Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS DESKRIPTIF SONKEIGO DAN KENJOUGO
DALAM ANIME KURO SHITSUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh
Angga Prayudha Sumirat
0906182
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS DESKRIPTIF SONKEIGO DAN KENJOUGO DALAM
ANIME KURO SHITSUJI
oleh
Angga Prayudha Sumirat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni
© Angga Prayudha Sumirat 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagaian, dengan dicetak ulang,
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ANGGA PRAYUDHA SUMIRAT
ANALISIS DESKRIPTIF SONKEIGO DAN KENJOUGO DALAM ANIME KURO SHITSUJI
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
PEMBIMBING I
Drs. H. Sudjianto, M. Hum L
NIP. 195906051985031004
PEMBIMBING II
Drs. H. Ahmad Dahidi, M. A.
NIP. 195802281983031004
Mengetahui,
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum
viii Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Isi
Lembar Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan... iii
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7
1.4 Definisi Operasional ...8
1.5 Metode Penelitian ...9
1.5.1 Metode Penelitian ...9
1.5.2 Instrumen dan Sumber Data Penelitian...10
1.5.3 Teknik Analisis Data...10
1.6 Sistematika Penulisan ...11
BAB II LANDASAN TEORITIS ...13
2.1 Bahasa ...13
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Ragam Bahasa ...16
2.3 Ragam Bahasa dalam Bahasa Jepang ...16
2.4 Keigo ...18
2.4.1 Sonkeigo ...20
2.4.2 Kenjougo ...23
2.5 Anime...24
2.6 Kuroshitsuji...25
viii Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
3.2 Objek Penelitian...34
3.3 Instrumen Penelitian ...34
BAB IV ANALISIS DATA ...37
4.1 Aspek-aspek Kebahasaan Sonkeigo dan Kenjougo pada Kuro
4.1.2 Nomina/Promina khusus ...67
4.1.2.1 Anata ...67
4.1.3 Prefiks/sufiks sebagai sonkeigo ...84
4.1.3.1 Sama ...84
4.1.3.2 Domo ...88
4.1.3.3 Fujin ...89
1 0
4.1.3.5 Shishaku ...94
4.1.3.6 Kyou ...96
4.1.3.7 Hakushaku...98
4.1.3.8 Koushaku...99
4.1.4 Verba khusus setelah verba lain ...101
4.1.4.1 Itasu...101
4.1.4.2 Ageru ...104
4.1.5 Menggunakan pola ‘o…ni naru’ dan ‘o…suru’ ...106
4.1.5.1 O…ni naru...106
4.1.5.2 O…suru ...108
4.2 Penggunaan Sonkeigo dan Kenjougo pada Kuro Shitsuji ...122
Bab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...130
5.1 Kesimpulan ...130
5.1.1 Aspek-aspek Kebahasaan Sonkeigo dan Kenjougo pada Kuro Shitsuji...130
5.1.2 Penggunaan Sonkeigo dan Kenjougo pada Kuro Shitsuji ..131
5.2 Rekomendasi ...135
5.2.1 Rekomendasi untuk Pengajar ...135
5.2.2 Rekomendasi untuk Pembelajar ...135
5.2.3 Rekomendasi untuk Peneliti Selanjutnya...135
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memiliki peranan yang sangat
penting untuk menyampaikan informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke
pendengar sebagai penerima informasi. Agar proses komunikasi dapat berjalan dengan
lancar, perlu ada persamaan persepsi dalam bentuk pembicara dan pendengar mengenai
bahasa yang digunakan. Sutedi (2009 : 2) mengatakan bahwa bahasa merupakan bagian
terpenting dalam berkomunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan suatu
ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita
menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain, tetapi
hanya ditunjukan pada diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan
maupun dalam hati. Akan tetapi, yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat, dan
keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa.
Penyampaian suatu bahasa memerlukan keterampilan dalam berkomunikasi.
Penyampaian suatu bahasa memerlukan keterampilan dalam berkomunikasi. Tarigan
(1986: 1) dalam bukunya mengatakan bahwa semakin terampil seseorang berbahasa,
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
pula melatih keterampilan berpikir. Bisa disimpulkan menguasai berbagai bahasa
merupakan keterampilan yang luar biasa.
Banyak bahasa yang sulit dipelajari di dunia ini, salah satunya adalah bahasa
Jepang. Mengingat banyaknya ragam bahasa yang harus dipelajari dalam bahasa
Jepang. Mulai dari huruf, tata bahasa hingga perbedaan-perbedaan varian penggunaan
ragam bahasa. Salah satunya adalah bahasa hormat yang biasanya digunakan ketika
berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang lebih tinggi status sosialnya.
Terdapat beragam hal yang dapat menimbulkan hambatan dalam
berkomunikasi. Salah satunya adalah keberadaan bahasa sopan yang hingga kini masih
menjadi permasalahan bagi masyarakat Jepang. Pada situasi-situasi tertentu ada saatnya
pembelajar bahasa Jepang dituntut menggunakan keigo, namun tidak semua pembelajar
bahasa Jepang memahami penggunaan keigo. Sementara tidak sedikit peran pemakaian
keigo bagi para penuturnya. Oleh karena itu, pembelajar bahasa Jepang harus
menguasainya. Atas dasar tersebut, objek penelitian yang penulis teliti adalah
penggunaan keigo.
Keigo dibagi menjadi tiga kelompok, yakni sonkeigo, kenjougo atau kensongo,
dan teineigo. Sebagai contoh, Nomura Masaaki dan Koike Seiji dalam Nihongo Jiten
(1992 : 54) membagi keigo menjadi sonkeigo, kenjougo, dan teineigo. Lalu dalam
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
sonkeigo, dan kensongo. Dalam skripsi ini, objek penelitian yang penulis teliti adalah
penggunaan sonkeigo dan kenjougo.
Anime adalah sebuah bentuk seni, khususnya animasi, yang mencakup semua
jenis tayangan, tetapi dapat keliru diklasifikasikan sebagai sebuah genre. Anime
merupakan produksi animasi dari Jepang yang biasanya menggunakan gambaran
tangan atau animasi komputer. Kamus bahasa Inggris mendefinisikan anime sebagai
gaya film animasi atau hiburan televisi Jepang. Anime berasal dari singkata kata
“animation” dalam bahasa Jepang, dimana kata “animation” lebih merujuk pada semua
jenis animasi. Yamamura Koji dalam artikel berjudul Animasi dengan Sentuhan
Manusia yang dimuat dalam Majalah Nipponia edisi 27 mengatakan bahwa, di
negara-negara yang berbahasa Inggris, semua animasi bergaya manga Jepang disebut 'anime'.
Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First
Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama
Seitaro pada tahun 1913. Kemudian diikuti film pendek, hanya berdurasi sekitar 5
menit, karya Oten Shimokawa yang berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki
tahun 1917. Pada saat itu Oten membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan
animasi sepanjang 5 menit tersebut dan masih berupa animasi tanpa suara. Karya Oten
itu kemudian disusul dengan anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil
karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918, yang dibuat untuk perusahaan film Nihon
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
judul Taro no Banpei. Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang
akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923. Selain Oten dan Seitaro, ada juga
beberapa animator lain seperti, Junichi Kouichi dengan karyanya Hanahekonai Meitou
no Maki pada tahun 1917, Sanae Yamamoto (Obasuteyama, 1924), Noburo Ofuji
(Saiyuki, 1926 dan Urashima Taro, 1928), Yasushi Murata (Dobutsu Olympic Taikai,
1928). Pada saat itu, muncul pula anime pertama yang mempunyai sekuel yaitu
Sarugashima (1930) dan kelanjutannya yaitu Kaizoku-bune (1931). Pada tahun 1927,
Amerika Serikat telah berhasil membuat animasi dengan menggunakan suara (pada saat
itu hanya menggunakan background music). Jepang kemudian mengikuti langkah itu
dan anime pertama dengan menggunakan suara musik adalah Kujira (1927) karya
Noburo Ofuji. Sedangkan anime pertama yang “berbicara” adalah karya Ofuji yang
berjudul Kuro Nyago (1930) dan berdurasi 90 detik. Salah satu anime yang tercatat
sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan menggunakan
optic track, seperti yang digunakan pada masa sekarang, adalah Chikara To Onna No
Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka. Dalam tahun 1943 Masaoka bersama dengan
seorang muridnya, Senoo Kosei, mereka membuat kurang lebih lima episode anime
berjudul Momotaro no Umiwashi (Momotaro, the Sea Eagle). Anime yang ditayangkan
ini merupakan anime Jepang pertama dengan durasi lebih dari 30 menit (short animated
feature film). Mendekati akhir dari Perang Pasifik, yaitu pada bulan April 1945, Senoo
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
merupakan karya besarnya, Momotaro: Umi no Shinpei (Momotaro: Devine Soldier of
the Sea). Anime ini merupakan anime Jepang pertama yang berdurasi panjang, yaitu
sekitar 72 menit (animated feature film). Keduanya adalah anime propaganda yang
mengadaptasi dari cerita legenda terkenal Jepang, Momotaro, dan merupakan salah satu
dari anime terpopuler pada masa tersebut. Noburo Ofuji juga pernah mencoba membuat
anime yang berwarna. Pada saat itu ia membuat anime Ogon no Hana (1930) dengan
hanya 2 warna, tetapi tidak pernah dirilis. Anime pertama yang dirilis dengan warna
baru muncul lama setelah itu yaitu Boku no Yakyu (1948) karya Megumi Asano.
Setelah Perang Dunia II, industri anime dan manga bangkit kembali berkat Osamu
Tezuka. Orang yang dijuluki 漫画の神様 ini pada saat itu baru berusia sekitar 20 tahun
dan karyanya adalah Shintakarajima yang muncul pada tahun 1947. Hanya dalam
beberapa tahun saja, Tezuka kemudian menjadi sangat terkenal. (Yonezawa, 2003 :
4-16)
Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya
Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika
dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah menggunakan CG
sampai alur cerita yang lebih menarik. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton
anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Mereka
menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Hal ini yang membuat
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya. Tidak sedikit orang yang pergi ke
Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime (dan manga tentunya) karena tertarik
setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok dunia di
berbagai benua. Adapun pihak yang membuat hasil karya yang serupa atau bahkan
mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara Asia lainnya.
Bahan penelitian yang digunakan adalah anime, yakni anime Kuro Shitsuji
dikarenakan minat, jalan cerita, dan pesan yang terdapat dalam anime Kuro Shitsuji ini.
Diharapkan melalui penelitian ini, para pembelajar bahasa Jepang dapat lebih
menyenangi dalam memahami dan mendalami keigo dengan menggunakan anime
sebagai objek penelitian. Sebagai hiburan, anime juga bisa dijadikan sebagai media
pembelajaran. Misalnya menjadi media pembelajaran chokai (聴解) dan kaiwa (会話).
Anime yang dijadikan objek penelitian oleh penulis adalah Kuro Shitsuji dikarenakan
tokoh utamanya seorang pelayan yang menggunakan ragam bahasa hormat.
Selama pembelajaran Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia
umumnya mahasiswa hanya mengetahui “Asa desuyo, okite kudasai” ketika ingin
membangunkan orang lain, atau “Chanto shigoto o shite kudasai” ketika menyuruh
orang lain untuk bekerja, bahkan ungkapan seperti “Okuchi ni au to ii no desuga”
ketika menyajikan makanan pun cukup jarang terdengar. Sedangkan dalam anime Kuro
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
mengatakan “Bocchan, omezame no jikan desu yo” untuk membangunkan majikannya
Ciel, kemudian menggunakan “Minna-san konna tokoro de abura o utteru hima ga aru
nara shigoto nasai” kepada pelayan lain agar tidak membuang-buang waktu dan
kepada tamu yang merupakan rekanan bisnis majikannya “Damian-sama ni wa
Funtom-sha no tame ni gojinryoku itadakimashita node semetemo oreigoto kono youna
shikou o korashitemimashita” ketika menyajikan makanan. Untuk itu, anime yang
dijadikan objek penelitian oleh penulis adalah Kuro Shitsuji dikarenakan tokoh
utamanya seorang pelayan yang menggunakan ragam bahasa hormat.
Dilatar belakangi oleh hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian
dalam skripsi ini bermaksud untuk meneliti kebahasaan dengan judul skripsi “Analisis
Deskriptif Sonkeigo dan Kenjougo dalam Anime Kuro Shitsuji”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis utarakan di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Aspek-aspek kebahasaan apa yang digunakan dalam sonkeigo dan kenjougo pada
anime Kuro Shitsuji?
b. Bagaimanakah penggunaan sonkeigo dan kenjougo dalam anime Kuro Shitsuji?
c. Kapankah ragam bahasa sopan digunakan dalam anime Kuro Shitsuji?
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penulis membatasi masalah penelitian
ini sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya akan meneliti aspek-aspek kebahasaan yang digunakan
dalam sonkeigo dan kenjougo pada anime Kuro Shitsuji.
2. Penelitian ini hanya meneliti sonkeigo dan kenjougo yang terdapat di dalam
anime Kuro Shitsuji
3. Penelitian ini hanya akan meneliti kapan digunakannya ragam bahasa sopan
dalam anime Kuro Shitsuji.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan aspek-aspek kebahasaan yang mempengaruhi sonkeigo dan
kenjougo pada anime Kuro Shitsuji.
b. Mendeskripsikan penggunaan sonkeigo dan kenjougo yang terdapat dalam anime
Kuro Shitsuji.
c. Untuk mengetahui kapan digunakannya ragam bahasa sopan dalam anime Kuro
Shitsuji.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai diatas, manfaat yang diharapkan dari
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
a. Bagi penulis, penelitian ini memberikan pengetahuan lebih mengenai
aspek-aspek kebahasaan yang mempengaruhi sonkeigo dan kenjougo dan fungsinya.
b. Bagi pembelajar bahasa Jepang, sebagai bahan referensi mengenai penggunaan
dan fungsi ragam bahasa sopan.
c. Bagi pembaca pada umumnya, memberikan informasi mengenai sonkeigo dan
kenjougo.
d. Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi kajian ragam bahasa lisan, sonkeigo dan kenjougo.
e. Bagi para penggemar anime, dengan penelitian ini diharapkan semakin tertarik
untuk mempelajari bahasa Jepang lebih mendalam.
f. Bagi penelitian selanjutnya, dengan diadakannya penelitian ini, dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dan acuan.
1.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang digunakan. Untuk menghindari
kesalahan dalam menginterpretasikan makna istilah-istilah tersebut, penulis mencoba
mendeskripskannya sebagai berikut :
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
penelitian ini adalah menegenai pengertian, fungsi, persamaan dan perbedaan,
serta penggunaan sonkeigo dan kenjougo dalam konteks kalimat yang digunakan.
b. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjabarkan, memotret segala
permasalahan yang dijadikan pusat perhatian peneliti kemudian dibeberkan apa
adanya. Dengan demikian, penelitian ini tidak selalu menuntut adanya hipotesis.
Variabelnya bias jamak atau tunggal (Sutedi, 2009 : 58)
c. Keigo (敬語) atau honorifik di Jepang secara luas jatuh di bawah tiga kategori
utama : sonkeigo, kesongo atau kenjougo, dan teineigo. Pada dasarnya keigo
digunakan untuk menghaluskan bahasa yang digunakan orang pertama
(pembicara atau penulis) untuk menghormati orang kedua (pendengar atau
pembaca) dan orang ketiga (yang dibicarakan).
d. Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang
biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan
tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada
beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas
Jepang. Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a,
ni, dan me (ア ニ メ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris
"Animation" (http://id.wikipedia.org/wiki/Anime 16/7/2014 05:30).
Anime yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anime berjudul Kuro Shitsuji
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
pertengahan yang tayang pada jaringan MBS, CBC, TBS, TBC, SBS, RCC,
HBC, RKB, dan Animax sebanyak 24 episode dari 3 oktober 2008 hingga 27
maret 2009 (http://en.wikipedia.org/wiki/Black_Butler 16/7/2014 07:58)
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dimana
penelitian ini menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi secara apa
adanya untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang timbul. Penjabarannya
meliputi analisis sonkeigo dan kenjougo dalam anime Kuro Shitsuji. Penelitian
deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan cara mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini,
peneliti telah memiliki definisi yang jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari
penelitian desktiptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah ffenomena,
menggambarkan mekanisme sebuah proses, memberikan gambaran lengkap baik dalam
bentuk verbal atau numerical, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
menjelaskan tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi yang bersifat
kontradiktif mengenai objek penelitian.
1.5.2 Instrumen dan Sumber Data Penelitian
Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa
conoth-contoh kalimat yang digunakan dalam tulisan ilmiah maupun data yang akurat
dari internet (jitsurei). Selain itu, contoh-contoh kalimat lainnya merupakan hasil
pemikiran penulis sendiri (sakurei).
1.5.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini melalui beberpasa tahan
sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
Mencakup pengumpulan jisturei dan sakurei yang relevan dengan penelitian
2. Analisis data
Mencakup pengkajian setiap contoh kalimat mengenai kondisi atau situasi uang
muncul dalam kalimat tersebut, pengelompokan contoh-contoh kalimat
bedasarkan hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya, menganalisis data
dengan melihat konteks dimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat digunakan
atau tidak.
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13
Mencakup kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan pembahasan penelitian secara keseluruhan, penulis
merencanakan sistematika pembahasan masing-masing bab diuraikan sebagai berikut.
Sebagai pendahuluan, penulis akan membahas latar belakang masalah penelitian
beserta pembahasannya, membahas definisi operasional, tujuan penelitian, metode,
instrument, teknik penelitian, serta sistematika pembahasan. Kemudian dalam bab
landasan teoritis, penulis membahas mengenai ragam bahasa yang mempengaruhi
sonkeigo dan kenjougo, uraian mengenai sonkeigo dan kenjougo, anime, dan Kuro
Shitsuji. Dalam bab metode penelitian, penulis membahas menegenai pengertian
penelitian, metode penelitian, objek penelitian, dan instrument penelitian. Dalam bab
analisis data, penulis membahas tentang padanan kata dan makna sonkeigo dan
kenjougo dalam anime Kuro Shitsuji. Dalam bab terakhir yaitu kesimpulan dan saran,
penulis memberikan kesimpulan dan saran-saran berdasarkan hasil penelitian yang
130
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
5.1.1Aspek-aspek kebahasaan yang digunakan dalam sonkeigo dan kenjougo pada
anime Kuro Shitsuji adalah:
(1) Verba khusus sebagai sonkeigo:
a. Kudasaru digunakan sebanyak 20 kalimat
b. Nasaru digunakan sebanyak 17 kalimat
c. Irassharu digunakan sebanyak 5 kalimat
d. Goran ni naru digunakan sebanyak 4
e. Gozonji digunakan sebanyak 3 kalimat
f. Meshiagaru digunakan sebanyak 1 kalimat
g. Ossharu digunakan sebanyak 1 kalimat
(2) Verba khusus sebagai kenjougo:
a. Oru digunakan sebanyak 16 kalimat
b. Itadaku digunakan sebanyak 13 kalimat
c. Mousu digunakan sebanyak 8 kalimat
d. Mairu digunakan sebanyak 7 kalimat
e. Ageru, Sashiageru digunakan sebanyak 7 kalimat
f. Haiken suru digunakan sebanyak 1 kalimat
g. Ukagau digunakan sebanyak 1 kalimat
(3) Nomina/Pronomina khusus sebagai sonkeigo:
a. Bocchan digunakan sebanyak 41 kalimat
b. Anata digunakan sebanyak 34 kalimat
c. Minnasan digunakan sebanyak 8 kalimat
d. Goshujin digunakan sebanyak 7 kalimat
e. Kiden digunakan sebanyak 3 kalimat
(4) Nomina/Pronomina khusus sebagai kenjougo:
131
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Shousei digunakan sebanyak 9 kalimat
(5) Prefiks/Sufiks sebagai sonkeigo
a. -sama digunakan sebanyak 39 kalimat
b. Shishaku digunakan sebanyak 12 kalimat
c. Hakushaku digunakan sebanyak 8 kalimat
d. Kata digunakan sebanyak 8 kalimat
e. Fujin digunakan sebanyak 2 kalimat
f. Kyou digunakan sebanyak 2 kalimat
g. Koushaku digunakan sebanyak 2 kalimat
h. -domo digunakan sebanyak 1 kalimat
(6) Verba khusus setelah verba lain sebagai kenjougo
a. Itasu digunakan sebanyak 24 kalimat
b. Ageru digunakan sebanyak 6 kalimat
(7) Menggunakan pola ‘o…ni naru’ atau ‘o…suru’
a. ‘o…ni naru’ digunakan sebanyak 2 kalimat
b. ‘o…suru’ digunakan sebanyak 18 kalimat
5.1.2Penggunaan sonkeigo dan kenjougo dalam anime Kuro Shitsuji
Penggunaan sonkeigo dan kenjougo dalam anime Kuro Shitsuji didominasi
oleh banyaknya penggunaan nomina khusus bocchan yang digunakan untuk
meninggikan subjek yang dibicarakan atau lawan bicara. Nomina bocchan
digunakan untuk menunjukan bahwa kedudukan subjek yang dibicarakan atau
lawan bicara lebih tinggi walaupun umurnya lebih muda dari pembicara. Kemudian
disusul dengan banyaknya penggunaan sufiks –sama yang mencirikan penggunaan
bahasa hormat. Sufiks –sama digunakan untuk tamu atau orang-orang yang berada
diluar kelompok sehari-hari. Nomina/pronomina khusus yang menarik perhatian
penulis adalah nomina shousei yang digunakan untuk menurunkan kedudukan diri
sendiri dan pronominal kiden untuk meninggikan lawan bicara. Serta sufiks fujin
yang memiliki arti istri dari seorang bangsawan.
Penggunaan verba khusus kudasaru dan nasaru sebagai sonkeigo banyak
132
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang kedudukannya lebih rendah. Verba khusus sebagai kenjougo yang banyak
digunakan adalah verba khusus oru dan itadaku untuk merendahkan apa yang
pembicara lakukan.
Pronomina dan atau sufiks kyou, koushaku, hakushaku, dan shishaku yang
merupakan gelar kebangsawanan mendapatkan perhatian khusus penulis karena
kata-kata tersebut tidak memiliki padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia.
Mayoritas tokoh dalam anime Kuro Shitsuji yang berlatarkan keluarga
bangsawan menjadikan bahasa yang banyak digunakan adalah bahasa hormat.
5.1.3Fungsi penggunaan sonkeigo dan kenjougo dalam anime Kuro Shitsuji
(1) Kudasaru sebagai kata untuk mempersilahkan atau meminta tolong dengan
sopan. Diucapkan juga ketika menerima sesuatu dari orang yang
kedudukannya lebih tinggi.
(2) Nasaru digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan oleh lawan bicara
menggunakan kata (bahasa) yang lebih halus atau lebih sopan.
(3) Irassharu digunakan untuk menyebutkan kedatangan, kepergian dan keberadaan
seseorang dengan sopan.
(4) Goran ni naru digunakan untuk meminta lawan bicara yang memiliki
kedudukan lebih tinggi untuk melihat atau memperhatikan pembicara.
(5) Gozonji digunakan untuk mengucapkan kata makan kepada lawan bicara yang
memiliki kedudukan lebih tinggiuntuk mengucapkan kata makan kepada
lawan bicara yang memiliki kedudukan lebih tinggi untuk mengucapkan kata
makan kepada lawan bicara yang memiliki kedudukan lebih tinggi.
(6) Meshiagaru untuk mengucapkan kata makan kepada lawan bicara yang
memiliki kedudukan lebih tinggi.
(7) Ossharu diucapkan kepada lawan bicara dengan tujuan menyindir.
(8) Oru berfungsi sebagai konjungsi atau kata penghubung (sambung) contohnya
menghubungkan subjek dengan keterangan tempat, menghubungkan subjek
dengan kata sifat. Sebagai konjungsi subordinatif waktu. Diartikan sebagai
133
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(9) Itadaku digunakan untuk mengekspresikan suatu kata ke dalam bahasa hormat.
Diartikan sebagai terkesan yang berarti menerima atau memperoleh kesan.
(10) Mousu digunakan untuk memperkenalkan diri menyebutkan nama, panggilan
atau sebutan dengan lebih formal.
(11) Mairu digunakan untuk menyebutkan dengan sopan kata datang dan
membawakan yang juga bisa berarti mendatangkan, mendatangkan berasal
dari kata datang yang diberi imbuhan me- dan kan-.
(12) Ageru, Sashiageru untuk mengatakan kata memberi kepada orang yang lebih
tinggi derajatnya. Dapat pula digunakan untuk menyindir lawan bicara.
(13) Haiken suru digunakan untuk mengatakan melihat pada lawan bicara yang
lebih dihormati
(14) Ukagau digunakan untuk mengatakan kata menanyakan kepada orang yang
memiliki kedudukan lebih tinggi darinya menggunakan bahasa hormat.
Digunakan untuk mengatakan 'menanyakan' yang dimaknai sebagai bertanya
kepada orang ke-3.
(15) Bocchan digunakan sebagai kata ganti orang kedua untuk anak dari orang yg
kedudukanny lebih tinggi. Diartikan sebagai tuan muda. Kata bocchan juga
digunakan sebagai kata ganti orang ketiga.
(16) Anata digunakan sebagai kata ganti orang kedua yang digunakan untuk lawan
bicara yang sederajat atau di bawah.
(17) Minnasan digunakan sebagai kata ganti orang jamak dalam bentuk formal.
Kata minnasan dalam anime Kuro Shitsuji diartikan sebagai kalian dan
semuanya, maksudnya pembicara berbicara dengan semua orang yang ada
dalam situasi tersebut.
(18) Goshujin digunakan oleh pembicara yang memiliki kedudukan lebih rendah,
dalam hal ini digunakan sebagai kata ganti untuk sebutan majikan. Kata ganti
tersebut lebih lanjut digunakan sebagai kata ganti orang kedua maupun orang
134
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(19) Kiden digunakan sebagai kata ganti orang kedua digunakan oleh pembicara
laki-laki yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari lawan bicara yang juga
laki-laki untuk menunjukan superioritas.
(20) Watakushi digunakan sebagai kata ganti orang pertama yang berarti saya
dalam bentuk yang paling formal. Digunakan oleh pembicara yang memiliki
kedudukan lebih rendah dari lawan bicara.
(21) Shousei digunakan sebagai kata ganti orang pertama yang digunakan untuk
menghormati lawan bicara dengan cara merendahkan diri sendiri. Ditafsirkan
sebagai hamba.
(22) -sama digunakan untuk menyebut orang yang memiliki kedudukan lebih
tinggi,diartikan sebagai tuan dan nyonya sebelum nama seseorang yang
memiliki kedudukan lebih tinggi dari pembicara. Digunakan untuk menyebut
tamu tanpa diberi tambahan gelar atau panggilan tertentu karena sebutan tamu
dalam konteks orang yang di hormati
(23) Shishaku digunakan sebagai sebutan gelar untuk Viscount yakni gelar
kebangsawanan di Kerajaan Inggris.
(24) Hakushaku digunakan sebagai sebutan gelar untuk Earl yakni gelar
kebangsawanan di Kerajaan Inggris.
(25) Kata digunakan untuk sebutan kata ganti orang ketiga, diterjemahkan sebagai
‘beliau’penggunaanya oleh pembicara yang memiliki kedudukan lebih rendah
atau sederajat (sama-sama berkedudukan tinggi).
(26) Fujin digunakan untuk memanggil istri dari orang yang memiliki kedudukan
tinggi.
(27) Kyou digunakan untuk menyebut tuan atau bangsawan, kata tersebut
diucapkan pembicara dengan tujuan menjaga jarak dengan lawan bicara.
Selanjutnya, kata kyou juga dapat digunakan sebagai sufiks ataupun sebagai
kata ganti orang.
(28) Koushaku merupakan sebutan gelar kebangsawanan Duke atau Duchess.
(29) -domo digunakan untuk menghormati sebutan orang ketiga dalam bentuk
135
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(30) Itasu digunakan untuk mengatakan kata melakukan kepada lawan bicara yang
memiliki kedudukan lebih tinggi. Diartikan sebagai menyiapkan, makna kata
tersebut yakni melakukan persiapan. Diartikan sebagai melindungi, yakni
melakukan perlindungan pada seseorang. Jawaban 'dimengerti' dari seorang
pelayan maknanya pelayan tersebut akan melakukan peritah dari tuannya.
Sedangkan 'permisi' adalah kalimat yang mengekspresikan bahasa hormat
untuk undur diri, dalam hal ini meminta izin untuk melakukan kegiatan lain.
(31) Ageru digunakan oleh pihak yang memberi bukan penerima atau digunakan
oleh pembicara yang bertindak sebagai pihak yang memberi dan lawan bicara
sebagai pihak yang menerima atau dari diri sendiri untuk orang lain.
(32) ‘o…ni naru’ digunakan oleh pembicara yang status sosialnya dibawah lawan
bicara untuk meninggikan derajat lawan bicaranya. Meskipun lawan bicara
bukanlah orang yang berkedudukan lebih tinggi dari pembicara, namun jika
orang yang diperbincangkan memiliki kedudukan yang lebih tinggi tetap
digunakan bahasa hormat.
(33) ‘o…suru’ digunakan untuk membuat suatu kalimat menjadi lebih formal atau
digunakan dalam bahasa hormat. Digunakan untuk menghormati lawan bicara
dengan cara merendahkan diri sendiri.
5.2Rekomendasi
5.2.1Rekomendasi untuk pengajar
Diperlukan adanya penjelasan yang lebih mendalam mengenai penggunaan
bahasa hormat, terutama untuk sonkeigo dan kenjougo sehingga pembelajar menjadi
lebih mudah mengklasifikasikannya dan mengurangi kesalahan penggunaan, serta
memperbanyak referensi penunjang mengenai bahasa hormat.
5.2.2Rekomendasi untuk pembelajar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para peminat anime pada
khususnya dan pembelajar bahasa Jepang pada umumnya, untuk lebih memahami
ragam bahasa hormat terutama sonkeigo dan kenjougo. Seperti diketahui ragam
136
Angga Prayudha Sumirat , 2015
Analisis Deskriptif Sonkeigo Dan Kenjougo Dalam Anime Kuro Shitsuji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang. Sangat banyaknya aspek kebahasaan yang
berbeda dengan ragam hormat bahasa Jepang diharapkan meningkatkan motivasi
belajar dan lebih berkonsentrasi pada perkuliahan, serta senantiasa melakukan
pembelajaran mandiri di luar perkuliahan.
5.2.3Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya
Penulis bermaksud menyarankan topik yang tidak sempat penulis bahas
sebagai referensi bagi yang berminat membahasnya. Antara lain ragam bahasa pria
atau ragam bahasa wanita dalam berbagai media, seperti komik, film, atau drama
televisi. Atau dapat membahas tentang ragam bahasa hormat lebih mendalam lagi
karena masih banyak aspek kebahasaan yang mempengaruhi sonkeigo dan
kenjougo.
Harapan penulis semoga dalam pengajaran bahasa Jepang hasil penelitian ini
akan menjadi referensi dalam memahami bahasa Jepang yang digunakan pada
situasi formal. Juga diharapkan dapat membantu bagi pembuat karya tulis dengan