• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI MEMBER TERLIBAT DALAM AKTIVITAS OLAHRAGA DI FITNESS VIEW.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI MEMBER TERLIBAT DALAM AKTIVITAS OLAHRAGA DI FITNESS VIEW."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelattihan Olahraga

Oleh :

SAMSUL BAHRI GESLAUW 1001290

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Oleh

Samsul Bahri Geslauw

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Samsul Bahri Geslauw 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

SAMSUL BAHRI GESLAUW

MOTIVASI MEMBER TERLIBAT DALAM AKTIVITAS OLAHRAGA DI FITNESS VIEW

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing : Pembimbing I,

Dr. Mulyana, M.Pd NIP. 197108041998021001

Pembimbing II,

Drs. Basiran, M.Pd NIP. 195611281986031004

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan,

(4)

MOTIVASI MEMBER TERLIBAT DALAM AKTIVITAS

OLAHRAGA DI FITNESS VIEW

(Studi Deskriptif di Fitness View Bandung)

Pembimbing I : Dr. Mulyana, M.Pd Pembimbing II : Drs. Basiran, M.Pd

Samsul Bahri Geslauw 1001290

Penelitian ini mengungkap motivasi member yang aktif di Fitness View Bandung. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi keterlibatan member dalam aktivitas olahraga di Fitness View. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan sampel member sebanyak 46 orang dengan teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling dan memakai instrumen berupa angket motivasi. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa seluruh responden memilih berolahraga untuk menjaga kesehatan sebesar 94.78%. 88.26% responden menaikan produktivitas. dan 87.39% responden memperoleh tubuh yang ideal. Untuk jenis kelamin laki – laki dominan motivasinya baik (Umi Narimawati. 2007, hlm 85.) yaitu sebanyak 20 responden atau 43%, usia 17 - 24 Tahun motivasinya baik yaitu sebanyak 10 responden atau 22%, pendidikan S1 dominan motivasinya baik yaitu sebanyak 16 responden atau 35%, memiliki pekerjaan mahasiswa dominan motivasinya baik yaitu sebanyak 8 responden atau 17. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar perusahaan lebih memperhatikan kebutuhan member sesuai dengan motivasinya sehingga

member dapat mencapai keinginannya.

Kata-kata kunci: Motivasi, Member Fitness View.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN... i

ABSTRAK…………...... ii

KATA PENGANTAR……...... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….... 1

B. Rumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………... 5

E. Batasan Penelitian ……… 6

F. Desain Penelitian ……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi ……….. 7

B. Macam-macam Motivasi ……….. 8

C. Aktivitas Olahraga ……… 11

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 17

B. Populasi dan Sampel ………. 17

C. Variabel Penelitian ……… 18

D. Teknik Pengumpulan Data ………... 18

(6)

G. Instrumen Penelitian ……… 21

H. Prosedur Penelitian………... 21

I. Uji Coba Angket ……….. 28

J. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ……… 33

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data ………. 34

B. Pembahasan ……….. 38

C. Diskusi Penemuan ………. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 49

B. Saran ………. 49

DAFTAR PUSTAKA ………. 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 54

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari beberapa

kebutuhan usaha untuk memenuhi kebutuhan, maka manusia akan melakukan

tindakan atau reaksi. Salah satu kebutuhan yang mendasar pada manusia adalah

kebutuhan gerak. Hal ini sesuai dengan penjelasan Supandi (1992, hlm. 33) sebagai

berikut :

Gerak itu merupakan keniscayaan dan tergolong kebutuhan dasar seperti halnya makan dan minum. Karena dengan bergerak manusia mampu bertahan hidup dan melalui gerak itulah manusia mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan fisik, perkembengan mental, dan sosial.

Dari penjelasan di atas penulis dapat mengungkapkan bahwa dalam kehidupan

manusia tidak terlepas dari gerak. Untuk peningkatan kemampuan manusia dalam

bergerak sewajarnya membina gerak, yaitu melalui olahraga secara teratur dan

terencana. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Eddiyana (2004, hlm. 1) sebagai

berikut :

Kegiatan olahraga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pada tataran individu, kegiatan olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan pola hidup sehat, mengurangi tekanan stres, meningkatkan produktivitas, meningkatkan daya saing, dan dapat membentuk sikap dan perilaku pro-sosial.

Sesuai dengan penjelasan di atas dikuatkan pula dalam Undang-Undang RI No.

3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang berbunyi setiap warga

negara mempunyai hak yang sama untuk : Melakukan kegiatan olahraga, memperoleh

pelayanan dalam kegiatan olahraga, memilih dan mengikuti jenis dan cabor yang

sesuai bakat dan minatnya, memperoleh pengarahan dukungan, bimbingan,

(8)

mengembangkan industri olahraga. Dijelaskan pula bahwa dalam kehidupan kita

mempunyai hak yang sama untuk melakukan olahraga dimanapun kita berada.

Dalam aktivitas olahraga seseorang dapat memiliki potensi nilai-nilai terhadap

aspek fisik, jiwa, dan sosial. Nilai-nilai aspek fisik antara lain memelihara dan

meningkatkan kebugaran jasmani serta keterampilan gerak. Dalam aspek rohani

antara lain mendapatkan kebahagiaan dan dapat mencegah terjadinya stress.

Sedangkan dalam aspek sosial antara lain menjalin kerjasama dan membina toleransi

terhadap orang lain. Dengan kata lain bahwa olahraga merupakan aktivitas yang

dapat bermanfaat untuk keseimbangan kehidupan manusia.

Didalam kehidupan masyarakat olahraga dibagi berdasarkan tujuan seperti yang

bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dalam suatu cabang olahraga

yang disebut olahraga prestasi. Olahraga yang bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kebugaran jasmani disebut olahraga kesehatan. Sedangkan olahraga

yang bertujuan sebagai alat pendidikan seperti di sekolah-sekolah disebut olahraga

pendidikan yang saat ini disebut pendidikan jasmani. Dan olahraga yang bertujuan

untuk mencari kesenangan dan kepuasan disebut olahraga rekreasi.

Salah satu indikasi meningkatnya keinginan masyarakat akan derajat kesehatan

yang tinggi, penempilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang lebih

luas dalam lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat semakin

beragam sehingga membutuhkan tempat atau wahana yang dapat menyalurkan serata

memenuhi kebutuhan tersebut.

Partisipasi atau keterlibatan sebagian masyarakat dalam aktivitas olahraga

mempunyai berbagai macam tujuan. Mengacu pada teori kebutuhan manusia yang

menjelaskan tentang lima motif kebutuhan pokok manusia, maka tujuan-tujuan yang

hendak dicapai oleh sebagian masyarakat melalui aktivitas olahraga yaitu dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta

kasih, dan ketergantungan, aktualisasi diri, dan berpartisipasi.

Beragam tujuan yang menyebabkan partisipasi seseorang dalam suatau kegiatan

(9)

tersebut rela meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang diinginkan. Hal

inipun mengambarkan adanya hukum aksi-reaksi yang mendasari seseorang

melakukan suatu aktivitas. Berkenan dengan motivasi Setyobroto (1989, hlm. 24) menjelaskan, “Motivasi adalah proses aktualisasi sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.” Dalam hal ini kerlibatan masyarak dalam aktivitas olahraga menunjukan adanya proses

pemenuhan dan pencapaian tujuan tertentu. Secara lebih khusus, passer (1975) dalam

Satyobroto (1989, hlm. 64) menyatakan hasil penelitian yang menghasilkan adanya

indikasi enam katagori utama motif yang menumbuhkan minat seseoarang untuk

berpartisipasi dalam program-program olahraga, yaitu:

1. Untuk mengembangkan ketrampilan dan kemampuan, 2. Untuk berhubungan dan mencari teman,

3. Untuk mencapai sukses dan mendapat pengakuan, 4. Untuk latihan dan menjadi sehat dan segar, 5. Untuk menyalurkan energi dan

6. Untuk mendapatkan pengalaman penuh tantangan dan yang mengembirakan.

Jika aktivitas yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata, maka partisipasi

seseorang dalam aktivitas tersebut akan bertahan lama dengan frekuensi yang lebih

banyak pula. Berkaitan dengan hal tersebut, McClelland dalam Kusmaedi dan Hidayat (2004, hlm. 285) menyatakan, “Kalau dalam sebuah masyarakat terdapat banyak orang yang memiliki needs for achievement yang tinggi masysrakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.” Artinya ada keuntungan nyata yang akan diperoleh seluruh anggota masyarakat berupa pertumbuhan ekonomi.

Pada saat ini terdapat beberapa indikasi peningkatan aktivitas olahraga di

masyarakat antara lain banyaknya sanggar-sanggar senam, tempat atau daerah

menjadi aktivitas olahraga massal, dan beberapa pusat kebugaran jasmani (fitness

centre) khususnya di kota-kota besar. Sehubungan dengan hal tersebut dijelaskan pula

oleh Sumosardjuno (2005, hlm. 87) sebagai berikut :

(10)

menyediakan alat-alat untuk melakukan latihan-latihan beban, baik dengan mesin maupun alat beban bebas. Selain untuk memperbaiki fisik dalam melakukan olahraga yang lain para remaja juga ingin nampak badan lebih besar daripada sebelumnya.

Bandung merupakan kota besar dan pada saat ini relatif banyak pengusaha yang

mengelola fitness centre. Didalam fitness centre tersebut tersedia kelas-kelas aerobik,

yoga, dan meditasi bagi mereka yang ingin mendapatkan keseimbangan mental dan

fisik. Tersedia juga fasilitas atau alat-alat fitness (baik untuk fisik maupun beban).

Dalam fitness centre juga dilengkapi fasilitas tambahan antara lain seperti sauna,

ruang ganti, toilet, tempat ibadah (mushola). Segala fasilitas tersebut disediakan

untuk kenyamanan para pelanggan baik pelanggan tetap maupun tidak tetap.

Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan dengan tuntuutan pemenuhan

kebutuhan, baik kebutuhan lahiria maupun rohaniah. Tuntutan kebutuhan salah

seorang individu berbedangan dengan individu lainnya. Hal iinii berkaitan dengan

faktor internal dan aksternal yang metar belakanginya, seperti cits-cits, minst, dsn

motivasi. Oleh karena itu kebutuhan individu berbeda-beda, maka dapat dinyatakan

bahwa tuntutan kebutuhan masyarakat pun relatif beragam.

Dari pengamatan sederhana di lapangan terdapat banyak masyarakat yang

melakukan aktivitas olahraga di fitness centre yaitu di Fitness View. Adapun yang

datang disetiap pagi, siang, maupun sore hari di fitness centre. Pengguna jasa Fitness

View Bandung terdapat pelanggan tetap dan tidak tetap dan pelanggan tersebut

bervariasi yaitu mulai dari remaja, orang dewasa dan orang tua. Latang belakang

pelanggan tersebut juga bervariasi yaitu siswa sekolah, mahasiswa, staf pengajar,

pekerja kantor dan pensiunan. Keberadaan beberapa fitness centre khususnya di

Bandung akan meningkatkan atmosfer persaingan sebagai usaha bisnis jasa.

Mengenai penjelasan di atas dan latar belakang pelanggan yang berbeda-beda

menimbulkan dorongan penulis untuk meneliti mengenai Motivasi Member

Terlibat dalam Aktivitas Olahraga di Fitness View. Dalam hal ini penulis lebih

(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang telah penulis kemukakan dan

untuk mempermudah pross penelitian serta menjaga tidak adanya penyimpangan

pembahasan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran motivasi keterlibatan member dalam aktivitas olahraga di

Fitness View?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengungkap gambaran motivasi keterlibatan member dalam aktivitas olahraga

di Fitness View.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latang belang masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai

dalam penelitian ini, maka manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi mengenai motivasi member dalam melakukan

aktivitas olahraga di Fitness View.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak pengusaha fitness centre

di Fitness View Bandung khususnya pegawai dalam memberikan program yang

sesui dengan tujuan tersebut.

3. Membantu pihak pengusaha fitness view agar dapat memberikan pelayanan yang

maksimal kepada member.

4. Sebagai bahan masukan bagi lembaga khususnya program studi Pendidikan

Kepelatihan Olahraga (PKO) FPOK UPI Bandung atau mahasiswa dan pembaca

pada umumnya dalam menyiasati peluang usaha dengan mengacu pada

kebutuhan masyarakat dan motivasi dikaitkan dengan akatifitas olahraga yang

(12)

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari luasnya lingkup permasalahan yang memungkinkan akan

memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka peneliti akan dibatasi sesuai dengan

tujuan penelitian agar dapat diperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Adapun

pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan atau motivasi member dalam

melakukan aktivitas olahraga di Fitness View

2. Sumber data atau populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan atau member

tetap remaja, dewasa, dan orang tua yang berpartisipasi aktif dalam aktivitas

olahraga di Fitness View

F. Definisi Operasional

Agar tidak ada kesalahan dalam menafsirkan dan memberikan kemudahan

memahami penelitian ini, maka penulis akan menguraikan beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian khususnya yang sesuai dengan masalah yang sedang

diteliti antara lain sebagai berikut :

1. Motivasi

Menurut George yang di kutip oleh Ibrahim (2008, hlm. 164) bahwa ‘Motivation is the desire within an individual that stimulate him or her to action”.

Motivasi adalah hasrat di dalam diri seseorang yang mendorong untuk

bertindak’. Dari penjelasan tersebut maka penilis menyimpulkan bahwa Motif

adalah dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya

kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut.

1. Aktivitas olahraga adalah rutinitas yang harus dilakukan tiap hari sebagai bagian

dalam upaya menjaga kesehatan.

2. Fitness centre adalah suatu tempat atau pusat untuk membina atau melatih

kebugaran jasmani seseorang.

3. Fitness View merupakan salah satu tempat kebugaran jasmani bertempatan di Jl.

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh data,

menganalisis,dan menyimpulkan hasil penelitian melalui suatu cara yang sesuai

dengan proseder yang digunakan. Dalam hal ini menurut Sugiyono (2013, hlm. 2)

pada dasarnya merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan penjelasan diatas metode penelitian yang digunakan oleh

penulis ialah metode penelitian deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuantitatif

dilaksanakan unttuk menjelaskan dan menguji hubungan-hubungan (pengaruh)

antara variable-variabel penelitian. Penggunaan metode penelitan juga harus

dipertanggung jawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku, yang meliputi

populasi, sampel, teknik metode pengumpulan data, serta analisis data.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan subjek yang meiliki karakteristik tertentu sebagai

sumber dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 80) populasi adalah

“wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesempulannya”. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan

individu tersebut paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah member fitness view bandung sebanyak 84

(14)

Subjek penelitian sebagai anggota populasi dalam penelitian ini hanya

sebagian yang diambil sebagai sampel. Alasan penulis mengambil sampel dari

populasi dalam penelitian ini antara lain untuk mengefesienkan waktu, tenaga,

dan dana yang penulis miliki. Elain itu terdapat keuntungan dalam penelitian

dengan pengambilan sampel antara lain di kemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.

91) sebagai berikut: “Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapatt menggunakan sampel yang di ambil dari

populasi itu”.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive samping. Dalam Sugiyono (2013, hlm. 85) bahwa: Purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel pada

penelitian ini adalah member aktif fitness view sebanyak 46 orang.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesempulannya”. (Sugiyono, 2013, hlm. 38). Dalam

penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat.

Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi variable terikat, sedangkan

variable terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas. Adapun

variable bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas olahraga dan variable

terikatnya adalah motif member.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa

kuesioner (angket). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernytaan tertulis kepada

(15)

penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk daftar dengan alternative

pilihan jawaban. Dengan demikian responden mencantumkan pilihan dengan

membubuhkan tanda centang (√ ) pada jawaban alternative.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan penulis dalam penggunaan angket

di penelitian ini karena sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu bersifat data

kualitatif, memberikan kemudahan kepada responden untuk memilih alternatif

jawaban yang ada, serta lebih efisien dalam pengumpulan data ditinjau dari segi

waktu, biaya, dan tenaga.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian diperlukan dalam suatu penelitian karena desain penelitian

dapat menjadi pegangan yang lebih jelas dalam melakukan penelitian. Untuk

mempermudah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, diperlukan alur

penelitian agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah

ditetapkansehingga tujuan dan hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan.

Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Subyek Penelitian

Fitness View Bandung

Member yang aktif beraktivitas olahraga di

Fitness View

(16)

Penegelola data

Penyususn laporan

Gambar 3.1. Alur penelitian (sumber : Dokumen Penelitian)

F. Definisi operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian dan salam dalam penafsiran maksud dari

judul penelitian ini, maka penulis memperjelas dengan memberikan batasan

sebagai berikut:

1. Motivasi

Menurut George yang di kutip oleh Ibrahim (2008, hlm. 164) bahwa

‘Motivation is the desire within an individual that stimulate him or her to action”.

Motivasi adalah hasrat di dalam diri seseorang yang mendorong untuk

bertindak’. Dari penjelasan tersebut maka penilis menyimpulkan bahwa Motif

adalah dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya

kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut.

2. Aktivitas olahraga

Aktivitas olahraga adalah rutinitas yang dilakukan tiap hari sebagai bagian

dalam upaya menjaga kesehatan.

3. Fitness centre

Fitness centre adalah suatu tempat atau pusat untuk membina atau melatih

(17)

4. Fitness View

Fitness View merupakan salah satu tempat kebugaran jasmani bertempatan

di Jl. Sersan Bajuri no. 98 Bandung.

G. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang disebut

instrument. Instrument penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data

dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, hasil dari pengolahan data ini

kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan

menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini termasuk penelitian survey dengan

menggunakan instrumen angket untuk meminta tanggapan dari responden.

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan penggunaan.

Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai

suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan

jawaban. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket

tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan

keadaan dirinya. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel

yang dijabarkan melalui sub komponen, indicator-indikator dan

pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut merupakan gambaran tentang motif

member beraktivitas di fitness centre.

H. Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, di lakukan tahap-tahap atau

langkah-langkah penelitian yang dimaksud agar dalam pengumpulan data lebih sistematis

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dari hasil pengamatan yang dilakukkan peneliti di Fitness View bandung di

(18)

menit, temenin teman atau saudara, dan bahkan hanya numpang mandi dan sauna

Tanpa melakukan aktivitas yang berarti untuk memperoleh kesehatan itu sendiri. Itu

yang membuat penulis tertarik untuk meneliti motivasi member di Fitness View

Bandung.

2. Menyusun Angket

Angket memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai alat pengumpulan data

dalam suatu penelitian. Keuntungan angket adalah peneliti tidak diharuskan untuk

hadir saat pemberian angket kepada responden, angket dapat di bagikan secara

serentak kepada responden, dapat dijawab oleh sampelmenurut kecepatannya

masing-masing dan waktu senggang mereka, responden dapat menjawab pernyataan dalam

angket secara leluasa, jujur, dan tidak malu-malu karena kuesioner dibuat tidak

beridentitas, dan dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat di beri

pernyataan yang benar-benar sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (2006,

hlm. 152) bahwa:

Keuntungan kuesioner yaitu:

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b) Dapat dibagikn secara serentak kepada banyak responden

c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.

e) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan atau pernyataan yangb benanr-benar sama.

Sedangkan kelemahan angket adalah responden sering tidak teliti dalam

menjawab sehingga ada peryantaan yang terlewati dan tidak di jawab, padahal sukar

diulangi untuk diberikan kepadanya kembali, sering sukar dicari validitasnya,

walaupun dibuat anoni, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban tidak

betul atau tidak jujur, sering tidak kembali terutama yang mengisinya dirumah

bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama mengembalikanya.

Jenis angket yang penulis gunakan adalah jenis angket tertutup. Arikunto

(19)

jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Bersifat tertutup artinya angket tersebut telah disusun atas pernyataan yang jelas, tegas, terbatas, dan disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan jawaban dengan

kehendak dan keadaannya. Adapun isi angket terdiri dari bentuk pilihan dan isian.

Bentuk pilihan dimaksudkan untuk memudahkan responden, dalam memberikan

jawaban sedangkan bentuk isian merupakan data tambahan yang diperlukan guna

melengkapi data pilihan. Adapun kisi-kisi angket menurut B. Hamza Uno, dapat di

lihat pada tebel 3.1.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Angket Penelitian

Motivasi Member Melakukan Aktivitas Olahraga Di Fitness Center

No Pertanyaaan/pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1 Olahraga dengan teratur dapat meningkatkan

kualitas kesehatan

2 Kebugaran tubuh dapat diperoleh melalui

Variabel

Sub Variabel

Indikator

Pernyataan

(+)

(-)

a. Kesehatan

1, 2, 3,

31,32,33

b. Keindahan

4, 5, 28

34, 35, 58

a. Fisik/Jasmani

9, 10, 29

39, 40, 59

b. Psikis (rohani)

11, 12, 13

41, 42, 43

a. Menyalurkan energi 14, 15, 16

44, 45, 46

b. Keberhasilan

17, 18, 19,

47, 48, 49

4. Penghargaan dan penghormatan

atas diri

a. Pengakuan

20, 21, 22

50, 51, 52

a. Keselamatan

6, 8, 30

36, 38, 60

b. Jaminan

7, 23, 24

37, 53, 54

6. Kegiatan yang menarik

a. Bergaul

25, 26, 27

55, 56, 57

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk

melakukan kegiatan

B. Hamzah Uno

"Motivasi adalah

dorong internal dan

eksternal dalam diri

seseorang untuk

mengadakan

perubahab tingkah

laku, yang mempunyai

indikator sebagai

berikut"

1. Internal

2. Eksternal

2. Adanya dorongan dan kebutuhan

melakukan kegiatan.

3. Adanya harapan dan cita-cita

(20)

SS S RR TS STS olahraga

3 Saya berolahraga untuk menjaga kesehatan

tubuh

4 Saya berolahraga untuk memperindah tubuh

5 Saya berolahraga untuk memperoleh tubuh yang

menarik

6 Saya berolahraga di Fitness View karena

fasilitasnya memenuhi syarat keamanan

7 Saya berolahrada di Fitness View karena

tersedia ahli Pembina olahraga

8 Saya berolahraga di Fitness View karena

peralatan yang tersedia cukup aman

9 Saya berolah raga untuk menurunkan berat

badan

10 Saya berolahraga untuk mengurangi lingkar

perut saya

11 Dengan berolahraga saya merasa lebih bahagia

12 Dengan rutin berolahraga saya bisa

berkonsentrasi lebih baik

13 Dengan berolahraga saya merasa lebih percaya

diri

14 Saya melakukan aktivitas olahraga karena saya

sadar olahraga itu penting

15 Saya berolahraga karena saya memiliki waktu

luang

16 Saya memiliki jadwal tetap untuk berolahraga

17 Dengan berolahraga produktivitas saya semakin

baik

(21)

No Pertanyaaan/pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

20 Saya berolahraga untuk mendapatkan perhatian

lebih dari lingkungan social

21 Saya berolahraga bukan untuk mencari popularitas

22 Saya berolahraga bukan untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial

23 Dengan berolahraga di Fitness View saya bisa lebih cepat mencapai target yang saya inginkan

24 Saya berolahraga di Fitness View karena tempatnya tertib

25 Dengan berolahraga di Fitness View saya mendapatkan lingkungan sosial yang baru

26

Dengan berolahraga di Fitness View saya menemukan lingkungan sosial yang berbeda dari sebelumnya

27

Dengan berolahraga di Fitness View saya mendapatkan relasi yang bisa diajak berkeja bersama saya

28 Saya berolahraga di Fitness View untuk mengencangkan otot-otot tubuh saya

29 Saya berolahraga untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal

30

Saya berolahraga di Fitness View karena didampingi oleh trainernya berkompeten sehingga saya merasa lebih aman

31 Saya merasa olahraga dengan teratur tidak dapat

meningkatkan kualitas kesehatan

32 Saya merasa kebugaran tubuh tidak dapat

(22)

SS S RR TS STS kesehatan tubuh

34 Saya merasa dengan berolahraga tubuh saya

tidak mengalami perubahan

35 Saya merasa dengan berolahraga tubuh saya

biasa saja

36 Saya merasa berolahraga di Fitness View

fasilitasnya kurang memenuhi syarat keamanan

37 Saya merasa berolahraga di Fitness View

kurang tersedia ahli Pembina olahraga

38 Saya merasa berolahraga di Fitness View

peralatan yang tersedia kurang aman

39 Yang saya rasakan dengan berolahraga berat

badan saya tidak turun

40 Yang saya rasakan dengan berolahraga lingkar

perut saya tidak berkurang

41 Dengan berolahraga saya tidak merasa lebih

bahagia

42 Dengan rutin berolahraga saya lebih cepat lelah

dalam menjalani rutinitas saya

43 Dengan berolahraga saya tidak merasa percaya

diri

44 Sayaberpendapat olahraga itu tidak penting 45 Saya berolahraga karena terpaksa 46 Saya berolahraga sesuka hati saya

47 Yang saya rasakan dengan berolahraga

produktivitas saya menurun 48 Dengan berolahraga kesehatan saya memburuk

49 Yang saya rasakan dengan berolahraga emosi

(23)

No Pertanyaaan/pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

50 Ketika berolahraga saya tidak suka berinteraksi

dengan member lain

51 Saya berolahraga untuk mencari popularitas

52 Saya berolahraga untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial

53

Yang saya rasakan dengan berolahraga di Fitness View saya tidak dapat mencapai target yang saya inginkan

54 Yang saya rasakan Fitness View tempatnya kurang tertib

55 Saya kurang bersosialisasi dengan lingkungan di Fitness View

56 Saya tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan member lain di Fitness View

57

Yang saya rasakan saya tidak mendapatkan relasi yang bisa saya ajak kerjasama di Fitness View

58 Saya merasa tidak ada perubahan terhadap otot-otot saya

59 Yang saya rasakan untuk mencapai tubuh yang ideal tidak harus dengan berolahraga

60 Saya tidak memerlukan trainer yang berkompeten untuk mendampingi saya

I. Uji Coba Angket

Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal perlu

dilakukannya uji coba angket. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui

validitas dan reliabilitas instrument tersebut. Sebelum instrument digunakan

(24)

sebenarnya.

Setelah penyusunan instrumen selesai, maka penulis melakukan uji coba

instrumen. Uji coba ini dilakukan di tempat kebugaran jasmani yang bukan penelitian

sebenarnya karena penulis ingin menghasilkan data yang bisa memperkuat

kelayakkan suatu instrumen. Data yang diperoleh dari hasil pengetesan dilakukan uji

validitas dan reliabilitas setiap butir penilaian untuk menguji keabsahan data dalam

penelitian

a. Uji Validitas

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai kevalidan yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki

validitas rendah. (Arikunto, 1998, hlm. 160).

Untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang

dimaksud (butir pernyataan) dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang

sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan diperolehnya indeks

validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak

memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya (Arikunto, 1998, hlm. 169).

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment yaitu sebagai

berikut:

 

 

2 2 2 2

(

)(

)

xy

n

XY

X

Y

r

n

X

X

n

Y

Y

 

:

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi suatu butir n = Sampel

(25)

Y = Skor total (Arikunto, 2006: 170)

Metode yang digunakan dalam penghitungan data yaitu menggunakan SPSS

20.0. Untuk menguji signifikansi korelasi yaitu nilai rhitung dibandingkan dengan

0,300. Butir pertanyaan dikatakan valid atau signifikan apabila rhitung > 0,300. Berikut

tabel 3.3 adalah hasil perhitungan SPSS 20.00.

Tabel 3.3 Uji Validitas

Pernyataan Nilai Validitas Kriteria Keterangan

Motif Item Pernyataan 1 -,186 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 2 ,118 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 3 ,415* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 4 ,354 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 5 ,380* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 6 ,163 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 7 ,388* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 8 ,116 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 9 ,402* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 10 ,338 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 11 ,025 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 12 ,167 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 13 ,059 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 14 -,181 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 15 ,302 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 16 ,148 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 17 ,574** 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 18 ,043 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 19 ,270 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 20 ,290 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 21 ,219 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 22 ,330 0,3 Valid

(26)

Motif Item Pernyataan 25 ,054 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 26 ,443* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 27 ,318 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 28 ,008 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 29 ,541** 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 30 ,434* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 31 ,287 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 32 ,340 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 33 ,238 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 34 ,327 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 35 ,173 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 36 ,278 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 37 ,515** 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 38 ,377* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 39 ,429* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 40 ,279 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 41 ,195 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 42 ,226 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 43 ,379* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 44 ,054 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 45 ,144 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 46 ,309 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 47 ,464** 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 48 ,090 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 49 ,298 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 50 ,223 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 51 ,509** 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 52 -,063 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 53 ,228 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 54 ,209 0,3 Tidak Valid Motif Item Pernyataan 55 ,255 0,3 Tidak Valid

Motif Item Pernyataan 56 ,356 0,3 Valid

(27)

Pernyataan Nilai Validitas Kriteria Keterangan

Motif Item Pernyataan 58 ,436* 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 59 ,568** 0,3 Valid

Motif Item Pernyataan 60 ,291 0,3 Tidak Valid

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan untuk motivasi dari 60 butir soal

menggunakan angket ternyata yang valid 26 butir soal sedangkan 34 butir soal tidak

valid dan tidak diikutsertakan lagi karena nilai validitasnya lebih kecil dari 0,300.

b. Uji Reliabilitas

Dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Fred N Kerlinger dalam

S.Margono,2004 :181). Sedangkan menurut Arikunto (2010) menjelaskan bahwa:

reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah

baik. Untuk menerangkan bahwa untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

bukan 1 dan 0, misalnya angket yang skornya berupa rentangan antara 1 sampai 5

atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Alfa-crombach. Dalam

menghitung koefisien reliabilitas Alfa-crombach digunakan rumus sebagai berikut

Sugiyono (2010, hlm, 282) :

                

2 2 11 1 1 t b k k r   Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan b2 = Total varians butir

(28)

Windows. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang

diperoleh  0,60 (Imam Ghozali,2002). Berikut tabel 3.4 adalah hasil perhitungan

SPSS 20.00.

Tabel 3.4

Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.911 60

Uji Reliabilitas instrumen variabel dilakukan dengan menggunakan metode

Cronbach Alpha dan penghitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.

Instrumen dinyatakan reliabel jika hasil perhitungan menghasilkan nilai Cronbach

Alpha ( r )  0,6. Hasil uji reliabilitas variabel motivasi dengan menggunakan SPSS

menunjukkan reliabel karena r = 0,911  0,6 sehingga dapat disimpulkan variabel

motivasi reliabel.

J. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hasil dari data yang diperoleh saat

penelitian berlangsung. penulis memperoleh data penelitian ini menggunakan

kuesioner.

2. Teknik Pengolahan Data

Data dan informasi yang diperoleh merupakan data mentah sehingga data

tersebut perlu dilakukan uji statistik dan diolah untuk mendapatkan hasil atau

jawaban yang penulis butuhkan. Oleh karena itu penulis akan memaparkannya

dalam bentuk rumus statistika berikut:

a. Penentuan Persentase

Pengolahan data menghasilkan hasil data, dari data yang diolah kemudian

disederhanakan kedalam persentase menggunkan analisis deskriptif persentase

(29)

DF = �

Keterangan:

DF = Klasifikasi nilai

F = Jumlah skor yang masuk dalam klarifikasi nilai setiap tes

N = Jumlah keseluruhan skor

Adapun kriteria persentase skor yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden terhadap Skor Ideal

Rentang skor Motivasi

20% - < 36% Sangat tidak baik 36% - < 52% Tidak baik 52% - < 68% Cukup baik 68% - < 84% Baik 84% - < 100% Sangat baik

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa motif

member terlibat dalam aktivitas olahraga di Fitness View Bandung 46 responden

yaitu memilih berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh, menaikan produktivitas,

dan memperoleh tubuh yang menarik.

Member yang beraktivitas di Fitness View dominannnya adalah laki-laki 33

responden yaitu sebesar 71.74 %. Untuk umur 17-24 tahun memiliki motif sebesar 21

responden yaitu 45.65 %. Untuk tingkat terakhir pendidikan yang memiliki motif

sebesar 30 responden yaitu dominannya S1 sebesar 65.22 %. Begitupula untuk

pekerjaan yang dominannya adalah mahasiswa 15 responden atau sebesar 32.61 %.

Sedangkan untuk berpenghasilan dibawah lima juta rupiah sebanyak 27 responden

yaiti sebesar 58.7%. Dari keseluruhan motif member terlibat dalam aktivitas olahraga

di Fitness View Bandung dikatakan baik sebanyak 23 responden atau 50 %.

B. Saran

Dari keseluruhan motif member terlibat dalam aktivitas olahraga di Fitness

View Bandung dikatakan baik sebanyak 23 responden atau 50 %.

Untuk menunjang motivasi member secara maksimal penulis menyarankan

kepada :

1. Khususnya perusahaan agar lebih diperhatikan lagi kebutuhan member yang

beraktivitas sesuai dengan motifnya sehingga member dapat mencapai

keinginannya.

2. Untuk Personal Training (PT) agar dapat melatih sesuai dengan keinginan

(31)

Disini penulis sangat berharap agar hasil penelitan ini dapat dijadikan masukan

pemikiran dalam meningkatkan keinginan berolahraga bukan hanya di tempat fitness

tapi di tempat-tempat lain yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah. Karena

(32)

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Anshel, M. (1990). Sport Psychology. From Theory to Practice. Arizona: Gorsuch Scarisbrick Publisher.

Bastinus Nichoulas Matjan. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Eddiyana, HM. Hatta, et al. (2004). Model Pengembangan Olahraga Masyarakat. Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Jawa Barat dan FPOK UPI.

Engkos Kosasi dalam Subroto. (2008). Modul Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI.

George dalam Ibrahim. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung:FPOK UPI.

Giriwijoyo, Y.S.Santosa. (1991). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Ikip Bandung.

Giriwijoyo, Y.S.Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga edisi 7. Bandung: FPOK UPI.

Gunarsa. (1989). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Gunarsa dalam Hidayat. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Hidayat, Yusuf. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusumah.

Hagele dalam Lutan, R. (1992). Manusia dan Olahraga Seri Bahan Kuliah Olahraga di ITB Bandung. Diterbitkan atas Kerjasama ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Ibrahim, Rusli. (2000). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Depertemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2000.

(33)

International Coucil of Sport and Education dalam Subroto at al. (2008). Modul Teori

Bermain. Bandung: FPOK UPI.

Kementrian Pemuda dan Olahraga. (2010). Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta.

Kementrian Pemuda Dan Olahraga.

Komarudin. (2012). Psikologi Olahraga. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Kusmaedi, Nurlan dalam Subroto. (2008). Modul Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI.

Kumaedi, Nurlan., Dan Hidayat, Yusuf. (2004). Pertumbuhan dan Perkembangan

Sepanjang Rentan Kehidupan. Bandung: FPOK UPI

Lutan, R. (1992). Manusia dan Olahraga Seri Bahan Kuliah Olahraga di ITB

Bandung. Diterbitkan atas Kerjasama ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Marjono dalam Subroto. (2008). Modul Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI.

Mc. Donald dalam Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

McClelland dalam Kusmaedi, Hidayat. (2004). Psikologi perkembangan (Masa

Remaja): Surabaya : Usaha Nasional.

Passer. (1975) dalam Setyobroto. (1989). Psikologi Kepelatihan. Jakarta:CV. Jaya Sakti.

Radovic, Jelena. (2012). Miljan Radovic Selangkah Lebih Maju. Bandung: Butterfly Fathunnafs Center.

Setyobroto. (1989). Psikologi Kepelatihan. Jakarta:CV. Jaya Sakti.

Subarjah, Herman. (2000). Psikologi Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III

Sumosardjuno, Sadoso. (2005). Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Berolahraga. Jakarta: Galamedia.

Supandi dan Seba. (1992). Dasar-dasar Belajar Gerak. Jakarta.

(34)

Alfabeta.

KUTIPAN INTERNET :

https://amahrizal.wordpress.com (2012).

Gambar

Gambar 3.1. Alur penelitian (sumber : Dokumen Penelitian)
Tabel 3.2 Angket Penelitian Motivasi Member Melakukan Aktivitas Olahraga Di Fitness Center
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

“Di dalam prosedur pembelian rumah secara kredit sering kali timbul masalah, diantaranya adalah ketika konsumen telah melunasi cicilannya kepada pihak pengembang, untuk

Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan,

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM KEGIATAN MENULIS TEKS EKSPLANASI (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX- 2 Bandung)” ini beserta

katalog berdasarkan instansi dan menurut urutan waktu. e) Penyimpan mempunyai tugas menyimpan kartu kendali lembar III berwarna kuning yang diterima kembali dari tatausaha

Pertanahan Nasional dalam proses pelaksanaan reforma agraria dikarenakan kegiatan PRONA bersifat secara masal maka tujuan yang akan dicapai adalah pelayanan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi city branding Yogyakarta melalui eventevent yang menggambarkan Yogyakarta sebagai kota budaya serta upaya yang dilakukan

Dengan demikian jelas bahwa tujuan dari kegiatan dongeng ini untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak khususnya anggota SRA, sehingga jumlah pengunjung dan

Ayat sebagai Insturmen Ritus dan Mistis: Resepsi Fungsional terhadap al Quran Masyarakat Pakandangan Barat, dalam praktik kehidupannya sehari- sehari selain meresepsi al Quran secara