• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Jika optimalisasi lahan tidak tercapai maka akan mengakibatkan berbagai hal negatif seperti produktivitas yang semakin menurun dari waktu ke waktu, Untuk mengoptimalisasi dan mengefisiensikan pemanfaatan lahan, perlu adanya informasi megenai potensi dari lahan itu sendiri terutama aspek kesesuaian lahan. penggunaan lahan di Kecamatan Cimaung paling dominan adalah sebagai lahan pertanian. namun berdasarkan data produktifitas tanaman pangan yang dibudidayakan oleh petani mengalami penurun dan memiliki rata-rata produktivitas yang rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional yang dapat dicapai oleh komoditas tanaman tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan, mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman aktual dan potensial yang dibudidayakan upaya perbaikan faktor pembatas dan upaya petani dalam rangka meningkatkan kelas kesesuaian lahan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi petani.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian meliputi lahan pertanian dan seluruh petani. Pengambilan sampel wilayah berdasarkan satuan lahan, dan data sosial ekonomi dengan cara wawancara. Menggunakan teknik matching data karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman.

Hasil analis menunjukkan bahwa secara umum tingkat kesesuaian lahan berada pada tingkat cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas ketersediaan hara, media perakaran,kemiringan lereng dan bahaya erosi pada unit lahan II And S, II Lat S dan II And T. Beberapa unit lahan yang memiliki tingkat kesesuaian yang tidak sesuai saat ini (N1) dengan faktor pembatas rata-rata curah hujan tahunan, dan kemiringan lereng pada satuan lahan selain unit lahan III And T, IV And T, III Lat K, III Lat S, IV Lat K, IV Lat S, IV Lat T. Setelah dilakukan perbaikan sesuai dengan tingkat pengelolaannya, maka terjadi kenaikan tingkat kesesuaian lahan menjadi S1 dan S2 sehingga diperoleh beberapa jenis tanaman yang direkomendasikan karena lebih sesuai untuk ditanam pada setiap unit lahan yang diteliti, dan diketahui upaya perbaikan dengan rekayasa sosial yang dilakukan yakni dengan melakukan pelatihan/penyuluhan untuk mempersiapkan petani agar mampu melaksanakan perbaikan pada lahan pertaniannya yang memiliki faktor pembatas.

(2)

ABSTRACT

There would be negative results such as the decrease of productivity from time to time if land optimization was not achieved. To be able to optimize and make it efficient for utilizing the land, the information of its potential is a need especially the aspect of its suitability. The use of land in Kecamatan Cimaung is dominated by agriculture. However, based on the related data its productivity got decrease and had low average of productivity compared to the average achieved by national productivity for the same commodity.

This study is aimed to find out the characteristic possessed by agriculture land which is aimed to know its characteristic, to know its actual suitability for cultivating potential crop, the attempt for improvement of limitation factor, and the attempt to empower society which is suited to current social economic condition of the farmers.

Research method used in this study is survey method. The population includes agriculture lands and the farmers. Sampling process was done based on land unit and the data of social economic that was derived through interview. Matching technique between data of land’s characteristics and requisite of growing plants was used.

The result of analysis showed that in general the suitability of the land was in the adequate level (S2) for the limitation factor such as nutrient availability, rooting medium, slope and erosion hazard of its land unit by II And S, II Lat S and II And T. Some of land units had level of current not suitability (N1) for the limitation factors of rain fall per year, and slope in the land unit except land unit And T, IV And T, III Lat K, III Lat S, IV Lat K, IV Lat S, IV Lat T. After the improvement which is suitable with its management level, there was an increase on the level of land suitability become S2 and S1 which led to the result of recommendation for some of plants species because its suitability to be grown in each land that was involved in this study. In addition, it was also known that the attempt of improvement with social manipulation which was done for preparing the farmers to be able to administer the improvement on their land which had limitation factors.

(3)

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II TINJAUNAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Lahan ... 10

1. Pengertian Lahan ... 10

2. Penggunaan Lahan ... 10

B. Sifat-Sifat Lahan ... 11

1. Karakteristik dan Kualitas Lahan ... 11

2. Pembatas Lahan ... 13

3. Perbaikan Lahan (Land Improvment) ... 14

C. Evaluasi Sumberdaya Lahan ... 15

D. Kesesuaian Lahan ... 16

1. Pengertian Kesesuialan Lahan ... 16

2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan ... 16

E. Informasi Sumberdaya Lahan untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan ... 20

(4)

5. Ekonomi Sosial ... 28

6. Rekayasa Sosial (Social Engineering) ... 28

F. Lahan Pertanian ... 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Definisi Opresional ... 40

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Alat Pengumpulan Data ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 46

H. Kerangka Penelitian ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 59

B. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 61

C. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 79

D. Hasil Penelitian ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 132

A. Simpulan ... 132

B. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 136

(5)

Tabel 1.3 Produktifitas Tanaman Di Kecamatan Cimaung Tahun

2010-2013 ... ... 4

Tabel 1.4 Rata-Rata Produktifitas Nasional Untuk Tanaman Sayuran ... 5

Tabel 1.5 Rata-Rata Produktivitas Nasional Untuk Tanaman Padi Dan Palawija ... ... ... 6

Tabel 2.1 Karakteristik Lahan Dan Kualitas Lahan ... 12

Tabel 2.2 Rekomendasi Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Untuk Menjadi Potensial Menurut Pengolahannya ... ... 14

Tabel 2.3 Pembagian Tingkat Kelas Kesesuaian Lahan ... 18

Tabel 2.4 Klasifikasi Kedalaman Efektif Tanah ... 23

Tabel 2.5 Klasifikasi Tukar Kation (KTK) ... 24

Tabel 2.6 Tingkat Keasaman Tanah (pH) ... 24

Tabel 2.7 Klasifikasi Unsur N Total ... 25

Tabel 2.8 Klasifiakasi Unsur P Tersedia ... 26

Tabel 2.9 Klasifikasi Unsur K Tersedia ... 26

Tabel 2.10 Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 27

Tabel 3.1 Klasifikasi Kemiringan Lereng... 34

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Di Kecamatan Cimaung... 36

Tabel 3.3 Populasi Petani Di Kecamatan Cimaung ... 37

Tabek 3.4 Sampel Wilayah Penelitian Di Kecamatan Cimaung ... 38

Tabel 3.5 Sampel Petani Di Kecamatan Cimaung... 40

Tabel 3.6 Variabel Penelitian ... ... 42

Tabel 3.7 Persyaratan Tumbuh Tanaman Padi ... 48

Tabel 3.8 Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung ... 49

Tabel 3.9 Persyaratan Tumbuh Tanaman Ubi Jalar ... 50

Tabel 3.10 Persyaratan Tumbuh Tanamana Bawang Merah ... 51

(6)

Tabel 4.4 Jumlah Curah Hujan Bulanan Kecamatan Cimaung Tahun 2004 –

2013 ... ... 63

Tabel 4.5 Jumlah Bulan Kering Dan Bulan Basah Setiap Tahun 2004-2013 Di Kecamatan Cimaung ... ... 64

Tabel 4.6 Luas Kemiringan Lereng Kecamatan Cimaung ... 67

Tabel 4.7 Satuan Geologi di Kecamatan Cimaung ... ... 71

Tabel 4.8 Persebaran Luas Tanah Di Kecamatan Cimaung ... 72

Tabel 4.9 Padanan Nama Tanah Menurut Berbagai Sistem Klasifikasi ... 74

Tabel 4.10 Luas Penggunaan Lahan Di Kecamatan Cimaung ... 77

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Tiap Desa Di Kecamatan Cimaung Tahun 2013 ... ... ... 79

Tabel 4.12 Kepadatan Penduduk Tiap Desa Di Kecamatan Cimaung Tahun 2013 ... ... ... 81

Tabel 4.13 Komposisi Penduduk Kecamatan Cimaung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ... ... 82

Tabel 4.14 Komposisi Penduduk Kecamatan Cimaung Beradasarkan Jenis Mata Pencaharian ... ... ... 82

Tabel 4.15 Tabulasi Silang Antara Status Bertani, Usia Dan Luas Lahan Garapan ... ... ... 88

Tabel 4.16 Tabulasi Silang Status Bertani, Sistem Tanam Dan Penggunaan Jenis Pupuk Untuk Pertanian ... 90

Tabel 4.17 Tabulasi Silang Perolehan Modal Petani, Perolehan Bibit Dan Luas Lahan Garapan ... 91

Tabel 4.18 Tabulasi Silang Usia , Perolehan Keterampilan Dan Lama Bertani ... ... ... 92

(7)

Sampingan ... 96

Tabel 4.22 Tabulasi Silang Antara Pendapatan Petani, Kebiasaan Petani Untuk Menabung Dan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 99

Tabel 4.23 Tabulasi Silang Antara Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Dan Keinginan Berpindah Mata Pencaharian ... 100

Tabel 4.24 Sampel Wilayah Penelitian Di Kecamatan Cimaung ... 101

Tabel 4.25 Kualitas Lahan Dan Karakteristik Lahan ... 102

Tabel 4.26 Kualitas Dan Karakterstik Lahan Untuk Setiap Satuan Lahan ... 103

Tabel 4.27 Hasil Klasifikasi Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Pertanian Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 109

Tabel 2.28 Rekomendasi Jenis Tanaman Terpilih Untuk Lahan Pertanian Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 122

Tabel 4.29 Faktor Pembatas Dan Upaya Perbaikan Lahan Untuk Yang Terdapat Di Kecamatan Cimaung ... 125

Tabel 4.30 Tingkat Kesesuaian Lahan Potensial Di Kecamatan Cimaung ... 127

(8)

Hingga Satuan ... 19

Gambar 2.2 Diagram Segitiga Tekstur Tanah Dan Sebaran Besar Butir ... 22

Gambar 3.1 Bagan Alur Pemikiran Penelitian ... 55

Gambar 3.2 Peta Populasi Penelitian Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 56

Gambar 3.3 Peta Satuan Lahan Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 57

Gamabr 3.4 Peta Sampel Penelitian Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... ... 58

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 60

Gambar 4.2 Kecamatan Cimaung Pada Zonefikasi Iklim Menurut Junghuhn ... 66

Gambar 4.3 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... ... 68

Gambar 4.4 Peta Geologi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 70

Gambar 4.5 Peta Jenis Tanah Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 73

Gambar 4.6 Peta Hidrogeologi Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... 75

Gambar 4.7 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ... ... 78

Gambar 4.8 Alur Pemasaran Hasil Peratanian Di Kecamatan Cimaung ... 98

Gambar 4.9 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Padi Kecamatan Cimaung ... ... 111

Gambar 4.10 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Jagung Kecamatan Cimaung ... ... 113

Gambar 4.11 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Ubi Jalar Kecamatan Cimaung ... ... 115

Gambar 4.12 Peta Kelas Keseuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Bawang Merah Kecamatan Cimaung ... 117

(9)

Di Kecamatan Cimaung ... ... 123

Gambar 4.16 Peta Tingkat Pengelolaan Upaya Perbaikan Untuk Lahan

Pertanian Kecamatan Cimaung ... 130

Gambar 4.17 Peta Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Terpilih Di

(10)

3. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Jagung

4. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Ubi Jalar

5. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Bawang Merah

6. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Sawi

7. Tingkat Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Cabai

8. Tingkat Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Untuk Setiap Unit Satuan

Lahan Untuk Tanaman Terpilih

9. Instrumen Wawancara Petani

10.Instrumen Observasi Penelitian Sifat Fisik Lahan

11.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Padi

12.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Jagung

13.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Ubi Jalar

14.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Bawang Merah

15.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Sawi

16.Kisaran Pendapatan Yang Diperoleh Petani Dari Tanaman Cabai

17.Surat Izin Penelitian

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

FAO dalam Arsyad (2012:206) mengemukakan pengertian lahan sebagai

berikut :

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruh terhadap penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang.

Sifat dari sumberdaya alam adalah tetap dan terbatas yang dapat mengalami

kerusakan dan atau penurunan produktivitas sumberdaya alam bila tidak dijaga

dan dilestarikan keberadaannya berbanding terbalik dengan kebutuhan manusia

yang cenderung terus meningkat dari waktu-ke waktu.

Seiring berjalannya waktu semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu

daerah maka akan semakin mendesak pula terhadap penggunaan lahan dengan

dilakukannya perubahan penggunaan lahan yang dimanfaatkan oleh manusia

sebagai daerah pemukiman maupun daerah bercocok tanam, dan daerah industri

untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Pemenuhan kebutuhan manusia tidak sebanding dengan sumberdaya alam

yang tersedia untuk memenuhinya kebutuhan mereka, karena kebutuhan manusia

yang cenderung meningkat terus menerus tidak sebanding dengan sumberdaya

alam yang tersedia yang relatif tetap bahkan kebutuhan manusia terus berkembang

apabila penggunaan lahan yang tidak sesuai karena disesuaiakan dengan

kebutuhan hidup manusia itu sendiri.

Jika optimalisasi lahan tidak tercapai maka akan mengakibatkan berbagai hal

negatif seperti produktivitas yang semakin menurun dari waktu ke waktu,

terjadinya erosi, penurunan tingkat kesuburan tanah, berkurangnya cadangan air

dan perubahan ekosistem yang mengakibatkan menurunya kualitas. Keberhasilan

peningkatan produktivitas petanian sangat tergantung pada perencanaan lahan

(12)

Kegiatan mengoptimalisasi dan mengefisiensikan pemanfaatan lahan, perlu

adanya informasi megenai potensi dari lahan itu sendiri terutama aspek kesesuaian

lahan sekaligus tindakan pengelolaan yang tepat bagi setiap areal lahan, sehingga

informasi ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi setiap kebijakan yang

diterapkan dalam pemanfaatan lahan lebih lanjut di wilayah yang bersangkutan.

Dengan evaluasi kesesuaian lahan akan diperoleh gambaran mengenai

kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu dimana dapat

diketahui sifat-sifat lahan yang menunjang dalam keberhasilan suatu produksi

tanaman yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Kecamatan Cimaung merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Bandung dengan wilayah yang memiliki topografi yang bervariasi

diantaranya dataran dengan vegetasi sawah , bergelombang sampai berbukit

dengan vegetasi kebun dan tegalan yang memiliki potensi dalam bidang pertanian

yang besar.

Berdasarkan Monografi Kecamatan Cimaung tahun 2013, mata pencaharian

penduduk yang paling dominan di Kecamatan Cimaung adalah mata pencaharian

bertani dengan jumlah 14.744 jiwa. Jumlah tersebut adalah 61,2 % dari mata

pencaharian lain seperti pengrajin, pedagang, pekerjaan yang bergerak di bidang

jasa, pegawai negeri sipil/TNI, dan pensiunan. Sehingga dapat dikatakan sektor

pertanian punya peranan penting dalam pemanfaaatan lahan di Kecamatan

Cimaung. Data mengenai jenis dan jumlah mata pencaharian penduduk

Kecamatan Cimaung tertera pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Cimaung

No Mata pencaharian Jumlah %

1 Petani 14.744 61,2

3 Pedagang 5.317 22.1

4 Jasa 3.346 14

5 PNS/TNI 663 2,7

Jumlah 24.070 100

(13)

Luas penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Cimaung berdasarkan data

dari UPTD Pertanian dan Monografi Kecamatan Cimaung tahun 2013

menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang paling dominan adalah penggunaan

lahan sebagai lahan pertanian yang tertera pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Penggunaan Lahan di Kecamatan Cimaung Tahun 2013

No Penggunaan lahan Luas (Ha) %

1 Sawah 1.823 23,42

2 Pemukiman 1.021 13,12

3 Tegalan 1.546 19,86

4 Kebun campuran 975 12,52

5 Hutan 1673 21,49

6 Lain-lain 746 9,58

Jumlah 7.784 100

Sumber : Monografi Kecamatan Cimaung dan UPTD Kec. Cimaung, 2013.

Data monografi Kecamatan Cimaung tahun 2013 menggambarkan bahwa

pengguanan lahan di daerah penelitian di dominasi lahan sawah 1.823 Ha atau

23,4 % sedangkan untuk tegalan / huma 1.546 Ha atau 19.86 %. sejalan dengan

banyaknya jenis mata pencaharian bertani serta lahan pertanian yang luas di

Kecamatan Cimaung yang berpotensi besar yang selanjutnya perlu diidentifikasi

kesesuaina jenis tanaman yang ditanam petani dengan karakteristik lahannya

untuk dikembangkan lebih lanjut.

Data penggunaan lahan pertanian dan jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian tersebut, bisa diketahui pula kepadatan penduduk agraris. Dimana

kepadatan penduduk agraris dapat mengetahui berapa jumlah petani pada setiap

Km² luas lahan pertanian. Luas lahan pertanian yang digunakan untuk bercocok

tanam adalah sawah, tegalan/ladang dan kebun campuran adalah 4.344 Ha.

Jumlah petani sebanyak 14.744 jiwa, maka kepadatan penduduk agraris di

Kecamatan Cimaung adalah 4 petani/Ha, ini artinya terdapat sebanyak 4 petani

yang mengolah lahan pertanian seluas 1 Ha atau setiap 1 orang rata-rata mengolah

lahan seluas 0,2 Ha. Keterangan tersebut bisa diketahui bahwa petani di

Kecamatan Cimaung termasuk petani kecil dengan luas lahan sekitar 0,2 Ha

(14)

mempengaruhi pola tanam yang dilakukan dengan melakukkan sistem pola tanam

untuk lahan yang mereka garap.

Pola tanam yang biasa diterapkan di Kecamatan Cimaung, sebagian besar

pada musim hujan petani menanam padi dan sayuran dimana dalam satu tahun

dapat dilakukan 3 kali proses panen untuk padi, sedangkan sawi dapat dilakukkan

penen sekitar 25 hari setelah tanam dan untuk lahan kering seperti tegalan dan

kebun campuran ditanami tanaman sayuran dan palawija dimana jenis sayuran

yang dibudidayakan adalah tanaman cabe, bawang merah dan palawija yakni

tanaman jagung dan ubi jalar yang bisa dipanen sekitar 4-6 bulan setelah

melakukan penanaman, pada musim kemarau lahan pertanian sebagian besar

menjadi lahan kering karena kekurangan air, namun untuk lahan yang berdekatan

dengan sumber air seperti sungai masih dijadikan sebagai lahan sawah.

Namun beberapa tahun terakhir ini, lahan pertanian sawah yang biasa

ditanami padi sering digunakan sebagai lahan yang ditanami tanaman sayuran

dimana para petani yang memiliki lahan sawah menyewakan lahan yang

dimilikinya kepada petani lain yang memiliki kepentingan untuk menanam

tanaman sayuran, sedangkan pola tanam lahan pertanian kering sering ditanami

tanaman sayuran dan palawija namun hasil produksi dari kegiatan pertanian ini

tidak selalu memenuhi kebutuhan petani karena produktivitas tanaman tersebut

masih bervariasi, ada kalanya cukup dan bahkan menurun drastis dan cenderung

masih rendah. Oleh karena itu, perlu evaluasi potensi lahan terutama kesesuian

lahan pertanian tersebut. Pada Tabel 1.3 tertera produktivitas tanaman sayuran

tersebut dari tahun 2010 – 2013.

Tabel 1.3

Rata-Rata Produktifitas Tanaman Pangan Kecamatan Cimaung Tahun 2010-2013

No Jenis

tanaman Tahun (Kw/Ha)

Rata-rata produktivitas

(Kw/Ha)

2010 2011 2012 2013

1 Bawang merah 108,6 111,4 114,4 121.1 113,1

2 Sawi - 198,1 200,1 207,7 202

3 Cabai merah 103,1 73,4 85,9 53,4 78,9

4 Padi 62,03 62,64 63.6 62,4 62,6

(15)

6 Ubi jalar 105,8 106,7 124,7 145,8 120,7 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, 2010-2013

Produktivitas tanaman sayuran di Kecamatan Cimaung tersebut masih

tergolong rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional untuk

tanaman sayuran yang dapat dicapai dalam sekali panen, dimana bawang merah

dapat mencapai 300 Kw/Ha dalam sekali panen sedangkan rata-rata produktivitas

bawang di Kecamatan Cimaung masih 113,1 Kw/Ha, untuk cabai merah rata-rata

produktivitas dapat mencapai 250 Kw/Ha sedangkan rata-rata pruduktivitas untuk

tanaman Cabai di daerah penelitian masih 78,9 Kw/Ha dan untuk tanaman sawi

rata-rata produktivitasnya bisa mencapai 350 Kw/Ha sedangkan rata-rata

produktivitas di daerah penelitian masih rendah yakni sekitar 202 Kw/Ha. Pada

Tabel 1.4 dipaparkan secara rinci rata-rata produktivitas yang dapat dicapai dalam

sekali panen untuk tanaman tersebut diatas.

Tabel 1.4

Rata-Rata Produktivitas Nasional Untuk Tanaman Sayuran

No Tanaman Rata-rata

produktivitas

1 Bawang merah 300 Kw/Ha

2 Cabai merah 250 Kw/Ha

3 Sawi 350 Kw/Ha

Sumber : Badan Penelitian Tanaman Sayuran 2007

Untuk tanaman padi dan palawija yang dikembangkan daerah penelitian pun

masih sangat rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional

yang dapat dicapai oleh tanaman tersebut dalam sekali panen, rata-rata

produktivitas padi dapat mencapai 80 Kw/Ha sedangkan rata-rata produktivitas di

daerah penelitian masih 62,6 Kw/Ha, untuk tanaman jagung rata-rata

produktivitas tanaman dapat mencapai 150 Kw/Ha sedangkan rata-rata

produktivitas tanaman jagung di daerah penelitian masih 91,6 Kw/Ha dan untuk

tanaman ubi jalar di daerah penelitian dengan rata-rata produktivitas 120,7 Kw/Ha

sedangkan rata-rata produktivitas yang dapat dicapai dalam sekali panen dapat

mencapai 250 Kw/Ha. Pada Tabel 1.5 tertera secara rinci rata-rata produktivitas

(16)

Tabel 1.5

Rata-Rata Produktivitas Nasional Untuk Tanaman Padi Dan Palawija

No Tanaman Rata-rata

produktivitas

1 Padi 80 Kw/Ha

2 Jagung 150 Kw/Ha

3 Ubi jalar 250 Kw/Ha

Sumber : Balai Penelitian Kacang-Kacangan Dan Ubi-Ubian 2000

Dari data diatas telah diketahui bahwa produktivitas tanaman di Kecamatan

Cimaung masih rendah bila dibandingkan dengan produktivitas tanaman yang

dapat dicapai dalam satu kali panen pada 1 hektar luas lahan.

Penelitian ini merujuk pada konteks keruangan (space context) dimana

geografi selalu melihat ruang dalam tiga dimensi yakni atas (atmosfer), bawah

(litosfer) dan luasan (hidrosfer,biosfer, dan antroposfer). Konsep yang digunakan

dalam penelitian ini adalah konsep keunikan wilayah (Areal uniquesses concept)

dimana setiap lahan pada suatu wilayah memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri

dalam penelitian ini setiap lahan memiliki karakteristik tersendiri sehingga

keunikan atau karakteristik lahan ini perlu diketahui agar informasi karakteristik

lahan ini dapat digunakan dalam menentukan kebujakan atau keputusan yang

sesuai dengan syarat penggunaan lahannya. Keterkaitan dalam konsep interaksi

keruangan antara fenomena dengan fenomena lain termasuk kegiatan manusia

dalam hal ini memfokuskan pada kegiatan petani yang secara langsung

berinteraksi dengan lahan yang mempengaruhi potensi dan karakteristik lahan

yang akan mempengarhuhi sifat lahan itu sendiri, sehingga dengan konsep-konsep

tersebut dapat membantu peneliti dalam mengevaluasi kesesuaian lahan pertanian

untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung.

Untuk mengetahui tingkat kesesuian lahan terhadap tanaman pangan yang di

tanam petani di lahan pertanian di Kecamatan Cimaung perlu dilakukkan

identifikasi, klasifikasi potensi lahan sekaligus pembatas lahannya sehingga

budidaya tanaman pangan tersebut akan lebih berkualitas. Untuk kepentingan

(17)

Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan Di Kecamatan

Cimaung Kabupaten Bandung

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi di daerah penelitian bahwa masih

rendahnya optimalisasi produktivitas tanaman pangan yang dibudidayakan (padi,

jagung, ubi jalar, bawang merah, sawi, cabai) oleh petani di Kecamatan Cimaung

Kabupaten Bandung, hal ini terbukti dengan data rendahnya rata-rata

produktivitas tanaman beberapa tahun terakhir dengan rata-rata produktivitas

untuk setiap jenis tanaman yang dapat dicapai. Penulis memfokuskan penelitian

pada mencari tahu mengenai karakteristik lahan dan karakteristik petani, tingkat

kesesuaian lahan untuk jenis tanaman pangan yang di budidayakan, upaya

perbaikan lahan untuk mengatasi faktor pembatas pada pengelolaan lahan

pertanian, dan upaya petani dalam rangka peningkatan kelas kesesuaian lahan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka muncul permasalah “Bagaimana tingkat kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung?”. Maka untuk memperjelas permasalahan tersebut dibawah ini diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik lahan pertanian yang digunakan untuk tanaman

pangan dan karakteristik petani di Kecamatan Cimaung?

2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan aktual pertanian untuk tanaman pangan

di Kecamatan Cimaung?

3. Bagaimana upaya perbaikan lahan yang dapat mengatasi faktor pembatas

pada pengelolaan lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan

Cimaung?

4. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan potensial pada lahan pertanian untuk

(18)

5. Bagaimana upaya petani dalam rangka peningkatan kelas kesesuaian lahan

pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat dalam penelitian ini maka

dibuatlah tujuan yang hendak dicapai yakni :

1. Mengidentifikasi dan menginventarisasi karakteristik lahan yang digunakan

untuk tanaman pertanian dan mengetahui kondisi sosial ekonomi petani di

Kecamatan Cimaung.

2. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual pertanian untuk tanaman pangan

di Kecamatan Cimaung.

3. Mengetahui upaya perbaikan lahan yang dapat dilakukan dalam mengatasi

faktor pembatas pada pengelolaan lahan pertanian untuk tanamana pangan di

Kecamatan Cimaung.

4. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan potensial lahan pertanian untuk tanaman

pangan di Kecamatan Cimaung

5. Mengidentifikasi upaya petani dalam rangka peningkatan kelas kesesuaian

lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, besar harapan penulis dapat bermanfaat untuk berbagai

pihak, diantaranya sebagai berikut :

1. Untuk petani di wilayah penelitian ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan

untuk pengolahan lahan, sehingga pemanfaatan lahan dapat optimal dan tetap

memiliki unsur keberlanjutan untuk menjaga lingkungan tetap baik.

2. Untuk instansi terkait, dengan mengetahui faktor lingkungan dan teknik

budidaya tanaman yang dikembangkan di Kecamatan Cimaung diharapkan

dapat memberikan masukan dalam bentuk pola pengembangan tanaman

(19)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Urutan penulisan dalam penelitian ini terdiri dari Bab I yakni pendahuluan

dimana pada bab ini memaparkan mengenai latar belakang dalam penelitian yang

dilakukan, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian

yang hendak dicapai dan manfaat penelitian yang hendak dicapai.

Bab II yakni tinjauan pustaka dimana pada bab ini memaparkan beberrapa

kajian teori yang mendukung penelitian yang dilakukan diantaranya konsep lahan,

sifat-sifat lahan, evaluasi sumberdaya lahan, kesesuaian lahan, informasi

sumberdaya lahan untuk evaluasi kesesuaian lahan, dan lahan pertanian.

Bab III yakni prosedur penelitian dimana pada bab ini memaparkan mengenai

beberapa hal mengenai kegiatan atau proses yang ditempuh dalam penelitian.

Berdasarkan hal tersebut bab ini terdiri dari penjelasan mengenai metode

penelitian, variabel penelitian, alat pengumpulan data, teknik analisis data dan

kerangka penelitian.

Bab IV yakni hasil penelitian dan pembahansan dimana pada bab ini

memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan data atau analisis data

sehingga menghasilkan pemaparan mengenai evaluasi kesesuaian lahan pertanian

untuk tanaman pangan di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.

Pada terakhir yakni bab V merupakan bagian kesimpulan dan saran dimana

Bab ini memaparkan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil penelitian yang

telah dilakukkan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang

(20)
(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Surakhmad (1982:11) mengemukakan bahwa :

“Metode penelitian adalah suatu cara kerja yang utama, untuk mengkaji hipotesis/anggapan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu digunakan setelah penyelidikan memperhitungakan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan tujuan misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dalam penelitian penggunaan metode berpengaruh besar terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif.

Metode eksploratif adalah suatu bentuk metode penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan sejumlah data berupa variabel, unit atau individu untuk di ketahui

hal – hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode ini digunakan karena

penelitian ini mencari gejala-gejala sosial maupun fisik untuk mencari hubungan

dan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baik dan mendalam

tentang masalah yang dijadikan objek penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:61) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Sedang menurut Arikunto (2006: 130)

mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedang sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang akan diteliti”.

Populasi dalam penelitian ini meliputi populasi wilayah dan populasi

manusia, populasi wilayah yakni seluruh lahan pertanian (sawah, tegalan/ladang

dan kebun) dimana populasi ini merupakan unit satuan lahan di Kecamatan

Cimaung Kabupaten Bandung, peta satuan lahan yang digunakan dalam

(22)

peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Berikut akan dijelaskan mengenai

peta-peta yang digunakan dalam peta satuan lahan. Untuk lebih jelasnya

populasi penelitian tertera pada Gambar 3.2

a. Peta Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng pada suatu lahan dapat diukur dengan menggunakan

Peta Topografi yang dihitung berdasarkan rumus kemiringan sebagai berikut:

= C x ICd x SP x %

Keterangan:

KL = Kemiringan Lereng

C = Jumlah kontur yang terpotog garis diagonal

IC = Interval kontur pada peta

d = Panjang diagonal

SP = Skala peta

Kode dalam peta satuan lahan yakni berupa angka romawi kelas kemiringan

lereng yang ada di daerah penelitian, Klasifikasi kemiringan lereng yang

digunakan disajikan dalam bentuk Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Klasifikasi Kemiringan Lereng

Kelas Persentase Keterangan

I 0%-3% Datar

II 3%-8% Landai - bergelombang

III 8%-15% Agak miring

IV 15%-30% Miring

V 30%-45% Agak curam

VI 45%-65% Curam

VII >65% Sangat curam

Sumber : Jamulya dan Yuniarto (1996:8)

b. Peta Jenis Tanah

Peta jenis tanah bertujuan untuk memperoleh gambaran jenis tanah di

daerah penelitian. Keterangan mengenai perbedaan jenis tanah ini akan

(23)

Sejalan dengan pendapat Sitorus (1998:38) menyatakan bahwa “perbedaan jenis tanah yang terpaut memiliki pengaruh ganda dalam aspek yang berhubungan dengan survai tanah dan evaluasi lahan”

Peta jenis tanah dapat dibuat dari data sekunder yang diperoleh dari dinas

kehutanan Kabupaten Bandung. Berdasarkan data sekunder tersebut diketahui

bahwa jenis tanah yang terdapat pada daerah penelitian terdiri dari 2 jenis tanah

yakni jenis tanah Andosol dan tanah Latosol. Kode yang digunakan berupa 3

huruf awal dari setiap jenis tanah yang terdapat di daerah penelitian.

Menurut sistem klasifikasi tanah menurut Dudal Soepraptohardjo yang

dimodifikasi oleh PPT (Pusat Penelitian Bogor) dalam Darmawijaya (1990: 243)

klasifikasi jenis tanah tersebut diantaranya sebagai berikut :

1) Organosol 2) Litosol 3) Rendzina 4) Aluvial 5) Regosol 6) Grumusol 7) Gleisol 8) Arenosol 9) Andosol

10)Latosol 11) Brunizem 12) Kambisol 13) Nitosol 14) Podzolik 15) Mediteran 16) Planosol 17) Podsol 18) Oksisol

c. Peta Penggunaan Lahan

Peta penggunaan lahan diperoleh dari peta Rupabumi 25.000 yang

kemudian dilakukkan pengecekkan dilapangan untuk menguji kebenarannya.

Penggunaan lahan pertanian di daerah penelitian terdiri sawah, tegalan/ladang

dan kebun campuran. Kode yang digunakan dalam peta satuan lahan yakni

berupa huruf awal dari setiap penggunaan lahan yang ada di daerah penelitian

Setelah melakukan analisis data sekunder berdasarkna peta satuan lahan

tersebut, diperolehlah peta satuan lahan yang merupakan overlay dari peta

kemiringan lereng, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Berdasarkan

pada Tabel 3.1 populasi wilayah pada penelitian ini memiliki 10 jenis tipe satuan

(24)

satuan lahan terdapat pada Tabel 3.2 dan gambar peta satuan lahan disajikan

pada Gambar 3.3.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian Di Kecamatan Cimaung

Desa Kelas

kemiringan lereng

Jenis tanah

Penggunaan lahan

Unit satuan

lahan

Luas (Km²)

Cikalong II Latosol Sawah II Lat S 0,56

III Latosol Kebun III Lat K 1,41 IV Latosol Sawah IV Lat S 0,54 IV Latosol Kebun IV Lat K 0,92

Mekarsari III Latosol Kebun III Lat K 1,45

III Latosol Sawah III Lat S 0,89 IV Latosol Kebun IV Lat K 2,14 IV Latosol Sawah IV Lat S 2,18

Cipinang III Latosol Kebun III Lat K 1,28

II Latosol Sawah II Lat S 1,56

Cimaung II Andosol Sawah II And S 1,37

II Andosol Tegalan II And T 0,78 II Latosol Sawah II Lat S 1,21 IV Latosol Sawah IV Lat S 0,21

Cempakamulya IV Latosol Kebun IV Lat K 1,56

IV Latosol Sawah IV Lat S 1,56

Pasirhuni II Andosol Sawah II And S 0,18

II Latosol Sawah II Lat S 0,81 IV Latosol Sawah IV Lat S 0,20

Jagabaya II Andosol Sawah II And S 3,01

II Andosol Tegalan II And T 0,74

Malasari II Andosol Sawah II And S 0,67

II Andosol Tegalan II And T 1,09 III Andosol Tegalan III And T 1,93 IV Andosol Tegalan IV And T 2,64

Sukamaju II Andosol Sawah II And S 0,55

III Andosol Tegalan III And T 1,11 IV Andosol Tegalan IV And T 1,73 III Latosol Sawah III Lat S 0,93 IV Latosol Tegalan IV Lat T 4,00

Warjabakti IV Latosol Kebun IV Lat K 0,99

IV Latosol Sawah IV Lat S 1,80 IV Latosol Tegalan IV Lat T 1,44

Jumlah 33 43,44

(25)

Populasi manusia yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh petani

yang ada di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Dimana populasi

manusia atau populasi petani yang ada di wilayah Kecamatan Cimaung terdiri

dari 14.744 orang petani yang tersebar diseluruh desa di Kecamatan Cimaung,

secara detail tabel populasi petani tertera pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Populasi Petani Di Kecamatan Cimaung

No Desa Populasi Petani (Jiwa)

1 Cikalong 1.021

2 Mekarsari 1.728

3 Cipinang 1.293

4 Cimaung 1.548

5 Cempakamulya 1.544

6 Pasirhuni 1.339

7 Jagabaya 1.998

8 Malasari 1.427

9 Sukamaju 1.384

10 Warjabakti 1.462

Jumlah 14.744

Sumber : Monografi Kecamatan Cimaung, 2013

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 62) menyatakan bahwa :

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti tidak dapat menggunakan sempel yang diambil dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proporsional stratified random sampling atau penarikan sampel proporsional

acak berstrata dengan mengambil sampel berdasarkan strata yang sama pada

satuan lahan hasil overlay peta kemiringan lereng, penggunaan lahan dan jenis

tanah, serta sekaligus diambil sampel petani yang dilakukkan secara

proporsional pada wilayah satuan lahan tersebut.

Sampel wilayah diambil berbasis satuan lahan yang diperoleh dari

(26)

peta penggunaan lahan. Dimana dari satuan lahan tersebut ditarik sampel, satuan

lahan yang menjadi sampel merupakan satuan lahan yang memiliki luasan yang

paling luas atau yang memiliki luas paling mayoritas dibandingkan dengan

luasan jenis satuan lahan yang sama pada setiap desa. Sampel wilayah penelitian

tertera secara detail pada Tabel 3.4 dan peta sampel penelitian tertera pada

Gambar 3.4.

Tabel 3.4

Sampel Wilayah Penelitian Di Kecamatan Cimaung

No

Satuan lahan Simbol

Satuan lahan

Lokasi Penggunaan

lahan

Kemiringan lereng

Jenis tanah

1 Sawah II Andosol II And S Desa Jagabaya

2 Tegalan II Andosol II And T Desa Malasari

3 Tegalan III Andosol III And T Desa Malasari

4 Tegalan IV Andosol IV And T Desa Malasari

5 Sawah II Latosol II Lat S Desa Cimaung

6 Kebun III Latosol III Lat K Desa Mekarsari

7 Sawah III Latosol III Lat S Desa Sukamaju

8 Kebun IV Latosol IV Lat K Desa Mekarsari

9 Sawah IV Latosol IV Lat S Desa Mekarsari

10 Tegalan IV Latosol IV Lat T Desa Sukamaju

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Adapun sampel petani yang dipilih merupakan petani yang berada di desa

yang sampel wilayah satuan lahannya dijadikan sampel wilayah dalam

penelitian ini. Adapun angka ketentuan responden tersebut diperoleh

berdasarkan rumus yang dikemukakkan Dixon dan B. Leach dalam Tika (2005:

25) yaitu sebagai berikut:

n = [� � �� ]² (1)

Dimana :

N = jumlah sampel

Z = Confidence level, nilai convidence level 99 % adalah 1,96 %

V = variabel yang dapat diperoleh dengan rumus :

� = √P − P (2)

(27)

C = Confidence limit/ batas kepercayaan (%) dalam penelitian ini diambil

10 %

n′= �

+ �� (3)

Dimana :

n’ = jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibulatkan)

n = jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1)

N = jumlah populasi

1.P = � ℎ �

ℎ � x

P = .. x

P = ,

. � = √P − P

� = √ , − ,

� = ,

3. n = [ � �

� ]²

n = [ , � , ]²

n = [ , ]²

n = ,

4.n′=

(28)

n′= , + .,

= , ,

= ,

Dibulatkan menjadi 62, maka jumlah sampel petani yang diambil dalam

penelitian ini adalah 62 sampel (responden). Untuk lebih jelasnya penyebaran

sampel petani tertera pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Sampel Petani Di Kecamatan Cimaung

No Desa Jumlah Sampel

1 Mekarsari 1728

n = � =

2 Malasari 1427

n = � =

3 Sukamaju 1384

n = � =

Jumlah 4539 62

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Berdasarkan pada Tabel 3.5 sampel petani diambil pada tiga desa dari 10

desa di Kecamatan Cimaung. Tiga desa yang dipilih dalam penentuan ini

berdasarkan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa yang unit satuan

lahannya diambil sebagai sampel wilayah dalam penelitian ini yang berjumlah

62 orang petani, terdiri dari 24 orang petani dari Desa Mekarsari, 19 petani dari

Desa Malasari dan 19 petani dari Desa Sukamaju.

C. Definisi Operasional

Penelitian ini diberikan judul : “ Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian

Untuk Tanaman Pangan Di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung ”.

Untuk menghindari kesalahpamahan dari penafsiran judul maka penulis

(29)

1. Evaluasi Kesesuian Lahan

Menurut Hardjowigeno (2001:15) menyatakan bahwa evaluasi

kesesuaian lahan adalah :

Membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan.

2. Lahan Pertanian

Salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat bagi manusia

adalah sumberdaya lahan, dimana sumber daya lahan ini dimanfaatkan sebagai

tempat hidup dan tempat mencari nafkah. Menurut Perda Provinsi Jawa Barat

No. 27 Tahun 2010 (2010:4) mengemukakkan bahwa “lahan pertanian

merupakan bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian”.

3. Tanaman Pangan

Menurut Mubyarto dalam Sunaryo.H (1998:17) mengemukakan bahwa :

Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sedangkan dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama atau tanaman pangan seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian) dan tanaman hortikultura yaitu sayur mayur dan buah-buahan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi

operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penggambaran

tingkat kesesuaian lahan daerah penelitian terhadap berbagai persyaratan tumbuh

optimal tanaman pangan yang dibudidayakan oleh petani dalam lahan pertanian

daerah penelitian, dimana tanaman pangan itu sendiri terbagi menjadi tanaman

penghasil karbohidrat yakni padi, tananam palawija (jagung dan ubi jalar) dan

tanaman hortikultura (bawang merah, sawi dan cabai).

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sedang

(30)

sifat, ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain”.

Variabel penelitian dalam judul penelitian ini terdiri dari variabel bebas (x)

dan variabel terikat (y). Menurut Sugiyono (2010:4) “variabel bebas (Independen)

adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat

(Dependen) dan variabel terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari kondisi lahan dan kondisi

sosial ekonomi. Variabel bebas tersebut sangat menentukan variabel independen,

yakni menentukan nilai karakteristik lahan pertanian sekaligus klasifikasi

kesesuaian lahan pertanian di Kecamatan Cimaung.

Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini disajikan

[image:30.595.131.492.389.596.2]

pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Kondisi lahan

1. Suhu udara (t) 2. Ketersediaan air (w) 3. Kondisi perakaran (r) 4. Retensi hara (f) 5. Ketersediaan hara (n) 6. Terrain (s)

7. Erosi (e) Kondisi sosial-ekonomi

1. Mata pencaharian

2. Pengalaman/keterampilan 3. Pendidikan

4. Pendapatan

Evaluasi kesesuaian lahan

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan

dengan kesesuaian lahan. Jenis data terbagi dua jenis yaitu data primer dan data

sekunder yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik penelitian.

Berdasarkan metode yang digunakan, teknik pengumpulan data yang digunakan

(31)

1. Survei

Merupakan salah satu teknik dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini

berupa pengamatan dan pengukuran sampel langsung di lapangan. Adapun yang

dapat diukur di lapangan dalam penelitian ini, berupa batuan permukaan, batuan

yang muncul dipermukaan pengukuran kedalaman perakaran (cm) serta

penentuan kelas drainase tanah.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapat sejumlah data dan informasi

yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diteliti sebagai landasan

pemikiran dalam penulisan penelitian ini.

Dalam penelitian ini, studi pustaka lebih menekankan berbagai pustaka

mengenai evaluasi sumberdaya lahan terutama evaluasi kesesuian lahan

sehingga akan didapatkan pendapat para ahli dan disajikan rujukan untuk

langkah-langkah konkrit dan ilmiah dalam penelitian kesesuaian lahan pertanian

ini.

Selain itu data pertanian Kabupaten Bandung serta profil Kecamatan

Cimaung untuk mendapatkan data sebagai berikut :

a. Jumlah penduduk

b. Kepadatan penduduk

c. Komposisi penduduk (berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan

mata pencaharian)

3. Studi Dokumentasi

Studi dukumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mencari dan mempelajari sumber-sumber informasi mengenai

variabel-variabel yang berupa transkrip, catatan-catatan, buku-buku, foto-foto, peta dan

sebagainya yang berada di daerah penelitian yang sesuai serta dapat melengkapi

data gambaran di lapangan agar lebih jelas dan informasi bagi keperluan

(32)

4. Analisis Labolatorium

Analisis laboratorium diperlukan untuk memperoleh parameter kesesuaian

lahan yang tidak dapat diukur di lapangan, khususnya sifat tanah. Keakuratan

data mengenai sifat tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kesesuaian lahan.

Adapun yang diukur dan dianalisis di laboratorium adalah sampel tanah untuk

mengetahui parameter berupa data N-total, P₂O₅ tersedia, K₂O tersedia, KTK

(me/100gr tanah), serta tekstur tanah (bagian permukaan). Analisis laboratorium

ini dilakukan di Laboratorium Penguji Balai Penelitian Tanaman Sayuran

(BALITSA).

Hasil analisis laboratorium merupakan data primer mengenai potensi lahan.

Nilai atau angka-angka yang dihasilkan dari analisis lahan laboratorium

kemudian diidentifikasi, diklasifikasi sebagai bahan pertimbangan bagi TOR

kesesuaian lahan tanaman yang ada di Kecamatan Cimaung sehingga dihasilkan

tingkat kesesuaian lahan pertanian bagi budidaya tanaman pertanian yang ada di

Kecamatan Cimaung.

5. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang bertujuan untuk memperoleh

informasi langsung dari masyarakat atau narasumber lainnya.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur yang

dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk menjawab

kondisi sosial-ekonomi petani.

F. Alat Pengumpulan Data

Untuk memudahkan pengumpulan data, maka diperlukan alat dan bahan

sebagai berikut :

1. Peta Rupabumi

Peta rupabumi berisi data tentang batas administrasi suatu wilayah,

penggunaan lahan, kontur dan lain-lain peta rupabumi yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya : Peta rupabumi lembar Pangalengan, Peta rupabumi

(33)

2. Peta Tanah

Peta tanah merupkan peta berbagai jenis tanah. Secara lebih jauh, jenis tanah

serta karakteristiknya mempengaruhi pada suatu syarat tumbuh tanaman tertentu.

3. Peta Topografi

Untuk membuat peta kemiringan lereng sangat diperlukan peta topografi

karena peta ini menggambarkan bentuk dan ketinggian lahan.

4. Monografi Kecamatan

Data seperti jumlah penduduk, jenis mata pencaharian sangat diperlukan

dalam penelitian ini terutama dalam menentukan populasi dan sampel penduduk,

untuk itu dalam penelitian ini diperlukan monografi kecamatan yang memuat

data tersebut.

5. Data Curah Hujan

Data curah hujan sangat diperlukan dalam penelitian yang membahas

menganai lahan pertanian sebagai data penunjang karena dari data tersebut dapat

dilihat besarnya curah hujan di wilayah penelitian dimana data tersebut dapat

mempengaruhi kesuburan tanah.

6. Klinometer

Klinometer digunakan sebagai alat mengukur kemiringan lereng di lapangan.

Sehingga secara umum dapat diperoleh data kemiringan lereng di daerah

penelitian.

7. Plastik Sampel

Dalam analisis laboratorium setiap sampel tanah hendaknya diambil pada

setiap plot yang telah dijadikan sebagi sampel. Pada penelitian ini sampel yang

diambil adalah sample disturbed yang disimpan dalam plastik sampel, dan

kemudian setiap plastik sampel diberi kode lapangan agar tidak tertukar dengan

sampel plot yang lain.

8. Bor Tanah Atau Skop Tanah

Alat ini digunakan untuk membantu mempermudah dalam proses

(34)

9. Chek List Lapangan Dan Pedoman Wawancara

Karakteristik setiap sampel yang diteliti memiliki perbedaan satu sama lain,

checlist lapangan digunakan untuk memperoleh perbedaan karakteristik setiap

sampel dengan parameter yang sama, sedangkan pedoman wawancara

diperlukan ketika wawancara dilakukan agar wawancara yang dilakukan lebih

terarah pada hal-hal yang mendukung dalam penelitian ini.

10.Kamera Digital

Kamera ini diperlukan untuk pengambilan gambar-gambar yang ada di

lapangan. Sehingga dengan visualisasi hasil kamera pembaca dapat

menggambarkan daerah penelitian.

11.GPS

GPS merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui koordinat suatu

tempat di permukaan bumi. Pada penelitian ini GPS digunakan untuk

mengetahui koordinat plot setiap pengamatan dan pengukuran sampel di

lapangan.

Berdasarkan keterangan yang telah di uraikan di atas, pada dasarnya alat-alat

yang digunakan adalah untuk membantu dalam proses pengumpulan data.

Alat-alat tersebut sangat berperan dalam mengungkap data lapangan, sehingga dengan

alat-alat tersebut akan muncul data lapangan melalui tiap parameter karakteristik

lahan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

kuantitatif yaitu dengan menganalisis evaluasi lahannya dengan

memperhatikan aspek sosial ekonomi, dimana data dalam bentuk kuantitatif.

Selain teknik yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini juga

menggunakan teknik matching untuk menganalisis kesesuaian lahan dengan

cara membandingkan lahan di daerah pertanian dengan persyaratan tumbuh

tanaman.

Secara sistematis langkah-langkah untuk menganalisis data adalah

(35)

1. Editing Data (Pemeriksaan Data Yang Terkumpul)

Pengecekan data-data yang telah dikumpulkan agar data-data yang akan

diolah lebih lanjut adalah data-data yang cukup baik dan relevan dengan

tujuan penelitian.

2. Coding (Pengelompokkan Data)

Coding adalah usaha pengklasifikasian/pengelompokan jawaban menurut

macamnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut

memenuhi atau belum terhadap pertanyaan penelitian.

3. Tabulasi (Penyajian Data)

Hasil dari editing dan coding di atas, data-data tersebut kemudian dapat

disajikan dalam bentuk tabel , gambar , bagan, dan peta. Data karakteristik

lahan berupa parameter-parameter kesesuaian lahan yang terukur disajikan

per satuan lahan.

4. Analisis Laboratorium

Keakuratan pengukuran sifat-sifat tanah sangat menentukan jenis tanaman

yang seharusnya ditanam. untuk menganalisis sifat-sifat tanah secara akurat

diperlukan pengujian laboratorium.

5. Interpretasi Dan Kompilasi Peta

Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa peta-peta

agar diperoleh informasi yang berhubungan dengan karakteristik lahan yang

selanjutnya digunakan untuk menentukan kualitas lahan.

6. Teknik Matching Data

Teknik ini digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan di lokasi

penelitian dengan cara mempertemukan atau mencocokkan kriteria/kelas

kesesuaian lahan untuk setiap jenis tanaman yang merupakan persyaratan

tumbuh tanaman dalam hal ini jenis tanaman yang hendak dicocokkan adalah

syarat tumbuh tanaman yang dibudidayakan oleh petani (padi, jagung, ubi jalar,

bawang merah, sawi dan cabai) dalam Term Of References (TOR tanaman)

dengan kualitas dan karakteristik lahan di lokasi penelitian per satuan lahan.

Berikut TOR tanaman yang merupakan persyaratan tumbuh tanaman yang

(36)
[image:36.595.121.509.107.712.2]

Tabel 3.7

Persyaratan Tumbuh Tanaman Padi Persyaratan

penggunaan /karakteristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N1 N2

Temperatur (t) : Rata-rata tahunan

(°C)

25 - 29 30-32 24-22 33-35 21-18 35-40 <18 >35 <18 Ketersediaan air (w): Bulan kering (<75

mm) Curah hujan rata-rata tahunan (mm)

<3 >1500 3-<9 1200-1500 9-9,5 800-<1200 - - >9,5 <800 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Terhambat Pasir liat berlempung , debu berlempung

, debu, liat berlempung >50 Terhambat Pasir berlempung, lempung, lempung liat berpasir, liat, liat berstruktur >40-50 Sedang, baik Lempun g berpasir, liat berstrukt uk >25-40 Cepat - 20-25 Sangat cepat Kerikil, pasir <20

Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH ≥ 17 >5,5 -7,0 5-16 >7,0-8,0 4,5 – 5,5

<5 >8,0-8,5 4,0-<4,5 - - - >8,5 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia

(ppm) K₂O tersedia

(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 < 0,10 < 4 < 10 - - Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan

dan di dalam penampang tanah (%) Singkapan batuan <3 <3 <2 3-8 3-15 2-10 >8-15 >15 - 40

>10-25 >15-25 - >25-40 >25 >40 >40

Erosi (e): Sangat ringan

(37)
[image:37.595.121.510.113.698.2]

Tabel 3.8

Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung. Persyaratan

penggunaan /karakteristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N1 N2

Temperatur (t) : Rata-rata tahunan

(°C)

20 - 26 >26 - 30 >30-32 15 - <20

td >32 <15 Ketersediaan air (w):

Bulan kering (<75 mm) Curah hujan rata-rata tahunan (mm)

1-7

>1200

>7 - 8

900-1200

>6 - 9

600-900 td

-

>9

<600 Media perakaran (r):

Kelas drainase tanah

Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Baik - sedang Lempung, pasir liat berlempung , debu berlempung

, debu, liat berlempung >60 Agak Terhambat Pasir berlempung, pasir berliat, liat >40-60 Terham bat. Agak cepat Lempun g berpasir, debu berliat >24-40 td - 20-24 Cepat, sangat terhamb at Kerikil pasir <24

Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH ≥ 17 >6,0 -7,0 5-16 >7,0-7,5 5,5-<6,0 <5 >7,5-8,0 4,5-<5,5 td >8,0-8,5 4,0-4,5 - >8,5 <4,0 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia (ppm)

K₂O tersedia (me/100gr) ≥ 0,21 >16 ≥ 21 0,10-0,20 11-15 10-20 < 0,10 ≤ 10 <10 - - - - - - Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan

tanah (%) Singkapan batuan <3 <3 <2 3-8 3-15 2-10 >8-15 >14-40 >10-25 >15-25 - >25-40 >25 >40 >40

Erosi Sangat

ringan

(38)

Tabel 3.9

Persyaratan Tumbuh Tanaman Ubi Jalar. Persyaratan

penggunaan /karakteristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N1 N2

Temperatur (t) : Rata-rata tahunan

(°C)

22 - 25 >25 – 30 20-<22

>30-35 18 - <20

td >35 <18 Ketersediaan air

(w): Bulan kering (<75

mm) Curah hujan rata-rata tahunan (mm)

1-7

800-1500

>7 - 8

1500-2500 600-<800

>8 - 9

2500-4000 400-600 td td >9 <400 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Baik - sedang Lempung, pasir liat berlempung , debu berlempung

, debu, liat berlempung >75 Agak cepat Pasir berlempung, debu, pasir berliat, liat 50-75 Agak Terham bat. Pasir, debu berliat, liat terstrukt ur 30-<50 Terham bat td 20-<30 Sangat terhamb at, cepat Kerikil <20

Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH ≥ 17 5,5 -6,5 5-16 6,5-7,0 5,0-5,5 <5 7,0-7,5 4,5-5,0 td 7,5-8,0 4,0-4,5 - >8,0 <4,0 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia

(ppm) K₂O tersedia

(me/100gr) ≥ 0,21 > 11 ≥ 21 0,10-0,20 8-10 10-20 <0,10 < 8 <10 - - - - - - Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan

tanah (%) Singkapan batuan <3 <3 <2 3-8 3-15 2-10 >8-15 >15-40 >10-25 >15-25 - >25-40 >25 >40 >40 Erosi (e) : Sangat

ringan

(39)

Tabel 3.10

Persyaratan Tumbuh Tanamana Bawang Merah Persyaratan

penggunaan/karakt eristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N1

Temperatur (t) : Rata-rata tahunan

(°C)

10-25 25-30

5-10 30-35 2-5 >35 <2 Ketersediaan air (w): Bulan kering Curah hujan rata-rata tahunan (mm)

>6 350-600 3-5 600-800 300-350 <3 800-1.600 230-500 - >1.600 <250 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Baik, agak terlambat

Liat berdebu, liat, liat berpasir, lempung liat berdebu, Lempung berliat, lempung liat berpasir, debu,lempung berdebu,lempung >50 Agak cepat, sedang - 30-50 Terhamba t Lempung berpasir 20-30 Sangat terhambat, cepat Pasir berlempung, pasir <20

Retensi hara (f): KTK (me/100gr)

pH

>16 6,0 – 7,8

<16 5,8 – 6,0 7,8 – 8,0

<5.8 >8,0

Ketersediaan hara (n):

N-total (%) P₂O₅ tersedia

(ppm) K₂O tersedia

(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 <0,10 < 4 < 10 Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan

Singkapan batuan <8 <5 <5 8-16 5-15 5-15 16-30 15-24 15-25 >30 >40 >25 Erosi (e): Sangat ringan

Ringan-sedang

Berat Sangat berat

(40)
[image:40.595.118.513.111.663.2]

Tabel 3.11

Persyaratan Tumbuh Tanaman Sawi Persyaratan

penggunaan/karakt eristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N1

Temperatur (t) : Rata-rata tahunan

(°C)

18 - 25 25 – 30 15 – 18

30 – 35 10 - 15

>35 <10 Ketersediaan air

(w): Bulan kering Curah hujan rata-rata tahunan (mm)

< 3 1.000-2.500

4 - < 9 500-1.000

2.500-4.000

9 – 9,5 250-500 4.000-6.000 >9,5 <250 >6.000 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm) Sedang Liat berdebu, liat, liat

berpasir, lempung liat berdebu. Lempung berliat, lempung liat berpasir, debu,lempung berdebu,lempung >50 Terhamba t - - agak cepat Lempung berpasir 25-50 Sangat terhambat,c epat Pasir berlempung , pasir <25

Retensi hara (f): KTK (me/100gr) pH >16 5,5-7,8 ≤16 5,0-5,5 7,8-8,0 <5,0 >8,0 Ketersediaan hara (n): N-total P₂O₅ tersedia

(ppm) K₂O tersedia

(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 <0,10 < 4 < 10 Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan

(%) Singkapan batuan

< 8 < 5

< 5

8 – 16 5 – 15

5 – 15

16 – 30 15 – 40

15 – 25

>30 >40

>25 Erosi (e) : Sangat ringan

Ringan-sedang

Berat Sangat berat Sumber : Puslitbang tanah Dan Agroklimat (2003:70) ;Pusat Penelitian

(41)
[image:41.595.120.511.111.672.2]

Tabel 3.12

Persyaratan Tumbuh Tanaman Cabai Persyaratan

penggunaan/kar akteristik lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1

Temperatur (t) : Rata-rata tahunan (°C) 18-26 26-27 16-18 27-28 14-16 >28 <14 Ketersediaan air (w): Bulan kering Curah hujan rata-rata tahunan (mm)

>6 600-1.200

3-5 500 – 600

1.200– 1.400 <3 400-500 >1.400 <400 Media perakaran (r): Kelas drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif (cm)

Baik, agak terhambat Liat berdebu, liat, liat berpasir, lempung liat berdebu. Lempung berliat, lempung liat berpasir, debu,lempung berdebu,lempung >75 Agak cepat,sedan g - 50-75 Terhamba t Lempung berpasir

30 - 50

Sangat terhambat Pasir berlempu ng, pasir <30

Retensi hara (f): KTK (me/100gr)

pH

>16 6,0 – 7,6

≤16

5,5 – 6,0 7,6 – 8,0

<5,5 >8,0

Ketersediaan hara (n):

N-total (%) P₂O₅ tersedia

(ppm) K₂O tersedia

(me/100gr) ≥ 0,51 >11 >41 0,21-0,50 8-10 21-40 0,10-0,20 5-7 10-20 <0,10 < 4 < 10 Medan (s): Lereng (%) Batu di permukaan

(%) Singkapan batuan

< 8 < 5

< 5

8 – 16 5 – 15

5 – 15

16 – 30 15 – 40

15 – 25

>30 > 40

>25 Erosi (e) : Sangat ringan

Ringan-sedang

Berat Sangat berat Sumber : Puslitbang tanah Dan Agroklimat (2003:60);Pusat Penelitian Tanah

(42)

Kualias lahan yang hendak dicocokkan terdiri dari suhu udara, ketersediaan

air, kondisi perakaran, retensi hara, ketersediaan hara, terain/medan, dan bahaya

erosi.

7. Analisis Data Tersusun

Analisis data sosial ekonomi dilakukan untuk mendapatkan jawaban

terhadap permasalahan penelitian didukung oleh teori-teori yang terkait.

Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan secara kualitatif yaitu

analisis yang berusaha untuk mendeskripsikan segala kondisi atau fenomena

yang terdapat dalam penelitian, dan secara kuantitatif yaitu analisis

mengenaikumpulan data yang menggambarkan permasalahan penelitian,

terutama berkaitan dengan kondisi sosial. Analisis kondisi sosial menggunakan

perhitungan persentase dengan rumus menurut Effendi dan Manning (1991 :

263) :

P =� � � %

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi tiap kategori jawaban

N = Jumlah responden

Penafsiran menggunakan kriteria sebagai berikut:

100% = seluruhnya

75 – 99% = sebagian besar

51 – 74% = lebih dari setengahnya

50% = setengahnya

25 – 54% = kurang dari setengahnya

1 – 24% = sebagian kecil

(43)

H. Kerangka Penelitian

Dalam rangka penelitian mempermudah penelitian, penulis membuat

langkah-langkah sebagai berikut :

Peta Dasar Dan Data Sekunder

Peta Penggunaan lahan

Peta kemiringan lereng Peta Jenis Tanah

Peta Satuan Lahan

Persyaratan Tumbuh Tanaman Peta Sampel Penelitian

Survai Lapangan

Evaluasi lahan

Tingkat kesesuaian lahan

Faktor Pembatas Peta Kesesuian Lahan

Rekomendasi  Upaya Perbaikan Lahan

 Peta Kesesuaian Lahan Potensial  Upaya pemberdayaan

[image:43.595.76.543.166.765.2]
(44)
[image:44.842.71.782.85.537.2]
(45)
[image:45.842.65.776.66.526.2]
(46)
[image:46.842.66.780.78.537.2]
(47)

DAFTAR PUSTAKA

Alim, S. (2010). Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian. Jatinangor: Universitas

Padjajaran.

Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. (2012). Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat I. Jawa

Barat: BPS Provinsi Jabar.

Badan Penelitian Tanaman Sayuran. (2007) : Budidaya Tanaman Sayuran.

Lembang : Balitsa.

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian. (2000) :

Laporan Tahunan Balitkabi Tahun 1999/2000. Malang : Balitkabi.

Darmawijaya, Isa. (1990). Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Effendi dan Manning. 1991. Metode P

Gambar

Tabel 1.1 Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Cimaung
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Cimaung Tahun 2013
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

menurut (Nevid, J. Penurunan fungsi intelektual dan ingatan. Gangguan dalam berbicara dan berbahasa. Disorientasi ruang, waktu, dan orang. Adanya gangguan motorik. Mengalami

Veamos ahora tres gráficos experimentales que demuestran lo que la ley pre- dice:.. a) Percibimos como unidad dos rectángulos (y medio) ya que nuestro sistema perceptivo tiene

Dalam melaksanakan Prinsip Bimbingan Konseling di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumut ini, Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumut saja ditemui kesukaran, namun tidak

Faktor-faktor keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit dalam penelitian ini, yaitu ukuran perusahaan, debt to asset ratio, dan ukuran kantor

Berdasarkan hipotesis di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh kompetensi profesional pendidik dan motivasi belajar peserta didik secara bersamaan

atau pensil yang menun+uk kata demi kata. Kerana cara demikian itu dipraktekkan terus menerus dan tidak ada yang memberikan petun+uk lebih lan+ut baha sebetulnya tidak

Hal itu karena dengan seluruh modal jaringan Bumiputera sebelumnya hingga ke pelosok daerah yang tersebar di seluruh Indonesia, 1.000 karyawan terlatih, serta lebih 25.000 mitra

Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga terhadap kepuasan