• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP HIDUP DALAM MASYARAKAT RAMBATAN WETAN : kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP HIDUP DALAM MASYARAKAT RAMBATAN WETAN : kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MASYARAKAT RAMBATAN WETAN

(KAJIAN ETNOLINGUISTIK PADA UPACARA DAUR HIDUP MANUSIA DI INDRAMAYU)

SKRIPSI

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyarat dalammeraihgelarSarjanaSastra

oleh

Tarkenih NIM 1001031

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KONSEP HIDUP DALAM MASYARAKAT RAMBATAN WETAN (KAJIAN ETNOLINGUISTIK PADA UPACARA DAUR HIDUP MANUSIA DI

INDRAMAYU)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaimdar pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2014

Tarkenih

(3)

KONSEP HIDUP

DALAM MASYARAKAT RAMBATAN WETAN

(KAJIAN ETNOLINGUISTIK PADA UPACARA DAUR HIDUP MANUSIA DI INDRAMAYU)

oleh Tarkenih NIM 1001031

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. Tedi Permadi, M.Hum. NIP 1970062420006041001

Pembimbing II,

Mahmud Fasya, S.Pd., M.A. NIP 197712092005011001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi merupakan salah satu upacara yang kini masih dilaksanakan oleh masyarakat Ramabata Wetan, Kabupaten Indramayu. Upacara daur hidup manusia adalah bentuk ritual Jawa yang disebut slametan dalam rangka memuliakan peristiwa penting kehidupan orang Jawa. Adapun, upacara daur hidup manusia yang diteliti hanya dalam peneltian ini, antara lain: upacara matang wulan, upacara memitu, upacara mertamu, upacara coplokan, upacara cukuran, dan upacara napakena. Dalam upacara tersebut terdapat sejumlah leksikon yang sangat khas.

Dalam penelitian ini diungkap sejumlah fakta bahasa dan fakta budaya yang menyertai penggunaan leksikon upacara daur hidup manusia. Adapun permasalahan pokok dalam peneltian ini adalah (1) bagaimana klasifikasi bentuk lingual leksikon upacara daur hidup manusia; (2) bagaimana klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon upacara daur hidup manusia; (3) bagaimana makna

simbolik yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia; (4) bagaimana nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon upacara

daur hidup manusia. Tujuan dalam peneltian ini adalah (1) mendeskripsikan klasifikasi bentuk lingual leksikon upacara daur hidup manusia; (2) memaparkan klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon upacara daur hidup manusia; (3) menjelaskan makna simbolik yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia; (4) menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia.

Peneltian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik. Metode yang digunakan adalah instrospeksi dan observasi partisipan. Data dalam penelitian ini berupa data bahasa, yaitu leksikon yang terdapat dalam upacara daur hidup manusia. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini melibatkan tiga komponen, yaitu sajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

(5)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Human life cycle ceremony, especially in the phase of pregnancy and infant phase, is one of the ceremony are still being held by the public Ramabata Wetan, Indramayu district. The ceremony is a form of Javanese human life cycle ritual called slametan, in order to glorify the Javanese important life events. Meanwhile, the human life cycle ceremonies were observed only in the present study, among others: matang wulan ceremony, memitu ceremony, mertamu ceremony, coplokan ceremony, cukuran ritual, and napakena ceremony. During the ceremony, there are a number of very distinctive lexicon.

In this study revealed a number of facts of language and cultural facts that accompany the use of the lexicon of the human life cycle ceremonies. The main problems in this research are (1) how the classification form lingual lexicon of human life cycle ceremonies; (2) how cultural classification and description of the lexicon of the human life cycle ceremonies; (3) how the symbolic meaning contained in the lexicon of the human life cycle ceremonies; (4) how the values of local wisdom contained in the lexicon of the human life cycle ceremonies. The aim in this research are (1) to describe the shape of the lingual lexicon classification ceremony human life cycle; (2) to describes the classification and description of the cultural lexicon of the human life cycle ceremonies; (3) describes the symbolic meaning contained in the lexicon of the human life cycle ceremonies; (4) describes the values of local wisdom contained in the lexicon of the human life cycle ceremonies.

This study uses ethnolinguistic approach. The method used was introspection and participant observation. The data in this study is a language data, such as lexicon contained in the human life cycle ceremonies. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation. Data processing techniques in this study involves three components, namely the presentation of data, data reduction, and conclusion.

(6)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR DIAGRAM DAN LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. LatarBelakang ...1

B. Masalah ...4

1. IdentifikasiMasalah ...4

2. BatasanMasalah...5

3. RumusanMasalah ...5

C. TujuanPenelitian ...5

D. ManfaatPenelitian ...6

1. ManfaatTeoretis ...6

2. ManfaatPraktis ...6

E. StrukturOrganisasiSkripsi ...7

BAB IIETNOLINGUISTIK DAN UPACARA DAUR HIDUP MANUSIA DI DESA RAMBATAN WETAN ...8

A. PenelitianTerdahulu ...8

B. Etnolinguitik ...10

(7)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Satuan Lingual ...13

3. MaknaSimbolik ...17

4. KearifanLokal ...19

C. Sekilas tentangEtnografiJawa di Desa RambatanWetan,KabupatenIndramayu ...22

1. Sekilas tentang Desa Rambatan Wetandan Upacara Daur Hidup Manusia di Desa Rambatan Wetan ...22

2. PandanganHidup Orang Jawa di Desa RambatanWetan,KabupatenIndramayu ...25

BAB III METODE PENELITIAN ...29

A. MetodePenelitian...29

B. Sumber Data ...30

C. DesainPenelitian ...31

D. DefinisiOperasional...33

E. Instrument Penelitian ...33

1. PedomanObservasi ...34

2. PedomanWawancara ...36

3. Kartu Data ...38

F. TeknikPengumpulan Data ...40

G. TeknikPengolahan Data ...41

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN ...45

A. Analisis Data ...45

1. UpacaraMatangWulan...45

2. UpacaraMemitu ...48

(8)

ix

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. UpacaraCoplokan ...60

5. UpacaraCukuran ...74

6. UpacaraNapakena ...78

B. PembahasanHasilPenelitian ...82

1. Klasifikasi Bentuk Lingual Leksikon dalam Upacara Daur Hidup Manusia ...82

a. Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia yang berupa Kata...82

b.

Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia yang Berupa Frasa ...85

2. Klasifikasi Kultural dan Deskripsi dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia ...90

a. UpacaraMatangWulan...90

b. UpacaraMemitu ...92

c. UpacaraMertamu ...96

d. UpacaraCoplokan ...99

e. UpacaraCukuran ...105

f. UpacaraNapakena ...107

3. Makna Simbolik dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal yang Terkandung dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia ...108

a. KeselarasandenganDunianya ...113

b. KeselarasandenganTuhan/Religinya ...115

c. KedekatandenganKesadaranDirinya ...117

d. KeselarasandenganLeluhurnya ...119

BAB V PENUTUP ...128

A. Simpulan ...128

B. Saran ...129

(9)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kartu Data ... 39 Tabel 3.2 Contoh Kartu Data ... 41 Tabel 3.3 Klasifikasi Satuan Lingual pada Struktur Morfem Leksikon yang

Berupa Kata ... 41 Tabel 3.4 Klasifikasi Satuan Lingual Berupa Kata pada Kategori berdasarkan Nomina, Verba, dan Adjektiva... 42 Tabel 3.5 Klasifikasi Leksikon Berupa Frasa Berdasarkan Unsur

Pembentuknya ... 42 Tabel 3.6 Klasifikasi Kultural dalam Leksikon Upacara Matang Wulan ... 43 Tabel 3.7 Keselarasan Hubungan Jagad Gedhe dan JagadCilik dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia ... 44 Tabel 4.1 Bentuk lingual Leksikon dalam Upacara Matang Wulan ... 46 Tabel 4.2 Klasifikasi Bentuk Lingualpada Struktur Morfem Leksikon yangBerupa Kata dalam Upacara Matang Wulan ... 46 Tabel 4.3 Klasifikasi Bentuk LingualBerupa Kata pada Kategori berdasarkan Nomina, Verba, dan Adjektivadalam Upacara Matang Wulan... 47 Tabel 4.4 Klasifikasi Kultural dalam Leksikon Upacara Matang Wulan ... 47 Tabel 4.5 Bentuk Lingual Leksikon dalam Upacara Memitu ... 48 Tabel 4.6 Klasifikasi Bentuk Lingualpada Struktur Morfem Leksikon yang

(10)

xi

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(11)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.25 Bentuk Lingual Leksikon dalam Upacara Napakena ... 79

Tabel 4.26 Klasifikasi Bentuk Lingualpada Struktur Morfem Leksikon yang Berupa Katadalam Upacara Napakena ... 79

Tabel 4.27 Klasifikasi Bentuk LingualBerupa Kata pada Kategori Berdasarkan Nomina, Verba, dan Adjektivadalam Upacara Napakena ... 80

Tabel 4.28 Klasifikasi Leksikon Berupa Frasa Berdasarkan Unsur Pembentuknya dalam Upacara Napakena ... 81

Tabel 4.29 Klasifikasi Kultural dalam Leksikon Upacara Napakena ... 81

Tabel 4.30 Keselarasan Hubungan Jagad Gedhe dan JagadCilik dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia ... 109

DAFTAR DIAGRAM DAN LAMPIRAN Diagram 3.1 Desain Penelitian Konsep Hidup dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu... 32

Diagram 3.2 Pedoman Observasi ... 34

Diagram 3.3 Contoh Pedoman Observasi ... 35

Diagram 3.4 Pedoman Wawancara ... 36

Diagram 3.5 Contoh Pedoman Wawancara ... 36 Lampiran 1 Surat Keputusan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian Lampiran 3 Data Informan

(12)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan warisan nenek moyang yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Usaha masyarakat untuk menjaga kebudayaan melalui pendidikan formal maupun nonformal telah menjadi sarana untuk pewarisan kepada generasi penerus. Hal tersebut dilakukan agar kebudayaan tetap hidup dan berkembang. Kebudayaan merupakan ciri atau identitas suatu bangsa. Indonesia merupakan suatu bangsa yang hidup di negara kepulauan yang mempunyai beratus-ratus suku atau etnik yang di dalamnya terkandung beribu-ribu kebudayaan dan bahasa yang beragam. Kebudayaan akan mati ketika proses pewarisan budaya tidak diteruskan lagi.

Kebudayaan dan bahasa sangat erat hubungannya karena dengan bahasa budaya dapat dilestarikan. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia bahkan perekam sejarah adalah bukti peran penting bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sibarani (2004: 46) yang menyebutkan bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan yang erat hubungannya dengan berpikir. Dengan demikian, masyarakat dengan budayanya memiliki cara berpikir tertentu yang diekspresikan dalam bahasanya. Bahasa adalah alat intelektual yang paling fleksibel dan paling berkekuatan yang dikembangkan manusia. Salah satu fungsinya adalah kemampuan merefleksikan dunia dan dirinya sendiri. Bahasa juga dapat mendeskripsikan budaya masyarakat pemakai bahasa itu, dan melalui bahasanya kita dapat memahami budaya pemakai bahasa itu yang di dalamnya tercakup juga cara berpikir masyarakatnya.

(13)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena ada peran bahasa sebagai media perekam kebudayaan. Kebudayaan upacara daur hidup manusia di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu, memiliki ciri khas dengan masyarakat yang berkomunikasi dengan bahasa Jawa dialek Indramayu. Upacara daur hidup manusia tidak hanya dilakukan oleh etnik Jawa, tetapi juga dilakukan oleh etnik yang lain. Namun, perbedaan bahasa antaretnik membagi jangkauan dalam cara pandang yang berbeda.

Berdasarkan pandangan orang Jawa, peralihan dari satu fase hidup ke fase hidup yang lain merupakan saat yang penuh bahaya, baik nyata maupun gaib. Untuk menolak atau mengusir bahaya gaib yang mengancam kehidupan individu dan lingkungannya itu, diselenggarakanlah upacara atau slametan. Slametan adalah suatu upacara makan bersama untuk menikmati makanan yang telah diberi doa sebelum dibagi-bagikan.

Slametan itu tidak terpisahkan dari pandangan alam pikiran partisipasi orang Jawa yang erat hubungannya dengan kepercayaan kepada unsur-unsur kekuatan sakti maupun makhluk-makhluk halus sebab hampir semua slametan ditujukan untuk memperoleh keselamatan hidup dengan tidak ada gangguan-gangguan apapun (Koentjaraningrat, 1993: 347).

Menurut Kontjaraningrat (2004), penyelenggaraan upacara pada tiap peralihan tingkat hidup ini disebabkan oleh kesadaran bahwa tiap tingkatan hidup membawa si individu ke dalam suatu tingkat dan lingkungan sosial yang baru dan lebih luas. Upacara-upacara yang merayakan peralihan tingkat hidup manusia dimaksud antara lain adalah upacara patang wulan/ngupat ‘empat bulanan’, pitung wulan/memitu ‘tujuh bulanan’, slametan lenga ‘upacara agar memudahkan proses persalinan’, coplok/puputan ‘akikah’, nyukur ‘cukur’, dan napakena ‘turuntanah’.

Beberapa leksikon yang telah disebutkan merupakan sebagian dari banyaknya leksikon dalam fase kehamilan dan fase bayi. Contoh leksikon sesajen kupat (besuke ngrawati beras pari), tantang angin (ririwa ditantang), gedang

(rejekie tuntuntundunan), panggangan ayam (besuke luruh sandang pangan

(14)

3

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sira rangkulana), dan lawe (nglindungi sing makhluk goib). Leksikon kupat

mempunyai makna leksikal, yaitu makanan yang terbuat dari beras dengan dibungkus daun pisang atau daun kelapa, sedangkan makna simboliknya adalah besuke ngrawati beras pari (hari esok menyimpan beras dan padi). Makna

simbolik diciptakan oleh pandangan hidup masyarakatnya bahwa setiap sesajen tersebut mengandung makna atau simbol lain yang diyakini mereka. Maksud dari hari esok menyimpan beras dan padi adalah semoga bayi yang baru lahir ini hari

esok selalu diberi rezeki tanpa kekurangan.

Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan dengan alam semesta. Barang siapa hidup selaras dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat, dan juga selaras dengan Tuhan Yang Maha Esa, maka ia akan mengalami ketenangan batin. Berkaitan dengan penelitian ini konteks beras dan padi mencerminkan adanya hubungan keselarasan antara manusia dengan Tuhan karena adanya kepercayaan agar selalu diberikan rezeki oleh Tuhannya. Selain itu, terdapat nilai kearifan lokal yaitu adanya harapan dan doa yang positif sehingga memberikan nilai rasa kebahagiaan. Dari leksikon-leksikon tersebut terbukti bahwa lewat bahasalah budaya dapat diwariskan kepada generasi penurus.

Namun, pada realitanya nilai-nilai kearifan lokal tersebut terancam hilang karena pengaruh budaya modern. Selain itu, tidak semua masyarakat Rambatan Wetan secara ekonomi mampu mengadakan upacara atau slametan. Dengan demikian, penelitian ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya pewarisan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda Rambatan Wetan yang mulai mengenal dunia global.

(15)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teman-temannya akan terlibat. Keterlibatan itu mereka lakukan dengan harapan akan mendapat perlakuan yang sama saat dibutuhkan, atau karena mereka pernah mendapatkan bantuan serupa. Dengan demikian, upacara juga memungkinkan terciptanya kerukunan dan gotong royong (social order) yang terpelihara.

Penelitian dalam upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu akan dikaji dengan pisau analisis etnolinguistik. Namun, penelitian ini terfokus pada upacara-upacara pada fase kehamilan dan fase bayi saja. Fase-fase tersebut merupakan fase yang dipandang penting karena fase awal memulai kehidupan seorang individu yang mempunyai banyak harapan keselamatan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup.

Dalam upacara-upacara fase kehamilan dan fase bayi terdapat kekayaan leksikon yang dikategorikan seperti leksikon peralatan, makanan, kostum, kegiatan, sesajen, dan pelaku yang terlibat. Kemudian peneliti akan mengklasifikasikan dan mendeskripsikan makna yang terkandung sehingga akan menjadi pengetahuan bagi generasi penerus. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mengungkap nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu.

B. Masalah

Pada bagian ini, akan diuraikan masalah yang menjadi fokus penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini meliputi hal-hal berikut.

(16)

5

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Masyarakat RambatanWetan Indramayu secara ekonomi tidak semua mampu mengadakan upacara tersebut.

3) Masyarakat Rambatan Wetan Indramayu sekarang kurang mengetahui unsur-unsur perlengkapan dalam upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi.

4) Fungsi sosial dalam upacara daur hidup manusia terancam hilang sehingga memungkinkan kerukunan dan gotong royong tidak terpelihara.

5) Jika tidak dilakukan penelitian terhadap leksikon-leksikon dalam upacara daur hidup manusia, ilmu pengetahuan lokal yang terdapat dalam leksikon tersebut terancam hilang.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.

1) Leksikon yang menjadi data dalam penelitian ini dibatasi hanya di dalam upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

2) Fokus analisis penelitian ini adalah leksikon peralatan, makanan, pakaian, sesajen, dan pelaku yang terlibat.

3) Fungsi dan nilai-nilai kearifan lokal dalam penelitian ini disimpulkan dari keberadaan leksikon dengan makna yang terkandung dalam konteks sosial-budaya dalam masyarakat Rambatan Wetan, KabupatenIndramayu.

3. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, dirumuskan masalah-masalah yang nantinya akan dianalisis pada bab pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.

(17)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Bagaimana klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu?

3) Bagaimana makna simbolik yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi bagi masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu?

4) Bagaimana nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut:

1) klasifikasi bentuk lingual leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu?

2) klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu?

3) makna simbolik yang terkandungdalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi, bagi masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu;

4) nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu.

D. Manfaat Penelitian

(18)

7

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini bisa menambah khazanah pustaka penelitian linguistik secara umum dan etnolinguistik secara khusus. Penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan dalam memahami konsep hubungan antara bahasa dan budaya. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan kajian etnolinguistik khususnya pada konsep hidup masyarakat Rambatan Wetan pada leksikon upacara daur hidup manusia di Indramayu.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini bisa membantu dalam memahami bagaimana cara masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu memandang dunianya dan memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya pada fase kehamilan dan fase bayi yang selanjutnya dilestarikan sebagai cara pemertahanan budaya masyarakat Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam Struktur organisasi ini akan dideskripsikan gambaran umum dalam penyusunan skripsi dari bab I sampai V. Adapun rincian penulisan dimulai dari bab I yang didalamnya berisi latar belakang, masalah (identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah), tujuan penelitian, manfaat penelitian (manfaat teoretis dan manfaat praktis), dan struktur organisasi skripsi.

Dalam bab II berisi penelitian terdahulu, etnolinguistik, dan sekilas tentang Desa Rambatan Wetan dan Upacara Daur Hidup Manusia.

Dalam bab III berisi metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, sumber data, definisi operasioanal, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

(19)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(20)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan metode kualitatif. Peneliti akan mendeskripsikan dan mengklasifikasikan data bahasa yang diperoleh, yaitu berupa leksikon dalam upacara daur hidup manusia di Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Namun, penelitian tidak hanya terfokus pada data bahasanya, tetapi juga akan melibatkan konteks sosial budaya sehingga akan diketahui adanya kearifan lokal yang tercermin. Oleh karena itu, penelitian ini akan dikaji dengan pendekatan etnolinguistik.

Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode cakap, yaitu adanya percakapan antara peneliti dan beberapa informan, sehingga data diperoleh melalui penggunaan bahasa secara lisan. Selain itu, peneliti juga melakukan teknik rekam dan catat untuk mendukung kevalidan data yang sudah diperoleh. Secara garis besar penelitian menggunakan model etnografi komunikasi, yaitu bagaimana bahasa, komunikasi, dan kebudayaan saling bekerja sama untuk menciptakan suatu perilaku komunikasi yang khas. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif etnografi.

Moleong (Kuswarno, 2011: 31) menjelaskan bahwa sebagai tradisi tertentu dalam ilmu sosial, metode penelitian kualitatif secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut, baik dalam bahasanya maupun dalam peristilahannya.

Melalui penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa metode penelitian kualitatif etnografi akan membuat peneliti terjun langsung dalam meneliti masyarakat tertentu. Dengan metode ini akan didapatkan sumber data yang alami dari masyarakat yang diteliti.

(21)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah masyarakat asli lokasi masyarakat yang akan diteliti. Dalam metode introspeksi peneliti meneliti kebudayaannya sendiri, atau meneliti kebudayaan peneliti, sehingga metode ini disebut sebagai introspeksi atau mengoreksi diri sendiri. Dengan menggunakan introspeksi, peneliti mencoba mengeksplisitkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang diserap secara tidak sadar ketika tumbuh dalam masyarakat tertentu. Metode ini selain beguna untuk menemukan kaidah-kaidah yang selama ini tersembunyi dalam diri peneliti, pada akhirnya akan menjadi pisau analisis sekaligus koreksi dalam etnografi komunikasi. Semakin peneliti mampu memilah mana yang merupakan data asli, dan mana yang merupakan hasil enkulturasi, maka akan semakin mendalam analisis yang dibuat (Kuswarno, 2011: 48-49).

B. Sumber Data

Data penelitian ini bersumber dari tuturan masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu, yang menggunakan bahasa Jawa dialek Indramayu. Masyarakat Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu, merupakan masyarakat yang masih melaksanakan upacara daur hidup manusia. Lokasi tersebut dipilih karena upacara daur hidup manusia masih sering dilaksanakan di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut merupakan fakta tentang eratnya hubungan antara bahasa dan budaya sehingga eksistensi budaya tersebut cukup baik. Masyarakat Desa Rambatan Wetan masih menjaga nilai-nilai keraifan lokal yang diwariskan dari leluhurnya.

(22)

31

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Informan tersebut berjumlah 3 orang. Dengan demikian, data yang diperoleh bersifat alamiah dan apa adanya. Selain itu, ketika belangsungnya wawancara peneliti melakukan proses merekam. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang kevalidan dan kelengkapan data yang didapat dari lapangan. Data tersebut berupa data bahasa yang diperoleh baik lisan maupun tulisan. Adapun data tersebut berupa leksikon-leksikon dalam upacara daur hidup manusia khusunya pada fase kehamilan dan fase bayi disertai dengan penjelasan dan pemaknaan sesuai konteks dan fungsinya. Leksikon tersebut dikategorikan dalam leksikon peralatan, makanan, pakaian, sesajen, dan pelaku yang terlibat. Pemerolehan data dilakukan secara bertahap dengan terjun langsung ke lapangan. Selain itu, informasi lain diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian guna mendukung penelitian.

C. Desain Penelitian

(23)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasa dengan berbagai aspeknya pada masa waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Studi sinkronis ini bersifat deskriptif karena linguistik hanya mencoba memberikan keadaan bahasa itu menurut apa adanya pada kurun waktu yang terbatas itu (Chaer: 2007: 12).

Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian yang memanfaatkan analisis linguistik sinkronis. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan apa adanya, yaitu mengkaji fakta bahasa sehari-hari masyarakat Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Adapun penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu selama sembilan bulan, yaitu dari September 2013 sampai dengan April 2014. Dalam penelitian ini data berupa leksikon akan dianalisis sehingga akan diketahui struktur leksikon tersebut yang akhirnya dapat mengungkap konsep terbentuknya suatu budaya. Desain penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Diagram 3.1

(24)

33

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil Penelitian

Konsep Hidup dalam upacara daur hidup manusia pada masyarakat Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu

Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan dari hasil simak, libat, cakap, catat, dan dokumentasi dari informan akan ditranskipsi dan dikelompokkan. selanjutnya, data akan diklasifikasikan bedasarkan bentuk lingual, klasifikasi kultural dan deskripsi, makna simbolik, cerminan nilai kearifan lokal.

Leksikon yang Memiliki Konsep Hidup

Leksikon yang memiliki konsep hidup dalam upacara daur hidup manusia ditemukan 52 leksikon

Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data digunakan lima metode pengumpulan data,yaitu (1) metode simak, (2) metode libat, (3) metode cakap, (4) metode catat, dan (5) dokumentasi

Subjek Penelitian

(25)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Berikut ini adalah definisi operasional beberapa istilah berdasarkan variabel penelitian.

1) Leksikon upacara daur hidup manusia adalah nama-nama atau istilah perlengkapan berupa unsur-unsur yang ada dalam konsep upacara daur hidup manusia (fase kehamilan dan fase bayi) yang dikategorikan dalam nama-nama peralatan, makanan, pakaian, kegiatan, sesajen, dan pelaku yang terlibat.

2) Konsep hidup merupakan cara pandang suatu masyarakat terhadap keselamatan menjalani kehidupan dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat melalui upacara-upacara daur hidup manusia karena saat peralihan dari satu tingkat hidup merupakan fase penuh bahaya baik nyata ataupun gaib.

3) Etnolinguistik adalah ilmu yang terbentuk dari hubungan erat antara bahasa dan budaya dalam konteks masyarakat etnik yang mempunyai bahasa khas untuk merekam kebudayaan dengan cara klasifikasi, deskripsi, dan pemaknaan yang dapat mengungkap nilai-nilai kearifan lokal masyarakat tersebut.

4) Upacara daur hidup manusia adalah bentuk ritual Jawa yang biasa disebut slametan dalam rangka memuliakan peristiwa penting sebagai rasa syukur

dan harapan keselamatan, salah satunya yaitu slametan fase kehamilan (matang wulan dan memitu) dan slametan fase kelahiran (puputan/coplokan,

(26)

35

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti merupakan orang yang akan dijadikan instrumen utama untuk mendukung terlaksananya penelitian. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya akan menjadi pelapor hasil penelitian. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena peneliti berperan utama dari segala keseluruhan proses penelitian.

Selain itu, dalam penelitian ini juga digunakan pedoman obsevasi, pedoman wawancara, dan kartu data. Hal tersebut diperlukan untuk mendukung dan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian saat di lapangan.

1. Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini pedoman observasi digunakan peneliti sebelum terjun ke lapangan, saat di lapangan, dan sesudah di lapangan untuk mengumpulkan data. Adapun pedoman observasi tersebut sebagai berikut.

Diagram 3.2 PEDOMAN OBSERVASI 1. Subjek yang diobservasi :

2. Identitas subjek

3. Identifikasi Penggunaan Leksikon Kegiatan

(27)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Identifikasi Penggunaan Leksikon Makanan

6. Identifikasi Penggunaan Leksikon Peralatan

7. Identifikasi Penggunaan Leksikon Kostum

8. Identifikasi Penggunaan Leksikon Partisipan

9. Catatan Khusus/ Lain-lain

Diagram 3.3

CONTOH PEDOMAN OBSERVASI 1. Subjek yang diobservasi : Upacara Coplokan

2. Identitas subjek

subjek bernama Ibu Diyanti dan seorang bayi bernama Kirana di Desa Rambatan Wetan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2014

(28)

37

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Leksikon colpokan merujuk pada salah satu upacara daur hidup manusia yang diadakan pada waktu seorang bayi terlepas ari-arinya dari sendi usus perut atau istilahnya coplok/puput. Salah satu tujuan upacara coplokan adalah untuk memberi nama pada bayi yang baru terlepas ari-arinya. Upacara dilaksanakan pada waktu ari-ari bayi terlepas dari sendi usus perut, biasanya sesudah 5 atau 7 hari dari bayi lahir. Upacara ini berlangsung dari pagi hari hingga siang hari mulai dari persiapan sampai acara memberikan nama kepada sang jabang bayi yang dipimpin oleh dukun bayi

4. Identifikasi Penggunaan Leksikon Sesajen

Leksikon pitik merujuk pada anak ayam yang baru berusia beberapa minggu. Pitik tersebut biasanya diikatkan pada gading kelapa yang tepatnya berada di atas beras dan didampingkan bersama sesajen lainnya

5. Identifikasi Penggunaan Leksikon Makanan

Leksikon bancakan merujuk pada hidangan makanan syukuran untuk dibagikan dan dimakam bersama di dalam sebuah tampah yang berisi nasi beserta lauk pauk

6. Identifikasi Penggunaan Leksikon Peralatan

Leksikon tampa merujuk pada alat atau wadah berbentuk lebar dan bulat terbuat dari anyaman bambu. Tampa digunakan untuk tempat bancakan dan sesajen saat upacara coplokan

7. Identifikasi Penggunaan Leksikon Kostum -

8. Identifikasi Penggunaan Leksikon Partisipan -

(29)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-

2. Pedoman Wawancara

Adapun dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara memudahkan pengumpulan data khususnya untuk mengetahui klasifikasi makna simbolik leksikon dalam upacara daur hidup manusia di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Adapun pedoman wawancara tersebut sebagai berikut.

Diagram 3.4

PEDOMAN WAWANCARA

1. Subjek yang diobservasi : 2. Identitas subjek

3. Identifikasi Makna Leksikon Kegiatan

4. Identifikasi Makna Leksikon Sesajen

(30)

39

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Identifikasi Makna Leksikon Peralatan

7. Identifikasi Makna Leksikon Kostum

8. Identifikasi Makna Leksikon Partisipan

9. Catatan Khusus/ Lain-lain

Diagram 3.5

CONTOH PEDOMAN WAWANCARA

1. Subjek yang diobservasi : Upacara Memitu 2. Identitas subjek

Subjek bernama Ibu Wartinih, dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014 di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu

3. Identifikasi Makna Leksikon Kegiatan

(31)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Identifikasi Makna Leksikon Sesajen

Bekakak ayam adalah ayam utuh yang sudah digoreng namun tanpa jeroan. Ayam sebagai makhluk hidup yang perlu makan, untuk mendapatkan makanan ayam tidak selalu bergantung pada majikannya, ia secara mandiri selalu berusaha mencari makanan untuk kehidupannya. Begitu pun sesajen bekakak ayam menyimbolkan bahwa masyarakat mempercayai manusia sama halnya seperti ayam yang kelak harus mampu mencari nafkah untuk memenuhi kehidupannya

5. Identifikasi Makna Leksikon Makanan

Leksikon rujak werna pitu merupakan salah satu makanan upacara memitu. Leksikon rujak werna pitu yang rasanya asem dan pedas membuat mata orang yang memakannya menjadi melek dan segar. Rujak werna pitu menyimbolkan makna agar kelak bayi yang dilahirkan enak dipandang dan membuat mata siapa saja melek dan betah untuk meliriknya

6. Identifikasi Makna Leksikon Peralatan -

7. Identifikasi Makna Leksikon Kostum -

8. Identifikasi Makna Leksikon Partisipan -

9. Catatan Khusus/ Lain-lain -

3. Kartu Data

(32)

41

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kartu Data

Upacara Data 01C

1. Klasifikasi : 2. Fungsi : 3. Makna :

4. Cerminan Kebudayaan:

Simpulan

Tabel 3.2 Contoh Kartu Data

Upacara : Matang wulan Data: Kupat 01A

5. Klasifikasi :

- Satuan lingual berupa kata - Dalam kategori sesajen

6. Fungsi : makanan khas syukuran yang dibagi-bagikan kepada kerabat dan para tetangga

7. Makna :

- Makna leksikal: makanan yang terbuat dari beras dengan dibungkus daun kelapa.

- Makna simbolik: besuke ngrawati beras pari (hari esok menyimpan beras dan padi)

(33)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai harapan dan doa semoga bayi yang baru lahir akan selalu diberi rezeki tanpa kekurangan dalam menjalani hidup.

Simpulan

Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dengan dibungkus

daun kelapa. Makna simbolik leksikon kupat adalah besuke ngrawati beras pari (hari esok menyimpan beras dan padi). Selain itu, leksikon

kupat merupakan kata yang berkategori nomina, karena termasuk dalam

klasifikasi dalam kategori sesajen. Kupat merupakan makanan khas syukuran yang dibagi-bagikan kepada kerabat dan para tetangga . Kearifan lokal leksikon tersebut, sebagai harapan dan doa semoga bayi yang baru lahir akan selalu diberi rezeki tanpa kekurangan dalam menjalani hidup.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, metode simak, dan metode cakap. Metode observasi merupakan metode yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan. Dalam penelitian ini dilakukan dua jenis observasi yaitu observasi partisipan dan observasi tanpa partisiapan. Observasi partisipan adalah metode yang melibatkan peneliti masuk kedalam masyarakat yang akan diteliti. Metode tanpa partispan adalah metode yang tidak memungkinkan peneliti untuk terlibat di dalamnya. Artinya peneliti hanya menyimak dan mengamati saat di lapangan.

(34)

43

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti melakukan observasi terhadap enam upacara dengan empat subjek penelitian. Adapun, observasi tersebut dilakukan pada upacara, tanggal pelaksanaan, dan nama subjek sebagai berikut: (1) upacara matang wulan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2014 dengan subjek Ibu Pitriyah di Desa Rambatan Wetan, (2) upacara memitu dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014 dengan subjek Ibu Wartini di Desa Rambatan Wetan, (3) upacara mertamu dilaksanakan pada tanggal 12 September 2013 dengan subjek Ibu Warkeni dan seorang bayi bernama Tasya Amelia di Desa Rambatan Wetan, (4) upacara coplokan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2014 dengan subjek Ibu Diyanti

dan seorang bayi bernama Kirana di Desa Rambatan Wetan, (5) upacara cukuran dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2013 dengan subjek Ibu Warkeni dan seorang bayi bernama Tasya Amelia di Desa Rambatan Wetan, dan (6) upacara napakena dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 dengan subjek Ibu Warkeni

dan seorang bayi bernama Tasya Amelia di Desa Rambatan Wetan

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dengan beberapa langkah berikut: (1) transkripsi data hasil rekaman, (2) pengelompokan atau kategorisasi data yang berasal dari perekaman dan catatan lapangan berdasarkan ranah sosial terjadinya peristiwa tutur, serta (3) deskripsi dan penafsiran nilai-nilai kearifan lokal dalam leksikon upacara daur hidup manusia khususnya fase kehamilan dan fase bayi di masyarakat Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Adapun contoh analisisnya adalah sebagai berikut.

(35)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam bagian ini akan dilakukan analisis klasifikasi satuan lingual dengan mengategorikan kata dan frasa. Berikut adalah tabel yang akan menganalisis satuan lingual dalam struktur morfemnya.

Tabel 3.3

Contoh Klasifikasi Satuan Lingual pada Struktur Morfem Leksikon yang berupa kata

No. Leksikon Gloss Morfofenemis Polimorfemis

1. coplokan Akikah -

2. kupat Ketupat -

Dalam tabel di atas peneliti mengklasifikasikan leksikon menurut struktur morfemnya sehingga diperoleh leksikon yang berupa kata dasar (monomorfemis) dan leksikon yang berupa kata berimbuhan (polimorfemis). Analisis berikutnya akan dilakukan klasifikasi seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Klasifikasi Satuan Lingual Berupa Kata pada Kategori berdasarkan Nomina, Verba, dan Adjektiva

No. Leksikon Gloss Nomina Verba Adjektiva

1. coplokan Akikah - -

2. kupat Ketupat - -

3. bancakan Hidangan makanan syukuran

(36)

45

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tabel di atas peneliti mengklasifikasikan leksikon berdasarkan kategorinya seperti nomina (kata benda), verba (kata kerja), dan adjektiva (kata sifat). Selain itu, leksikon berupa frasa akan diklasifikasikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Klasifikasi leksikon berupa frasa berdasarkan unsur pembentuknya No.

Dalam tabel di atas peneliti mengklasifikasikan leksikon frasa berdasarkan distribusi unsur pembentuk dan kategorinya. Misalnya, frasa kembang wena pitu dikategorikan dalam frasa nominal yang terbentuk dari pola nomina+nomina. Adapun frasa kembang wena pitu berdasarkan unsur pembentuknya adalah kembang sebagai unsur inti dan werna pitu sebagai pewatas.

2. Klasifikasi Kultural dan Keselarasan Hubungan Jagad Gedhe dan Jagad Cilik dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia

(37)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kostum, makanan, dan partisipan. Selanjutnya, klasifikasi keselarasan hubungan jagad gedhe dan jagad cilik serta konsep hidup.

Tabel 3.6

Klasifikasi Kultural dalam Leksikon Upacara Matang Wulan No.

Leksikon Gloss

Klasifikasi

1 2 3 4 5 6

1. matang wulan Upacara empat bulanan

kandunganan

- - - - -

2. kupat Ketupat - - - - -

3. ngupat Membuat ketupat - - - - -

4. jangan Masakan berkuah - - - - -

5. irim—irim/ ater-ater

Mengirim

- - - - -

Keterangan: 1. Kegiatan 2. Sesajen 3. Makanan

(38)

47

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Keselarasan Hubungan Jagad Gedhe dan Jagad Cilik dalam Leksikon Upacara Daur Hidup Manusia

No.

Leksikon Gloss

Keselarasan Hubungan Jagad Gedhe dan Jagad Cilik

KDD KDT KDKD KDL

1. matang wulan Upacara empat bulanan

kandungan

- - -

2. kupat Ketupat - - -

Keterangan:

KDD: Keselarasan dengan Dunianya

(39)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dengan masalah yang diangkat dan analisis dalam bab-bab sebelumnya, dapatlah ditarik simpulan. Klasifikasi lingual leksikon upacara daur hidup manusia di Desar Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu berupa kata dan frasa. Kata yang ditemukan dalam leksikon upacara daur hidup manusia berkategori nomina dan verba. Sejalan dengan kata, frasa juga terbagi dalam dua kategori yaitu nominal dan verbal. Keseluruhan jumlah leksikon upacara daur hidup manusia yaitu 158 leksikon baik kata ataupun frasa. Leksikon kata berjumlah 87 kata sedangkan leksikon frasa berjumlah 71 frasa. Dalam leksikon upacara daur hidup manusia ditemukan kata monomorfemis dan kata polimorfemis. Kata monomorfemis berjumlah 77 kata dan kata polimorfemis berjumlah 10 kata. Adapun kata yang berkategori nomina (kata benda) berjumlah 73 kata dan kata yang berkategori verba (kata kerja) berjumlah 14 kata.

(40)

129

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat Rambatan Wetan. Selain itu, cerminan lainnya yang terdapat dalam leksikon upacara daur hidup manusia adalah dengan mengungkap keselarasan hubungan jagad gedhe dan jagad cilik. Keselarasan tersebut adalah keselarasan dengan dunianya, keselarasan dengan Tuhan/religinya, kedekatan dengan kesadaran dirinya, dan keselarasan dengan leluhurnya.

Keselarasan yang dibangun oleh masyarakat Rambatan Wetan dengan alam semesta terstruktur dalam aspek religi yang berupa pernyataan jagad gedhe dan cilik. Dunia/alam raya dan segala kekuasaannya merupakan jagad gedhe dan manusia merupakan jagad cilik. Oleh karena itu, ada ketergantungan manusia kepada alam semesta, serta perlunya jalinan hubungan batiniah antara manusia dan alam semesta (jagad cilik-jagad gedhe), maka setipa manusia perlu melakukan tindakan yang mengupayakan kedamaian dunia. Pernyataan yang merepresentasikan upaya itu dirumuskan dalam proposisi memayu hayuning bawana ‘menciptakan suasana ketentraman dunia’.

(41)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Ada beberapa saran yang diajukan mengenai penelitian yang peneliti lakukan. Saran pertama, peneliti meneliti konsep hidup dalam leksikon upacara daur hidup manusia dengan kajian etnolinguistik. Penelitian lainnya perlu dilakukan dengan bidang keilmuan lain, misalnya ilmu antropolinguistik yang membahas kebudayaan. penelitian yang dilakukan di tempat yang sama yaitu di Desa Rambatan Wetan, Kabupaten Indramayu. Tentunya akan menjadikan penelitian ini lebih sempurna.

Saran yang kedua, peneliti menyadari bahwa penelitian yang peneliti lakukan belum sempurna. Masih banyak kekurangan yang terlihat dari segi bentuk, isi,leksikon yang mungkin belum terungkap, atau dalam proses observasi. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dilanjutkan kembali unutk para peneliti agar menyempurnakan penelitian tersebut.

(42)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, N.P. 2013. “Konsep Hidup dan Mati dalam Leksikon Khaul Buyut Tambi (Kajian Etnolinguistik di Indramayu)”. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Cahyono, B.Y. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Damaianti, V.S dan Sitaresmi, Nunung. 2006. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi Literasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.

Disporbudpar Kota Cirebon.2011. “Upacara Siklus Hidup”. Tersedia: http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/index.php/Budaya/urip-waras.html. [online]. [5 April 2013].

Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.

Duranti, Alessandro. 2002. Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Ekowati, Venny Indria. 2008.”Tata Cara Dan Upacara Seputar Daur Hidup Masyarakat Jawa Dalam Serat Tatacara”. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta.

Foley, William A. 2001. Anthropological Linguistics. Massachusetts: Blackwell Publisher Inc.

(43)

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayatullah, Rizki, dkk.. 2011. “Konsep Nasi Masyarakat Kampung Naga (Kajian Antropolinguistik)”. Jurnal Kelas Linguistik, Vol. 2, No.2.

Kasim, Supali. 2013. Budaya Dermayu; Nilai-Nilai Historis, Estetis, dan Transendental. Yogyakarta: Poestakadjati.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat. 1993. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat.1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kuswarno, Engkus. 2011. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. Mahsun. 2005. Metodelogi Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Melisa, Indah. 2013. “Konsep Regenerasi Bertani dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu (Sebuah Kajian Etnolinguistik)”. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Palmer, G.B. 1996. Toward A Theory Of Cultural Linguistics. USA: The

University Of Texas Press.

Patriknyo, Ananato. 2009. “Istilah-Istilah Upacara Perkawinan Adat Jawa Bubak Kawuh dan Tumplak Punjen di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Pujileksono, Sugeng. 2009. Pengantar Antropologi. Malang: UMM Press.

(44)

133

Tarkenih, 2014

Konsep hidup dalam masyarakat rambatan wetan

(kajian etnolinguistik pada upacara daur hidup manusia di indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahyono. F.X. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik: Antropologi Lingusitik, Linguistik Antropologi. Medan: Poda.

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudana, Dadang, dkk. 2012. “Eksplorasi Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Leksikon Etnobotani: Kajian Etnopedagogi di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya”. Laporan Penelitian Hibah Penelitian Etnopedagogi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sudaryanto. 1993. Metode Linguistik, ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suryani, E. NS. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia. Sutiyono. 2013. Poros Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel 3.1 Kartu Data
Tabel 3.3
Tabel 3.5
Tabel 3.6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi-fungsi tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa modul rangkaian elektronika berikut, yaitu modul relay untuk kontrol motor DC, modul tombol manual

T., 2013, Produksi bioethanol dari limbah tongkol jagung sebagai energi alternatif terbarukan , Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Surabaya. Solikhin.,

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran pendekatan bermain dan konvensional terhadap peningkatan kemampuan sprint 60

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Dua kelompok yang dimaksud adalah dua

Sehubungan dengan proses Prakualifikasi yang akan dilakukan, Penyedia Barang/Jasa diminta mempersiapkan dan menyampaikan dokumen- dokumen kualifikasi yang dipersyaratkan

On line 1795, change the name from “InsertResultType” to “InsertResultsType”, or create an “InsertResultsType” element to match that referenced on line 1692. Consequences if

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan, masalah dalam penelitian adalah “apakah Adventure Based Counseling (ABC) efektif untuk meningkatkan tanggung jawab mahasiswa

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam menyusun tes