• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI

PT KERTAS PADALARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Sarjana pada Program Studi

Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

(2)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Drs. H. Eded Tarmedi M.A NIP. 195801051980021002

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(4)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Oleh

Kery Melianingrum

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Kery Melianingrum 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

(6)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Rumusan Masalah ... 12

1.4 TujuanPenelitian ... 13

1.5 Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 15

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Konsep Kemampuan (ability)... 19

2.1.1.1 Definisi Kemampuan (ability) ... 19

2.1.1.2 Dimensi Kemampuan (ability) ... 21

2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... 26

2.1.2.1 Definisi Motivasi Kerja ... 26

2.1.2.2 Tujuan Motivasi Kerja ... 30

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja... 31

2.1.2.4 Sumber Motivasi Kerja ... 34

2.1.2.5 Teori Motivasi Kerja... 35

2.1.3 Konsep Kinerja ………40

2.1.3.1 Definisi Kinerja ... 40

(7)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 50

2.1.3.4 Penilaian Kinerja ... 53

2.1.4 Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja ... 55

2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 60

2.2 Kerangka Pemikiran... 63

2.3 Hipotesis ... 69

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 70

3.1 Objek Penelitian ... 70

3.2 Metode Penelitian ... 71

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan... 71

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 73

3.2.3 Jenis dan Sumber Data... 78

3.2.4 Populasi dan Sampel... 80

3.2.4.1 Populasi ... 80

3.2.4.2 Sampel... 80

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 81

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 83

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 83

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 88

3.2.7 Teknik Analisis Data ... 90

3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 93

3.2.7.2 Analisis Regresi Linear Ganda dan Analisis Korelasi ... 94

3.2.7.3. Uji Asumsi Klasik ... 97

3.2.7.4 Pengujian Hipotesis ... 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 102

4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 102

4.1.1 Profil Perusahaan ... 102

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 102

4.1.1.2 Visi dan Misi PT Kertas Padalarang... 104

4.1.2 Karakteristik Responden ... 104

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 105

(8)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 106

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Bekerja ... 107

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 108

4.2 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... ……….108

4.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pengetahuan ... 108

4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Keterampilan ... 110

4.2.3 Rekapitulasi Dimensi Kemampuan Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 111

4.2.4 Gambaran Kemampuan Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang... ... 113

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 114

4.3.1Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Fisiologis ... 114

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Rasa Aman... 115

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Rasa Sosial/memiliki ... 116

4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Hargadiri... 117

4.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Aktualisasi diri Berfikir... 118

4.3.6 Rekapitulasi Dimensi Motivasi Kerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 120

4.3.7 Gambaran Motivasi Kerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 122

4.4 Tanggapan Supervisor Terhadap Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang... 123

4.4.1 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Quantity of Work ... 124

4.4.2 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Quality of Work... 125

4.4.3 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Job Knowladge ... 127

4.4.4 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Creativeness ... 128

(9)

Kery Mel ianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4.4.6 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Dependability ... 130

4.4.7 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Initiative ... 131

4.4.8 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Personal Qualities... 132

4.4.9 Rekapitulasi Dimensi Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 134

4.4.10 Gambaran Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.... 136

4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan ... 137

4.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 137

4.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 141

4.5.2.1 Analisis Koefisien Korelasi ... 141

4.5.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 142

4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 144

4.5.4 Uji Hipotesis... 145

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 148

4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 148

4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 151

4.7 Implikasi Penelitian terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 152

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 156

5.1 Kesimpulan ... 156

5.2 Rekomendasi ... 157

(10)

Kery M elianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan produksi industri manufaktur Indonesia pada akhir 2013 naik sebesar 6,83%, kenaikan tersebut cenderung fluktuatif setiap tahunnya. Kinerja industri terutama industri pulp dan kertas tumbuh rata-rata sebesar 3,74% per tahun. Kondisi kinerja produksi kertas dipengaruhi oleh harga bahan baku impor yang naik, kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik industri, lemahnya akses terhadap permodalan dan pemasaran, serta permasalahan kebijakan pemerintah untuk kenaikan sistem upah minimum kerja (UMK) yang memacu turunnya kinerja pada industri pulp dan kertas. Berdasarkan laporan perkembangan program kerja kementerian perindustrian pertumbuhan produksi industri pulp dan kertas tahun 2010-2013 adalah sebagai berikut:

Sumber: Perkembangan Program Kerja Kementerian Perindustrian

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN INDUSTRI PULP & KERTAS TAHUN 2010-2013 0.00%

1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00%

(11)
(12)

perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan oleh produk pulp dan kertas yang harganya banyak ditentukan dalam nilai dolar, komponen impor yang digunakan dalam proses produksi nilainya tidak lebih dari 30%, produk pulp dan kertas cenderung banyak yang ditujukan untuk pasar ekspor, dengan demikian industri ini dapat diandalkan dalam membantu penambahan devisa negara. Industri pulp dan kertas dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia yang andal, profesional dan berkompeten, meningkatkan kemampuan manajemen dan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi yang cukup besar adalah Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat memiliki berbagai potensi, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Jumlah tenaga kerja industri pulp dan kertas di Jawa Barat 2.615.341 jiwa.

Sumber:http://jabar.bps.go.id/

GAMBAR 1.2

TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI JAWA BARAT TAHUN 2013 1%

12%

42%

3% 6% 21% 3% 6%

6%

Pertambangan dan Penggalian Pertanian

Industri Pengolahan

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi

Perdagangan Hotel dan Restoran Bangunan

(13)

Berdasarkan data tenaga kerja sektor industri Jawa Barat tahun 2013, yang berkontribusi besar adalah industri pengolahan yang didalamnya termasuk industri pulp dan kertas memiliki cakupan 42%. Sumber daya manusia yang memiliki potensi sangat diperlukan dalam perindustrian termasuk industri pulp dan kertas. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (PT IKPP) adalah salah satu perusahaan penyedia kertas terbesar di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan laba bersih dan menunjukan membaiknya kinerja perseroan dengan pertumbuhan sebesar 6,56%, kenaikan pendapatan serta laba selisih kurs. Perusahaan memang terus membidik pasar internasional.

(14)

TABEL 1.1

DATA PENILAIAN KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

(15)

Indikasi lain yang menunjukkan kinerja Biro Produksi PT Kertas Padalarang belum berfungsi dengan baik yaitu dapat dilihat dari jumlah produksi kertas yang tidak dapat mencapai target produksi. Dalam beberapa tahun terakhir kinerja karyawan Biro Produksi yang menurun dapat menyebabkan turunnya produktivitas kerja PT Kertas Padalarang. Hal tersebut dapat dibuktikan dari data produktivitas pada tahun 2011-2013 sebagai berikut:

TABEL 1.2

DATA PRODUKTIVITAS

PT KERTAS PADALARANG TAHUN 2011-2013

Tahun RKAP Realisasi

2011 4.850.000 Ton 4.223.178 Ton 2012 4.850.000 Ton 4.150.111 Ton 2013 4.850.000 Ton 3.810.356 Ton Sumber: PT Kertas Padalarang

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) adalah 4.850.000 Ton per tahun. Pada tahun 2011 realisasi hanya dapat mencapai 4.223.178 Ton, tahun 2012 hanya dapat mencapai 4.150.111 Ton, dan pada tahun 2013 realisasi hanya dapat mencapai 3.810.356 Ton, Secara umum dapat dikatakan bahwa realisasi produksi PT Kertas Padalarang dari tahun ke tahun tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

(16)

TABEL 1.3

JUMLAH PRODUK CACAT

PT KERTAS PADALARANG TAHUN 2011-2013 Tahun Jumlah Produk Cacat

(Ton)

2011 231.200

2012 286.860

2013 330.965

Sumber: PT Kertas Padalarang 2013

Tabel 1.3 menunjukan jumlah produk pulp dan kertas dalam kategori cacat mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2011-2013 jumlah produk kertas yang cacat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah produk cacat tahun 2011 adalah 231.200 Ton, meningkat menjadi 286.860 Ton pada 2012, meningkat menjadi 330.965 Ton pada tahun 2013. Meningkatnya jumlah produk kertas cacat akan menyebabkan kerugian yang dialami oleh perusahaan dan menunjukkan bahwa belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, ditemukan adanya fakta lain yang mendukung pernyataan belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi di PT Kertas Padalarang. Fakta lain yang ada adalah cukup tingginya tingkat absensi karyawan Biro Produksi di PT Kertas Padalarang. Hal ini terlihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut:

TABEL 1.4

REKAPITULASI KEHADIRAN DAN KETIDAK HADIRAN KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG TAHUN 2011-2013

Tahun Kehadiran

Ketidakhadiran (%) I

%

S %

C %

TK %

2011 96,00% 1,10% 1,5% 1,40% -

2012 92,30% 1,60% 2,10% 2,15% 1,85%

2013 90,45% 2,15% 2,70% 2,40% 2,30%

(17)

Keterangan:

Certifikat : C Tidak ada keterangan : TK

Idzin : I Sakit : S

Dalam Tabel 1.4 terlihat bahwa tingkat kehadiran karyawan masih belum dapat mencapai batas toleransi kehadiran yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 98%. Hal ini terjadi karena masih ada karyawan yang tidak masuk kerja dikarenakan sakit, izin, cuti, dan tidak masuk tanpa keterangan (alpa). Tingginya absensi karyawan biro produksi tersebut dapat mengganggu proses produksi dan secara langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Veithzal Rivai (2009:548) menyatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi dapat dilihat dari hasil yudisium kinerja karyawan yang menurun, hasil produksi belum mencapai target, ditambah dengan jumlah produksi dalam kategori cacat meningkat setiap tahunnya. Serta tingginya tingkat absensi karyawan yang selalu meningkat setiap tahun. Apabila kondisi seperti ini terus menerus dibiarkan, maka akan berdampak pada semakin rendahnya kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang rendah akan mengakibatkan perusahaan tidak memiliki keunggulan sehingga kalah bersaing dan akan berdampak pada keberlangsungannya.

(18)

Faustino Cardoso Gomes (2003:142) indikator kinerja adalah sebagai berikut,

Quantity of work (kuantitas kerja), Quality of work (kualitas kerja), Job

knowledge (pengetahuan pekerjaan), Creativeness (kreativitas), Cooperation

(kerja sama), Dependability (keteguhan), Initiative (inisiatif), Personal qualities (kualitas pribadi).

Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara, (2005:13). Yang menyatakan bahwa:

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu yakni kemampuan (ability), dan motivasi kerja (motivation) individu tersebut. Kemampuan individual tergantung dari tingkat pengetahuan (knowledge) yang dimiliki, latar belakang pendidikan, dan keterampilan (skill) yang dikuasai. Sedangkan motivasi kerja individual tergantung sikap (attitude) sebagai motivasi dasar dan lingkungan yang mempengaruhi motivasi tersebut.

Teori di atas menyatakan bahwa, pendidikan karyawan sangat mempengaruhi kemampuan kerja yang akan berdampak pada kinerja karyawan, sehingga sebuah perusahaan harus mempertimbangkan latar belakang pendidikan karyawan saat melaksanakan penerimaan karyawan baru. Berikut data yang menunjukan profil pendidikan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

TABEL 1.5

TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase

S1 - -

D3 - -

D1 - -

SLTA Kejuruan 20 33,3

SLTA Umum 22 36,7

SLTP 10 16,7

SD 8 13,3

Jumlah 60 100

(19)

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terakhir karyawan masih didominasi dengan lulusan SD, SLTP, dan SLTA Umum. Sedangkan produk utama yang dihasilkan PT Kertas Padalarang adalah kertas sekuriti, yang harus dikerjakan dengan penuh ketelitian, dan kejelian untuk mendapatkan hasil yang telah ditargetkan perusahaan. Fakta dilapangan menunjukan bahwa data jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki perusahaan ini hanya memiliki 20 orang yang merupakan lulusan jurusan teknik mesin dari total karyawan Biro Produksi 60 orang sebagai operator.

Kemampuan kerja sangat dipengaruhi oleh pendidikan, apabila karyawan memiliki jenjang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaanya, maka hal tersebut akan berpengaruh pada kinerjanya. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan karyawan yaitu dengan memberikan pelatihan pengetahuan dan keterampilan yang diadakan setiap 1 tahun sekali dalam bentuk seminar.

(20)

Selain meningkatkan kemampuan, upaya meningkatkan kinerja yang dilakukan perusahaan dengan memberikan motivasi kerja dalam bentuk insentif dan penghargaan. Bentuk insentif yang diberikan perusahaan yaitu tunjangan pendidikan, tunjangan hari raya, dan penghargaan piagam kesetiaan. Pentingnya motivasi kerja tinggi yang dimiliki oleh karyawan merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat sebagai upaya meningkatkan kinerja perusahaan.

Sebagian karyawan merasa bahwa bentuk motivasi kerja yang diberikan perusahaan belum optimal dan belum dapat memenuhi kebutuhannya. Rendahnya motivasi kerja karyawan akan berdampak buruk bagi perusahaan, misalnya kegiatan operasional perusahaan menjadi tidak efektif dan efisien. Salah satu ciri belum maksimalnya motivasi kerja karyawan biro produksi yaitu kurangnya dukungan dari atasan, hubungan antar manusia, dan pengakuan. Hal tersebut menyebabkan karyawan merasa jenuh dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan pada akhirnya akan berdampak pada proses produksi yang terhambat dan dapat merugikan perusahaan. Permasalahan tersebut mengindikasikan bahwa adanya permasalahan mengenai kinerja karyawan.

(21)

Kemampuan dan Motivasi kerja adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja karyawan, sesuai dengan jurnal penelitian Dauda Abdulsalam dan Abubakar Mawoli (2012:142) mendefinisikan bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi kerja sebagai semangat dan ketekunan saat orang melakukan tugas, sementara kemampuan mengacu pada tugas kompetensi. Didukung jurnal penelitian Liv Susanne Bugge dan Gerd Wıkan (2013:35) yang berpendapat bahwa kemampuan dan motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul: “PENGARUH

KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG”

1.2 Identifikasi Masalah

(22)

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut:

Fenomena yang terjadi di PT Kertas Padalarang yaitu rendahnya kinerja karyawan Biro Produksi, yudisium kinerja menurun, hasil produksi belum mencapai target, jumlah produksi cacat meningkat setiap tahunnya dan tingginya tingkat absensi karyawan. Masalah tersebut tentunya harus segera diatasi, upaya untuk meningkatkan kinerja adalah meningkatkan kemampuan dan memberikan motivasi kerja yang tinggi. Dengan adanya kemampuan dan motivasi kerja yang tinggi maka kinerja karyawan Biro Produksi akan meningkat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kemampuan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

3. Bagaimana gambaran kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

4. Bagaimana pengaruh kemampaun terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang

5. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang

(23)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Untuk memperoleh temuan kemampuan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

2. Untuk memperoleh temuan motivasi kerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

3. Untuk memperoleh temuan kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

4. Untuk memperoleh temuan pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

5. Untuk memperoleh temuan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

6. Untuk memperoleh temuan pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

(24)
(25)

Kery M elianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:13), obejek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan Biro Produksi pada PT Kertas Padalarang. Yang menjadi variabel bebas atau independent variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan yang terdiri dari dua dimensi yaitu (knowladge) pengetahuan dan (skill) keterampilan. Serta motivasi kerja yang terdiri dari kebutuhan aktualisasi diri, kebutuahan akan harga diri, kebutuhan rasa sosial/memiliki, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel adalah kinerja karyawan yang terdiri dari delapan dimensi yaitu, quantity of work (kuantitas kerja), quality of

work (kualitas kerja), job knowledge (pengetahuan pekerjaan), creativeness

(kreativitas), cooperation (kerja sama), dependability (kesadaran diri), initiative (inisiatif), personal qualities (kualitas pribadi). Adapun objek penelitian ini adalah karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

(26)

Penelitian yang dilakukan adalah crosss sectional method karena penelitian dilakukan kurang dari satu tahun, Husein Umar (2008:45) pendekatan

cross sectional method, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek

dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2012:2) “Metode penelitiaan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dan verifikatif. Travens dalam Husein Umar (2008:21) menjelaskan bahwa “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel lain”.

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2013:29) adalah “Statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Tujuan

(27)

Berdasarkan tingkat kejelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan.” Penelitian deskriptif ini

mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2012:11):

Metode survey yaitu metodologi penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

(28)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010:31) adalah, “sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tenteng hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel. Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi vaiabel Asep Hermawan (2005:118).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dilakukan penjabaran sejumlah variabel dan sub variabel lengkap dengan konsep, dimensi, indikator, ukuran dan skalanya, dimana terdapat tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: a) kemampuan, b) motivasi kerja, dan c) kinerja karyawan. Kedudukan variabel kemampuan dan motivasi kerja sebagai variabel bebas serta kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Definisi operasional dan operasionalisasi ketiga variabel tersebut disajikan pada Tabel 3.1 berikut:

Dalam penelitian in terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan ) dan motivasi kerja ).

(29)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No

Item

Keterampilan Kecakapan Tingkat

kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu

(30)
(31)
(32)
(33)

dalam hal data tersebut diperoleh Suharsimi Arikunto (2010:129). Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian, menurut Malhotra (2007:120) mengungkapkan definisi-definisi tersebut, antara lain:

(34)

dapat mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Katagori Data

Pertumbuhan Industri Pulp & Kertas Tahun 2010-2013

Laporan Perkembangan

Program Kerja

Kementerian Perindustrian

Sekunder

Tenaga Kerja Sektor Industri Jawa Barat Tahun 2013

http://jabar.bps.go.id/ Sekunder

Data Penilaian Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang Periode 2011-2013

Biro Produksi PT Kertas Padalarang

Primer

Data Produktivitas PT Kertas Padalarang Tahun 2011-2013 Rekapitulasi Kehadiran Dan

Ketidakhadiran Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang Tahun 2011-2013

Biro HRD & Umum PT Kertas Padalarang

Primer

Tingkat Pendidikan Terakhir Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang

Biro HRD & Umum, PT Kertas Padalarang

Primer

(35)

3.2.4 Populasi dan Sampel

3.2.4.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara

jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Suharsimi Arikunto (2010:62) mengemukakan pendapatnya Berdasarkan pengertian populasi, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang yang berjumlah 60.

3.2.4.2 Sampel

(36)

dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau sampel total, yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel, dikarenakan jumlah karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang kurang dari 100 orang yaitu 60 orang. Namun jumlah populasi tersebut tidak termasuk manajer, dan supervisor Biro Produksi. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat dari Tabel 3.3 mengenai laporan seluruh jumlah karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

TABEL 3.3

DATA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG

No Bagian Jumlah

1 Manajer 1 Orang

2 Supervisor 2 Orang

3 Operator 60 Orang

Jumlah 63 Orang

Sumber: Biro Produksi PT Kertas Padalarang

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

(37)

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari kemampuan, motivasi kerja dan kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.

2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak PT Kertas Padalarang. Dalam hal ini Sugiyono (2012:194) membedakan wawancara menjadi dua macam yaitu:

a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpul datanya.

3. Angket/Kuesioner

Sugiyono (2012:199) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini peneliti memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden yaitu karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, serta mengenai program kemampuan dan motivasi kerja yang dilakukan PT Kertas Padalarang dalam upaya peningkatan kinerja karyawan. Adapun langkah-langkah penyusunan kuisioner adalah sebagai berikut:

(38)

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat alat tulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala ordinal.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian dan tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer SPSS (Statistical Product for Service

Solution) 21.0 for Windows.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

(39)

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal. Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

∑ ∑

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikasi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥rtabel).

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika lebih kecil daripada rtabel (rhitung < rtabel).

(40)

variabel X, kinerja karyawan sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X1 adalah 9 item, jumlah pertanyaan variabel X2 adalah 17 item,

sedangkan untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 15 pertanyaan.

Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat bebas (dk) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai rtabel

sebasar, 0.317. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kemampuan (X1), motivasi kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y) berdasarkan hasil perhitungan

validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for

windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid

karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0.317.

Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEMAMPUAN

No Pernyataan Keterangan

(Knowladge) Pengetahuan

1 Pendidikan dan pengetahuan saya sesuai dengan

bidang pekerjaan 0,839 0.317

sudah berpengalaman 0,566 0.317

Valid 4 Pelatihan meningkatkan kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan 0,661 0.317

Valid 5 Pelatihan memeberikan kesempatan untuk

mengembangkan bakat mengenai pekerjaan 0,860 0.317

Valid 6 Pelatihan meningkatkan keterampilan untuk

meningkatkan kualitas pekerjaan 0,860 0.317

Valid (Skill) Keterampilan

7 Saya selalu mampu menyelesaikan tugas tepat

waktu 0,832 0.317

Valid 8 Saya mampu bekerja cepat dalam menyelesaikan

tugas rutin 0,886 0.317

Valid 9 Saya mampu melaksanakan pekerjaan secara

mudah dan cermat 0,817 0.317

(41)

Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel kemampuan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam dimensi (skill) keterampilan dengan item pertanyaan, saya mampu bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas rutin yang bernilai 0,886 dan nilai terendah terdapat pada dimensi (knowladge) pengetahuan dengan item pertanyaan, Saya mampu melakuakan pekerjaan karena sudah berpengalaman, yang bernilai 0,566, sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi. Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel motivasi kerja yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel X2.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MOTIVASI KERJA

No Pernyataan Keterangan

kebutuhan saya 0,413 0.317

Valid 3 Saya nyaman terhadap kondisi lingkungan kerja 0,617 0.317 Valid Kebutuhan Rasa Aman

4 Saya merasa aman dalam melaksanakan

pekerjaan 0,517 0.317

Valid 5 Saya mendapat jaminan kesehatan 0,708 0.317 Valid 6 Saya mendapat jaminan hari tua 0,779 0.317 Valid Kebutuhan Rasa Sosial/Memiliki

7 Saya memiliki komunikasi yang baik dengan

rekan kerja 0,770 0.317

Valid 8 Saya mampu berinteraksi dengan rekan kerja 0,633 0.317 Valid 9 Adanya saling menghormati antar sesama rekan

kerja 0,534 0.317

Valid 10 Saya merasa merupakan bagian dari kelompok 0,733 0.317 Valid Kebutuhan Harga Diri

11 Saya mampu bekerja mandiri 0,724 0.317 Valid

12 Saya diberi penghargaan atas prestasi yang

diraih 0,702 0.317

Valid 13 Saya diberi insentif atas prestasi yang diraih 0,814 0.317 Valid Kebutuhan Aktualisasi Diri

14 Saya berkeinginan untuk selalu berkreatifitas 0,634 0.317 Valid 15 Saya selalu berusaha untuk mencapai

keunggulan dalam bekerja 0,647 0.317

(42)

No Pernyataan Keterangan 16 Saya mampu menggunakan potensi diri 0,593 0.317 Valid 17 Siap menerima tanggung jawab yang lebih

tinggi 0,648 0.317

Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel motivasi kerja dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam dimensi kebutuhan harga diri dengan item pertanyaan, saya diberi insentif atas prestasi yang diraih 0,814 dan nilai terendah terdapat pada dimensi kebutuhan fisiologis dengan item pertanyaan, gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan saya, yang bernilai 0,413, sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi. Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas variabel kinerja yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KINERJA KARYAWAN

No Pernyataan Keterangan

Quantity of Work

1 Karyawan mampu mencapai target produksi 0,661 0.317 Valid 2 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu 0,775 0.317 Valid

Quality of Work

3 Karyawan mampu mengutamakan kualitas kerja 0,735 0.317 Valid 4 Karyawan mampu menghasilkan produk sesuai

spek perusahaan 0,795 0.317 Valid

Job Knowladge

5 Karyawan memahami pekerjaan dengan baik 0,640 0.317 Valid 6 Karyawan mengetahui dengan jelas

tugas-tugasnya dengan baik 0,857 0.317 Valid

7 Karyawan memahami standar operasional

prosedur perusahaan 0,847 0.317 Valid

Creativeness

8 Karyawan mampu menyampaikan ide/ gagasan pada saat menyelesaikan persoalan yang ada di perusahaan

0,783 0.317 Valid Coorperation

9 Karyawan mampu bekerjasama pada lingkungan

(43)

No Pernyataan Keterangan 10 Karyawan mampu kerjasama dalam tim kerja 0,795

0.317 Valid Depandibility

11 Karyawan mampu hadir tepat waktu 0,779 0.317 Valid Initiative

12 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan

dengan baik 0,775 0.317 Valid

13 Karyawan mampu untuk mempertanggung

jawabkan tugas/pekerjaan 0,789 0.317 Valid

Personal qualities

14 Karyawan mampu memimpin diri sendiri untuk

menjadi lebih baik 0,386 0.317 Valid

15 Karyawan mampu memimpin tim kerja/

bawahan 0,694 0.317 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows) Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel kinerja karyawan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam dimensi job knowladge dengan pertanyaan, karyawan mengetahui dengan jelas tugas-tugasnya dengan baik, yang bernilai 0,857 dan nilai terendah masih terdapat pada dimensi personal qualities dengan item pertanyaan, karyawan mampu memimpin diri sendiri untuk menjadi lebih baik, yang bernilai 0,386 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012:175) “Reliabitas adalah digunakan untuk

(44)

data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pemgumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu Suharsimi Arikunto (2010:247).

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

Sedangkan rumus variansnya adalah:

(45)

Keterangan: n = Jumlah sampel

 = Nilai varians

X = Nilai skor yang dipilih

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat kesalahan

5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for Windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0.317.

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung rtabe l Keterangan

1 Kemampuan 0,926 0.317 Reliabel

2 Motivasi Kerja 0,923 0.317 Reliabel

3 Kinerja Karyawan 0,952 0.317 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

3.2.7 Teknik Analisis Data

(46)

Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sugiyono (2012:428) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang diteliti. Yaitu mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun Data

Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi Data

a.Memberi skor pada setiap item b.Menjumlahkan skor pada setiap item

c.Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian

(47)

3. Pengujian

Tahapan ini dilakukan untuk menguji hipotesis, adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini menggunakan skala ordinal, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) (Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan setiap butir

b. Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi

d. Tentukan proporsi kumulatif

e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif

f. Tentukan nilai identitas untuk setiap nilai z yang diperoleh g. Tentukan skala (skala value) dengan menggunakan rumus:

h. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

(48)

3.2.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya Sugiyono (2010:144).

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif tentang kemampuan yang terdiri (knowladge) pengetahuan (skill) keterampilan.

2. Analisis deskriptif tentang motivasi yang terdiri kebutuhan aktualisasi diri, kebutuahan akan harga diri, kebutuhan rasa sosial/memiliki, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis.

3. Analisis deskriptif tentang kinerja karyawan yang terdiri dari, quantity of

work, quality of work, job knowladge, creativeness, coorperation,

depandibility, initiative, personal qualities.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi. Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.8 sebagai berikut:

TABEL 3.8

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil

(49)

No Kriteria Penafsiran Keterangan

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar 6 76% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985:184)

3.2.7.2 Analisis Regresi Linear Ganda dan Analisis Korelasi

Teknik analisis data secara verifikatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda, karena mengamati pengaruh lebih dari satu variabel bebas (independent variable) terhadap satu variabel terikat (dependent variable), minimal ada dua buah variabel bebas (independent

variable). Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi

linear berganda. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah menggunakan

variable independent yang diketahui, untuk meramalkan variable dependent.

Dengan tujuan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel X1 yaitu

kemampuan dan X2 yaitu motivasi kerja terhadap variabel Y yaitu kinerja

karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

1. Analisis Regresi Linear Ganda

Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear ganda. Menurut Asep Hermawan (2005:220) bahwa:

Regresi linear ganda merupakan suatu model statistik yang sesuai jika masalah penelitian mencakup satu variabel terikat (dependent) yang berskala pengukuran mertik (interval atau rasio), yang diduga dapat diprediksi oleh variabel-variabel independent yang berskala pengukuran mertik (interval atau rasio).

(50)

turunnya) variabel dependent, apabila dua variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi (naik turunnya nilai).

Teknik yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis regersi linear berganda yaitu rumus umumnya ialah:

Y = a + b1X1+b2X2+…+bnX

Keterangan:

Y : variabel terikat (kinerja karyawan) a : konstanta

b1,b2 : koefisien regresi

X1, X2 : variabel bebas (kemampuan dan motivasi kerja)

Sumber: Dr. Muhammad Idrus (2009:186)

Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, diperlukan rumus-rumus sebagai berikut:

a = Ῡ - b1X1 –b2X2 b1 =

(∑ ) ∑ ∑ ∑ (∑ )(∑ ) ∑

b2 =

(∑ ) ∑ ∑ ∑ (∑ )(∑ ) ∑

Rumus-rumus yang diperlukan untuk menghitung a, b1 dan b2 adalah

sebagai berikut.

1. ∑y2 = ∑y2 - ∑ 2. ∑ = ∑ - ∑ 3. ∑ = ∑ - ∑

(51)

X1 dan X2 dikatakan mempengaruhi Y jika berubahnya nilai X1 dan X2

akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik dan turunnya X1 dan

X2 akan membuat nilai Y juga ikut naik turun. Dengan demikian, nilai Y ini akan

bervariasi namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X1 dan X2 karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.

2. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitung dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang diteliti. Untuk perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi ganda.

Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dan

X2 dan Y. Pada penelitian ini korelasi ganda yang dimaksud merupakan hubungan

antara variabel kemampuan, motivasi kerja dan kinerja karyawan. Adapun rumus korelasi ganda adalah sebagai berikut:

=

Sumber: Sugiyono (2012:256) Keterangan:

R = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

= Jumlah Kuadrat dalam Skor distribusi Y

ry.x1.y2 = Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara dengan variabel Y

Ryx1 = korelasi antara X1 dengan Y

Ryx2 = korelasi antara X2 dengan Y

(52)

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi kuat rendahnya hubungan pengaruh antara kemampuan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap

kinerja karyawan (Y), digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada Tabel 3.9 di bawah ini:

TABEL 3.9

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010:95)

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi dari dua variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, dengan asumsi 0≤ ≥1 menggunakan rumus:

KD = X100% (Riduwan,2010:81) Keterangan:

KD = Nilai Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien Korelasi 100% = Konstanta

3.2.7.3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Asumsi Normalitas

(53)

data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis parametrik. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot. Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal apabila

sebaran datanya terletak di sekitar garis diagonal pada Normal Probablity Plot yaitu data kiri di bawah ke kanan atas.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gejala heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut residual (α= 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gelaja heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

(54)

ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Gejala autokorelasi dideteksi dengan melakukan uji Durbin Watson (d). Hasil perhitungan Durbin Watson (d) dibandingkan dengan dtabel pada α= 0,05.

Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dL)

untuk berbagai nilai n dan k.

Jika d < dL ; terjadi autokorelasi positif

d > 4 - dL ; terjadi autokorelasi negatif

du < d < 4 – du ; tidak terjadi autokorelasi

dL < d < du atau 4 – du < d < 4 – dL; pengujian tidak meyakinkan

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pendeteksian terhadap multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari hasil analisis regresi. Jika nilai VIF > 10, terdapat gejala multikolinearitas yang tinggi.

3.2.7.4 Pengujian Hipotesis

(55)

[ ]

Sumber: Anwar Sanusi (2011:143) Keterangan:

F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel SSR = keragaman regresi

SSE = keragaman kesalahan k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel penelitian

Bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Bila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Untuk menguji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel yaitu dengan rumus sebagai

berikut:

Sumber: Anwar Sanusi (2011:144)

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis pengaruh yang diajukan harus dicari terlebih dahulu nilai dari thitung dan dibandingkan dengan nilai dari

ttabel, dengan taraf kesalahan α = 5% atau α = 0,05 dengan derajat dk (n-2) serta

uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan, maka:

thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

(56)

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis 1

Ho : p< 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap kinerja karyawan.

Ha : p> 0, artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap kinerja karyawan.

2. Hipotesis 2

Ho : p< 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan.

Ha : p> 0, artinya terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan 3. Hipotesis 3

Ho : p< 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

(57)

Kery M elianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menyatakan bahwa, kemampuan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang berada pada ketegori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang sudah baik. Dimensi yang memiliki penilaian tinggi yaitu dimensi (knowladge) pengetahuan sedangkan dimensi yang memiliki penilaian rendah yaitu

Skill (keterampilan).

2. Hasil penelitian menyatakan bahwa, motivasi kerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang berada pada ketegori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan Biro Produksi Kertas Padalarang sudah baik. Dimensi yang memiliki penilaian paling tinggi yaitu dimensi kebutuhan rasa sosial/memiliki sedangkan dimensi yang memiliki penilaian paling rendah yaitu dimensi kebutuhan aktualisasi diri.

(58)

Kery M elianingrum, 2014

PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG

Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(59)

4. Hasil penelitian menyatakan bahwa, kemampuan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat korelasi yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan karyawan, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.

5. Hasil penelitian menyatakan bahwa, motivasi kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat korelasi yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja karyawan, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.

6. Kemampuan dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan dan tingkat korelasi sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan dan semakin tinggi motivasi kerja karyawan, maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai kemampuan dan motivasi kerja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, yaitu sebagai berikut:

(60)

meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan serta meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

2. Motivasi kerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang dapat ditingkatkan pada aspek kebutuhan aktualisasi diri dengan cara perusahaan harus terus memberikan dorongan kepada karyawan supaya memperoleh keunggulan dalam bekerja dan berikan kesempatan pada karyawan untuk dapat mengembangan segala potensi yang ada dalam dirinya, memberikan kesempatan untuk mendapat promosi jabatan supaya karyawan tidak merasa jenuh dan bosan dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang dapat ditingkatkan pada aspek cooperation dengan cara menekankan pentingnya menjalian suatu hubungan dan kerjasama sesama rekan kerja dan pimpinan dalam sebuah perusahaan. Perusahaan selalu melakukan musyawarah untuk melakukan suatu tindakan, supaya tumbuh rasa kerjasama antar karyawan dan supaya karyawan merasa dianggap oleh perusahaan.

4. Hasil penelitian menyatakan bahwa kemampuan dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, maka penulis merekomendasikan agar perusahaan mampu menjaga dan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja karyawan yang sudah terbentuk demi mewujudkan tujuan perusahaan.

(61)

mengenai kemampuan kerja, karena kemampuan kerja yang tinggi akan berdampak pada kinerja perusahaan yang tinggi pula. Kemampuan kerja yang dimaksud adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan yang ada pada Biro Produksi PT Kertas Padalarang. Selain itu untuk meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan pembenahan pada motivasi kerja, maka penulis merekomendasikan agar pimpinan perusahaan dapat menjalin hubungan yang baik dan harmonis antar karyawan maupun hubungan karyawan dengan pimpinan. Selain itu, pimpinan perusahaan harus berusaha meluangkan waktu agar mau mendengarkan keluhan dari karyawannya yang bersifat penting agar karyawan merasa dianggap dan dilibatkatkan dalam situasi perusahaan, dan berikanlah peluang bagi karyawan untuk menyampaikan gagasan yang membangun untuk kemajuan dirinya atau orang lain.

Gambar

GAMBAR 1.2 TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI JAWA BARAT TAHUN 2013
TABEL 1.1 DATA PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
TABEL 1.2 DATA PRODUKTIVITAS
TABEL 1.3 JUMLAH PRODUK CACAT
+7

Referensi

Dokumen terkait

The result shows that work motivation and work ability is received by good enough employee and matching that expected also knowable that is employee average has motivatted and has

Skill Matrix ini juga berfungsi apabila karyawan telah mencapai nilai dalam kategori “bisa melakukan pekerjaan dengan baik serta bisa mengajari orang lain” di

Oleh sebab itu, karyawan di PT Gracia Pharmindo sebagai perencana dan pelaksana pembangunan perlu dibimbing dan dikembangkan, agar memiliki kemampuan, motivasi kerja,

(Kajian teori mencakup seluruh variabel penelitian, membahas secara konseptual penelitian yang telah dilakukan orang lain, kerangka teori/konsep, keakuratan.

Tujuan adanya pembatasan masalah ini agar ruang lingkup peneliti tidak perlu luas untuk menghindari kesalahan dan menyimpang dari pokok permasalahn serta tujuan yang dicapai.Penelitian

Jasa Marga TollRoad Operator Ruas Balikpapan – Samarinda, serta mempunyai daya saing agar bisa bersaing di era global dan mencapai tujuan dalam perusahaan dibutuhkan kemampuan kerja

xiii ABSTRAKSI Penelitian ini berusaha untuk menyelidiki hubungan antara kinerja karyawan divisi produksi PT Jamu Iboe Jaya Sidoarjo dengan motivasi, disiplin kerja, dan kemampuan

Berdasarkan konsep di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu kemampuan seseorang pemimpin untuk menggerakan bawahannya agar dapat melakukan segala aktivitas