• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh Dini Ramadhani

1201120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGARUH STRATEGI WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh Dini Ramadhani

S.Pd Universitas Negeri Padang, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Dini Ramadhani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

DINI RAMADHANI

PENGARUH STRATEGI WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. NIP 19580201 198403 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. NIP. 19621011 199101 1 001

Diketahui oleh

Ketua Prodi Pendidikan Dasar

(4)
(5)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Strategi Whole Brain Teaching ... 10

B. Motivasi Belajar ... 19

C. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 21

D. Hubungan Strategi WBT dengan Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis ... 25

E. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Strategi WBT ... 27

F. Asumsi Dasar ... 28

G. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Metode dan Desain penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Definisi Operasional... 32

(6)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Prosedur Penelitian ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Simpulan ... 93

B. Saran ... 93

(7)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Matematika dengan

Strategi WBT ... 28

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 35

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen ... 36

Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Perhitungan ValiditasButir Soal ... 37

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliablitias... 38

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 39

Tabel 3.6 Interpretasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ... 39

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 40

Tabel 3.8 Interpretasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 41

Tabel 3.9 Rangkuman Interpretasi Hasil Uji Coba Butir Soal ... 42

Tabel 3.10 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.11 Teknik Pengumpulan Data ... 45

Tabel 4.1 Deskripsi Data Prates Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas WBT dan Pembelajaran Konvensional ... 50

Tabel 4.2 Deskripsi Data Pascates Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas WBT dan Pembelajaran Konvensional.... ... 51

Tabel 4.3 Deskripsi Data Gain Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas WBT dan Pembelajaran Konvensional ... 51

Tabel 4.4 Uji Normalitas Prates Motivasi Belajar ... 54

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Prates Motivasi Belajar ... 55

Tabel 4.6 Uji Perbedaan Rata-rata Prates Motivasi Belajar ... 57

Tabel 4.7 Uji Normalitas Pascates Motivasi Belajar ... 58

(8)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.9 Uji Perbedaan Rata-rata Pascates Motivasi Belajar ... 60

Tabel 4.10 Rata-rata N-gain Motivasi Belajar ... 61

Tabel 4.11 Uji Normalitas Data N-Gain Motivasi Belajar ... 62

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Data N-Gain Motivasi Belajar ... 63

Tabel 4.13 Uji Perbedaan Rata-rata Data N-Gain Motivasi Belajar ... 64

Tabel 4.14 Uji Normalitas Prates Kemampuan Komunikasi Matematis ... 65

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Prates Kemampuan Komunikasi Matematis .... 66

Tabel 4.16 Uji Perbedaan Rata-rata Prates Kemampuan Komunikasi Matematis ... 68

Tabel 4.17 Uji Normalitas Pascates Kemampuan Komunikasi Matematis... 69

Tabel 4.18 Uji Homogenitas Pascates Kemampuan Komunikasi Matematis 70

Tabel 4.19 Uji Perbedaan Rata-rata Pascates Kemampuan Komunikasi Matematis ... 71

Tabel 4.20 Rata-rata N-gain Kemampuan Komunikasi Matematis ... 72

Tabel 4.21 Uji Normalitas Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis ... 73

Tabel 4.22 Uji Homogenitas Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis ... 74

Tabel 4.23 Uji Perbedaan Rata-rata Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis ... 75

(9)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(10)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Strategi Whole Brain Teaching terhadap Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa di Sekolah Dasar (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD Kota Bandung Tahun

Ajaran 2013-2014).

Dini Ramadhani 1201120

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis pada siswa adalah dengan menggunakan strategi whole brain teaching. Penelitian dilakukan pada sekolah yang berada di Bandung dan dilaksanakan pada siswa kelas IV SD semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen

postest-pretest control group design. Instrumen yang digunakan adalah angket

motivasi belajar dan tes kemampuan komunikasi matematis. Data dianalisis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh peningkatan motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dengan menggunakan strategi whole brain teaching. Penelitian ini dapat direkomendasikan yaitu penggunaan strategi whole brain

teaching harus disesuaikan dengan materi pembelajaran matematika dan kondisi

psikologis siswa.

(12)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Effect of Whole Brain Teaching Strategies on Learning Motivation and Communication Mathematical Skills in Elementary School Students

(Quasi-Experimental Study in Grade IV Elementary School in Bandung Academic Year 2013-2014).

Dini Ramadhani

1201120

ABSTRACT

This research was motivated by the lack of learning motivation and mathematical communication skills. One way to improve the learning motivation and mathematical communication skills of students is to use whole brain teaching strategies. The study was conducted in schools of Bandung and performed at second semester of school year 2013/2014. The population was students in fourth grade.This research aims to see the effect of whole-brain learning teaching on learning motivation and mathematical communication skills. The method of the research was a quasi-experiment with pretest-posttest control design. Instrument used was a questionnaire learning motivation and mathematical communication skills test. Data were analyzed by examining the mean difference. The results showed that there is an effect increased motivation learning and mathematical communication skills better to use whole brain teaching strategies. Research can be recommended is the use of whole brain teaching strategies must be adapted to the mathematics learning materials and psychological condition of students.

(13)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya yang telah menganugrahkan kekuatan, kesabaran, terutama kesehatan hingga dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul “Pengaruh Strategi Whole Brain Teaching terhadap Motivasi Belajar dan Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa di Sekolah Dasar (Studi Kuasi Eksperimen

pada Siswa Kelas IV SD di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)”. Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Megister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Dalam mempersiapkan tesis ini, penulis telah banyak menerima dorongan dari berbagai pihak, baik dari Bapak dan Ibu Dosen pengajar maupun staf administrasi lainnya, terutama bimbingan dan arahan serta petunjuk dari Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M. Ed dan Prof. Dr. H. Tatang Herman, M. Ed. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kemurahan-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Bandung, Agustus 2014

(14)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari bahwa dalam perampungan tesis ini banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, do’a, semangat, dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran, kepercayaan, dan kemudahan dalam penulisan tesis ini. 2. Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed, selaku pembimbing II yang telah

bimbingan, saran, kepercayaan, dan kemudahan dalam penulisan tesis ini. 3. Dr. Hj. Ernawulan Syaodih selaku Kepala Prodi Pendidikan Dasar yang telah

memberi dorongan dan motivasi kepada penulis selama masa studi.

4. Ibu Hj. Fatimah, S.Pd, selaku kepala SD Suruur dan Ibu Dra. Hj. Euis Yuningsih, selaku kepala sekolah SD Negeri Panorama 2 yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di SD tersebut.

5. Bapak Nana Suhana, S.Pd, selaku guru kelas IV SD Suruur dan Ibu Dadah, S.Ag selaku guru kelas IV SD Negeri Panorama 2 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

6. Ayahanda Adrizal, Ibunda Masrida, uni tercinta Vuthia Dewitama, adikku Prasjaka Hadiwisman, abang Galih Anandes dan Hafizol Gafur serta ponakan Syakira Uzma Gafur atas do’a dan dorongan yang kalian berikan sejak mengikuti perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.

7. Kosan Pav 33 sebagai keluarga kecilku, terima kasih tak terkira untuk Anggun Dwi Anggar Jati, Rose Fitria Lutfiana dan Nita Wahyu N.

8. Teman-teman seperjuangan SPs Pendas angkatan 2012 yang telah memberikan semangat dan kerjasamannya.

(15)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

(16)
(17)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran matematika seharusnya menekankan siswa sebagai insan yang memiliki potensi untuk belajar agar kemampuannya berkembang, terlibat secara aktif dalam pencarian dan pembentukan pengetahuan mereka sendiri. Agar proses pembelajaran berjalan lancar, pemerintah menetapkan standar agar pembelajaran dapat berlangsung lancar dan terjamin kualitasnya dalam peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar proses pasal 19, yaitu: (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

(18)

2

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motivasi belajar sangat berpengaruh dalam pembelajaran. “Motivasi belajar merupakan faktor psikologis dalam proses belajar yang memiliki makna sebagai dorongan mental yang menimbulkan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar kemudian memelihara kelangsungan belajar dan memberikan arah pada pencapaian tujuan belajar” (Sardiman, 2011, hlm. 75). Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam hal. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa termasuk metode pembelajaran yang disajikan guru. Salah satu faktor penting yang memberikan pengaruh terhadap proses belajar mengajar adalah strategi pembelajaran. Pembelajaran yang mampu membuat siswa termotivasi adalah pembelajaran yang menarik, bermakna, dan memberi tantangan.

Pentingnya motivasi belajar ini juga sangat berpengaruh pada pembelajaran matematika. Siswa perlu diberi rangsangan melalui teknik dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap matematika. Motivasi belajar sangat diperlukan agar dapat menghilangkan masalah-masalah seperti kegelisahan terhadap matematika. Pembelajaran matematika diwujudkan di dalam kelas harus bisa membuat siswa termotivasi dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu yang menjadi target pembelajaran. Sehingga keikutsertaan siswa dalam pembelajaran akan lebih membuat siswa memaknai inti pembelajaran tersebut.

Pembelajaran matematika yang bermakna harus dapat mengasah siswa agar memiliki kompetensi dasar yang sesuai dengan tujuan umum yang dirumuskan NCTM yaitu salah satunya adalah belajar untuk berkomunikasi (mathematical

communication). Kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus

(19)

3

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pentingnya komunikasi matematis juga dijelaskan pada tujuan pendidikan matematika pada KTSP (2006, hlm. 417), yaitu “memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, diagram, tabel, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah”. Pugalee (2001, hlm. 299) mengatakan

“siswa perlu dibiasakan dalam pembelajaran untuk memberikan argumen terhadap setiap jawabannya serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi lebih bermakna”. Oleh karena itu, guru harus berusaha mendorong siswa agar memiliki kemampuan komunikasi matematis.

Saat seorang siswa memperoleh informasi berupa konsep matematika yang diberikan guru maupun yang diperoleh dari bacaan, maka saat itu terjadi transformasi informasi matematika dari sumber kepada siswa tersebut. Siswa akan memberikan respon berdasarkan interpretasinya terhadap informasi tersebut. Namun, karena karakteristik matematika yang sarat dengan istilah dan simbol, maka tidak jarang ada siswa yang mampu memahaminya dengan baik tetapi tidak mengerti apa maksud dari informasi tersebut. Oleh karenanya, kemampuan komunikasi matematis perlu dikembangkan dalam diri siswa.

Komunikasi matematis merupakan kecakapan siswa dalam mengungkapkan ide-ide matematika secara lisan, tertulis, gambar, diagram, menggunakan benda nyata, atau menggunakan simbol matematika. “Siswa yang memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan matematisnya dengan baik cenderung mempunyai pemahaman yang baik terhadap konsep yang dipelajari dan mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari” (NCTM, 2000, hlm. 61).

(20)

4

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi matematis, siswa Indonesia yang berhasil benar hanya 5% dan jauh di bawah Negara seperti Singapura, Korea, dan Taiwan yang mencapai lebih dari 50%.

Kemampuan matematis ini sering diabaikan oleh guru pada proses pembelajaran. Guru biasanya lebih mementingkan ketuntasan materi pembelajaran daripada kebermaknaan proses pembelajaran matematika itu sendiri. Sobel dan Maletsky (2004, hlm. 1) mengatakan “banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu pelajaran 45 menit dengan kegiatan sebagai berikut: 30 menit dengan membahas tugas-tugas yang lalu, 10 menit memberi pelajaran baru, dan 5 menit memberi tugas kepada siswa”. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa cara seperti ini hampir rutin dilakukan setiap hari. Akibatnya hanya menghasilkan kegiatan pembelajaran yang membosankan, membahayakan, dan merusak seluruh minat siswa.

Pembelajaran matematika juga biasa terjadi menurut Wirasto (dalam Masykur, 2009, hlm. 35) yaitu “tekanan berlebihan pada hapalan, kecakapan berhitung dan prestasi individu, serta banyaknya guru mengajar matematika yang tidak mengetahui proses terpenting bermatematika adalah nalar, bukan kemampuan berhitung, dan mereka menggangap siswa yang tidak bisa berhitung tidak pintar matematika”. Bentuk kegiatan pembelajaran ini cenderung hanya mengaktifkan peran otak kiri. Ini berarti kemampuan otak belum dioptimalkan karena otak kanan belum sepenuhnya ikut aktif. Padahal kemampuan otak kiri hanya mengungat atau menyimpan memori yang sifatnya jangka pendek sedangkan otak kanan mempunyai memori daya ingat jangka panjang. Akibatnya, ada kemungkinan siswa dalam menyerap pembelajaran mudah lupa.

(21)

5

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas di luar pembelajaran matematika seperti bermain, dan berbicara temannya. Terlihat juga siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru lebih mengandalkan teman lainnya, sehingga hanya beberapa orang saja yang mengerjakan tugas tersebut.

Siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah matematika yang terkait dengan dunia nyata dan belum terbiasa menuangkan pemikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan. Mereka kesulitan dalam menentukan masalah, tahapan yang harus dipilih untuk mencari solusi serta menentukan pola yang dapat digunakan. Siswa lebih senang jika diberikan soal berbentuk simbol dan angka-angka sehingga langsung tahu apa yang akan dicari tanpa harus menginterpretasikan soal terlebih dahulu. Pertanyaan tentang alasan dari jawaban paling sulit untuk dijawab. Siswa beralasan tahu jawabannya namun susah untuk diutarakan.

Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematis ini karena siswa belum dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikir matematis baik secara lisan maupun tulisan. Siswa kurang mampu menjelaskan ide dalam bentuk tulisan dan gambar, sulit menyatakan suatu permasalahan matematika ke dalam bahasa simbol, dan kurang mampu mengemukakan suatu ide dengan kata-kata sendiri, serta kurang mampu menyampaikan pendapatnya dalam pembelajaran. Padahal dengan kemampuan komunikasi matematis yang baik berarti kita dapat melihat pemahaman mendalam siswa terhadap konsep matematika yang telah mereka pelajari. Dengan kata lain, pembelajaran yang disajikan oleh guru belum mampu menumbuhkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

(22)

6

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih berdiam diri menunggu jawaban teman. Hal ini juga diakibatkan karena pembelajaran yang disajikan oleh guru terlibat pada rutinitas menyampaikan materi pelajaran sehingga mereka kehilangan waktu untuk mencari hal-hal yang dapat memotivasi siswanya.

Ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika ini terlihat dengan kurangnya perhatian siswa saat guru menjelaskan materi. Dengan kebiasaan guru yang hanya memaparkan materi membuat siswa bosan, sehingga mereka mengobrol di luar materi pembelajaran. Cara pembelajaran seperti ini juga membuat siswa menjadi penerima pasif sebagai pendengar saja. Sehingga pembelajaran kurang menarik, kurang menantang, dan cenderung tidak bermakna bagi siswa.

Dari uraian di atas, dapat diketahui begitu berat beban belajar yang harus diselesaikan siswa, arah pembelajaran matematika masih memenangkan kerja otak kiri yang menyimpan dua kecerdasan matematis dan bahasa dan seriusnya komplesitas permasalahan dalam pembelajaran matematika, kiranya problem otak yang belum difungsikan secara optimal juga perlu mendapat perhatian serius. Penulis mencoba untuk memberikan suatu alternatif strategi pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan pembelajaran dengan menggunakan strategi Whole Brain Teaching (WBT).

(23)

7

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pribadinya”. Siswa tidak hanya mengetahui fakta tetapi juga mengetahui bagaimana prosedur memperoleh fakta. Strategi ini juga dapat memenuhi tuntutan dari kurikulum 2013 yang baru diimplementasikan saat ini karena prinsip dari strategi ini dapat memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang tentang Standar Nasional Pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Hasil penelitian Saadah (2013, hlm. 1) mengatakan bahwa “dalam pembelajaran menggunakan strategi WBT aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika memenuhi kriteria sangat baik dan dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan pada pembelajaran matematika”. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiningtiyas (2013, hlm. 1) mengatakan “siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan strategi WBT”. Dari hasil analisis tes hasil belajar diperoleh hasil yang sangat tinggi, hal ini menunjukkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru dengan strategi WBT ini. Siswa merasa senang dan berharap bisa diterapkan pada kegiatan berikutnya.

Melihat permasalahan tersebut, penulis merencanakan penelitian terkait motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mempelajari matematika melalui penelitian berjudul, “Pengaruh Strategi Whole Brain Teaching terhadap Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa di Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

(24)

8

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

2. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT dan pembelajaran konvensional?

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT dan pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

1. Menelaah motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

2. Menelaah kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

3. Menelaah perbedaan peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi WBT dan pembelajaran konvensional?

(25)

9

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan dan informasi bagi pihak sekolah agar dapat meningkatkan sistem pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika untuk mencapai tujuan yang optimal.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif pilihan bagi guru yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar, dan sebagai upaya pembiasaan diri agar terlatih untuk tertarik pada hasil pemikiran orang lain dan memberikan argumen baik secara lisan maupun tulisan.

3. Sebagai sarana bagi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa juga memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran matematika menggunakan WBT.

4. Sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya penelitian yang berkenaan dengan hasil penelitian ini.

E. Struktur Organisasi

(26)

10

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(27)

11

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

(28)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan pemanipulasian tadi, sehingga penelitian ini digolongkan kepada penelitian eksperimen (Ruseffendi, 2003, hlm. 35). Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang dilakukan adalah penelitian komparatif yang menguji perlakuan melalui eksperimen, yaitu membandingkan antara kelas yang pembelajaran dengan strategi whole brain

teaching (WBT) dan kelas tidak menggunakan strategi WBT. Pada penelitian ini,

penelitian menerima keadaan subjek seadanya. Penelitian eksperimen ini dengan pendekatan kuantitatif dan bentuk metode eksperimen yang digunakan adalah dengan menggunakan bentuk Quasi Experimental Design, yaitu “desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2009, hlm. 77).

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling tepat untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat antra variabel-variabel penelitian. Bentuk Quasi Experimental Design dikhususkan kepada pola Nonequivalent

Control Group Design karena baik kelompok kontrol maupun kelompok

(29)

31

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan strategi WBT sebagai variabel bebas.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan dapat memberikan gambaran secara mendalam mengenai “Pengaruh Strategi WBT terhadap Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa di Sekolah Dasar”.

Berdasarkan uraian di atas, maka desai eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Fraenkel & Wallen, 1993, hlm. 248), “di mana pretes dilakukan pengamatan sebelum pembelajaran dan postes pengamatan sesudah pembelajaran”. Pada penelitian ini ada dua kelompok yang dilibatkan. Kelompok pertama yang memperoleh perkaluan strategi WBT sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kedua yaitu pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol. Desain penelitian tersebut berbentuk sebagai berikut:

Pretes Perlakuan Postes O X O ---

O O

Rancangan ini terdiri dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya masing-masing kelas penelitian diberi pretes dan postes (O) dengan instrumen yang sama. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan strategi WBT (X) dan kelas kontrol mendapat pembelajaran konvensional tanpa perlakuan khusus.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling menurut Siregar (2013, hlm. 33)

(30)

32

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada kriteria-kriteria tertentu.” Pada penelitian ini sampel diambil berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dengan peniliti. Hal tersebut dilakukan agar tidak banyak mengganggu aktivitas di sekolah. Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Suruur dan SDN Panorama 2 di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas di mana satu kelas sebagai kelas dengan menggunakan strategi WBT dan satu kelas lainnya adalah kelas dengan pendekatan konvensional.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada tiga varibel yang akan diteliti, (1) strategi WBT, (2) motivasi belajar, dan (3) kemampuan komunikasi matematis. Strategi WBT merupakan strategi yang digunakan dalam usaha peningkatan motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis yang merupakan variabel sasaran. Adapun batasan yang jelas mengenai variabel-variabel penelitian ini akan diuraikan dalam klasifikasi variabel dan defenisi operasional seperti berikut ini.

1. Strategi WBT

Strategi WBT adalah seperangkat strategi yang menggabungkan sifat terbaik dari instruksi langsung dan pembelajaran kooperatif untuk menciptakan kelas yang menarik bagi siswa dan hari kerja yang menyenangkan untuk guru. Pembelajaran ini didasarkan kepada prinsip mengenali cara belajar siswa terdiri dari tiga bagian yaitu visual, verbal, dan kinestetik.

(31)

33

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strategi WBT unik karena dilaksanakan secara menyenangkan. Kekuatannya terletak pada penekanan penguasaan, atau ketuntasan pemahaman atau kemampuan siswa kemampuan untuk mengungkapkan kembali konsep, penjelasan, atau rumus yang disampaikan guru. Selama pembelajaran berlangsung dalam kelas WBT diwarnai dengan kegiatan interaktif yang dikendalikan dengan perintah-perintah dan respon-respon sederhana.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi belajar ditunjukkan dengan rendah tingginya keinginan siswa untuk tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, dan senang memecahkan masalah soal-soal.

3. Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa menggunakan matematika sebagai alat komunikasi (bahasa matematika) dan kemampuan mengkomunikasikan matematika baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan komunikasi matematis siswa ditunjukkan dengan kemampuan menyatakan ide-ide matematis secara tertulis dalam bentuk gambar, diagram, dan tabel (menggambar), kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis secara tertulis (menulis), dam kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika (ekspresi matematika).

D. Variabel Penelitian

(32)

34

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut, maka terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Variabel bebas

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain” (Widoyoko, 2013, hlm. 4). Pada penelitian ini pembelajaran matematika dengan strategi WBT merupakan varibel bebas.

2. Variabel tetap

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Widoyoko, 2013, hlm. 5). Pada penelitian ini motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa merupakan variabel terikat.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen untuk memperoleh data yaitu instrumen tes kemampuan komunikasi matematis dan instrumen non tes yaitu angket motivasi serta format observasi selama pembelajaran. Instrumen yang digunakan akan dijadikan dasar untuk memperoleh data kuantitatif dalam penelitian.

1. Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

(33)

35

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan tes kemampuan komunikasi matematis diawali dengan membuat kisi-kisi soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban.’Untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi matematis siswa peneliti menyusun kisi-kisi dikembangkan dari indikator kemampuan komunikasi matematis yang oleh Cai, Lane, dan Jacabcsin’ (dalam Fackrurazi, 2011, hlm. 35), seperti terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Sebelum pretes dilakukan, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada sekelompok siswa kelas V SD di salah satu SD di kota Bandung. Uji coba dilakukan pada satu sekolah. Jumlah siswa yang mengikuti uji coba ini sebanyak 30 orang. Analisis uji boba yang dilakukan yakni sebagai berikut:

a. Analisis Validitas Tes

Kompetensi dasar Indikator Pembelajaran Indikator Komunikasi Soal

8.1 Menentukan matematis secara tertulis dalam bentuk gambar, diagram, dan tabel

(34)

36

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji validitas yang termasuk dalam validitas empiris yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas butir soal. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang adapada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. “Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment Pearson” (Arikunto, 2009, hlm. 72), rumusnya dinyatakan sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

= banyak pasangan nilai

nilai rata-rata soal –soal tes pertama perorangan nilai rata-rata soal-soal tes kedua perorangan

Kemudian menentukan thitung dengan cara mensubsitusikan nilai rxy masing-masing butir soal ke rumus thitung = √

(Sudjana, 2005, hlm. 380). Setelah itu menentukan validitas suatu butir soal. Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu soal dikatakan valid adalah jika thitung > ttabel dengan ttabel = t(1-α)(dk) untuk dk n-2, dengan α = n-2, dengan α yang dipilih 0,05. Koefesien korelasi hasil perhitungan, selanjutnya diinterpretasikan dengan klasifikasi yang terdapat dalam Arikunto (2009, hlm. 75) yakni dapat dilihat Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen Koefisien Validitas Interpretasi Validitas

(35)

37

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tinggi (Baik) Sangat Tinggi

Secara lengkap hasil perhitungan untuk validitas butir soal ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Interpretasi Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal No. rxy thitung Ttabel Kriteria

(36)

38

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 22 0,742 5,857 1,701 Valid (tinggi)

b. Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (kosistensi) suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten. Untuk mencari reliabilitas butir soal tes berbetnuk uraian menggunakan rumus

Alpha (Suherman, 2003, hlm. 154), yaitu:

Keterangan:

= koefisien reliabilitas

= banyaknya butir soal (item) ∑ = jumlah varians skor setiap item

= varians skor total

Untuk menginterpretasikan koefisen reliabilitas digunakan tolak ukur Guilford (Suherman, 2003, hlm. 139) yakni dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliablitias

Koefisien Reliabilitas Interpretasi Derajat Reliabilitas

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk uraian, dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 0,788. Dengan demikian berdasarkan kriteria di atas, maka reliabilitas instrumen tes termasuk ke dalam kategori tinggi. Artinya derajat ketetapan (reliabilitas) tes tersebut akan memberikan hasil yang relatif sama jika diteskan kembali kepada subjek yang sama pada waktu yang berbeda.

(37)

39

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2009, hlm. 214) menyatakan “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah)”. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang siswa yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, sedangkan siswa kelompok rendah tidak dapat menyelesaikan soal tersebut dengan baik. Daya pembeda dihitung dengan memabgi testee ke dalam dua kelompok yaitu: kelompok atas (the higher

group), yaitu kelompok testee yang tergolong pandai dan kelompok bawah (the

lower group) yaitu kelompok testee yang tergolong rendah.

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus (Suherman, 2003, hlm. 160), yaitu:

Keterangan:

= daya pembeda

= jumlah benar untuk kelompok atas = jumlah benar untuk kelompok bawah = jumlah siswa kelompok atas

Hasil perhitungan daya pembeda kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukan oleh Suherman dan Kusumah (1990, hlm. 202) dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Besarnya Daya Pembeda (DP) Interpretasi DP Sangat jelek 0,00 Jelek 0,20 Cukup

0,40 Baik

(38)

40

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara lengkap hasil perhitungan untuk daya pembeda butir soal ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Interpretasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

No. Daya

d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus (Suherman dan Kusumah, 1990, hlm. 231):

(39)

41

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi

IK Terlaku sukar 0,00 Sukar 0,30 Sedang 0,70 Mudah

Terlalu mudah

Secara lengkap hasil perhitungan untuk tingkat kesukaran butir soal ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8

Interpretasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal

No. Tingkat Kesukaran

Kriteria

1 0,783 Mudah

2 0,842 Mudah

3 0,867 Mudah

4 0,842 Mudah

5 0,55 Sedang

6 0,85 Mudah

7 0,642 Sedang

8 0,9 Mudah

9 0,958 Mudah

10 0,833 Mudah

11 0,858 Mudah

(40)

42

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 0,85 Mudah

14 0,692 Sedang

15 0,583 Sedang

16 0,683 Sedang

17 0,3 Sukar

18 0,817 Mudah

19 0,892 Mudah

20 0,7 Mudah

21 0,3 Sukar

22 0,317 Sedang

Setelah melakukan perhitungan uji coba maka dapat dianalisis soal yang dapat digunakan yakni sebagai berikut.

Tabel 3.9

Rangkuman Interpretasi Hasil Uji Coba Butir Soal

No. Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keterangan

rxy Kriteria DP Kriteria IK Kriteria

1 0,190 Tidak Valid 0,156 Jelek 0,783 Mudah Tidak digunakan

2 0,579 Valid (cukup) 0,219 Cukup 0,842 Mudah Digunakan

3 0,248 Tidak Valid 0,156 Jelek 0,867 Mudah Tidak digunakan

4 0,685 Valid (tinggi) 0,344 Cukup 0,842 Mudah Digunakan

5 0,190 Tidak Valid 0,094 Jelek 0,55 Sedang Tidak digunakan

6 0,277 Tidak Valid 0,094 Jelek 0,85 Mudah Tidak digunakan

7 0,214 Tidak Valid 0 Sangat jelek 0,642 Sedang Tidak digunakan

8 0,248 Tidak Valid 0,156 Jelek 0,9 Mudah Tidak digunakan

9 0,140 Tidak Valid 0,063 Jelek 0,958 Mudah Tidak digunakan

10 0,640 Valid (tinggi) 0,438 Baik 0,833 Mudah Digunakan

11 0,272 Tidak Valid 0,063 Jelek 0,858 Mudah Tidak digunakan

(41)

43

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 0,258 Tidak Valid 0.094 Jelek 0,85 Mudah Tidak digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan dan nilai realibilitas yang tinggi untuk seluruh soal dapat diketahui bahwa butir soal kemampuan komunikasi matematis dari 22 soal tersebut yang akan digunakan adalah soal no 2, 4, 10, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22.

2. Instrumen Motivasi Belajar Siswa

Instrumen motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan lembaran kuesioner/angket motivasi belajar. Angket motivasi belajar siswa mencerminkan motivasi belajar yang dimiliki siswa menurut indikator ciri-ciri motivasi belajar. Pertanyaan motivasi tersebut dari pertanyaan positif dan negatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekonsitenan tanggapan siswa terhadap angket motivasi belajar. Tanggapan yang diberikan kepada siswa terhadap angket ini menggunakan skala Likert. Menurut Siregar (2013, hlm. 25) metode penyekalaan Likert merupakan “skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.” Untuk penyekalaan dengan metode ini, sejumlah pertanyaan sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada rancangan skala yang ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan setuju atau tidaknya terhadap isi pernyataan dalam lima kategori jawaban, yaitu: sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).

Angket motivasi belajar yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang disajikan pada Tabel 3.6 dibawah ini:

(42)

44

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Variabel Indikator Sub Indikator

Jenis Pertanyaan

Usaha mengatasi kesulitan 11,12 13 3

Menunjukkan

Penyelesaian tugas rutin 28,29,3

0 3

Dikembangkan dari Sardirman (2012, hlm.85)

Untuk menilai validitas semua pernyataan motivasi belajar, dilakukan

judgement oleh dua orang pakar dengan kualitas doktor. Untuk memperoleh item

soal angket yang layak pakai, seluruh indikator dikembangkan menjadi item-item soal sebanyak 45 item. Menurut para penimbang item-item yang kurang layak, baik secara konstruk maupun kebahasaannya, dilakukan revisi sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut.

3. Observasi

(43)

45

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan observasi. Siregar (2013, hlm. 19) menyatakan “observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.” Observasi pada penelitian ini dilakukan pada setiap tindakan aktivitas belajar siswa dan guru pada kelas eksperimen. Lembar observasi ini hanya digunakan pada kelas eksperimen karena indikator-indikator pengamatan dikembangkan dibuat hanya untuk memonitor pelaksanaan pembelajaran matematika dengan strategi WBT. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, serta gejala-gejala yang terjadi terhadap objek yang diobservasi (Sugiyono, 2010, hlm. 117)

F. Teknik Pengumpulan Data

(44)

46

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sesuai dengan materi. Tes ini

diberikan sebelum dan setelah pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahapan tersebutdiuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian, kemudian diseminarkan dan setelah mendapat masukan dari tim penelaah seminar proposal maka proposal akan diperbaiki. b. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian c. Memvalidasi insturmen, menagalisis dan merevisinya sebelum penelitian d. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak terkait

e. Melaksanakan uji coba lapangan, mengumpulkan data hasil uji coba dan menganalisis data tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan lembar angket motivasi belajar awal dan soal pretes kemampuan komunikasi matematis pada kelas dengan strategi WBT dan kelas konvensional

b. Melaksanakan pembelajaran pada kelas dengan strategi WBT dan kelas konvensional. Di kelas dengan strategi WBT dilakukan observasi untuk mengamati situasi yang terjadi dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. c. Memberikan postes untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis

siswa setelah diberi perlakuan

d. Memberikan angket motivasi belajar kepada kelas dengan strategi WBT dan konvensional

(45)

47

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan ini peneliti mengolah dan menganalisis data hasil tes, hasil angket motivasi belajar siswa, dan hasil obeservasi. Peneliti juga membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.

H. Teknik Analisis Data

Jenis data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil angket motivasi belajar dan tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Analisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran dengan strategi WBT terhadap motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Pengolahan dan analisis data hasil angket motivasi belajar dan tes kemampuan komunikasi matematis siswa dilakukan dengan berbantuan software SPSS versi 20. Adapun langkah-langkah uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan langkah-langkah sebagai berikut (Kadir, 2010, hlm. 109).

a. Rumusan hipotesis pada uji normalitas adalah sebagai berikut: Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

b. Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar c. Menentukan kumulatif proporsi (kp)

d. Data ditransformasikan ke skor baku : ̅ e. Menentukan luas kurva zi (z-tabel)

f. Menentukan a1 dan a2

g. Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan Do h. Menentukan harga D-tabel

i. Kriteria pengujian

(46)

48

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila data tidak berdistribusi normal, dapat dilakukan uji nonparametik yaitu Uji Mann Whitney-U.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas variansi antara dua kelas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelas sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan apabila pada uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa data berdistribusi normal. Hipotesis yang akan diuji dapat juga dinyatakan sebagai berikut (Sudjana, 2005, hlm. 237).

H0 :

H1 :

Keterangan :

= Variansi skor tes kelas dengan strategi WBT =Variansi skor tes kelas konvensional.

Uji statistiknya menggunakan uji homogenitas variansi dua peubah bebas, yaitu uji F, dengan rumus:

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika dengan dan tolak H0 jika F mempunyai harga-harga lain (Kadir, 2010, hlm. 118).

3. Uji Perbedaan Dua Rerata

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapa pembelajaran dengan strategi WBT dibangdingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional maka dilakukan pengujian perbedaan dua rerata dengan . adapun hipotesis untuk kemampuan komunikasi matematis adalah:

(47)

49

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = rerata skor kelompok eksperimen

= rerata skor kelompok kontrol

Jika data hasil tes kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka uji perbedaan dua rata-rata untuk data pretes dan postes menggunakan uji t independen. Jika data hasil tes kedua kelas berdistribusi normal dan variansi keduanya tidak homogen maka digunakan uji t’ independen. Jika data hasil tes kedua kelas tidak berdistribusi normal dan variansi keduanya tidak homogen maka statistika yang digunakan adalah pengujian bebas asumsi atau uji nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney U (Uji-U).

Berikut ini uji statistik yang digunakan untuk uji t independen dengan rumus (Sudjana, 2005, hlm. 239).

(48)

50

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Simpangan baku kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi WBT

Simpangan baku kelas yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional

̅̅̅ Rerata dari skor postes dari pembelajaran dengan strategi WBT

̅̅̅ Rerata dari skor postes pembelajaran dengan strategi WBT

Banyak siswa kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi WBT Banyak siswa kelas yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional

4. Peningkatan (N-gain)

Langkah akhir dari pengolahan data, yaitu data gain yang berfungsi untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis laporan teks pengamatan dan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan pendekatan saintifik. Rumusan yang digunakan, yaitu:

Keterangan

Skor 1 : nilai prates Skor 2 : nilai pascates Skor ideal : nilai ideal

Setelah hasil diketahui, peneliti menyimpulkan peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan kategori gain ternormalisasi menurut Meltzer (2002, hlm. 184)

(49)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Motivasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi WBT lebih baik jika dibandingkan dengan siswa dengan memperoleh pembelajaran matematika konvensional.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi WBT lebih baik jika dibandingkan dengan siswa dengan memperoleh pembelajaran matematika konvensional. 3. Terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar antara siswa kelas

eksperimen yang menerapakan strategi WBT dan siswa di kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.

4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelas eksperimen yang menerapakan strategi WBT dan siswa di kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi guru yang mengajar di sekolah dasar, pembelajaran dengan menggunakan strategi WBT dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Untuk Peneliti Lanjutan

(50)

94

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penelitian ini hanya terbatas pada satu pokok bahasan, dan terbatas pada motivasi dan kemampuan komunikasi matematis, oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan yang lain dan dengan variabel lainnya dengan menggunakan strategi Whole Brain Teaching.

(51)

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A’la, M. (2010). Quantum teaching. Yogyakarta: Diva Press.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Baroody, A.J. (1993) Problem solving, reasoning, and communicating. k-8

(Helping children think mathematically). New York: Macmillan Publishing

Company.

Biffle, C. (2013). Whole brain teaching for challenging kids. [Online]. Tersedia di:http://p4cdn1static.sharpschool.com/UserFiles/Servers/Server_89411/File /Staff%20Documents/Whole%20Brain%20Teaching%20for%20Challengin g%20Kids.pdf . Diakses 8 Januari 2013.

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Fraenkel, J.R. & Norman, E.W. (1993). How to design and evalute researche in

education. New York: Mc Graw-Hill Inc.

Gintings, A. (2012). Esensi praktis; belajar dan pembelajaran. Bandung : Humaniora.

Gordon, D. & Jeanette, V. (2001). Revolusi cara belajar. Bandung : Kaifa. Hamalik, O. (2012). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusaeri & Suprananto. (2012) Pengukuran dan penilaian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Naational Council of Teacher of Mathematics (2000a) Pinciples and standaars for

school Mathematics. Virginia: NCTM.

Naational Council of Teacher of Mathematics (2000b) Mathematics assessment: a

practical handbook for grades 6-8. Reston. VA: NCTM.

National Council of Teachers of Mathematics (2003) Program for initial

(52)

96

Dini Ramadhani, 2014

Pengaruh strategi whole brain teaching terhadap motivasi belajar & kemampuan komunikasi matematis siswa di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peressini, D. & Bassett, J. (1996). Mathematical communication in student’s

responses to a performance-assesment task. communication in Mathematics K-12 and beyond. Virginia: NCTM.

Polla, G. (1999). Effort to increase mathematics for all through communication in

mathematics learning. [Online]. Tersedia: www.icmc-organisers.dk/dg03/dg03/Gerardus.doc+gerardus+polla%2Bin+mathemati cs&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=5. Diakses 12 Februari 2013

Pugalee, D. (2001). Using communication to develop students mathematical

literacy mathematical teaching the middle school. 6 (5), hlm.296-299.

Rusman. (2012). Model-model pembelaran: mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: Rajawali Press.

Saadah, I. (2013). Pengembangan desain pembelajaran matematika berdasarkan

whole brain teaching di kelas VIII SMP Negeri 3 Jember. (Tesis)

Universitas Malang, Malang.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan anak. Edisi kesebelas. Jilid satu. (terjemahan oleh Mila Rachmawati dan Ana Kuswanti). Child development.

Eleven edition. Jakarta: Erlangga.

Sardiman. (2012). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Schunk, D.H, Pintrich, P.R, dan Meece, J.L. (2012). Motivasi dalam pendidikan:

teori, penelitian dan aplikasi. Jakarta: Indeks.

Septiningtiyas, T.D. (2013). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika

berkarakter berdasarkan whole brain teaching pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung kelas IX SMP.(Skripsi) Universitas Jember, Jember.

Silver, E.A. & Smith, M.S. (1996). Building discourse communities in

mathematics classroom: a worthwhile but challenging journey. In P.c.

Elliott, dan M.J Kenney. (Eds.). 1996 Yearbook. Communication in

mathematics. K-12 and benyond. Reston, VA: NCTM.

Siregar, Syofyan. (2013). Metode penelitian kuantitatif; dilengkapi perbandingan

perhitungan manual dan SPSS. Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen
Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliablitias
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perahu naga adalah satu tradisi penting yang ada pada etnis Tionghoa.. karena perahu naga merupakan perayaan yang dilakukan untuk

This research aims to design a set of instructional materials to teach reading and writing using Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) for the eleventh grade students

Peran konselor dalam memberikan layanan konseling komunitas harus sesuai dengan keadaan individu dan kelompok masyarakat yang memiliki pandangan serta kultur atau budaya

CHAPTER III. Subject Matter ... Organization of the Study ... Description of Dona Maria’s Character in The Bridge of San Luis Rey ... Dona Maria is lonely ... Dona Maria is

Pada penelitian ini, parameter yang digunakan merupakan parameter yang digunakan oleh pihak RSJ Atma Husada Mahakam Samarinda berupa data tingkatan yang telah

Rasa syukur dan terima kasih yang terdalam penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan begitu banyak rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat

[r]

Konstruksi tes ball handling dalam cabang olahraga bola basket yang. dibuat dalam penelitian memiliki tingkat reliabilitas