vi Reggi Juliana Nandita, 2015
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN……….…… i
ABSTRAK………... ii
KATA PENGANTAR………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iv
DAFTAR ISI……… vi
DAFTAR GAMBAR………... viii
DAFTAR TABEL……… ix
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar belakang Masalah……….... 1
B. Identifikasi Masalah………...….…. 4
C. Rumusan Masalah……...………..……...… 5
D. Tujuan Penelitian…...……….…..….... 5
E. Manfaat penelitian…...………... 5
F. Struktur Organisasi penelitian…...………..…. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA…...……… 7
A. Penelitian Terdahulu...………...…... 7
B. Tari Jaipong...……….……... 8
C. Pengertian Busana...……….……... 10
D. E. F. G. Fungsi Busana ...………... Jenis-Jenis Busana... Busana Tari Sunda... Busana Tari Jaipong... 11 12 14 16 BAB III METODE PENELITIAN...……….……… 18
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ..………..……. 18
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ………...……… 18
C. Definisi Operasional... 22
D. Instrumen Penelitian ………... 1. Pedoman Observasi...
2. Pedoman Wawancara...
23
23
▸ Baca selengkapnya: contoh pertanyaan wawancara tentang sanggar tari
(2)vii Reggi Juliana Nandita, 2015
PERBANDINGAN BUSANA TARI JAIPONG KARYA SANGGAR TARI JUGALA DAN SANGGAR RIAS BUSANA EVOY PRODUCTION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pedoman Studi Dokumentasi... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ………. 24
F. Teknik Analisis Data ……….……... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….….………….. 29
A. Sekilas Tentang Sanggar Tari Jugala dan Sanggar Rias Busana Evoy Production ……… 29 B. C. D. E. F. Ide dasar pembuatan busana tari jaipong di sanggar jugala dan Evoy Production ………... Pembahasan Penelitian ide dasar pembuatan busana tari jaipong Karya Jugala dan Evoy production... Model busana tari Jaipong di Sanggar Tari Jugala dan Sanggar Rias Busana Evoy Production... Pembahasan Penelitian Model Busana Tari Jaipong Karya Jugala dan Evoy Production... Perbedaan dan Persamaan Busana Tari Jaipong Karya Sanggar Tari Jugala dan Sanggar Rias Busana Evoy Production... 31 36 38 50 53 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….…. 62
A. Simpulan……….. 62
B. Saran ...……… 63
DAFTAR PUSTAKA……….……….… 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii Reggi Juliana Nandita, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18
Tari Daun Pulus Keser Bojong………. Tari Sonteng………... Tari Rawayan……….……... Busana Tari Jaipong tahun 2014………... Busana bagian atas penari Daun Pulus Keser Bojong……….. Busana bagian bawah penari Daun Pulus Keser Bojong…….. Aksesoris kepala penari Daun Pulus Keser Bojong…………. Busana bagian atas penari Sonteng………... Busana bagian bawah penari Sonteng……….. Aksesoris kepala penari Sonteng……….. Busana bagian atas penari Rawayan……… Busana bagian bawah penari Rawayan………. Aksesoris kepala penari Rawayan……… Busana tari jaipong karya Evoy bagian atas………. Busana tari jaipong karya Evoy bagian bawah………. Aksesoris kepala karya Evoy……… Busana tari jaipong karya Jugala……….. Busana tari jaipong karya Evoy Production……….
ix Reggi Juliana Nandita, 2015
PERBANDINGAN BUSANA TARI JAIPONG KARYA SANGGAR TARI JUGALA DAN SANGGAR RIAS BUSANA EVOY PRODUCTION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
3.1 3.2 4.1 4.2
Rincian data hasil observasi………... Rincian data hasil wawancara……….. Persamaan busana Jugala dan Evoy………... Perbedaanbusana Jugala dan Evoy………..
1
Reggi Juliana Nandita, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tari Jaipong telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, terlihat
dari tarian yang ditampilkan oleh penari wanita, gerak yang semula hadir dengan
gerak-gerak lincah dan agresif tanpa menghilangkan keanggunan dari sisi
kewanitaanya, kini menjadi gerak-gerak yang gagah dan galak hingga tidak ada
perbedaan antara tarian yang dibawakan oleh penari pria dan penari wanita.
Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor perkembangan jaman,
kehadiran para koreografer muda serta faktor penikmat tari jaipong itu sendiri.
Perubahan yang terjadi mengakibatkan pergeseran nilai-nilai tradisi pada tari
jaipong, terutama pada nilai gerak dan unur-unsur pendukung yang ada di
dalamnya.
Gugum Gumbira adalah seorang kreator tari jaipong, pada tahun 70-an
Gugum sering melakukan perjalanan untuk melakukan apresiasi di daerah
Kabupaten Karawang. Pada saat itu Gugum tertarik melihat pertunjukan tari yang
dibawakan oleh penarinyadengan gerak yang sederhana, asalkan gerak tari sesuai
dengan bunyi tabuhan kendang, pertunjukan itu disebut dengan Jaipong. Hasil
apresiasi tersebut diramu dan dikembangkan hingga menjadi sebuah tarian rakyat
yang memiliki pola dan aturan. Pada tahun 80-an tari jaipong mulai digandrungi
banyak orang terutama di daerah Bandung, karena pada saat itu Tari Sunda sedang
mengalami masa jenuh. Ketenaran tari jaipong tidak luput dari pro dan kontra di
masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ardjo (2008, hlm.104) menyatakan
bahwa “Penggunaan kostumnya yang masih menggunakan kebaya lengkap
dengan tataan rambutnya yang bersanggul besar adalah salah satu penyebab dari
ditolaknya tari jaipongan oleh sebagian masyarakat, terutama ibu-ibu”. Selain
pada busana yag dikenakan, gerak-gerak tari jaipong menjadi perbincangan heboh
di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang kontra menilai tari jaipong
kurang mendidik, krena gerakan tari jaipong dikenal dengan istilah 3G yaitu geol,
2
Reggi Juliana Nandita, 2015
PERBANDINGAN BUSANA TARI JAIPONG KARYA SANGGAR TARI JUGALA DAN SANGGAR RIAS BUSANA EVOY PRODUCTION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendongkrak Jaipongan menjadi sebuah fenomena masa dan akhirnya secara
perlahan pandangan negatif tersebut hilang dan berganti menjadi tumbuh dan
berkembang.
Perkembangan Tari Jaipong memperlihatkan bahwa
koreografer-koreografer di Indonesia selalu berinovasi terhadap perkembangan jaman.
Perubahan yang terjadi terlihat pada bentuk tarian yang di dalamnya terdapat
unsur-unsur tari yang saling berkaitan, misalnya unsur iringan tari dengan
koreografi yang dibuat harus sesuai dengan isi cerita yang dibawakan dan busana
yang digunakan harus menyesuaikan dengan kedua unsur tersebut. Menyinggung
hal tersebut perubahan yang paling terlihat pada saat ini adalah dari unsur busana.
Busana adalah segala sesuatu yang dikenakan mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki yang memberikan rasa nyaman dan menampilkan keindahan
bagi pemakainya. Seperti yang dikatakan Nugraha dalam Caturwati (1997,
hlm.29) bahwa yang dimaksud dengan busan aadalah “segala yang dikenakan
seseorang, yang terdiri dari pakaian dan perlengkapannya (accesories), dan
identik dengan kata kostum”. Pada busana ada beberapa kategori, yaitu busana
sehari-hari, busana khusus dan busana pertunjukan, kata kostum biasa digunakan
pada kategori busana pertunjukan.
Busana pertunjukan tari memiliki peran penting dalam pertunjukannya,
karena busana dapat mngungkapkan identitas suatu tarian dan membedakan
seseorang apabila tarian tersebut membutuhkan penokohan penari. Demikian pula
pada tari rakyat khususnya tari jaipong busana yang dikenakan harus bisa
menghidupkan karakter yang dibawakan. Melihat dari perkembangannya busana
pada tari rakyat sangat sederhana, penari laki-laki hanya menggunakan kaos,
sarung, celana panjang dan menggunakan iket pada kepala, penari perempuan
menggunakan kebaya, sinjang dan dilengkapi sampur, namun perbedaan pada
jaman sekarang terlihat pada penari laki-laki yang menggunakan kampret, kaos,
sarung, iket kepala dan ditambah beubeur kulit sebagai pelengkap dan penari
wanita menggunakan apok, kebaya, sinjang, rok, sampur, beubeur dan aksesoris
kepala yang bermacam-macam seperti taplok, krun, roncean melati dan bunga.
3
Reggi Juliana Nandita, 2015
Busana yang dipakai dalam pementasan tari merupakan busana atau pakaian sehari-hari yang dikenakan pada peristiwa tertentu yang belum tentu untuk menari, ada yang memakai busana khusus utuk pertunjukan tari bersangkutan, dan ada pula yang cukup dengan pakaian kesenian jaman kini seperti celana panjang, kemeja, kaos, jaket, dan lain-lain. Pentingnya busana pertunjukan pada tari jaipong untuk menghidupkan
sebuah pertunjukan, Karena busana adalah kesan pertama yang penonton lihat
sebelum melihat unsur-unsur yang lain.
Dari pernyataan di atas, pentingnya busana bukan hanya pada kehidupan
sehari-hari saja, melainkan dalam kesenian busana sangat diperhatikan
keberadaanya terutama pada seni tari. Busana Tari Jaipong dari tahun ketahun
mengalami banyak perubahan, baik dari segi bentuk busana, motif, aksesoris dan
hal-hal kecil seperti hiasan yang ada pada busana tersebut. Perubahan tersebut
mendorong para desainer untuk berpikir menciptakan busana-busana yang sangat
menarik di tengah pesatnya persaingan antar rumah produksi. Oleh sebab itu
banyak sekali rumah produksi busana tari yang terdapat di daerah Bandung.
Setiap rumah produksi memiliki ciri khas dalam pembuatannya, baik dari segi
desain, motif dan warna, tetapi sangat disayangkan tidak sediki trumah produksi
busana membuat busana tanpa memikirkan apa isi dan makna dari tarian yang
akan dibawakan. Salah satu contoh sanggar yang menjadi fokus kajian peneliti
adalah Sanggar Jugala yang dirintis oleh Gugum Gumbira pada tahun 1979 dan
Evoy Production yang dirintis oleh Popong Sopiah pada tahun 1997. Keduanya
memiliki ciri khas dalam pembuatan busana tari terutama busana Tari Jaipong.
Pembuatan busana pada awal penciptaan busana Tari Jaipong masih
terkontaminasi oleh tari ketuk tilu, namun berbeda sekali dengan sekarang yang
sudah mengalami pengembangan yang sangat bervariatif.
Dari pernyataan di atas, peneliti ingin membahas busana tari jaipong yang
ada di Jugala dan EvoyProduction. Berdasarkan observasi awal yang dilihat oleh
peneliti, perbandingan antara busana tari jaipong di Jugala dan Evoy Production
terlihat dari desain, perpaduan warna hingga aksesoris yang dikenakan. Busana
jaipong yang didesain oleh Jugala lebih mengutamakan kesesuaian antara isi
4
Reggi Juliana Nandita, 2015
PERBANDINGAN BUSANA TARI JAIPONG KARYA SANGGAR TARI JUGALA DAN SANGGAR RIAS BUSANA EVOY PRODUCTION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produksi Evoy Production yang merupakan tempat penyewaan busana tari jaipong
terlaris di daerah Bandung Jawa Barat. Rumah produksi Evoy Production
memiliki banyak model busana yang beragam, dan warna yang bervariasi serta
aksesoris yang mewah. Konsumen dapat memilih sendiri baju yang ingin mereka
kenakan tanpa harus memikirkan isi dari tarian yang akan ditampilkan. Busana
yang didesain oleh Evoy Production lebih banyak hanya memperlihatkan
desain-desain busana yang mencolok dan tidak mementingkan isi dari tarian yang
dibawakan. Dengan demikian, peneliti melihat perkembangan yang terjadi pada
busana tari jaipong nantinya akan semakin berubah dan secara tidak langsung
akan menghilangkan sisi dari tradisinya. Namun Jugala adalah salah satu tempat
dimana pertama tari jaipong dikemas, sehingga Jugala lebih mempertahankan
keutuhan tari jaipong dan unsur-unsur di dalamnya terutama pada busana tari
jaipong itu sendiri, sedangkan busana yang didesain oleh Evoy Production selalu
mengalami perkembangan, disesuaikan dengan perkembangan dan trend busana
tari jaipong pada jamannya. Sebagai peneliti yang sedang melanjutkan studi
diranah pendidikan, menginginkan penelitian ini berguna bagi pendidik-pendidik
lainnya, bahwa kita sebagai tenaga pendidik harus bisa menjelaskan secara detail
kepada anak-anak didik dengan memberikan wawasan khususnya pada tari
jaipong yang dahulu dan jaman sekarang, sehingga anak didik mengetahui
keaslian dan perkembangannya, sikap ini diambil agar tradisi tidak punah dengan
adaya perkembangan jaman. Oleh karena itu peneliti mengangkat topik tersebut
dalam penelitian yang berjudul Perbandingan Busana Tari Jaipong di Sanggar
Tari Jugala dan Sanggar Rias Busana Evoy Production.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka peneliti
dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang terkait dengan penelitian, yaitu:
1. Perkembangan busana Tari Jaipong pada jaman sekarang tidak terjadi begitu
saja, sesuai dengan perkembangan jaman munculnya desain-desain baru yang
lebih bervariasi dengan inovasi-inovasi yang berbeda dari setiap rumah
5
Reggi Juliana Nandita, 2015
2. Banyaknya tari jaipong yang bermunculan mengakibatkan kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap akar dari tari jaipong dan unsur-unsur yang
ada di dalamnya, terutama pada unsur busana.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus penelitian yang akan
dilakukan dapat dirumuskan ke dalam pernyataan penlitian terebut seperti berikut
:
1. Bagaimana ide dasar pembuatan busana tari jaipong di Jugala dan Evoy
Production?
2. Bagaimana model busana tari jaipong karya Jugala dan Evoy Production?
3. Bagaimana perbedaan dan persamaan ide dasar dan model busana tari jaipong
di Jugala dan Evoy Production?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengkaji perbedaan dan
persamaan busana tari jaipong karya sanggar tari Jugala dan sanggar rias busana
Evoy Production secara mendalam, sedangkan secara khusus penelitian bertujuan
untuk:
1. Memaparkan apa yang menjadi ide dasar pembuatan busana tari jaipong di
Jugala dan Evoy Production.
2. Mendeskripsikan model busana tari jaipong di Jugala dan Evoy Production.
3. Mendeskripsikan perbedaan dan persamaan ide dasar dan model busana tari
jaipong di Jugala dan Evoy Production.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat serta dapat memberikan
gambaran kepada pihak-pihak yang terkait, diantaranya :
1. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembuatan busana tari jaipong
6
Reggi Juliana Nandita, 2015
PERBANDINGAN BUSANA TARI JAIPONG KARYA SANGGAR TARI JUGALA DAN SANGGAR RIAS BUSANA EVOY PRODUCTION
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sanggar
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan acuan untuk
paraperancang busana tari jaipong agar terus mengembangkan ide kreatifnya
tanpa menghilangkan akar tradisi dan meningkatkan produktifitas pada busana
tari jaipong.
3. Universitas Pendidikan Indonesia
Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat menambah kepustakaan khususnya
di Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI dan menambah pengetahuan
yang dapat dijadikan sumber inspirasi bagi mahasiswa UPI terutama seni tari.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I berisi tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan
mengapa masalah tersebut diteliti, kmudian masalah tersebut diidentifikasi dan
dirumuskan, selanjutnya menjelaskan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut.
Bab II berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan teori-teori yang
sedang dikaji dalam penelitian tersebut, diantaranya penelitian terdahulu, tata rias
dan busana tari, tari sunda dulu, kini dan esok.
Bab III berisi tentang uraian rancangan penelitian. Rancangan penelitian
diantaranya lokasi, populasi dan sampel, desain penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, instrumen penelitian, teknik penguumpulan data dan analisis
data.
Bab IV berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan yang
didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis data penelitian yang
peneliti lakukan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian sebagai masukan
atau tindak lanjut untuk perbaikan pada pihak-pihak yang terkait pada penelitian