Jika optimalisasi lahan tidak tercapai maka akan mengakibatkan berbagai hal negatif seperti produktivitas yang semakin menurun dari waktu ke waktu, Untuk mengoptimalisasi dan mengefisiensikan pemanfaatan lahan, perlu adanya informasi megenai potensi dari lahan itu sendiri terutama aspek kesesuaian lahan. penggunaan lahan di Kecamatan Cimaung paling dominan adalah sebagai lahan pertanian. namun berdasarkan data produktifitas tanaman pangan yang dibudidayakan oleh petani mengalami penurun dan memiliki rata-rata produktivitas yang rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional yang dapat dicapai oleh komoditas tanaman tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan, mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman aktual dan potensial yang dibudidayakan upaya perbaikan faktor pembatas dan upaya petani dalam rangka meningkatkan kelas kesesuaian lahan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi petani.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian meliputi lahan pertanian dan seluruh petani. Pengambilan sampel wilayah berdasarkan satuan lahan, dan data sosial ekonomi dengan cara wawancara. Menggunakan teknik matching data karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman.
Hasil analis menunjukkan bahwa secara umum tingkat kesesuaian lahan berada pada tingkat cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas ketersediaan hara, media perakaran,kemiringan lereng dan bahaya erosi pada unit lahan II And S, II Lat S dan II And T. Beberapa unit lahan yang memiliki tingkat kesesuaian yang tidak sesuai saat ini (N1) dengan faktor pembatas rata-rata curah hujan tahunan, dan kemiringan lereng pada satuan lahan selain unit lahan III And T, IV And T, III Lat K, III Lat S, IV Lat K, IV Lat S, IV Lat T. Setelah dilakukan perbaikan sesuai dengan tingkat pengelolaannya, maka terjadi kenaikan tingkat kesesuaian lahan menjadi S1 dan S2 sehingga diperoleh beberapa jenis tanaman yang direkomendasikan karena lebih sesuai untuk ditanam pada setiap unit lahan yang diteliti, dan diketahui upaya perbaikan dengan rekayasa sosial yang dilakukan yakni dengan melakukan pelatihan/penyuluhan untuk mempersiapkan petani agar mampu melaksanakan perbaikan pada lahan pertaniannya yang memiliki faktor pembatas.
ABSTRACT
There would be negative results such as the decrease of productivity from time to time if land optimization was not achieved. To be able to optimize and make it efficient for utilizing the land, the information of its potential is a need especially the aspect of its suitability. The use of land in Kecamatan Cimaung is dominated by agriculture. However, based on the related data its productivity got decrease and had low average of productivity compared to the average achieved by national productivity for the same commodity.
This study is aimed to find out the characteristic possessed by agriculture land which is aimed to know its characteristic, to know its actual suitability for cultivating potential crop, the attempt for improvement of limitation factor, and the attempt to empower society which is suited to current social economic condition of the farmers.
Research method used in this study is survey method. The population includes agriculture lands and the farmers. Sampling process was done based on land unit and the data of social economic that was derived through interview. Matching technique between data of land’s characteristics and requisite of growing plants was used.
The result of analysis showed that in general the suitability of the land was in the adequate level (S2) for the limitation factor such as nutrient availability, rooting medium, slope and erosion hazard of its land unit by II And S, II Lat S and II And T. Some of land units had level of current not suitability (N1) for the limitation factors of rain fall per year, and slope in the land unit except land unit And T, IV And T, III Lat K, III Lat S, IV Lat K, IV Lat S, IV Lat T. After the improvement which is suitable with its management level, there was an increase on the level of land suitability become S2 and S1 which led to the result of recommendation for some of plants species because its suitability to be grown in each land that was involved in this study. In addition, it was also known that the attempt of improvement with social manipulation which was done for preparing the farmers to be able to administer the improvement on their land which had limitation factors.
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II TINJAUNAN PUSTAKA ... 10
A. Konsep Lahan ... 10
1. Pengertian Lahan ... 10
2. Penggunaan Lahan ... 10
B. Sifat-Sifat Lahan ... 11
1. Karakteristik dan Kualitas Lahan ... 11
2. Pembatas Lahan ... 13
3. Perbaikan Lahan (Land Improvment) ... 14
C. Evaluasi Sumberdaya Lahan ... 15
D. Kesesuaian Lahan ... 16
1. Pengertian Kesesuialan Lahan ... 16
2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan ... 16
E. Informasi Sumberdaya Lahan untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan ... 20
5. Ekonomi Sosial ... 28
6. Rekayasa Sosial (Social Engineering) ... 28
F. Lahan Pertanian ... 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 33
A. Metode Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
C. Definisi Opresional ... 40
D. Variabel Penelitian ... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ... 42
F. Alat Pengumpulan Data ... 44
G. Teknik Analisis Data ... 46
H. Kerangka Penelitian ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 59
B. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 61
C. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 79
D. Hasil Penelitian ... 83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 132
A. Simpulan ... 132
B. Saran ... 134
DAFTAR PUSTAKA ... 136
Tabel 1.3 Produktifitas Tanaman Di Kecamatan Cimaung Tahun
2010-2013 ... ... 4
Tabel 1.4 Rata-Rata Produktifitas Nasional Untuk Tanaman Sayuran ... 5
Tabel 1.5 Rata-Rata Produktivitas Nasional Untuk Tanaman Padi Dan Palawija ... ... ... 6
Tabel 2.1 Karakteristik Lahan Dan Kualitas Lahan ... 12
Tabel 2.2 Rekomendasi Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Untuk Menjadi Potensial Menurut Pengolahannya ... ... 14
Tabel 2.3 Pembagian Tingkat Kelas Kesesuaian Lahan ... 18
Tabel 2.4 Klasifikasi Kedalaman Efektif Tanah ... 23
Tabel 2.5 Klasifikasi Tukar Kation (KTK) ... 24
Tabel 2.6 Tingkat Keasaman Tanah (pH) ... 24
Tabel 2.7 Klasifikasi Unsur N Total ... 25
Tabel 2.8 Klasifiakasi Unsur P Tersedia ... 26
Tabel 2.9 Klasifikasi Unsur K Tersedia ... 26
Tabel 2.10 Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 27
Tabel 3.1 Klasifikasi Kemiringan Lereng... 34
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Di Kecamatan Cimaung... 36
Tabel 3.3 Populasi Petani Di Kecamatan Cimaung ... 37
Tabek 3.4 Sampel Wilayah Penelitian Di Kecamatan Cimaung ... 38
Tabel 3.5 Sampel Petani Di Kecamatan Cimaung... 40
Tabel 3.6 Variabel Penelitian ... ... 42
Tabel 3.7 Persyaratan Tumbuh Tanaman Padi ... 48
Tabel 3.8 Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung ... 49
Tabel 3.9 Persyaratan Tumbuh Tanaman Ubi Jalar ... 50
Tabel 3.10 Persyaratan Tumbuh Tanamana Bawang Merah ... 51
Tabel 4.4 Jumlah Curah Hujan Bulanan Kecamatan Cimaung Tahun 2004 –
2013 ... ... 63
Tabel 4.5 Jumlah Bulan Kering Dan Bulan Basah Setiap Tahun 2004-2013 Di Kecamatan Cimaung ... ... 64
Tabel 4.6 Luas Kemiringan Lereng Kecamatan Cimaung ... 67
Tabel 4.7 Satuan Geologi di Kecamatan Cimaung ... ... 71
Tabel 4.8 Persebaran Luas Tanah Di Kecamatan Cimaung ... 72
Tabel 4.9 Padanan Nama Tanah Menurut Berbagai Sistem Klasifikasi ... 74
Tabel 4.10 Luas Penggunaan Lahan Di Kecamatan Cimaung ... 77
Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Tiap Desa Di Kecamatan Cimaung Tahun 2013 ... ... ... 79
Tabel 4.12 Kepadatan Penduduk Tiap Desa Di Kecamatan Cimaung Tahun 2013 ... ... ... 81
Tabel 4.13 Komposisi Penduduk Kecamatan Cimaung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ... ... 82
Tabel 4.14 Komposisi Penduduk Kecamatan Cimaung Beradasarkan Jenis Mata Pencaharian ... ... ... 82
Tabel 4.15 Tabulasi Silang Antara Status Bertani, Usia Dan Luas Lahan Garapan ... ... ... 88
Tabel 4.16 Tabulasi Silang Status Bertani, Sistem Tanam Dan Penggunaan Jenis Pupuk Untuk Pertanian ... 90
Tabel 4.17 Tabulasi Silang Perolehan Modal Petani, Perolehan Bibit Dan Luas Lahan Garapan ... 91
Tabel 4.18 Tabulasi Silang Usia , Perolehan Keterampilan Dan Lama Bertani ... ... ... 92
Sampingan ... 96
Tabel 4.22 Tabulasi Silang Antara Pendapatan Petani, Kebiasaan Petani Untuk Menabung Dan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 99
Tabel 4.23 Tabulasi Silang Antara Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Dan Keinginan Berpindah Mata Pencaharian ... 100
Tabel 4.24 Sampel Wilayah Penelitian Di Kecamatan Cimaung ... 101
Tabel 4.25 Kualitas Lahan Dan Karakteristik Lahan ... 102
Tabel 4.26 Kualitas Dan Karakterstik Lahan Untuk Setiap Satuan Lahan ... 103
Tabel 4.27 Hasil Klasifikasi Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Pertanian Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 109
Tabel 2.28 Rekomendasi Jenis Tanaman Terpilih Untuk Lahan Pertanian Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 122
Tabel 4.29 Faktor Pembatas Dan Upaya Perbaikan Lahan Untuk Yang Terdapat Di Kecamatan Cimaung ... 125
Tabel 4.30 Tingkat Kesesuaian Lahan Potensial Di Kecamatan Cimaung ... 127
Hingga Satuan ... 19
Gambar 2.2 Diagram Segitiga Tekstur Tanah Dan Sebaran Besar Butir ... 22
Gambar 3.1 Bagan Alur Pemikiran Penelitian ... 55
Gambar 3.2 Peta Populasi Penelitian Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 56
Gambar 3.3 Peta Satuan Lahan Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 57
Gamabr 3.4 Peta Sampel Penelitian Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... ... 58
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 60
Gambar 4.2 Kecamatan Cimaung Pada Zonefikasi Iklim Menurut Junghuhn ... 66
Gambar 4.3 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... ... 68
Gambar 4.4 Peta Geologi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 70
Gambar 4.5 Peta Jenis Tanah Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 73
Gambar 4.6 Peta Hidrogeologi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 75
Gambar 4.7 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... ... 78
Gambar 4.8 Alur Pemasaran Hasil Peratanian Di Kecamatan Cimaung ... 98
Gambar 4.9 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Padi Kecamatan Cimaung ... ... 111
Gambar 4.10 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Jagung Kecamatan Cimaung ... ... 113
Gambar 4.11 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Ubi Jalar Kecamatan Cimaung ... ... 115
Gambar 4.12 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Bawang Merah Kecamatan Cimaung ... 117
Di Kecamatan Cimaung ... ... 123
Gambar 4.16 Peta Tingkat Pengelolaan Upaya Perbaikan Untuk Lahan
Pertanian Kecamatan Cimaung ... 130
Gambar 4.17 Peta Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Terpilih Di
3. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Jagung
4. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Ubi Jalar
5. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Bawang Merah
6. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Sawi
7. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Cabai
8. Tingkat Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Untuk Setiap Unit Satuan
Lahan Untuk Tanaman Terpilih
9. Instrumen Wawancara Petani
10.Instrumen Observasi Penelitian Sifat Fisik Lahan
11.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Padi
12.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Jagung
13.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Ubi Jalar
14.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Bawang Merah
15.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Sawi
16.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Cabai
17.Surat Izin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
FAO dalam Arsyad (2012:206) mengemukakan pengertian lahan sebagai
berikut :
Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruh terhadap penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang.
Sifat dari sumberdaya alam adalah tetap dan terbatas yang dapat mengalami
kerusakan dan atau penurunan produktivitas sumberdaya alam bila tidak dijaga
dan dilestarikan keberadaannya berbanding terbalik dengan kebutuhan manusia
yang cenderung terus meningkat dari waktu-ke waktu.
Seiring berjalannya waktu semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu
daerah maka akan semakin mendesak pula terhadap penggunaan lahan dengan
dilakukannya perubahan penggunaan lahan yang dimanfaatkan oleh manusia
sebagai daerah pemukiman maupun daerah bercocok tanam, dan daerah industri
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pemenuhan kebutuhan manusia tidak sebanding dengan sumberdaya alam
yang tersedia untuk memenuhinya kebutuhan mereka, karena kebutuhan manusia
yang cenderung meningkat terus menerus tidak sebanding dengan sumberdaya
alam yang tersedia yang relatif tetap bahkan kebutuhan manusia terus berkembang
apabila penggunaan lahan yang tidak sesuai karena disesuaiakan dengan
kebutuhan hidup manusia itu sendiri.
Jika optimalisasi lahan tidak tercapai maka akan mengakibatkan berbagai hal
negatif seperti produktivitas yang semakin menurun dari waktu ke waktu,
terjadinya erosi, penurunan tingkat kesuburan tanah, berkurangnya cadangan air
dan perubahan ekosistem yang mengakibatkan menurunya kualitas. Keberhasilan
peningkatan produktivitas petanian sangat tergantung pada perencanaan lahan
Kegiatan mengoptimalisasi dan mengefisiensikan pemanfaatan lahan, perlu
adanya informasi megenai potensi dari lahan itu sendiri terutama aspek kesesuaian
lahan sekaligus tindakan pengelolaan yang tepat bagi setiap areal lahan, sehingga
informasi ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi setiap kebijakan yang
diterapkan dalam pemanfaatan lahan lebih lanjut di wilayah yang bersangkutan.
Dengan evaluasi kesesuaian lahan akan diperoleh gambaran mengenai
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu dimana dapat
diketahui sifat-sifat lahan yang menunjang dalam keberhasilan suatu produksi
tanaman yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Kecamatan Cimaung merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Bandung dengan wilayah yang memiliki topografi yang bervariasi
diantaranya dataran dengan vegetasi sawah , bergelombang sampai berbukit
dengan vegetasi kebun dan tegalan yang memiliki potensi dalam bidang pertanian
yang besar.
Berdasarkan Monografi Kecamatan Cimaung tahun 2013, mata pencaharian
penduduk yang paling dominan di Kecamatan Cimaung adalah mata pencaharian
bertani dengan jumlah 14.744 jiwa. Jumlah tersebut adalah 61,2 % dari mata
pencaharian lain seperti pengrajin, pedagang, pekerjaan yang bergerak di bidang
jasa, pegawai negeri sipil/TNI, dan pensiunan. Sehingga dapat dikatakan sektor
pertanian punya peranan penting dalam pemanfaaatan lahan di Kecamatan
Cimaung. Data mengenai jenis dan jumlah mata pencaharian penduduk
Kecamatan Cimaung tertera pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Cimaung
No Mata pencaharian Jumlah %
1 Petani 14.744 61,2
3 Pedagang 5.317 22.1
4 Jasa 3.346 14
5 PNS/TNI 663 2,7
Jumlah 24.070 100
Luas penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Cimaung berdasarkan data
dari UPTD Pertanian dan Monografi Kecamatan Cimaung tahun 2013
menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang paling dominan adalah penggunaan
lahan sebagai lahan pertanian yang tertera pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Penggunaan Lahan di Kecamatan Cimaung Tahun 2013
No Penggunaan lahan Luas (Ha) %
1 Sawah 1.823 23,42
2 Pemukiman 1.021 13,12
3 Tegalan 1.546 19,86
4 Kebun campuran 975 12,52
5 Hutan 1673 21,49
6 Lain-lain 746 9,58
Jumlah 7.784 100
Sumber : Monografi Kecamatan Cimaung dan UPTD Kec. Cimaung, 2013.
Data monografi Kecamatan Cimaung tahun 2013 menggambarkan bahwa
pengguanan lahan di daerah penelitian di dominasi lahan sawah 1.823 Ha atau
23,4 % sedangkan untuk tegalan / huma 1.546 Ha atau 19.86 %. sejalan dengan
banyaknya jenis mata pencaharian bertani serta lahan pertanian yang luas di
Kecamatan Cimaung yang berpotensi besar yang selanjutnya perlu diidentifikasi
kesesuaina jenis tanaman yang ditanam petani dengan karakteristik lahannya
untuk dikembangkan lebih lanjut.
Data penggunaan lahan pertanian dan jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian tersebut, bisa diketahui pula kepadatan penduduk agraris. Dimana
kepadatan penduduk agraris dapat mengetahui berapa jumlah petani pada setiap
Km² luas lahan pertanian. Luas lahan pertanian yang digunakan untuk bercocok
tanam adalah sawah, tegalan/ladang dan kebun campuran adalah 4.344 Ha.
Jumlah petani sebanyak 14.744 jiwa, maka kepadatan penduduk agraris di
Kecamatan Cimaung adalah 4 petani/Ha, ini artinya terdapat sebanyak 4 petani
yang mengolah lahan pertanian seluas 1 Ha atau setiap 1 orang rata-rata mengolah
lahan seluas 0,2 Ha. Keterangan tersebut bisa diketahui bahwa petani di
Kecamatan Cimaung termasuk petani kecil dengan luas lahan sekitar 0,2 Ha
mempengaruhi pola tanam yang dilakukan dengan melakukkan sistem pola tanam
untuk lahan yang mereka garap.
Pola tanam yang biasa diterapkan di Kecamatan Cimaung, sebagian besar
pada musim hujan petani menanam padi dan sayuran dimana dalam satu tahun
dapat dilakukan 3 kali proses panen untuk padi, sedangkan sawi dapat dilakukkan
penen sekitar 25 hari setelah tanam dan untuk lahan kering seperti tegalan dan
kebun campuran ditanami tanaman sayuran dan palawija dimana jenis sayuran
yang dibudidayakan adalah tanaman cabe, bawang merah dan palawija yakni
tanaman jagung dan ubi jalar yang bisa dipanen sekitar 4-6 bulan setelah
melakukan penanaman, pada musim kemarau lahan pertanian sebagian besar
menjadi lahan kering karena kekurangan air, namun untuk lahan yang berdekatan
dengan sumber air seperti sungai masih dijadikan sebagai lahan sawah.
Namun beberapa tahun terakhir ini, lahan pertanian sawah yang biasa
ditanami padi sering digunakan sebagai lahan yang ditanami tanaman sayuran
dimana para petani yang memiliki lahan sawah menyewakan lahan yang
dimilikinya kepada petani lain yang memiliki kepentingan untuk menanam
tanaman sayuran, sedangkan pola tanam lahan pertanian kering sering ditanami
tanaman sayuran dan palawija namun hasil produksi dari kegiatan pertanian ini
tidak selalu memenuhi kebutuhan petani karena produktivitas tanaman tersebut
masih bervariasi, ada kalanya cukup dan bahkan menurun drastis dan cenderung
masih rendah. Oleh karena itu, perlu evaluasi potensi lahan terutama kesesuian
lahan pertanian tersebut. Pada Tabel 1.3 tertera produktivitas tanaman sayuran
tersebut dari tahun 2010 – 2013.
Tabel 1.3
Rata-Rata Produktifitas Tanaman Pangan Kecamatan Cimaung Tahun 2010-2013
No Jenis
tanaman Tahun (Kw/Ha)
Rata-rata produktivitas
(Kw/Ha)
2010 2011 2012 2013
1 Bawang merah 108,6 111,4 114,4 121.1 113,1
2 Sawi - 198,1 200,1 207,7 202
3 Cabai merah 103,1 73,4 85,9 53,4 78,9
4 Padi 62,03 62,64 63.6 62,4 62,6
6 Ubi jalar 105,8 106,7 124,7 145,8 120,7 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, 2010-2013
Produktivitas tanaman sayuran di Kecamatan Cimaung tersebut masih
tergolong rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional untuk
tanaman sayuran yang dapat dicapai dalam sekali panen, dimana bawang merah
dapat mencapai 300 Kw/Ha dalam sekali panen sedangkan rata-rata produktivitas
bawang di Kecamatan Cimaung masih 113,1 Kw/Ha, untuk cabai merah rata-rata
produktivitas dapat mencapai 250 Kw/Ha sedangkan rata-rata pruduktivitas untuk
tanaman Cabai di daerah penelitian masih 78,9 Kw/Ha dan untuk tanaman sawi
rata-rata produktivitasnya bisa mencapai 350 Kw/Ha sedangkan rata-rata
produktivitas di daerah penelitian masih rendah yakni sekitar 202 Kw/Ha. Pada
Tabel 1.4 dipaparkan secara rinci rata-rata produktivitas yang dapat dicapai dalam
sekali panen untuk tanaman tersebut diatas.
Tabel 1.4
Rata-Rata Produktivitas Nasional Untuk Tanaman Sayuran
No Tanaman Rata-rata
produktivitas
1 Bawang merah 300 Kw/Ha
2 Cabai merah 250 Kw/Ha
3 Sawi 350 Kw/Ha
Sumber : Badan Penelitian Tanaman Sayuran 2007
Untuk tanaman padi dan palawija yang dikembangkan daerah penelitian pun
masih sangat rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional
yang dapat dicapai oleh tanaman tersebut dalam sekali panen, rata-rata
produktivitas padi dapat mencapai 80 Kw/Ha sedangkan rata-rata produktivitas di
daerah penelitian masih 62,6 Kw/Ha, untuk tanaman jagung rata-rata
produktivitas tanaman dapat mencapai 150 Kw/Ha sedangkan rata-rata
produktivitas tanaman jagung di daerah penelitian masih 91,6 Kw/Ha dan untuk
tanaman ubi jalar di daerah penelitian dengan rata-rata produktivitas 120,7 Kw/Ha
sedangkan rata-rata produktivitas yang dapat dicapai dalam sekali panen dapat
mencapai 250 Kw/Ha. Pada Tabel 1.5 tertera secara rinci rata-rata produktivitas
Tabel 1.5
Rata-Rata Produktivitas Nasional Untuk Tanaman Padi Dan Palawija
No Tanaman Rata-rata
produktivitas
1 Padi 80 Kw/Ha
2 Jagung 150 Kw/Ha
3 Ubi jalar 250 Kw/Ha
Sumber : Balai Penelitian Kacang-Kacangan Dan Ubi-Ubian 2000
Dari data diatas telah diketahui bahwa produktivitas tanaman di Kecamatan
Cimaung masih rendah bila dibandingkan dengan produktivitas tanaman yang
dapat dicapai dalam satu kali panen pada 1 hektar luas lahan.
Penelitian ini merujuk pada konteks keruangan (space context) dimana
geografi selalu melihat ruang dalam tiga dimensi yakni atas (atmosfer), bawah
(litosfer) dan luasan (hidrosfer,biosfer, dan antroposfer). Konsep yang digunakan
dalam penelitian ini adalah konsep keunikan wilayah (Areal uniquesses concept)
dimana setiap lahan pada suatu wilayah memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri
dalam penelitian ini setiap lahan memiliki karakteristik tersendiri sehingga
keunikan atau karakteristik lahan ini perlu diketahui agar informasi karakteristik
lahan ini dapat digunakan dalam menentukan kebujakan atau keputusan yang
sesuai dengan syarat penggunaan lahannya. Keterkaitan dalam konsep interaksi
keruangan antara fenomena dengan fenomena lain termasuk kegiatan manusia
dalam hal ini memfokuskan pada kegiatan petani yang secara langsung
berinteraksi dengan lahan yang mempengaruhi potensi dan karakteristik lahan
yang akan mempengarhuhi sifat lahan itu sendiri, sehingga dengan konsep-konsep
tersebut dapat membantu peneliti dalam mengevaluasi kesesuaian lahan pertanian
untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung.
Untuk mengetahui tingkat kesesuian lahan terhadap tanaman pangan yang di
tanam petani di lahan pertanian di Kecamatan Cimaung perlu dilakukkan
identifikasi, klasifikasi potensi lahan sekaligus pembatas lahannya sehingga
budidaya tanaman pangan tersebut akan lebih berkualitas. Untuk kepentingan
Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan Di Kecamatan
Cimaung Kabupaten Bandung”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi di daerah penelitian bahwa masih
rendahnya optimalisasi produktivitas tanaman pangan yang dibudidayakan (padi,
jagung, ubi jalar, bawang merah, sawi, cabai) oleh petani di Kecamatan Cimaung
Kabupaten Bandung, hal ini terbukti dengan data rendahnya rata-rata
produktivitas tanaman beberapa tahun terakhir dengan rata-rata produktivitas
untuk setiap jenis tanaman yang dapat dicapai. Penulis memfokuskan penelitian
pada mencari tahu mengenai karakteristik lahan dan karakteristik petani, tingkat
kesesuaian lahan untuk jenis tanaman pangan yang di budidayakan, upaya
perbaikan lahan untuk mengatasi faktor pembatas pada pengelolaan lahan
pertanian, dan upaya petani dalam rangka peningkatan kelas kesesuaian lahan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka muncul permasalah “Bagaimana tingkat kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung?”. Maka untuk memperjelas permasalahan tersebut dibawah ini diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik lahan pertanian yang digunakan untuk tanaman
pangan dan karakteristik petani di Kecamatan Cimaung?
2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan aktual pertanian untuk tanaman pangan
di Kecamatan Cimaung?
3. Bagaimana upaya perbaikan lahan yang dapat mengatasi faktor pembatas
pada pengelolaan lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan
Cimaung?
4. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan potensial pada lahan pertanian untuk
5. Bagaimana upaya petani dalam rangka peningkatan kelas kesesuaian lahan
pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat dalam penelitian ini maka
dibuatlah tujuan yang hendak dicapai yakni :
1. Mengidentifikasi dan menginventarisasi karakteristik lahan yang digunakan
untuk tanaman pertanian dan mengetahui kondisi sosial ekonomi petani di
Kecamatan Cimaung.
2. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual pertanian untuk tanaman pangan
di Kecamatan Cimaung.
3. Mengetahui upaya perbaikan lahan yang dapat dilakukan dalam mengatasi
faktor pembatas pada pengelolaan lahan pertanian untuk tanamana pangan di
Kecamatan Cimaung.
4. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan potensial lahan pertanian untuk tanaman
pangan di Kecamatan Cimaung
5. Mengidentifikasi upaya petani dalam rangka peningkatan kelas kesesuaian
lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, besar harapan penulis dapat bermanfaat untuk berbagai
pihak, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk petani di wilayah penelitian ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk pengolahan lahan, sehingga pemanfaatan lahan dapat optimal dan tetap
memiliki unsur keberlanjutan untuk menjaga lingkungan tetap baik.
2. Untuk instansi terkait, dengan mengetahui faktor lingkungan dan teknik
budidaya tanaman yang dikembangkan di Kecamatan Cimaung diharapkan
dapat memberikan masukan dalam bentuk pola pengembangan tanaman
F. Struktur Organisasi Skripsi
Urutan penulisan dalam penelitian ini terdiri dari Bab I yakni pendahuluan
dimana pada bab ini memaparkan mengenai latar belakang dalam penelitian yang
dilakukan, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian
yang hendak dicapai dan manfaat penelitian yang hendak dicapai.
Bab II yakni tinjauan pustaka dimana pada bab ini memaparkan beberrapa
kajian teori yang mendukung penelitian yang dilakukan diantaranya konsep lahan,
sifat-sifat lahan, evaluasi sumberdaya lahan, kesesuaian lahan, informasi
sumberdaya lahan untuk evaluasi kesesuaian lahan, dan lahan pertanian.
Bab III yakni prosedur penelitian dimana pada bab ini memaparkan mengenai
beberapa hal mengenai kegiatan atau proses yang ditempuh dalam penelitian.
Berdasarkan hal tersebut bab ini terdiri dari penjelasan mengenai metode
penelitian, variabel penelitian, alat pengumpulan data, teknik analisis data dan
kerangka penelitian.
Bab IV yakni hasil penelitian dan pembahansan dimana pada bab ini
memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan data atau analisis data
sehingga menghasilkan pemaparan mengenai evaluasi kesesuaian lahan pertanian
untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.
Pada terakhir yakni bab V merupakan bagian kesimpulan dan saran dimana
Bab ini memaparkan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil penelitian yang
telah dilakukkan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Surakhmad (1982:11) mengemukakan bahwa :
“Metode penelitian adalah suatu cara kerja yang utama, untuk mengkaji hipotesis/anggapan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu digunakan setelah penyelidikan memperhitungakan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan tujuan misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dalam penelitian penggunaan metode berpengaruh besar terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif.
Metode eksploratif adalah suatu bentuk metode penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan sejumlah data berupa variabel, unit atau individu untuk di ketahui
hal – hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode ini digunakan karena
penelitian ini mencari gejala-gejala sosial maupun fisik untuk mencari hubungan
dan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baik dan mendalam
tentang masalah yang dijadikan objek penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:61) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”. Sedang menurut Arikunto (2006: 130)
mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedang sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang akan diteliti”.
Populasi dalam penelitian ini meliputi populasi wilayah dan populasi
manusia, populasi wilayah yakni seluruh lahan pertanian (sawah, tegalan/ladang
dan kebun) dimana populasi ini merupakan unit satuan lahan di Kecamatan
Cimaung Kabupaten Bandung, peta satuan lahan yang digunakan dalam
peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Berikut akan dijelaskan mengenai
peta-peta yang digunakan dalam peta satuan lahan. Untuk lebih jelasnya
populasi penelitian tertera pada Gambar 3.2
a. Peta Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng pada suatu lahan dapat diukur dengan menggunakan
Peta Topografi yang dihitung berdasarkan rumus kemiringan sebagai berikut:
= C x ICd x SP x %
Keterangan:
KL = Kemiringan Lereng
C = Jumlah kontur yang terpotog garis diagonal
IC = Interval kontur pada peta
d = Panjang diagonal
SP = Skala peta
Kode dalam peta satuan lahan yakni berupa angka romawi kelas kemiringan
lereng yang ada di daerah penelitian, Klasifikasi kemiringan lereng yang
digunakan disajikan dalam bentuk Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Klasifikasi Kemiringan Lereng
Kelas Persentase Keterangan
I 0%-3% Datar
II 3%-8% Landai - bergelombang
III 8%-15% Agak miring
IV 15%-30% Miring
V 30%-45% Agak curam
VI 45%-65% Curam
VII >65% Sangat curam
Sumber : Jamulya dan Yuniarto (1996:8)
b. Peta Jenis Tanah
Peta jenis tanah bertujuan untuk memperoleh gambaran jenis tanah di
daerah penelitian. Keterangan mengenai perbedaan jenis tanah ini akan
Sejalan dengan pendapat Sitorus (1998:38) menyatakan bahwa “perbedaan jenis tanah yang terpaut memiliki pengaruh ganda dalam aspek yang berhubungan dengan survai tanah dan evaluasi lahan”
Peta jenis tanah dapat dibuat dari data sekunder yang diperoleh dari dinas
kehutanan Kabupaten Bandung. Berdasarkan data sekunder tersebut diketahui
bahwa jenis tanah yang terdapat pada daerah penelitian terdiri dari 2 jenis tanah
yakni jenis tanah Andosol dan tanah Latosol. Kode yang digunakan berupa 3
huruf awal dari setiap jenis tanah yang terdapat di daerah penelitian.
Menurut sistem klasifikasi tanah menurut Dudal Soepraptohardjo yang
dimodifikasi oleh PPT (Pusat Penelitian Bogor) dalam Darmawijaya (1990: 243)
klasifikasi jenis tanah tersebut diantaranya sebagai berikut :
1) Organosol 2) Litosol 3) Rendzina 4) Aluvial 5) Regosol 6) Grumusol 7) Gleisol 8) Arenosol 9) Andosol
10)Latosol 11) Brunizem 12) Kambisol 13) Nitosol 14) Podzolik 15) Mediteran 16) Planosol 17) Podsol 18) Oksisol
c. Peta Penggunaan Lahan
Peta penggunaan lahan diperoleh dari peta Rupabumi 25.000 yang
kemudian dilakukkan pengecekkan dilapangan untuk menguji kebenarannya.
Penggunaan lahan pertanian di daerah penelitian terdiri sawah, tegalan/ladang
dan kebun campuran. Kode yang digunakan dalam peta satuan lahan yakni
berupa huruf awal dari setiap penggunaan lahan yang ada di daerah penelitian
Setelah melakukan analisis data sekunder berdasarkna peta satuan lahan
tersebut, diperolehlah peta satuan lahan yang merupakan overlay dari peta
kemiringan lereng, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Berdasarkan
pada Tabel 3.1 populasi wilayah pada penelitian ini memiliki 10 jenis tipe satuan
satuan lahan terdapat pada Tabel 3.2 dan gambar peta satuan lahan disajikan
pada Gambar 3.3.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian Di Kecamatan Cimaung
Desa Kelas
kemiringan lereng
Jenis tanah
Penggunaan lahan
Unit satuan
lahan
Luas (Km²)
Cikalong II Latosol Sawah II Lat S 0,56
III Latosol Kebun III Lat K 1,41 IV Latosol Sawah IV Lat S 0,54 IV Latosol Kebun IV Lat K 0,92
Mekarsari III Latosol Kebun III Lat K 1,45
III Latosol Sawah III Lat S 0,89 IV Latosol Kebun IV Lat K 2,14 IV Latosol Sawah IV Lat S 2,18
Cipinang III Latosol Kebun III Lat K 1,28
II Latosol Sawah II Lat S 1,56
Cimaung II Andosol Sawah II And S 1,37
II Andosol Tegalan II And T 0,78 II Latosol Sawah II Lat S 1,21 IV Latosol Sawah IV Lat S 0,21
Cempakamulya IV Latosol Kebun IV Lat K 1,56
IV Latosol Sawah IV Lat S 1,56
Pasirhuni II Andosol Sawah II And S 0,18
II Latosol Sawah II Lat S 0,81 IV Latosol Sawah IV Lat S 0,20
Jagabaya II Andosol Sawah II And S 3,01
II Andosol Tegalan II And T 0,74
Malasari II Andosol Sawah II And S 0,67
II Andosol Tegalan II And T 1,09 III Andosol Tegalan III And T 1,93 IV Andosol Tegalan IV And T 2,64
Sukamaju II Andosol Sawah II And S 0,55
III Andosol Tegalan III And T 1,11 IV Andosol Tegalan IV And T 1,73 III Latosol Sawah III Lat S 0,93 IV Latosol Tegalan IV Lat T 4,00
Warjabakti IV Latosol Kebun IV Lat K 0,99
IV Latosol Sawah IV Lat S 1,80 IV Latosol Tegalan IV Lat T 1,44
Jumlah 33 43,44
Populasi manusia yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh petani
yang ada di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Dimana populasi
manusia atau populasi petani yang ada di wilayah Kecamatan Cimaung terdiri
dari 14.744 orang petani yang tersebar diseluruh desa di Kecamatan Cimaung,
secara detail tabel populasi petani tertera pada Tabel 3.3
Tabel 3.3
Populasi Petani Di Kecamatan Cimaung
No Desa Populasi Petani (Jiwa)
1 Cikalong 1.021
2 Mekarsari 1.728
3 Cipinang 1.293
4 Cimaung 1.548
5 Cempakamulya 1.544
6 Pasirhuni 1.339
7 Jagabaya 1.998
8 Malasari 1.427
9 Sukamaju 1.384
10 Warjabakti 1.462
Jumlah 14.744
Sumber : Monografi Kecamatan Cimaung, 2013
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 62) menyatakan bahwa :
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti tidak dapat menggunakan sempel yang diambil dari populasi itu.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proporsional stratified random sampling atau penarikan sampel proporsional
acak berstrata dengan mengambil sampel berdasarkan strata yang sama pada
satuan lahan hasil overlay peta kemiringan lereng, penggunaan lahan dan jenis
tanah, serta sekaligus diambil sampel petani yang dilakukkan secara
proporsional pada wilayah satuan lahan tersebut.
Sampel wilayah diambil berbasis satuan lahan yang diperoleh dari
peta penggunaan lahan. Dimana dari satuan lahan tersebut ditarik sampel, satuan
lahan yang menjadi sampel merupakan satuan lahan yang memiliki luasan yang
paling luas atau yang memiliki luas paling mayoritas dibandingkan dengan
luasan jenis satuan lahan yang sama pada setiap desa. Sampel wilayah penelitian
tertera secara detail pada Tabel 3.4 dan peta sampel penelitian tertera pada
Gambar 3.4.
Tabel 3.4
Sampel Wilayah Penelitian Di Kecamatan Cimaung
No
Satuan lahan Simbol
Satuan lahan
Lokasi Penggunaan
lahan
Kemiringan lereng
Jenis tanah
1 Sawah II Andosol II And S Desa Jagabaya
2 Tegalan II Andosol II And T Desa Malasari
3 Tegalan III Andosol III And T Desa Malasari
4 Tegalan IV Andosol IV And T Desa Malasari
5 Sawah II Latosol II Lat S Desa Cimaung
6 Kebun III Latosol III Lat K Desa Mekarsari
7 Sawah III Latosol III Lat S Desa Sukamaju
8 Kebun IV Latosol IV Lat K Desa Mekarsari
9 Sawah IV Latosol IV Lat S Desa Mekarsari
10 Tegalan IV Latosol IV Lat T Desa Sukamaju
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Adapun sampel petani yang dipilih merupakan petani yang berada di desa
yang sampel wilayah satuan lahannya dijadikan sampel wilayah dalam
penelitian ini. Adapun angka ketentuan responden tersebut diperoleh
berdasarkan rumus yang dikemukakkan Dixon dan B. Leach dalam Tika (2005:
25) yaitu sebagai berikut:
n = [� � �� ]² (1)
Dimana :
N = jumlah sampel
Z = Confidence level, nilai convidence level 99 % adalah 1,96 %
V = variabel yang dapat diperoleh dengan rumus :
� = √P − P (2)
C = Confidence limit/ batas kepercayaan (%) dalam penelitian ini diambil
10 %
n′= �
+ �� (3)
Dimana :
n’ = jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibulatkan)
n = jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1)
N = jumlah populasi
1.P = � ℎ �
ℎ � x
P = .. x
P = ,
. � = √P − P
� = √ , − ,
� = ,
3. n = [ � �
� ]²
n = [ , � , ]²
n = [ , ]²
n = ,
4.n′=
n′= , + .,
�′ = , ,
�′ = ,
Dibulatkan menjadi 62, maka jumlah sampel petani yang diambil dalam
penelitian ini adalah 62 sampel (responden). Untuk lebih jelasnya penyebaran
sampel petani tertera pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Sampel Petani Di Kecamatan Cimaung
No Desa Jumlah Sampel
1 Mekarsari 1728
n = � =
2 Malasari 1427
n = � =
3 Sukamaju 1384
n = � =
Jumlah 4539 62
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Berdasarkan pada Tabel 3.5 sampel petani diambil pada tiga desa dari 10
desa di Kecamatan Cimaung. Tiga desa yang dipilih dalam penentuan ini
berdasarkan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa yang unit satuan
lahannya diambil sebagai sampel wilayah dalam penelitian ini yang berjumlah
62 orang petani, terdiri dari 24 orang petani dari Desa Mekarsari, 19 petani dari
Desa Malasari dan 19 petani dari Desa Sukamaju.
C. Definisi Operasional
Penelitian ini diberikan judul : “ Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian
Untuk Tanaman Pangan Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ”.
Untuk menghindari kesalahpamahan dari penafsiran judul maka penulis
1. Evaluasi Kesesuian Lahan
Menurut Hardjowigeno (2001:15) menyatakan bahwa evaluasi
kesesuaian lahan adalah :
Membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan.
2. Lahan Pertanian
Salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat bagi manusia
adalah sumberdaya lahan, dimana sumber daya lahan ini dimanfaatkan sebagai
tempat hidup dan tempat mencari nafkah. Menurut Perda Provinsi Jawa Barat
No. 27 Tahun 2010 (2010:4) mengemukakkan bahwa “lahan pertanian
merupakan bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian”.
3. Tanaman Pangan
Menurut Mubyarto dalam Sunaryo.H (1998:17) mengemukakan bahwa :
Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sedangkan dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama atau tanaman pangan seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian) dan tanaman hortikultura yaitu sayur mayur dan buah-buahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi
operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penggambaran
tingkat kesesuaian lahan daerah penelitian terhadap berbagai persyaratan tumbuh
optimal tanaman pangan yang dibudidayakan oleh petani dalam lahan pertanian
daerah penelitian, dimana tanaman pangan itu sendiri terbagi menjadi tanaman
penghasil karbohidrat yakni padi, tananam palawija (jagung dan ubi jalar) dan
tanaman hortikultura (bawang merah, sawi dan cabai).
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sedang
sifat, ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain”.
Variabel penelitian dalam judul penelitian ini terdiri dari variabel bebas (x)
dan variabel terikat (y). Menurut Sugiyono (2010:4) “variabel bebas (Independen)
adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat
(Dependen) dan variabel terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari kondisi lahan dan kondisi
sosial ekonomi. Variabel bebas tersebut sangat menentukan variabel independen,
yakni menentukan nilai karakteristik lahan pertanian sekaligus klasifikasi
kesesuaian lahan pertanian di Kecamatan Cimaung.
Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini disajikan
[image:30.595.131.492.389.596.2]pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Kondisi lahan
1. Suhu udara (t) 2. Ketersediaan air (w) 3. Kondisi perakaran (r) 4. Retensi hara (f) 5. Ketersediaan hara (n) 6. Terrain (s)
7. Erosi (e) Kondisi sosial-ekonomi
1. Mata pencaharian
2. Pengalaman/keterampilan 3. Pendidikan
4. Pendapatan
Evaluasi kesesuaian lahan
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan
dengan kesesuaian lahan. Jenis data terbagi dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik penelitian.
Berdasarkan metode yang digunakan, teknik pengumpulan data yang digunakan
1. Survei
Merupakan salah satu teknik dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini
berupa pengamatan dan pengukuran sampel langsung di lapangan. Adapun yang
dapat diukur di lapangan dalam penelitian ini, berupa batuan permukaan, batuan
yang muncul dipermukaan pengukuran kedalaman perakaran (cm) serta
penentuan kelas drainase tanah.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapat sejumlah data dan informasi
yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diteliti sebagai landasan
pemikiran dalam penulisan penelitian ini.
Dalam penelitian ini, studi pustaka lebih menekankan berbagai pustaka
mengenai evaluasi sumberdaya lahan terutama evaluasi kesesuian lahan
sehingga akan didapatkan pendapat para ahli dan disajikan rujukan untuk
langkah-langkah konkrit dan ilmiah dalam penelitian kesesuaian lahan pertanian
ini.
Selain itu data pertanian Kabupaten Bandung serta profil Kecamatan
Cimaung untuk mendapatkan data sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk
b. Kepadatan penduduk
c. Komposisi penduduk (berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan
mata pencaharian)
3. Studi Dokumentasi
Studi dukumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mencari dan mempelajari sumber-sumber informasi mengenai
variabel-variabel yang berupa transkrip, catatan-catatan, buku-buku, foto-foto, peta dan
sebagainya yang berada di daerah penelitian yang sesuai serta dapat melengkapi
data gambaran di lapangan agar lebih jelas dan informasi bagi keperluan
4. Analisis Labolatorium
Analisis laboratorium diperlukan untuk memperoleh parameter kesesuaian
lahan yang tidak dapat diukur di lapangan, khususnya sifat tanah. Keakuratan
data mengenai sifat tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kesesuaian lahan.
Adapun yang diukur dan dianalisis di laboratorium adalah sampel tanah untuk
mengetahui parameter berupa data N-total, P₂O₅ tersedia, K₂O tersedia, KTK
(me/100gr tanah), serta tekstur tanah (bagian permukaan). Analisis laboratorium
ini dilakukan di Laboratorium Penguji Balai Penelitian Tanaman Sayuran
(BALITSA).
Hasil analisis laboratorium merupakan data primer mengenai potensi lahan.
Nilai atau angka-angka yang dihasilkan dari analisis lahan laboratorium
kemudian diidentifikasi, diklasifikasi sebagai bahan pertimbangan bagi TOR
kesesuaian lahan tanaman yang ada di Kecamatan Cimaung sehingga dihasilkan
tingkat kesesuaian lahan pertanian bagi budidaya tanaman pertanian yang ada di
Kecamatan Cimaung.
5. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi langsung dari masyarakat atau narasumber lainnya.
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur yang
dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk menjawab
kondisi sosial-ekonomi petani.
F. Alat Pengumpulan Data
Untuk memudahkan pengumpulan data, maka diperlukan alat dan bahan
sebagai berikut :
1. Peta Rupabumi
Peta rupabumi berisi data tentang batas administrasi suatu wilayah,
penggunaan lahan, kontur dan lain-lain peta rupabumi yang digunakan dalam
penelitian ini diantaranya : Peta rupabumi lembar Pangalengan, Peta rupabumi
2. Peta Tanah
Peta tanah merupkan peta berbagai jenis tanah. Secara lebih jauh, jenis tanah
serta karakteristiknya mempengaruhi pada suatu syarat tumbuh tanaman tertentu.
3. Peta Topografi
Untuk membuat peta kemiringan lereng sangat diperlukan peta topografi
karena peta ini menggambarkan bentuk dan ketinggian lahan.
4. Monografi Kecamatan
Data seperti jumlah penduduk, jenis mata pencaharian sangat diperlukan
dalam penelitian ini terutama dalam menentukan populasi dan sampel penduduk,
untuk itu dalam penelitian ini diperlukan monografi kecamatan yang memuat
data tersebut.
5. Data Curah Hujan
Data curah hujan sangat diperlukan dalam penelitian yang membahas
menganai lahan pertanian sebagai data penunjang karena dari data tersebut dapat
dilihat besarnya curah hujan di wilayah penelitian dimana data tersebut dapat
mempengaruhi kesuburan tanah.
6. Klinometer
Klinometer digunakan sebagai alat mengukur kemiringan lereng di lapangan.
Sehingga secara umum dapat diperoleh data kemiringan lereng di daerah
penelitian.
7. Plastik Sampel
Dalam analisis laboratorium setiap sampel tanah hendaknya diambil pada
setiap plot yang telah dijadikan sebagi sampel. Pada penelitian ini sampel yang
diambil adalah sample disturbed yang disimpan dalam plastik sampel, dan
kemudian setiap plastik sampel diberi kode lapangan agar tidak tertukar dengan
sampel plot yang lain.
8. Bor Tanah Atau Skop Tanah
Alat ini digunakan untuk membantu mempermudah dalam proses
9. Chek List Lapangan Dan Pedoman Wawancara
Karakteristik setiap sampel yang diteliti memiliki perbedaan satu sama lain,
checlist lapangan digunakan untuk memperoleh perbedaan karakteristik setiap
sampel dengan parameter yang sama, sedangkan pedoman wawancara
diperlukan ketika wawancara dilakukan agar wawancara yang dilakukan lebih
terarah pada hal-hal yang mendukung dalam penelitian ini.
10.Kamera Digital
Kamera ini diperlukan untuk pengambilan gambar-gambar yang ada di
lapangan. Sehingga dengan visualisasi hasil kamera pembaca dapat
menggambarkan daerah penelitian.
11.GPS
GPS merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui koordinat suatu
tempat di permukaan bumi. Pada penelitian ini GPS digunakan untuk
mengetahui koordinat plot setiap pengamatan dan pengukuran sampel di
lapangan.
Berdasarkan keterangan yang telah di uraikan di atas, pada dasarnya alat-alat
yang digunakan adalah untuk membantu dalam proses pengumpulan data.
Alat-alat tersebut sangat berperan dalam mengungkap data lapangan, sehingga dengan
alat-alat tersebut akan muncul data lapangan melalui tiap parameter karakteristik
lahan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
kuantitatif yaitu dengan menganalisis evaluasi lahannya dengan
memperhatikan aspek sosial ekonomi, dimana data dalam bentuk kuantitatif.
Selain teknik yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini juga
menggunakan teknik matching untuk menganalisis kesesuaian lahan dengan
cara membandingkan lahan di daerah pertanian dengan persyaratan tumbuh
tanaman.
Secara sistematis langkah-langkah untuk menganalisis data adalah
1. Editing Data (Pemeriksaan Data Yang Terkumpul)
Pengecekan data-data yang telah dikumpulkan agar data-data yang akan
diolah lebih lanjut adalah data-data yang cukup baik dan relevan dengan
tujuan penelitian.
2. Coding (Pengelompokkan Data)
Coding adalah usaha pengklasifikasian/pengelompokan jawaban menurut
macamnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
memenuhi atau belum terhadap pertanyaan penelitian.
3. Tabulasi (Penyajian Data)
Hasil dari editing dan coding di atas, data-data tersebut kemudian dapat
disajikan dalam bentuk tabel , gambar , bagan, dan peta. Data karakteristik
lahan berupa parameter-parameter kesesuaian lahan yang terukur disajikan
per satuan lahan.
4. Analisis Laboratorium
Keakuratan pengukuran sifat-sifat tanah sangat menentukan jenis tanaman
yang seharusnya ditanam. untuk menganalisis sifat-sifat tanah secara akurat
diperlukan pengujian laboratorium.
5. Interpretasi Dan Kompilasi Peta
Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa peta-peta
agar diperoleh informasi yang berhubungan dengan karakteristik lahan yang
selanjutnya digunakan untuk menentukan kualitas lahan.
6. Teknik Matching Data
Teknik ini digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan di lokasi
penelitian dengan cara mempertemukan atau mencocokkan kriteria/kelas
kesesuaian lahan untuk setiap jenis tanaman yang merupakan persyaratan
tumbuh tanaman dalam hal ini jenis tanaman yang hendak dicocokkan adalah
syarat tumbuh tanaman yang dibudidayakan oleh petani (padi, jagung, ubi jalar,
bawang merah, sawi dan cabai) dalam Term Of References (TOR tanaman)
dengan kualitas dan karakteristik lahan di lokasi penelitian per satuan lahan.
Berikut TOR tanaman yang merupakan persyaratan tumbuh tanaman yang
Tabel 3.7
Persyaratan Tumbuh Tanaman Padi Persyaratan
penggunaan /karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N1 N2
Temperatur (t) : Rata-rata tahunan
(°C)
25 - 29 30-32 24-22 33-35 21-18 35-40 <18 >35 <18 Ketersediaan air (w): Bulan kering (<75
mm) Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
<3 >1500 3-<9 1200-1500 9-9,5 800-<1200 - - >9,5 <800 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Terhambat Pasir liat berlempung , debu berlempung
, debu, liat berlempung >50 Terhambat Pasir berlempung, lempung, lempung liat berpasir, liat, liat berstruktur >40-50 Sedang, baik Lempun g berpasir, liat berstrukt uk >25-40 Cepat - 20-25 Sangat cepat Kerikil, pasir <20
Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH ≥ 17 >5,5 -7,0 5-16 >7,0-8,0 4,5 – 5,5
<5 >8,0-8,5 4,0-<4,5 - - - >8,5 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia
(ppm) K₂O tersedia
(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 < 0,10 < 4 < 10 - - Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan
dan di dalam penampang tanah (%) Singkapan batuan <3 <3 <2 3-8 3-15 2-10 >8-15 >15 - 40
>10-25 >15-25 - >25-40 >25 >40 >40
Erosi (e): Sangat ringan
Tabel 3.8
Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung. Persyaratan
penggunaan /karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N1 N2
Temperatur (t) : Rata-rata tahunan
(°C)
20 - 26 >26 - 30 >30-32 15 - <20
td >32 <15 Ketersediaan air (w):
Bulan kering (<75 mm) Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
1-7
>1200
>7 - 8
900-1200
>6 - 9
600-900 td
-
>9
<600 Media perakaran (r):
Kelas drainase tanah
Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Baik - sedang Lempung, pasir liat berlempung , debu berlempung
, debu, liat berlempung >60 Agak Terhambat Pasir berlempung, pasir berliat, liat >40-60 Terham bat. Agak cepat Lempun g berpasir, debu berliat >24-40 td - 20-24 Cepat, sangat terhamb at Kerikil pasir <24
Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH ≥ 17 >6,0 -7,0 5-16 >7,0-7,5 5,5-<6,0 <5 >7,5-8,0 4,5-<5,5 td >8,0-8,5 4,0-4,5 - >8,5 <4,0 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia (ppm)
K₂O tersedia (me/100gr) ≥ 0,21 >16 ≥ 21 0,10-0,20 11-15 10-20 < 0,10 ≤ 10 <10 - - - - - - Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan
tanah (%) Singkapan batuan <3 <3 <2 3-8 3-15 2-10 >8-15 >14-40 >10-25 >15-25 - >25-40 >25 >40 >40
Erosi Sangat
ringan
Tabel 3.9
Persyaratan Tumbuh Tanaman Ubi Jalar. Persyaratan
penggunaan /karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N1 N2
Temperatur (t) : Rata-rata tahunan
(°C)
22 - 25 >25 – 30 20-<22
>30-35 18 - <20
td >35 <18 Ketersediaan air
(w): Bulan kering (<75
mm) Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
1-7
800-1500
>7 - 8
1500-2500 600-<800
>8 - 9
2500-4000 400-600 td td >9 <400 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Baik - sedang Lempung, pasir liat berlempung , debu berlempung
, debu, liat berlempung >75 Agak cepat Pasir berlempung, debu, pasir berliat, liat 50-75 Agak Terham bat. Pasir, debu berliat, liat terstrukt ur 30-<50 Terham bat td 20-<30 Sangat terhamb at, cepat Kerikil <20
Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH ≥ 17 5,5 -6,5 5-16 6,5-7,0 5,0-5,5 <5 7,0-7,5 4,5-5,0 td 7,5-8,0 4,0-4,5 - >8,0 <4,0 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia
(ppm) K₂O tersedia
(me/100gr) ≥ 0,21 > 11 ≥ 21 0,10-0,20 8-10 10-20 <0,10 < 8 <10 - - - - - - Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan
tanah (%) Singkapan batuan <3 <3 <2 3-8 3-15 2-10 >8-15 >15-40 >10-25 >15-25 - >25-40 >25 >40 >40 Erosi (e) : Sangat
ringan
Tabel 3.10
Persyaratan Tumbuh Tanamana Bawang Merah Persyaratan
penggunaan/karakt eristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N1
Temperatur (t) : Rata-rata tahunan
(°C)
10-25 25-30
5-10 30-35 2-5 >35 <2 Ketersediaan air (w): Bulan kering Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
>6 350-600 3-5 600-800 300-350 <3 800-1.600 230-500 - >1.600 <250 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Baik, agak terlambat
Liat berdebu, liat, liat berpasir, lempung liat berdebu, Lempung berliat, lempung liat berpasir, debu,lempung berdebu,lempung >50 Agak cepat, sedang - 30-50 Terhamba t Lempung berpasir 20-30 Sangat terhambat, cepat Pasir berlempung, pasir <20
Retensi hara (f): KTK (me/100gr)
pH
>16 6,0 – 7,8
<16 5,8 – 6,0 7,8 – 8,0
<5.8 >8,0
Ketersediaan hara (n):
N-total (%) P₂O₅ tersedia
(ppm) K₂O tersedia
(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 <0,10 < 4 < 10 Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan
Singkapan batuan <8 <5 <5 8-16 5-15 5-15 16-30 15-24 15-25 >30 >40 >25 Erosi (e): Sangat ringan
Ringan-sedang
Berat Sangat berat
Tabel 3.11
Persyaratan Tumbuh Tanaman Sawi Persyaratan
penggunaan/karakt eristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N1
Temperatur (t) : Rata-rata tahunan
(°C)
18 - 25 25 – 30 15 – 18
30 – 35 10 - 15
>35 <10 Ketersediaan air
(w): Bulan kering Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
< 3 1.000-2.500
4 - < 9 500-1.000
2.500-4.000
9 – 9,5 250-500 4.000-6.000 >9,5 <250 >6.000 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Sedang Liat berdebu, liat, liat
berpasir, lempung liat berdebu. Lempung berliat, lempung liat berpasir, debu,lempung berdebu,lempung >50 Terhamba t - - agak cepat Lempung berpasir 25-50 Sangat terhambat,c epat Pasir berlempung , pasir <25
Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH >16 5,5-7,8 ≤16 5,0-5,5 7,8-8,0 <5,0 >8,0 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia
(ppm) K₂O tersedia
(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 <0,10 < 4 < 10 Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan
(%) Singkapan batuan
< 8 < 5
< 5
8 – 16 5 – 15
5 – 15
16 – 30 15 – 40
15 – 25
>30 >40
>25 Erosi (e) : Sangat ringan
Ringan-sedang
Berat Sangat berat Sumber : Puslitbang tanah Dan Agroklimat (2003:70) ;Pusat Penelitian
Tabel 3.12
Persyaratan Tumbuh Tanaman Cabai Persyaratan
penggunaan/kar akteristik lahan
Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N1
Temperatur (t) : Rata-rata tahunan (°C) 18-26 26-27 16-18 27-28 14-16 >28 <14 Ketersediaan air (w): Bulan kering Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
>6 600-1.200
3-5 500 – 600
1.200– 1.400 <3 400-500 >1.400 <400 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm)
Baik, agak terhambat Liat berdebu, liat, liat berpasir, lempung liat berdebu. Lempung berliat, lempung liat berpasir, debu,lempung berdebu,lempung >75 Agak cepat,sedan g - 50-75 Terhamba t Lempung berpasir
30 - 50
Sangat terhambat Pasir berlempu ng, pasir <30
Retensi hara (f): KTK (me/100gr)
pH
>16 6,0 – 7,6
≤16
5,5 – 6,0 7,6 – 8,0
<5,5 >8,0
Ketersediaan hara (n):
N-total (%) P₂O₅ tersedia
(ppm) K₂O tersedia
(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 <0,10 < 4 < 10 Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan
(%) Singkapan batuan
< 8 < 5
< 5
8 – 16 5 – 15
5 – 15
16 – 30 15 – 40
15 – 25
>30 > 40
>25 Erosi (e) : Sangat ringan
Ringan-sedang
Berat Sangat berat Sumber : Puslitbang tanah Dan Agroklimat (2003:60);Pusat Penelitian Tanah
Kualias lahan yang hendak dicocokkan terdiri dari suhu udara, ketersediaan
air, kondisi perakaran, retensi hara, ketersediaan hara, terain/medan, dan bahaya
erosi.
7. Analisis Data Tersusun
Analisis data sosial ekonomi dilakukan untuk mendapatkan jawaban
terhadap permasalahan penelitian didukung oleh teori-teori yang terkait.
Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan secara kualitatif yaitu
analisis yang berusaha untuk mendeskripsikan segala kondisi atau fenomena
yang terdapat dalam penelitian, dan secara kuantitatif yaitu analisis
mengenaikumpulan data yang menggambarkan permasalahan penelitian,
terutama berkaitan dengan kondisi sosial. Analisis kondisi sosial menggunakan
perhitungan persentase dengan rumus menurut Effendi dan Manning (1991 :
263) :
P =� � � %
Keterangan : P = Persentase
F = Frekuensi tiap kategori jawaban
N = Jumlah responden
Penafsiran menggunakan kriteria sebagai berikut:
100% = seluruhnya
75 – 99% = sebagian besar
51 – 74% = lebih dari setengahnya
50% = setengahnya
25 – 54% = kurang dari setengahnya
1 – 24% = sebagian kecil
H. Kerangka Penelitian
Dalam rangka penelitian mempermudah penelitian, penulis membuat
langkah-langkah sebagai berikut :
Peta Dasar Dan Data Sekunder
Peta Penggunaan lahan
Peta kemiringan lereng Peta Jenis Tanah
Peta Satuan Lahan
Persyaratan Tumbuh Tanaman Peta Sampel Penelitian
Survai Lapangan
Evaluasi lahan
Tingkat kesesuaian lahan
Faktor Pembatas Peta Kesesuian Lahan
Rekomendasi Upaya Perbaikan Lahan
Peta Kesesuaian Lahan Potensial Upaya pemberdayaan
[image:43.595.76.543.166.765.2]DAFTAR PUSTAKA
Alim, S. (2010). Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian. Jatinangor: Universitas
Padjajaran.
Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. (2012). Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat I. Jawa
Barat: BPS Provinsi Jabar.
Badan Penelitian Tanaman Sayuran. (2007) : Budidaya Tanaman Sayuran.
Lembang : Balitsa.
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian. (2000) :
Laporan Tahunan Balitkabi Tahun 1999/2000. Malang : Balitkabi.
Darmawijaya, Isa. (1990). Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Effendi dan Manning. 1991. Metode P