• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT

SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A

KOTA BANDUNG

Penelitian Single Subject Research Pada Siswa Totally Blind

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh:

Eka Purnamasari

0908943

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT

SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A

KOTA BANDUNG

Penelitian Single Subject Research Pada Siswa Totally Blind

Oleh: Eka Purnamasari

0908943

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Eka Purnamasari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

EKA PURNAMASARI

0908943

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT

SISWA TUNANETRA TOTAL KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A

KOTA BANDUNG

Penelitian Single Subject Research Pada Siswa Tunanetra Total

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd.

NIP.19541207 198112 1 002

Pembimbing 2

Dra. Hj. Neni Meiyani, M.Pd.

NIP.19620512 198803 2 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd.

(4)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA

TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

(Eka Purnamasari, 0908943, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2014)

Program Mangold merupakan program pengembangan persepsi taktual dan pengenalan Braille yang dapat digunakan sebagai program pembelajaran membaca cepat sehingga melalui program ini keterampilan membaca cepat siswa tunanetra dapat lebih meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh penggunaan Program Mangold dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB. Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri A Kota Bandung dengan subjek penelitian seorang siswa totally blind yang hanya dapat membedakan gelap dan terang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research dan menggunakan desain penelitian A-B-A. Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Program Mangold memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan mean level pada fase baseline-1 (A-1) ke fase baseline-2 (A-2) yaitu sebesar 25,95%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Program Mangold dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung. Program Mangold ini dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran membaca. Peneliti mengharapkan bagi peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan Program Mangold dalam meningkatkan keterampilan membaca kepada subjek yang lain dengan permasalahan yang sama ataupun berbeda.

Kata Kunci: Siswa Totally Blind, Program Mangold, Keterampilan Membaca

(5)

ABSTRAK

THE INFLUENCE OF THE MANGOLD PROGRAM TO IMPROVE SPEED READING SKILL OF TOTALLY BLIND STUDENT IN SECOND GRADE OF BANDUNG SPECIIAL EDUCATION FOR BLIND SCHOOL.

(Eka Purnamasari, 0908943, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2014)

Mangold Program is a program of development and introduction of Braille tactual perception that can be used as a speed reading learning program for totally blind students. This study aims to obtain descriptions of how much influence the use of Mangold program in improving speed reading skills of totally blind student in second grade of Bandung Elementary Special Education School. This research was conducted at a special education school for blind student in Bandung with a research subject totally blind student who can only distinguish light and dark. The method used was experimental approach using the Single Subject Research and A-B-A research design. The results of data processing showed that the use Mangold program had a positive effect in improving speed reading skills of totally blind student in second grade of Bandung Elementary Special Education School. It is evident from the increase in the mean level of the baseline phase-1 (A-1) to the baseline phase-2 (A-2) that is equal to 25.95%. Based on these results it can be concluded that the use of Mangold programs can increase speed reading skills of totally blind students in second grade of Bandung Special Education Schools. Researchers hope this program can help totally blind student in order to improve their speed reading skills.

(6)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Program

Mangold dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas II SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung ini sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan

plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku pada masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan

(7)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA

TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

(Eka Purnamasari, 0908943, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2014)

Program Mangold merupakan program pengembangan persepsi taktual dan pengenalan Braille yang dapat digunakan sebagai program pembelajaran membaca cepat sehingga melalui program ini keterampilan membaca cepat siswa tunanetra dapat lebih meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh penggunaan Program Mangold dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB. Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri A Kota Bandung dengan subjek penelitian seorang siswa totally blind yang hanya dapat membedakan gelap dan terang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research dan menggunakan desain penelitian A-B-A. Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Program Mangold memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan mean level pada fase baseline-1 (A-1) ke fase baseline-2 (A-2) yaitu sebesar 25,95%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Program Mangold dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung. Program Mangold ini dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran membaca. Peneliti mengharapkan bagi peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan Program Mangold dalam meningkatkan keterampilan membaca kepada subjek yang lain dengan permasalahan yang sama ataupun berbeda.

Kata Kunci: Siswa Totally Blind, Program Mangold, Keterampilan Membaca

(8)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Pengaruh Penggunaan Program Mangold dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas II SDLB di SLB

Negeri A Kota Bandung ini dengan tujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Tak lupa juga penulis curahkan sholawat serta salam bagi Nabi Muhammad SAW.

Penelitian ini berisikan tentang bagaimana pengaruh penggunaan Program Mangold dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa totally blind kelas

dua SDLB. Penelitian ini bertempat di SLB Negeri A Kota Bandung. Dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini juga karena adanya dorongan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran atas penulisan skripsi ini agar kedepannya dapat semakin baik.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi para pembaca dan bagi dunia pendidikan khusus.

Bandung, Juni 2014 Penulis

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan karunia-Nya dengan memberikan kesempatan dan kelancaran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan membimbing penulis dengan penuh rasa kasih sayang sehingga penulis bisa seperti sekarang.

2. Kakak dan adik beserta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Sunaryo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Khusus dan Bapak Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd. selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Khusus yang telah membantu memperlancar proses penulisan skripsi mahasiswa Pendidikan Khusus.

4. Bapak Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd. dan Ibu Dra. Hj. Neni Meiyani, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan banyak masukan positif, dan memberikan motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisn skripsi ini. 5. Ibu Lili dan Bapak Eri yang telah banyak membantu dalam pengurusan

administrasi selama peneliti melakukan penelitian hingga penyelesaian penelitian.

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung yang telah banyak memberikan ilmu dan pembelajaran kepada penulis selama

menempuh hingga dapat menyelesaikan pendidikan S1.

(10)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Para sahabat tercinta Rahayu Trisanti, Dwi Agis, Anis Siti W, Sri Agus, Amilia Wahyuni, Arni Dwi Indriani, Reni Silvia yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian. 9. Teman-teman PPL di SLB Negeri A Kota Bandung yang telah memberikan

semangat perjuangan selama melaksanakan kegiatan.

10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Khusus 2009 yang telah memberikan

banyak kesan selama menempuh hingga menyelesaikan pendidikan S1. 11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan banyak dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, Amin.

Bandung, Juni 2014 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Siswa Tunanetra ... 9

1. Pengertian Tunanetra ... 9

2. Klasifikasi Tunanetra ... 11

B. Dampak Ketunanetraan Terhadap Keterampilan Membaca ... 14

C.Membaca Braille ... 17

D.Keterampilan Membaca Cepat ... 18

1. Membaca Cepat ... 18

2. Standar Kecepatan Membaca ... 20

E. Program Mangold ... 21

F. Penggunaan Program Mangold dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas II SDLB ... 24

G.Penelitian yang Relevan ... 24

H.Kerangka Berpikir ... 25

BAB III : METODE PENELITIAN A.Variabel Penelitian ... 29

1. Definisi Konsep Variabel ... 29

2. Definisi Operasional Variabel ... 30

(12)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Metode Penelitian ... 32

2. Desain Penelitian ... 33

C.Subjek dan Lokasi Penelitian ... 35

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Instrumen Penelitian ... 35

2. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Pengolahan Data ... 38

1. Analisis dalam Kondisi ... 39

2. Analisis Antar Kondisi ... 40

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Data ... 43

2. Analisis Data ... 47

B. Pembahasan ... 62

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A.Kesimpulan ... 66

B. Implikasi ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat-surat Penelitian ... 70

Lampiran 2 Hasil Pengujian Persyaratan Instrumen ... 77

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 96

Lampiran 4 Cuplikan Program Mangold ... 100

Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 112

Lampiran 6 Jadwal Bimbingan Penelitian ... 117

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Standar Kecepatan Membaca Siswa Sekolah Dasar Umum ... 21

3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 36

3.2 Daftar Ahli yang Memberikan Judgment Expert Terhadap Instrumen Penelitian ... 37

4.1 Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB Fase Baseline-1 (A-1) ... 43

4.2 Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB Fase Intervensi (B) ... 45

4.3 Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB Fase Baseline-2 (A-2) ... 46

4.4 Panjang Kondisi Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB ... 47

4.5 Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB ... 49

4.6 Banyaknya Data dalam Rentang Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) ... 51

4.7 Banyaknya Data dalam Rentang Stabilitas Fase Intervensi (B) ... 53

4.8 Banyaknya Data dalam Rentang Stabilitas Fase Baseline-2 (A-2) ... 54

4.9 Kecenderungan Jejak Data Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB ... 55

4.10 Level Stabilitas dan Rentang Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB ... 55

4.11 Perubahan Level Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB ... 56

4.12 Ringkasan Hasil Analisis Data dalam Kondisi Pengaruh Program Mangold Terhadap Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB ... 57

4.13 Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 57

4.14 Data Kecenderungan Arah dan Pengaruhnya ... 58

(14)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.16 Perubahan Level Data ... 58 4.17 Data Overlap Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas

Dua SDLB ... 60 4.18 Ringkasan Hasil Analisis Data Antar Kondisi Pengaruh Program Mangold

(15)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

3.1 Grafik Desain A-B-A ... 34 4.1 Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB Fase Baseline-1 (A-1) ... 44 4.2 Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB

Fase Intervensi (B) ... 45 4.3 Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas Dua SDLB

Fase Baseline-2 (A-2) ... 46 4.4 Estimasi Kecenderungan Arah Fse Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 48

4.5 Menentukan Banyaknya Data Keterampilan Membaca Cepat Siswa

Totally Blind Kelas Dua SDLB yang berada dalam rentang stabilitas pada

fase baseline-1 (A-1) ... 51

4.6 Menentukan Banyaknya Data Keterampilan Membaca Cepat Siswa

Totally Blind Kelas Dua SDLB yang berada dalam rentang stabilitas pada

fase intervensi (B) ... 52

4.7 Menentukan Banyaknya Data Keterampilan Membaca Cepat Siswa

Totally Blind Kelas Dua SDLB yang berada dalam rentang stabilitas pada

(16)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap orang. Oleh karena itu pembelajaran membaca

harus dilakukan sedini mungkin saat seorang siswa sudah cukup matang untuk belajar membaca. Kematangan yang dimaksud di sini meliputi

kematangan fisik, mental, linguistik (bahasa), dan sosial (Tampubolon, 1993: 42). Morphett dan Washburse (Tampubolon, 1998: 42) berpendapat bahwa ‘umur mental yang paling baik untuk belajar membaca ialah 6,5 atau 6,6’. Tetapi pendapat itu dibantah oleh Gates dan Bond (Tampubolon, 1998: 42)

bahwa ‘waktu optimum bagi membaca permulaan tidak semata-mata

bergantung pada keadaan siswa sendiri, tetapi banyak ditentukan oleh sifat

program dan metode yang dipakai’. Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita

ketahui bahwa usia matang untuk belajar membaca yaitu saat anak mulai memasuki Sekolah Dasar (SD). Selain usia, faktor lain yang mempengaruhi proses pembelajaran membaca yaitu bagaimana cara seorang guru memberikan pembelajaran, seperti program dan metode yang digunakan.

Banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca, di antaranya metode: (1) membaca dasar; (2) fonik; (3) linguistik; (4) SAS; (5) alfabetik; dan (6) pengalaman bahasa (Abdurrahman, 2003: 215). Pembelajaran membaca biasanya diberikan pada kelas dasar yaitu di tingkat SD, bahkan banyak juga pembelajaran membaca yang telah dilakukan di kelas persiapan atau pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Membaca merupakan aktivitas yang sangat kompleks, karena

(18)

2

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman”. Oleh karena itu, kegiatan membaca memerlukan keterampilan secara fisik dan mental pula.

Sama halnya dengan siswa awas, membaca juga memiliki manfaat yang besar bagi seorang siswa tunanetra, yaitu untuk mengakses informasi melalui

simbol-simbol tulisan. Melalui membaca, baik siswa awas maupun siswa tunanetra bisa mendapatkan banyak hal mengenai ilmu pengetahuan yang

sangat luas ataupun mengenai hal-hal lain yang tentunya bisa memberikan mereka banyak sumber wawasan dan sumber pengetahuan. Seperti yang dikemukakan oleh Somadayo (2011: 1):

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini karena membaca merupakan sarana untuk mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan.

Jelaslah bahwa manfaat membaca begitu besar bagi semua orang, tanpa terkecuali bagi tunanetra. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki keterampilan membaca dengan baik agar mereka bisa mendapatkan berbagai informasi dari setiap bahan bacaan yang mereka temukan khususnya dalam rangka kegiatan pembelajaran.

Menurut Mercer (Abdurrahman, 2003: 201) “ada lima tahap perkembangan membaca, yaitu kesiapan membaca, membaca permulaan, keterampilan membaca cepat, membaca luas, dan membaca yang sesungguhnya”. Namun, tahapan membaca yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca cepat sesuai dengan kasus yang ditemukan di lapangan.

(19)

3

Kompetensi Dasar (KD) nomor 4.1 dalam Standar Isi (SI) kelas dua SDLB yaitu membaca lancar teks pendek (10-15 kalimat).

Kenyataannya, dalam proses pembelajaran membaca masih terdapat permasalahan yang dialami guru ataupun siswanya sendiri. Berdasarkan studi lapangan sebelumnya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri A Kota Bandung, masih banyak siswa SDLB yang belum lancar membaca Braille dan ada pula

seorang siswa tunanetra total (totally blind) yang secara verbal bisa mengeja dan membaca kata, namun tidak demikian saat dia harus membaca dengan

cara meraba. Siswa tersebut tampaknya belum mampu mengenali titik-titik huruf Braille, sehingga jari siswa sering berhenti di satu huruf dan mengusap-usap huruf tersebut dengan penekanan yang berat. Hal itu mengakibatkan huruf akan lebih cepat terhapus, juga akan mengakibatkan siswa tersebut membaca dengan lebih lambat. Selain itu, siswa tersebut juga masih belum bisa membedakan huruf-huruf yang merupakan kebalikan dari huruf lain (bayangan cermin) seperti huruf d dengan f, huruf e dengan i, huruf h dengan j, dan huruf r dengan w.

Kondisi demikian akan menghambat keterampilannya dalam membaca cepat, padahal seperti yang telah disebutkan di atas dalam SI tingkat SDLB kelas dua tercantum salah satu KD yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan membaca lancar teks pendek (10-15 kalimat). Namun karena permasalahan di atas mengakibatkan tidak tercapainya KD tersebut.

Permasalahan yang terjadi tidak hanya pada siswa SDLB, tetapi di tingkat SMPLB juga masih terdapat beberapa siswa yang belum lancar membaca ataupun menulis Braille dan itu disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya karena kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca. Contohnya seperti kasus yang ditemukan di

(20)

4

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, sering guru tidak memperhatikan ketidakmampuan siswanya dalam membaca Braille dengan terus menambah materi. Padahal itu akan menambah hambatan bagi siswa totally blind dalam pembelajaran membaca cepat.

Seorang siswa totally blind ketika dia akan belajar membaca, hal yang harus dikuasai terlebih dahulu adalah keterampilan indera perabaannya

(taktual). Indera perabaan yang terdapat di ujung-ujung jari tangannya harus berfungsi dengan baik. Pada umumnya sebelum seorang siswa tunanetra

memasuki SD, siswa tersebut terlebih dahulu melewati kelas persiapan. Di kelas persiapan ini siswa tunanetra banyak belajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan pra membaca dan menulis Braille. Keterampilan tersebut seperti tercantum dalam buku karangan Mangold (1980: iv) meliputi: (1) Keterampilan mengenal persamaan dan perbedaan diantara benda-benda konkrit yang ada di lingkungan sekitar; (2) Keterampilan mengkategorikan benda-benda konkrit berdasarakan sifat fisiknya dan fungsi kerjanya; (3) Keterampilan menentukan hubungan posisi tubuh dengan benda-benda yang ada di lingkungan terdekat; (4) Murid sudah dapat mengenali kata-kata yang bersajak apabila diberikan stimulus verbal; dan (5) Keterampilan membalik-balikan halaman sebuah buku.

Kecepatan membaca melalui penglihatan dan membaca melalui perabaan memiliki perbedaan, seperti yang dikemukakan oleh Simon & Huertas (Tarsidi: 2007) ‘Kecepatan rata-rata membaca dari pembaca Braille yang terampil adalah 90-115 kata per menit, berbanding 250-300 kata per

menit untuk mereka yang membaca secara visual’. Kecepatan membaca

untuk pembaca Braille yang belum terampil mungkin akan berada jauh di bawah perbandingan di atas, oleh sebab itu diperlukan sebuah program

(21)

5

Program Mangold merupakan program pengembangan persepsi taktual dan pengenalan Braille yang dibuat oleh Sally Mangold. Menurut Mangold (1980: i):

Bahan bacaan Mangold terutama mengatasi kekurangan-kekurangan yang serius, seperti diperolehnya gerakan yang cepat dan ringan di atas halaman Braille melihat horizontal dan vertikal, dan tehnik-tehnik menyusur dan menggunakan kedua belah tangan secara efisien.

Selain metode dan program pembelajaran, penggunaan media yang kurang tepat juga menjadi salah satu faktor penyebab kurang terampilnya siswa dalam membaca cepat. Salah satu contoh, penggunaan media teks Braille pada siswa totally blind yang belum memiliki keterampilan perabaan yang baik akan mengakibatkan siswa membaca dengan cara mengenali terlebih dahulu satu per satu huruf Braille, juga mengakibatkan siswa melakukan banyak gerakan mundur pada saat membaca. Hal tersebut akan mengakibatkan siswa membaca lebih lambat. Sedangkan dalam Program Mangold, pada akhirnya siswa diharapkan untuk dapat membaca per kata

dengan gerakan tangan yang cepat dan ringan pada halaman Braille melalui tahapan-tahapan latihan yang telah diberikan.

Terdapat beberapa tahapan yang diajarkan dalam program ini, yang secara umum bertujuan untuk melatih indera perabaan agar dapat digunakan

sebaik mungkin dan seterampil mungkin. Menurut Sunanto (2005: 75):

Mangold (1977) telah mengembangkan program latihan pengenalan dan membaca huruf Braille yang meliputi kegiatan latihan menelusuri (tracking), koordinasi penggunaan kedua tangan, dan keterampilan perabaan untuk membedakan permukaan. Program latihan ini merupakan sebuah program latihan membaca yang komprehensif yang dapat digunakan oleh siswa-siswa pada tingkat pemula dan tingkat lanjutan.

(22)

6

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan latihan dalam mengembangkan keterampilan indera perabaann para siswa tersebut.

Permasalahan di atas melatarbelakangi penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan Program Mangold dengan judul penelitian

“Pengaruh Penggunaan Program Mangold dalam Meningkatkan

Keterampilan Membaca Cepat Siswa Totally Blind Kelas II SDLB Di SLB

Negeri A Kota Bandung”. Diharapkan dengan penggunaan Program Mangold ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan membaca cepat

bagi siswa totally blind.

B. Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan membaca cepat siswa totally blind, yaitu sebagai berikut:

1. Cara guru dalam mengajar. Hal ini berkaitan dengan strategi, metode, media ataupun program yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran membaca, bila cara guru dalam mengajar tidak tepat maka akan menimbulkan permasalahan pada siswa.

2. Metode yang digunakan. Pembelajaran membaca bagi siswa totally blind merupakan kegiatan yang memerlukan keterampilan perabaan yang baik, karena melalui indera perabaanlah seorang siswa totally blind dapat mengetahui tulisan-tulisan yang akan dibacanya. Penggunaan metode eja dalam pembelajaran membaca siswa totally blind yang belum memiliki keterampilan perabaan yang baik akan mengakibatkan siswa membaca secara verbal bukan membaca tulisan yang dia raba.

3. Media yang digunakan. Pembelajaran membaca bagi siswa totally blind memerlukan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa totally blind

(23)

7

4. Program yang digunakan. Suatu program pembelajaran tentu dibuat dengan tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Selain tujuan sebuah program pembelajaran harus memiliki tahapan-tahapan kegiatan yang jelas agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Setiap siswa tentunya memiliki kebutuhan yang berbeda, oleh karena itu program pembelajaran harus disusun berdasarkan kebutuhan siswa.

Penggunaan program yang tidak berdasar kepada kebutuhan siswa akan berdampak kepada hasil pembelajaran siswa.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokuskan dan tidak meluas, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi sebagai berikut:

1. Penggunaan Program Mangold dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh dari penggunaan Program Mangold dalam

meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas II SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

(24)

8

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tujuan khusus

1) Bagi peneliti, dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman ilmiah sebagai bekal ketika terjun di dunia pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), khususnya dalam pendidikan anak tunanetra.

2) Bagi pendidik dan pihak sekolah, dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang program pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa tunanetra total.

3) Bagi siswa, dapat memberikan wawasan dan kemudahan dalam

meningkatkan keterampilan membaca cepat untuk

mengembangkan potensinya.

b. Manfaat Teoretis

(25)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

Salah satu unsur yang harus ada dalam penelitian eksperimen adalah variabel penelitian. “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011: 60). Dari pendapat tersebut dapat

dikatakan bahwa variabel merupakan bagian yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Varabel Bebas

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X), merupakan variabel yang melatarbelakangi suatu perlakuan dan mempengaruhi hasil yang diinginkan. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2011: 61).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Program Mangold.

Program Mangold merupakan program pengembangan persepsi taktual dan pengenalan Braille yang dibuat oleh Sally Mangold (1980). Program ini merupakan suatu program latihan indera perabaan untuk dapat membaca dengan gerakan tangan yang cepat dan ringan.

b. Variabel Terikat

Variabel kedua dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y). “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2011: 61).

(26)

30

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi. Ukuran terampil atau tidaknya dalam membaca cepat ini diperoleh dari perhitungan jumlah kata yang dapat dibaca per menitnya.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan penjelasan secara rill ataupun secara praktis mengenai variabel penelitian yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

a. Program Mangold

Program Mangold merupakan program pengembangan persepsi taktual dan pengenalan Braille yang dibuat oleh Sally Mangold. Menurut Mangold (1980: i):

Bahan bacaan Mangold terutama mengatasi kekurangan-kekurangan yang serius, seperti diperolehnya gerakan yang cepat dan ringan pada halaman Braille melihat horizontal dan vertikal, dan tehnik-tehnik menyusur dan menggunakan kedua belah tangan secara efisien.

Program Mangold terdiri dari beberapa tahapan yang akan diajarkan secara berurutan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1) Menyusuri garis-garis timbul menggunakan kedua belah tangan secara bebas.

2) Menyusuri dari arah kiri ke kanan di atas huruf-huruf Braille yang berdempetan tanpa spasi.

3) Menyusuri dari arah kiri ke kanan di atas huruf-huruf Braille dengan spasi.

4) Menyusuri huruf-huruf Braille dari arah atas ke bawah secara vertikal.

5) Menentukan dua tanda-tanda Braille yang sama atau berbeda.

6) Pengenalan huruf A sampai J. 7) Pengenalan huruf K sampai T. 8) Pengenalan huruf U sampai Z.

(27)

31

11) Pengenalan kata-kata sederhana.

Tahapan-tahapan tersebut diberikan sesuai dengan kondisi kebutuhan siswa, kemungkinan terdapat tahapan latihan yang diberikan berulang dan kemungkinan pula terdapat tahapan latihan yang cukup diberikan satu kali saja.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, selain belum mengenal

huruf-huruf Braille subjek penelitian juga mengalami kesulitan atau sering melakukan kesalahan dalam membedakan huruf-huruf yang

merupakan bayangan cermin atau kebalikan dari huruf lain (e-i, d-f, h-j, r-w). Oleh karena itu terdapat beberapa lembar latihan yang dimodifikasi dengan memberikan penekanan terhadap huruf-huruf tersebut di atas.

b. Keterampilan Membaca Cepat

Menurut Simon & Huertas (Tarsidi: 2007) ‘Kecepatan rata-rata

membaca dari pembaca Braille yang terampil adalah 90-115 kata per menit, berbanding 250-300 kata per menit untuk mereka yang membaca

secara visual’. Dari pernyataan tersebut dapat dibuat perhitungan

perbandingan untuk mengukur standar keterampilan membaca cepat bagi siswa tunanetra kelas dua SDLB. Perbandingan kecepatan membaca tunanetra terampil dengan orang awas yaitu satu berbanding tiga. Sementara itu standar kecepatan membaca untuk siswa awas di kelas dua SD adalah sebanyak 90 sampai 110 kata per menit.

Berdasarkan perhitungan perbandingan di atas, maka dapat diperoleh ukuran standar kecepatan membaca untuk siswa tunanetra di kelas dua yaitu dengan perhitungan sebagai berikut:

1) Standar kecepatan membaca siswa awas kelas dua SD 90-110 kata

per menit

2) Perbandingan kecepatan membaca tunanetra dengan orang awas 1 : 3, maka

(28)

32

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Kecepatan standar untuk siswa kelas dua SDLB adalah 30 sampai 37 kata per menit

Target behavior yang akan diukur dalam penelitian ini adalah

kecepatan membaca dengan satuan ukuran kata per menit dengan indikator siswa mampu membaca teks sederhana yang terdiri dari 10 sampai 15 kalimat dengan kecepatan membaca 30 kata per menit.

Sementara itu perhitungan kecepatan membaca dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan Program Mangold terhadap kecepatan membaca dengan membandingkan kecepatan membaca subjek penelitian sebelum diintervensi, selama diintervensi, dan setelah diintervensi, apakah terdapat pengaruh atau tidak.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu hal penting yang harus dipilih dan dirancang dalam suatu penelitian karena dengan metode seorang peneliti dapat menentukan tahapan-tahapan yang akan

dilaksanakan dalam proses penelitiannya. Menurut Purwanto (2010: 164):

Kata metode berasal dari kata “methodos” yang berarti cara atau

jalan. Sebuah proses membutuhkan cara atau jalan yang disebut metode. Kegiatan yang dilakukan secara berproses membutuhkan metode. Atas dasar itu dikenal metode perhitungan, metode produksi, metode penjualan, metode penyelesaian masalah, dan juga metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

(29)

33

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan” (Sugiyono, 2011: 107). Sedangkan menurut Wiersma

(Emzir, 2012: 63) ‘Eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang

sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti’.

Penggunaan metode penelitian eksperimen dianggap tepat dalam

penelitian ini karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh yang dihasilkan oleh variabel bebas yaitu penggunaan

Program Mangold terhadap variabel terikat yaitu keterampilan membaca siswa totally blind dalam kondisi yang terkendalikan.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen pada penelitian ini menggunakan desain subjek tunggal (single subject design). Pada desain ini penelitian memfokuskan kepada individu sebagai sampel penelitian. Pada desain subjek tunggal pengukuran terhadap variabel terikat dilakukan secara berulang dengan periode waktu tertentu. Perbandingan tidak dilakukan antar kelompok tetapi dibandingkan dengan subjek itu sendiri dalam kondisi yang berbeda yaitu kondisi pada baseline dan kondisi intervensi. Menurut Sunanto (2006: 41):

Baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun. Kondisi intervensi adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur di bawah kondisi tersebut.

Pada desain subjek tunggal ini dipilih desain dengan pengulangan (reversal) yaitu desain A-B-A. Prosedur utama dalam desain ini meliputi pengukuran target behavior pada fase baseline-1 (A-1), kemudian setelah

trend dan level data stabil intervensi mulai dilakukan. Menurut Lovaas,

(30)

34

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti bisa melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap varibael terikat secara lebih meyakinkan, seperti yang dikemukakan Sunanto (2005: 61) “Penambahan kondisi baseline yang kedua ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat”. Grafik desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:

Baseline-1 (A-1) Intervensi (B) Baseline-2 (A-2)

A-1 = Baseline-1, merupakan kondisi awal keterampilan subjek

penelitian dalam membaca cepat huruf Braille sebelum diberi perlakuan atau intervensi. Pengukuran pada fase baseline-1 (A-1) akan dilakukan sampai data cenderung stabil dalam waktu yang diperlukan.

B = Intervensi, merupakan kondisi keterampilan subjek penelitian

dalam perkembangan membaca cepat huruf Braille selama diberi perlakuan. Perlakuan diberikan semenjak data pada baseline-1 (A-1)

cenderung stabil dan sampai data menjadi stabil, yaitu dengan pemberian latihan-latihan melalui Program Mangold.

A-2 = Baseline-2, merupakan kondisi keterampilan subjek penelitian

dalam membaca cepat setelah diberikan intervensi. Pengulangan fase baseline di baseline-2 (A-2) ini dilakukan setelah kecenderungan dan level

data pada fase intervensi stabil.

(31)

35

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, data pada fase baseline diperoleh dengan dilakukan tes dan pengamatan, kemudian

intervensi dilakukan sebagai upaya agar siswa dapat mencapai kemampuan yang belum dikuasainya pada baseline-1.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan subjek tunggal, dengan melakukan penelitian kepada seorang subjek, yaitu seorang siswa totally

blind kelas II SDLB dengan inisial nama DL berusia sepuluh tahun yang

memiliki hambatan dalam membaca Braille, khususnya dalam membaca cepat. Secara verbal DL sudah mampu mengeja dan membaca kata, namun permasalahannya adalah ketika DL membaca Braille dengan indera perabaannya dia mengalami kesulitan karena kurang terampilnya indera perabaan dan kurang mengenali titik-titik Braille tersebut sehingga menghambat keterampilan membacanya, selain itu DL juga sering melakukan kesalahan dalam menyebutkan huruf yang merupakan bayangan cermin atau kebalikan dari huruf lain (e dengan i, h dengan j, d dengan f, r dengan w). Penelitian ini bertempat di SLB Negeri A Kota Bandung.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan peneliti untuk mengukur hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Dengan instrumen penelitian, peneliti juga dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan selama proses penelitian. Menurut Purwanto (2010: 183):

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula.

(32)

36

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cepat siswa totally blind. Hasil kinerja siswa yang diukur berupa kecepatan membaca setiap teks bacaan yang diberikan dalam satuan jumlah kata per menit.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi yang dibuat berdasarkan KD sesuai dengan SI yang telah ditentukan. SI yang dipilih merupakan SK ditingkat Sekolah Dasar

Kelas dua, yaitu dengan KD nomor 4.1 membaca lancar teks pendek (10-15 kalimat). Berdasarkan SK dan KD tersebut, peneliti mengembangkannya sesuai dengan kasus yang akan diteliti. Format kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Target

Behavior Indikator Materi Bentuk Tes

Keterampilan

(33)

37

b. Membuat butir soal

Butir soal yang dibuat disesuaikan dengan kisi-kisi instrumen yang telah disusun. Soal-soal tes yang dibuat berupa teks bacaan sederhana yang terdiri dari 10 sampai 15 kalimat sederhana.

c. Uji validitas instrumen

Instrumen penelitian perlu diuji validitasnya untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan memang valid atau tepat. Seperti

yang dipaparkan oleh Sugiyono (2011: 173) “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Uji validitas instrumen dilakukan dengan cara meminta pandangan ahli (judgment expert) dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian yang telah disusun peneliti. Judgment expert diberikan oleh dua orang dosen PLB dan satu orang guru SLB Negeri A Pajajaran. Berikut adalah penilai/ahli yang menilai ketepatan dan kelayakan instrumen yang telah disusun peneliti:

Tabel 3.2

Daftar ahli yang memberikan judgement expert terhadap instrumen penelitian

No. Nama penilai/ahli Jabatan

1. Dr. Didi Tarsidi, M.Pd. Dosen PLB

2. Dr. Hj. Ehan, M.Pd. Dosen PLB

3. Erna Rosiani, S.Pd. Guru SLB

d. Membuat kriteria penilaian

Setelah dilakukan pengujian validitas instrumen, selanjutnya

adalah penilaian hasil tes. Penilaian dilakukan dengan cara menghitung kecepatan membaca yaitu dengan membandingkan jumlah kata yang

(34)

38

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan yang paling penting dalam sebuah penelitian adalah melakukan pengumpulan data. Agar data-data yang diperlukan terkumpul dengan baik, maka diperlukan suatu teknik yang tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes

dan observasi karena sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2011: 203) “Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa teks bacaan dan alat pengukur waktu. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan cara observasi. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung untuk memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan pada siswa.

Tahap awal observasi yang dilakukan adalah dengan memperhatikan subjek penelitian ketika sedang membaca. Hasil observasi tersebut menghasilkan data mengenai kemampuan dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Kesulitan yang dialami tersebut akan dikembangkan pada penelitian ini. Hal ini akan disesuaikan dengan instrumen yang akan dibuat. Selanjutnya observasi tetap dilakukan selama penelitian berlangsung untuk melihat perkembangan yang dicapai oleh subjek penelitian.

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan setelah semua data terkumpul dan kemudian dianalisis ke dalam grafik untuk mengetahui sejauh

mana tingkat kestabilan perkembangan kemampuan subjek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian dengan subjek tunggal dan menggunakan analisis data statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2011: 207):

(35)

39

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penyajian data dilakukan dengan menggunakan grafik yang perhitungannya diperoleh dari hasil analisis data dalam kondisi dan data antar kondisi.

1. Analisis dalam Kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi.

Adapun komponen-komponen yang dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Panjang Kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan stabilitas dan arah yang jelas.

b. Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak. Untuk membuat garis ini dapat digunakan dua metode, yaitu metode tangan bebas (freehand) dengan cara menarik garis lurus yang membagi dua poin (sesi) pada suatu kondisi menjadi dua bagian sama banyak yang terletak di atas dan di bawah garis tersebut. Sedangkan cara kedua yaitu metode belah tengah (split-middle) dengan cara membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.

c. Kecenderungan Stabilitas/Tingkat Stabilitas

Kecenderungan stabilitas dapat menunjukkan tingkat

(36)

40

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Jejak Data

Jejak data merupakan perubahan satu data ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data lainnya memiliki tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun, atau mendatar. Kesimpulan mengenai hal ini sama dengan yang ditunjukkan oleh analisis

kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Rentang data adalah jarak antara data pertama dengan data terakhir pada suatu kondisi yang dapat memberikan informasi mengenai perubahan level (level change).

f. Perubahan Level (Level Change)

Perubahan level dapat menunjukkan besarnya perubahan data sehingga tergambar arah dari perubahan level tersebut apakah menaik, menurun, atau mendatar. Tingkat perubahan level data dalam kondisi merupakan selisih antara data pertama dan data terakhir. Sedangkan tingkat perubahan level data antar kondisi merupakan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya.

2. Analisis Antar Kondisi

Analisis data antar kondisi dilakukan untuk melihat perubahan data antar kondisi, misalnya analisis perubahan data antar kondisi baseline dan kondisi intervensi. Sebelum melakukan analisis, peneliti harus menentukan terlebih dahulu kondisi mana yang akan dibandingkan. Komponen-komponen dari analisis antar kondisi adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang Diubah

(37)

41

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Pengaruhnya

Perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi baseline dengan konisi intervensi dalam analisis data antar kondisi dapat menunjukkan makna perubahan perilaku sasaran yang dipengaruhi oleh intervensi. Perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi ini akan memunculkan beberapa kemungkinan, yaitu (1) mendatar ke mendatar;

(2) mendatar ke menaik; (3) mendatar ke menurun; (4) menaik ke menaik; (5) menaik ke mendatar; (6) menaik ke menurun; (7) menurun

ke menaik; (8) menurun ke mendatar; dan (9) menurun ke menurun.

c. Perubahan Stabilitas dan Pengaruhnya

Perubahan kecenderungan stabilitas antar kondisi dapat menunjukkan adanya pengaruh dari intervensi yang diberikan. Hal ini terlihat dari stabil atau tidaknya data yang terdapat pada kondisi baseline dan kondisi intervensi. Data dapat dikatakan stabil jika

menunjukkan arah mendatar, menaik, atau menurun yang konsisten.

d. Perubahan Level Data

Perubahan level data menunjukkan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dengan data pertama pada kondisi intervensi. Nilai selisih antara kedua data tersebut menunjukkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.

e. Data yang Tumpang Tindih (overlap)

Data yang tumpang tindih menunjukkan adanya data yang sama pada dua kondisi. Hal tersebut berarti tidak adanya perubahan pada dua kondisi tersebut. Semakin banyak data yang tumpang tindih, maka semakin memberikan arti bahwa tidak adanya perubahan perilaku

(38)

42

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mencatat hasil penelitian pada kondisi baseline-1.

Pada bagian ini data dari setiap sesi dicatat dan dibandingkan serta dilihat kestabilannya sebelum berlanjut kepada pemberian intervensi. 2. Mencatat hasil penelitian pada kondisi intervensi.

Intervensi dilakukan dengan menggunakan Program Mangold sebagai latihan kepekaan indera perabaan untuk meningkatkan

keterampilan membaca cepat subjek penelitian. 3. Mencatat hasil penelitian pada kondisi baseline-2.

Pencatatan hasil penelitian pada baseline-2 dilakukan setelah data pada kondisi intervensi cenderung stabil. Pengulangan pengukuran pada baseline-2 dimaksudkan sebagai kontrol terhadap intervensi, sehingga

dapat dilakukan penarikan kesimpulan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

4. Membuat tabel penelitian untuk mencatat data yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2.

5. Membandingkan hasil data pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2.

(39)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, secara umum dapat

disimpulkan bahwa penggunaan Program Mangold berpengaruh positif dalam

meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa totally blind kelas dua SDLB di

SLB Negeri A Kota Bandung. Pengaruh positif tersebut terlihat dari meningkatnya

mean level pada setiap fasenya, mulai dari fase baseline-1 (A-1), fase intervensi (B),

dan fase baseline-2 (A-2). Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, secara

khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca cepat siswa DL sebelum diberikan Program Mangold

rendah, yaitu dua kata per menit (Kecepatan standar untuk siswa kelas dua SDLB

adalah 30 sampai 37 kata per menit).

2. Terdapat perbedaan keterampilan membaca cepat siswa DL sebelum dan setelah

diberikan Program Mangold (Intervensi).

3. Keterampilan membaca cepat siswa DL selama diberikan Program Mangold

mengalami peningkatan, yaitu sebesar 18,87% dari fase baseline-1 (A-1) ke fase

intervensi (B) dan sebesar 3,34% dari fase intervensi ke fase baseline-2 (A-2).

B. Implikasi

Penggunaan Program Mangold merupakan salah satu cara untuk melatih

keterampilan siswa totally blind dalam membaca cepat. Dalam program ini terdapat

tahapan-tahapan latihan yang diberikan dengan tujuan melatih kepekaan indera

perabaan siswa tunanetra. Selain itu juga dalam program ini terdapat

kegiatan-kegiatan yang bertujuan agar siswa tunanetra dapat menggunakan jari-jari tangannya

secara efisien dalam membaca dengan penerapan teknik-teknik menelusur yang

efisien pula, sehingga siswa tunanetra dapat membaca dengan gerakan tangan yang

ringan serta keterampilan membaca cepatnya pun semakin meningkat. Setiap bentuk

latihan yang diberikan juga bersifat menyenangkan karena dapat dikemas dalam

bentuk permainan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini bisa menjadi rekomendasi

(40)

67

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Sekolah

Mengacu kepada keberhasilan penggunaan Program Mangold dalam

meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa DL, maka pihak sekolah dapat

menjadikan program ini sebagai salah satu program yang digunakan dalam

pembelajaran membaca bagi kelas-kelas awal. Selain itu program ini juga dapat

digunakan untuk pembelajaran siswa-siswa yang sudah duduk di kelas lanjutan,

seperti di kelas sekolah menengah yang masih belum lancar dalam membaca

Braille.

2. Bagi Guru

Peneliti merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan program ini

kepada siswa-siswa sebelum mereka belajar membaca dan menulis Braille, juga

kepada siswa-siswa yang akan diberikan pembelajaran membaca lancar atau

membaca cepat. Karena dengan program ini, kepekaan indera perabaan siswa

tunanetra akan lebih terasah oleh bentuk-bentuk latihan yang terdapat pada

program ini.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dilakukan kepada satu orang siswa totally blind kelas dua

SDLB sebagai subjek penelitian dengan menggunakan desain penelitian single

subject research. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan Program Mangold di kelas lanjutan atau dengan

permasalahan yang lain dengan subjek penelitian yang lebih banyak, sehingga

dapat terlihat bagaimana pengaruh Program Mangold dalam penelitian-penelitian

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Siswa Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Siswa Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Hadi, P. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta: Depdiknas.

Hanifah. dkk. (2007). Latihan Pra Membaca dan Menulis Permulaan Braille. Bandung: Bintang Putera Perdana.

Jurusan Pendidikan Khusus. (2013). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung: tidak diterbitkan.

Karsidi. (2009). Inilah Bahasa Indonesiaku. Surakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Mangold, S. (1980). Cuplikan-cuplikan dari Program Pengembangan Persepsi Taktual dan Pengenalan Braille Mangold. Jakarta: Depdikbud.

Pendidikan Luar Biasa. (2011). Tunanetra. [online]. Tersedia:

http://pendidikanl.blogspot.com/2011/09/tuna-netra.html. (6 Juli 2013).

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardja, D. (2008). Pengembangan Konsep Bagi Tunanetra. [online] Tersedia: http://www.dj-rahardja.blogspot.com/ (16 November 2013).

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

(42)

Eka Purnamasari, 2014

ENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM MANGOLD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA TOTALLY BLIND KELAS II SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_plb_0608136_chapter_5(1).pdf (7 Juli 2013).

Somadayo, S. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, J. (2005). Mengembangkan Potensi Siswa Berkelainan Penglihatan. Jakarta: Depdiknas.

Sunanto, J. Takeuchi, K. dan Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Tsukuba: University of Tsukuba.

Sunanto, J. Takeuchi, K. dan Nakata, H. (2006). Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Siswa. Bandung: Angkasa.

Tarsidi, D. (2007). Keterampilan Membaca Pada Pengguna Braille. [online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2007/12/keterampilan-membaca-pada-pengguna.html (21 Agustus 2013).

Tarsidi, D. (2009). Pendidikan Siswa Tunanetra I Kompilasi Materi Perkuliahan. Bandung: tidak diterbitkan.

Tarsidi, D. (2011). Definisi Tunanetra. [online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2011/10/definisi-tunanetra.html (16 November 2013).

Gambar

Grafik 3.1 Grafik Desain A-B-A
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(1) Atas dasar penetapan dari Menteri Agraria tersebut pada pasal 1 ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah tingkat II yang bersangkutan, dalam desa-desa mana dan berapa

Hanafi, Yusuf, 2011 Kontroversi Perkawinan Anak di Bawah Umur (Child Marriage) Perspektif Islam, HAM Internasional, dan UU Nasional. Hak-Hak Anak dalam Hukum Islam. Pustaka Bangsa,

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pemaparan Asap

Pengaruh Tipe Kepribadian Konvensional Dan Enterprising Terhadap Minat Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang Majalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sumber: Data Hasil Pengamatan. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa belum dapat melaksakan kegiatan sesuai dengan indikator yaqng

Pengaruh Tipe Kepribadian Konvensional Dan Enterprising Terhadap Minat Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang Majalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Menurut Majid (2014:121) pembelajaran integratif sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk

Pengaruh Tipe Kepribadian Konvensional Dan Enterprising Terhadap Minat Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang Majalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia