTO
NIM: 1201149
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA
SEBAGAI
WARGA GLOBAL
(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan
Bandung)
Oleh Redi Yamanto
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Redi Yamanto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
REDI YAMANTO NIM 1201149
PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI WARGA GLOBAL
(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
PROF. DR. H. DASIM BUDIMANSYAH, M.SI NIP.19620316 198803 1 003
Pembimbing II
DR. PRAYOGA BESTARI, S.PD.,M.SI NIP. 19750414 200501 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia
PROF. DR. H. SAPRIYA, M.ED NIP. 19630820 198803 1 001
PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI WARGA NEGARA GLOBAL
(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung)
Telah Dilaksanakan Ujian Sidang Tahap 2 Pada Tanggal : 22 Agustus 2014
Tempat : Gedung SPS UPI
Pembimbing I :
Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP.19620316 198803 1 003
Pembimbing II :
Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si NIP. 19750414 200501 1 001
Penguji :
Prof. Dr. H. Suwarma Al Muchtar, S.H., M.Pd NIP. 19530211 198703 1 002
:
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH DAN BEBAS PLAGIARISME ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1. Identifikasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1. Secara teoritis... Error! Bookmark not defined. 2. Secara praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Tinjauan Peranan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . Error! Bookmark not
defined.
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Error! Bookmark not defined. 3. Pendidikan Untuk Warga Global ... Error! Bookmark not defined. B. Tinjauan Globalisasi ... Error! Bookmark not defined. 1. Sejarah Globalisasi di Indonesia ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian Globalisasi ... Error! Bookmark not defined.
3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Era GlobalisasiError! Bookmark not defined. C. Kesadaran Sebagai Warga global ... Error! Bookmark not defined.
1. Warga global ... Error! Bookmark not defined.
2. Kesadaran Sebagai Warga global dalam Konteks PancasilaError! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined.
a) Observasi (Pengamatan) ... Error! Bookmark not defined. b) Wawancara ... Error! Bookmark not defined. c) Studi Dokumentasi... Error! Bookmark not defined. d) Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
A. Gambaran Umum ... Error! Bookmark not defined. 1) Gambaran Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2) Sejarah Fakultas Teknik Informatika BandungError! Bookmark not defined. 3) Visi Fakultas Teknik Universitas Pasundan BandungError! Bookmark not defined. 4) Misi Fakultas Teknik Universitas Pasundan BandungError! Bookmark not defined. B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Proses Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Wawasan Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dalam memberikan wawasan sebagai warga negara.Error! Bookmark not defined. 3. Bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan Memberikan Wawasan Terhadap
Mahasiswa sebagai Warga global. ... Error! Bookmark not defined.
4. Kesadaran Mahasiswa Universitas Pasundan Sebagai Warga global.Error! Bookmark not def C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1) Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di lingkungan Universitas Pasundan Bandung dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa sebagai warga global. ... Error! Bookmark not defined.
2) Kemampuan yang diperlukan untuk menjadi bagian dari warga global.Error! Bookmark not d 3) Pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi bagian dari warga globalError! Bookmark not d 4) Kesadaran mahasiswa Universitas Pasundan Bandung sebagai warga
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Tesis ini menyajikan hasil penelitian tentang proses perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran sebagai warga global di lingkungan Universitas Pasundan Bandung Fakultas Teknik Informatika. Masalah pokok pada penelitian ini adalah bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum dapat mengembangkan kesadaran sebagai warga global. Serta bagaimana perbedaan pandangan antara mahasiswa di lingkungan Fakultas Teknik Informatika terutama antara kelas internasional dan kelas reguler? Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini adalah teori global village dari McLuhan. Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: Apakah civic education dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa dalam konteks warga global?
Civic skill seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizens? Civic knowledge seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizenship? Sejauh mana kesadaran mahasiswa sebagai warga global? Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan data tentang proses perkuliahan di kelas internasional dan kelas reguler Fakultas Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung, serta keseharian mahasiswa di lingkungan Universitas Pasundan Badung. Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengamatan secara langsung kegiatan perkuliahan, wawancara terhadap mahasiswa dan dosen secara mendalam, kemudian analisis data berupa Satuan Acara Perkuliahan, absensi mahasiswa, materi berupa buku dan Hand Out. Data dianalisis dengan menggunakan analisis dari R.K. Yin. Hasil Penelitian adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan Kewarganegaraan dapat
memberikan pemahaman terhadap mahasiswa sebagai warga global berupa kesadaran akan posisinya sebagai bagian dari warga global. Mahasiswa memahami kondisi mereka sebagai bagian dari masyarakat global dengan menangkap isu-isu global sebagai bagian dari pengembangan wawasannya. 2) Keahlian yang diperlukan sebagai warga global adalah berupa wawasan dan sikap yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa. Keahlian sebagai warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan dan sikap mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai warga global penguasaan bahasa
universal merupakan keahlian yang penting untuk dikuasai. 3) Wawasan yang
Kata Kunci: Civic Education, Global Citizenship, Civic Skill, Civic Knowledge ABSTRACT
This thesis is present the result of lecture Civics Education for developed awareness as a global citizen at University Pasundan Bandung Faculty Informatics Engineering. The main focus in this study is how Civic Education as general course can developed awareness as a global citizen. And to study about the difference point of view between international class and regular class at Faculty Informatics Engineering? The grand theory that used for this research is global village by McLuhan. These research questions were: is civic education give knowledge for student as a global citizen? What kind of civic skill is needed to become part of global citizen? What kind of civic skill needed to became global citizen? What kind of civic knowledge needed to became global citizen? How is student awareness for global citizen? How far is the awareness of student as a global citizen? In order to answer these questions researcher using data the proses of lecture at international class and regular class Faculty Informatics and Engineering University Pasundan Bandung, also the daily of the student at University Pasundan Bandung. Those data’s is collect by using method observation the process of lecture, interview to student and lecturer, and then analyst data for Unit Lecture Event, student attendant, book and hand out. This data is analyst using R.K. Yin. The results of these studies are: 1) Civic Education can give knowledge to student as a global citizen to have awareness as a part of the world. Student understanding their condition as part of the global society with capture the condition about global issues as part of student awareness. 2) Skill that needed as a global citizen is knowledge and attitude that needed for developed by student. Skill as a global citizen is influence by their breadth of knowledge and student attitude when facing different problem. As a global citizen a universal language is the basic skill that need to master. 3) Knowledge that needed by student as a global citizen are the understanding that there is a different values in each individual in these world. The awareness about condition of the world that become global and skill to access any source of information. 4) Awareness as global citizen needed by student to opened their knowledge about condition of the world right now where their still focus in their nation. Awareness as global citizen is influence by their breadth of student knowledge. Awareness as a global citizen needs support for other major beside civic education. From the
result of this researching recommended that Civics Education as a major course
that the values that obtain can have support from other major.
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Manusia dalam perjalanan kehidupannya dimuka bumi ini tidak lepas dari
adanya interaksi dengan manusia lainnya, hal ini disebabkan karena manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam interaksinya
dengan manusia lainnya kerap kali terjadi konflik yang bahkan mengakibatkan
pertikaian. Konflik itu sendiri merupakan suatu pertentangan antara dua individu
atau lebih, konflik juga bisa terjadi antara kelompok atau golongan, atau bahkan
lebih luas lagi konflik terjadi antara negara dan bahkan melibatkan banyak negara
di dalamnya. Manusia telah mengenal konflik dari pertama kali mereka
melakukan interaksi dengan manusia lainnya, dan dari pengalaman tersebut
manusia belajar cara menghadapi konflik. Hal tersebut dapat dianalisis dari
pernyataan Bartos dan Werh (2002, hlm.1) berikut:
... They are passed down from parent to child, from generation to generation. They are transmitted from one life experience to the next. That knowledge is created within generations, as humans learn better how to interact with minimal cost. We do this pretty much unconsciously. Handling conflict is simply one of the life skills we learn and practice. Some of us do it better than others.
Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa cara menghadapi konflik
dipelajari secara turun-temurun dari orang tua diwariskan terhadap anaknya,
secara terus menerus dari generasi ke genarasi selanjutnya. Pengalaman tersebut
diwariskan berasal dari pengalaman hidupnya kepada generasi penerusnya.
Pengetahuan itu tercipta dalam setiap generasi, sebagaimana manusia belajar
untuk berinteraksi dengan meminimalisir dampaknya terhadap dirinya
Kebanyakan manusia melakukannya secara tidak sadar. Menghadapi konflik
merupakan suatu keahlian yang perlu dipelajari dan dilatih, dan banyak di
Perang dunia ke I dan ke II merupakan contoh terjadinya konflik yang
meluas hingga melibatkan beberapa negara di dalamnya, Perang Dunia I (PDI)
adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli
1914 sampai 11 November 1918 dan Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua
(biasa disingkat PD II) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1
September 1939 sampai 2 September 1945. Konflik besar lainnya yang terjadi
antara negara sampai saat ini adalah konflik antara Israel dan Palestina yang
tampaknya tidak akan ada akhirnya, konflik yang tidak bisa dianggap sederhana di
mana Israel dan Palestina mempunyai pandangan yang berseberangan sehingga
sangat sulit untuk bisa disatukan. Perbedaan agama, ideologi, ras, negara, dll.
Berdasarkan kajian dari UNESCO's Constitution Declares 16 November
1945 dalam http://www.peace.ca/unesco.htm dimana dalam konstitusi tersebut
menyatakan:
That since wars begin in the minds of men, it is in the minds of men that
the defences of peace must be constructed; That ignorance of each other’s
ways and lives has been a common cause, throughout the history of mankind, of that suspicion and mistrust between the peoples of the world through which their differences have all too often broken into war;
Konflik ini melibatkan banyak negara di dalamnya, namun yang menjadi
pemicu dari terjadinya konflik adalah mereka yang berada di balik negara
masing-masing, adanya ketidak pedulian diantara negara tentang bagaimana suatu negara
menjalankan cara hidupnya, kecurigaan antar negara dan ketidak percayaan antara
masyarakat di dunia ini telah mengakibatkan terjadinya peperangan dan konflik.
Pemicu dari terjadinya konflik itu sendiri adalah karena adanya pemisah di
antara manusia yang disebut dengan perbedaan. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan khususnya teknologi maka manusia mulai menyadari akan
keberadaan manusia lainnya di berbagai belahan dunia ini. Keadaan ini
mengakibatkan terbentuknya hubungan antara masyarakat dunia yang disebut
dengan era globalisasi. Manusia telah memasuki babak baru dalam kehidupan
sosialnya yang tidak hanya melibatkan masyarakat dalam satu negara namun
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Maka kesadaran sebagai warga global diakui oleh negara Indonesia sendiri
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) di mana dalam alinea
pertama: "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Dari isi pembukaan UUD 45 ini dapat
dimaknai bahwa Indonesia mengakui adanya kebebasan bagi seluruh bangsa di
dunia ini dan mengakui adanya persamaan yaitu hak untuk merdeka. Dengan
demikian maka Indonesia menghargai segala hak bangsa dan negara di berbagai
dunia dan ikut serta dalam memperjuangkan hak tersebut.
Negara Indonesia tidak hanya peduli akan nasib bangsa sendiri akan tetapi
melihat keluar negaranya dan memiliki kepedulian yang besar akan nasib bangsa
lainnya, maka dari itu negara Indonesia telah menganut kesadaran sebagai bagian
dari negara global yang terhubung dengan negara lainnya.
Kesadaran warga global ini diperlukan untuk mempersiapkan generasi
yang akan datang khususnya di Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi kondisi global saat ini, dunia ini sudah terkoneksi satu sama lainnya
dan tidak ada cara lain selain untuk belajar hidup dalam kondisi global, di mana
semua informasi dan kemudahan dalam mengakses informasi kenegara lain
semakin mudah. Persiapan kompetensi dalam membentuk warga global
merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan, mengingat saat ini posisi
negara satu sama lainnya saling ketergantungan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan negaranya, tanpa adanya kemampuan dalam memahami dan
kemampuan untuk berpikir secara global maka akan mengakibatkan timbulnya
pergesekan dan bisa mengakibatkan terjadinya konflik.
Lalu karakter global itu sendiri tercermin dari Pancasila yaitu sila ke 2
kemanusiaan yang adil dan beradab di mana dalam sila tersebut terlihat jelas
bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya persamaan dalam hak-hak
kemanusiaan dan ditambah dengan pengukuhan dari sila ke 1 yaitu ketuhanan
umat manusia di muka bumi ini adalah sama dan tidak ada perbedaan. Didukung
dengan sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa di mana di hadapan Tuhan
manusia adalah sama, dan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mengakui
adanya nilai Ketuhanan menyadari bahwa manusia memiliki nilai yang sama di
hadapan Tuhannya.
Bangsa Indonesia mengalami penjajahan selama hampir dua abad oleh
Belanda, dan hal ini menimbulkan adanya kesadaran dalam hati bangsa Indonesia
tentang menghargai hak dan kebebasan bangsa-bangsa yang ada di dunia, dan
melihat bahwa manusia harus dapat menentukan kebebasannya dalam
menjalankan hidup sehingga tidak ada manusia lainnya yang berhak untuk
menindas, merendahkan dan bahkan menjajah manusia lainnya dan
memanfaatkannya untuk kepentingan golongan manusia lainnya, dan bangsa
Indonesia menyadarinya melalui perjalanannya ketika merasakan penderitaan dari
penjajahan yang perih. Banyak hak yang dirampas sebagai umat manusia pada
masa itu dan itu dilakukan oleh sesama ras manusia.
Jadi bangsa Indonesia mempunyai pandangan bahwa sebagai sesama
manusia yang hidup di planet bumi ini maka selayaknya ada rasa saling mengasihi
dan menyayangi yang diterapkan dalam sikap saling menghargai sesama manusia
lainnya, yaitu pemahaman akan kemanusiaan yang adil dan beradab, perlakuan
adil dan memperlakukan manusia lainnya secara beradab. Maka penjajahan dan
perampasan terhadap hak manusia lainnya bukanlah sesuatu yang beradab dan
bangsa Indonesia dalam posisinya sebagai bagian dari warga negara dunia akan
memperjuangkan hak segala bangsa dari ketidak adilan dan ketidak beradaban.
Untuk dapat menjadi bagian dari negara global maka sebelumnya
masyarakat Indonesia harus mempersiapkan diri dalam bentuk pendidikan.
Pendidikan yang tentunya mengajarkan kepada masyarakat Indonesia akan
posisinya dan akan falsafah bangsa Indonesia yang menghargai setiap kehidupan
manusia di planet bumi ini. Maka untuk dapat memiliki pandangan tersebut
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
yang sadar akan budaya dan akar leluhurnya sadar akan eksistensinya baik dalam
skala kecil di dalam keluarga, lingkungan tempat tinggal, masyarakat dan sebagai
bagian dari warga negara Indonesia.
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan
mata pelajaran wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi dan tujuan dari
pendidikan yaitu pembentukan kepribadian manusia dengan didasarkan pada dua
komponen yaitu nilai dan kebajikan. Dengan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan masyarakat Indonesia di ajak untuk mengenal negaranya, tanah
airnya yang menjadikannya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Pengenalan ini
nantinya bertujuan untuk mengajarkan kepada masyarakat Indonesia akan
nilai-nilai yang dianut oleh segenap bangsa Indonesia sehingga nantinya sebagai bagian
dari bangsa Indonesia ini dapat menjalankan nilai-nilai yang menjadi landasan
bangsa Indonesia.
Maka setelah menyadari akan posisinya sebagai bagian dari bangsa
Indonesia maka barulah diperkenalkan akan nilai-nilai universal yang ada di dunia
ini, karena sebagian lagi diri dari tiap individu manusia itu terhubung dengan
dunia itu, di mana manusia merupakan species yang sama menghirup udara di
dunia ini dan meninggali planet yang sama yaitu planet bumi. Oleh karena itu
perlu diajarkan kesadaran bahwa sebagai manusia yang mendiami planet bumi ini
kita semua adalah sama.
Dengan kemampuan untuk memahami bahwa dunia ini terhubung satu
sama lainnya baik dari segi ekonomi, politik, sosial, secara kerohanian, dan dari
segi lingkungan. Maka perlu kemampuan dalam membentuk kesadaran tersebut
dalam pola pikir mahasiswa Seperti yang di ungkapkan Betts (2003, hlm. 2)
mengatakan bahwa warga global adalah mereka yang memahami :
That the world is interconnected
How the world works economically, politically, socially, spiritually, environmentally;
That humanity is one.
Kesadaran Warga global adalah bertujuan untuk membangun mahasiswa
dalam memberikan kesadaran akan bagaimana tindakan mereka dalam posisinya
sebagai warga global, serta memberikan kemampuan dalam memahami suatu isu
global dan juga memberikan pengetahuan terhadap isu global tersebut Oxfam
Education: What is Global Citizenship (https://www. Oxfam .org.uk/ education/
global-citizenship/what-is-global-citizenship):
Global citizenship aims to empower pupils to lead their own action. Along with the knowledge and values that they have gained from learning about global issues, pupils need to be equipped with the necessary skills to give them the ability and confidence to be pro-active in making a positive difference in the world.
Pendidikan untuk warga global adalah suatu metode dalam menolong
generasi muda dalam mengembangkan sikap aktif sebagai warga global, dan
memberikan kepada mereka kesempatan dalam mengatasi isu global dengan cara
berpikir secara kritis, serta memiliki tanggung jawab dalam tindakannya sebagai
bagian dari warga global Oxfam Education: What is Global Citizenship
(https://www.oxfam.org.uk/education/global-citizenship/what-is-global-citizenship):
Education for global citizenship is a methodology to help young people to develop as active global citizens. Oxfam suggests a Learn-Think-Act approach to help structure global citizenship activities, and give young people the opportunity to learn about issues, think critically about how to solve them, and act as responsible global citizens.
Lalu sejauh mana pemahaman akan warga global itu di dalam diri
mahasiswa, apakah mahasiswa di Indonesia sudah memiliki kesadaran akan warga
global, maka untuk mengetahui sejauh mana level pemahaman akan kesadaran
sebagi warga global dapat dilihat dari pemahaman akan warga negara menurut
Gerzon (2010, hlm. 24) mengatakan bahwa warga negara terbagi menjadi 5 “Citizenship 1.0 -5.0” yaitu:
Citizen 1.0–Worldview based on one’s self (egocentric),
Citizen 2.0–Worldview based on one’s group (ideocentric), Citizen 3.0–Worldview based on one’s nation (sociocentric),
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Citizen 5.0–Worldview based on the whole earth (geocentric),
Pada Citizen 1.0 masyarakat dalam kategori ini hanya peduli terhadap
dirinya sendiri dan memandang dunia berdasarkan kepentingan pribadi, Citizen
2.0 masyarakat dalam kategori ini memandang dunia berdasarkan pada
kepentingan kelompoknya dan dirinya, Citizen 3.0 memandang loyalitas diri dan
kelompok dengan kepentingan bangsa mereka, Citizen 4.0 memiliki loyalitas
untuk beberapa budaya, dan Citizen 4.0 harus mengintegrasikan semua hal di atas
ke dalam loyalitas mereka terhadap bumi dan makhluk hidup.
Dunia yang terkait satu dengan lainnya ini tentu saja bukan hanya
membawa dampak terhadap terjadinya asimilasi budaya, di mana budaya yang
masuk melalui arus informasi yang begitu deras dapat menyebabkan terjadinya
krisis terhadap jati diri bangsa. Terutama remaja yang menerima akses terbanyak
dari berbagai media yang masuk ke negara ini dan jika kurangnya pengawasan
dan pemahaman melalui pendidikan maka akan berakibat terjadinya krisis jati diri
di kalangan remaja tersebut, berdasarkan laporan berita dari merdeka.com:
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat
Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai
71,19 juta orang. Sebesar 28 % dari penduduk Indonesia merupakan pengguna
internet dan dapat dibayangkan besarnya informasi yang masuk dari salah satu
media global tersebut.
Wujud global yang dimaksudkan di sini adalah suatu pertemuan baik dari
segi budaya, ilmu pengetahuan, agama, ekonomi, akses wisata mancanegara,
media komunikasi, media elektronik termasuk internet di dalamnya, dan etika
budaya. Begitu banyak aspek yang dipengaruhi dari komunikasi yang terjalin
antara bangsa ini, sehingga dapat mempengaruhi suatu individu dikarenakan tidak
diperlukan perantara dalam memasuki dunia global saat ini.
Maka jika pendidikan dalam menanamkan paham kebangsaan
dilaksanakan, dapat berakibat negatif terhadap generasi saat ini, generasi yang
mengalami era digital dengan berbagai fasilitas teknologi yang mendukung untuk
Indonesia. Dampak negatif yang dapat terjadi akibat dari adanya arus global itu
sendiri adalah Mashita, (Pengaruh Globalisasi Terhadap Remaja, 2012 dalam
http://muda.kompasiana.com/2012/02/19/pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja-
436599.html):
1. Gaya hidup kebarat-baratan
2. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50% dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga miliknya. Dan 80% sudah berani mencoba dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkotika). Itulah yang sangat kita sayangkan dari remaja kini, yang seharusnya mereka menjadi peran penerus pahlawan bangsa.
3. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong.
4. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita.
5. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan.
Dalam dunia saat ini perlu adanya upaya pendidikan yang dapat
mendorong masalah-masalah yang mendunia, dunia yang sudah memasuki era
global memerlukan bentuk pendidikan yang dapat memberikan gambaran
terhadap peserta didik dalam melihat dunia ini. Karakter yang diperlukan siswa
dalam menghadapi era global memerlukan suatu karakter yang kuat untuk dapat
mempertahankan eksistensinya dalam dunia global.
Pengaruh budaya luar jika tidak disikapi dengan wawasan dan pemahaman
yang benar akan menjadikan adanya kesalahan dalam penafsiran yang dapat
mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam persepsi, dengan kemampuan baik
dalam bidang literasi dan pemahaman maka hal ini akan meminimalisir adanya
miss Perception. Seperti halnya tidak semua budaya luar itu cocok untuk kondisi
masyarakat Indonesia maka perlunya keluasan wawasan dalam menyikapi ini
semua.
Peserta didik perlu untuk mengetahui posisinya dalam sudut pandang
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
terhadap siswa dalam posisi mereka sebagai bagian dari warga negara global.
Seperti halnya menjadi warga negara yang baik untuk suatu negara maka sebagai
bagian dari warga global mahasiswa harus dapat memiliki keluasan pandangan
dan mampu berpikir secara global, dalam era global ini standar dalam kehidupan
masyarakat menjadi meningkat di mana saat ini hampir seluruh dunia ini memiliki
suatu standar yang diakui secara bersama oleh masyarakat dunia baik dalam
bidang pelayanan ataupun berupa barang. Tanpa adanya kemampuan untuk
menyadari adanya nilai-nilai global tersebut masyarakat tidak dapat menjadi
masyarakat yang kompetitif di era global dan menjadi masyarakat yang tidak siap
dengan era global.
Era Global yang terjadi saat ini merupakan fenomena yang tidak dapat
dihindari dan merambah setiap aspek kehidupan manusia secara individu, oleh
karena itu negara Indonesia harus memiliki generasi muda yang siap menghadapi
era global. Penelitian ini akan meneliti tentang bagaimana kesadaran generasi
muda kita saat ini untuk dapat menghadapi tantangan dari globalisasi. Penelitian
ini akan mengambil tempat di Universitas Pasundan Bandung khususnya untuk
kelas Internasional, dengan adanya kelas internasional yang merupakan
mahasiswa asing peneliti akan meneliti sikap dari mahasiswa asing dan
mahasiswa lokal terhadap pemahaman mereka akan adanya warga global.
Dengan interaksi yang terjadi diantara mahasiswa asing dan lokal,
penelitian ini akan menggambarkan bagaimana interaksi itu terjadi dan aspek apa
yang diperlukan untuk dapat menjaga interaksi antara satu sama lainnya. Dengan
adanya mahasiswa asing di lingkungan Universitas Pasundan Bandung adalah
berupa wujud dari adanya suatu interaksi antara instansi di Indonesia yaitu
Universitas Pasundan Bandung dengan negara lainnya. Maka sebagai mahasiswa
yang berada dalam lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan
kemampuan sebagai warga global peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
berbagai mahasiswa asing yang ada di lingkungannya dan bagaimana mahasiswa
asing dalam melakukan interaksinya di luar negaranya.
Maka berdasarkan dari pemikiran-pemikiran tersebut peneliti tertarik
untuk mengetahui sejauh mana kesadaran mahasiswa akan posisinya sebagai
bagian dari warga global dan kompetensi apa yang diperlukan dalam membentuk
karakteristik mahasiswa untuk menjadikan mereka memiliki kesadaran sebagai
warga global.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah disajikan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apakah terjadi peranan oleh Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam memberikan kesadaran terhadap
mahasiswa sebagai bagian dari warga global”. Kesadaran dalam wawasan
Kewarganegaraan sebagai bagian bangsa Indonesia, yang nantinya berperan
dalam warga dunia.
Maka sebelum masuk ke dalam kesadaran global yang perlu untuk di bina
adalah kesadaran akan posisinya sebagai warga negara Indonesia seperti yang
diungkapkan Soekarno dalam Latif (2012 hlm.125) “internasionalisme tidak
dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam di dalam buminya nasionalisme.
Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak dapat hidup dalam taman sarinya internasionalisme”.
Namun yang terjadi saat ini adalah interaksi global yang terjadi tanpa
adanya paham akan nasionalisme yang tentu dapat membunuh jati dirinya sebagai
warga global, karena warga global adalah sesuatu yang berangkat dari
kesadarannya terlebih dahulu akan nasionalisme kemudian berkembang menjadi
kesadaran terhadap masyarakat global. Karena dibalik dengan kesadaran yang
diungkapkan oleh masyarakat global bahwa kita ini adalah merupakan sesama
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dirinya yang membedakan antara tiap individu manusia, jati diri inilah yang
menjadi karakter untuk memahami manusia antara satu dengan yang lainnya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka masalah diidentifikasikan
sebagai berikut:
1) Apakah civic education dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa
dalam konteks warga global?
2) Civic skill seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizenship?
3) Civic knowledge seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizenship?
4) Sejauh mana kesadaran mahasiswa sebagai warga global?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat
dari pendidikan PKn dalam memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam
membentuk kesadaran sebagai warga global. Secara lebih rinci tujuan khusus dari
penelitian ini adalah:
1. Peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membangun kesadaran
warga global mahasiswa.
2. Menemukan faktor pendukung dalam meningkatkan kesadaran warga global.
3. Pengembangan sikap mahasiswa dalam membentuk karakter warga global.
D. Manfaat Penelitian
Apabila tujuan penelitian ini telah dicapai, diharapkan dapat menghasilkan
manfaat sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Secara teoritis studi ini diharapkan dapat menganalisis, mengidentifikasi,
Kewarganegaraan (PKn) dalam meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan
mahasiswa (Civic Knowledge) untuk membentuk kesadaran warga global.
2. Secara praktis
Dari temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis
bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut:
a. Para akademisi atau komunitas akademik, khususnya dalam bidang
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai bahan kontribusi ke arah
pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membentuk
kesadaran sebagai warga global.
b. Bagi institusi universitas, penelitian ini berguna sebagai feedback sekaligus
sebagai parameter untuk mengetahui seberapa jauh Pendidikan
Kewarganegaraan memberikan peranan dalam meningkatkan kesadaran
mahasiswa sebagai warga global.
c. Para guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memberikan pemahaman akan
tingkatan level kesadaran dari mahasiswanya dalam konteks kesadaran warga
global.
d. Bagi para mahasiswa dapat membantu dalam memahami peranannya sebagai
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan desain penelitian
Penelitian tentang peranan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam
membentuk kesadaran mahasiswa sebagai warga global (studi kasus kelas
internasional Universitas Pasundan Bandung) menggunakan metode pendekatan
kualitatif. Creswell (2007, hlm 245) menyatakan bahwa:
Qualitative research is “interpretive” research, in which you make a
personal assessment as to a description that fits the situation or themes that capture the major categories of information. The interpretation that you make a transcript, for example, differs from the interpretation that someone else makes. This does not mean that your interpretation is better or more accurate; it simply means that you bring your own perspective to your interpretation.
Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif ini peneliti akan
memperoleh data melalui observasi langsung dan terlibat dalam penelitian secara
langsung, sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yang berhubungan
dengan fenomena sosial. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif,
yang di dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan
terus-menerus dengan para partisipan Locke et at.,2007 dalam Creswell (2010,
hlm. 264).
Peneliti menggunakan metode penelitian berupa studi kasus di mana studi
kasus adalah suatu inkuiri empiris yang: menyelidiki fenomena didalam
kehidupan konteks nyata, bilamana: batas-batas antara fenomena dan konteks tak
tampak dengan tegas; dan di mana; multi sumber bukti dimanfaatkan Robert K.
Yin (1996, hlm. 1).
Penelitian menggunakan desain studi kasus untuk dapat melihat
bagaimana hubungan antara perkembangan teknologi dengan kondisi mahasiswa
dalam menyerap sumber informasi tersebut, dan bagaimana pemikiran dari
mahasiswa tersebut dalam menghadapi fenomena tersebut sehingga pada akhirnya
masuknya mahasiswa asing ke dalam lingkungan hidup mereka, dengan
menggunakan desain studi kasus peneliti berusaha untuk menggambarkan
fenomena tersebut ke dalam sebuah situasi sehingga dapat diterapkan dalam
kondisi dan situasi yang sama di tempat yang berbeda.
Studi kasus merupakan satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Dan
merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok penelitian berkenaan dengan how
atau why Robert K. Yin (1996, hlm. 1). Seperti halnya penelitian yang dilakuan
oleh peneliti ini berupaya untuk meneliti bagaimana kesadaran mahasiswa di
Universitas Pasundan Bandung terhadap posisi mereka sebagai bagian dari
masyarakat global. Dengan menggunakan metode studi kasus maka peneliti akan
mengeksplorasi bagaimana kesadaran mahasiswa tersebut.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Pasundan Bandung, dengan
adanya kelas internasional di Universitas Pasundan Bandung yang akan
menjadikan referensi dari penelitian ini tidak hanya terhadap mahasiswa
Indonesia, akan tetapi juga melibatkan mahasiswa asing sehingga dapat
mengetahui tingkatan persepsi akan kesadaran warga global.
Dengan adanya mahasiswa asing yang berada di Universitas Pasundan
Bandung maka dalam interaksi baik antar mahasiswa dan dosen terjadi suatu
proses kesadaran dalam posisi mereka masing-masing, dan hal tersebut
membutuhkan kemampuan dari masing-masing individu untuk dapat menerima
individu lainnya. Peneliti mencoba untuk menggambarkan bagaimana lingkungan
tersebut berinteraksi satu dengan yang lainnya, dan sebagai universitas yang
merupakan lingkungan akademis maka mahasiswa dapat lebih memiliki wawasan
yang luas terhadap lingkungannya tentunya dibarengi dengan kemampuan analis
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah Universitas Pasundan Bandung data yang
dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer merupakan informasi dalam bentuk lisan yang langsung
diperoleh penulis dari sumber aslinya di lapangan, sedangkan data sekunder yang
penulis gunakan adalah data tertulis yang diperoleh dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil
yang diperoleh dari data sekunder dan data primer
Penelitian ini memerlukan sumber data yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data yang
diperoleh. Sumber data merupakan situasi yang wajar atau natural setting yang
dapat memberikan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh
karena itu dalam penelitian ini penulis menentukan sumber data yang terdiri dari
orang dan benda. Orang sebagai informan sedangkan benda sebagai merupakan
sumber data dalam bentuk dokumen seperti artikel, jurnal dan hasil penelitian
yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Adapun sumber informan tersebut adalah ketua jurusan, dosen, dan
mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. Data sekunder adalah data yang
digunakan berupa data tertulis yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Data sekunder tersebut yakni berupa artikel,
jurnal maupun hasil-hasil penelitian.
Tabel 3.1
Daftar Sumber Informan
No Informan Jumlah
1 Kaprodi Jurusan Tehnik Informatika Universitas
Pasundan Bandung
1 (Orang)
2 Dosen Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2 (Orang)
Informatika
Sumber diolah oleh penulis 2014
C. Penjelasan Istilah
1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Tujuan dari Pendidik Kewarganegaraan diajarkan dikampus dapat analisis
dari pernyataan berikut ini qualifications and curriculum authority. (1998, hlm.
40).
the purpose of citizenship education in schools and colleges is to make secure and to increase the knowledge, skills and values relevant to the nature of participative democracy; also to enhance the awareness of rights and duties, and the sense of responsibilities needed for the development of pupils into active citizens.
Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dan kampus
adalah untuk mengamankan dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
nilai alami yang relevan terhadap demokrasi; dan juga untuk meningkatkan
kepedulian dan hak dan kewajiban, dan rasa tanggung jawab akan kebutuhan
perkembangan mahasiswa sebagai warga negara yang aktif.
2. Kesadaran Warga global
Betts (2003, hlm. 2) mengatakan bahwa kemampuan yang dibutuhkan oleh
warga global adalah:
The process of consultation; Team problem-solving; Service to others; The ability to challenge injustice and inequality; Mediation and negotiation; The ability to innovate; The ability to think and plan with complex systems as the backdrop;The ability to see an issue from several perspectives
Artinya bahwa untuk menjadikan sebagai warga global harus memiliki
kemampuan dalam memecahkan masalah, kemampuan untuk menghadapi
ketidakadilan dan juga kemampuan dalam menganalisis permasalahan dari
berbagai perspektif, dengan demikian kemampuan tersebut akan menjadikan
sebagai warga negara yang mempunyai kompetensi dalam menghadapi
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian menggunakan teknik
pengumpulan data melalui studi kasus yaitu dengan cara: “dokumentasi, rekaman,
arsip, wawancara, observasi langsung, observasi pemeran serta dan perangkat
fisik”. (Yin 1996, hlm 103). a) Observasi (Pengamatan)
Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan
logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan
instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau
dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.
b) Wawancara
Wawancara merupakan salah satu sumber informasi sangat penting,
wawancara bisa mengambil beberapa bentuk seperti yang di ungkapkan oleh Yin
(1996, hlm. 108-112):
1) Wawancara studi kasus bersifat open-ended, dimana peneliti dapat bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping opini mereka mengenai peristiwa yang ada.
2) Wawancara yang terfokus, dimana korespoden diwawancarai dalam waktu yang pendek. Tujuannya untuk dapat menetapkan fakta pokok dan tidak meluas
3) Wawancara menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terstruktur, sejalan degan survei.
c) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yang dilakuan adalah bertujuan untuk menelusuri dan
menemukan informasi tentang nilai-nilai pemahaman mahasiswa di Universitas
Pasundan Bandung dalam kesadaran mereka sebagai bagian dari masyarakat
global, serta menemukan berbagai kendala-kendala yang bersifat dokumen dari
Seluruh kegiatan berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi
dicatat dalam catatan lapangan yang memuat tentang implementasi dari nilai
kesadaran sebagai warga global di lingkungan Universitas Pasundan Bandung.
Pendataan dilakukan secara selektif berdasarkan permasalahan yang diangkat oleh
penelitian dan bertujuan untuk memberikan sumber referensi dalam penelitian
yang dilakuan oleh peneliti. Peneliti akan mengambil data yang diperlukan dan
memilih mana data yang akan digunakan dan yang tidak digunakan berdasarkan
dari tujuan penelitian yang akan dilakukan
d) Studi Literatur
Studi literatur yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, internet yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber
informasi masalah yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau
diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang
berkaitan erat dengan sikap kesadaran warga global mahasiswa yang dibentuk
melalui PKn.
Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Pasundan Bandung, dengan
adanya kelas internasional di Universitas Pasundan Bandung yang akan
menjadikan referensi dari penelitian ini tidak hanya terhadap mahasiswa
Indonesia, akan tetapi juga melibatkan mahasiswa asing sehingga dapat
mengetahui tingkatan persepsi akan kesadaran warga global
2. Analisis Data
Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi
terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan
menulis catatan singkat sepanjang proses penelitian berlangsung. Analisis data
merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna
terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Analisis data akan dilakukan
melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Menurut Yin (1996, hlm. 133) “ Analis bukti (data) terdiri atas pengujian,
pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti
untuk menunjuk proporsi awal suatu penelitian” maka untuk pengolahan data
dalam penelitian studi kasus ini peneliti akan menganalisis data dengan
membaginya dan mengkombinasikan dengan data-data yang sejenis.
Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian,
menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan
tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang
diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung
oleh hasil observasi, dokumentasi dan studi literatur. Berdasarkan hasil
pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi,
studi dokumentasi, dan studi literatur maka peneliti melakukan prosedur
pengolahan dan analisis data dari hasil pengumpulan data. Dimana proses analisis
data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi dan studi literatur.
Dalam teknik pengambilan data peneliti akan menggunakan metode
triangulasi data dimana menurut Moleong (2007, hlm. 330) “Triangulasi adalah
tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lainnya.
Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu.” Dengan metode triangulasi data tersebut maka data yang diperoleh oleh
peneliti selama proses penelitian memiliki data pembanding sehingga dapat
menjadi pembanding untuk data yang lainnya.
Dalam pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti akan
mewawancara dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, kemudian
mahasiswa yang menjadi objek penelitian dan tenaga ahli yang akan mendukung
dari teori dan memberikan pemahaman dari sudut pandang yang berbeda dengan
peneliti sehingga akan memberikan keobjektifan dalam penelitian ini. Berikut ini
adalah merupakan gambaran dari tehnik pengolahan data yang akan dilakukan
oleh peneliti, dengan menggunakan metode wawancara, observasi secara langsung
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat
merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak.
A. Kesimpulan Umum
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah yang dapat
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kondisi dan karakteristik
bangsa serta negaranya. Disisi lain pendidikan Kewarganegaraan memberikan
kecerdasan kepada peserta didiknya agar mampu menjadi warga negara yang baik
dan menjadi bagian dari masyarakat. Melalui pendidikan Kewarganegaraan tidak
hanya diperlukan kecerdasan akan tetapi kemampuan untuk dapat menjadi warga
negara yang bertanggung jawab. Sebagai pendidikan yang memberikan rasa cinta
terhadap tanah airnya pendidikan Kewarganegaraan harus memberikan bukan
hanya wawasan akan tetapi juga rasionalitas dalam menganalisis segala bentuk
kebijakan dari pemerintahannya.
Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya memberikan pemahaman
sebagai warga negara dalam suatu masyarakat. Tetapi juga memberikan
pemahaman akan peranan sebagai warga negara. Kemudian lebih luasnya lagi
pendidikan Kewarganegaraan memberikan wawasan sebagai warga global.
Universitas Pasundan Bandung dalam membentuk mahasiswanya mengusung
nilai-nilai Sunda dan Islam. Hal tersebut sejalan dengan misinya untuk
mengusung nilai kesundaan dan Islam yang merupakan nilai yang berasal dari
akar budaya paguyuban Pasundan. Nilai tersebut bukan nilai yang diadopsi dari
nilai-nilai universal. Kemudian nilai tersebut dikembangkan oleh Universitas
Pasundan Bandung agar dapat diterima secara global.
Sebagai bagian dari warga global mahasiswa Universitas Pasundan
Bandung memiliki pemahaman bahwa mereka merupakan bagian dari komunitas
global. Pendidikan Kewarganegaraan memberikan wawasan kepada mahasiswa
kepada mahasiswa adalah berupa pemahaman kondisi dunia yang mengglobal.
Pendidikan Kewarganegaraan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai adanya nilai dan kehidupan yang berbeda dan sebagai individu maka
mahasiswa harus dapat menghormati jalan hidup yang telah mereka pilih.
Kesadaran sebagai warga global berarti bahwa mahasiswa harus dapat
memiliki pola pikir yang kritis dalam menghadapi berbagai isu global. Melalui
Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa diberikan wawasan untuk memiliki
pemahaman tentang cara hidup berbagai manusia di dunia ini. Setelah mahasiswa
memahami adanya berbagai cara hidup di dunia ini maka mereka
mengembangkan nilai-nilai agar mampu untuk hidup secara bersama dengan
berbagai cara hidup yang berbeda dengannya. Tanpa adanya kemampuan untuk
bisa hidup secara bersama dan kemampuan untuk menerima perbedaan maka akan
mengakibatkan terjadinya konflik yang memicu terjadinya peperangan.
Sebagai warga global mahasiswa memahami kondisi bahwa dunia ini
terhubung dalam berbagai bidang. Dengan keadaan tersebut sebagai mahasiswa
mereka dituntut untuk dapat memiliki kesadaran bahwa dengan terhubungnya
dunia ini mereka dihadapkan kepada berbagai arus informasi yang masuk dari
berbagai media. Maka dengan kondisi tersebut tidak ada cara lain bagi mahasiswa
kecuali untuk dapat beradaptasi dengan dunia saat ini. Untuk dapat beradaptasi
dengan dunia seperti ini maka diperlukan bukan hanya wawasan tetapi
kemampuan dan pengetahuan sehingga mahasiswa siap menghadapinya.
Dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa tidak hanya
di bina untuk menjadi warga negara yang baik tetapi juga warga global. Tuntutan
zaman yang semakin maju dan kondisi dunia yang terhubung satu dengan yang
lainnya menyebabkan mahasiswa bukan hanya harus siap di tingkat lokal akan
tetapi juga menghadapi persaingan di tingkat global. Mahasiswa kelas
internasional Universitas Pasundan Bandung secara langsung telah melakukan
interaksi sebagai bagian dari warga global. Mereka telah masuk ke dalam negara
baru yang memiliki cara hidup yang berbeda dengannya baik dari segi budaya dan
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa asing di kelas internasional
adalah merupakan bukti bahwa mereka harus dapat menerima perbedaan budaya
dan nilai yang selama ini mereka anut di negaranya agar dapat masuk ke dalam
negara dan lingkungan yang baru. Faktor penting untuk bisa masuk ke dalam
budaya baru adalah kemampuan dalam menggunakan bahasa. Karena bahasa
adalah merupakan cara komunikasi terbaik untuk dapat masuk ke lingkungan
yang baru. Hal tersebut terlihat ketika mahasiswa kelas internasional masih
terjebak untuk menggunakan bahasa ibu mereka yang menyebabkan mereka
menjadi komunitas eksklusif di lingkungan Universitas Pasundan Bandung.
Faktor bahasa tersebut membuat mahasiswa yang berada di lingkungan mereka
menarik diri untuk bergaul dengan mahasiswa kelas internasional.
Maka faktor bahasa menjadi sangat krusial ketika harus menghadapi
lingkungan yang baru. Sehingga bahasa yang berbeda menjadikan mahasiswa
kelas Internasional terpisah secara eksklusif dengan mahasiswa lainnya. Dalam
hal ini mahasiswa kelas internasional belum memiliki cukup kesadaran sebagai
warga global. Karena ketika mereka berada di lingkungan Universitas Pasundan
Bandung mereka masih terbelenggu oleh adat istiadat dan budaya mereka. Secara
pemahaman mahasiswa kelas intenasional memiliki wawasan sebagai warga
global akan tetapi secara sikap dan prilaku tidak mencerminkan sebagai
mahasiswa yang memiliki kesadaran sebagai warga global.
B. Kesimpulan Khusus
Secara khusus, hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1) Pendidikan Kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman terhadap
mahasiswa sebagai warga global berupa kesadaran akan posisinya sebagai
bagian dari warga global. Mahasiswa memahami kondisi mereka sebagai
bagian dari masyarakat global dengan menangkap isu-isu global sebagai
bagian dari pengembangan wawasannya.
2) Keahlian yang diperlukan sebagai warga global adalah berupa wawasan
warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan dan sikap
mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai warga
global penguasaan bahasa universal merupakan keahlian yang penting
untuk dikuasai.
3) Wawasan yang diperlukan oleh mahasiswa sebagai warga global adalah
berupa pemahaman akan adanya nilai-nilai yang berbeda dari setiap
individu di dunia ini. Kesadaran akan kondisi dunia yang global dan
kemampuan dalam mengakses berbagai sumber informasi.
4) Kesadaran sebagai warga global diperlukan oleh mahasiswa untuk
membuka wawasannya akan kondisi dunia saat ini dimana mereka masih
terfokus dalam bingkai negaranya. Kesadaran sebagai warga global sangat
dipengaruhi oleh luasnya wawasan mahasiswa. Kesadaran sebagai warga
global perlu didukung oleh mata kuliah lainnya diluar Pendidikan
Kewarganegaraan.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakuan oleh peneliti, dapat
peneliti rumuskan beberapa rekomendasi untuk:
1. Saran Untuk Universitas Pasundan Bandung.
a. Sebagai mata kuliah umum diharapkan Universitas Pasundan Bandung
memiliki kontrol terhadap hasil dari Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Untuk menerapkan nilai-nilai yang ingin dicapai oleh Universitas
Pasundan Bandung. Maka diharapkan nilai tersebut dapat dimasukan
kedalam kurikulum perkuliahan.
c. Mata kuliah yang memberikan nilai-nilai dalam membentuk karakter
mahasiswa seperti Pendidikan Kewarganegaraan agar mendapat
perhatian sehingga dapat menghasilkan nilai yang ingin dicapai.
2. Saran Terhadap Mahasiswa.
a. Untuk mengembangkan wawasan sebagai warga global. Mahasiswa
diharapkan tidak hanya terfokus kepada isu dan permasalahan yang
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b. Sebagai warga global maka mahasiswa harus memiliki kemampuan
bahasa universal yang baik.
c. Untuk mahasiswa kelas internasional agar lebih mengembangkan
kemampuan bahasa Indonesianya agar dapat bergaul di lingkungan
Universitas Pasundan Bandung.
3. Saran Terhadap Penelitian Selanjutnya.
a. Agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji secara lebih mendalam lagi
dari penelitian saat ini.
b. Terhadap penelitian lanjutan diharapkan dapat memberikan bentuk
metode pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sebagai warga
global.
4. Saran Kepada Pendidikan Kewarganegaraan.
a. Agar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum dapat
memberikan materi yang memiliki daya tarik.
Agar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum bukan saja
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A (2012) Pokoknya Rakayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama bekerjasama dengan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Azra, Azyumardi. 2006. Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia; Perspektif
Multikulturalisme. Dalam Restorasi Pancasila; Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Bogor: Brigthen Press.
Bartos, Otomar and Wehr, Paul. (2002) Using Conflict Theory. United Kingdom: Cambridge University Press.
Betts. B (2003) The Challenge of Global Citizenship in our Schools. Tersedia di: http://www.theptc.org/storage/images/GlobalCitizenship.pdf. Diakses 6 Desember 2013.
Branson, Margaret Stimmann. (1998) The Role of Civic Education A Forthcoming
Education Policy Task Force Position Paper From The Communitarian Network. Tersedia di: http://www.civiced.org/papers/articles_role.html.
Budimansyah, D dan Suryadi. K (2008) PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Budimansyah, D. (2010) Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Creswell. J (2010) Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gerzon, M. (2010) Global Citizens. London: Rider.
Green F. Global Citizenship (2012) What Are We Talking About and Why Does It
Matter?. Tersedia di: http://www.nafsa.org/_/File/_/ti_global_citizen.pdf.
Diakses 6 Desember 2013.
Joseph Stiglitz. (2007) Making Globalization Work, Penguin Books, London.
Redi Yamanto, 2014
Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-internet-Indonesia-capai-7119-juta-pada-2013.html.
Kalidjernih, F. (2011) Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.
Karlberg, M. (2008) Discourse, Identity, and Global Citizenship. A Journal of
Social Justice, 20:3, hlm. 310-320. Tersedia di: http://cultureofpeace.ernestojunsantos.com/uploads/6/4/8/7/6487837/disco urseidentitygc_karlberg.pdf. Diakses 5 Desember 2013.
Latif, Y. Negara Paripurna Historisasi, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leslie, A. (2009) Sustainable communities: the role of global citizenship education. POLIS Journal, Vol. 2, hlm 1-40.
McLuhan, M. Understanding Media: The extensions of man. London and New York. Tersedia di: http://beforebefore.net/80f/s11/media/mcluhan.pdf. Diakses 4 Desember 2013.
Moleong, L. J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
NCDO: Carabain C, Keulemans S, Gent M, Spitz G (2012). Global Citizenship
From Public Support To Active Partisipation. Tersedia di:
http://movement.deeep.org/wp-content/uploads/2013/10/NCDO-global-citizenship.pdf. Diakses 6 Desember 2013.
Oxfam. Oxfam Education. Tersedia di:
http://www.oxfam.org.uk/education/global-citizenship/what-is-global-citizenship. Diakses 6 December 2013.
Pengaruh Globalisasi terhadap Remaja. (2012). Diakses di :http://muda.kompasiana.com/2012/02/19/pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja-436599.html. Diakses 06 Januari 2014.
Pengertian Globalisasi dan dampaknya. Tersedia di:
Qualifications and Curriculum Authority. (1998). Education for Citizenship and
the Teaching of Democracy in Schools: Final Report of the Advisory Group for Citizenship. (Chair: Bernard Crick). London: QCA.
Somantri, M. (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
UNESCO. UNESCO's Constitution Declares. Tersedia di: http://www.peace.ca/unesco.htm/. Diakses 6 Desember 2013.
Wahab, A dan Sapriya. (2011) Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan , Bandung: Alfabet.
Winataputra, S dan Budimansyah (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran).
Bandung: Widya Aksara Press.