• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN AURORA 3 DIMENSI PRESENTATION DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA ENGINE TRAINER PADA KOMPETENSI MENJELASKAN KONSEP MOTOR BAKAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN AURORA 3 DIMENSI PRESENTATION DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA ENGINE TRAINER PADA KOMPETENSI MENJELASKAN KONSEP MOTOR BAKAR."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN AURORA 3 DIMENSI PRESENTATION DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN

MEDIA ENGINE TRAINER PADA KOMPETENSI MENJELASKAN KONSEP MOTOR BAKAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh:

Teguh Pratikno 1002875

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2014

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “STUDI KOMPARASI HASIL

BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN AURORA 3 DIMENSI

PRESENTATION DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA ENGINE TRAINER PADA KOMPETENSI MENJELASKAN KONSEP MOTOR BAKAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014

Yang membuat pernyataan,

Teguh Pratikno

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN AURORA 3 DIMENSI PRESENTATION DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN

(3)

Oleh Teguh Parikno

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan

© Teguh Pratikno 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)
(5)

ABSTRAK

Teguh Pratikno (2014). Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang

Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar; Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pemanfaatan media pembelajaran dan hasil belajar sebagian siswa dalam pembelajaran produktif. Melalui pemanfaatan media pembelajaran Aurora 3 D Presentation diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design, sampel penelitian menggunakan sampling purposive yang berjumlah masing-masing 20 siswa kelas TKR 4 sebagai kelompok eksperimen dan TKR 2 sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Analisis data dilakukan dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan Aurora 3 D Presentation dengan siswa yang menggunakan engine trainer. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemanfaatan media pembelajaran Aurora 3 D Presentation dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran produktif.

(6)

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Teguh Pratikno (2014). Comparative Study of Students Learning Outcomes

Using Aurora 3D Presentation With Students Who Use Media Engine Trainer Explains Concept In Competence Motor Fuel: Department of Mechanical Engineering Education FPTK UPI .

This research is motivated by the low level of utilization of instructional media and learning outcomes of some students in productive learning. Through the utilization of instructional media Aurora Presentation 3 D is expected to increase student learning outcomes. This study aimed to compare the Learning of Students Using Aurora 3D Presentation With Students Who Use Media Engine Trainer Explains Concept In Competence Motor Fuel. The method used is the method of quasi- experimental research design nonequivalent control group design, the study sample using purposive sampling totaling 20 students each class TKR 4 as the experimental group and the control group TKR 2. Data collection was performed using a multiple-choice test with five possible answers. Data analysis was performed by t test. The results showed that there were differences in learning outcomes between students who use the Aurora 3 D Presentation by students who use the engine trainer. Based on these results, the use of instructional media Aurora Presentation 3 D can be implemented in a productive learning process.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Identifikasi Masalah..….………... 4

C. Pembatasan Masalah..….………... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian……… 4

F. Manfaat Penelitian………. 5

G. Sistematika Penulisan ………... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media………...….………..………... 7

B. Jenis Media………..………... 8

C. Pemilihan Media Pembelajaran ………..…..………... 9

D. Media Pembelajaran Aurora 3 D Presentation…..………... 13

1. Pengertian Multimedia………. 21

2. Media Aurora 3 D Presentation……… 14

3. Hal-hal yang dapat dilakukan Aurora 3 D Presentation…………... 14

4. Kelebihan Media Aurora 3 D Presentation……….. 20

5. Kelemahan Multimedia……… 21

E. Media Pembelajaran Trainer……… 21

1. Pengertian Media Trainer……….. 21

2. Kelebihan Penggunaan Media Trainer……….. 22

3. Kelemahan Media Trainer………. 23

(8)

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Langkah Pembuatan Multimedia………. 24

G. Hasil Belajar………...………... 24

H. Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar.………... 31

I. Perbandingan Media Aurora 3 D Presentation dengan Media Trainer 33 J. Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian ……….. 35

K. Anggapan Dasar ……….. 36

L. Hipotesis……….. 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian……….………. 37

B. Populasi dan Sampel………..………... 38

C. Definisi Operasional………...………... 39

D. Teknik Pengumpulan Data……….…………... 40

E. Instrumen Penelitian.………..….. 41

F. Teknik Analisis Data.………..….. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran………. 51

1. Pembelajaran Dengan Aurora 3 D Presentation..…………... 51

2. Deskripsi Penggunaan Media Engine Trainer………. 52

B. Deskripsi Data……… 53

C. Persyaratan Uji Hipotesis ……….………….………... 59

D. Uji Hipotesis……… 59

E. Pembahasan Hasil Penelitian………. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 65

B. Saran ……….. 65

DAFTAR PUSTAKA ………...………... 66

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai peranan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) yang siap memasuki dunia usaha/dunia industri (DU/DI). SMK merupakan jenis pendidikan menengah, yang secara khusus

mempersiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan siap latih serta kompetitif di DU/DI. Salah satu program yang ada di SMK yang dibutuhkan di dunia industri diantaranya program keahlian teknik kendaraan ringan.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 3 tujuan dari SMK yaitu:

Untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

SMK merupakan salah satu bagian dari pendidikan kejuruan dan bagian dari sistem pendidikan nasional. Tujuan SMK yaitu untuk mengembangkan kompetensi siswa pada bidang keahliannya, sehingga mampu memiliki keterampilan untuk hidup mandiri serta mempersiapkan tamatannya bekerja di dunia industri secara nasional maupun internasional.

Pencapaian tujuan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Proses Belajar Mengajar (PBM). Dalam PBM terdapat unsur yang dapat menunjang tujuan pendidikan diantaranya adalah metoda pembelajaran dan media pembelajaran. Beberapa temuan yang penulis jumpai, dalam proses pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher centered), PBM berpusat pada guru dan komunikasi yang terjalin searah dari guru kepada siswa. Menurut Haryanto (1996:240), “penjelasan atau penuturan secara verbal oleh guru

mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan apabila cara guru menjelaskannya tidak menarik. Dalam situasi ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali perhatian belajar

(10)

2

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diarahkan pada peningkatan keaktifan siswa dalam PBM sehingga tercipta proses belajar mengajar yang optimal.

Media pembelajaran turut menentukan hasil belajar siswa. Media yang berkembang saat ini yaitu penggunaan barang teknologi seperti komputer dan internet. Media pembelajaran menurut Ruhimat (2009:150) yaitu terdiri dari:

1. Media visual. 2. Media audio. 3. Media audio-visual. 4. Kelompok media penyaji.

5. Media objek dan media interaktif.

Media pembelajaran berbasis Information Comunication and Tecnology (ICT) terus menerus mengalami perkembangan yang begitu pesat, dan mencoba untuk memikat pengguna dengan tampilan yang lebih menarik, yaitu dengan tampilan tiga dimensi (3D). Dengan tampilan yang menarik diharapkan dapat menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media pembelajaran lain yang biasa digunakan di sekolah adalah trainer alat pendidikan. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan objek maupun situasi sehingga pembelajaran tetap berjalan. Benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa merupakan aplikasi dari media trainer. Pengertian media trainer, menurut Khosnevis dalam (Suryani, 2006:3) menerangkan bahwa bahwa:

Trainer merupakan proses simulasi aplikasi membangun model dari sistem nyata atau usulan sistem, melakukan eksperimen dengan model tersebut untuk menjelaskan perilaku sistem, mempelajari kinerja sistem, atau untuk membangun sistem baru sesuai dengan kinerja yang diinginkan.

Salah satu fungsi pengunaan dari media menurut Asyar (2011: 42) ialah,

“dapat menyajikan sesuatu yang sulit diadakan juga memberikan informasi yang akurat”. Sehingga dapat meningkatkan motivasi, minat dan hasil siswa dalam

belajar.

(11)

3

media pendukung dalam PBM. Kondisi ini terlihat dari banyaknya siswa yang kurang mengetahui, mamahami, dan mengaplikasikan konsep pembelajaran yang telah dipelajari, indikatornya dari rendahnya hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa pada kompetensi menjelaskan konsep motor bakar belum mencapai hasil maksimal, hal ini bisa dilihat dari hasil ulangan tengah semester kelas X TKR 4 tahun pembelajaran 2012/2013, pada tabel berikut:

Tabel 1.1.

Nilai Ujian Tengah Semester Kompetensi Dasar Teknik Otomotif 2012-2013

Nilai Frekuensi Persentase (%)

9,00-10,00 0 00,00%

7,00-8,99 6 30,00%

6,00-6,99 3 15,00%

<5,99 11 55,00%

20 100%

(Sumber: Dokumen Daftar Nilai Guru Kompetensi Dasar Teknik Otomotif)

Data tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai ulangan tengah semester siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), pada kelompok mata pelajaran produktif dengan nilai sebesar 7,5. Siswa dapat lulus jika memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 7,5. Namun kenyataannya di lapangan, tidak semua siswa dapat mencapai KKM pada mata pelajaran produktif kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar. Perolehan nilai yang kurang tersebut harus secepatnya mendapat perhatian guru, agar siswa menguasai kompetensi yang dipelajarinya, yaitu menguasai konsep materi pembelajaran dengan memperoleh nilai yang lebih baik.

Penerapan media pembelajaran diharapkan mampu memberikan perubahan yang lebih baik dalam suasana belajar, maka menimbulkan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akan dilaksanakan penelitian tentang “Studi Komparasi Hasil

Belajar Siswa yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan

Siswa yang Menggunakan Media Engine Trainer pada Kompetensi Dasar

(12)

4

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka sebagai identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut ini:

1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional yaitu metode ceramah dimana berpusat pada guru (teacher centered).

2. Komunikasi yang terjadi pada saat PBM bersifat searah sehingga siswa cenderung pasif.

3. Penguasaan konsep yang dicapai siswa pada kompetensi dasar menjelaskan

konsep motor bakar masih rendah.

4. Media pembelajaran yang ada kurang bervariasi dimana masih menggunakan trainer.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan tersebut pada:

1. Hasil belajar siswa kelas X TKR pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar.

2. Penggunaan Aurora 3DPresentation dan media engine trainer dalam PBM.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana studi komparasi hasil belajar siswa yang menggunakan Aurora 3D Presentation dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media engine trainer pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar.

2. a.Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan Aurora 3D Presentation.

b.Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan media engine trainer

E. Tujuan Penelitian

(13)

5

1. Studi komparasi hasil belajar siswa yang menggunakan Aurora 3D Presentation dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media engine

trainer pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar

2. a. Mendeskripsikan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar yang menggunakan Aurora 3DPresentation.

b.Mendeskripsikan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar yang menggunakan engine trainer.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi siswa, diharapkan mendapatkan pengalaman baru dengan penggunaan media pembelajaran multimedia sehingga dapat memotivasi belajarnya. 2. Bagi guru, memiliki kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran

multimedia, sehingga mempermudah dalam menyamakan persepsi pemahaman seluruh siswa yang sedang melaksanakan proses pembelajaran. 3. Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan pada program studi teknik kendaraan ringan.

4. Bagi Peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti dan penelitian selanjutnya dalam hasil belajar melalui penggunaan Aurora 3D Presentation.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berguna untuk memperjelas urutan penulisan yang terdapat pada skripsi ini, yang terdiri dari bab I sampai dengan bab V. Sistematika penulisan skripsi ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Bab I pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

(14)

6

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bab III metode penelitian, yang meliputi: penjelaskan metode penelitian, variabel penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengambilan data, dan teknik analisis data.

d. Bab IV hasil dan pembahasan penelitian, yang meliputi: deskripsi data, pengujian data, analisis data, pengujian perbedaan rata-rata dan pembahasan hasil penelitian.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam suatu kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 6) bahwa:

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental design), menurut Sugiyono (2012:114) adalah “penelitian dengan desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Variabel luar yang dimaksud adalah variabel yang menjadikan kelompok kontrol pada penelitian. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan media Aurora 3 D Presentation sebagai media pembelajaran dengan media engine trainer ketika proses pembelajaran.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Nonequivalent Control Group Design) yaitu menempatkan subjek penelitian ke

dalam dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak menurut Sugiyono (2012:114). Kelas

(16)

38

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3:1

Desain Penelitian (Nonequivalent Control Group Design)

Group Pre-test Treatment Post-Test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Sumber: Sugiyono (2012: 116)

Keterangan :

O1= Tes Awal (Pre test) yang diberikan pada kelompok eksperimen sebelum pembelajaran.

O2=Test Akhir (Post test) yang diberikan pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran.

X1=Perlakuan menggunakan media Aurora 3 D Presentation pada menjelaskan konsep motor bakar.

O3=Tes Awal (Pre test) yang diberikan pada kelompok kontrol sebelum pembelajaran.

O4=Test Akhir (Post test) yang diberikan pada kelompok kontrol setelah pembelajaran.

X2=Perlakuan menggunakan media engine trainer pada menjelaskan konsep

motor bakar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(17)

39

Tabel 3.2. Populasi dan Sampel

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 118) menyatakan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Paparan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian eksperimen ini diambil dua kelas. Satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas XI TKR 4 yang menggunakan media Aurora 3 D Presentation dalam pembelajaran kompetensi Menjelaskan konsep motor bakar, dan satu kelas lain untuk kelompok kontrol yaitu kelas XI TKR 2 yang dalam pembelajaran kompetensi menjelaskan konsep motor bakar menggunakan metode pembelajaran engine trainer. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2012: 124) sampling purposive “teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu”.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran antara penulis dan pembaca maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah-istilah dalam judul ini, yaitu dalam sebagai berikut:

No Populasi Keterangan

Kelas Sampel

1. X TKR 1 20

2. X TKR 2 20 20 Kelas kontrol

3. X TKR 3 20

(18)

40

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Sumber Data

Dalam penelitian ini yang akan dibandingkan adalah

hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata skor tingkat

penguasaan siswa antara pretest dan posttest pada

kelompok eksperimen (dengan pembelajaran

menggunakan multimedia Aurora 3 D Presentation)

dengan kelompok kontrol (dengan pembelajaran

menggunakan media engine trainer) pada

Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar.

Siswa

Media Presentasi ialah salah satu media pembelajaran

berbasis komputer yang digunakan untuk

menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis

dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50

orang. Media tersebut adalah multimedia Aurora 3 D

Presentation.

Hasil belajar yang dilakukan dalam penelitian ini

ialah hasil belajar dalam domain kognitif yaitu, yang

berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan

berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.

Siswa

D. Teknik Pengumpulan Data

(19)

41

berupa tes, Arikunto (2006:150) menjelaskan tentang instrumen tes sebagai berikut:

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:148) “Instrumen penelitian merupakan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam pengukuran harus ada alat ukur, baik yang berbentuk tes maupun non tes. Alat ukur tersebut ada yang baik dan ada pula yang kurang baik”. Instrumen yang baik adalah instrumen yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut Arifin (2009:69) karakteristik instrumen yang baik adalah:

1. Valid. 2. Reliabel. 3. Relevan. 4. Representatif. 5. Praktis. 6. Deskriminatif. 7. Spesifik. 8. Proposional.

1. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan. Pada penelitian ini untuk variabel X dilakukan uji validitas isi (content validity) dan uji validitas konstruk (construct validity).

Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto (2013:145) menjelaskan:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

(20)

42

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap variabel yang diteliti secara tepat.

Penelitian ini mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis soal. Menguji validitas alat ukur, yaitu menggunakan persamaan:

(Arikunto 2013: 87)

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara X dan Y. = Banyak subjek.

= Jumlah skor tiap butir. = Jumlah skor total. N = Jumlah responden.

Klasifikasi validitas:

0,80 < ≤ 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < ≤ 0,80 validitas tinggi (baik)

0,40 < ≤ 0,60 validitas cukup (cukup) 0,20 < ≤ 0,40 validitas rendah (rendah) 0,00 < ≤ 0,20 validitas sangat rendah

≤ 0,00 tidak valid (Arikunto 2013:89)

Setelah harga koefesien korelasi (r xy) diperoleh, disubsitusikan ke rumus uji “t” yaitu:

t = r

(Sugiyono 2012:257)

Keterangan:

t = Nilai t hitung.

n = Banyaknya data/jumlah responden. r = Koefesien korelasi.

(21)

43

Validitas konstruksi menurut Arikunto (2003:138) sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur tiap aspek berpikir. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri dari daya beda (DP) dan taraf kesukaran (TK).

b. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2013:211) bahwa “daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab betul. BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab betul. PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab betul. PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab betul. Klasifikasi daya beda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda

Tingkat Daya Pembeda Kriteria

(22)

44

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawa benar pada suatu butir soal. Menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

P =

Arikunto (2013: 223)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul. J = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Analisis indeks kesukaran untuk masing-masing item soal diperoleh,

kemudian dikatagorikan berdasarkan kriteria kesukaran tiap butir soal.

Tabel 3.5.

Kriteria Tingkat Kesukaran (P) Butir Soal

Tingkat Kesukaran Kriteria

Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30

Mudah Sedang Sukar Sumber: Arikunto (2013: 225 dengan penyesuaian)

d.Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Sesuai dikemukakan Arikunto (2013:90) bahwa reliabilitas adalah ketepatan suatu test apabila diteskan kepada subjek yang sama.

(23)

45

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

(Arikunto 2013: 87)

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara X dan Y.

= Banyak subjek.

= Jumlah skor tiap butir. = Jumlah skor total. N = Jumlah responden.

3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Browm, yaitu:

r

11

=

(Arikunto 2013:107)

Keterangan:

r

11 = koefesien reliabilitas instrumen.

r

= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.

Besar koefesian reliabilitas di interprestasikan untuk menyatakan kriteria reabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Reliabilitas (r 11)

Interval Koefesien (r 11) Interpretasi

Antara 0,81 sampai dengan 1,00 Antara 0,61 sampai dengan 0,80 Antara 0,41 sampai dengan 0,60 Antara 0,21 sampai dengan 0,40

Sangat Tinggi Tinggi

(24)

46

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2006: 75)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Secara garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto (2013:240) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan.

Kegiatan yang akan dilakukan persiapan adalah:

a.Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites.

b.Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

c.Menyebarkan soal tes kepada responden.

d.Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden.

e.Mengecek kelengkapan data kembali dan memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

2. Tabulasi.

a.Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden. b.Menjumlah skor yang didapat dari setiap variabel.

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Langkah-langkah analisis data uji instrumen:

1. Jika sampel berditribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan pengetesan tentang normalitas distribusi data.

2. Jika datanya normal, maka dilanjutkan dengan uji „t‟.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengelah data uji statistik adalah sebagai berikut:

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

(25)

47

(Siregar 2011: 50) Keterangan:

SA2 = Varians terbesar. SB2 = Varians terkecil.

Harga F hitung dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan harga F tabel pada taraf kepercayaan tertentu, taraf kepercayaan yang digunakan α = 0,05. Derajat kebesannya dkA = (nA-1) dan dkB = (nB-1), mencari F tabel digunakan tabel distribusi F dengan dk=n-1. Jika F hitung ≤ F tabel maka kedua varian homogen.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak, kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (2005:151) menyatakan bahwa:

Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.

Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel berikut ini:

Interval F Xt Zi lo li ei X2

jumlah

(Siregar 2011:87)

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data N-Gain apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan aturan Chi Kuadrat dengan memperhatikan tabel di bawah ini:

(26)

48

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengisian tabel persiapan uji normalitas mengikuti prosedur sebagai berikut: a. Menentukan dengan rumus:

R = Xa-Xb (Siregar 2011:24)

Keterangan: Xa = data terbesar. Xb = data terkecil.

b. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

I = 1 + 3,3.log n (Siregar 2011:24) Keterangan: n= jumlah sampel.

c. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

(Siregar 2011:24)

Keterangan: R= rentang. K= banyak kelas.

d. Menghitung rata-rata (x) dengan rumus:

(Siregar 2011:86)

Keterangan: fi = jumlah frekuensi.

Xi = data tengah-tengah dalam interval. e. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

S =

(Siregar 2011:86)

f. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus:

(xin) = Bb-0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas.

Keterangan: Bb = batas kelas interval.

g. Hitung Z1, untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

Zi =

h. Lihat peluang Z1 pada table statistik, isikan kolom Lo. Harga x1 dan xn, selalu diambil nilai peluang 0,5000.

(27)

49

(Siregar, 2004:87) i. Hitung frekuensi harapan

= l

i

.∑f

i (Siregar 2011:86)

j. Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dengan rumus:

2

=

(Siregar 2011:87)

k. Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.

l. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α= 0,05.

Kesimpulan dari uji normalitas adalah jika hasil uji normalitas data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan pengujian statistik parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka pengujian statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.

3. Gain yang Dinormalisasi (N-Gain)

Perhitungan N-gain dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran produktif.

(Sumarmo 2013:76)

Dimana, g adalah normalisasi gain, Spost adalah rata-rata awal, Spre adalah rata-rata skor akhir, dan Sideal adalah skor maksimum. Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi jika g>70, sedang jika 30 ≤ g ≤ 70, dan rendah jika g <30.

4.Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu data selisih nilai pre test dan post test. Menurut Sugiyono (2002:134), untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval, uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-test. Berdasarkan pertimbangan dalam memilih rumus t-test, yaitu bila n1=n2, varians homogen, maka dapat digunakan rumus uji t-test

(28)

50

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t =

(Siregar 2011:89)

Keterangan:

= Nilai rata-rata perkelompok.

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen. n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol.

= Varian eksperimen (simpangan baku dikuadratkan) data ke-1. = Varian kontrol (simpangan baku dikuadratkan) data ke-2.

Untuk mencari

S

2

=

(Sugiyono 2012:273)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan perhitungan hipotesis statistik yaitu menghitung thitung, kemudian thitung tersebut dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=n-2 dimana kriteria pengujian adalah:

Jika t hitung = t tabel, maka tolak Ho dan terima Ha Jika t hitung≠ t tabel, maka terima Ho dan tolak Ha

Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho :µ1 = µ2 ; maka terima Ho dan tolak Ha Ho :µ1≠ µ2 ; maka terima Ha dan tolak Ho Keterangan:

(29)

Teguh Pratikno, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, perbandingan penggunaan

multimedia Aurora 3 D Presentation dan engine trainer dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Aurora 3 D Presentation dengan siswa yang menggunakan engine trainer pada

kompetensi menjelaskan konsep motor bakar.

2. a. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan Aurora 3 D Presentation pada kompetensi menjelaskan konsep motor bakar.

b. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan engine trainer pada kompetensi menjelaskan konsep motor bakar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran produktif, multimedia Aurora 3 D Presentation dapat dijadikan pertimbangan sebagai media pembelajaran alternatif bagi siswa.

2. Bagi pihak sekolah, model pembelajaran multimedia Aurora 3 D Presentation

dapat dijadikan sebagai salah satu fasilitas untuk pengembangan teknologi pembelajaran siswa di kelas.

(30)

66

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo R dan Kosasih. (2007). Rangkuman buku optimalisasi media pembelajaran. [Online] Tersedia: http//neozonk.blogspot.com/2007/11/ rangkuman-buku-media-pembelajaran.html [29 November 2013].

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

_________, (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Arifin, Z (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Asyar, R. (2011). Kretaif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Arsyad, (2009) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cepi dan Susiliana, R. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP-UPI.

Dimyati, dan Mudjiono. (2009). Belajardan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Ditpsmk (2012): Keahlian Kejuruan [Online]. Tersedia: http//www.ditpsmk.net. keahlian teknik-kendaraan-ringan. [29 Desember 2013].

DepDikNas. (2005). PP No 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat Tentang Standar Nasional Pendidikan: Jakarta.

Haryanto. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasan, S. (2006). Aanalisis Perakitan Trainer Unit Berdasarkan Aplikasi Konsep Refrigerasi pada Mata Kuliah Sistem Pendingin (Bahan Kuliah). Bandung: UPI.

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(31)

67

Sandika, (2012). Aurora 3D Presentation alternatif Media Pembelajaran Berbasis ICT. [Online] Tersedia: http//Aurora 3D Presentation alternatif Media Pembelajaran Berbasis ICT.html [14 Januari 2013].

Siregar, Syafarudin. (2011). Statistika Terapan Untuk Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

_______. (2009). Bahan Ajar Penelitian Pendidikan (Bahan Kuliah). Bndung: UPI

Sudjana N,(2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryani, E. (2006). Pedoman dan Simulasi Media Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdya Karya.

Sudrajat (2008) Sumber-Sumber yang Mempengaruhi Teknologi Pembelajaran. [Online] Tersedia: http//neozonk.blogspot.com/2007/11/ rangkuman-buku-media-pembelajaran-dan-sumber-belajar.html [17 November 2013].

________,(2008) Media Pembelajaran. [Online] Tersedia: http//neozonk.blogspot.com/2007/11/ rangkuman-buku-media-pembelajaran-dan-sumber-belajar.html [17 November 2013].

________,(2008) Konsep Teknologi Pembelajaran. [Online] Tersedia: http//neozonk.blogspot.com/2007/11/ rangkuman-buku-media-pembelajaran-dan-sumber-belajar.html [17 November 2013].

Sumarmo. (2006). Berfikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. [Online] Makalah disajikan pada Seminar Pendidikan Matematika di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran. html [25 Pebruari 2013].

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(32)

68

Teguh Pratikno, 2014

Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Aurora 3 Dimensi Presentation Dengan Siswa Yang Menggunakan Media Engine Trainer Pada Kompetensi Menjelaskan Konsep Motor Bakar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Brown (1973)

Briggs (1977)

National Education Associaton (1969)

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 3:1
Tabel 3.2. Populasi dan Sampel
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

TOPIK 6 KAJIAN KUALITATIF 1 Reka Bentuk Kajian Kualitatif - merupakan satu rancangan bagaimana kajian akan dijalankan dan membentuk kajian membawa maksud tertentu berkait dengan

menurut istilah ulama hadis sanad berarti mata rantai atau rentetan periwayat hadis yang bisa menghubungkan kepada teks hadis atau matan ( silsilah al- rijāl al

Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti dalam penelitian di Desa karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ini bahwa akad Mudharabah antara warga Tunagrahita

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelinci new zealand white yang mendapatkan pemberian sumber serat kasar yang berbeda tidak berbeda nyata

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan Untuk Berpartisipasi Aktif Dalam Pembangunan Di Desa Sumberjaya Kecamatan Wai Ratai Kabupaten Pesawaran ini memiliki

PIV adalah tegangan balik maksimum yang dapat diberikan pada dioda tersebut dan bila nilai dari PIV ini terlampaui, maka dioda akan rusak.. Contoh, sebuah dioda

Namun, sampai saat ini di sekolah tersebut dalam pengolahan data akademik masih menggunakan metode atau cara manual, dimana semua data (data siswa, data guru,